ptk bahasa indonesia

48
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan. Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang memerlukan kemampuan khusus. Proses belajar mengajar di SD Negeri 19 Pagaralam, khususnya siswa kelas VI dalam pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai. Dikarenakan beberapa hal diantaranya; Siswa tidak berani tampil dan membaca dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh factor psikologis, merasa asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri. Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam mencapai 50% lebih. 1

Upload: adiariandi

Post on 20-Feb-2016

43 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

PTK Bahasa Indonesia

TRANSCRIPT

Page 1: PTK Bahasa Indonesia

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pembelajaran membaca puisi adalah bagian dari pembelajaran

apresiasi sastra. Pembelajaran apresiasi sastra merupakan proses antara guru

dan siswa, yang menjadikan proses pengenalan, pemahaman dan penghayatan.

Pada akhirnya dalam menikmati karya sastra akan mampu menerapkan di

dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam

kegiatan belajar belum diupayakan secara maksimal, karena sebenarnya

pembelajaran puisi merupakan kegiatan pementasan karya seni yang

memerlukan kemampuan khusus.

Proses belajar mengajar di SD Negeri 19 Pagaralam, khususnya siswa

kelas VI dalam pembelajaran membaca puisi belum sepenuhnya menguasai.

Dikarenakan beberapa hal diantaranya; Siswa tidak berani tampil dan

membaca dengan baik, hal ini juga dipengaruhi oleh factor psikologis, merasa

asing, merasa malu, merasa takut dan kurang percaya diri.

Kegagalan pembelajaran membaca puisi pada siswa kelas VI SD

Negeri 19 Pagaralam mencapai 50% lebih. Sebagai gambaran antara lain;

mereka membaca sambil tertawa sendiri karena merasa lucu dan aneh, siswa

yang berani tampil secara sukarela tidak ada, seandainya ada yang berani

tampil karena terpaksa, akan membaca jauh dari norma membaca puisi yang

baik dan suasana kelas sama sekali tidak mendukung.

Pembangkit motivasi siswa agar menyukai pembacaan puisi dapat

ditempuh dengan langkah-langkah; dengan mengajak siswa berdiskusi tentang

puisi yang akan dibacakan, siswa biasa melihat langsung dengan kata lain

dapat menggunakan metode demonstrasi,dan diharapkan dapat

mengapresiasikan puisi melalui menulis atau menceritakan kembali dan

memparafrasekan.

1

Page 2: PTK Bahasa Indonesia

Dalam buku Strategi Belajar Mengajar (2001:114), ada beberapa

macam metode mengajar, antara lain; Metode Ceramah, Tanya Jawab,

Diskusi, Kerja Kelompok, Pemberian Tugas, Demonstrasi, Eksperimen.

Berkaitan denganpembelajaran membaca puisi,metode demonstrasi dapat

dijadikan pilihan yang paling tepat dan efektif. Kelebihan metode ini dalam

pembelajaran membaca puisi adalah; (1) Siswa dapat secara langsung

mengamati bentuk pembacaan puisi, (2) Siswa dapat secara langsung

mengetahui pelafalan kata, intonasi dalam membaca puisi dengan baik, (3)

Siswa dapat secara langsung mengetahui pentingnya interpretasi,penampilan

ketika membaca puisi, (4) Suasana kelas akan lebih hidup karena

menghilangkan kejenuhan serta dapat dijadikan sebagai hiburan.

Sedangkan kelemahan metode ini antara lain; (1) Siswa cenderung

meniru model tanpa kreatifitas sendiri, (2) Siswa menganggap model adalah

yang paling baik, (3) Tidak setiap guru menjadi model yang baik dan tidak

mudah mencari model yang baik di luar guru.

Pemilihan metode demonstrasi merupakan tantangan bagi guru.Guru

akan menjadi model didepan kelas, dengan demikian guru akan berusaha

meningkatkan kualitas diri. Penyajian pembelajaran yang dipersiapkan

dengan baik akan mendapat respon dari siswanya. Dengan penyajian

berulang-ulang dan selalu menarik akan menimbulkan motivasi siswa

terhadap minat membaca puisi.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk

melakukan penelitian dengan judul Peningkatan Kemampuan Membaca

Puisi Dengan Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI SDN 19

Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam.

B. Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang diatas maka dirumuskan

permasalahnya adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa

kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan?

2

Page 3: PTK Bahasa Indonesia

2. Bagaimanakah pengaruh pembelajaran dengan metode demonstrasi dalam

membantu siswa meningkatkan ketrampilan membaca puisi pada siswa

kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan?

C. Tujuan Perbaikan

Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Ingin mengetahui bagaimana prestasi, pemahaman dan penguasaan mata

pelajaran Bahasa Indonesia setelah diterapkannya metode demonstrasi

pada siswa kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan.

2. Ingin mengetahui pengaruhnya metode demonstrasi dalam meningkatkan

ketrampilan membaca puisi setelah diterapkan pembelajaran dengan

metode demonstrasi pada siswa kelas VI SD Negeri 19 Pagaralam

Kecamatan Dempo Selatan.

