pt bank mnc internasional tbk laporan keuangan - … · beban operasional lainnya - bersih...

73
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT) SERTA UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017

Upload: lenhu

Post on 09-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN KEUANGAN

30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR

PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017

Halaman

SURAT PERNYATAAN DIREKSI

LAPORAN KEUANGAN

Laporan Posisi Keuangan 1 - 2

Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 - 4

Laporan Perubahan Ekuitas 5

Laporan Arus Kas 6

1 Informasi Umum 7 - 10

2 Kebijakan Akuntansi 10 - 25

3 Pertimbangan Kritisi Akuntansi dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan 25 - 27

4 Kas 28

5 Giro pada Bank Indonesia 28

6 Giro pada Bank Lain 28 - 29

7 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 29 - 30

8 Efek-Efek 30 - 32

9 Tagihan dan Liabilitas Derivatif 32 - 33

10 Kredit yang Diberikan 33 - 36

11 Tagihan dan Liabilitas Akseptasi 36

12 Biaya Dibayar Dimuka 36

13 Aset Tetap 37 - 38

14 Aset Pajak Tangguhan 38

15 Aset Tidak Berwujud 38

16 Aset Lain Lain 39

17 Liabilitas Segera 39

18 Simpanan 39 - 41

19 Simpanan dari Bank Lain 41 - 42

20 Pinjaman Yang Diterima - Pihak Ketiga 42

21 Utang Pajak 42

22 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 43

23 Beban Yang Masih Harus Dibayar 43

24 Liabilitas Lain-lain 44

25 Modal Saham 44

26 Tambahan Modal Disetor 45

27 Penghasilan (Rugi) Komprehensif Lain 45

28 Pendapatan Bunga 45

29 Beban Bunga 45

30 Provisi Dan Komisi Selain Kredit - Bersih 46

31 Pendapatan Operasional Lainnya 46

32 Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 46

33 Beban Umum dan Administrasi 46

34 Beban Tenaga Kerja 47

35 Penjelasan Pendapatan dan Beban Non Operasional 47

36 Laba per Saham 47

37 Sifat,Transaksi dan Saldo dangan Pihak-Pihak Berelasi 47 - 49

38 Komitmen dan Kontinjensi 49

39 Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing 50 - 51

40 Informasi Segmen 51 - 53

41 Jaminan Pemerintah Terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum 53 - 54

42 Perhitungan Modal Posisi 30 September 2018 dan 30 September 2017 54

43 Manajemen Risiko 54 -70

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

L A P O R A N K E U A N G A N

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (TIDAK DIAUDIT)

SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

DAFTAR ISI

-1-

ASET 30-Sep-18 31-Des-17

Kas 139.834 121.769

Giro Pada Bank Indonesia 584.204 603.840

Giro Pada Bank Lain - Pihak Ketiga 187.866 192.564

Penempatan Pada Bank Indonesia

dan Bank Lain - Pihak Ketiga 472.123 1.117.872

Efek-Efek 1.011.956 1.101.137

Tagihan Derivatif - Pihak Ketiga 21 20

Kredit

Pihak Berelasi 133.249 98.465

Pihak Ketiga 7.391.048 7.016.457

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (200.058) (331.116)

Jumlah 7.324.239 6.783.806

Tagihan Akseptasi - Pihak Ketiga - 1.522

Biaya Dibayar Dimuka 183.173 150.968

Aset Tetap - Bersih 47.468 55.113

Aset Pajak Tangguhan - Bersih 250.273 276.842

Aset Tak Berwujud - Bersih 22.210 24.570

Aset Lain-lain - Bersih 472.547 276.071

JUMLAH ASET 10.695.914 10.706.094

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

6.

7.

8.

13.

14.

15.

16.

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN POSISI KEUANGAN

30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Catatan

11.

12.

4.

5.

9.

10.

-2-

LIABILITAS DAN EKUITAS 30-Sep-18 31-Des-17

LIABILITAS

Liabilitas Segera 104.800 39.585

Simpanan

Pihak Berelasi 965.959 584.194

Pihak Ketiga 7.532.459 8.443.515

Jumlah 8.498.418 9.027.709

Simpanan dari Bank lain - Pihak Ketiga 546.355 197.257

Liabilitas Derivatif - Pihak Ketiga 29 95

Liabilitas Akseptasi - Pihak Ketiga - 1.522

Pinjaman Yang diterima 6 -

Utang Pajak 8.910 12.462

Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 44.616 53.355

Beban yang Masih Harus Dibayar 89.911 110.878

Liabilitas lain-lain 18.920 10.683

JUMLAH LIABILITAS 9.311.965 9.453.546

EKUITAS

Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham

modal dasar - 60.000.000.000 saham modal ditempatkan

dan disetor penuh 21.785.053.618 saham pada

30 September 2018 dan 21.261.473.347 saham pada

31 Desember 2017

Tambahan modal disetor - bersih 26. 722 722

Penghasilan (Rugi) komprehensif lain 27. (20.313) 2.614

Saldo laba (Defisit)

Telah ditentukan penggunaannya 17.940 17.940

Belum ditentukan penggunaannya (792.904) (894.875)

JUMLAH EKUITAS 1.383.949 1.252.548

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 10.695.914 10.706.094

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

2.126.147

17.

18.

11.

9.

25. 2.178.504

21.

22.

23.

24.

20.

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN POSISI KEUANGAN

30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

19.

Catatan

-3-

PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL 30-Sep-18 30-Sep-17

Pendapatan Bunga

Bunga yang diperoleh 676.551 786.875

Komisi dan Fee dari kredit yang diberikan. 27.549 20.195

Jumlah Pendapatan Bunga 704.100 807.070

Beban Bunga

Bunga 401.307 494.139

Provisi dan komisi yang harus dibayar 12.427 15.782

Jumlah Beban Bunga 413.734 509.921

Pendapatan Bunga - Bersih 290.366 297.149

Pendapatan Operasional Lainnya

Pendapatan transaksi valuta asing - bersih 3.882 6.806

Keuntungan bersih penjualan efek 3.590 17.079

Provisi komisi dan fee selain kredit - bersih 33.041 25.130

Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku 70.824 982

Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi

dari efek yang diperdagangkan (2.820) 270

Lain - lain 31. 79.528 35.014

Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 188.045 85.281

Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai 32.

Aset Keuangan (44.926) 102.752

Jumlah Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai (44.926) 102.752

Beban Operasional lainnya

Umum dan administrasi 33. 183.132 184.362

Tenaga Kerja 34. 170.712 166.817

Beban Pensiun dan imbalan pasca kerja 2.735 11.823

Lainnya 29.859 25.791

Jumlah Beban Operasional lainnya 386.438 388.793

Beban Operasional lainnya - Bersih (153.467) (406.264)

LABA (RUGI) OPERASIONAL 136.899 (109.115)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

28.

29.

30.

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Catatan

PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Catatan 30-Sep-18 30-Sep-17

Hasil Sew a 438 246

Keuntungan penjualan dan penghapusan

aset tetap 332 16.213

Rugi penjualan agunan yang diambil alih (105) (62)

Lainnya - bersih (1.382) (1.713)

PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL - BERSIH (717) 14.684

LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK 136.182 (94.431)

MANFAAT (BEBAN) PAJAK (34.211) 23.568

LABA (RUGI) BERSIH PERIODE BERJALAN 101.971 (70.863)

PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN

Pos yang akan direklasif ikasi ke laba rugi

Perubahan nilai w ajar efek tersedia untuk dijual (30.570) 9.897

Pajak penghasilan terkait pos yang akan

direklasif ikasi ke laba rugi 7.643 (2.474)

Jumlah penghasilan (rugi) komprehensif lain periode berjalan setelah pajak (22.927) 7.423

JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 79.044 (63.440)

Laba (Rugi) per Saham

(dalam rupiah penuh) 4,75 (3,85)

-4-

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

35.

dari laporan keuangan secara keseluruhan

36.

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

Ditentukan

penggunaannya

Tidak ditentukan

penggunaannya

Saldo 1 Januari 2017 2.058.147 720 (6.363) (357) 17.940 (209.682) 1.860.405

Rugi bersih periode berjalan - - - - - (70.863) (70.863)

Penawaran Umum Terbatas V dan Pelaksanaan Waran - 2 - - - - 2

Penghasilan komprehensif lainnya - setelah pajak - - 7.423 - - - 7.423

Saldo per 30 September 2017 2.058.147 722 1.060 (357) 17.940 (280.545) 1.796.967

Saldo per 1 Januari 2018 2.126.147 722 2.418 196 17.940 (894.875) 1.252.548

Laba bersih periode berjalan - - - - - 101.971 101.971

Pelaksanaan waran seri III 25.000 - - - - - 25.000

Penawaran Umum Terbatas VI dan Pelaksanaan Waran 27.357 - - - - - 27.357

Penghasilan komprehensif lainnya - setelah pajak - - (22.927) - - - (22.927)

Saldo per 30 September 2018 2.178.504 722 (20.509) 196 17.940 (792.904) 1.383.949

dari laporan keuangan secara keseluruhan

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS

Untuk periode yang berakhir pada tanggal 30 September 2018

( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Modal SahamTambahan

Modal disetor

Perubahan nilai wajar

efek tersedia untuk dijual

Pengukuran kembali atas

kewajiban imbalan pasti

Saldo Laba

Jumlah Ekuitas

- 5 -

30-Sep-18 30-Sep-17

ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI

Bunga, provisi dan komisi kredit yang diterima 682.835 788.999

Bunga, provisi dan komisi yang dibayar (419.651) (512.594)

Penerimaan pendapatan operasional lainnya 197.030 85.011

Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (190.934) (173.921)

Pembayaran beban operasional lainnya (207.264) (154.747)

Penerimaan pendapatan beban non-operasional 535 329

Pembayaran beban non-operasional (1.479) (1.796)

Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas 61.072 31.281

Penurunan (kenaikan) dalam aset operasi

Penempatan pada bank indonesia dan bank lain 502.172 (387.801)

Efek-efek (107.888) (60.817)

Kredit yang diberikan (496.180) 293.746

Tagihan derivatif (1) 3.906

Tagihan akseptasi 1.522 87.736

Aset lain-lain (129.822) (132.920)

Kenaikan (penurunan) liabilitas Operasi

Liabilitas segera 65.215 3.512

Simpanan (529.290) (1.592.897)

Simpanan dari bank lain 349.098 (226.134)

Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - 84.148

Liabilitas derivatif (66) (1.561)

Liabilitas akseptasi (1.522) (87.736)

Liabilitas lain-lain 5.006 5.597

Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasional (280.684) (1.979.940)

ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI

Hasil penjualan aset tetap 841 18.667

Perolehan Aset Tetap (5.513) (9.662)

Perolehan Aset tak berwujud (2.757) (4.039)

Penjualan efek tersedia untuk dijual 85.911 587.787

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Investasi 78.482 592.753

ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN

Penambahan Modal Saham 52.357 2

Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 52.357 2

Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas (149.845) (1.387.185)

Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode 1.499.507 3.037.683

Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode 1.349.662 1.650.498

Kas dan setara kas terdiri dari :

Kas 139.834 140.142

Giro pada Bank Indonesia 584.204 468.110

Giro pada Bank lain 187.866 186.194

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain

jatuh tempo kurang dari 3 Bulan 437.758 856.052

Jumlah Kas dan Setara Kas 1.349.662 1.650.498

-6-

PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK

LAPORAN ARUS KAS

UNTUK PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017

(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)

Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan

dari laporan keuangan secara keseluruhan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-7-

1. INFORMASI UMUM

a. Pendirian dan Informasi Umum Bank

PT Bank MNC Internasional Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank

Bumiputera Indonesia berdasarkan akta No 49 tanggal 31 Juli 1989 dari notaris Sri Rahayu, SH. Akta

pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C-2..7223.HT.01.01.TH.89 tanggal

9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia

No. 75 tanggal 19 September 1989. Nama Bank telah mengalami beberapa kali perubahan,yang

terakhir menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk, berdasarkan akta No. 57 tanggal 16 Juli 2014 yang dibuat

dihadapan Notaris Aryanti Artisari, S.H.,M.Kn dan telah disetujui oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi

Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014.

Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta no.34

tanggal 24 Agustus 2018 yang telah diterima dan dicatat oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik

Indonesia dengan surat no.AHU-AH.01.03-0236298 tanggal 28 Agustus 2018 dan perubahan susunan pengurus

terakhir sebagaimana dimuat dalam akta no.20 tanggal 20 September 2018 yang telah diterima pelaporan

perubahannya oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan surat no.AHU-AH.01.03-

0249169 tanggal 4 Oktober 2018.

Bank berkedudukan di Jakarta dan memiliki 16 kantor cabang, 28 kantor cabang pembantu, 14 kantor kas dan

83 ATM per tanggal 30 September 2018. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung MNC Financial Center Lantai

6, 7 & 8, Jl. Kebon Sirih Raya No. 27, Jakarta 12930, Indonesia. Jumlah karyawan Bank masing-masing 943

dan 1.081 karyawan pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 17.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha di bidang

perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990, sesuai dengan izin usaha yang

diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 10/KMK.013/1990 tanggal 4

Januari 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/146/KEP/DIR tanggal 5 Desember 1997,

Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.

Bank tergabung dalam kelompok usaha MNC Group dengan entitas induk terakhir adalah

PT MNC Investama Tbk.

b. Penawaran Umum Efek Bank

Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan

surat No. S-1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum saham atas 500.000.000 (lima

ratus juta) saham Bank kepada masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp 100

(seratus Rupiah) dan harga penawaran adalah sebesar Rp 120 (seratus dua puluh Rupiah) per

saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-8-

Penawaran Umum Terbatas I

Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM

dengan surat No. S-3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas

3.000.000.000 (tiga miliar) saham Bank dengan harga penawaran sama dengan nilai nominal

sebesar Rp 100 (seratus rupiah) per saham, disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus

enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu enam ratus lima puluh empat) Waran

Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga

pelaksanaan Rp 120 (seratus dua puluh) per saham. Pembelian dilakukan selama masa pelaksanaan

yaitu mulai tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan 29 Desember 2010. Saham-saham tersebut telah

dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.

Penawaran Umum Terbatas II

Pada tanggal 22 Juni 2010, Bank memperoleh penyertaan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK melalui

surat No. S-5539/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para

pemegang saham perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu

(“HMETD”) dengan penerbitan obligasi wajib konversi yang diberi nama obligasi wajib konversi

Bank ICB Bumiputera tahun 2010 (“OWK”) dengan jumlah pokok sebesar Rp 150.000.000.

Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham

Bank pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu)

HMETD berhak untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp 100

(seratus rupiah) setiap 1 (satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan

pemesanan OWK.

