puskesmas mergangsan kota yogyakarta
TRANSCRIPT
PUSKESMAS MERGANGSAN
KOTA YOGYAKARTA
Jl. Tamansiswa Gg Brajapermana MG II/1168 Wirogunan, Mergangsan, Yogyakarta
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
1
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari pembangunan
nasional, sebab dengan keberhasilan pembangunan kesehatan, derajat kesehatan masyarakat
yang optimal bisa terwujud. Kondisi tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam
meningkatkan mutu dan daya saing sumber daya manusia Indonesia.
Untuk mewujudkan kondisi tersebut dan mendukung tercapainya tujuan pembangunan
kesehatan nasional, Puskesmas sebagai ujung tombak upaya kesehatan strata pertama, memiliki
fungsi yang sangat penting. Fungsi penting tersebut antara lain:
1. Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Dalam
hal ini puskesmas berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya
agar menyelenggarakan pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas harus aktif
memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program
pembangunan di wilayah kerjanya serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan.
2. Puskesmas merupakan pusat pemberdayaan masyarakat. Dalam hal ini puskesmas berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat memiliki kesadaran,
kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan
aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaan serta ikut
menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan.
3. Puskesmas merupakan pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Dalam hal ini puskesmas
menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan dalam bentuk pelayanan kesehatan perorangan dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
Fungsi Puskesmas kembali ditegaskan dalam Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 46
Tahun 2012 pasal 9 yang menyebutkan UPT Puskesmas mempunyai fungsi pelayanan
kesehatan strata pertama, pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dan penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan.
Dalam menjalankan fungsinya, puskesmas mempunyai keterkaitan dengan sistem
kesehatan nasional, sistem kesehatan daerah dan sistem pemerintahan daerah:
1. Dengan sistem kesehatan nasional, sebagai sarana kesehatan strata I
2. Dengan sistem kesehatan daerah, sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten
atau kota.
BAB
I PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
2
3. Dengan sistem pemerintah daerah, sebagai unit pelaksana teknis dinas kesehatan yang
merupakan unit struktural pemerintah kota bidang kesehatan terhadap kecamatan.
4. Dengan sesama sarana pelayanan kesehatan, sebagai mitra dengan berbagai sarana pelayanan
kesehatan swasta dan sebagai pembina diberbagai sarana yang bersumberdaya masyarakat.
Oleh karena itu, dalam menjalankan fungsi dan kedudukannya, Puskesmas dituntut
untuk bisa menjaga atau meningkatkan mutu layanan dan menjalankan tertib administrasi
pengelolaan keuangan. Kedua hal tersebut seringkali tidak bisa berjalan secara harmonis, karena
di bidang layanan kesehatan seringkali diperlukan tindakan yang cepat dan tepat. Hal itu
memerlukan dukungan sistem keuangan yang fleksibel.
Penerapan Pola Pengelolaan keuangan BLUD yang sudah diterapkan sejak bulan Nopember
tahun 2013 dengan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan, memberikan manfaat untuk
Puskesmas dalam meningkatkan layanan kepada Masyarakat. BLUD dibentuk untuk
memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual
tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas. Jadi puskesmas BLUD bukan merupakan alat untuk
mendapatkan pendapatan daerah, namun dibentuknya BLUD untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat secara optimal. pola pengelolaan keuangan BLUD yang
memberikan fleksibilitas berupa keleluasaan untuk menerapkan praktek-praktek bisnis yang
sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian dari ketentuan pengelolaan
keuangan daerah pada umumnya.
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
3
A. Keadaan Geografis
Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) Mergangsan terletak di Kecamatan
Mergangsan Kota Yogyakarta. Puskesmas Mergangsan menempati lokasi di Kelurahan
Wirogunan, Kecamatan Mergangsan, Kota Yogyakarta yang beralamat di Jalan Taman Siswa
Gang Brajapramana MG II / 1168 RT 68 RW 22 Yogyakarta .
Sejak awal berdirinya sampai sekarang, Puskesmas Mergangsan telah mengalami
beberapa peningkatan baik mengenai fisik bangunan, sarana dan prasarana Puskesmas hingga
peningkatan jumlah sumber daya manusianya.
Kecamatan Mergangsan merupakan daerah perkotaan, yang mempunyai tiga wilayah kelurahan,
yaitu; Brontokusuman, Keparakan dan Wirogunan. Kecamatan Mergangsan masuk dalam
wilayah Kota Yogyakarta dengan batas wilayah sebagai berikut:
1. Luas Wilayah
Wilayah kerja Puskesmas Mergangsan adalah seluruh wilayah Kecamatan
Mergangsan yang meliputi 3 kelurahan yaitu :
1. Kelurahan Brontokusuman : luas wilayah 80.015 m2
2. Kelurahan Keparakan : luas wilayah 52.747 m2
3. Kelurahan Wirogunan : luas wilayah 74.994 m2
Di Wilayah Puskesmas Mergangsan terdiri dari 60 RW dan 218 RT dengan rincian
sebagai berikut :
1. Kelurahan Brontokusuman : 23 RW dan 84 RT
2. Kelurahan Keparakan : 13 RW dan 58 RT
3. Kelurahan Wirogunan : 24 RW dan 76 RT
2. Batas Wilayah
Batas wilayah Kecamatan Mergangsan adalah sebagai berikut :
a. Utara : Kecamatan Pakualaman dan Kecamatan Gondomanan
b. Timur : Kecamatan Umbulharjo
c. Selatan : Kecamatan Sewon Kabupaten Bantul
d. Barat : Kecamatan Matrijeron, Kraton dan Gondokusuman
BAB
Ii
GGAAMMBBAARRAANN UUMMUUMM
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
4
Kondisi wilayah Kecamatan Mergangsan merupakan daerah daratan rendah di wilayah
perkotaan dan dilintasi oleh sungai Code.
B. Sejarah Puskesmas Mergangsan
Puskesmas Mergangsan sejak tanggal 15 April 2014 berada di dua lokasi. Rawat
jalan berada di jalan Taman Siswa Gang Braja Permana MG II/1168 RT 22 RW 11
Kelurahan Wirogunan Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta, sedangkan Rawat Inap
Puskesmas Mergangsan berada di Rumah Pemulihan Gizi (RPG) tepatnya di Jalan Mayjen
Sutoyo Nomor 32 Mantrijeron Kota Yogyakarta. Sebelumnya Puskesmas Mergangsan
berada di Jalan Kolonel Sugiono Nomor 98 Kelurahan Brontokusuman Kecamatan
Mergangsan Kota Yogyakarta. .
Awal berdiri pada tanggal 28 Pebruari 1966 dengan nama Klinik Bersalin
Tresnowati. Pada tanggal 1 Oktober 1987 Klinik Bersalin Tresnowati menjadi RSUD Kota
Yogyakarta dengan type kelas D, meliputi pelayanan dasar umum, gigi dan kebidanan. Pada
tahun 1988 pelayanan RSUD Kota Yogyakarta pindah dengan gedung baru di jalan
Wirosaban yang sering disebut dengan Rumah Sakit Wirosaban. Sedangkan gedung lama
berganti nama menjadi Puskesmas Mergangsan dengan perawatan.
Semula Puskesmas Mergangsan hanya memberikan pelayanan dasar berupa poli
umum, poli gigi, poli KIA/KB, imunisasi kemudian sejak tahun 2007 mulai melakukan
diversifikasi layanan kesehatan berupa layanan penunjang baik radiologi, laboratorium,
konsultasi gizi, sanitasi, Psikologi, layanan kegawat daruratan serta Rawat Inap Poned untuk
persalinan. Pada tahun 2008 menjadi UPT Puskesmas Mergangsan dengan struktur
organisasi yang baru berdasarkan Perwal Nomor 74 Tahun 2008. Saat ini Perwal tersebut
diubah menjadi Perwal Nomor 46 Tahun 2012.
Pada Tahun 2013 Puskesmas Mergangsan menjadi Badan Layanan Umum Daerah
(BLUD) UPT Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta berdasarkan Perwal Nomor 442/
KEP/ 2012. Penerapan Pola Pengelolaan Keuangan BLUD di UPT Puskesmas Mergangsan
Kota Yogyakarta dilaksanakan pada bulan November 2013. Selanjutnya pada tahun yang
sama tepatnya 26 November 2013 Puskesmas Mergangsan mendapat Sertifikat ISO 9001:
2008. Setahun kemudian tepatnya 12 November 2014 diadakan audit eksternal ISO 9001 :
2008 dan hasilnya Puskesmas Mergangsan masih bisa mempertahankan Sertifikat ISO
9001: 2008 yan telah didapatkan. Demikian juga pada tahun 2015, pada tanggal 5 November
2015 diadakan audit eksternal ISO 9001 : 2008 dan hasilnya Puskesmas Mergangsan masih
bisa mempertahankan lagi Sertifikat ISO 9001: 2008 yan telah didapatkan. Pada tanggal 15
Desember 2014 Pustu Joyonegaran ditutup sampai batas waktu yang tidak ditentukan karena
pertimbangan lokasi Pustu Joyonegaran yang dekat dengan lokasi Puskesmas Induk dan
keterbatasan SDM.
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
5
Pada tanggal 01 Januari 2016 pelayanan rawat inap persalinan di Puskesmas
Mergangsan ditutup berdasarkan Surat Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Nomor
445/ 9464 tertanggal 30 Desember 2015. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan di
Puskesmas Mergangsan pada tanggal 3 Oktober 2016 dilakukan penilaian akreditasi oleh
Tim Komisi Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP), hasilnya Puskesmas
Mergangsan memperoleh Status Akreditasi Madya.
C. Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk dan jumlah KK menurut jenis kelamin :
1. Jumlah Penduduk
Tabel 1. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Kecamatan Mergangsan Tahun 2016
NO KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Brontokusuman 5.142 5.552 10.694
2 Keparakan 4.805 5.135 9.940
3 Wirogunan 5.516 5.798 11.314
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta Tahun 2016
2. Jumlah Kepala Keluarga
Tabel 2. Jumlah Kepala Keluarga
Kecamatan Mergangsan Tahun 2016
NO KELURAHAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Brontokusuman 2.521 839 3.360
2 Keparakan 2.341 833 3,174
3 Wirogunan 2.716 946 3.662
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta Tahun 2016
3. Jumlah Penduduk Miskin
Tabel 3. Jumlah Penduduk Miskin
Kecamatan Mergangsan Tahun 2016
NO KELURAHAN KK JIWA
1 Brontokusuman 574 1.896
2 Keparakan 839 2.696
3 Wirogunan 519 865
JUMLAH 1.885 7.146
Sumber : Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta Tahun 2016
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
6
4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Tabel 4. Jumlah Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Kecamatan Mergangsan Tahun 2016
NO PENDIDIKAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 Tidak/ Belum Sekolah 1.870 1.962 3.832
2 Belum Tamat SD/ Sederajat 1.728 1.740 3.468
3 Tamat SD/ Sederajat 1.354 1.778 3.132
4 SLTP/ Sederajat 1.943 2.138 4.081
5 SLTA/ Sederajat 4.824 4.876 9.700
6 Diploma I/II 87 167 254
7 Akademi/ Diploma III/ Sarjana Muda
731 931 1.662
8 Diploma IV/Strata I 2.609 2.663 5.272
9 Strata II 273 211 484
10 Strata III 44 19 63
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Yogyakarta Tahun 2016
D. Sarana Kesehatan
Sarana dan Prasarana
Pelayanan yang ada di Puskesmas Mergangsan adalah jasa pelayanan kesehatan
dasar dalam bentuk promotif, preventif dan kuratif. Puskesmas Mergangsan terdiri dari
satu Puskesmas Induk, merupakan Puskesmas Rawat Jalan dan tidak punya Puskesmas
Pembantu (Pustu).
Jenis pelayanan yang terdapat di Puskesmas Mergangsan yaitu :
- Poliklinik Umum (Balai Pengobatan Umum)
- Poliklinik Anak
- Poliklinik Lansia
- Poliklinik Gigi (Balai Pengobatan Gigi)
- Poliklinik KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) dan KB
- Laboratorium
- Farmasi
- Klinik Konsultasi Gizi dan Konseling ASI/ Menyusui
- Klinik Konsultasi Psikologi
- Klinik Konsultasi berhenti Merokok
- Klinik Konsultasi Kesehatan Lingkungan.
- Klinik Konsultasi Psikologi
- Puskesmas LKB (Layanan Komprehensif Berkelanjutan)
- Layanan Umum dan UGD Buka Minggu
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
7
Sarana dan Prasarana Puskesmas Mergangsan :
Lantai 1 terdiri dari 15 ruangan, yaitu :
NO NAMA RUANGAN JUMLAH
1 Ruang Pendaftaran dan Kasir 2
2 Rekam Medik 1
3 Ruang Pelayanan Obat 1
4 Ruang Pelayanan Umum 1
5 Ruang Pelayanan Lansia 1
6 Ruang Gawat Darurat 1
7 Ruang Pelayanan Anak 1
8 Ruang Pelayanan Psikologi 1
9 Ruang Pelayanan Gigi 1
10 Ruang Laboratorium 1
11 Ruang Pelayanan KIA & KB 1
12 Ruang Konsultasi Gizi 1
13 Ruang Laktasi 1
14 Ruang Tunggu Pasien 3
15 Kamar Mandi 2
Lantai 2 terdiri dari 10 ruangan, yaitu :
NO NAMA RUANGAN JUMLAH
1 Ruang Kepala Puskesmas 1
2 Ruang Tata Usaha 1
3 Ruang Meeting 1
4 Ruang Konsultasi Kesling/Promkes 1
5 Aula 1
6 Ruang server 1
7 Musholla 1
8 Gudang 1
9 Dapur 1
10 Kamar Mandi 2
Wilayah Kecamatan Mergangsan mempunyai sarana kesehatan, antara lain :
a) Jumlah Puskesmas : 1 unit
b) Jumlah Puskesmas Pembantu : 0 unit
c) Jumlah Rumah Sakit : 1 unit
d) Jumlah Rumah Persalinan : 1 unit
e) Jumlah Kendaraan Pusling : 1 unit
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
8
f) Jumlah Ambulance : 2 unit
g) Dokter Praktek : 17 dokter
h) Apotik : 5 unit
i) Bidan Praktek : 2 bidan
E. Sumber Daya Manusia
Susunan Organisasi dan Pejabat Pengelola
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
9
Sumber Daya Manusia yang ada di Puskesmas Mergangsan berjumlah 54 orang dengan
perincian sbb:
No Jenis tenaga Jumlah PNS Naban Teknis
1 Kepala Puskesmas 1 1 - -
2 Ka.Sub.Bag. Tata Usaha 1 1 - -
3 Dokter Umum 4 3 - 1
4 Dokter Gigi 2 2 - -
5 Perawat 5 4 - 1
6 Perawat Gigi 3 2 - 1
7 Bidan 4 4 - -
8 Analis 2 1 1 -
9 Apoteker 1 1 - -
10 Asisten Apoteker 2 1 - 1
11 Nutrisionis 2 1 - 1
12 Sanitarian 1 1 - -
13 Perekan Medik 1 1 - -
14 Staf 9 5 1 3
15 Psikolog 1 - - 1
16 Surveilans Kelurahan 3 - 3
17 Pengemudi 1 1 - -
18 Akuntan 1 - - 1
19 Cleaning Service 2 - - 2
20 Jaga siang 1 - - 1
21 Jaga Malam 1 - - 1
Jumlah 54 33 5 13
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
10
Sebagai pemberi Layanan Kesehatan Strata Pertama,bisnis Puskesmas adalah bisnis
kepercayaan ( Trusty Business/ Value Business) yang berarti bahwa berkembang tidaknya
organisasi ini tergantung pada besarnya kepercayaan pelanggan / pengguna jasa pelayanan
Puskesmas. Saat ini untuk mempertahankan kepercayaan masyarakat sebagai pelanggan /
pemakai jasa pelayanaan Puskesmas, hal ini terlihat dengan tingginya harapan masyarakat
terhadap layanan Puskesmas.
