psikologi pendidikan.docx

27
CHAFTER 14 TES TERSTANDAR A. TES-TES TERSTANDAR (STANDARDIZED TESTS) ‘’Halo ibu Palmer, saya senang anda bisa datang. Saya senang kita bisa bertemu lagi. “kata Danny Chavez guru kelas IV sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman. “terima kasih” timpal Doris Palmer. “saya kuatir, saya ingin tahu bagaimana prestasi David anak saya, kakak- kakaknya bilang dia tidak ada masalah” “Baiklah, mari kita lihat, “kata Danny sambil mempersilahkan ibu Palmer duduk. “ini hasil tes dan stanford yang diikuti David awal musim panas yang lalu. Disini ada catatan sedikit : (lihat gambar `15.1) Setelah memberi kesempatan kepada ibu Palmer untuk melihat hasil tes itu. Kemudian Danny menunjuk nilai membaca , “pertama kita lihat nilai membacanya , David sangat bagus.” “Dia memang suka membaca. Saya heran, tetapi dia sangat suka ke perpustakaan. 1

Upload: kasman-renyaan

Post on 16-Nov-2015

232 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

CHAFTER 14TES TERSTANDARA. TES-TES TERSTANDAR (STANDARDIZED TESTS)Halo ibu Palmer, saya senang anda bisa datang. Saya senang kita bisa bertemu lagi. kata Danny Chavez guru kelas IV sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman.terima kasih timpal Doris Palmer. saya kuatir, saya ingin tahu bagaimana prestasi David anak saya, kakak-kakaknya bilang dia tidak ada masalahBaiklah, mari kita lihat, kata Danny sambil mempersilahkan ibu Palmer duduk. ini hasil tes dan stanford yang diikuti David awal musim panas yang lalu. Disini ada catatan sedikit : (lihat gambar `15.1)Setelah memberi kesempatan kepada ibu Palmer untuk melihat hasil tes itu. Kemudian Danny menunjuk nilai membaca , pertama kita lihat nilai membacanya , David sangat bagus.Dia memang suka membaca. Saya heran, tetapi dia sangat suka ke perpustakaan.Ya dia selalu membawa buku kalau istirahat. Ibu bisa melihat nilai membaca-kosa kata, membaca pemahaman dan membaca keseluruhan. Dia dapat nilai 80 untuk membaca pemahaman.Bagaimana dengan nilai rata 5,6 ini ? sela ibu Palmer sambil menunjuk kolom nilai equivalen. Apakah dia bisa ke kelas V.Belum tentu senyum Danny.ini maksudnya bahwa nilai David sangat bagus pada tes ini. Secara tehnis, dalam tes terstandar, kemampuan David setara dengan siswa kelas V semester ganjil. Anda bisa berbangga......tetapi tes seperti ini tak bisa memberi gambaran di level mana seharusnya seorang siswa berada.Anda bisa ikut di posisi atas, lanjut Danny. Tes ini memberi informasi lengkap. Saya mempunyai informasi tambahan dari hasil fortofolionya.Lau, i point mana dalam tes ini yang memberi nformasi bahwa dia bagus dalam membaca? Kementar bu Palmer.Pertanyaan yang bagus. kami sebenarnya menggunakan tes ini karena berbagai alasan antara lain : potensi tes ini memberi informasi kepada kami bagaimana potensi siswa kami dibandingkan siswa lain di negara kita. Tes ini sangat objektif. Kedua tes ini menunjukkan dengan tepat .... seperti nilai matematika, lanjut Danny, sambil menunjuk laporan itu, David tidak begitu bisa dalam matematika seperti halnya dalam membaca.Dia bilang dia tidak suka matematika Danny tersenyum, ya itu alasannya. Tapi saya tida yakin. Coba anda lihat pada tesnya. Lihat nilai matemetikanya sangat rendah. Dia ranking terrendah. Ini berarti dia sangat susah memahami konsep matematika.Anda benar. kadang-kadang kalau pulang ke rumah dia bingung dengan tugas-tugasnya yang anda berikan. Dia bilang sebenarnya ddia tahu jawabanny, tetapi anda selalu bertanya kenapa ?Itu sangat menarik, bu Palmer, sebab tes ini memberikkan informasi yang bisa kita lihat dari hasil kerjanya, tunggu, saya akan menunjukkannya katanya sambil mengeluarkan kertas dari folder. Ada catatan disini bahwa seandainya David berusaha keras untuk menghafal beberapa konsep ketika dia di kelas rendah maka tentu dia akan lebih bagus. Sekarang dia sudah kelas IV. Saya bisa memahami hasil tesnya. Tetapi kalau dia mau berusaha pasti bisa. Baik, mudah-mudahan bisa jawabnya kurang yakin. Begini ibu Palmer , secara keseluruhan saya sangat senang dengan prestasi David sela Danny berusaha menghibur. Kalau dia bisa meningkatkan prestasinya pada matematika seperti pada membaca maka tentu dia akan sangat hebat.Standarisasi tes sudah menjadi bagian dalam dunia pendidikan. Umumnya, kita mengikutinya pada saat ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.Guru, seperti halnya Danny Chavez pada ilustrasi di atas telah memainkan peranan penting dalam menentukan apakah tes terstandar telah digunakan secara efektif. Dan tes tersebut mampu memberi gambaran yang detail kepada siswa dan orang tua mereka. Peran dan tanggungjawab mereka dalam menstandarisasi sebuah tes adalah sangat penting.Tujuan utama bab ini adalah memberikan informasi yang dapat membantu anda membuat kesimpulan tentang penggunaan tes terstandar tes terstandar. Setelah anda mempelajari bab ini anda dapat :1. Menjelaskan perbedaan tes terstandar dan menjelaskan dan bagaimana pengaruhnya terhadap keputusan kebijakan pendidikan.2. Mendiskusikan perbedaan jenis-jenis tes terstandar pada standar isi.3. Menjelaskan bagaimana tipe-tipe validitas menguji tes terstandar.4. Mendiskusikan tentang teori-teori tes terstandar dan menjelaskan bagaimana pengaruhnya terhadap penguasaan kelas.5. Menjelaskan bagaiman pengaruh keragaman siswa terhadap validitas pengukuran dan mendiskusikan tentang strategi-strategi yang digunakan guru untuk meminimalkan pengukuran yang bias.

