proposal projek matp

22
PROPOSAL PROJEK USAHA TANI BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG Kelompok 1: Dika Aninda P 20130210122 Amir Mahmud 20130210149 Dayu Setiawan 20130210151 Nurul Amalia Tanjung 20130210156 Fathurrahman 20130210158 Herda Pratiwi 20130210162 Rizal Siswanto 20130210165 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

Upload: herda-pratiwi

Post on 28-Jan-2016

26 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Projek Matp

PROPOSAL PROJEK USAHA TANI

BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG

Kelompok 1:

Dika Aninda P 20130210122

Amir Mahmud 20130210149

Dayu Setiawan 20130210151

Nurul Amalia Tanjung 20130210156

Fathurrahman 20130210158

Herda Pratiwi 20130210162

Rizal Siswanto 20130210165

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2015

Page 2: Proposal Projek Matp

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

1. Prospek EkonomiTanaman jagung (Zeamis L) adalah jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-

rumputan (graminacea) yang sudah lama dikenal di Indonesia. Tanaman jagung sendiri

merupakan komoditas pangan yang sangat potensial dari segi ekonomi, pasar dan sosial bagi

petani dan kosnumen, jagung sendiri jika di budidayakan memiliki tingkat adaptasi dan

relative mudah di budidayakan sehingga komoditas ini di tanam oleh petani di Indonesia.

Jagung sendiri dapat di tanam pada lahan kering, lahan sawah, lebak, dan pasang surut,

dengan berbagai jenis tanah, iklim dan ketinggian tempat jagung dapat ditanam

(Zubachtirodin, dkk. 2007).

Tanaman jagung memiliki beberapa organ atau komposisi, yaitu batang, daun dan buah.

Peningkatan peluang pasar dari tahun ke tahun membuat bagian-bagian tersebut memiliki

tingkat nilai ekonomis tersendiri. Bagian batang dan daung sendiri bisa digunakan sebagai

pakan ternak, sebagai bahan untuk pembuatan pupuk kompos, untuk kayu bakar. Batang dan

daun yang digunkan untuk pakan ternak biasanya dicampur dengan bahan pakan lain seperti

dedak dan tepung ikan, oleh karena itu nilai ekonomis yang terkandung sngat memberikan

manfaat bagi petani dlam hal pendapatan mereka.

Buah jagung sendiri sangat d cari bagi para peternak di Indonesia, menurut Bambang dan

Nani (2003) dalam penelitiannya menunjukkan kandungan tanaman jagung sendiri memiliki

Protein kasar 12,57%, Lemak 3,31%, Karbohidrat 30,80%, energy 34,87% dan kandungan

serat lebih rendah 2330% di bandingkan dengan rumput gajah. Buah jagung sendiri tidak

hanya digunakan untuk pakan ternak, tetapi bisa dibuat tepung untuk membuat bahan

makanan, bisa digunakan untuk gula jagung dalam sekala industry dan bernilai ekonomis

lainnya.

Seiring dengan meningkatnya harga-harga komoditas pertanian dunia, harga jagung

nasional juga menunjukkan peningkatan. Trend peningkatan harga jagung di tingkat

produsen sebesar 10,71 %/tahun, yaitu meningkat dari Rp. 1.668/kg di tahun 2005 menjadi

Rp. 3.400/kg di tahun 2011. Pada tingkat konsumen, peningkatan harga mencapai 11,15

Page 3: Proposal Projek Matp

%/tahun yaitu Rp. 2.002/tahun di tahun 2005 menjadi Rp. 3.800/tahun di tahun 2011 (BPS,

2011). Oleh sebab itu komoditan pangan ini sangat berpeluang meningkatkan pendapatan

petani setiap satu kali musim tanam, maka prospek ekonomi dari tanaman jagung sangat

cocok untuk dikembangkan.

2. Pasar Konsumen (pasar langsung, pasar industri)Tanaman jagung (Zeamis L) adalah jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-

rumputan (graminacea) yang sudah lama dikenal di Indonesia. Tanaman jagung sendiri

merupakan komoditas pangan yang sangat potensial dari segi ekonomi, pasar dan sosial bagi

petani dan kosnumen, jagung sendiri jika di budidayakan memiliki tingkat adaptasi dan

relative mudah di budidayakan sehingga komoditas ini di tanam oleh petani di Indonesia.

Jagung sendiri dapat di tanam pada lahan kering, lahan sawah, lebak, dan pasang surut,

dengan berbagai jenis tanah, iklim dan ketinggian tempat jagung dapat ditanam

(Zubachtirodin, dkk. 2007).