Penawaran Umum Terbatas III

Pada tanggal 20 Juni 2014, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner

Otoritas Jasa Keuangan No. S-291/D.04/2014 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III

(“PUT III”) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak

8.046.248.527 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham yang disertai dengan

penerbitan Waran Seri II sebanyak 1.828.692.847 waran, dimana setiap 22 (dua puluh dua) saham

hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 5 (lima) Waran Seri II yang memberikan hak

kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 150 per

saham. Pelaksanaan Waran Seri II dapat dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2015 sampai

dengan tanggal 3 Juli 2017 dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk membeli 1 (satu)

saham Bank. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah waran yang belum dilaksanakan adalah

1.828.691.381 waran.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-9-

Penawaran Umum Terbatas IV

Pada tanggal 25 September 2015, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan

Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.S-437/D.04/2015 untuk melakukan Penawaran Umum

Terbatas IV (“PUT IV”) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”)

sebanyak 6.744.407.924 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham. Pada tanggal

31 Desember 2016 hasil pelaksanaan PUT IV yang diterima Bank sebanyak 4.097.235.004 lembar

saham dan sisanya dikembalikan ke portepel.

Penawaran Umum Terbatas V

Pada tanggal 23 September 2016 , Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan

Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No.S-531/D.04/2016 untuk melakukan Penawaran Umum

Terbatas V (“PUT V”) dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”)

sebanyak 4.782.390.768 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham, yang disertai

dengan penerbitan Waran Seri III sebanyak 4.782.390.768 saham, dimana setiap 1 (satu) saham

hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri III yang memberikan hak kepada

pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 100 per saham. Hasil

Pelaksanaan PUT V yang diterima Bank sebanyak 1.451.901.709 dan sisanya dikembalikan

keportapel.

Penawaran Umum Terbatas VI

Pada tanggal 28 Mei 2018, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner

Otoritas Jasa Keuangan No. S-58/D.04/2018 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas VI dalam

rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD). Jumlah saham yang diterbitkan

sebanyak – banyaknya 4.780.327.410 lembar saham dengan harga penawaran Rp 100 per saham

yang disertai dengan penerbitan Waran Seri IV sebanyak banyaknya 4.780.327.410 saham, dimana

setiap 1 (satu) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 Waran Seri VI yang

memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan

Rp 100 per saham. Hasil Pelaksanaan PUT VI yang diterima Bank sebanyak 273.580.271 saham dan

sisanya dikembalikan ke portapel.

Pada tanggal 30 Juli 2018, sejumlah 21.567.203.082 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek

Indonesia dan sejumlah 217.850.536 saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di

Bursa sebagai pemenuhan ketentuan Peraturan Pemerintah no.29 tahun 1999 tentang pembelian

saham Bank Umum.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-10-

c. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit

Dewan Komisaris 30-Sep-18 31-Des-17

Presiden Komisaris (Independen) Ponky Nayarana Pudijanto Eko B. Supriyanto

Komisaris Independen Jeny Gono* Rusli Witjahjono

Komisaris Peter Fajar* Purnadi Hardjono*

Direksi

Presiden Direktur Ageng Purwanto* Benny Purnomo

Direktur Keuangan Hermawan* -

Direktur Sumber Daya Manusia - Nerfita Primasari

Direktur Kepatuhan Chisca Mirawati Chisca Mirawati

Direktur Operasional & IT - Widiatama Bunarto

Direktur Bisnis Rita Montagna Siahaan** -

Direktur Mahdan* -

Komite Audit

Ketua - Rusli Witjahjono

Anggota Tri Restu Ramadhan Putra Eko B. Supriyanto

H.Eddy Yantho Sofwan Tri Restu Ramadhan Putra

H.Eddy Yantho Sofwan

Komite Pemantau Risiko

Ketua - Eko B. Supriyanto

Anggota Arifin S. Haris Purnadi Hardjono*

Muhammad Sumarsono Rusli Witjahjono

Arifin S. Haris

Muhammad Sumarsono

Komite Remunerasi dan Nominasi

Ketua Ponky Nayarana Pudijanto Eko B. Supriyanto

Anggota Aris Palembangan Purnadi Hardjono*

Budi Satrio

*Efektif berlaku terhitung sejak diperolehnya persetujuan Penilaian Kemampuan dan Kepatutan dari Otoritas

Jasa Keuangan

** Efektif berdasarkan Surat Keputusan Otoritas Jasa Keuangan No.176/D.03/2018 tanggal 17 Oktober 2018

2. KEBIJAKAN AKUNTANSI

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.

b. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali instrumen keuangan tertentu yang diukur

pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam

kebijakan akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan

adalah mata uang Rupiah (Rp), yang merupakan mata uang fungsional Bank.

Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang

dan jasa.

Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk

mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran,

terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik

penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Bank memperhitungkan karakteristik aset

atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau

liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-11-

laporan keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham

dalam ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki

beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam

PSAK 14 dan nilai pakai dalam PSAK 48.

Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan

arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank

Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia

yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan

serta tidak dibatasi penggunaannya.

c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing

Dalam penyusunan laporan keuangan Bank, transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas

(mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir periode pelaporan,

pos moneter dalam valuta asing dijabarkan dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan

oleh Bank Indonesia, yaitu kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk mencerminkan kurs yang berlaku

pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan

kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam

biaya historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam

laba rugi pada periode saat terjadinya.

Kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

1 Dollar Amerika Serikat (USD) 14.902,50 13.567,50

1 Dollar Singapura (SGD) 10.898,82 10.154,54

1 Yen Jepang (JPY) 131,31 120,52

1 Euro (EUR) 17.309,26 16.236,22

1 Dollar Hong Kong (HKD) 1.904,66 1.736,21

1 Dollar Australia (AUD) 10.758,86 10.594,19

1 Renmimbi (CNY) 2.166,00 2.081,00

d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi

Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Bank (entitas pelapor):

a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:

i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;

ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau

iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.

b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:

i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,

entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).

ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau

ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut

adalah anggotanya).

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-12-

iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.

iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi

dari entitas ketiga.

v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu

entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).

vii. Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,

menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari

entitas pelapor.

Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan

yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.

e. Aset Keuangan

Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian

dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam

kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar

ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang

awalnya diukur sebesar nilai wajar.

Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:

a) Nilai wajar melalui laba rugi

b) Dimiliki hingga jatuh tempo

c) Tersedia untuk dijual

d) Pinjaman yang diberikan dan piutang

Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)

Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat

pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.

Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:

a) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat atau

b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola

bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat

pengakuan awal, jika:

a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan

pengakuan yang dapat timbul; atau

b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi

berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-13-

dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi

dan CEO.

Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba

rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang

diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 2i

Dimiliki hingga jatuh tempo

Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut

memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank

mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada

saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya

transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan

awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan

metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.

Aset keuangan tersedia untuk dijual

Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar

melalui laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual.

Pada saat pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah

dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk

dijual diukur dan dicatat pada nilai wajar.

Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif

lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang

dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba

rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya

diakui pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.

Dividen atas instrumen AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak untuk memperoleh pembayaran

dividen ditetapkan.

Pinjaman yang diberikan dan piutang

Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif

diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi

dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai. Bunga diakui dengan

menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak

material.

Metode suku bunga efektif

Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi

dari instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama

periode yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi

penerimaan atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan

dan diterima oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-14-

efektif, biaya transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau

jika lebih tepat, digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset

keuangan pada saat pengakuan awal.

Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang

merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara

langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.

Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan

FVTPL.

Penurunan nilai aset keuangan

Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap

tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu

atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang

merugikan tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi

secara andal.

Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka

panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti

obyektif terjadinya penurunan nilai.

Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:

a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau

b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau

c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi

keuangan.

Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai

merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan

yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.

Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk asset keuangan yang signifikan secara individual

serta kolektif untuk asset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak

terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan

dikelompokkan pada kelompok asset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas

masa depan dari kelompok asset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman

kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis

kerugian disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari

kondisi masa kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis.

Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung:

a) Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran

kembali secara penuh dan tepat waktu.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-15-

b) Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus

kas tersebut (discounted cash flow).

c) Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank

apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh

kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model perhitungan

LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.

d) Loss identification period (”LIP”) – periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam

kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kredit secara individual.

e) Exposure at default (”EAD”) – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit

pada saat terjadi tunggakan.

PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data fasilitas kredit selama minimal empat tahun.

Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki

debet fasilitas kredit pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan

loss given default (LGD).

Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset

keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Pada saat penurunan nilai

diakui dalam aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai

tercatat setelah penurunan nilai menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi

arus kas masa depan pada saat menghitung penurunan nilai.

Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya

telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.

Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang

dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan

nilai diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai

tercatat investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi

sebelum pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.

Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh

dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke

pendapatan komprehensif lain.

Penghentian pengakuan aset keuangan

Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal

dari aset keuangan berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer

seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak

memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang

ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait

sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat

kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui

pinjaman yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-16-

Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan

jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui

dalam pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi.

Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Bank masih

memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Bank mengalokasikan jumlah tercatat

sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan

berkelanjutan dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut

pada tanggal transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan

jumlah dari pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau

kerugian kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah

diakui dalam pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang

sebelumnya diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan

bagian yang dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.

Aset dihapus bukukan dari cadangan kerugian penurunan nilai pada saat manajemen berpendapat bahwa aset

tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit

untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai

penambahan cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan selama tahun berjalan. Penerimaan

kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional

tahun berjalan.

f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Keuangan

Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas

Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasi sesuai dengan substansi

perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.

Instrumen ekuitas

Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi

dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan

bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.

Liabilitas keuangan

Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi.

Liabilitas keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)

Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk

diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.

Liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:

a) Diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau

b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola

bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau

c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-17-

Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada

saat pengakuan awal, jika:

a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan

pengakuan yang dapat timbul; atau

b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi

berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,

dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi

dan CEO.

Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, keuntungan atau kerugian yang timbul

diakui dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga

yang dibayar dari liabilitas keuangan.

Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi

Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui

pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung

dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan

diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan

tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak

material.

Penghentian pengakuan liabilitas keuangan

Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Bank telah dilepaskan,

dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya

dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.

g. Reklasifikasi Instrument Keuangan

Reklasifikasi Aset Keuangan

Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL.

Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang

jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Bank memiliki

intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh

tempo dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut

direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang

baru. Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan. Setiap

keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi

selama sisa umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam

pendapatan komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak

memiliki jatuh tempo tetap).

Reklasifikasi Liabilitas Keuangan

Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan

FVTPL.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-18-

h. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan

Aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi

keuangan, jika dan hanya jika:

Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah

diakui tersebut

Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya

secara simultan.

i. Nilai Wajar

Sejak 1 Januari 2015, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang

akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal

pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi

menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal

pengukuran, Bank memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan

memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal

pengukuran.

Sebelum 1 Januari 2015, nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau

untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan

transaksi secara wajar (arm’s length transaction).

Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Bank

melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki berikut:

a. Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar

aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.

b. Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk

dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)

atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).

c. Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk

aset atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat

diobservasi).

j. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain

Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,

penurunan nilai dan penghentian pengakuan giro pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada Catatan

2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.

k. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan

piutang.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-19-

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,

penurunan nilai dan penghentian pengakuan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada

Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.

l. Efek-efek

Efek-efek diklasifikasikan dalam kategori diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh

tempo.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengukuran awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,

penurunan nilai dan penghentian pengakuan efek-efek mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset

keuangan.

m. Tagihan dan Liabilitas Derivatif

Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi

(FVTPL).

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,

penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas derivatif mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g

dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.

n. Kredit

Kredit diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,

penurunan nilai dan penghentian pengakuan kredit mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset

keuangan.

o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah

Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui

bila nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan

kredit yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil

dari nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi seperti yang dibahas pada Catatan 2n.

p. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi

Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi

dikategorikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,

penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g

dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.

q. Sewa

Sewa merupakan suatu perjanjian yang mana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan aset

selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian

pembayaran kepada lessor.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-20-

Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh

risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria

tersebut, diklasifikasikan sebagai sewa operasi.

Sebagai Lessor

Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam

jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.

Sebagai Lessee

Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa

sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset

yang dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.

Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan

manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat

dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.

r. Biaya Dibayar Dimuka

Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis

lurus.

s. Aset Tetap

Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif

dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian

penurunan nilai.

Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dengan menggunakan metode garis lurus

(straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut:

Tahun

Bangunan 20

Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5

Kendaraan bermotor 5

Perabotan kantor 5

Peralatan kantor 5

Perangkat keras komputer 5

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari

setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.

Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.

Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang

terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai

biaya perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan

dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-21-

Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset

tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.

Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya

pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk

pembangunan aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap

yang bersangkutan pada saat selesai dan siap digunakan.

t. Aset Tak Berwujud

Aset tak berwujud merupakan perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan dicatat sebesar biaya perolehan

dikurangi akumulasi amortisasi.

Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight - line method)

berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 tahun.

Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode amortisasi direview setiap akhir periode.

u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan kecuali Goodwill

Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan

apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi

tersebut, nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian

penurunan nilai (jika ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali

atas suatu aset individu, Bank mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas

aset.

Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk pelepasan nilai

pakai. Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan

tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko

spesifik atas aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.

Jika jumlah yang yang terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai

tercatatnya, nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan dan rugi

penurunan nilai segera diakui dalam laba rugi.

v. Agunan yang Diambil Alih

Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan yang

Diambil Alih dalam kelompok “Aset lain-lain”.

Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi

bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan kedalam akun cadangan kerugian penurunan nilai.

Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau

kerugian pada saat penjualan agunan.

Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Cadangan kerugian penurunan nilai

agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-22-

Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui

penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laba rugi.

w. Liabilitas Segera

Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai

dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan

penghentian pengakuan liabilitas segera mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.

x. Simpanan

Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan

penghentian pengakuan simpanan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.

y. Simpanan dari Bank Lain

Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang

diamortisasi.

Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik local maupun luar negeri, dalam

bentuk giro, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari,

tabungan dan deposito berjangka.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan

penghentian pengakuan simpanan dari bank lain mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas

keuangan.

z. Instrumen Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan

Surat Berharga yang Diterbitkan

Obligasi yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan

yang diamortisasi.

Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan

penghentian pengakuan instrumen utang dan ekuitas yang diterbitkan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2h

terkait liabilitas keuangan.

Biaya emisi saham

Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru

disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.

aa. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga

Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).

Pendapatan kredit yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai

kredit setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.

Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan termasuk:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-23-

a) Bunga pada aset dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan

suku bunga efektif.

b) Bunga pada instrumen sekuritas investasi tersedia untuk dijual dihitung menggunakan suku bunga efektif.