TES TERSTANDAR

Guru mengajukan sejumlah pertanyaan tentang kemajuan belajar siswa yang susah dijawab oleh perangkat pembelajaran yang dibuatnya sendiri. Seperti, bagaimana siswa saya dibandingkan siswa di negara lain?. Apakah kurikulum sudah bagus sehingga mampu mengantar anak-anak ke perguruan tinggi atau memiliki masa depan yang cerah? Bagaimana membandingkan seorang siswa dengan siswa yang lain yang memiliki kemampuan yang sama? Standarisasi tes atau instrumen penilaian yang dberikan ke sejumlah siswa(dalam berbagai hal, untuk seluruh negara) di desain untuk menjawab tes tersebut. Bagaimana hasil tes seorang siswa mampu ditempatkan di level yang tepat jika dibandingkan dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Seperti yang tejadi pada kasus di atas, tes terstandar sangat berpengaruh.Fakta menunjukkan bahwa siswa di negara-nagara industri seperti Jepang dan Jerman memiliki skor yang lebih tinggi dibanding Amerika. Reformasi sudah dilakukan sejak tahun 1980 tentang pengaruh hasil tes. Tes terstandar juga sangat mempengaruhi siswa secara individu. Hasil tes awal sering menjadi faktor mendasar dalam mengukur kemampuan siswa menuju masa yang akan datang. ( H. Gardner 1992. P.77)TES TERSTANDARTes terstandar juga sangat kontraversial . Pada tahun lalu 472 juta siswa mengikuti tes dengan biaya antara 725-915 dolar (Komisi Nasional pada tes dan kebijakan publik, 1990). Selain itu, standarisasi tes sering digunakan untuk membandingkan prestasi siswa di sekolah, propinsi, atau bahkan negara yang berbeda.Umumnya semua guru meyakini bahwa tes terstandar sangat menyita perhatian dan tidak sesuai dengan kurikulum (Hermen, Abedi & Golan, 1994, Urdan & Paris 1991).

.FUNGSI TES TERSTANDARStandarisasi memiliki beberapa fungsi antara lain : untuk mendapatkan informasi tentang kemajuan belajar, mendiagnosis kelebihan dan kekurangan siswa, pemilihan strategi pembelajaran dan penilaian.

NILAI SISWAUmumnya fungsi tes terstandar adalah sebagai alat ukur objektif. Dalam studi kasus di atas, David mendapat nilai A pada membaca tetapi orang tua, guru dan pegawai tata usaha ingin mengetahui bagaimana dia jika dibandingkan dengan siswa yang lain di level yang sama. tes Terstandar memberikan perbandingan dengan penilaian lain. Ia mampu memberi informasi yang komplit.

