proposal walkthrough survei k3 cuci mobil tri siko arliawan tantri

48
BAGIAN IKM DAN IKK MEI 2016 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA CUCI MOBIL “SHINE” JL PETTARANI MAKASSAR Disusun oleh : Arliawan Arsadi Ali C 111 11 022 Setiawan Winarso C 111 11 159 Tri Kurniawan C 111 11 323 Tantri Lestari C 111 11 380 Pembimbing : dr. Sultan Buraena MS. Sp.OK DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KERJA DAN ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS i

Upload: tri-kurniawan

Post on 09-Jul-2016

60 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

kedokteran okupasi

TRANSCRIPT

Page 1: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

BAGIAN IKM DAN IKK MEI 2016FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA PEKERJA CUCI MOBIL “SHINE”

JL PETTARANI MAKASSAR

Disusun oleh :

Arliawan Arsadi Ali C 111 11 022

Setiawan Winarso C 111 11 159

Tri Kurniawan C 111 11 323

Tantri Lestari C 111 11 380

Pembimbing :

dr. Sultan Buraena MS. Sp.OK

DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN KERJA DAN

ILMU KEDOKTERAN KOMUNITAS

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2016

i

Page 2: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

I. LATAR BELAKANG

Indonesia sebagai Negara berkembang telah memiliki perhatian terhadap

masalah Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). Hal ini dapat di lihat sejak

dikeluarkannya UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan UU

No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.1

Sayangnya, hingga saat ini implementasi terhadap program K3 masih

belum terlaksana secara konsisten. Pandangan tersebut muncul berdasarkan

data dari PT Jamsostek (Persero) pada tahun 2009 yang menunjukkan

terjadi 96.697 kasus kecelakaan dan sedikitnya 35 orang per 100.000

pekerja meninggal karena kecelakaan atau penyakit akibat kerja.1

Dari data profil masalah kesehatan kerja tahun 2006, Direktorat Bina

Kesehatan Kerja Departemen Kesehatan RI menyatakan 3 Penyakit Akibat

Kerja (PAK) terbesar menurut sektor formal dan informal, diantaranya

penyakit muskuloskeletal yang menempati persentase terbesar yaitu 13,8

(formal) dan 18,9 (informal), penyakit kardiovaskuler dengan persentase

sebesar 7,6 (formal) dan 8,2 (informal) dan gangguan syaraf dengan

persentase sebesar 6,2 (formal) dan 6,3 (informal).2 Dari data tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa pada sektor formal persentase PAK lebih rendah

dibandingkan dengan sektor informal.1

Industri informal di bidang jasa yang akhir- akhir ini banyak diminati

oleh pengelola usaha salah satu diantaranya adalah usaha cuci mobil. Usaha

ini dipilih karena di Makassar semakin banyak jumlah pengguna kendaraan

bermotor, selain itu untuk membuat usaha cuci mobil tidak memerlukan

peralatan yang rumit dan pekerja dengan keahlian khusus. Namun,

meskipun demikian hazard dan risiko pasti akan ada pada usaha cuci mobil,

ditambah lagi dengan kondisi dan perilaku tidak aman dari lingkungan kerja

dan pekerja itu sendiri. Sehingga tidak dipungkiri masalah K3 akan muncul

pada usaha cuci mobil tersebut.1

II. TUJUAN

a. Tujuan Umum:

ii

Page 3: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Untuk mengetahui tentang aspek K3 pada pencuci mobil di Makassar

b. Tujuan Khusus:

1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard pada pencuci mobil di

Makassar

2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan yang dapat

mengganggu kesehatan pencuci mobil

3. Untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang digunakan pencuci

mobil

4. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan

sesuai peraturan (sebelum kerja, berkala, berkala khusus)

5. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada

penyuluhan/pelatihan. Pengukuran / pemantauan lingkungan tentang

hazard yang pernah dilakukan.

