puisi gus mus

10
SUJUD Bagaimana kau hendak bersujud pasrah sedang wajahmu yang bersih sumringah keningmu yang mulia dan indah begitu pongah minta sajadah agar tak menyentuh tanah. Apakah kau melihatnya seperti iblis saat menolak menyembah bapakmu dengan congkak, tanah hanya patut diinjak, tempat kencing dan berak membuang ludah dan dahak atau paling jauh hanya jadi lahan pemanjaan nafsu serakah dan tamak. Apakah kau lupa bahwa tanah adalah bapak dari mana ibumu dilahirkan, tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makan tanah adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian dalam perjalanan panjang menuju keabadian. Singkirkan saja sajadah mahalmu ratakan keningmu, ratakan heningmu, tanahkan wajahmu, pasrahkan jiwamu, biarlah rahmat agung Allah membelai dan terbanglah kekasih

Upload: muhtarom

Post on 08-Jun-2015

5.018 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Puisi Gus Mus

SUJUD

Bagaimana kau hendak bersujud pasrahsedang wajahmu yang bersih sumringahkeningmu yang mulia dan indah begitu pongah minta sajadahagar tak menyentuh tanah.

Apakah kau melihatnyaseperti iblis saat menolak menyembah bapakmudengan congkak, tanah hanya patut diinjak,tempat kencing dan berakmembuang ludah dan dahakatau paling jauh hanya jadi lahan pemanjaan nafsuserakah dan tamak. Apakah kau lupa bahwa tanah adalah bapak dari mana ibumu dilahirkan,tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makantanah adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian dalam perjalanan panjang menuju keabadian. Singkirkan saja sajadah mahalmuratakan keningmu, ratakan heningmu, tanahkan wajahmu, pasrahkan jiwamu, biarlah rahmat agungAllah membelai dan terbanglah kekasih

Apakah kau melihatnyaseperti iblis saat menolak menyembah bapakmu

Page 2: Puisi Gus Mus

dengan congkak, tanah hanya patut diinjak,tempat kencing dan berakmembuang ludah dan dahakatau paling jauh hanya jadi lahan pemanjaan nafsuserakah dan tamak. Apakah kau lupa bahwa tanah adalah bapak dari mana ibumu dilahirkan,tanah adalah ibu yang menyusuimu dan memberi makantanah adalah kawan yang memelukmu dalam kesendirian dalam perjalanan panjang menuju keabadian. Singkirkan saja sajadah mahalmuratakan keningmu, ratakan heningmu, tanahkan wajahmu, pasrahkan jiwamu, biarlah rahmat agungAllah membelai dan terbanglah kekasih

Bagi Mu

Bagimu kutancapkan kening kebanggaanku padarendah tanah, telah kuamankan sedapat mungkinmaniku, kuselamat-selamatkan Islamku kini dengansegala milikMu ini kuserahkan kepadaMu Allahterimalah.

Kepala bergengsi yang terhormat ini dengan keduamata yang mampu menangkap gerak-gerik dunia, kedua telinga yang dapat menyadap kersik-kersikberita, hidung yang bisa mencium wangi parfumhingga borok manusia, mulut yang sanggup menyulapkebohongan jadi kebenaran seperti yang lain hanyalahsepersekian percik tetes anugrahMu. Alangkah amat

Page 3: Puisi Gus Mus

mudahnya Engkau melumatnya Allah, sekali Engkaulumat terbanglah cerdikku, terbanglah gengsikuterbanglah kehormatanku, terbanglah kegagahanku, terbanglah kebanggaanku,terbanglah mimpiku, terbanglah hidupku.

Allah, jika terbang-terbanglah, sekarangpun aku pasrah, asal menuju haribaan rahmatMu.

Di Arafah

Terlentang aku seenaknya dalam pelukan bukit-bukitbatu bertenda langit biru, seorang anak entahberkebangsaan apa mengikuti anak mataku dan dalamisyarat bertanya-tanya kapan Tuhan turun?Aku tersenyum. Setan mengira dapat mengendaraimatahari, mengusik khusukku apa tak melihat ratusan ribu hati putih menggetarkan bibir,melepas dzikir, menjagamu dari jutaan milyar malaikatmenyiramkan berkat. Kulihat diriku size="2">terapung-apungdalam nikmat dan sianak entah berkebangsaan apaseperti melihat arak-arakan karnaval menari-naridengan riangnya.

