proposal terapi aktivitas kelompok pk

36
PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN I. Latar Belakang Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain (Yosep, 2007; hal, 146). Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000 ; hal. 147 ) Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995). Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain. Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Upload: lukmanur-hayadi

Post on 13-Apr-2017

148 views

Category:

Health & Medicine


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK)

STIMULASI PERSEPSI PERILAKU KEKERASAN

I. Latar Belakang

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri

maupun orang lain (Yosep, 2007; hal, 146).

Perilaku kekerasan adalah suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk

melukai seseorang secara fisik maupun psikologis (Depkes, RI, 2000 ; hal. 147 )

Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan

tindakan yang dapat membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang

lain maupun lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan

kesal atau marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995).

Perilaku kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut,

manipulasi atau intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik

emosional yang belum dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga

menggambarkan rasa tidak aman, kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan

pada orang lain.

Pasien jiwa yang mengalami perilaku kekerasan umumnya tidak dapat

mengendalikan kemarahannya dengan baik. Sehingga emosinya sangat labil dan

membahayakan orang-orang yang ada di sekitarnya.

Namun pada pasien jiwa dengan perilaku kekerasan yang sudah mampu

bekerja sama dengan perawat hendaknya diajarkan tentang perilaku kekerasan

yang pasien alami, mulai dari stimulasi penyebab kemarahannya, tanda dan

gejala kemarahannya, yang dilakukannya saat marah atau perilaku

kekerasannya, dan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya dan juga

cara mencegah perilaku kekerasan baik dengan cara kegiatan fisik, interaksi

sosial, kegiatan spiritual maupun dengan cara patuh minum obat agar perilaku

kekerasan yang dilakukannya dapat terkendali dengan baik.

Page 2: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

II. Tujuan

1. Tujuan umum

Klien dapat mengendalikan perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya

2. Tujuan khusus

a. Klien dapat mengenal perilaku kekerasan yang biasa dilakukannya.

b. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan fisik.

c. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui interaksi sosial.

d. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan melalui kegiatan spiritual yang

biasa dilakukannya.

e. Klien dapat mencegah perilaku kekerasan dengan cara patuh minum

obat.

III. Sesi yang Digunakan

Dalam Terapi Aktifitas Kelompok Perilaku Kekerasan dibagi dalam 5 sesi,

yaitu:

1. Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

2. Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

3. Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

4. Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual

5. Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat

IV. Klien

Kriteria klien

a. Klien perilaku kekerasan yang sudah mulai mampu bekerja sama dengan

perawat.

b. Klien perilaku kekerasan yang dapat berkomunikasi dengan perawat.

Proses seleksi

a. Mengobservasi klien yang masuk kriteria.

b. Mengidentifikasi klien yang masuk kriteria.

c. Mengumpulkan klien yng masuk kriteria.

Page 3: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

d. Membuat kontrak dengan klien yang setuju ikut TAKPK, meliputi:

menjelaskan tujuan TAKPK pada klien, rencana kegiatan kelompok, dan

aturan main dalam kelompok.

V. Kriteria Hasil

Evalusi struktur

a. Kondisi lingkungsn tenang, dilakukan di tempat tertutup, dan memungkinkan

klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.

b. Klien dan terapis duduk bersama membentuk lingkaran.

c. Peserta sepakat untuk mengikuti kegiatan.

d. Alat yang digunakan dalam kondisi baik.

e. Leader, co-leader, fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.

Evalusi proses

a. Leder dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal sampai akhir.

b. Leader mampu memimpin acara.

c. Co-leader membantu mengkoordinasi seluruh kegiatan.

d. Fasilitator mampu memotivasi peserta dalam kegiatan.

e. Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan bertanggung jawab

dalam antisipasi masalah.

f. Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan kepada kelompok

yang berfungsi sebagai evaluator kelompok.

g. Peserta mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal sampai akhir.

Evalusi hasil

Diharapkan 80% dari kelompok mampu:

a. Memperkenalkan diri

b. Membicarakan perilaku kekerasan yang sedang dialami.

c. Membicarakan cara-cara menanggulangi perilaku kekerasan yang dialami.

d. Bekerja sama dengan perawat selama berinteraksi.

e. Mengevaluasi kemampuan menanggulangi perilaku kekerasan.

