proposal tak rpk kelompok enam

31
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI SENSORI: PERILAKU KEKERASAN SESI 1 DAN SESI 2 OLEH : KELOMPOK VI LILI SUSIANI MAYLANI CHINDI LESTARI AYU MARHANAH MUHAMMAD ALI OPI KURNIAWATAI YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

Upload: made-mayane

Post on 16-Sep-2015

853 views

Category:

Documents


158 download

TRANSCRIPT

PROPOSAL

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI SENSORI: PERILAKU KEKERASAN SESI 1 DAN SESI 2

OLEH : KELOMPOK VILILI SUSIANI

MAYLANI CHINDI LESTARI AYU

MARHANAH

MUHAMMAD ALI

OPI KURNIAWATAIYAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM NUSA TENGGARA BARAT

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YARSI MATARAM

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

MATARAM

2014Proposal ini telah disahkan pada:Hari

:

Tanggal:

Tahun

:

Mengetahui

Pembimbing Akademik

Pembimbing Lahan

(Kurniati Prihatin S.Kep. Ns) (Enny Ratna Indriani S.kep. Ns)Kepala Ruangan

(Sri Nuryana S.kep, Ns)BAB 1

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Umumnya klien dengan perilaku kekerasan dibawa dengan paksa ke rumah sakit jiwa. Sering tampak klien diikat secara tidak manusiawi disertai bentakan dan pengawalan oleh sejumlah anggota keluarga bahkan polisi. Perilaku kekerasan seperti memukul anggota keluarga/ orang lain, merusak alat rumah tangga dan marah-marah merupakan alasan utama yang paling banyak dikemukakan oleh keluarga. Penanganan yang dilakukan oleh keluarga belum memadai sehingga selama perawatan klien dan sekeluarga mendapat pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien (manajemen perilaku kekerasan).

Data WHO tahun 2011 mengungkapkan bahwa 26 juta penduduk Indonesia atau kira-kira 12-16 persen mengalami gangguan jiwa. Berdasarkan data Departemen Kesehatan, jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia mencapai 2,5 juta orang (WHO, 2011). Perilaku kekerasan merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Dari total pasien di Ruang Ansoka Rumah Sakit Jiwa Provinsi NTB yaitu sebayak 15 orang. Terdapat 6 orang dengan masalah Halusinasi, 4 orang dengan masalah RPK, 3 orang dengan masalah ISOS dan 2 orang dengan masalah DPD.

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa salah satu jenis gangguan jiwa dengan Perilaku Kekerasan prevalensinya masih tinggi. Dimana Perilaku Kekerasan tersebut merupakan suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif (Towsend,1998).

Atas dasar tersebut, maka kami mengganggap dengan Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) klien dengan gangguan Perilaku Kekerasan dapat tertolong dari hal-hal yang bias membahayakan orang lain, lingkungan sekitar, bahkan dirinya sendiri. Tentu saja klien yang mengikuti terapi ini adalah klien yang sudah mampu membuka diri pada realitas sehingga saat TAK klien dapat bekerjasama dan tidak mengganggu anggota kelompok lain.

Terapi aktifitas kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah terapi yang menggunakan aktivitas sebagai stimulus dan terkait dengan pengalaman dan atau kehidupan untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan persepsi atau alternatif penyelesaian masalah.TUJUAN

Tujuan umum TAK stimulasi persepsi adalah klien mempunyai kemampuan untuk menyelesaikan masalah yang diakibatkan oleh paparan stimulus kepadanya. Sementara tujuan khususnya:

1. Klien dapat mempersepsikan stimulus yang dipaparkan kepadanya dengan tepat.

2. Klien dapat menyelesaikan masalah yang timbul dari stimulus yang dihadapi.

AKTIFITAS DAN INDIKASI

Aktivitas dabagi dalam 4 bagian, yaitu mempersepsikan stimulus nyata sehari-hari, stimulus yang tidak nyata dan respons yang dialami dalam kehidupan, serta stimulus nyata yang mengakibatkan harga diri rendah