DIAGNOSISTes terstandar juga bisa digunakan untuk mendiagnosis kelebihan dan kekurangan siswa. Contoh, nilai matematika David rendah. Lewat tes tersebut diketahui dimana letak kelemahannya.

PENEMPATAN DAN SELEKSIPenempatan dan penyeleksian siswa adalah merupakan fungsi lain tes terstandar. Sebagai contoh, di Fakultas Matematika, semua mahasiswa memiliki nilai matematika yang tinggi.Hasil tes juga dapat digunakan untuk menempatkan siswa pada program advance seperti program beasiswa. Contoh siswa sekolah menengah pertama dan atas bisa mengikuti Scolastic Aptitude Test (SAT) atau program American College Testing (ACT).PROGRAM EVALUASI DAN PENGAYAANDi uji coba di SD, perubahan dari model pembelajaran tradisional ke pembelajaran siswa aktif. Untuk menilai efektifitas perubahan ini Fakultas menggunakan tes, sampel kerjasiswa, persepsi guru dan orang tua. Namun Fakultas tetap tidak bisa mengetahui perbandingan prestasi siswa ketika masih menggunakan metode lama. Sedangkan tes terstandar mampu memberikan hasil yang detail.AKUNTABILITASSekolah dan guru bertanggungjawab penuh terhadap pembelajaran siswa (Darming, Hammond & Snyder, 1992). Orang tua, komite sekolah, pegawai negeri, pembuat kebijakan di tingkat pemerintah pusat membuktikan bahwa masih tetap efektif untuk digunakan. TIPE-TIPE TES TERSTANDARTes prestasi /tes achievementTes prestasi dibuat untuk mengukur dan mengetahui seberapa banyak pengetahuan siswa di setiap bidang studi. Seperti membaca, matematika, sains, ilmu-ilmu sosial, teknik komputer dan lain-lain. Tes prestasi antara lain : tes of Basic Skills, the California Achievement, the Stanford Achievement test, the Confrehensive Test of Basic Skills dan Metropolitan Achievement test.Tes terstandar prestasi bertujuan untuk : Mengetahui kepintaran siswa Membandingkan seorang siswa dengan siswa lain di seluruh dunia Mengetahui apakah siswa memiliki latar belakang pengetahuan Mengidentifikasi masalah pembelajaran.Sekolah dan para guru hendaknya selektif dan memberi pemahaman tes ini kepada siswanya. Memberi pembekalan agar siswa siap untuk ujian.Tes DiagnostikTes achievement mampu menjadi alat ukur peningkatan prestasi siswa sedangkan tes diagnostik memberi informasi yang detail tentang keunggulan dan kelemahan siswa pada suatu bidang studi. Terutama digunakan pada saat kelas satu, menentukan level seorang anak. Tes diagnostik biasanya di administrasi secara individual, terdiri dari beberapa item, menggunakan lebih dari satu sub tes, dan sangat spesifik (Gronhend & Linn,1995). Contoh tes diagnostik membaca, tesnya bisa saja pengenalan huruf, analisis kata, kosa kata baik dalam konteks maupun dalam wacana. The Metropolitan Achievement test, the Detroit test of Learning Aptitude, the Durrell Analysis of Reading dan the Stanford Diagnostik Reading test adalah contoh-contoh tes diagnostik.

