ptk bahasa indonesia
DESCRIPTION
PTK Bahasa IndonesiaTRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran
apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru
dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan.
Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di
dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam
kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya
pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang
memerlukan kemampuan khusus.
Proses belajar mengajar di SD Negeri 19 Pagaralam, khususnya siswa
kelas VI dalam pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai.
Dikarenakan beberapa hal diantaranya; Siswa tidak berani tampil dan
membaca dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh factor psikologis, merasa
asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri.
Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VI SD
Negeri 19 Pagaralam mencapai 50% lebih. Sebagai gambaran antara lain;
mereka membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh, siswa
yang berani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani
tampil karena terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang
baik dan suasana kelas sama sekali tidak mendukung.
Pembangkit motivasi siswa agar menyukai pembacaan puisi dapat
ditempuh dengan langkah-langkah; dengan mengajak siswa berdiskusi tentang
puisi yang akan dibacakan, siswa biasa melihat langsung dengan kata lain
dapat menggunakan metode demonstrasi,dan diharapkan dapat
mengapresiasikan puisi melalui menulis atau menceritakan kembali dan
memparafrasekan.
1
Dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2001:114), ada beberapa
macam metode mengajar, antara lain; Metode Ceramah, Tanya Jawab,
Diskusi, Kerja Kelompok, Pemberian Tugas, Demonstrasi, Eksperimen.
Berkaitan denganpembelajaran membaca puisi,metode demonstrasi dapat
dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam
pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung
mengamati bentuk pembacaan puisi, (2) Siswa dapat secara langsung
mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3)
Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi,penampilan
ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena
menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.
Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung
meniru model tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah
yang paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak
mudah mencari model yang baik di luar guru.
Pemilihan metode demonstrasi merupakan tantangan bagi guru.Guru
akan menjadi model didepan kelas, dengan demikian guru akan berusaha
meningkatkan kualitas diri. Penyajian pembelajaran yang dipersiapkan
dengan baik akan mendapat respon dari siswanya. Dengan penyajian
berulang-ulang dan selalu menarik akan menimbulkan motivasi siswa
terhadap minat membaca puisi.
Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca
Puisi Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI SDN 19
Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam.
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan
permasalahnya adalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah cara meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa
kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan?
2
2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam
membantu siswa meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa
kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan?
C. Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata
pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkannya metode demonstrasi
pada siswa kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan.
2. Ingin mengetahui pengaruhnya metode demonstrasi dalam meningkatkan
ketrampilan membaca puisi setelah diterapkan pembelajaran dengan
metode demonstrasi pada siswa kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam
Kecamatan Dempo Selatan.
D. Manfaat Perbaikan
Adapun maksud diadakannya perbaikan ini diharapkan dapat berguna
sebagai:
1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia
2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan
meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri
19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan.
3. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Bahasa
Indonesia
3
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Puisi
Puisi adalah Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan
cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu
pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan
makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang
khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman
batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi
makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya
seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan, menarik
perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan
keharuan.Haryadi (1996:113).
B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD
Guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan
jenjang kelas SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan dan Garis-garis Besar
Program Pengajaran Bahasa Indonesia.Ruang lingkup mata pelajaran bahasa
dan sastra Indonesia meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan
memahami, mengapresiasikan sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa
Indonesia.
Perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang
dan dapat disajikan secara terpadu. Dalam pembelajaran membaca puisi di SD
hal yang perlu diperhatikan adalah siswa, sasaran, metode dan evaluasi.
Setelah persiapan pembelajaran dilakukan, dilaksanakan pembelajaran
membaca puisi melalui pendekatan metode demonstrasi dengan langkah pra
membaca, saat membaca, dan pasca membaca. Pada langkah pra membaca
siswa diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan
4
kosakata yang dianggap sukar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan
memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada
langkah saat membaca siswa diajak menyimak model yang
mendemonstrasikan pembacaan puisi,dengan tidak lupa mendiskusikan apa
yang siswa saksikan.Pada pasca membaca siswa dapat menerapkan
keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan
aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi
C. Pembelajaran Puisi Dengan Metode Demonstrasi
Dalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap hal-hal yang
bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya pembelajaran itu
bersifat konkrit. Untuk menghindari semua itu dalam pengajaran bahasa
diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada rambu-rambu
pembelajaran bahasa. Dalam pembelajaran bahasa perlu memperhatikan
prinsip pengajaran, Antara lain; dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-yang
dekat ke yang jauh, dari yang sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke
yang belum diketahui, dari yang konkrit ke yang abstrak.