6. Untuk mengetahui tentang faktor konstruksi bangunan yang

berhubungan dengan K3 pencuci mobil

7. Untuk mengetahui tentang tindakan pencegahan dan penanggulangan

kebakaran yang ditetapkan pada lingkungan pekerja pencuci mobil

III. TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan

Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari

ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan

mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda,

serta gangguan lingkungan. OHSAS 18001:2007 mendefinisikan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang

mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan

pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu atau orang

lain di tempat kerja. Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di

atas serta definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus

iii

Page 4: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa

Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program yang

menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja. 2

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan instrumen yang

memproteksi pekerja, perusahaan, lingkungan hidup, dan masyarakat

sekitar dari bahaya akibat kecelakaan kerja. Perlindungan tersebut

merupakan hak asasi yang wajib dipenuhi oleh perusahaan. K3

bertujuan mencegah, mengurangi, bahkan menihilkan risiko

kecelakaan kerja (zero accident). Penerapan konsep ini tidak boleh

dianggap sebagai upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit

akibat kerja yang menghabiskan banyak biaya (cost) perusahaan,

melainkan harus dianggap sebagai bentuk investasi jangka panjang

yang memberi keuntungan yang berlimpah pada masa yang akan

datang (Prasetyo,2009). 2

Keselamatan dan kesehatan kerja pada dasarnya mencari dan

mengungkapkan kelemahan yang memungkinkan terjadinya

kecelakaan. Maka menurut Mangkunegara (2002) tujuan dari

keselamatan dan kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

a. Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

b. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya selektif mungkin.

c. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

d. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan

kesehatan gizi pegawai.

e. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi

kerja.

f. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

g. Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja

iv

Page 5: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Sedangkan menurut Suma’mur (2006) tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja yaitu :

a. Agar setiap pekerja mendapat jaminan keselamatan dan

kesehatan kerja

b. baik secara fisik, sosial dan psikologis.

c. Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya

d. dan seefektif mungkin.

e. Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

f. Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan perlindungan

kesehatan gizi pekerja.

g. Agar meningkatkan kegairahan, keserasian dan partisipasi kerja.

h. Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

i. Agar setiap pekerja merasa aman dan terlindungi dalam bekerja.

3.2 Identifikasi Hazard Umum

Dalam konsep dasar mengenai keselamatan dan kesehatan kerja

ada satu kata yang selalu harus diingat yaitu ”Pencegahan merupakan

cara yang paling efektif” artinya mencegah terjadinya kecelakaan

berarti sudah tercapai tujuan menhindari kecelakaan itu sendiri. 3

Ada beberapa faktor hazard yang mungkin ditemukan di tempat

pencucian mobil.4

a. Hazard lingkungan kerja lantai licin, terdapat pada seluruh

proses pekerjaan dan dapat berpotensi pekerja terpeleset.

b. Hazard lingkungan kerja selang air yang berantakan dapat

menimbulkan kecelakaan ketika pekerja melewati selang air,

kemungkinan untuk terjadinya pekerja tersandung dan terjatuh.

c. Hazard lingkungan kerja turun tangga terdapat pada aktivitas

pembilasan di kolong mobil. Apabila pekerja turun dengan terburu-

buru berpotensi pekerja untuk terpeleset.

v

Page 6: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

d. Hazard lingkungan kerja jari-jari mesin kompresor terdapat

pada aktivitas pembilasan ketika pekerja menyalakan kompresor.

Intensitas pekerja untuk dekat dengan jari-jari mesin kompresor

yang berputar cukup sering sehingga dimungkinkan kejadian

kecelakaan dapat terjadi.

e. Hazard lingkungan kerja penggunaan bangku terdapat pada

aktivitas pembilasan terutama ketika pekerja ingin menjangkau

bagian atas mobil. Bangku yang digunakan terbuat dari plastik

yang dapat berpotensi pekerja terjatuh.

f. Hazard lingkungan kerja uap panas akan memajan ketika

pekerja berada di bawah kolong dan mesin mobil pada proses

pembilasan.

g. Hazard lingkungan kerja pajanan sinar UV akan memajan

pekerja secara terus menerus karena pekerjaan yang dilakukan

berada di luar ruangan dengan intensitas yang cukup sering di siang

hari.

h. Hazard lingkungan kerja butiran pasir dan debu dapat

memajan pekerja ketika sedang mengambil karpet di dalam mobil,

menyemprot bagian kolong dan mesin mobil serta ketika sedang

melakukan pengecekan vacuum cleaner.

i. Hazard lingkungan kerja kontak dengan sabun krim dan

shampoo terdapat pada proses pencucian karpet dan pembilasan.

Dampak dari pajanan sabun krim dan shampoo sering dialami oleh

pekerja, seperti gatal-gatal dan merah pada kulit.

j. Hazard lingkungan kerja bakteri, jamur, cacing dan jentik

nyamuk dapat pekerja selama melakukan aktivitasnya terutama

dikolong mobil.

k. Hazard elektrik menyambung steker vacuum cleaner terdapat

pada proses finishing, pekerja biasanya menyambungkan steker

dalam kondisi tangan yang basah sehingga kesempatan untuk

terjadi kecelakaan.

vi

Page 7: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

l. Hazard kesehatan percikan air memajan pekerja secara terus

menerus selama aktivitas pencucian dilakukan

m. Hazard ergonomik dapat memajan pekerja melakukan pencucian

secara manual dan terus menerus dalam posisi yang membungkuk,

tidak nyaman, statis dan berulang.

n. Hazard perilaku merokok muncul pekerja sering merokok baik

pada saat bekerja maupun tidak bekerja.

o. Hazard perilaku pola makan tidak teratur dan asupan

makanan yang banyak mengandung lemak jenuh didapatkan

karena sistem kerja 24 jam adanya pengaturan waktu kerja

mengakibatkan jadwal makan pekerja teratur.

p. Hazard pengorganisasian pekerjaan dan budaya kerja

didapatkan karena fatigue sering sekali dialami oleh pekerja.

3.3 Alat Pelindung Diri5

Alat Pelindung Diri adalah alat-alat yang mampu memberikan

perlindungan terhadap bahaya-bahaya kecelakaan (Suma’mur, 1991).

Atau bisa juga disebut alat kelengkapan yang wajib digunakan saat

bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja untuk menjaga keselamatan

pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya.

APD dipakai sebagai upaya terakhir dalam usaha melindungi

tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan administratif

tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD bukanlah

pengganti dari usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Alat Pelindung Diri harus mampu melindungi pemakainya dari

bahaya-bahaya kecelakaan yang mungkin ditimbulkan, oleh karena

itu, APD dipilih secara hati-hati agar dapat memenuhi beberapa

ketentuan yang diperlukan.

Alat pelindung diri yang dapat digunakan di tempat kerja pekerja

pencuci mobil, sesuai dengan faktor hazard yang ada berupa sepatu

vii

Page 8: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

boot, pelindung kepala dengan bahan anti air, celemek, masker,

google dan sarung tangan karet.

3.4 Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K) di Tempat Kerja6

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) adalah merupakan

pertolongan pertama yang harus segera diberikan kepada korban yang

mendapatkan kecelakaan atau penyakit mendadak dengan cepat dan

tepat sebelum korban dibawa ke tempat rujukan.

Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K) di tempat kerja

adalah upaya memberikan pertolongan pertama secara cepat dan tepat

kepada pekerja/buruh dan/atau orang lain yang beradadi tempat kerja,

yang mengalami sakit atau cidera di tempatkerja.

Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja perlu memperhatikan

faktor fasilitas dan faktor personil. Dari aspek fasilitas, terdapat kotak

P3K, isi Kotak P3K, buku Pedoman, ruang P3K, dan perlengkapan

P3K (alat perlindungan, alat darurat, alat angkut dan transportasi)

. Dari factor personil, dapat diperhatikan penanggung jawabnya:

dokter pimpinan PKK, Ahli K3, dan petugasnya yang memiliki

sertifikat pelatihan P3K di tempat kerja.

Pembinaan Pengawasan pelaksaan P3K di tempat kerja harus

didukung oleh faktor internal dan faktor eksternal perusahaan. Faktor

internal perusahaan terdiri dari Pengurus Perusahaan, Dokter

Perusahaan, ahli K3/Ahli K3 Kimia, Auditor Internal dan eksternal

perusahaan yaitu pegawai Pengawas Ketenagakerjaan dan auditor

Eksternal.

IV. LOKASI DAN WAKTU SURVEI

4.1. Lokasi

viii

Page 9: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Lokasi survei kesehatan dan kedokteran kerja yang kami jalankan

adalah mengevaluasi faktor yang berpengaruh pada kesehatan dan

keselamatan kerja pekerja cuci mobil “SHINE” di jln. Pettarani Makassar.

4.2. Waktu

Waktu pelaksanaan survei kesehatan dan kedokteran kerja ini pada

tanggal 24 Mei 2016.

V. BAHAN DAN CARA

5.1 Peralatan yang Diperlukan

Peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through survey

antara lain:

- Alat tulis menulis: Berfungsi sebagai media untuk pencatatan

selama survey jalan sepintas.

- Kamera digital: Berfungsi sebagai alat untuk memotret kegiatan

dan lingkungan pencuci mobil

- Check List: Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer

mengenai survey jalan sepintas yang dilakukan.

5.2.Cara

Dengan metode walk through survey dengan menggunakan check list.

Walk through survey mengandalkan kemampuan indra penglihatan dan

intra pendengaran sekali-sekali dilakukan wawancara dengan pekerja. 5

Sebelum melakukan walk through survey perlu diperhatikan masalah

kerahasiaan perusahaan (trade secrecy) dan konfidensialitas pekerja.

Sebelum melakukan pemotretan perlu dimintakan ijin terlebih dahulu

kepada pimpinan perusahaan. Laporan walk through survey tidak cukup

hanya dengan mengisi check list, melainkan juga harus menyusun essay.

Check list hanyalah merupakan panduan saja agar tidak ada yang terlupa

pada saat survei.

5.3.Alur Kerja

ix

Page 10: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Gambar 1. Alur Kerja pada Lingkungan Pencuci Mobil

VI. JADWAL SURVEI

Survei akan dilaksanakan selama 1 minggu ( 23 – 27 Agustus 2014)

23 Mei 2016 : Membuat proposal Walktrhough survey K3 pada tempat

pencucian mobil

24 Mei 2016 : Melakukan survey di lokasi penelitian

25 Mei 2016 : Membuat laporan hasil penelitian dan status okupasi

26 Mei 2016 : Penyusunan artikel status okupasi

27 Mei 2016 : Presentasi laporan walkthrough survey dan presentasi

status okupasi

VII. HASIL SURVEI

1. Pengarah mobil

I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor fisik

1) Sumber cahaya

Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa

lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai dengan

lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk

x

Page 11: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

menunjang pekerjaan.

2) Sumber bising

Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara

semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang

melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan

raya.

3) Sumber getaran

Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.

4) Sumber radiasi

Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

5) Sumber tekanan tinggi

Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

Faktor Kimia

1) Bahan kimia padat

Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang

menjadi paparan terhadap pekerja. Zat kimia ini berasal dari

kendaraan yang dicuci oleh pekerja.

2) Bahan kimia cair

Tidak terdapat bahan kimia cair yang menjadi hazard pada

pekerja ini.

3) Bahan gas

Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini

4) Bahan fume

Tidak terdapat fume pada pekerja ini

Faktor Biologi

Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini

Faktor Ergonomis

Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan

tanpa alat, dan gerakan yang berulang.

Faktor psikososial

xi

Page 12: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Shift kerja dibagi menjadi 2: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),

shift malam (pukul 14.00 – 22.00), dengan waktu istirahat untuk

shift pagi dan shift malam berlangsung selama 30 menit pada

pukul 12.00 dan 18.00. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi

yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN

Tidak ada alat yang digunakan oleh pekerja ini.

III. ALAT PELINDUNG DIRI

Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak

dilakukan

2. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak

dilakukan

3. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak

dilakukan

V. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3

1. Pelatihan : tidak dilakukan

pelatihan K3 sebelum perekrutan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP

khusus untuk K3

3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada

VI. KONSTRUKSI BANGUNAN

1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel

yang licin karena tergenang air dan sabun

xii

Page 13: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata

dan semen yang cukup kuat.

3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian

seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman

4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai

dengan struktur bangunan semi terbuka

5. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

VII. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,

hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.

2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

2. Pencuci Mobil Luar

I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor fisik

1) Sumber cahaya

Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa

lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai dengan

lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk

menunjang pekerjaan.

2) Sumber bising

Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara

semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang

melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan

raya.

3) Sumber getaran

Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.

4) Sumber radiasi

Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

5) Sumber tekanan tinggi

xiii

Page 14: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

Faktor Kimia

1) Bahan kimia padat

Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang

menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat

kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.

2) Bahan kimia cair

Terdapat bahan kimia berupa detergent yang terpapar pada

pekerja

3) Bahan gas

Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini

4) Bahan fume

Tidak terdapat fume pada pekerja ini

Faktor Biologi

Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini

Faktor Ergonomis

Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan

dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),

dan gerakan yang berulang.

Faktor psikososial

Shift kerja dibagi menjadi 2: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),

shift malam (pukul 14.00 – 22.00), dengan waktu istirahat untuk

shift pagi dan shift malam berlangsung selama 30 menit pada

pukul 12.00 dan 18.00. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi

yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah penyemprot,

selang, spons.

xiv

Page 15: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

III. ALAT PELINDUNG DIRI

Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

4. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak

dilakukan

5. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak

dilakukan

6. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak

dilakukan

V. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3

1. Pelatihan : tidak dilakukan

pelatihan K3 sebelum perekrutan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP

khusus untuk K3

3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada

VI. KONSTRUKSI BANGUNAN

1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel

yang licin karena tergenang air dan sabun

2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata

dan semen yang cukup kuat.

3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian

seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman

4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai

dengan struktur bangunan semi terbuka

5. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

xv

Page 16: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

VII. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,

hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.

2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

3. Pencuci Mobil Dalam

I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor fisik

1) Sumber cahaya

Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa

lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai dengan

lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk

menunjang pekerjaan.

2) Sumber bising

Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara

semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang

melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan

raya.

3) Sumber getaran

Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.

4) Sumber radiasi

Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

5) Sumber tekanan tinggi

Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

Faktor Kimia

1) Bahan kimia padat

Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang

menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat

kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.

2) Bahan kimia cair

xvi

Page 17: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Terdapat bahan kimia berupa detergent yang terpapar pada

pekerja

3) Bahan gas

Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini

4) Bahan fume

Tidak terdapat fume pada pekerja ini

Faktor Biologi

Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini

Faktor Ergonomis

Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan

dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),

dan gerakan yang berulang.

Faktor psikososial

Shift kerja dibagi menjadi 2: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),

shift malam (pukul 14.00 – 22.00), dengan waktu istirahat untuk

shift pagi dan shift malam berlangsung selama 30 menit pada

pukul 12.00 dan 18.00. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi

yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah vakum, kain lap,

spons.

III. ALAT PELINDUNG DIRI

Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak

dilakukan

2. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak

dilakukan

xvii

Page 18: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

3. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak

dilakukan

V. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3

1. Pelatihan : tidak dilakukan

pelatihan K3 sebelum perekrutan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP

khusus untuk K3

3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada

VI. KONSTRUKSI BANGUNAN

1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel

yang licin karena tergenang air dan sabun

2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata

dan semen yang cukup kuat.

3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian

seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman

4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai

dengan struktur bangunan semi terbuka

5. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

VII. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,

hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.

2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

4. Pengering

I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor fisik

1) Sumber cahaya

Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa

xviii

Page 19: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai dengan

lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk

menunjang pekerjaan.

2) Sumber bising

Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara

semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang

melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan

raya.

3) Sumber getaran

Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.

4) Sumber radiasi

Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

5) Sumber tekanan tinggi

Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

Faktor Kimia

1) Bahan kimia padat

Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang

menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat

kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.

2) Bahan kimia cair

Terdapat bahan kimia berupa detergent yang terpapar pada

pekerja

3) Bahan gas

Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini

4) Bahan fume

Tidak terdapat fume pada pekerja ini

Faktor Biologi

Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini

Faktor Ergonomis

xix

Page 20: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan

dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),

dan gerakan yang berulang.

Faktor psikososial

Shift kerja dibagi menjadi 2: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),

shift malam (pukul 14.00 – 22.00), dengan waktu istirahat untuk

shift pagi dan shift malam berlangsung selama 30 menit pada

pukul 12.00 dan 18.00. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi

yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.

II. ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah kain lap, spons.

III. ALAT PELINDUNG DIRI

Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

4. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak

dilakukan

5. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak

dilakukan

6. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak

dilakukan

V. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3

1. Pelatihan : tidak dilakukan

pelatihan K3 sebelum perekrutan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP

khusus untuk K3

3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada

xx

Page 21: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

VI. KONSTRUKSI BANGUNAN

6. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel

yang licin karena tergenang air dan sabun

7. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata

dan semen yang cukup kuat.

8. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian

seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman

9. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai

dengan struktur bangunan semi terbuka

10. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

VII. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,

hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.

2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

5. Pencuci Mesin

I. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor fisik

1) Sumber cahaya

Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa

lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai dengan

lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk

menunjang pekerjaan.

2) Sumber bising

Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara

semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang

melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan

raya.

3) Sumber getaran

Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.

xxi

Page 22: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

4) Sumber radiasi

Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

5) Sumber tekanan tinggi

Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

Faktor Kimia

1) Bahan kimia padat

Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang

menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat

kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.

2) Bahan kimia cair

Terdapat bahan kimia berupa detergent yang terpapar pada

pekerja

3) Bahan gas

Terdapat gas hasil emisi kendaraan pada pekerja ini

4) Bahan fume

Tidak terdapat fume pada pekerja ini

Faktor Biologi

Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini

Faktor Ergonomis

Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi berdiri, dilakukan

dengan menggunakan alat (spon basah, selang air, dan sikat),

dan gerakan yang berulang.

Faktor psikososial

Shift kerja dibagi menjadi 2: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),

shift malam (pukul 14.00 – 22.00), dengan waktu istirahat untuk

shift pagi dan shift malam berlangsung selama 30 menit pada

pukul 12.00 dan 18.00. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi

yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.

xxii

Page 23: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

II. ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah kain lap.

III. ALAT PELINDUNG DIRI

Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa dan sepatu boot.

IV. PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak

dilakukan

2. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak

dilakukan

3. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak

dilakukan

V. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3

1. Pelatihan : tidak dilakukan

pelatihan K3 sebelum perekrutan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP

khusus untuk K3

3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada

VI. KONSTRUKSI BANGUNAN

1. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel

yang licin karena tergenang air dan sabun

2. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata

dan semen yang cukup kuat.

3. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian

seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman

4. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai

dengan struktur bangunan semi terbuka

5. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini

xxiii

Page 24: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

VII. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,

hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.

2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

6. Kasir

VIII. HAZARD LINGKUNGAN KERJA

Faktor fisik

1) Sumber cahaya

Sumber cahaya di tempat kerja bersumber dari beberapa

lampu, dan cukup terang dan warna cahaya lampu sesuai dengan

lingkungan kerja. Warna dinding yang cukup terang untuk

menunjang pekerjaan.

2) Sumber bising

Sumber bising ditempat kerja berasal dari suara vakum, suara

semprotan air, suara mesin kendaraan dan suara-suara yang

melintas di depan lokasi tempat kerja yang berada di tepi jalan

raya.

3) Sumber getaran

Tidak terdapat hazard berupa getaran pada pekerja ini.

4) Sumber radiasi

Tidak terdapat hazard berupa radiasi pada pekerja ini.

5) Sumber tekanan tinggi

Tidak terdapat hazard berupa tekanan tinggi pada pekerja ini.

Faktor Kimia

1) Bahan kimia padat

Terdapat bahan kimia berupa debu, pasir, lumpur yang

menjadi paparan terhadap pekerja. Selain itu juga terdapat Zat

kimia ini berasal dari kendaraan yang dicuci oleh pekerja.

2) Bahan kimia cair

Tidak terdapat bahan kimia cair yang terpapar pada pekerja

3) Bahan gas

xxiv

Page 25: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Tidak terdapat gas hasil emisi kendaraan yang terpapar pada

pekerja ini

4) Bahan fume

Tidak terdapat fume yang terpapar pada pekerja ini

Faktor Biologi

Tidak terdapat faktor biologi yang berarti pada pekerja ini

Faktor Ergonomis

Pekerja melaksanakan tugasnya dengan posisi duduk, dilakukan

dengan menggunakan alat tulis dan kertas, dan gerakan yang

berulang.

Faktor psikososial

Shift kerja dibagi menjadi 2: shift pagi (pukul 07.00 – 14.00),

shift malam (pukul 14.00 – 22.00), dengan waktu istirahat untuk

shift pagi dan shift malam berlangsung selama 30 menit pada

pukul 12.00 dan 18.00. Dalam pekerjaan ini, terdapat interaksi

yang cukup baik antara satu pekerja dengan pekerja lainnya.

IX. ALAT YANG DIGUNAKAN

Alat yang digunakan pada oleh pekerja ini adalah alat tulis dan

kertas

X. ALAT PELINDUNG DIRI

Pekerja hanya menggunakan pakaian biasa.

XI. PEMERIKSAAN KESEHATAN PEKERJA

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum bekerja : tidak

dilakukan

2. Pemeriksaan kesehatan berkala : tidak

dilakukan

3. Pemeriksaan kesehatan berkala khusus : tidak

dilakukan

xxv

Page 26: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

XII. UPAYA LAIN PERUSAHAAN TENTANG K3

1. Pelatihan : tidak dilakukan

pelatihan K3 sebelum perekrutan

2. Standar Operasional Prosedur (SOP): tidak ada SOP

khusus untuk K3

3. Peraturan perundangan-undangan : tidak ada

XIII. KONSTRUKSI BANGUNAN

11. Lantai pada lingkungan pekerja ini terbuat dari bahan tegel

yang licin karena tergenang air dan sabun

12. Dinding pada lingkungan pekerja ini terbuat dari batu bata

dan semen yang cukup kuat.