Tes IntelegensiPada bab 4 sudah membahas perbedaan intelegensi setiap individu dan kemampuan memperoleh ilmu pengetahuan, kemampuan berpikir, hal-hal yang bersifat abstrak dan kemampuan memecahkan masalah. Tes intelegensi di desain untuk mengukur semua kemampuan tersebut.Sejarah singkat tes integensi. Tes ini pertama kali diadakan pada tahun 1900 ketika Alfred Binet diminta oleh menteri pendidikan Prancis untuk membuat instrumen pembelajaran bagi siswa yang cacat mental. Dia memilih beberapa schooll related skills bekerjasama dengan temannya, Theo dore Simon membuat tes. Mereka memberikan tes ersebut kepada kelompok siswa yang heterogen dengan mengacuhkan soal-soal yang amat susah atau yang tidak gampang dan tingkatan sosialny yang berbeda.Meskipun tes intelegensi ini awalnya diperuntukan untuk anak-anak yang cacat mental, pada perkembangan selanjutnya digunakan secara umum terutama untuk anak 8 tahun.Bagi yang berumur 20-30 tahun sudah tidak berarti, mental age( M.A) dibagi chronological age(C.A) dan dikalikan 100 dan hasilnya samadengan IQ, contoh jika seorang anak mendapat nilai 6 untuk M.A maka IQ = 133 (8/6 x 100 = 133 ).Kerja keras Binet dan Simon ini membuahkan hasil. Para guru saat itu bisa memprediksi keberhasilan sekolah siswa yang lulus dengan baik kemungkinan berhasil begitupun sebaliknya. Tes ini kemudian dialihbahasakan oleh Lewis Terman seorang profesor di Stanford dan dibawa ke Amerika dan terkenal sebagai Stanford Binet. Versi terbaru tes ini telah digunakan di berbagai sekolah sekarang.Tehe Stanford- Binet. Tes ini berisi pertanyaan secara individu yang terdiri dari sub-sub tes seperti yang dibuat oleh Binet. Terdiri dari bentuk kotak-kotak untuk tes anak-anak, kartu gambar, gambar besar dan boneka, brosur dan tes manual. Dulu penekanannya pada tes verbal tetapi revisi terbaru sudah lebih bervariasi ( thorn dike, Hagen & Sattler, 86) tabel 14.1 memperlihatkan sub tes-tes terbaru.Tes Stanford- Binet menggunakan skala Wechsler (akan dibahas lebih lanjut di bab berikutnya). Tes ini sudah direvisi beberapa kali dan digunakan oleh lebih dari 5000 sekolah di 47 negara mulai kelas 3 sampai kelas 12.Contoh sub tes yang sudah direvisi (edisi ke- 4 )Komprehensip(soal verbal)Siswa diminta menjelaskan segi-segi kehidupan, Contoh : mengapa orang memakai kacamata hitam ?, mengapa orang pergi ke dokter ?, sub tes ini mengukur kemampuan menggunakan kata-kata.

Urutan angka(Soal-soal kuantitatif)Siswa diberikan soal tentang urutan angka-angka seperti 1,4,7 dan diharapkan siswa mengetahui urutan berikutnya. Sub es ini untuk mengukur kemampuan siswa menemukan pola yang abstrak.

Abstrak(soal-soal Visual)Berupa kumpulan gambar-gambar untuk mengukur kemampuan siswa untuk mengvisualisasi atau mereproduksi pola yang abstrak.

Tes BakatTerkadang orang menyamakan bakat dengan intelegensi padahal bakat hanyalah bagian dari intelegensi. Kapasitas untuk memperoleh ilmu pengetahuan . tes bakat di desain untuk memprediksi potensi diri anak untuk masa depannya. Tes bakat umumnya digunakan untuk , memilih, menempatkan & memutuskan , dan tes ini berhubungan erat dengan tes prestasi . konsep bakat dalam hal ini sangat intuitif misalnya orang mengatakan, Saya hanya tidak punya bakat dalam matematika hanya untuk menutupi keterbatasannya dalam matematika.Dua contoh tes bakat (SAT & ACT) yang telah disebutkan diatas sering digunakan di sekolah menengah atas. Tes tersebut di desain untuk mengukur kemampuan bersaing siswa untuk masuk di perguruan tinggi. Kemampuan ini sangat dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya, kemampuan bahasa dan matematika. Oleh karena tes ini objektif dan terpercaya maka mengesampingkan bias guru dan tingkatan kelas, guru dan sekolah yang berbeda. Dalam hal ini, tes ini bisa memprediksi keberhasilan siswa di masa yang akan datang.Test the Scholastic Assesment Test (SAT) adalah edisi revisi dari tes scholastic Aptitude Test yang terdiri dari 6 subsecsion : 3 verbal dan 3 matematika. Subtes verbal ini terdiri dari : analogi, melengkapi kalimat (kosa kata dan struktur kalimat),sebab akibat, sedangkan subtes matematika terdiri dari metematika dasar, estimasi dan sekarang sudah diijinkan menggunakan kalkulator selama tes berlangsung.Tes the American college Testing Program (ACT) terdiri dari 4 bidang : Bahasa Inggris, matematika, membca dan sains. Tes berlangsung selama 3 jam dan dilarang menggunakan kalkulator. MENGEVALUASI KEABSAHAN TES-TES TERSTANDARWendy Klopman agak cemas. Dia baru saja diminta untuk memilih tes prestasi bagi siswa sekolah dasar. Tugasnya adalah memperoleh masukan dari staf, guru-guru tentang sekolahnya; apakah akan memilih the Stanford Achievement test ataukah the California Achievement test.Setelah memberi penjelasan singkat tentang kedua jenis tes tersebut di dalam rapat, Wendy memberi kesempatan kepada mereka untuk bertanya.Seberapa besar manfaat yang bisa dari tes tersebut dalam memecahkan permasalahan-permasalahan yang ada, tanya guru kelas lima.Kita akan beralih kurikulum , apa maksudnya tanya guru kelas satu.Diskusi itu terus berlanjut, mereka tambah bingung dan mendongkol Yang mana paling bagus ? Bagaimana jawaban singkatnya ?Wendy tidak bisa memberi penjelasan singkat, bukan karena dia tidak tahu jawabannya, tetapi dia bisa menunjukkan keabsahan secara matematis.Bab 13, tertulis bahwa kecukupan dan ketepatan suatu interpretasi berasal dari penilaian dengan memperhatikan (Gronlund & LinnB. PENGERTIAN PENAFSIRAN TES TERSTANDARDi dalam menafsirkan nilai tes terstandar digunakan metode-metode statistic untuk menyimpulkan informasi ujian. Deskripsi StatistikStatistik deskriptik adalah bagian dari statistic yang membahas tentang penyusunan data ke dalam daftar (table) dan grafik (diagram).1. Distribusi Frekuensi, cara untuk menyimpulkan data ujian yang sederhana, menghitung angka dari masing-masing murid, distribusi frekuensi ini biasa digambarkan dalam table dan diagram.1. Ukuran tendensi sentral adalah ukuran pemusatan yang membahas Mean, Median dan Modus.1. Ukuran variable adalah ukuran penyebaran yang membahas jangkauan dan simpangan baku.1. Distribusi normal, yang distribusi nilai-nilai yang terdapat dalam ukuran pemutusan dan semua nilai yang sama dan masing-masing nilai didistribusikan dalam sebuah kurva bell shaped.

