publikasi ilmiah dasar program perencanaan dan...
TRANSCRIPT
PUBLIKASI ILMIAH
DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
ARSITEKTUR (DP3A)
SURAKARTA GOLF CLUB
Diajukan Sebagai Pelengkap dan Syarat Guna Mencapai
Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun Oleh :
SEPTIAN DWI CAHYO
D 300 090 011
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2014
1
LEMBAR PENGESAHAN
Prodi Arsitektur Fakultas Teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Penyusun : SEPTIAN DWI CAHYO
NIM : D 300 090 011
Judul TA : SURAKARTA GOLF CLUB
Mengetahui,
Surakarta,15 Febuari 2014 Surakarta,15 Febuari 2014
Pembimbing I Pembimbing II
2
SURAT PERNYATAAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH
Bismillahirrahmanirrohim
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya :
Nama : SEPTIAN DWI CAHYO
NIM : D 300 090 011
Fakultas/jurusan : Teknik Arsitektur
Jenis : Skripsi
Judul : SURAKARTA GOLF CLUB
Dengan ini menyatakan bahwa saya menyetujui untuk :
1. Memberikan hak bebas royalty kepada Perpustakaan UMS atas
penulisan karya ilmiah saya demi pengembangan ilmu pengetahuan
2. Memberikan hak penyimpan, mediakan/mengalih formatkan mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), mendistribusikan, serta
menampilkannya dalam bentuk softcopy untuk kepentingan akademis
kepada Perpustakaan UMS, tanpa perlu meminta ijin dari saya selama
tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta
3. Bersedia dan menjamin untuk menanggung secara pribadi tanpa
melibatkan pihak Perpustakaan UMS, dari semua bentuk tuntutan
hukum yang timbul atas pelanggaran hak cipta dalam karya ilmiah ini.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan semoga dapat
digunakan sebagaimana semestinya.
Surakarta, 15 Febuari 2014
Yang Menyatakan
(Septian Dwi Cahyo)
3
SURAT PERNYATAAN ORIGINALITAS
Bismillahirrahmanirrohim,
Dengan ini, Saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat
karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu
perguruan tinggi disepanjang pengetahuan Saya, juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara
tertulis dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata kelak kemudian hari terbukti ada ketidak benaran
dalam pernyataan Saya diatas, maka Saya akan bertangguag jawab sepenuhnya.
Surakarta, 15 Febuari 2014
Yang Menyatakan,
(Septian Dwi Cahyo)
4
SURAKARTA GOLF CLUB
Septian Dwi Cahyo
D 300 090 011
Program Studi Arsitektur fakultas teknik
Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Golf sebagai salah satu cabang olah raga yang berkembang pesat di
dunia dan di indonesia dengan selalu dipertandingkan di ajang pertandingan
olah raga resmi internasional, Olah raga golf mengalami perkembangan yang
cukup baik di Indonesia khususnya Kota Surakarta. Sekarang terdapat 120 atlet
golf yang menjadi anggota dan berada di bawah pengurus cabang (PGI)
Surakarta Persatuan Golf indonesia (PGI) cabang Surakarta. Penggemar dan
atlit golf Surakrta membutuhkan Sarana olah raga golf yang bertaraf
internasional untuk menggantikan Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta yang
belum Standar internasional dan diharapkan Surakarta menjadi tuan rumah
pertandingan olah raga golf bertaraf internasional.
Perkumpulan Golf Bengawan (PGB) Surakarta dibawah pengurus cabang
(PGI) Surakarta berencana membangun Sarana olah raga golf bertaraf
internasional mengganti Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta. Konsep lapangan
Surakarta Golf Club menyesuikan dengan standar internasional dengan luas
lahan 72 hektar mempunyai 1 driving range, 18 holes dan club house berkonsep
arsitektur dekontruksi.
Kata Kunci : Club;Golf; Surakarta
5
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Golf sebagai salah satu cabang olah raga yang berkembang pesat di
dunia dan di indonesia dengan selalu dipertandingkan di ajang
pertandingan olah raga resmi internasional seperti di Olimpiade England
Tahun 2012, penggemar olah raga golf bisanya dari kalangan menengah
keatas untuk menjadi ajang bertukar pikiran dan memperluas jaringan
bisnis selain itu juga dapat membantu menjaga kebugaran tubuh.
