proposal projek matp
TRANSCRIPT
PROPOSAL PROJEK USAHA TANI
BUDIDAYA TANAMAN JAGUNG
Kelompok 1:
Dika Aninda P 20130210122
Amir Mahmud 20130210149
Dayu Setiawan 20130210151
Nurul Amalia Tanjung 20130210156
Fathurrahman 20130210158
Herda Pratiwi 20130210162
Rizal Siswanto 20130210165
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2015
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Prospek EkonomiTanaman jagung (Zeamis L) adalah jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-
rumputan (graminacea) yang sudah lama dikenal di Indonesia. Tanaman jagung sendiri
merupakan komoditas pangan yang sangat potensial dari segi ekonomi, pasar dan sosial bagi
petani dan kosnumen, jagung sendiri jika di budidayakan memiliki tingkat adaptasi dan
relative mudah di budidayakan sehingga komoditas ini di tanam oleh petani di Indonesia.
Jagung sendiri dapat di tanam pada lahan kering, lahan sawah, lebak, dan pasang surut,
dengan berbagai jenis tanah, iklim dan ketinggian tempat jagung dapat ditanam
(Zubachtirodin, dkk. 2007).
Tanaman jagung memiliki beberapa organ atau komposisi, yaitu batang, daun dan buah.
Peningkatan peluang pasar dari tahun ke tahun membuat bagian-bagian tersebut memiliki
tingkat nilai ekonomis tersendiri. Bagian batang dan daung sendiri bisa digunakan sebagai
pakan ternak, sebagai bahan untuk pembuatan pupuk kompos, untuk kayu bakar. Batang dan
daun yang digunkan untuk pakan ternak biasanya dicampur dengan bahan pakan lain seperti
dedak dan tepung ikan, oleh karena itu nilai ekonomis yang terkandung sngat memberikan
manfaat bagi petani dlam hal pendapatan mereka.
Buah jagung sendiri sangat d cari bagi para peternak di Indonesia, menurut Bambang dan
Nani (2003) dalam penelitiannya menunjukkan kandungan tanaman jagung sendiri memiliki
Protein kasar 12,57%, Lemak 3,31%, Karbohidrat 30,80%, energy 34,87% dan kandungan
serat lebih rendah 2330% di bandingkan dengan rumput gajah. Buah jagung sendiri tidak
hanya digunakan untuk pakan ternak, tetapi bisa dibuat tepung untuk membuat bahan
makanan, bisa digunakan untuk gula jagung dalam sekala industry dan bernilai ekonomis
lainnya.
Seiring dengan meningkatnya harga-harga komoditas pertanian dunia, harga jagung
nasional juga menunjukkan peningkatan. Trend peningkatan harga jagung di tingkat
produsen sebesar 10,71 %/tahun, yaitu meningkat dari Rp. 1.668/kg di tahun 2005 menjadi
Rp. 3.400/kg di tahun 2011. Pada tingkat konsumen, peningkatan harga mencapai 11,15
%/tahun yaitu Rp. 2.002/tahun di tahun 2005 menjadi Rp. 3.800/tahun di tahun 2011 (BPS,
2011). Oleh sebab itu komoditan pangan ini sangat berpeluang meningkatkan pendapatan
petani setiap satu kali musim tanam, maka prospek ekonomi dari tanaman jagung sangat
cocok untuk dikembangkan.
2. Pasar Konsumen (pasar langsung, pasar industri)Tanaman jagung (Zeamis L) adalah jenis tanaman biji-bijian dari keluarga rumput-
rumputan (graminacea) yang sudah lama dikenal di Indonesia. Tanaman jagung sendiri
merupakan komoditas pangan yang sangat potensial dari segi ekonomi, pasar dan sosial bagi
petani dan kosnumen, jagung sendiri jika di budidayakan memiliki tingkat adaptasi dan
relative mudah di budidayakan sehingga komoditas ini di tanam oleh petani di Indonesia.
