proposal penelitian indigofera zollingeriana...
Embed Size (px)
TRANSCRIPT
PROPOSAL PENELITIAN
INDIGOFERA ZOLLINGERIANA SEBAGAI PAKAN KAMBING
Dr. Ir. SIMON P. GINTING, M.Sc
LOKA PENELITIAN KAMBING POTONG SEI PUTIH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PETERNAKAN
BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN KEMENTERIAN PERTANIAN
2016
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong i
LEMBAR PENGESAHAN
1. Judul RPTP : Indigofera zollingeriana sebagai pakan kambing
2. Unit Kerja : Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan
3. Alamat Unit kerja : Jl. Raya Pajajaran, Kav E 59 Bogor
4. Sumber Dana : APBN/DIPA 2016
5. Status Penelitian : Baru
6. Penanggung Jawab
a. Nama
b. Pangkat/Gol.
c. Jabatan
: Dr. Ir. Simon P Ginting, MSc.
: Pembina/ Gol. IV d
: Peneliti Utama
7. Lokasi : Sumatera Utara
8. Agroekosistem : Dataran rendah basah
9. Tahun Mulai : 2016
10. Tahun Selesai : 2019
11. Output Tahunan : Teknologi prosesing dan karia tulis ilmiah.
12. Output Akhir : Paket teknologi prosesing untuk meningkatkan
kualitas bahan baku pakan lokal
13. Biaya : Rp.250.000.000,-
Koordinator Program,
Antonius, S.Pt., M.Si.
NIP. 19830923 200801 1 005
Penanggung Jawab,
Dr. Ir. Simon P. Ginting, M.Si.
NIP.19550704 198403 1 001
Mengetahui: Kepala Pusat Penelitian dan
Pengembangan Peternakan,
Dr. Bess Tiesnamurti, MSc.
NIP. 19570524 198303 2 001
Kepala Loka Penelitian Kambing
Potong
Dr. Ir. Simon Elieser, M.Si.
NIP.19610907 198810 1 001
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
ii Loka Penelitian Kambing Potong
RINGKASAN
Program penelitian Indigofera zollingeriana sebagai pakan ternak telah menghasilkan
berbagai data dan informasi yang menunjukan potensinya sebagai sumber pakan
berkualitas tinggi. Data yang telah dihasilkan antara lain produktivitas, komposisi nutrisi,
konsumsi dan kecernaan. Pemanfaatannya dapat sebagai suplemen pakan maupun
sebagai pakan tunggal. Aspek agronomik terkait adaptasi terhadap salinitas dan
kemasaman perlu dianalisi lebih lanjut untuk mengetahui potensi pengembangan di lahan
marjinal. Untuk pengembangan tanaman diperlukan penelitian terkait dengan upaya
peningkatan produksi dan kualitas biji tanaman I. zollingeriana maupun teknologi
preservasi agar dapat disimpan lebih lama dengan kialitas yang terjaga. Tanaman I.
zollingeriana diketahui mengandung protein tinggi, oleh karena itu berpotensi diproses
dan diekstraksi untuk menghasilkan konsentrat protein yang dapat digunakan untuk
memacu produktivitas ternak. Penelitian dilakukan untuk menganalisis produksi dan
kualitas nutrisi dan nilai substitusi konsentrat protein dari tanaman I. zollingeriana
sebagai suplemen pakan. Proses pengolahan secara fisik daun I. zollengeriana dan
kombinasi pemanfaatannya dengan tanaman legum lain dalam bentuk suplemen pelet
diteliti unrtuk menganalisis pengaruhnya terhadap performans kambing dan sebagai
uapaya untuk mempermudah penanganannya sebagai suplemen pakan.
Research program has been developed to investigate the potential of Indigofera
zollingeriana as feed for ruminant animals, in particular goats. Research studies has
showed the nutritional and agronomic potential of this forage in term of productivity,
tolerance on drought, chemical compositions, digestibility and consumption by goat
animals. More agronomic and nutritional characteristics are needed to obtain a complete
figures of this forages. The purposes of these studies are:1) to sudy the effect phosphate
fertilization onthe production, viability and vigor of seed of Indigofera zollingeriana , 2) to
investigate and analyse the potential of production and utilization of leaf protein
concentrate from Indigofera zollingeriana as high quality feed suplement to young
animal, and 3) to evaluate the effect of pelleting processing of leaves as feed supplement
when fed alone or combined with other legume forages on the performances of goats.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong iii
SUMMARY
Forages are still the main feed used for ruminant animal production in Indonesia.
Leguminous trees are well known for their high nutritional qualities and their availability
as feed supplement around the year. Research program has been developed to
investigate the potential of Indigofera zollingeriana a leguminous tree as feed for
ruminant animals, in particular goats. Research studies has showed the nutritional and
agronomic potential of this forage in term of productivity, tolerance on drought, chemical
compositions, digestibility and consumption by goat animals. More agronomic and
nutritional characteristics are needed to obtain a complete figures of this forages. The
purposes of these studies are:1) to sudy the effect phosphate fertilization onthe
production, viability and vigor of seed of Indigofera zollingeriana , 2) to investigate and
analyse the potential use of concentrated leaf protein of as high quality feed suplement
to young animal, and 3) to evaluate the effect of pelleting processing of leaves as feed
supplement when fed alone or combined with other legume forages on the performances
of goats.
Key-words: local forage, survey, feed, goat
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ternak kambing merupakan salah satu komoditas penghasil daging untuk
konsumsi masyarakat di Indonesia. Walaupun kontribusi daging kambing dan
domba relatif kecil yaitu sekitar 6-7% dari total konsumsi daging, namun
komoditas ini berperan pening dalam ekonomi keluarga petani. Disamping itu,
ternak kambing yang dapat beradaptasi pada agroekosistem yang beragam
dapat menjadi pendukung potensial dalam upaya mempercepat tercapainya
swasembada daging sapi yang menjadi program pemerintah. Ternak
kambing yang semakin berkembang dapat menawarkan pilihan lain sebagai
daging konsumsi, sehingga mengurangi tekanan terhadap permintaan akan
daging sapi.
