qira’at dalam kitab tafsir -...

56
QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR (Kajian atas Ayat-ayat Teologis dalam al-Kasysya> f dan Mafa>ti>h} al-Gaib) Oleh: Salimudin, S.Th.I NIM: 1320510004 TESIS Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Magister Humaniora Yogyakarta 2016

Upload: trankien

Post on 04-Aug-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR

(Kajian atas Ayat-ayat Teologis dalam al-Kasysya>f dan Mafa>ti>h} al-Gaib)

Oleh:

Salimudin, S.Th.I

NIM: 1320510004

TESIS

Diajukan kepada Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh

Gelar Magister Humaniora

Yogyakarta

2016

Page 2: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif
Page 3: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif
Page 4: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif
Page 5: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif
Page 6: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif
Page 7: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

Motto

ٱقبكر ق ب ٱ ب ق ر ب بيٱ رر لرقر لذ لرقر ١ خر ب نر ر ٱخر

لرق ق ٱ ٢ مب ق عرقبكر ق ر رر ق ر م ٱ ور

ر ٣ ق

بيٱ لذ ر ب لذ لر ب ٱ عر لذ ر ٤ ق ر ب نر ر ٱ عرلر ق ق ر ق ر ق مر

Page 8: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

PERSEMBAHAN

Tesis ini kupersembahkan untuk:

Para pecinta ilmu dan al-Qur’an

Page 9: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

ABSTRAK

Penelitian ini mengkaji varian qira’at dalam ayat teologis yang

dikhususkan pada ayat-ayat terkait kehendak Allah (ira>dah) dan perbuatan

manusia (af’a>l al-iba>d). Qira’at dilihat dalam berbagai sisi, mulai dari ragam,

bentuk, kualitas, fungsi dan pengaruhnya dalam tafsir. Kitab primer penelitian

adalah al-Kasysya>f karya al-Zamakhsyari> dan Mafa>ti>h} al-Ghaib karya

Fakhruddi>n al-Ra>zi>. Kedua kitab tafsir tersebut dipilih dikarenakan dalam

menafsirkan al-Qur’an keduanya menggunakan qira’at sebagai sumber

penafsirannya, di samping kedua kitab tafsir adalah karya dari dua tokoh besar

dalam dua aliran yang berbeda. Tiga rumusan masalah yang dikaji dalam

penelitian ini adalah: 1). Bagaimana ragam qira’at dalam ayat-ayat teologis

kedua tafsir, 2). Apa pengaruh qira’at dalam penafsiran ayat teologis dan 3). Apa

kelebihan dan kekurangan dari kedua kitab tafsir terkait dengan bahasan qira’at.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan historis-

kebahasaan. Pendekatan ini digunakan untuk melihat latar belakang penulis

kitab, perkembangan qira’at serta untuk memahami konstruk pemikiran al-

Zamakhsyari> dan al-Ra>zi> terkait qira’at dan penggunaannya dalam penafsiran al-

Qur’an.

Dari kajian tersebut, beberapa hasil penelitian antara lain: pertama, ragam

qira’at yang digunakan dalam menafsirkan al-Qur’an tidak lepas dari pemahaman

al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi> terhadap keberadaan qira’at. Al-Zamakhsyari>

memahami qira’at bersifat ijtiha>di> sedangakan al-Ra>zi> memahami qira’at bersifat

tauqi>fi, dengan demikian al-Zamakhsyari> tidak mengikutkan ittis}a>l al-sanad

sebagai syarat shahih sebuah qira’at sedangkan al-Ra>zi> mengikutkannya. Kedua, ragam qira’at dalam kedua kitab tafsir terbagi dalam ranah us}u>l dan farsy. Dari

segi kualiatas, keduanya memberikan porsi terhadap qira’at mutawa>tir, masyhur, a<h}ad dan juga qira’at di luar nilai tesebut seperti qira’at Ibn Mas’u>d, Ibn ‘Abba>s,

‘Ubay dan lainnya. Ketiga, tidak semua perbedaan qira’at berpengaruh dalam

penafsiran. Qira’at mempunyai implikasi dalam penafsiran jika perbedaan itu

terletak pada: 1). Perbedaan i’ra>b, 2). Perbedaan sharaf (asal kata), 3). Perbedaan

khita>b, 4). Ziya>dah al-Kalima>t, 5). Perbedaan harakat yang memungkinkan

terjadinya perbedaan makna.