Dengan adanya aturan-aturan yang ada yang kadang menimbulkan kekurang fleksibilitas
dalam pengelolaan keuangan Puskesmas serta dengan semakin menurunnya kemampuan dana
pemerintah dalam penganggaran, memacu Puskesmas sebagai unit pelaksana teknis untuk
mencari jalan keluar, oleh karena itu berbagai upaya penyempurnaan dan peningkatan kualitas
pelayanan kepada masyarakat perlu terus dilakukan, salah satu langkah strategis yang harus
ditempuh dalam upaya memperbaiki dan meningkatkan kualitas pelayanan tersebut adalah
dengan secara aktif meningkatkan kinerja organisasi Puskesmas secara profesional dan mandiri.
Sesuai dengan Undang-Undang nomor 1 tahun 2004 yang kemudian diatur dalam
Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum dan Peraturan
Menteri Dalam Negeri nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan
Badan Layanan Umum Daerah, lembaga-lembaga pelayanan sosial milik pemerintah baik di
Provinsi/Kabupaten/Kota dapat mengubah statusnya dari Lembaga Birokratis menjadi Badan
Layanan Umum ( BLU ) yang merupakan badan yang memiliki otonomi atau semi otonomi
dalam pengelolaan keuangannya. Dalam peraturan pemerintah tersebut, puskesmas dapat
diklasifikasikan sebagai Lembaga Usaha Non Profit, dengan demikian prinsip efisiensi dan
produktifitas harus menjadi bagian dari sosial managemen, hal inilah yang nantinya dapat
dijadikan starting point untuk meningkatkan sosial manajemen di Puskesmas pemerintah
Dengan pengelolaan Badan Layanan Umum diharapkan Puskesmas Mergangsan akan
lebih mampu bersaing dengan kompetitor yang saat ini sudah jauh melangkah kedepan,
disamping juga akan lebih leluasa dalam menerapkan prinsip-prinsip manajemen bisnis guna
menjawab tuntutan pelayanan kepada masyarakat yang paripurna dan prima.
Untuk maksud tersebut perlu dilakukan analisis tentang berbagai aspek yang ada di
lingkungan internal maupun eksternal Puskesmas Mergangsan dalam bentuk penyusunan
Rencana Bisnis Strategis Puskesmas Mergangsan sebagai Badan Layanan Umum Daerah.
BAB
IiI
KKAARRAAKKTTEERRIISSTTIIKK BBIISSNNIISS PPUUSSKKEESSMMAASS
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
11
Gambaran Singkat Bisnis
Kegiatan Utama Puskesmas Mergangsan adalah dalam usaha pelayanan kesehatan
perorangan dengan pendekatan pelayanan medis, tindakan medik dan keperawatan, pelayanan
penunjang medik, dan upaya rujukan. Dengan core bisnis adalah pelayanan pengobatan dasar
serta penunjang medis.
Dalam upaya menghadapi persaingan global, terutama terhadap competitor layanan sejenis
di Kota Yogyakarta, Puskesmas Mergangsan berusaha memenangkan persaingan dengan cara
menjaga mutu layanan; Leader dalam SDM dan Sarana Prasarana, dan terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
Keseimbangangan semua komponen pendukung penyedia layanan kesehatan akan
memperkuat pelayanan yang optimal. Semua pihak harus mempunyai visi yang sama dalam
menyelenggrakan pelayanan kesehatan, sehingga dapat terwujudlah derajad kesehatan
masyarakat yang proposional.
Rencana srategi bisnis sebagai pedoman bagi seluruh personil organisasi Puskesmas
Mergangsan dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk lima tahun
mendatang melalui pelaksanaan program dan kegiatan di bidang kesehatan sebagai implementasi
dari misi Puskesmas Mergangsan.
Strategi bisnis yang optimal akan meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi
masyarakat di Kecamatan Mergangsan serta memantapkan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (AKIP) melalui pengukuran kinerja Puskesmas Mergangsan sebagai wujud
pertanggungjawaban dalam pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan
pembangunan kesehatan daerah.
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
12
Analisis SWOT, organisasi menilai kekuatan terhadap kelemahannya, dan peluang
terhadap ancaman dari pesaing. Ada 4 kuadran posisi organisasi hasil analisis SWOT. Analisis
SWOT didasarkan pada peninjauan dan penilaian atas keadaan-keadaan yang dianggap sebagai
kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat).
Setelah diketahui gambaran mengenai posisi / keadaan organisasi saat ini, maka akan dapat
ditentukan beberapa alternatif langkah-langkah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
kinerja organisasi pada masa yang akan datang dengan cara memaksimumkan kekuatan dan
memanfaatkan peluang yang ada serta meminimumkan kelemahan dan mengatasi ancaman yang
dihadapi.
Dalam bentuk diagram, gambaran perusahaan pada saat ini berdasarkan analisis
SWOT dapat ditunjukkan sebagai berikut:
Anatomi Kuadran
a) Kuadran I
Dalam hal perusahaan pada posisi ini maka pengembangan dan pertumbuhan secara agresif
sangat terbuka karena organisasin memiliki kekuatan dan peluang yang cukup untuk itu.
Pengembangan yang dapat dilakukan antara lain dengan hal-hal sebagai berikut:
1) Penetrasi pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya pemasaran yang lebih
agresif pada pasar yang telah ada (meningkatkan penguasaan pasar / pangsa pasar).
2) Pengembangan pasar, yakni meningkatkan volume usaha dengan upaya meluaskan pasar
(membuka pasar baru / segmentasi pasar).
Aggressive Maintenance
Selective Maintenance
Peluang
Stable Growth
Conglomerat Diversification
Turn Arround Giurella
Kelemahan
I GROWTH
II STABIL
Rapid Growth
III DEFENSIF
IV DIVERSIFIKASI
Ancaman
Nice Concentric diversification
Kekuatan
Y
X
BAB
Iv
AANNAALLIISSAA IISSUUEE SSTTRRAATTEEGGIISS
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
13
3) Pengembangan produk, yakni meningkatkan volume usaha dengan mengembangkan
produk-produk baru baik penyempurnaan produk untuk pasar yang telah ada maupun
penciptaan produk baru.
b) Kuadran II
Organisasi yang ada pada kuadran ini akan tetap masih dapat berkembang / tumbuh apabila
secara jeli mampu memilih peluang dalam bersaing dengan menekan kelemahan yang ada.
Beberapa pilihan untuk berkembang antara lain dengan memperbaiki mutu layanan,
pemberlakuan tarif yang kompetitif (pricing policy), dan sebagainya.
c) Kuadran III
Organisasi yang berada pada kuadran ini kemungkinan untuk tumbuh / berkembang sangat
kecil bahkan organisasi terancam pailit, karena dihadapkan pada ancaman dengan berbagai
kelemahan yang dimiilikinya.
d) Kuadran IV
Organisasi yang berada di kuadran ini agar dapat tumbuh / berkembang harus melakukan
upaya-upaya diversifikasi usaha dengan cara pengayaan usaha atau menonjolkan produk
unggulan tertentu, karena beberapa kekuatan yang dimiliki akan berhadapan dengan
beberapa ancaman yang menghadang, dan semakin ekstensif terutama dengan
diberlakukannya globalisasi ekonomi di segala bidang tidak terkecuali bisnis kesehatan.
A. Analisis Internal dan Eksternal
1. Analisis Internal (SW)
a. Sumberdaya Manusia
No Obyek Yang dianalisa
Kekuatan
( S )
Kelemahan
( W )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah pegawai belum sesuai analisa jabatan V
2 76% berstatus PNS V
3 IGD, Poli Umum, Gigi dilayani dokter /
dokter gigi V
4 100% Bidan D3 V
5 80% Paramedis D3 V
6 Tenaga Fungsional lain lengkap V
7 Staf Administrasi lengkap V
8 Tenaga keamanan (satpam) ada V
9 Tenaga teknis pemeliharaan kurang V
10 Sikap terhadap perubahan V
11 Kedisiplinan V
12 Komitmen pegawai terhadap Puskesmas V
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
14
JUMLAH 1 10 9 -3 0 0
TOTAL 20 - 3
NILAI 17
b. Jenis Pelayanan dan mutu pelayanan
No Obyek Yang dianalisa
Kekuatan
( S )
Kelemahan
( W )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Pelayanan Dasar sesuai standart V
2 Pelayanan UKP V
3 Pelayanan pengembangan ada V
4 Pelayanan inovasi (Abipraya , Konsul
Psikologi, ) ada V
5 Administrasi Pelayanan Jaminan V
6 Waktu tunggu lama V
7 Pelayanan UKM berjalan cukup baik V
JUMLAH 2 12 -2 -3
TOTAL 14 -5
NILAI 9
c. Sarana Prasarana
No Obyek Yang dianalisa
Kekuatan
( S )
Kelemahan
( W )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Lahan strategis V
2 Lahan luas V
3 Mudah dijangkau V
4 Penataan ruang (termasuk ruang pelayanan)
belum optimal V
6 Alat medis dalam jenis dan jumlah lengkap V
7 Perawatan alat cukup V
8 Sarana fisik cukup V
9 Sarana transportasi cukup V
10 Inventaris kantor kurang V
11 Simpus optimal V
12 Soft ware dan perangkat hukum lengkap V
JUMLAH 3 6 6 -1 -4 -3
TOTAL 20 -8
NILAI 12
d Dana
No Obyek Yang dianalisa
Kekuatan
( S )
Kelemahan
( W )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Target pendapatan V
2 Adanya dana Hibah, BOK V
JUMLAH 6
TOTAL 6 0
NILAI 6
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
15
Rangkuman Analisis SW (faktor internal)
No Obyek Yang dianalisa Penilaian
Kekuatan Kelemahan Nilai
1 Sumber Daya Manusia 23 -4 19
2 Jenis pelayanan dan mutu pelayanan 14 -5 9
3 Sarana prasarana 20 -8 13
4 Dana 6 0 6
JUMLAH 65 -20 45
2. Analisis Eksternal (OT)
a. Sosial budaya masyarakat / Sumber Daya Manusia
No Obyek Yang dianalisa
Peluang (
O )
Ancaman
( T )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Jumlah penduduk relatif banyak V
2 Jumlah Pasangan Usia Subur banyak V
3 Jumlah Balita banyak V
4 Jumlah Peserta JKN jiwa V
5 Budaya gotong royong V
6 Budaya PHBS kurang V
7 Budaya paternalistik V
8 Adat merti Code / Dewa Brata V
9 Kecamatan sehat V
10 Kelurahan Siaga V
11 Hubungan Lintas sektoral cukup baik V
12 Dukungan Kader dan TOMA cukup
baik V
13 Dukungan LSM cukup baik
(Padmaya, Tagana, dll) V
JUMLAH 0 2 30 0 -4
TOTAL 32 -4
NILAI 28
b. Sarana dan Prasarana
No Obyek Yang dianalisa Peluang ( O ) Ancaman ( T )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Bangunan inti merupakan bagunan baru V
2 Parkir Luas V
3 Bantuan sarana dan prasarana dari pihak
lain yang tidak mengikat V
4 Belum ada sarana IPAL -1
JUMLAH 4 -1
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
16
TOTAL 4 -1
NILAI 3
c. Ekonomi
No Obyek Yang dianalisa
Peluang ( O
)
Ancaman
( T )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Tingkat pendapatan masyarakat V
2 Fluktuasi harga bahan pokok, Obat dan
Alkes V
3 Kenaikan harga BBM dan Gas V
JUMLAH 3 -2
TOTAL 3 -2
NILAI 1
d. System peraturan dan kebijakan
No Obyek Yang dianalisa
Peluang
( O )
Ancaman
( T )
1 2 3 -1 -2 -3
1 UU no 8 thn 1999 ttg Perlindungan Konsumen. V
2 UU no 1 thn 2004 ttg Perbendaharaan Negara V
3 UU no 29 thn 2004 ttg Praktek Kedokteran V
4 PP no 23 thn 2005 ttg Pengelolaan keuangan
BLU V
5 Permendagri no 61 thn 2007 ttg Pedoman
teknis pengelolaan keuangan BLUD V
6
Permendagri no 59 thn 2007 ttg Perubahan
Permendagri nomor 13 thn 2006 ttg
pengelolaan keuangan daerah
V
7 Keputusan Menkes No
128/Menkes/SK/II/2004 V
8 SE Mendagri no 900/2759/SK thn 2008 V
9 Perda no 3 thn 2010 ttg Tarif retribusi
pelayanan Puskesmas V
10 Standarisasi harga V
11 Kebijakan sirkulasi anggaran (APBD, BOK,
Jamkes) V
12
Perbedaan peraturan pertanggungjawaban yang
berbeda antara pusat dan daerah (BOK,
Jamkesmas)
V
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
17
2. Rangkuman Analisis OT (faktor eksternal)
a. Pesaing
Posisi Puskesmas dalam SWOT Analisis SW dan OT
JUMLAH 2 21 -2 -6
TOTAL 23 -8
NILAI 15
No Obyek Yang dianalisa
Peluang
( O )
Ancaman
( T )
1 2 3 -1 -2 -3
1 Terdapat 2 Institusi layanan kesehatan
pesaing (RS) V
2 Terdapat 4 Klinik Swasta V
3 Terdapat 7 Apotik Swasta V
4 Terdapat 1 pengobatan tradisional V
5 Promosi oleh pesaing V
6 Kerjasama operasional dengan pesaing V
7 Lokasi RS dan antar Puskesmas relatif
dekat V
JUMLAH 2 -5 -2
TOTAL 2 -7
NILAI -5
No Obyek Yang dianalisa Penilaian
Peluang Ancaman Nilai
1 Sosial budaya / SDM 32 -4 28
2 Sarana dan Prasarana 2 -2 0
3 Ekonomi 3 -2 1
4 System peraturan dan kebijakan 23 -8 15
5 Pesaing 2 -7 -5
JUMLAH 62 -23 39
Peluang
45 (39,45)
Kekuatan Kelemahan 39
Ancamann
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
18
Terlihat dari hasil analisis SWOT, Posisi Puskesmas Mergangsan di Kuadran I, atau pada
kuadran Agressive tumbuh
Analisis eksternal dan internal dengan cara pembobotan dan sudut pandang yang berbeda
terhadap posisi Puskesmas Mergangsan sebagai berikut :
a. Faktor internal
Hasil Identifikasi Faktor Internal
No
.
Bidang
identifikasi Kekuatan (Strenght) Kelemahan (Weakness)
1. Pelayanan 1. Tersedianya
pelayanan
kegawatdaruratan,
homecare, dan UKM.
2. Tersedianya
pelayanan
Puskesmas Buka
minggu
3. Sarana Penunjang
Pelaya nan cukup
tersedia.
1. Pelayanan laboratorium
dan layanan kesehatan
belum 24 jam.
2. Organisasi dan
SDM
1. Puskesmas sebagai
unit pelaksana teknis
daerah.
2. Sebagian besar
kualifikasi SDM
sesuai kompetensi
3. Jumlah tenaga medis
dan paramedis cukup
1. Resistensi perubahan bagi
sebagian SDM
2. Reward dan punishment
belum optimal
3. Keuangan 1. Adanya subsidi dari
Pemerintah
2. Adanya kewenangan
menarik retribusi
pelayanan
1. Sistem pembayaran
retribusi belum optimal
2. Sistem pengelolaan dan
sirkulasi keuangan belum
optimal.
4. Sarana / prasarana 1. Lahan pengembangan
cukup luas.
1. Pemanfaatan lahan belum
optimal
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
19
2. Sarana/prasarana
penunjang memadai.
3. Jumlah dan macam
alat cukup.
2. Tata ruang bangunan
kurang representatif
b. Faktor Eksternal
Identifikasi faktor eksternal dilakukan secara profesional adjugement terhadap
empat bidang yang dianggap berpengaruh bagi Puskesmas untuk mengetahui peluang dan
ancaman yang dihadapi saat ini. Dari hasil pengamatan dan profesional adjugement yang
dilakukan diperoleh hasil sebagai berikut:
Hasil Identifikasi Faktor Eksternal
No
.
