pt bank mnc internasional tbk laporan keuangan...modal saham dengan nilai nominal rp 100 per saham...
TRANSCRIPT
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN KEUANGAN
31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) DAN 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR
PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017
Halaman
SURAT PERNYATAAN DIREKSI
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan 1 - 2
Laporan Laba Rugi Komprehensif 3 - 4
Laporan Perubahan Ekuitas 5
Laporan Arus Kas 6
1 Informasi Umum 7 - 9
2 Kebijakan Akuntansi 9 - 24
3 Pertimbangan Kritisi Akuntansi dan Estimasi Akuntansi yang Signifikan 25 - 27
4 Kas 27
5 Giro pada Bank Indonesia 27
6 Giro pada Bank Lain 27 - 28
7 Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 28 - 29
8 Efek-efek 29 - 30
9 Tagihan dan Liabilitas Derivatif 30 - 31
10 Kredit yang Diberikan 31 - 34
11 Tagihan dan Liabilitas Akseptasi 34 - 35
12 Biaya Dibayar Dimuka 35
13 Aset tetap 35 - 36
14 Aset Pajak Tangguhan 36
15 Aset Tidak Berwujud 37
16 Aset Lain Lain 37
17 Liabilitas Segera 38
18 Simpanan 38 - 40
19 Simpanan dari Bank Lain 40 - 41
20 Utang Pajak 41
21 Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 41
22 Beban Yang Masih Harus Dibayar 41 - 42
23 Liabilitas Lain-lain 42
24 Modal Saham 42 - 43
25 Tambahan Modal Disetor 43
26 Penghasilan (Rugi) Komprehensif Lain 43
27 Pendapatan Bunga 43
28 Beban Bunga 44
29 Provisi Dan Komisi Selain Kredit - Bersih 44
30 Pendapatan Operasional Lainnya 44
31 Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai Aset Keuangan 44
32 Beban Umum dan Administrasi 45
33 Beban Tenaga Kerja 45
34 Penjelasan Pendapatan dan Beban Non Operasional 46
35 Laba per Saham 46
36 Sifat,transaksi dan saldo dangan pihak-pihak berelasi 46 - 48
37 Komitmen dan Kontinjensi 48
38 Aset dan Liabilitas Dalam Mata Uang Asing 48 - 49
39 Informasi Segmen 50 - 51
40 Jaminan pemerintah terhadap kewajiban pembayaran Bank Umum 51 - 52
41 Perhitungan Modal Posisi 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 52
42 Manajemen Risiko 52 -68
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
L A P O R A N K E U A N G A N
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR 31 MARET 2018 DAN 2017 (TIDAK DIAUDIT)
SERTA TAHUN-TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
DAFTAR ISI
1
ASET 31-Mar-18 31-Des-17
Kas 122.163 121.769
Giro Pada Bank Indonesia 527.738 603.840
Giro Pada Bank Lain - Pihak Ketiga 226.226 192.564
Penempatan Pada Bank Indonesia
dan Bank Lain - Pihak Ketiga 948.748 1.117.872
Efek-Efek - Pihak Ketiga 1.034.956 1.101.137
Tagihan Derivatif - Pihak Ketiga 328 20
Kredit
Pihak Berelasi 87.496 98.465
Pihak Ketiga 6.859.119 7.016.457
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (227.110) (331.116)
Jumlah 6.719.505 6.783.806
Tagihan Akseptasi - Pihak Ketiga 1.544 1.522
Biaya Dibayar Dimuka 168.113 150.968
Aset Tetap - Bersih 52.437 55.113
Aset Pajak Tangguhan - Bersih 247.116 276.842
Aset Tak Berwujud - Bersih 22.934 24.570
Aset Lain-lain - Bersih 583.240 276.071
JUMLAH ASET 10.655.048 10.706.094
11.
12.
4.
5.
9.
10.
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
6.
7.
8.
13.
14.
15.
16.
2
LIABILITAS DAN EKUITAS 31-Mar-18 31-Des-17
LIABILITAS
Liabilitas Segera 177.862 39.585
Simpanan
Pihak Berelasi 1.155.593 584.194
Pihak Ketiga 7.459.348 8.443.515
Jumlah 8.614.941 9.027.709
Simpanan dari Bank lain - Pihak Ketiga 327.887 197.257
Liabilitas Derivatif - Pihak Ketiga 719 95
Liabilitas Akseptasi - Pihak Ketiga 1.544 1.522
Utang Pajak 12.052 12.462
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja 53.583 53.355
Beban yang Masih Harus Dibayar 86.699 110.878
Liabilitas lain-lain 13.412 10.683
JUMLAH LIABILITAS 9.288.699 9.453.546
EKUITAS
Modal saham dengan nilai nominal Rp 100 per saham
modal dasar - 60.000.000.000 saham modal ditempatkan
dan disetor penuh 21.511.473.347 saham pada
31 Maret 2018 dan 21.261.473.347 saham pada
31 Desember 2017
Tambahan modal disetor - bersih 25. 722 722
Penghasilan (Rugi) komprehensif lain 26. (3.379) 2.614
Saldo laba (Defisit)
Telah ditentukan penggunaannya 17.940 17.940
Belum ditentukan penggunaannya (800.081) (894.875)
JUMLAH EKUITAS 1.366.349 1.252.548
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 10.655.048 10.706.094
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
2.126.147
17.
18.
11.
9.
24. 2.151.147
20.
21.
22.
23.
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN POSISI KEUANGAN
31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
19.
Catatan
3
PENDAPATAN DAN BEBAN OPERASIONAL 31-Mar-18 31-Mar-17
Pendapatan Bunga
Bunga yang diperoleh 223.614 269.687
Komisi dan Fee dari kredit yang diberikan. 7.276 6.330
Jumlah Pendapatan Bunga 230.890 276.017
Beban Bunga
Bunga 145.044 170.300
Provisi dan komisi yang harus dibayar 4.179 5.388
Jumlah Beban Bunga 149.223 175.688
Pendapatan Bunga - Bersih 81.667 100.329
Pendapatan Operasional Lainnya
Pendapatan transaksi valuta asing - bersih 1.196 3.388
Keuntungan bersih penjualan efek 1.630 4.204
Provisi komisi dan fee selain kredit - bersih 10.353 7.449
Penerimaan kembali kredit yang dihapus buku 45.495 124
Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi
dari efek yang diperdagangkan (2.008) 456
Lain - lain 30. 50.445 10.541
Jumlah Pendapatan Operasional Lainnya 107.111 26.162
Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai 31.
Aset Keuangan (66.622) 70.356
Jumlah Beban (Pemulihan) Kerugian Penurunan Nilai (66.622) 70.356
Beban Operasional lainnya
Umum dan administrasi 32. 60.231 57.133
Tenaga Kerja 33. 56.617 51.687
Beban Pensiun dan imbalan pasca kerja 1.773 4.215
Lainnya 10.177 8.139
Jumlah Beban Operasional lainnya 128.798 121.174
Pendapatan (Beban) Operasional lainnya - Bersih 44.935 (165.368)
LABA (RUGI) OPERASIONAL 126.602 (65.039)
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2018 DAN 2017
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Catatan
29.
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
27.
28.
PENDAPATAN (BEBAN) NON OPERASIONAL Catatan 31-Mar-18 31-Mar-17
Hasil Sew a 61 65
Keuntungan penjualan dan penghapusan
aset tetap 17 56
Rugi penjualan agunan yang diambil alih - (62)
Lainnya - bersih (164) (72)
BEBAN NON OPERASIONAL - BERSIH (86) (13)
LABA (RUGI) SEBELUM BEBAN PAJAK 126.516 (65.052)
MANFAAT (BEBAN) PAJAK (31.722) 16.258
LABA (RUGI) BERSIH PERIODE BERJALAN 94.794 (48.794)
PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
Pos yang akan direklasif ikasi ke laba rugi
Perubahan nilai w ajar efek tersedia untuk dijual (7.990) 9.816
Pajak penghasilan terkait pos yang akan
direklasif ikasi ke laba rugi 1.997 (2.454)
Jumlah penghasilan (rugi) komprehensif lain periode berjalan setelah pajak (5.993) 7.362
JUMLAH LABA (RUGI) KOMPREHENSIF 88.801 (41.432)
Laba (Rugi) per Saham
(dalam rupiah penuh) 4,59 (2,65)
4
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA 31 MARET 2018 DAN 2017
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
34.
dari laporan keuangan secara keseluruhan
35.
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
Ditentukan
penggunaannya
Tidak ditentukan
penggunaannya
Saldo 1 Januari 2016 1.912.957 3.555 (10.296) 3.079 17.940 (219.031) 1.708.204
Laba bersih tahun berjalan - - - - - 9.349 9.349
Laba komprehensif lain - setelah pajak - - 3.933 (3.436) - - 497
Penawaran umum terbatas V dan pelaksanaan waran145.190 (2.835)
- - - - 142.355
Saldo per 31 Desember 2016 2.058.147 720 (6.363) (357) 17.940 (209.682) 1.860.405
Rugi bersih periode berjalan - - - - - (48.794) (48.794)
Penghasilan ( rugi) komprehensif lain - setelah pajak - - 7.362 - - - 7.362
Saldo per 31 Maret 2017 2.058.147 720 999 (357) 17.940 (258.476) 1.818.973
Saldo 1 Januari 2017 2.058.147 720 (6.363) (357) 17.940 (209.682) 1.860.405
Rugi bersih tahun berjalan - - - - - (685.193) (685.193)
Laba komprehensif lain - setelah pajak - - 8.781 553 - - 9.334
Pelaksanaan waran seri II dan III 68.000 2 - - - - 68.002
Saldo per 31 Desember 2017 2.126.147 722 2.418 196 17.940 (894.875) 1.252.548
Laba bersih periode berjalan - - - - - 94.794 94.794
Pelaksanaan waran seri III 25.000 - - - - - 25.000
Penghasilan komprehensif lainnya - setelah pajak - - (5.993) - - - (5.993)
Saldo per 31 Maret 2018 2.151.147 722 (3.575) 196 17.940 (800.081) 1.366.349
dari laporan keuangan secara keseluruhan
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
Untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2018
( Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Modal SahamTambahan
Modal disetor
Perubahan nilai wajar
efek tersedia untuk dijual
Pengukuran kembali atas
kewajiban imbalan pasti
Saldo Laba
Jumlah Ekuitas
5
31-Mar-18 31-Mar-17
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Bunga, provisi dan komisi kredit yang diterima 213.052 258.453
Bunga, provisi dan komisi yang dibayar (153.642) (177.328)
Penerimaan pendapatan operasional lainnya 109.119 25.701
Pembayaran gaji dan tunjangan karyawan (63.164) (49.499)
Pembayaran beban operasional lainnya (79.368) (44.914)
Penerimaan pendapatan beban non-operasional 103 124
Pembayaran beban non-operasional (206) (131)
Arus kas operasi sebelum perubahan dalam aset dan Liabilitas 25.894 12.406
Penurunan (kenaikan) aset operasi
Penempatan pada bank indonesia dan bank lain 42.508 (139.856)
Efek-efek (303.905) (315.177)
Kredit 130.812 124.027
Tagihan derivatif (308) (5.589)
Tagihan akseptasi (22) (8.651)
Aset lain-lain (99.646) (60.459)
Kenaikan (penurunan) liabilitas Operasi
Liabilitas segera 138.276 4.348
Simpanan (412.768) (844.508)
Simpanan dari bank lain 130.630 259.594
Efek yang dijual dengan janji dibeli kembali - 176.198
Liabilitas derivatif 625 (1.471)
Liabilitas akseptasi 22 8.651
Liabilitas lain-lain 3.497 110
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Operasional (344.385) (790.377)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aset tetap 47 67
Perolehan Aset Tetap (1.538) (2.702)
Perolehan Aset tak berwujud (64) (2.959)
Penjualan efek tersedia untuk dijual 152.279 121.236
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Investasi 150.724 115.642
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penambahan Modal Saham 25.000 -
Kas Bersih Diperoleh Dari Aktivitas Pendanaan 25.000 -
Penurunan Bersih Kas dan Setara Kas (168.661) (674.735)
Kas dan Setara Kas Pada Awal Periode 1.499.507 3.037.683
Kas dan Setara Kas pada Akhir Periode 1.330.846 2.362.948
Kas dan setara kas terdiri dari :
Kas 122.163 121.097
Giro pada Bank Indonesia 527.738 709.141
Giro pada Bank lain 226.226 101.609
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
jatuh tempo kurang dari 3 Bulan 454.719 1.431.101
Jumlah Kas dan Setara Kas 1.330.846 2.362.948
PT BANK MNC INTERNASIONAL TBK
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017
(Disajikan Dalam Jutaan Rupiah, Kecuali Dinyatakan Lain)
Lihat catatan atas laporan keuangan yang merupakan bagian tak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
6
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian dan Informasi Umum Bank
PT Bank MNC Internasional Tbk (selanjutnya disebut "Bank") didirikan di Indonesia dengan nama PT Bank
Bumiputera Indonesia berdasarkan akta No 49 tanggal 31 Juli 1989 dari notaris Sri Rahayu, SH. Akta
pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C-2..7223.HT.01.01.TH.89 tanggal
9 Agustus 1989 serta diumumkan dalam tambahan No. 1917 dari Berita Negara Republik Indonesia
No. 75 tanggal 19 September 1989. Nama Bank telah mengalami beberapa kali perubahan,yang
terakhir menjadi PT Bank MNC Internasional Tbk, berdasarkan akta No. 57 tanggal 16 Juli 2014 yang telah
mendapat Persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, berdasarkan Surat
Keputusan No. AHU-06038.40.20.2014 tanggal 24 Juli 2014. Anggaran Dasar Bank telah mengalami
beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan akta No. 64 tanggal 27 Desember 2017 dari Aryanti
Artisari,S.H.,Mkn, notaris di Jakarta, mengenai penambahan modal disetor dan ditempatkan penuh
sehubungan dengan pelaksanaan waran Seri II dan waran Seri III sebanyak 680.008.566 lembar saham
dengan nilai nominal sebesar Rp 100. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH.01.03-0205497
tanggal 27 Desember 2017.
Bank berkedudukan di Jakarta dan memiliki 16 kantor cabang, 29 kantor cabang pembantu, 19 kantor kas dan
93 ATM per tanggal 31 Maret 2018. Kantor pusat Bank beralamat di Gedung MNC Financial Center Lantai 6, 7
& 8, Jl. Kebon Sirih Raya No. 27, Jakarta 12930, Indonesia. Jumlah karyawan Bank masing-masing 1.095 dan
1.081 karyawan pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 17.
Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Bank, ruang lingkup kegiatan Bank adalah menjalankan usaha di
bidang perbankan sesuai dengan undang-undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 12 Januari 1990, sesuai dengan izin usaha yang
diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. 10/KMK.013/1990 tanggal 4
Januari 1990. Sesuai dengan Surat Keputusan Bank Indonesia No. 30/146/KEP/DIR tanggal 5 Desember 1997,
Bank telah mendapat persetujuan menjadi bank devisa.
Bank tergabung dalam kelompok usaha MNC Group dengan entitas induk terakhir adalah
PT MNC Investama Tbk.
b. Penawaran Umum Efek Bank
Penawaran Umum Perdana Saham
Pada tanggal 27 Juni 2002, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat No. S-
1402/PM/2002 untuk melakukan penawaran umum saham atas 500.000.000 (lima ratus juta) saham Bank
kepada masyarakat. Nilai nominal per saham adalah sebesar Rp 100 (seratus Rupiah) dan harga penawaran
adalah sebesar Rp 120 (seratus dua puluh Rupiah) per saham. Pada tanggal 15 Juli 2002, saham Bank telah
dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia.
Penawaran Umum Terbatas I
Pada tanggal 23 November 2005, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua BAPEPAM dengan surat
No. S-3278/PM/2005 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I atas 3.000.000.000 (tiga miliar) saham
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
8
Bank dengan harga penawaran sama dengan nilai nominal sebesar Rp 100 (seratus rupiah) per saham,
disertai dengan penerbitan 666.666.654 (enam ratus enam puluh enam juta enam ratus enam puluh enam ribu
enam ratus lima puluh empat) Waran Seri I yang memberikan hak pemegang saham untuk membeli saham
baru dengan harga pelaksanaan Rp 120 (seratus dua puluh) per saham. Pembelian dilakukan selama masa
pelaksanaan yaitu mulai tanggal 30 Juni 2006 sampai dengan 29 Desember 2010. Saham-saham tersebut
telah dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia pada tanggal 2 Januari 2006.
Penawaran Umum Terbatas II
Pada tanggal 22 Juni 2010, Bank memperoleh penyertaan efektif dari Ketua BAPEPAM-LK melalui surat No. S-
5539/BL/2010 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II (“PUT II”) kepada para pemegang saham
perseroan dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) dengan penerbitan obligasi
wajib konversi yang diberi nama obligasi wajib konversi Bank ICB Bumiputera tahun 2010 (“OWK”) dengan
jumlah pokok sebesar Rp 150.000.000.
Setiap pemegang 10 (sepuluh) saham Bank yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham Bank
pada tanggal 2 Juli 2010 pukul 16.00 WIB berhak atas 3 (tiga) HMETD dimana setiap 1 (satu) HMETD berhak
untuk membeli 1 (satu) satuan OWK, dengan harga penawaran sebesar Rp 100 (seratus rupiah) setiap 1
(satu) satuan OWK yang harus dibayar penuh pada saat mengajukan pemesanan OWK.
Penawaran Umum Terbatas III
Pada tanggal 20 Juni 2014, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa
Keuangan No. S-291/D.04/2014 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III (“PUT III”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 8.046.248.527 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham yang disertai dengan penerbitan Waran Seri II sebanyak 1.828.692.847
waran, dimana setiap 22 (dua puluh dua) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 5 (lima) Waran
Seri II yang memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga
pelaksanaan Rp 150 per saham. Pelaksanaan Waran Seri II dapat dilaksanakan mulai tanggal 4 Februari 2015
sampai dengan tanggal 3 Juli 2017 dimana setiap pemegang 1 (satu) waran berhak untuk membeli 1 (satu)
saham Bank. Pada tanggal 31 Desember 2016, jumlah waran yang belum dilaksanakan adalah 1.828.691.381
waran.
Penawaran Umum Terbatas IV
Pada tanggal 25 September 2015, Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan No.S-437/D.04/2015 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas IV (“PUT IV”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 6.744.407.924 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham. Pada tanggal 31 Desember 2016 hasil pelaksanaan PUT IV yang
diterima Bank sebanyak 4.097.235.004 lembar saham dan sisanya dikembalikan ke portepel.
Penawaran Umum Terbatas V
Pada tanggal 23 September 2016 , Bank memperoleh surat pernyataan efektif dari Dewan Komisioner Otoritas
Jasa Keuangan No.S-531/D.04/2016 untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas V (“PUT V”) dalam rangka
penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu (“HMETD”) sebanyak 4.782.390.768 lembar saham dengan
harga penawaran Rp 100 per saham, yang disertai dengan penerbitan Waran Seri III sebanyak 4.782.390.768
saham, dimana setiap 1 (satu) saham hasil pelaksanaan HMETD tersebut melekat 1 (satu) Waran Seri III yang
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9
memberikan hak kepada pemegang saham untuk membeli saham baru dengan harga pelaksanaan Rp 100 per
saham. Hasil Pelaksanaan PUT V yang diterima Bank sebanyak 1.451.901.709 dan sisanya dikembalikan
keportapel.