Keempat, fungsi qira’at dalam tafsir al-Kasysya>f dan Tafsi>r Mafa>ti>h} al-Gaib yakni sebagai sumber penafsiran al-Qur’an, alternatif makna dan sebagai

pembelaan terhadap mazhab. Fungsi terakhir lebih dominan dalam kedua tafsir.

Kelima, al-Zamakhsyari> lebih konsen dengan qawa>’id nahwiyah dalam

membahas qira’at. Kinerja ini pada akhirnya akan menentukan penilaiannya pada

qira’at. Kajian nahwiyah ini sangat bermanfaat untuk mendalami qira’at. Namun

pada sisi yang lain al-Zamakhsyari> seringkali melewati kajian dan kritik riwayat

sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif dalam membahas perbedaan qiraat.

Sedangkan Mafa>ti>h} al-Gaib menyajikan informasi lebih luas terkait periwayatan.

Al-Ra>zi> juga lebih menjelaskan perbandingan antar ragam qira’at yang ada di

samping itu ia lebih aktif dan kritis terhadap perbedaan qira’at.

Kata Kunci: al-Kasysya>f, Mafa>ti>h} al-Gaib, Qira’at, Tafsir

Page 10: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

x

KATA PENGANTAR

وهداها إلى قىلىا , ووفقىا على كيفيت اكتساب أكمل السعاداث, الحمد هلل الري وفقىا ألداء أفضل الطاعاث

وشسع في أداء كل الخيراث (بسم هللا السحمن السحيم), أعىذباهلل من الشيطان السجيم من كل املعاص ي واملىكساث

على (السحمن السحيم), بحسب كل الرواث والصفاث (زب العاملين)الري له مافي السمىاث (الحمد هلل), واملؤمىزاث

وإدخال الفجاز في الدزكاث , في إصال ألابساز إلى الدزجاث (مالك ىم الدن), أصحاب الحاجاث وأزباب الضسوزاث

بحسب كل أهىاع الهدااث (إهدهاالصساط املستقيم)في القيام بؤداء جملت التكليفاث (إاك وعبد وإاك وستعين)

من أهل الجهاالث (غير املغضىب عليهم والالضآلين)في كل الحاالث واملقاماث (صساط الرن أوعمت عليهم)

وعلى اله وصحبه بحسب تعاقب , والصالة والسالم على سيدها محمد املؤيد بؤفضل املعجزاث وألااث .والضالالث

.ألااث

Alh}amdulilla>h, penulisan tesis ini tidak pernah lepas dari rahmat dan

‘ina>yah-Nya. Meskipun dalam penulisan banyak rintangan yang disebabkan dari

kelalaian penulis sendiri. terkadang rasa malas, bosan, dan perasaan yang tidak

dimengerti penulis sendiri. sempat hilangnya data tesis karena virus juga tidak

pernah terpikirkan oleh penulis. Dari sini penulis bisa memahami bahwa, adanya

suatu kehendak yang tidak bisa manusia lawan, disamping adanya kehendak

manusia yang bersifat ikhtia>riyah (pilihan).

Shala>tulla>h wasala>muhu ‘alaika Ya> Rasu>lalla>h semoga selalu tercurahkan.

Engkaulah suri tauladan dan tokoh idolaku sepanjang masa. Akhlakmu menjadi

cita-citaku, dan al-Qur’anmu menjadi panduan hidupku. Begitu juga kepada

keluarga, sahabat, dan pengikutmu sampai akhir zaman. Penulis selalu berdoa

agar tetap istiqomah dalam barisan pengikutmu yang setia dalam membumikan

al-Qur’an. A<mi>n.

Selanjutnya, penulis menyadari bahwa tesis ini dapat terselesaikan berkat

bantuan dari berbagai pihak, maka dari itu penulis ingin mengucapkan rasa

terima kasih kepada :

Page 11: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xi

1. Prof. Drs. H. Akh. Minhaji, M.A., Ph.D., selaku rektor UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta.

2. Prof. Noorhaidi Hasan, M.A, M Phil, Ph.D., selaku Direktur Program

Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

3. Ro’fah, BSW., M.A., Ph.D dan Ahmad Rafiq, M.A., Ph.D selaku Ketua dan

Sekretaris Program Studi Agama dan Filsafat selaku Sekretaris UIN Sunan

Kalijaga Yogyakarta. Semoga Allah tetap memberikan kesehatan kepada Ibu

dan Bapak.