Salah satu input produksi yang sangat vita dalam usaha pemeliharaan
kambing adalah pakan. Pada usaha pemeliharaan yang dilakukan secara
relatif intensif, kontribusi pakan terhadap total biaya produksi dapat mencapai
50-60% dan kontribusi pakan akan semakin tinggi pada pola usaha yang
sangat intensif yaitu 70-80%. Diantara berbagai unsur nutrien yang
dibutuhkan oleh kambing untuk berproduksi secara optimal, maka secara
ekonomis unsur protein biasanya merupakan nutrien yang paling mahal,
terutama bila menggunakan bahan pakan konvensional seperti tepung ikan,
bungkil kacang kedele ataupun hasil samping industri lainnya. Oleh karena
itu, dari berbagai jenis pakan yang ada, maka jenis tanaman pakan masih
merupakan pilihan utama di kebanyakan agroekosistem untuk mendukung
produksi dan perkembangan populasi ternak kambing.
Kondisi umum pakan ternak ruminansia di Indonesia sampai saat ini masih
belum beranjak dari beberapa ciri klasik yang menunjukan masih besarnya
tantangan baik logistik dan terutama teknis yang harus diatasi dan
dikendalikan. Karakteristik pakan tersebut antara lain: 1) fluktuasi
ketersediaan yang tinggi yang disebabkan oleh musim (kering dan basah), 2)
logistik yang komplek akibat sentra produksi pakan yang menyebar luas dan
dalam skala kecil-menengah, 3) fluktuasi kualitas nutrisi yang tinggi akibat
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
2 Loka Penelitian Kambing Potong
minimnya proses pengolahan dan penyimpanan dengan prosedur yang baik,
4) Biaya yang relatif tinggi akibat belum berkembangnya kelembagaan dan
sistem produksi dan pemasaran secara masal. Pada tingkat yang berbeda
karakter pakan tersebut diatas berlaku bagi berbagai kelompok jenis pakan
yang umumnya paling tersedia, seperti kelompok hijauan pakan, kelompok
limbah dan hasil tanaman, kelompok limbah dan hasil industri pertanian dan
kelompok bahan pakan inkonvensional (DEVENDRA et al., 2001).
Penelitian dan introduksi berbagai jenis tanaman pakan ternak baik
jenis rumput maupun leguminosa sudah banyak dilakukan sebagai upaya
untuk mengatasi permasalahan tersebut diatas. Dibandingkan dengan jenis
rumput (graminae), tanaman jenis leguminosa pohon dan tanaman perdu lain
umumnya lebih mampu bertahan selama musim kering dan menghasilkan
produksi biomasa yang lebih stabil sepanjang tahun. Hijauan yang berasal
dari tanaman pohon ini terbukti memiliki kualitas nutrisi yang tinggi dan dapat
memaksimalkan fungsi rumen untuk meningkatkan asupan nutrien, terutama
protein, mineral dan energi untuk ternak ruminansia (ANSBARASU et al.,
2004; KABI dan BAREEBA, 2008).
Hijauan pakan ternak merepresentasikan keragaman bahan pakan
yang luas yang memberikan kontribusi sangat penting dalam menghasilkan
produk ternak ruminansia seperti daging, susu, kulit dan bulu. Keragaman ini
memberikan baik peluang maupun tantangan dalam upaya memanfaatkannya
sebagai pakan ternak. Walaupun jenis rumput-rumputan merupakan hijauan
utama dalam sistem pakan ruminansia, namun peran jenis leguminosa,
termasuk leguminosa pohon sangat strategis pada agroekosistem tertentu,
terutama didaerah tropis dan sub-tropis (TOPPS, 1992). Tanaman ini telah
menjadi komponen pakan yang penting terutama di Asia dan Afrika.
1.2. Dasar Pertimbangan
Produksi ternak ruminansia didaerah tropis sangat tergantung kepada
ketersediaan lahan pengembalaan atau lahan sumber hijauan dengan sistem
potong-angkut. Jumlah dan kualitas hijauan yang tersedia sebagai pakan
yang sebagian terbesar jenis rumput (graminae) umumnya rendah dan
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 3
fluktuatif. Kondisi ini tidak terlepas dari status iklim yang disebagian wilayah
memiliki musim kemarau yang panjang yang diselingi dengan musim hujan
yang pendek. Didaerah tropis dengan temperatur udara yang relatif tinggi,
hijauan pakan tumbuh dengan cepat selama musim hujan, dan walaupun
kualitas nutrisinya mungkin tinggi pada awal musim hujan, tanaman yang
cepat tumbuh dewasa akan mengakibatkan penurunan kualitas nutrisi yang
cepat pula. Pada kondisi nutrisi yang rendah ini produksi ternak ruminansia,
seperti pertumbuhan ternak muda dan produksi susu tidak jarang hanya
dapat mencapai 10% dari potensi genetiknya, sedangkan angka kematian
anak pada sapi dapat mencapai 30-40% dan pada anak domba atau kambing
mencapai 50% dan fertilitas yang rendah pada induk dewasa (PAMO et al.,
2006).
Tanaman leguminosa pohon memiliki nilai lebih sebagai pakan ternak,
karena selain memiliki kualitas nutrisi yang lebih tinggi juga mampu menyediakan
bahan pakan yang stabil dalam jangka yang lebih panjang dibandingkan dengan
jenis hijauan rumput. Tanaman ini dikenal mengandung protein, vitamin dan
elemen mineral dalam konsentrasi jauh lebih tinggi dibandingkan jenis rumputan,
dan karenanya memiliki potensi sebagai sumber protein yang murah dan dapat
diproduksi secara lokal. Salah satu legumonisa pohon yang dapat dikembangkan
sebagai pakan kambing adalah Indigofera zollingeriana. Tanaman ini
mengandung protein antara 24-26% dengan kecernaan bahan kering antara 65-
75%. Tanaman ini belum banyak dikembangkan dan digunakan sepagai sumber
pakan bagi ternak kambing di Indonesia.