Pada tanggal 31 Maret 2018, sejumlah 21.296.358.614 saham Bank telah dicatatkan pada Bursa Efek
Indonesia dan sejumlah 215.114.733 saham yang merupakan saham pendiri tidak dicatatkan di bursa, sebagai
pemenuhan ketentuan Peraturan Pemerintah No.29 tahun 1999 tentang pembelian saham Bank Umum.
c. Dewan Komisaris, Direksi dan Komite Audit
Dewan Komisaris 31-Mar-18 31-Des-17
Presiden Komisaris (Independen) Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
Komisaris Purnadi Hardjono* Purnadi Hardjono*
Komisaris Independen Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Direksi
Presiden Direktur Benny Purnomo Benny Purnomo
Direktur Keuangan - -
Direktur Sumber Daya Manusia Nerfita Primasari ** Nerfita Primasari
Direktur Kepatuhan Chisca Mirawati Chisca Mirawati
Direktur Operasional & IT Widiatama Bunarto Widiatama Bunarto
Komite Audit
Ketua Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Anggota Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
Tri Restu Ramadhan Putra Tri Restu Ramadhan Putra
H.Eddy Yantho Sofwan H.Eddy Yantho Sofwan
Komite Pemantau Risiko
Ketua Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
Anggota Purnadi Hardjono* Purnadi Hardjono*
Rusli Witjahjono Rusli Witjahjono
Arifin S. Haris Arifin S. Haris
Muhammad Sumarsono Muhammad Sumarsono
Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketua Eko B. Supriyanto Eko B. Supriyanto
Anggota Purnadi Hardjono* Purnadi Hardjono*
Sari Wulandari Budi Satrio
Kepala Audit Internal Riva Yan Abdillah Riva Yan Abdillah
Sekretaris Perusahaan Andri Latif Andri Latif
* Purnadi Hardjono mengajukan surat pengunduran diri pada tanggal 11 Desember 2017, yang akan efektif
setelah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017.
** Nerfita Primasari mengajukan surat pengunduran diri pada tanggal 16 Maret 2018, yang akan efektif
setelah memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) Tahun Buku 2017.
2. KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Pernyataan Kepatuhan
Laporan keuangan disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia.
b. Dasar Penyusunan
Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis, kecuali instrumen keuangan tertentu yang diukur
pada jumlah revaluasian atau nilai wajar pada setiap akhir periode pelaporan, yang dijelaskan dalam kebijakan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10
akuntansi di bawah ini. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan keuangan adalah
mata uang Rupiah (Rp), yang merupakan mata uang fungsional Bank.
Biaya historis umumnya didasarkan pada nilai wajar dari imbalan yang diberikan dalam pertukaran barang dan
jasa.
Nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk
mengalihkan suatu liabilitas dalam suatu transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran,
terlepas apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi menggunakan teknik
penilaian lain. Dalam mengestimasi nilai wajar aset atau liabilitas, Bank memperhitungkan karakteristik aset
atau liabilitas, jika pelaku pasar memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau
liabilitas pada tanggal pengukuran. Nilai wajar untuk tujuan pengukuran dan/atau pengungkapan dalam laporan
keuangan ditentukan berdasarkan basis tersebut, kecuali untuk transaksi pembayaran berbasis saham dalam
ruang lingkup PSAK 53, transaksi sewa dalam ruang lingkup PSAK 30, dan pengukuran yang memiliki
beberapa kemiripan dengan nilai wajar tetapi bukan merupakan nilai wajar, seperti nilai realisasi neto dalam
PSAK 14 dan nilai pakai dalam PSAK 48.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung yang dimodifikasi dengan mengelompokkan
arus kas dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia
yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya dan yang tidak dijaminkan
serta tidak dibatasi penggunaannya.
c. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Dalam penyusunan laporan keuangan Bank, transaksi dalam mata uang selain mata uang fungsional entitas
(mata uang asing) diakui pada kurs yang berlaku pada tanggal transaksi. Pada setiap akhir periode pelaporan,
pos moneter dalam valuta asing dijabarkan dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan
oleh Bank Indonesia, yaitu kurs spot Reuters pada pukul 16.00 WIB untuk mencerminkan kurs yang berlaku
pada tanggal tersebut. Pos-pos non moneter yang diukur pada nilai wajar dalam valuta asing dijabarkan
kembali pada kurs yang berlaku pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan. Pos nonmoneter diukur dalam biaya
historis dalam valuta asing yang tidak dijabarkan kembali. Selisih kurs atas pos moneter diakui dalam laba rugi
pada periode saat terjadinya.
Kurs spot Reuters pukul 16.00 WIB dengan rincian sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
1 Dollar Amerika Serikat (USD) 13.767,50 13.567,50
1 Dollar Singapura (SGD) 10.491,13 10.154,54
1 Yen Jepang (JPY) 129,09 120,52
1 Euro (EUR) 16.943,67 16.236,22
1 Dollar Hong Kong (HKD) 1.754,07 1.736,21
1 Dollar Australia (AUD) 10.560,36 10.594,19
1 Renmimbi (CNY) 2.191,00 2.081,00
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11
d. Transaksi dengan pihak-pihak berelasi
Pihak-pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan Bank (entitas pelapor):
a) Orang atau anggota keluarga dekatnya mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut:
i. memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor;
ii. memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau
iii. merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk dari entitas pelapor.
b) Suatu entitas berelasi dengan entitas pelapor jika memenuhi salah satu hal berikut:
i. Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk,
entitas anak, dan entitas anak berikutnya saling berelasi dengan entitas lainnya).
ii. Satu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau
ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut
adalah anggotanya).
iii. Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama.
iv. Satu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi
dari entitas ketiga.
v. Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas
pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.
vi. Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam huruf (a).
vii. Entitas, atau anggota dari kelompok yang mana entitas merupakan bagian dari kelompok tersebut,
menyediakan jasa personil manajemen kunci kepada entitas pelapor atau kepada entitas induk dari
entitas pelapor.
Seluruh transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak berelasi, baik dilakukan dengan kondisi dan persyaratan
yang sama dengan pihak ketiga maupun tidak, diungkapkan pada laporan keuangan.
e. Aset Keuangan
Seluruh aset keuangan diakui dan dihentikan pengakuannya pada tanggal diperdagangkan dimana pembelian
dan penjualan aset keuangan berdasarkan kontrak yang mensyaratkan penyerahan aset keuangan dalam
kurun waktu yang ditetapkan oleh kebiasaan pasar yang berlaku, dan awalnya diukur sebesar nilai wajar
ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, yang
awalnya diukur sebesar nilai wajar.
Aset keuangan Bank diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Nilai wajar melalui laba rugi
b) Dimiliki hingga jatuh tempo
c) Tersedia untuk dijual
d) Pinjaman yang diberikan dan piutang
Nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL)
Aset keuangan diklasifikasi dalam FVTPL, jika aset keuangan dimiliki untuk diperdagangkan atau pada saat
pengakuan awal ditetapkan untuk diukur pada FVTPL.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
12
Aset keuangan diklasifikasi sebagai kelompok diperdagangkan, jika:
a) Diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual kembali dalam waktu dekat atau
b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Aset keuangan selain aset keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada saat
pengakuan awal, jika:
a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,
dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi
dan CEO.
Aset keuangan FVTPL disajikan sebesar nilai wajar, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laba
rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup dividen atau bunga yang
diperoleh dari aset keuangan. Nilai wajar ditentukan dengan cara seperti dijelaskan pada Catatan 2i
Dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan diklasifikasikan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo hanya jika investasi tersebut
memiliki pembayaran yang tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan serta Bank
mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki asset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Pada
saat pengakuan awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan aset keuangan. Setelah pengakuan
awal, investasi dimiliki hingga jatuh tempo diukur dengan biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan
metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai yang ada.
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Aset keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo, diukur pada nilai wajar melalui
laba rugi, atau pinjaman yang diberikan dan piutang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual. Pada saat
pengakuan awal, aset keuangan yang tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Setelah itu, aset keuangan tersedia untuk dijual diukur dan
dicatat pada nilai wajar.
Keuntungan atau kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar diakui dalam pendapatan komprehensif
lainnya dan akumulasi revaluasi investasi AFS di ekuitas kecuali untuk kerugian penurunan nilai, bunga yang
dihitung dengan metode suku bunga efektif dan laba rugi selisih kurs atas aset moneter yang diakui pada laba
rugi. Jika aset keuangan dilepas atau mengalami penurunan nilai, akumulasi laba atau rugi yang sebelumnya
diakui pada revaluasi investasi AFS, direklas ke laba rugi.
Dividen atas instrumen AFS, jika ada, diakui pada laba rugi pada saat hak untuk memperoleh pembayaran
dividen ditetapkan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13
Pinjaman yang diberikan dan piutang
Aset keuangan dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif
diklasifikasi sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang, yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi
dengan menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi kerugian penurunan nilai. Bunga diakui dengan
menggunakan metode suku bunga efektif, kecuali piutang jangka pendek dimana pengakuan bunga tidak
material.
Metode suku bunga efektif
Metode suku bunga efektif adalah metode yang digunakan untuk menghitung biaya perolehan diamortisasi dari
instrumen keuangan dan metode untuk mengalokasikan pendapatan bunga dan beban bunga selama periode
yang relevan. Suku bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi penerimaan
atau pembayaran kas masa depan (mencakup seluruh komisi dan bentuk lain yang dibayarkan dan diterima
oleh para pihak dalam kontrak yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya
transaksi dan premium dan diskonto lainnya) selama perkiraan umur instrumen keuangan, atau jika lebih tepat,
digunakan periode yang lebih singkat untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan pada saat
pengakuan awal.
Perhitungan dari suku bunga efektif termasuk semua fee dan pembayaran atau penerimaan poin yang
merupakan bagian integral dari suku bunga efektif. Biaya transaksi termasuk biaya incremental yang secara
langsung berkaitan dengan akuisisi atas penerbitan aset atau liabilitas keuangan.
Pendapatan diakui berdasarkan suku bunga efektif untuk instrumen keuangan selain dari instrumen keuangan
FVTPL.
Penurunan nilai aset keuangan
Aset keuangan, selain aset keuangan FVTPL, dievaluasi terhadap indikator penurunan nilai pada setiap
tanggal pelaporan. Aset keuangan diturunkan nilainya bila terdapat bukti objektif, sebagai akibat dari satu atau
lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset keuangan, dan peristiwa yang merugikan
tersebut berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan yang dapat diestimasi secara
andal.
Untuk investasi ekuitas AFS yang tercatat dan tidak tercatat di bursa, penurunan yang signifikan atau jangka
panjang dalam nilai wajar dari instrumen ekuitas di bawah biaya perolehannya dianggap sebagai bukti obyektif
terjadinya penurunan nilai.
Bukti obyektif penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
a) Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam; atau
b) Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga; atau
c) Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi
keuangan.
Untuk aset keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, jumlah kerugian penurunan nilai
merupakan selisih antara jumlah tercatat aset keuangan dengan nilai kini dari estimasi arus kas masa depan
yang didiskontokan menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14
Kerugian penurunan nilai dihitung secara individual untuk asset keuangan yang signifikan secara individual
serta kolektif untuk asset yang secara individual tidak signifikan dan secara individual signifikan namun tidak
terdapat bukti obyektif penurunan nilai. Di dalam menentukan penurunan nilai kolektif, aset keuangan
dikelompokkan pada kelompok asset keuangan berdasarkan karakteristik risiko kredit yang serupa. Arus kas
masa depan dari kelompok asset keuangan ini diestimasi berdasarkan arus kas kontraktual dan pengalaman
kerugian historis untuk aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Pengalaman historis kerugian
disesuaikan berdasarkan hasil pengamatan data pada masa kini, untuk merefleksikan efek dari kondisi masa
kini yang tidak mempengaruhi periode dari pengalaman historis.
Dalam melakukan penilaian secara kolektif, Bank harus menghitung:
a) Probability of default (”PD”) – model ini menilai probabilitas konsumen gagal melakukan pembayaran
kembali secara penuh dan tepat waktu.
b) Recoverable amount – didasarkan pada identifikasi arus kas masa depan dan estimasi nilai kini dari arus
kas tersebut (discounted cash flow).
c) Loss given default (”LGD”) – Bank mengestimasi kerugian ekonomis yang mungkin akan diderita Bank
apabila terjadi tunggakan fasilitas kredit. LGD menggambarkan jumlah utang yang tidak dapat diperoleh
kembali dan umumnya ditunjukkan dalam persentase dari exposure at default (EAD). Model perhitungan
LGD mempertimbangkan jenis peminjam, fasilitas dan mitigasi risiko, misalnya ketersediaan agunan.
d) Loss identification period (”LIP”) – periode waktu antara terjadinya peristiwa yang merugikan dalam
kelompok aset keuangan sampai bukti obyektif dapat diidentifikasi atas fasilitas kredit secara individual.
e) Exposure at default (”EAD”) – Bank mengestimasi tingkat utilisasi yang diharapkan dari fasilitas kredit pada
saat terjadi tunggakan.
PD, LGD dan LIP diperoleh dari observasi data fasilitas kredit selama minimal empat tahun.
Cadangan kerugian penurunan nilai yang dinilai secara kolektif dilakukan dengan mengkalikan nilai baki debet
fasilitas kredit pada posisi laporan dengan probability default (PD), loss identification period (LIP) dan loss given
default (LGD).
Kerugian penurunan nilai diakui pada laba rugi dan nilai tercatat dari aset keuangan atau kelompok aset
keuangan dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai yang terbentuk. Pada saat penurunan nilai
diakui dalam aset keuangan atau kelompok aset keuangan, pendapatan bunga diakui berdasarkan nilai tercatat
setelah penurunan nilai menggunakan tarif bunga yang digunakan untuk mendiskontokan estimasi arus kas
masa depan pada saat menghitung penurunan nilai.
Jika aset keuangan AFS dianggap menurun nilainya, keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya
telah diakui dalam ekuitas direklasifikasi ke laba rugi.
Pengecualian dari instrumen ekuitas AFS, jika, pada periode berikutnya, jumlah penurunan nilai berkurang dan
pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara obyektif dengan peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai
diakui, kerugian penurunan nilai yang diakui sebelumnya dipulihkan melalui laba rugi hingga nilai tercatat
investasi pada tanggal pemulihan penurunan nilai tidak melebihi biaya perolehan diamortisasi sebelum
pengakuan kerugian penurunan nilai dilakukan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15
Dalam hal efek ekuitas AFS, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui dalam laba rugi tidak boleh
dipulihkan melalui laba rugi. Setiap kenaikan nilai wajar setelah penurunan nilai diakui secara langsung ke
pendapatan komprehensif lain.
Penghentian pengakuan aset keuangan
Bank menghentikan pengakuan aset keuangan jika dan hanya jika hak kontraktual atas arus kas yang berasal
dari aset keuangan berakhir, atau Bank mentransfer aset keuangan dan secara substansial mentransfer
seluruh risiko dan manfaat atas kepemilikan aset kepada entitas lain. Jika Bank tidak mentransfer serta tidak
memiliki secara substansial atas seluruh risiko dan manfaat kepemilikan serta masih mengendalikan aset yang
ditransfer, maka Bank mengakui keterlibatan berkelanjutan atas aset yang ditransfer dan liabilitas terkait
sebesar jumlah yang mungkin harus dibayar. Jika Bank memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat
kepemilikan aset keuangan yang ditransfer, Bank masih mengakui aset keuangan dan juga mengakui pinjaman
yang dijamin sebesar pinjaman yang diterima.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan secara keseluruhan, selisih antara jumlah tercatat aset dan
jumlah pembayaran dan piutang yang diterima dan keuntungan atau kerugian kumulatif yang telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain dan terakumulasi dalam ekuitas diakui dalam laba rugi.
Pada saat penghentian pengakuan aset keuangan terhadap satu bagian saja (misalnya ketika Bank masih
memiliki hak untuk membeli kembali bagian aset yang ditransfer), Bank mengalokasikan jumlah tercatat
sebelumnya dari aset keuangan tersebut pada bagian yang tetap diakui berdasarkan keterlibatan berkelanjutan
dan bagian yang tidak lagi diakui berdasarkan nilai wajar relatif dari kedua bagian tersebut pada tanggal
transfer. Selisih antara jumlah tercatat yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui dan jumlah dari
pembayaran yang diterima untuk bagian yang yang tidak lagi diakui dan setiap keuntungan atau kerugian
kumulatif yang dialokasikan pada bagian yang tidak lagi diakui tersebut yang sebelumnya telah diakui dalam
pendapatan komprehensif lain diakui pada laba rugi. Keuntungan dan kerugian kumulatif yang sebelumnya
diakui dalam pendapatan komprehensif lain dialokasikan pada bagian yang tetap diakui dan bagian yang
dihentikan pengakuannya, berdasarkan nilai wajar relatif kedua bagian tersebut.
Aset dihapus bukukan dari cadangan kerugian penurunan nilai pada saat manajemen berpendapat bahwa aset
tersebut harus dihapuskan karena secara operasional debitur sudah tidak mampu membayar dan/atau sulit
untuk ditagih. Penerimaan kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun berjalan dicatat sebagai
penambahan cadangan kerugian penurunan nilai yang bersangkutan selama tahun berjalan. Penerimaan
kembali aset yang telah dihapuskan pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional
tahun berjalan.
f. Liabilitas Keuangan dan Instrumen Keuangan
Klasifikasi sebagai liabilitas atau ekuitas
Liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank diklasifikasi sesuai dengan substansi
perjanjian kontraktual dan definisi liabilitas keuangan dan instrumen ekuitas.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16
Instrumen ekuitas
Instrumen ekuitas adalah setiap kontrak yang memberikan hak residual atas aset entitas setelah dikurangi
dengan seluruh liabilitasnya. Instrumen ekuitas yang diterbitkan oleh Bank dicatat sebesar hasil penerimaan
bersih setelah dikurangi biaya penerbitan langsung.
Liabilitas keuangan
Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai FVTPL atau pada biaya perolehan diamortisasi.
Liabilitas keuangan yang Diukur pada Nilai Wajar melalui Laba Rugi (FVTPL)
Liabilitas keuangan diklasifikasi sebagai FVTPL pada saat liabilitas keuangan baik dimiliki untuk
diperdagangkan atau ditetapkan pada FVTPL.
Liabilitas keuangan dimiliki untuk diperdagangkan jika:
a) Diperoleh terutama untuk tujuan dibeli kembali dalam waktu dekat; atau
b) Pada pengakuan awal merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola
bersama dan terdapat bukti mengenai pola ambil untung dalam jangka pendek aktual terkini; atau
c) Merupakan derivatif yang tidak ditetapkan dan tidak efektif sebagai instrumen lindung nilai.
Liabilitas keuangan selain liabilitas keuangan yang diperdagangkan, dapat ditetapkan sebagai FVTPL pada
saat pengakuan awal, jika:
a) Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan inkonsistensi pengukuran dan
pengakuan yang dapat timbul; atau
b) Kelompok aset keuangan, liabilitas keuangan atau keduanya, dikelola dan kinerjanya dievaluasi
berdasarkan nilai wajar, sesuai dengan manajemen risiko atau strategi investasi yang didokumentasikan,
dan informasi tentang Bank disediakan secara internal kepada manajemen kunci entitas, misalnya direksi
dan CEO.
Liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, keuntungan atau kerugian yang timbul diakui
dalam laba rugi. Keuntungan atau kerugian bersih yang diakui dalam laba rugi mencakup setiap bunga yang
dibayar dari liabilitas keuangan.
Liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi
Pada saat pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi, diakui
pada nilai wajarnya. Nilai wajar tersebut dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung
dengan penerbitan liabilitas keuangan tersebut. Pengukuran selanjutnya diukur pada biaya perolehan
diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dimana beban bunga diakui berdasarkan
tingkat pengembalian yang efektif, kecuali untuk liabilitas jangka pendek dimana pengakuan bunganya tidak
material.
Penghentian pengakuan liabilitas keuangan
Bank menghentikan pengakuan liabilitas keuangan, jika dan hanya jika, kewajiban Bank telah dilepaskan,
dibatalkan atau kadaluarsa. Selisih antara jumlah tercatat liabilitas keuangan yang dihentikan pengakuannya
dan imbalan yang dibayarkan dan utang diakui dalam laba rugi.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17
g. Reklasifikasi Instrument Keuangan
Reklasifikasi Aset Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok aset keuangan FVTPL.
Bank hanya dapat melakukan reklasifikasi aset keuangan ke kelompok pinjaman yang diberikan dan piutang
jika aset keuangan tersebut memenuhi definisi pinjaman yang diberikan dan piutang dan Bank memiliki intensi
dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa depan yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo
dari kelompok aset keuangan FVTPL atau dari kelompok tersedia untuk dijual. Aset keuangan tersebut
direklasifikasi pada nilai wajar pada tanggal reklasifikasi yang menjadi biaya perolehan diamortisasi yang baru.
Setiap keuntungan dan kerugian yang sudah diakui dalam laba rugi tidak boleh dipulihkan. Setiap keuntungan
dan kerugian yang sudah diakui dalam pendapatan komprehensif lain diamortisasi ke laba rugi selama sisa
umur aset keuangan (jika aset keuangan memiliki jatuh tempo tetap) atau tetap diakui dalam pendapatan
komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dilepas atau dijual (jika aset keuangan tidak memiliki jatuh
tempo tetap).
