proposal skripsi - relevansi teori multiple intelligences dengan konsep fitrah dalam pendidikan...
DESCRIPTION
Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam, kecerdasan majemuk dalam IslamTRANSCRIPT
![Page 1: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/1.jpg)
RELEVANSI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KONSEP
FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Dalam Pendidikan Agama Islam
Oleh:
Abdul Halim Wicaksono
30.1.1.7583
FAKULTAS TARBIYAH
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT STUDI ISLAM DARUSSALAM
KAMPUS PUSAT ISID
1433/2013
![Page 2: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/2.jpg)
1
RELEVANSI TEORI MULTIPLE INTELLIGENCES DENGAN KONSEP
FITRAH DALAM PENDIDIKAN ISLAM
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.1 Demikian pentingnya peranan
pendidikan, maka dalam UUD 1945 diamanatkan bahwa tiap-tiap warga negara
berhak untuk mendapat pendidikan, pengajaran dan pemerintah mengusahakan
untuk menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang pelaksanaannya
diatur dalam undang-undang.
Salah satu unsur terpenting dalam pendidikan adalah peserta didik atau
murid.2 Terhadap murid, ada tiga tugas utama bagi seorang pendidik atau guru,
yaitu: (a) Mendidik, berarti meneruskan dan mengembangkan nilai-nilai hidup,
(b) Mengajar, berarti meneruskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan (c)
Melatih, berarti mengembangkan ketrampilan-ketrampilan pada siswa.3
Untuk melaksanakan ketiga tugas tersebut, guru harus mengetahui dan
memahami bahwa setiap anak dilahirkan ke dunia ini dalam keadaan yang
berbeda antara satu dengan yang lainya. Perbedaan genetik itu juga ditambah
dengan pengaruh lingkungan hidup manusia, baik lingkungan keluarga,
masyarakat, teman sepermainan, sekolaah maupun lingkungan lainya. Walhasil,
kombinasi perbedaan genetik dan perbedaan pengalaman hidup tersebut
mentransformasikan seorang manusia menjadi individu yang memiliki karakter
1 DPR RI, Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, BAB
I, Pasal 1, ayat 1 2 Abu Ahmadi, Ilmu Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 1991) hal. 94 3 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011 hal.7
![Page 3: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/3.jpg)
2
dasar (potensi, minat dan bakat) yang unik. Artinya, tidak ada seorang
manusiapun di dunia ini yang punya karakteristik yang benar-benar sama.4
Sayangnya, tidak semua pihak menyadari keragaman karakter seseorang
tersebut. Dalam sistem pendidikan kita yang serbaseragam, perbedaan kerap
menjadi masalah bagi pihak sekolah dan siswa.5 Di banyak tempat, kegiatan di
sekolah hanyalah tempat untuk melatih domain kognitif siswa dan mengabaikan
sisi lainya. Hal inilah yang dikritik pengikut Bloom6 dengan taxonominya
7 yang
menginginkan agar domain afektif dan psikomotorik juga dikembangkan selain
domain kognitif.8
Pandangan yang mengagungkan ranah kognitif inilah yang perlu
diperbaiki. Setiap pendidik haruslah memahami perbedaan potensi, kemampuan
dan keahlian setiap siswa. Keyakinan tidak ada murid yang bodoh haruslah
ditanamkan kepada seluruh elemen sekolah dan juga orangtua. Hal ini karena
setiap manusia dilahirkan dengan potensi yang berbeda-beda. Hal ini didukung
oleh Howard Gardner dengan teori Multiple Intelligences-nya (kecerdasan
4 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Kaifa, Bandung, 2009) hal. 12 5 Ibid, hal.12 6 Bloom yang dimaksudkan adalah Benjamin Samuel Bloom, lahir di Lansford,
Pennsylvania, 21 Februari 1913 – meninggal 13 September 1999 pada umur 86 tahun, adalah
seorang psikolog pendidikan dari Amerika Serikat, dengan kontribusi utamanya adalah dalam
penyusunan taksonomi tujuan pendidikan dan pembuatan teori belajar tuntas. Lihat di Elliot W.