1.3 Tujuan Kegiatan
1.3.1 Tujuan Jangka Pendek
A. Menghasilkan teknologi peningkatan produksi, viabilitas dan vigor biji Indigofera
zollingeriana .
B. Menghasilkan ekstrak protein (protein konsentrat) daun Indigofera zollingeriana
sebagai suplemen protein untuk kambing.
C. Menghasilkan suplemen pelet berbasis campuran Indigofera zollingeriana
dengan beberapa legum untuk pakan kambing.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
4 Loka Penelitian Kambing Potong
1.3.2 Tujuan Jangka Panjang
Dalam jangka panjang penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknologi dan
informasi yang lengkap dan mendasar tentang aspek agronomi dan nutrisi serta
paket teknologi yang efisien dalam pemanfaatan dan pengembangan tanaman
Indigofera zollingeriana untuk mendukung peningkatan produktivitas ternak
ruminansia, khususnya kambing.
1.4.Keluaran yang Diharapkan
1.4.1.Keluaran (per tahun)
1. Teknologi peningkatan produktivitas, viabilitas, vigor serta teknologi
penyimpanan biji I. zollingeriana.
2. Produk ekstrak protein (protein konsentrat) daun I. zollingeriana sebagai
suplemen protein mendukung produktivitas kambing.
3. Teknologi proses pengolahan dan informasi fisik, kimiawi dan biologis pakan
suplemen pelet berbasis campuran Indigofera zollingeriana dengan beberapa
jenis legum lain pada kambing.
1.4.2. Keluaran Akhir
Informasi dan paket teknologi agronomik, pengolahan dan pemanfaatan tanaman
Indigofera zollingeriana sebagai pakan kambing serta penyebarannya melalui
karya tulis ilmiah.
1.5. Perkiraan Manfaat dan Dampak
1. Munculnya sumber alternatif pakan ternak kambing bernutrisi tinggi yang
tersedia sepanjang musim dalam bentuk segar maupun pelet.
2. Munculnya kemampuan petani atau kelompok petani pemeliharas kambing untuk
memproduksi dan memanfaatakan pakan alternatif bernutrisi tinggi dan tersedia
sepanjang musim sehingga mendorong munculnya industri pakan yang
berkualitas
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka Teoritik
Indigofera zollingeriana potensial dalam memenuhi kebutuhan hijauan
pakan ruminansia. Indigofera zollingeriana memiliki produksi yang tinggi
mencapai 33-51 ton BK/ha/tahun dengan interval defoliasi 60 hari (TARIGAN, et
al., 2010; ABDULLAH dan SUHERLINA, 2010). Kandungan protein kasarnya
setara dengan alfalfa berkisar 28-31%, NDF 49,73-53,20%, ADF 47,63-48,90, Ca
0,97-4,52%, P 0,19-0,33% (SUHERLINA dan ABDULLAH, 2012); koefisien cerna
in vitro bahan organik berkisar 65,33-70,64% (SUHARLINA, 2010). Indigofera
zollingeriana responsif terhadap perlakuan nutrisi. Pemberiaan pupuk cair organik
yang dibuat sendiri dapat memperbaiki pertumbuhan (ABDULLAH et al., 2011).
Salinitas atau kadar garam dalam tanah secara umum berpengaruh terhadap
pertumbuhan tanaman. Respon tanaman Indigofera zollingeriana terhadap
salinitas belum banyak diteliti. Demikian juga halnya dengan pH tanah, sampai
sejauh mana berpengaruh terhadap pertumbuhan maupun produksi Indigofera
zollingeriana perlu dipelajari dan diteliti.
Disamping aspek peningkatan produksi, perlu juga diperhatiakan kualitas
benih yang dihasilkan, agar pengembangan dan penyebaran tanaman ini dapat
berhasil denga baik. Benih yang baik adalah benih yang memiliki mutu fisik,
genetis, dan mutu fisiologis yang tinggi (KOMALASARI dan KOES, 2009).
Ketersediaan benih yang bermutu tinggi merupakan kunci keberhasilan usaha di
bidang tanaman pakan mengingat benih merupakan awal dari proses produksi.
Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi serta kualitas benih Indigofera
adalah dengan melakukan pemupukan menggunakan fosfat (P). Lingkungan
pertanaman termasuk kesuburan tanah diusahakan pada kondisi optimal, agar
tanaman dapat menghasilkan benih dengan vigor yang tinggi. Benih Indigofera
yang diproduksi dari struktur tanaman induk yang bervigor tinggi akan lebih
tahan disimpan dibanding dengan benih yang diperoleh dari struktur tanaman
yang kurang vigor.Tanaman yang mengalami defisiensi satu atau lebih unsur
hara akan menghambat tercapainya mutu fisiologis yang optimal (LUKIWATI,
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
6 Loka Penelitian Kambing Potong
2002), di samping itu akan mempengaruhi komposisi kimia benih yang dapat
menurunkan mutu benih yang dihasilkan.
Tanaman yang defisien P akan menghasilkan benih yang tidak dapat
berkecambah dengan baik dan tidak tahan simpan. Vigor benih juga dipengaruhi
oleh pemberian pupuk P. Pemupukan P meningkatkan bobot benih, sehingga
daya berkecambah dan kekuatan tumbuh benih meningkat. Unsur P dapat
meningkatkan kandungan protein dan bobot biji yang selanjutnya meningkatkan
vigor dan ketahanan simpan benih, sehingga diperoleh benih bermutu prima.
Kemudahan memperoleh benih unggul bermutu merupakan insentif yang
diperlukan petani untuk meningkatkan tanaman produksi Indigofera.Dalam
penanganan pascapanen benih Indigofera, penyimpanan termasuk kegiatan yang
tidak kalah penting artinya karena turut menentukan mutu benih dan mutu
produksi tanaman bila dikelolah dengan baik. Daya simpan benih dipengaruhi
oleh kadar air biji sebelum penyimpanan, alat pengemas yang digunakan, dan
kondisi ruang penyimpanan (KOES dan ARIF, 2008).