D. Manfaat Perbaikan

Adapun maksud diadakannya perbaikan ini diharapkan dapat berguna

sebagai:

1. Menambah pengetahuan dan wawasan penulis tentang peranan guru dalam

meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia

2. Sumbangan pemikiran bagi guru dalam proses belajar-mengajar dan

meningkatkan pemahaman siswa belajar Bahasa Indonesia di SD Negeri

19 Pagaralam Kecamatan Dempo Selatan.

3. Menerapkan metode yang tepat sesuai dengan materi pelajaran Bahasa

Indonesia

3

Page 4: PTK Bahasa Indonesia

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Puisi

Puisi adalah Jenis sastra yang bentuknya dipilih dan ditata dengan

cermat sehingga mampu meningkatkan kesadaran orang akan suatu

pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat bunyi, irama, dan

makna khusus. Adapula yang mengatakan puisi adalah karangan bahasa yang

khas yang memuat pengalaman yang disusun secara khas pula. Pengalaman

batin yang terkandung dalam puisi disusun dari peristiwa yang telah diberi

makna yang ditafsirkan secara estetik. Puisi juga dapat disebut sebagai karya

seni yang puitis karena puisi dapat membangkitkan perasaan, menarik

perhatian, menimbulkan tanggapan yang jelas, atau dapat pula menimbulkan

keharuan.Haryadi (1996:113).

B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD

Guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca puisi sesuai dengan

jenjang kelas SD berdasarkan Kurikulum Pendidikan dan Garis-garis Besar

Program Pengajaran Bahasa Indonesia.Ruang lingkup mata pelajaran bahasa

dan sastra Indonesia meliputi penguasaan kebahasaan, kemampuan

memahami, mengapresiasikan sastra, dan kemampuan menggunakan bahasa

Indonesia.

Perbandingan bobot pembelajaran bahasa dan sastra sebaiknya seimbang

dan dapat disajikan secara terpadu. Dalam pembelajaran membaca puisi di SD

hal yang perlu diperhatikan adalah siswa, sasaran, metode dan evaluasi.

Setelah persiapan pembelajaran dilakukan, dilaksanakan pembelajaran

membaca puisi melalui pendekatan metode demonstrasi dengan langkah pra

membaca, saat membaca, dan pasca membaca. Pada langkah pra membaca

siswa diajak memahami puisi yang akan dibacakan dengan membicarakan

4

Page 5: PTK Bahasa Indonesia

kosakata yang dianggap sukar bagi siswa. Kemudian dilanjutkan dengan

memberi tanda jeda pada baris-baris puisi, guna mengatur pernafasan. Pada

langkah saat membaca siswa diajak menyimak model yang

mendemonstrasikan pembacaan puisi,dengan tidak lupa mendiskusikan apa

yang siswa saksikan.Pada pasca membaca siswa dapat menerapkan

keterampilannya dengan pembacaan puisi yang lain atau bahkan prosa dengan

aspek-aspek yang telah dipelajari dalam membaca puisi

C. Pembelajaran Puisi Dengan Metode Demonstrasi

Dalam pembelajaran, adakalanya siswa sulit menangkap hal-hal yang

bersifat abstrak untuk itu perlu diberi peragaan supaya pembelajaran itu

bersifat konkrit. Untuk menghindari semua itu dalam pengajaran bahasa

diperlukan alat peraga seperti yang disarankan pada rambu-rambu

pembelajaran bahasa. Dalam pembelajaran bahasa perlu memperhatikan

prinsip pengajaran, Antara lain; dari yang mudah ke yang sukar, dari hal-yang

dekat ke yang jauh, dari yang sederhana ke yang rumit, dari yang diketahui ke

yang belum diketahui, dari yang konkrit ke yang abstrak.

Berkaitan dengan pembelajaran puisi, penggunaan pendekatan metode

demonstrasi merupakan pilihan yang tepat dan efektif dalam membaca puisi

karena dalam metode demonstrasi siswa melihat secara langsung bagaimana

puisi itu dibacakan oleh guru (model) yaitu dengan interpretasi, intonasi,

ekspresi dan artikulasi yang tepat. Sehingga diharapkan bisa meningkatkan

apresiasi siswa.

5

Page 6: PTK Bahasa Indonesia

BAB III

PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK)

Penelitian dilaksanakan terhadap 19 siswa Kelas VI SDN 19 Pagaralam

Kecamatan Dempo Selatan Kota Pagaralam. Siswa sebagian besar berasal dari

keluarga petani dengan tingkat kemampuan yang beragam. Dari 19 siswa

terdapat 4 orang siswa yang mempunyai kemampuan di atas rata-rata, 6 siswa

berkemampuan sedang dan 9 lainnya berkemampuan kurang. Adapun jadwal

penelitian sebagai berikut:

1) Persiapan Penelitian mulai Minggu ke-1 bulan Februari 2015

2) Pelaksanaan Penelitian Minggu ke-2 Februari sampai minggu ke-4 bulan

Maret 2015

3) Pelaporan Minggu ke-2 bulan Februari 2015

Mata pelajaran yang menjadi subyek adalah Bahasa Indonesia dengan

materi membaca puisi

B. Deskripsi Per Siklus

Prosedur penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini dilaksanakan

dari kegiatan yang berbentuk siklus diawali dengan kegiatan pra siklus, siklus

1, siklus 2. Setelah tindakan pada siklus 1 diharapkan meningkat dan siswa

dapat mengikuti pembelajaran dengan penuh semangat dan antusias, senang

tanpa ada faktor keterpaksaan karena ada variasi pembelajaran dibanding

pembelajaran sebelumnya.