Page 4: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

VI. Pengorganisasian

a. Leader, bertugas :

1. Mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2. Memimpin jalannya terapi kelompok.

3. Memimpin diskusi.

b. Co-Leader, bertugas :

1. Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan.

2. Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang.

3. Membantu memimpin jalannya kegiatan.

4. Menggantikan leader jika terhalang tugas.

c. Fasilitator, bertugas :

1. Memotivasi peserta dalam aktivitas kelompok.

2. Memotivasi anggota dalm ekspresi perasaan setelah kegiatan.

3. Mengatur posisi kelompok dalm lingkungan untuk melaksanakan kegiatan.

4. Membimbing kelompok selama permainan diskusi.

5. Membantu leader dalam melaksanakan kegiatan.

6. Bertanggung jawab terhadap program antisispasi masalah.

d. Observer, bertugas :

1. Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat,

dan jalannya acara.

2. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota kelompok

dengan evaluasi kelompok.

Page 5: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

e. Setting tempat

Keterangan :

: Leader

: Co-leader

: Pasien

: Fasilitator

: Observer

VII. Proses Pelaksanaan

Sesi 1 : Mengenal Perilaku Kekerasan yang Biasa Dilakukan

Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan stimulasi penyebab kemarahannya.

2. Klien dapat menyebutkan respons yang dirasakan saat marah (tanda dan

gejala marah).

3. Klien dapat menyebutkan reaksi yang dilakukan saat marah (perilaku

kekerasan).

4. Klien dapat menyebutkan akibat perilaku kekerasan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal :

Waktu :

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

Page 6: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Tim Terapis

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

Alat

1. Papan tulis/flipchart/whiteboard

2. Kapur/spidol

3. Buku catatan dan pulpen

4. Jadwal kegiatan klien

Metode

1. Dinamika kelompok

2. Diskusi dan tanya jawab

3. Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Memilih klien perilaku kekerasan yang sudah kooperatif.

b. Membuat kontrak dengan klien.

c. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis kepada klien.

2) Perkenalkan nama dan panggilan terapis (pakai papan nama).

3) Menanyakan nama dan panggilan semua klien (beri papan nama).

b. Evaluasi/validasi

1) Menanyakan perasaan klien saat ini.

2) Menanyakan masalah yang dirasakan.

Page 7: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

c. Kontrak

1) Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu mengenal perilaku kekerasan yang

biasa dilakukan.

2) Menjelaskan aturan main berikut

o Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin

kepada terapis.

o Lama kegiatan 45 menit.

o Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3. Tahap kerja

a. Mendiskusikan penyebab marah.

1) Tanyakan pengalaman tiap klien.

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

b. Mendiskusikan tanda dan gejala yang dirasakan klien saat terpapar oleh

penyebab marah sebelum perilaku kekerasan terjadi.

1) Tanyakan perasaan tiap klien saat terpapar oleh penyebab (tanda dan

gejala).

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

c. Mendiskusikan perilaku kekerasan yang pernah dilakukan klien (verbal,

merusak lingkungan, mencederai/memukul orang lain, dan memukul diri

sendiri.

1) Tanyakan perilaku yang dilakukan saat marah.

2) Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

d. Membantu klien memilih salah satu perilaku kekerasan yang paling sering

dilakukan untuk diperagakan.

e. Melakukan bermain peran/simulasi untuk perilaku kekerasan yang tidak

berbahaya (terapis sebagai sumber penyebab dank lien yang melakukan

perilaku kekerasan).

f. Menanyakan perasaan klien setelah selesai bermain peran/simulasi.

g. Mendiskusikan dampak/akibat perilaku kekerasan.

1) Tanyakan akibat perilaku kekerasan.

2) Tuliskan di Papan tulis/flipchart/whiteboard

h. Memberikan reinforcement pada peran serta klien.