Eisner, Prospects: the quarterly review of comparative education, Benjamin Bloom, (Paris,
UNESCO: International Bureau of Education), vol. XXX, no. 3, September 2000 7 Taksonomi Bloom merujuk pada taksonomi yang dibuat untuk tujuan pendidikan.
Taksonomi ini pertama kali disoleh Benjamin S. Bloom pada tahun 1956. Dalam hal ini, tujuan
pendidikan dibagi menjadi beberapa domain (ranah, kawasan) dan setiap domain tersebut dibagi
kembali ke dalam pembagian yang lebih rinci berdasarkan hirarkinya. Secara garis besar tujuan
pendidikan dibagi ke dalam tiga domain, yaitu: (a) Cognitive Domain (Ranah Kognitif), yang
berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan,pengertian, dan
keterampilan berpikir, (b) Affective Domain (Ranah Afektif) berisi perilaku-perilaku yang
menekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri,
dan (c) Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor) berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang, dan mengoperasikan
mesin. Lihat David R. Krathwohl, A Revision of Bloom's Taxonomy: An Overview, (New York:
The H.W. Wilson Company, 2002) 8 Winarko Surakhmad, Pendidikan Nasional, Strategi dan Tragedi, (Jakarta: Kompas,
2009) hal.63
![Page 4: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/4.jpg)
3
majemuk). Gardner adalah seorang profesor ilmu syaraf (neurology) dari
Universitas Hardvard yang menemukan teori tersebut pada tahun 1984. 9
Menurut Gardner, kecerdasan itu tidak hanya diartikan sebagai IQ semata
seperti yang sering difahami kebanyakan orang, namun kecerdasan itu
menyangkut kemampuan seseorang untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah serta menghasilkan produk atau ide yang merupakan konsekuensi dalam
suasana budaya atau masyarakat tertentu.10
Gardner telah menetapkan delapan kecerdasan, yaitu: Verbal-linguistik,
Logis-matematis, Visual-spasial, Kinestetik-jasmani, Musikal, Interpersonal,
Intrapersonal dan Naturalis. Kemudian ia juga mengusulkan kecerdasan yang
kesembilan dan diberi nama kecerdsan eksistensial atau bisa disebut juga
kecerdasan inklusi.11
Multiple Intelligences yang mencakup delapan kecerdasan itu pada
dasarnya merupakan pengembangan dari kecerdasan otak (IQ), kecerdasan
emosional (EQ), kecerdasan spiritual (SQ). Semua jenis kecerdasan perlu
dirangsang pada diri anak sejak usia dini, mulai dari saat lahir hingga awal
memasuki sekolah (7–8 tahun).12
Setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah. fitrah memiliki makna
dan arti yang banyak. Diantara makna fitrah adalah potensi dasar manusia13
yang
dalam hal ini berkaitan erat dengan teori Multiple Intelligences yang dicetuskan
oleh Howard Gardner.
9 Suparlan, Mencerdaskan Kehidupan Bangsa, dari Konsepsi sampai dengan
Implementasi, (Yogyakarta: Hikayat, 2004), hal 198 10 Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk Teori dan
Praktek,penerjemah Alexander Sindoru, (Batam: Interaksara, 2003), hal. 34. 11 Ibid. Hal 55 12 Handy Susanto, “Penerapan Multiple Intellegences dalam Sistem Pembelajaran”,
Jurnal Pendidikan
Penabur, No.04,(Juli, 2005) hal. 60 13 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta,
Darul Falah: 1999) hal. 27
![Page 5: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/5.jpg)
4
Peneliti melihat adanya pengaruh positif dari relevansi antara Teori
Multiple Intelligence dengan Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam. Perpaduan
antara teori Multiple Intelligences dan Konsep Fitrah ini begitu penting karena
beberapa hal, diantaranya: (1) Teori Multiple Intelligences berusaha
mengungkapkan potensi yang ada dalam diri manusia, (2) Manusia sebagai
ciptaan Allah dilahirkan dalam keadaan suci dan membawa potensi-potensi, (3)
Dengan mengkolaborasikan teori dan konsep diatas, maka akan tercipta
pandangan yang benar terhadap murid yang sejatinya adalah jalan untuk
menjadikan pendidikan lebih maju.