Sintesis protein merupakan salah satu aktivitas utama pada fraksi daun
tanaman. Tanaman leguminosa seperti I. zollengiriana menghasilkan protein
daun dalam jumlah relatif besar karena kandungan protein yang tinggi yaitu
antara 26-29% dari bahan kering (HASSEN et al., 2007; GINTING et al., 2010).
Konsentrat protein daun merupakan ekstrak dari proses separasi protein dari
unsur lain dalam tanaman. Oleh karena itu, ekstraksi protein daun I.
zollengiriana untuk menghasilkan konsentrat protein daun merupakan
pendekatan yang dapat dilakukan dalam rangka memproduksi suplemen protein
yang berkualitas tinggi dan tersedia secara lokal. Ektrak protein ini sangat
diperlukan untuk produksi ternak, terutama dalam memacu pertumbuhan dan
menekan angka kematian pada ternak muda serta memaksimalkan produksi susu
induk dalam fase laktasi.
Untuk memaksimalkan pemanfaatan kelimpahan produksi biomasa selama
musim hujan perlu dilakukan upaya peningkatan cadangan bahan pakan untuk
dapat digunakan selama musim kering. Pengembangan cadangan pakan ini
sangat strategis terutama untuk wilayah dengan musim hujan pendek dan
kemarau yang panjang. Akibat kekurangan pakan selama musim kemarau yang
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 7
panjang produktivitas ternak ruminansia menurun nyata, antara lain reproduksi
yang rendah dan angka kematian yang tinggi. Salah satu solusi yang dapat
digunakan adalah melalui pengolahan bentuk dan penyimpanan dengan tujuan
agar hijauan makanan ternak memiliki kualitas yang baik, dapat diproduksi dalam
jumlah besar, lebih efisien dalam transportasi, dan tersedia sepanjang tahun.
Pakan dalam bentuk pellet merupakan salah satu bentuk pengawetan bahan
pakan dalam bentuk yang lebih terjamin tingkat pengadaan dan kontinuitas
penyediaannya untuk mempertahankan kualitas pakan.
2.2 Hasil-Hasil Penelitian Terkait
Indigofera zollingeriana adalah salah satu jenis leguminosa pohon dengan
produtivitas biomasa (helai daun, tangkai daun dan cabang) yang tinggi (21 t BK
ha-1 tahun-1) (HASSEN et al., 2007). Tanaman ini juga dilaporkan beradaptasi
baik pada tanah yang kurang subur, tanah bergaram dan genangan (HASSEN
et al., 2007). Penelitian sebelumnya telah menghasilkan informasi menyangkut
aspek agronomik (jarak tanam, intensitas defoliasi, pemupukan, musim) dan
pengaruhnya terhadap produksi biomasa dan rasio daun /batang Indigofera
zollingeriana (TARIGAN et al., 2011). Penelitian pemanfaatan I. zollingeriana
baik sebagai hijauan tunggal dalam ransum (GINTING et al., 2010) maupun
sebagai suplemen pakan (TARIGAN dan GINTING, 2011) menunjukan
potensinya sebagai bahan pakan yang berkualitas tinggi. Selain memiliki
kandungan protein dan produksi yang tinggi, I. zollingeriana memiliki kelebihan
yang tidak dimiliki oleh konsentrat komersial yaitu kandungan asam lemak tak
jenuh terutama omega 6 dan omega 3 dan kandungan -karoten yang dapat
diandalkan sebagai salah satu sumber prekusor vitamin A dalam sistem
pencernaan. -karotein merupakan salah satu senyawa antioksidan alami yang
berfungsi sebagai penangkal radikal bebas, sehingga diharapkan dengan
pemberiaan suplemen pakan dari hijauan legum akan akan menghasilkan daging
kambing yang tinggi akan Vitamin A dan menghasilkan kualitas daging baik serta
sehat.
Daya simpan benih beragam antar varietas dan bergantung pada vigor
awal pada saat mulai disimpan (DEWI dan SUMARJAN, 2013). Benih yang vigor
awalnya tinggi dapat disimpan lebih lama bila dibandingkan benih yang vigor
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
8 Loka Penelitian Kambing Potong
awalnya rendah. Tujuan utama penyimpanan benih adalah untuk
mempertahankan viabilitas benih dalam periode simpan yang selama mungkin
dan yang dipertahankan adalah viabilitas maksimum benih yang tercapai pada
saat benih masak fisiologis (MILOSEVIC et al., 2010).Bila dilihat dari viabilitasnya
secara umum benih dapat dibedakan antara lama penyimpanan. Berapa lama
benih dapat disimpan sangat tergantung pada kondisi benih dan lingkungannya
sendiri. Beberapa tipe benih tidak mempunyai ketahanan untuk disimpan dalam
jangka waktu yang lama atau sering disebut benih rekalsitran. Sebaliknya benih
ortodoks mempunyai daya simpan yang lama dan dalam kondisi penyimpanan
yang sesuai dapat membentuk cadangan benih yang besar di tanah (SCHMIDT
2000).
Konsentrat protein dapat dihasilkan dari berbegai tanaman, terutama
tanaman leguminosa. ADEPARUSI et al. (2006) dapat mengektraksi protein dari
tanaman Gliricidia dan menghasilkan konsentrat protein daun dengan kandungan
protein kasar 46%. Konsentrat protein daun leguminosa mengandung asam
amino dalam komposisi yang relatif seimbang dengan kebutuhan ternak (SINGH
et al., 2014). Nilai nutrisi konsentrat protein daun dilaporkan dalam posisi antara
nilai protein bungkil kacang kedelei dan protein susu (BELITZ et al., 2009).
