proposal ta rekam medsi

Upload: putra-nugraha

Post on 09-Jan-2016

59 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

proposal

TRANSCRIPT

KATA PENGANTAR

BAB I

PENDAHULUANRumah sakit merupakan bagian integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan paripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat. Peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit harus disertai dengan adanya sarana penunjang yang memadai antara lain melalui penyelenggaraan rekam medis pada setiap sarana pelayanan kesehatanRekam medis merupakan sumber penting dari data yang dipakai untuk menyusun statistik medis, karena rekam medis merupakan bukti tentang proses pelayanan yang diberikan oleh dokter dan tenaga medis lainnya terhadap pasien. Rekam medis juga sebagai sumber informasi kesehatan pasien yang dikelola oleh praktisi informasi kesehatan. Informasi yang terdapat dalam rekam medis diolah untuk statistik asuhan kesehatan.Statistik adalah kumpulan data yang diolah melalui proses statistik yang dituangkan dalam bentuk tabel, grafik, database dan sebagainya. Proses statistik melibatkan pengumpulan data, analisa dan interpretasi data serta presentasi fakta sebagai angka-angka.Bagian petugas rekam medis hasil statistik dapat digunakan untuk menilai kinerjanya dan dapat menghasilkan laporan yang baik. Petugas rekam medis harus mampu membuat laporan statistik yang tepat waktu, lengkap dan akurat. Laporan ini akan dikirimkan ke Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi dan Kementrian Kesehatan. Laporan ini digunakan untuk memberikan akreditasi terhadap rumah sakit tersebut.

Proses pengolahan dan analisa data dapat dilakukan dengan cara manual atau komputerisasi. Pengolahan data secara manual, membuat pencarian informasi jadi lambat dan memperbesar kemungkinan terjadinya tingkat kesalahan, sehingga terjadi penyimpangan dalam perhitungan dan hasil statistik asuhan kesehatan menjadi tidak sesuai dengan fakta yang ada. Sedangkan proses pengolahan data dengan menggunakan komputer dapat mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dan statistik asuhan kesehatan yang dihasilkan akan lebih lengkap dan cepat.

Berdasarkan permasalahan diatas, penulis tertarik untuk mengangkat topik tentang proses pengolahan statistik asuhan kesehatan dengan komputer yang berkaitan dengan upaya mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan dalam perhitungan statistik asuhan kesehatan secara manual, yang akan dijelaskan dalam bentuk proposal tulisan akhir berjudul ANALISA STATISTIK ASUHAN KESEHATAN PASIEN RAWAT INAP DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) M. ZEIN PAINAN PERIODE 01 FEBRUARI - 31 FEBRUARI 2014.Tulisan ini bertujuan untuk memberikan informasi analisa dan perhitungan data statistik asuhan kesehatan pasien rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Adnaan WD Payakumbuh agar menghasilkan informasi yang tepat, lengkap dan akurat yang akan digunakan oleh manajemen rumah sakit dalam pengambilan keputusan dalam pengembangan rumah sakit di masa yang akan datang. Batasan masalah pada penulisan ini adalah sensus harian, hari layanan, Bed Occupancy Rate (BOR), Bed Turnover Rate (BTR), Length of Stay (LOS), Average Length of Stay (ALOS), Turnover Interval (TI), interprestasi dan presentasi data berupa tabel dan grafik barber Johnson.Secara umum proposal ini bertujuan untuk memberikan gambaran proses statistik asuhan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Zein Painan Periode 01 Februari 31 Februari 2014, serta untuk membahas proses pengumpulan dan pengolahan data statistik asuhan kesehatan menggunakan komputer di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Zein Painan.

Penulisan proposal ini bermanfaat agar dapat meningkatkan cara berfikir penulis, sejauh mana penulis dapat menerapkan dan melakukan pengolahan statistik asuhan kesehatan dengan baik dan benar melalui program komputerisasi. Penulisan ini juga diharapkan dapat memberikan informasi dan masukan serta pertimbangan bagi petugas rekam medis di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) M. Zein Painan untuk dapat melakukan tindakan yang tepat dalam pengolahan statistik asuhan kesehatan. Penulis berharap penulisan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang pengolahan statistik sebagai pedoman untuk dunia kerja nantinya, serta dapat dijadikan bahan bacaan bagi para pembaca maupun pengguna lainnya.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rekam Medis

