proposal skripsi - relevansi teori multiple intelligences dengan konsep fitrah dalam pendidikan...

15
RELEVANSI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KONSEP FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Dalam Pendidikan Agama Islam Oleh: Abdul Halim Wicaksono 30.1.1.7583 FAKULTAS TARBIYAH JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM INSTITUT STUDI ISLAM DARUSSALAM KAMPUS PUSAT ISID 1433/2013

Upload: abdul-halim-wicaksono

Post on 09-Feb-2016

1.080 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam, kecerdasan majemuk dalam Islam

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

RELEVANSI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KONSEP

FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Abdul Halim Wicaksono

30.1.1.7583

FAKULTAS TARBIYAH

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT STUDI ISLAM DARUSSALAM

KAMPUS PUSAT ISID

1433/2013

Page 2: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

1

RELEVANSI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KONSEP

FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Demikian pentingnya peranan

pendidikan, maka dalam UUD 1945 diamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara

berhak untuk mendapat pendidikan, pengajaran dan pemerintah mengusahakan

untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya

diatur dalam undang-undang.

Salah satu unsur terpenting dalam pendidikan adalah peserta didik atau

murid.2 Terhadap murid, ada tiga tugas utama bagi seorang pendidik atau guru,

yaitu: (a) Mendidik, berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup,

(b) Mengajar, berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan (c)

Melatih, berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.3

Untuk melaksanakan ketiga tugas tersebut, guru harus mengetahui dan

memahami bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan yang

berbeda antara satu dengan yang lainya. Perbedaan genetik itu juga ditambah

dengan pengaruh lingkungan hidup manusia, baik lingkungan keluarga,

masyarakat, teman sepermainan, sekolaah maupun lingkungan lainya. Walhasil,

kombinasi perbedaan genetik dan perbedaan pengalaman hidup tersebut

mentransformasikan seorang manusia menjadi individu yang memiliki karakter

1 DPR RI, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, BAB

I, Pasal 1, ayat 1 2 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hal. 94 3 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011 hal.7

Page 3: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

2

dasar (potensi, minat dan bakat) yang unik. Artinya, tidak ada seorang

manusiapun di dunia ini yang punya karakteristik yang benar-benar sama.4

Sayangnya, tidak semua pihak menyadari keragaman karakter seseorang

tersebut. Dalam sistem pendidikan kita yang serbaseragam, perbedaan kerap

menjadi masalah bagi pihak sekolah dan siswa.5 Di banyak tempat, kegiatan di

sekolah hanyalah tempat untuk melatih domain kognitif siswa dan mengabaikan

sisi lainya. Hal inilah yang dikritik pengikut Bloom6 dengan taxonominya

7 yang

menginginkan agar domain afektif dan psikomotorik juga dikembangkan selain

domain kognitif.8

Pandangan yang mengagungkan ranah kognitif inilah yang perlu

diperbaiki. Setiap pendidik haruslah memahami perbedaan potensi, kemampuan

dan keahlian setiap siswa. Keyakinan tidak ada murid yang bodoh haruslah

ditanamkan kepada seluruh elemen sekolah dan juga orangtua. Hal ini karena

setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Hal ini didukung

oleh Howard Gardner dengan teori Multiple Intelligences-nya (kecerdasan

4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Kaifa, Bandung, 2009) hal. 12 5 Ibid, hal.12 6 Bloom yang dimaksudkan adalah Benjamin Samuel Bloom, lahir di Lansford,

Pennsylvania, 21 Februari 1913 – meninggal 13 September 1999 pada umur 86 tahun, adalah

seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat, dengan kontribusi utamanya adalah dalam

penyusunan taksonomi tujuan pendidikan dan pembuatan teori belajar tuntas. Lihat di Elliot W.

Eisner, Prospects: the quarterly review of comparative education, Benjamin Bloom, (Paris,

UNESCO: International Bureau of Education), vol. XXX, no. 3, September 2000 7 Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.

Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan

pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi

kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Secara garis besar tujuan

pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: (a) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang

berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,pengertian, dan

keterampilan berpikir, (b) Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang

menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri,

dan (c) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan

aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan

mesin. Lihat David R. Krathwohl, A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview, (New York:

The H.W. Wilson Company, 2002) 8 Winarko Surakhmad, Pendidikan Nasional, Strategi dan Tragedi, (Jakarta: Kompas,

2009) hal.63

Page 4: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

3

majemuk). Gardner adalah seorang profesor ilmu syaraf (neurology) dari

Universitas Hardvard yang menemukan teori tersebut pada tahun 1984. 9

Menurut Gardner, kecerdasan itu tidak hanya diartikan sebagai IQ semata

seperti yang sering difahami kebanyakan orang, namun kecerdasan itu

menyangkut kemampuan seseorang untuk memecahkan dan menyelesaikan

masalah serta menghasilkan produk atau ide yang merupakan konsekuensi dalam

suasana budaya atau masyarakat tertentu.10

Gardner telah menetapkan delapan kecerdasan, yaitu: Verbal-linguistik,

Logis-matematis, Visual-spasial, Kinestetik-jasmani, Musikal, Interpersonal,

Intrapersonal dan Naturalis. Kemudian ia juga mengusulkan kecerdasan yang

kesembilan dan diberi nama kecerdsan eksistensial atau bisa disebut juga

kecerdasan inklusi.11

Multiple Intelligences yang mencakup delapan kecerdasan itu pada

dasarnya merupakan pengembangan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan

emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Semua jenis kecerdasan perlu

dirangsang pada diri anak sejak usia dini, mulai dari saat lahir hingga awal

memasuki sekolah (7–8 tahun).12

Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. fitrah memiliki makna

dan arti yang banyak. Diantara makna fitrah adalah potensi dasar manusia13

yang

dalam hal ini berkaitan erat dengan teori Multiple Intelligences yang dicetuskan

oleh Howard Gardner.

9 Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi sampai dengan

Implementasi, (Yogyakarta: Hikayat, 2004), hal 198 10 Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk Teori dan

Praktek,penerjemah Alexander Sindoru, (Batam: Interaksara, 2003), hal. 34. 11 Ibid. Hal 55 12 Handy Susanto, “Penerapan Multiple Intellegences dalam Sistem Pembelajaran”,

Jurnal Pendidikan

Penabur, No.04,(Juli, 2005) hal. 60 13 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta,

Darul Falah: 1999) hal. 27

Page 5: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

4

Peneliti melihat adanya pengaruh positif dari relevansi antara Teori

Multiple Intelligence dengan Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam. Perpaduan

antara teori Multiple Intelligences dan Konsep Fitrah ini begitu penting karena

beberapa hal, diantaranya: (1) Teori Multiple Intelligences berusaha

mengungkapkan potensi yang ada dalam diri manusia, (2) Manusia sebagai

ciptaan Allah dilahirkan dalam keadaan suci dan membawa potensi-potensi, (3)

Dengan mengkolaborasikan teori dan konsep diatas, maka akan tercipta

pandangan yang benar terhadap murid yang sejatinya adalah jalan untuk

menjadikan pendidikan lebih maju.

Maka dari itu, peneliti mengajukan judul skripsinya yaitu: “Relevansi

Teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah dalam Pendidikan

Islam.”

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Teori Multiple Intelligences yang ditemukan Howard

Gardner?

2. Apa relevansi Teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah

dalam Pendidikan Islam?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan yang ingi dicapai dalam

penulisan skripsi ini adalah:

1. Untuk mengetahui Teori Multiple Intelligences yang ditemukan oleh

Howard Gardner

2. Untuk mengetahui relevansi teori Multiple Intelligences dengan

Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam

Page 6: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

5

D. Kegunaan Penelitian

Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat

baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang

terlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan

skripsi ini adalah:

Teoritis:

Penelitian ini secara langsung akan menambah khazanah ilmu

pengetahuan pendidikan Islam khususnya tentang relevansi teori

Multiple Intelligences dengan konsep Fitrah dalam Pendidikan

Islam

Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan motivasi

bagi tenaga pendidik dan kependidikan dalam menyusun

kurikulum dan strategi mengajar. Selain itu juga akan lebih

memanusiakan manusia sehingga lebih tercapai tujuan pendidikan

Islam dan nasional.