Bidang
identifikasi Opportunity (Peluang) Ancaman (Threat)
1. Pelayanan 1. Jenis kebutuhan
pelayanan kesehatan
berkembang
2. Adanya peluang
rujukan masuk
pelayanan psikologi
3. Adanya peluang
rujukan masuk
Pelayanan
Laboratorium
4. Peluang diversifikasi
produk pelayanan
1. Tuntutan Pelayanan
prima dari masyarakat
2. Adanya pesaing
pelayanan sejenis yang
lebih menjanjikan
3. Semakin banyaknya
institusi pelayanan
kesehatan swasta
2. Organisasi dan
SDM
1. Peluang kerja sama
dengan pihak III
2. Perubahan status
sebagai pelaksana
PPK-BLU
3. Adanya kepercayaan
institusi lain bekerja
sama untuk program
diklat
1. Rekrutment pegawai oleh
pemerintah
2. Adanya keinginan
pegawai mencari
kesejahteraan pada
institusi lain
3. Keuangan 1. Peluang perubahan
pola pengelolaan
1. Subsidi pemerintah
semakin berkurang
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
20
keuangan lebih
mandiri dan fleksibel
2. Peluang
pengembangan UBS
(Unit Bisnis Strategis)
3. Masih adanya subsidi
pemerintah untuk
pembiayaan
masyarakat miskin
2. Pola tarif kurang
menguntungkan
3. Terdapat piutang dengan
tempo yang tidak
menentu
4. Sarana / prasarana 1. Pengembangan
fasilitas
2. Kerja sama
pemanfaatan
sarana/prasarana
dengan pihak III
3. Bantuan peralatan
dari pemerintah dan
pihak III
1. Status lahan dapat
diambil alih oleh
pemerintah
2. Kerusakan Sarana /
prasarana
3. Sarana/prasarana
tertinggal perkembangan
IPTEK
c. Pembobotan
Pembobotan dalam prosentase (%) dilakukan terhadap faktor dan subfaktor baik
internal maupun eksternal untuk setiap bidang didasarkan pada besarnya pengaruh bidang
tersebut terhadap kinerja Puskesmas. Adapun bobot masing-masing faktor / bidang
adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan = 35% (0,35)
2. Organisasi dan SDM = 25% (0,25)
3. Keuangan = 20% (0,2)
4. Sarana/prasarana = 20% (0,2)
Adapun pembobotan subfaktor (indikator) akan ditentukan kemudian setelah
dilakukan adjugement lebih lanjut dalam tahap evaluasi dan dapat dilihat dalam tabel
penghitungan.
Sedangkan skor rating terhadap masing-masing indikator (subfaktor) dengan skala 1—5
sebagai berikut:
Skor 5 = sangat kuat
Skor 4 = kuat
Skor 3 = cukup
Skor 2 = lemah
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
21
Skor 1 = sangat lemah
Untuk strength (kekuatan) dan opportunity (peluang) bernilai positif, sedangkan untuk
weakness (kelemahan) dan threat (ancaman) bernilai negatif.
d. Penentuan Posisi
1. Nilai Kekuatan (strength)
No. Uraian Bobot Rating
(C)
Nilai (D)=
AXBXC Faktor (A) Subfaktor (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Tersedianya pelayanan kegawat
daruratan dan homecare dan UKM 0,35 0,25 5 0,437
2. Pelayanan Laboratorium dengan
fotometer. 0,35 0,15 4 0,210
3. Sarana Penunjang Pelayanan
cukup tersedia. 0,35 0,15 4 0,210
Jumlah 1.1 s/d 1.5 1,451
2 Organisasi dan SDM 0,25
1. Puskesmas sebagai unit pelaksana
teknis daerah. 0,25 0,3 5 0,375
2. Sebagian besar kualifikasi SDM
sesuai kompetensi. 0,25 0,2 4 0,200
3. Jumlah tenaga medis dan
paramedis cukup 0,25 0,3 4 0,300
Jumlah 2.1 s/d 2.3 0,875
3 Keuangan 0,2
1. Adanya subsidi dari Pemerintah 0,2 0,6 5 0,600
2. Adanya kewenangan menarik
retribusi pelayanan 0,2 0,4 5 0,400
Jumlah 3.1. s/d 3.2 1,000
4 Sarana/prasarana 0,2
1. Lahan pengembangan cukup luas. 0,2 0,4 5 0,400
2. Sarana/prasarana penunjang
memadai. 0,2 0,3 4 0,240
3. Jumlah dan macam alat cukup 0,2 0,3 4 0,240
Jumlah 4.1 s/d 4.3 0,880
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
22
2. Nilai Kelemahan (weakness)
No. Uraian Bobot Rating
(C)
Nilai (D)=
AXBXC Faktor (A) Subfaktor (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Pelayanan laboratorium yang
belum 24 jam. 0,35 0,30 2 0,210
Jumlah 1.1 0,210
2. Organisasi dan SDM 0,25
1. Resistensi perubahan bagi
sebagian SDM 0,25 0,2 3 0,150
2.Reward dan punishment belum
optimal 0,25 0,2 3 0,150
Jumlah 2.1 s/d 2.2 0,300
3 Keuangan 0,20
1. Sistem pembayaran retribusi
belum optimal. 0,20 0,3 3 0,180
2. Sistem pengelolaan dan sirkulasi
keuangan belum optimal. 0,20 0,3 3 0,180
3. Sudah ada tenaga akuntan. 0,20 0,2 3 0,120
Jumlah 3.1 s/d 3.4 0,480
4. Sarana/prasarana 0,20
1. Pemanfaatan lahan belum optimal 0,20 0,3 4 0,240
2. Tata ruang bangunan kurang
representatif 0,20 0,3 3 0,180
Jumlah 4.1 s/d 4.2 0,420
3. Nilai Peluang (opportunity)
No. Uraian Bobot Rating
(C)
Nilai (D)=
AXBXC Faktor (A) Subfaktor (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Jenis kebutuhan pelayanan
kesehatan berkembang 0,35 0,25 4 0,350
2. Adanya peluang rujukan masuk
pelayanan psikologi 0,35 0,25 4 0,350
3. Adanya peluang rujukan masuk
Pelayanan Laboratorium 0,35 0,15 4 0,210
4. Peluang diversifikasi produk
pelayanan 0,35 0,2 4 0,280
Jumlah 1.1 s/d 1.5 1,400
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
23
2. Organisasi dan SDM 0,25
1. Peluang kerja sama dengan pihak
III 0,25 0,3 4 0,300
2. Perubahan status sebagai
pelaksana PPK-BLU 0,25 0,4 5 0,500
3. Adanya kepercayaan institusi lain
bekerja sama untuk program diklat 0,25 0,3 4 0,300
Jumlah 2.1 s/d 2.3 1,100
3. Keuangan 0,2
1. Peluang perubahan pola
pengelolaan keuangan lebih
mandiri dan fleksibel
0,2 0,4 4 0,320
2. Peluang pengembangan UBS
(Unit Bisnis Strategis) 0,2 0,4 5 0,400
3. Masih adanya subsidi pemerintah
untuk pembiayaan masyarakat
miskin
0,2 0,2 4 0,160
Jumlah 3.1. s/d 3.3 0,880
No. Uraian Bobot Rating
(C)
Nilai (D)=
AXBXC Faktor (A) Subfaktor (B)
4. Sarana/prasarana 0,2
1. Pengembangan fasilitas 0,2 0,4 5 0,400
2. Kerja sama pemanfaatan
sarana/prasarana dengan pihak III 0,2 0,3 4 0,240
3. Bantuan peralatan dari
pemerintah dan pihak III 0,2 0,3 4 0,240
Jumlah 4.1 s/d 4.3 0,880
4. Nilai Ancaman (threat)
No. Uraian Bobot Rating
(C)
Nilai (D)=
AXBXC Faktor (A) Subfaktor (B)
1. Pelayanan 0,35
1. Tuntutan Pelayanan prima dari
masyarakat 0,35 0,30 2 0,210
2. Adanya pesaing pelayanan sejenis
yang lebih menjanjikan 0,35 0,40 3 0,420
3. Semakin banyaknya institusi
pelayanan kesehatan swasta 0,35 0,30 2 0,210
Jumlah 1.1 s/d 1.3 0,840
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
24
2. Organisasi dan SDM 0,25
1. Rekruetment pegawai oleh
pemerintah 0,25 0,6 2 0,300
2. Adanya keinginan pegawai
mencari kesejahteraan pada
institusi lain
0,25 0,4 3 0,300
Jumlah 2.1 s/d 2.2 0,600
3. Keuangan 0,2
1. Subsidi pemerintah semakin
berkurang 0,2 0,4 4 0,320
2. Pola tarif kurang menguntungkan 0,2 0,4 3 0,240
3. Terdapat piutang dengan tempo
yang tidak menentu. 0,2 0,2 1 0,040
Jumlah 3.1 s/d 3.3 0,600
4. Sarana/prasarana 0,2
1. Status lahan dapat diambil alih
oleh pemerintah 0,2 0,3 1 0,060
2. Kerusakan Sarana / prasarana 0,2 0,4 3 0,240
3. Sarana/prasarana tertinggal
perkembangan IPTEK 0,2 0,3 3 0,180
Jumlah 4.1 s/d 4.3 0,480
Rekapitulasi Hasil Perhitungan SWOT
No
. Faktor
Kekuatan
(S)
Kelemahan
(W)
Peluang
(O)
Ancaman
(T)
1. Pelayanan 1,451 0,210 1,400 0,840
2. Organisasi dan SDM 0,875 0,300 1,100 0,600
3. Keuangan 1,000 0,480 0,880 0,600
4. Sarana/prasarana 0,880 0,420 0,880 0,480
Jumlah 4,206 1,410 4,260 2,520
Selisih (S-W) dan (O-T) 2,796 1,740
Dari tabel Rekapitulasi Perhitungan SWOT diperoleh nilai selisih (S-W) sebesar (2,796) dan
selisih (O-T) sebesar (1,740). Selisih antara S dengan W sebagai nilai ordinat sumbu X dan
selisih antara O dengan T sebagai nilai ordinat sumbu Y dalam grafik kartesius untuk
menggambarkan posisi Puskesmas. Dengan demikian diperoleh titik koordinat [X , Y ] yaitu
[(2,796), (1,740)] sehingga posisi Puskesmas berada pada kuadran I (Growth). Dalam posisi
demikian berarti menghadapi kesempatan untuk berkembang dan bertahan hidup atau sebagai
market leader. Dengan diagram kartesius dapat digambarkan sebagai berikut:
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
25
Posisi Puskesmas dalam SWOT Analisis SW dan OT
Dari hasil analisis, Puskesmas pada posisi pertumbuhan (agresif), namun lebih dekat
kearah sumbu datar, sehingga ada peringatan khusus untuk tetap menjaga
pertumbuhan sehingga bisa ke arah kuadran II
Penjelasan Analisis Eksternal dan Internal
Kinerja yang telah dapat dicapai sampai dengan saat ini sangat dipengaruhi oleh
beberapa faktor baik yang bersumber pada internal maupun dari eksternal. Strategi organisasi
dalam mencapai target mengedepankan aspek Pelayanan, Pengerahan SDM, Organisatoris,
Keuangan dan Promosi. Kebijakan manajemen yang diambil dalam pencapaian kinerja
adalah mengembangkan partisipasi aktif dari semua komponen Puskesmas dalam pelayanan,
dan pembagian tugas sesuai dengan profesi, kompetensi, dan ketrampilan yang dimiliki.
Artinya dalam penempatan tenaga semacam paramedic, dilihat dari kompetensi dan
kemampuan, yang kemudian ditempatkan pada ruang dan unit pelayanan yang sesuai. Selain
itu kebijakan lain yang diambil adalah dengan mengadakan rotasi ketenagaan. Guna
memelihara dan meningkatkan kompetensi personil dalam menjaga mutu layanan ditempuh
dengan cara pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Masyarakat sebagai pengguna sekaligus sebagai pemilik Puskesmas, diikutkan dalam
pemecahan masalah pelayanan yang ada, dan dibahas bersama dalam forum temu pelanggan,
selain itu kritik mengenai pelayanan yang ada dipakai sebagai dasar untuk peningkatan
pelayanan.
Strategi yang diambil dalam mencapai kinerja pelayanan memakai pelayanan prima,
yaitu strategi yang mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos
Kekuatan
45
1,740) Ancaman Peluang
2,796
Kelemahan
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
26
kerja yang tinggi, ramah, sehingga warga bangga akan Puskesmas. Dalam mencapai kinerja
juga ditempuh inovasi layanan dan cara pelayanan, dimana semua pelayanan tersebut
terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Sebagai produk unggulan puskesmas
Mergangsan, mempunyai fasilitas rawat jalan buka 7 hari dalam seminggu, pemeriksaan
laboratorium.
Dalam mencapai kinerja, juga mengedepankan aspek kerjasama semua lini, lintas
program dan lintas sektor, dengan menyediakan sarana prasarana yang aman, apik dan asri
sehingga nyaman ditempati. Juga ditempuh upaya rujukan pasien maupun specimen,
sehingga tercipta pelayanan pasien yang paripurna dan akhirnya informasi semua kegiatan
puskesmas Mergangsan dapat diakses oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Pendekatan strategi pelayanan prima tersebut mencakup kondisi internal dan eksternal yang
antara lain sebagai berikut :
1. Kondisi Internal
a. Pelayanan
Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan masyarakat, dalam
menyelenggarakan upaya kesehatan mengacu kepada PERMENKES RI No 75 tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat. Puskesmas yang sebagai pusat
penyelenggaraan kesehatan strata pertama,menyelenggarakan:
1. Pelayanan kesehatan perorangan
Pelayanan kesehatan perorangan yaitu pelayanan yanng bersifat individu.
Pelayanan tersebut antara lain poli umum, poli gigi, poli lansia, poli KIA dan KB,
laboratorium, radiologi, layanan konsultasi psikologi, sanitasi serta gizi. Selain itu
puskesmas Mergangsan juga mempunyai layanan rawat inap khusus persalinan.
Semua pelayanan yang dimiliki puskesmas Mergangsan tersebut diharapkan dapat
berjalan optimal, sehingga dapat menunjang visi dan misi yang telah ditetapkan
oleh puskesmas.
2. Pelayanan kesehatan masyarakat.
Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan kesehatan yang bersifat
publik yang bertujuan memelihara dan meningkatkan kesehatan, serta mencegah
penyakit di masyarakat.
Pelayanan kesehatan masyarakat ini meliputi; promosi kesehatan, pemberantasan
penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga,
usaha kesehatan sekolah.
b. Organisasi
Puskesmas Mergangsan merupakan lembaga teknis daerah, secara
kelembagaan sebagai UPT, berada langsung dibawah Dinas Kesehatan. Secara
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
27
umum tidak banyak berperan dalam menentukan kebijakan kesehatan di Kota
Yogyakarta, karena kewenangan ada pada Dinas Kesehatan.
Secara organisatoris, dari sudut pandang eselonisasi, lebih banyak sebagai
pelaksana teknis, sehingga masih mempunyai kelemahan dalam bargaining dengan
pemerintah dalam hal pencarian dana-dana, dan sumber daya lainnya. Dengan
keterbatasan tersebut puskesmas dalam melakukan pelayanan kesehatan mengalami
berbagai hambatan. Sebagai contoh dalam hal penambahan tenaga, puskesmas
Mergangsan yang notabene terdapat kekurangan tenaga, akan susah untuk
perekrutan tenaga baru, dikarenakan penambahan tenaga baru harus melalui jalur
pengajuan ke dinas kesehatan, dan untuk realisasi harus menunggu waktu yang
cukup lama,untuk adanya penambahan tenaga pegawai negeri sipil. Pelayanan
puskesmas harus tetap berjalan, sedangkan untuk tenaga yang diperlukan,belum
dapat terpenuhi secara cepat.
c. Sumber Daya Manusia
Faktor sumber daya manusia di Puskesmas sangat dominan. Dokter berperan
utama dalam pelayanan, sehingga dalam mencapai kinerja yang telah ditentukan,
mengedepankan kecepatan pelayanan dan kelangsungan. Dengan demikian strategi
yang diambil yaitu dengan menyediakan dokter umum untuk setiap hari
pelayanannya. Tenaga non medis juga sangat diperlukan untuk mendukung
kelancaran pelayanan 24 jam puskesmas Mergangsan. Tenaga non medis yang
diperlukan yaitu, tenaga teknis untuk peralatan serta perlengkapan pendukung
pelayanan puskesmas Mergangsan.