Reklasifikasi Liabilitas Keuangan
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi liabilitas keuangan dari atau ke kelompok liabilitas keuangan
FVTPL.
h. Saling Hapus Antar Aset Keuangan dan Liabilitas Keuangan
Aset keuangan dan liabilitas keuangan Bank saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi
keuangan, jika dan hanya jika:
Saat ini memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui
tersebut
Berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya
secara simultan.
i. Nilai Wajar
Sejak 1 Januari 2015, nilai wajar adalah harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang
akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal
pengukuran tanpa memperhatikan apakah harga tersebut dapat diobservasi secara langsung atau diestimasi
menggunakan teknik penilaian lain. Dalam mengukur nilai wajar atas suatu aset atau liabilitas pada tanggal
pengukuran, Bank memperhitungkan karakteristik suatu aset atau liabilitas jika pelaku pasar akan
memperhitungkan karakteristik tersebut ketika menentukan harga aset atau liabilitas pada tanggal pengukuran.
Sebelum 1 Januari 2015, nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk
menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan
transaksi secara wajar (arm’s length transaction).
Dalam rangka konsistensi dan perbandingan dalam pengukuran nilai wajar dan pengungkapan terkait, Bank
melakukan pengukuran nilai wajar atas instrumen keuangan yang dimiliki dengan hirarki berikut:
a. Tingkat 1 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari harga kuotasian (tidak disesuaikan) dalam pasar
aktif untuk aset atau liabilitas yang identik.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18
b. Tingkat 2 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari input selain harga kuotasian yang termasuk
dalam Tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset atau liabilitas, baik secara langsung (misalnya harga)
atau secara tidak langsung (misalnya deviasi dari harga).
c. Tingkat 3 pengukuran nilai wajar adalah yang berasal dari teknik penilaian yang mencakup input untuk aset
atau liabilitas yang bukan berdasarkan data pasar yang dapat diobservasi (input yang tidak dapat
diobservasi).
j. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain
Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan giro pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada Catatan
2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
k. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan
piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain mengacu pada
Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
l. Efek-efek
Efek-efek diklasifikasikan dalam kategori diperdagangkan, tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengukuran awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan efek-efek mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset
keuangan.
m. Tagihan dan Liabilitas Derivatif
Tagihan dan liabilitas derivatif diklasifikasikan dalam kategori diukur pada nilai wajar melalui laba rugi (FVTPL).
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas derivatif mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g
dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.
n. Kredit
Kredit diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan kredit mengacu pada Catatan 2e, 2g dan 2i terkait aset keuangan.
o. Restrukturisasi Kredit Bermasalah
Kerugian yang timbul dari restrukturisasi kredit yang berkaitan dengan modifikasi persyaratan kredit diakui bila
nilai sekarang dari jumlah penerimaan kas yang akan datang yang telah ditentukan dalam persyaratan kredit
yang baru, termasuk penerimaan yang diperuntukkan sebagai bunga maupun pokok, adalah lebih kecil dari
nilai kredit yang diberikan yang tercatat sebelum restrukturisasi seperti yang dibahas pada Catatan 2n.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
19
p. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi
Tagihan akseptasi diklasifikasikan dalam kategori pinjaman yang diberikan dan piutang. Liabilitas akseptasi
dikategorikan sebagai liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar,
penurunan nilai dan penghentian pengakuan tagihan dan liabilitas akseptasi mengacu pada Catatan 2e, 2f, 2g
dan 2i terkait aset keuangan dan liabilitas keuangan.
q. Sewa
Sewa merupakan suatu perjanjian yang mana lessor memberikan kepada lessee hak untuk menggunakan aset
selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian
pembayaran kepada lessor.
Sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substantial seluruh
risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Sewa lainnya, yang tidak memenuhi kriteria tersebut,
diklasifikasikan sebagai sewa operasi.
Sebagai Lessor
Pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Biaya langsung awal yang terjadi dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi ditambahkan dalam
jumlah tercatat dari aset sewaan dan diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa.
Sebagai Lessee
Pembayaran sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar garis lurus (straight-line basis) selama masa
sewa, kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang
dinikmati pengguna. Rental kontijen diakui sebagai beban di dalam periode terjadinya.
Dalam hal insentif diperoleh dalam sewa operasi, insentif tersebut diakui sebagai liabilitas. Keseluruhan
manfaat dari insentif diakui sebagai pengurangan dari biaya sewa dengan dasar garis lurus kecuali terdapat
dasar sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu dari manfaat yang dinikmati pengguna.
r. Biaya Dibayar Dimuka
Biaya dibayar dimuka diamortisasi selama manfaat masing-masing biaya dengan menggunakan metode garis
lurus.
s. Aset Tetap
Aset tetap yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan barang atau jasa atau untuk tujuan administratif
dicatat berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan dan akumulasi kerugian
penurunan nilai.
Penyusutan diakui sebagai penghapusan biaya perolehan aset dengan menggunakan metode garis lurus
(straight-line method) masing-masing dengan tarif sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20
Tahun
Bangunan 20
Prasarana kantor (partisi dan renovasi kantor) 5
Kendaraan bermotor 5
Perabotan kantor 5
Peralatan kantor 5
Perangkat keras komputer 5
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode penyusutan direview setiap akhir tahun dan pengaruh dari
setiap perubahan estimasi tersebut berlaku prospektif.
Tanah dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dan tidak disusutkan.
Beban pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laba rugi pada saat terjadinya. Biaya-biaya lain yang
terjadi selanjutnya yang timbul untuk menambah, mengganti atau memperbaiki aset tetap dicatat sebagai biaya
perolehan aset jika dan hanya jika besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan
aset tersebut akan mengalir ke entitas dan biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.
Aset tetap yang dihentikan pengakuannya atau yang dijual nilai tercatatnya dikeluarkan dari kelompok aset
tetap. Keuntungan atau kerugian dari penjualan aset tetap tersebut dibukukan dalam laba rugi.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan. Biaya perolehan tersebut termasuk biaya
pinjaman yang terjadi selama masa pembangunan yang timbul dari utang yang digunakan untuk pembangunan
aset tersebut. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aset tetap yang bersangkutan
pada saat selesai dan siap digunakan.
t. Aset Tak Berwujud
Aset tak berwujud merupakan perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dan dicatat sebesar biaya perolehan
dikurangi akumulasi amortisasi.
Amortisasi diakui dalam laba rugi dengan menggunakan metode garis lurus (straight - line method)
berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis selama 5 tahun.
Masa manfaat ekonomis, nilai residu dan metode amortisasi direview setiap akhir periode.
u. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan kecuali Goodwill
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menelaah nilai tercatat aset non-keuangan untuk menentukan
apakah terdapat indikasi bahwa aset tersebut telah mengalami penurunan nilai. Jika terdapat indikasi tersebut,
nilai yang dapat diperoleh kembali dari aset diestimasi untuk menentukan tingkat kerugian penurunan nilai (jika
ada). Bila tidak memungkinkan untuk mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali atas suatu aset individu,
Bank mengestimasi nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas atas aset.
Perkiraan jumlah terpulihkan adalah nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi biaya untuk pelepasan nilai pakai.
Dalam menilai nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai kini menggunakan tingkat
diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilaian pasar kini dari nilai waktu uang dan risiko spesifik atas
aset yang mana estimasi arus kas masa depan belum disesuaikan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21
Jika jumlah yang yang terpulihkan dari aset non-keuangan (unit penghasil kas) lebih kecil dari nilai tercatatnya,
nilai tercatat aset (unit penghasil kas) diturunkan menjadi sebesar nilai terpulihkan dan rugi penurunan nilai
segera diakui dalam laba rugi.
v. Agunan yang Diambil Alih
Tanah dan aset lainnya (jaminan kredit yang telah diambil alih oleh Bank) disajikan dalam akun Agunan yang
Diambil Alih dalam kelompok “Aset lain-lain”.
Agunan yang diambil alih diakui sebesar nilai realisasi bersih. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi
bersih dari agunan yang diambil alih, dibebankan kedalam akun cadangan kerugian penurunan nilai.
Selisih antara nilai agunan yang telah diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau
kerugian pada saat penjualan agunan.
Manajemen mengevaluasi nilai agunan yang diambil alih secara berkala. Cadangan kerugian penurunan nilai
agunan yang diambil alih dibentuk atas penurunan nilai agunan yang diambil alih.
Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui
penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laba rugi.
w. Liabilitas Segera
Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank kepada pihak lain yang sifatnya wajib segera dibayarkan sesuai
dengan perintah pemberi amanat perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan liabilitas segera mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.
x. Simpanan
Simpanan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan simpanan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas keuangan.
y. Simpanan dari Bank Lain
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain, baik local maupun luar negeri, dalam bentuk
giro, inter-bank call money dengan periode jatuh tempo menurut perjanjian kurang dari atau 90 hari, tabungan
dan deposito berjangka.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan simpanan dari bank lain mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2i terkait liabilitas
keuangan.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
22
z. Instrumen Utang dan Ekuitas yang Diterbitkan
Surat Berharga yang Diterbitkan
Obligasi yang diterbitkan diklasifikasikan dalam kategori liabilitas keuangan diukur pada biaya perolehan yang
diamortisasi.
Pengakuan, pengukuran awal, pengukuran setelah pengakuan awal, reklasifikasi, penentuan nilai wajar dan
penghentian pengakuan instrumen utang dan ekuitas yang diterbitkan mengacu pada Catatan 2f, 2g dan 2h
terkait liabilitas keuangan.
Biaya emisi saham
Biaya emisi saham yang menambah dan beratribusi secara langsung terhadap penerbitan saham baru
disajikan sebagai bagian dari tambahan modal disetor dan tidak diamortisasi.
aa. Pengakuan Pendapatan dan Beban Bunga
Pendapatan dan beban bunga diakui secara akrual menggunakan metode suku bunga efektif (Catatan 2e).
Pendapatan kredit yang mengalami penurunan nilai dihitung menggunakan suku bunga efektif atas dasar nilai
kredit setelah memperhitungkan kerugian penurunan nilai.
Pendapatan dan beban bunga yang diakui dalam laporan keuangan termasuk:
a) Bunga pada aset dan liabilitas keuangan pada biaya perolehan diamortisasi yang dihitung menggunakan
suku bunga efektif.
b) Bunga pada instrumen sekuritas investasi tersedia untuk dijual dihitung menggunakan suku bunga efektif.
Perubahan nilai wajar pada efek-efek yang diklasifikasikan sebagai diperdagangkan diukur pada nilai wajar
pada laba rugi dan derivatif lainnya yang digunakan untuk kepentingan manajemen risiko, dan aset dan
liabilitas keuangan lainnya yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, akan mempengaruhi laporan laba rugi
dan penghasilan komprehensif lain.
bb. Pengakuan Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi
Pendapatan provisi dan komisi yang berkaitan langsung dengan kegiatan perkreditan atau jangka waktu
tertentu yang jumlahnya signifikan ditangguhkan dan diamortisasi sesuai dengan jangka waktunya dengan
menggunakan suku bunga efektif.
Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan atau pinjaman dan jangka waktu tertentu
atau nilainya tidak material menurut Bank diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya
transaksi.
cc. Program Pensiun dan Imbalan Pasca Kerja Lainnya
Program Iuran Pasti
Pembayaran kepada program dana pensiun pasti dibebankan pada saat jatuh tempo. Pembayaran kepada
program dana pensiun didasarkan pada iuran pasti tertentu yang ditentukan program.
Program Imbalan Pasti
Bank juga memberikan imbalan pasca kerja imbalan pasti, untuk karyawan sesuai dengan Undang-undang
Ketenagakerjaan No. 13/2003. Tidak terdapat pendanaan yang disisihkan sehubungan dengan imbalan pasca-
kerja ini.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23
Biaya penyediaan imbalan ditentukan dengan menggunakan metode projected unit credit dengan penilaian
aktuaria yang dilakukan pada setiap akhir periode pelaporan tahunan. Pengukuran kembali, terdiri dari
keuntungan dan kerugian aktuarial, perubahan dampak batas atas aset (jika ada) dan dari imbal hasil atas aset
program (tidak termasuk bunga), yang tercermin langsung dalam laporan posisi keuangan yang dibebankan
atau dikreditkan dalam penghasilan komprehensif lain periode terjadinya. Pengukuran kembali diakui dalam
penghasilan komprehensif lain tercermin segera sebagai pos terpisah pada penghasilan komprehensif lain di
ekuitas dan tidak akan direklas ke laba rugi. Biaya jasa lalu diakui dalam laba rugi pada periode amandemen
program. Bunga neto dihitung dengan mengalikan tingkat diskonto pada awal periode imbalan pasti dengan
liabilitas atau aset imbalan pasti neto. Biaya imbalan pasti dikategorikan sebagai berikut:
a) Biaya jasa (termasuk biaya jasa kini, biaya jasa lalu serta keuntungan dan kerugian kurtailmen dan
penyelesaian)
b) Beban atau pendapatan bunga neto
c) Pengukuran kembali
Bank menyajikan dua komponen pertama dari biaya imbalan pasti di laba rugi, keuntungan dan kerugian
kurtailmen dicatat sebagai biaya jasa lalu.
Liabilitas imbalan pensiun yang diakui pada laporan posisi keuangan merupakan defisit atau surplus aktual
dalam program imbalan pasti Bank. Surplus yang dihasilkan dari perhitungan ini terbatas pada nilai kini
manfaat ekonomik yang tersedia dalam bentuk pengembalian dana program dan pengurangan iuran
masa depan ke program.
Liabilitas untuk pesangon diakui pada lebih awal ketika entitas tidak dapat lagi menarik tawaran imbalan
tersebut dan ketika entitas mengakui biaya restrukturisasi terkait.
Imbalan kerja jangka panjang lainnya
Bank memberikan penghargaan masa kerja kepada karyawan yang memenuhi persyaratan.
Perhitungan imbalan kerja jangka panjang lainnya ditentukan dengan menggunakan metode Projected Unit
Credit. Jumlah diakui sebagai provisi untuk imbalan kerja jangka panjang lainnya di laporan posisi keuangan
adalah nilai kini kewajiban imbalan pasti.
dd. Pajak Penghasilan
Pajak saat terutang berdasarkan laba kena pajak untuk satu tahun. Laba kena pajak berbeda dari laba sebelum
pajak seperti yang dilaporkan dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain karena pos
pendapatan atau beban yang dikenakan pajak atau dikurangkan pada tahun berbeda dan pos-pos yang tidak
pernah dikenakan pajak atau tidak dapat dikurangkan.
Beban pajak kini ditentukan berdasarkan laba kena pajak dalam periode yang bersangkutan yang dihitung
berdasarkan tarif pajak yang berlaku.
Pajak tangguhan diakui atas perbedaan temporer antara jumlah tercatat aset dan liabilitas dalam laporan
keuangan dengan dasar pengenaan pajak yang digunakan dalam perhitungan laba kena pajak. Liabilitas pajak
tangguhan umumnya diakui untuk seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan umumnya
diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang dapat dikurangkan sepanjang kemungkinan besar bahwa laba
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
24
kena pajak akan tersedia sehingga peredaan temporer dapat dimanfaatkan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan
tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal (bukan kombinasi bisnis) dari aset dan
liabilitas suatu transaksi yang tidak mempengaruhi laba kena pajak atau laba akuntansi. Selain itu, liabilitas
pajak tangguhan tidak diakui jika perbedaan temporer timbul dari pengakuan awal goodwill.
Aset dan liabilitas pajak tangguhan diukur dengan menggunakan tarif pajak yang diekspektasikan berlaku
dalam periode ketika liabilitas diselesaikan atau aset dipulihkan dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang
telah berlaku atau secara substantif telah berlaku pada akhir periode pelaporan.
Pengukuran aset dan liabilitas pajak tangguhan mencerminkan konsekuensi pajak yang sesuai dengan cara
Bank ekspektasikan, pada akhir periode pelaporan, untuk memulihkan atau menyelesaikan jumlah tecatat aset
dan liabilitasnya.
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan dikaji ulang pada akhir periode pelaporan dan dikurangi jumlah
tercatatnya jika kemungkinan besar laba kena pajak tidak lagi tersedia dalam jumlah yang memadai untuk
mengkompensasikan sebagian atau seluruh aset pajak tangguhan tersebut.
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang
pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian yang diakui, diluar laba rugi (baik dalam
pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung di ekuitas), dalam hal tersebut pajak juga diakui di luar
laba rugi atau yang timbul dari akuntansi awal atau kombinasi bisnis. Dalam kasus kombinasi bisnis, pengaruh
pajak termasuk dalam akuntansi kombinasi bisnis.
ee. Laba (Rugi) per Saham
Laba (rugi) per saham dasar dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada periode yang bersangkutan.
Laba (rugi) per saham dilusian dihitung dengan membagi laba (rugi) bersih yang diatribusikan kepada pemilik
entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang telah disesuaikan dengan dampak dari
semua efek berpotensi saham biasa yang dilutif.
ff. Segmen Operasi
Segmen operasi diidentifikasi berdasarkan laporan internal mengenai komponen dari Bank yang secara regular
direview oleh “pengambil keputusan operasional” dalam rangka mengalokasikan sumber daya dan menilai
kinerja segmen operasi.
Segmen operasi adalah suatu komponen dari entitas:
a) Yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang mana memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban
(termasuk pendapatan dan beban terkait dengan transaksi dengan komponen lain dari entitas yang sama);
b) Yang hasil operasinya dikaji ulang secara regular oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat
keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya; dan
c) Dimana tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan.
Informasi yang digunakan oleh pengambil keputusan operasional dalam rangka alokasi sumber daya dan
penilaian kinerja mereka terfokus pada kategori dari setiap produk.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25
3. PERTIMBANGAN KRITISI AKUNTANSI DAN ESTIMASI AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
Dalam penerapan kebijakan akuntansi Bank, yang dijelaskan dalam Catatan 3, manajemen diwajibkan untuk
membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi tentang jumlah tercatat aset dan liabilitas yang tidak tersedia dari
sumber lain. Estimasi dan asumsi yang terkait didasarkan pada pengalaman historis dan faktor-faktor lain yang
dianggap relevan. Hasil aktualnya mungkin berbeda dari estimasi tersebut.
Estimasi dan asumsi yang mendasari ditelaah secara berkelanjutan. Revisi estimasi akuntansi diakui dalam
periode yang estimasi tersebut direvisi jika revisi hanya mempengaruhi periode tersebut, atau pada periode revisi
dan periode masa depan jika revisi mempengaruhi periode saat ini dan masa depan.
Pertimbangan Kritis dalam Penerapan Kebijakan Akuntansi
Di bawah ini adalah pertimbangan kritisi, selain dari estimasi yang telah diatur, dimana manajemen telah membuat
suatu proses penerapan kebijakan akuntansi Bank dan memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah yang
diakui dalam laporan keuangan.
Aset Keuangan Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Klasifikasi atas aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo memerlukan pertimbangan yang signifikan. Dalam
membuat pertimbangan tersebut, Bank mengevaluasi tujuan dan kemampuan untuk memiliki suatu investasi
hingga jatuh tempo. Jika Bank tidak dapat menjaga investasinya hingga jatuh tempo selain dalam kondisi
tertentu - contohnya, menjual sekuritas dengan nilai tidak signifikan pada waktu yang mendekati jatuh tempo - hal
ini mengharuskan reklasifikasi seluruh portofolio menjadi investasi tersedia untuk dijual. Investasi tersebut
selanjutnya akan diukur pada nilai wajar dan bukan pada biaya perolehan diamortisasi.Jumlah tercatat atas
sekuritas dimiliki hingga jatuh tempo diuangkapkan dalam Catatan 8.
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Asumsi utama mengenai masa depan dan sumber estimasi ketidakpastian utama lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material terhadap jumlah tercatat aset
dan liabilitas dalam periode pelaporan berikutnya dijelaskan dibawah ini.