Berkaitan dengan pembelajaran puisi, penggunaan pendekatan metode
demonstrasi merupakan pilihan yang tepat dan efektif dalam membaca puisi
karena dalam metode demonstrasi siswa melihat secara langsung bagaimana
puisi itu dibacakan oleh guru (model) yaitu dengan interpretasi, intonasi,
ekspresi dan artikulasi yang tepat. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan
apresiasi siswa.
5
BAB III
PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)
Penelitian dilaksanakan terhadap 19 siswa Kelas VI SDN 19 Pagaralam
Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam. Siswa sebagian besar berasal dari
keluarga petani dengan tingkat kemampuan yang beragam. Dari 19 siswa
terdapat 4 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 6 siswa
berkemampuan sedang dan 9 lainnya berkemampuan kurang. Adapun jadwal
penelitian sebagai berikut:
1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan Februari 2015
2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 Februari sampai minggu ke-4 bulan
Maret 2015
3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Februari 2015
Mata pelajaran yang menjadi subyek adalah Bahasa Indonesia dengan
materi membaca puisi
B. Deskripsi Per Siklus
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan
dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus
1, siklus 2. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan meningkat dan siswa
dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan antusias, senang
tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi pembelajaran dibanding
pembelajaran sebelumnya.
Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :
a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses
pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas
pembelajaran.
b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.
6
1. Rencana
a. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk
memperoleh data nilai awal materi membaca puisi dengan menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media.
b. Siklus 1
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metode demonstrasi,
demonstasi dilakukan oleh guru kemudian secara bergantian siswa
mendemonstrasikan membaca puisi. Media yang dipakai berupa rekaman
tape recorder tentang mambaca puisi.
c. Siklus 2
Pada siklus yang kedua, demontrasi dilaksanakan dengan bantuan
media televisi, peneliti memutarkan video pembacaan puisi, kemudian
siswa secara bergantian membacakan puisi di depan kelas.
2. Pelaksanaan
a. Pra siklus
Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 11 Februari
2015, dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan
media. Terlihat siswa kebingungan atas penjelasan guru. Hal ini
disebabkan siswa belum dapat memahami penjelasan tata cara membaca
puisi.
b. Siklus 1
Siklus 1 dilaksanakan pada Rabu, 11 Februari 2015. Peneliti
menggunakan metode demonstrasi. Demontrasi dilakukan oleh guru
dengan memberi contoh membaca puisi, sekali-kali guru memberikan
penjelasan. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan puisi di depan
kelas. Pada siklus 1 ini siswa mulai menangkap apa yang harus dilakukan
pada saat membaca puisi, terbukti dengan mulai lancar dan tepat
pembacaan puisi beberapa siswa.
7
c. Siklus 2
Siklus 2 dilaksanakan pada Kamis, 12 Februari 2015. Peneliti tetap
menggunakan metode demonstrasi namun kali ini demontrasi diwakili
oleh sebuah video pembacaan puisi yang ditayangkan lewat sebuah
pesawat televisi. Setelah tayangan selesai guru memberikan penjelasan
tambahan. Satu persatu siswa maju ke depan kelas untuk
mendemontrasikan membaca puisi. Pada siklus ini terlihat antusias siswa
sudah mulai tinggi terutama pada saat pemutaran video.
C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen
Dalam penelitian tindakan kelas instrumen utama penelitian adalah
peneliti.Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa
peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya.
Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrumen
penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini
adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan
Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan
tindakan:
Tabel 2.1 Format Penilaian Performance Membaca Puisi
NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1 2 3
Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1
No Nama SiswaNilai
Peningkatan KeteranganPra Siklus Siklus 1
1 2 3
8
Keterangan : Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil
belajar siklus1 Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2
No Nama SiswaNilai
Peningkatan KeteranganSiklus 1 Siklus 2
1 2 3
Keterangan : Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil
belajar siklus2 Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila
nilai >65)
Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana
yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:
Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan
sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab
untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu
dengan yang lain.
Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.
Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam
penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga
melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan
teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang
catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena
penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh
secara lengkap dan utuh.
9
D. Refleksi
Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi
dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah
dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan
yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran
yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.
Berikut refleksi pada masing-masing siklus:
1. Siklus 1
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1
dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
a. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melihat demonstrasi lebih dari dua kali
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah termasuk metode
pembelajaran yang berpusat pada siswa namun pelaksanaannya
memerlukan persiapan agar peneliti dapat mengusai kelas.