Perubahan nilai wajar pada efek-efek yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan diukur pada nilai wajar

pada laba rugi dan derivatif lainnya yang digunakan untuk kepentingan manajemen risiko, dan aset dan

liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akan mempengaruhi laporan laba

rugi dan penghasilan komprehensif lain.

bb. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi

Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu

tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan

menggunakan suku bunga efektif.

Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu

tertentu atau nilainya tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat

terjadinya transaksi.

cc. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya

Program Iuran Pasti

Pembayaran kepada program dana pensiun pasti dibebankan pada saat jatuh tempo. Pembayaran kepada

program dana pensiun didasarkan pada iuran pasti tertentu yang ditentukan program.

Program Imbalan Pasti

Bank juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang

Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-

kerja ini.

Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian

aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari

keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak batas atas aset (jika ada) dan dari imbal hasil atas

aset program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang

dibebankan atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali

diakui dalam penghasilan komprehensif lain tercermin segera sebagai pos terpisah pada penghasilan

komprehensif lain di ekuitas dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada

periode amandemen program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode

imbalan pasti dengan liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai

berikut:

a) Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan

penyelesaian)

b) Beban atau pendapatan bunga neto

c) Pengukuran kembali

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-24-

Bank menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, keuntungan dan kerugian

kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.

Liabilitas imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan defisit atau surplus aktual

dalam program imbalan pasti Bank. Surplus yang dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini

manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana program dan pengurangan iuran

masa depan ke program.

Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan

tersebut dan ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait.

Imbalan kerja jangka panjang lainnya

Bank memberikan penghargaan masa kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan.

Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit

Credit. Jumlah diakui sebagai provisi untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan

adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.

dd. Pajak Penghasilan

Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk satu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba

sebelum pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos

pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak

pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.

Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung

berdasarkan tarif pajak yang berlaku.

Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan

keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak

tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya

diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba

kena pajak akan tersedia sehingga peredaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak

tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal (bukan kombinasi bisnis) dari

aset dan liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Selain itu,

liabilitas pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal goodwill.

Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku

dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak)

yang telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.

Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara

Bank ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat

aset dan liabilitasnya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-25-

Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah

tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk

mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang

pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam

pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di

luar laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis,

pengaruh pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.

ee. Laba (Rugi) per Saham

Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik

entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.

Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik

entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari

semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.

ff. Segmen Operasi

Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Bank yang secara

regular direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan

menilai kinerja segmen operasi.

Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:

a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban

(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);

b) Yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat

keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan

c) Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.

Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan

penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.

3. PERTIMBANGAN KRITISI AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN

Dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk

membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari

sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang

dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.

Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam

periode yang estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode

revisi dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-26-

Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi

Di bawah ini adalah pertimbangan kritisi, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana manajemen telah

membuat suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Bank dan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap

jumlah yang diakui dalam laporan keuangan.

Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo

Klasifikasi atas aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memerlukan pertimbangan yang signifikan. Dalam

membuat pertimbangan tersebut, Bank mengevaluasi tujuan dan kemampuan untuk memiliki suatu investasi

hingga jatuh tempo. Jika Bank tidak dapat menjaga investasinya hingga jatuh tempo selain dalam kondisi

tertentu - contohnya, menjual sekuritas dengan nilai tidak signifikan pada waktu yang mendekati jatuh tempo -

hal ini mengharuskan reklasifikasi seluruh portofolio menjadi investasi tersedia untuk dijual. Investasi tersebut

selanjutnya akan diukur pada nilai wajar dan bukan pada biaya perolehan diamortisasi.Jumlah tercatat atas

sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo diuangkapkan dalam Catatan 8.

Sumber Estimasi Ketidakpastian

Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode

pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat

aset dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.

Rugi penurunan nilai aset keuangan

Bank menilai penurunan nilai aset keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi

penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti obyektif

bahwa kerugian telah terjadi. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti

obyektif terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut

meliputi data yang dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam

status pembayaran debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian

membayar piutang.

Cadangan kerugian penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam

portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk

aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada

dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.

Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus

kas masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan

kerugian aktualnya.

Bank melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dalam dua cara, yaitu:

a. Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset

keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada

tanggal laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini

dari estimasi terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari

aset keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas

keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-27-

beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan

banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai

agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin

tidak mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi

tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan

keuangan.

b. Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak

memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai,

namun belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian

penurunan nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya

tunggakan, agunan dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan

adalah probability of default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang

dipengaruhi oleh ketidakpastian yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat berbeda

secara material dari cadangan kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk

lingkungan ekonomi, suku bunga dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan

perilaku pembayaran.

Manfaat Karyawan

Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris

dalam menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat

kenaikan gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Bank diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang

dan akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang.

Walaupun asumsi Bank dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau

perubahan signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas

imbalan pasca kerja Bank.

Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap

Masa manfaat setiap aset tetap Bank ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut.

Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat

setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya

karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun

terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh

perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang

disebutkan di atas.

Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan

nilai tercatat aset tersebut.

Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 13.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-28-

4. KAS

Saldo Kas terdiri atas :

30-Sep-18 31-Des-17

Rupiah 134.027 119.530

Dollar Amerika Serikat 3.370 1.809

Dollar Singapura 2.437 430

Jumlah 139.834 121.769

Saldo kas termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller Machines) sejumlah Rp 11.315 dan

Rp 16.827 masing-masing pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017.

5. GIRO PADA BANK INDONESIA

Jumlah Persentase Jumlah Persentase

Rupiah 506.711 87% 523.792 87%

Dollar Amerika Serikat 77.493 13% 80.048 13%

584.204 100% 603.840 100%

30-Sep-18 31-Des-17

Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 dan

perubahannya PBI No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015, PBI No. 18/3/PBI/2016 tanggal

10 Maret 2016, PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 18 Agustus 2016 dan PBI No. 19/6/PBI/2017 tanggal

18 April 2017 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum bagi Bank Umum konvensional dalam Rupiah dan Valuta

Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan

likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer ditetapkan sebesar rata-rata

6,5% dan secara harian sebesar 5% dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4% serta GWM Loan to Funding Ratio

(LFR) sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih

antara LFR bank dan LFR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

(KPMM) bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%.

Pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, rincian giro wajib minimum Bank adalah sebagai

berikut:

30-Sep-18 31-Dec-17

Rupiah

GWM Primer

Harian 6.62% 5.61%

Rata-rata 6.59% 6.86%

GWM Sekunder 9.22% 14.85%

Dollar Amerika Serikat

GWM Primer 8.31% 8.29%

Pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan

sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia.

6. GIRO PADA BANK LAIN

Rincian giro pada bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya dan jenis mata uang adalah

sebagai berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-29-

30-Sep-18 31-Des-17

Rp Juta Rp Juta

Pihak ketiga

Rupiah

Bank Central Asia 46.064 26.875

Bank Mandiri 45 46

Bank Maybank Indonesia 44 4

Standard Chartered Bank 28 28

Bank CIMB Niaga 1 1

Sub jumlah 46.182 26.954

Dollar Amerika Serikat

Standard Chartered Bank, New York 99.497 134.354

Bank Mandiri, Jakarta 27.116 8.731

Bank Central Asia, Jakarta 9.847 13.207

Standard Chartered Bank, Jakarta 2 2

Sub jumlah 136.462 156.294

Dollar Singapura

United Overseas Bank Ltd., Singapura 538 4.203

Euro

Standard Chartered Bank, Frankurt 778 1.454

Dollar Australia

Commonwealth Bank, Sydney 1.370 781

Dollar Hongkong

Standard Chartered Bank, Hongkong 1.170 1.228

Yen Jepang

Standard Chartered Bank, Tokyo - 1.512

Renmimbi

Bank ICBC Indonesia 1.366 138

Jumlah Giro pada Bank Lain 187.866 192.564

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :

30-Sep-18 31-Des-17

Rupiah 0,06% 0,07%

Valuta Asing 0,01% 0,01%

Pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijadikan

agunan oleh Bank.

Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh

giro pada bank lain dapat ditagih.

7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-30-

Jangka waktu Tingkat bunga

efektif rata-rata

per tahun

Jumlah Jangka waktu

Tingkat bunga

efektif rata-rata

per tahun

Jumlah

Pihak ketiga

Rupiah

Sertifikat Deposito Bank Indonesia - 0,00% - 182 - 364 hari 5,67% 492.216

Fasililtas Simpanan Bank Indonesia 3 hari 5,00% 25.000 3 hari 3,91% 159.984

Call money 3 hari 5,65% 70.000 14 - 15 hari 4,37% 150.000

Sertifikat Deposito 274 hari 7,55% 34.365 370 hari 7,36% 44.322

Sub jumlah 129.365 846.522

Valas

Term deposit Bank Indonesia 3 hari 2,11% 342.758 4 hari 1,01% 271.350

Sub jumlah 342.758 271.350

Jumlah Penempatan pada

Bank Indonesia dan Bank Lain 472.123 1.117.872

30-Sep-18 31-Des-17

Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya

adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

Pihak ketiga

Rupiah

Bank Indonesia 25,000 652,200

Bank Negara Indonesia 34,365 44,322

Bank Capital Indonesia 50,000 -

Bank Dinar 20,000 -

Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - 100,000

Bank BJB - 50,000 Sub jumlah 129,365 846,522

Valuta AsingBank Indonesia 342,758 271,350 Sub jumlah 342,758 271,350

Jumlah Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 472,123 1,117,872

Penempatan pada bank lain pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 ditempatkan pada pihak

ketiga dan dikelompokkan sebagai lancar.

Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh

penempatan pada bank lain dapat ditagih.

8. EFEK-EFEK

Berdasarkan jenis dan tujuan investasi, efek-efek adalah sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-31-

30-Sep-18 31-Des-17Rp Juta Rp Juta

Dimiliki hingga jatuh tempoObligasi Pemerintah Indonesia 476.251 476.251-

Tersedia untuk dijualObligasi Pemerintah Indonesia 207.655 306.005 Obligasi lainnya 166.004 102.799Reksadana - 81.336

Jumlah efek tersedia untuk dijual 373.659 490.140

DiperdagangkanObligasi Pemerintah Indonesia 95.339 124.725 Obligasi lainnya 66.707 10.021

Jumlah efek diperdagangkan 162.046 134.746

Jumlah Efek-Efek 1.011.956 1.101.137

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun untuk efek-efek adalah sebagai berikut :

30-Sep-18 31-Des-17

Rupiah

Obligasi Pemerintah Indonesia 6,96% 6,38%

Obligasi lainnya 7,97% 8,12%

Valas

Obligasi lainnya 9,00% 0,00%

Jangka waktu efek sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

RupiahObligasi Pemerintah Indonesia 36 bulan - 31 tahun 8 bulan - 28 tahun

Obligasi lainnya 36 - 85 bulan 26 - 61 bulan

Dollar Amerika Serikat

Obligasi lainnya 35 bulan -

Rincian efek-efek berdasarkan penerbit dan peringkat obligasi berdasarkan beberapa perusahaan pemeringkat

pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-32-

Rp Juta Peringkat Rp Juta Peringkat

RupiahObligasi

Pemerintah Republik Indonesia 779.245 idBBB- 906.981 idBBB

Perusahaan Lainnya

PT Pegadaian Persero 76.237 idAAA - -

PT Sarana Multigriya Finance 48.450 idAA+ 10.021 idAAA

Lembaga pembiayaan ekspor indonesia 47.775 idAAA - -

PT Pembangunan Perumahan Persero Tbk 20.024 idA+ - -

Medco Energi Internasional 20.700 idA+ - -

PT Tower Bersama Infrastructure Tbk 10.000 idB- - -

PT AKR Corporindo 2.010 idAA- - -

PT Surya Artha Nusantara 1.010 idAA- 1.020 idAA-

PT Pupuk Indonesia - - 50.114 idAAA

PT Hutama Karya - - 45.665 idAAA

PT Aneka Tambang - - 6.000 idBBB+

Reksadana

Danareksa Seruni Pasar Uang II - 81.336

Jumlah Efek-efek Rupiah 1.005.451 1.101.137

Dollar Amerika Serikat

Perusahaan Lainnya

MNC Investama 6.505 Caa1 -

Jumlah Efek-efek Valas 6.505 -

Jumlah Efek-efek 1.011.956 1.101.137

31-Des-1730-Sep-18

Efek-efek telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Rating Indonesia.

Pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat efek-efek yang dijadikan agunan oleh

Bank.

9. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF

Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan

swap untuk tujuan trading.

Transaksi swap terdiri dari kontrak swap mata uang asing. Transaksi tersebut merupakan komitmen untuk

melunasi liabilitas dalam mata uang asing dengan kurs yang ditentukan terlebih dahulu.

Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul sebagai akibat dari adanya perubahan nilai potensial fluktuasi kurs

mata uang, sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi liabilitasnya kepada Bank.

Jangka waktu dari pembelian dan penjualan berjangka valuta asing pada tanggal 30 September 2018 dan

31 Desember 2017 masing masing berkisar antara 5 sampai 31 hari dan 5 sampai 363 hari.

Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai

berikut:

Tagihan Liabilitas Tagihan Liabilitas

Forward - - - 53

Spot 21 29 20 42

21 29 20 95

31-Des-1730-Sep-18

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-33-

Tagihan derivatif pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 merupakan transaksi pada pihak

ketiga dan dikelompokkan sebagai lancar.

