purse seine

62
Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha 1 Francisco X.B.M Purnama BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang. Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu sumber alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang maksimal dan aman. Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam yang besar, sumber daya yang ditawarkan untuk dipacu adalah sektor kelautan dan perikanan, dimana luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta Km² terdiri dari luas daratan 1,9 juta Km², laut territorial 0,3 Km², sedangkan perairan pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta Km², ini berarti seluruh laut Indonesia berjumlah 3,1 juta Km² atau sekitar 62% dari seluruh wilayah Indonesia. Perairan jawa yang dipengaruhi oleh sirkulasi angin muson Barat dan Timur merupakan salah satu ekosistem produktif di Indonesia. Angin muson ini selain menentukan sifat-sifat perairan laut Jawa dan aktifitas penangkapan juga berpengaruh terhadap keanekaragaman, penyebaran dan kelimpahan ikan pelagis kecil ( Atmaja dan Nugroho 1999 ). Sumberdaya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo 2000). Sumberdaya ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat yang tinggi yang disebut ( Upwelling ) .

Upload: francisco

Post on 21-Jun-2015

4.497 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

1 Francisco X.B.M Purnama

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.

Negara Indonesia memiliki lautan yang luas, dimana di dalamnya banyak

mengandung sumber-sumber alam yang sangat melimpah. Sangat disayangkan

apabila sumber alam tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal. Salah satu

sumber alam tersebut adalah perikanan. Dimana sumber alam ini merupakan

kebutuhan pokok manusia. Hal ini menyebabkan banyak permintaan dari

masyarakat berupa produk-produk perikanan. Untuk Mencapai semua itu maka

diperlukan alat yang efisien untuk mendapatkan hasil laut dengan jumlah yang

maksimal dan aman.

Indonesia memiliki keunggulan sumber daya alam yang besar, sumber

daya yang ditawarkan untuk dipacu adalah sektor kelautan dan perikanan, dimana

luas seluruh wilayah Indonesia dengan jalur laut 12 mil adalah 5 juta Km² terdiri

dari luas daratan 1,9 juta Km², laut territorial 0,3 Km², sedangkan perairan

pedalaman atau perairan kepulauan seluas 2,8 juta Km², ini berarti seluruh laut

Indonesia berjumlah 3,1 juta Km² atau sekitar 62% dari seluruh wilayah

Indonesia.

Perairan jawa yang dipengaruhi oleh sirkulasi angin muson Barat dan

Timur merupakan salah satu ekosistem produktif di Indonesia. Angin muson ini

selain menentukan sifat-sifat perairan laut Jawa dan aktifitas penangkapan juga

berpengaruh terhadap keanekaragaman, penyebaran dan kelimpahan ikan pelagis

kecil ( Atmaja dan Nugroho 1999 ).

Sumberdaya perikanan pelagis kecil diduga merupakan salah satu sumber

daya perikanan yang paling melimpah di Indonesia (Widodo 2000). Sumberdaya

ini adalah merupakan sumberdaya neritik, terutama penyebarannnya adalah di

perairan yang paling utama yaitu perairan dekat pantai. Didaerah dimana terjadi

proses penaikan massa air atau berubahnya air dari satu tempat rendah ke tempat

yang tinggi yang disebut ( Upwelling ) .

Page 2: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

2 Francisco X.B.M Purnama

Pemanfaatan sumberdaya ikan pelagis menjadi semakin intensif sejak

mulanya beroperasinya armada pukat cincin atau pukan kantong yang berasal dari

Tegal dan Pekalongan pada tahun 1983/1984 di perairan teritorial dan ZEE

wilayah Indonesia .

Komposisi dari alat tangkap purse seine adalah ikan-ikan pelagis seperti ikan-ikan

Layang (Decapterus spp), Bentong (Carrax crumenopthalmus), Kembung

(Sardinella sp ), Banyar, Tongkol dan lain-lainya.

Pengelolaan sumberdaya perikanan pelagis ini masih perlu diupayakan

mengenai identifikasi tentang beberapa aspek biologi dan aspek penangkapannya

di daerah operasi penangkapan pukat cincin terutama dikaitkan dengan komposisi

hasil tangkapan.

Alat tangkap purse seine merupakan alat tangkap berupa jaring berukuran

besar, dimana cara pengoperasiaannya melingkari ikan yang sedang berkumpul

atau yang membentuk gerombolan. Alat ini sangat kuat dan mampu menangkap

ikan dengan hasil yang maksimal, sehingga dapat memenuhi segala permintaan

dari masyarakat. Alat tangkap ini banyak digunakan sekitar perairan Indonesia .

Hal ini dikarenakan biaya pengoperasian dan perawatan yang dinilai mudah dan

terjangkau.

1.2. Tujuan.

Adapun tujuan kegiatan magang yang penulis laksanakan adalah sebagai

berikut:

1. Sebagai persyaratan program akademik yang wajib dilaksanakan

oleh setiap Mahasiswa Diploma 4 Manajemen Agroindustri VEDCA

Cianjur.

2. Untuk meningkatkan ketrampilan yang pernah diperoleh dari

Kampus PPPPTK Pertanian Cianjur.

3. Untuk meningkatkan keahlian profesi, pengalaman dan disiplin

dengan terlibat secara langsung.

4. Untuk mengetahui cara kerja alat tangkap secara langsung.

5. Mengetahui komposisi hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine

khususnya untuk perairan Indonesia.

Page 3: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

3 Francisco X.B.M Purnama

6. Mengetahui beberapa aspek biologi ikan hasil tangkapan dengan alat

tangkap purse seine.

7. Mengetahui aspek perikanan seperti kapal, alat tangkap, administrasi

pelabuhan serta tata cara teknik penangkapan ikan baik dari setting

maupun houling.

8. Mengetahui daerah-daerah fishing ground untuk perairan laut

Indonesia khususnya bagi pengkapan kapal purse seine.

9. Dapat menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian

profesional.

10. Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalaman

kerja sebagai bagian dari proses pendidikan.

11. Membandingkan hasil yang diproleh dari materi melalui bekerja

langsung di dunia kerja.

1.3. Sasaran

1. Memperoleh pengalaman yang nyata dalam bidang industri.

2. Dapat mengetahui cara kerja alat tangkap.

3. Dapat mengetahui segala kegiatan yang ada di atas kapal.

4. Berpengalaman dalam kegiatan produksi diindustri yang relevan.

Page 4: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

4 Francisco X.B.M Purnama

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keadaan Umum Perairan Jawa

Garis pantai utara Jawa, Madura, diteruskan sampai Selatan Kalimantan

dan pantai timur Sumatera selatan didominasi oleh karakteristik pantai yang

berlumpur.

Sejumlah besar sungai-sungai yang bermuara ke laut Jawa, baik yang dari Utara

Jawa, Selatan Kalimantan, dan Timur Sumatera/Lampung, menyebabkan

suburnya perairan laut Jawa.

Kondisi osenografi laut Jawa berkaitan erat dengan kondisi meteorologi

yang selalu berubah secara berkala, akibat mengikuti pola perubahan arah angin

muson Barat Laut (northwest monsoon) yang periodenya dikenal sebagai musim

Barat. Dan angin Muson Tenggara (southeast) periodenya dikenal sebagai musim

timur. Kedua musim tersebut secara tidak langsung sangatlah berpengaruh besar

terhadap aktivitas kegiatan penangkapan ikan khususnya kapal purse seine untuk

diperairan laut Indonesia.

Gerakan arus permukaan laut Jawa yang selalu berubah, secara musiman,

sehingga terjadilah akibat angin musim dan sifat geografis wilayah. Antara bulan

Mei sampai dengan September (musim timur) untuk arus bergerak kearah Barat,

sedangkan pada periode Nopember sampai Maret, arus bergerak ke arah Timur.

Kecepatan rata-rata arus pada musim Timur sedikit lebih tinggi bila

dibandingkan dengan kecepatan rata-rata pada musim Barat. Pada bulan Oktober

dan April, merupakan bulan-bulan yang dikenal dengan transisi, kecepatan arus

biasanya sedikit lemah dan sering terjadi eddy current, yaitu bertemunya dua atau

lebih arus yang menyebabkan terjadinya percampuran dua atau lebih massa air

(daerahuf welling).

Massa air di laut Jawa merupakan bagian dari massa air paparan Sunda

dengan salinitas yang relative rendah dibandingkan dengan salinitas perairan

Samudra.

Page 5: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

5 Francisco X.B.M Purnama

Rendahnya salinitas tersebut dipengaruhi oleh banyaknya sungai-sungai

yang cukup besar dan bermuara ke perairan tersebut. Banyaknya sungai-sungai

yang bermuara ke suatu perairan bisa meningkatkan kesuburan perairan tersebut.

Purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan

pelagic yang membentuk gerombolan . Purse seine pertama kali dipergunakan di

perairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortiatyrannus).

Selanjutnya , purse seine dipatenkan atas nama berent velder dari Bergen di

Norvegia pada tanggal 12 Maret 1859.

Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan diseluruh pantai Atlantik dan Amerika

Serikat. Kemudian pada tahun 1870 panjang purse seine diubah dari 65 fathom

menjadi 250 fathom (1 = 1,825 m). Dari bentuk inilah purse seine diperkenalkan

ke Negara-negara Scandinavia pada pada tahun yang sama.

Berdasarkan data statistic tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan

sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkapan di Jepang.

Dengan demikian purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik

untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore).

Menurut Ayodhyoa (1976 – 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan

dari purse seine adalah ikan-ikan “pelagic shoaling species“ yang berarti ikan-

ikan tersebut harus membentuk gerombolan, berada di dekat permukaan air (sea

surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak

ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip menangkap

ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkari gerombolan ikan dengan

jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding vertical, dengan demikian

gerak ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah itu, bagian bawah jaring

dikerucutkan untuk mencegah ikan lari di kearah bawah jaring.

Panjang purse seine tergantung pada dimensi kapal, waktu operasi dan

jenis ikan yang akan ditangkap. Purse seine yang ditujukan untuk operasi pada

siang hari adalah lebih panjang dari purse seine yang ditujukan untuk operasi

penangkapan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan, untuk menangkap

ikan jenis tuna purse seine harus lebih panjang karena ikan ini termasuk perenang

cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam mendapatkan hasil

tangkapan dan sebaiknya penambahan jaring yang berlebih-lebihan tidak akan

Page 6: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

6 Francisco X.B.M Purnama

menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu ditentukan panjang optimum

dari jaring yang dapat menghasilkan, hasil tangkapan yang lebih banyak dalam

waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi teknik maupun

ekonomis.

Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan purse seine menghasilkan

sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang.

Dengan demikian, purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik

untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore).

Menurut Ayodhyoa (1976 – 1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan

dari purse seine adalah ikan–ikan “pelagis shoaling spesies” yang berarti ikan–

ikan tersebut harus membentuk (gerombolan), berada dekat permukaan air (sea

surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas tersebut tinggi, yang berarti jarak

ikan dengan ikan yang lainnya haruslah sedekat mungkin. Dimana, prinsip

penangkapan ikan dengan alat tangkap purse seine ini ialah melingkari

gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding

vertikal, dengan demikian gerakan ikan kearah horizontal dapat dihalangi. Setelah

itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari lari ke arah

bawah jaring.

Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan

jenis ikan yang akan di tangkap. Purse seine yang ditujukan pada operasi

penangkapan ikan pada siang hari adalah lebih panjang dari purse seine ditujukan

pada operasi penangkapan ikan pada malam hari. Begitu pula dengan jenis ikan,

untuk menangkap ikan tuna purse seine harus lebih panjang karena jenis ikan ini

termasuk perenang cepat. Jaring yang terlalu pendek akan kurang berhasil dalam

mendapatkan hasil tangkapan dan sebaliknya penambahan jaring yang berlebih–

lebihan tidak akan menjamin bertambahnya hasil tangkapan. Jadi, perlu

ditentukan panjang optimum dari jaring yang dapat menghasilkan hasil tangkapan

paling banyak dalam waktu yang sama. Hal tersebut perlu ditinjau baik dari segi

teknis maupun ekonomis.

Page 7: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

7 Francisco X.B.M Purnama

2.1.1 Kapal dan Alat Tangkap

Menurut Widodo et al., 1998, kapal/perahu tangkap adalah perahu

atau kapal yang digunakan dalam operasi penangkapan binatang atau

tanaman air. Kapal ikan merupakan bagian integral dengan operasi

penangkapan. Berbagai hal seperti ukuran, tata letak dek, peralatan,

kapasitas palka, peralatan untuk melaut, yang khusus sifatnya dan akan

menentukan keefektifan bagi penangkapan maupun usaha lain yang

dilakukan.

Alat tangkapan purse seine yang menangkap ikan layang di

Indonesia (Laut Jawa) menggunakan kapal kayu berukuran sekitar 40-148

GT dengan ukuran jaring antara 200 – 400 meter dan 400 – 800 meter,

kecuali tali kolor yang di tarik dengan gardan yang tersambung dengan

mesin pembantu utama yang terbuat dari kayu khusus yang berbentuk

bulat memanjang dan sebagian lain fungsinya untuk menarik hal-hal yang

penting misalnya jangkar, menarik badan jaring yang di tarik manusia

tidak kuat oleh karena ikannya terlalu banyak, maka menggunakan alat

tersebut, dan selebihnya menggunakan tenaga manusia (Ardidja, 2000).

Kapal purse seine sebagai faktor yang menentukan keberhasilan

dalam operasi penangkapan hendaknya memiliki ukuran kapal dan daya

penggerak yang sesuai dengan jenis alat tangkap yang di gunakan. Kapal

juga harus memiliki palka dan terjamin untuk menyimpan ikan, serta

cukup untuk menyimpan hasil tangkapan selama operasi penangkapan

berlangsung, kapal pukat cincin/purse seine atau yang disebut kapal pukat

kantong juga harus bergerak cepat terutama saat melingkari ketika dalam

operasi penangkapan ikan. Selain itu stabilitas kapal pukat cincin harus

mantap karena pada saat beroperasi kapal akan miring dan saat keadaan

laut berombak besar.

Purse seine biasanya disebut pukat kantong karena bentuk jaring

tersebut sewaktu dioperasikan menyerupai kantong. Purse seine kadang-

kadang juga disebut jaring kolor karena pada bagaian bawah jaring (tali ris

bawah) dilengkapi dengan tali kolor yang gunanya untuk menyatukan

Page 8: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

8 Francisco X.B.M Purnama

bagian bawah jaring sewaktu operasi dengan cara menarik tali kolor

tersebut (sadhori, 1985).

Ukuran dan bentuk purse seine sangat beragam, tergantung pada jaring,

dalam dan hanging rasio, ukuran mata jaring, ikan yang menjadi tujuan

penangkapan, dan pengalaman para pada nahkodanya. Purse seine yang

terpanjang adalah yang digunakan untuk menangkap ikan tuna dan

cangkalang, panjangnya hampir 2 kilo meter dan biasanya disebut purse

seine samudara (Ardidja, 2000).

Alat tangkap purse seine biasanya di operasikan di laut dalam dan

tidak berkarang. Purse seine ada yang di operasikan dengan sebuah kapal

dan ada pula yang dioperasikan dua buah kapal. Dalam pengoperasiannya

kadang-kadang dilengkapi dengan alat bantu berupa lampu yang disertai

dengan sekoci kecil yang biasanya disebut bangkrak rumpon yang

berfungsi sebagai pengumpul ikan.

Menurut (Sadhori 1985) pada umumnya purse seine dapat

dikelompokan menjadi:

a. Berdasarkan bentuk dasar jaring utama purse seine dibagi

menjadi:

Bentuk segi empat.

Bentuk trapesium

Bentuk lekuk

b. Bendasarkan spesies ikan yang akan ditangkap purse seine

dibagi menjadi:

Purse seine sardine

Purse seine layang

Purse seine kembung dan sebagainya

c. Berdasarkan jumlah kapal yang digunakan dalam operasi

penangkapan purse seine dibagi menjadi:

Purse seine tipe satu kapal

Purse seine tipe dua kapal

Page 9: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

9 Francisco X.B.M Purnama

d. Berdasarkan waktu operasional yang dilakukan purse seine

dibagi menjadi:

Purse seine siang ( purse seine samudera )

Purse seine malam.

2.1.2 Defenisi Alat Tangkap

Purse seine adalah alat atau (gear) yang digunakan untuk

menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan (schooling). Pukat

cincin digolongkan kepada alat tangkap “jaring lingkar” dengan tali kerut

(purse seine) yang merupakan alat tangkap ikan pelagis yang membentuk

gerombolan dalam bentuk–bentuk renang (yaitu : tongkol, layang,

kembung dan cakalang).

Pada garis besarnya jaring purse seine terdiri dari jaring utama,

pelampung (float, lead), peberat (slingker, lead), (purse line), tali kerut,

cincin/ring, tali ris dan tali ring. Adapun bentuk dan tipe dari alat tangkap

tersebut seperti pada gambar di bawah ini:

Purse seine tipe jepang dengan satu kapal

Purse seine tipe jepang dengan dua kapal

Page 10: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

10 Francisco X.B.M Purnama

Purse Seine tipe Amerika dengan satu kapal

Jaring purse dan bagian-bagiannya

Adapun bagian-bagian dari alat tangkap purse seine adalah:

1. Kantong

2. Badan jarring (Body)

3. Sayap (wing)

4. Jarring pengut (selvedge)

5. Pelampung

6. Tali ris atas

7. Tali ris bawah

8. Pemberat

9. Tali kolor

10. Cincin

11. Tali cincin

Page 11: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

11 Francisco X.B.M Purnama

Jaring purse seine bagian atas

Jaring purse seine bagian bawah

1. Jaring Utama

Pada pukat cincin (Purse Seine), ukuran mata jaring pada tiap-tiap

bagian berbeda–beda dan adapula yang sama bagian purse seine yang

sama biasanya terdapat pada bagian sayap dengan ukuran mata jaring yang

besar. Dan pada kantong ukuran mata jaringnya kecil. Karena kantong

tersebut tempat berkumpulnya ikan. Biasanya ukuran berenang semakin

besar, demikian pula sebaliknya, biasanya besar mata jaring ditentukan

oleh ikan yang akan ditangkap.

2. Pelampung

Pelampung berfungsi, untuk menahan supaya bagian atas dari

jaring tetap di permukaan air, juga harus mampu ikan yang tertangkap

pada saat setting. Dalam menggunakan pelampung sebaiknnya pelampung

yang tidak berongga tetapi mempunyai lubang tempat tali, atau berbentuk

selender penuh dengan ujungnya berbentuk lengkung, agar tidak

mengangkut pada webbing dan mengurangi efek fiksi pada power block

pada saat setting.

Page 12: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

12 Francisco X.B.M Purnama

3. Pemberat

Pemberat berfungsi untuk menenggelamkam atau memberi daya

pada alat tangkap purse seine. Pemberat ini menggunakan semua bahan

yang terpasang pada alat penangkapan ikan yang memiliki massa jenis

lebih besar dari 1,025 atau berlapis baja, kuningan, almunium.

4. Cincin / Ring

Cincin dipasang pada tali ris bawah dengan tali khusus disebut tali

cincin/bordle line. Cincin–cincin itu di lalui atau dimasuki tali kolor yang

dipergunakan untuk menutupi bagian bawah jaring. Untuk memilih ring

pilihlah bahan yang kuat dan tahan terhadap karat, serta harganya dapat

terjangkau. Bahan yang biasanya dipakai adalah kuningan, baja putih dan

besi yang digalvanisir.

5. Tali ris

Tali ris terbagi menjadi dua bagian yaitu tali ris atas dan tali ris

bawah, yang mana tali ris atas untuk palampung sedangkan tali ris bawah

untuk pemberat. Untuk tali ris sebaiknya menggunakan bahan yang

sifatnya sama dengan sifat jaring yang digunakan, terutama sifat–sifat

dalamnya air. Ris atas dan tali pelampung juga sebaiknya menggunakan

arah pintalan yang berlawanan juga ris bawah dan tali pemberat.

6. Tali Ring

Tali ring adalah tali penghubung antara cincin dengan tali ris

bawah, tali biasanya terbuat dari bahan yang sama dengan tali ris atas atau

tali ris bawah.

7. Tali Kerut

Tali kerut gunanya untuk menutup bagian bawah jaring pada saat

dioperasikannya alat tangkap digunakan tali kolor untuk dilewatkan pada

cincin. Untuk membentuk sebuah kantong maka tali kerut tersebut di tarik

supaya ring dapat berkumpul.

Page 13: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

13 Francisco X.B.M Purnama

8. Selvadge

Selvadge ini juga terdapat pada tali ris atas dan tali ris bawah.

Selvadge merupakan penguat mata jaring yang dipasang untuk melindungi

bagaian pinggir dari jaring yang dipasang untuk melindungi bagian pinggir

dari jaring utama agar jaring tidak mudah robek. Pada saat pengoperasian

alat tangkap ini ukuran mata jaring pada selvadge dua kali lebih besar

dibandingkan pada jaring utama, sedangkan ukuran mata benang tiga

sampai lima kali lebih besar dari ukuran mata jaring utama. Adapun bahan

yang digunakan untuk membuat selvadge adalah Polyethyline ( PE ) atau

Nylon ( PA ).