Dalam penelitian ini, faktor yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

a. Aspek yang akan diobservasi meliputi respon siswa terhadap proses

pembelajaran yaitu kesungguhan/ antusias siswa dalam aktivitas

pembelajaran.

b. Daya serap siswa terhadap tingkat pencapaian hasil belajar.

6

Page 7: PTK Bahasa Indonesia

1. Rencana

a. Pra Siklus

Pada tahap pra siklus merencanakan pelaksanaan untuk

memperoleh data nilai awal materi membaca puisi dengan menggunakan

metode ceramah tanpa menggunakan media.

b. Siklus 1

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan metode demonstrasi,

demonstasi dilakukan oleh guru kemudian secara bergantian siswa

mendemonstrasikan membaca puisi. Media yang dipakai berupa rekaman

tape recorder tentang mambaca puisi.

c. Siklus 2

Pada siklus yang kedua, demontrasi dilaksanakan dengan bantuan

media televisi, peneliti memutarkan video pembacaan puisi, kemudian

siswa secara bergantian membacakan puisi di depan kelas.

2. Pelaksanaan

a. Pra siklus

Pelaksanaan pra siklus dilaksanakan pada tanggal 11 Februari

2015, dengan menggunakan metode ceramah dan tanpa menggunakan

media. Terlihat siswa kebingungan atas penjelasan guru. Hal ini

disebabkan siswa belum dapat memahami penjelasan tata cara membaca

puisi.

b. Siklus 1

Siklus 1 dilaksanakan pada Rabu, 11 Februari 2015. Peneliti

menggunakan metode demonstrasi. Demontrasi dilakukan oleh guru

dengan memberi contoh membaca puisi, sekali-kali guru memberikan

penjelasan. Siswa diberi kesempatan untuk membacakan puisi di depan

kelas. Pada siklus 1 ini siswa mulai menangkap apa yang harus dilakukan

pada saat membaca puisi, terbukti dengan mulai lancar dan tepat

pembacaan puisi beberapa siswa.

7

Page 8: PTK Bahasa Indonesia

c. Siklus 2

Siklus 2 dilaksanakan pada Kamis, 12 Februari 2015. Peneliti tetap

menggunakan metode demonstrasi namun kali ini demontrasi diwakili

oleh sebuah video pembacaan puisi yang ditayangkan lewat sebuah

pesawat televisi. Setelah tayangan selesai guru memberikan penjelasan

tambahan. Satu persatu siswa maju ke depan kelas untuk

mendemontrasikan membaca puisi. Pada siklus ini terlihat antusias siswa

sudah mulai tinggi terutama pada saat pemutaran video.

C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen

Dalam penelitian tindakan kelas instrumen utama penelitian adalah

peneliti.Hal ini sesuai dengan pendapat Bogdan dan Biklen (1982), bahwa

peneliti adalah orang yang mengetahui seluruh data dan cara menyikapinya.

Untuk mendukung dan melengkapi istrumen utama digunakan instrumen

penunjang (Moeloeng, 1991). Instrumen penunjang dalam penelitian ini

adalah pedoman observasi, dokumentasi, dan catatan lapangan

Berikut beberapa instrumen yang disiapkan untuk pelaksanaan

tindakan:

Tabel 2.1 Format Penilaian Performance Membaca Puisi

NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1            2            3                         

Tabel 2.2 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 1

No Nama SiswaNilai

Peningkatan KeteranganPra Siklus Siklus 1

1          2          3          

8

Page 9: PTK Bahasa Indonesia

Keterangan : Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar pra siklus dan hasil

belajar siklus1 Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila

nilai >65)

Tabel 2.3 Format Analisis Data Hasil Belajar Siklus 2

No Nama SiswaNilai

Peningkatan KeteranganSiklus 1 Siklus 2

1          2          3          

Keterangan : Kolom nilai diisi dengan nilai hasil belajar siklus 1 dan hasil

belajar siklus2 Kolom peningkatan diisi dengan ada/ tidaknya peningkatan nilai Kolom keterangan diisi dengan tuntas/ tidak tuntas ( tuntas apabila

nilai >65)

Pengecekan keabsahan data dilakukan dengan dua cara sebagaimana

yang dikemukakan oleh Silverman (1995 : 156) sbb:

Pertama : Membandingkan jenis data yang berbeda seperti data kualitatif dan

sumber data yang berbeda, serta data observasi dan tanya jawab

untuk melihat apakah memiliki kecocokan antar data yang satu

dengan yang lain.

Kedua : Mencocokkan kembali data yang diperoleh kepada subyek peneliti.

Kedua cara ini digunakan penulis untuk memeriksa keabsahan data dalam

penelitian. Selain itu untuk menguatkan data penelitian, penulis juga

melakukan pemeriksaan silang dengan cara tukar pendapat dengan

teman sejawat. Mengklarifikasi kembali pada subjek, meninjau ulang

catatan lapangan, merenungkan kembali bagian-bagian fenomena

penting selama tindakan dan menyempurnakannya sehingga diperoleh

secara lengkap dan utuh.