Rekam medis merupakan sumber informasi utama rumah sakit yang datanya penting bagi semua pihak yang terlibat dengan asuhan pasien. Pimpinan rumah sakit membutuhkan data untuk membuat laporan ke Dinas Kesehatan dan pengolahan statistik asuhan kesehatan, sehingga petugas informasi kesehatan harus mampu menyediakan informasi yang dapat diakses dengan cepat dan tepat. Rekam Medis berperan sebagai penyambung komunikasi diantara pemberi layanan. 1)2.1.1 Pengertian Rekam MedisRekam Medis adalah kumpulan fakta-fakta sejarah dan riwayat kesehatan berupa catatan dan dokumen tentang penyakit lama dan sekarang, identitas, anamnesis pemeriksaan, diagnosa, pengobatan serta tindakan dan asuhan lain yang diberikan kepada seseorang selama dirawat di rumah sakit.1)

2.1.2 Tujuan Rekam Medis

Tujuan utama rekam medis adalah untuk secara akurat dan lengkap mendokumentasikan sejarah asuhan kesehatan pasien, termasuk penyakit lama dan sekarang, serta pengobatannya dengan penekanan kejadian yang mempengaruhi pasien selama periode perawatan.1)

2.1.3 Kepemilikan Rekam Medis

Informasi yang terdapat pada rekam medis adalah milik pasien, sedangkan rekam medis itu sendiri adalah milik fasilitas tempat pasien mendapatkan asuhan kesehatan. Fasilitas asuhan kesehatan wajib menyediakan sebuah catatan untuk setiap pasien dan menjaganya dari kehilangan, kerusakan serta kegunaan yang tidak sah.1)

2.1.4 Nilai Rekam Medis

Data rekam medis memiliki nilai yang tinggi bagi berbagai pihak:1)

a. Bagi Pasien

Rekam medis berisi data kesehatan masa lalu dan sekarang serta berisi catatan profesional kesehatan mengenai keadaan pasien saat ini dalam bentuk penemuan fisik, hasil prosedur diagnosa dan terapi, serta respon pasien.

b. Bagi penyedia layanan kesehatan

Rekam medis menyediakan informasi untuk membantu seluruh profesional dalam merawat pasien selama periode asuhan dan kunjungan berikutnya.

c. Bagi fasilitas asuhan kesehatan

Rekam medis memiliki data yang dapat dipakai untuk mengevaluasi kinerja profesional asuhan kesehatan dan untuk mengevaluasi penggunaan sumber daya seperti peralatan dan asuhan diagnostik khusus yang ada.d. Bagi organisasi pembayar klaim asuhan kesehatan

Rekam medis untuk memastikan adanya dokumentasi yang menyokong klaim untuk pembayaran dari asuransi.

e. Bagi pendidikan, peneliti dan petugas kesehatan masyarakat

Rekam medis membantu dalam pembelajaran asuhan pasien dan proses penyakit, menyediakan database untuk evaluasi keektifan, pengobatan penyakit dan berisi laporan vital yaitu kelahiran dan kematian untuk digunakan oleh badan-badan masyarakat.

3 Penggunaan Rekam Medis

Rekam medis berisi banyak informasi yang berguna bagi personal maupun impersonal. Penggunaan personal, yaitu dengan mencatumkan identitas pasien didalamnya, seperti pada penelitian. Alasan utama membedakan kedua istilah ini adalah karena untuk menggunakan personal diperlukan izin pasien atau kuasa hukumnya sebelum informasi bisa diberikan.

Beberapa kegunaan rekam medis:1)

a. Manajemen asuhan kesehatan

Dokumentasi perjalanan penyakit dan pengobatan pada setiap episode asuhan

Alat komunikasi dokter dan profesional kesehatan lainnya yang ikut serta dalam memberikan pelayanan, pengobatan dan perawatan pasien.

Dasar untuk merencanakan pengobatan dan perawatan selanjutnya.b. Review Mutu

Untuk evaluasi asuhan yang lengkap dan pantas.

c. Penggantian Biaya

Dasar dalam penggantian biaya pelayanan medis pasien oleh pihakketiga.

d. Masalah Hukum

Menyediakan data untuk membantu melindungi kepentingan hukum pasien, dokter dan fasilitas asuhan kesehatan.

e. Pendidikan

Menyediakan kasus aktual untuk pendidikan profesional asuhan kesehatan.

f. Riset

Menyediakan data untuk memperluas pengetahuan kedokteran.