Untuk tenaga kerja medis pokok yang tidak ada di Puskesmas ditempuh dengan
cara kerjasama dengan pihak lain .
d. Sarana Prasarana
Dalam mencapai target kinerja, Puskesmas dilengkapi dengan sarana-prasarana
yang mencukupi, terutama untuk pelayanan rawat jalan.
Kehandalan dan keamanan sarana-prasarana yang ada sangat mendukung dalam
kinerja Puskesmas. Untuk pengembangan layanan baru, telah diupayakan
menyediakan sarana prasarana pendukung layanan, sehingga pada saat operasional
sudah tidak terkendala sarana.
Kendala lain dalam bidang sarana prasarana khususnya untuk alat-alat medis
dengan teknologi tinggi yang berpotensi menghambat kinerja adalah biaya
pemeliharaan, yang umumnya mahal, dan kadang tidak tersedia suku cadangnya.
e. Standard Prosedur Operasional
Dalam melakukan pelayanan yang optimal, Puskesmas Mergangsan telah
mempunyai Prosedur standar kerja, Petunjuk pelaksanaan, Petunjuk Teknis. Adanya
standard prosedur tersebut memudahkan setiap unit puskesmas dalam menjalankan
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
28
pelayanan, sesuai dengan standard profesi dan kode etik profesi, sehingga pelayanan
berjalan sesuai visi misi puskesmas Mergangsan.
f. Keuangan
Bahwa operasional Puskesmas memerlukan dana yang besar untuk memenuhi
kebutuhan pembiayaan pembelian obat, bahan medis habis pakai, jasa pelayanan,
bahan makan pasien, operasional kendaraan, pemeliharaan, gaji karyawan dan lain
sebagainya. Untuk itu selain dibiayai dari dana pendapatan puskesmas sendiri,
puskesmas masih mendapatkan subsidi dari pemerintah.
Sirkulasi keuangan di puskesmas Mergangsan, dalam pengelolaannya mengalami
berbagai kendala. Kendala tersebut antara lain, untuk pencairan dana operasional
puskesmas, tidak bisa tepat waktu sesuai kebutuhan yang harus mengikuti aturan
sirkulasi anggaran dari pemerintah daerah untuk pencairannya.
2. Kondisi Eksternal
Pencapaian kinerja sangat dipengaruhi oleh peraturan perundang-undangan;
kebijakan pemerintah; keadaan persaingan; keadaan perekonomian daerah dan
nasional; perkembangan sosial budaya; dan perkembangan teknologi. Yaitu :
a. Undang-undang dan peraturan
1. Permendagri
Dalam aturan Menteri Dalam Negeri khususnya dalam penatausahaan
keuangan, semua pengeluaran belanja berdasarkan program dan kegiatan.
Dalam format aturan tersebut, bisa dimungkinkan penambahan program dan
kegiatan berdasarkan kewenangan dan kemampuan daerah. Namun dalam
kenyataannya, pemerintah daerah sangat restriksi dengan program dan kegiatan
yang sudah ada di Permendagri. Dengan demikian banyak program dan
kegiatan upaya kesehatan perorangan yang tidak bisa masuk dalam
penganggaran. Hal ini menyulitkan manajemen dalam penganggaran belanja.
2. Permenkeu
Dasar hukum pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum di daerah
yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam pengelolaan dan
pertanggungjawaban daerah diatur dalam BAB XV Pasal 324, Pasal 325, Pasal
326, Pasal 327, Pasal 328 dan Pasal 329.
Pasal 68 dan Pasal 69 UU No. 1 ahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara telah membuka koridor baru kepada
departemen/lembaga/provinsi/kabupaten/kota yang bertugas memberikan
pelayanan publik seperti layanan kesehatan, pendidikan, pengelolaan kawasan,
lisensi untuk menerapkan pola pengelolaan keuangan yang fleksibel melalui
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
29
pembentukan Badan Layanan Umum yang diatur lebih lanjut dalam PP 23
tahun 2005.
b. Peraturan Pemerintah dan Peraturan Daerah
Peraturan pemerintah tentang perumahsakitan negeri sampai saat ini belum
begitu jelas, yang ada baru rancangan. Sedangkan pemerintah daerah sesuai dengan
Peraturan pemerintah nomor 48 tahun 2007, Puskesmas masih dalam koridor
lembaga teknis daerah.
Walaupun ada peraturan Menteri Dalam Negeri dan Peraturan Menteri
Keuangan tentang Badan Layanan Umum, namun aturan tersebut baru secara tegas
untuk instansi vertical.
c. Kondisi Ekonomi Daerah
Secara umum, ekonomi daerah Kota Yogyakarta tergolong daerah yang
memiliki kemampuan ekonomi menengah, sehingga dalam pengembangan
pelayanan inovatif mungkin akan terbentur dalam hal pentarifan.
d. Sosial Budaya Masyarakat
Warga Masyarakat Kota Yogyakarta, memiliki type atau berkarakteristik
tradisionil, sehingga budaya dan tradisi masyarakat masih cukup kental bahkan
sangat dilestarikan. Namun demikian ada beberapa perilaku tradisi yang masih
kurang mendukung dalam pembangunan kesehatan, dan efisiensi pengeluaran
masyarakat.
e. Perkembangan Teknologi Kesehatan
Perkembangan teknologi kesehatan sangat pesat dan semakin canggih. Untuk
institusi pelayanan kesehatan yang mampu, mereka berlomba-lomba mengadakan
alat-alat kesehatan karena didukung pendanaan yang memudahkan inovasi dan
diversifikasi pelayanan kesehatan. Sementara Puskesmas umumnya masih terbatas
dalam memperoleh alat-alat kesehatan .
f. Perkembangan Teknologi Informasi
Teknologi informasi, mau tidak mau harus dikuasi oleh Puskesmas. Untuk
perangkat kerasnya, bagi kebanyakan Puskesmas daerah tidak ada kendala, namun
dalam pemeliharaan, software, petugas informasi dan pemeliharaannya
membutuhkan dana yang besar. Kebanyakan SDM Puskesmas masih terbatas.
Pengembangan teknologi informasi puskesmas untuk pelaksanaan system informasi
puskesmas dengan mengupayakan pelaksanaan SEMAR yakni system elektronik
rekam medis mergangsan dengan harapan mengoptimalkan pemanfaatan simpus
untuk layanan rekam medis.
g. Tingkat Inflasi, dan Nilai Kurs
Tingkat inflasi mempengaruhi operasional puskesmas dalam mengadakan
bahan habis pakai untuk operasional pelayanan, walaupun secara tidak secara
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
30
langsung berdampak pada kinerja puskesmas, namun ada kekawatiran adanya
pengurangan pendanaan dari berbagai sumber pendapatan puskesmas, yang
kemudian akan mengubah prediksi kinerja. Nilai kurs rupiah terhadap mata usang
asing utama juga memacu fluktuasi harga-harga pasar terutama barang-barang
untuk kesehatan dari luar negeri dikarenakan pengenaan Pajak Barang mewah
untuk alat kesehatan yang di impor dari luar negeri.
Dengan melihat posisi bisnis puskesmas, maka dapat disimpulkan bahwa
pada posisi tersebut menguntungkan, puskesmas mempunyai peluang dan sekaligus
kekuatan sehingga puskesmas dapat memanfaatkan peluang yang ada, serta mampu
mengerahkan semua sumberdaya yang masih menganggur dan belum optimal
menjadi maksimal. Puskesmas dapat memilih strategi yang mendukung kebijakan
pertumbuhan yang agresif dengan mengakomodir isue-isue yang relevan yang
sesuai dengan Visi dan Misi Strategi yang diterapkan antara lain :
1. Meningkatkan profesionalisme kualitas hasil pelayanan.
2. Meningkatkan pemahaman konsep paradigma sehat :
3. Meningkatkan dukungan sumber daya masyarakat.
4. Meningkatkan kerjasama yang baik dengan lintas program, lintas sektoral serta
pihak terkait untuk meningkatkan kualitas pelayanan.
5. Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar kesehatan
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
31
1. Memberikan pelayanan sesuai standar, peduli, responsif dan berkeadilan
2. Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan
3. Mendorong dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan
4. Mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit menular yang berpotensi wabah
5. Mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit tidak menular
1
“Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan
kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau serta mampu menggerakkan masyarakat hidup bersih dan mandiri
BAB
v
VVIISSII MMIISSII DDAANN SSTTRRAATTEEGGIISS
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
32
Meningkatkan profesionalisme kualitas hasil pelayanan
Tujuan Dan Strategi
Meningkatkan dukungan sumber daya masyarakat.
Meningkatkan kerjasama yang baik dengan lintas program, lintas sektoral serta pihak terkait untuk meningkatkan kualitas pelayanan
Meningkatkan pemahaman konsep paradigma sehat
1
2
3
4
Meningkatkan sarana dan prasarana sesuai standar kesehatan
5
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
33
Meningkatkan profesionalisme
pelayanan
Strategi
1 Meningkatnya jumlah masyarakat yang
menjadikan puskesmas sebagai Puskesmas
pilihan utama masyarakat kecamatan
Mergangsan
2
3
Meningkatnya kualitas sumber daya petugas.
Meningkatnya kualitas pelayanan medis,
penunjang medis dan administratif
Meningkatkan pemahaman
konsep paradigma sehat di
masyarakat
Strategi
1 Meningkatkan derajad kesehatan masyarakat
2 Meningkatkan penanganan masalah
kesehatan masyarakat dengan paradigma
sehat
Meningkatkan dukungan
sumber daya masyarakat
Strategi
1 Meningkatnya peran serta masyarakat untuk
mencapai derajad kesehatan
2 Terselenggaranya community deal
Meningkatkan kerjasama yang
baik dengan lintas program,
lintas sektor dan pihak terkait
untuk meningkatkan kualitas
pelayanan
Strategi
1
Meningkatnya pelayanan kesehatan secara
terpadu
TUJUAN PERTAMA
TUJUAN KEDUA
TUJUAN KETIGA
TUJUAN KEEMPAT
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
34
Meningkatkan sarana dan
prasarana sesuai standar
kesehatan
Strategi
1 Meningkatnya pelayanan kesehatan secara
aman, nyaman dan lancar sesuai dengan
standar kesehatan
TUJUAN KELIMA
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
35
Puskesmas yang telah melaksanakan upaya kesehatan pengembangan baik berupa
penambahan upaya maupun suatu upaya kesehatan inovasi, tetap melakukan penilaian kinerja.
Hasil kegiatan (output atau outcome) yang dilakukan Puskesmas merupakan nilai tambah dalam
penilaian kinerjanya dan tetap harus diperhitungkan sesuai dengan kesepakatan.
Apabila upaya kesehatan pengembangan tersebut merupakan kebutuhan daerah yang
telah didukung dengan ketersediaan dan kemampuan sumberdaya di daerah yang bersangkutan
maka dimungkinkan untuk dikembangkan secara lebih luas di seluruh Puskesmas dalam suatu
wilayah kabupaten/ kota. Oleh karenanya, kegiatan tersebut sudah harus diperhitungkan untuk
dilakukan penilaian di seluruh Puskesmas.
Dengan pendekatan demikian maka penilaian pelaksanaan kegiatan untuk masing-masing
Puskesmas kemungkinan tidak sama di seluruh Puskesmas, melainkan hanya berdasarkan
kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh Puskesmas yang bersangkutan . Sedangkan kegiatan
kegiatan pengembangan yang belum menjadi kegiatan utama di kabupaten/ kota, hanya akan
dilakukan oleh Puskesmas tertentu saja di kabupaten/ kota yang bersangkutan.
Secara garis besar lingkup penilaian kinerja Puskesmas tersebut berdasarkan pada upaya-
upaya Puskesmas dalam menyelenggarakan :
1. Pelayanan kesehatan yang meliputi :
a. Upaya Kesehatan Wajib sesuai dengan kebijakan nasional, dimana penetapan
jenis pelayanannya disusun oleh dinas kesehatan kabupaten/ kota.
b. Upaya Kesehatan Pengembangan antara lain penambahan upaya kesehatan atau
penerapan pendekatan baru (inovasi) upaya kesehatan dalam pelaksanaan
pengembangan program kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas.
2. Pelaksanaan manajemen Puskesmas dalam penyelenggaraan kegiatan,meliputi :
a. Proses penyusunan perencanaan, pelaksanaan lokakarya mini dan pelaksanaan
penilaian kinerja,
b. Manajemen sumber daya termasuk manajemen alat, obat, keuangan, dll.
3. Mutu pelayanan Puskesmas, meliputi :
a. Penilaian input pelayanan berdasarkan standar yang ditetapkan.
b. Penilaian proses pelayanan dengan menilai tingkat kepatuhannya terhadap standar
pelayanan yang telah ditetapkan.
c. Penilaian out-put pelayanan berdasarkan upaya kesehatan yang diselenggarakan.
Dimana masing masing program/ kegiatan mempunyai indikator mutu tersendiri,
sebagai contoh cakupan layanan kia sesuai standar.
BAB
vI
PPRROOGGRRAAMM SSTTRRAATTEEGGIISS
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
36
d. Penilaian out-come pelayanan antara Iain melalui pengukuran tingkat kepuasan
pengguna jasa pelayanan Puskesmas.
Selanjutnya, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 Tahun 2016 tentang
standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/kota, telah ditetapkan indikator
kinerja dan target pembangunan kesehatan tahun 2017-2022 yang mencakup pelayanan
kesehatan dasar dengan 12 indikator standart pelayanan minimal.
Berdasarkan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum, rumusan Program Strategis berpedoman pada Rencana Strategis Satuan Kerja
Perangkat Daerah (Renstra SKPD).
Pengembangan Program yang direncanakan untuk waktu mendatang digambarkan sebagai
berikut:
1. Sesuai PP 74/2012 Ps 11 ayat (3.a), maka perumusan program dan kegiatan PPK BLU,
hanya terdiri dari 1 (satu) program, 1 (satu ) Kegiatan , 1 (satu ) out put dan jenis belanja.
2. RSB BLUD Unit Kerja Puskesmas disusun berdasarkan Renstra SKPD Dinas Kesehatan ,
dimana jumlah program dan kegiatan sudah ditetapkan. RSB merupakan jabaran kongkrit
dari indikator , target indikator, dan kegiatan yang tertuang dalam Rencana Strategi SKPD
Dinas Kesehatan sebagai berikut :
a. Program :
Pelayanan Kesehatan Dasar
b. Indikator Program:
Indeks Kepuasan Layanan Kesehatan di Puskesmas
c. Target Indikator Program :
Tahun 2017 : 77
Tahun 2018 : 78
Tahun 2019 : 79
Tahun 2020 : 80
Tahun 2021 : 80,05
Tahun 2022 : 81
c. Kegiatan 1:
Upaya Kesehatan Perorangan Puskesmas Mergangsan
Out Put Kegiatan :
Operasional Pelayanan Kesehatan Perorangan
d. Kegiatan 2:
Upaya Kesehatan Masyarakat Puskesmas Mergangsan
Out Put Kegiatan :
- Laporan penyelenggaraan managemen Puskesmas mergangsan
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
37
- Laporan penyelenggaraan upaya pelayanan kesehatan
- Laporan penyelenggaraan upaya pelayanan gizi dan kesehatan keluarga
- Laporan penyelenggaraan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan
- Laporan pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan
Sesuai dengan fungsi Puskesmas, UPT Puskesmas Mergangsan sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan masyarakat, dan pusat pelayanan
kesehatan strata pertama maka pokok-pokok kegiatan dalam melaksanakan program nasional
sebagai sebagai berikut : ( Program disesuaikan dengan PMK ttg Puskesmas yang terbaru)
1. Program Promosi Kesehatan :
a. Perilaku hidup bersih dan sehat.
b. Penyuluhan kesehatan pada masyarakat dan sekolah
2. Program Kesehatan Lingkungan :
a. Wilayah Kawasan sehat
b. Higiene & Sanitasi TTU & TPM
c. Pemukiman, Perumahan & Bangunan sehat
d. Penyehatan air
3. Program Kesehatan Ibu & Anak, Keluarga Berencana ( KB ).
a. Cakupan K1 & K 4.
b. Cakupan Fe Bumil.
c. Cakupan Vit A ibu menyusui.
d. Cakupan pertolongan persalinan.
e. Cakupan keluarga berencana.
f. Pelayanan Ranap Bersalin.
g. P 4 K (Program Perencanaan Pertolongan Persalinan & Pencegahan Komplikasi)
h. Imunisasi Balita & WUS
4. Program Gizi :
a. Kunjungan SKDN
b. Cakupan D/S,N/D,K/S
c. Konsultasi Gizi.
d. PMT Bayi & Balita gizi kurang & buruk.