E. Tinjauan Pustaka

Penelitian terdahulu sangat diperlukan sebagai rujukan dan sarana

informasi untuk menunjang pembahasan pada penelitian ini. Beberapa penelitian

terdahulu yang berkaitan dengan Teori Multiple Intelligences dan Konsep Fitrah

adalah sebagai berikut:

1. Tesis yang ditulis oleh Miftahul Jannah di Program Pascasarjana IAIN

Sunan Ampel Surabaya, tahun 2009 dengan judul, “Implementasi

Multiple Intelligences System Pada Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di Smp Yayasan Islam Malik Ibrahim (Yimi) Full Day School

Gresik Jawa Timur.” Penelitian ini membahas pengelolaan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam (meliputi: materi, metode/

media, guru, evaluasi, proses pembelajaran) berbasis Multiple

Page 7: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

6

Intellegenes System, serta kelebihan dan kekurangan penerapan

Multiple Intellegences System pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islam (PAI) di Smp Yayasan Islam Malik Ibrahim (Yimi) Full Day

School Gresik Jawa Timur.

2. Skripsi yang ditulis oleh Salim Haddar di UIN Maulana Malik Ibrahim

Malang, tahun 2010 dengan judul, “Penerapan Konsepmultiple

Intelligences dalam Mewujudkan Sekolah Unggul (Studi Kasus di SD

YIMA Islamic School Bondowoso).” Penelitian ini mengulas desain

konsep Multiple Intelligences di SD YIMA Islamic School Bondowoso

berserta implementasi dan evaluasinya.

3. Buku yang ditulis oleh Abdul Mujib, M.Ag. dengan judul, “Fitrah dan

Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis.” Diterbitkan oleh

Darul Falah, Jakarta Pusat, Cetakan Pertama Oktober 1999. Buku ini

membahas konsep fitrah dalam Islam, dasar-dasar pemahaman

psikologi kepribadian kontemporer barat, dan fitrah sebagai struktur

kepribadian Islam.

4. Buku yang ditulis oleh Muis Sad Iman, M. Ag. dengan judul,

“Pendidikan Partisipatif, Membangun Konsep Fitrah dan

Progresivisme John Dewey.” Diterbitkan oleh Safiria Insania Press

bekerjasama dengan Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia

(MSI UII) Yogyakarta, Cetakan pertama Desember 2003. Buku ini

membahas epistemologi Pendidikan Partisipatif, konsep fitrah dalam

Islam, Aliran Pendidikan Progresivisme dan perpaduan antara teori

progresivisme dan konsep fitrah.

Penelitian dan buku terdahulu memberikan informasi yang berharga dan

kontribusi ilmu pengetahuan yang besar. Dua penelitian akademis diatas

merupakan penelitian lapangan yang berkaitan dengan teori Multiple

Intelligences, dan dua buku setelahnya membahas konsep fitrah yang dikaitkan

dengan kepribadian Islam dan yang terakhir dengan aliran pendidikan

progresivisme John Dewey. Namun, peneliti belum menemukan kajian tentang

Page 8: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

7

hubungan teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah. Maka, peneliti ingin

meneliti tentang relevansi teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah

dalam Pendidikan Islam.