g. Kesehatan Masyarakat

Mengidentifikasi insiden penyakit sehingga rencana bisa disusun untuk memperbaiki kesehatan menyeluruh.

h. Perencanaan dan Pemasaran

Mengidentifikasi data yang perlu untuk memilih dan memajukan asuhan fasilitas.I.1 Statistik Asuhan Kesehatan

Statistik adalah fakta yang dijadikan gambar, untuk mencapai tujuannya, gambar tersebut harus relevan dan bisa diandalkan kalau seseorang akan mengevaluasikan secara tepat dan dapat digunakan dalam pengambilan keputusan. Statistik asuhan kesehatan adalah sebuah indikator yang sangat penting dalam penilain mutu sebuah rumah sakit.5)

Dalam menghitung statistik asuhan kesehatan, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan. Persiapan tersebut meliputi:5)

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dari rekam medis dapat dilakukan secara Reprospektif dan Konkuren. Review Reprospektif dimana semua pengumpulan data dilakukan setelah pasien pulang. Sebuah prosedur harus dibuat untuk memperoleh semua catatan dari pasien yang pulang pada pagi berikut. Review Konkuren dengan cara petugas mendatangi pos perawat untuk mengumpulkan medis. Data bisa dikumpulkan dalam waktu 24 jam sejak admisi, dua hari setelah admisi dan kemudian setiap tiga hari atau menurut pola lain.5)

Set data yang paling umum digunakan yaitu Uniform Hospital Discharge Data Set (UHDDS). Meliputi beberapa item yaitu identifikasi pasien, tanggal lahir, jenis kelamin, ras dan etnis, identifikasi rumah sakit, tanggal admisi dan discharge, identifikasi dokter, diagnosa utama serta diagnosa lainnya, prosedur serta tanggalnya, disposisi pasien dan tagihan biaya.

2. Analisa dan Interpretasi Data

Analisa dan interpretasi data sangat penting dilakukan agar kita dapat memastikan bahwa data yang kita dikumpulkan telah lengkap dan tepat sehingga dari hasil analisa tersebut kita dapat mengambil informasi yang lebih tepat dan akurat. Analisa statistik adalah peringkasan data dari rekam medis untuk mengambil keputusan administratif klinis.

Pengolahan statistik asuhan kesehatan melibatkan data sebagai berikut:5)a. Sensus pasien rawat inap

Sensus adalah jumlah pasien rawat inap yang ada pada satu ketika. Sensus harian adalah jumlah pasien rawat inap yang ada pada saat pengambilan sensus setiap hari, tambah pasien rawat inap yang masuk dan pulang setelah pengambilan sensus harian sebelumnya.Rumus menghitung sensus :

b. Hari layanan pasien rawat inap

Hari layanan pasien rawat inap adalah suatu unit pengukuran yang menunjukkan pelayanan yang diperoleh satu pasien rawat inap dalam periode 24 jam.

Rumus penghitung hari layanan :

c. Length of stay (LOS)

Length of stay (LOS) adalah jumlah hari lama tinggal pasien mulai pasien sejak admisi sampai pulang dari rumah sakit. Cara menghitung LOS yaitu tanggal keluar dikurangi tanggal masuk untuk setiap pasien, dan kalau pasien masuk dan keluar pada hari yang sama lama tinggal dihitung satu hari.Rumus LOS:

d. Bed Occupancy Rate (BOR)

Bed Occupancy Rate (BOR) adalah persentase penggunaan tempat tidur dalam satu periode dari tempat yang tersedia.

Rumus BOR:

e. Bed Turnover Rate (BTR)

Bed Turnover Rate (BTR) adalah frekuensi pemakaian tempat tidur pada satu periode, berapa kali tempat tidur dipakai dalam satu satuan waktu (biasanya dalam periode 1 tahun).

Rumus langsung :

Rumus tak langsung :

f. Average Length of Stay (ALOS)

Average Length of Stay (ALOS) adalah rata-rata lama tinggal mencerminkan rata-rata lama rawat inap pasien yang sudah pulang selama periode yang dihitung.Rumus ALOS :

g. Turnover Interval (TI)

Turnover Interval (TI) adalah selang waktu antara sebuah tempat tidur yang ditinggalkan pasien sampai dengan saat tempat tidur tersebut ditempati lagi oleh pasien berikutnya. Dengan kata TI adalah jarak antara penggunaan satu tempat tidur oleh dua pasien yang berbeda.