9

Page 10: PTK Bahasa Indonesia

D. Refleksi

Refleksi merupakan ulasan dari hasil kegiatan dan pengamatan. Refleksi

dilakukan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar yang sudah

dilaksanakan. Melalui refleksi dapat diungkapkan kelebihan dan kekurangan

yang terjadi selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap putaran

yang dilihat dari lembar observasi pembelajaran.

Berikut refleksi pada masing-masing siklus:

1. Siklus 1

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 1

dan tindakan berikutnya pada siklus 2 adalah sebagai berikut:

a. Guru hendaknya lebih memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melihat demonstrasi lebih dari dua kali

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah termasuk metode

pembelajaran yang berpusat pada siswa namun pelaksanaannya

memerlukan persiapan agar peneliti dapat mengusai kelas.

2. Siklus 2

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2

dan tindakan berikutnya pada siklus 3 adalah sebagai berikut:

a. Media yang dipakai dalam siklus 2 sudah dapat dikatakan dapat

memotivasi siswa namun media tidak akan berarti manfaatnya apabila

guru kurang dapat mengarahkan / menggunakan media tersebut.

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan

siswa namun dalam pelaksanaannya siswa masih terlihat kurang

mampu menagkap informasi dari demonstrasi lewat media tersebut.

c. Pada siklus berikutnya guru harus lebih dapat membimbing siswa

dalam kelompok dan membimbing siswa secara individu.

10

Page 11: PTK Bahasa Indonesia

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan

1. Pra Siklus

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan mengadakan observasi awal

yang dilakukan pada hari Rabu tanggal 11 Februari 2015. Tujuannya

untuk mengetahui lebih mendalam kondisi sekolah, sebagai kelas yang

akan mendapat perlakuan. Kondisi tersebut mencakup kondisi fisik kelas,

kondisi siswa, guru, proses pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar

dikelas serta sarana dan prasarana pendidikan yang terdapat di kelas

maupun di sekolah. Pada observasi awal, kegiatan pembelajaran terdiri

dari 3 tahapan, 1) Kegiatan awal, 2) Kegiatan Inti, dan 3) Penutup. Pada

kegiatan awal yang berupa appersepsi, siswa diajak tanya jawab tentang

materi yang akan dibahas, yang akhirnya mengaitkan dengan materi inti;

Sedangkan pada kegiatan inti dalam pembelajaran banyak menggunakan

metode ceramah tanpa menggunakan media hanya buku pelajaran Bahasa

Indonesia digunakan sebagai sumber belajar. Guru lebih banyak

menerangkan dengan menggunakan metode ceramah dalam menjelaskan

konsep sehingga terkesan siswa hanya mendapatkan konsep yang abstrak

dan kegiatan belajar mengajar terfokus kepada guru. Selain itu,

keterlibatan siswa masih tampak kurang optimal, ini terlihat dari kepasifan

dan kebingungan siswa dalam mengikuti dan memahami pelajaran yang

disampaikan guru. Adapun kegiatan penutup siswa diberi tugas

mengerjakan soal atau evaluasi.

11

Page 12: PTK Bahasa Indonesia

Berikut data hasil belajar pra siklus:

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus

No Nama Siswa Nilai Tuntas / Tidak Tuntas

1 Agustri Puji Lestari 70 T2 Bagas Dewantara 50 TT3 Candra Wijaya 40 TT4 Hasbiyallah 70 T5 Intan Novitri 70 T6 Irna Wati 70 T7 Julia Permata Sari 60 TT8 Leo Erwando 40 TT9 Levia 50 TT10 M. Cakra Wibawa 60 TT11 Nata 50 TT12 Natia Aisyah 70 T13 Reza Welendio 50 TT14 Rias Alpa Bento 70 T15 Rizki 60 TT16 Rohma 70 T17 Tata Anugrah 40 TT18 Wita 50 TT19 Yuni Agustini 70 T

Jumlah 1110Rata-rata 58,42

Siswa Tuntas 8Siswa Tidak Tuntas 11

Persentase Tuntas Kelas 42,11%Keterangan:T : TuntasTT : Tidak TuntasRata-rata kelas : 64,73Jumlah siswa tuntas : 8 siswaJumlah siswa tidak tuntas : 11 siswaProsentase Ketuntasan Klasikal : 42,11% ( tidak tuntas )

Dari tabel 4.1 di atas diperoleh data bahwa secara klasikal pembelajaran

masih belum tuntas dikarenakan persentase ketuntasan klasikal hanya

42,11% masih jauh dari batas minimal ketuntasan klasikal yaitu 85 %.

Pada refleksi awal melalui observasi dapat ditemukan beberapa

kelebihan dan kekurangan pada kegiatan pembelajaran. Kelebihan-

kelebihan tersebut antara lain :

12

Page 13: PTK Bahasa Indonesia

1. Proses pembelajaran telah diselenggarakan secara terstruktur dan

sistematis sesuai dengan rancangan pengajaran, maupun program

pengajaran;

2. Guru banyak menyampaikan informasi tentang konsep materi walau

hanya dengan menggunakan metode ceramah dalam setiap kegiatan

pembelajaran.