2. Siklus 2
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:
a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat
memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila
guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih terlihat kurang
mampu menagkap informasi dari demonstrasi lewat media tersebut.
c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa
dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan
1. Pra Siklus
Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal
yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Februari 2015. Tujuannya
untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang
akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,
kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar
dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas
maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri
dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada
kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang
materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;
Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan
metode ceramah tanpa menggunakan media hanya buku pelajaran Bahasa
Indonesia digunakan sebagai sumber belajar. Guru lebih banyak
menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan
konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak
dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu,
keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan
dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang
disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas
mengerjakan soal atau evaluasi.
11
Berikut data hasil belajar pra siklus:
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus
No Nama Siswa Nilai Tuntas / Tidak Tuntas
1 Agustri Puji Lestari 70 T2 Bagas Dewantara 50 TT3 Candra Wijaya 40 TT4 Hasbiyallah 70 T5 Intan Novitri 70 T6 Irna Wati 70 T7 Julia Permata Sari 60 TT8 Leo Erwando 40 TT9 Levia 50 TT10 M. Cakra Wibawa 60 TT11 Nata 50 TT12 Natia Aisyah 70 T13 Reza Welendio 50 TT14 Rias Alpa Bento 70 T15 Rizki 60 TT16 Rohma 70 T17 Tata Anugrah 40 TT18 Wita 50 TT19 Yuni Agustini 70 T
Jumlah 1110Rata-rata 58,42
Siswa Tuntas 8Siswa Tidak Tuntas 11
Persentase Tuntas Kelas 42,11%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak TuntasRata-rata kelas : 64,73Jumlah siswa tuntas : 8 siswaJumlah siswa tidak tuntas : 11 siswaProsentase Ketuntasan Klasikal : 42,11% ( tidak tuntas )
Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran
masih belum tuntas dikarenakan persentase ketuntasan klasikal hanya
42,11% masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.
Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa
kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-
kelebihan tersebut antara lain :
12
1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan
sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program
pengajaran;
2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau
hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan
pembelajaran.
Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang
ditemukan adalah :
1) Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)
hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu
dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;
2) Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan
guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias
mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang
dijelaskan guru.
Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan
perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan
guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi
sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.
Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan
yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan
tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.
Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak
yang didapatkannya.
2. Pelaksanaan Siklus I
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,
peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu
Februari 2015 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai
berikut :
1) Hasil pengamatan terhadap guru
13
a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat
sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan
b) Siswa diberikan demonstrasi membaca puisi
c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola
belajar siswa dan minat belajarnya terhadapBahasa Indonesia.
Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap demonstrasi yang
dilakukan guru.
d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana
diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya
waktu untuk berlatih lebih banyak.
2). Hasil Pelaksanaan Siklus I
Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No Nama Siswa Nilai Meningkat KeteranganPrasiklus Siklus I1 Agustri Puji Lestari 70 80 Ya T2 Bagas Dewantara 50 60 Ya TT3 Candra Wijaya 40 50 Ya TT4 Hasbiyallah 70 80 Ya T5 Intan Novitri 70 80 Ya T6 Irna Wati 70 80 Ya T7 Julia Permata Sari 60 70 Ya T8 Leo Erwando 40 60 Ya TT9 Levia 50 70 Ya T10 M. Cakra Wibawa 60 70 Ya T11 Nata 50 60 Ya TT12 Natia Aisyah 70 90 Ya T13 Reza Welendio 50 50 Tidak TT14 Rias Alpa Bento 70 80 Ya T15 Rizki 60 70 Ya T16 Rohma 70 70 Tidak T17 Tata Anugrah 40 50 Ya TT18 Wita 50 60 Ya TT19 Yuni Agustini 70 80 Ya T
Jumlah 1110 1310Rata-rata 58,42 68,95
Siswa Tuntas 8 12Siswa Tidak Tuntas 11 7
Siswa dengan nilai meningkat - 17Persentase Tuntas Kelas 42,11% 63,16%
Keterangan:
14
T : Tuntas Nilai meningkat : 17 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 2 siswaRata-rata kelas : 68,95Jumlah siswa tuntas : 12Jumlah siswa tidak tuntas : 7Prosentase Ketuntasan Klasikal 63,16 % ( tidak tuntas )
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I
No Uraian Hasil Siklus I1234
Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar
68,951217
63,16 %
Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3
Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan
pembelajaran koperatif dengan metode diskusi oleh guru diperoleh
nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,95 dan ketuntasan
belajar mencapai 63,16% atau ada 12 siswa dari 19 siswa sudah tuntas
belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara
klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh
nilai ≥ 65 hanya sebesar 63,16% lebih kecil dari persentase ketuntasan
yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa
belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan guru.
Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi
berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan
ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :
a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat
meningkatkan motivasi belajar siswa
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode
yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih
bermakna.