F. Kerangka Teori

Teori kecerdasan terus berkembang mulai dari Plato, Aristoteles, Darwin,

Alferd Binet, Stanberg, Piaget, sampai Howard Gardner. Teori kecerdasan

mengalami puncak perubahan paradigma pada 1983 saat Dr. Howard Gardner,

Pemimpn project Zero Harvard University mengumumkan perubahan makna

kecerdasan dari pemahaman sebelumnya. Teori Multiple Intelligences

dicetuskanya, awalnya adalah wilayah psikologi, ternyata berkembang ke wilayah

edukasi, bahkan telah merambah dunia profesional di perusahaan-perusahaan

besar.14

Menurut Gardner, kecerdasan itu tidak hanya diartikan sebagai IQ semata

seperti yang sering difahami kebanyakan orang, namun kecerdasan itu

menyangkut kemampuan seseorang untuk memecahkan dan menyelesaikan

masalah serta menghasilkan produk atau ide yang merupakan konsekuensi dalam

suasana budaya atau masyarakat tertentu.15

Kecerdasan yang dikemukakan gardner sebenarnya merupakan tingkah

laku yang memenuhi kriteria sebagai „kecerdasan‟. Kriteria ini didasarkan pada

prespektif ilmu biologi, analisis logis, psikologi perkembangan, psikologi

eksperimental, dan psikometri. Kriteria sebagai pertimbangan kandidat kecerdasan

adalah sebagai berikut: (1) potensi untuk isolasi (pemisahan) otak dengan

kerusakan otak, (2) tempatnya dalam sejarah evolusi, (3) adanya operasi inti, (4)

kerentanan terhadap pengkodean, (5) kemajuan perkembangan yang berbeda, (6)

adanya idiot-sarjana, keajaiban yang luar biasa dan orang-orang lainnya, (7)

14 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Kaifa, Bandung, 2009) hal. 69 15 Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk Teori dan

Praktek,penerjemah Alexander Sindoru, (Batam: Interaksara, 2003), hal. 34.

Page 9: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

8

dukungan dari psikologi eksperimental, dan (8) dukungan dari temuan

psikometrik.16

Gardner menetapkan delapan kemampuan yang dianggapnya masuk

kriteria diatas kemudian menyebutnya sebagai kecerdasan, yaitu: Verbal-

linguistik, Logis-matematis, Visual-spasial, Kinestetik-jasmani, Musikal,

Interpersonal, Intrapersonal dan Naturalis. Kemudian ia juga mengusulkan

kecerdasan yang kesembilan dan diberi nama kecerdsan eksistensial atau bisa

disebut juga kecerdasan inklusi.17

Pada awalnya, Multiple Intelligences merupakan teori kecerdasan dalam

ranah psikologi. Ketika ditarik ke dunia pendidikan, Multiple Intelligences

menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi apapun dalam semua bidang

studi. Inti strategi ini adalah bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar

mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya. Pendalaman tentang strategi ini

akan menghasilkan kemampuan guru membuat siswa tertarik dan berhasil dalam

belajar dengan waktu yang relatif cepat.18

Teori Multiple Intelligences mengungkapkan bahwa: (1) Setiap orang

memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin berbeda.

Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan

tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan, (2) Orang dapat mengembangkan

setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai; Kecerdasan

dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan,

dukungan yang baik, dan pengajaran, (3) Kecerdasan-kecerdasan umumnya

bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari,

kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain: menendang bola (kinestetik),

orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan

interpersonal), (4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.

16 Howard Gardner, Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for 21st century (New

York, Basic Book: 1999) hal.36 17 Ibid. Hal 18 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung, Kaifa: 2009) hal. 108

Page 10: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

9

Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai

bercerita dan berbicara secara memukau.19

Dalam pandangan Islam, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.

Dalam al-Hadits disebutkan:

، ْيَع ُه وُه، ،ىُه َع ْيْن َع َع ، َع َّنوُه، َع اَع ، َع يِب ، ايِب، َع َّن ، اُه، َع َع ْنويِب، َع َع َّن َع،:، َع ْن ، َع ُه وُه ،»:، َع وَع مَع ،ميِب ْن