Terlentang aku satu diantara jutaan tumpukandosa yang mencoba menindih, akankahkiranya bertahan dari banjir air mata penyesalanmassal ini

Gunung-gunung batu

Page 4: Puisi Gus Mus

menirukan tasbih kami, pasir menghitung wirid kami dan sianak yang aku tak tahu berkebangsaan apatertidur dipangkuanku pulas sekali

Kaum Beragama Negeri Ini

Tuhan,lihatlah betapa baik kaum beragamanegeri inimereka tak mau kalah dengan kaumberagama lain di negeri-negeri lain. Demi mendapatkan ridhomu color="#000000">mereka rela mengorbankansaudara-saudara merekauntuk merebut tempat terdekat disisiMu

mereka bahkan tega menyodokdan menikam hamba-hambaMu sendiri demi memperoleh RahmatmMumereka memaafkan kesalahan danmendiamkan kemungkaran bahkan mendukung kelalimanUntuk membuktikan keluhuran budi mereka,terhadap setanpunmereka tak pernah berburuk sangka

Tuhan, lihatlah betapa baik kaum beragamanegeri inimereka terus membuatkanmurumah-rumah mewah di antara gedung-gedung kota hingga di tengah-tengah sawah dengan kubah-kubah megah dan menara-menara menjulanguntuk meneriakkan namaMumenambah segan dan keder hamba-hamba kecilMu yang ingin sowan kepadaMu.

color="#000000">NamaMu mereka nyanyikan dalam acarahiburan hingga pesta agung kenegaraan.Mereka merasa begitu dekat denganMuhingga masing-masing

Page 5: Puisi Gus Mus

merasa berhak mewakiliMu.

Yang memiliki kelebihan harta membuktikankedekatannya dengan harta yang Engkau berikanYang memiliki kelebihan kekuasaanmembuktikan kedekatannya dengan kekuasaannya yang Engkau limpahkan.Yang memiliki kelebihan ilmu membuktikankedekatannya dengan ilmu yang Engkau karuniakan.

Mereka yang engkau anugerahi kekuatan sering kali bahkan merasa diri Engkau sendiriMereka bukan saja ikut menentukan ibadahtetapi juga menetapkan siapa ke sorga siapa ke neraka.

Mereka sakralkan pendapat mereka dan mereka akbarkan semua yang mereka lakukan hingga takbir dan ikrar mereka yang kosongbagai perut bedug.Allah hu akbar walilla ilham.

Di Pelataran AgungMu Nan Lapang

Di pelataran agungMu nan lapang kawanan burung merpatisesekali sempat memunguti butir-butirbebijian yang Engkau tebarkan lalu terbang lagimenggores-gores biru langit melukis puja-pujiyang hening

Di pelataran agungMu nan lapang aku setitik nodasetahi burung merpati menempel pada pekatgumpalan yang menyeret warna bias kelabuberputaran mengatur melaju luluh dalam gemuruh talbiah, takbir dan tahmit Dikejar dosa-dosa dalam kerumuman dosa ada sebaris doa siap kuucapkan lepas terhanyut air matatersangkut di kiswah nan hitam

Page 6: Puisi Gus Mus

Di pelataran agungMu nan lapang aku titik-titik tahi merpati menggumpal dalam titik noda berputaran,mengabur, melaju, luluh dalam gemuruh talbiah,takbir dan tahmit mengejar ampunan dalam lautanampunan terpelanting dalam qouf dan roja.

[ Selasa, 14 Oktober 2008 ] Dahlan Iskan : Benar-Benar Senin yang Melegakan DUA jam kemarin pagi adalah dua jam yang paling menegangkan bagi siapa pun yang tidak menginginkan Indonesia terseret dalam krisis keuangan dunia. Senin kemarin menjadi hari yang penuh harap-harap cemas, karena merupakan hari kerja pertama setelah libur lima hari (bagi bursa saham) dan libur dua hari bagi bank nasional.

Sejak malam sebelumnya, dua pertanyaan besar terus mencemaskan: 1). Apakah ketika bank mulai buka pada pukul 08.00 terjadi rush atau tidak? 2). Ketika bursa saham mulai

Page 7: Puisi Gus Mus

buka, terjadi kemerosotan indeks secara drastis atau tidak?

