proposal terapi aktifitas bermain

3
PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS BERMAIN BAB I 1.1 LATAR BELAKANG Aktifitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat dirumah sakit, aktifitas bermainini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat dirumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yng sangat tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainanny (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakuakan permainan. Tujuan bermain dirumah sakit pada prinsipnyaadalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mentl emosional, dan kesejehteraan anak seperti kebutuhan perkembangan

Upload: muhammad-hasnul-fahmy

Post on 03-Dec-2015

242 views

Category:

Documents


15 download

DESCRIPTION

tab

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Terapi Aktifitas Bermain

PROPOSAL TERAPI AKTIFITAS BERMAIN

BAB I

1.1 LATAR BELAKANGAktifitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan

anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat dirumah sakit,

aktifitas bermainini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan

kondisi anak.

Pada saat dirawat dirumah sakit, anak akan mengalami berbagai

perasaan yng sangat tidak menyenangkan seperti marah, takut, cemas, sedih,

dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang

dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan

rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari

ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan

anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainanny (distraksi) dan

relaksasi melalui kesenangannya melakuakan permainan. Tujuan bermain

dirumah sakit pada prinsipnyaadalah agar dapat melanjutkan fase

pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas

anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat

penting bagi mentl emosional, dan kesejehteraan anak seperti kebutuhan

perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak

dirumah sakit (Wong, 2009).

1.2 TUJUAN

a. TUJUAN UMUM

Mengurangi kecemasan pada anak selama hospitalisasi

b. TUJUAN KHUSUS

1. Memfasilitasi anak untuk mengekspresikan perasaanya.

2. Meningkatkan rasa percaya diri dan kemampuan anak

3. Menciptakan dan meningkatkan hubungan yang sehat.

4. Meningkatkan kreatifitas bermain.

5. Meningkatkan perilaku yang baik.

Page 2: Proposal Terapi Aktifitas Bermain

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 BERMAIN

Bermain adalah cara alamiah bagi anak untuk mengungkapkan dalam dirinya yang

tidak disadari (Wong, 2006).

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat

bahwa anak yang terlalu banyak bermaian ahli psikolog mengatakan bahwa permainan

sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (2006) akan membuat

menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli

psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan jiwa anak (2006).

Bermain adalah satu kegiatan menyenangkan bagi anak yang dilakukan setiap hari

secara sukarela untuk memperoleh kepuasan dan merupakan media yang baik bagi anak-

anak untuk belajar komunikasi, mengenal lingkungan, dan untuk meningkatkan

kesejahteraan mental dan sosial anak.

2.2 KATEGORI BERMAIN

1. BERMAIN AKTIF

Yaitu: anak banyak menggunakan energi inisiatif anak sendiri. Contoh: bermain

sepak bola.

2. BERMAIN PASIF

Yaitu: energy yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakukan aktifitas

(hanya melihat). Contoh: memberikan support.