، ُه لَعدُه، َع َع ، لْنفيِبطْن َع يِب ،فَعأَعبْيَع َع هُه، ْيُههَع ِّدَع يِبويِب، َع ْيُهنَعصِّ َع يِبويِب، َعُيُهَعجِّسَع يِبويِب ، َعمَع ،تْيُهنْنتَعجُه، لْنبَعهيِب مَعةُه،َبَعيِب مَعًة، لُه ٍد،إيِبَّلَّن مَع ْن

،جَعدْن َع ءَع؟ ، يِب ْنتُه ْن،:، ُهَّن، ْيَع ُه وُه،«،َجَعْنعَع ءَع ،ىَعلْن،ُتُهيِبسُّ اَع،فيِب هَع ،ميِب ْن فيِبطْن َع َع، ايِب،}:، َعبُه ،ىُه َع ْيْن َع َع، َع ْيْن َعءُه ،إيِباْن

، ايِب، ،تْيَعبْنديِب لَع، يِبَع ْن يِب ، َع َع ْيْنهَع ،َّلَع ، لنَّن اَع ،فَعطَع َع خ جو،) اْن َعةَع،،[30:، ل م]،{ لَّن يِب

،(1359: لبخ ى

Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah Saw.

pernah bersabda, “Seorang bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan suci

(fitrah), kemudian kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau

Nasrani atau Majusi, sebagaimana hewan yang diturutsertakan kepada hewan lain

yang bergerombol, apakah disitu ada hewan yang tidak mau turut?”

Kemudian Abu Hurairah mengatakan: Jila kalian mau, bacalah ayat (yang

artinya), “...tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut

fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah” (Q.S. Ar-Rum: 30). [hadits ini

juga diriwayatkan oleh Al-Bukhori, no hadits: 1359]20

Secara tegas, hadits diatas menerangkan bahwa setiap manusia terlahir

dalam keadaan fitrah. Kata fitrah memiliki pengertian yang sangat beragam

19 Howard Gardner, Frames of Mind, The Theory of Multiple Intelligences, (New York,

Basic Book : 1993) hal.11-12 20 Ed. Imam Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta, Pustaka Amani, 2001) hal.

1086

Page 11: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

10

dikarenakan oleh pemilihan sudut makna. Fitrah dapat dimaknai secara etimologi,

terminologi, bahkan makna konteks dalam suatu ayat (nasabi).21

Pemaknaan fitrah melalui sudut pandang nasabi diambil dari beberapa ayat

dan hadits nabi memiliki arti sebagai berikut: (a) fitrah berarti suci, (b) fitrah

berarti potensi ber-Islam, (c) fitrah berarti mengakui keesaan Allah, (d) fitrah

berarti kondisi selamat dan kontinuitas, (e) fitrah berarti perasaan yang tulus, (f)

fitrah berarti kesanggupan atau predisposisi untuk menerima kebenaran, (g) fitrah

berarti potensi dasar manusia atau perasaan untuk beribadah, (h) fitrah berarti

ketetapan atau takdir asal manusia, (i) fitrah berarti tabi‟at atau watak asli

manusia, dan (j) fitrah berarti sifat-sifat Allah Swt yang ditiupkan untuk manusia

sebelum dilahirkan.22

Beberapa makna tersebut kemudian disimpulan oleh Abdul

Mujib dan memaknai fitrah sebagai berikut:

“Fitrah adalah wujud organisasi dinamis yang terdapat pada diri manusia dan terdiri atas

sistem-sistem psikopostik yang dapat menimbulkan tingkah laku. Sistem tersebut memiliki citra

unik (misalnya al-Islam) yang telah ada sejak awal penciptaanya.”23

Konsep fitrah membantu pendidikan Islam dalam melihat peserta didik.

