public relation harus multitasking - prasetya.ub.ac.id · government public relations lifestyle...
TRANSCRIPT
Public Relation Harus Multitasking
Dikirim oleh prasetyafisip pada 30 Agustus 2018 | Komentar : 0 | Dilihat : 530
Pakar Public Relation Dinna Handini, S.Sos, M.I.Kom dalam kegiatan bertajuk
Government Public Relations Lifestyle
Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya kembali
menyelenggarakan kuliah tamu dengan mengundang Pakar Public Relation
Dinna Handini, S.Sos, M.I.Kom dalam kegiatan bertajuk Government Public Relations Lifestyle, Rabu
(29/8/2018).
Bertempat di Auditorium Nuswantara, kuliah tamu ini dihadiri oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi peminatan Public
Relations, serta beberapa mahasiswa S2 Ilmu Komunikasi. Dalam kegiatan ini, Dinna yang merupakan Kasubbag
Komunikasi Internal dan Layanan Informasi Publik, Bagian Komunikasi Publik, Kemenristekdikti menjelaskan
beberapa hal tentang pekerjaan yang ditekuninya sebagai seorang Public Relations.
“Di tempat kami bekerja terdapat tiga bidang, yaitu kerjasama, publikasi dan dokumentasi, serta komunikasi publik.
Tidak jarang juga kami saling membantu, meskipun itu tugas subbag lain,”kata alumni Magister Ilmu Komunikasi
Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Padjajaran ini.
Dinna yang sudah 17 berkecimpung di dunia media, PR juga mengatakan bahwa sebagai seorang PR, dia harus
bisa menjaga hubungan baik dengan wartawan dari berbagai media. Beruntung, Dinna sudah berpengalaman
bekerja di media,di antaranya seperti Tempo, TransTV, serta TVOne, sehingga dia memiliki banyak relasi di
bidang tersebut.
KEMENRISTEKDIKTI memiliki Unit Layanan Terpadu yang disingkat sebagai PINTU yang dibuat untuk
memfasilitasi publik. Dalam hal tersebut, Humas juga harus membantu melayani masyarakat yang datang dan
membutuhkan bantuan. Di Kementrian tersebut tugasnya adalah membuat layanan menjadi better, faster, dan
cheaper.
Pada intinya, Dinna menjelaskan bahwa seorang Public Relation harus bisa multitasking.
“Kita sebagai Humas jangan hanya menjadi tukang foto, tapi kita juga harus berusaha agar suara kita bisa didengar
pemerintah,”katanya. (Lita/Humas FISIP/Humas UB)