Page 8: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

i. Dalam menjalankan a sampai h, upayakan klien terlibat.

j. Beri kesimpulan penyebab; tanda dan gejala; perilaku kekerasan; dan

akibat perilaku kekerasan.

k. Menanyakan kesediaan klien untuk mempelajari cara baru yang sehat

menghadapi kemarahan.

4. Tahap terminasi

a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2) Memberikan reinforcement positif terhadap perilaku klien yang positif.

b. Tindak lanjut

1) Menganjurkan klien menilai dan mengevaluasi jika terjadi penyebab

marah, yaitu tanda dan gejala; perilaku kekerasan yang terjadi; serta

akibat perilaku kekerasan.

2) Menganjurkan klien mengingat penyebab; tanda dan gejala; perilaku

kekerasan dan akibatnya yang belum diceritakan.

c. Kontrak yang akan datang

1) Menyepakati belajar cara baru yang sehat untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2) Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Page 9: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 1, kemampuan yang

diharapkan adalah mengetahui penyebab perilaku, mengenal tanda dan gejala,

perilaku kekerasan yang dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Formulir

evaluasi sebagai berikut.

No Nama Klien Penyebab PK

Memberi tanggapan tentangTanda&gejala

PKPerilaku

kekerasan Akibat PK

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Petunjuk:

1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mengetahui penyebab

perilaku kekerasan, tanda dan gejala yang dirasakan, perilaku kekerasan yang

dilakukan dan akibat perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri

tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 1, TAK

stimulasipersepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan penyebab

perilaku kekerasannya (disalahkan dan tidak diberi uang), mengenal tanda dan

gejala yang dirasakan (“gregetan” dan “deg-degan”), perilaku kekerasan yang

dilakukan (memukul meja), akibat yang dirasakan (tangan sakit dan dibawa ke

rumah sakit jiwa). Anjurkan klien mengingat dan menyampaikan jika semua

dirasakan selama di rumah sakit.

Page 10: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Sesi 2: Mencegah Perilaku Kekerasan Fisik

Tujuan

1. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

2. Klien dapat menyebutkan kegiatan fisik yang dapat mencegah perilaku

kekerasan.

3. Klien dapat mendemonstrasikan dua kegiatan fisik yang dapat mencegah

perilaku kekerasan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal :

Waktu :

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Menur Surabaya

Tim Terapis

Leader :

Co-Leader :

Fasilitator :

Observer :

Alat

1.      Kasur/kantong tinju/gendang

2.      Papan tulis/flipchart/whiteboard

3.      Buku catatan dan pulpen

4.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Page 11: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Langkah kegiatan

1. Persiapan

a. Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 1.

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

1) Salam dari terapis kepada klien.

2) Klien dan terapis pakai papan nama.

b. Evaluasi/validasi

1)      Menanyakan perasaan klien saat ini.

2)      Menanyakan apakah ada kejadian perilaku kekerasan; penyebab; tanda

dan gejala; perilaku kekerasan dan akibatnya.

c. Kontrak

1)      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara fisik untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2)      Menjelaskan aturan main berikut

·         Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada

terapis.

·         Lama kegiatan 45 menit.

·         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

a.       Mendiskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan klien.

1)      Tanyakan kegiatan: rumah tangga, harian, dan olahraga yang biasa dilakukan

klien.

2)      Tulis di Papan tulis/flipchart/whiteboard

b.      Menjelaskan kegiatan fisik yang dapat digunakan untuk menyalurkan

kemarahan secara sehat: tarik napas dalam, menjemur/memukul kasur/bantal,

menyikat kamar mandi, main bola, senam, memukul bantal pasir tinju, dan

memukul gendang.

c.       Membantu klien memilih dua kegiatan yang yang dapat dilakukan.

d.      Bersama klien mempraktikkan dua kegiatan yang dipilih.

1.      Terapis mempraktikkan.

Page 12: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

2.      Klien melakukan redemonstrasi.

e.       Menanyakan perasaan klien setelah mempraktikkan cara penyaluran

kemarahan.

f.       Memberikan pujian pada peran serta klien.

g.      Upayakan semua klien berperan aktif.