Ikan yang menjadi sasaran alat jenis ini harus diupayakan

terkonsentrasi pada suatu tempat. Untuk itu diperlukan alat Bantu

pengumpulan ikan yang dapat mengumpulkan ikan sebanyak-banyaknya

dalam waktu yang singkat. Alat Bantu tersebut antara lain :

B. Rumpon

Alat Bantu ikan yang paling lazim digunakan dalam pengoperasian

purse seine adalah rumpon. Sususnan rumpon yang paling sederhana

adalah : rakit, rumbai-rumbai, tali pengikat dan jangkar atau pemberat.

Sedangkan bahan yang digunakan adalah :

Rakit : terbuat dari rangkaian 3- 5 batang bambu, berfungsi sebagai

penggantung rumbai-rumbai.

Rumbai-rumbai : dari daun kelapa, fungsinya adalah menarik ikan

agar berkumpul

Page 14: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

14 Francisco X.B.M Purnama

Tali pengikat : dapat dipakai tali ijuk atau tali manila, panjang

keseluruhan tali pengikat ini dibuat 1,5 kali ke dalaman laut dimana

dipasang.

Jangkar : dibuat dari batu coran semen, beratnya dibuat sedemikian

rupa sehingga mampu menahan rumpon agar tidak larat.

Beberapa prediksi mengapa ikan senang berkumpul atau berada di

sekitar rumpon:

Rumpon tempat berkumpul ikan–ikan kecil lainnya sehingga

mengundang ikan- ikan besar untuk tujuan feeding.

Merupakan suatu tingkah laku dari berbagai jenis ikan untuk

berkelompok di sekitar kayu terapung, demikian tingkah laku ikan

yang senang berkumpul di dekat rumpon mudah untuk tujuan

penangkapan.

Adapun beberapa Jenis–jenis ikan yang sering berasiosiasi dengan

rumpon ialah:

Cakalang

Tongkol

Tongkol pisang

Tenggiri

Madidihang

Tembang

Japuh

Sardin

Layang

Tuna mata besar

Cumi – cumi

Hiu

Layaran

B. Lampu

Page 15: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

15 Francisco X.B.M Purnama

Pada waktu beroperasi malam hari diperlukan lampu sebagai alat

pengumpul ikan. Lampu ini di pasang di perairan 2–3 jam sebelum operasi

panangkapan dimulai. Ada dua cara pemasangan lampu, yaitu:

pemasangan lampu di permukaan dan pemasangan lampu di dalam air.

Untuk lampu di permukaan dapat digunakan lampu petromak atau lampu

gas atau lampu neon yang menggunakan accu sebagai sumber tenaga

listriknya . Sedangkan untuk lampu di bawah air dapat digunakan sejenis

lampu listrik, namun diperlukan konstruksi yang cermat agar kedap air.

Pemasangan lampu yang dinyalakan di atas air memerlukan waktu

yang lama untuk mengajak ikan berkumpul dan kurang efisien dalam

penggunaan cahaya. Hal ini di sebabkan karena sebagian dari cahaya akan

diserap oleh udara, terpantul oleh permukaan gelombang yang berubah–

ubah, diserap oleh air sebelum sampai pada suatu kadalaman yang di

maksud, dipantulkan oleh partikel-partikel yang berada dalam air,sehingga

melahirkan sinar- sinar baur sehingga sampai ke swimming layer yang di

maksuk. Sedangkan pemasangan lampu yang dinyalakan dalam air waktu

yang di perlukan untuk mengumpulkan ikan sedikit, karena tempat lampu

diusahakan berdekatan dengan tempat lain dan cahaya dapat diusahakan

lebih efisien, karena cahaya tidak ada yang memantul atau diserap oleh

udara. Dengan kata lain, cahaya dapat dipergunakan hampir seutuhnya.

(Ayodhoa, 1976;1981).

2.2 Daerah Penangkapan dan Musim Penangkapan.

Daerah penangkapan adalah segala tempat dimana terdapat banyak ikan,

alat tangkap dapat dioperasikan, ekonomis, dan tidak dilarang oleh peraturan dan

undang-undang.

Menurut Sadhori, 1985. Syarat-syarat daerah penangkapan untuk alat

tangkap purse seine yang baik adalah sebagai berikut:

a. Perairan yang terdapat ikan hidup yang bergerombol (schooling).

b. Jenis ikan-ikan tersebut dapat dikumpulkan dengan pengumpul (lampu

dan rumpon)

Page 16: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

16 Francisco X.B.M Purnama

c. Keadaan perairan sebaiknya lebih dalam dari pada alat yang

dipergunakan.

Klasifikasi daerah penangkapan dapat didasarkan pada :

a. Spesies ikan yang akan di tangkap

b. Macam alat tangkap yang akan digunakan

c. Pengoperasian di daerah perairan

d. Pengoperasian di laut bebas.

Daerah penangkapan untuk alat tangkap pukat cincin di laut jawa

mengalami perkembangan seiring dengan perkembangannya ukuran armada dan

modernisasi tegnologi penangkapan dalam bentuk peralatan bantu penangkapan

seperti Radio, lampu, GPS, dan echosounder. Daerah penangkapan utama yang

semula berada di laut Jawa telah berkembang semakin luas, ke arah timur

mencapai Selat Makasar dan ke arah Barat di sekitar laut Cina selatan (Merta et

al., 2004).

Menurut Merta et al., (2004), secara umum terdapat pergeseran pola

penangkapan yang disesuaikan dengan musim. Pada musim peralihan 1 (Maret -

Mei), konsentrasi penangkapn terdapat di Zona penangkapan tradisional sekitar

kepulauan karimun Jawa dan perairan sebelah Utara Tegal-Pekalongan. Pada

periode berikutnya (Mei - Juli), bisa di katakan bahwa terjadi musim paceklik di

laut Jawa, konsentrasi penangkapan berlansung diperairan laut Cina Selatan dan

sebagaian berada diperairan sebelah Utara Indramayu. Antara bulan Juli-

September, penangkapan di laut Jawa, yaitu sekitar pulau Bawean dan kepulauan

Masalembo, kembali berlansung seiring dengan keberadaan ikan pelagis. Pada

puncak musim ikan di laut Jawa, yang berlansung pada musim peralihan antara

musim Timur ke musim Barat (September - November), penangkapan lebih

banyak dilakukan di laut Jawa sebelah Timur, yaitu sekitar pulau Matasirih dan

kepulauan Masalembo.

Page 17: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

17 Francisco X.B.M Purnama

Berdasarkan zona penangkapan, konsentrasi layang deles (D. Macrosoma)

pada bulan September – Pebruari berada di bagian Timur laut Jawa dan selat

Makasar, sedangkan layang biasa (D. Ruselli) lebih terkonsentrasi di bagaian

Barat laut Jawa dan laut Cina Selatan. Siro (A. Sirm) dan banyar (R.Kanagurta)

mempunyai pola penyebaran yang mirip dengan laying deles (oseanik), sedangkan

bentong (S. crumenophthalmus), menyerupai layang biasa. Kelimpihan tertinggi

dari ikan banyar terjadi pada bulan Juni–Agustus, sedangkan siro lebih melimpah

pada bulan Desember–Mei (Merta et al ; 2004).

2.3 Potensi Sumber Ikan.

Sumberdaya perikanan pelagis merupakan sumberdaya yang melimpah

diperairan Indonesia. Sumberdaya pelagis sangat tergantung pada factor-faktor

lingkungan yang ada. Di laut Jawa sumberdaya ikan pelagis sudah banyak

dieksplorasi dengan banyaknya armada dan alat tangkap yang menangkap ikan

pelagis tersebut, sehingga perlu dikaji lagi pengelolaan sumberdayanya. Dugaan

potensi sumberdaya ikan pelagis kecil pada setiap wilayah pengelolaan

berdasarkan survey akustik menunjukan bahwa untuk laut Jawa terutama di laut

utara Jawa densitasnya sebesar 1,2 ton/km².

BAB III

METODE PELAKSANAAN MAGANG

3.1 Tempat dan Waktu pelaksanaan PKL

1) Tempat Magang

Kegiatan magang Industri yang dilaksanakan bertempat di KM.

Mina Graha Pelabuhan Juwana, Kecamatan Juwana Kabupaten Pati Jawa

Tengah.

A. Identitas perusahaan

Nama Perusahaan : LAURENSIA ENNY HANDAYANI

Alamat : Jl Rajawali Utara No. 15 Jwana Pati ( Jawa

Page 18: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

18 Francisco X.B.M Purnama

Tengah)

No Telepon : 0285-421863

NP NW : 07.773.598.3-502

Nama Pemimpin : LAURENSIA ENNY HANDAYANI

Jumlah Armada : 6 Armada

B. Surat – Surat Kapal

Surat Ijin Penangkapan Ikan No : 26.07.0028.24.16410

Surat Ijin Usaha Perikanan ( SIUP ) No : 02.01.01.0239.0025

Surat Laik Operasi ( SLO ) Kapal Perikanan

Pas Tahunan

Sertifikat Bebas Tindakan Sanitasi Kapal / Sertifikat Tindakan

Sanitasi Kapal

Izin Stasion Radio Kapal Laut No : 893/ L/ POSTEL/2008

Tanda pelunasan Pungitan Perakanan No : K40777/2007

Surat Ukur Intenasional ( 1996 ) No : 1042/SP

Sertifikan Kelaikan Dan Pengawakan Kapal penangkap Ikan

No : PK.650/63/05/KPL.JWN.2005

Surat Keterangasn Selesai No : AT.544/38/4/KPL.JWN.2008

C. Identitas kapal

Nama Kapal : KM Mina Graha

Tempat dan No Rek : Semarang/4109

Tempat dan Tanda Selar : Pekalongan.108 No.1042/Fp

Asal kapal : Buatan Dalam Negeri

Pembuatan kapal : Pekalongan

Tahun Pembangunan : 1996

Bentuk Badan Kapal : Round Button

Material : Kayu

Alat Tangkap : Purse seine

D. Ukuran Pokok Kapal

Page 19: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

19 Francisco X.B.M Purnama

Panjang : 24 , 11 meter

Lebar : 7 , 80 meter

Dalam ( Depth ) : 2 , 60 meter

Tonase Kotor GT : 108

Tonase Bersih NT : 52

E. Spesifikasi Mesin

Jumlah mesin induk : 1 buah

Jenis : Motor Diesel

Merk : Nissan

Kecepatan : 300 PK

Daya : 9 Knot

Jumlah mesin jenset : 2 buah

Merk : Fuso 6 Slinder

Jumlah mesin jet pum : 2 buah

Merek : Dompeng

F. Alat Komunikasi

Satu set SSB merk ICOM

G. Alat Penolong

Life Jacket

Life Buoy

H. Alat Navigasi

GPS

Fish Finder

Kompas

Peta

Page 20: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

20 Francisco X.B.M Purnama

I. Alat Bantu Penangkapan

Fish Finder

Power blok

Gaduk

Cargo boom

Light fishing

Gardan

Daun kelapa sebagai rumpon

2. Waktu Magang.

Kegiatan magang Industri dilaksanakan mulai 19 September 2007

s/d 12 Juni 2008

No Uraian Kerja Waktu

1 Persiapan Program kerja 1 minggu

2 Pelakssanaan Magang 10 bulan

3 Presentasi dan pembuatan laporan 2 minggu

3.2 Metode Pelaksanaan

Dalam melaksanakan Praktik Industri dilakukan hanya satu tempat

saja yaitu di Juwana Kabupaten Pati Jawa Tengah dengan palaksanaan kerja

penangkapan dalam pengoperasian alat tangkap ikan jenis purse seine.