Rugi penurunan nilai aset keuangan
Bank menilai penurunan nilai aset keuangan pada setiap tanggal pelaporan. Dalam menentukan apakah rugi
penurunan nilai harus dicatat dalam laba rugi, manajemen membuat penilaian, apakah terdapat bukti obyektif
bahwa kerugian telah terjadi. Suatu aset keuangan dinyatakan mengalami penurunan nilai bila ada bukti obyektif
terjadinya peristiwa yang berdampak pada estimasi arus kas atas aset keuangan. Bukti tersebut meliputi data yang
dapat diobservasi yang menunjukkan bahwa telah terjadi peristiwa yang merugikan dalam status pembayaran
debitur atau kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan kelalaian membayar piutang.
Cadangan kerugian penurunan nilai akan dibentuk untuk mengakui kerugian penurunan nilai yang terjadi dalam
portofolio aset keuangan. Manajemen menggunakan perkiraan berdasarkan pengalaman kerugian historis untuk
aset dengan karakteristik risiko kredit dan bukti obyektif adanya penurunan nilai yang serupa dengan yang ada
dalam portofolio pada saat penjadwalan arus kas masa depan.
Manajemen juga membuat penilaian atas metodologi dan asumsi untuk memperkirakan jumlah dan waktu arus kas
masa depan yang direview secara berkala untuk mengurangi perbedaan antara estimasi kerugian dan kerugian
aktualnya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
26
Bank melakukan penilaian terhadap penurunan nilai dalam dua cara, yaitu:
a. Individual, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang melebihi ambang batas (threshold) tertentu dan aset
keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai yang telah teridentifikasi secara terpisah pada tanggal
laporan posisi keuangan. Kerugian penurunan nilai adalah selisih antara nilai tercatat dan nilai kini dari estimasi
terbaik atas arus kas masa depan dan realisasi agunan pada tingkat suku bunga efektif awal dari aset
keuangan tersebut. Estimasi ini dilakukan dengan mempertimbangkan kapasitas utang dan fleksibilitas
keuangan debitur, kualitas pendapatan debitur, jumlah dan sumber arus kas, industri di mana debitur
beroperasi dan nilai realisasi agunan. Estimasi jumlah dan waktu pemulihan masa depan akan membutuhkan
banyak pertimbangan. Jumlah penerimaan tergantung pada kinerja debitur pada masa mendatang dan nilai
agunan, keduanya akan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi di masa depan, di samping itu agunan mungkin tidak
mudah dijual. Nilai aktual arus kas masa depan dan tanggal penerimaan mungkin berbeda dari estimasi
tersebut dan akibatnya kerugian aktual yang terjadi mungkin berbeda dengan yang diakui dalam laporan
keuangan.
b. Kolektif, dilakukan untuk jumlah aset keuangan yang tidak melebihi ambang batas (threshold) tertentu, tidak
memiliki bukti obyektif penurunan nilai dan aset keuangan yang memiliki bukti obyektif penurunan nilai, namun
belum diidentifikasi secara terpisah pada tanggal laporan posisi keuangan. Pembentukan kerugian penurunan
nilai dilakukan secara kolektif dengan antara lain memperhitungkan jumlah dan lamanya tunggakan, agunan
dan pengalaman kerugian masa lalu. Faktor paling penting dalam pembentukan cadangan adalah probability of
default dan loss given default. Kualitas aset keuangan pada masa mendatang dipengaruhi oleh ketidakpastian
yang dapat menyebabkan kerugian aktual aset keuangan dapat berbeda secara material dari cadangan
kerugian penurunan nilai yang telah dibentuk. Ketidakpastian ini termasuk lingkungan ekonomi, suku bunga
dan pengaruhnya terhadap pembelanjaan debitur, tingkat pengangguran dan perilaku pembayaran.
Manfaat Karyawan
Penentuan liabilitas imbalan kerja tergantung pada pemilihan asumsi tertentu yang digunakan oleh aktuaris dalam
menghitung jumlah liabilitas tersebut. Asumsi tersebut termasuk antara lain tingkat diskonto dan tingkat kenaikan
gaji. Realisasi yang berbeda dari asumsi Bank diakumulasi dan diamortisasi selama periode mendatang dan
akibatnya akan berpengaruh terhadap jumlah biaya serta liabilitas yang diakui di masa mendatang. Walaupun
asumsi Bank dianggap tepat dan wajar, namun perubahan signifikan pada kenyataannya atau perubahan
signifikan dalam asumsi yang digunakan dapat berpengaruh secara signifikan terhadap liabilitas imbalan pasca
kerja Bank.
Taksiran Masa Manfaat Ekonomis Aset Tetap
Masa manfaat setiap aset tetap Bank ditentukan berdasarkan kegunaan yang diharapkan dari aset tersebut.
Estimasi ini ditentukan berdasarkan evaluasi teknis internal dan pengalaman atas aset sejenis. Masa manfaat
setiap aset direview secara periodik dan disesuaikan apabila prakiraan berbeda dengan estimasi sebelumnya
karena keausan, keusangan teknis dan komersial, hukum atau keterbatasan lainnya atas pemakaian aset. Namun
terdapat kemungkinan bahwa hasil operasi dimasa mendatang dapat dipengaruhi secara signifikan oleh
perubahan atas jumlah serta periode pencatatan biaya yang diakibatkan karena perubahan faktor yang disebutkan
di atas.
Perubahan masa manfaat aset tetap dapat mempengaruhi jumlah biaya penyusutan yang diakui dan penurunan
nilai tercatat aset tersebut.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27
Nilai tercatat aset tetap diungkapkan dalam Catatan 13.
4. KAS
Saldo Kas terdiri atas :
31-Mar-18 31-Des-17
Rupiah 119.381 119.530
Dollar Amerika Serikat 2.313 1.809
Dollar Singapura 469 430
Jumlah 122.163 121.769
Saldo kas termasuk uang pada mesin ATM (Automated Teller Machines) sejumlah Rp 12.562 dan
Rp 16.827 masing-masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
5. GIRO PADA BANK INDONESIA
Jumlah Persentase Jumlah Persentase
Rupiah 472.668 90% 523.792 87%
Dollar Amerika Serikat 55.070 10% 80.048 13%
527.738 100% 603.840 100%
31-Mar-18 31-Des-17
Sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 dan
perubahannya PBI No. 17/21/PBI/2015 tanggal 26 November 2015, PBI No. 18/3/PBI/2016 tanggal
10 Maret 2016, PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 18 Agustus 2016 dan PBI No. 19/6/PBI/2017 tanggal
18 April 2017 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum bagi Bank Umum konvensional dalam Rupiah dan Valuta
Asing, setiap bank di Indonesia diwajibkan mempunyai saldo giro minimum di Bank Indonesia untuk cadangan
likuiditas. Giro Wajib Minimum (GWM) dalam Rupiah terdiri dari GWM Primer ditetapkan sebesar rata-rata
6,5% dan secara harian sebessar 5% dan GWM Sekunder ditetapkan sebesar 4% serta GWM Loan to Funding
Ratio (LFR) sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan
selisih antara LFR bank dan LFR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum (KPMM) bank dan KPMM Insentif. GWM dalam Dollar Amerika Serikat ditetapkan sebesar 8%.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, rincian giro wajib minimum Bank adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
Rupiah
GWM Primer
Harian 5,50% 5,61%
Rata-rata 6,68% 6,86%
GWM Sekunder 14,75% 14,85%
Dollar Amerika Serikat
GWM Primer 9,03% 8,29%
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, Bank telah memenuhi GWM yang harus disediakan sesuai
dengan ketentuan Bank Indonesia.
6. GIRO PADA BANK LAIN
Rincian giro pada bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya dan jenis mata uang adalah
sebagai berikut :
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
28
31-Mar-18 31-Dec-17
Rp Juta Rp Juta
Pihak ketiga
Rupiah
Bank Central Asia 47.806 26.875
Standard Chartered Bank 57 28
Bank Maybank Indonesia 55 4
Bank Mandiri 45 46
Bank CIMB Niaga 1 1
Sub jumlah 47.964 26.954
Dollar Amerika Serikat
Standard Chartered Bank, New York 149.375 134.354
Bank Mandiri, Jakarta 10.490 8.731
Bank Central Asia, Jakarta 5.836 13.207
Standard Chartered Bank, Jakarta 2 2
Sub jumlah 165.703 156.294
Dollar Singapura
United Overseas Bank Ltd., Singapura 7.440 4.203
Euro
Standard Chartered Bank, Frankurt 1.533 1.454
Dollar Australia
Commonwealth Bank, Sydney 744 781
Dollar Hongkong
Standard Chartered Bank, Hongkong 1.103 1.228
Yen Jepang
Wells Fargo Bank, Tokyo 595 -
Standard Chartered Bank, Tokyo - 1.512
Sub jumlah 595 1.512
Renmimbi
Bank ICBC Indonesia 1.144 138
Jumlah Giro pada Bank Lain 226.226 192.564
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
31-Mar-18 31-Des-17
Rupiah 0,05% 0,07%
Valuta Asing 0,01% 0,01%
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijadikan agunan
oleh Bank.
Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh
giro pada bank lain dapat ditagih.
7. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan jenis penempatan adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29
Jangka waktu Tingkat bunga
efektif rata-rata
per tahun
Jumlah Jangka waktu
Tingkat bunga
efektif rata-rata
per tahun
Jumlah
Pihak ketiga
Rupiah
Sertifikat Deposito Bank Indonesia 182 - 364 hari 5,18% 494.029 182 - 364 hari 5,67% 492.216
Fasililtas Simpanan Bank Indonesia 4 hari 3,50% 261.975 3 hari 3,91% 159.984
Call money - 0,00% - 14 - 15 hari 4,37% 150.000
Sertifikat Deposito - 0,00% - 370 hari 7,36% 44.322
Sub jumlah 756.004 846.522
Valas
Call Money 4 hari 1,68% 192.744 - 0,00% -
Term deposit Bank Indonesia - 0,00% - 4 hari 1,01% 271.350
Sub jumlah 192.744 271.350
Jumlah Penempatan pada
Bank Indonesia dan Bank Lain 948.748 1.117.872
31 Maret 2018 31 Desember 2017
Rincian penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan pihak dimana Bank menempatkan dananya
adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Dec-17
Rp Juta Rp Juta
Pihak ketiga
Rupiah
Bank Indonesia 756.004 652.200
Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia - 100.000
Bank BJB - 50.000
Bank Negara Indonesia - 44.322
Sub jumlah 756.004 846.522
Valuta Asing
Bank Negara Indonesia 96.373 -
Bank Sinarmas 96.371 -
Bank Indonesia - 271.350
Sub jumlah 192.744 271.350
Jumlah Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 948.748 1.117.872
Penempatan pada bank lain pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 ditempatkan pada pihak ketiga
dan dikelompokkan sebagai lancar.
Tidak terdapat cadangan kerugian penurunan nilai yang diakui karena manajemen berpendapat bahwa seluruh
penempatan pada bank lain dapat ditagih.
8. EFEK-EFEK
Seluruh efek-efek dilakukan dengan pihak ketiga dan dalam mata uang rupiah.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30
Berdasarkan jenis dan tujuan investasi, efek-efek adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Dec-17Rp Juta Rp Juta
Dimiliki hingga jatuh tempoObligasi Pemerintah Indonesia 476.251 476.251
Tersedia untuk dijualObligasi Pemerintah Indonesia 187.865 306.005 Obligasi lainnya 110.811 102.799Reksadana 31.196 81.336
Jumlah efek tersedia untuk dijual 329.872 490.140
DiperdagangkanObligasi Pemerintah Indonesia 130.041 124.725 Obligasi lainnya 98.792 10.021
Jumlah efek diperdagangkan 228.833 134.746
Jumlah Efek-Efek 1.034.956 1.101.137
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun untuk efek-efek adalah sebagai berikut :
31-Mar-18 31-Des-17
Rupiah
Obligasi Pemerintah Indonesia 6,94% 6,38%
Obligasi lainnya 6,99% 8,12%
Jangka waktu efek sejak tanggal pembelian hingga tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
Obligasi Pemerintah Indonesia 19 bulan - 31 tahun 8 bulan - 28 tahun
Obligasi lainnya 13 - 37 bulan 26 - 61 bulan
Rincian efek-efek berdasarkan penerbit dan peringkat obligasi berdasarkan beberapa perusahaan pemeringkat
pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Rp Juta Peringkat Rp Juta Peringkat
Rupiah
Obligasi
Pemerintah Republik Indonesia 794.156 idBBB 906.981 idBBB
Perusahaan Lainnya
PT Pegadaian Persero 78.569 idAAA - -
PT Sarana Multigriya Finance 50.010 idAA+ 10.021 idAAA
Lembaga pembiayaan ekspor indonesia 50.000 idAAA - -
PT. Adira Dinamika Multifinace 30.000 idAAA - -
PT Surya Artha Nusantara 1.025 idAA- 1.020 idAA-
PT Pupuk Indonesia - - 50.114 idAAA
PT Hutama Karya - - 45.665 idAAA
PT Aneka Tambang - - 6.000 idBBB+
Reksadana
Danareksa Seruni Pasar Uang II 31.196 81.336
Jumlah Efek-efek 1.034.956 1.101.137
31-Des-1731-Mar-18
Efek-efek telah diperingkat oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan Fitch Rating Indonesia.
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, tidak terdapat efek-efek yang dijadikan agunan oleh Bank.
9. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF
Bank melakukan transaksi derivatif dalam bentuk pembelian dan penjualan berjangka valuta asing (forward) dan
swap untuk tujuan trading.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31
Risiko pasar dari transaksi derivatif timbul dari potensi perubahan nilai akibat fluktuasi kurs mata uang asing,
sedangkan risiko kredit timbul dalam hal pihak lain tidak dapat memenuhi kewajibannya kepada Bank.
Rincian tagihan dan liabilitas derivatif pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Tagihan Liabilitas Tagihan Liabilitas
Forward 238 447 - 53
Spot 90 272 20 42
328 719 20 95
31-Des-1731-Mar-18
Tagihan derivatif pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 merupakan transaksi pada pihak ketiga
dan dikelompokkan sebagai lancar.
10. KREDIT YANG DIBERIKAN
Kredit memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar resiko suku bunga atas nilai
wajar (fair value interest rate risk) dan resiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate risk)
a. Kredit yang diberikan menurut jenisnya adalah sebagai berikut :
Berelasi Pihak Ketiga Jumlah Berelasi Pihak Ketiga Jumlah
Rupiah
Modal Kerja 52.785 2.402.546 2.455.331 62.859 2.627.836 2.690.695
Konsumsi 24.491 3.026.309 3.050.800 25.044 2.880.557 2.905.601
Investasi - 1.122.987 1.122.987 - 1.185.460 1.185.460
Pinjaman Karyawan 10.220 26.850 37.070 10.562 30.236 40.798
Jumlah 87.496 6.578.692 6.666.188 98.465 6.724.089 6.822.554
Valuta Asing
Modal Kerja - 233.897 233.897 - 239.800 239.800
Investasi - 46.530 46.530 - 52.568 52.568
Jumlah - 280.427 280.427 - 292.368 292.368
Jumlah Kredit 87.496 6.859.119 6.946.615 98.465 7.016.457 7.114.922
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (227.110) (331.116)
Kredit Bersih 6.719.505 6.783.806
Hubungan Hubungan
31-Des-1731-Mar-18
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk kredit yang diberikan pada tanggal
31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 telah memadai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32
b. Kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi adalah sebagai berikut :
31-Mar-18 31-Dec-17
Rp Juta Rp Juta
Rupiah
Rumah Tangga 2.529.002 2.513.788
Jasa-jasa dunia usaha 2.175.075 2.326.275
Perindustrian 606.931 611.105
Perdagangan, restoran dan hotel 586.534 652.467
Konstruksi 184.678 214.360
Angkutan, gudang dan komunikasi 85.874 63.476
Jasa sosial/masyarakat 14.330 13.066
Pertambangan 8.232 5.436
Pertanian dan perhutanan 5.177 2.693
Listrik, gas dan air 895 893
Lainnya 469.460 418.995
Jumlah - Rupiah 6.666.188 6.822.554
Valuta asing
Perindustrian 224.633 236.565
Angkutan, gudang dan komunikasi 55.064 55.084
Listrik, gas dan air 730 719
Jumlah - Valuta asing 280.427 292.368
Jumlah 6.946.615 7.114.922
Cadangan kerugian penurunan nilai (227.110) (331.116)
Jumlah Kredit - Bersih 6.719.505 6.783.806
Sektor ekonomi lain-lain terdiri dari perikanan, pertambangan, penyediaan akomodasi, listrik, gas dan air,
transportasi dan perantara keuangan
c. Kredit yang diberikan berdasarkan penilaian internal bank sebagai berikut :
31-Mar-18 31-Dec-17
Rp Juta Rp Juta
Kredit yang dinilai secara individual
Baki debet 414.462 520.807
Cadangan kerugian penurunan
nilai (191.178) (297.234)
Jumlah 223.284 223.573
Kredit yang dinilai secara kolektif
Baki debet 6.532.153 6.594.115
Cadangan kerugian penurunan
nilai (35.932) (33.882)
Jumlah 6.496.221 6.560.233
Jumlah Kredit - Bersih 6.719.505 6.783.806
d. Kredit yang diberikan berdasarkan jangka waktu adalah sebagai berikut :
Jangka waktu pinjaman diklasifikasikan berdasarkan periode pinjaman dalam perjanjian kredit adalah sebagai
berikut:
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
≤ 1 tahun 1.696.033 207.622 1.903.655 1.278.213 211.428 1.489.641
1-2 tahun 230.935 730 231.665 655.773 719 656.492
2-5 tahun 2.270.249 25.633 2.295.882 2.097.637 28.483 2.126.120
> 5 tahun 2.468.971 46.442 2.515.413 2.790.932 51.737 2.842.669
Jumlah Kredit 6.666.188 280.427 6.946.615 6.822.555 292.367 7.114.922
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (227.110) (331.116)
Kredit Bersih 6.719.505 6.783.806
31-Des-1731-Mar-18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33
e. Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
31-Mar-18 31-Des-17
Rupiah
Investasi 18,10% 18,19%
Modal Kerja 13,75% 13,73%
Konsumsi 13,25% 13,22%
Kartu kredit 28,21% 30,25%
Pinjaman sindikasi 12,53% 12,61%
Dollar Amerika
Investasi 9,78% 7,39%
Modal Kerja 7,07% 7,07%
f. Kredit yang diberikan kepada karyawan Bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan
keperluan lainnya dengan jangka waktu 1 (satu) sampai 20 (dua puluh) tahun dan dibayar kembali melalui
pemotongan gaji setiap bulan.
g. Kredit kepada pihak berelasi kecuali kredit yang diberikan kepada karyawan diberikan dengan persyaratan dan
kondisi yang sama dengan kredit yang diberikan kepada pihak ketiga.
h. Rasio kredit usaha mikro dan kecil terhadap kredit yang diberikan adalah sebesar 5,23% dan 5,88% masing-
masing pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
i. Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, rincian kredit yang direstrukturisasi menurut jenis
pinjaman sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
Rupiah
Kredit modal kerja 210.060 250.716
Kredit investasi 80.617 82.101
Kredit konsumsi 2.939 2.624
Jumlah - rupiah 293.616 335.441
Valuta asing
Kredit modal kerja 25.675 26.067
Jumlah - valuta asing 25.675 26.067
Jumlah kredit 319.291 361.508
j. Berikut ini adalah saldo kredit pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 berdasarkan klasifikasi
kolektibilitas:
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
Lancar 5.699.439 163.409 5.862.848 5.805.953 148.059 5.954.012
Dalam Perhatian Khusus 628.879 54.464 683.343 563.655 82.663 646.318
Kurang Lancar 58.361 - 58.361 90.968 - 90.968
Diragukan 36.263 - 36.263 110.573 - 110.573
Macet 243.245 62.555 305.800 251.404 61.647 313.051
6.666.187 280.428 6.946.615 6.822.553 292.369 7.114.922
Cadangan Kerugian
Penurunan Nilai (227.110) (331.116)
Kredit Bersih 6.719.505 6.783.806
31-Des-1731-Mar-18
k. Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) kepada Bank Indonesia pada tanggal
31 Maret 2018 tidak terdapat kredit yang tidak memenuhi ketentuan BMPK.
l. Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, rincian kredit bermasalah menurut sektor ekonomi
adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
34
Kredit
bermasalah
Penyisihan
penurunan nilai
Kredit
bermasalah
Penyisihan
penurunan nilai
Rupiah
Konstruksi 64.518 56.036 75.334 69.864
Perindustrian 52.765 23.143 52.738 23.249
Perdagangan, restoran dan hotel 47.248 22.385 111.390 84.268
Jasa-jasa dunia usaha 29.929 28.360 74.963 73.494
Jasa sosial/masyarakat 4.497 623 4.565 708
Transportasi, gudang dan komunikasi 3.081 2.228 4.855 2.504
Pertanian dan perhutanan 1.799 638 1.805 588
Lainnya 134.032 55.167 127.295 52.984
Sub Jumlah 337.869 188.580 452.945 307.659
Valas
Perindustrian 61.826 5.876 60.928 5.791
Listrik, gas dan air 730 730 719 719
Sub Jumlah 62.556 6.606 61.647 6.510
Jumlah 400.425 195.186 514.592 314.169
31-Des-1731-Mar-18
m. Mutasi cadangan kerugian penurunan nilai adalah sebagai berikut :
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
Saldo awal tahun 324.576 6.540 331.116 52.008 513 52.521
Penyisihan (pemulihan)
tahun berjalan (Catatan 31)
Individual (85.559) 225 (85.334) 757.066 17.208 774.274
Kolektif 18.736 (24) 18.712 51.945 (39) 51.906
Penghapusan (37.495) - (37.495) (536.443) (11.161) (547.604)
Selisih Kurs - (111) (111) - 19 19
Saldo Periode Berjalan 220.258 6.630 226.888 324.576 6.540 331.116
31-Des-1731-Mar-18
n. Rasio non-performing loan (NPL) yang dihitung berdasarkan Surat Edaran Otoritas Jasa
Keuangan No. 43/SEOJK.03/2016 tanggal 28 september 2016 adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
Rasio NPL
NPL Gross 5,76% 7,23%
NPL Net 2,95% 2,82%
11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI
a. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan mata uang
31-Mar-18 31-Des-17 31-Mar-18 31-Des-17
Bukan bank - Pihak ketiga
Mata uang asing 1.544 1.522 1.544 1.522
Jumlah 1.544 1.522 1.544 1.522
Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi
Tagihan akseptasi pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 dikelompokkan sebagai lancar.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
35
b. Tagihan dan Liabilitas akseptasi berdasarkan jatuh tempo
31-Mar-18 31-Des-17 31-Mar-18 31-Des-17
Lebih dari 3 s/d 6 bulan 1.544 1.522 1.544 1.522
Jumlah 1.544 1.522 1.544 1.522
Liabilitas AkseptasiTagihan Akseptasi
12. BIAYA DIBAYAR DIMUKA
31-Mar-18 31-Des-17
Akuisisi kartu kredit 119.708 104.350
Sewa dibayar dimuka 38.601 34.010
Beban promosi dibayar dimuka 2.810 1.086
Pemeliharaan 651 7.372
Lainnya 6.343 4.150
168.113 150.968
Biaya dibayar dimuka lainnya terdiri atas premi LPS dan promosi tabungan MNC .