Olah raga golf mengalami perkembangan yang cukup baik di
Indonesia khususnya Kota Surakarta. Sekarang terdapat 120 atlet golf
yang menjadi anggota dan berada di bawah pengurus cabang (PGI)
Surakarta Persatuan Golf indonesia (PGI) cabang Surakarta. Organisasi
yang diketuai oleh Asnawi dan berada di bawah Komite Olahraga
Nasional Indonesia (KONI) sebagai induk seluruh cabang olah raga di
Indonesia, prestasi atlit golf Surakarta cukup baik, Salah satunya adalah
Suramto berhasil menduduki peringkat kedua dalam Porprov Jateng
pada liga golf Jawa Tengah 2010.
Olah raga golf di Kota Surakarta tidak terlepas dari kurang
tersedianya fasilitas lapangan golf. Surakarta hanya mempunyai satu
lapangan golf yaitu Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta yang terletak
di kompleks lapangan udara Adi Soemarmo tepatnya bersebelahan
dengan landasan pacu. Selain lapangan golf yang cukup representatif,
Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta juga memiliki dua driving range,
Driving range adalah tempat bagi para pemain golf pemula yang ingin
berlatih. Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta terhitung masih
konvensional, hanya memiliki 9 holes.
Penggemar dan atlit golf Surakrta membutuhkan Sarana olah raga
golf yang bertaraf internasional untuk menggantikan Padang Golf Adi
Sumarmo Surakarta yang belum Standar internasional dan diharapkan
Surakarta menjadi tuan rumah pertandingan olah raga golf bertaraf
internasional.
6
Perkumpulan Golf Bengawan (PGB) Surakarta dibawah pengurus
cabang (PGI) Surakarta berencana membangun Sarana olah raga golf
mengganti Padang Golf Adi Sumarmo Surakarta, (PGB) mengincar
lahan di Kabupaten Sragen dengan luas sekitar 60 ha, lokasi mudah
terjangkau dan strategis karena lokasi yang dekat dengan Surakarta,
Yogyakarta, Semarang dan Jawa Timur, saat ini dalam proses pembelian
lahan sedang berlangsung. Perkumpulan Golf bengawan (PGB)
merencanakan Lapanagn Golf standar internasional yang mempunyai 18
holes dan lapangannya juga dipastikan menggunakan standar berkualitas
tinggi.
Surakarta Golf club nantinya dapat menjadi tempat berlatih atlit-
atlit golf Surakarta dan dapat menjadi tuan rumah pertandingan golf
bertaraf internasional, selain itu juga di buka untuk umum.
2. Tujuan
a. Menciptakan sebuah konsep perancangan desain arsitektur yang
mampu mewadahi segala kegiatan olah raga golf.
b. Memberikan fasilitas bertaraf internasional yang mewadahi semua
kegiatan olah raga golf.
B. LANDASAN TEORI
1. Golf
Golf adalah permainan luar ruang yang dimainkan secara
perorangan atau tim yang berlomba memasukkan bola ke dalam
lubang-lubang yang ada di lapangan dengan jumlah pukulan tersedikit
mungkin. Bola golf dipukul dengan menggunakan satu set tongkat
pemukul yang disebut klab (stik golf). Golf adalah salah satu dari
permainan yang tidak memiliki lapangan permainan yang standar,
melainkan dimainkan di padang golf yang masing-masing memiliki
desain unik, dan biasanya terdiri dari 9 atau 18 holes (lubang). Aturan
utama dalam golf adalah memainkan sebuah bola dengan stik golf dari
7
daerah tee (teeing ground) ke dalam lubang dengan satu pukulan atau
beberapa pukulan berikutnya sesuai dengan aturan.
2. Club
Club adalah kosa kata dalam bahasa Inggris yang artinya
kelompok. Kelompok dapat diartikan sebagi perkumpulan antara
individu yang satu dengan individu yang lain yang bersatu dan
mempunyai tujuan yang sama.
3. Arsitektur Dekontruksi
Dekonstruksi adalah istilah yang digunakan pertama kalinya pada
tahun 1967, oleh Jacques Derrida, seorang ahli bahasa yang juga filsafat
dan budayawan Perancis kelahiran Algeria, tahun 1930. Pakar ini
menelaah secara radikal teori ilmu bahasa yang pada waktu itu
menganut Strukturalisme yang pernah dikembangkan oleh Ferdinand
deSaussure antara tahun 1906 sampai tahun 1911.