Interpretasikan Hasil-Hasil tes terstandarTujuan tes terstandar adalah unyuk membandingkan atau menyetarakan individu dari masing-masing murid dari sekeliling wilayah, bangsa atau bahkan dunia. Dalam menentukan perbandingan digunakan:1. Prestasi adalah sebuah rangking yang membandingkan dari masing-masing individu dengan semua nilai ujian yang lain.1. Raw Score (nilai kasar) yaitu nilai sederhana dari soal-soal yang telah dijawab masing-masing individu1. Stanine (standar nines) adalah menggambarkan tentang sebuah jarak nilai1. Tingkat Eqivalen adalah membangdingkan nilai-nilai Individu dengan kelompok usia.1. Nilai-nilai standar adalah mengungkapkan hasil ujian dalam unit standar deviasi (Ground dan Linn,1995)1. Ukuran standarisasi kesalahan adalah untuk mengukur standaarisasi error yang yang mana menggambarkan sebuah jarak nilai kebenaran yang telah mengalami penurunan jarak yang kadang-kadang disebut interval kepercayaan.

C. INFORMASI-INFORMASI DI DALAM TES TERSATANDAR

Pergerakan Tanggung Jawab: Peranan Guru-Guru & Responsi Murid Dalam BelajarMempertanggungjawabkan merupakan sebuah tenaga penggerak di dalam pengembangan standarisasi ujian. Pengujian kompoteansi minimum, yang mana tamatan-tamatan dari sekolah telah telah mendapat izin masuk dalam program-program untuk menentukan nilai-nilai yang telah lulus ujian.Program-program kompetensi mempunyai karakteristik sebagai berikut:1. Memberikan angka kepada semua murid yang membutuhkan dalam mengikuti tes dan dasar-dasar keahlian akademik diukur.1. Suatu standarisasi yang dapat diterima dalam tingkat-tingkat prestasi yang telah dikembangkan.1. Hasil-hasil tes digunakan untuk memutuskan masalah yang menyangkut tamatan dan promosi.

Format- Alternatif Terhadap Ujian StandarKritik-kritik dapat memuaskan apabila format-format penilaian dan prosedur memberikan hanya satu indikasi dimensi dari apa yang dilakukan muri-murid pada point akhir dari suatu kegiatan belajar. Kritik ini merupakan penilaian yang autentik di dalam mengukur kemampuan murid-murid dalam menggunakan intonasi (Wothen,1993) memperkenalkan 3 informsi tentang penilaian alternative dalam keberhasilan secara luas:1. Tujuan dan criteria yang harus dituju terhadap suatu kebenaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Penilaian-penilaian menunjukkan bahwa penilaian alternative yang berbeda tidak dapat diubah-ubah (Baxter& Shavelson, 1992: Madaus & tan, 1993).2. Logistik: mengatur penilaian alternative3. Kebenaran: penilaian alternative harus subyektif dan mudah terhadap pertanyaan mereka.