Jagung sendiri dapat di tanam pada lahan kering, lahan sawah, lebak, dan pasang surut,
dengan berbagai jenis tanah, iklim dan ketinggian tempat jagung dapat ditanam
(Zubachtirodin, dkk. 2007).
BPS dan Ditjen Tanaman Pangan (2005) merilis produktivitas tanaman jagung selama
(2001-2006) sangat rendah, produksi baru mencapai 3,47 ton/hektar pada tahun 2005, namun
cenderung meningkat dengan laju 3,38% per tahunnya. Perkembangan produksi jagung
nasional pada tahun 2005-2011 mengalami peningkatan sebesar 7,86 %/tahun (BPS, 2011)
dan kebutuhan jagung selama priode tersebut mengalami peningkatan 6,34 %/tahun.
Peluang pasar bagi komoditas jagung sangat besar, dilihat dari kebutuhan aka
produktivitas selama priode 2005-2011, dimana dengan kebutuhan yang cukup besar akan
memberikan jaminan bagi petani hasil tanaman jagung dapat di tamping dan di beli. Peluang
pasar akan terbuka seiring dengan meningkatnya nilai ekonomis dari jagung itu sendiri.
Menurut Bambang dan Nani (2003) jagung saat ini sangat diperlukan terutama sebagai pakan
ternak dan industry pertenakan di Indonesia semakin meningkat.
Potensi pemasaran jagung terus mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari semakin berkembangnya industri peternakan yang pada akhirnya akan meningkatkan permintaan jagung sebagai campuran bahan ternak. Selain bahan pakan ternak, saat ini juga berkembang produk pangan dari jagung dalam bentuk tepung jagung di kalangan masyarakat. Produk tersebut banyak dijadikan bahan baku untuk pembuatan produk pangan. Dengan gambaran potensi pasar jagung tersebut, tentu membuka peluang bagi petani untuk menanam jagung atau meningkatkan produksi jagungnya.
II. RENCANA USAHA
A. Teknologi Bahan Tanam dan Teknologi Budidaya Tanaman1. Benih
Penyediaan benih adalah hal atau faktor yang awal dan penting pada aktivitas
bertanam jagung. Sebagai langkah awal dalam bertanam jagung, pemilihan bibit unggul
biasanya dilaksanakan agar kita dapat mendapatkan hasil produksi yang tinggi pula. Ciri-
ciri yang harus diperhatikan dalam memilih bibit jagung yang baik yaitu tongkol diambil
dari tanaman jagung induk yang sehat, kuat dan telah tua, tongkol jagung yang tua
berukuran besar, panjang dan langsing, klobot rapat dari ujung sampai pangkal daun
jagung, biji terletak dalam barisan yang lurus, tongkol memiliki ranbut yang banyak,
tongkol sudah dijemur sampai kering.
Benih yang ditanam yaitu varieatas jagung biasa untuk mencegah timbulnya
penyakit pada benih yang disebabkan oleh jamur Sebelum ditanam benih jagung
sebaiknya diberi fungisida atau insektisida yang berguna untuk membasmi jamur.
2. Persiapan Tanam
a. Pengolahan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan untuk: memperbaiki kondisi tanah, dan
memberikan kondisi menguntungkan bagi pertumbuhan akar. Melalui pengolahan
tanah, drainase dan aerasi yang kurang baik akan diperbaiki. Tanah diolah pada
kondisi lembab tetapi tidak terlalu basah. Tanah yang sudah gembur hanya diolah
secara umum.
Pengolahan lahan seluas 1000 m2 diawali dengan membersihkan lahan dari
sisa sisa tanaman sebelumnya. Bila perlu sisa tanaman yang cukup banyak dibakar,
abunya dikembalikan ke dalam tanah, kemudian dilanjutkan dengan pencangkulan
dan pengolahan tanah dengan bajak. Tanah yang akan ditanami (calon tempat barisan
tanaman) dicangkul sedalam 15-20 cm, kemudian diratakan. Tanah yang keras
memerlukan pengolahan yang lebih banyak. Pertama-tama tanah dicangkul/dibajak
lalu dihaluskan dan diratakan.
b. Pembentukan bedengan
Bedengan dibuat selebar 100 cm dan tingginya 20 cm. Panjangnya
disesuaikan dengan kondisi dan kontur lahan. Di daerah yang kering, tinggi bedengan
sebaiknya dibuat agak rendah untuk memudahkan penyiraman karena jika terlalu
tinggi akan membutuhkan banyak air saat penyiraman. Diantara bedengan dibuat
parit selebar 10-30 cm yang berfungsi untuk mengatur keluar masuknya air
dibedengan agar akar jagung tidak tergenang.