Kata dekonstruksi dipergunakan Derrida dalam buku De La
Grammatologie, di mana kata tersebut merupakan terjemahan dari
istilah Heidegger, yaitu: destruktion dan abbau. Dalam konteks ini,
keduanya mempunyai kesamaan pengertian sebagai: operasi yang
dilakukan atas struktur atau arsitektur tradisional dari konsep dasar
ontology atau metafisik barat (occidental). Tetapi dalam bahasa
Perancis, istilah destruction mengimplikasikan suatu penghancuran
total, tetapi derrida tidak menginginkan adanya penghancuran yang
total itu. Untuk itulah Derrida memakai kata deconstruction yang
diketemukannya dalam Littre untuk menandai maksudnya dalam bahasa
Perancis.
Rumusan Derrida mengenai dekonstruksi (deconstruction) tidak
pernah secara definitif diperoleh. Kesulitan terletak pada Phenomenon
deconstruction sebagai gejala mengada yang tidak pernah menuju ke
arah kebakuan. Derrida mengatakan bahwa dekonstruksi bukan semata-
mata metoda kritis. Metoda kritis perlu diartikan sebagai memiliki sifat
kritis terhadap dirinya sendiri. Dengan hakekat kritis ini maka wilayah
8
jelajah dekonstruksi tidak dibatasi pada konteks filosofi saja. Selain itu,
oleh Derrida dekonstruksi juga dianggap bukanlah merupakan metoda
berpikir yang destruktif, karena senantiasa membongkar habis struktur-
struktur makna dan bangun suatu konsep. Menurut Derrida “sikap
dekonstruksi senantiasa afirmatif dan tidak negatif”, sebab sesuatu yang
negatif tidaklah membuka diri pada pencarian pemahaman lebih utuh.
Pandangan dekonstruksi lahir dari suatu pemikiran yang
berdasarkan konsep anti filosofi. Pandangan yang membatasi
kemutlakan kebenaran, menolak hubungan sebab-akibat. Berdasar
filosofi yang melatarbelakangi pemikiran paham dekonstruksi maka
sangat mungkin paham ini mengundang kontroversi apabila dituangkan
dalam bidang arsitektur, karena akan memutarbalikkan prinsip-prinsip
perancangan yang umum digunakan oleh para arsitek.
Sejak pameran mengenai Arsitektur Dekonstruksi yang diadakan di
museum Seni modern di New York pada bulan Juli dan Agustus 1988,
dekonstruksi menjadi sebuah aliran baru dalam arsitektur dan dapat
meneruskan atau menggantikan gaya internasional (International Style),
yang dalam tahun tigapuluhan juga diperkenalkan dalam museum yang
sama. Tentu ini merupakan sukses besar bagi para dekonstruktivis yang
ikut pameran itu, yaitu : Frank O. Gehry, Daniel Libeskind, Ren
Koolhaas, Peter Eisenman, Zaha M. Hadid, Coop Himmelblau dan
Bernard Tschumi. Sebenarnya yang pertamakali untuk menerapkan
konsep dekonstruksi dalam bidang arsitektur pertama kali adalah
Bernard Tschumi. Selanjutnya, bersama mantan mahasiswanya yang
bernama Zaha Hadid dan Peter Eisenman, mencoba
memperkenalkannya melalui pameran dengan nama Deconstruction
Architecture.
9
C. METODE
1. Data-Data Yang Diperlukan
a. Data Fisik
b. Potensi Site
c. Kondisi Geografis
d. Topografi
e. Tata Guna Lahan
f. Data Non Fisik
1) Aktivitas-aktivitas sekitar site
2) Sirkulasi dan pencapaian
3) Kebutuhan Ruang
4) Hal-hal yang berhubungan dengan interior bangunan yang
disesuaikan dengan Arasitekur Dekontruksi
5) Hal-hal yang berhubungan dengan golf
2. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Pengamatan langsung terhadap kondisi kawasan Kabupaten Sragen
digunakan untuk mendapatkan data primer.
2. Survei
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data sekunder yang
dikumpulkan melalui penelusuran pustaka dari berbagai instansi
terkait, seperti Perguruan Tinggi, Instansi Pemerintah, serta sumber-
sumber lain yang berhubungan dengan objek dan fokus
perancangan.
3. Wawancara
Penulis menanyakan informasi kepada nara sumber tentang banyak
hal yang sangat bermanfaat bagi perancangan lebih jauh dan dapat
dilakukan berkali-kali sesuai dengan keperluan perancang tentang
kejelasan masalah yang dijelajahinya.