13. ASET TETAP
Aset tetap terdiri dari :
Aset tetap 01-Jan-18 31-Mar-18
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Bangunan dan
prasarana kantor 75.092 608 773 - 74.927
Kendaraan bermotor 2.814 - - - 2.814
Perabotan Kantor 17.722 - 156 - 17.566
Peralatan Kantor 19.382 480 73 - 19.789
Perangkat Keras Komputer 36.107 450 145 - 36.412
Aset tetap dalam
penyelesaian 45 - - - 45
Jumlah 151.162 1.538 1.147 - 151.553
Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana
kantor 48.420 1.944 750 - 49.614
Kendaraan Bermotor 1.782 123 - - 1.905
Perabotan Kantor 10.336 577 156 - 10.757
Peralatan Kantor 11.905 543 69 - 12.379
Perangkat Keras Komputer 23.606 997 142 - 24.461
Jumlah 96.049 4.184 1.117 - 99.116
Nilai Aset Tetap 55.113 52.437
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
36
Aset tetap 01-Jan-17 31-Des-17
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Bangunan dan
prasarana kantor 73.443 3.997 3.823 1.475 75.092
Kendaraan bermotor 3.322 - 508 - 2.814
Perabotan Kantor 17.576 1.474 1.414 86 17.722
Peralatan Kantor 17.338 3.167 1.264 141 19.382
Perangkat Keras Komputer 31.125 6.043 1.521 460 36.107
Aset tetap dalam
penyelesaian 700 1.507 - (2.162) 45
Jumlah 143.504 16.188 8.530 - 151.162
Akumulasi penyusutan :
Bangunan dan prasarana
kantor 44.901 7.301 3.782 - 48.420
Kendaraan Bermotor 1.797 493 508 - 1.782
Perabotan Kantor 9.578 2.161 1.403 - 10.336
Peralatan Kantor 11.384 1.773 1.252 - 11.905
Perangkat Keras Komputer 21.693 3.435 1.522 - 23.606
Jumlah 89.353 15.163 8.467 - 96.049
Nilai Aset Tetap 54.151 55.113
Rincian dan tingkat penyelesaian aset tetap dalam penyelesaian per 31 Maret 2018 adalah:
Renovasi ruangan divisi Card Centre dengan tingkat penyelesaian sebesar 20% 45
Pada tanggal 31 Maret 2018, tidak terdapat proyek yang mengalami hambatan yang siginifikan dalam
penyelesainnya. Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat semua aset tetap masih lebih rendah dari pada nilai
yang dapat dipulihkan, oleh karena itu tidak diperlukan penurunan nilai aset tetap.
Aset tetap dalam penyelesaian merupakan prasarana kantor dan peralatan kantor yang diperkirakan akan selesai
pada tahun 2018.
Aset tetap telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran, kecurian dan risiko lainnya kepada PT MNC Insurance
dengan jumlah pertanggungan sebesar Rp 105.847 juta dan Rp 101.400 juta masing – masing pada tanggal
31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk
menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.
14. ASET PAJAK TANGGUHAN
Rincian dari aset dan liabilitas pajak tangguhan Bank adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
Aset (liabilitas) pajak tangguhan
Cadangan kerugian penurunan nilai kredit 60.792 60.792
Liabilitas imbalan pasca kerja 13.339 13.339
Penyusutan aset tetap 2.847 2.847
Cadangan kerugian aset keuangan selain
kredit yang diberikan 5.794 5.794
Kerugian (keuntungan) yang belum direalisasi
atas perubahan nilai wajar efek tersedia untuk dijual 1.191 (806)
Lainnya (29.143) 2.580
Rugi fiskal 192.296 192.296
247.116 276.842
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
37
15. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset Tidak Berwujud 01-Jan-18 31-Mar-18
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer 98.738 64 - - 98.802
Aset Tidak berwujud
dalam penyelesaian 995 - - - 995
Sub Jumlah 99.733 64 - - 99.797
Akumulasi Amortisasi
Perangkat Lunak Komputer 75.163 1.700 - - 76.863
Sub Jumlah 75.163 1.700 - - 76.863
Jumlah Tercatat 24.570 22.934
Aset Tidak Berwujud 01-Jan-17 31-Des-17
Biaya Perolehan Penambahan Pengurangan Reklasifikasi
Piranti Lunak Komputer 85.106 8.681 46 4.997 98.738
Aset Tidak berwujud
dalam penyelesaian 3.274 2.718 - (4.997) 995
Sub Jumlah 88.380 11.399 46 - 99.733
Akumulasi Amortisasi
Perangkat Lunak Komputer 69.053 6.156 46 - 75.163
Sub Jumlah 69.053 6.156 46 - 75.163
Jumlah Tercatat 19.327 24.570
Rincian dan tingkat penyelesaian aset tidak berwujud dalam penyelesaian per 31 Maret 2018 adalah:
Enchancement sistem software dengan tingkat penyelesaian sebesar 28% 995
16. ASET LAIN-LAIN
Aset lain-lain terdiri dari :
31-Mar-18 31-Des-17
Agunan yang diambil alih 212.333 129.323
Pendapatan yang masih akan diterima 63.689 46.830
Biaya yang ditangguhkan 51.691 46.843
Setoran Jaminan 28.695 35.135
Lainnya 250.005 41.113
Sub Jumlah 606.413 299.244
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Aset Non Keuangan (23.173) (23.173)
Jumlah 583.240 276.071
Agunan yang diambil alih untuk periode 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 masing masing sebesar Rp.
212.333 dan Rp. 129.323.
Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan penurunan nilai untuk agunan yang diambil alih pada tanggal
31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017 telah memadai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
38
17. LIABILITAS SEGERA
Liabilitas segera terdiri dari :
31-Mar-18 31-Des-17
Transaksi pembelian Surat Berharga Trading 128.450 -
Titipan dana kliring 11.450 5.882
Transfer dana dalam proses 3.521 3.517
Titipan nasabah 788 578
Titipan Pajak Bumi dan bangunan 243 243
Lain-lain 33.410 29.365
Jumlah 177.862 39.585
18. SIMPANAN
Simpanan terdiri dari :
Berelasi Ketiga Jumlah Berelasi Ketiga Jumlah
Giro 268.260 780.767 1.049.027 369.317 490.174 859.491
Tabungan 29.171 555.171 584.342 15.881 591.080 606.961
Deposito Berjangka 858.162 6.123.410 6.981.572 198.996 7.362.261 7.561.257
Jumlah 1.155.593 7.459.348 8.614.941 584.194 8.443.515 9.027.709
31-Des-1731-Mar-18
Hubungan Hubungan
31-Mar-18 31-Des-17
Simpanan
Giro 1.049.027 859.491
Tabungan 584.342 606.961
Deposito Berjangka 6.981.572 7.561.257
Jumlah 8.614.941 9.027.709
Beban bunga yang
masih harus dibayar (Catatan 22)
Deposito Berjangka 28.912 33.275
Jumlah 8.643.853 9.060.984
a. Giro
Giro terdiri dari :
31-Mar-18 31-Des-17
Pihak berelasi
Rupiah 185.608 298.886
Dollar Amerika Serikat 82.628 70.409
Lainnya 24 22
Sub jumlah 268.260 369.317
Pihak ketiga
Rupiah 532.800 418.560
Dollar Amerika Serikat 242.773 64.967
Dollar Singapura 3.011 3.271
Euro 1.319 1.953
Lainnya 864 1.423
Sub jumlah 780.767 490.174
Jumlah 1.049.027 859.491
31-Mar-18 31-Des-17
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:
Rupiah 2,27% 2,74%
Valas 0,76% 0,88%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
39
Jumlah giro yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017
masing-masing sebesar Rp 25.427 dan Rp 32.262.
b. Tabungan
Tabungan terdiri dari :
31-Mar-18 31-Des-17
Tabungan MNC 410.202 434.709
Tabungan MNC Bisnis 46.895 34.666
Tabungan MNC Junior 20.123 20.690
Tabungan Rencana MNC 17.877 19.685
Tabungan MNC Program Hadiah 9.659 9.799
Tabunganku 9.532 13.813
Tabungan MNC Bunga Khusus 4.658 1.936
Lainnya 65.396 71.663 Total Tabungan 584.342 606.961
31-Mar-18 31-Des-17
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:
Rupiah 1,69% 2,16%
Jumlah tabungan yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2018 dan
31 Desember 2017 masing-masing sebesar Rp 145.370 dan Rp 141.342.
c. Deposito Berjangka
Deposito berjangka terdiri dari :
31-Mar-18 31-Des-17
Pihak berelasi
Rupiah 850.845 193.830
Dollar Amerika Serikat 7.317 5.166
Sub jumlah 858.162 198.996
Pihak ketiga
Rupiah 5.767.819 6.720.582
Dollar Amerika Serikat 350.502 639.301
Lainnya 5.089 2.378
Sub jumlah 6.123.410 7.362.261
Jumlah 6.981.572 7.561.257
31-Mar-18 31-Des-17
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun adalah:
Rupiah 6,42% 7,61%
Valuta asing 1,42% 2,24%
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut :
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
40
Rupiah Valas Jumlah Rupiah Valas Jumlah
1 bulan 1.363.937 15.657 1.379.594 974.847 271.813 1.246.660
3 bulan 1.012.322 8.644 1.020.966 2.057.607 48.009 2.105.616
6 bulan 1.762.076 78.386 1.840.462 1.355.494 189.553 1.545.047
12 bulan 958.277 197.640 1.155.917 836.201 32.470 868.671
Lebih dari 12 bulan 1.522.052 62.581 1.584.633 1.690.263 105.000 1.795.263
Jumlah 6.618.664 362.908 6.981.572 6.914.412 646.845 7.561.257
31-Des-1731-Mar-18
Jumlah deposito berjangka yang diblokir dan dijadikan jaminan kredit pada tanggal 31 Maret 2018 dan
31 Desember 2017 masing-masing sebesar Rp 145.370 dan Rp 62.604.
19. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Simpanan dari bank lain memiliki suku bunga tetap maupun mengambang, sehingga Bank terpapar risiko suku
bunga atas nilai wajar (fair value interest rate risk) dan risiko suku bunga atas arus kas (cash flow interest rate
risk).
Simpanan dari bank lain terdiri :
31-Mar-18 31-Des-17
Pihak ketiga
Call Money 150.000 -
Giro 97.633 120.208
Tabungan 54.355 51.999
Deposito Berjangka 25.899 25.050
Jumlah 327.887 197.257
Tingkat bunga efektif rata-rata per tahun :
31-Mar-18 31-Des-17
Call Money 5,13% 5,36%
Giro 1,83% 2,04%
Tabungan 2,07% 2,40%
Deposito Berjangka 5,03% 4,92%
Nilai tercatat biaya perolehan diamortisasi dari simpanan dari bank lain adalah sebagai berikut :
31-Mar-18 31-Des-17
Simpanan dari bank lain 327.887 197.257
Beban bunga yang masih harus dibayar
(Catatan 22) 148 6
Jumlah 328.035 197.263
Deposito Berjangka
Klasifikasi deposito berjangka berdasarkan periode adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Des-17
1 bulan - 3.000
3 bulan 10.197 5.262
6 bulan 3.000 15.087
12 bulan 6.000 -
Lebih dari12 bulan 6.702 1.701
Jumlah 25.899 25.050
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
41
Call Money
Pada tanggal 31 Maret 2018 jangka waktu call money rupiah masing-masing 4 sampai dengan 7 hari.
20. UTANG PAJAK
Hutang pajak, terdiri dari:
31-Mar-18 31-Des-17
Pajak Penghasilan
Pasal 21 1.660 1.732
Pasal 23/26 334 238
Pasal 4 ayat 2 9.610 10.140
Pajak Pertambahan Nilai 448 352
Jumlah 12.052 12.462
21. LIABILITAS IMBALAN PASCA KERJA
Bank menyelenggarakan program dana pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap yang memenuhi
persyaratan. Iuran untuk program ini dihitung berdasarkan gaji kotor karyawan, sebesar 2% yang ditanggung oleh
karyawan dan antara 3,5% sampai 10% ditanggung oleh Bank. Program tersebut dikelola oleh DPLK Manulife
Indonesia. Bagian iuran ditanggung oleh Bank dibebankan langsung pada operasi pada saat terjadinya.
Bank memiliki kebijakan untuk menghitung dan mengakui selisih antara imbalan yang akan diterima karyawan
berdasarkan Undang-undang Ketenagakerjaan yang berlaku dengan manfaat yang diperoleh dari program dana
pensiun iuran pasti di atas.
Sehubungan dengan kebijakan Bank dan sejalan dengan Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13/2003 (UU
Tenaga Kerja) tanggal 25 Maret 2003 dan PSAK No. 24 (Revisi 2010), “Imbalan Kerja”, Bank melakukan
penyisihan untuk taksiran kewajiban manfaat karyawan sebesar kekurangan manfaat yang diperoleh dari program
dana pensiun iuran pasti, sebagaimana telah dijelaskan di atas, agar memenuhi manfaat minimum yang
dipersyaratkan untuk dibayarkan kepada karyawan sesuai dengan UU Tenaga kerja untuk dibayarkan kepada
karyawan.
Berdasarkan kebijakan Bank, umur pensiun normal adalah 55 tahun. Jumlah karyawan yang memenuhi
persyaratan manfaat diatas adalah 797 dan 821 karyawan masing masing pada tahun 31 Maret 2018 dan
31 Desember 2017.
Rincian liabilitas imbalan pasca kerja adalah sebagai berikut :
31-Mar-18 31-Des-17
Saldo Awal Tahun 53.355 47.997
Beban Tahun Berjalan 8.489 14.554
Pembayaran Manfaat (8.261) (9.196)
Jumlah 53.583 53.355
22. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR
Beban yang masih harus dibayar terdiri dari :
31-Mar-18 31-Des-17
Bunga yang masih harus dibayar
Simpanan (catatan 18) 28.912 33.275
Simpanan dari Bank lain (catatan 19) 148 6
Sub Jumlah 29.060 33.281
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
42
31-Mar-18 31-Des-17
Beban yang masih harus dibayar lainnya
Tunjangan karyawan 22.323 27.324
Jasa Pihak Ketiga 10.141 12.803
Promosi 6.798 12.295
Sewa 4.711 2.537
Komunikasi 3.079 5.713
Lainnya 10.587 16.925
Sub Jumlah 57.639 77.597
Jumlah 86.699 110.878
23. LIABILITAS LAIN-LAIN
31-Mar-18 31-Des-17
Pendapatan diterima dimuka 5.340 6.319
Setoran jaminan 841 933
Lainnya 7.231 3.431
Jumlah 13.412 10.683
Pendapatan diterima di muka
Merupakan pendapatan diterima dimuka atas kredit yang diberikan dan pendapatan sewa atas agunan yang
diambil alih.
Setoran jaminan
Merupakan setoran jaminan yang diterima dari pelanggan untuk keperluan transaksi luar negeri, bank garansi dan
safe deposit box.
24. MODAL SAHAM
Berdasarkan laporan Biro Administrasi Efek, rincian pemegang saham Bank pada tanggal 31 Maret 2018 dan
31 Desember 2017 adalah sebagai berikut:
Jumlah SahamPersentase
Kepemilikan
Jumlah Modal
Disetor
PT MNC Kapital Indonesia Tbk 9.059.678.241 42,12% 905.968
Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,34% 265.437
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 9.797.420.225 45,55% 979.742
Jumlah 21.511.473.347 100,01% 2.151.147
31-Mar-18
Jumlah SahamPersentase
Kepemilikan
Jumlah Modal
Disetor
PT MNC Kapital Indonesia Tbk 8.809.678.241 41,43% 880.968
Marco Prince Corp 2.654.374.881 12,48% 265.437
Masyarakat (masing-masing
di bawah 5%) 9.797.420.225 46,09% 979.742
Jumlah 21.261.473.347 100,00% 2.126.147
31-Des-17
Modal ditempatkan dan disetor penuh adalah saham biasa yang memberikan hak satu suara per saham dan
berpartisipasi dalam dividen.