4. Al-Mukarra>m, Abi>na>, Dr. KH>. Hilmy Muhammad, M.A. Selaku pembimbing

yang telah memberikan arahan dan bimbingan dengan penuh kesabaran

sampai tesis ini bisa terselesaikan. Dan kepada bapak Dr. Saifuddin, Lc. MA,

yang telah memberikan arahan untuk perbaikan tesis ini.

5. Segenap Dosen Prodi Agama dan Filsafat Konsentrasi Studi Al-Qur’an dan

Hadis yang telah memberikan ilmu dan pengalamannya. Baik spiritual,

intelektual bahkan ritual di antaranya Prof. Dr. KH. Muhammad Chirzin,

M.Ag, Dr. KH. Sahiron Syamsuddin, M.A, Dr. H. Waryono, M.Ag, Dr. H.

Abdul Mustaqim, M.Ag, Prof. Dr. Suryadi, M.Ag, Dr. Nurun Najwa, M.Ag,

dan beberapa dosen yang tidak bisa disebutkan namanya di sini.

6. Terimakasihku buat orangtuaku, Inaq-Amaq. Do’a tulus, semangat, senyum,

canda, tangis, kerja keras dalam bertani dan berdagang hanya untuk

membiayai kuliah saya adalah amal ibadah ja>riyah kalian dan pelajaran

berharga bagi saya sebagai anak. Semoga Allah membalasnya dengan janji-

Nya yang Maha Benar.

Page 12: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xii

7. Begitu juga kepada kakak-adek dan keponakanku. Kak Mulyani dan Rusydan,

kak Hatim dan Malayanti, terimakasih telah menjadi kakak yang selalu

mendukung adiknya dalam menuntut ilmu, kakak yang siap mendengarkan

adik-adiknya mengeluh. Kak Sali Ishak, My Twins sekaligus kolega dalam

memperjuangkan para penghafal dan mufassir al-Qur’an, disamping sebagai

kakak tempat curhatan dan bercerita apa adanya. Semoga kita panjang umur.

Adek Zakiyah dan para bidadari kecilku (Rita, Astri, Syauqia), senyum kalian

selau terbayang ditanah rantauan. Semoga kalian menjadi anak yang

bermanfaat bagi agama, orang terdekat, masyarakat dan bangsa.

8. Guru-guru ngaji dan sekolahku dari masa kecil. Khususnya kepada kakek

Tuan Guru Abdurrahman (alm), Abi> TGH Sabarudin, dan Abah TG Ramdhan

Ahmad, dari kalianlah saya mengenal Allah dan Rasul-Nya, bisa membaca

dan menghafal ayat-ayat-Nya. Namun maaf, saya tidak bisa melantunkan

seindah kalian. Insya> Allah anak-anakku kelak bakal menjadi Qa>ri’ wal

Huffa>z} yang akan melanjutkan perjuangan Qur’ani kita semua. A>mi>n.

Semoga amal ja>riyah kalian dan semua guruku yang tidak bisa penulis

sebutkan dibalaskan Allah swt.

9. Teman kelas SQH, semangat, canda tawa, motivasi dan inspirasi kalian

sangat berharga untuk masa depan.

10. Semeton-semeton di BERUGAQ INSTITUTE (TGH Azzami Ulama yang

Bijaksana, Syukuri Wahyu Sekdir yang jenius, Said sang tetangga yang

Sholeh, Muzakkir manusia multitalent, Habibi The Magister of Pertamax,

Suherman The King Of Pelecing, Hatim The Master Of Theory, Putera The

Page 13: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xiii

Excellent Man, Zidni Dagul, Rifki, Budiawan, Safwan (I Love You Sobat),

Burhan, Erwin Fadhli, Anteng, Hany Inta Dewi, Nitya Agustini, Fitria

Isnaini, Mustiani adek yang selalu ceria cerbik). Terimakasih atas

kekeluargaannya. Semoga keluarga besar yang kita bina di Jogja tetap terjaga

meskipun nasib di antara kita berbeda-beda.