10
D. HASIL
Hasil dari studi perancangan ini di hasilkan sebuah massa bangunan pasa
Surakarta Golf Club yang terdiri dari :
1. Lapangan golf 72 H dengan 18 holes
2. Satu lapangan Driving Range
3. Club House
11
4. Driving Range
5. Masjid
E. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Surakarta Golf Club adalah sarana olah raga golf bertaraf
internasional yang di peruntukkan bagi pegolf Surakarta atau persatuan
golf bengawan selain itu di buka untuk umum karena semakin banyak
penggemar golf di Surakarta dan meningkatnya prestasi para atlit golf
Surakarta sehingga perlunya Surakarta memiliki lapangan golf
berstandar internasional dan selain itu pertumbuhan exkspatriat yang
bertempat tinggal di Surakarta semakin bertambah dan gemar bermain
golf di Surakarta Golf Club.
2. Saran
Dalam mendesain lapangan golf sangat penting sebelum merancang
lapangn golf dan bangunan penunjangnya adalah bagaimana
menganalisa dan memperhatikan lingkungan sekitar, kondisi site dan
potensi site tersebut karena lapangan golf membutuhkan site yang luas
dan sedikit berkontur lebih baik lagi terdapat aliran sungai, danau
maupun di tepi pantai yang akan member nilai plus pada desain
lapangan golf.
F. DAFTAR PUSTAKA
Asiyanto. 2006. Metode Konstruksi Gedung Bertingkat. Jakarta : Universitas
Indonesia.
Chiarra, Joseph. 1987. Time Saver Standard for Building 2nd Edition.
Singapore: Mc Graw-Hill
Ching, Francis D.K.1993. Arsitektur : Bentuk Ruang dan Tatanan (edisi
Kedua).Jakarta : Erlangga.
Juwana, Jimmy S.2005.Sistem Bangunan Tinggi. Jakarta : Erlangga.
Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 1.Jakarta : Erlangga.
Neufert, Ernest. 1992. Data Arsitek Edisi Kedua Jilid 2.Jakarta : Erlangga.
12
Neufert, Ernest. Architec’s Data Third Edition. Oxford University
Papadakis, Andreas, dkk.1989. Deconstruction.London: Academy Edition.
Tangoro, Dwi. 2000. Utilitas Bangunan. Jakarta : Universitas Indonesia.
Perda Kabupaten Sragen No.11 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Kota Surakarta Tahun 2011-2031
Permen PU No.30 Tahun 2010 Tentang Pedoman Teknis Fasilitas dan
Aksesibilitas pada Bangunan Gedung dan Lingkungan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kota Surakarta Tahun 2012
http://jadiberita.com/27330/10-lapangan-golf-terindah-sejagat/
http://revisi.joglosemar.co/berita/binabibitmudajadiatletprofesional34138.l
http://id.wikipedia.org/wiki/Golf
http://www.timlo.net/baca/43720/pgb-solo-berencana-bangun-lapangangolf/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Surakarta
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=3
http://www.sragenkab.go.id/home.php?menu=2
http://www.sragen.go.id/home.php?menu=57
http://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Sragen
http://nuvuzarchitect.blogspot.com/2012/03/arsitektur-dekonstruksi.html
http://golf.dynamicsentosa.com/wp/wpcontent/uploads/2012/07/DAGO_00g
http://www.archdaily.com/92321/ad-classics-parc-de-la-villette-bernard-tschumi/
http://www.jateng.kemenag.go.id/sragen/statis-2-sekilas-tentang-kab-sragen.html
http://www.pintutahanapi.com/images/b1.jpg
https://www.growershouse.com/wordpress/wpcontent/uploads/2013/05/Mini_split
_explanation_diagram.jpeg
http://masisnanto.blogdetik.com/files/2008/12/ac-central-all-air-system.JPG
http://pabxbandung.com/wp-content/uploads/2013/03/skema-pabx.jpg
http://www.cmhc-schl.gc.ca/en/co/renoho/refash/images/figure5_2.jpg
http://202.67.224.133/pdimage/00/2284600_kacafilmonewayunilever.jpg
http://img.archiexpo.com/pdf/repository_ae/64763/canevaflor-tdepolluting-green-
wall-60656_7b.jpg
http://www.safeguardeurope.com/diagrams/flat-green-roof-build-up.jpg
http://2.bp.blogspot.com/_5rPDwdMoEqM/S_cs3afZyI/AAAAAAAAABo/qIzAy
VXVvPo/s1600/sry18.jpg
http://wiryanto.files.wordpress.com/2008/09/pelaksanaan-contiguous_.jpg
13
http://belajarsipil.blogspot.com/2012/06/jenis-jenis-pondasi.html
http://bangun-rumah.com/wp-content/uploads/pondasi_foot_plate.jpg