5. Program Pemberantasan Penyakit Menular ( P2M)
a. P2M & Imunisasi
b. SKD KLB (Sistem Kewaspadaan Dini KLB)
c. Surveilance penyakit
d. Pencegahan penyakit tidak menular
6. Program Pengobatan :
a. Pelayanan pengobatan
b. Pelayanan Kesehatan Tradisional
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
38
c. Pelayanan Kesehatan Lansia
d. Pelayanan Kesehatan Mata
e. Pelayanan Kesehatan Jiwa
7. Program Pengembangan Puskesmas Gondomanan adalah :
a. Pelayanan Kesehatan Tradisional
b. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
c. Usaha Kesehatan Gigi Sekolah (UKGS)
d. Kesehatan Olah Raga
e. Kesehatan Mata
f. Kesehatan Jiwa
g. Posyandu Lansia
h. Posyandu Balita
i. Konsultasi Psikologi
j. Klinik berhenti merokok
k. Kekerasan pada perempuan & kekerasan pada anak
l. Konsultasi Gizi
m. Konsultasi Kesehatan Lingkungan
8. Program pengembangan yang dilaksanakan secara terpadu di Puskesmas
Merganmgsan lain :
a. Melaksanakan Puskesmas Santun Lansia
b. Meningkatkan pelaksanaan pelayanan yang terpadu antar bagian, misalnya
deteksi dini penyakit (General cek up), Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),
klinik konsultasi berhenti merokok, klinik konsultasi gizi dan klinik konsultasi
psikologi
c. Melaksanakan pelayanan konsultasi obat dan meningkatkan PIO (Pelayanan
Informasi Obat)
d. Meningkatkan pelayanan penyuluhan KTD (kehamilan tidak diinginkan) &
Kespro( Kesehatan reproduksi) tingkat remaja, penyuluhan kekerasan terhadap
perempuan dan anak (KtPA).
Adapun rumusan program strategis UPT Puskesmas Mergangsan berpedoman pada
Keputusan Walikota, SKPD Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Nomor 105 Tahun 2017
tentang Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta Tahun 2017-2022, adalah sebagai berikut :
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
39
PROGRAM STRATEGIS UPT PUSKESMAS MERGANGSAN BERDASARKAN DOKUMEN RENCANA STRATEGI (RENSTRA) DINAS KESEHATAN KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2017-2022
Visi Menjadi Puskesmas yang mampu memberikan pelayanan kesehatan dasar yang bermutu, merata dan terjangkau serta mampu menggerakkan masyarakat hidup bersih dan mandiri. Misi
1. Memberikan pelayanan sesuai standar, peduli, responsif dan berkeadilan 2. Memberikan pelayanan yang mengutamakan kepuasan pelanggan 3. Mendorong dan meningkatkan pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan 4. Mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit menular yang berpotensi wabah 5. Mencegah dan mengendalikan penyebaran penyakit tidak menular
PROGRAM KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
HASIL Indikator Program / keluaran
2017 2018 2019 2020 2021 2022
TAR
GET
Rp. (Juta) TAR
GET
Rp. (Juta) TAR
GET
Rp. (Juta) TAR
GET
Rp. (Juta) TAR
GET
Rp. (Juta) TAR
GET
Rp. (Juta)
Upaya Pelayanan Kesehatan Rujukan
Upaya kesehatan Perorangan
Cakupan Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat
Indeks kepuasan layanan kesehatan Puskesmas
77 44.977.616.015 78 42.437.902.806 79 43.711.039.890 80 45.022.371.087 80,5 46.373.042.210
81
47.784.233.488
Operasional Pelayanan Kesehatah Perorangan Puskesmas Gondomanan
12 bulan
982.881.224 12
bulan 987.482.122
12 bulan
896.506.586 12
bulan 1.026.401.783
12 bulan
1.057.193.837
12 bulan
1.088.909.852
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
40
PROGRAM KEGIATAN
INDIKATOR KINERJA TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
HASIL KELUARAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
TARGET Rp. (Juta) TARGET Rp. (Juta) TARGET Rp. (Juta) TARGET Rp. (Juta) TARGET Rp. (Juta) TARGET Rp. (Juta)
Upaya
Kesehatan
Masyarakat
Puskesmas
Mergangsan
Laporan
penyelenggaraan
Puskesmas MG
1
Dokumen 745.732.579
1
Dokumen 698.588.900
1
Dokumen 719.546.567
1
Dokumen 741.132.964
1
Dokumen 763.366.953
1
Dokumen 786.267.962
Laporan
Penyelenggaraan
Upaya
Pelayanan
Kesehatan
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
Laporan
Penyelenggaraan
upaya pelayanan
gizi dan
kesehatan
keluarga
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
Laporan
Penyelenggaraan
Upaya
Pemberdayaan
Masyarakat dan
promosi
kesehatan
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
Laporan
Pengendalian
Penyakit dan
Penyehatan
Lingkungan
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
1
Dokumen
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
41
Asumsi-Asumsi
Dalam perencanaan strategis, dipengaruhi oleh beberapa asumsi sebagai dasar untuk
evaluasi, penyusunan program kegiatan dan penganggaran. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas
Mergangsan tahun 2017 - 2022 didasarkan atas asumsi-asumsi yang bersifat makro dan mikro.
Identifikasi masing-masing asumsi tersebut berdasarkan : (1) Pertumbuhan ekonomi; (2) Tingkat
Inflasi; (3) Nilai Tukar Rupiah; (4) Pertumbuhan Penduduk.
A. Asumsi Makro
1. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi Indonesia 5 tahun belakangan ni menunjukkan signifikansi
yang bagus, terutama menunjukkan kebangkitan dari keterpurukan kondisi ekonomi
Indonesia. Iklim pertumbuhan ekonomi Indonesia ini dipredikisikan akan terus
berkembang sehingga mampu lagi berswasembada dan menjadi macan asia.
Contoh
Sumber data : Bappenas :”Gambaran Ekonomi Makro”
Bahwa kondisi ekonomi yang terus membaik ini, tidak diikuti oleh penurunan
inflasi, sehingga dimungkinkan adanya kenaikan harga-harga dasar, serta adanya
kebutuhan kebutuhan masyarakat secara nasional semisal kebutuhan pendidikan,
sandang, pangan dan perumahan yang semakin meningkat, maka dimungkinkan alokasi
konsumsi kesehatan penduduk menurun, dan harga-harga yang semakin naik akan
menyebabkan meningginya unit cost layanan kesehatan.
Dalam %
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
42
Pertumbuhan Ekonomi yang positif diharapkan menciptakan iklim usaha dan jasa
yang kondusif, sehingga masyarakat dapat tercukupi kebutuhannya disemua bidang usaha
dan jasa. Semakin meningktnya pertumbuhan ekonomi meningkat pula semua usaha dan
penyedia layanan jasa, termasuk pula penyedia layanan kesehatan,dalam hal ini
puskesmas. Puskesmas yang merupakan pusat pelayanan kesehatan masyarakat srata
pertama harus dapat berbenah dan meningkatkan semua pelayanannya, sehingga
kebutuhan layanan masyarakat yang tinggi, dapat terpenuhi dengan pelayanan kesehatan
dari puskesmas.
2. Tingkat Inflasi
Tingkat Inflasi Indonesia sejak tahun setelah 2016 relatif terkendali sehingga
membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia tumbuh lebih baik. Dengan pertumbuhan ke a
Faktor inflasi yang mencapai dua digit pada tahun 2017 cukup berperan pada
kenaikan nominal PDRB perkapita. Meski secara nominal terjadi kenaikan PDRB
perkapita yang cukup tinggi, namun secara riel terjadi perlambatan pertumbuhan PDRB
perkapita. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat dilihat dari daya beli masyarakat,
dengan daya beli masyarakat yang tinggi maka pertumbuhan ekonomi pun dapat
dikategorikan baik. Adanya daya beli masyarakt yang baik maka iklim usaha dan jasa
akan berkembang dengan baik, Tingkat inflasi yang tidak terkontrol akan merusak iklim
usaha dan jasa di masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi pun akan terhambat.
3. Nilai Tukar Rupiah
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dollar Amerika sangat rentan
dengan isu-isu negatif tentang Indonesia, dan terkait erat dengan harga harga saham.
Mimpi buruk tidak berharganya mata uang rupiah terhadap dollar Amerika dialami pada
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
43
tahun 1997 s/d tahun 2002. kemudian berangsur-angsur membaik pada level Rp. 8.000,00
per dollar Amerika sampai dengan ahun 2005. Kemudian turun lagi nilai rupiah, dan
terakhir pada level Rp. 9.300 / US$.
Dengan adanya krisis global pada tiga tahun terakhir, perekonomian Indonesia tetap
dapat bertahan, karena pasar ekonomi Indonesia bertumpu pada skala kecil atau
domestik. Nilai tukar rupiah pada tahun 2008 Rp 10.900,00, pada tahun 2009 Rp 9.430,
00 dan akhirnya pada tahun 2010 ada pada level Rp 8.650 / US$.
Pergerakan perkembangan ekonomi dan nilai tukar rupiah terhadap dolar semakin
meningkat yang berakibat mendorong untuk meningkatnya nilai ekspor yang mendukung
perkembangan ekonomi Indonesia.
Sumber data : Bank Indonesia
Sedangkan nilai tukar rupiah terhadap Dolar Amerika Tahun 2014-2016 dapat
dilihat pada grafik dibawah ini.
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
44
4. Efek Global Warming
Global warming yang lebih dikenal masyarakat dengan efek pemanasan global
ikut mempunyai pengaruh terhadap proses pelayanan kesehatan. Pemanasan global yang
berkelanjutan dapat menyebabkan perubahan iklim yang ekstrim, serta kerusakan alam,
dimana akan sangat berpengaruh terhadap derajad kesehatan masyarakat. Derajad
kesehatan masyarakat yang menurun berdampak pada beban layanan kesehatan.
5. Laju Pertumbuhan Penduduk
Indonsia menempati ranking keempat dari jumlah penduduk Dunia, dan
menghadapi laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun 1 persen, jauh lebih tinggi
dari Negara RRC yang hampir 0 persen.
Untuk Kota Yogyakarta, Jumlah Penduduk di Kota Yogyakarta pada tahun 2016 sekitar
500.921 jiwa. Jumlah pegawai Negeri aktif di Kota Yogyakarta sekitar 8.500 orang.
Kunjungan pasien puskesmas Mergangsan dari dalam kota sebanyak 54.459 pasien.
Prosentase kunjungan pasien dalam kota puskesmas Mergangsan pada tahun 2016 yaitu
sebanyak 13%.
Gambaran pelanggan potensial kunjungan Puskesmas Mergangsan dalam kota sebanyak
54.459 orang pasien pada tahun 2016, yaitu dari 19% PNS, 19% KK Miskin, 16%
Jaminan lain-lain dan sisanya dari masyarakat umum.
Gambaran pertumbuhan penduduk Indonesia
Sumber data : Bappenas :”Gambaran Ekonomi Makro”
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
45
Data Badan Pusat Statistik DIY 2018
Asumsi Makro lainnya difokuskan pada kebijakan, peraturan perundang-undangan pusat
maupun daerah.
1. Peraturan Pemerintah / Peraturan Menteri
Peraturan Menteri Dalam negeri No. 13 tahun 2006, mengharuskan pemerintah daerah,
dan Satuan Kerja Perangkat Daerah, merubah pola pengelolaan keuangannya mulai dari
perencanaan, sampai pertanggungjawabannya, sehingga dimungkinkan waktu
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
46
pelaksanaan kegiatan mundur dari yang sudah dijawdalkan. Kemudian adanya wacana
baru badan Layanan Umum Daerah, turut andil dalam dinamika kinerja Puskesmas
Daerah. Karena bagaimanapun juga, sebagai layanan publik harus turut berubah sesuai
kondisi yang menyertai.
Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka penyelenggaraan
pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang termasuk didalamnya segala bentuk
kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban daerah.
Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan
daearh. Untuk maksud tersebut perlu sistem keuangan daerah yaitu akuntansi keuangan
daerah. Akuntansi keuangan daerah adalah sistem informasi keuangan daerah yang
menghasilkan laporan bagi berbagai pihak yang berkepentingan
2. Peraturan Daerah
Kebijakan Akuntansi
Kebijakan akuntansi keuangan daerah adalah merupakan prinsip, dasar, konvensi,
aturan dan praktik yang diterapkan dalam rangka penyusunan dan penyajian laporan
keuangan daerah. Kebijakan akuntansi ini digunakan sebagai dasar dalam pengakuan,
pengukuran, dan pelaporan atas aset, kewajiban, ekuitas, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan serta pelaporan keuangan daerah.
Laporan keuangan daerah (termasuk laporan keuangan SKPD) merupakan laporan
pertanggungjawaban bupati (kepala SKPD) atas kegiatan keuangan dan sumberdaya
ekonomis yang dipercayaka serta menunjukkan posisi keuangan yang sesuai dengan
kebijakan akuntansi keuangan daerah. Dalam peraturan pengelolaan keuangan dan sistem
akuntansi yang diterapkan. Sistim pencatatan keuangan berdasarkan akrual (acrual base)
yaitu asumsi akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa lain pada saat
kejadian, bukan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar dan dicatat dalam
catatan akuntansi serta dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode yang
bersangkutan.
Sedangkan entitas pelaporan adalah pemerintah daerah dan seluruh SKPD yang menurut
peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban
berupa laporan keuangan termasuk Puskesmas Mergangsan.
Dalam kebijakan akuntansi keuangan Daerah Kota Yogyakarta laporan keuangan yang
pokok terdiri dari :
1) Laporan Realisasi Anggaran
Yaitu laporan realisasi anggaran yang menyajikan iktisar sumber, alokasi, dan
pemakaian sumberdaya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
47
menggambarkan perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam suatu
periode pelaporan.
2) Neraca
Neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi keuangan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas dana pada tanggal tertentu.
3) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai
sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu periode akuntansi serta saldo
kas pada tanggal pelaporan.
4) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan alat laporan keuangan meliputi pejelasan naratif atau rincian dari
angka yang tertera dalam realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas.
Asumsi dasar dalam pelaporan keuangan di Kota Yogyakarta adalah anggapan yang
diterima sebagai suatu kebenaran tanpa dibuktikan agar kebijakan akuntansi dapat
diterapkan. Sejalan dengan itu, asumsi dasar yang diterapkan di Puskesmas Mergangsan
meliputi :
Subsidi Pemerintah untuk belanja Operasional Puskesmas
Dalam Peraturan Daerah No.3 Tahun 2010 tentang Retribusi Pelayanan Kesehatan
Puskesmas, pada pasal 19 ayat (1) dinyatakan bahwa semua pendapatan Puskesmas
dikembalikan ke Puskesmas untuk biaya operasional Puskesmas.
Selain itu puskesmas masih mendapatkan subsidi untuk obat, alat kesehatan, dan sarana
prasarana penunjang lainnya. Namun pada kenyataannya penggunaaan dana operasional
puskesmas mengalami kesulitan dalam penggunaannya, karena dalam pelayanan medis
memerlukan fleksibilitas pelayanan puskesmas. Fleksibilitas yang dimaksud yaitu, apabila
terdapat kebutuhan yang segera terpenuhi, namun sebenarnya kebutuhan tersebut tidak
termasuk dalam perenc\anaan operasional puskesmas, kebutuhan tersebut tidak bisa
terpenuhi.
Untuk kebutuhan, yang diperlukan sejak awal tahun baru bisa dicairkan pada bulan
berikutnya, padahal pada awal tahun tersebut, puskesmas tetap harus menjalankan pelayanan
kesehatan.