4.      Tahap terminasi

a.       Evaluasi

1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2)      Menanyakan ulang cara baru yang sehat mencegah perilaku kekerasan.

b.      Tindak lanjut

1)      Menganjurkan klien menggunakan cara yang telah dipelajari jika stimulus

penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2)      Menganjurkan klien melatih secara teratur cara yang telah dipelajari.

3)      Memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien.

c.       Kontrak yang akan datang

1)      Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu interaksi sosial yang asertif.

2)      Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 2, kemampuan yang

diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara fisik. Formulir evaluasi

sebagai berikut.

No Nama klien Mempraktikkan cara fisik

yang pertama

Mempraktikkan cara fisik

yang kedua

1.

2.

3.

4.

Page 13: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua cara

fisik untuk mencegah perilaku kekerasan. Beri tanda jika klien mampu dan beri

tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 2 TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan, klien mampumempraktikkan tarik napas dalam,

tetapi belum mampu mempraktikkan pukul kasur dan bantal. Anjurkan dan bantu

klien mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 3: Mencegah Perilaku Kekerasan Sosial

Tujuan

1.      Klien dapat mengungkapkan keinginan dan permintaan tanpa memaksa.

2.      Klien dapat mengungkapkan penolakan dan rasa sakit hati tanpa kemarahan.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2010

Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung

Page 14: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Tim Terapis

Leader : Evan Sunarya

Co-Leader : Hendri Setiawan

Fasilitator : Gusti Putu Suartha

Nur Aris Hendayanto

Benny Kesuma Yudha

Observer : Sodikin

Alat

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2.      Buku catatan dan pulpen

3.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a.       Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 2.

b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

a.       Salam terapeutik

1)      Salam dari terapis kepada klien.

2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

b.      Evaluasi/validasi

1)      Menanyakan perasaan klien saat ini.

2)      Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta

perilaku kekerasan.

Page 15: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

3)      Tanyakan apakah kegiatan fisik untuk mencegah perilaku kekerasan sudah

dilakukan.

c.       Kontrak

1)      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu cara sosial untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2)      Menjelaskan aturan main berikut

·         Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada

terapis.

·         Lama kegiatan 45 menit.

·         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

a.       Mendiskusikan dengan klien cara bicara jika ingin meminta sesuatu dari orang

lain.

b.      Menuliskan cara-cara yang yang disampaikan klien.

c.       Terapis mendemonstrasikan cara meminta sesuatu tanpa paksaan, yaitu “saya

perlu/ingin/minta . . ., yang akan saya gunakan untuk. . .”.

d.      Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin c.

e.       Ulangi d sampai semua klien mencoba.

f.       Memberikan pujian pada peran serta klien.

g.      Terapis mendemonstrasikan cara menolak dan menyampaikan rasa sakit hati

pada orang lain, yaitu “saya tidak dapat melakukan. . .” atau ”saya tidak menerima

dikatakan. . .” atau “saya kesal dikatakan seperti. . .”.

h.      Memilih dua orang klien secara bergilir mendemonstrasikan ulang cara poin d.

i.        Ulangi h sampai semua klien mencoba.

j.        Memberikan pujian pada peran serta klien.

4.      Tahap terminasi

a.       Evaluasi

1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2)      Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3)      Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b.      Tindak lanjut

Page 16: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

1)      Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik dan interaksi sosial yang

asertif, jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2)      Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif

secara teratur.

3)      Memasukkan interaksi sosial yang asertif pada jadwal kegiatan harian klien.

c.       Kontrak yang akan datang

1)      Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu kegiatan ibadah.

2)      Menyepakati waktu dan tempat TAK berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 3, kemampuan klien yang

diharapkan adalah mencegah perilaku kekerasan secara sosial. Formulir evaluasi

sebagai berikut.