11. Dan terakhir kepada ‘dia’ yang selalu sabar menanti hari kebahagiaan itu.

Semoga Allah memberkahi dan meridhai semuanya.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam

tesis ini. Segala kritik dan tegur sapa menjadi beban tanggung jawab penulis.

Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi

perbaikan serta kesempurnaan tesis ini.

Akhirnya semoga Allah SWT membalas kebaikan semua pihak yang telah

memberikan bantuan dalam menyelesaikan Tesis ini dan semoga Tesis ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, 15 Desember 2015

Penulis,

Salimudin, S.Th.I

NIM: 1320510004

Page 14: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xiv

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi yang dipakai dalam penyusunan tesis ini Berdasarkan Surat

Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

RI Nomor: 157/1987:

A. Konsonan Tunggal.

Huruf

Arab

Nama Huruf Latin Keterangan

ا

ب

ت

ث

ج

ح

خ

د

ذ

ر

ز

س

ش

ص

ض

ط

ظ

ع

غ

ف

ق

Alîf

ba’

ta’

S|a’

jim

h{a

kha

dal

z|al

ra’

zai

sin

syin

s}ad

d{ad

t{a’

z{a

‘ain

gain

fa’

qaf

Tidak dilambangkan

b

t

S|

j

h

kh

d

z\

r

z

s

sy

s}

d}

t}

z}

g

f

q

Tidak dilambangkan

be

te

es (dengan titik di atas)

je

ha (dengan titik di bawah)

ka dan ha

de

zet (dengan titik di atas)

er

zet

es

es dan ye

es (dengan titik di bawah)

de (dengan titik di bawah)

te (dengan titik di bawah)

zet (dengan titik di bawah)

koma terbalik di atas

ge

ef

qi

Page 15: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xv

ك

ل

م

ن

و

ه

ء

ي

kaf

lam

mim

num

wawu

ha’

hamzah

ya’

k

l

m

n

w

h

Y

ka

el

em

en

w

ha

apostrof

ye

B. Konsonan Rangkap karena Syaddah ditulis rangkap

دة متعد

ة د ع

Ditulis

Ditulis

Muta’addidah

‘iddah

C. Ta’ marbutah di akhir kata

1. Bila dimatikan ditulis h

2. Bila diikuti dengan kata sandang ‘al’ serta bacaan kedua itu terpisah, maka

ditulis dengan h.

3. Bila ta’ marbutah hidup atau dengan harakat, fathah, kasrah dan damah

ditulis atau h.

حكمة

علة

Ditulis

Ditulis

Hikmah

‘illah

’<Ditulis Kara>mah al-auliya كرامة الاولياء

Ditulis Zaka>h al-fit}ri زكاة الفطر

Page 16: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xvi

D. Vokal Pendek

E. Vokal Panjang

F. Vokal Rangkap

G. Vokal pendek yang Berurutan dalam Satu Kata Dipisahkan dengan Apostrof

أأهتم

تدأع

لئن شكرثم

Ditulis

ditulis

ditulis

a’antum

u’iddat

la’in syakartum

---------

----------

----------

fathah

kasrah

dammah

Ditulis

Ditulis

Ditulis

a

i

u

1

2

3

4

Fathah+alif

جا هلية

Fathah+ya’ mati

ثنس ى

Kasrah+ya’ mati

كريم

Dammah + wawu mati

فروض

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

a>

ja>hiliyyah

a>

tansa>

i>

kari>m

u>

furu>d

1

2

Fathah+ya’ mati

بينكم

Fathah+wawu mati

قول

ditulis

ditulis

ditulis

ditulis

Ai

bainakum

au

qaulun

Page 17: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

xvii

H. Kata Sandang Alif+ Lam

a. Bila diikuti Hurup Qomariyah

b. Bila diikuti Huruf Syamsiyah ditulis dengan menggunakan huruf l (el).

السماء

الشمس

Ditulis

Ditulis

al-Sama>’

Al-Syams

I. Penulisan Kata-kata dalam Rangkaian Kalimat

Ditulis menurut penulisannya.