BPS dan Ditjen Tanaman Pangan (2005) merilis produktivitas tanaman jagung selama

(2001-2006) sangat rendah, produksi baru mencapai 3,47 ton/hektar pada tahun 2005, namun

cenderung meningkat dengan laju 3,38% per tahunnya. Perkembangan produksi jagung

nasional pada tahun 2005-2011 mengalami peningkatan sebesar 7,86 %/tahun (BPS, 2011)

dan kebutuhan jagung selama priode tersebut mengalami peningkatan 6,34 %/tahun.

Peluang pasar bagi komoditas jagung sangat besar, dilihat dari kebutuhan aka

produktivitas selama priode 2005-2011, dimana dengan kebutuhan yang cukup besar akan

memberikan jaminan bagi petani hasil tanaman jagung dapat di tamping dan di beli. Peluang

pasar akan terbuka seiring dengan meningkatnya nilai ekonomis dari jagung itu sendiri.

Menurut Bambang dan Nani (2003) jagung saat ini sangat diperlukan terutama sebagai pakan

ternak dan industry pertenakan di Indonesia semakin meningkat.

Potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran bahan ternak. Selain bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung di kalangan masyarakat. Produk tersebut banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan gambaran potensi pasar jagung tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jagung atau meningkatkan produksi jagungnya.

Page 4: Proposal Projek Matp

II. RENCANA USAHA

A. Teknologi Bahan Tanam dan Teknologi Budidaya Tanaman1. Benih

Penyediaan benih adalah hal atau faktor yang awal dan penting pada aktivitas

bertanam jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul

biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula. Ciri-

ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik yaitu tongkol diambil

dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua, tongkol jagung yang tua

berukuran besar, panjang dan langsing, klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun

jagung, biji terletak dalam barisan yang lurus, tongkol memiliki ranbut yang banyak,

tongkol sudah dijemur sampai kering.

Benih yang ditanam yaitu varieatas jagung biasa untuk mencegah timbulnya

penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur Sebelum ditanam benih jagung

sebaiknya diberi fungisida atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur.

2. Persiapan Tanam

a. Pengolahan Lahan

Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan

memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan

tanah, drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada

kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah

secara umum.

Pengolahan lahan seluas 1000 m2 diawali dengan membersihkan lahan dari

sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar,

abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan

dan pengolahan tanah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan

tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras

memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak

lalu dihaluskan dan diratakan.

 

Page 5: Proposal Projek Matp

b. Pembentukan bedengan

Bedengan dibuat selebar 100 cm dan tingginya 20 cm. Panjangnya

disesuaikan dengan kondisi dan kontur lahan. Di daerah yang kering, tinggi bedengan

sebaiknya dibuat agak rendah untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu

tinggi akan membutuhkan banyak air saat penyiraman. Diantara bedengan dibuat

parit selebar 10-30 cm yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air

dibedengan agar akar jagung tidak tergenang.

3. Penanaman

Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan

agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara 3-5 cm,

dan tiap lubang hanya diisi 2 butir benih. Jarak tanam yang digunakan 75cm x 40cm,

dengan 2 tanaman/lubang.

4. Pemeliharaan Tanaman

a. Penjarangan dan Penyulaman

Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai

dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan

yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman

yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam

tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh

dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.

Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini

dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam

penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya

menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua

minggu setelah tanam.

b. Penyiangan

Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu

(gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung

yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya.

Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada

Page 6: Proposal Projek Matp

umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya

dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.

c. Pembumbunan

Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk

memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga

untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi.

Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan

waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk

dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan

terbentuk guludan yang memanjang.

d. Penyiraman

Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah

telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga

agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan

lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman

jagung.

a. Pemupukan

Pemupukan Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk

Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl

sebanyak 50- 100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap

pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap

kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4

minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah

tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.

e. Pengendalian OPT

Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang

dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu

pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan

hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang

menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.

Page 7: Proposal Projek Matp

B. Pasca dan Pasca Panen

a. Panen

Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung

dari tujuan panen. Tujuan pemanenan untuk budidaya ini untuk makanan pokok (beras

jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya oleh karena itu

jagung ini dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya sebagian besar daun dan

kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman

pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku,

tidak meninggalkan bekas. Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara

memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai

buah jagung.

5. Pasca Panen

Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian

pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.

a. Pengupasan

Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah

pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam

tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan

kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat

memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk

jagung masak mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera

dikupas.

b. Pengeringan

Pengeringan jagung dilakukan secara alami/tradisional. Secara tradisional

jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9–11 %. Biasanya

penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai,

dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.

c. Pemipilan

Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan

tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya

“memipil” jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan

Page 8: Proposal Projek Matp

biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan

tongkol perlu dipisahkan.

d. Penyortiran dan Penggolongan

Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari

kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas

jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil,

biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan.

Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan

hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran

udara.

C. PemasaranBerdasarkan sistem pemasaran atau frekuensi penjualan hasil di Kab.Bantul, orientasi usaha

tani jagung dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah orientasi

semikomersial, yaitu petani menjual hasil dalam jumlah relatif kecil/ sedikit dan frekuensinya

tidak teratur sesuai dengan kebutuhan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari atau acara

seremonial. Pada orientasi semikomersial, petani menjual jagung pipilan kering langsung ke

pasar lokal. Sedangkan kelompok kedua adalah orientasi komersial, yaitu petani menjual

jagung pipilan kering ke pedagang, pengepul tingkat desa/kecamatan yang datang ke rumah

petani. Jarang dijumpai pemasaran hasil dengan tujuan memperkuat posisi rebut tawar petani.

Penentuan harga didominasi oleh pedagang berdasarkan kadar air jagung pada saat jual beli.

Oleh karena itu, kadar air jagung harus mencapai 18% agar mendapat harga standar di pedagang

besar (di tingkat propinsi). Menurut penjelasan Mink et. al.,(1987) berpendapat bahwa harga

yang lebih tinggi dapat diperoleh apabila petani menjual hasil secara bersama-sama langsung ke

pedagang besar.

D. Sumberdaya Manusiaa. Struktur Organisasi

Struktur organisasi sangatlah penting untuk membantu suksesnya sebuah usaha baik itu

perusahaan sedang maupun perusahaan besar.Tanpa adanya struktur organisasi maka usaha

tersebut tidak akan berjalan dengan baik karena tidak adanya kejelasan tugas dan tanggung

jawab setiap anggota. Berikut struktur organisasi usaha tani tanaman Jagung yaitu :

Page 9: Proposal Projek Matp

Struktur Organisasi Usaha Tani Tanaman Jagung

b. Kompetensi SDMKriteria Dalam kompetensi SDM1. Rajin, ramah, jujur, ulet, memiliki komitmen yang tinggi, bertanggung jawab dan bekerja

keras.2. Mampu mengelola keuangan dan pembukuan.3. Mengetahui teknik-teknik dasar penanaman dan Pemanenan.4. Memiliki kreativitas yang tinggi.5. Memiliki kemauan untuk terus belajar.

Spesifikasi Ketrampilan

Jabatan Uraian Tugas Spesifikasi Ketrampilan

Direktur Bertanggung jawab atas kelancaran usaha yang akan dilakukan, menciptakan sistem produksi dan pemasaran, serta menetapkan kebijakan-kebijakan yang dibantu oleh manajer

Memiliki jiwa leadership yang

tinggi, bertanggung jawab dan

memiliki komitmen kerja yang

tinggi.

Direktur

(Rizal Siswanto)

Sekertaris

(Dayu Setiawan)

Manajer Produksi

(Amir Mahmud)

Manajer Keuangan

(Dika Aninda)

Manajer Pengolahan

Hasil (Fathurrahman)

Marketing

(Herda Pratiwi & Nurul Amaliyah

Tanjung)

Page 10: Proposal Projek Matp

lainnya.Sekretaris Bertanggung jawab atas seluruh

aktivitas usaha tani mulai dari administrasi hingga hubungan pekerja juga pemberi ide-ide alternatif untuk usaha yang dikelola.

Memiliki kemampuan komunikasi

yang baik, dapat bertanggung

jawab, dapat dipercaya, memiliki

etika yang baik dan dapat

berbicara di depan umum.

Manajer Keuangan Bertanggung jawab atas keuangan baik pemasukkan maupun pengeluaran dari penjualan.

Ahli dalam pembukuan, jujur,

teliti, dan mengerti akan

keuangan.

Manajer Produksi Bertanggung jawab atas proses produksi kangkung dan menyediakan kebutuhan bahan baku untuk penanaman kangkung.

Memiliki teknik-teknik dasar

pertanian, memiliki semangat

kerja yang tinggi, mampu

menjalin hubungan yang baik dan

mampu menganalisis masalah

serta memiliki ide pemecahan

masalah yang efektif.

Manajer Pengolahan Hasil

Bertanggung jawab atas hasil-hasil pemanenan, segala hal yang berhubungan dengan pasca panen dan pengemasan.

Memiliki ide-ide kreatif dalam hal

pasca panen terutama dalam hal

pengemasan dan mampu bekerja

sama dalam tim maupun individu.

Staff Pemasaran Bertanggung jawab dan dapat memasarkan produk yang dihasilkan, baik melalui pendekatan sosial maupun melalui pendekatan media elektronik.

Memiliki ide-ide yang kreatif,

mampu bekerja secara tim dan

individu.