Perubahan jumlah saham beredar Bank adalah sebagai berikut :
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
43
Lembar
Saldo 01 Januari 2017 20.581.465.247
Pelaksanaan waran seri II 8.091
Pelaksanaan waran seri III 680.000.009
Saldo 31 Desember 2017 21.261.473.347
Pelaksanaan waran seri III 250.000.000
Saldo 31 Maret 2018 21.511.473.347
25. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Agio saham merupakan kelebihan di atas nominal dari penjualan saham perdana, penawaran umum terbatas (right
issue) dan pelaksanaan waran dengan perincian sebagai berikut :
31-Mar-18
Saldo 01 Januari 2016 3.555
Biaya-biaya yang dikeluarkan sehubungan
dengan penawaran terbatas IV kepada
masyarakat (2.835)
Saldo 31 Desember 2016 720
Pelaksanaan waran seri II 2
Saldo 31 Desember 2017 dan 31 Maret 2018 722
26. PENGHASILAN (RUGI) KOMPREHENSIF LAIN
31-Mar-18 31-Des-17
Perubahan nilai wajar efek tersedia (3.575) 2.418
untuk dijual
Pengukuran kembali atas kewajiban 196 196
imbalan pasti
Jumlah rugi komprehensif lain (3.379) 2.614
27. PENDAPATAN BUNGA
31-Mar-18 31-Mar-17
Rupiah
Kredit yang diberikan 192.062 224.523
Efek-efek 15.503 23.602
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 12.459 13.146
Sub jumlah 220.024 261.271
Mata uang asing
Kredit yang diberikan 3.016 5.909
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 561 1.884
Efek-efek - 612
Giro pada bank lain 13 11
Sub jumlah 3.590 8.416
Jumlah 223.614 269.687
31-Mar-18 31-Mar-17
Pendapatan bunga kredit dari pihak berelasi
Kredit 1.451 2.725
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
44
28. BEBAN BUNGA
29. PROVISI DAN KOMISI SELAIN KREDIT - BERSIH
Provisi dan komisi selain kredit terdiri dari :
31-Mar-18 31-Mar-17
Kartu Kredit 7.136 3.999
Komisi ATM Bersama 1.702 1.412
Asuransi 590 1.010
Kiriman Uang 478 596
Lainnya Bersih 447 432
Jumlah 10.353 7.449
30. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA
31-Mar-18 31-Mar-17
Pendapatan denda keterlambatan pembayaran kredit 6.431 5.163
Pendapatan administrasi 3.823 3.945
Lainnya 40.191 1.433
Jumlah 50.445 10.541
31. BEBAN (PEMULIHAN) KERUGIAN PENURUNAN NILAI ASET KEUANGAN
31-Mar-18 31-Mar-17
Kredit yang diberikan (66.622) 70.356
Jumlah (66.622) 70.356
31-Mar-18 31-Mar-17
Rupiah
Simpanan 135.354 149.576
Simpanan dari bank lain 2.339 6.752
Surat Berharga Yang Diterbitkan - 4.508
Lainnya 4.859 1.714
Sub jumlah 142.552 162.550
Mata uang asing
Simpanan 2.492 7.750
Sub jumlah 2.492 7.750
Jumlah 145.044 170.300
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
45
32. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI
31-Mar-18 31-Mar-17
Biaya sewa gedung dan pemeliharaan 10.559 10.377
Data komunikasi dan sewa komputer 12.864 9.968
Keanggotaan kartu kredit 11.067 9.266
Penyusutan dan amortisasi 5.884 5.140
Transportasi dan sewa kendaraan 4.363 3.880
Keamanan 2.959 1.802
Outsourching 2.397 2.714
Listrik dan air 2.047 1.786
Jasa tenaga ahli 1.626 1.256
Pemeliharaan dan perbaikan 1.214 963
Promosi dan iklan 950 5.678
Cetak dan alat tulis 905 845
Telepon, teleks dan fax 842 983
Administrasi bank 637 712
Pengiriman 427 358
Asuransi 420 204
Perjalanan dinas 82 142
Lainnya 988 1.059
Jumlah 60.231 57.133
33. BEBAN TENAGA KERJA
31-Mar-18 31-Mar-17
Gaji 40.359 38.387
Tunjangan 14.100 11.740
Honorarium dan bonus 1.082 1.247
Beban pelatihan karyawan 1.074 260
Lainnya 2 53
Jumlah 56.617 51.687
Rincian gaji dan tunjangan atas kelompok direksi, dewan komisaris, komite audit dan pejabat eksekutif adalah
sebagai berikut:
Jumlah
Pejabat
Gaji dan
TunjanganBeban Manfaat
Karyawan
Jumlah
Dewan Komisaris 3 458 - 458
Direksi 4 2.333 - 2.333
Anggota Komite Audit 4 190 - 190
Pejabat Eksekutif 37 6.996 6.364 13.360
Jumlah 48 9.977 6.364 16.341
31-Mar-18
Jumlah
Pejabat
Gaji dan
TunjanganBeban Manfaat
Karyawan
Jumlah
Dewan Komisaris 3 436 - 436
Direksi 5 2.924 - 2.924
Anggota Komite Audit 4 190 - 190
Pejabat Eksekutif 40 8.589 15.166 23.755
Jumlah 52 12.139 15.166 27.305
31-Mar-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
46
34. PENJELASAN PENDAPATAN DAN BEBAN NON OPERASIONAL
31-Mar-18 31-Mar-17
Keuntungan penjualan dan penghapusan aset tetap 17 56
Kerugian penjualan AYDA - (62)
Hasil sewa dan Lainnya (103) (7)
Jumlah (86) (13)
35. LABA PER SAHAM
Laba per saham terdiri dari : 31-Mar-18 31-Mar-17
Laba (rugi) bersih selama periode berjalan 94.794 (48.794)
Rata-rata tertimbang saham biasa 20.652 18.383
Laba (rugi) bersih per saham biasa 4,59 (2,65)
36. SIFAT, TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK BERELASI
Sifat Relasi
a) PT MNC investama adalah entitas induk terakhir Bank
b) PT MNC Kapital Indonesia merupakan pemegang saham Bank
c) Pihak berelasi yang pemegang saham utamanya sama dengan Bank:
- PT MNC Asset Management
- PT MNC Finance
- PT MNC Sekuritas
- PT MNC Life Assurance
- PT MNC Asuransi Indonesia
- PT MNC Guna Usaha Indonesia
- PT Medan Nusantara Propertindo
- PT Riau Nusantara Propertindo
- PT Bandung Nusantara Propertindo
- PT Semarang Nusantara Propertindo
- PT Makasar Nusantara Propertindo
- PT Jakarta Nusantara Propertindo
- PT Surabaya Nusantara Propertindo
- PT Palembang Nusantara Propertindo
- PT Yogyakarta Nusantara Propertindo
d) Pihak berelasi yang merupakan entitas dalam grup yang sama :
- Innoform Media Pte Ltd
- MNC International Ltd
- MNC Lisensi Internasional
- MNC Televisi Network
- PT Bali Nirwana Resort
- PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
- PT Flash Mobile
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
47
- PT GLD Property
- PT Global Informasi Bermutu
- PT Global Jasa Sejahtera
- PT Infokom Elektrindo
- PT Linktone Indonesia
- PT Media Nusantara Citra
- PT Media Nusantara Informasi
- PT Mediate Indonesia
- PT MNC Energi
- PT MNC GS Home Shopping
- PT MNC Infotainment Indonesia
- PT MNC Kabel Mediacom
- PT MNC Land
- PT MNC Pictures
- PT MNC Sky Vision Tbk
- PT MNC Studios International
- PT Nuansa Cipta Coal Investama
- PT Nusadua Graha International
- PT Putra Muba Coal
- PT Rajawali Citra Televisi Indonesia
- PT Star Media Nusantara
Transaksi Berelasi
Dalam kegiatan usahanya, Bank juga mengadakan transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. Transaksi
transaksi tersebut meliputi antara lain:
1. Pemberian kredit dan penerimaan bunga.
2. Penempatan dana dari pihak-pihak berelasi dalam bentuk simpanan dan pembayaran bunga.
3. Pembelian kendaraan bermotor kepada PT. MNC Finance
4. Bank menyewa ruang kantor dari PT MNC Land dan PT GLD Property.
5. Aset tetap Bank, cash-in safe dan kesehatan diasuransikan pada PT MNC Asuransi Indonesia dan PT MNC
Life Assurance.
6. Bank melakukan kegiatan promosi menggunakan jasa PT MNC Pictures, PT Mediate Indonesia dan PT Media
Nusantara Citra.
Persentase Kredit yang diberikan dari pihak berelasi terhadap jumlah aset adalah sebagai berikut:
31-Mar-18 Persentase 31-Des-17 Persentase
Kredit yang diberikan
Modal kerja 52.785 0,50% 62.859 0,59%
Konsumsi 24.491 0,23% 25.045 0,23%
Pinjaman karyawan 10.220 0,10% 10.561 0,10%
87.496 0,83% 98.465 0,92%
Persentase simpanan dari pihak berelasi terhadap jumlah liabilitas adalah sebagai berikut:
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
48
37. KOMITMEN DAN KONTINJENSI
31-Mar-18 31-Des-17
Tagihan Komitmen
Pembelian berjangka valuta asing 485.275 181.731
485.275 181.731
Liabilitas Komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan (321.790) (420.381)
L/C yang irrevocable dan masih berjalan dalam rangka
ekspor dan impor (1.353) (1.333)
Penjualan tunai valuta asing yang belum diselesaikan (485.783) (181.795)
Jumlah Liabilitas Komitmen (808.926) (603.509)
Jumlah Liabilitas Komitmen - Bersih (323.651) (421.778)
31-Mar-18 31-Dec-17
Tagihan kontinjensi
Bank garansi 8.261 8.141
Pendapatan bunga dalam penyelesaian 114.748 122.308
Jumlah Tagihan Kontinjensi 123.009 130.449
Liabilitas Kontijensi
Bank garansi (5.374) (11.533)
Stand-by L/C (8.261) (8.141)
Jumlah Liabilitas Kontinjensi (13.635) (19.674) Lainnya
Kredit hapus buku 1.038.970 992.388
38. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING
Posisi aset dan liabilitas dalam mata uang asing adalah sebagai berikut :
31-Mar-18 Persentase 31-Des-17 Persentase
Simpanan
Giro 268.260 2,89% 369.318 3,91%
Tabungan 29.171 0,31% 15.881 0,17%
Deposito 858.162 9,24% 198.996 2,10%
1.155.593 12,44% 584.195 6,18%
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
49
31-Mar-18 31-Des-17
Aset
Kas 2.782 2.239
Giro pada Bank Indonesia 55.070 80.048
Giro pada Bank Lain 178.262 165.610
Penempatan pada Bank Indonesia
dan Bank Lain 192.744 271.350
Kredit 280.427 292.368
Tagihan akseptasi 1.544 1.522
Aset lain-lain 15.837 22.260
Jumlah 726.666 835.397
Cadangan kerugian penurunan nilai (7.258) (6.540)
Jumlah Aset 719.408 828.857
Liabilitas
Liabilitas Segera 786 798
Simpanan 693.527 788.890
Liabilias Akseptasi 1.544 1.522
Liabilitas Lain - lain 2.054 2.390
Jumlah Liabilitas 697.911 793.600
Mata uang asing
dalam nilai penuh
Ekuivalen dalam
Rupiah
Aset
Kas USD 168.033 2.313
SGD 44.741 469
Giro pada Bank Indonesia USD 4.000.000 55.070
Giro pada Bank Lain USD 12.035.882 165.704
EUR 90.468 1.533
SGD 709.198 7.440
JPY 4.606.374 595
HKD 628.810 1.103
AUD 70.414 744
CNY 521.687 1.143
Penempatan Bank Indonesia Dan Bank lain USD 14.000.000 192.744
Kredit USD 20.368.826 280.427
Tagihan Akseptasi USD 112.173 1.544
Aset lain-lain USD 1.150.250 15.837
SGD 4 -
Cadangan kerugian penurunan nilai USD (527.148) (7.258)
Jumlah Aset 719.408
Liabilitas
Liabilitas Segera USD 57.103 786
Simpanan
Pihak Berelasi USD 6.533.103 89.945
AUD 542 6
SGD 1.736 18
Pihak Ketiga USD 43.092.473 593.275
AUD 62.296 658
SGD 771.913 8.099
EUR 77.861 1.319
JPY 1.599.983 207
Liabilitas Akseptasi USD 112.173 1.544
Liabilitas Lain - lain USD 147.713 2.036
JPY 60.000 8
EUR 72 1
AUD 433 5
SGD 228 2
HKD 2.800 2
Jumlah Liabilitas 52.520.429 697.911
Jumlah Aset - Bersih 21.497
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
50
39. INFORMASI SEGMEN
a. Segmen Operasi
Sejak 1 Januari 2011, Bank telah menyajikan segmen operasi berdasarkan PSAK no. 5 (Revisi 2009)
"Segmen Operasi" segmen operasi dilaporkan sesuai dengan laporan internal bank yang disiapkan untuk
mengambil keputusan operasional yang bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya ke segmen
tertentu dan penilaian atas performanya.
Untuk kepentingan manajemen, Bank diorganisasikan kedalam empat segmen operasi berdasarkan produk dan
jasa sebagai berikut:
Segmen Bisnis Perbankan
Segmen Konsumer
Segmen treasury
Segmen Lain Lain
Business
Banking
Consumer
BankingTreasury Lain-lain Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga 124.702 73.679 20.888 11.621 230.890
Pendapatan operasional lainnya 11.094 6.487 332 89.198 107.111
Jumlah 135.796 80.166 21.220 100.819 338.001
Beban
Beban bunga (76.154) (66.149) (2.218) (4.702) (149.223)
Beban operasional (12.330) (1.050) - (48.796) (62.176)
Jumlah (88.484) (67.199) (2.218) (53.498) (211.399)
Beban Non Operasional - - - (86) (86)
Laba (Rugi)
sebelum Pajak 47.312 12.967 19.002 47.235 126.516
94.794
Jumlah laba komprehensif 88.801
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank lain - - 494.029 454.719 948.748
Efek - efek - - 1.034.956 - 1.034.956
Kredit bersih 3.700.230 3.019.275 - - 6.719.505
Aset tetap bersih - - - 52.437 52.437
Aset lainnya 26.000 15.292 328 1.857.782 1.899.402
Jumlah Aset 3.726.230 3.034.567 1.529.313 2.364.938 10.655.048
LIABILITAS
Simpanan 8.025.599 589.342 - - 8.614.941
Simpanan dari bank lain 177.887 - - 150.000 327.887
Liabilitas lainnya 43.209 399 10.449 291.814 345.871
Jumlah Liabilitas 8.246.695 589.741 10.449 441.814 9.288.699
31-Mar-18
Laba bersih periode berjalan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
51
Business
Banking
Consumer
BankingTreasury Lain-lain Jumlah
Pendapatan
Pendapatan bunga 158.359 76.077 33.503 8.078 276.017
Pendapatan operasional lainnya 5.219 2.476 7.786 10.681 26.162
Jumlah 163.578 78.553 41.289 18.759 302.179
Beban
Beban bunga (158.613) (6.825) (4.349) (5.901) (175.688)
Beban operasional (69.686) (670) (121.174) - (191.530)
Jumlah (228.299) (7.495) (125.523) (5.901) (367.218)
Pendapatan (beban) Non Operasional 2 2 - (17) (13)
Laba (Rugi)
Sebelum Pajak (64.719) 71.060 (84.234) 12.841 (65.052)
Rugi bersih periode berjalan (48.794)
Jumlah rugi komprehensif (41.432)
Business
Banking
Consumer
BankingTreasury Lain-lain Jumlah
INFORMASI LAINNYA
ASET
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank lain - - 492.216 625.656 1.117.872
Efek - efek - - 1.101.137 - 1.101.137
Kredit bersih 3.852.248 2.931.558 - - 6.783.806
Aset tetap bersih - - - 55.113 55.113
Aset lainnya 24.038 14.353 20 1.609.755 1.648.166
Jumlah Aset 3.876.286 2.945.911 1.593.373 2.290.524 10.706.094
LIABILITAS
Simpanan 4.797.882 4.229.827 - - 9.027.709
Simpanan dari bank lain 197.257 - - - 197.257
Liabilitas lainnya 47.701 264 9.127 171.488 228.580
Jumlah Liabilitas 5.042.840 4.230.091 9.127 171.488 9.453.546
31-Mar-17
31-Des-17
b. Segmen Geografis
Seluruh kegiatan operasional Bank berada di wilayah negara Indonesia.
40. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM
Berdasarkan Salinan Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No. 1/PLPS/2005 pada tanggal 26 September 2005
tentang Program Penjaminan Simpanan yang menyatakan bahwa sejak tanggal 22 September 2005, Lembaga
Penjamin Simpanan menjamin simpanan yang meliputi giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan
atau bentuk lain yang dipersamakan dengan itu yang merupakan simpanan yang berasal dari masyarakat
termasuk yang berasal dari bank lain.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 tahun 2008 tanggal 13 Oktober 2008, yang
menyatakan bahwa sejak tanggal 13 Oktober 2008 besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjamin
Simpanan untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula maksimal Rp 100 Juta. diubah menjadi maksimal
Rp 2.000 Juta.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
52
Beban premi penjaminan Pemerintah yang dibayar pada tahun 2018 dan 2017 masing-masing sebesar
Rp 18.370 juta dan Rp 20.788 juta.
41. PERHITUNGAN MODAL POSISI 31 MARET 2018 DAN 31 MARET 2017
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum pada tanggal 31 Maret 2018 dan 2017 dihitung berdasarkan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No.11/POJK.03/2016 tanggal 26 Januari 2016 dan perubahannya POJK
No. 34/POJK.03/2016 tanggal 22 September 2016, tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank
Umum dimana bank wajib membentuk tambahan modal minimum sesuai profil risiko yang berfungsi sebagai
penyangga (buffer) yaitu Capital Conservation Buffer, Countercyclical Buffer dan Capital Surcharge untuk
Domestic Systematically Important Bank.
Berdasarkan profil risiko Bank pada tanggal 31 Maret 2018 dan 2017, yaitu peringkat 3 (tiga), maka KPMM
minimum per 31 Maret 2018 dan 2017 ditetapkan masing- masing sebesar 10% sampai dengan kurang dari 11%.
Rasio kewajiban penyediaan modal Bank dengan memperhatikan risiko kredit, risiko operasional dan risiko
pasar pada tanggal 31 Maret 2018 dan 2017 masing-masing dihitung sebagai berikut:
31-Mar-18 31-Mar-17
Modal
Modal Inti 1.083.832 1.537.188
Modal Pelengkap 64.182 76.706
Jumlah Modal 1.148.014 1.613.894
Aset Tertimbang Menurut Resiko
Untuk resiko kredit 6.844.149 7.864.735
Untuk resiko operasional 853.014 750.410
Untuk resiko pasar 171.361 182.975
Jumlah ATMR 7.868.524 8.798.120
Rasio Kewajiban Penyediaan Modal
Minimum dengan memperhitungkan :
Rasio CET 1 13,77% 17,47%
Rasio Tier 1 13,77% 17,47%
Rasio Tier 2 0,82% 0,87%
Rasio Total 14,59% 18,34%
Pada tanggal 31 Maret 2018 dan 2017, Bank telah memenuhi rasio sesuai yang diisyaratkan oleh Bank Indonesia
dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk rasio kecukupan modal.
42. MANAJEMEN RISIKO
Penerapan manajemen risiko di Bank berpedoman pada peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum berikut perubahannya serta dokumen-dokumen dari Basel Committee on
Banking Supervision, terutama konsep Basel Accord II.
Pengelolaan risiko di Bank mencakup seluruh jenis risiko dari semua aktivitas fungsional Bank berdasarkan
kebutuhan akan keseimbangan antara pertumbuhan usaha dengan pengelolaan risikonya.
Untuk mengakomodasi tren perbankan dan pertumbuhan bisnis, Bank secara terus menerus melakukan evaluasi
secara berkala dan mengembangkan serta meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko perusahaan terpadu
dan struktur pengendalian internal yang komprehensif, agar dapat memberikan informasi secara dini mengenai
terdapatnya potensi risiko kepada manajemen, sehingga manajemen dapat mengambil langkah-langkah yang
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
53
memadai untuk meminimalisasi dampak risiko tersebut. Kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu tersebut
dituangkan dalam kebijakan, prosedur, batas-batas transaksi, kewenangan dan ketentuan lain serta berbagai
perangkat manajemen risiko, yang berlaku di seluruh lingkup aktivitas fungsional.
Selain itu Bank juga menerapkan kerangka manajemen risiko perusahaan terpadu yang merupakan sarana untuk
menentukan strategi, organisasi, kebijakan dan pedoman untuk memastikan bahwa semua risiko yang dihadapi
Bank dapat dikenali, diukur, diatasi dan dilaporkan dengan baik.
Bank memiliki Komite Manajemen Risiko di level Direksi dan Komite Pemantau Risiko di level Dewan Komisaris
untuk menentukan kebijakan dan membahas permasalahan risiko yang dihadapi Bank secara keseluruhan.
Selain komite-komite tersebut, terdapat komite-komite lain yang bertugas untuk menangani risiko-risiko secara
lebih spesifik, antara lain: komite pemutus kredit dan komite manajemen aset dan kewajiban (ALCO).
Terkait dengan produk atau aktivitas bisnis baru, penilaian risiko dilakukan untuk memastikan bahwa semua risiko
telah diidentifikasi, dinilai dan dimitigasi secara tepat.
Bank secara berkala membuat profil risiko yang mencerminkan tingkat risiko yang dimiliki Bank berdasarkan 8
(delapan) jenis risiko yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan.