3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II
15
Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 12 Februari
2015. Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I,
namun dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru
mengunakan media televisi untukmmutarkan video demontrasi membaca
puisi. Dengan metode diskusi tindakan ini berlangsung 70 menit untuk
kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar
mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana
pengajaran pada siklus kedua.
Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh
mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas satu persatu. Hal ini
agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan
tapi sudah merupakan hasil yang nyata.
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa Nilai Meningkat KeteranganSiklus I Siklus II1 Agustri Puji Lestari 80 80 Tidak T2 Bagas Dewantara 60 80 Ya T3 Candra Wijaya 50 70 Ya T4 Hasbiyallah 80 90 Ya T5 Intan Novitri 80 90 Ya T6 Irna Wati 80 90 Ya T7 Julia Permata Sari 70 80 Ya T8 Leo Erwando 60 70 Ya T9 Levia 70 80 Ya T10 M. Cakra Wibawa 70 70 Tidak T11 Nata 60 70 Ya T12 Natia Aisyah 90 90 Tidak T13 Reza Welendio 50 70 Ya T14 Rias Alpa Bento 80 80 Tidak T15 Rizki 70 80 Ya T16 Rohma 70 80 Ya T17 Tata Anugrah 50 70 Ya T18 Wita 60 70 Ya T19 Yuni Agustini 80 90 Ya T
Jumlah 1310 1500Rata-rata 68,95 78,95
Siswa Tuntas 12 19Siswa Tidak Tuntas 7 -
Siswa dengan nilai meningkat 17 15Persentase Tuntas Kelas 63,16% 100%
Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 15 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 4 siswa
16
Rata-rata kelas : 78,95Jumlah siswa tuntas :19Jumlah siswa tidak tuntas : 0Prosentase Ketuntasan Klasikal : 100% ( tuntas )
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II
No Uraian Hasil Siklus II1234
Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar
78,951915
100 %
Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5
Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata
prestasi belajar siswa adalah 78,95 dan ketuntasan belajar mencapai
100 % atau semua siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan
bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah
mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.
Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan
refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada
siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini
adalah sebagai berikut :
1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa
untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif
karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya
tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi
terhadap materi;
2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif
dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan
metode demontrasi k dengan media yang menarik.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2
adalah sebagai berikut:
a. Metode demontrasi yang dilakukan dengan mendatangkan narasumber
merupakan suatu hal yang baru dan menarik bagi siswa
17
b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan
siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran
c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat
menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam
kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.
d. Proses pembelajaran terlaksana dengan menggunakan PAIKEM
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran koperatif sangat
menunjang peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan model ini
mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa
pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami
kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini
dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus I
63,16%, siklus II sebesar 100%. Data lain yang juga mendukung bahwa
metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi adalah
jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu meningkat drastis dari siklus
1 sebanyak 12 siswa, siklus 2, 19 siswa ada peningkatan yang signifikan yaitu
19 siswa dari 19 siswa di kelas VI, jadi seluruh siswa semuanya tuntas.
Secara klasikal pada siklus 2 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 100%
(presentase ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).
Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi
pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar
90% siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi
konsep membaca puisi yang baik dapat diserap langsung oleh siswa yang
dibuktikan dengan kemampuan membaca puisi secara klasikal telah mencapai
ketuntasan 100 %.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dan metode
demontrasi sangat membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca puisi. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan
metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas
dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas
pembelajaran di kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan
demontrasi juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon
positif dari para siswa.
B. Saran – Saran
1) Saran bagi guru
Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar
Bahasa Indonesia ( membaca puisi ) sebaiknya dengan menggunakan
metode demontrasi;
2) Saran bagi sekolah
Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti
televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang
dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam
metode pengajaran
19
DAFTAR PUSTAKA
Mulyani Sumantri, Johar Permana.2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :CV Maulana.
Syah.1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru.Bandung: Remaja Rosda Karya.
Haryadi, Zamzani.1996.Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.
Aminuduin.1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra: Sinar Baru.