Page 11: Proposal Projek Matp

III. ANALISIS USAHAA. Analisis Usaha

Berdasarkan survey dapat dilihat analisis perencanaan dalam usaha budidaya Jagung pada table dibawah ini:

URAIAN Jumlah SatuanHarga

Satuan (Rp)Biaya (Rp)

Biaya Tetap Sewa Lahan 1000 m2 800 800,000Total Biaya Tetap 800,000Biaya Tidak tetapa. Input Benih 10 kg 5,000 50,000 Pupuk UREA 60 kg 2,000 120,000b. Alat Sabit 2 buah 38,000 76,000 Cangkul 3 buah 38,000 114,000c. Tenaga Kerja Pengolahan Lahan 3 (HOK) 30,000 90,000 Penanaman 4 (HOK) 30,000 120,000

Pemupukan 12(HOK

) 60,000 60,000 Panen 2 (HOK) 30,000 60,000Total Biaya Tidak Tetap 690,000

TOTAL COST (TC) 1,490,000Hasil Produksi Penjualan Jagung 700 kg 6000 4,200,000Total Hasil Produksi 4,200,000

Total Revenue (TR) 4,200,000

Perencanaan diatas berdasarkan pada kebutuhan budidaya tanaman jagung itu sendiri, dimana Total Cost sebesar Rp. 1,490,000 dengan rancangan Total Revenue Rp. 4,200,000.

Page 12: Proposal Projek Matp

B. Analisis Rasio Finansial

URAIANMinggu Ke-

1 2 3 4 5 6 7 8 9

SALDO AWAL 0 (1,250,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,400,000) (1,400,000) (1,430,000) (1,430,000) Arus Kas Masuk Penjualan Jagung - - - - - - - - 4,200,000Total Arus Kas Masuk 0 0 0 0 0 0 0 0 4,200,000Arus Kas Keluar Sewa Lahan 800,000 - - - - - - - - Benih 50,000 - - - - - - - - Pupuk UREA 120,000 - - - - - - - - Sabit 76,000 - - - - - - - - Cangkul 114,000 - - - - - - - - Pengolahan Lahan 90,000 - - - - - - - - Penanaman - 120,000 - - - - - - - Pemupukan - - - - 30,000 - 30,000 - - Panen - - - - - - - - 60,000Total Arus Kas Keluar 1,250,000 120,000 - - 30,000 - 30,000 - 60,000SALDO AKHIR (1,250,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,400,000) (1,400,000) (1,430,000) (1,430,000) 2,710,000Income/profit (Rp) 2,710,000BEP Harga (Rp) (<P) 2,128.57BEP Produksi (Kg) (<Q) 248.33R/C (>1 layak) 2.82Produktivitas Modal/ROY (%) (>oportunity C) 1.82Produktivitas Tenaga Kerja (Rp) (> UMR layak) 271,000Produktivitas Lahan (>sewa lahan layak) 2,710

Page 13: Proposal Projek Matp

Analisis finansial menunjukkan bahwa keuntungan atau Profit (Income) bersih yang didapatkan berdasarkan perencanaan usaha adalah sebesar Rp. 2,710,000. Analisi BEP Harga dan BEP Produksi menunjukkan hasil yang baik yaitu <P (harga produksi) dan <Q (total produksi), pada analisis R/C menunjukkan hasil >1 artinya usaha yang dilakukan layak. Analisis Produktivitas Modal (ROY) menunjukkan hasil 1,82%, secara Produktivitas Tenaga Kerja memberikan hasil >UMR minimal/25hari kerja menunjukkan usaha yang dilakukan layak dari segi analisis ini. Sedangan analisis Produktivitas Lahan juga menunjukkan kelayakan usaha tani yaitu >sewa lahan.

Page 14: Proposal Projek Matp

IV. PENUTUP

Page 15: Proposal Projek Matp

Referensi

Anonim. 2012. Cara Tepat Memupuk Jagung. Dalam web ; http://www.gagaspertanian.com/2012/02/cara-tepat-memupuk-jagung.html#ixzz3uG9D4krW. Diakses tanggal 14 Desember 2015.

Mink, S.D., P.A. Dorosh, and D.H. Penny. 1987. Corn production systems In C.P. Timmer (Ed). The Corn Economy of Indonesia. Cornell University Press, Ithaca, New York.

Prihatman, K. 2000. JAGUNG ( Zea mays L. ). PDF. Dalam web: http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jagung.pdf. Diakses Tanggal 17 Desember 2015.

Santi. 2013. Persiapan Lahan Budidaya Jagung. Dalam Web : http://kayadenganbertani.blogspot.co.id/2013/04/persiapan-lahan-budidaya-jagung.html. Diakses Tanggal 17 Desember 2015.