Untuk menghitung TI digunakan rumus sebagai berikut :

3. Presentasi Data

Data statistik hendaknya disajikan dengan cara yang menarik dan membuat data mudah ditafsirkan dan digunakan. Presentasi data berkisar dari tabel yang sederhana sampai gambar yang rumit.

Ada beberapa cara dalam penyajian data statistik yaitu dengan menggunakan :5

a. Tabel

Penyajian data dalam bentuk tabel angka memerlukan sedikit penjelasan. Tabel adalah kolom angka-angka, masing-masing memiliki label untuk identifikasi isinya. Tabel harus memiliki judul, tanggal dan identifikasi sumber.

b. Grafik

Data yang disajikan secara grafis biasanya lebih menarik dibandingkan tabel dengan urutan angka. Grafik membantu pembaca memperoleh kesan menyeluruh dengan cepat akan materi yang sedang disajikan. Isinya harus sederhana dan tidak perlu dijelaskan / diberi label.

Macam-macam grafik yang bisa digunakan menyajikan materi adalah:1) Grafik bar

Grafik bar adalah bentuk grafik yang paling sederhana, digunakan untuk menyajikan kategori data yang tidak berkesinambungan.

2) Histogram

Histogram adalah presentasi grafik dari suatu distribusi frekuensi.

3) Graik garis

Grafik garis adalah sebuah distribusi frekuensi dapat dilambangkan secara grafis oleh grafik garis. Pada grafik garis yang dibuat adalah bahwa seseorang dapat membaca sebuah nilai pada setiap titik disepanjang garis.

4) Presentasi Pictogram Presentasi Pictogram adalah sebuah formulir yang kadang-kadang terlihat. Disebut Pictogram karena didalamnya digunakan simbol-simbol, dimana setiap simbol menunjukkan angka tertentu.

5) Grafik Pie

Grafik Pie adalah sebuah lingkaran yang dibagi atau biji-biji yang berbentuk pie yang ukurannya proporsional dengan frekuensi kategori.

6) Grafik Barber JohnsonGrafik Barber Johnson adalah suatu diagram yang dapat menyajikan secara visual 4 variabel rumah sakit yaitu ALOS, TI, BOR, dan BTR. Dalam perhitungan statistik asuhan kesehatan, grafik yang sering digunakan adalah grafik Barber Johnson yang dapat memberikan gambaran daerah efisiensi rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien.5)

Grafik Barber Johnson digunakan untuk sebagai berikut:

a) Membandingkan perkembangan pelayanan kesehatan rumah sakit dari tahun ketahun yang dapat dilihat dari grafik ALOS, TI, BOR dan bidang efisiensi.

b) Mengetahui dengan cepat efisiensi suatu fasilitas kesehatan dengan melihat posisinya terhadap bidang (daerah) efisiensi.

c) Membandingkan efisiensi suatu rumah sakit (fasilitas kesehatan) yang satu dengan yang lain.Makna dari grafik Barber Johnsoni:

a) Makin dekat grafik BOR dengan sumbu Y ordinal, maka BOR makin tinggi.

b) Makin dekat grafik BTR dengan titik sumbu, maka pasien keluar pertempat tidur makin tinggi jumlahnya.

c) Jika rata - rata TI tetap sedangkan ALOS berkurang, maka BOR akan menurun.

d) Dalam grafik Barber Johnson terdapat suatu daerah yang dibatasi sebagai berikut : 5) TI berkisar antara 1-3 hari

ALOS berkisar antara 60%-85% hari

BOR berkisar antara 6-9 hari

BTR berkisar antara 40-50 kali

Menurut grafik Barber Johnson, apabila titik temu antara keempat parameter (BOR, LOS, TI dan BTR) di gambarkan dalam sebuah grafik Barber Johnson dan keempat garis parameter tersebut tidak bertemu dalam satu titik, maka laporan itu tidak benar.