Ransum bentuk pellet merupakan ransum yang terdiri dari bahan-bahan
baku yang diolah melalui proses mekanik, yaitu dipadatkan dan ditekan oleh
roller dan die, sehingga membentuk silinder atau batangan kecil. DOZIER (2001)
menyatakan bahwa ransum dalam bentuk pellet dapat meningkatkan
ketersediaan nutrisi dalam pakan, mempermudah penanganan sehingga
menurunkan biaya produksi dan mengurangi penyusutan. Pengolahan hijauan
menjadi pellet dapat meningkatkan konsumsi pakan karena pellet merupakan
pakan yang telah mengalami proses pemotongan dan penggilingan sehingga
ukuran partikel berkurang. Pakan dalam bentuk pellet menyediakan komposisi
nutrien yang lebih lengkap bagi ternak karena diformulasi dari campuran
beberapa bahan pakan. Proses pemanasan memicu timbulnya gelatinisasi pati
yang membantu pengikatan partikel dalam pembentukan pellet, hal ini dapat
meningkatkan kecernaan pati (CHEEKE, 2005).
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 9
III. METODOLOGI
3.1. Pendekatan
Penelitian dilakukan menggunakan pendekatan ekperimental. Pengamatan
mencakup karakteristik agronomik, pengamatan fisik, kimiawi maupun biologis.
Pengamatan karakteristik agronomik dilakukan melalui penelitian lapang dan
menggunakan fasilitas rumah kaca dan dikemas dalam suatu rancangan
percobaan untuk melihat berbagai pengaruh perlakuan. Pengamatan terhadap
kualitas fisik, kimiawi dan nutrisi I. zollingeriana dan respon ternak dilakukan
dengan pendekatan analisis laboratorium dan uji biologis (in vivo) dengan
pendekatan uji konsumsi pakan dan uji metabolisme.
3.2. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan mencakup penelitian di lapang dan penelitian di laboratorium
yang terdiri dari tiga kegiatan yaitu: 1) penelitian untuk menganalisis respon I.
zollingeriana terhadap pemupukan fosfat terkait dengan produksi, viabilitas dan
vigor biji,l 2) penelitian proses produksi dan evaluasi kualitas niutrisi protein
konsentrat dari daun Indigofera zollingeriana, dan 3) analisis prosesing daun
untuk menghasilkan pakan pelet.
3.2.1. Persiapan
Persiapan penelitian mencakup perencanaan dan penyiapan sarana dan
prasarana penelitian serta koordinasi antara penanggung jawap penelitian
dengan anggota tim peneliti. Sarana penelitian yang dipersiapakan adalah lahan
percobaan, kandang percobaan dan ternak percobaan yang semuanya berlokasi
di Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih. Inventarisasi dan kesiapan sarana
penelitian dikoordinasikan dengan penanggung jawab Pelyanan Teknis di Loka
penelitian Kambing Potong. Koordinasi dengan anggota tim peneliti dilakukan
untuk menyamakan pemahaman kegiatan serta pendelegasian tugas didalam
pelaksanaan penelitian. Proses adminstrasi pembiayaan dalam rangka persiapan
pengadaan sarana dan prasarana yang diperlukan dipersiapkan sesuai dengan
prosedur standar.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
10 Loka Penelitian Kambing Potong
3.2.2. Pelaksanaan Teknis
Penelitian dilakukan di Loka Penelitian Kambing Potong, Sei Putih,
Sumatera Utara dan diawali dengan pengolahan lahan percobaan sesuai
prosedur penelitian, penataan kandang percobaan dan seleksi ternak sesuai
dengan kriteria yang diperlukan menurut rancangan penelitian yang telah
ditetapkan. Penelitian dilakukan setelah semua sarana dan prasarana tersedia
dan selanjutnya dilakukan pengamatan, pengumpulan dan pencatatan data
secara teratur. Selama masa pengamatan dan pengumpulan data, dilakukan
perawatan tanaman maupun ternak yang dilakukan setiap saat baik oleh
peneliti maupun oleh petugas teknis dalam pengawasan peneliti. Data
kemudian ditabulasi dan dianalisis untuk mendapatkan hasil sementara dan
selanjutnya dilaporkan secara periodik.
3.2.3. Pelaporan Hasil Penelitian
Hasil penelitian dilaporkan secara berkala sesuai dengan tahapan
kemajuan pelaksanaan penelitian yaitu laporan bulanan, triwulan, tengah
tahun dan laporan akhir. Laporan kemajuan menyangkut hal keuangan dan
fisik.
3.3. Bahan dan Metoda Pelaksanaan Kegiatan
3.3.1. Pengaruh lama dan suhu penyimpanan terhadap viabilitas
dan vigor benih Indigofera.
Persiapan tanaman legum
Luas lahan yang digunakan 2500 m2. Kegiatan diawali dengan
persiapan lahan, pengolahan tanah dengan teraktor. Selanjutnya dilakukan
penanaman dengan jarak tanam 5 x 5 m. Perawatan hijauan legum berupa
penyiangan untuk menghilangkan gulma penyaing tanaman dalam menyerap
unsur hara, air, sinar matahari dan ruang tumbuh. Cara penyiangan dilakukan
dengan tangan dan alat penyiang, serta penyiraman pada saat musim
kemarau. Pemupukan dilakukan pada umur tanaman 1 bulan setelah tanam.
Selanjutnya setiap 3 bulan sekali. Dosis fosfat yang digunakan secara
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 11
konvensional, yaitu sebanyak 250 kg/ha. Sedangkan pupuk kandang 20
ton/ha.
Variabel pengamatan pada benih Indigofera antara lain :
Poduksi benih
Untuk memperoleh data produksi benih Indigofera, benih di panen pada saat
polong menunjukkan warna hitam (90%), selanjutnya dipanen setiap interval
1 bulan. Dilakukan dengan memanjat dan menggunakan tangga. Hasil panen
dikumpul, kemudian di jemur sampai kering selama 3 hari. Selanjutnya di pipil
dengan cara di tumbuk menggunakan alu dan disaring sampai benih kelihatan
bersih, kemudian benih ditimbang untuk memperoleh produksi benih.
Viabilitas benih
Materi yang digunakan untuk pengujian viabilitas adalah benih baru.
Pengujian dilakukan setiap interval 1 Bulan selama 6 bulan. (AOSA, 1983),
sebanyak 50 butir benih dari setiap ulangan ditanam pada media petridis.