Sedangkan beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran yang

ditemukan adalah :

1) Guru banyak menghabiskan waktu pembelajaran (sekitar 65-70%)

hanya menjelaskan secara verbal konsep yang abstrak tanpa dibantu

dengan sarana dan atau media penunjang yang memadai;

2) Siswa cenderung bersifat pasif (tidak berani menjawab pertanyaan

guru secara lepas mungkin karena takut salah, kurang antusias

mengikuti pelajaran, merasa kebingungan memahami konsep yang

dijelaskan guru.

Selama observasi awal ini juga, siswa belum menunjukkan

perilaku yang diharapkan. Memang, siswa sesekali menjawab pertanyaan

guru dengan mengungkapkan kembali apa yang disampaikan guru, tetapi

sangat abstrak sehingga tidak bisa dipahami sedikitpun oleh siswa lainnya.

Hal ini karena metode konvensional tidak banyak memberi kesempatan

yang luas bagi siswa untuk memperoleh informasi yang lebih variatif dan

tahan lama retensinya karena kurang menekankan ketrampilan proses.

Akibatnya, siswa bahkan kesulitan memvisualisasikan konsep abstrak

yang didapatkannya.

2. Pelaksanaan Siklus I

Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh dari observasi awal,

peneliti memberi tindakan siklus I yang dilaksanakan pada hari Rabu

Februari 2015 dalam kegiatan ini dibagi menjadi beberapa tahapan sebagai

berikut :

1) Hasil pengamatan terhadap guru

13

Page 14: PTK Bahasa Indonesia

a) Pada awal pembelajaran yang dilakukan guru, masih terdapat

sebagian siswa melakukan kegiatan di luar tugas yang diberikan

b) Siswa diberikan demonstrasi membaca puisi

c) Siswa dipaparkan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pola

belajar siswa dan minat belajarnya terhadapBahasa Indonesia.

Siswa yang terkesan sangat tertarik terhadap demonstrasi yang

dilakukan guru.

d) Siswa dipaparkan tentang kaitan waktu pengerjaan, dimana

diharapkan waktu penjelasan tidak terlalu banyak dan sebaliknya

waktu untuk berlatih lebih banyak.

2). Hasil Pelaksanaan Siklus I

Hasil pelaksaan siklus I terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1

No Nama Siswa Nilai Meningkat KeteranganPrasiklus Siklus I1 Agustri Puji Lestari 70 80 Ya T2 Bagas Dewantara 50 60 Ya TT3 Candra Wijaya 40 50 Ya TT4 Hasbiyallah 70 80 Ya T5 Intan Novitri 70 80 Ya T6 Irna Wati 70 80 Ya T7 Julia Permata Sari 60 70 Ya T8 Leo Erwando 40 60 Ya TT9 Levia 50 70 Ya T10 M. Cakra Wibawa 60 70 Ya T11 Nata 50 60 Ya TT12 Natia Aisyah 70 90 Ya T13 Reza Welendio 50 50 Tidak TT14 Rias Alpa Bento 70 80 Ya T15 Rizki 60 70 Ya T16 Rohma 70 70 Tidak T17 Tata Anugrah 40 50 Ya TT18 Wita 50 60 Ya TT19 Yuni Agustini 70 80 Ya T

Jumlah 1110 1310Rata-rata 58,42 68,95

Siswa Tuntas 8 12Siswa Tidak Tuntas 11 7

Siswa dengan nilai meningkat - 17Persentase Tuntas Kelas 42,11% 63,16%

Keterangan:

14

Page 15: PTK Bahasa Indonesia

T : Tuntas Nilai meningkat : 17 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 2 siswaRata-rata kelas : 68,95Jumlah siswa tuntas : 12Jumlah siswa tidak tuntas : 7Prosentase Ketuntasan Klasikal 63,16 % ( tidak tuntas )

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I

No Uraian Hasil Siklus I1234

Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar

68,951217

63,16 %

Keterangan tabel 4.2 dan tabel 4.3

Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan

pembelajaran koperatif dengan metode diskusi oleh guru diperoleh

nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 68,95 dan ketuntasan

belajar mencapai 63,16% atau ada 12 siswa dari 19 siswa sudah tuntas

belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara

klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang memperoleh

nilai ≥ 65 hanya sebesar 63,16% lebih kecil dari persentase ketuntasan

yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena siswa

belum terbiasa dengan metode pembelajaran yang dilaksanakan guru.

Setelah melakukan tindakan ini, peneliti menghasilkan rekomendasi

berdasarkan refleksi siklus I . Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dan

ditingkatkan selanjutnya pada tindakan II adalah :

a. Guru hendaknya lebih mempersiapkan media yang dapat

meningkatkan motivasi belajar siswa

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan hendaknya lebih ke metode

yang dapat mengaktifkan siswa sehingga pembelajaran lebih

bermakna.