Manajemen Risiko Kredit
Risiko kredit diartikan sebagai risiko kerugian akibat kegagalan debitur atau pihak lain dalam memenuhi
kewajibannya pada saat jatuh tempo. Risiko kredit dikelola baik pada tingkat transaksi maupun portofolio.
Pengelolaan risiko kredit dirancang untuk menjaga independensi dan integritas proses penilaian risiko, serta
diversifikasi risiko kredit.
Kebijakan manajemen dalam pemberian kredit didasarkan pada prinsip kehati-hatian, yang meliputi:
a. Menghindari pemberian kredit pada debitur yang mengandung risiko tinggi, tujuan usaha yang bersifat
spekulatif atau usaha dimana Bank tidak memiliki pengalaman atau keahlian signifikan dalam menilai dan
menghindari pemberian kredit pada debitur yang bermasalah, tidak terbatas pada debitur yang namanya
tercantum dalam daftar hitam Otoritas Jasa Keuangan.
b. Menghindari konsentrasi pemberian kredit hanya di satu sektor ekonomi.
c. Melakukan pemantauan dan pemeriksaan yang ketat, berkala dan terus menerus pada kredit yang telah
disalurkan.
Pengawasan risiko kredit di tangani oleh divisi khusus di bawah manajemen Satuan Kerja Manajemen Risiko,
dikerjakan bersama-sama dengan unit bisnis pemberi kredit, unit evaluasi kredit yang mengevaluasi kelayakan
pemberian kredit, unit pemulihan kredit yang menangani kredit bermasalah, Satuan Kerja Audit Internal, dan audit
eksternal.
Risiko kredit di kelola melalui kebijakan kredit yang mengatur seluruh aktivitas kredit, antara lain pengaturan
berdasarkan sasaran pasar, jenis kredit, lapangan usaha, wilayah geografis, mata uang, dan jangka waktu.
Pengelolaan risiko kredit secara portfolio diatur dalam kebijakan Risk Appetite & Risk Tolerance yang menetapkan
alokasi kredit maksimum pada tiap sektor konsentrasi, seperti konsentrasi pada debitur inti, ekonomi tertentu, mata
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
54
uang asing tertentu, dan sektor-sektor lainnya. Untuk konsentrasi kredit per debitur atau grup debitur Perseroan
menetapkan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) dengan mengikuti ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
Bank telah melaksanakan pengelolaan portofolio kredit secara konsisten dan berkelanjutan serta melaporkannya
kepada manajemen senior dan Dewan Komisaris secara berkala.
Agunan
Bank menerapkan kebijakan untuk memitigasi risiko kredit, antara lain dengan meminta agunan sebagai jaminan
pelunasan kredit jika jaminan berupa sumber pembayaran utama debitur berdasarkan arus kas tidak terpenuhi.
Jenis agunan yang dapat diterima dalam rangka memitigasi risiko meliputi kas, tanah dan/atau bangunan, mesin,
kendaraan bermotor, piutang dagang, dan persediaan.
Untuk meminimalisir kerugian kredit, Bank akan meminta tambahan agunan dari debitur ketika terdapat penurunan
nilai atas agunan untuk pinjaman yang terkait. Perkiraan nilai wajar dari agunan yang digunakan oleh Bank
didasarkan pada nilai agunan yang dinilai oleh penilai internal maupun eksternal.
Korporasi Ritel Mikro
Kredit
pemilikan
rumah
Lainnya Jumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Eksposur kredit 3.667.493 193.624 13.218 1.624.074 1.448.206 6.946.615
Nilai agunan *) 11.350.257 540.002 56.092 3.604.151 1.779.974 17.330.476
Jumlah eksposur kredit
tanpa agunan 663.485 663.485
Porsi eksposur kredit
tanpa agunan (%) 45,81% 9,55%
Jenis agunan :
Kas (deposito dan tabungan) 82.689 25.666 - 198 1.500 110.053
Tanah dan/atau bangunan 6.011.665 438.234 55.882 3.603.953 129.946 10.239.680
Mesin-mesin 487.197 4.500 - - - 491.697
Kendaraan 185.647 135 210 - 1.647.005 1.832.997
Piutang usaha 3.469.091 64.775 - - - 3.533.866
Persediaan 394.811 5.792 - - - 400.603
Kapal 18.250 - - - - 18.250
Lainnya 700.907 900 - - 1.523 703.330
-
Jumlah 11.350.257 540.002 56.092 3.604.151 1.779.974 17.330.476
31-Mar-18
*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
55
Korporasi Ritel MikroKredit pemilikan
rumahLainnya Jumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Eksposur kredit 3.924.688 181.504 20.063 1.712.609 1.276.058 7.114.922
Nilai agunan *) 12.125.271 499.575 60.547 3.475.104 1.734.021 17.894.518
Jumlah eksposur kredit
tanpa agunan - - - - 637.659 637.659
Porsi eksposur kredit
tanpa agunan (%) - - - - 49.97% 8.96%
Jenis agunan :
Kas (deposito dan tabungan) 82.683 17.966 - 197 1.500 102.346
Tanah dan/atau bangunan 6.778.995 378.782 60.337 3.474.907 131.576 10.824.597
Mesin-mesin 541.289 7.331 - - - 548.620
Kendaraan 69.012 315 210 - 1.599.422 1.668.959
Piutang usaha 3.697.190 89.388 - - - 3.786.578
Persediaan 343.649 5.793 - - - 349.442
Kapal 19.870 - - - - 19.870
Lainnya 592.583 - - - - 1.523 594.106
Jumlah 12.125.271 499.575 60.547 3.475.104 1.734.021 17.894.518
31-Dec-17
*) Berdasarkan penilaian yang dilakukan Bank
Eksposur Maksimum Risiko Kredit
Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit (sebelum dikurangi cadangan kerugian
penurunan nilai) untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan maupun rekening administratif dengan
memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya.
Laporan Posisi Keuangan 31-Mar-18 31-Dec-17
Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 527.738 603.840
Giro Pada Bank Lain 226.226 192.564
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 948.748 1.117.872
Efek Efek 1.034.956 1.101.137
Tagihan Derivatif 328 20
Kredit Yang Diberikan 6.946.615 7.114.922
Tagihan Akseptasi 1.544 1.522
Aset Lain lain 300.194 81.965
Jumlah 9.986.349 10.213.842 Komitmen dan kontinjensi Fasilitas kredit kepada nasabah yang belum digunakan 321.790 420.381
L/C yang Irrevocable dan masih berjalan 1.353 1.333
Bank garansi yang diterbitkan 5.374 11.533
Jumlah 328.517 433.247
Risiko konsentrasi kredit
Risiko konsentrasi kredit timbul ketika sejumlah nasabah yang memiliki aktivitas usaha yang serupa atau memiliki
kemiripan karakteristik yang akan menyebabkan kemampuan nasabah dalam memenuhi kewajiban kontraktualnya
dipengaruhi oleh perubahan kondisi ekonomi dan kondisi lainnya.
Berikut ini adalah tabel dari konsentrasi aset keuangan dan rekening administratif berdasarkan jenis counterparty
(sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai):
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
56
Pemerintah dan
Bank IndonesiaBank lain
Korporasi dan
perseoranganJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 527.738 - - 527.738
Giro Pada Bank Lain - 226.226 - 226.226
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 756.004 192.744 - 948.748
Efek Efek 794.157 50.000 190.799 1.034.956
Tagihan Derivatif - 267 61 328
Kredit - 3.070 6.943.545 6.946.615
Tagihan Akseptasi - - 1.544 1.544
Aset Lain lain 22.328 41.361 236.505 300.194
Komitmen dan kontinjensi - 3.806 324.711 328.517
Jumlah 2.100.227 517.474 7.697.165 10.314.866
31-Mar-18
Pemerintah dan
Bank IndonesiaBank lain
Korporasi dan
perseoranganJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - 603.840
Giro Pada Bank Lain - 192.564 - 192.564
Penempatan pada Bank -
Indonesia dan Bank Lain 923.550 194.322 - 1.117.872
Efek Efek 906.981 - 194.156 1.101.137
Tagihan Derivatif - 20 - 20
Kredit - 3.226 7.111.696 7.114.922
Tagihan Akseptasi - - 1.522 1.522
Aset Lain lain 7.313 265 74.387 81.965
Komitmen dan kontinjensi - 86 433.161 433.247
Jumlah 2.441.684 390.483 7.814.922 10.647.089
31-Dec-17
Pengungkapan konsentrasi risiko kredit maksimum berdasarkan wilayah geografis adalah sebagai berikut :
Jakarta Jawa Barat
Jawa
Tengah &
Jogjakarta
Jawa Timur &
BaliSumatera
Indonesia
TimurJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 527.738 - - - - - 527.738
Giro Pada Bank Lain 226.226 - - - - - 226.226
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 948.748 - - - - - 948.748
Efek Efek 1.034.956 - - - - - 1.034.956
Tagihan Derivatif 328 - - - - - 328
Kredit 4.465.363 169.214 688.441 1.141.022 297.573 185.002 6.946.615
Tagihan Akseptasi 1.544 - 1.544
Aset Lain lain 283.344 593 5.393 8.955 1.244 665 300.194
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum digunakan 133.854 104.529 22.107 39.514 7.698 14.088 321.790
L/C yang Irrevocable
dan masih berjalan 1.353 - - - - - 1.353
Bank garansi yang diterbitkan 1.781 43 - - 2.200 1.350 5.374
Jumlah 7.625.235 274.379 715.941 1.189.491 308.715 201.105 10.314.866
31-Mar-18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
57
Jakarta Jawa Barat
Jawa
Tengah &
Jogjakarta
Jawa Timur &
BaliSumatera
Indonesia
TimurJumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - - 603.840
Giro Pada Bank Lain 192.564 - - - - - 192.564
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 1.117.872 - - - - - 1.117.872
Efek Efek 1.101.137 - - - - - 1.101.137
Tagihan Derivatif 20 - - - - - 20
Kredit 4.521.832 164.453 712.443 1.163.637 355.795 196.762 7.114.922
Tagihan Akseptasi 1.522 - - - - - 1.522
Aset Lain lain 67.259 618 5.003 7.207 1.197 681 81.965
Fasilitas kredit kepada
nasabah yang belum digunakan 191.092 113.104 48.274 57.757 4.771 5.383 420.381
L/C yang Irrevocable 1.333 - - - - - 1.333
dan masih berjalan
Bank garansi yang diterbitkan 5.598 85 - - 4.500 1.350 11.533
Jumlah 7.804.069 278.260 765.720 1.228.601 366.263 204.176 10.647.089
31-Dec-17
Kualitas Kredit Berdasarkan Kelas Aset Keuangan
Sebagai bagian dari manajemen risiko kredit, Bank mengadopsi bobot resiko dalam perhitungan aset tertimbang
menurut risiko untuk mengukur kualitas kredit dari aset keuangan. Pedoman perhitungan bobot risiko dalam ATMR
risiko kredit mengacu kepada Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan nomor 42/SEOJK.03/2016.
Kualitas kredit aset keuangan berdasarkan bobot risiko diklasifikasikan sebagai berikut :
- Grade A = bobot risiko 0%
- Grade B = bobot risiko 20%
- Grade C = bobot risiko 35%
- Grade D = bobot risiko 50%
- Grade E = bobot risiko 75 %
- Grade F = bobot risiko 100%
- Grade G = bobot risiko 150%
Kelas aset keuangan di atas adalah untuk aset keuangan yang belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
nilai.
Untuk aset keuangan yang sudah jatuh tempo dibagi menjadi dua bagian :
a. Telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
b. Mengalami penurunan nilai
Tabel dibawah ini menyajikan kualitas aset keuangan berdasarkan kelas risiko kredit, jumlah yang disajikan adalah
sebelum dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
58
A B C D E F
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Aset keuangan
Kas 122.163 - - - - - - - 122.163
Giro pada Bank Indonesia 527.738 - - - - - - - 527.738
Giro pada bank lain - 226.224 - 2 - - - - 226.226
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 756.004 192.744 - - - - - - 948.748
Efek-efek 844.157 - - - - 190.799 - - 1.034.956
Tagihan derivatif 328 - - - - - - - 328
Kredit yang diberikan - - 1.078.487 1.621.223 3.857.989 295.172 - 93.744 6.946.615
Tagihan akseptasi - - - - - 1.544 - - 1.544
Aset lain-lain - - - - 300.194 - 300.194
Jumlah 2.250.390 418.968 1.078.487 1.621.225 3.857.989 787.709 - 93.744 10.108.512
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
Telah jatuh
tempo tetapi
tidak
mengalami
penurunan
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
31-Mar-18
A B C D E F
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Aset keuangan
Kas 121.769 - - - - - - - 121.769
Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - - - - 603.840
Giro pada bank lain - 192.562 - 2 - - - - 192.564
Penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain 923.550 150.000 - 44.322 - - - - 1.117.872
Efek-efek 963.095 11.041 - - - 127.001 - - 1.101.137
Tagihan derivatif 20 - - - - - - - 20
Kredit yang diberikan - - 23.532 106.775 2.209.477 4.260.546 - 514.592 7.114.922
Tagihan akseptasi - - - - - 1.522 - - 1.522
Aset lain-lain - - - - 81.965 - 81.965
Jumlah 2.612.274 353.603 23.532 151.099 2.209.477 4.471.034 - 514.592 10.335.611
Belum jatuh tempo dan tidak mengalami penurunan
Telah jatuh
tempo tetapi
tidak
mengalami
penurunan
Mengalami
penurunan
nilai
Jumlah
31-Dec-17
Risiko Pasar
Risiko Pasar adalah risiko pada posisi neraca dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat
perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Bank menggunakan
standar model untuk menghitung dan memantau risiko pasar sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
No.11/POJK-03/2016 tentang kewajiban penyediaan modal minimum. Hasil perhitungan risiko pasar yang
berdampak terhadap rasio kewajiban penyediaan modal minimum dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi
dan manajemen senior secara berkala.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Pasar adalah untuk meminimalkan kemungkinan dampak negatif
akibat perubahan kondisi pasar terhadap aset dan permodalan Bank.
Pengelolaan risiko pasar
Bank mengelola risiko pasar yang inheren pada portofolio trading book dan banking book menggunakan
pengukuran sebagai berikut:
Sensitivitas dari posisi atau portofolio terhadap perubahan faktor risiko pasar yang mempengaruhinya;
Maksimal perubahan dari faktor risiko pasar dalam horison waktu tertentu dengan tingkat keyakinan tertentu;
pengukuran yang dimaksud ini adalah volatilitas.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
59
Sebagai tambahan dari pendekatan tersebut, Bank juga melakukan stress testing untuk mengetahui kemampuan
Bank dalam menghadapi pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal.
Risiko suku bunga
Pengelolaan risiko pasar dilakukan dengan berbagai analisa risiko dan limit.
Sementara itu, pengelolaan risiko pasar pada posisi non trading (banking book) difokuskan pada pengelolaan
risiko suku bunga melalui analisis imbal hasil suku bunga bulanan untuk penelaahan dampak dari perubahan suku
bunga aktual terhadap aset dan liabilitas yang sensitif terhadap perubahan suku bunga dan pengukuran dengan
menggunakan analisis repricing gap, dalam analisis ini aset yang akan di-reprice dalam suatu periode tertentu
akan dikurangi dengan pasiva yang akan di-reprice dalam periode yang sama untuk menghasilkan net repricing
gap untuk periode waktu tersebut.
Tabel berikut merangkum aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga:
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Jumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Aset Keuangan
Giro pada Bank Indonesia 527.738 - - - - 527.738
Giro pada Bank lain 226.226 - - - - 226.226
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 654.183 - 294.565 - - 948.748
Efek-efek - - 31.811 220.339 782.806 1.034.956
Kredit 3.284.738 74.571 489.144 1.823.555 1.274.607 6.946.615
Jumlah Aset Keuangan 4.692.885 74.571 815.520 2.043.894 2.057.413 9.684.283
Liabilitas Keuangan
Simpanan 5.774.869 2.405.136 390.174 43.097 1.665 8.614.941
Simpanan dari bank lain 317.537 4.050 6.100 200 - 327.887
Jumlah Liabilitas Keuangan 6.092.406 2.409.186 396.274 43.297 1.665 8.942.828
Jumlah aset (liabilitas)-bersih (1.399.521) (2.334.615) 419.246 2.000.597 2.055.748 741.455
31-Mar-18
Sampai dengan
1 bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Jumlah
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Aset Keuangan
Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - 603.840
Giro pada Bank lain 192.564 - - - - 192.564
Penempatan pada Bank
Indonesia dan Bank Lain 681.147 143.289 293.436 - - 1.117.872
Efek-efek 81.336 100.359 49.492 165.596 704.354 1.101.137
Kredit 3.367.288 216.153 436.948 1.804.494 1.290.039 7.114.922
Jumlah Aset Keuangan 4.926.175 459.801 779.876 1.970.090 1.994.393 10.130.335
Liabilitas Keuangan
Simpanan 5.718.560 2.736.234 556.775 14.420 1.720 9.027.709
Simpanan dari bank lain 193.815 2.550 892 - - 197.257
Jumlah Liabilitas Keuangan 5.912.375 2.738.784 557.667 14.420 1.720 9.224.966
Jumlah aset (liabilitas)-bersih (986.200) (2.278.983) 222.209 1.955.670 1.992.673 905.369
31-Dec-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
60
Jika terjadi perubahan suku bunga yang mungkin dapat mempengaruhi kinerja Bank, maka Bank dapat segera
merestruktur aset dan liabilitas yang dimiliki, baik tanggal repricing date-nya ataupun jenis suku bunganya (tetap
atau variabel).
Risiko mata uang
Risiko mata uang adalah risiko-risiko dimana nilai instrumen keuangan akan berfluktuasi karena perubahan dalam
nilai tukar mata uang asing. Bank telah menetapkan limit posisi berdasarkan mata uang. Posisi tersebut dimonitor
harian dan strategi lindung nilai akan digunakan untuk meyakinkan bahwa posisi dijaga agar dalam batasan yang
telah ditetapkan.
Sesuai Peraturan Bank Indonesia nomor. 5/13/PBI/2003, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan
Bank Indonesia nomor. 17/5/PBI/2015, Bank wajib mengelola dan memelihara Posisi Devisa Neto (PDN) pada
akhir hari kerja secara keseluruhan paling tinggi 20% dari modal. Bank menetapkan limit internal PDN sebesar
17% dari modal dalam rangka mencegah terjadinya pelampauan terhadap limit yang ditetapkan oleh regulator.
Rasio PDN pada tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017, adalah sebagai berikut:
Aset Liabilitas Nilai BersihNilai Bersih
Absolut
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Laporan Posisi Keuangan
Dollar Amerika Serikat 706.383 687.587 18.796 18.796
Dollar Singapura 7.910 8.119 (209) 209
Euro 1.533 1.320 213 213
Renmimbi 1.143 - 1.143 1.143
Dollar Hongkong 1.103 2 1.101 1.101
Dollar Australia 744 668 76 76
Yen Jepang 595 214 381 381
Jumlah 719.411 697.910 21.501 21.919
Rekening Administratif
Dollar Amerika Serikat 224.494 272.004 (47.510) 47.510
Yen Jepang 27.487 27.552 (65) 65
Dollar Singapura 5.246 4.957 289 289
Euro 3.389 3.389 - -
Jumlah 260.616 307.902 (47.286) 47.864
Jumlah 980.027 1.005.812 (25.785) 69.783
Presentase PDN 6,08%
31-Mar-18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
61
Aset Liabilitas Nilai BersihNilai Bersih
Absolut
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Laporan Posisi Keuangan
Dollar Amerika Serikat 819.111 784.531 34.580 34.580
Dollar Hongkong 1.228 2 1.226 1.226
Dollar Singapura 4.633 5.664 (1.031) 1.031
Yen Jepang 1.512 608 904 904
Euro 1.454 1.953 (499) 499
Renminbi 138 - 138 138
Dollar Australia 781 842 (61) 61
Jumlah 828.857 793.600 35.257 38.439
Rekening Administratif
Dollar Amerika Serikat 50.176 150.576 (100.400) (100.400)
Jumlah 50.176 150.576 (100.400) (100.400)
Jumlah 879.033 944.176 (65.143) 138.839
Presentase PDN 6,95%
31-Dec-17
Tabel di bawah menggambarkan analisa sensitivitas 10 basis poin kenaikan atau penurunan dalam nilai tukar
terhadap PDN Bank per tanggal 31 Maret 2018 dan 31 Desember 2017.