Dengan mengasilkan beberapa jenis ikan pelagis.

Adapun kompetensi yang diberikan untuk program keahlian nautika

perikanan laut selama mengikuti pelaksanaan magang industri diantaranya

sebagai berikut :

No Uraian SK

S

1 Lama dan Ketahanan Berelayar 4

2 Pengoperasian Alat Tangkap di Kapal Ikan 4

Page 21: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

21 Francisco X.B.M Purnama

3 Pengoperasian Alat Navigasi di Kapal Ikan 4

4 Pengetahuan Administrasi Pelabuhan Perikanan 2

5 Pelaporan dan Presentasi 2

JUMLAH 16

3.2.1 Orientasi Lapangan.

Kegiatan ini dilaksanakan untuk lebih mengenal lokasi yang

akan dijadikan tempat magang, yang meliputi kegiatan pengarahan

dari pembimbing, pencarian informasi melalui surat kabar dan

pencarian data atau survey serta hal-hal lain yang menunjang

pelaksaan magang.

3.2.2 Observasi

Sebelum melakukan kegiatan PKL terlebih dahulu

mengadakan pengamatan lansung untuk mengetahui lokasi, situasi dan

kondisi. Hal ini dilakukan untuk mengetahui keadaan di industri,

sehingga pada waktu pelaksanaan PKL mahasisiwa sudah mengetahui

sebagaimana latar belakang perusahaan.

3.2.3 Adaptasi

Sebelum melaksanakan kegiatan PKL di Industri tentunya ada

pengenalan secara lansung oleh mahasisiwa dengan masyarakat atau

orang–orang yang berada di lokasi tempat tinggal. Agar kegiatan

magang dapat berjalan lancar mahasisiwa secara lansung melakukan

komunikasi, diskusi mengenai kapal dan siapa nahkoda atas kapal

tersebut setelah itu barulah mahasisiwa datang mengunjungi

perusahaan/pemilik kapal, nahkoda untuk berkonsultasi. Hal ini

dilakukan supaya pada saat turun ke kapal mahasisiwa sudah tahu

tentang jadwal keberangkatan kapal dan semua kegiatan sebelum

kapal berangkat.

Selama mengikuti praktik/magang mahasiswa mulai di

tugaskan melihat segala lingkungan yang ada di Kapal mulai dari

Page 22: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

22 Francisco X.B.M Purnama

bertanya dengan awak kapal. Dan disamping itu kita juga sudah

mengikuti aturan-aturan yang ada di kapal sesuai dengan apa yang

diperintah nahkoda. Selama berlayar ada beberapa kegiatan yang

dilaksanakan Mahasiswa diantaranya:

1. Mengemudi kapal selama kapal tersebut berlayar menuju

daerah fishingground.

2. Melakukan persiapan surat izin yang berhubungan

dengan pemberangkatan

3. Tugas jaga kapal sesuai dengan jadwal yang ditentukan

4. Mengisi pembekalan sebelum berangkat

5. Memperbaiki alat tangkap sebelum disusun

6. Menyusun alat tangkap purse seine di atas kapal

7. Membantu memasukan daun kelapa yang akan dijadikan

rumpon sebanyak 2 tali yang telah ditentukan oleh

kepala operasional di kapal.

8. Menjurai dan kelapa yang akan dijadikan rumpon

9. Mengecat bangkrak yang sudah karat akibat operasi alat

tangkap sehingga peralatan tersebut tidak karat.

10. Mengisi perbekalan

11. Membuang rumpon yang dijadikan tempat untuk

mengumpul ikan sebanyak 2 buah rumpon

12. Mengikuti dalam penurunan alat tangkap (setting)

13. Menarik jaring (houling)

14. Menyortir ikan yang telah dinaikan di atas dek

15. Menghancurkan es secara manual

16. Memberi es pada ikan

17. Menggarami ikan

18. Memperbaiki jaring setelah selesai penarikan jaring

(houling)

19. Membalik jaring atau mengatur kembali jaring

20. Menyusun ring jaring setelah selesai pembalikan jaring

21. Membongkar ikan saat penjualan.

Page 23: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

23 Francisco X.B.M Purnama

Kegiatan ketrampilan

Kegiatan yang dilaksanakan selama magang salah satunya

adalah kegiatan ketrampilan. Kegiatan ini untuk memperdalam

ketrampilan yang pernah diperoleh di Kampus PPPPTK Pertanian

Cianjur dan menambah ketrampilan yang belum pernah diperoleh di

Kampus. Adapun kegiatan ketrampilan tersebut meliputi sebagai

berikut :

Melaksanakan kegiatan pengoperasian alat tangkap di atas

kapal pada saat setting dan hauling

Membantu memperbaiki kerusakan pada jaring

Penanganan di atas kapal

3.2.4 Prosedur Pelaksanaan

Selama berada di Industri kegiatan yang dilakukan pertama

melapor ke pihak perusahaan atau CV untuk mengikuti praktek,

mengunjungi pembimbing atau Nahkoda melapor Naik ke kapal,

mencari data – data pelabuhan. Adapun prosedur yang dilakukan

pada waktu di kapal yaitu mulai dari berangkat berlayar sampai

kembali kedarat : waktu yang dibutuhkan selama operasi

penangkapan ikan satu sampai dengan dua bulan di laut tergantung

dari cuaca dan kondisi dilaut. Setelah berada di darat mahasiswa ikut

bekerja melakukan pelelangan ikan seterusnya siap kembali

beroperasi dan mempersiapkan segala pembekalan yang dibutuhkan

saat berada di laut.

Page 24: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

24 Francisco X.B.M Purnama

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

KM. Mina Graha di bangun pada tahun 1996 dengan konstruksi bahan

dari kayu. Kapal tersebut di buat sebagai kapal penangkap ikan dengan jenis alat

tangkap purse seine, pemilik LAURENSIA ENNY HANDAYANI.

Berkedudukan di pekalongan, kapal ini telah memenuhi syarat sebagai “ Kapal

Penangkap Ikan Indonesia ” sesuai ketentuan perudang – undangan yang berlaku

dan karena itu berhak berlayar dengan mengibarkan Bendera Republik Indonesia,

serta memenuhi ketentuan tentang keselamatan konstrusi, permesinan,

Page 25: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

25 Francisco X.B.M Purnama

perlengkapn navigasi, alat–alat penolong, alat pemadam kebakaran dan

kelengkapan lainnya yang terkait dengan aturan – aturan kelaikan dan

pengawakan kapal, penangkap ikan.

Gambar 1 KM. Mina Graha

Gambar 2 main engine

Jenis : Motor Diesel

Merk : Nissan

Kecepatan : 300 PK

Daya : 9 Knot

Page 26: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

26 Francisco X.B.M Purnama

Gambar 3 Mesin Jenset

Fuso 6 Silider

Gambar 4 Pompa Pendingin Air Laut

Adapun struktur organisasi pada KM. Mina Graha yaitu:

Page 27: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

27 Francisco X.B.M Purnama

Uraian Tugas;

a) Nakhoda bertugas memimpin di atas kapal serta berkuasa dalam

kegiatan operasi penangkapan.

b) Mualim bertugas membantu nakhoda dalam kegiatan operasi

penangkapan.

c) KKM bertugas bagaian mesin

d) Misinis bertugas membantu pekerjaan KKM

e) ABK bertugas membantu semua kegiatan di atas kapal, misalnya

pengoperasian alat tangakap serta membantu KKM apabila

dibutuhkan

f) Koki bertugas mengatur makanan seluruh awak kapal.

NAHKODA

KKM

MASINISANAK BUAH KAPAL (ABK)

MUALIM

KOKI/JURU MASAK

Page 28: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

28 Francisco X.B.M Purnama

4.2 Hasil kegiatan

4.2.1 Persiapan Pengoperasian

Sebelum kapal menuju daerah penangkapan pada umunya melakukan

persiapan terhadap segala kelengkapan selama berlayar. Hal ini bertujuan agar

kebutuhan operasonal kapal dan awak kapal dapat terpenuhi, sehingga dapat

membantu kelancaran dalam operasi penangkapan nantinya.

A. Persian di darat

1. Mempersiapkan surat-surat kapal seperti SIPI (surat izin penangkapan

ikan) dan surat-surat lainnya.

2. Menghubungi kapal Purse Seine yang masih berada di tengah laut

tentang fishing ground.

3. Mempersiapkan pembekalan yang akan dibutuhkan selama berlayar.

4. Mempersiapkan peralatan navigasi.

5. Mengecek dan memastikan mesin apakah siap untuk operasi

penangkapan

6. Merencanakan daerah penangkapan.

Gambar 5-6 Mengisi Pembekalan dan Perbaikan Mesin

Page 29: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

29 Francisco X.B.M Purnama

C. Persipan selama menuju fishing ground

1. Memperbaiki jaring yang sobek.

2. Memasang perlengkapan yang akan disiapkan dalam operasi

penangkapan.

3. Mengecek lampu, dan mengganti jika ada yang rusak.

Gambar 7-8 Menambal Jaring yang Sobek dan Pengecekan

Lampu

D. Persiapan saat tiba di fishing grouud

Page 30: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

30 Francisco X.B.M Purnama

1. Mengecek ikan di fishing ground dengan menggunakan fish finder.

2. Apabila di fishing ground yang didatangi tidak ada ikan maka sebelum

nahkoda pindah fishing ground dia akan menghubungi sesama nahkoda

untuk mencari informasi mengenai fishing ground yang ada ikannya.