ذوي الفروض

إذا علمت

Ditulis

Ditulis

Zawi> al-furu>d

Iz\a> ‘alimat

القرأن

القياس

Ditulis

Ditulis

al-Qur’a>n

al-Qiya>s

Page 18: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an, bagi kaum muslim adalah Kalamulla>h yang diwahyukan kepada

Nabi Muhammad melalui perantaraan malaikat Jibril selama kurang lebih dua

puluh tiga tahun.1 Sejak turunnya sampai sekarang, al-Qur’an menjadi kitab

samawi yang mendapat perhatian umat manusia lebih besar dibanding dengan

kitab-kitab agama lain. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya studi al-

Qur’an yang dilakukan oleh kalangan muslim sendiri dan juga kalangan non-

Muslim (orientalis).2

Alford T. Welch membagi model kajian al-Qur’an sebagaimana tulis

Musnur Hery dalam disertasinya menjadi tiga bagian, studi teks al-Qur’an atau

yang sering disebut dengan istilah eksegesi, sejarah interpretasinya dan peran al-

1 Definisi seperti ini, pada umumnya disepakati para ulama al-Qur’an, meski dengan

menggunakan redaksi yang berbeda-beda. al-Zarqa>ni> dalam karyanya Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’an mendefinisikan al-Qur’an dengan wahyu atau kalam Allah yang diterima Nabi

Muhammad, mulai surat al-Fa>tihah sampai akhir surat al-Na>s. Lihat; Abdul ‘Azhi>m al-Zarqa>ni, Mana>hil al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n (Mesir: Isa> al-Ba>bi al-Halabi, t.t), Juz I, hlm. 19

2 Orientalis merupakan segolongan sarjana-sarjana Barat yang mendalami bahasa-bahasa

dunia Timur dan kesusasteraannya, dan mereka juga menaruh perhatian besar terhadap agama -

agama dunia Timur, sejarahnya, adat istiadat dan ilmu-ilmunya. Lihat A. Hanafi, MA,

Orientalisme, (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1981), hlm. 9, dalam The oxford English Dictionary,

Oxford, 1933, vol. VII, p. 200 seperti yang dikutip oleh Dr. Hamid Fahmy Zarkasyi, bahwa kajian

tentang Timur (Orient) termasuk tentang Islam, yang dilakukan oleh orang Barat telah bermula

sejak beberapa abad yang lalu. Namun gerakan pengkajian ketimuran ini diberi nama

Orientalisme baru abad ke 18. menurut Hamid Fahmy Zarkasyi, akar gerakan orientalisme dapat

ditelusuri dari kegiatan mengkoleksi dan menterjemahkan teks-teks dalam khazanah intelektual

Islam dari bahasa Arab ke bahasa Latin sejak Abad Pertengahan di Eropa. Kegiatan ini umumnya

dipelopori oleh para teolog Kristen. Untuk lebih jelasnya, lihat Hamid Fahmy Zarkasyi,

Liberalisasi Pemikiran Isam: Gerakan bersama Missionaris, Orientalis dan Kolonialis, (Ponorogo:

CIOS, 2007), hlm. 56, lihat juga Richard King, Agama, Orientalisme, dan Poskolonialisme, pen.

Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Qalam, 2001), hlm. 162. Bandingkan dengan Dr. Hasan Abdul

Rauf M. el. Badawiy dan Dr. Abdurrahman Girah, Orientalisme dan Misionarisme, pen. H. Andi

Subarkah (Bandung: Rosdakarya, 2007), hlm. 3-4

Page 19: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

2

Qur’an dalam kehidupan muslim, serta kajian metodologi tafsir.3 Dari ketiga

bentuk kajian tersebut, bentuk pertama (tafsi>r/eksegeses) memiliki peminat yang

paling ‘subur’, sedangkan sedikit sekali yang menaruh perhatian pada bidang

kedua dan ketiga. Kajian tafsir diupayakan untuk mendapatkan makna yang

terkandung dalam al-Qur’an. Demikian pentingnya tafsir, para ulama berupaya

menggunakan berbagai macam ilmu bantu seperti hadis atau riwa>yah, ta>rikh,

fiqih, bahasa, ilmus sosial dan umum.