Maka dari itu, peneliti mengajukan judul skripsinya yaitu: “Relevansi
Teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah dalam Pendidikan
Islam.”
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Teori Multiple Intelligences yang ditemukan Howard
Gardner?
2. Apa relevansi Teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah
dalam Pendidikan Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan diatas maka tujuan yang ingi dicapai dalam
penulisan skripsi ini adalah:
1. Untuk mengetahui Teori Multiple Intelligences yang ditemukan oleh
Howard Gardner
2. Untuk mengetahui relevansi teori Multiple Intelligences dengan
Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam
![Page 6: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/6.jpg)
5
D. Kegunaan Penelitian
Dari setiap penelitian yang dilakukan dipastikan dapat memberi manfaat
baik bagi objek, atau peneliti khususnya dan juga bagi seluruh komponen yang
terlibat didalamnya. Manfaat atau nilai guna yang bisa diambil dari penulisan
skripsi ini adalah:
Teoritis:
Penelitian ini secara langsung akan menambah khazanah ilmu
pengetahuan pendidikan Islam khususnya tentang relevansi teori
Multiple Intelligences dengan konsep Fitrah dalam Pendidikan
Islam
Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi dan motivasi
bagi tenaga pendidik dan kependidikan dalam menyusun
kurikulum dan strategi mengajar. Selain itu juga akan lebih
memanusiakan manusia sehingga lebih tercapai tujuan pendidikan
Islam dan nasional.
E. Tinjauan Pustaka
Penelitian terdahulu sangat diperlukan sebagai rujukan dan sarana
informasi untuk menunjang pembahasan pada penelitian ini. Beberapa penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan Teori Multiple Intelligences dan Konsep Fitrah
adalah sebagai berikut:
1. Tesis yang ditulis oleh Miftahul Jannah di Program Pascasarjana IAIN
Sunan Ampel Surabaya, tahun 2009 dengan judul, “Implementasi
Multiple Intelligences System Pada Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam di Smp Yayasan Islam Malik Ibrahim (Yimi) Full Day School
Gresik Jawa Timur.” Penelitian ini membahas pengelolaan
pembelajaran Pendidikan Agama Islam (meliputi: materi, metode/
media, guru, evaluasi, proses pembelajaran) berbasis Multiple
![Page 7: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/7.jpg)
6
Intellegenes System, serta kelebihan dan kekurangan penerapan
Multiple Intellegences System pada pembelajaran Pendidikan Agama
Islam (PAI) di Smp Yayasan Islam Malik Ibrahim (Yimi) Full Day
School Gresik Jawa Timur.
2. Skripsi yang ditulis oleh Salim Haddar di UIN Maulana Malik Ibrahim
Malang, tahun 2010 dengan judul, “Penerapan Konsepmultiple
Intelligences dalam Mewujudkan Sekolah Unggul (Studi Kasus di SD
YIMA Islamic School Bondowoso).” Penelitian ini mengulas desain
konsep Multiple Intelligences di SD YIMA Islamic School Bondowoso
berserta implementasi dan evaluasinya.
3. Buku yang ditulis oleh Abdul Mujib, M.Ag. dengan judul, “Fitrah dan
Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis.” Diterbitkan oleh
Darul Falah, Jakarta Pusat, Cetakan Pertama Oktober 1999. Buku ini
membahas konsep fitrah dalam Islam, dasar-dasar pemahaman
psikologi kepribadian kontemporer barat, dan fitrah sebagai struktur
kepribadian Islam.