Pengamatan viabilitas dilakukan pada hari ke lima setelah semai. Pengujian
yang dilakukan adalah :
a. Daya cambah benih
Dcb
= kecambah x 100%
Total benih yang ditanam
b. Jumlah kecambah normal
Jkn
= kecambah normal x 100%
Total kecambah
c. Panjang akar primer
Kecambah yang dipanen diukur panjang akar primer dengan menggunakan
mistar.
Vigor Benih
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
12 Loka Penelitian Kambing Potong
Pengujian vigor benih dilakukan setiap interval 1 Bulan selama 6 bulan.
Seluruh kecambah yang diperoleh dari pengujian viabilitas dilanjutkan
penanamannya ke lapangan dengan menggunakan polybag. Pengamatan
vigor yang lakukan adalah :
a. Daya tumbuh kecambah
Dtc
= Daya tumbuh kecambah x 100%
Total kecambah yang ditanam
b. Jumlah benih normal
= benih normal x 100%
Total benih yang ditanam
c. Tinggi tanaman
Benih yang hidup diukur tingginya dari tanah sampai ujung tanaman.
Kandungan kimiawi benih Indigofera
Benih Indigofera sebanyak 100g dikeringkan didalam oven pada
temperatur 600C selama 48 jam untuk mendapatkan berat kering, selanjutnya
sampel tersebut digunakan sebagian bahan untuk analisis komposisi kimiawi.
Sampel digiling menggunakan alat penggiling (hummer mill) dengan saringan
berdiameter 1,0 mm, Sampel yang sudah digiling dilakukan analisa
Kandungan P (fosfor) dengan metode ekstraksi HCL 25%., N (Kjeldahl)
menurut AOAC (2005). Lemak dianalisis menurut metoda VAN SOEST et al.
(1991).
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 13
3.3.2. Ekstraksi dan analisis kualitas nutrisi protein daun Indigofrea zollingeriana .
Daun Indigofera zollingeriana, Gliricidia sepium, Morus multicaulis dan
Morus chatyana dipanen dari kebun percobaan di Loka Penelitian kambing
Potong, Sei Putih. Koleksi dilakukan pada pagi hari dan langsung diproses untuk
menghasilkan konsentrat protein daun menurut metoda ADEPARUSI et al.
(2006). Metoda ekstraksi dilakukan menggunak air atau larutan basa pada suhu
60 atau 800C. Daun segar dibersihkan dengan air untuk menghilangkan
kontaminan. Sebanyak 100 g daun yang telah dibersihkan digiling menggunakan
mixer yang telah diberi air destilasi sebanyak 900 ml. Hasil gilingan lalu diperas
menggunakan alat pemeras yang dilakukan 4-5 kali untuk memaksimalkan
ekstraksi. Bahan ekstraksi (ekstrak) kemudian dikoagulasi dengan cara
dipanaskan selama kurang lebih 10 menit pada suhu 80-900C., lalu didinginkan
pada suhu kamar dan disentrifugasi pada 1000 rpm selama 10 menit. Filtrat
kemudian dipisahkan dari cairan dengan penyaringan menggunakan kain saring
halus lalu dicuci dengan air asam dan aseton dan dikeringkan dalam oven pada
suhu 600C selama 30 menit, lalu disimpan sebagai konsentrat protein daun
didalam refrigerator sebelum digunakan sebagai pakan suplemen. Parameter
yang diamati terhadap daun dan konsentrat protein daun adalah: 1) komposisi
kimiawi sebelum diproses ( BK,BO, PK, NDF, ADF) maupun setelah diproses
menjadi konsentrat protein daun (BK, P, NDF, BO) dan 2) nilai rendemen protein
konsentrat, 3) komparatif kualitas nutrisi protein (komposisi asam amino, tingkat
kelarutan) dan 4) titik isoelektrik protein.
3.3.3. Konsentrat Hijau Berbasis Indigofera zollingeriana Sebagai
Pakan Kambing
Penelitian ini menggunakan tanaman Indigofera zollingeriana sebagai sumber
protein dan Calliandra calotirsius sebagai sumber tanin pada pakan. Daun
tanaman tersebut diperoleh dari kebun percobaan Loka Penelitian Kambing
potong sei putih, tanaman tersebut merupakan hasil budidaya yang dilakukan di
Kebun Percobaan Loka Penelitian Kambing Potong seluas 1.500 m2, setelah umur
6 bulan dilakukan pemanenan, penjemuran dan pengilingan bahan penelitian.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
14 Loka Penelitian Kambing Potong
Peubah yang diamati adalah :a. Analisa BK, PK ( prosedur Kjeldal) dan LK (AOAC
2005),b. Analisa NDF dan ADF (Van Soest et al.1991), c. Analisa NDICP dan
ADICP di mulai dengan mengukur NDF dan ADF ( van Soest 1991). Penentuan
nitrogen pada kertas dan residu prosedur Kjeldal. NDICp dan ADICP di hitung
berdasarkan total nitrogen dari destilat yang telah dititrasi dikalikan 6,25 (Licitra
et al. 1995).
Pada kegiatan berikutnya diproduksi ransum R0, R1, R2, R3, R4 yang
mengandung 90%, 85%, 80%, 75%, 70 % Indigofera zollingeriana, dicetak
pada mesin pelet dengan diameter pellet 5 mm. Konsentrat hijau sebagai
suplemen pakan berbasis Indigofera zollingeriana dengan kandungan tannin
yang berbeda. Peubah yang diamati adalah bahan kering (BK), protein kasar
(PK), lemak kasar (LK), Energi kasar , neutral detergent fiber (NDF), acid
detergent fiber (ADF), neteral detergent insoluble crude protein (NDICP), acid
detergent insoluble crude protein (ADICP), rumen degradable protein (RDP),
rumen undegradable protein (RUP), kecernaan BK, kecernaan BO, kecernaan PK,
NH3, total VFA, pH, tanin.