Kalau saja terjadi rush, kacaulah perekonomian kita. Demikian juga, kalau terjadi guncangan besar di lantai bursa, paniklah kita.

Dua-duanya sangat melegakan. Begitu melewati pukul 10.00 WIB kemarin semua orang seperti bernapas panjang -lega. Semua bank aman dari gejala rush. Lantai bursa juga hanya turun beberapa puluh poin, lalu menguat di sore hari dan ditutup dengan posisi positif.

Pasar saham dan pasar Tanah Abang ternyata tidak perlu harus dikorbankan salah satunya.

Kita harus berterima kasih atas kesigapan dan keseriusan pemerintah menjaga perekonomian dari imbas krisis di Amerika. Saya dengar tim ekonomi, termasuk tim pasar modal, harus sudah bekerja pukul lima pagi dan baru pulang tengah malam. Tapi, memang itulah yang harus dikerjakan agar selamat dari badai.

Bahkan, penjaminan terhadap bank jauh melebihi yang diinginkan banyak orang. Saya hanya mengusulkan bahwa yang penting ada. Ini pun sekadar untuk menenteramkan masyarakat. Sebab, jaminan itu pada kenyataannya tidak akan dipakai. Para pengusaha memang minta jaminan sampai Rp 1 miliar. Menurut saya, itu sudah sangat tinggi. Pemerintah ternyata justru menjamin sampai Rp 2 miliar. Sekali lagi, Rp 1 miliar atau Rp 10 miliar toh hanya jaminan. Di sini pemerintah sangat "cerdas" menyikapinya.

Setelah aman dari bahaya rush, perbankan memang masih perlu satu senjata lagi: likuiditas. Kini saatnya bank perlu diberi pinjaman. Tentu pinjaman yang sifatnya hanya untuk menggantikan sumber dana "satu malam". Dana "satu malam" itu biasanya mereka atasi sendiri dengan apa yang disebut "pinjaman antarbank". Setiap sore bank selalu tutup buku. Dari sini akan diketahui mana bank yang "kalah kliring" dan mana yang "surplus". Yang kalah kliring biasanya meminjam uang ke bank yang surplus.

Kini, dalam keadaan krisis dunia, semua bank hanya memikirkan dirinya sendiri. Bukan hanya bank, setiap perusahaan harus mengambil sikap aman untuk dirinya sendiri dulu. Bahkan, perorangan pun akan mengambil sikap serupa. Maka dalam situasi seperti ini sama sekali jangan berusaha mencari pinjaman. Semua orang, semua pihak "mengunci" pintu masing-masing.

Sampai kapan? Sampai rasa saling percaya itu tumbuh kembali. Selama masa saling tidak percaya itulah pemerintah diminta menjadi "terminal terakhir". Di bidang ini pun langkah pemerintah sangat memuaskan.

Di bidang bursa, ada dua kiat penting yang dilakukan otoritas bursa. Menjelang dibuka kemarin, apa yang selama ini disebut "pre opening market" ditiadakan. Kapan diperbolehkan lagi masih belum diputuskan. Masih harus menunggu situasi menjadi stabil dulu.

Page 8: Puisi Gus Mus

Pre opening market itu memang bisa mengguncangkan. Waktu pre opening market hanya sekitar lima menit sebelum bursa dibuka. Di situlah dilakukan negosiasi pembelian dan penjualan secara blok (pembelian saham dalam jumlah besar). Pelakunya biasanya para broker saham, baik yang terafiliasi dengan emiten maupun tidak.

Kelemahan pre opening market adalah tidak terbukanya harga saham, justru sebelum pasar dibuka.

Langkah kedua yang juga hebat adalah ditindaknya pelaku short selling yang gagal serah atau gagal bayar. Short selling dalam praktiknya adalah menjual saham di pagi hari lalu membelinya kembali di sore hari. Atau sebaliknya. Praktik itu sendiri sampai sekarang secara legal masih sah, tapi akan menjadi pelanggaran kalau ternyata pelakunya gagal menyerahkan saham atau gagal membayar.

Senin kemarin benar-benar hari yang melegakan dan memberi harapan. (*)