D. PERBEDAAN SISWA & ANEKA RAGAM PENGUJIAN TES TER STANDAR.Keragaman siswa dalam tes terstandar seperti yang kami telah bahas dalam topik buku ini telah menguji keragaman dan implikasi dalam proses belajar mengajar. Kami akan membahas lebih luas implikasi keragaman terhadap tes tersebut. Bias dalam pengukuran/penilaian.Pertanyaan penting bagi siapapun yang mengikuti tes ini dengan latar belakang apakah instrumen dan prosedur sudah fair untuk semua siswa. Para ahli sudah mengidentifikasi 3 jenis bias :1. Bias dalam isi/Content Banyak kritik yang menentang bahwa isi tes terkadang kurang bermanfaat. Contoh ada soal berbunyi; dari binatang apa dapat kita buat dendeng/bacan. Generasi pertama dan kedua bangsa portugis sangat kesulitan menjawab soal ini, karena merke tidak biasa dengan kata bacan(cummins 1984), mereka akan lebih tahu kalau soalnya berbunyi terbuat dari apakah sosis? Karena sosis adalah makanan paforit mereka. Dalam soal matematikapun terjadi bias misalnya soal persentase ; John Carey telah melakukan 300 kali pukulan dalam 100 kali pertandingan tenis. Dalam tiga kali pertandingan single dan ganda. Berapa rata-rata pukulan yang dilakukannya hingga kini?. Kebiasaan dalam soal ini terletak dalam konteks kalimat tersebut.tidak semua siswa mengetahui istilah dalam kalimat tersebut. Ini mungkin disebabkan karena kurang membaca. Bias yang lain adalah apabila terdapat gambar dalam soal. Contoh dalam sebuah tes dicantumkan gambar anak lelaki yang sedang tersenyum dan mereka diminta untuk mendeskripsikan gambar tersebut. Respon atau jawabannya adalah anak itu gembira. Tetapi para peneliti menemukan bahwa siswa di Vietnam justru menjawab bahwa anak lelaki tersebut dipermalukan, sedang dalam kebingungan, atau menjawab bahwa anak lelaki itu sedang marah (cargill,1987). Kesalahan jawaban bukan karena kurangnya pengetahuan tetapi karena perbedaan budaya.1. Bias dalam prosedur ujian/tesBias pun bisa tejadi pada prosedur ujian (Mehrens & Lehmann, 1987). Perbedaan budaya menimbulkan kepribadian siswa, umumnya akan bertambah pengetahuannys setelsh menempuh ujian denga tes yang berbeda. Tetapi kalau sosialisasi tentang tes tersebut sangat terbatas ataukah proses pengujian tidak sesuai dengan budaya siswa tentu saja penampilannya kurang bagus. Misalnya digunakan strategi Navajo ternyata didapatkan bahwa siswa tidak menyadari bahwa mereka sedang diuji sehingga kesannya tidak serius, akibatnya mereka mendapat nilai kurang bagus (Deyhle, 1987). Alokasimwaktu yang digunakan dalam ujian memungkinkan bias terjadi dalam prosedurnya. Misalnya siswa yang pengetahuan bahasa Inggrisnya bagus mengunakan alokasi waktu yang sama dengan yang kurang. Padahal seharusnya siswa yang dikategorikan bahasa inggris sebagai bahasa asing deberikan waktu ekstra.1. Bias dalm penggunaan Hasil TesBias lain yang terjadi adalah penggunaan hasil tes. Para ahli berpendapat bahwa penggunaan hasil tes merugikan siswa yang akan bersekolah pada level menengah atas atau masuk ke perguruan tinggi. Kenyataan menunjukkan bahwa hasil tes ini kadang digunakan untuk medeskriminasi kaum minoritas dan siswa pengguna bahasa kedua. Sebagai contoh : sebuah penelitianterhadap 812 orang diklasifikasi memiliki retordasi mental, 300 % lebih adalah Mexico dan 50 % lebih orang Afrika dan 40 % orang Anglo. Kemudian masyarakat miskin dikategorikan overrepresented sedangkan masyarakat kaya di kategorikan underrepresented (J. Marcer, 1973) . 1