Akitfitas Mempersepsikan Stimulus Nyata Dan Respons Yang Dialami Dalam Kehidupan

Aktivitas ini khususnya untuk klien prilaku kekerasan, aktivitas ini dibagi dalam beberapa sesi yang tidak dapat dipisahkan, yaitu:

a. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi: mengenal kekerasan yang bisa dilakukan ( penyebab; tanda dan gejala; prilaku kekerasan; akibat prilaku kekerasan.

b. Terapi aktivitas kelompok stimulasi persepsi : mencegah prilaku kekerasan melalui kegiatan fisik

2. Pengertian / Landasan Teori

a. Pengertian

Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu-individu beresiko menimbulkan bahaya langsung pada dirinya sendiri ataupun orang lain (Carpenito, 2000).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang, baik secara fisik maupun psikologis, yang dapat dilakukan secara verbal maupun non verbal yang diarahkan pada diri sendiri, orang lain dan lingkungan. Perilaku kekerasan dapat terjadi dalam dua bentuk yaitu perilaku kekerasan saat sedang berlangsung atau perilaku kekerasan terdahulu /riwayat perilaku kekerasan (Keliat & Akemat, 2010)

Perilaku kekerasan merupakan campuran perasaan frustasi dan benci atau marah. Hal ini didasari keadaan emosi secara mendalam dari setiap orang sebagai bagian penting dari keadaan emosional kita yang dapat diproyeksikan ke lingkungan, kedalam diri atau secara destruktif. Perlaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Sering disebut gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak dikontrol (Yosep, 2007).

b. Faktor penyebab

Perilaku kekerasan bisa disebabkan adanya gangguan konsep diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan.

c. Tanda dan gejala Perasaan malu terhadap diri sendiri Rasa bersalah terhadap diri sendiri Merendahkan martabat Gangguan hubungan sosial Percaya diri kurang Mencederai diri3. Tujuan Terapai Aktivitas Kelompok

a. Tujuan Umum

Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.

b. Tujuan khusus1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.

3) Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.4) Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).

4. Tugas Terapis

a. Leader: Muhammad AliTugas :

1) Memimpin jalannnya terapi aktifitas kelompok.

2) Merencanakan, mengontrol dan mengatur jalannnya terapi.

3) Menyampaikan materi sesuiai tujuan TAK.

4) Memimpin diskusi kelompok.

b. Co. Leader: Maylani Chindi Lestari AyuTugas:

1) Membuka acara

2) Mendampingi Leader

3) Mengambil alih posisi leader jika leader bloking

4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader.

5) Menutup acara diskusi.

1) Fasilitator: Lili susiani, Marhanah2) Ikut serta dalam kegiatan kelompok3) Memberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif mengikuti jalannnya terapi.

c. Observer: Opi kurniawati1) Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang tersedia).

2) Mengevaluasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses, hingga penutupan5. Langkah Kegiatan 1. Persiapan

a. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuanTAHAPKEGIATAN

Pre intaksi (5 menit)Salam terapeutik1) Salam dari terapis klien2) Klien dan terapis pakai papan namaEvaluasi/ validasia. Terapis menyakan keadaan klien saat inib. Terapis menanyakan cara mengontrol perilaku kekerasan yang telah di pelajaric. Terapis menanyakan pengalaman klien menerapkan cara mengontrol kekerasanKontrak

a. Terapis menjelaskan tujuan kegiatan mengontrol perilaku kekerasanb. Menjelaskan aturan main berikuta. Jika ada klien ingin meninggalkan kelompok, harus meminta ijin kepada terapisb. Lama kegiatan 30 menitc. Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

Intraksi (20 menit)a. Terapis memulai permainan dengan memutarkan musik dan meminta klien berjoget sesuai dengan musik.b. Terapis akan menunjuk klien yang masih berjoget saat musik berhenti untuk memecahkan balonc. Terapis akan meminta pasien memeragakan SP yang terdapat dalam balon d. Berikan pujian dengan tepuk tangan bersama kepada klien yang memperagakannya.e. Memberikan reward pada pasien yang palin pintar memperagakan SP

Terminasi ( 5 menit)Evaluasi

a. Terapis menanyakan perasaan klien setelah selesai melakukan permainanb. Tearapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok . Tindak lanjut

a. Terapis menganjurkan klien melaksanakan 2 cara mengontrol perilaku kekerasan, yaitu tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal

a) Evaluasi dan Dokumentasia. Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerjab. Aspek yang di evaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.BAB 2