No Nama

klien

Memperagakan cara

meminta tanpa

paksa

Memperagakan

cara menolak yang

baik

Memperagakan cara

mengungkapkan

kekerasan yang baik

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.      Untuk tiap klien, beri penilaian akan kemampuan mempraktikkan pencegahan

perilaku kekerasan secara sosial: meminta tanpa paksa, menolak dengan baik,

Page 17: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

mengungkapkan kekesalan dengan baik. Beri tanda jika klien mampu dan beri

tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 3,TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan cara meminta tanpa

paksa, menolak dengan baik dan mengungkapkan kekerasan. Anjurkan klien

mempraktikkan di ruang rawat (buat jadwal).

Sesi 4: Mencegah Perilaku Kekerasan Spiritual

Tujuan

Klien dapat melakukan kegiatan ibadah secara teratur.

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Jumat, 15 Januari 2010

Waktu : Pkl. 11.00 s.d selesai

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung

Tim Terapis

Leader : Noverita Gusmeta

Co-Leader : Budi Santoso

Fasilitator : Sodikin

Budi Setiawan

Komang Astrawan

Observer : Gusti Putu Suartha

Alat

Page 18: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2.      Buku catatan dan pulpen

3.      Jadwal kegiatan klien

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

3.      Bermain peran/simulasi

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a.       Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 3.

b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

a.       Salam terapeutik

1)      Salam dari terapis kepada klien.

2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

b.      Evaluasi/validasi

1)      Menanyakan perasaan klien saat ini.

2)      Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta

perilaku kekerasan.

3)      Tanyakan apakah kegiatan fisik dan interaksi sosial yang asertif untuk

mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c.       Kontrak

1)      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2)      Menjelaskan aturan main berikut

·         Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada

terapis.

·         Lama kegiatan 45 menit.

·         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

Page 19: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

a.       Menanyakan agama dan kepercayaan masing-masing klien.

b.      Mendiskusikan kegiatan ibadah yang biasa dilakukan masing-masing klien.

c.       Menuliskan kegiatan ibadah masing-masing klien.

d.      Meminta klien untuk memilih satu kegiatan ibadah.

e.       Meminta klien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih.

f.       Memberikan pujian pada penampilan klien.

4.      Tahap terminasi

a.       Evaluasi

1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2)      Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3)      Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b.      Tindak lanjut

1)      Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,

dan kegiatan ibadah jika stimulus penyebab perilaku kekerasan terjadi.

2)      Menganjurkan klien melatih kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif, dan

kegiatan ibadah secara teratur.

3)      Memasukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan harian klien.

c.       Kontrak yang akan datang

1)      Menyepakati belajar cara baru yang lain, yaitu minum obat teratur.

2)      Menyepakati waktu dan tempat pertemuan berikutnya.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 4, kemampuan klien yang

diharapkan adalah kegiatan ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan. Formulir

evaluasi sebagai berikut.

Page 20: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

No Nama klien Mempraktikkan kegiatan

ibadah pertama

Mempraktikkan kegiatan

ibadah kedua

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan mempraktikkan dua

kegiatan ibadah saat TAK. Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien

tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 4,TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu memperagakan dua cara ibadah.

Anjurkan klien melakukannya secara teratur di ruangan (buat jadwal).

Sesi 5: Mencegah Perilaku Kekerasan dengan Patuh Mengonsumsi Obat

Tujuan

1.      Klien dapat menyebutkan keuntungan patuh minum obat.

2.      Klien dapat menyebutkan akibat/kerugian tidak patuh minum obat.

3.      Klien dapat menyebutkan lima benar cara minum obat.

Page 21: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Sabtu, 16 Januari 2010

Waktu : Pkl. 09.00 s.d selesai

Alokasi waktu : Perkenalan dan Pengarahan (10 menit)

Terapi kelompok (25 menit)

Penutup (10 menit)

Tempat : Rumah Sakit Jiwa Propinsi Lampung

Tim Terapis

Leader : Komang Astrawan

Co-Leader : Noverita Gusmeta

Fasilitator : Hendri Setiawan

Budi Setiawan

Sodikin

Observer : Budi Santoso

Alat

1.      Papan tulis/flipchart/whiteboard dan alat tulis

2.      Buku catatan dan pulpen

3.      Jadwal kegiatan klien

4.      Beberapa contoh obat.

Metode

1.      Dinamika kelompok

2.      Diskusi dan tanya jawab

Langkah kegiatan

1.      Persiapan

a.       Mengingatkan kontrak dengan klien yang telah ikut sesi 4.

b.      Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.