4. Buku yang ditulis oleh Muis Sad Iman, M. Ag. dengan judul,
“Pendidikan Partisipatif, Membangun Konsep Fitrah dan
Progresivisme John Dewey.” Diterbitkan oleh Safiria Insania Press
bekerjasama dengan Magister Studi Islam Universitas Islam Indonesia
(MSI UII) Yogyakarta, Cetakan pertama Desember 2003. Buku ini
membahas epistemologi Pendidikan Partisipatif, konsep fitrah dalam
Islam, Aliran Pendidikan Progresivisme dan perpaduan antara teori
progresivisme dan konsep fitrah.
Penelitian dan buku terdahulu memberikan informasi yang berharga dan
kontribusi ilmu pengetahuan yang besar. Dua penelitian akademis diatas
merupakan penelitian lapangan yang berkaitan dengan teori Multiple
Intelligences, dan dua buku setelahnya membahas konsep fitrah yang dikaitkan
dengan kepribadian Islam dan yang terakhir dengan aliran pendidikan
progresivisme John Dewey. Namun, peneliti belum menemukan kajian tentang
![Page 8: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/8.jpg)
7
hubungan teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah. Maka, peneliti ingin
meneliti tentang relevansi teori Multiple Intelligences dengan Konsep Fitrah
dalam Pendidikan Islam.
F. Kerangka Teori
Teori kecerdasan terus berkembang mulai dari Plato, Aristoteles, Darwin,
Alferd Binet, Stanberg, Piaget, sampai Howard Gardner. Teori kecerdasan
mengalami puncak perubahan paradigma pada 1983 saat Dr. Howard Gardner,
Pemimpn project Zero Harvard University mengumumkan perubahan makna
kecerdasan dari pemahaman sebelumnya. Teori Multiple Intelligences
dicetuskanya, awalnya adalah wilayah psikologi, ternyata berkembang ke wilayah
edukasi, bahkan telah merambah dunia profesional di perusahaan-perusahaan
besar.14
Menurut Gardner, kecerdasan itu tidak hanya diartikan sebagai IQ semata
seperti yang sering difahami kebanyakan orang, namun kecerdasan itu
menyangkut kemampuan seseorang untuk memecahkan dan menyelesaikan
masalah serta menghasilkan produk atau ide yang merupakan konsekuensi dalam
suasana budaya atau masyarakat tertentu.15
Kecerdasan yang dikemukakan gardner sebenarnya merupakan tingkah
laku yang memenuhi kriteria sebagai „kecerdasan‟. Kriteria ini didasarkan pada
prespektif ilmu biologi, analisis logis, psikologi perkembangan, psikologi
eksperimental, dan psikometri. Kriteria sebagai pertimbangan kandidat kecerdasan
adalah sebagai berikut: (1) potensi untuk isolasi (pemisahan) otak dengan
kerusakan otak, (2) tempatnya dalam sejarah evolusi, (3) adanya operasi inti, (4)
kerentanan terhadap pengkodean, (5) kemajuan perkembangan yang berbeda, (6)
adanya idiot-sarjana, keajaiban yang luar biasa dan orang-orang lainnya, (7)
14 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Kaifa, Bandung, 2009) hal. 69 15 Howard Gardner, Multiple Intelligences: Kecerdasan Majemuk Teori dan
Praktek,penerjemah Alexander Sindoru, (Batam: Interaksara, 2003), hal. 34.
![Page 9: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/9.jpg)
8
dukungan dari psikologi eksperimental, dan (8) dukungan dari temuan
psikometrik.16
Gardner menetapkan delapan kemampuan yang dianggapnya masuk
kriteria diatas kemudian menyebutnya sebagai kecerdasan, yaitu: Verbal-
linguistik, Logis-matematis, Visual-spasial, Kinestetik-jasmani, Musikal,
Interpersonal, Intrapersonal dan Naturalis. Kemudian ia juga mengusulkan
kecerdasan yang kesembilan dan diberi nama kecerdsan eksistensial atau bisa
disebut juga kecerdasan inklusi.17
Pada awalnya, Multiple Intelligences merupakan teori kecerdasan dalam
ranah psikologi. Ketika ditarik ke dunia pendidikan, Multiple Intelligences
menjadi sebuah strategi pembelajaran untuk materi apapun dalam semua bidang
studi. Inti strategi ini adalah bagaimana guru mengemas gaya mengajarnya agar
mudah ditangkap dan dimengerti oleh siswanya. Pendalaman tentang strategi ini
akan menghasilkan kemampuan guru membuat siswa tertarik dan berhasil dalam
belajar dengan waktu yang relatif cepat.18
Teori Multiple Intelligences mengungkapkan bahwa: (1) Setiap orang
memiliki kedelapan kecerdasan, hanya saja profil tiap orang mungkin berbeda.