II.1 Pelaporan Rumah Sakit

Kebutuhan data dan informasi sangat diperlukan oleh badan layanan umum seperti rumah sakit. Data dan informasi tersebut setiap tahunnya mengalami perubahan, sehingga dalam Sistem Pelaporan Rumah Sakit sering terjadi revisi. Pada bulan Oktober 2003 Sistem Pelaporan Rumah Sakit diganti menjadi Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) SIRS sudah enam kali direvisi.4) 1. Revisi I

: Januari 1973

2. Revisi II

: Januari 1979

3. Revisi III: April 1984

4. Revisi IV: Januari 1997

5. Revisi V: Oktober 2003 No. 1410/MENKES/SK/X/2003

6. Revisi VI: Juli 2008 No. 2171/MENKES/PER/VI/2011

Formulir pelaporan SIRS terdiri dari 5 (lima) Rekapitulasi laporan (RL), diantaranya :1)

a. Formulir RL1 (Data Dasar Rumah Sakit)

Formulir ini berisikan data dasar rumah sakit yang dilaporkan setiap waktu apabila terdapat perubahan data dasar dari rumah sakit sehingga data ini dapat dikatakan data yang bersifat terbarukan setiap saat (update).

b. Formulir RL2 (Data Ketenagaan)

Formulir ini merupakan data rekapitulasi semua tenaga yang ditetapkan resmi bekerja di suatu rumah sakit berdasarkan jenis kelamin sesuai dengan keadaan, kebutuhan, dan kekurangan dalam rumah sakit tersebut, dan dilaporkan satu kali dalam sentuhan paling lambat tanggal 15 bulan Januari setelah tahun periode pelaporan.

c.Formulir RL3 (Data Kegiatan Pelayanan Rawat Inap)

Formulir ini berisikan data kegiatan pelayanan rumah sakit, yang dilaporkan satu kali dalam setahun paling lambat tanggal 15 bulan Januari setelah tahun periode pelaporan.

d.Formulir RL4a (Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit)

Formulir ini untuk data keadaan morbiditas pasien rawat inap yang merupakan rekapitalusi dari jumlah pasien keluar rumah sakit (hidup dan mati) untuk periode tahunan.

Pengelompokkan jenis penyakit pada formulir ini disusun menurut pengelompokkan jenis penyakit sesuai dengan Daftar Tabulasi Dasar KIP/10, dan penambahan 12 kelompok DTD dari 496 kelompok 508 kelompok. Data jumlah pasien keluar rumah sakit untuk setiap jenis penyakit diperinci menurut golongan umur, seks dan jenis kelamin dari pasien keluar rumah sakit tersebut.

e.Formulir RL4b (Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit)

Formulir ini standar untuk data keadaan morbiditas pasien rawat jalan yang merupakan formulir rekapitulasi dari jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan yang terdapat pada unit rawat jalan rumah sakit untuk tahunan. Untuk semua kasus baru yang ada pada tanggal 1 januari sampai dengan 31 Desember, dibuatkan rekapitulasinya dan dilaporkan dengan mengisi formulir ini.

Penambahan kelompok DTD pada golongan sebab luar Morbiditas dan Mortalitas tidak terdapat penambahan keompok DTD, untuk penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja. Data jumlah kasus baru untuk setiap penyakit diperoleh dari semua unit rawat jalan kecuali radiologi dan gizi serta diperinci menurut golongan umur dan jenis kelamin dari kasus baru itu.

f.Formulir RL5 (Data Kegiatan Pelayanan Rumah Sakit)

Formulir RL5 adalah formulir data kegiatan pelayanan rumah sakit.

III.1 Pengkodean

Pengkodean adalah pengklasifikasian data dan representasi (gambaran) untuk data. Dalam asuhan kesehatan, pengkodean berarti pemberian angka untuk mewakili penyakit, prosedur dan bahan-bahan yang digunakan dalam pelaksanaan asuhan kesehatan.5)

1. Tujuan Pengkodean

Pengkodean merupakan fungsi yang sangat penting dalam layanan manajemen informasi kesehatan data klinis yang dikode perlu dalam menarik informasi untuk asuhan kesehatan, riset, perbaikan kinerja, perencanaan dan manajemen fasilitas serta untuk penggantian biaya yang adil akan layanan asuhan kesehatan yang diberikan.

Tujuan dari pengkodean adalah:5)a. Memudahkan pencatatan data mortalitas dan morbiditas, analisa, serta interpretasi dan perbandingan sistematis data tersebut antara berbagai wilayah dan jangka panjang.

b. Memudahkan penyimpanan, pengambilan dan analisa data.

c. Klasifikasi diagnosis standar internasional untuk semua tujuan epidemiologi umum dan berbagai tujuan manajemen kesehatan.

2. Proses Pengkodean

Proses pengkodean bervariasi antara fasilitas, namun pengkodean hendaknya selalu dimulai dengan review menyeluruh terhadap rekam medis pasien. Pengkodean perlu memperoleh gambaran menyeluruh tentang masalah pasien dan asuahan yang diterima.