3. Mengganti daun rumpon jika daun rumpon yang digunakan sudah

terlihat rusak dan busuk.

Gambar 9 Mengganti Daun Rumpon

1. Bahan dan Alat Tangkap

Sebelum melaksanakan penangkapan ikan perlu adanya suatu

persiapan berupa bahan dan alat. Adapun bahan dan alat yang di butuhkan

adalah sebagai berikut:

Bahan :

Bahan bakar

Bahan makanan

Air tawar

Es

Oli

Alat :

Satu unit kapal penangkapan ikan

Satu unit alat navigasi (GPS, Fish finder, Radio komunikasi,

Kompas dll)

Satu unit alat tangkap purse seine

Page 31: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

31 Francisco X.B.M Purnama

Selain alat-alat yang tertera di atas di perlukan juga alat bantu untuk

memperlancar dalam operasi penangkapan ikan. Adapun alat Bantu

tersebut meliputi:

Rumpon untuk mengumpulkan ikan

Gardan untuk memudahkan jalannya tali ris pada saat

penarikan jaring ( hauling )

Serok untuk menaikkan ikan dari jaring ke atas deck sampai ke

palkah

Lampu galaksi untuk menarik perhatian ikan hingga mendekat

dan berkumpul di sekitar kapal. Alat bantu penangkapan ikan

yang sangat diperlukan adalah :

Adapun alat-alat yang di butuhkan dalam operasi penangkapan adalah

seperti berikut:

Peralatan bantu di atas kapal

a. GPS ( GLOBAL POSITIONING SISTEM )

Digunakan untuk menentukan posisi kapal, waktu,

kecepatan kapal, garis haluan, baringan, tanggal, bulan, posisiu

penangkapn dan hal – hal yang menunjang keleperluan navigasi

di laut terutama ketika kapal mengadakan operasi penangkapan

yang jauh dari pantai atau pulau.

Gambar 10 GPS

Page 32: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

32 Francisco X.B.M Purnama

b. Fish Fider

Fish finder yang digunakan oleh KM. Mina Graha adalah

merek furuno. Wsistem kerja fish finder ini memggunakan

gema/gelombang suara ultrasonic untuk mendeteksi target

yang brada di dalam air, dan pastinya muncul di layar dalam

bentuk gambar ikan dan apabila gema mengenai target maka

dapat diterima lansung fish finder tersebut

c. Kompas

Adapun kompas pada KM.. Mina Graha yang digunakan

untuk kelancaran operasi penangkapan ikan yaitu digunakan

sebagai petunjuk arah.

Page 33: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

33 Francisco X.B.M Purnama

d. Radio komunikasi

KM. Mina Grahapun dilengkapi dengan satu set SSB merek

ICOM yang digunakan sebagai alat komunikasi untuk

mempermudah demi kelancaran operasi penangkapan ikan.

e. Gardan

Garden berfungsi untuk menarik tali kolor juga menarik

tali jangkar dan berputar kearah buritan kapal dan tidak

bisa berputar berlawan arah.

Perelatan bantu diluar kapal atau alat bantu pengumpul ikan

a. Rumpon

Alat Bantu ikan yang paling lazim digunakan dalam

pengoperasian purse seine adalah rumpon. Sususnan rumpon yang

paling sederhana adalah : rakit, rumbai-rumbai, tali pengikat dan

Page 34: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

34 Francisco X.B.M Purnama

jangkar atau pemberat. Kegunaan dari Rumpon adalah alat bantu

penangkapan yang fungsinya untuk mengumpulkan ikan pada

suatu titik atau tempat. Dengan berkumpulnya ikan pada rumpon

tersebut akan memudahkan para nalayan untuk melakukan

penangkapan dan kemungkinan keberhasilan operasi

penangkapan semakin besar

Gambar 11 Rumpon

b. Lampu Galaksi

Pada waktu beroperasi malam hari diperlukan lampu

galaksi sebagai alat pengumpul ikan. Gunanya untuk mengikat

perhatian ikan karena sifat ikan suku dengan adanya cahaya.

Gambar 12 Lampu Galaksi

c. Lampu petromaks

Lampu petromaks berfungsi untuk membentuk kawanan

ikan menjadi satu yang tadinya berenang atau

bergerombol dengan tempat yang luas atau berenang

disekitar kapal dan akan menjadi satu gerombolan karena

Page 35: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

35 Francisco X.B.M Purnama

cahaya dari lampu ini tidak jauh berkisar tiga sampai

empat meter dari lampu.

2. Keadaan Kapal

Nama kapal yang di gunakan sebagai tempat pelaksanaan magang

adalah KM. Mina Graha yang menggunakan alat tangkap purse seine,

dimana kapal ini terbuat dari bahan kayu.

Gambar 16 kapal KM. Mina Graha

3. Keadaan Alat Tangkap

KM.Mina Graha menggunakan alat tangkap purse seine, dimana

alat tangkap ini terdiri dari beberapa bagian .Adapun bagian – bagian dari

alat tangkap purse seine terdiri dari bagian atas, bagian tengah dan bawah.

Page 36: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

36 Francisco X.B.M Purnama

Gambar 17 Pukat Cincin

Bagian atas

Pada bagian atas alat tangkap purse seine terdiri dari :

Pelampung

Tali ris atas

Tali extra

Bagian tengah

Pada bagian tengah alat tangkap purse seine terdiri dari :

Savage

Wing ( sayap )

Body ( badan )

Bunt ( kantong )

Bagian bawah

Pada bagian bawah alat tangkap purse seine terdiri dari :

Tali ris bawah

Tali cincin

Tali pengerut

Tali pemberat

Tali Extra

Pemberat

Page 37: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

37 Francisco X.B.M Purnama

Spesifikasi alat tangkap

No Bagian Bahan O(mm) #

(Inci)

Panjang (m) Jumla

h

1 Jaring utama Polyamid

E (PA )

- 1 inc - 1

2 Jaring sayap PA - 1 inc - 2

3 Jaring

kantong

PA - 0,75

inc

- 1

4 Selvedge PE 380 - 1,25

inc

- -

5 Tali

pelampung

RE 13 mm - 560 1

buah

6 Tali ris atas PE 12 mm - 560 1

buah

7 Tali ris

bawah

PE 8 mm - 615 1

buah

8 Tali

Pemberat

PE 10 mm - 615 1

buah

9 Tali kolor Kuralon 26 mm - 500 1

buah

10 Tali

selambar

Kuralon 27 mm

11 Pelampung Syintetic

Rubber

- - -

12 Pemberat Timah - - - 2400

2700

13 Cincin Kuningan 11,5 cm - - 60-70

4. Prinsip Kerja

Prinsip kerja alat tangkap ini adalah melingkari gerombolan ikan

yang dikumpulkan dengan bantuan surface lamp, dengan menarik bagian

Page 38: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

38 Francisco X.B.M Purnama

bawah jaring yakni purse line yang di tarik dengan bantuan gardan

sehingga ikan tidak dapat keluar kebawah jaring karena jaring bagian

bawah sudah tertutup.

5. Operasi Penangkapan

a) Persipan Sebelum Operasi Penangkapan

Menurunkan rumpon yang sudah di persiapkan, setelah itu di

fishing ground nahkoda sudah mengetahui ada ikan maka mulai pukul

05.00 sore lampu galaksi dinyalakan untuk menarik perhatian ikan,

hal ini dilakukan agar ikan berkumpul di dekat kapal.

b). Penurunan Jaring ( Setting )

Pukul 04.00 pagi seluruh ABK mengadakan pengamatan

terhadap keadaan arus, keadaan angin dan keadaan ikan seperti

melihat jumlah ikan dan ada tidaknya lumba-lumba yang berenang di

sekitar berombolan ikan. Setelah melihat kondisi memungkinkan

untuk melaksanakan stting maka diadakan persiapan sebagai berikut:

1. Nahkoda mematikan lampu galaksi dimulai dari haluan, dengan

jarak 5 menit.

2. Juru arus turun ke air dengan menggunakan surface lamp, dan

mulai bergerak menjauhi kapal.

3. Setelah semua lampu galaksi dimatikan, maka kapal dengan

keepatan pelan menjauhi bangkrak yang telah dipasang rumpon

mini. Setelah jarak antara bangkrak dan kapal diperkirakan cukup

oleh nahkoda maka dilaksanakan.

4. Setting dimulai dengan melempar pelampung utama yang telah

diberi lampu dan kapal maju dengan kecepatan 2-3 knot melingkari

gerombolan ikan dan setting berhenti setelah kedua ujung jaring

bertemu dan proses selanjutnya adalah pursing.

Page 39: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

39 Francisco X.B.M Purnama

c) Pursing

1. Pursing dimulai lansung setelah kedua jaring bertemu di lambung

kanan ini dimaksud agar gerombolan ikan segera terkurung

engan menggunakan winch.

2. Pursing berakhir jika seluruh cincin naik ke atas deck ini berarti

jaring telah membentuk kantong.

d). Hauling

Setelah semua cincin naik maka dilaksanakan proses hauling

dengan menarik jaring, pelampung secara bersamaan serta

penyusunan tali kerut sampai jaring tinggal bagian kantong. Secara

teknis jaring di tarik dengan tangan, tapi jika terjadi keadaan seperti

ikan yang sangat banyak dan arus yang kencang maka jaring diikat

dengan tali dan di tarik dengan menggunakan winch. Pada saat

hauling posisi jaring sering tidak sering berbentuk sempurna

(lingkaran penuh) karena kondiusi arus dan angain yang berubah-

rubah maka jaring yang kusut di tarik dengan menggunakan bangkrak.

Page 40: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

40 Francisco X.B.M Purnama

Gambar 18 penarikan jaring dengan tangan

e.). Pengangkatan Ikan (brailing)

Ikan telah berkumpul pada kantong jaring maka ABK segera

menyiapkan caduk mengambil ikan yang telah terkumpul di kantong

dengan cara menjatuhkan caduk ke air serta mendorong bagian bawah

dari caduk dengan kayu kenmudian caduk ditarik dengan

menggunakan winch.

Proses brailing sebaiknya dilakukan secepat mungkin agar

kualitas ikan tetap prima, karena ikan hasil tangkapan sebaiknya

jangan terlalu lama di udara bebas. Ikan yang terlalu lama di udara

bebas mudah terkontaminasi oleh bakteri perusak, yang

mengakibatkan ikan cepat busuk dan menurunkan kualitas ikan.