RENCANA PELAKSANAAN TAK

RESIKO PRILAKU KEKERASANa. Hari/ tanggal: Rabu/19/03/2014b. Tempat pertemuan: Ruang Dahliac. Waktu

: jam 10d. Lamanya

: 30 menit e. Kegiatan

: Terapi aktivitas kelompok perilaku kekerasan f. Jumlah anggota: 7-8 orangg. Jenis TAK

: Perilaku kekerasanTAK STIMULASI PERSEPSI SENSORI

Setting 1 Terapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran2 Ruangan nyaman dan tenanga. Setingan tempat

b. Alat 1. Bantal

2. Balon c. Metode 1. Diskusi

2. PermainanPENATALAKSANAAN TAK STIMULASI PERSEPSI: PERILAKU KEKERASANSESI 1: Mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukanTujuan

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (perilaku kekerasan)

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku kekerasan)

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan

Setting

1. Trapis dan klien duduk bersama dalam lingkaran

2. Ruangan nyaman dan tenangAlat1. Buku catatan dan pulpen

2. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika klompok

2. Diskusi dan Tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien prilaku kekerasan yang sudah koopratif

b. Membuat kontrak dengan klien

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

2. Orientasi

a. Salam trapeutik

1. Salam dari trapis kepada klien

2. Perkenalkan nama dan panggilan trapis (pakai papan nama)

3. Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama)b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan perasaan klien saat ini

2. Menanyakan masalah yang dirasakan

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal prilaku kekerasan yang bias dilakukan

2. Menjelaskan aturan main berikut

Jika ada klien yang ingin meninggalkan klompok, harus minta izin kepada terapis

Lama kegiata 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah

1. Tanyakan pengalaman tiap klien

2. Tulis dipapan tulis/ flipchart/white boardb. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh penyebab marah sebelum prilaku kekerasan terjadi

1. Tanyakan prasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan gejala)

2. Tulis dipapan tulis/ flipchart/white boardc. Mendiskusikan prilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal, merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri sendiri)

1. Tanyakan prilaku yang dilakukan saat marah

2. Tulis dipapan tulis/ flipchart/white boardd. Membantu klien memilih salah satu prilaku kekerasan yang paling sering dilakukan untuk diperagakan

e. Melakukan bermain peran/ simulasi untuk prilaku kekerasan yang tidak berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan perilaku kekerasan)

f. Menanyakan prasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi

g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan

1. Tanyakan akibat perilaku kekerasan

2. Tulis dipapan tulis/ flipchart/white board

h. Memberikan reinforcemen pada peran serta klien

i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan semua klien terlibat

j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan akibat perilaku kekerasan

k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat menghadapi kemarahan.

4, Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK

2. Memberikan reinforcemen positif terhadap perilaku klien yang positif

b. Tindak lanjut

1. Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta akibat perilaku kekerasan

2. Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala ; perilaku kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan

c. Kontrak yang akan dating

1. Menyepakati belajar cara belajar u yang sehat untuk mencegah perilaku kekerasan

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnyaEvaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala, perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir evaluasisebagai berikut.

Sesi 1: TAK STIMULASI PERSEPSI PRILAKU KEKERASAN

Kemampuam psikologisNoNama klienPenyebab PKMemberi Tanggapan Tentang

Tanda dan gejala PKPerilaku kekerasan Yang dilakukanAkibat PK

1Inaq pita1111

2Hasanah 1111

3Johaeriah 1111

4Yusniati 1111

5Baiq Filna1111

6Lahim 1111

7Rohana 1111

8Inaq Ati1111

9.Wewe 1111

Petunjuk:

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, prilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat prilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti sesi 1, TAK stimulasi persepsi prilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab prilaku kekerasannya (diserahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda yang dirasakan (geregetan dan deg-degan), prilaku kekerasa yang dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa kerumahsakit jiwa). Anjuran klien mengingat dan menyampaikan jika semua dirasakan selama dirumah sakit.Sesi 2: MENCEGAH PRILAKU KEKERASAN FISIK

Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang bisa dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah prilaku kekerasan.