3. Pelaksanaan Tindakan Siklus II

15

Page 16: PTK Bahasa Indonesia

Pertemuan Siklus Kedua ini dilakukan pada tanggal 12 Februari

2015. Pada siklus ini peneliti memberikan tindakan seperti pada Siklus I,

namun dalam pelaksanaannya pada kegiatan pembelajaran guru

mengunakan media televisi untukmmutarkan video demontrasi membaca

puisi. Dengan metode diskusi tindakan ini berlangsung 70 menit untuk

kemudian diberi evaluasi dan refleksi guna tercapainya proses belajar

mengajar sesuai skenario pembelajaran yang terdapat pada rencana

pengajaran pada siklus kedua.

Dalam siklus II ini, setelah selesai para siswa disuruh

mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas satu persatu. Hal ini

agar dapat dilihat secara nyata kemampuan siswa tidak hanya angan-angan

tapi sudah merupakan hasil yang nyata.

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II

No Nama Siswa Nilai Meningkat KeteranganSiklus I Siklus II1 Agustri Puji Lestari 80 80 Tidak T2 Bagas Dewantara 60 80 Ya T3 Candra Wijaya 50 70 Ya T4 Hasbiyallah 80 90 Ya T5 Intan Novitri 80 90 Ya T6 Irna Wati 80 90 Ya T7 Julia Permata Sari 70 80 Ya T8 Leo Erwando 60 70 Ya T9 Levia 70 80 Ya T10 M. Cakra Wibawa 70 70 Tidak T11 Nata 60 70 Ya T12 Natia Aisyah 90 90 Tidak T13 Reza Welendio 50 70 Ya T14 Rias Alpa Bento 80 80 Tidak T15 Rizki 70 80 Ya T16 Rohma 70 80 Ya T17 Tata Anugrah 50 70 Ya T18 Wita 60 70 Ya T19 Yuni Agustini 80 90 Ya T

Jumlah 1310 1500Rata-rata 68,95 78,95

Siswa Tuntas 12 19Siswa Tidak Tuntas 7 -

Siswa dengan nilai meningkat 17 15Persentase Tuntas Kelas 63,16% 100%

Keterangan:T : Tuntas Nilai meningkat : 15 siswaTT : Tidak Tuntas Nilai tidak meningkat : 4 siswa

16

Page 17: PTK Bahasa Indonesia

Rata-rata kelas : 78,95Jumlah siswa tuntas :19Jumlah siswa tidak tuntas : 0Prosentase Ketuntasan Klasikal : 100% ( tuntas )

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II

No Uraian Hasil Siklus II1234

Nilai rata-rata Jumlah siswa yang tuntas belajarJumlah siswa dengan nilai meningkatPersentase ketuntasan belajar

78,951915

100 %

Keterangan Tabel 4.4 dan Tabel 4.5

Dari tabel 4.4 dan tabel 4.5 di atas diperoleh nilai rata-rata

prestasi belajar siswa adalah 78,95 dan ketuntasan belajar mencapai

100 % atau semua siswa sudah tuntas belajar. Hasil ini menunjukkan

bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah

mengalami peningkatan lebih baik dari siklus I.

Setelah siklus II selesai dilaksanakan, guru atau peneliti mengadakan

refleksi akhir. Dari pengamatan peneliti, secara umum pembelajaran pada

siklus II lebih baik daripada siklus I. Beberapa kelebihan pada siklus II ini

adalah sebagai berikut :

1) Peneliti sudah bisa menguasai situasi kelas dengan membawa siswa

untuk lebih bisa memahami konsep lebih mudah serta lebih aktif

karena merasa percaya diri dengan kemampuan memahaminya

tersebut, meskipun masih terdapat siswa yang belum berkosentrasi

terhadap materi;

2) Pembelajaran yang dilakukan kepada para siswa semakin lebih efektif

dengan lebih menekankan pada pengalaman belajar dan menggunakan

metode demontrasi k dengan media yang menarik.

Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan siklus 2

adalah sebagai berikut:

a. Metode demontrasi yang dilakukan dengan mendatangkan narasumber

merupakan suatu hal yang baru dan menarik bagi siswa

17

Page 18: PTK Bahasa Indonesia

b. Metode pembelajaran yang dilaksanakan sudah dapat mengaktifkan

siswa terlihat dengan aktifnya semua siswa dalam proses pembelajaran

c. Proses pembelajaran sudah lebih terarah karena guru sudah dapat

menguasai kelas dan kegiatan siswa dapat terakomodasi dalam

kegiatan yang mengarah pada tujuan pembelajaran.

d. Proses pembelajaran terlaksana dengan menggunakan PAIKEM

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan data diatas, ditunjukkan bahwa pembelajaran koperatif sangat

menunjang peningkatan hasil belajar siswa. Pelaksanaan model ini

mengadaptasi model sebelumnya yang pernah dilaksanakan pada beberapa

pembelajaran, sehingga beberapa para siswa tidak terlihat mengalami

kesulitan dalam beraktifitas selama pembelajaran berlangsung. Hal ini

dibuktikan dengan data hasil belajar yang terus meningkat dari siklus I

63,16%, siklus II sebesar 100%. Data lain yang juga mendukung bahwa

metode demonstrasi dapat meningkatkan kemampuan membaca puisi adalah

jumlah siswa yang tuntas belajar secara individu meningkat drastis dari siklus

1 sebanyak 12 siswa, siklus 2, 19 siswa ada peningkatan yang signifikan yaitu

19 siswa dari 19 siswa di kelas VI, jadi seluruh siswa semuanya tuntas.