Konsep ini menekankan bahwa tiap manusia yang terlahir memiliki pembawaan

atau potensi dalam dirinya(faktor endogen). Namun, lingkungan luar (faktor

eksogen) turut pula mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian

anak didik. Berbeda dengan teori atau konsep pendidikan lainya, Islam telah

menetapkan tujuan dan arah pendidikan kemana kepribadian itu dibentuk dan

dikembangkan, yaitu ma‟rifatullah dan bertaqwaa kepadanya.24

G. Metode Penelitian

21 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta,

Darul Falah: 1999) hal. 17 22 Ibid. Hal 19-32 23 Ibid. Hal 35 24 Muis Sad Imam, Pendidikan Partisipatif, Menimbang Konsep Fitrah dan

Progresivisme John Dewey, (Yogyakarta, Safiria Insania Press: 2004) hal. 28

Page 12: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

11

Metode penelitian yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dan

informasi yang diharapkan kemudian juga tehnik analisisnya adalah sebagai

berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), yaitu

penelitian yang penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur

(kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari

penelitian terdahulu.25

2. Sumber Data

Dalam hal sumber data, peneliti menyeleksi dari berbagai data-data

yang valid dan relevan dengan teori Multiple Intelligences dan juga

konsep fitrah dalam Pendidikan Islam. Sumber data yang dikumpulkan

memiliki klasifikasi sebagai berikut:

a. Sumber Primer

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah buku karya

Howard Gardner yang berjudul Frame of Mind, The theory of

Multiple Intelligences dan buku berjudul Fitrah dan Kepribadian

Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis karya Abdul Mujib.

b.Sumber Sekunder

Sumber sekunder meliputi karya-karya yang berhubungan

langsung ataupun membahas tentang teori multiple Intelligences

dan Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam.

25

M Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta:

Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11

Page 13: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

12

3. Tehnik Pengumpulan Data

Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

dengan dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya

monumental dari seseorang.26

4. Tehnik Analisis Data

Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, maka data

tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan, bentuk teknik dalam

teknik analisis data sebagai berikut:

a. Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan

dan menyususn suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap

data tersebut. Analisis deskriptif yakni data yang dikumpulkan

adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini

disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu,

semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti.27

b.Analisis Isi (Content)

Metode analisis isi (Content) yaitu analisis berdasarkan data

yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan

tertentu . berdasarkan pola hubungan tadi, selanjutnya dicarikan

26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung, Alfabeta: 2012) hal.329 27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya:

2006) hal. 11

Page 14: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

13

data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat diambil sebuah

kesimpulan.28

H. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan

agar runtut, sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga

memudahkan pembaca untuk memahami kandungan suatu karya ilmiah. Adapun

sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:

1. Bagian awal

Pada bagian ini memuat: halaman Judul, Pernyataan Keaslian,

Pengesahan, Nota Pembimbing, Abstrak, Transliterasi, Kata Pengantar,

Daftar Isi.

2. Bagian Utama

BAB I merupakan pendahuluan, yang berisi Latar Belakang

Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian

Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, dan Sistematika

Pembahasan.

BAB II merupakan gambaran umum tentang Makna Fitrah (secara

Etimologi dan Terminologi), Fitrah dalam tinjauan al-Qur‟an dan as-

Sunnah dan Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam.

BAB II Merupakan kajian pustaka yang mencakup tentang teori

Multiple Intelligences (secara Etimologi dan Terminologi), Biografi

Howard Gardner (Sejarah Kehidupan Howard Gardner, Sejarah

28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,

(Bandung, Alfabeta: 2012) hal.335

Page 15: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam

14

Pendidikan Howard Gardner, Karya Tulis Howard Gardner, Prestasi dan

Jabatan Howard Gardner).

BAB IV Analisa tentang teori Multiple Intelligences Howard

Gardner dan relevansinya dengan Konsep Ftrah dalam Pendidikan Islam.

Berisi tentang delapan kecerdasan yang dirumuskan Howard Gardner dan

relevansinya dalan nilai-nilai Islam, relevansi pandangan teori Multiple

Intelligences dengan konsep fitrah, kelebihan dan kelemahan teori

Multiple Intelligences, kemudian relevansinya teori Multiple Intelligences

Howard Gardner dan relevansinya dengan Konsep Ftrah dalam Pendidikan

Islam.

BAB V Penutup yang memuat kesimpulan, saran-saran serta penutup

yang merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini.