psichology aviation

19
CHAPTER 8 QUANTUM SAFETY METRICS : A PRACTICAL METHOD TO MEASURE SAFETY Shofa Nur Asmah 7111131024 Rima Lestari Dewi 7111131070 Ranny Rahayu Disy 7111131077 Aliefia Nadya 7111131078 Yasinda Arafani 7111131080 KELAS: 7-C KELOMPOK: 8

Upload: shofa-nur-asmah

Post on 27-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

ini merupakan contoh pembelajaran psikologi penerbangan

TRANSCRIPT

Page 1: psichology Aviation

CHAPTER 8QUANTUM SAFETY METRICS :

A PRACTICAL METHOD TO MEASURE SAFETY

Shofa Nur Asmah 7111131024

Rima Lestari Dewi 7111131070

Ranny Rahayu Disy 7111131077

Aliefia Nadya 7111131078

Yasinda Arafani 7111131080

KELAS: 7-C

KELOMPOK: 8

Page 2: psichology Aviation

Background

D Smith diminta oleh CEO sebuah maskapai penerbangan untuk melakukan audit internal

Salah satu anak perusahaanya yang

mengalami tiga kecelakaan besar dalam

periode enam bulan.

Manajer regional menyatakan bahwa penyebab kecelakaan

murni karena ketidaksengajaan dan tidak ada hubungannya

dengan faktor-faktor penyebab lainnya.

Setelah D Smith melakukan audit dengan timnya

Ditemukan banyak kejanggalan dalam system dan mempertanyakan bagaimana mungkin perusahan ini bisa lolos tes kelayakan saat banya sekali kekurangan dalam system dan peraturan yang diterapkan.

Page 3: psichology Aviation

What we learn ?

QUANTUM SAFETY METRICS :

A PRACTICAL METHOD TO

MEASURE SAFETY

Safety Assurance (SA)

Istilah Faktor

Program

Quantifiable Effect

Ilustrasi 1

Ilustrasi 2

Ilustrasi 3

Evaluasi

LANGKAH 1

LANGKAH 2

Page 4: psichology Aviation

Safety Assurance

Safety assurance (SA) ada hubungannya dengan safety management system (SMS), dimana SA bukanlah hasil tapi keefektivan proses atau proses pencapaian tujuan. Kemudian dikenalkan lagi istilah quality assurance (QA) yaitu kualitas dari keselamatan yang dapat dicapai.

Langkah-langkah pengendalian keamanan mungkin termasuk hal seperti karyawan pelindung, penjaga peralatan, mesin pribadi yang mencegah karyawan dari asumsi posisi tidak aman, menunggu periode yang ditunjuk waktu untuk logam dingin sebelum menangani itu, atau menggunakan alat yang tepat untuk pekerjaan itu

Page 5: psichology Aviation

Safety AssuranceDalam rangka untuk memahami konsep APE, berikut asumsi yang ditetapkan. Asumsi ini didasarkan pada data empiris sehubungan dengan program keselamatan yang efektif dan tidak efektif.

Asumsi 1.

Organisasi yang menunjuk manajer program keselamatan tugas tambahan atau agunan dan secara aktif terlibat dalam kehilangan kontrol dan upaya pencegahan kecelakaan lebih mungkin untuk mempengaruhi kematian akibat kecelakaan bahwa organisasi yang tidak.

Contoh: pada newsletter keselamatan organisasi diproduksi dan didistribusikan secara bulanan yang menampilkan artikel terkait keselamatan, panduan keselamatan spesifik dan mendorong kontribusi dan partisipasi karyawan.

LANJUTAN

Page 6: psichology Aviation

Safety Assurance

Asumsi 2.

Program keselamatan Sebuah organisasi lebih efektif dan memiliki probabilitas yang lebih besar dari efektivitas ketika manajer program menerima pelatihan formal dalam konsep keselamatan dan prinsip-prinsip.

Contoh: seorang manajer program keselamatan fasilitas terlatih dan berkualitas dalam industri umum sebagai OSHA 10- dan 30-jam instruktur.

LANJUTAN

Page 7: psichology Aviation

Safety Assurance

Asumsi 3.

Benar sumber daya program keselamatan lebih mampu dan efektif daripada didanai di bawah-atau program non-sumber daya.

Contoh: anggaran program keselamatan didirikan, disetujui dan ditinjau oleh manajemen secara tahunan.

LANJUTAN

Page 8: psichology Aviation

Safety Assurance

Rumus berikut, yang dikenal sebagai Skala Sierra memberikan ukuran relatif dimana sebuah organisasi dapat mengevaluasi efektivitas program keselamatan mereka:

(Program x dikuantifikasi Efektif) tingkat APE

(P x QE) AP

LANJUTAN

Page 9: psichology Aviation

Istilah Faktor

 Apa itu program?

Program didefinisikan sebagai program-program formal, proses, aturan, atau inisiatif yang dibuat dan dilaksanakan oleh organisasi untuk menambah atau pencegahan efek dari kecelakaan secara positif.