Proses Pengkodean sebagai berikut:8)

a. Review rekam medis

b. Pemilihan diagnosa dan prosedur-prosedur yang akan dikode

c. Pemberian nomor kode

d. Membuat urutan kode

e. Membantu data terkode kedalam database

f. Membantu laporan dari data terkode didalamnya mencakup indeks penyakit

g. Memasukkan kode-kode kedalam sistem tagihan pasien.

3. Pengkodean Berdasarkan ICD-10

ICD-10 digunakan dalam pengkodean dan pengelompokan penyakit berdasarkan jenisnya. Pemberian kode berdasarkan ICD-10 ini berupa penghubungan huruf, angka dan simbol. Simbol-simbol yang digunakan yaitu dagger (+). Simbol ini bisa digunakan tunggal atau ganda sebab simbol ini mengadakan bahwa penyakit tersebut merupakan kode utama. Simbol arterisk (*), simbol ini dapat digunakan sendiri harus dipakai bersama dagger (+). Simbol dash (-), berarti masih ada sub kode penyakit.8)4. Pengkodean Prosedur dengan ICD-9 CM

International Statistical Classification of Disease, Ninth Revision, Clinical Modification (ICD-9 CM) didasarkan pada Revisi Kesembilan Organisasi. Kesehatan Dunia World Health Organization (WHO) pada tahun 1977. ICD-9 CM adalah sistem resmi yang memberikan kode-kode diagnosa dan prosedur yang terkait dengan pemanfaatan rumah sakit di Amerika Serikat. ICD 9 CM digunakan untuk kode dan mengklasifikasikan data kematian dari sertifikat kematian sampai tahun 1999, ketika penggunaan ICD 10 untuk mortalitas coding. ICD 9 CM terdiri dari daftar tabel yang berisi daftar numerik dari nomor kode penyakit dalam bentuk tabel, indeks alfabet ke entri penyakit dan system klasifikasi untuk prosedur bedah, diagnostik, dan terapi.2)Langkah-langkah dalam melakukan pengkodean ICD 9 adalah sebagai berikut:8)a. Menentukan jenis tindakan yang akan dikode

b. Menentukan lokasi (Volume 9) lead term (kata utama)

c. Membaca dan mempedomani semua catatan yang terdapat dibawah lead termd. Mengikuti dengan hati-hati setiap rujukan

Merujuk daftar tabulasi (dibagian depan ICD 9) untuk memastikan kode yang dipilih

e. Memedomani setiap term inklusi dan eksklusi dibawah kode yang dipilih atau di bawah judul, bab, blok, atau kategori

IV.1 Pengolahan Data Statistik dengan Komputer

Pengolahan statistik dapat dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel. Microsoft Excel adalah salah satu perangkat lunak berupa program aplikasi spreadsheed (lembar kerja elektronik) yang canggih yang bisa digunakan untuk mengolah data, terutama data yang berupa angka yang menyediakan fasilitas-fasilitas yang membuat pekerjaan menjadi lebih cepat dan mudah.7)

1. Formula dan Fungsi

Formula dan fungsi merupakan bagian dari program aplikasi Microsoft Excel yang tersedia untuk pengelolaan dan statistik dalam komputer. Formula adalah ekspresi matematika yang mendefinisikan hubungan antara dua atau beberapa angka. Formula dapat digunakan untuk melakukan penghitungan angka-angka yang ada pada lembaran kerja.7)

Operator matematika yang digunakan dalam formula adalah:7)

a. Perpangkatan (^)

b. Perkalian (*)

c. Pembagian (/)

d. Penjumlahan (+)

e. Pengurangan (-)

Fungsi adalah suatu rumus khusus yang ditetapkan untuk melakukan proses perhitungan yang kompleks dengan perintah yang singkat. Suatu fungsi diawali dengan (=) dan dilengkapi dengan sebuah argument. Fungsi ini biasanya digunakan dalam mencari standar deviasi.7)

Beberapa fungsi statistik yang sering digunakan dalam pengolahan statistik, yaitu:7)

1. CountFungsi ini digunakan untuk menghitung banyak data dalam satu range tertentu.

Rumus:

2. SumFungsi ini digunakan untuk menjumlahkan data dalam satu range tertentu.

Rumus:

3. AverageFungsi ini digunakan untuk menghitung rata-rata data dalam satu range tertentu.Rumus:

4. Logika IF

Fungsi ini akan menghasilkan suatu nilai yang benar dengan kriteria yang disyaratkan. Bentuk dari penggunaan logika IF:

Artinya, apabila ekspresi logika benar maka perintah-1 yang akan dilaksanakan, tetapi kalau ekspresi logika salah maka, perintah-2 yang akan dilaksanakan.