Salah satu ilmu yang menjadi refrensi para mufassir dalam memaknai al-

Qur’an adalah ilmu qira>’a>t. Penafsiran al-Qur’an dengan mempertimbangkan

ilmu ini sudah banyak dilakukan para mufassir awal sampai sekarang. Ibn Jari>r

al-Thabari>,4 al-Qurthubi>,

5 al-T{aba>’thaba>i,

6 Fakhruddi>n al-Ra>zi>, dan al-

3 Masnur Hery, ‚Hermeneutika Relijius Paul Ricoeur (1913-2005) dan Fazlur Rahman

(1919-1988)‛, Disertasi. Yogyakarta: Pasca Sarjana UIN Sunan Kalijaga, 2008.

4 Abu ja’far Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Kas \ir bin Galib Al-Thabari yang lebih

populer dengan nama al-Thabari> atau Abu> Ja’far. Lahir di Amul (Thabaristan) tahun 224 H./ 839

M. atau 225 H./ 840 M dan Wafat tahun 310 H. di Bagdad dalam usia 81 tahun. Kitab agungnya

adalah Ja>mi’ al-Baya>n fi> Tafsir al-Qur’a>n. M. Husain Ad-Dzahabi, Tafsir Wa Mufasirun, (Kairo:

Maktabah Wahbah, 2003) vol I, 147

5 Beliau adalah Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad bin Abu Bakr bin Farh al-Ans}ari al-

Khazraji al-Andalusi al-Qurthubi, seorang ahli tafsir dari Cordova (sekarang Spanyol). Ia

berkelana ke negeri timur dan menetap di kediaman Abu Khusaib (di selatan Asyut, Mesir). ‚Al-Jami’ li Ahka>m al-Qur’a>n wa al-Mubayyin Lima> Tadhammanahu Min as-Sunnah wa Ayi al-Furqa>n‛. Dalam kitab tafsir tersebut, ilmu alat dan qira’at sangat dimanfaatkan al-Qurthubi>

dalam mendalami hukum-hukum yang ada. http://imamal-qurtubi.blogspot.com/2012/07/biografi-

imam-al-qurthubi-ulama-besar.html. diakses tanggal 7 Nopember 2014

6 Nama lengkapnya adalah Muhammad Husain bin Al-Sayyid Muhammad bin Mizra ‘Ali

Ashgar Syaikh al-Isla>m al- Thaba>thaba’i al-Tabrizi al-Qa>dhi, dan lebih familiar dengan nama

nama Thaba>thaba’i. Ia lahir di Tabriz (atau bisa juga Tibriz) pada 1321 H/1904M dan wafat pada

tahun 1360/1981. M. H. Thaba>thaba’I, Inilah Islam: Upaya Memahami Seluruh Konsep Islam Secara Mudah, terj. Ahsin Muhammad (Bandung: Pustaka Hidayah, 1996), hlm. 15. M. H.

T{aba>t}aba’i, Al-Mizan Fi Tafsir Al-Qur’an, Juz I (Beirut: Mu’assasat al-A’lami al-Mathbu’at:

1991), hlm. i. Bandingkan dengan Sayyed Hosain Nasr, ‚Muhammad Husain T{aba>t}aba’i (1903-

1981)‛, dalam John L. Esposito (ed.), The Oxford Encyclopedia Of The Modern Islam World,

Vol. IV (New York: Oxford University Press: 1995), hlm. 161-162.

Page 20: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

3

Zamakhsyari>7 adalah beberapa contoh sederetan mufassir lintas ‘aliran’ yang

memberikan perhatian dan ruang yang cukup kaitannya dengan perbedaan

qira’at.

Perhatian yang dilakukan para mufassir terhadap qira’at di atas memiliki

alasan tersendiri dari masing-masing individu, baik dilakukan murni untuk

mencari lautan pemahaman yang terkandung didalamnya, mencari hukum

‘alternatif’ yang terkandung dalam berbagai sistem qira’at dan bahkan tidak

sedikit yang mencari justifikasi dan pembenaran ideologi tertentu dengan

memanfaatkan perbedaan ragam qira’at yang ada.