Secara klasikal pada siklus 2 ketuntasan belajar kelas telah mencapai 100%

(presentase ketuntasan diatas batas minimal ketuntasan kelas 80% ).

Faktor lain yang menyebabkan hal diatas adalah disebabkan kondisi

pembelajaran yang menyenangkan bagi para guru, hal ini dinyatakan sekitar

90% siswa terlihat antusias dan terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Keaktifan siswa mulai ditunjukkan sejak siklus 2 dengan metode demonstrasi

konsep membaca puisi yang baik dapat diserap langsung oleh siswa yang

dibuktikan dengan kemampuan membaca puisi secara klasikal telah mencapai

ketuntasan 100 %.

18

Page 19: PTK Bahasa Indonesia

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan

pembelajaran Bahasa Indonesia dengan metode demonstrasi dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca puisi dan metode

demontrasi sangat membantu siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

materi membaca puisi. Namun demikian, pembelajaran dengan menggunakan

metode ini membutuhkan persiapan mengajar dan manajemen waktu dan kelas

dengan baik guna mencapai efektivitas hasil pada setiap aktivitas

pembelajaran di kelas. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan

demontrasi juga dapat meningkatkan motivasi guru dan mendapat respon

positif dari para siswa.

B. Saran – Saran

1) Saran bagi guru

Untuk mencapai hasil yang maksimal, seorang guru dalam mengajar

Bahasa Indonesia ( membaca puisi ) sebaiknya dengan menggunakan

metode demontrasi;

2) Saran bagi sekolah

Pihak Sekolah tentunya harus menyediakan sarana dan prasarana seperti

televise, vcd/dvd player, lcd proyektor serta alat bantu mengajar yang

dibutuhkan oleh guru serta menyiapkan buku panduan macam-macam

metode pengajaran

19

Page 20: PTK Bahasa Indonesia

DAFTAR PUSTAKA

Mulyani Sumantri, Johar Permana.2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung :CV Maulana.

Syah.1995. Psikologi Pendidikan Suatu Pengantar Baru.Bandung: Remaja Rosda Karya.

Haryadi, Zamzani.1996.Peningkatan Keterampilan Berbahasa Indonesia.

Aminuduin.1987. Pengantar Apresiasi Karya Sastra: Sinar Baru.

20

Page 21: PTK Bahasa Indonesia

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VI / 2

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )

Hari, Tanggal : Senin, 12 Januari 2015

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi

Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang

tepat

Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi

dengan intonasi dan ekspresi yang tepat

Materi Ajar

Membaca Puisi

Metode Pembelajaran

Demontrasi

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Salam

Apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Guru mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas

Siswa memperhatikan demonstrasi guru

21

Page 22: PTK Bahasa Indonesia

Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca

puisi

Guru memberikan bimbingan cara membaca puisi dengan ekspresi

yang baik

Siswa bergantian maju untuk membaca puisi

Kegiatan Akhir

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP

Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas

Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia

Penilaian

Bentuk Penilaian

Performance tes

Instrumen Penilaian

Instrumen Pengamatan Performance

NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1            2            3                         Keterangan:

Intonasi ( 10 – 25 )

Vokal ( 10 – 25 )

Ekspresi ( 10 – 25 )

Nada ( 10 – 25 )

Pagaralam, 12 Januari 2015Guru Kelas

Anita, S.Pd NIP. 196708102007012010

22

40 – 50 : D ( kurang )50 – 60 : C ( cukup60 – 80 : B ( baik )80 – 100 : A ( sangat baik )

Page 23: PTK Bahasa Indonesia

Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VI / 2

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )

Hari, Tanggal : Senin, 19 Januari 2015

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi

Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang

tepat

Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi

dengan intonasi dan ekspresi yang tepat

Materi Ajar

Membaca Puisi

Metode Pembelajaran

Demontrasi

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Salam

Apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Guru memutarkan video pembacan puisi dengan benar

Siswa memperhatikan video melalui televisi yang disediakan

23

Page 24: PTK Bahasa Indonesia

Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca

puisi

Siswa bergantian maju untuk membaca puisi

Guru memberikan komentar terhadap tampilan siswa

Kegiatan Akhir

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP

Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas

Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia

Televisi, VCD player, VCD puisi

Penilaian

Bentuk Penilaian

Performance tes

Instrumen Penilaian

Instrumen Pengamatan Performance

NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1            2            3                         Keterangan:

Intonasi ( 10 – 25 )

Vokal ( 10 – 25 )

Ekspresi ( 10 – 25 )

Nada ( 10 – 25 ) Pagaralam, 19 Januari 2015

Guru Kelas

Anita, S.PdNIP. 196708102007012010

24

40 – 50 : D ( kurang )50 – 60 : C ( cukup60 – 80 : B ( baik )80 – 100 : A ( sangat baik )

Page 25: PTK Bahasa Indonesia

Lampiran 3

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/ Semester : VI / 2

Alokasi Waktu : 2 X 35 Menit ( 1 X Pertemuan )