5. AND dan OREkspresi yang menggabungkan dua atau lebih ekspresi logika dengan operator AND akan dianggap benar bila semua ekspresi logika yang digabungkan bernilai benar.

Penulisan operator logika AND adalah:

Ekspresi yang menggabungkan dua atau lebih ekspresi logika dengan operator OR akan dianggap benar bila salah satu ekspresi logika yang digabungkan bernilai benar.

Penulisan operator logika OR adalah:

6. Vlookup

Bila tabel disusun secara vertikal.

Rumus:

7. Hlookup

Bila tabel disusun secara horizontal.

Rumus:

Keterangan:

a. Nilai kunci merupakan kunci untuk pembacaan tabel, nilai kunci berfungsi sebagai penghubung antara tabel utama dengan tabel bantu.

b. Tabel bantu adalah area tabel acuan pada tabel bantu yang akan dibaca.

c. Offset kolom (nomor data) merupakan angka yang menentukan posisi kolom data yang akan diambil pada tabel bantu.

d. Offset baris (nomor data) merupakan angka yang menentukan posisi baris data yang akan diambil pada tabel bantu.

2. Pengolahan Database

Database pada Excel merupakan sebuah tabel dengan judul kolom yang didefinisikan sebagai field dan baris-baris data yang disebut record. Bila pengguna memiliki daftar data dalam bentuk database, daftar tersebut dapat dikelola untuk mendapatkan informasi tertentu dari jumlah record yang ada.

Dalam hal ini Microsoft Excel menyediakan dua fasilitas yaitu:7)

a. Fasilitas penyaringan data (Filter)

Sering kali sejumlah record yang ada hanya dibutuhkan kriteria tertentu. Excel menyediakan fasilitas penyaring data otomatis, yaitu perintah autofilter. Pengguna dapat menentukan sendiri kriteria penyaring berdasarkan judul kolom atau nama field yang ada.

b. Fasilitas pengurutan data (Sort)

Tabel berjenis teks maupun angka dapat diurutkan dari yang kecil hingga terbesar atau sebaliknya.

3. Pivot Tabel

Pivot tabel adalah tabel yang meringkaskan informasi dari field tertentu dalam sebuah database. Database adalah kumpulan dari file-file yang saling berinteraksi satu sama lainnya, dan tersimpan dalam media penyimpanan elektronik serta dapat dimanipulasi kembali. Fasilitas ini dapat menampilkan atau menganalisa data dengan mudah dan efisien ke dalam berbagai bentuk tabel sesuai dengan kebutuhan.

Fungsi-fungsi database:5)

1. Sorting (pengurutan data)

Pengurutan data merupakan salah satu fasilitas yang sering digunakan ketika bekerja dengan Microsoft Excel. Dengan fasilitas ini dapat mengurutkan data yang berjenis teks maupun angka dan data yang diurutkan dapat diatur apakah ingin terurut dari kecil ke besar (ascending) atau terurut dari besar ke kecil (descending).

2. Filter

Apabila pengguna telah mempunyai suatu lembaran kerja berbentuk database pada Microsoft Excel, suatu saat pengguna bisa mencari informasi dari database tersebut.

BAB III

CARA KERJA

A. Abstraksi Rekam Medis

Persiapan statistik asuhan kesehatan melibatkan pengumpulan data, analisa dan interpretasi data (kesimpulan) serta presentasi fakta sebagai angka-angka. Pengumpulan data dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) DR. MUHAMMAD ZEIN PAINAN. Pengumpulan data dimulai dengan pencatatan nomor rekam medis pasien yang pulang sejak tanggal 01 November - 30 November 2014 setelah nomor rekam medis didapat kemudian dilakukan pencatatan data yang dibutuhkan dari berkas rekam medis yang ada diruang penyimpanan rekam medis.