3. Penanaman
Lubang tanam dibuat dengan alat tugal. Kedalaman lubang perlu di perhatikan
agar benih tidak terhambat pertumbuhannya. Kedalaman lubang tanam antara 3-5 cm,
dan tiap lubang hanya diisi 2 butir benih. Jarak tanam yang digunakan 75cm x 40cm,
dengan 2 tanaman/lubang.
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penjarangan dan Penyulaman
Dengan penjarangan maka dapat ditentukan jumlah tanaman per lubang sesuai
dengan yang dikehendaki. Apabila dalam 1 lubang tumbuh 3 tanaman, sedangkan
yang dikehendaki hanya 2 atau 1, maka tanaman tersebut harus dikurangi. Tanaman
yang tumbuhnya paling tidak baik, dipotong dengan pisau atau gunting yang tajam
tepat di atas permukaan tanah. Pencabutan tanaman secara langsung tidak boleh
dilakukan, karena akan melukai akar tanaman lain yang akan dibiarkan tumbuh.
Penyulaman bertujuan untuk mengganti benih yang tidak tumbuh/mati. Kegiatan ini
dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jenis benih serta perlakuan dalam
penyulaman sama dengan sewaktu penanaman. Penyulaman hendaknya
menggunakan benih dari jenis yang sama. Waktu penyulaman paling lambat dua
minggu setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan bertujuan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu
(gulma). Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung
yang masih muda biasanya dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dan sebagainya.
Yang penting dalam penyiangan ini tidak mengganggu perakaran tanaman yang pada
umur tersebut masih belum cukup kuat mencengkeram tanah. Hal ini biasanya
dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
c. Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan dan bertujuan untuk
memperkokoh posisi batang, sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu juga
untuk menutup akar yang bermunculan di atas permukaan tanah karena adanya aerasi.
Kegiatan ini dilakukan pada saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan
waktu pemupukan. Caranya, tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk
dengan cangkul, kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan
terbentuk guludan yang memanjang.
d. Penyiraman
Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya, kecuali bila tanah
telah lembab. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya dengan tujuan menjaga
agar tanaman tidak layu. Namun menjelang tanaman berbunga, air yang diperlukan
lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit di antara bumbunan tanaman
jagung.
a. Pemupukan
Pemupukan Dosis pemupukan jagung untuk setiap hektarnya adalah pupuk
Urea sebanyak 200-300 kg, pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg, dan pupuk KCl
sebanyak 50- 100 kg. Pemupukan dapat dilakukan dalam tiga tahap. Pada tahap
pertama (pupuk dasar), pupuk diberikan bersamaan dengan waktu tanam. Pada tahap
kedua (pupuk susulan I), pupuk diberikan setelah tanaman jagung berumur 3-4
minggu setelah tanam. Pada tahap ketiga (pupuk susulan II), pupuk diberikan setelah
tanaman jagung berumur 8 minggu atau setelah malai keluar.
e. Pengendalian OPT
Penggunaan pestisida hanya diperkenankan setelah terlihat adanya hama yang
dapat membahayakan proses produksi jagung. Adapun pestisida yang digunakan yaitu
pestisida yang dipakai untuk mengendalikan ulat. Pelaksanaan penyemprotan
hendaknya memperlihatkan kelestarian musuh alami dan tingkat populasi hama yang
menyerang, sehingga perlakuan ini akan lebih efisien.