Dalam operasi penangkapan perlu diketahui faktor-faktor

sebagai berikut:

Pembuangan jaring dilakukan dengan melingkari ke kiri atau ke

kanan sebagai berikut:

Arah putaran baling-baling

Tatanan peralatan di atas deck

Arah gerak sinar matahari

Arah gerak gerombolan ikan

Faktor yang mempengaruhi dalam pelingkaran alat adalah:

Arah arus

Arah angin

Page 41: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

41 Francisco X.B.M Purnama

Arah gerak sinar matahari pada saat akan terbit dan terbenam

Arah gerak gerombolan ikan

6. Daerah Penangkapan

Daerah penangkapn yang digunakan oleh KM. Mina Graha adalah

Selat Makasar, Selat Karimata dan Laut Jawa berkisar antara lintang 05°

44’ 30”S/ 111° 34’ 30” T dan 06° 09’ 30” S/ 111° 57’ 30” T.

7. Ikan Hasil Tangkapan

Hasil tangkapn KM. Mina Graha adalah Jenis ikan - ikan pelagis

seperti layang, tembang, tengiri, tongkol, cakalang, kembung dan jenis –

jenis ikan lainnya.

Layang

Tembang

Tenggiri

Tongkol

Cakalang

Page 42: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

42 Francisco X.B.M Purnama

Gambar 19 ikan hasil tangkapan

8. Penanganan Hasil Tangkapan

Ikan hasil tangkapan tersebut mempunyai sifat lebih cepat

membusuk, karenanya ikan tercurah di deck segera dipindahkan dan

tersusun secara baik dan betul. Ikan yang sudah terkurung di kantong

jaring diambil dengan menggunakan caduk, biasanya ikan yang terangkat

kurang lebih 500 kg – 1000 kg tergantung hasil tangkapan ikan yang

didapat. Supaya ikan yang diangkat tidak rusak, lembaran jaring yang

digunakan untuk caduk ukuran matanya harus kecil ( ¾ inch ). Setelah

ikan di caduk terlebih dahulu ikan dibersihkan dengan semprotan air untuk

membuang darah dan kotoran – kotoran yang masih melekat, agar tidak

menyebabkan mikroorganisme yang dapat merusak ikan. Langkah

selanjutnya ikan diturunkan dengan peti atau keranjang kedalam palkah

kemudian ikan diberi Es dan garam disesuaikan dengan banyaknya ikan

yang tertangkap. Tujuan dari pengesan dan poenggaraman adalah

mencegah berkembangnya mikroorganisme dan bakteri – bakteri lain yang

menyebabkan ikan menjadi rusak / busuk. Apabila kapal mendekati hari ke

pangkalan maka hasil tangkapan hanya diberin Es saja karena mempunyai

kualitas ikan yang pastinya harga ikan tersebut lebih mahal.

9. Pelelangan Hasil Tangkapan

Page 43: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

43 Francisco X.B.M Purnama

Penjualan atau pemasaran ikan hasil tangkapan KM. MINA

GRAHA di bagi menjadi dua tempat yaitu penjualan di laut ( diatas kapal )

dan penjualan di darat (pelabuhan).

a. Penjualan di laut (diatas kapal)

Penjulan hasil tangkapan KM. Mina Graha dilakukan di laut. Hal

ini dilakukan untuk menghindari kerusakan pada ikan apabila ikan terlalu

lama disimpan di dalam palkah. Sebelum dilakukan penjualan, Nahkoda

melakukan transaksi terlebih dahulu melalui radio. Setelah ada

kesepakatan maka pihak pembeli yang akan membeli kapal yang menjual

ikan tersebut. Ikan yang di jual diatas kapal relatif lebih murah

dibandingkan dengan penjualan di dsarat. Hal ini dikarenakan pembeli

harus menggunakan bahan bakar pribadi untuk menuhju lokasi atau posisi

kapal yang akan menjual ikan.

Gambar 20 penjualan ikan di atas kapal

b. penjualan di darat (Pelabuhan)

Ikan hasil tangkapan yang sudah maksimal atau sesuai dengan

target yang akan dibawa ke darat dan dilakukan bongkar muat. Tiap – tiap[

jenis ikan dipisahkan daolam suatu wadah (basket). Setiap satu kali lelang

terdiri dari delapan buah basket dengan jenis ikan yang sama. Setiap jenis

ikan mempunyai harga yang berbeda – beda. Selain itu, kondi ikan juga

mempengruhi nilai jual. Ikan yang masih segar mempunyai nilai jual lebih

Page 44: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

44 Francisco X.B.M Purnama

ttinggi dibandingkan dengan ikan yang sudah rusak. Untuk penjulan di

darat, KM Mina Graha melakukan penjualan di pelabuhan Juwana Pati

(Jawa Tengah).

Gambar 21 mengeluarkan ikan dari palka

Gambar 22 memisahkan jenis ikan yang akan di jual

b

Gambar 23 Penjualan di TPI

Page 45: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

45 Francisco X.B.M Purnama

10. Pemiliharaan alat Tangkap

Pemiliharan alat tangkap bertujuan agar jaring yang telah dipakai

bisa dipelihara dengan baik agar jaring bisa tahan lama dan dapat dipakai

kembali pada penangkapan berikutnya dan pastinya bisa menghemat biaya

apabila ada jaring yang rusak.

Setelah dipakai operasi penangkapan ikan maka alat tangkap

dibersihkan dari kotoran – kotoran misalnya : ubur – ubur, sisa – sisa

ikan yang membusuk dan lain – lain.

Bagian – bagian jaring yang rusak segera diperbaiki dengan cara

dirajut atau di tambal.

Tumpukan jaring sebaiknya di hindari dari terik sinar matahari

lansung, maka jaring hurus di tutup dengan terpal.

Sebaiknya jaring di jauhkan dari bahaya api, sumberapi dan minyak.

Apabila jaring tidak digunakan di darat, sebaiknya jaring di

rentangkan ditempat yang teduh ada pertukaran angin.

Gambar 24 membalik jaring

Page 46: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

46 Francisco X.B.M Purnama

Gambar 25 penataan jaring

Gambar 26 menambal jaring yang robek

Dari kegiatan pengoperasian purse seine (pukat cincin) adapun beberapa

Faktor yang mempengaruhi pengoperasian purse seine terbagi dua yaitu

internal dan eksternal. Internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

yaitu sumber daya manusia sedangkan eksternal merupakan faktor dari laur

yaitu arus dan angin.

A. Faktor Internal

Faktor dari dalam yaitu:

1. Faktor Kapal

KM. Mina Graha cukup stabil artinya pada saat tidak mengalami oleng

terlalu berat pada saat pengoperasian, sesrta memiliki kekuatan mesin 300

pk ( 9 knot) dan kemampuan melingkar yang cukup besar.

2. Faktor Manusia

Nahkoda dan ABK di KM. Mina Graha cukup tarampil dan

berpengalaman dalam hal pelaksanaan pengoperasian dapat di lihat dari

hanya sekali mengalami kegagalan dalam 20 setting dan mendapat hasil

yang cukup banyak.

B. Faktor Eksternal

Page 47: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

47 Francisco X.B.M Purnama

Merupakan faktor dari luar kapal yang berpengaruh pada saat

setting berupa:

1. Arah angin

Angin yang baik berupa di atas jaring dan di bawah kapal

2. Arah arus

Arah arus yang baik adalah di atas kapal dan di bawah jaring .

3. Arah gerombolan ikan

Terhadap arah renang gerombolan ikan kedudukan jaring menghalang

gerombolan ikan sehingga kapal berada dibelakang gerombolan ikan.

Di KM. Mina Graha pengoperasian diutamakan untuk segera

mengurung gerombolan ikan.

4.2.2 Analisa Usaha

No Jenis Benda Harga

Persatuan

Jumlah

Total Rp

1 Solar 12.000 ℓ

2 Beras Rp 5.000/kg 1,5 ton Rp 7.500.000

3 Es Rp 1.250.000/5

ton

35 ton Rp 8.750.000

4 Garam Rp 5.00/kg 30 ton Rp 15.000.000

5 Obat-obatan

6 Perlengkapan lain

Rp125.000.000

No Nama ikan Harga Rp Jumlah Total

1 Layang panjang Rp

3.750.000/lelangan

39

lelangan

Rp

146.250.000

Page 48: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

48 Francisco X.B.M Purnama

2 Laying pendek Rp

2.750.000/lelangan

43

lelangan

RP

118.250.000

3 Mata lebar Rp

3.100.000/lelangan

22

lelangan

Rp 68.200.000

4 Banyar Rp

6.550.000/lelangan

15

lelangan

Rp 98.000.000

5 Tongkol Rp

1.800.000/lelangan

2 lelangan Rp 3.600.000

6 Tengiri Rp 11.000/kg 775 kg Rp 8.525.000

7 Sero Rp 970.000/lelangan 2 lelangan Rp 19.400.000

Jumlah keseluruhan Rp 462.225.000

5.

4.2.3 Pembahasan

Administrasi pelabuhan

A. Tugas Pokok Fungsi dan Klasifikasi

1. Tugas pokok

Pelabuhan Perikanan adalah pebuhan dimana tempat yang

terdiri dari daratan dan perairan disekitarnya dengan batas–batas

tertentu sebagai tempat kegiatan pemerintah dan kegatan ekonomi

yang dipergunakan sebagai tempat kapal bersandar, baerlabuh, naik

turun penumpang dan bongkar muat barang.

Pelabuhan perikanan dengan segenap fasilitasnya mempunyai

tugas pokok sebagai pusat kegiatan ekonomi perikanan. Adapun

rungan lingkup tugas tersebut meliputi 3 (tiga) aspek utama yaitu:

a) Dapat menunjang perkebangan ekonomi regional maupun nasional.

b) Mendorong pertubuhan industri baik holu maupun hilir.

Page 49: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

49 Francisco X.B.M Purnama

c) Mengembangkan sumber daya manusia terutama masyarakat

nelayan disekitar pelabuhan antara lain meliputi: tepat lapangan

kerja baru., kesempatan membuka usaha produktif, kemitraan

antara nelayan dengan pengusaha maju, kontak komunikasi dengan

masyarakat dari daerah, latihan dan penyuluhan.

2. Fungsi

Adapun fungsi dari tugas pokok perikanan meliputi berbagai

aspek yaitu sebagai :

a. Pusat pengembangan masyarakat nelayan.

b. Tempat berlabuh kapal perikanan.

c. Tempat pendaratan ikan hasil tangkapan.

d. Tempat untuk memperlancar kapal – kapal perikanan.

e. Puat pemasaran distribusi ikanhasil tangkapan.

f. Pusat pelaksanaan pembinaan mutu hasil perikanan.

g. Pusat pelaksanaan penyuluhan dan pengumpulan data.