Mata Uang
kenaikan /
(penurunan) Dalam
basis poin
Rp Juta Rp Juta Rp Juta Rp Juta
Dollar Amerika Serikat 10/(10) (28.716) (28.710) 65.885 65.754
Yen Jepang 10/(10) 316 316 905 903
Euro 10/(10) 212 212 (499) (499)
Dollar Singapura 10/(10) 79 79 (1.032) (1.030)
Dollar Hongkong 10/(10) 1.101 1.100 1.227 1.225
Dollar Australia 10/(10) 75 75 (61) (61)
Renminbi China 10/(10) 1.143 1.143 138 138
31-Mar-18 31-Dec-17
Sensitivitas dalam posisi mata uang
Risiko likuiditas
Risiko Likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi kewajiban yang jatuh tempo dari
sumber pendanaan arus kas dan/ atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu
aktivitas dan kondisi keuangan Bank.
Tujuan utama Manajemen Risiko untuk Risiko Likuiditas adalah untuk meminimalkan kemungkinan
ketidakmampuan Bank dalam memperoleh sumber pendanaan arus kas.
Pemantauan dan perhitungan risiko likuiditas dilakukan dengan menggunakan indikator risiko likuiditas seperti Giro
Wajib Minimum Primer dan Sekunder, Loan to Funding Ratio (LFR), rasio aset lancar terhadap dana pihak ketiga,
konsentrasi 50 nasabah terbesar serta maturity mismatch, dilaporkan kepada Dewan Komisaris, Direksi dan
manajemen senior secara harian, mingguan dan bulanan maupun dalam rapat bulanan ALCO.
Secara berkala Bank melakukan kaji ulang terhadap kebijakan dan limit risiko likuiditas. Selain itu, Bank memiliki
kebijakan contingency funding plan sebagai pedoman bagi Bank untuk mengantisipasi situasi krisis likuiditas.
Untuk mengetahui dampak perubahan pasar maupun faktor internal pada kondisi ekstrim (krisis) terhadap kondisi
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
62
likuiditas yang dapat berdampak pada kecukupan modal Bank, Bank melakukan stress test terhadap posisi
likuiditas Bank secara regular. Melalui stress test, Bank dapat mengantisipasi lebih awal dan mengambil langkah-
langkah pengendalian dan solusi yang paling optimal sebagai strategi jangka pendek maupun jangka panjang
pemulihan likuiditas.
Tabel berikut menggambarkan profil maturitas aset dan liabilitas Bank (sebelum dikurangi penyisihan cadangan
kerugian penurunan nilai) berdasarkan behavioral dana pihak ketiga dan sisa jatuh tempo, sebagai berikut:
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d 12
bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Jumlah
Aset Keuangan
Tanpa suku bunga
Kas 122.163 - - - - 122.163
Giro pada Bank Indonesia 527.738 - - - - 527.738
Tagihan derivatif 328 - - - - 328
Tagihan akseptasi 1.544 - - - - 1.544
Aset lain-lain 63.689 - - 236.505 - 300.194
-
Suku bunga variabel -
Kredit 394.829 169.198 855.614 819.920 789.156 3.028.717
-
Suku bunga tetap -
Giro pada Bank Lain 226.226 - - - - 226.226
Penempatan pada Bank Indonesia 654.183 - 294.565 - - 948.748
dan bank lain -
Efek-efek - - 31.811 220.339 782.806 1.034.956
Kredit 256.021 74.571 489.144 1.823.555 1.274.607 3.917.898
Jumlah Aset Keuangan 2.246.722 243.769 1.671.134 3.100.319 2.846.569 10.108.514
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 177.862 - - - - 177.862
Liabilitas derivatif 719 - - - - 719
Liabilitas akseptasi 1.544 - - - - 1.544
Liabilitas lain-lain 6.181 - - - - 6.181
Biaya yang masih - - -
harus dibayar 8.718 7.846 64.904 5.231 - 86.699
Suku bunga variabel
Simpanan 1.560.866 - - - - 1.560.866
Simpanan dari bank lain 111.921 - - - - 111.921
Suku bunga tetap
Simpanan 4.214.004 2.405.136 390.174 43.097 1.664 7.054.075
Simpanan dari bank lain 205.616 4.050 6.100 200 - 215.966
Jumlah Liabilitas Keuangan 6.287.431 2.417.032 461.178 48.528 1.664 9.215.833
31-Mar-18
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
63
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d
3 bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d 5
tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah
Aset Keuangan
Tanpa suku bunga
Kas 121.769 - - - - - 121.769
Giro pada Bank Indonesia 603.840 - - - - - 603.840
Efek-efek - - - - - - - - - 81.336 81.336
Tagihan derivatif 20 - - - - - 20
Tagihan akseptasi - - 1.522 - - - 1.522
Aset lain-lain 46.830 - - 35.135 - - 81.965
Suku bunga variabel
Kredit 330.420 181.592 1.035.986 728.836 908.802 - 3.185.636
Suku bunga tetap
Giro pada Bank Lain 192.564 - - - - - 192.564
Penempatan pada Bank Indonesia
dan bank lain 681.147 143.289 293.436 - - - 1.117.872
Efek-efek - 100.359 49.492 165.596 704.354 - 1.019.801
Kredit 181.652 216.153 436.948 1.804.494 1.290.039 - 3.929.286
Jumlah Aset Keuangan 2.158.242 641.393 1.817.384 2.734.061 2.903.195 81.336 10.335.611
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 39.585 - - - - - 39.585
Liabilitas derivatif 95 - - - - - 95
Liabilitas akseptasi - - 1.522 - - - 1.522
Biaya yang masih
harus dibayar 18.925 12.010 79.943 - - - 110.878
Liabilitas lain-lain 7.252 - - - - - 7.252
Suku bunga variabel
Simpanan 393.064 45.324 24.131 1.003.932 - - 1.466.451
Simpanan dari bank lain 144.209 - - - - - 144.209
-
Suku bunga tetap
Simpanan 862.358 428.053 154.915 6.115.932 - - 7.561.258
Simpanan dari bank lain 49.606 2.550 892 - - - 53.048
Jumlah Liabilitas Keuangan 1.515.094 487.937 261.403 7.119.864 - - 9.384.298
31-Dec-17
Analisa Jatuh Tempo untuk Liabilitas Keuangan
Tabel di bawah menunjukkan arus kas kontraktual tidak terdiskonto dari liabilitas keuangan dan rekening
administratif bank didasarkan pada sisa jatuh tempo kontrak dari tanggal pelaporan per 31 Maret 2018 dan 31
Desember 2017.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
64
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan
s/d 12
bulan
>1 tahun s/d
5 tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 177.862 - - - - - 177.862
Liabilitas derivatif 719 - - - - - 719
Liabilitas akseptasi 1.544 - - - - - 1.544
Biaya yang masih -
harus dibayar - - 86.699 - - - 86.699
Liabilitas lain-lain - - - - - 6.181 6.181
Suku bunga variabel
Simpanan 1.563.451 - - - - - 1.563.451
Simpanan dari bank lain 112.357 - - - - - 112.357
Suku bunga tetap
Simpanan 4.200.967 2.413.668 392.093 43.097 1.665 - 7.051.490
Simpanan dari bank lain 205.149 4.055 6.126 200 - - 215.530
Sub jumlah 6.262.049 2.417.723 484.918 43.297 1.665 6.181 9.215.833
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan 42.042 7.976 122.868 3.536 145.368 - 321.790
L/C yang irrevocable dan masih
berjalan - 1.353 - - - - 1.353
Sub jumlah liabilitas komitmen 42.042 9.329 122.868 3.536 145.368 - 323.143
Liabilitas kontijensi
Bank garansi yang
diterbitkan 1.600 400 3.374 - - - 5.374
Jumlah 6.305.691 2.427.452 611.160 46.833 147.033 6.181 9.544.350
31-Mar-18
Sampai
dengan 1
bulan
>1 bulan s/d 3
bulan
>3 bulan s/d
12 bulan
>1 tahun s/d
5 tahun>5 tahun Lain-lain Jumlah
Liabilitas Keuangan
Tanpa suku bunga
Liabilitas segera 39.585 - - - - - 39.585
Liabilitas derivatif 95 - - - - - 95
Liabilitas akseptasi - - 1.522 - - - 1.522
Biaya yang masih
harus dibayar - - 77.597 - - - 77.597
Liabilita lain-lain 7.252 - - - - - 7.252
Suku bunga variabel
Simpanan 1.392.529 - - - - - 1.392.529
Simpanan dari bank lain 144.776 - - - - - 144.776
Suku bunga tetap
Simpanan 2.135.418 5.078.943 - 1.084.011 - - - - - - 8.298.372
Simpanan dari bank lain 36.217 16.149 918 - - - 53.284
Sub jumlah 3.755.872 5.095.092 1.164.048 - - - 10.015.012
Liabilitas komitmen
Fasilitas kredit kepada nasabah
yang belum digunakan 53.715 19.242 97.466 34.404 215.554 - 420.381
L/C yang irrevocable dan masih
berjalan - - 1333 - - - 1.333
Sub jumlah liabilitas komitmen 53.715 19.242 98.799 34.404 215.554 - 421.714
Liabilitas kontijensi
Bank garansi yang
diterbitkan 6.159 1.100 3.623 651 - - 11.533
Jumlah 3.815.746 5.115.434 1.266.470 35.055 215.554 - 10.448.259
31-Dec-17
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
65
Risiko Operasional
Risiko operasional adalah akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia,
kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan.
Risiko ini melekat dalam semua proses bisnis, kegiatan operasional, sistem dan produk Bank, dari mulai Kantor
Pusat sampai Kantor Kas. Kegagalan mengelola risiko operasional dapat menyebabkan kerugian keuangan,
keselamatan karyawan dan reputasi Perseroan.
Tujuan Bank dalam mengelola risiko operasional adalah meminimalisasi dampak kegagalan/ketidakcukupan
proses internal, faktor manusia, sistem atau kejadian-kejadian eksternal yang dapat mempunyai dampak kerugian
keuangan dan merusak reputasi Perseroan
Dalam rangka penerapan manajemen risiko khususnya untuk risiko operasional, Satuan Kerja Manajemen Risiko
memiliki divisi khusus yang mengelola risiko operasional melalui kebijakan dan perangkat risiko operasional.
Mekanisme yang digunakan Bank untuk mengidentifikasi dan mengukur risiko operasional antara lain dilakukan
melalui perangkat risiko operasional.
Dalam melakukan pengukuran risiko operasional, Perseroan menggunakan pendekatan Basic Indicator Approach
(BIA) untuk menghitung Asset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Risiko Operasional yang kemudian digunakan
dalam pengukuran Kecukupan Pemenuhan Modal Minimum (KPMM).
Mitigasi risiko operasional dilakukan oleh Pemilik Risiko dan dipantau oleh Lini Kedua dan Ketiga. Hasil
pemantauan risiko operasional disampaikan kepada Direksi maupun kepada Risk Taking Unit untuk diupayakan
proses mitigasi guna mengendalikan risiko sekaligus memperbaiki proses operasional Bank.
Menyadari Sumber Daya Manusia adalah aset yang berharga dan merupakan unsur kunci didalam pengelolaan
risiko operasional, Bank telah melakukan rekrutmen tenaga kerja professional dari industri perbankan untuk
membawa kontribusi didalam penyempurnaan proses. Bank juga telah melakukan banyak pelatihan untuk
meningkatkan ketrampilan didalam bekerja.
Risiko Reputasi
Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi
negatif terhadap Bank. Risiko ini melekat dalam setiap kegiatan yang dilakukan oleh Bank. Kegagalan Bank dalam
menjaga reputasinya dimata masyarakat dapat menimbulkan pandangan maupun persepsi negatif masyarakat
terhadap Bank. Apabila risiko ini dihadapi oleh Bank, maka dalam waktu singkat dapat terjadi penurunan atau
hilangnya kepercayaan nasabah terhadap Bank yang pada akhirnya akan memberikan dampak negatif terhadap
pendapatan dan volume aktivitas Bank.
Untuk memitigasi risiko reputasi, Bank telah menunjuk Divisi Corporate Secretary untuk melakukan pengamatan
terhadap pemberitaan media guna memantau publikasi negatif atau keluhan nasabah yang muncul di media.
Untuk pemberitaan negatif dan keluhan nasabah yang muncul di media selanjutnya dibuatkan klarifikasi dan
tanggapan sesuai dengan langkah yang ditempuh Bank. Pemantauan atas keluhan nasabah, Bank memiliki
fasilitas seperti call center dan website, sedangkan keluhan yang datang dari cabang Bank diakomodasi dengan
sistem CDS (Customer Desk Solution) yang disampaikan langsung ke Bank melalui unit kerja Quality Service
untuk kemudian ditindaklanjuti penyelesaiannya.
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
66
Risiko Hukum
Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/ atau kelemahan aspek yuridis. Risiko Hukum timbul antara
lain karena ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak
dipenuhinya syarat sahnya kontrak atau pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Proses identifikasi risiko hukum dilakukan dengan menganalisis seluruh sumber risiko hukum yang sekurang-
kurangnya dilakukan terhadap risiko hukum dari produk dan aktivitas usaha Bank serta risiko hukum dari produk
dan aktivitas baru melalui proses pengendalian manajemen risiko hukum yang layak sebelum diperkenalkan atau
dijalankan.
Proses identifikasi risiko hukum yang melekat pada Bank dilakukan dengan menggunakan indikator/parameter:
a. faktor litigasi.
b. faktor Kelemahan Perikatan.
c. faktor Ketiadaan/Perubahan Perundang-undangan.
Hasil pengukuran risiko hukum tercermin dalam Profil Risiko Hukum. Pemantauan risiko hukum dilakukan guna
mengevaluasi eksposur risiko hukum yang melekat terutama yang bersifat material atau yang berdampak pada
permodalan Bank. Hasil pemantauan yang mencakup evaluasi terhadap eksposur risiko hukum tersebut dilaporkan
secara berkala termasuk tindak lanjut yang diperlukan
Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan merupakan risiko akibat Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Dalam menjalankan kegiatan usaha pada industri perbankan, Bank
diwajibkan untuk selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang diterbitkan baik oleh Pemerintah, Otoritas
Jasa Keuangan, dan Bank Indonesia. Selain itu, Bank juga wajib tunduk kepada beberapa ketentuan lainnya,
seperti peraturan yang mengatur Penjaminan Simpanan, Perseroan Terbatas, Perpajakan dan peraturan di bidang
Pasar Modal yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan (“OJK”, sebelumnya Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan (“BAPEPAM-LK”)), dan Bursa Efek Indonesia
Bank memiliki satuan kerja divisi kepatuhan yang bertanggung jawab secara langsung kepada Direktur Kepatuhan.
Tugas utama pada satuan kerja divisi kepatuhan adalah melakukan koordinasi atas pelaksanaan Fungsi
Kepatuhan Bank yaitu :
1. Mewujudkan terlaksananya Budaya kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan usaha Bank.
2. Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh bank.
3. Memastikan agar kebijakan, ketentuan, sistem dan prosedur serta kegiatan usaha yang dilakukan oleh bank
telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh bank kepada otoritas pengawas yang
berwenang.
Mitigasi risiko kepatuhan dilakukan dalam rangka pengendalian aspek kepatuhan yang setidaknya meliputi: 1. Menerbitkan kebijakan terkait dengan penetapan limit risiko, konsistensi kebijakan manajemen risiko,
penerapan kepatuhan pada jenjang organisasi, kebijakan penyimpangan dalam pengambilan keputusan guna
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
67
menyelaraskan dengan struktur organisasi yang berlaku, kebijakan pemantauan kepatuhan, kebijakan
whistleblowing dan kebijakan pelaporan kepada Bank Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan yang berlaku.
2. Menerbitkan prosedur terkait dengan ketepatan waktu pengkomunikasian kebijakan kepada seluruh pegawai,
pengendalian dan analisa terhadap produk dan aktivitas baru, kewajiban pelaporan dan sistem data,
kecukupan pengawasan komisaris dan direksi, pemisahan fungsi dan lain-lain.
3. Melakukan analisa kepatuhan untuk memberikan saran, masukan serta rekomendasi atas draft kebijakan
internal Bank termasuk review terhadap produk dan aktivitas baru yang akan diterbitkan untuk memastikan
bahwa kebijakan internal yang dikeluarkan oleh manajemen dan produk/aktivitas baru tersebut telah sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
4. Melakukan pengawasan (monitoring) dan memastikan kepatuhan terhadap perjanjian dan komitmen yang
dibuat dengan Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan, serta bertanggung jawab untuk mengirimkan
semua laporan perkembangan atas temuan dan tindakan perbaikan kepada Bank Indonesia dan Otoritas Jasa
Keuangan sekaligus bertindak sebagai pejabat perantara antara Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan
dengan Bank.
5. Memberikan pelatihan tentang pelaksanaan fungsi kepatuhan Bank dan ketentuan Bank Indonesia kepada
karyawan baru, karyawan frontliner, karyawan yang sedang mengikuti pelatihan internal dan juga karyawan di
kantor cabang.
6. Menerapkan kebijakan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU-PPT)
sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan No. 32/SEOJK.03/2017 perihal Penerapan
Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme di Sektor Perbankan.
7. Dalam rangka untuk memperkuat sistem pengendalian internal, khususnya dalam mengendalikan fraud, maka
telah diterapkan dan diterbitkan kebijakan dan prosedur penerapan strategi anti fraud, sebagai salah satu
bentuk kepatuhan terhadap Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/28/DPNP perihal Penerapan Strategi Anti
Fraud Bagi Bank Umum.
Risiko Stratejik
Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan
stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Untuk dapat tumbuh dan
berkembang menjadi sebuah institusi keuangan terdepan di Indonesia, Bank membutuhkan serangkaian strategi
untuk mencapai tujuan tersebut. Ketidakmampuan Bank dalam melakukan penyusunan strategi yang tepat dapat
menimbulkan kegagalan bisnis Bank di masa yang akan datang.
Risiko stratejik berhubungan dengan perencanaan strategi yang baik untuk menghindari terjadinya kerugian atau
dampak negatif lainnya sebagai akibat dari kesalahan dalam proses pengambilan keputusan dimana kesalahan
dalam dalam proses pengambilan keputusan berpotensi memiliki dampak luas dan atau berjangka panjang
Bank secara berkelanjutan memantau kondisi pasar dan mengumpulkan informasi penting sebagai bahan
pertimbangan dalam proses pengambilan keputusan dan penetapan kebijakan serta strategi Bank. Seiring dengan
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 MARET 2018 (TIDAK DIAUDIT) dan 31 DESEMBER 2017 (DIAUDIT)
SERTA PERIODE TIGA BULAN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 MARET 2018 DAN 2017 (Disajikan dalam jutaan rupiah, kecuali dinyatakan lain)
68
pemantauan kondisi pasar tersebut, Bank memiliki portfolio beragam produk yang variatif agar rencana stratejik
yang ditetapkan dapat tercapai.
Bank memiliki kebijakan mengidentifikasi dan merespon atas perubahan lingkungan yaitu:
1. Analisa lingkungan bisnis
Menganalisa faktor internal dan eksternal, menangkap peluang dan tantangan dari perubahan lingkungan
bisnis dan menganalisa kelebihan internal dan kekurangan.
2. Perencanaan
Menyusun sasaran yang ingin dicapai disesuaikan dengan kompleksitas, profil risiko maupun risk bearing
capacity, menetapkan strategi dan direksi menetapkan kebijakan untuk dijadikan dasar keputusan.
3. Implementasi
Mengalokasikan sumber daya berupa keuangan maupun manusia, menyelesaikan program kerja, dan
komitmen direksi untuk mengalokasikan sumber daya yang dibutuhkan.
4. Evaluasi
Evaluasi terhadap kondisi aktual dengan apa yang telah direncanakan, dan melakukan corrective action
untuk perbaikan.
Secara triwulanan melalui pengukuran profil risiko, Bank melakukan pengukuran risiko stratejik dengan
menggunakan indikator atau parameter berupa tingkat kompleksitas strategi bisnis Bank, posisi bisnis Bank di
industri perbankan, pencapaian rencana bisnis, dan kesesuaian strategi dengan kondisi lingkungan bisnis.