Ada yang tinggi pada semua jenis kecerdasan ada pula yang hanya rata-rata dan
tinggi pada dua atau tiga jenis kecerdasan, (2) Orang dapat mengembangkan
setiap kecerdasan sampai pada tingkat penguasaan yang memadai; Kecerdasan
dapat distimulasi, dikembangkan sampai batas tertinggi melalui pengayaan,
dukungan yang baik, dan pengajaran, (3) Kecerdasan-kecerdasan umumnya
bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Dalam aktivitas sehari-hari,
kecerdasan saling berkaitan dalam satu rangkain: menendang bola (kinestetik),
orientasi diri di lapangan (spasial), mengajukan protes ke wasit (linguistik dan
interpersonal), (4) Ada banyak cara untuk menjadi cerdas dalam setiap kategori.
16 Howard Gardner, Intelligence Reframed: Multiple Intelligences for 21st century (New
York, Basic Book: 1999) hal.36 17 Ibid. Hal 18 Munif Chatib, Sekolahnya Manusia, (Bandung, Kaifa: 2009) hal. 108
![Page 10: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/10.jpg)
9
Seseorang yang cerdas linguistik mungkin tidak pandai menulis, tetapi pandai
bercerita dan berbicara secara memukau.19
Dalam pandangan Islam, setiap manusia dilahirkan dalam keadaan fitrah.
Dalam al-Hadits disebutkan:
، ْيَع ُه وُه، ،ىُه َع ْيْن َع َع ، َع َّنوُه، َع اَع ، َع يِب ، ايِب، َع َّن ، اُه، َع َع ْنويِب، َع َع َّن َع،:، َع ْن ، َع ُه وُه ،»:، َع وَع مَع ،ميِب ْن
، ُه لَعدُه، َع َع ، لْنفيِبطْن َع يِب ،فَعأَعبْيَع َع هُه، ْيُههَع ِّدَع يِبويِب، َع ْيُهنَعصِّ َع يِبويِب، َعُيُهَعجِّسَع يِبويِب ، َعمَع ،تْيُهنْنتَعجُه، لْنبَعهيِب مَعةُه،َبَعيِب مَعًة، لُه ٍد،إيِبَّلَّن مَع ْن
،جَعدْن َع ءَع؟ ، يِب ْنتُه ْن،:، ُهَّن، ْيَع ُه وُه،«،َجَعْنعَع ءَع ،ىَعلْن،ُتُهيِبسُّ اَع،فيِب هَع ،ميِب ْن فيِبطْن َع َع، ايِب،}:، َعبُه ،ىُه َع ْيْن َع َع، َع ْيْن َعءُه ،إيِباْن
، ايِب، ،تْيَعبْنديِب لَع، يِبَع ْن يِب ، َع َع ْيْنهَع ،َّلَع ، لنَّن اَع ،فَعطَع َع خ جو،) اْن َعةَع،،[30:، ل م]،{ لَّن يِب
،(1359: لبخ ى
Artinya: Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dia berkata: Rasulullah Saw.
pernah bersabda, “Seorang bayi tidaklah dilahirkan melainkan dalam keadaan suci
(fitrah), kemudian kedua orang tuanyalah yang membuatnya menjadi Yahudi atau
Nasrani atau Majusi, sebagaimana hewan yang diturutsertakan kepada hewan lain
yang bergerombol, apakah disitu ada hewan yang tidak mau turut?”