Tahapan penelitian berikutnya adalah pene;litian komparatif konsentrat
hijau dengan konsentrat konvensional. Penelitian ini akan mengunakan produk
ransum pakan yang merupakan hasil penelitian terbaik dari penelitian
sebelumnya yakni R1 adalah produk yang terbaik dari suplemen konsentrat
berbasis hijauan leguminosa dan R0 sebagai kontrol adalah produk pakan
konsentrat, susunan ransum pakan suplemen konsentrat berbasis hijauan legum
dan konsentrat komersil disusun berdasarkan NRC ISO Protein 20 % dan ISO
Energi 2.800 Kkal. Peubah yang diamati yaitu : Konsumsi, Kecernaan,
Pertambahaan Bobot Badan Harian, Efisiensi Penggunaan Ransum, Neraca
Nitrogen, karakteristik fermentasi rumen, Total nitrogen darah, glukosa dan
kolesterol darah.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 15
3.4. Analisis Data
3.4.1. Pengaruh lama dan suhu penyimpanan terhadap viabilitas
dan vigor benih Indigofera
Rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri dari dua faktor perlakuan.
Faktor pertama adalah suhu penyimpanan terdiri dari tiga level antara lain :
Suhu freezer (-10 sd -150C), suhu refregerator (4 100C), dan suhu kamar
(21 sd 340C). Faktor kedua adalah lama penyimpanan yang terdiri dari 6 level,
antara lain : 1 bulan, 2 bulan, 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan dan 6 bulan. setiap
pelakuan terdiri atas 4 ulangan.
Model analisis statistika yang digunakan adalah sebagai berikut :
Yijk = + Ti + Sj +Jj + (Ts) ij +E (ij) k
i = 1,2,.... t
j = 1,2,3 ...r
Yij = Nilai yang diamati
= Nilai tengah perlakuan (suhu/lama penyimpanan)
Ti = Pengaruh perlakuan dari perlakuan i
Sj = Pengaruh perlakuan dari blok j
Jj = efek random dari randomisasi
(Ts)ij = Interaksi antara perlakuan dengan blok
E (i)j = Random error percobaan
Analisis data dengan ANOVA, bila terdapat perbedaan yang nyata (P
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
16 Loka Penelitian Kambing Potong
dilakukan pada umur panen berbeda (4,6 dan bulan). Rancangan percobaan
yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan (jenis
pakan protein) dan 5 ulangan. Model matematik yang digunakan adalah: Yij
= + i +ij, dimana Yij adalah respon variabel yang diukur pada perlakuan
ke i (i=1-3), adalah nilai rataan umum dan ij adalah error random.
Parameter yang diuji adalah kandungan protein, komposisi asam amino,
tingkat kelarutan protein, tingkat kecernaan protein. Data dianalisis dengan
metoda analisis sidik ragam mengunakan perangkat SAS (1989). Data
dianalisis dengan analisa sidik ragam menggunakan General Linear Model
(SAS, 1989). Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata (P
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 17
IV. ANALISIS RESIKO
4.1. Daftar Resiko
No Resiko Penyebab Dampak
1. Pertumbuhan tanaman
lambat, produksi benih
rendah
Kemarau
panjang
Ketersediaan benih
terbatas
2. Tanaman dan benih tanaman
rusak
Serangan hama Kualitas tanaman dan
benih rendah
3. Daun untuk sumber
konsentrat protein daun tidak
mencukupi
Kemarau atau
hama penyakit
Penelitian tertunda dan
target tidak terpenuhi
4. Pemotongan anggaran Kebijakan Volume kegiatan tidak
terpenuhi
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
18 Loka Penelitian Kambing Potong
4.2. Daftar Penanganan Resiko
DAFTAR PENANGANAN RESIKO
No Resiko Penyebab Penanganan Resiko
1. Pertumbuhan tanaman
terganggu, produksi
benih rendah
Kemarau panjang Melakukan penyiraman
2. Benih rusak Serangan hama Melakukan penyemprotan
insektisida
3. Daun tanaman sebagai
sumber konsentrat
protein daun tidak
mencukupi
Produksi rendah
atau jumlah
tanaman terbatas
Melakukan pemupukan,
penyiraman, penyemprotan
insektisida dan memperbanyak
tanaman
4. Pemotongan anggaran Kebijakan
nasional
Melakukan kegiatan tepat
waktu dan menyesuaikan
volume kegiatan dengan
anggaran tersedia
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 19
V. TENAGA DAN ORGANISASI PELAKSANAAN
5.1. Tenaga yang Terlibat Dalam Kegiatan
No
.
Nama Pendidikan/
Fungsional
Disiplin Ilmu Tugas Waktu
(jam/mg
1. Simon P Ginting S3/Pen.Utama Nutrisi dan pakan
Ternak
P.jawab 6 OB
2. Juniar Sirait S2/Pen.Madya Tanaman pakan ternak Anggota 5 OB
3. Rijanto Hutasoit S2/Pen. Muda Tanaman pakan ternak Anggota 5 OB
Antonius S2/Pene.
Muda
Nutrisi dan Pakan
Ternak
Anggota 5 OB
4. Misroaliandi SMA/Teknisi Tanaman pakan ternak Teknisi 3 OB
5. Sari D3 Analis Kimia Teknisi 3 OB
6. Imaniyanto SMA/Teknisi Analis kimia Teknisi 3 OB
7. P.M. - - - -
5.2. Jangka Waktu Kegiatan
Kegiatan
Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Persiapan
Pelaksanaan
Pengolahan data
Pelaporan
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
20 Loka Penelitian Kambing Potong
5.3. Pembiayaan
No Mata anggaran pengeluaran Jumlah (Rp.)
1. Belanja Bahan 30.000.000
2. Honor yang terkait dengan output kegiatan 40.000.000
3. Belanja Barang Untuk Persediaan barang
Konsumsi
130.000.000
4. Belanja Perjalanan lainnya 50.00.000
5. Belanja Modal -
Jumlah anggaran 250.000.000
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 21
VI. DAFTAR PUSTAKA
ABDULLAH, L. (2011). Herbage production and quality of shrub Indigofera
treated by different concentration of foliar fertilizer. Media Peternakan-
Journal of Animal Science and Technology, 33 (3).