B. Asumsi Mikro
1. Volume Pelayanan
Jumlah kunjungan pasien baru dari wilayah kecamatan Mergangsan pada tahun
2016 adalah 5188 orang, sedangkan jumlah penduduk Kecamatan Mergangsan sebanyak
37.088 orang, jadi utilitas pelayanan sebesar 13,9%. Untuk Jumlah kunjungan pasien
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
48
baru dari wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2010 adalah 10.313 orang, dari jumlah
penduduk Kota Yogyakarta sebanyak 501.246 orang, jadi utilitas pelayanan sebesar 23
%.
Asumsi jumlah penduduk kecamatan Mergangsan yang bermasalah kesehatan
diperkirakan sebanyak 35% dari total jumlah penduduk. Dari asumsi tersebut, secara
kuantitatif minimal ada 12.981 jumlah kunjungan ke Puskesmas. Berdasarkan data pasien
baru tahun 2015 dan tahun 2016 semester satu, rata-rata kunjungan pasien baru dari
dalam wilayah Kecamatan Mergangsan sebesar 232 orang per bulan, untuk wilayah Kota
Yogyakarta 566 orang per bulan.
Kunjungan Pasien Ke Puskesmas Mergangsan
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
49
2. Inovasi Pelayanan
Inovasi pelayanan diperlukan suatu penyedia layanan kesehatan untuk tetap bisa
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, inovasi pelayanan disini termasuk
peningkatan SDM serta peningkatan sarana pelayanan. Dalam upaya meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat, serta memnuhi kebutuhan kesehatan masyarakat, ada
beberapa inovasi pelayanan mulai dari Poli Umum, Poli Gigi Penunjang Medis dan
Konsultasi.
Untuk Poli Umum, di puskesmas Mergangsan sudah terdapat fasilitas nebulizer,
spirometer, BMI dan Homecare. Layanan Umum dibuat 3 Poli layanan untuk antara lain
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
50
Poli Anak, Poli Umum dan Poli Lansia. Pengembangan inovasi Poli Anak diharapkan
dapat meningkatkan Layanan bagi Anak dan Remaja. Poli gigi juga telah mengalami
inovasi yaitu; tambal pakai sinar (light curing), pemakaian cytojack untuk proses
penyuntikan. Penunjang medis di puskesmas Mergangsan yaitu laboratorium dan
radiologi, laboratorium di puskesmas Mergangsan telah menggunakan fotometer.
Inovasi juga menyentuh pada psikologis pasien. Puskesmas Mergangsan yang telah
mempunyai pelayanan psikologi klinik, menerapkan penyembuhan psikologis pasien,
disamping penyembuhan medis, klinis.
Inovasi Layanan ANC terpadu hari minggu merupakan inovasi layanan kia puskesmas
Mergangsan dalam meningkatkan layanan untuk ibu hamil di wilayah mergangsan.
3. Total Pendapatan
Dalam rencana strategi ini, total pendapatan Puskesmas Mergangsan berasal dari
Pendapatan fungsional, dan anggaran dari pemerintah daerah serta dari pemerintah pusat.
Total pendapatan fungsional dikelola langsung oleh Puskesmas tanpa harus setor ke kas
pemerintah daerah, dan hanya dalam bentuk laporan keuangan saja. Pendapatan dari
Pemerintah Daerah adalah berupa subsidi operasional, belanja tidak langsung (gaji
pegawai Negeri) dan investasi, sedangkan pendapatan dari Pemerintah Pusat sebagai
pendapatan untuk operasional dan Investasi.
4. Total Biaya
Total biaya berupa biaya operasional, dan biaya investasi. Biaya operasional
berupa biaya pegawai, dan biaya belanja barang dan jasa. Biaya investasi adalah biaya
untuk pembelian sarana prasarana, serta pengembangan.
Total pendapatan fungsional Puskesmas Mergangsan dipakai untuk biaya pegawai dan
biaya belanja barang dan jasa. Sedangkan sisa lebih anggaran dipakai untuk biaya
operasional Puskesmas tahun selanjutnya.
5. Total Output
Total output dari kegiatan Puskesmas Mergangsan yaitu, kunjungan pasien 4953
terlayani, pendapatan fungsional tahun 2017 naik 5% . Dengan target tersebut
diharapkan pelayanan Puskesmas Mergangsan selalu meningkat dari tahun sebelumnya,
sehingga Puskesmas Mergangsan dapat memenangkan persaingan menjadi tujuan
layanan kesehatan utama, khusunya di Kecamatan Mergangsan. Pelayanan yang optimal
akan membuat pemakai jasa layanan kesehatan puskesmas Mergangsan meningkat dan
terpenuhi kebutuhan pelayanan kesehatannya.
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
51
6. Unit Cost
Tarif per jenis layanan disesuaikan dengan analisis unit cost, dengan
menerapkan subsidi silang. Unit cost disusun setiap tahun dan dipakai dasar untuk tarif
pelayanan tahun berikutnya. Prinsip analisis unit cost memakai sistim ABC (Activity
Based Costing), dengan harga dasar berlaku pada tahun penyusunan ditambah inflasi,
dan margin yang diharapkan.
Pelaksanaan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh puskesmas dihadapkan pada
isu-isu strategis yang dapat berpengaruh pada kualitas pelayanan yang diberikannya. Isu-isu
strategis yang dihadapi oleh puskesmas dan yang akan ditangani melalui pelaksanaan visi dan
misi puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Perilaku hidup bersih dan sehat di wilayah kerja Puskesmas Mergangsan yang masih rendah.
2. Masih terdapat kematian ibu bersalin, bayi serta balita gizi buruk.
3. Wilayah kerja yang merupakan endemis penyakit menular seperti DBD, TBC, diare, Ispa dan
HIV.
4. Penduduk yang sangat padat, dan sebagian tinggal di daerah aliran sungai.
5. Banyaknya perguruan tinggi dan RS / fasilitas kesehatan lain, di wilayah kerja Puskesmas
Mergangsan.
6. Masih ada SDM yang belum memenuhi standar kebutuhan.
7. Adanya upaya kesehatan masyarakat yang berbasis pada masyarakat di wilayah kerja
Puskesmas Mergangsan.
Amanat dari Undang-undang nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
memberikan fleksibilitas dalam Pola Pengelolaan Keuangan kepada Instansi Pemerintah yang
mempunyai tugas dan fungsi memberikan pelayanan umum kepada masyarakat, yang kemudian
diatur dalam PP nomor 23 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
merupakan penerapan pengelolaan keuangan berbasis kinerja pada instansi Pemerintah. Peraturan
Pemerintah (PP) nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah yang kemudian
ditindaklanjuti oleh Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) nomor 61 tahun 2007
memberikan Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD).
Peraturan Menteri Kesehatan nomor 75 tahun 2014 menyebutkan bahwa Puskesmas adalah
Unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/Kota yang bertanggungjawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta
mempunyai kewajiban menyusun rencana strategis bisnis selama 5 (lima) tahun sebagai pedoman
dalam penyusunan rencana kerja Puskesmas Mergangsan dalam kurun waktu tiap tahun selama 5
(lima) tahun, sebagaimana diamanatkan pada Undang–undang nomor 25 Tahun 2004 tentang
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
52
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional. Perencanaan daerah yang dimaksud adalah dokumen
Perencanaan Jangka Menengah Daerah yang merupakan manifestasi kontrak politik Walikota
Yogyakarta terpilih yang harus didukung dengan rencana kerja yang sistematis dari masing-
masing unit kerja, sebagaimana tersebut dalam Undang-undang Nomor 32 tentang Pemerintahan
Daerah, pasal 150 ayat (3) huruf (b) dan (c).
Melalui perencanaan strategis dapat diperoleh informasi tentang visi, misi, strategi dan
sasaran serta aktivitas organisasi serta cara mencapai tujuan dan sasaran tersebut dengan
memperhatikan tugas pokok dan fungsi Puskesmas. Rencana Strategis Bisnis Puskesmas yang
selanjutnya disebut Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta
merupakan dokumen perencanaan yang bersifat indikatif yang memuat program–program
pembangunan Kesehatan yang merupakan penjabaran dari kebijakan Puskesmas untuk mencapai
hasil yang terukur sesuai dengan visi dan misi Puskesmas Mergangsan yang akan dilaksanakan
langsung oleh Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta maupun dengan mendorong peran aktif
masyarakat untuk kurun waktu tahun 2017 – 2022.
Melalui program jangka menengah 5 (lima) tahunan yang telah tertuang dalam rencana
strategis bisnis Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta 2017 – 2022 dan ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Puskesmas Mergangsan diharapkan mampu menjadi pedoman dalam
menyusun Rencana Kerja Puskesmas Mergangsan untuk kurun waktu tiap 1 (satu) tahun.
Adapun Renstra Puskesmas Mergangsan Tahun 2017 – 2022 merupakan penjabaran dokumen
perencanaan RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2017 – 2022 dari visi, misi
dan program Kepala Daerah, yang dalam proses penyusunannya berpedoman kepada RPJP
Daerah dengan memperhatikan RPJMD, serta Sistem Kesehatan Nasional. Renstra Puskesmas
Mergangsan Kota Yogyakarta dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kerja Puskesmas
Mergangsan Kota Yogyakarta sebagai pedoman dalam penyusunan RBA Puskesmas
Mergangsan Kota Yogyakarta yang mengacu pada Kebijakan Umum Anggaran.
A. Maksud dan Tujuan
1. Maksud
Disusunnya Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Mergangsan Kota Yogyakarta
adalah sebagai pedoman bagi seluruh personil organisasi Puskesmas Mergangsan dalam
rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan untuk lima tahun mendatang
melalui pelaksanaan program dan kegiatan di bidang kesehatan sebagai implementasi dari
misi Puskesmas Mergangsan.
2. Tujuan
Tujuan disusunnya RENSTRABISNIS PUSKESMAS MERGANGSAN ini yaitu :
a) Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kecamatan Mergangsan;
b) Memantapkan pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) melalui
pengukuran kinerja Puskesmas Mergangsan sebagai wujud pertanggungjawaban dalam
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
53
pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan pembangunan kesehatan
daerah
c) Menjadi dasar bagi penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
(LAKIP) Puskesmas Mergangsan dan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Kota Yogyakarta (LAKIPDA).
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
54
Rencana kerja BLUD Puskemas Mergangsan dibuat, berdasarkan rencana strategis
Puskesmas Mergangsan Tahun 2017 - 2022 yang merupakan penjabaran dokumen perencanaan
RPJMD dan Renstra Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta 2017 - 2022 dari visi, misi dan strategi
dan program Kepala Daerah, yang dalam proses penyusunannya berpedoman kepada RPJP
Daerah dengan memperhatikan RPJMD, serta Sistem Kesehatan Nasional. Renstra Puskesmas
Mergangsan Kota Yogyakarta dijabarkan setiap tahun ke dalam Rencana Kerja Puskesmas
Mergangsan Kota Yogyakarta sebagai pedoman dalam penyusunan Rencana Strategi Bisnis
(RSB). RSB tersebut digunakan untuk menyusun RKA Puskesmas dan mengacu pada Kebijakan
Umum Anggaran
Dasar penyusunan rencana strategis bisnis ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Badan Layanan Umum dan Peraturan Mentri Dalam Negeri
Nomor 61 tahun 2007 tentang Panduan Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah, serta Keputusan Lembaga Administrasi Negara Nomor 239 tahun 2003 tentang pedoman
Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.
Berdasarkan ketiga peraturan tersebut, komponen perencanaan strategis yang merupakan
perencanaan jangka menengah terdiri atas pernyataan Visi, Misi dan Strategi yang dijabarkan
kedalam Tujuan, Sasaran Tahunan, Kebijakan dan Program, serta dilengkapi dengan tolok ukur
kinerja hasil yang diharapkan akan dicapai oleh Puskesmas.
Hasil capaian kinerja Puskesmas Mergangsan yang dapat dicapai sampai dengan saat ini
sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang bersumber pada internal maupun dari
eksternal. Kebijakan manajemen yang diambil dalam pencapaian kinerja adalah mengembangkan
partisipasi aktif dari semua komponen Puskesmas dalam pelayanan dan pembagian tugas sesuai
dengan profesi, kompetensi, dan ketrampilan yang dimiliki. Untuk memelihara dan
meningkatkan kompetensi personil dalam menjaga mutu layanan ditempuh dengan cara
pendidikan dan pelatihan serta meningkatkan kesejahteraan karyawan.
Masyarakat sebagai pengguna sekaligus sebagai pemilik Puskesmas, diikutkan dalam
pemecahan masalah pelayanan yang ada, dan dibahas bersama dalam forum temu pelanggan,
selain itu kritik mengenai pelayanan yang ada dipakai sebagai dasar untuk peningkatan
pelayanan.
Strategi yang diambil dalam mencapai kinerja pelayanan memakai pelayanan prima, yaitu
strategi yang mengedepankan pelayanan yang bermutu, diikuti dengan semangat etos kerja yang
BAB
vII
PPEENNGGUUKKUURRAANN CCAAPPAAIIAANN KKIINNEERRJJAA
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
55
tinggi, ramah, sehingga warga bangga akan Puskesmas. Dalam mencapai kinerja juga ditempuh
inovasi layanan dan cara pelayanan, dimana semua pelayanan tersebut terjangkau oleh semua
lapisan masyarakat.
Penyusunan Rencana Strategis Bisnis puskesmas tahun 2017 – 2022 menggunakan metode
Balanced Scorecard. Pemakaian metode ini dinilai paling tepat, karena dalam metode ini
puskesmas sebagai lembaga non profit, dapat melakukan bisnis secara etis. Dimana puskesmas
tidak hanya mencari keuntungan saja, tetapi juga berupaya untuk memenuhi kepuasan pengguna,
melakukan pengembangan SDM, dan mempunyai proses kegiatan yang bermutu.
Dengan berbasis pada konsep Balance scorecard, indikator yang digunakan untuk menilai
keberhasilan puskesmas tersusun atas empat perspektif:
1. Perspektif Pemberdayaan dan pengembangan SDM
Perspektif ini menggambarkan bahwa semua SDM merupakan komponen penting dalam
puskesmas yang harus diberdayakan. Mutu proses pelayanan kesehatan hanya bisa
ditingkatkan jika semua SDM mempunyai komitmen dan profesional dalam bidangnya.
2. Perspektif Pelayanan
Perspektif ini menggambarkan rumitnya pelayanan dipuskesmas, yaitu bahwa
dipuskesmas membutuhkan manajamen pelayanan yang baik, serta integrasi berbagai
layanan.
3. Perspektif kepuasan pengguna atau pelanggan
Perspektif ini menggambarkan bahwa kepuasan pengguna akan meningkatkan
kemampuan keuangan puskesmas secara berkesinambungan, karena bentuk kepuasan
pengguna adalah kesetiaan terhadap puskesmas dan rekomendasi kepada orang lain untuk
memakai jasa layanan puskesmas.
4. Perspektif keuangan
Perspektif ini menggambarkan bahwa keuangan merupakan hal yang penting untuk
mendukung puskesmas dalam melaksanakan semua misi puskesmas. Aspek keuangan
yang semakin mantap akan dapat digunakan untuk meningkatkan mutu pelayanan dan
meningkatkan kualitas SDM.
Keempat perspektif tersebut merupakan dasar logika yang akan menjabarkan Visi, Misi
dan Strategi kedalam tujuan, sasaran, kebijakan dan program yang lebih terukur sehingga akan
memudahkan dalam menetapkan kinerja yang akan dicapai dalam kurun waktu jangka menengah
atau lima tahun kedepan. Keterukuran kinerja tersebut sangat dipengaruhi oleh sistem
pengukuran kinerja yang terdiri atas tiga komponen yaitu :
1. Kerangka Pengukuran Kinerja
Kerangka pengukuran kinerja terdiri atas penetapan indikator kinerja, pengumpulan data
kinerja dan cara pengukuran kinerja
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
56
2. Evaluasi Kinerja
Tahapan ini bertujuan agar diketahuinya pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang
dijumpai dalam rangka pencapaian misi agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan
pelaksanaan program kegiatan dimasa yang akan datang
3. Analisis Akuntabilitas Kinerja
Analisis tersebut meliputi uraian keterkaitan pencapaian kinerja kegiatan dengan program
dan kebijakan dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi sebagaimana yang
telah ditetapkan dalam rencana strategis bisnis.
