pwer point statpel

14

Click here to load reader

Upload: kurosakiakira

Post on 12-Jul-2015

352 views

Category:

Technology


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pwer point statpel

Pengaruh Pembelajaran

Matematika dengan

Menggunakan Reciprocal

Teaching terhadap Kemampuan

Komunikasi Matematika Siswa

SMK

Page 2: Pwer point statpel

A. Rumusan Masalah

Rumusannya adalah

1. Apakah kemampuan komunikasi siswa yang mendapatkan

pembelajaran matematika dengan menggunakan model

Reciprocal Teaching lebih baik daripada yang mendapatkan

pembelajaran konvensional?

2. Bagaimanakah sikap siswa terhadap pembelajaran

matematika dengan menggunakan model Reciprocal

Teaching ?

Page 3: Pwer point statpel

B. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah diuraikan, maka

penelitian ini bertujuan untuk:

a. Untuk mengetahui apakah kemampuan komunikasi siswa

yang mendapatkan pembelajaran matematika dengan

menggunakan model Reciprocal Teaching lebih baik daripada

siswa yang mendapatkan pembelajaran konvensional.

b. Untuk mengetahui sikap siswa terhadap pembelajaran

Reciprocal Teaching.

Page 4: Pwer point statpel

C. Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah :

1. Kemampuan komunikasi siswa yang memperoleh

pembelajaran matematika dengan menggunakan model

Reciprocal Teaching lebih baik secara signifikan daripada

siswa dengan pembelajaran model konvensional.

2. Sikap siswa positif terhadap pembelajaran matematika

dengan menggunakan model Reciprocal Teaching.

Page 5: Pwer point statpel

D. Analisis Data Tes Awal (Pretest)

a. Nilai Rata-Rata dan Simpangan Baku

Dari hasil pengolahan data untuk masing-masing kelas

diperoleh nilai maksimum, nilai minimum, nilai rerata dan simpangan

baku seperti terdapat pada tabel :

Kelas

Tes awal (pretest)

N

Nilai

Maksi

mum

Nilai

Mini

mum

Rerat

a

Simp

anga

n

Baku

Kontrol 33 43 10 25,67 8,912

Eksperime

n 33 46 10 23,73 8,106

Page 6: Pwer point statpel

b. Tes Normalitas Distribusi

Menguji normalitas antara kelas kontrol dan kelas

eksperimen. Uji normalitas terhadap dua kelas tersebut dilakukan

dengan uji Shapiro-Wilk dengan menggunakan program SPSS 17.0

for Windows dengan taraf signifikansi 5%. Adapun pedoman

pengambilan keputusan mengenai uji normalitas menurut Santoso

(2001) adalah sebagai berikut:

Jika nilai signifikansi artinya distribusi tidak normal.

Jika nilai signifikansi artinya memiliki distribusi normal

Page 7: Pwer point statpel

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat

pada tabel :

Berdasarkan hasil output uji normalitas varians dengan

menggunakan uji Shapiro-Wilk pada tabel nilai probabilitas pada

kolom signifikansi data nilai tes awal (pretest) untuk kelas

kontrol adalah 0,234 dan kelas eksperimen adalah 0,321. Kerena

nilai probabilitas kedua kelompok lebih dari 0,05, maka dapat

dikatakan bahwa kelas kontrol dan kelas eksperimen berdistribusi

normal.

Kelas Shapiro-Wilk

Statistic df Sig.

Nilai Kontrol.958 33 .234

Eksperimen.963 33 .321

Page 8: Pwer point statpel

c. Uji Homogenitas Dua Varians

Menguji homogenitas dua varians antara kelas kontrol dan

kelas eksperimen dengan uji Levene dengan menggunakan

program SPSS 17.0 for Windows dengan taraf signifikansi 5%.

Adapun pedoman pengambilan keputusan mengenai uji

normalitas menurut Santoso (2001) adalah sebagai berikut:

Nilai Sig. atau signifikansi ≤ 0,05 berarti data tidak homogen.

Nilai Sig. atau signifikansi > 0,05 berarti data tersebut

homogen.

Page 9: Pwer point statpel

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat

pada tabel :

Berdasarkan hasil output uji homogenitas varians dengan

menggunakan uji Levene pada tabel nilai probabilitas pada kolom

signifikansi adalah 0,635. Karena nilai probabilitas

signifikansinya lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa

siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen berasal dari populasi-

populasi yang mempunyai varians yang sama, atau kedua kelas

tersebut homogen.

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.228 1 64 .635

Page 10: Pwer point statpel

d. Uji kesamaan dua rerata (Uji-t)

Setelah kedua kelas tersebut berdistribusi normal dan

memiliki varians yang homogen, selanjutnya dilakukan uji

kesamaan dua rerata dengan uji-t dua pihak melalui program

SPSS 17.0 for Windows menggunakan Independent Sample T-

Test dengan asumsi kedua varians homogen (equal varians

assumed) dengan taraf signifikansi 0,05. Hipotesis tersebut

dirumuskan dalam bentuk hipotesis statistik (uji dua pihak)

sebagai berikut :

0 1 2

1 1 2

:

:

H

H

Page 11: Pwer point statpel

Keterangan :

Ho : Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal (pretest)

tidak berbeda secara signifikan.

H1 : Kemampuan komunikasi matematika siswa kelas

eksperimen dan kelas kontrol pada tes awal (pretest)

berbeda secara signifikan.

Adapun kriteria pengambilan keputusan menurut Santoso (dalam

Putra, 2009:50) adalah sebagai berikut :

Jika nilai probabilitas > 0,05 maka H0 diterima

Jika nilai probabilitas < 0,05 maka H0 ditolak

Page 12: Pwer point statpel

Setelah dilakukan pengolahan data, tampilan output dapat dilihat

pada tabel :

Levene's Test

for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

95%

Confidence

Interval of the

Difference

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e Lower Upper

Pretest Equal variances

assumed

.260 .612 .925 64 .359 1.939 2.097 -2.250 6.129

Equal variances

not assumed

.925 63.434 .359 1.939 2.097 -2.251 6.129

Page 13: Pwer point statpel

Pada tabel terlihat bahwa nilai probabilitas (sig.2-tailed)

dengan uji-t adalah 0,359. Karena nilai probabilitasnya lebih

besar dari 0,05 maka H0 diterima atau kemampuan komunikasi

matematika kedua kelas tersebut tidak berbeda secara signifikan.

Page 14: Pwer point statpel

Terima Kasih

Kelompok :

1. Aprillia Aristiani Shohiha (085050084)

2. Cintiya Puri Angriani (085050061)

3. Jeny Mustika Listyana (085050093)

4. Lilis Lisnawati (085050098)

5. Nur Ardhianti (085050088)

6. Pipit Lestari (085050061)