3. Klien dapat mendemonstrasikandua kegiatan fisik yang dapat mencegah prilaku kekerasan.

Langkah Kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1. Salam dari terapis kepada klien.

2. Klien dan terapis pake papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1. Menanyakan prasaan klien saat ini.

2. Menanyakan apakah ada kejadian prilaku kekerasan: penyebab; tanda dan gejala; prilaku kekerasan serta akibatnya.

c. Kontrak

1. Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah prilaku kekerasan

2. Menjelaskan aturan main berikut

Jika ada klien yang ingin meninggalkan klompok, harus minta izin kepada terapis

Lama kegiatan 45 menit

Setiap klien mengikuti kegiatan dariawal sampai selesai

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan oleh klien

1. Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian dan olahraga yang bias dilakukan klien

2. Tulis dipapan tulis/ flipchart/white boardb. Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan kemarahan secara sehat: tarik nafas dalam, menjemur/ memukul keras/ bantal, menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan memukul gendang.c. Membantu klien memilih dua kegiatan yang dapat dilakukand. Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih

1. Trapis mempraktikkan

2. Klien melakukan redemonstrasi

e. Menanyakan prasaan kliensetelah mempraktikkan cara penyaluran kemarahan.

f. Memberikan pujian pada peran serta klieng. Upayakan semua klien berperan aktif

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1. Terapis menanyakan perasaan pasien setelah mengikuti TAK

2. Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan

b. Tindak Lanjut

1. Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus penyebab pelaku kekerasan.

2. Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari

3. Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c. Kontrak Yang Akan Datang

1. Menyepakati untuk; belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.

2. Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang diharapkan adalah 2 kemampuan mencegah prilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi sebagai berikut. Sesi 2: STIMULASI PERSEPSI PRILAKU KEKERASAN

Kemampuan mencegah perilaku kekerasan fisik

NoNama KlienMenyebutkan kegiatan fisik yang bisa dilakukanMempraktikkan cara fisik yang pertamaMempraktikkan cara fisik yang kedua

1.Inaq Pita000

2.Hasanah 000

3.Johaeriah 111

4.Yusniati 111

5.Baiq filna111

6.Lahim 111

7.Rohana 000

8.Inaq Ati111

9.Wewe 111

Petunjuk

1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara fisik untuk mencegah prilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan tanda jika klien tidak mampu

FORMAT EVALUASITERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

EVALUASI DAN DOKUMENTASI TAK

SESI 1

NoNama klienMenyebutkan

Penyebab PKMemberi tanggapan tentang

Tanda dan gejala PKPerilaku kekerasan Yang dilakukanAkibat PK

1Inaq Pita1111

2Hasanah 1111

3Johaeriah 1111

4Yusniati 1111

5Baiq filna1111

6Lahim 1111

7Rohana 1111

8Inaq Ati1111

9Wewe 1111

Catatan:

Jika mengikuti setiap aspek berikan nilai 1 Jika tidak mengikuti setiap aspek berikan nilai 0SESI 2

NoASPEK YAG DINILAIINISIAL KLIEN

Iq. AH JYBQ. FLRIQ. PW

1.Menyebutkan kegiatan fisik yang bisa dilakukan101111001

2.Mempraktikkan cara fisik yang pertama101111001

3.Mempraktikkan cara fisik yang kedua101111001

Catatan:

Jika mengikuti setiap aspek berikan nilai 1 Jika tidak mengikuti setiap aspek berikan nilai 0

DAFTAR PUSTAKA

Purwaningsih., Karlina, I. 2010. Asuhan Keperawatan Jiwa dilengkapi Terapi Modalitas dan Standard Prosedur (SOP). Yogjakarta: Nuha Media

Keliat BA dan Akemat. (2005).Keperawatan Jiwa Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta: EGC

Keliat BA, Panjaitan RA, Helena N, (2006).Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Edisi 2. Jakarta : EGC

Stuart GA.(2007).Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 5. Jakarta : EGC

Townsend MC.(1998).Buku Saku Diagnosa Keperawatan Pada Keperawatan Psiaktri: Pedoman untuk Pembuatan Rencana Keperawatan. Jakarta : EGC

Leader

Co leader

Vasiltator

Peserta

Keterangan

P

ERMA

I

NAN