13. Atap pada lingkungan pekerja ini terbuat dari rangkaian

seng yang disangga oleh rangka baja yang cukup aman

14. Ventilasi pada lingkungan kerja ini cukup memadai

dengan struktur bangunan semi terbuka

15. Tidak ada tangga pada lingkungan pekerja ini.

XIV. PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN KEBAKARAN

1. Lingkungan kerja tidak memiliki APAR, alarm, detector,

hydran, rambu-rambu evakuasi, dan tempat berkumpul.

2. Pekerja tidak pernah diberikan simulasi kebakaran.

VIII. PEMBAHASAN SURVEI

8.1 Survey tentang hazard umum pada pencuci mobil

Dari survey yang dijalankan, pencuci mobil banyak terpapar

pada hazard umum dari lingkungan kerja tersebut seperti lantai

licin, butiran pasir dan debu serta terpapar percikan air terus

menerus. Hazard ini membahayakan karena seharusnya lingkungan

kerja dalam keadaan aman, dan tidak membahayakan pekerjanya.

xxvi

Page 27: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Pencuci mobil juga terpapar dengan faktor kimia seperti

penggunaan sabun yan terus menerus. Pencuci mobil juga terpapar

pada faktor ergonomik yang membutuhkan pencuci mobil berdiri

lama dan membungkuk untuk membersihkan bagian dalam mobil

saat bekerja.

Pencuci mobil juga mengalami hazard fisik yaitu elektrik

menyambung steker, bising yang bersumber dari alat vacuum

cleaner, kompresor, tabung sabun dan slang air karena

menggunakan tekanan angin. Pencuci mobil juga terpapar dengan

faktor biologi seperti kubangan air yang berasal dari cucian mobil

menyebabkan bakteri, jamur, cacing, dan jentik nyamuk.. Faktor

psikososial juga menjadi hazard umum bagi pencuci mobil dengan

adanya perilaku merokok. Ini membahayakan kesehatan karena

merokok mempunyai efek yang buruk terhadap pencuci mobil.

8.2 Survey untuk mengetahui tentang alat yang digunakan pekerja

Dari hasil survey didapatkan pencuci mobil sebagian besar

menggunakan alat pencuci mobil yaitu selang, penyemprot, sabun,

kain lap. Alat-alat ini tidak berbahaya bagi pekerja.

8.3 Survey untuk mengetahui tentang alat pelindung diri yang

digunakan pekerja

Dari hasil survey didapatkan pencuci mobil sebagian besar

menggunakan alat pelindung diri yaitu sepatu boot. Alat pelindung

diri yang dipakai pencuci mobil harus dipakai secara lengkap untuk

mengelakkan jamur, bakteri, dan cacing yang dapat

membahayakan pencuci mobil karena mereka terpajan air dan

sabun terlalu lama.

8.4 Survey tentang pemeriksaan kesehatan kerja

xxvii

Page 28: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

Dari hasil survey didapatkan, para pekerja tidak mendapatkan

pemeriksaan kesehatan sebelum perekrutan pekerja. Selain itu,

pekerja juga tidak mendapatkan pemeriksaan kesehatan rutin dan

pemeriksaan kesehatan berkala khusus. Hal ini menyebabkan

kurang terdeteksinya penyakit-penyakit akibat kerja maupun akibat

hubungan kerja pada lingkungan kerja ini.

8.5 Survey tentang upaya lain tentang K3

Dari hasil survey didapatkan bahwa pencuci mobil dibenarkan

istirahat saat lelah dan disediakan makan saat istirahat. Namun

pencuci mobil jarang bertemu dengan utusan jika mereka

mempunyai keluhan.

Selain itu, tidak terdapat pelatihan khusus mengenai K3, dan

tidak terdapat standar operasi mengenai k3. Hal ini membuat

lingkungan kerja tidak dapat mengantisipasi dengan baik apabila

terjadi kecelakaan kerja.