Melihat luasnya fungsi pelabuhan menyangkut berbagai aspek

kegiatan perikanan dapat dikatakan bahwa pelabuhan perikanan

adalah sebagai barometer, tingkat kemajuan perikanan di daerah yang

bersangkutan.

B. Klasifikasi

Berdasarkan tempat kapal KM. Mina Graha berlabuh maka dapat

digolongkan bahwa tipe pelabuhan samudra, karena kapal KM. Mina

Graha berukuran 108 GT.

C. Fasilitas

Untuk melaksanakan segenap fungsi sebagaimana yang telah

dijelaskan diatas tadi, maka pelabuhan dilengkapi dengan berbagai

Page 50: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

50 Francisco X.B.M Purnama

fasilitas. fasilas pelabuhan perikanan adalah seluruh fasilias yang beada di

pelabuhan perikanan.

1. Fasilitas pokok

Fasilitas pokok adalah Fasilitas, karena kondisi alamnya

dipandang harus tersedia agar lalu lintas kapal perikanan serta

kegiatan bongkar muat hasil tangkapan di pelabuhan perikanan dapat

berjalan dengan lancar dan aman. Terdapat tiga fasilitas pokok, yakni:

a. Fasilitas pelindung

Fasilitas pelindung itu sendiri memiliki fungsi untuk

melindungi areal perairan pelabuhan serta berbagai fasilitas

pelabuhan lainnya dari pelabuhanburuk ombat / gelombang, hanyut,

pasir, arus sungai, arus pasang air laut ; sehingga kegiatan kapal

perikanan menjadi lancar tidak terganggu. Adapun sarana uyang

tergolong fasilitas pelindung antara lain : pemecah gelombang /

penangkap pasir, dinding penahan tanah, dinding pengrah aliran.

Untuk pemecah gelombang itu sendiri telah diketahuiuntukn

menahan gelombang yang ditemukan karena tekanan angin,

meskipun adapula yang disebabkan oleh gempa letusan gunung di

dasar laut, tsunami, gerakan kapal dan lain- lain.

Pemecah Gelombang

Semakin tinggi gelombang maka kapal akan semakin sulit

melakukan bongkar muat karena pengruh gerakan ombak yang

terbesar berada dipermukaan air. Untuk mengtasi hal ini maka

pelabuhan dibuat sustu bangunan pemecah atau penahan / pemecah

gelombang. Pemecah gelombang itu sendiri merupakan pelindung

utama bagi pelabuhan (buatan). Sehingga berfungsi memperkecil

tinggi gelombang sehingga kapal dapat berlabuh dengan tenang dan

melakukan bongkar muat.

Untuk membangun suatu pemecah gelombang perlu diketahui

terlebih dahulu tegangan tanah yang dijadikan lokasi seperti

Page 51: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

51 Francisco X.B.M Purnama

diketahui pada pemecah gelombang dua gaya yaitu gaya vertical

berasal dari barat bangunan, dan gaya horisontal yang berasal dri

tekanan dinamis omjbak, resultan dari dua gaya tersebut

menimbulkan tekanan didasar bangunan.

Jika perhitungan tekanan didasar bangunan melmoui tegangan

(maksimum) tanahnya maka tekanan perlu diperkecil dengan:

Membuat Kontrusi yang ringan.

Memperbasar dasar kontrusi.

Apabila keadaan tanahnya sangat jelek sehingga tidak mampu

mendukung beban / tekanan pemecah gelombang yang akan di

bangun. Maka perlu dilakukan perbaikan tanah (Soil Improvement).

Terdapat tiga soil improvement yaitu :

1. Melakukan penimbuhan dengan batu dan pasir sehingga meresep

kelumpur sampai tercapai keadaan seimbang.

2. Mengeruk tanah yang jelek dan mengantikannya dengan pasir.

3. Membuat matras dari bambu yang didukung dengan cerucuk

bambu sehingga memperbaiki struktur tanahnya.

Terdapat dua macam bentuk / type pem,ecah gelombang, yaitu :

bentuk trapesium (mound type) dan bentuk persegi panjang / dinding

(wall type), dalam praktek dilapangan sering dijumpai bentuk

campuran, yaitu bentuk trapesium untuk trapesium bawah atasnya.

Penangkap Pasir

Pada umumnya pantai terdiri dari pasir dan pemecah batu

gunung yang terbawaaliran sungai. Jika bahan – bahan itu mencapai

pantai maka didorong oleh arus yang bergerak sejajar pantai akibat

adanya tekanan gelombang. Proses transport material menunjang

pantai ini disebut “ Littoral Drifz ” dan merupakan suatu proses yang

kontinyu. Arah tranport berubah jika arah arus / gelombang berubah.

Biasanya pantai memiliki karateristik dan sifat yang ditetapkan oleh

komposisi butiran pasir, butiran dengan ukuran besar membuat

Page 52: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

52 Francisco X.B.M Purnama

kemiringan pantai lebih curam apabila dibandingkan dengan pantai

dengan butiran pasir lebih halus.

Meskipun pantai secara temporel selalu terkikis, namun dalam

waktu yang tidak lama akan putih kembali ; hal ini dapat terjadi

apabila ada keseimbangan antara banyaknya pasir yang dengan

jumlah pasir yang diendapkan proses ini disebut Natural Nutrition.

Jika besar erosi atau pengikisan melebihi dari nutrisi maka untuk

memulihkan pantai tersebut yang dilakukan secara buatan dan

pastinya pekerjaan seperti ini memerlukan biaya yang mahal. Maka

dari itu periu dijaga agar pasir dan karang pantai tidak diambil.

Pengikisan pantai secara terus menerus terjadi karena pengambilan

karang-karang di pantai yang bisa saja mengakibatkan bertambahnya

kedalaman perairan dan ombak dapat melaluinya tampa pecah

teriebih dahulu dan keadaan sebaliknya bisa terjadi apabila nutrisi

melebihi jumlah erosi akan menimbulkan pengendapan sehingga

pantai terus menjadi dangkal dan sulit untuk dilayar.

Yang merusak keseimbangan antara erosi dari nutrisi sehingga

mengganggu pemulihan pantai, antara lain disebabkan oleh:

a. Aktiifitas manusia seperti penambangan pasir, karang, dan

pembuatan bangunan di pasir.

b. Peristiwa alam seperti tabnah longsor, gempa bumi, gelombang

Tsunami.

Untuk menghidari pengikisan pasir pantai olen ombak dapat

diastasi dengan pemasangan krib yang berfungsi sebagai pemantapan

pasir. Dengan adanya krib maka pengikisan berhenti dan pantai

lambat laun dapat pulih kembali.

Dinding Penahan Tanah

Dinding penahan tanah dimaksudkan sebagai penahan agar

tanah tidak longsor atau runtuh atau sebagai dinding suatu lokasi

ukuran tanah. Beberapa bentuk utama dinding penahan tanah adalah

Page 53: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

53 Francisco X.B.M Purnama

sebagai berikut : dinding berbobot (grafiti wall), dinding Kantilever,

dinding Katilever Berusuk.

Dinding Penahan Aliran

Sebagaimana telah di uraikan terlebih dahulu, arus yang

bergerak sejajar pantai membawa butiran pasir pada situasi tertentu

dengan bentuk dataran atau pantai sede mikian rupa ( misalnya

muara sungai ), terjadi perlambatan arus sehingga butiran pasir yang

semula tersuspensi menjadi pengendap yang menimbulkan

pendangkalan, proses ini pada muara sungai dapat mer4ubah bentuk

apapun menggeser letak mulut muara, sehingga alur sungai juga ikut

pindah arah, untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dibangun

dinding pengarah aliran dimuara sungai (atau pada suatu alur)

memanjang kearah laut.

Dinding pengarah aliran ini dibangun dengan maksud untuk

melindungi muara dari induksi hanyautan pantai secara mengarahkan

arus supaya tidak menimbulkan perlambatan aliran sungai sehingga

butiran pasir tidak mengindap.

2. Fasilitas Tambat Labuh

Fungsi pelabuhan perikanan antara lain adalah melayani kapal

perikanan yang datang untuk ditambat pada sarana yang disediakan di

daratan atau di perairan, agar kedudukan kapal tidak berubah sehingga

dapat melaksanakan pekerjaan bongkar muat untuk mengisi

pembekalan, ikan, alat penangkap.

Termasuk dalam fasilitas tambat labuh antara lain:

a. Dermaga

Demaga merupakan istilah umum bagi suatu bangunan diatas tanah

/ daratan yang difungsikan sebagai tempat tambat labuh kapal

berdasarkan bentuknya terdapat beberapa istilah dermaga yaitu :

- Wharf atau Quay, bila bangunan tambat labuh sejajar dengan pantai

/ garis air.

Page 54: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

54 Francisco X.B.M Purnama

- Pier, bila bangunan tambat labuh tidak sejajar dengan pantai atau

garis air.

- Jetty, apabia tambat labuh sama dengan konstrusi jembatan.

- Quay Wall, bila bangunan tambat labuh adalah juga sebagai

tombak penahan tanah.

- Pontoon, apabila bangunan tambat labuh adalah terapung sehingga

dapat mengikuti pasang surut air laut.

Dermaga digunakan untuk membongkar hasil tangkapan,

dermaga labuh dimaksudkan untuk kapal serta seluruh nelayan

beristirahat, melakukan perbaikan alat tangkap serta melakukan

reparasi ringanterhadap mesin maupun perlengkapan kapal. Dermaga

pembekalan dimaksudkan sebagai tempat untuk melaksakan pengisian

air tawar, bahan bakar, es, ransum, umpan, box wadah ikan serta

kebutuhan lainnya selama operasi du laut.

b. Pelabuhan Tambat (mooring buoy)

Kapal perikanan dapat melakukan bongkar muat ikan selain

dilakukan dengan menambat pada dermaga juga dapat dilakukan pada

fasilitas mengapung yang disebut pelampung tambat.

Tambat labuh dengan pelampung tambat bertujuan agar kapal tidak

hanyut berpidah posisi karena tekanan angin, gelombang maupun

arus, serta dapat ditambati kapal dengan mudah guna melakukan

bongkar maut.

c. Dolphis (dolfin)

Dolphins biasanya dipasang di kiri dan kanan dermaga, ytetapi

letaknya lebih menjorok kelaut dari pada garis sempadan tambatan.

Terdapat dua macam dolpin yaitu :

Fleksibel/elastis dan

Yang dibuat kaku, pasif atau sebagai kerangka ruang.