Data rekam medis pasien pasien rawat inap yang telah pulang, dikumpulkan kedalam kertas abstraksi. Untuk memenuhi kebutuhan akan data dalam pengolahan statistik, maka item-item yang dibutuhkan sebagai berikut:2)

1. Nomor Rekam Medis

2. Tanggal Lahir/umur (tanggal, bulan, tahun)

3. Umur (tahun, bulan, hari, jam)

4. Jenis Kelamin

5. Alamat (kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, kode pos)

6. Suku Bangsa

7. Tanggal Masuk

8. Tanggal Keluar

9. Diagnosis Tambahan

10. Dokter yang Mengoperasi

11. Kode ICD- 10

12. Prosedur

13. Dokter Prosedur

14. Disposisi (cara keluar)

15. Kode Prosedur

Jika ada pemindahan pasien satu unit ke unit yang lain, maka pemindahan tersebut harus dicatat dan dikonfirmasikan ke dalam rekam medis nantinya. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya penyimpangan terhadap hasil akhir penghitungan. Kelengkapan data rekam medis harus diperiksa sebelum dilakukan pengkodean, misalnya nomor rekam medis, tanggal lahir, jenis kelamin dan diagnosa utama.

B. Analisa Pengkodean Diagnosis Dan Prosedur Utama

Untuk pengkodean yang lebih dari satu maka dipilih diagnosis utama sebagai kode utama. Diagnosa utama merupakan diagnosa yang menyebabkan pasien datang ke rumah sakit untuk dirawat dan mendapatakan pelayanan kesehatan. Sedangkan diagnosa lain adalah keadaan yang muncul bersamaan pada saat admisi atau yang mempengaruhi pengobatan. Pengkodean dilakukan dengan cara menggunakan ICD-10 volume 3 untuk mencari kode, kemudian untuk memastikan kode tersebut benar atau salah dilakukan dilakukan rujukan ke volume 1.

ICD 9 CM digunakan untuk kode dan mengklasifikasikan daa kematian dari sertifikat kematian sampai tahun 1999, ketika pengguna ICD 10 untuk mortalitas coding. ICD 9CM terdiri dari daftar tabel yang berisi daftar numerik dari nomor kode penyakit dalam bentuk tabel, indeks alfabet ke entri penyakit dan sistem klasifikasi untuk prosedur bedah, diagnostik, dan terapi.

C. Analisa Statistik Asuhan Kesahatan

Setelah melakukan pengkodean terhadap diagnosa pasien, maka proses selanjutnya adalah penghitungan statistik asuhan kesehatan pasien yang keluar pada tanggal 01 November - 30 November 2014. Untuk melakukan penghitungan statistik asuhan kesehatan, sensus pasien untuk tanggal 01 November - 30 November 2014 dan jumlah tempat tidur yang tersedia harus diketahui. Hal ini akan memudahkan dalam proses penghitungan statistik asuhan kesehatan.

Proses yang dilakukan dalam analisa statistik asuhan kesehatan adalah pengolahan data untuk mendapatkan : Sensus Harian Pasien, Hari Layanan, Length of Stay (LOS), Bed Occumpancy Rate (BOR), Turnover Interval (TI), Bed Turnover Rate (BTR) kemudian data tersebut dipresentasikan dengan menggunakan laporan RL 4a dan Grafik Barber Johnson yang merupakan salah satu indikator efisiensi atau alat yang menunjukkan tingkat ketepatan penggunaan sumber daya pengolahan data rumah sakit.

Sensus = Pasien awal + pasien masuk - pasien keluar

Hari layanan = (sensus + pasien masuk dan keluar pada hari yang sama)

LOS = Tanggal keluar - tanggal masuk

Jumlah Hari layanan pasien rawat inap pada suatu periode

BOR = x 100

Jumlah Bed Count Day pasien rawat inap pada periode tersebut

Jumlah pasien discharge (termasuk kematian) pada satu periode

BTR =

Jumlah bed count selama periode tersebut

Jumlah Penggunaan x Jumlah hari pada periode

BTR =

Rata - rata lama tinggal

Jumlah hari tanggal (discharge days)

ALOS =

Jumlah pasien pulang

(Jumlah bed - rata hari layanan)

TI = X Jumlah hari

Jumlah discharge (hidup dan mati)

=COUNT (data awal : data akhir)

=SUM (data awal : data akhir)

=AVERAGE (data awal : data akhir)

=IF (ekspresi logika, perintah-1, perintah-2)

=AND (ekspresi logika-1, ekspresi logika-2,...)

=OR (ekspresi logika-1, ekspresi logika-2,...)

=VLOOKUP (nilai kunci, tabel bantu, offset kolom)

=HLOOKUP (nilai kunci, tabel bantu, offset baris)