20
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VI / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )
Hari, Tanggal : Senin, 12 Januari 2015
Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang
tepat
Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
Materi Ajar
Membaca Puisi
Metode Pembelajaran
Demontrasi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Salam
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas
Siswa memperhatikan demonstrasi guru
21
Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
Guru memberikan bimbingan cara membaca puisi dengan ekspresi
yang baik
Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
Penilaian
Bentuk Penilaian
Performance tes
Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1 2 3 Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
Vokal ( 10 – 25 )
Ekspresi ( 10 – 25 )
Nada ( 10 – 25 )
Pagaralam, 12 Januari 2015Guru Kelas
Anita, S.Pd NIP. 196708102007012010
22
40 – 50 : D ( kurang )50 – 60 : C ( cukup60 – 80 : B ( baik )80 – 100 : A ( sangat baik )
Lampiran 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VI / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )
Hari, Tanggal : Senin, 19 Januari 2015
Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang
tepat
Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
Materi Ajar
Membaca Puisi
Metode Pembelajaran
Demontrasi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Salam
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru memutarkan video pembacan puisi dengan benar
Siswa memperhatikan video melalui televisi yang disediakan
23
Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
Guru memberikan komentar terhadap tampilan siswa
Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
Televisi, VCD player, VCD puisi
Penilaian
Bentuk Penilaian
Performance tes
Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1 2 3 Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
Vokal ( 10 – 25 )
Ekspresi ( 10 – 25 )
Nada ( 10 – 25 ) Pagaralam, 19 Januari 2015
Guru Kelas
Anita, S.PdNIP. 196708102007012010
24
40 – 50 : D ( kurang )50 – 60 : C ( cukup60 – 80 : B ( baik )80 – 100 : A ( sangat baik )
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : VI / 2
Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )
Hari, Tanggal : Senin, 26 Januari 2015
Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi
dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi
Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang
tepat
Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat
Tujuan Pembelajaran
Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi
dengan intonasi dan ekspresi yang tepat
Materi Ajar
Membaca Puisi
Metode Pembelajaran
Demontrasi
Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Awal
Salam
Apersepsi
Penyampaian tujuan pembelajaran
Kegiatan Inti
Guru memperkenalkan narasumber kepada siswa
Narasumber mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas
25
Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca
puisi
Narasumber memberikan koreksi dan komentar terhadap tampilan
siswa yang maju
Siswa bergantian maju untuk membaca puisi
Kegiatan Akhir
Siswa dan guru menarik kesimpulan
Salam
Alat, Bahan dan Sumber Belajar
Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP
Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas
Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia
Penilaian
Bentuk Penilaian
Performance tes
Instrumen Penilaian
Instrumen Pengamatan Performance
NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1 2 3 Keterangan:
Intonasi ( 10 – 25 )
Vokal ( 10 – 25 )
Ekspresi ( 10 – 25 )
Nada ( 10 – 25 )
Pagaralam, 26 Januari 2015Guru Kelas
Anita, S.Pd NIP. 196708102007012010
26
40 – 50 : D ( kurang )50 – 60 : C ( cukup60 – 80 : B ( baik )80 – 100 : A ( sangat baik )
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................ii
DAFTAR ISI .......................................................................................iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................2
C. Tujuan Perbaikan..............................................................................3
D. Manfaat Perbaikan............................................................................3
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Definisi Puisi.....................................................................................4
B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD .................................................4
C. Pembelajaran Puisi Dengan Metode Demonstrasi ............................5
BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN
A. Subyek Penelitian...............................................................................6
B. Deskripsi Per Siklus...........................................................................6
C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen.....................................8
D. Refleksi............................................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan......................................................11
B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................19
B. Saran – Saran ...................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
27
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus.............................................................12
Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1.................................................................14
Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I....................................15
Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II.................................................................16
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II..................................16
28
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan
Kelas yang berjudul "Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Dengan
Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI SDN 19 Pagaralam Kecamatan
Dempo Selatan Kota Pagaralam”
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua
semata-mata merupakan keterbatasan dalam pengalamam menyusun Penelitian
Tindakan Kelas, mudah-mudahan Penelitian Tindakan Kelas ini banyak
manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi dunia pendidikan..
Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan
demi perbaikan makalah ini
Pagar Alam, Februari 2015Penulis
Anita, S.PdNIP. 196708102007012010
29
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 19 PAGARALAM
KECAMATAN DEMPO SELATAN KOTA PAGARALAM
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)
Oleh :
Anita, S.PdNIP. 196708102007012010
DINAS PENDIDIKANA KOTA PAGARALAM SEKOLAH DASAR NEGERI 19 PAGAR ALAM
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
30
LEMBAR PENGESAHAN
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 19 PAGAR ALAM
KECAMATAN DEMPO SELATAN KOTA PAGARALAM
Telah diseminarkan di forum KKG Dempo Selatan
MenyetujuiKetua KKG Dempo Selatan
SARBAINI, S.PdNIP.196806142006041006
Pagaralam, April 2015Pemakalah,
ANITA, S.PdNIP. 196708102007012010
MengetahuiPengawas TK/SD
Kecamatan Dempo Selatan
Dra. Hj. SUSILAWATI, M.PdNIP 195708151977032003
i