10. KREDIT YANG DIBERIKAN

Kredit memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar resiko suku bunga atas nilai

wajar (fair value interest rate risk) dan resiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk)

a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut :

Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Berelasi Pihak Ketiga Jumlah

Rupiah

Modal Kerja 102.208 2.650.136 2.752.344 62.859 2.627.836 2.690.695

Konsumsi 24.705 2.248.899 2.273.604 25.044 2.880.557 2.905.601

Investasi - 1.080.854 1.080.854 - 1.185.460 1.185.460

Pinjaman Sindikasi - 1.109.230 1.109.230 - - -

Pinjaman Karyawan 6.336 23.658 29.994 10.562 30.236 40.798

Jumlah 133.249 7.112.777 7.246.026 98.465 6.724.089 6.822.554

Valuta Asing

Modal Kerja - 241.115 241.115 - 239.800 239.800

Investasi - 37.156 37.156 - 52.568 52.568

Jumlah - 278.271 278.271 - 292.368 292.368

Jumlah Kredit 133.249 7.391.048 7.524.297 98.465 7.016.457 7.114.922

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai (200.058) (331.116)

Kredit Bersih 7.324.239 6.783.806

Hubungan Hubungan

31-Des-1730-Sep-18

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal

30 September 2018 dan 31 Desember 2017 telah memadai.

b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut :

30-Sep-18 31-Des-17

Rp Juta Rp Juta

Rupiah

Rumah Tangga 2.653.626 2.513.788

Jasa-jasa dunia usaha 2.158.988 2.326.275

Perindustrian 621.207 611.105

Perdagangan, restoran dan hotel 510.935 652.467

Konstruksi 210.638 214.360

Angkutan, gudang dan komunikasi 185.760 63.476

Jasa sosial/masyarakat 45.191 13.066

Pertambangan 41.126 5.436

Pertanian dan perhutanan 5.799 2.693

Listrik, gas dan air - 893

Lainnya 812.756 418.995

Jumlah - Rupiah 7.246.026 6.822.554

Valuta asing

Perindustrian 218.466 236.565

Angkutan, gudang dan komunikasi 59.015 55.084

Listrik, gas dan air 790 719

Jumlah - Valuta asing 278.271 292.368

Jumlah 7.524.297 7.114.922

Cadangan kerugian penurunan nilai (200.058) (331.116)

Jumlah Kredit - Bersih 7.324.239 6.783.806

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-34-

Sektor ekonomi lain-lain terdiri dari perikanan, pertambangan, penyediaan akomodasi, transportasi dan

perantara keuangan

c. Kredit yang diberikan berdasarkan penilaian internal bank sebagai berikut :

30-Sep-18 31-Des-17

Rp Juta Rp Juta

Kredit yang dinilai secara individual

Baki debet 436.781 520.807

Cadangan kerugian penurunan

nilai (156.869) (297.234)

Jumlah 279.912 223.573

Kredit yang dinilai secara kolektif

Baki debet 7.087.516 6.594.115

Cadangan kerugian penurunan

nilai (43.189) (33.882)

Jumlah 7.044.327 6.560.233

Jumlah Kredit - Bersih 7.324.239 6.783.806

d. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut :

Jangka waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman dalam perjanjian kredit adalah

sebagai berikut:

Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah

≤ 1 tahun 1.934.222 114.387 2.048.609 1.278.213 211.428 1.489.641

1-2 tahun 244.731 790 245.521 655.773 719 656.492

2-5 tahun 2.732.378 61 2.732.439 2.097.637 28.483 2.126.120

> 5 tahun 2.334.695 163.033 2.497.728 2.790.932 51.737 2.842.669

Jumlah Kredit 7.246.026 278.271 7.524.297 6.822.555 292.367 7.114.922

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai (200.058) (331.116)

Kredit Bersih 7.324.239 6.783.806

31-Des-1730-Sep-18

e. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :

30-Sep-18 31-Des-17

Rupiah

Investasi 18,02% 18,19%

Modal Kerja 13,85% 13,73%

Konsumsi 13,27% 13,22%

Kartu kredit 26,84% 30,25%

Pinjaman sindikasi 12,34% 12,61%

Dollar Amerika

Investasi 6,94% 7,39%

Modal Kerja 6,86% 7,07%

f. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan

keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui

pemotongan gaji setiap bulan.

g. Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan

dan kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.

h. Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 2,74% dan 5,88% masing-

masing pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-35-

i. Pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, rincian kredit yang direstrukturisasi menurut jenis

pinjaman sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

Rupiah

Kredit modal kerja 227.102 250.716

Kredit investasi 214.105 82.101

Kredit konsumsi 4.657 2.624

Jumlah - rupiah 445.864 335.441

Valuta asing

Kredit modal kerja 126.666 26.067

Jumlah - valuta asing 126.666 26.067

Jumlah kredit 572.530 361.508

j. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 berdasarkan klasifikasi

kolektibilitas:

Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah

Lancar 6.133.823 111.730 6.245.553 5.805.955 148.057 5.954.012

Dalam Perhatian Khusus 727.316 98.828 826.144 563.655 82.663 646.318

Kurang Lancar 42.185 - 42.185 90.968 - 90.968

Diragukan 61.781 - 61.781 110.573 - 110.573

Macet 280.921 67.713 348.634 251.404 61.647 313.051

7.246.026 278.271 7.524.297 6.822.555 292.367 7.114.922

Cadangan Kerugian

Penurunan Nilai (200.058) (331.116)

Kredit Bersih 7.324.239 6.783.806

31-Des-1730-Sep-18

k. Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal

30 September 2018 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.

l. Pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi

adalah sebagai berikut:

Kredit

bermasalah

Penyisihan

penurunan nilai

Kredit

bermasalah

Penyisihan

penurunan nilai

Rupiah

Rumah tangga 122.015 33.185 107.488 42.618

Konstruksi 60.218 51.844 75.334 69.864

Perdagangan, restoran dan hotel 44.816 19.825 111.390 84.268

Jasa-jasa dunia usaha 84.333 28.720 74.963 73.494

Perindustrian 22.927 5.951 52.738 23.249

Jasa sosial/masyarakat 4.482 616 4.565 708

Pertanian dan perhutanan 1.787 596 1.805 588

Transportasi, gudang dan komunikasi 19.203 2.407 4.855 2.504

Lainnya 25.106 14.173 19.807 10.366

Sub Jumlah 384.887 157.317 452.945 307.659

Valas

Perindustrian 66.923 6.361 60.928 5.791

Listrik, gas dan air 790 790 719 719

Sub Jumlah 67.713 7.151 61.647 6.510

Jumlah 452.600 164.468 514.592 314.169

31-Des-1730-Sep-18

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-36-

m. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :

Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah

Saldo awal tahun 324.576 6.540 331.116 52.008 513 52.521

Penyisihan (pemulihan)

tahun berjalan (Catatan 32)

Individual (107.537) 641 (106.896) 757.066 17.208 774.274

Kolektif 61.286 684 61.970 51.945 (39) 51.906

Penghapusan (86.805) - (86.805) (536.443) (11.161) (547.604)

Selisih Kurs - 673 673 - 19 19

Saldo Periode Berjalan 191.520 8.538 200.058 324.576 6.540 331.116

n. Rasio non-performing loan (NPL) yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa

Keuangan No. 43/SEOJK.03/2016 tanggal 28 September 2016 adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

Rasio NPL

NPL Gross 6,02% 7,23%

NPL Net 3,83% 2,82%

11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI

a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang

30-Sep-18 31-Des-17 30-Sep-18 31-Des-17

Bukan bank - Pihak ketiga

Mata uang asing - 1.522 - 1.522

Jumlah - 1.522 - 1.522

Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi

Tagihan akseptasi pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 dikelompokkan sebagai lancar.

b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo

30-Sep-18 31-Des-17 30-Sep-18 31-Des-17

Lebih dari 3 s/d 6 bulan - 1.522 - 1.522

Jumlah - 1.522 - 1.522

Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi

12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA

30-Sep-18 31-Des-17

Akuisisi kartu kredit 132.616 104.350

Sewa dibayar dimuka 29.230 34.010

Beban promosi dibayar dimuka 3.212 1.086

Pemeliharaan 6.886 7.372

Lainnya 11.229 4.150

183.173 150.968

Biaya dibayar dimuka lainnya terdiri atas biaya right issue, biaya personalia dan premi LPS.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-37-

13. ASET TETAP

Aset tetap terdiri dari :

Aset tetap 01-Jan-18 30-Sep-18

Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

Bangunan dan

prasarana kantor 75.092 791 4.082 - 71.801

Kendaraan bermotor 2.814 499 760 - 2.553

Perabotan Kantor 17.722 10 849 - 16.883

Peralatan Kantor 19.382 706 1.196 - 18.892

Perangkat Keras Komputer 36.107 3.507 1.606 - 38.008

Aset tetap dalam

penyelesaian 45 - - - 45

Jumlah 151.162 5.513 8.493 - 148.182

Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana

kantor 48.420 5.776 3.817 - 50.379

Kendaraan Bermotor 1.782 349 522 - 1.609

Perabotan Kantor 10.336 1.733 849 - 11.220

Peralatan Kantor 11.905 1.647 1.192 - 12.360

Perangkat Keras Komputer 23.606 3.143 1.603 - 25.146

Jumlah 96.049 12.648 7.983 - 100.714

Nilai Aset Tetap 55.113 47.468

Aset tetap 01-Jan-17 31-Des-17

Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

Bangunan dan

prasarana kantor 73.443 3.997 3.823 1.475 75.092

Kendaraan bermotor 3.322 - 508 - 2.814

Perabotan Kantor 17.576 1.474 1.414 86 17.722

Peralatan Kantor 17.338 3.167 1.264 141 19.382

Perangkat Keras Komputer 31.125 6.043 1.521 460 36.107

Aset tetap dalam

penyelesaian 700 1.507 - (2.162) 45

Jumlah 143.504 16.188 8.530 - 151.162

Akumulasi penyusutan :

Bangunan dan prasarana

kantor 44.901 7.301 3.782 - 48.420

Kendaraan Bermotor 1.797 493 508 - 1.782

Perabotan Kantor 9.578 2.161 1.403 - 10.336

Peralatan Kantor 11.384 1.773 1.252 - 11.905

Perangkat Keras Komputer 21.693 3.435 1.522 - 23.606

Jumlah 89.353 15.163 8.467 - 96.049

Nilai Aset Tetap 54.151 55.113

Rincian dan tingkat penyelesaian aset tetap dalam penyelesaian per 30 September 2018 adalah:

Renovasi ruangan kantor cabang melawai dengan tingkat penyelesaian sebesar 20% 45

Pada tanggal 30 September 2018, tidak terdapat proyek yang mengalami hambatan yang siginifikan dalam

penyelesainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset tetap masih lebih rendah dari pada

nilai yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak diperlukan penurunan nilai aset tetap.

Aset tetap dalam penyelesaian merupakan prasarana kantor dan peralatan kantor yang diperkirakan akan selesai

pada tahun 2018.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-38-

Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT MNC Insurance

dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 105.847 juta dan Rp 101.400 juta masing – masing pada tanggal

30 September 2018 dan 31 Desember 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup

untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

14. ASET PAJAK TANGGUHAN

Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Bank adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

Aset (liabilitas) pajak tangguhan

Cadangan kerugian penurunan nilai kredit 60.792 60.792

Liabilitas imbalan pasca kerja 13.339 13.339

Penyusutan aset tetap 2.847 2.847

Cadangan kerugian aset keuangan selain

kredit yang diberikan 5.794 5.794

Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi

atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual 6.837 (806)

Lainnya (31.632) 2.580

Rugi fiskal 192.296 192.296

250.273 276.842

15. ASET TAK BERWUJUD

Aset Tidak Berwujud 01-Jan-18 30-Sep-18

Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

Piranti Lunak Komputer 98.738 2.292 134 337 101.233

Aset Tidak berwujud

dalam penyelesaian 995 465 - (337) 1.123

Sub Jumlah 99.733 2.757 134 - 102.356

Akumulasi Amortisasi

Perangkat Lunak Komputer 75.163 5.117 134 - 80.146

Sub Jumlah 75.163 5.117 134 - 80.146

Jumlah Tercatat 24.570 22.210

Aset Tidak Berwujud 01-Jan-17 31-Des-17

Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi

Piranti Lunak Komputer 85.106 8.681 46 4.997 98.738

Aset Tidak berwujud

dalam penyelesaian 3.274 2.718 - (4.997) 995

Sub Jumlah 88.380 11.399 46 - 99.733

Akumulasi Amortisasi

Perangkat Lunak Komputer 69.053 6.156 46 - 75.163

Sub Jumlah 69.053 6.156 46 - 75.163

Jumlah Tercatat 19.327 24.570

Rincian dan tingkat penyelesaian aset tidak berwujud dalam penyelesaian per 30 September 2018 adalah:

Project Peningkatan di sistem pembayaran dengan tingkat penyelesaian 27% 1.124

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-39-

16. ASET LAIN-LAIN

Aset lain-lain terdiri dari :

30-Sep-18 31-Des-17

Agunan yang diambil alih 207.774 129.323

Biaya yang ditangguhkan 53.285 46.843

Pendapatan yang masih akan diterima 68.028 46.830

Setoran Jaminan 36.658 35.135

Lainnya 129.975 41.113

Sub Jumlah 495.720 299.244

Cadangan Kerugian Penurunan Nilai

Aset Non Keuangan (23.173) (23.173)

Jumlah 472.547 276.071

Agunan yang diambil alih untuk periode 30 September 2018 dan 31 Desember 2017 masing masing sebesar

Rp. 207.774 dan Rp. 129.323.

Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal

30 September 2018 dan 31 Desember 2017 telah memadai.

17. LIABILITAS SEGERA

Liabilitas segera terdiri dari :

30-Sep-18 31-Des-17

Transaksi pembelian Surat Berharga Trading 39.356 -

Titipan dana kliring 5.482 5.882

Transfer dana dalam proses 3.527 3.517

Titipan nasabah 10.444 578

Titipan Pajak Bumi dan bangunan 243 243

Lain-lain 45.748 29.365

Jumlah 104.800 39.585

18. SIMPANAN

Simpanan terdiri dari :

Berelasi Ketiga Jumlah Berelasi Ketiga Jumlah

Giro 179.584 922.146 1.101.730 369.317 490.174 859.491

Tabungan 55.299 587.755 643.054 15.881 591.080 606.961

Deposito Berjangka 731.076 6.022.558 6.753.634 198.996 7.362.261 7.561.257

Jumlah 965.959 7.532.459 8.498.418 584.194 8.443.515 9.027.709

31-Des-1730-Sep-18

Hubungan Hubungan

30-Sep-18 31-Des-17

Simpanan

Giro 1.101.730 859.491

Tabungan 643.054 606.961

Deposito Berjangka 6.753.634 7.561.257

Jumlah 8.498.418 9.027.709

Beban bunga yang

masih harus dibayar (Catatan 23)

Deposito Berjangka 27.279 33.275

Jumlah 8.525.697 9.060.984

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-40-

a. Giro

Giro terdiri dari :

30-Sep-18 31-Des-17

Pihak berelasi

Rupiah 142.088 298.886

Dollar Amerika Serikat 37.467 70.409

Lainnya 29 22

Sub jumlah 179.584 369.317

Pihak ketiga

Rupiah 405.266 418.560

Dollar Amerika Serikat 511.644 64.967

Dollar Singapura 2.922 3.271

Euro 1.177 1.953

Lainnya 1.137 1.423

Sub jumlah 922.146 490.174

Jumlah 1.101.730 859.491

30-Sep-18 31-Des-17

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:

Rupiah 1,87% 2,74%

Valas 0,95% 0,88%

Jumlah giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 September 2018 dan

31 Desember 2017 masing-masing sebesar Rp 16.461 dan Rp 32.262.

b. Tabungan

Tabungan terdiri dari :

30-Sep-18 31-Des-17

Tabungan MNC 448.403 434.709

Tabungan MNC Bisnis 64.451 34.666

Tabungan MNC Junior 19.724 20.690

Tabungan Rencana MNC 14.204 19.685

Tabungan MNC Program Hadiah 6.571 9.799

Tabunganku 9.419 13.813

Tabungan MNC Bunga Khusus 2.026 1.936

Lainnya 78.256 71.663 Total Tabungan 643.054 606.961

30-Sep-18 31-Des-17

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:

Rupiah 1,20% 2,16%

Jumlah tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 September 2018 dan

31 Desember 2017 masing-masing sebesar Rp 168.074 dan Rp 141.342.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-41-

c. Deposito Berjangka

Deposito berjangka terdiri dari :

30-Sep-18 31-Des-17

Pihak berelasi

Rupiah 725.740 193.830

Dollar Amerika Serikat 5.336 5.166

Sub jumlah 731.076 198.996

Pihak ketiga

Rupiah 5.671.972 6.720.582

Dollar Amerika Serikat 348.506 639.301

Lainnya 2.080 2.378

Sub jumlah 6.022.558 7.362.261

Jumlah 6.753.634 7.561.257

30-Sep-18 31-Des-17

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:

Rupiah 6,48% 7,61%

Valuta asing 1,18% 2,24%

Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut :

Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah

1 bulan 3.352.212 250.651 3.602.863 2.796.711 518.491 3.315.202

3 bulan 2.209.366 93.018 2.302.384 2.734.297 71.936 2.806.233

6 bulan 551.620 8.067 559.687 766.853 34.998 801.851

12 bulan 284.497 4.187 288.684 616.424 21.420 637.844

Lebih dari 12 bulan 16 - 16 127 - 127

Jumlah 6.397.711 355.923 6.753.634 6.914.412 646.845 7.561.257

31-Des-1730-Sep-18

Jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 30 September 2018

dan 31 Desember 2017 masing-masing sebesar Rp 180.067 dan Rp 62.604.