Contohnya :

- laporan berkala atau bentuk lain dari pendidikan pencegahan kecelakaan dan kesadaran,

- safety committees,

- program penghargaan pencegahan kecelakaan,

- program manajemen resiko,

- meeting keselamatan mingguan,

- rencana pelaksanaan darurat,

- program pencegahan kebakaran,

- FOQA, atau membuat sebuah system formal untuk menapaki dan

- menganalisis insiden seperti Human Factors Analysis and Classificarion System (HFACS)

Page 10: psichology Aviation

Apa Quantifiable Effect (QE)?

Quantifiable effect bisa digambarkan sebagai jumlah nyata dari akibat yang dihasilkan dari setiap program-program yang diberikan

Page 11: psichology Aviation

Illustrasi 1

Sebuah organisasi memiliki 3 program pencegahan kecelakaan yang berhubungan dan dapat mengukur delapan akibat yang signifikan.Rinciannya sebagai berikut :

Programs (P) Effects (QE)

Active risk management program 3

Monthly newletter 2

Safety council 3

Totals : 3 program 8 quantifiable effects

Page 12: psichology Aviation

Persamaannya akan menjadi :

(P x QE ) APE atau (3 x 8)24

Page 13: psichology Aviation

Ilustrasi 2

Ilustrasi kedua mempertimbangkan organisasi yang sama yang digunakan pada ilustrasi pertama dengan satu perubahan. Safety manager adalah yang terlatih dengan baik, terkualifikasi, dan dapat dipercaya untuk mengatur suatu program.

(P2 x QE) APEAtau

(32 x 8) 72

Page 14: psichology Aviation

Ilustrasi 3

Ilustrasi terakhir ini menggambarkan organisasi yang sama dengan ilustrasi 2. Pada ilustrasi ini kita akan membuat satu perubahan dan menambah faktor lain untuk persamaan.

(P3 x QE) APE

Atau

(33 x 8) 216

Page 15: psichology Aviation

Beberapa aturan yang diterapkan dan membutuhkan beberapa klarifikasi. Daftarnya sebagai berikut.

Penting untuk memahami bahwa hanya ada satu cara yang dapat dimiliki organisasi

kepada tiga power yakni dengan memiliki baik itu program yang terlatih dan program terkualifikasi dan menunjukkan

dukungan manajemen. Keduanya harus ada untuk menghasilkan ketiga power APE.

Aturan kedua lebih mendeskripsikan definisi dari apa itu program manajer yang terlatih. Tujuannya yaitu untuk

menghargai peningkatan APE bagi program yang terlatih dan terkualifikasi , program manajer harus menerima

pelatihan kualifikasi awal dan mampu untuk menunjukkan pendidikan yang berkelanjutan dan perencanaan pelatihan

pengembangan yang professional. Pelatihan berkelanjutan harus diterima minimal setiap 2 tahun untuk dicapai dan

memelihara manfaat peningkatan APE. Pada house training, dapat mengkualifikasi di awal dan berkelanjutannya.

Page 16: psichology Aviation

LANJUTAN

Kemudian di aturan ketiga ini sumber berarti memiliki personel yang adekuat dan

dana untuk mengadministrasi program yang didemonstrasikan dan

didokumentasi, adanya keterlibatan, partisipasi dan kelalaian dari suatu program.

Harus dipahami bahwa karena setiap organisasi adalah unik pada ukuran dan

ruang lingkupnya, maka organisasi APE itu spesifik hanya untuk organisasi dan

tidak dapat digunakan untuk membandingkan satu organisasi dengan yang

lainnya.

Aturan yang kelima yakni setiap organisasi harus ditentukan asalnya dan

didefinisikan apa yang mereka akan sebut sebagai suatu program (P) dan sebuah

QE . Sekali ditegakkan, bahwa definisi harus konstan untuk mendemonstrasikan

fluktuasi legitimasi pada APE.

Page 17: psichology Aviation

EvaluasiLangkah 1

Evaluasi administrasi program. Jadwalkan waktu dan tanggung jawab individu untuk mengelola program.

Langkah 2

Lihat apakah program ini benar-benar bekerja seperti yang dirancang atau disebut evaluasi berbasis kinerja (performance-based evaluation). Wawancara karyawan dan meminta manajer, supervisor, dan pegawai menunjukkan bagaimana mereka melakukan hal-hal yang berkaitan dengan program. Tentukan terlebih dahulu berapa persen dari orang-orang yang Anda butuhkan untuk wawancara untuk mendapatkan perhitungan yang akurat tentang bagaimana setiap hal benar-benar bekerja.

Page 18: psichology Aviation

DAFTAR PUSTAKA

J.,Alan Stolzer Ph, Carl D. Halford dkk. 2011. Implementing Safety Management Sysytems in Aviation. Ashgate.

Page 19: psichology Aviation