ABDULLAH. L., and SUHARLINA, 2010. Herbage yield and quality of two
vegetative parts of Indigofera at different times of first regrowth
defoliation. Med. Pet, 33(1), 44-49.
ADEPARUSI, E. OLUWAYEMISI and F.C. AKINNUOYE. 2006. Utilization of
Gliricidia leaf protein concentrate in the diet of Clarias gariepinus
Fingerlings. J. Food Technol. 4:1-3.
ANSBARASU, C., N.DUTTA, K. SHARMA AND M. RAWAT. 2004. Response of
goats to partial replacement of dietary protein by a leaf mixturecontaining
Leucaena leucocephala, Morus alba and Tectona grandis. Small Rumin.
Res. 51:47-56.
AOAC. 2005. Official Methods of Analysis. 17 th Ed . Washington: AOAC
International.
BELITZ, H.D., W. GROSCH and P. SCHIEBERLE. 2009. Food Chemistry, 4th Ed.
Springer Book, Heidelberg, Germany.
CHEEKE, P. R. 2005. Applied Animal Nutrition: Feed and Feeding 3rd Ed. Pearson
and Prentice Hall, New Jersey.Dozier, W. A. 2001. Pellet Quality for more
economical poultry meat. J. Feed International 52 (2) : 40-42.
DEVENDRA, C., C. SEVILLA and D. PEZO. 2001. Food-feed systems in Asia.
Review. Asian-Aust. J. Anim. Sci. 5: 733-745.
GINTING, S. P., KRISNAN, R., & SIRAIT, J. (2010). The Utilization of Indigofera
sp. as the sole foliage in goat diets supplemented with high carbohydrate
or high protein concentrates. Indonesian Journal of Animal and Veterinary
Sciences, 15 (4).
HASSEN, A., N.F.G.RETHMAN V. NIEKERK, T.J. TJELELE . 2007. Influence of
Season/year and Species on Chemical Composition and In Vitro Digestibility
of Five Indigofera accessions. J Anim Feed Sci Technol 136:312322.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
22 Loka Penelitian Kambing Potong
KABI, F. AND F.B. BAREEBA. 2008. Herbage biomass production and
nutritive value of mulberry (Morus alba) and Calliandra calothyrsus
harvested at different cutting frequencies. Anim. Feed Sci. Technol.140: 178-
190.
KOES, F dan R. ARIEF. 2011. Pengaruh perlakuan Matriconditioning terhadap
viabilitas dan vigor benih jagung. Prosiding Seminar Nasional Serealia.
pp.548 555.
KOMALASARI, O dan F. KOES. 2009. Pengaruh kualitas biji pada berbagai taraf
pemupukan Nitrogen terhadap vigor benih jagung. Prosiding Seminar
Nasional Serealia. pp. 290 296.
LUKIWATI, D.R. 2002. Effect of batuan fosfat and superphosphate fertelizer on
productivity of maize var. Bisma. In: Food Security in nutrien-streeed
environments, J.J Adu-Gyamfi (ed.). Kluwer Academic Publisher. Printed in
the Netherlands. pp.183-187.
MILOSEVIC, M., M. VUJAKOVIC, and D. KARAGIC. 2010. Vigor test as indicators
of seed viability. Genetica. Vol. 42 No. 1 : 103-118
NORTON, B.W. 1994. The nutritive value of tree legumes. In: R.C.Guttridge and
H.M. q Shelton (Eds.) Forage Tree Legumes in Tropical Agriculture. CAB
International. p. 177-191.
PAMO, E.T., F.A. FONTEH, F. TENDONKENG, J.R. KANA, B. BOUKILA, P.J. Q
DJAGA AND G.FOMEWANG II. 2006. Influence of supplementary feeding
with multipurpose leguminous tree leaves on kid growth and milk production in
the West African dwarf goat. Small Rumin. Res. 63: 142-149.
REHMAN, A.U, A. MALIK, N. RIAZ, H. AHMAD, S. A. NAWAZ and M.I. CHOUDAHRY.
2005. Lipoxy-genase inhibiting constituents from Indigofera hetrantha. Chem.
Pharm. Bull. 53(3): 263 266.
SCHMIDT, L. 2000. Pedoman Penanganan Benih Hutan Tropis dan Sub Tropis.
Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial. Departemen
Kehutanan. Jakarta.
PROPOSAL PENELITIAN TAHUN 2016
Loka Penelitian Kambing Potong 23
SINGH,S., V.K. VARSHNEY, N. WAHI and L.H. KHAN. 2014. Isolation and
biochemical analysis of leaf protein concentrates from leaves of Shorea
robusta. Pakistan J. Nutr. 13: 546-553.
STATISTICS ANALYTICAL SYSTEM. 1987. SAS Users Guide: Statistic. 6th ed.,SAS
Institute Inc.,Cary,NC,USA.
STEEL, R.G.D., and J.H. TORRIE. 1995. Prinsip dan Prosedur Statistika: Suatu
Pendekatan Biometrik. Penerjemah: B. SUMANTRI. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta. Terjemahan dari: Principles and Procedures of Statistics.
TARIGAN, A., L. ABDULLAH, S.P. GINTING dan I.G. PERMANA. 2010. Produksi
dan komposisi nutrisi serta kecernaan in vitro Indigofera sp pada interval dan q
tinggi pemotongan berbeda. JITV 15: 188-195
TARIGAN, A., dan S.P. GINTING. 2011. Pengaruh taraf pemberian Indigofera sp
terhadap pertambahan bobot badan kambing yang diberi rumput B.
Ruziziensis. JITV
TOPPS, J.H. 1992. Potential composition and use of legume shrubs and trees as
foddersfor livestock in the tropics. J. Agric. Sci., Cambtridge 118:1-8.
WILSON, P.G. and R. ROWE. 2008. A revision of the Indigofereae (Fabaceae) in
Australia. 2. Indigofera species with trifoliolate and alternately pinnate leaves.
Telopea 12(2): 293 307.