Hari, Tanggal : Senin, 26 Januari 2015

Standar Kompetensi : 6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi

dengan berpidato, melaporkan isi buku, dan baca puisi

Kompetensi Dasar : 6.3 Membacakan puisi karya sendiri dengan ekspresi yang

tepat

Indikator : Membaca puisi dengan ekspresi yang tepat

Tujuan Pembelajaran

Setelah pembelajaran berlangsung diharapkan siswa dapat membaca puisi

dengan intonasi dan ekspresi yang tepat

Materi Ajar

Membaca Puisi

Metode Pembelajaran

Demontrasi

Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Awal

Salam

Apersepsi

Penyampaian tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti

Guru memperkenalkan narasumber kepada siswa

Narasumber mendemonstrasikan membaca puisi di depan kelas

25

Page 26: PTK Bahasa Indonesia

Beberapa siswa ditunjuk untuk mencoba mendemonstrasikan membaca

puisi

Narasumber memberikan koreksi dan komentar terhadap tampilan

siswa yang maju

Siswa bergantian maju untuk membaca puisi

Kegiatan Akhir

Siswa dan guru menarik kesimpulan

Salam

Alat, Bahan dan Sumber Belajar

Kurikulum Bahasa Indonesia Kelas VI, KTSP

Buku Bahasa Indonesia Kelas VI, Pusat Perbukuan Depdiknas

Buku Saya Senang Berbahasa Indonesia

Penilaian

Bentuk Penilaian

Performance tes

Instrumen Penilaian

Instrumen Pengamatan Performance

NO NAMA SISWA Aspek Penilaian JumlahIntonasi Vokal Ekspresi Nada1            2            3                         Keterangan:

Intonasi ( 10 – 25 )

Vokal ( 10 – 25 )

Ekspresi ( 10 – 25 )

Nada ( 10 – 25 )

Pagaralam, 26 Januari 2015Guru Kelas

Anita, S.Pd NIP. 196708102007012010

26

40 – 50 : D ( kurang )50 – 60 : C ( cukup60 – 80 : B ( baik )80 – 100 : A ( sangat baik )

Page 27: PTK Bahasa Indonesia

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN................................................................................ i

KATA PENGANTAR ......................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................iii

DAFTAR TABEL .......................................................................................iv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ..................................................................1

B. Rumusan Masalah.............................................................................2

C. Tujuan Perbaikan..............................................................................3

D. Manfaat Perbaikan............................................................................3

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Definisi Puisi.....................................................................................4

B. Pembelajaran Membaca Puisi di SD .................................................4

C. Pembelajaran Puisi Dengan Metode Demonstrasi ............................5

BAB III PELAKSANAAN PERBAIKAN

A. Subyek Penelitian...............................................................................6

B. Deskripsi Per Siklus...........................................................................6

C. Pengamatan/ Pengumpulan Data/ Instrumen.....................................8

D. Refleksi............................................................................................10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Tindakan......................................................11

B. Pembahasan Hasil Penelitian............................................................18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ......................................................................................19

B. Saran – Saran ...................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

27

Page 28: PTK Bahasa Indonesia

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pra Siklus.............................................................12

Tabel 4.2 Hasil Belajar Siswa Siklus 1.................................................................14

Tabel 4.3. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus I....................................15

Tabel 4.4 Hasil Belajar Siswa Siklus II.................................................................16

Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa pada Siklus II..................................16

28

Page 29: PTK Bahasa Indonesia

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

hidayahNya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan Penelitian Tindakan

Kelas yang berjudul "Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Dengan

Metode Demonstrasi Pada Siswa Kelas VI SDN 19 Pagaralam Kecamatan

Dempo Selatan Kota Pagaralam”

 Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan Penelitian Tindakan

Kelas (PTK) ini masih terdapat kelemahan baik dalam penyusunan, dan itu semua

semata-mata merupakan keterbatasan dalam pengalamam menyusun Penelitian

Tindakan Kelas, mudah-mudahan Penelitian Tindakan Kelas ini banyak

manfaatnya terutama bagi para guru umumnya bagi dunia pendidikan..

Akhirnya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat diharapkan

demi perbaikan makalah ini

Pagar Alam,    Februari 2015Penulis

Anita, S.PdNIP. 196708102007012010

29

Page 30: PTK Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 19 PAGARALAM

KECAMATAN DEMPO SELATAN KOTA PAGARALAM

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Oleh :

Anita, S.PdNIP. 196708102007012010

DINAS PENDIDIKANA KOTA PAGARALAM SEKOLAH DASAR NEGERI 19 PAGAR ALAM

TAHUN PELAJARAN 2014/2015

30

Page 31: PTK Bahasa Indonesia

LEMBAR PENGESAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VI SD NEGERI 19 PAGAR ALAM

KECAMATAN DEMPO SELATAN KOTA PAGARALAM

Telah diseminarkan di forum KKG Dempo Selatan

MenyetujuiKetua KKG Dempo Selatan

SARBAINI, S.PdNIP.196806142006041006

Pagaralam, April 2015Pemakalah,

ANITA, S.PdNIP. 196708102007012010

MengetahuiPengawas TK/SD

Kecamatan Dempo Selatan

Dra. Hj. SUSILAWATI, M.PdNIP 195708151977032003

i