Peta Rencana Strategis Bisnis
Secara umum peta recana strategis bisnis merupakan gambaran logika rencana strategis
yang menjadi pedoman dalam menetukan strategi. Peta rencana strategis yang disusun
didasarkan pada empat perspektif yang telah diuraikan diatas untuk menjelaskan tujuan strategis
apa yang akan dicapai oleh Puskesmas dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan.
Dalam mencapai kinerja, juga mengedepankan aspek kerjasama semua lintas program dan
lintas sektor, dengan menyediakan sarana prasarana yang aman, apik dan asri sehingga nyaman
ditempati.
Penilaian kinerja Puskesmas Mergangsan tahun 2017 (dengan berpedoman pada buku Pedoman
Penilaian Kinerja Puskesmas, terbitan Ditjend.Binkesmas Depkes R.I. Tahun 2006 )
menunjukkan hasil cakupan rata-rata untuk pelayanan kesehatan mencapai 81,5%, rata-rata nilai
manajemen puskesmas mencapai 8,23 dan nilai rata-rata dari kegiatan mutu pelayanan mencapai
9.14 sehingga hasil akhir penilaian kinerja Puskesmas Mergangsan termasuk dalam kelompok
puskesmas dengan tingkat kinerja Cukup Baik. Nilai ini juga selaras dengan hasil pengukuran
Indeks Kepuasan Masyarakat ( Keputusan Menpan R.I. Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003 ) tahun
2017 semester I yang mencapai 80,37 (kategori Baik) dan semester II mencapai 80,61 (kategori
Baik)
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil penilaian kinerja puskesmas Mergangsan antara lain :
a. Cakupan Pelayanan Kesehatan :
Cakupan pelayanan kesehatan yang belum memenuhi kriteria baik yaitu N/D dan masih
adanya Bayi/Balita gizi buruk. Kegiatan lainnya seperti hasil penimbangan balita masih
belum mencapai target - hal ini banyak dipengaruhi oleh pola asuh pada anak yang
kurang memperhatikan penyediaan dan pemberian makanan yang bergizi.
Dalam bidang pelayanan kesehatan capaian kegiatan yang juga masih dibawah target
adalah cakupan Keluarga Berencana, hal ini dikarenakan banyak pasangan yang tidak
ingin anak tetapi tidak mau menggunakan alat kontrasepsi. Untuk penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD), angka bebas jentik masih rendah, karena perilaku masyarakat
yang kurang rutin melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
57
b. Pelaksanaan Manajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas yang masih banyak menjadi masalah adalah ketenagaan/ Sumber
Daya Manusia ( SDM), hal ini dikarenakan belum semua Petugas membuat rencana
kerja bulanan yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya serta kurangnya tenaga
bila dibandingkan dengan analisa penghitungan kebutuhan pegawai yang telah dibuat.
Masalah lain dalam bidang manajemen adalah lokakarya mini baik bulanan, triwulan,
tahunan yang pelaksanaannya harus menyesuaikan dengan kesibukan pegawai maupun
lintas sektor terkait.
c. Mutu Pelayanan Puskesmas
Hasil penilaian mutu pelayanan puskesmas menjadi kurang maksimal dikarenakan dalam
pelayanan KIA khususnya pelayanan pemeriksaan ibu hamil (Ante Natal Care/ ANC)
angka drop outnya cukup tinggi, yang disebabkan oleh tingginya mobilitas ibu hamil
yang ada, pada saat memasuki masa K4 banyak ibu hamil yang keluar dari wilayah
sehingga tidak tercatat di puskesmas, sedangkan tingkat kepuasan pasien terhadap
pelayanan puskesmas lebih banyak dikarenakan waktu tunggu yang lama dan kurang
jelasnya petugas pelayanan karena sebagian pegawai yang masih belum memiliki name
tag, yang seharusnya merupakan kelengkapan identitas pegawai.
Capaian penilaian kinerja yang masih kurang adapah pada cakupan pelayanan kesehatan
penunjang dan pengobatan.
PROYEKSI CAPAIAN KINERJA UPAYA PELAYANAN KESEHATAN DASAR
UPT PUSKESMAS MERGANGSAN
1. CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN
JENIS KEGIATAN
CAPAIAN TARGET KINERJA SASARAN
2016 2017
2018
2019
2020
2021 Target Cakupan
% % % % % % % UPAYA KESEHATAN WAJIB
PROMOSI KESEHATAN 70 93,40 70 73 76 79 82
Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
70 76.94
72
74
76
78
80
Bayi mendapat Asi Eksklusif 80 96,67 60 65 70 73 75
Mendorong terbentuknya UKBM 75 100 100 100 100 100 100
Penyuluhan Napza 50 100 60 70 80 90 100
KESEHATAN LINGKUNGAN 100 85,76 100 100 100 100 100
Penyehatan Air Bersih 100 82,36 100 100 100 100 100
Hygiene Sanitasi Makanan dan Minuman 100 85.47 100 100 100 100 100
Penyehatan Tempat Pembuangan Limbah 100 77.65 100 100 100 100 100
Penyehatan Lingkungan Pemukiman dan Jamban Keluarga
100 75.46 100
100
100
100
100
Pengawasan Sanitasi Tempat-Tempat Umum 100 79.38 100
100
100
100
100
Pengendalian Vektor 100 100 100 100 100 100 100
JENIS KEGIATAN
CAPAIAN TARGET KINERJA SASARAN
2016 2017
2018
2019
2020
2021
Target Cakupan
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
58
% % % % % % %
KESEHATAN KELUARGA TERMASUK KESEHATAN REPRODUKSI
95 100
95 95
95 95 95
Kesehatan Maternal dan Neonatal 95 98,25 96 97 98 99 100
Kesehatan Bayi 90 100 92 94 96 98 100
Upaya Kesehatan Balita dan Anak Pra Sekolah 90 98,85 92 94 96 98 100
Upaya Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja
100 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Keluarga Berencana 70 71 72 73 74 75
UPAYA PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT 100 86,81 89 92 95 98 100
Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat 100 86.81 89 92 95 98 100
UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGGULANGAN PENYAKIT MENULAR
100 90,09
92
94
96
98
100
TB Paru 100 100 100 100 100 100 100
Malaria 100 100 100 100 100 100 100
Kusta 100 100 100 100 100 100 100
Pelayanan Imunisasi 98 94,92 98 98 98 98 98
Diare 100 61.73 70 78 86 94 100
ISPA 100 82 86 90 94 98 100
Demam Berdarah Dengue (DBD) 95 55,17 63 70 79 86 95
Pencegahan dan Penanggulangan IMS dan HIV/AIDS
80 2.85
20
35
50
65
80
Pencegahan dan Penanggulangan Rabies 100 100 100 100 100 100 100
Penyakit menular spesifik daerah filariasis 100 - 100 100 100 100 100
Leptospirosis 100 - 100 100 100 100 100
UPAYA PENGOBATAN 85 61.62 65 70 75 80 85
Pengobatan 85 38,78 40 45 50 55 60
Pemeriksaan Laboratorium 100 83.74 85 87 90 95 100
UPAYA KESEHATAN PENGEMBANGAN 70 54,10 60 65 70 75 80
Upaya Kesehatan Usia Lanjut 70 100 80 90 100 100 100
Kesehatan Indera 100 100 60 70 80 90 100
Kesehatan Jiwa 15 28,57 25 40 55 75 85
Kesehatan Olah Raga - 10 20 30 40 50
Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Gigi 80 100 82 85 90 95 100
Perawatan Kesehatan Masyarakat 15 3,97 6 9 12 15 15
Bina Tanaman Tradisional 60 66,67 40 45 50 55 60
Bina Kesehatan Kerja 70 - 50 55 60 65 70
2. KEGIATAN MANAJEMEN PUSKESMAS
JENIS KEGIATAN
CAPAIAN TARGET KINERJA SASARAN
2016 2017
2018
2019
2020
2021 Target Cakupan
% % % % % % % MANAJEMEN OPERASIONAL PUSKESMAS 10 7,43 8 9 10 10 10
Membuat data pencapaian/cakupan kegiatan pokok tahun lalu
10 4 7 9 10 10 10
Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah berdasarkan prioritas
10 7
8 9 10 10 10
Menyusun RUK melalui analisa dan perumusan masalah berdasarkan prioritas
10 7
8 9 10 10 10
Menyusun RPK secara terperinci dan lengkap
10 10
10 10 10 10 10
Melaksanakan Mini Lokakarya bulanan 10 10 10 10 10 10 10 Melaksanakan Mini Lokakarya tribulanan(lintas sektor)
10 4
7 7 10 10 10
Membuat dan mengirimkan laporan bulanan ke 10 10 10 10 10 10 10
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
59
kabupaten/kota tepat waktu
Membuat data 10 penyakit terbanyak setiap bulan
10 10
10 10 10 10 10
MANAJEMEN ALAT DAN OBAT 10 8,8 9 9,5 10 10 10
Membuat kartu inventaris dan menempatkan di masing-masing ruangan
10 10
10 10 10 10 10
Melaksanakan up dating daftar inventaris alat 10 4 7 7 9 10 10
Mencatat penerimaan dan pengeluaran obat di setiap unit pelayanan
10 10
10 10 10 10 10
Membuat kartu stok untuk setiap jenis obat/bahan di gudang obat secara rutin
10 10
10 10 10 10 10
Menerapkan FIFO dan FEFO 10 10 10 10 10 10 10
MANEJEMEN KEUANGAN 10 8,5 9 9,5 10 10 10
Membuat catatan bulanan uang masuk-keluar dalam buku kas
10 10
10 10 10 10 10
Kepala Puskesmas melakukan pemeriksaan keuangan secara berkala
10 7
8 9 10 10 10
MANAJEMEN KETENAGAAN 10 7 8 8,5 9 9,5 10
Membuat daftar/catatan kepegawaian petugas 10 7 8 8,5 9 9,5 10
Membuat uraian tugas dan tanggung jawab setiap petugas
10 7
8 8,5 9 9,5 10
Membuat rencana kerja bulanan bagi setiap petugas sesuai dengan tugas,
10 7
8 8,5 9 9,5 10
wewenang dan tanggung jawab 10 7 8 8,5 9 9,5 10
Membuat penilaian DP3 tepat waktu 10 7 8 8,5 9 9,5 10
3. MUTU PELAYANAN KESEHATAN
JENIS KEGIATAN
CAPAIAN TARGET KINERJA SASARAN
2016 2017
2018
2019
2020
2021 Target Cakupan
% % % % % % %
Drop out pelayanan ANC (K1-K4) 10 4 5 6 7 9 10
Persalinan oleh Tenaga Kesehatan 10 10 10 10 10 10 10
Penanganan Komplikasi Obstetri / Resiko Tinggi 10 10 10 10 10 10 10
Error rate pemeriksaan BTA 10 10 10 10 10 10 10
Kepatuhan terhadap standar ANC 10 10 10 10 10 10 10
Kepatuhan terhadap standar pemeriksaan TB Paru
10 10 10 10 10 10 10
Tingkat kepuasan pasien terhadap pelayanan puskesmas
10 7
8
9
10
10
10
Hasil rata-rata dikelompokkan menjadi:
Baik : nilai rata-rata ( >8,5 )
Sedang : nilai rata-rata ( 5,5 - 8,4 )
Kurang : nilai rata-rata ( <5,5 )
a. Kinerja Keuangan :
Pendapatan :
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
60
TAHUN
ANGGARAN RENCANA REALISASI % KET
2015
2016
2017
1.510.000.000
1.599.400.000
1.636.480.000
1.611.147.089
1.579.357.225
1.718.695.965
106,70
98,75
105,02
TOTAL 4.745.880.000 4.909.200.279 103,44
b. Belanja :
TAHUN ANGGARAN
SUMBER DANA
UKP UKM
RENCANA REALISASI % RENCANA REALISASI %
2015
2016
2017
1.889.789.472
2.201.798.113
2.496.755.874
1.551.671.870
1.417.621.262
1.529.722.403
82,11
64,38
61,27
916.719.016
1.081.589.027
930.691.852
500.652.845
790.570.407
824.411.131
54,61
73,09
88,58
TOTAL 6.588.343.459 4.499.015.535 68,29 2.928.999.895 2.115.634.383 72,23
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
61
A. PROYEKSI PENDAPATAN
Dengan pelaksanaan Badan Layanan Umum, proyeksi keuangan Puskesmas dalam lima
tahun kedepan diharapkan dapat menggambarkan suatu peningkatan yang cukup signifikan .
1. Proyeksi pendapatan
Pendapatan yang dikelola oleh Puskesmas sebagai sebuah Badan Layanan Umum terdiri
dari:
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan adalah semua penerimaan dalam bentuk kas dan tagihan BLUD
yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode anggaran bersangkutan yang
tidak perlu dibayar kembali (Permendagri 61 tahun 2007) :
1) Pendapatan Jasa Layanan
Pendapatan BLUD yang bersumber dari jasa layanan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 60 huruf a, berupa imbalan yang diperoleh dari jasa layanan yang
diberikan kepada masyarakat.
Pendapatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan medis
(rawat jalan)
Pendapatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan pelayanan
penunjang medis (laboratorium)
Pendapatan yang berhubungan dengan pelaksanaan kegiatan konsultasi medis
(psikologi, gizi, sanitasi, KIA/KB/Imunisasi,PHBS).
2) Hibah
Pendapatan BLUD hibah dapat berupa hibah terikat dan hibah tidak terikat.
3) Hasil Kerjasama
Hasil kerjasama dengan pihak lain dapat berupa perolehan dari kerjasama
operasional, sewa menyewa dan usaha lainnya.
4) Lain-lain yang sah
Lain-lain pendapatan BLUD yang sah antara lain:
a. hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan;
b. hasil pemanfaatan kekayaan;
c. jasa giro;
d. pendapatan bunga;
e. keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing;
BAB
vIII
PPRROOYYEEKKSSII KKEEUUAANNGGAANN
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
62
f. komisi, potongan ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan dan/atau
pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD;
g. hasil investasi.
b. APBD
Puskesmas sebagai alat dari Pemerintah Kota Yogya untuk pelayanan publik
dalam bidang kesehatan,bukan sebagai alat untuk mendapatkan pendapatan asli
daerah, sehingga puskesmas yang berbentuk BLUD tetap mendapatkan subsidi dari
Pemerintah Kota, apabila income dari puskesmas belum bisa mencukupi kebutuhan
layanan.
Bantuan APBD berupa; gaji pegawai, obat, alat kesehatan dan sarana prasarana
tertentu.
c. APBN
Pendapatan BLUD yang bersumber dari APBN dapat berupa pendapatan yang
berasal dari pemerintah dalam rangka pelaksanaan dekonsentrasi dan/atau tugas
pembantuan dan lain-lain.
Proyeksi Target Pendapatan UPT Puskesmas Mergangsan
*) perhitungan pendapatan Jasa Layanan dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah
menggunakan rumus trend liner,
dengan rata-rata kenaikan 2%
**) perhitungan proyeksi target pendapatan dari APBD disesuaikan dengan target belanja
Renstra Dinas Kesehatan
Kota Yogyakarta Tahun 2017
Proyeksi Target Pendapatan Indikatif (Rp000,00)
JENIS
PENDAPA
TAN
2017 2018 2019 2020 2021 2022
Pendapatan Jasa Layanan
1.615.610.000 1.680.892.000 1.714.509.840 1.748.800.037 1.783.776.038 1.819.451.558
Hibah - - - - - -
Hasil Kerjasama
- - - - - -
Pendapatan dari APBD
930.691.852
1.322.574.880
1.362.252.126
1.403.119.690
1.445.213.281
1.488.569.679
Lain-lain Pendapatan BLUD yang sah
20.870.000 15.271.000 15.576.420 15.887.948 16.205.707 16.529.822
TOTAL 2.567.171.852 3.018.737.880 3.092.338.386 3.167.807.675 3.245.195.026 3.324.551.059
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
63
Apabila digambarkan secara grafik, maka proyeksi target pendapaan UPT Puskesmas
Mergangsan selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai berikut:
B. PROYEKSI BELANJA
Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya
operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka menjalankan
tugas dan fungsi. Biaya non operasional mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD
dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi. (Permendagri 61 Tahun 2007).
