puisimu puisiku
DESCRIPTION
Some result of my hobby, a book of poem,TRANSCRIPT
![Page 1: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/1.jpg)
Balik Layar
Aku terhenyak
menatapmu dalam gerak
siluet kakimu yang terus mengayun
menapaki bumi meninggalkanku
kau mungkin batu tenang itu
yang tak pernah melihat seekor ikan lelah bersembunyi
sesekali menyembul
merindumu
saat orang ramai membicarakanmu
adakah kau tahu?
ada yang diam membeku
tak mampu memberi aspirasi apa pun tentangmu
tak jua diriku
jika ini takdir buatku
maka memang aku harus puas
hanya melihat siluet punggungmu membayang di antara bahu jalan.
Surakarta, 9 April 2012
![Page 2: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/2.jpg)
Luka
ada yang perih di sini
semakin menganga tanpa bisa dimengerti
lelah aku merintih
menyumbat telaga yang terlanjur mengalir tak lirih
dalam senyap aku sendiri
memintal asa yang hina tiada henti
lantas, bila tak pada keremangan bintang
harus pada siapa aku menggantung kegalauan?
Surakarta
![Page 3: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/3.jpg)
WAKTU
Dalam sepiku, kepada waktu.
Andai saja waktu bisa menunggu
Tak berdetak saat aku diam membisu
Andai saja waktu lelah berputar
Aku pun rela memijat suram punggungnya
Mengelap dahinya yang letih
Meniup debu yang membuatnya flu
Kalau saja waktu butuh makan minum
Aku pun tak sungkan
Membelikan sepincuk nasi plus es teh diwarung sebelah
Sekadar memberinya waktu beristirahat
Memberi waktu pada sang waktu.
Surakarta, 09 April 2012
![Page 4: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/4.jpg)
ORANG GILA (?)
Aku melihatnya siang tadi
Teronggok seperti sampah
Terkucil di pojok tembok sekolah
Miris
Aku melihatnya siang tadi
Berbalut kain kumal penuh lubang
Bertubuh legam, berdaki, rambut awut-awutan
Aku melihatnya siang tadi
Asyik mengepulkan nikotin
Menceracau sendiri
Menggaruki selangkang
Terus tertawa
Aku melihatnya siang tadi
Terduduk pasrah di tembok kami
Dan bergumam,
: aku tidak gila.
Surakarta, 09 April 2012
![Page 5: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/5.jpg)
Ayah, jika, ayah!
Teruntuk ayah tercinta, pemilik senja di pelupuk mata.
(Ayah, aku mulai tumbuh dewasa
Izinkan aku, mengukirnya perlahan)
Ayah, jika badanku mulai membesar
Maka, izinkan aku keluar dari balik ketiakmu
Berjalan tanpa genggam tanganmu
Belajar berdiri dengan kaki sendiri
Melawan matahari tanpa bayang-bayangmu.
Ayah, jika aku jatuh
Tolong, jangan bangkitkan aku
Aku ingin bangun dengan kekuatanku
Aku ingin bangun dengan semangat yang kau tanamkan dulu
Aku ingin bertahan dengan keegoisanku.
Ayah, jika aku tua nanti
Beri sedikit kebijaksanaan yang pernah kau punya
Sedikit kekuatan yang pernah kau simpan
![Page 6: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/6.jpg)
Kesabaran yang terus engkau miliki
Serta wariskan tanggung jawab yang selalu kau emban
Juga kedewasaan berpikir.
Namun ayah, jika aku salah
Maka tamparlah aku!
Jika di antara saudaraku ada yang mengangkasa
Maka, ayah jangan membandingkannya denganku
Biarkan aku berbeda
Biarkan aku membahagiakanmu dengan caraku sendiri
Ayah, jika nantinya aku tak pernah menjadi apa yang kau inginkan
Maka, terima apalah adaku
Ayah, terima kasih,
Terima kasih untuk segala yang kau beri
Untuk segala yang kau tanamkan
Untuk segala yang pernah engkau ajarkan
Segala kasihmu ayah,
Terima kasih.
![Page 7: PUISIMU PUISIKU](https://reader036.vdocuments.net/reader036/viewer/2022082610/55cf91c6550346f57b908744/html5/thumbnails/7.jpg)
Ayah, aku minta maaf
Maaf karena selalu menjadi anak kecil yang tak tahu apa apa
Karena selalu menjadi remaja yang tak tahu malu
Selalu menjadi seseorang yang lalai
Menjadi belati di hidupmu
Maaf, ayah, maaf.
Aku cinta kau, dan belum terbukti.
Surakarta, 10 April 2012
Dalam luruhan tangis, sepertiga malamku.