B. Pasca dan Pasca Panen
a. Panen
Hasil panen jagung tidak semua berupa jagung tua/matang fisiologis, tergantung
dari tujuan panen. Tujuan pemanenan untuk budidaya ini untuk makanan pokok (beras
jagung), pakan ternak, benih, tepung dan berbagai keperluan lainnya oleh karena itu
jagung ini dipanen jika sudah matang fisiologis. Tanda-tandanya sebagian besar daun dan
kelobot telah menguning. Apabila bijinya dilepaskan akan ada warna coklat kehitaman
pada tangkainya (tempat menempelnya biji pada tongkol). Bila biji dipijit dengan kuku,
tidak meninggalkan bekas. Cara panen jagung yang matang fisiologis adalah dengan cara
memutar tongkol berikut kelobotnya, atau dapat dilakukan dengan mematahkan tangkai
buah jagung.
5. Pasca Panen
Setelah jagung dipetik biasanya dilakukan proses lanjutan yang merupakan serangkaian
pekerjaan yang berkaitan dan akhirnya produk siap disimpan atau dipasarkan.
a. Pengupasan
Jagung dikupas pada saat masih menempel pada batang atau setelah
pemetikan selesai. Pengupasan ini dilakukan untuk menjaga agar kadar air di dalam
tongkol dapat diturunkan dan kelembaban di sekitar biji tidak menimbulkan
kerusakan biji atau mengakibatkan tumbuhnya cendawan. Pengupasan dapat
memudahkan atau memperingan pengangkutan selama proses pengeringan. Untuk
jagung masak mati sebagai bahan makanan, begitu selesai dipanen, kelobot segera
dikupas.
b. Pengeringan
Pengeringan jagung dilakukan secara alami/tradisional. Secara tradisional
jagung dijemur di bawah sinar matahari sehingga kadar air berkisar 9–11 %. Biasanya
penjemuran memakan waktu sekitar 7-8 hari. Penjemuran dapat dilakukan di lantai,
dengan alas anyaman bambu atau dengan cara diikat dan digantung.
c. Pemipilan
Setelah dijemur sampai kering jagung dipipil. Pemipilan dapat menggunakan
tangan atau alat pemipil jagung bila jumlah produksi cukup besar. Pada dasarnya
“memipil” jagung hampir sama dengan proses perontokan gabah, yaitu memisahkan
biji-biji dari tempat pelekatan. Jagung melekat pada tongkolnya, maka antara biji dan
tongkol perlu dipisahkan.
d. Penyortiran dan Penggolongan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung harus dipisahkan dari
kotoran atau apa saja yang tidak dikehendaki, sehinggga tidak menurunkan kualitas
jagung. Yang perlu dipisahkan dan dibuang antara lain sisa-sisa tongkol, biji kecil,
biji pecah, biji hampa, kotoran selama petik ataupun pada waktu pengumpilan.
Tindakan ini sangat bermanfaat untuk menghindari atau menekan serangan jamur dan
hama selama dalam penyimpanan. Disamping itu juga dapat memperbaiki peredaran
udara.
C. PemasaranBerdasarkan sistem pemasaran atau frekuensi penjualan hasil di Kab.Bantul, orientasi usaha
tani jagung dapat dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah orientasi
semikomersial, yaitu petani menjual hasil dalam jumlah relatif kecil/ sedikit dan frekuensinya
tidak teratur sesuai dengan kebutuhan uang tunai untuk kebutuhan sehari-hari atau acara
seremonial. Pada orientasi semikomersial, petani menjual jagung pipilan kering langsung ke
pasar lokal. Sedangkan kelompok kedua adalah orientasi komersial, yaitu petani menjual
jagung pipilan kering ke pedagang, pengepul tingkat desa/kecamatan yang datang ke rumah
petani. Jarang dijumpai pemasaran hasil dengan tujuan memperkuat posisi rebut tawar petani.
Penentuan harga didominasi oleh pedagang berdasarkan kadar air jagung pada saat jual beli.