Biaya operasional terdiri dari:
1. Biaya Pelayanan
Biaya pelayanan mencakup seluruh biaya operasional yang berhubungan langsung
dengan kegiatan pelayanan.
Biaya pelayanan terdiri dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya bahan;
c. biaya jasa pelayanan;
d. biaya pemeliharaan;
e. biaya barang dan jasa; dan
f. biaya pelayanan lain-lain.
2. Biaya umum dan administrasi
Biaya umum dan administrasi mencakup seluruh biaya operasional yang tidak
berhubungan langsung dengan kegiatan pelayanan.
Biaya umum dan administrasi terdiri dari:
a. biaya pegawai;
b. biaya administrasi kantor;
c. biaya pemeliharaan;
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
64
d. biaya barang dan jasa;
e. biaya promosi; dan
f. biaya umum dan administrasi lain-lain.
Biaya non operasional terdiri dari:
1. biaya bunga;
2. biaya administrasi bank;
3. biaya kerugian penjualan aset tetap;
4. biaya kerugian penurunan nilai; dan
5. biaya non operasional lain-lain.
Dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi UPT Puskesmas Mergangsan sebagai pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan; pusat pemberdayaan masyarakat; pusat
pelayanan kesehatan strata pertama, maka perkiraan/proyeksi belanja selama kurun waktu lima
tahun berdasarkan data angaran belanja adalah sebagai berikut :
Proyeksi Belanja UPT Puskesmas Mergangsan
Proyeksi Belanja (Rp000,00)
Jenis
Belanja 2017 2018 2019 2020 2021 2022
UKP 2.496.755.874 1.989.925.897 2.049.623.674 2.111.112.384 2.174.445.756 2.239.679.128
UKM 930.691.852 1.322.574.880 1.362.252.126 1.403.119.690 1.445.213.281 1.488.569.679
Total 3.427.447.726 3.312.500.777 3.411.875.800 3.514.232.074 3.619.659.037 3.728.248.807
*) perhitungan proyeksi belanja disesuaikan dengan Renstra Dinas Kesehatan Kota
Yogyakarta Tahun 2017
Apabila digambarkan secara grafik, maka proyeksi belanja UPT Puskesmas Mergangsan
selama kurun waktu 5 (lima) tahun sebagai berikut:
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
65
C. KESEIMBANGAN PENDAPATAN DAN BELANJA
Secara grafik akan terlihat bahwa penerimaan pendapatan tidak akan seimbang dengan
pengeluaran belanjanya dikarenakan belanja UKP diperoleh dari anggaran pendapatan +
SILPA BLUD.
Proyeksi Anggaran Pendapatan dan Belanja
UPT Puskesmas Mergangsan
D. PROYEKSI SURPLUS/DEFISIT
Berdasarkan penentuan proyeksi pendapatan dan biaya di atas kami
memproyeksikan besaran surplus/defisit yang dapat dihasilkan dari pelaksanaan kegiatan.
Proyeksi surplus defisit dapat dilihat pada proyeksi Laporan Operasional berikut ini:
Proyeksi Laporan Operasional (Rp000,00)
KOMPONE
N
2017 2018 2019 2020 2021 2022
PENDAPATA
N
PENDAPATA
N JASA
LAYANAN
Pendapatan
Jasa Layanan 1.692.263.130 1.680.892.000 1.714.509.840 1.748.800.037 1.783.776.038 1.819.451.558
HASIL
KERJASAM
A DENGAN
PIHAK LAIN
Hasil
Kerjasama
Dengan
Pihak Lain
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
66
ANGGARAN
PENDAPATA
N DAN
BELANJA
APBD KOTA
APBD Kota-
Operasional 3.536.346.251 3.677.800.101 3.824.912.105 3.977.908.589 4.137.024.933 4.302.505.930
APBD Kota-
Investasi
APBN
APBN-
Operasional
LAIN-LAIN
PENDAPATA
N BLUD
YANG SAH
Lain-lain
Pendapatan
BLUD Yang
Sah
21.513.835 15.271.000 15.576.420 15.887.948 16.205.707 16.529.822
Jumlah
PENDAPATA
N
5.250.123.216 5.373.963.101 5.554.998.365 5.742.596.574 5.937.006.678 6.138.487.310
BIAYA
BIAYA
OPERASION
AL
BIAYA
PELAYANA
N
Biaya
Pegawai 2.245.339.024 2.290.245.804 2.336.050.721 2.382.771.735 2.430.427.170 2.479.035.713
Biaya Bahan 618.498.488 630.868.458 643.485.827 656.355.543 669.482.654 682.872.307
Biaya Jasa
Pelayanan 935.059.642 953.760.835 972.836.052 992.292.773 1.012.138.628 1.032.381.401
Biaya
Pemeliharaa
n
12.577.400 12.828.948 13.085.527 13.347.237 13.614.182 13.886.466
Biaya
Barang dan
Jasa
60.403.930 61.612.009 62.844.249 64.101.134 65.383.156 66.690.820
Biaya
Penyusutan
BIAYA
UMUM DAN
ADMINISTA
RSI
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
67
Biaya
Pegawai 370.737.252 378.151.997 385.715.037 393.429.338 401.297.924 409.323.883
Biaya
Administrasi
Kantor
242.824.662 247.681.155 252.634.778 257.687.474 262.841.223 268.098.048
Biaya
Pemeliharaa
n
15.487.000 15.796.740 16.112.675 16.434.928 16.763.627 17.098.899
Biaya
Barang dan
Jasa
340.173.338 346.976.805 353.916.341 360.994.668 368.214.561 375.578.852
Biaya
Promosi 1.759.900 1.795.098 1.831.000 1.867.620 1.904.972 1.943.072
Biaya
Penyusutan 135.835.699 138.552.413 141.323.461 144.149.930 147.032.929 149.973.588
Jumlah
BIAYA 4.978.696.335 5.078.270.262 5.179.835.667 5.283.432.380 5.389.101.028 5.496.883.048
Surplus/Def
isit
271.426.881 295.692.839 375.162.698 459.164.194 547.905.650 641.604.262
E. PROYEKSI NERACA
Proyeksi Neraca (Rp000,00)
KOMPONEN 2017 2018 2019 2020 2021 2022
ASET
ASET LANCAR
KAS DAN
SETARA KAS
Kas BLUD di
Bank 1.049.249.436 1.216.236.323 1.412.756.284 1.632.869.690 1.868.741.298
2.110.228.152
Kas BLUD Di
Bendahara
Penerimaan
Kas BLUD Di
Bendahara
Pengeluaran
PIUTANG
USAHA
Piutang BPJS 5.330.000 5.489.900 5.654.597 5.824.235 5.998.962 6.178.931
Piutang APBD
Kab/Kota
(Jamkesda)
12.769.000 13.152.070 13.546.632 13.953.031 14.371.622 14.802.771
Piutang
Perusahaan
Kerjasama
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
68
PERSEDIAAN
BHP Obat 157.990.197 162.729.903 167.611.800 172.640.154 177.819.359 183.153.939
Alat Tulis
Kantor 11.778.673 12.132.033 12.495.994 12.870.874 13.257.000 13.654.710
Persediaan
Bahan
Komputer
10.225.000 10.531.750 10.847.703 11.173.134 11.508.328 11.853.577
Persediaan
Bahan Cetakan 14.376.500 14.807.795 15.252.029 15.709.590 16.180.877 16.666.304
Persediaan Alat
Listrik Lainnya 322.500 332.175 342.140 352.404 362.977 373.866
Persediaan
Bahan
Kebersihan
Lainnya
4.565.900 5.022.490 5.173.165 5.328.360 5.488.210 5.652.857
ASET TETAP
PERALATAN
DAN MESIN
Peralatan dan
Mesin
Alat Alat Besar 8.140.000 8.140.000 8.140.000 8.140.000 8.140.000 8.140.000
Alat Angkutan 1.560.000 1.560.000 1.560.000 1.560.000 1.560.000 1.560.000
Alat Studio dan
Komunikasi 31.216.048 31.216.048 31.216.048 31.216.048 31.216.048 31.216.048
Alat-Alat
Kedokteran/Kes
ehatan
401.249.633 401.249.632 401.249.633 401.249.633 401.249.633 401.249.633
Alat-Alat
Laboratorium 76.940.817 84.634.899 76.940.817 76.940.817 76.940.817 76.940.817
Alat-Alat
Kantor dan
Rumah Tangga
474.251.781 474.251.781 474.251.781 474.251.781 474.251.781 474.251.781
GEDUNG DAN
BANGUNAN
Gedung Dan
Bangunan
Puskesmas
226.482.582 249.130.840 274.043.924 301.448.317 331.593.148 364.752.463
ASET TETAP
LAINNYA
Buku
Perpustakaan 631.200 408.000 408.000 408.000 408.000 408.000
AKUMULASI
PENYUSUTAN
Akumulasi
Penyusutan
Bangunan dan
Gedung
(4.910.109) (5.057.412) (5.209.135) (5.365.409) (5.526.371) (5.692.162)
Akumulasi
Penyusutan Alat (100.157.765) (103.162.498) (106.257.373) (109.445.094) (112.728.447)
(116.110.300)
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
69
Besar
Akumulasi
Penyusutan Alat
Angkutan
(99.327.142) (102.306.956) (105.376.165) (108.537.450) (111.793.573) (115.147.38
1)
Akumulasi
Penyusutan Alat
Komunikasi dan
Studio
(19.040.300) (19.611.509) (20.199.854) (20.805.850) (21.430.025) (22.072.926)
Akumulasi
Penyusutan
Alat-alat
Kedokteran/Kes
ehatan
(2.162.616.374)
(2.227.494.865)
(2.294.319.711) (2.363.149.30
3) (2.434.043.782)
(2.507.065.095)
Akumulasi
Penyusutan Alat
Laboratorium
(265.892.603) (273.869.381) (282.085.463) (290.548.026) (299.264.467) (308.242.40
1)
Akumulasi
Penyusutan Alat
Pertanian
(4.000.000) (4.120.000) (4.243.600) (4.370.908) (4.502.035) (4.637.096)
Akumulasi
Penyusutan
Alat-alat Kantor
dan rumah
Tangga
(571.997.513) (589.157.438) (606.832.162) (625.037.126) (643.788.240) (663.101.88
7)
TOTAL ASET (740.862.539) (633.754.422) (513.032.915) (361.323.099) (193.988.881) (20.985.400)
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN
JANGKA
PENDEK
UTANG PAJAK
Utang Pph 21
Utang PPN
Utang Pph 22
Utang Pph 23
Utang Pph ps 4
ayat 2 (Final)
BIAYA YANG
MASIH HARUS
DIBAYAR
Biaya Yg Msh
Harus Dibayar –
Listrik
2.844.432 2.929.765 3.017.658 3.108.188 3.201.433 3.297.476
Biaya Yg Msh
Harus Dibayar –
Telepon
168.125 173.169 178.364 183.715 189.226 194.903
Biaya yang
masih harus
dibayar-js
77.803.020 80.137.111 82.541.224 85.017.461 87.567.984 90.195.024
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
70
pelayanan
TOTAL
KEWAJIBAN 80.815.577 83.240.044 85.737.246 88.309.363 90.958.644 93.687.403
EKUITAS
EKUITAS TIDAK
TERIKAT
Ekuitas Awal 125.275.951 4.979.522.387 5.546.642.107 6.217.497.645 7.051.824.537 8.058.894.38
1
Surplus Dan
Defisit Tahun
Lalu
4.582.819.555 271.426.881 295.692.839 375.162.698 459.164.194 547.905.650
Surplus Dan
Defisit Tahun
Berjalan
271.426.881 295.692.839 375.162.698 459.164.194 547.905.650 641.604.262
Ekuitas Mutasi -
Aset Tetap (109.193.931) (112.469.749) (115.843.841) (119.319.157) (122.898.731)
(126.585.693)
Ekuitas Mutasi -
Akumulasi
Penyusutan
(3.092.106.107)
(1.140.630.020)
(1.391.869.965) (1.693.357.89
9) (2.055.143.419)
(2.489.286.044)
EKUITAS
TERIKAT
PERMANEN
TOTAL
EKUITAS 1.778.222.349 4.293.542.338 4.709.783.838 5.239.147.482 5.880.852.231
6.632.532.55
6
TOTAL
KEWAJIBAN
DAN EKUITAS
1.859.037.926 4.376.782.383 4.795.521.084 5.327.456.845 5.971.810.874 6.726.219.95
9
F. PROYEKSI ARUS KAS
Proyeksi Arus Kas (Rp000,00)
KOMPONEN 2017 2018 2019 2020 2021 2022
A. Arus Kas
Dari Aktivitas
Operasi
Arus Masuk 5.255.157.216 5.358.692.101 5.539.421.945 5.726.708.626 5.920.800.970 6.121.957.488
1. Pendapatan
Usaha Dari
Jasa
Layanan
1.697.297.130
1.680.892.000
1.714.509.840
1.748.800.037
1.783.776.038
1.819.451.558
2. Pendapatan
APBD/APB
N
3.536.346.251 3.677.800.101 3.824.912.105 3.977.908.589 4.137.024.933 4.302.505.930
3. Pendapatan
Usaha
Lainnya
21.513.835 15.271.000 15.576.420 15.887.948 16.205.707 16.529.822
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
71
4. Penerimaan
Pajak
Arus Keluar 4.846.912.058 4.943.850.299 5.042.727.305 5.143.581.851 5.246.453.488 5.351.382.558
1. Biaya
layanan 2.967.486.310 3.026.836.036 3.087.372.757 3.149.120.212 3.212.102.616 3.276.344.669
2. Biaya
Umum dan
Administrasi
1.879.425.748 1.917.014.263 1.955.354.548 1.994.461.639 2.034.350.872 2.075.037.889
Arus Kas
Bersih dari
Aktivitas
Operasional
408.245.158 430.112.802 512.271.060 599.014.723 690.553.189 787.104.752
B. Arus Kas
Dari
Aktivitas
Investasi
Arus Keluar
Perolehan Aset
Tetap 219.271.596 263.125.915 315.751.098 378.901.318 454.681.581 545.617.898
Arus Kas Dari
Aktivitas
Investasi
(219.271.596) (263.125.915) (315.751.098) (378.901.318) (454.681.581) (545.617.898)
Jumlah Arus
Kas Bersih 188.973.562 166.986.887 196.519.962 220.113.405 235.871.608 241.486.854
Saldo Awal
Kas dan
Setara Kas
860.275.874 1.049.249.436 1.216.236.323 1.412.756.284 1.632.869.690 1.868.741.298
Saldo Akhir
Kas dan
Setara
KasKAS
1.049.249.436 1.216.236.323 1.412.756.284 1.632.869.690 1.868.741.298 2.110.228.152
Rencana Strategi Bisnis Tahun 2017 - 2022
72
Rencana Strategis Bisnis Puskesmas Mergangsan menjadi komitmen kinerja yang akan
dilaksanakan oleh seluruh jajaran yang ada di Puskesmas dan dijabarkan dalam bentuk Rencana
Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja sebagai alat komitmen kepada Kepala Daerah.
Rencana Bisnis Anggaran dan Penetapan Kinerja yang merupakan turunan dari Rencana
Strategis Bisnis dengan target tahunan yang harus dilaksanakan dan dicapai oleh jajaran
Puskesmas dalam pelaksanaannya harus tetap memperhatikan tujuan kepuasan pelanggan karena
dengan status BLUD kita punya komitmen untuk mencapai kepuasan pelanggan demi untuk
mempertahankan customer loyality.
Hasil implementasi perencanaan tersebut akan dilakukan evaluasi kinerja internal dan
akan dilaporkan selain kepada Kepala Daerah juga kepada publik dalam bentuk Laporan
Akuntabilitas Kinerja Pusdiklatwas BPKP sehingga seluruh pihak dapat mengakses
akuntabilitas Puskesmas dengan mudah.
BAB
IX
PPEENNUUTTUUPP