19. SIMPANAN DARI BANK LAIN

Simpanan dari bank lain memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar risiko suku

bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate

risk).

Simpanan dari bank lain terdiri :

30-Sep-18 31-Des-17

Pihak ketiga

Call Money 265.000 -

Giro 193.321 120.208

Tabungan 59.194 51.999

Deposito Berjangka 28.840 25.050

Jumlah 546.355 197.257

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-42-

Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :

30-Sep-18 31-Des-17

Call Money 5,18% 5,36%

Giro 1,73% 2,04%

Tabungan 1,51% 2,40%

Deposito Berjangka 5,22% 4,92%

Nilai tercatat biaya perolehan diamortisasi dari simpanan dari bank lain adalah sebagai berikut :

30-Sep-18 31-Des-17

Simpanan dari bank lain 546.355 197.257

Beban bunga yang masih harus dibayar

(Catatan 23) 329 6

Jumlah 546.684 197.263

Deposito Berjangka

Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

1 bulan 1.500 3.000

3 bulan 12.000 5.262

6 bulan 1.000 15.087

12 bulan 11.390 -

Lebih dari12 bulan 2.950 1.701

Jumlah 28.840 25.050

Call Money

Pada tanggal 30 September 2018 jangka waktu call money rupiah adalah 4 sampai dengan 7 hari.

20. PINJAMAN YANG DITERIMA – PIHAK KETIGA

Rincian pinjaman yang diterima – pihak ketiga pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2018 adalah

sebagai berikut:

30-Sep-18 31-Des-17

Valuta Asing

Giro Bersaldo Negatif 6 -

Jumlah 6 -

21. UTANG PAJAK

Hutang pajak, terdiri dari:

30-Sep-18 31-Des-17

Pajak Penghasilan

Pasal 21 1.436 1.732

Pasal 23/26 122 238

Pasal 4 ayat 2 6.909 10.140

Pajak Pertambahan Nilai - Bersih 443 352

Jumlah 8.910 12.462

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-43-

22. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA

Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi

persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh

karyawan dan antara 3,5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife

Indonesia. Bagian iuran ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.

Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan

berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana

pensiun iuran pasti di atas.

Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU

Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan

penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari

program dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang

dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja untuk dibayarkan kepada

karyawan.

Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 55 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi

persyaratan manfaat diatas adalah 641 dan 821 karyawan masing masing pada tahun 30 September 2018 dan

31 Desember 2017.

Rincian liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut :

30-Sep-18 31-Des-17

Saldo Awal Tahun 53.355 47.997

Beban Tahun Berjalan 2.735 14.554

Pembayaran Manfaat (11.474) (9.196)

Jumlah 44.616 53.355

23. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR

Beban yang masih harus dibayar terdiri dari :

30-Sep-18 31-Des-17

Bunga yang masih harus dibayar

Simpanan (catatan 18) 27.279 33.275

Simpanan dari Bank lain (catatan 19) 329 6

Sub Jumlah 27.608 33.281

Beban yang masih harus dibayar lainnya

Jasa Pihak Ketiga 16.063 12.803

Tunjangan karyawan 18.577 27.324

Sewa 3.950 2.537

Komunikasi 4.125 5.713

Promosi 3.581 12.295

Lainnya 16.007 16.925

Sub Jumlah 62.303 77.597

Jumlah 89.911 110.878

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-44-

24. LIABILITAS LAIN-LAIN

30-Sep-18 31-Des-17

Pendapatan diterima dimuka 6.252 6.319

Setoran jaminan 265 933

Lainnya 12.403 3.431

Jumlah 18.920 10.683

Pendapatan diterima di muka

Merupakan pendapatan diterima dimuka atas kredit yang diberikan dan pendapatan sewa atas agunan yang

diambil alih.

Setoran jaminan

Merupakan setoran jaminan yang diterima dari pelanggan untuk keperluan transaksi luar negeri, bank garansi dan

safe deposit box.

25. MODAL SAHAM

Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Bank pada tanggal 30 September 2018 dan

31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:

Jumlah SahamPersentase

Kepemilikan

Jumlah Modal

Disetor

PT MNC Kapital Indonesia Tbk 9.309.678.241 42,73% 930.967

Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,18% 265.437

Masyarakat (masing-masing

di bawah 5%) 9.821.000.496 45,09% 982.100

Jumlah 21.785.053.618 100,00% 2.178.504

30-Sep-18

Jumlah SahamPersentase

Kepemilikan

Jumlah Modal

Disetor

PT MNC Kapital Indonesia Tbk 8.809.678.241 41,43% 880.968

Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,48% 265.437

Masyarakat (masing-masing

di bawah 5%) 9.797.420.225 46,09% 979.742

Jumlah 21.261.473.347 100,00% 2.126.147

31-Des-17

Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah saham biasa yang memberikan hak satu suara per saham dan

berpartisipasi dalam dividen.

Perubahan jumlah saham beredar Bank adalah sebagai berikut :

Lembar

Saldo 01 Januari 2017 20.581.465.247

Pelaksanaan waran seri II 8.091

Pelaksanaan waran seri III 680.000.009

Saldo 31 Desember 2017 21.261.473.347

Pelaksanaan waran seri III 250.000.000

Penawaran Umum Terbatas VI 273.580.271

Saldo 30 September 2018 21.785.053.618

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-45-

26. TAMBAHAN MODAL DISETOR

Agio saham merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas

(right issue) dan pelaksanaan waran dengan perincian sebagai berikut :

Saldo 01 Januari 2016 3.555

Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan

dengan penawaran terbatas IV kepada

masyarakat (2.835)

Saldo 31 Desember 2016 720

Pelaksanaan waran seri II 2

Saldo 31 Desember 2017 dan 30 September 2018 722

27. PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN

30-Sep-18 31-Des-17

Perubahan nilai wajar efek tersedia (20.509) 2.418

untuk dijual

Pengukuran kembali atas kewajiban 196 196

imbalan pasti

Jumlah laba (rugi) komprehensif lain (20.313) 2.614

28. PENDAPATAN BUNGA

30-Sep-18 30-Sep-17

Rupiah

Kredit yang diberikan 595.939 662.880

Efek-efek 45.294 61.006

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 22.730 30.982

Giro pada Bank lain - 8.805

Sub jumlah 663.963 763.673

Mata uang asing

Kredit yang diberikan 9.958 15.863

Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 2.331 3.916

Efek-efek 268 2.903

Giro pada bank lain 31 520

Sub jumlah 12.588 23.202

Jumlah 676.551 786.875

30-Sep-18 30-Sep-17

Pendapatan bunga kredit dari pihak berelasi

Kredit 4.462 6.954

29. BEBAN BUNGA

30-Sep-18 30-Sep-17

Rupiah

Simpanan 371.832 450.933

Simpanan dari bank lain 14.479 15.025

Lainnya 6.345 12.388

Sub jumlah 392.656 478.346

Mata uang asing

Simpanan 8.651 15.793

Sub jumlah 8.651 15.793

Jumlah 401.307 494.139

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-46-

30. PROVISI DAN KOMISI SELAIN KREDIT - BERSIH

Provisi dan komisi selain kredit terdiri dari :

30-Sep-18 30-Sep-17

Kartu Kredit 21.946 14.142

Komisi ATM Bersama 6.694 4.981

Asuransi 1.749 3.066

Kiriman Uang 1.528 1.729

Lainnya Bersih 1.124 1.212

Jumlah 33.041 25.130

31. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA

30-Sep-18 30-Sep-17

Pendapatan denda keterlambatan pembayaran kredit 22.795 15.572

Pendapatan administrasi 12.239 14.848

Lainnya 44.494 4.594

Jumlah 79.528 35.014

32. BEBAN (PEMULIHAN) KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN

30-Sep-18 30-Sep-17

Kredit yang diberikan (44.926) 102.752

Jumlah (44.926) 102.752

33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI

30-Sep-18 30-Sep-17

Data komunikasi dan sewa komputer 38.085 32.387

Keanggotaan kartu kredit 36.533 36.813

Biaya sewa gedung dan pemeliharaan 32.567 31.316

Penyusutan dan amortisasi 17.765 15.756

Transportasi dan sewa kendaraan 12.202 13.488

Keamanan 8.267 7.622

Outsourcing 7.416 3.221

Jasa tenaga ahli 5.567 3.418

Listrik dan air 5.417 4.966

Promosi dan iklan 4.966 15.864

Pemeliharaan dan perbaikan 3.652 2.885

Cetak dan alat tulis 2.517 3.287

Telepon, teleks dan fax 1.797 1.672

Administrasi bank 1.558 1.523

Pengiriman 1.035 1.000

Asuransi 790 727

Lainnya 2.998 8.417

Jumlah 183.132 184.362

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-47-

34. BEBAN TENAGA KERJA

30-Sep-18 30-Sep-17

Gaji 117.700 117.212

Tunjangan 42.120 34.725

Honorarium dan bonus 2.859 5.452

Beban pelatihan karyawan 6.337 6.866

Lainnya 1.696 2.562

Jumlah 170.712 166.817

Rincian gaji dan tunjangan atas kelompok direksi, dewan komisaris, komite audit dan pejabat eksekutif adalah

sebagai berikut:

Jumlah

Pejabat

Gaji dan

Tunjangan

Beban Manfaat

KaryawanJumlah

Dewan Komisaris 3 1.420 - 1.420

Direksi 5 9.809 - 9.809

Anggota Komite Audit 2 321 - 321

Pejabat Eksekutif 36 26.832 7.948 34.780

Jumlah 46 38.382 7.948 46.330

30-Sep-18

Jumlah

Pejabat

Gaji dan

Tunjangan

Beban Manfaat

KaryawanJumlah

Dewan Komisaris 3 1.650 - 1.650

Direksi 5 10.066 - 10.066

Anggota Komite Audit 4 700 - 700

Pejabat Eksekutif 37 28.636 5.355 33.991

Jumlah 49 41.052 5.355 46.407

30-Sep-17

35. PENJELASAN PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL

30-Sep-18 30-Sep-17

Keuntungan penjualan dan penghapusan aset tetap 332 16.213

Kerugian penjualan AYDA (105) (62)

Hasil sewa dan Lainnya (944) (1.467)

Jumlah (717) 14.684

36. LABA PER SAHAM

Laba per saham terdiri dari :

30-Sep-18 30-Sep-17

Laba (rugi) bersih selama periode berjalan 101.971 (70.863)

Rata-rata tertimbang saham biasa 21.455 18.383

Laba (rugi) bersih per saham biasa 4,75 (3,85)

37. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI

Sifat Berelasi

a) PT MNC Investama adalah entitas induk terakhir Bank

b) PT MNC Kapital Indonesia merupakan pemegang saham Bank

c) Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Bank:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-48-

- PT MNC Asset Management

- PT MNC Finance

- PT MNC Sekuritas

- PT MNC Life Assurance

- PT MNC Asuransi Indonesia

- PT MNC Guna Usaha Indonesia

- PT Medan Nusantara Propertindo

- PT Riau Nusantara Propertindo

- PT Bandung Nusantara Propertindo

- PT Semarang Nusantara Propertindo

- PT Makasar Nusantara Propertindo

- PT Jakarta Nusantara Propertindo

- PT Surabaya Nusantara Propertindo

- PT Palembang Nusantara Propertindo

- PT Yogyakarta Nusantara Propertindo

d) Pihak berelasi yang merupakan entitas dalam grup yang sama :

- Innoform Media Pte Ltd

- MNC International Ltd

- MNC Lisensi Internasional

- MNC Televisi Network

- MNC Land Bali

- PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia

- PT Flash Mobile

- PT GLD Property

- PT Global Informasi Bermutu

- PT Global Jasa Sejahtera

- PT Infokom Elektrindo

- PT Linktone Indonesia

- PT Media Nusantara Citra

- PT Media Nusantara Informasi

- PT Mediate Indonesia

- PT MNC Energi

- PT MNC GS Home Shopping

- PT MNC Infotainment Indonesia

- PT MNC Kabel Mediacom

- PT MNC Land

- PT MNC Pictures

- PT MNC Sky Vision Tbk

- PT MNC Studios International

- PT Nuansacipta Coal Investment

- PT Nusadua Graha International

- PT Putra Muba Coal

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-49-

- PT Rajawali Citra Televisi Indonesia

- PT Star Media Nusantara

Transaksi Berelasi

Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi

transaksi tersebut meliputi antara lain:

1. Pemberian kredit dan penerimaan bunga.

2. Penempatan dana dari pihak-pihak berelasi dalam bentuk simpanan dan pembayaran bunga.

3. Pembelian kendaraan bermotor kepada PT. MNC Finance

4. Bank menyewa ruang kantor dari PT MNC Land dan PT GLD Property.

5. Aset tetap Bank, cash-in safe dan kesehatan diasuransikan pada PT MNC Asuransi Indonesia dan PT MNC Life

Assurance.