2.      Orientasi

Page 22: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

a.       Salam terapeutik

1)      Salam dari terapis kepada klien.

2)      Klien dan terapis pakai papan nama.

b.      Evaluasi/validasi

1)      Menanyakan perasaan klien saat ini.

2)      Menanyakan apakah ada penyebab marah, tanda dan gejala marah, serta

perilaku kekerasan.

3)      Tanyakan apakah kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif dan kegiatan

ibadah untuk mencegah perilaku kekerasan sudah dilakukan.

c.       Kontrak

1)      Menjelaskan tujuan kegiatan, yaitu patuh minum obat untuk mencegah perilaku

kekerasan.

2)      Menjelaskan aturan main berikut

·         Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin kepada

terapis.

·         Lama kegiatan 45 menit.

·         Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir.

3.      Tahap kerja

a.       Mendiskusikan macam obat yang dimakan klien: nama dan warna (upayakan

tiap klien menyampaikan).

b.      Mendiskusikan waktu minum obat yang biasa dilakukan klien.

c.       Tuliskan di whiteboard hasil a dam b.

d.      Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar waktu minum

obat, benar orang yang minum obat, benar cara minum obat, benar dosis obat.

e.       Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secar bergiliran.

f.       Berikan pujian pada klien yang benar.

g.      Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di whiteboard).

h.      Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di whiteboard).

i.        Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara mencegah

perilaku kekerasan/kambuh.

j.        Menjelaskan akibat/kerugian jika tidak patuh minum obat, yaitu kejadian

perilaku kekerasan/kambuh.

Page 23: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

k.      Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat dan kerugian

tidak patuh minum obat.Memberi pujian setiap kali klien benar.

4.      Tahap terminasi

a.       Evaluasi

1)      Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.

2)      Menanyakan jumlah cara pencegahan perilaku kekerasan yang telah dipelajari.

3)      Memberikan pujian dan penghargaan atas jawaban yang benar.

b.      Tindak lanjut

1)      Menganjurkan klien menggunakan kegiatan fisik, interaksi sosial yang asertif,

kegiatan ibadah, dan patuh minum obat untuk mencegah perilaku kekerasan.

2)      Memasukkan minum obat pada jadwal kegiatan harian klien.

c.       Kontrak yang akan datang

Mengakhiri pertemuan untuk TAK perilaku kekerasan, dan disepakati jika klien

perlu TAK yang lain

.

Evaluasi dan Dokumentasi

Evaluasi

Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap kerja.

Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK.

Untuk TAK stimulasi persepsi perilaku kekerasan sesi 5, kemampuan klien yang

Page 24: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

diharapkan adalah mengetahui lima benar cara minum obat, keuntungan minum

obat, dan akibat tidak patuh minum obat. Formulir evaluasi sebagai berikut.

No Nama klien Menyebutkan

lima benar

minum obat

Menyebutkan

keuntungan minum

obat

Menyebutkan

akibat tidak patuh

minum obat

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Petunjuk:

1.      Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.

2.      Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar

cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat.

Beri tanda jika klien mampu dan beri tanda jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan

proses keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5,TAK stimulasi

persepsi perilaku kekerasan. Klien mampu menyebutkan lima benar cara minum

obat, belum dapat menyebutkan keuntungan minum obat dan akibat tidak patuh

minum obat. Anjurkan klien mempraktikkan lima benar cara minum obat, bantu

klien merasakan keuntungan minum obat, dan akibat tidak minum obat.

DAFTAR PUSTAKA

http://darsananursejiwa.blogspot.com/2009/10/laporan-pendahuluan-perilaku-

kekeraan.html

Page 25: Proposal terapi aktivitas kelompok pk

http://wayanpuja.blinxer.com/?page_id=203

Keliat, Budi Anna dan Akemat.2005.Keperawatan Jiwa: Terapi Aktivitas

Kelompok.Jakarta:EGC