Page 55: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

55 Francisco X.B.M Purnama

Bagi kapal dengan daya muat besar, dolfin dibuat dari beberapa

tiang baja yang terikat menjadi satu terutama pada ujung atasnya, baik

oleh suatu platform beton dan baja pengikat.

Fasilitas Perairan pelabuhan

Fasilitas pelabuhan perairan adalah tempat untuk berangkat,

datang serta tambah labuh kapal perikanan dengan mudah dan aman.

Fasilitas ini meliputi alur pelayaran dan kolam pelabuhan.

a. Alur Pelayaran

Alur pelayaran bertujuan untuk memudahkan kapal untuk

m,endekati dan meninggalkan pelabuhan sehingga dengan tersedia

alur pelayaran yang dalam dan cukup lebar sehingga dua kapal apat

melintas berpapasan. Akan tetapi tidak boleh terlalu lebar supaya

gelombang tidak m,e\asuk kedalam pelabuhan.

b. Kolam Pelabuhan

Kolam pelabuhan adalah bagian perairan pelabuhan yang

berfungsi menampung kegiatan kapal dalam melakukan bongkar

muat, mengisi pembekalan, berlabuh dan memutar. Bagian perairan

yang tidak dapat efektif dipergunakan karena dangkal atau adanya

kemiringan talud, serta kanal / alur pelayaran tidak terdapat kedalam

pengertian kolam pelabuhan. Adapun persyaratan kolam pelabuhan

adalah :

Cukup luas untuk menampung semua kapal yang berlabuh dan

tetap dapat bergerak dengan bebas.

Cukup lebar untuk tempat memutar kapal dengan gerak melingkar

yang tidak terputus.

Cukup dalam serhingga kapal besar dapat masuk pada surut

terendah.

Terlindung dari angin, ombak dan arus yang berbeda.

Fasilitas Fungsional

Page 56: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

56 Francisco X.B.M Purnama

Fasilitas fungsinal merupakan pelengkap fasilitas pokok guna

menunjang pelabuhan dalam memberikan pelayanan / jasa yang

menjadi kewajibannya. Dengan adanya fasilitas fungsional ini maka

nilai guna menunjang pelabuhan maupun keluar dari / masuk

kepelabuhan.

Fasilitas Fungsinal meliputi :

a) Fasilitas transportasi dimaksudkan untuk menunjang kelancaran

kegiatan pengangkutan, alat angkut serta lalu lintas orang, baik di

dalam pelabuhan maupun keluar pelabuhan maupun keluar dari /

masuk pelabuhan.

b) Fasilitas navigasi dimaksudkan untuk membantu nelayan dalam

menentukan daratan sewaktu kembali dari penangkapan ikan di laut

dalam keadaan aman / selamat selama pelayaran. Termasuk dalam

fasilitas ini antara lain : mercu suar, kapal suar, suar penuntu,

pelampung bambu, radio isyarat.

c) Fasilitas penanganan, pengolahan dan pemasaran hasil

dimaksudkan untuk membantu dalam upaya mempertahankan mutu

hasil perikanan dan pemasarannya.

Fasilitas Penanganan Hasil Perikanan

Ikan hasil perikanan adalah bahan makanan yang cepat membusuk

sehingga diperlukan penanganan yang seksama dan secepat mungkin.

Termasuk dalam fasilitas ini adalah box ikan, kereta dorong, forklift,

keran tambat, derek kapal.

Fasilitas pengoahan / Pengawetan

Agar ikan tidak cepat membusuk sesuai dengan sifatnya (Perishable

Food), maka perlu upaya untuk mempertahankan kualitasnya antara

lain dengan meng-es, menyimpan dalam gudang dingin atau mengoah

dalam bentuk lainnya yang lebih tahan dari kerusakan.

Pelabuhan perikanan menyediakan fasilitas pabrik es, gudang dingin

serta kawasan untuk mendirikan industri pengolahan bagi investor

swasta.

Page 57: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

57 Francisco X.B.M Purnama

Fasilitas Pemasaran Hasil Perikanan

Ikan hasil tangkapan oleh nelayan diarahkan untuk lelang di gedung

pelelangan ikan. Sistem pelelangan ini bertujuan agar dapat dproleh

harga yang baik dan kontan sehingga dapat membantu meningkatkan

usaha para nelayan.

Sesuai dengan kegiatan yang ada maka gedung pelelangan ikan

terbagi menjadi tiga zona, yaitu untuk sortir / persiapan lelang,

pelelangan ikan dan untuk pengepakan.

d) Fasilitas suplai dimaksudkan untuk membantu penyaluran

air tawar / bersih dan bahan bakar minyak ( BBM ) diperlukan.

Instalasi Air

Instalasi air tediri dari :

- Sumur atau bak penampung

- Pompa air

- Menara air ( Water tower )

- Jaringan pipa distribusi

- Alat pengatur dan pengukur distribusi

Isntalsi BBM

Instansi BBM terdiri dari :

- Tangki solar

- Pompa muat

- Pompa dan alat ukur untuk distribusi

- Jaringan pipa untuk distribusi

e) Fasilitas Telekomunikasi dimaksudkan untuk

membantukeselamatan nelayan yang sedang berlayar / menangkap

ikan dilaut, informasi harga ikan, informasi umum : disamping tugas –

tugas kedinasan pelabunhan.

Telekomunikasi pada dasarnya adalah perhubungan jarak jauh untuk

pengiriman atau pertukaran informasi dari satu pihak / peralatan

kepihak / peralatan yang lain.

Page 58: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

58 Francisco X.B.M Purnama

f) Fasilitas Perawatan dan perbaikan Kapal serta Alat Perikanan.

Fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan pelayanan dalam

merawat dan memperbaiki kapal agar selalu dalam kondisi prima,

serta tempat bagi para nelayanuntuk melakukan perbaikan alat

tangkapnya sehingga tahan lama dan dalam kondisi selalu siap dapat

dioperasikan.

g) Fasilitas pertemuan nelayan digunakan untuk pertemuan para

nelayan baik bersifat rapat kerja, penyuluhan, pelatihan tempat belajar

maupun kegiatan sosial ekonomi lainnya.

h) Fasilitas Pengolahan Pelabuhan Perikanan

Fasilitas ini digunakan untuk membantu meningkatkan daya

guna dan hasil guna pelayanan / jasa pelabuhan perikanan melalui

suatu sistem pengolahan pelabuhan modern.

Termasuk dalam fasilitas ini adalah kantor administrator

pelabuhan perikanan, pelabuhan syahbandar, kantor pelayanan

administrasi inntansi terkait, rumah jaga, menara pengawas.

3. Fasilitas Tambahan

Fasilitas tambahan adalah fasilitas yang secara tidak langsung

meninggikan peranan pelabuhan dan tidak dapat dimasukkan kedalam

kedua kelompok terdahulu (fasilitas pokok maupun fasilitas

fungsional).

Termasuk dalam fasilitas ini antara lainadalah perumahan

pejabatpelabuhan, mess operator, dormitory,pasar umum, ruang pamer

(Promosi), kantin, polilinik, lapangan olah raga dan tempat

peribadatan.

Page 59: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

59 Francisco X.B.M Purnama

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Faktor yang mempengaruhi setting maupun hauling adalah ketrampilan

seluruh awak kapal dan keadaan alam

Operasi penangkapan ikan dengan menggunakan alat tangkap purse seine

membutuhkan SDM yang relatife banyak. Hal ini dapat dilihat dari

ukuran dan cara pengoperasian alat tangkap purse seine itu sendiri

Untuk mencapai keberhasilan dalam suatu operasi penangkapan di

butuhkan alat Bantu

Ikan hasil tangkapan dari alat tangkap purse seine adalah ikan jenis

pelagis

5.2 Saran

Page 60: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

60 Francisco X.B.M Purnama

Diharapkan sebelum melakukan operasi penangkapan hendaknya

mempersiapkan segala alat yang dibutuhkan. Hal ini perlu di perhatikan

demi kelancaran operasi penangkapan.

Hendaknya SDM dalam pengoperasian alat tangkap purse seine memiliki

pengetahuan dan ketrampilan.

Memiliki frizer yang sangat baik unutk menyiapkan ikan agar ikan

tersebut tahan lama dan tidak busuk.

Selain itu, hendaknya seluruh awak kapal dapat lebih disiplin dalam

melaksanakan tugasnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ardidja, S 2000. Metoda Penangkapan Ikan. Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.

Atmaja, S. B. Komposisi dan Aspek Reproduksi Beberapa Spesies Hasil

Tangkapan Pukat Cincin di Perairan Bagian Selatan Laut Cina Selatan.

JPPI Volume 6 No. 3 – 4 Tahun2000.

Ayodhya, A. V. 1981. Metoda Penangkapan Ikan. Yayasan Dwi Sri. Bogor.

Balai Penelitian Perikanan Laut – Badab Penelitian dan Pengembangan Pertanain

DEPTAN, 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang Laut Indonesia.

Jakarta.

Page 61: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

61 Francisco X.B.M Purnama

Direktorat Pengkajian Ilmu Kelautan – Badan Pengkajian dan Penerapan

Teknologi, 1996 Pengembangan Kapal nelayan. Jakarta.

Departemen pertanaian – Direktorat Jendral Perikanan, 1991. Purse Seine dan

Lampara Dasar. Jakarta.

Djamali, A, et al. 2001. Penuntun Pengkajian Stok Smberdaya Ikan perairan

Indonesia. Badan Riset Perikanan Tangkap – DKP dan Pusat Penelitian

Oseanografi – LIPI. Jakarta.

Sadhori, N. 1985. Penangkapan Ikan. Penerbit angkasa. Bandung. Halaman 79 –

108.

S.B., dan Nugroho. Perikanan Pukat Cincin Mini di Pantai Utara Jawa.

JPPI volumeV No. 4 Tahun 1999.

,S. B., dan Shadotomo, B. Aspek OPerasional Perikanan pukat Cincin di laut

Jawa. LPPL No. 32 Tahun 1985.

Sparre, P. and S.C. Venema. 1999. Introduksi pengkajian Stok Ikan Tropis. FAO.

Jakarta. 554 Halaman.

Suwarso, et al. 1987. Perkembangan komposisi Ikan layang Dari hasil tangkapan

Pukat Cincin Menurut daerah Penangkapan di laut Jawa. JPPL No. 38

Halaman 55 – 58.

Widodo, Johanes, et al. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumberdaya Laut di

Perairan Indonesia. Puslitbang Oceanografi – LIPI. Jakarta.

Page 62: Purse Seine

Pengoperasian Purse Seine di KM. Mina Graha

62 Francisco X.B.M Purnama