6. Bank melakukan kegiatan promosi menggunakan jasa PT MNC Pictures, PT Mediate Indonesia dan PT Media

Nusantara Citra.

Persentase Kredit yang diberikan dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 Persentase 31-Des-17 Persentase

Kredit yang diberikan

Modal kerja 102.209 0,96% 62.859 0,59%

Konsumsi 24.705 0,23% 25.045 0,23%

Pinjaman karyawan 6.335 0,06% 10.561 0,10%

133.249 1,25% 98.465 0,92%

Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:

30-Sep-18 Persentase 31-Des-17 Persentase

Simpanan

Giro 179.584 1,93% 369.318 3,91%

Tabungan 55.299 0,59% 15.881 0,17%

Deposito 731.076 7,85% 198.995 2,10%

965.959 10,37% 584.194 6,18%

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-50-

38. KOMITMEN DAN KONTINJENSI

30-Sep-18 31-Des-17

Tagihan Komitmen

Pembelian berjangka valuta asing 102.833 181.731

Liabilitas Komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (210.032) (420.381)

L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka

ekspor dan impor - (1.333)

Penjualan tunai valuta asing yang belum diselesaikan (102.851) (181.795)

Jumlah Liabilitas Komitmen (312.883) (603.509)

Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (210.050) (421.778)

Tagihan kontinjensi

Bank garansi - 8.141

Pendapatan bunga dalam penyelesaian 120.025 122.308

Jumlah Tagihan Kontinjensi 120.025 130.449

Liabilitas Kontijensi

Bank garansi (59.028) (11.533)

Stand-by L/C - (8.141)

Jumlah Liabilitas Kontinjensi (59.028) (19.674)

Jumlah Tagihan Kontinjensi - Bersih 60.997 110.775

Lainnya

Kredit hapus buku 1.053.762 992.388

39. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :

30-Sep-18 31-Des-17

Aset

Kas 5.807 2.239

Giro pada Bank Indonesia 77.493 80.048

Giro pada Bank Lain 141.684 165.610

Penempatan pada Bank Indonesia

dan Bank Lain 342.758 271.350

Efek- efek 6.505 -

Kredit 278.271 292.368

Tagihan akseptasi - 1.522

Aset lain-lain 25.468 22.260

Jumlah 877.986 835.397

Cadangan kerugian penurunan nilai (8.538) (6.540)

Jumlah Aset 869.448 828.857

Liabilitas

Liabilitas Segera 1.496 798

Simpanan 910.298 788.890

Liabilias Akseptasi - 1.522

Liabilitas Lain - lain 3.066 2.390

Jumlah Liabilitas 914.860 793.600

Rincian aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing pada tanggal 30 September 2018 adalah sebagai

berikut :

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-51-

Mata uang asing

dalam nilai penuh

Ekuivalen dalam

Rupiah

Aset

Kas USD 226.112 3.370

SGD 223.630 2.437

Giro pada Bank Indonesia USD 5.200.000 77.493

Giro pada Bank Lain USD 9.156.990 136.462

CNY 630.755 1.366

HKD 614.115 1.170

AUD 127.338 1.370

SGD 49.374 538

EUR 44.924 778

Penempatan pada Bank Indonesia

dan Bank Lain USD 23.000.000 342.758

Efek-efek USD 436.480 6.505

Kredit USD 18.672.789 278.271

Aset lain-lain USD 1.708.942 25.468

SGD 43 -

Cadangan kerugian penurunan nilai USD (572.904) (8.538)

Jumlah Aset 869.448

Liabilitas

Liabilitas Segera USD 100.189 1.493

JPY 2.000 0

SGD 175 2 EUR 60 1

Simpanan

Pihak Berelasi USD 2.872.210 42.803

SGD 2.059 22

AUD 520 6

EUR 85 1

Pihak Ketiga USD 57.718.500 860.150

JPY 1.988.449 261

SGD 458.934 5.002

AUD 81.403 876

EUR 67.971 1.177

Liabilitas Lain - lain USD 204.224 3.043

JPY 60.000 8

HKD 1.400 3

SGD 538 6

AUD 433 5

EUR 72 1

Jumlah Liabilitas 914.860

Jumlah Aset - Bersih (45.412)

40. INFORMASI SEGMEN

a. Segmen Operasi

Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan PSAK no. 5 (Revisi 2009) "Segmen

Operasi" segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal bank yang disiapkan untuk mengambil

keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen tertentu dan

penilaian atas performanya.

Untuk kepentingan manajemen, Bank diorganisasikan kedalam empat segmen operasi berdasarkan produk dan

jasa sebagai berikut:

Segmen Bisnis Perbankan

Segmen Konsumer

Segmen treasury

Segmen Lain Lain

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-52-

Business

Banking

Consumer

BankingTreasury Lain-lain Jumlah

Pendapatan

Pendapatan bunga 389.472 225.305 56.276 33.047 704.100

Pendapatan operasional lainnya 33.312 13.145 7.896 133.692 188.045

Jumlah 422.784 238.450 64.172 166.739 892.145

Beban

Beban bunga (211.772) (177.341) (10.712) (13.909) (413.734)

Beban operasional (36.863) (6.316) - (298.333) (341.512)

Jumlah (248.635) (183.657) (10.712) (312.242) (755.246)

Beban Non Operasional (717) (717)

Laba (Rugi)

sebelum Pajak 174.149 54.793 53.460 (146.220) 136.182

101.971

Jumlah laba komprehensif 79.044

INFORMASI LAINNYA

ASET

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank lain - - 220.295 251.828 472.123

Efek - efek - - 1.011.956 - 1.011.956

Kredit bersih 4.023.807 3.300.432 - - 7.324.239

Aset tetap bersih - - - 47.468 47.468

Aset lainnya 26.935 17.691 21 1.795.481 1.840.128

Jumlah Aset 4.050.742 3.318.123 1.232.272 2.094.777 10.695.914

LIABILITAS

Simpanan 7.850.365 648.053 - - 8.498.418

Simpanan dari bank lain 281.355 - - 265.000 546.355

Liabilitas lainnya 40.536 9.571 16.132 200.953 267.192

Jumlah Liabilitas 8.172.256 657.624 16.132 465.953 9.311.965

30-Sep-18

Laba bersih periode berjalan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-53-

Business

Banking

Consumer

BankingTreasury Lain-lain Jumlah

Pendapatan

Pendapatan bunga 464.759 226.754 88.789 26.768 807.070

Pendapatan operasional lainnya 15.869 8.698 17.279 43.435 85.281

Jumlah 480.628 235.452 106.068 70.203 892.351

Beban

Beban bunga (453.600) (17.478) (21.203) (17.640) (509.921)

Beban operasional (100.303) (2.449) - (388.793) (491.545)

Jumlah (553.903) (19.927) (21.203) (406.433) (1.001.466)

Pendapatan Non Operasional - - - 14.684 14.684

Laba (Rugi)

Sebelum Pajak (73.275) 215.525 84.865 (321.546) (94.431)

Rugi bersih periode berjalan (70.863)

Jumlah rugi komprehensif (63.440)

Business

Banking

Consumer

BankingTreasury Lain-lain Jumlah

INFORMASI LAINNYA

ASET

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank lain - - 492.216 625.656 1.117.872

Efek - efek - - 1.101.137 - 1.101.137

Kredit bersih 3.852.248 2.931.558 - - 6.783.806

Aset tetap bersih - - - 55.113 55.113

Aset lainnya 24.038 14.353 20 1.609.755 1.648.166

Jumlah Aset 3.876.286 2.945.911 1.593.373 2.290.524 10.706.094

LIABILITAS

Simpanan 4.797.882 4.229.827 - - 9.027.709

Simpanan dari bank lain 197.257 - - - 197.257

Liabilitas lainnya 47.701 264 9.127 171.488 228.580

Jumlah Liabilitas 5.042.840 4.230.091 9.127 171.488 9.453.546

30-Sep-17

31-Des-17

b. Segmen Geografis

Seluruh kegiatan operasional Bank berada di wilayah negara Indonesia.

41. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM

Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005

tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga

Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan,

dan atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat

termasuk yang berasal dari bank lain.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang

menyatakan bahwa sejak tanggal 13 Oktober 2008 besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin

Simpanan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula maksimal Rp 100 Juta. diubah menjadi maksimal Rp

2.000 Juta.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-54-

Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar pada tahun 2018 dan 2017 masing-masing sebesar Rp 18.370

juta dan Rp 20.788 juta.

42. PERHITUNGAN MODAL POSISI 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017

Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 30 September 2018 dan 2017 dihitung berdasarkan

Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 dan perubahannya

POJK No. 34/POJK.03/2016 tanggal 22 September 2016, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum

Bank Umum dimana bank wajib membentuk tambahan modal minimum sesuai profil risiko yang berfungsi sebagai

penyangga (buffer) yaitu Capital Conservation Buffer, Countercyclical Buffer dan Capital Surcharge untuk

Domestic Systematically Important Bank.

Berdasarkan profil risiko Bank pada tanggal 30 September 2018 dan 2017, yaitu peringkat 3 (tiga), maka

KPMM minimum per 30 September 2018 dan 2017 ditetapkan masing- masing sebesar 10% sampai dengan kurang

dari 11%.

Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhatikan risiko kredit, risiko operasional dan risiko

pasar pada tanggal 30 September 2018 dan 2017 masing-masing dihitung sebagai berikut:

30-Sep-18 30-Sep-17

Modal

Modal Inti 1.071.930 1.407.622

Modal Pelengkap 60.694 74.742

Jumlah Modal 1.132.624 1.482.364

Aset Tertimbang Menurut Resiko

Untuk resiko kredit 6.494.966 7.561.830

Untuk resiko operasional 853.014 750.430

Untuk resiko pasar 94.895 35.983

Jumlah ATMR 7.442.875 8.348.243

Rasio Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum dengan memperhitungkan :

Rasio CET 1 14,40% 16,86%

Rasio Tier 1 14,40% 16,86%

Rasio Tier 2 0,82% 0,90%

Rasio Total 15,22% 17,76%

Pada tanggal 30 September 2018 dan 2017, Bank telah memenuhi rasio sesuai yang diisyaratkan oleh Bank

Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk rasio kecukupan modal.

43. MANAJEMEN RISIKO

Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on

Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.

Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan

kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.

Untuk mengakomodasi tren perbankan dan pertumbuhan bisnis, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi

secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu

dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-55-

terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang

memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu

tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta

berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.

Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk

menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi

Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.

Bank memiliki Komite Manajemen Risiko di level Direksi dan Komite Pemantau Risiko di level Dewan Komisaris

untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.

Selain komite-komite tersebut, terdapat komite-komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara

lebih spesifik, antara lain: komite pemutus kredit dan komite manajemen aset dan kewajiban (ALCO).

Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua

risiko telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat.

Bank secara berkala membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8

(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan.

Manajemen Risiko Kredit

Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio.

Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta

diversifikasi risiko kredit.

Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi:

a. Menghindari pemberian kredit pada debitur yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat

spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan

menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya

tercantum dalam daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan.

b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi.

c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah

disalurkan.

Pengawasan risiko kredit di tangani oleh divisi khusus di bawah manajemen Satuan Kerja Manajemen Risiko,

dikerjakan bersama-sama dengan unit bisnis pemberi kredit, unit evaluasi kredit yang mengevaluasi kelayakan

pemberian kredit, unit pemulihan kredit yang menangani kredit bermasalah, Satuan Kerja Audit Internal, dan

audit eksternal.

Risiko kredit di kelola melalui kebijakan kredit yang mengatur seluruh aktivitas kredit, antara lain pengaturan

berdasarkan sasaran pasar, jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, dan jangka waktu.

Pengelolaan risiko kredit secara portfolio diatur dalam kebijakan Risk Appetite & Risk Tolerance yang

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-56-

menetapkan alokasi kredit maksimum pada tiap sektor konsentrasi, seperti konsentrasi pada debitur inti,

ekonomi tertentu, mata uang asing tertentu, dan sektor-sektor lainnya. Untuk konsentrasi kredit per debitur

atau grup debitur Perseroan menetapkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dengan mengikuti ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan.

Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya

kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.

Agunan

Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan

pelunasan kredit jika jaminan berupa sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi.

Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko meliputi kas, tanah dan/atau bangunan, mesin,

kendaraan bermotor, piutang dagang, dan persediaan.

Untuk meminimalisir kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat

penurunan nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait. Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh

Bank didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.

Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan

Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on

Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.

Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan

kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.

Untuk mengakomodasi tren perbankan dan pertumbuhan bisnis, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi

secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu

dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai

terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang

memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu

tersebut dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta

berbagai perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.

Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk

menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi

Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.

Bank memiliki Komite Manajemen Risiko di level Direksi dan Komite Pemantau Risiko di level Dewan Komisaris

untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.

Selain komite-komite tersebut, terdapat komite-komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara

lebih spesifik, antara lain: komite pemutus kredit dan komite manajemen aset dan kewajiban (ALCO).

Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua

risiko telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-57-

Bank secara berkala membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8

(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan.

Manajemen Risiko Kredit

Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi

kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio.

Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta

diversifikasi risiko kredit.

Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi:

a. Menghindari pemberian kredit pada debitur yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat

spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan

menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya

tercantum dalam daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan.

b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi.

c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah

disalurkan.

Pengawasan risiko kredit di tangani oleh divisi khusus di bawah manajemen Satuan Kerja Manajemen Risiko,

dikerjakan bersama-sama dengan unit bisnis pemberi kredit, unit evaluasi kredit yang mengevaluasi kelayakan

pemberian kredit, unit pemulihan kredit yang menangani kredit bermasalah, Satuan Kerja Audit Internal, dan

audit eksternal.

Risiko kredit di kelola melalui kebijakan kredit yang mengatur seluruh aktivitas kredit, antara lain pengaturan

berdasarkan sasaran pasar, jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, dan jangka waktu.

Pengelolaan risiko kredit secara portfolio diatur dalam kebijakan Risk Appetite & Risk Tolerance yang

menetapkan alokasi kredit maksimum pada tiap sektor konsentrasi, seperti konsentrasi pada debitur inti,

ekonomi tertentu, mata uang asing tertentu, dan sektor-sektor lainnya. Untuk konsentrasi kredit per debitur

atau grup debitur Perseroan menetapkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dengan mengikuti ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan.

Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya

kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.

Agunan

Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan

pelunasan kredit jika jaminan berupa sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi.

Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko meliputi kas, tanah dan/atau bangunan, mesin,

kendaraan bermotor, piutang dagang, dan persediaan.