Kemudian Abu Hurairah mengatakan: Jila kalian mau, bacalah ayat (yang
artinya), “...tetaplah atas fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut
fitrah itu. Tidak ada perubahan atas fitrah Allah” (Q.S. Ar-Rum: 30). [hadits ini
juga diriwayatkan oleh Al-Bukhori, no hadits: 1359]20
Secara tegas, hadits diatas menerangkan bahwa setiap manusia terlahir
dalam keadaan fitrah. Kata fitrah memiliki pengertian yang sangat beragam
19 Howard Gardner, Frames of Mind, The Theory of Multiple Intelligences, (New York,
Basic Book : 1993) hal.11-12 20 Ed. Imam Al-Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, (Jakarta, Pustaka Amani, 2001) hal.
1086
![Page 11: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/11.jpg)
10
dikarenakan oleh pemilihan sudut makna. Fitrah dapat dimaknai secara etimologi,
terminologi, bahkan makna konteks dalam suatu ayat (nasabi).21
Pemaknaan fitrah melalui sudut pandang nasabi diambil dari beberapa ayat
dan hadits nabi memiliki arti sebagai berikut: (a) fitrah berarti suci, (b) fitrah
berarti potensi ber-Islam, (c) fitrah berarti mengakui keesaan Allah, (d) fitrah
berarti kondisi selamat dan kontinuitas, (e) fitrah berarti perasaan yang tulus, (f)
fitrah berarti kesanggupan atau predisposisi untuk menerima kebenaran, (g) fitrah
berarti potensi dasar manusia atau perasaan untuk beribadah, (h) fitrah berarti
ketetapan atau takdir asal manusia, (i) fitrah berarti tabi‟at atau watak asli
manusia, dan (j) fitrah berarti sifat-sifat Allah Swt yang ditiupkan untuk manusia
sebelum dilahirkan.22
Beberapa makna tersebut kemudian disimpulan oleh Abdul
Mujib dan memaknai fitrah sebagai berikut:
“Fitrah adalah wujud organisasi dinamis yang terdapat pada diri manusia dan terdiri atas
sistem-sistem psikopostik yang dapat menimbulkan tingkah laku. Sistem tersebut memiliki citra
unik (misalnya al-Islam) yang telah ada sejak awal penciptaanya.”23
Konsep fitrah membantu pendidikan Islam dalam melihat peserta didik.
Konsep ini menekankan bahwa tiap manusia yang terlahir memiliki pembawaan
atau potensi dalam dirinya(faktor endogen). Namun, lingkungan luar (faktor
eksogen) turut pula mempengaruhi pembentukan dan perkembangan kepribadian
anak didik. Berbeda dengan teori atau konsep pendidikan lainya, Islam telah
menetapkan tujuan dan arah pendidikan kemana kepribadian itu dibentuk dan
dikembangkan, yaitu ma‟rifatullah dan bertaqwaa kepadanya.24
G. Metode Penelitian
21 Abdul Mujib, Fitrah dan Kepribadian Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis, (Jakarta,
Darul Falah: 1999) hal. 17 22 Ibid. Hal 19-32 23 Ibid. Hal 35 24 Muis Sad Imam, Pendidikan Partisipatif, Menimbang Konsep Fitrah dan
Progresivisme John Dewey, (Yogyakarta, Safiria Insania Press: 2004) hal. 28
![Page 12: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/12.jpg)
11
Metode penelitian yang digunakan peneliti untuk mendapatkan data dan
informasi yang diharapkan kemudian juga tehnik analisisnya adalah sebagai
berikut:
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian pustaka (library research), yaitu
penelitian yang penelitian yang dilaksanakan dengan menggunakan literatur
(kepustakaan), baik berupa buku, catatan, maupun laporan hasil penelitian dari
penelitian terdahulu.25
2. Sumber Data
Dalam hal sumber data, peneliti menyeleksi dari berbagai data-data
yang valid dan relevan dengan teori Multiple Intelligences dan juga
konsep fitrah dalam Pendidikan Islam. Sumber data yang dikumpulkan
memiliki klasifikasi sebagai berikut:
a. Sumber Primer
Adapun data primer dalam penelitian ini adalah buku karya
Howard Gardner yang berjudul Frame of Mind, The theory of
Multiple Intelligences dan buku berjudul Fitrah dan Kepribadian
Islam, Sebuah Pendekatan Psikologis karya Abdul Mujib.
b.Sumber Sekunder
Sumber sekunder meliputi karya-karya yang berhubungan
langsung ataupun membahas tentang teori multiple Intelligences
dan Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam.