Oleh karena itu, kadar air jagung harus mencapai 18% agar mendapat harga standar di pedagang
besar (di tingkat propinsi). Menurut penjelasan Mink et. al.,(1987) berpendapat bahwa harga
yang lebih tinggi dapat diperoleh apabila petani menjual hasil secara bersama-sama langsung ke
pedagang besar.
D. Sumberdaya Manusiaa. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sangatlah penting untuk membantu suksesnya sebuah usaha baik itu
perusahaan sedang maupun perusahaan besar.Tanpa adanya struktur organisasi maka usaha
tersebut tidak akan berjalan dengan baik karena tidak adanya kejelasan tugas dan tanggung
jawab setiap anggota. Berikut struktur organisasi usaha tani tanaman Jagung yaitu :
Struktur Organisasi Usaha Tani Tanaman Jagung
b. Kompetensi SDMKriteria Dalam kompetensi SDM1. Rajin, ramah, jujur, ulet, memiliki komitmen yang tinggi, bertanggung jawab dan bekerja
keras.2. Mampu mengelola keuangan dan pembukuan.3. Mengetahui teknik-teknik dasar penanaman dan Pemanenan.4. Memiliki kreativitas yang tinggi.5. Memiliki kemauan untuk terus belajar.
Spesifikasi Ketrampilan
Jabatan Uraian Tugas Spesifikasi Ketrampilan
Direktur Bertanggung jawab atas kelancaran usaha yang akan dilakukan, menciptakan sistem produksi dan pemasaran, serta menetapkan kebijakan-kebijakan yang dibantu oleh manajer
Memiliki jiwa leadership yang
tinggi, bertanggung jawab dan
memiliki komitmen kerja yang
tinggi.
Direktur
(Rizal Siswanto)
Sekertaris
(Dayu Setiawan)
Manajer Produksi
(Amir Mahmud)
Manajer Keuangan
(Dika Aninda)
Manajer Pengolahan
Hasil (Fathurrahman)
Marketing
(Herda Pratiwi & Nurul Amaliyah
Tanjung)
lainnya.Sekretaris Bertanggung jawab atas seluruh
aktivitas usaha tani mulai dari administrasi hingga hubungan pekerja juga pemberi ide-ide alternatif untuk usaha yang dikelola.
Memiliki kemampuan komunikasi
yang baik, dapat bertanggung
jawab, dapat dipercaya, memiliki
etika yang baik dan dapat
berbicara di depan umum.
Manajer Keuangan Bertanggung jawab atas keuangan baik pemasukkan maupun pengeluaran dari penjualan.
Ahli dalam pembukuan, jujur,
teliti, dan mengerti akan
keuangan.
Manajer Produksi Bertanggung jawab atas proses produksi kangkung dan menyediakan kebutuhan bahan baku untuk penanaman kangkung.
Memiliki teknik-teknik dasar
pertanian, memiliki semangat
kerja yang tinggi, mampu
menjalin hubungan yang baik dan
mampu menganalisis masalah
serta memiliki ide pemecahan
masalah yang efektif.
Manajer Pengolahan Hasil
Bertanggung jawab atas hasil-hasil pemanenan, segala hal yang berhubungan dengan pasca panen dan pengemasan.
Memiliki ide-ide kreatif dalam hal
pasca panen terutama dalam hal
pengemasan dan mampu bekerja
sama dalam tim maupun individu.
Staff Pemasaran Bertanggung jawab dan dapat memasarkan produk yang dihasilkan, baik melalui pendekatan sosial maupun melalui pendekatan media elektronik.
Memiliki ide-ide yang kreatif,
mampu bekerja secara tim dan
individu.
III. ANALISIS USAHAA. Analisis Usaha
Berdasarkan survey dapat dilihat analisis perencanaan dalam usaha budidaya Jagung pada table dibawah ini:
URAIAN Jumlah SatuanHarga
Satuan (Rp)Biaya (Rp)
Biaya Tetap Sewa Lahan 1000 m2 800 800,000Total Biaya Tetap 800,000Biaya Tidak tetapa. Input Benih 10 kg 5,000 50,000 Pupuk UREA 60 kg 2,000 120,000b. Alat Sabit 2 buah 38,000 76,000 Cangkul 3 buah 38,000 114,000c. Tenaga Kerja Pengolahan Lahan 3 (HOK) 30,000 90,000 Penanaman 4 (HOK) 30,000 120,000
Pemupukan 12(HOK
) 60,000 60,000 Panen 2 (HOK) 30,000 60,000Total Biaya Tidak Tetap 690,000
TOTAL COST (TC) 1,490,000Hasil Produksi Penjualan Jagung 700 kg 6000 4,200,000Total Hasil Produksi 4,200,000
Total Revenue (TR) 4,200,000
Perencanaan diatas berdasarkan pada kebutuhan budidaya tanaman jagung itu sendiri, dimana Total Cost sebesar Rp. 1,490,000 dengan rancangan Total Revenue Rp. 4,200,000.
B. Analisis Rasio Finansial
URAIANMinggu Ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9
SALDO AWAL 0 (1,250,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,400,000) (1,400,000) (1,430,000) (1,430,000) Arus Kas Masuk Penjualan Jagung - - - - - - - - 4,200,000Total Arus Kas Masuk 0 0 0 0 0 0 0 0 4,200,000Arus Kas Keluar Sewa Lahan 800,000 - - - - - - - - Benih 50,000 - - - - - - - - Pupuk UREA 120,000 - - - - - - - - Sabit 76,000 - - - - - - - - Cangkul 114,000 - - - - - - - - Pengolahan Lahan 90,000 - - - - - - - - Penanaman - 120,000 - - - - - - - Pemupukan - - - - 30,000 - 30,000 - - Panen - - - - - - - - 60,000Total Arus Kas Keluar 1,250,000 120,000 - - 30,000 - 30,000 - 60,000SALDO AKHIR (1,250,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,370,000) (1,400,000) (1,400,000) (1,430,000) (1,430,000) 2,710,000Income/profit (Rp) 2,710,000BEP Harga (Rp) (<P) 2,128.57BEP Produksi (Kg) (<Q) 248.33R/C (>1 layak) 2.82Produktivitas Modal/ROY (%) (>oportunity C) 1.82Produktivitas Tenaga Kerja (Rp) (> UMR layak) 271,000Produktivitas Lahan (>sewa lahan layak) 2,710
Analisis finansial menunjukkan bahwa keuntungan atau Profit (Income) bersih yang didapatkan berdasarkan perencanaan usaha adalah sebesar Rp. 2,710,000. Analisi BEP Harga dan BEP Produksi menunjukkan hasil yang baik yaitu <P (harga produksi) dan <Q (total produksi), pada analisis R/C menunjukkan hasil >1 artinya usaha yang dilakukan layak. Analisis Produktivitas Modal (ROY) menunjukkan hasil 1,82%, secara Produktivitas Tenaga Kerja memberikan hasil >UMR minimal/25hari kerja menunjukkan usaha yang dilakukan layak dari segi analisis ini. Sedangan analisis Produktivitas Lahan juga menunjukkan kelayakan usaha tani yaitu >sewa lahan.
IV. PENUTUP
Referensi
Anonim. 2012. Cara Tepat Memupuk Jagung. Dalam web ; http://www.gagaspertanian.com/2012/02/cara-tepat-memupuk-jagung.html#ixzz3uG9D4krW. Diakses tanggal 14 Desember 2015.
Mink, S.D., P.A. Dorosh, and D.H. Penny. 1987. Corn production systems In C.P. Timmer (Ed). The Corn Economy of Indonesia. Cornell University Press, Ithaca, New York.
Prihatman, K. 2000. JAGUNG ( Zea mays L. ). PDF. Dalam web: http://www.warintek.ristek.go.id/pertanian/jagung.pdf. Diakses Tanggal 17 Desember 2015.
Santi. 2013. Persiapan Lahan Budidaya Jagung. Dalam Web : http://kayadenganbertani.blogspot.co.id/2013/04/persiapan-lahan-budidaya-jagung.html. Diakses Tanggal 17 Desember 2015.