Untuk meminimalisir kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat

penurunan nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait. Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh

Bank didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-58-

Korporasi Ritel Mikro

Kredit

pemilikan

rumah

Lainnya Jumlah

Eksposur kredit 3.160.327 137.450 1.017.993 1.605.605 1.602.922 7.524.297

Nilai agunan *) 12.753.976 488.895 40.694 3.630.557 2.157.099 19.071.221

Jumlah eksposur kredit

tanpa agunan 689.842 689.842

Porsi eksposur kredit

tanpa agunan (%) 43,04% 9,17%

Jenis agunan :

Kas (deposito dan tabungan) 657.942 38.573 - 158 1.500 698.173

Tanah dan/atau bangunan 6.139.571 387.239 40.694 3.626.899 176.271 10.370.674

Mesin-mesin 506.358 444 - - - 506.802

Kendaraan 565.484 70 - - 1.978.328 2.543.882

Piutang usaha 3.243.534 56.385 - - - 3.299.919

Persediaan 403.318 5.285 - - - 408.603

Kapal 18.250 - - - - 18.250

Lainnya 1.219.519 899 - 3.500 1.000 1.224.918

Jumlah 12.753.976 488.895 40.694 3.630.557 2.157.099 19.071.221

30-Sep-18

*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank

Korporasi Ritel MikroKredit pemilikan

rumahLainnya Jumlah

Eksposur kredit 3.924.688 181.504 20.063 1.712.609 1.276.058 7.114.922

Nilai agunan *) 12.125.271 499.575 60.547 3.475.104 1.734.021 17.894.518

Jumlah eksposur kredit

tanpa agunan - - - - 637.659 637.659

Porsi eksposur kredit

tanpa agunan (%) - - - - 49.97% 8.96%

Jenis agunan :

Kas (deposito dan tabungan) 82.683 17.966 - 197 1.500 102.346

Tanah dan/atau bangunan 6.778.995 378.782 60.337 3.474.907 131.576 10.824.597

Mesin-mesin 541.289 7.331 - - - 548.620

Kendaraan 69.012 315 210 - 1.599.422 1.668.959

Piutang usaha 3.697.190 89.388 - - - 3.786.578

Persediaan 343.649 5.793 - - - 349.442

Kapal 19.870 - - - - 19.870

Lainnya 592.583 - - - - 1.523 594.106

Jumlah 12.125.271 499.575 60.547 3.475.104 1.734.021 17.894.518

31-Des-17

*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank

Eksposur Maksimum Risiko Kredit

Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit (sebelum dikurangi cadangan kerugian

penurunan nilai) untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif dengan

memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-59-

Laporan Posisi Keuangan 30-Sep-18 31-Des-17

Giro pada Bank Indonesia 584.204 603.840

Giro Pada Bank Lain 187.866 192.564

Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 472.123 1.117.872

Efek Efek 1.011.956 1.101.137

Tagihan Derivatif 21 20

Kredit Yang Diberikan 7.524.297 7.114.922

Tagihan Akseptasi - 1.522

Aset Lain lain 182.453 81.965

Jumlah 9.962.920 10.213.842

Komitmen dan kontinjensi Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 210.032 420.381

L/C yang Irrevocable dan masih berjalan - 1.333

Bank garansi yang diterbitkan 59.028 11.533

Jumlah 269.060 433.247

Risiko konsentrasi kredit

Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah nasabah yang memiliki aktivitas usaha yang serupa atau

memiliki kemiripan karakteristik yang akan menyebabkan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban

kontraktualnya dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi dan kondisi lainnya.

Berikut ini adalah tabel dari konsentrasi aset keuangan dan rekening administratif berdasarkan jenis

counterparty (sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai):

Pemerintah dan

Bank IndonesiaBank lain

Korporasi dan

perseoranganJumlah

Giro pada Bank Indonesia 584.204 - - 584.204

Giro Pada Bank Lain - 187.866 - 187.866

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain 367.758 104.365 - 472.123

Efek Efek 779.245 47.775 184.936 1.011.956

Tagihan Derivatif - 15 6 21

Kredit - 2.206 7.522.091 7.524.297

Aset Lain lain 23.254 44.773 114.426 182.453

Komitmen dan kontinjensi - 3.574 265.486 269.060

Jumlah 1.754.461 390.574 8.086.945 10.231.980

30-Sep-18

Pemerintah dan

Bank IndonesiaBank lain

Korporasi dan

perseoranganJumlah

Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - 603.840

Giro Pada Bank Lain - 192.564 - 192.564

Penempatan pada Bank -

Indonesia dan Bank Lain 923.550 194.322 - 1.117.872

Efek Efek 906.981 - 194.156 1.101.137

Tagihan Derivatif - 20 - 20

Kredit - 3.226 7.111.696 7.114.922

Tagihan Akseptasi - - 1.522 1.522

Aset Lain lain 7.313 265 74.387 81.965

Komitmen dan kontinjensi - 86 433.161 433.247

Jumlah 2.441.684 390.483 7.814.922 10.647.089

31-Des-17

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-60-

Pengungkapan konsentrasi risiko kredit maksimum berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut :

Jakarta Jawa Barat

Jawa

Tengah &

Jogjakarta

Jawa Timur &

BaliSumatera

Indonesia

TimurJumlah

Giro pada Bank Indonesia 584.204 - - - - - 584.204

Giro Pada Bank Lain 187.866 - - - - - 187.866

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain 472.123 - - - - - 472.123

Efek Efek 1.011.956 - - - - - 1.011.956

Tagihan Derivatif 21 - - - - - 21

Kredit 5.092.717 168.953 701.123 1.101.702 248.502 211.300 7.524.297

Aset Lain lain 162.518 738 4.841 12.603 1.068 685 182.453

Fasilitas kredit kepada

nasabah yang belum digunakan 58.659 113.225 6.391 21.677 8.940 1.140 210.032

Bank garansi yang diterbitkan 50.650 11 - - 4.305 4.062 59.028

Jumlah 7.620.714 282.927 712.355 1.135.982 262.815 217.187 10.231.980

30-Sep-18

Jakarta Jawa Barat

Jawa

Tengah &

Jogjakarta

Jawa Timur &

BaliSumatera

Indonesia

TimurJumlah

Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - - 603.840

Giro Pada Bank Lain 192.564 - - - - - 192.564

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain 1.117.872 - - - - - 1.117.872

Efek Efek 1.101.137 - - - - - 1.101.137

Tagihan Derivatif 20 - - - - - 20

Kredit 4.521.832 164.453 712.443 1.163.637 355.795 196.762 7.114.922

Tagihan Akseptasi 1.522 - - - - - 1.522

Aset Lain lain 67.259 618 5.003 7.207 1.197 681 81.965

Fasilitas kredit kepada

nasabah yang belum digunakan 191.092 113.104 48.274 57.757 4.771 5.383 420.381

L/C yang Irrevocable 1.333 - - - - - 1.333

dan masih berjalan

Bank garansi yang diterbitkan 5.598 85 - - 4.500 1.350 11.533

Jumlah 7.804.069 278.260 765.720 1.228.601 366.263 204.176 10.647.089

31-Des-17

Kualitas Kredit Berdasarkan Kelas Aset Keuangan

Sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, Bank mengadopsi bobot resiko dalam perhitungan aset tertimbang

menurut risiko untuk mengukur kualitas kredit dari aset keuangan. Pedoman perhitungan bobot risiko dalam

ATMR risiko kredit mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 42/SEOJK.03/2016.

Kualitas kredit aset keuangan berdasarkan bobot risiko diklasifikasikan sebagai berikut :

- Grade A = bobot risiko 0%

- Grade B = bobot risiko 20%

- Grade C = bobot risiko 35%

- Grade D = bobot risiko 50%

- Grade E = bobot risiko 75 %

- Grade F = bobot risiko 100%

- Grade G = bobot risiko 150%

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-61-

Kelas aset keuangan di atas adalah untuk aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami

penurunan nilai.

Untuk aset keuangan yang sudah jatuh tempo dibagi menjadi dua bagian :

a. Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai

b. Mengalami penurunan nilai

Tabel dibawah ini menyajikan kualitas aset keuangan berdasarkan kelas risiko kredit, jumlah yang disajikan

adalah sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.

A B C D E F G

Aset keuangan

Kas 139.834 - - - - - - - - 139.834

Giro pada Bank Indonesia 584.204 - - - - - - - - 584.204

Giro pada bank lain - 180.371 - 7.495 - - - - - 187.866

Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain 367.758 70.000 - 34.365 - - - - - 472.123

Efek-efek 884.249 127.707 - - - - - - - 1.011.956

Tagihan derivatif 21 - - - - - - - - 21

Kredit yang diberikan - - 959.502 82.627 1.909.465 4.351.890 219.995 - 818 7.524.297

Aset lain-lain - - - - - 182.453 - - - 182.453

Jumlah 1.976.066 378.078 959.502 124.487 1.909.465 4.754.338 219.995 - 818 10.102.754

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan

Telah jatuh

tempo tetapi

tidak

mengalami

penurunan

Mengalami

penurunan

nilai

Jumlah

30-Sep-18

A B C D E F

Aset keuangan

Kas 121.769 - - - - - - - 121.769

Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - - - - 603.840

Giro pada bank lain - 192.562 - 2 - - - - 192.564

Penempatan pada Bank

Indonesia dan bank lain 923.550 150.000 - 44.322 - - - - 1.117.872

Efek-efek 963.095 11.041 - - - 127.001 - - 1.101.137

Tagihan derivatif 20 - - - - - - - 20

Kredit yang diberikan - - 23.532 106.775 2.209.477 4.260.546 - 514.592 7.114.922

Tagihan akseptasi - - - - - 1.522 - - 1.522

Aset lain-lain - - - - 81.965 - 81.965

Jumlah 2.612.274 353.603 23.532 151.099 2.209.477 4.471.034 - 514.592 10.335.611

Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan

Telah jatuh tempo

tetapi tidak

mengalami

penurunan

Mengalami

penurunan nilaiJumlah

31-Des-17

Risiko Pasar

Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat

perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Bank menggunakan

standar model untuk menghitung dan memantau risiko pasar sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

No.11/POJK-03/2016 tentang kewajiban penyediaan modal minimum. Hasil perhitungan risiko pasar yang

berdampak terhadap rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi

dan manajemen senior secara berkala.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-62-

Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif

akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.

Pengelolaan risiko pasar

Bank mengelola risiko pasar yang inheren pada portofolio trading book dan banking book menggunakan

pengukuran sebagai berikut:

Sensitivitas dari posisi atau portofolio terhadap perubahan faktor risiko pasar yang mempengaruhinya;

Maksimal perubahan dari faktor risiko pasar dalam horison waktu tertentu dengan tingkat keyakinan

tertentu; pengukuran yang dimaksud ini adalah volatilitas.

Sebagai tambahan dari pendekatan tersebut, Bank juga melakukan stress testing untuk mengetahui kemampuan

Bank dalam menghadapi pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal.

Risiko suku bunga

Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan berbagai analisa risiko dan limit.

Sementara itu, pengelolaan risiko pasar pada posisi non trading (banking book) difokuskan pada pengelolaan

risiko suku bunga melalui analisis imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku

bunga aktual terhadap aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan

menggunakan analisis repricing gap, dalam analisis ini aset yang akan di-reprice dalam suatu periode tertentu

akan dikurangi dengan pasiva yang akan di-reprice dalam periode yang sama untuk menghasilkan net repricing

gap untuk periode waktu tersebut.

Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga:

Sampai

dengan 1

bulan

>1 bulan s/d 3

bulan

>3 bulan s/d

12 bulan

>1 tahun s/d 5

tahun>5 tahun Jumlah

Aset Keuangan

Giro pada Bank Indonesia 584.204 - - - - 584.204

Giro pada Bank lain 187.866 - - - - 187.866

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain 437.758 - 34.365 - - 472.123

Efek-efek 250 - 1.361 377.711 632.634 1.011.956

Kredit 3.561.641 324.899 467.447 2.153.455 1.016.855 7.524.297

Jumlah Aset Keuangan 4.771.719 324.899 503.173 2.531.166 1.649.489 9.780.446

Liabilitas Keuangan

Simpanan 6.044.477 1.883.955 556.633 12.173 1.180 8.498.418

Simpanan dari bank lain 536.105 4.650 5.600 - - 546.355

Jumlah Liabilitas Keuangan 6.580.582 1.888.605 562.233 12.173 1.180 9.044.773

Jumlah aset (liabilitas)-bersih (1.808.863) (1.563.706) (59.060) 2.518.993 1.648.309 735.673

30-Sep-18

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-63-

Sampai dengan

1 bulan

>1 bulan s/d 3

bulan

>3 bulan s/d

12 bulan

>1 tahun s/d 5

tahun>5 tahun Jumlah

Aset Keuangan

Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - 603.840

Giro pada Bank lain 192.564 - - - - 192.564

Penempatan pada Bank

Indonesia dan Bank Lain 681.147 143.289 293.436 - - 1.117.872

Efek-efek 81.336 100.359 49.492 165.596 704.354 1.101.137

Kredit 3.367.288 216.153 436.948 1.804.494 1.290.039 7.114.922

Jumlah Aset Keuangan 4.926.175 459.801 779.876 1.970.090 1.994.393 10.130.335

Liabilitas Keuangan

Simpanan 5.718.560 2.736.234 556.775 14.420 1.720 9.027.709

Simpanan dari bank lain 193.815 2.550 892 - - 197.257

Pinjaman yang diterima 6 - - - - 6

Jumlah Liabilitas Keuangan 5.912.381 2.738.784 557.667 14.420 1.720 9.224.972

Jumlah aset (liabilitas)-bersih (986.206) (2.278.983) 222.209 1.955.670 1.992.673 905.363

31-Des-17

Jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera

merestruktur aset dan liabilitas yang dimiliki, baik tanggal repricing date-nya ataupun jenis suku bunganya

(tetap atau variabel).

Risiko mata uang

Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam

nilai tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut

dimonitor harian dan strategi lindung nilai akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam

batasan yang telah ditetapkan.

Sesuai Peraturan Bank Indonesia nomor. 5/13/PBI/2003, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan

Bank Indonesia nomor. 17/5/PBI/2015, Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) pada

akhir hari kerja secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal. Bank menetapkan limit internal PDN sebesar

17% dari modal dalam rangka mencegah terjadinya pelampauan terhadap limit yang ditetapkan oleh

regulator.