25
M Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan Aplikasinya, (Jakarta:
Ghalia Indonesia, 2002), hlm. 11
![Page 13: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/13.jpg)
12
3. Tehnik Pengumpulan Data
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
dengan dokumentasi. Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah
berlalu. Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya
monumental dari seseorang.26
4. Tehnik Analisis Data
Dalam penelitian ini setelah dilakukan pengumpulan data, maka data
tersebut dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan, bentuk teknik dalam
teknik analisis data sebagai berikut:
a. Analisis Deskriptif
Metode analisis deskriptif yaitu usaha untuk mengumpulkan
dan menyususn suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap
data tersebut. Analisis deskriptif yakni data yang dikumpulkan
adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal ini
disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu,
semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci
terhadap apa yang sudah diteliti.27
b.Analisis Isi (Content)
Metode analisis isi (Content) yaitu analisis berdasarkan data
yang diperoleh selanjutnya dikembangkan pola hubungan
tertentu . berdasarkan pola hubungan tadi, selanjutnya dicarikan
26 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung, Alfabeta: 2012) hal.329 27 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya:
2006) hal. 11
![Page 14: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/14.jpg)
13
data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat diambil sebuah
kesimpulan.28
H. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan diperlukan dalam rangka mengarahkan tulisan
agar runtut, sistematis dan mengerucut pada pokok permasalahan, sehingga
memudahkan pembaca untuk memahami kandungan suatu karya ilmiah. Adapun
sistematika penulisan skripsi ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian awal
Pada bagian ini memuat: halaman Judul, Pernyataan Keaslian,
Pengesahan, Nota Pembimbing, Abstrak, Transliterasi, Kata Pengantar,
Daftar Isi.
2. Bagian Utama
BAB I merupakan pendahuluan, yang berisi Latar Belakang
Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian
Pustaka, Kerangka Teoritik, Metode Penelitian, dan Sistematika
Pembahasan.
BAB II merupakan gambaran umum tentang Makna Fitrah (secara
Etimologi dan Terminologi), Fitrah dalam tinjauan al-Qur‟an dan as-
Sunnah dan Konsep Fitrah dalam Pendidikan Islam.
BAB II Merupakan kajian pustaka yang mencakup tentang teori
Multiple Intelligences (secara Etimologi dan Terminologi), Biografi
Howard Gardner (Sejarah Kehidupan Howard Gardner, Sejarah
28 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D,
(Bandung, Alfabeta: 2012) hal.335
![Page 15: Proposal Skripsi - Relevansi Teori Multiple Intelligences Dengan Konsep Fitrah Dalam Pendidikan Islam](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081811/55cf9bcf550346d033a77769/html5/thumbnails/15.jpg)
14
Pendidikan Howard Gardner, Karya Tulis Howard Gardner, Prestasi dan
Jabatan Howard Gardner).
BAB IV Analisa tentang teori Multiple Intelligences Howard
Gardner dan relevansinya dengan Konsep Ftrah dalam Pendidikan Islam.
Berisi tentang delapan kecerdasan yang dirumuskan Howard Gardner dan
relevansinya dalan nilai-nilai Islam, relevansi pandangan teori Multiple
Intelligences dengan konsep fitrah, kelebihan dan kelemahan teori
Multiple Intelligences, kemudian relevansinya teori Multiple Intelligences
Howard Gardner dan relevansinya dengan Konsep Ftrah dalam Pendidikan
Islam.
BAB V Penutup yang memuat kesimpulan, saran-saran serta penutup
yang merupakan bagian akhir dari penulisan skripsi ini.