8.6 Survei tentang konstruksi bangunan

Dari hasil survey didapatkan konstruksi bangunan yang cukup

baik dan aman bagi pekerja, kecuali didapatkan lantai yang licin

akibat genangan air dan sabun yang berpotensi menyebabkan

kecelakaan kerja.

8.7 Survei pencegahan dan penanggulangan kebakaran

Dari hasil survey, tidak didapatkan adanya upaya pencegahan

dan penanggulangan kebakaran, yang dibuktikan dengan tidak

disediakannya APAR, alarm, detector, hidran, rambu-rambu

evakuasi, titik berkumpul dan simulasi bila terjadi kebakaran.

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

xxviii

Page 29: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

1. Pencuci mobil secara keseluruhannya terpapar pada hazard

umum di tempat kerja seperti faktor fisik berupa bising,

kimiawi berupa sabun, ergonomis berupa pekerjaan dengan

berdiri dan gerakan berulang.

2. Secara umum alat yang digunakan pekerja pencuci mobil

adalah selang, mesin penyemprot air, vakum, kain lap, dan

spons

3. Alat-alat perlindungan diri (APD) yang digunakan pekerja

adalah sepatu boot dan masker untuk pegawai kasir.

4. Pemeriksaan kesehatan prakarya tidak dilakukan, pemeriksaan

kesehatan berkala dan berkala khusus juga tidak dilakukan.

5. Pada lokasi pencucian mobil tidak didapatkan adanya upaya-

upaya K3 lainnya dari pihak manajemen seperti standar

prosedur keselamatan, atau pelatihan-pelatihan untuk

keselamatan.

6. Konstruksi bangunan secara umum aman, kecuali lantai yang

tergenang air dan sabun yang berpotensi menyebabkan jatuh

pada pekerja.

7. Tidak ditemukan adanya upaya pencegahan dan

penanggulangan kebakaran pada lokasi kerja ini.

3.2 Saran

Masih ada beberapa poin yang perlu diperbaiki pada aspek K3

pencuci mobil. Masih perlunya follow-up tentang pemakaian alat

pelindung diri untuk kesehatan dan keselamatan kerja. Disarankan agar

seluruh pekerja memakai alat pelindung diri saat bekerja. Selain itu

perlunya dilakukan follow-up atau survey ulangan untuk mengetahui

hazard terbaru yang ada di lingkungan pekerja minimal 6 bulan sekali.

Jika ada keluhan pada petugas pencucian mobil, sebaiknya

memeriksakan diri dokter kedokteran kerja atau dokter umum untuk

mendapatkan penanganan secara tepat. Pihak atasan juga harus

xxix

Page 30: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

melakukan pemeriksaan kesehatan prakarya sebelum rekrutmen

karyawan dan pemeriksaan berkala dan berkala khsus. Selain itu,

perlunya upaya-upaya lain menyangkut K3 seperti pelatihan bencana,

pelatihan kecelakaan kerja, standar operasional prosedur atau

perundang-undangan yang sifatnya melindungi kesehatan para pekerja.

Terakhir, tidak matangnya lokasi pekerjaan terhadap pencegahan dan

penanggulangan kebakaran dibuktikan dengan tidak adanya smoke

detector, alarm kebakaran, APAR, tempat evakuasi, dan simulasi

bencana.

xxx

Page 31: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

DAFTAR PUSTAKA

1. Kurniawidjaja, Meily. 2010. Teori dan Aplikasi Kesehatan Kerja. Jakarta:

UIPress

2. Ramli, Soehatman. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan & Kesehatan

Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat

3. Fatdriati JL. Meily K. Manajemen Risiko Keselamatan Dan Kesehatan

Kerja Pada Proses Pencucian Mobil Di Fjm Jakarta Tahun 2012. Sarjana

Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat

4. Aspek kesehatan dan keselamatan kerja. Available from ;

http://digilib.unimed.ac.id/public/UNIMED-NonDegree-22832-BAB

%20II_fero.pdf

5. Fine, William T. 1971. “Matematical Evaluation For Controlling

Hazard”. Journal Safety Research (Central Quensland University) 3

December 1971: 157-166

6. Leaflet dari Asosiasi Hiperkes & Keselamatan Kerja Indonesia, dalam

PROGRAM PELATIHAN & SERTIFIKASI HIGIENIS INDUSTRI

MUDA (HIMU). Jakarta. 2010.

xxxi

Page 32: Proposal Walkthrough Survei K3 Cuci Mobil Tri Siko Arliawan Tantri

xxxii