Rasio PDN pada tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017, adalah sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-64-

Aset Liabilitas Nilai BersihNilai Bersih

Absolut

Laporan Posisi Keuangan

Dollar Amerika Serikat 861.789 907.484 (45.695) 45.695

Dollar Singapura 2.975 5.032 (2.057) 2.057

Euro 778 1.180 (402) 402

Renmimbi 1.366 - 1.366 1.366

Dollar Hongkong 1.170 3 1.167 1.167

Dollar Australia 1.370 886 484 484

Yen Jepang - 275 (275) 275

Jumlah 869.448 914.860 (45.412) 51.446

Rekening Administratif

Dollar Amerika Serikat 65.571 55.139 10.432 10.432

Yen Jepang 1.489 - 1.489 1.489

Jumlah 67.060 55.139 10.432 10.432

Jumlah 936.508 969.999 (34.980) 61.878

Presentase PDN 3,70%

30-Sep-18

Aset Liabilitas Nilai BersihNilai Bersih

Absolut

Laporan Posisi Keuangan

Dollar Amerika Serikat 819.111 784.531 34.580 34.580

Dollar Hongkong 1.228 2 1.226 1.226

Dollar Singapura 4.633 5.664 (1.031) 1.031

Yen Jepang 1.512 608 904 904

Euro 1.454 1.953 (499) 499

Renminbi 138 - 138 138

Dollar Australia 781 842 (61) 61

Jumlah 828.857 793.600 35.257 38.439

Rekening Administratif

Dollar Amerika Serikat 50.176 150.576 (100.400) 100.400

Jumlah 50.176 150.576 (100.400) 100.400

Jumlah 879.033 944.176 (65.143) 138.839

Presentase PDN 6,95%

31-Des-17

Tabel di bawah menggambarkan analisa sensitivitas 10 basis poin kenaikan atau penurunan dalam nilai tukar

terhadap PDN Bank per tanggal 30 September 2018 dan 31 Desember 2017.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-65-

Mata Uang

kenaikan /

(penurunan) Dalam

basis poin

Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta

Dollar Amerika Serikat 10/(10) (34.729) (34.659) 65.885 65.754

Yen Jepang 10/(10) 1.215 1.213 905 903

Euro 10/(10) (403) (402) (499) (499)

Dollar Singapura 10/(10) (2.058) (2.054) (1.032) (1.030)

Dollar Hongkong 10/(10) 1.168 1.166 1.227 1.225

Dollar Australia 10/(10) 484 483 (61) (61)

Renminbi China 10/(10) 1.368 1.365 138 138

30-Sep-18 31-Des-17

Sensitivitas dalam posisi mata uang

Risiko likuiditas

Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari

sumber pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa

mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank.

Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan

ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.

Pemantauan dan perhitungan risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan indikator risiko likuiditas seperti

Giro Wajib Minimum Primer dan Sekunder, Loan to Funding Ratio (LFR), rasio aset lancar terhadap dana pihak

ketiga, konsentrasi 50 nasabah terbesar serta maturity mismatch, dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi

dan manajemen senior secara harian, mingguan dan bulanan maupun dalam rapat bulanan ALCO.

Secara berkala Bank melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan limit risiko likuiditas. Selain itu, Bank

memiliki kebijakan contingency funding plan sebagai pedoman bagi Bank untuk mengantisipasi situasi krisis

likuiditas. Untuk mengetahui dampak perubahan pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim (krisis)

terhadap kondisi likuiditas yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank melakukan stress

testterhadap posisi likuiditas Bank secara regular. Melalui stress test, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan

mengambil langkah-langkah pengendalian dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun

jangka panjang pemulihan likuiditas.

Tabel berikut menggambarkan profil maturitas aset dan liabilitas Bank (sebelum dikurangi penyisihan cadangan

kerugian penurunan nilai) berdasarkan behavioral dana pihak ketiga dan sisa jatuh tempo, sebagai berikut:

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-66-

Sampai

dengan 1

bulan

>1 bulan s/d 3

bulan

>3 bulan s/d 12

bulan

>1 tahun s/d 5

tahun>5 tahun Jumlah

Aset Keuangan

Tanpa suku bunga

Kas 139.834 - - - - 139.834

Giro pada Bank Indonesia 584.204 - - - - 584.204

Tagihan derivatif 21 - - - - 21

Aset lain-lain 68.028 - - 114.425 - 182.453

-

Suku bunga variabel -

Kredit 178.412 418.376 1.060.202 766.612 1.002.805 3.426.407

-

Suku bunga tetap -

Giro pada Bank Lain 187.866 - - - - 187.866

Penempatan pada Bank Indonesia 437.758 - 34.365 - - 472.123

dan bank lain -

Efek-efek 250 - 1.361 377.710 632.634 1.011.955

Kredit 135.234 324.899 467.447 2.153.455 1.016.855 4.097.890

Jumlah Aset Keuangan 1.731.607 743.275 1.563.375 3.412.202 2.652.294 10.102.753

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera 104.800 - - - - 104.800

Liabilitas derivatif 29 - - - - 29

Liabilitas lain-lain 6.517 - - - - 6.517

Biaya yang masih - - -

harus dibayar - - 62.302 - - 62.302

Suku bunga variabel

Simpanan 1.664.884 - - - - 1.664.884

Simpanan dari bank lain 213.452 200 - - - 213.652

Suku bunga tetap

Simpanan 4.379.593 1.883.955 556.633 12.173 1.180 6.833.534

Simpanan dari bank lain 322.453 4.650 5.600 - - 332.703

Pinjaman yang diterima 6 - - - - 6

Biaya yang masih

harus dibayar 8.283 7.454 6.902 4.970 - 27.609

Jumlah Liabilitas Keuangan 6.700.017 1.896.259 631.437 17.143 1.180 9.246.036

30-Sep-18

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-67-

Sampai

dengan 1

bulan

>1 bulan s/d

3 bulan

>3 bulan s/d

12 bulan

>1 tahun s/d 5

tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah

Aset Keuangan

Tanpa suku bunga

Kas 121.769 - - - - - 121.769

Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - - 603.840

Efek-efek - - - - - - - - - 81.336 81.336

Tagihan derivatif 20 - - - - - 20

Tagihan akseptasi - - 1.522 - - - 1.522

Aset lain-lain 46.830 - - 35.135 - - 81.965

Suku bunga variabel

Kredit 330.420 181.592 1.035.986 728.836 908.802 - 3.185.636

Suku bunga tetap

Giro pada Bank Lain 192.564 - - - - - 192.564

Penempatan pada Bank Indonesia

dan bank lain 681.147 143.289 293.436 - - - 1.117.872

Efek-efek - 100.359 49.492 165.596 704.354 - 1.019.801

Kredit 181.652 216.153 436.948 1.804.494 1.290.039 - 3.929.286

Jumlah Aset Keuangan 2.158.242 641.393 1.817.384 2.734.061 2.903.195 81.336 10.335.611

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera 39.585 - - - - - 39.585

Liabilitas derivatif 95 - - - - - 95

Liabilitas akseptasi - - 1.522 - - - 1.522

Biaya yang masih

harus dibayar 18.925 12.010 79.943 - - - 110.878

Liabilitas lain-lain 7.252 - - - - - 7.252

Suku bunga variabel

Simpanan 393.064 45.324 24.131 1.003.932 - - 1.466.451

Simpanan dari bank lain 144.209 - - - - - 144.209

-

Suku bunga tetap

Simpanan 862.358 428.053 154.915 6.115.932 - - 7.561.258

Simpanan dari bank lain 49.606 2.550 892 - - - 53.048

Jumlah Liabilitas Keuangan 1.515.094 487.937 261.403 7.119.864 - - 9.384.298

31-Des-17

Analisa Jatuh Tempo untuk Liabilitas Keuangan

Tabel di bawah menunjukkan arus kas kontraktual tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan dan rekening

administratif bank didasarkan pada sisa jatuh tempo kontrak dari tanggal pelaporan per 30 September 2018 dan

31 Desember 2017.

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-68-

Sampai

dengan 1

bulan

>1 bulan s/d 3

bulan

>3 bulan

s/d 12

bulan

>1 tahun s/d

5 tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera 104.800 - - - - - 104.800

Liabilitas derivatif 29 - - - - - 29

Biaya yang masih -

harus dibayar - - 62.302 - - - 62.302

Liabilitas lain-lain - - - - - 6.517 6.517

Suku bunga variabel

Simpanan 1.667.356 - - - - - 1.667.356

Simpanan dari bank lain 213.926 200 - - - - 214.126

Suku bunga tetap

Simpanan 4.368.711 1.890.313 558.684 12.173 1.181 - 6.831.062

Simpanan dari bank lain 321.955 4.650 5.624 - - - 332.229

Pinjaman yang diterima 6 - - - - - 6

Sub jumlah 6.676.783 1.895.163 626.610 12.173 1.181 6.517 9.218.427

Liabilitas komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah

yang belum digunakan 2.879 29.836 70.503 6.814 100.000 - 210.032

Sub jumlah liabilitas komitmen 2.879 29.836 70.503 6.814 100.000 - 210.032

Liabilitas kontijensi

Bank garansi yang

diterbitkan 50.461 4.505 4.062 - - - 59.028

Jumlah 6.730.123 1.929.504 701.175 18.987 101.181 6.517 9.487.487

30-Sep-18

Sampai

dengan 1

bulan

>1 bulan s/d 3

bulan

>3 bulan s/d

12 bulan

>1 tahun s/d

5 tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah

Liabilitas Keuangan

Tanpa suku bunga

Liabilitas segera 39.585 - - - - - 39.585

Liabilitas derivatif 95 - - - - - 95

Liabilitas akseptasi - - 1.522 - - - 1.522

Biaya yang masih

harus dibayar - - 77.597 - - - 77.597

Liabilita lain-lain 7.252 - - - - - 7.252

Suku bunga variabel

Simpanan 1.392.529 - - - - - 1.392.529

Simpanan dari bank lain 144.776 - - - - - 144.776

Suku bunga tetap

Simpanan 2.135.418 5.078.943 - 1.084.011 - - - - - - 8.298.372

Simpanan dari bank lain 36.217 16.149 918 - - - 53.284

Sub jumlah 3.755.872 5.095.092 1.164.048 - - - 10.015.012

Liabilitas komitmen

Fasilitas kredit kepada nasabah

yang belum digunakan 53.715 19.242 97.466 34.404 215.554 - 420.381

L/C yang irrevocable dan masih

berjalan - - 1333 - - - 1.333

Sub jumlah liabilitas komitmen 53.715 19.242 98.799 34.404 215.554 - 421.714

Liabilitas kontijensi

Bank garansi yang

diterbitkan 6.159 1.100 3.623 651 - - 11.533

Jumlah 3.815.746 5.115.434 1.266.470 35.055 215.554 - 10.448.259

31-Des-17

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-69-

Risiko Operasional

Risiko operasional adalah akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan

manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional

Perseroan.

Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor

Pusat sampai Kantor Kas. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian keuangan,

keselamatan karyawan dan reputasi Perseroan.

Tujuan Bank dalam mengelola risiko operasional adalah meminimalisasi dampak kegagalan/ketidakcukupan

proses internal, faktor manusia, sistem atau kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempunyai dampak

kerugian keuangan dan merusak reputasi Perseroan

Dalam rangka penerapan manajemen risiko khususnya untuk risiko operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko

memiliki divisi khusus yang mengelola risiko operasional melalui kebijakan dan perangkat risiko operasional.

Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional antara lain dilakukan

melalui perangkat risiko operasional.

Dalam melakukan pengukuran risiko operasional, Perseroan menggunakan pendekatan Basic Indicator Approach

(BIA) untuk menghitung Asset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Risiko Operasional yang kemudian digunakan

dalam pengukuran Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM).

Mitigasi risiko operasional dilakukan oleh Pemilik Risiko dan dipantau oleh Lini Kedua dan Ketiga. Hasil

pemantauan risiko operasional disampaikan kepada Direksi maupun kepada Risk Taking Unit untuk diupayakan

proses mitigasi guna mengendalikan risiko sekaligus memperbaiki proses operasional Bank.

Menyadari Sumber Daya Manusia adalah aset yang berharga dan merupakan unsur kunci didalam pengelolaan

risiko operasional, Bank telah melakukan rekrutmen tenaga kerja professional dari industri perbankan untuk

membawa kontribusi didalam penyempurnaan proses. Bank juga telah melakukan banyak pelatihan untuk

meningkatkan ketrampilan didalam bekerja.

Risiko Reputasi

Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi

negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank

dalam menjaga reputasinya dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif

masyarakat terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi

penurunan atau hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak

negatif terhadap pendapatan dan volume aktivitas Bank.

Untuk memitigasi risiko reputasi, Bank telah menunjuk Divisi Corporate Secretary untuk melakukan pengamatan

terhadap pemberitaan media guna memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media.

Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan

tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Pemantauan atas keluhan nasabah, Bank memiliki

fasilitas seperti call center dan website, sedangkan keluhan yang datang dari cabang Bank diakomodasi dengan

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 SEPTEMBER 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)

SERTA PERIODE SEMBILAN BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 30 SEPTEMBER 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)

-70-

sistem CDS (Customer Desk Solution) yang disampaikan langsung ke Bank melalui unit kerja Customer Experience

untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya.

Risiko Hukum

Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/ atau kelemahan aspek yuridis. Risiko Hukum timbul

antara lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti

tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna.

Proses identifikasi risiko hukum dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber risiko hukum yang sekurang-

kurangnya dilakukan terhadap risiko hukum dari produk dan aktivitas usaha Bank serta risiko hukum dari produk

dan aktivitas baru melalui proses pengendalian manajemen risiko hukum yang layak sebelum diperkenalkan atau

dijalankan.

Proses identifikasi risiko hukum yang melekat pada Bank dilakukan dengan menggunakan indikator/parameter:

a. faktor litigasi.

b. faktor Kelemahan Perikatan.

c. faktor Ketiadaan/Perubahan Perundang-undangan.

Hasil pengukuran risiko hukum tercermin dalam Profil Risiko Hukum. Pemantauan risiko hukum dilakukan guna

mengevaluasi eksposur risiko hukum yang melekat terutama yang bersifat material atau yang berdampak pada

permodalan Bank. Hasil pemantauan yang mencakup evaluasi terhadap eksposur risiko hukum tersebut

dilaporkan secara berkala termasuk tindak lanjut yang diperlukan.

Risiko Kepatuhan

Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan kegiatan usaha pada industri perbankan, Bank

diwajibkan untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Pemerintah, Otoritas

Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia. Selain itu, Bank juga wajib tunduk kepada beberapa ketentuan lainnya,

seperti peraturan yang mengatur Penjaminan Simpanan, Perseroan Terbatas, Perpajakan dan peraturan di

bidang Pasar Modal yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”, sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”)), dan Bursa Efek Indonesia

Bank memiliki satuan kerja divisi kepatuhan yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur

Kepatuhan.

Tugas utama pada satuan kerja divisi kepatuhan adalah melakukan koordinasi atas pelaksanaan Fungsi

Kepatuhan Bank yaitu :

1. Mewujudkan terlaksananya Budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.

2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank.

3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank

telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada otoritas pengawas yang

berwenang.