Keterpengaruhan tafsir oleh qira’at tidak lepas dari perbedaan analisis para

ulama al-Qur’an. Ulama mayoritas menjadikan perbedaan qira’at sebagai

alternatif pencarian makna dan sekaligus sebagai sumber penafsiran.8 Pendapat

ini didukung oleh Imam Mujahid yang pernah menyatakan:9

7 Kedua tokoh ini yang nantinya menjadi pembahasan dalam penelitian tesis.

8 Argumen lain yang mendasari perbedaan qiraat ini memiliki konsekuensi pada perbedaan

makna atau hukum, itu berkaitan dengan permohonan Rasulullah. agar bacaan al-Qur’an

ditambahkan dari satu huruf menjadi tujuh huruf: Pertama,al-Qur’an itu berbahasa Arab yang

turun di kalangan mereka, maka mustahil di antara mereka ada yang tidak mampu membacanya

dengan satu huruf (ragam bacaan), sedangkan orang yang dari luar Arab pun mampu

membacanya dengan baik kalau mereka mau belajar, karena itu kalau faidah tujuh huruf tersebut

hanya untuk memudahkan bacaan saja, tidaklah mungkin. Kedua, Sabda Rasulullah yang secara

tersurat mengindikasikan hal tersebut: ‚Al-Qur’an diturunkan dengan tujuh huruf, pada setiap hurufnya ada makna yang lahir maupun bathinnya‛. Ketiga, setiap kali minta tambahan huruf,

Rasulullah senantiasa mengiringinya dengan ucapan ‚Allahumma Igfir Li Ummati‛ diulanginya

dua kali. Ini menunjukkan bahwa bahwa Rasulullah melihat ummatnya tidak mampu kalau hanya

diberikan satu macam huruf dalam membacanya dan juga dalam penerapan hukumnya. Kalau

hanya satu macam huruf saja, maka pasti umatnya tidak akan mampu dan pada akhirnya akan

tercatat sebagai hamba yang berdosa. Keempat, bahwa alasan beliau adalah, ‚Aku diutus untuk umat yang buta huruf, diantara mereka ada yang tua, anak-anak, wanita dan orang yang tidak mampu membaca sama sekali‛. Kelima, sebagaimana diketahui, bahwa dalam bahasa Arab itu

kadang-kadang perbedaan harakat saja menjadikan makna yang berbeda, apalagi jika itu berbeda

sama sekali dalam segi penulisannya. Meskipun dikatakan lafadz itu persamaan katanya

(synonim), tetapi sangat memungkinkan adanya penafsiran lain dari kata tersebut. Karena itu,

perbedaan qira’at memiliki implikasi hukum dan atau penafsiran. Lihat Muhammad Abu

Page 21: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

4

لو كنت قرأت قراءة ابن مسعود قبل أن أسأل ابن عباس ما احتجت أن أسأله عن كثير مما

سألته عنه

Jika saja dulu aku membaca qira>’ah Ibn Mas’u>d sebelum bertanya kepada

Ibn ‘Abba>s, maka saya tidak perlu banyak bertanya tentang berbagai

persoalan kepadanya (al-Qur’an).

Dengan argumen yang telah dibangun tersebut lebih lanjut para ulama yang

mendukung pendapat ini menyatakan suatu kaidah:

اختالف القراءات يظهر إلاختالف فى ألاحكام

Perbedaan qiraat menyebabkan terjadinya perbedaan hukum.10

Adanya ragam qira’at tidak lain merupakan bentuk rahmat Allah yang

diberikan kepada umat Muhammad.11

Kenyataan adanya faktor pluralitas sistem

artikulasi pada kabilah-kabilah Arab ini sejak awal telah disadari oleh Rasulullah.

Oleh karena itu, beliau bersikukuh memohon kepada Allah agar menambah

ragam qira’at al-Qur’an yang diwahyukan kepada beliau melalui Malaikat Jibril.

Hal ini sebagaimana tercermin dalam sabda Rasulullah yang disebutkan di

dalam kitab S}ahi>h Muslim sebagai berikut:

ااب ب ب

لل د ب ب

يبل ع ب

لى الل

لاب د ب ب ع ي

لب ع

بد حل ااس حب د ب ل

ل ا يب د

لحد الل

د ب ي د يلحد الل

: ححدثن ع ب ي

فس رع حيب د

ى ب ي بب ب د

بتي ديحع ع حب ل اا

ب ي باي

ب ب ي

بلب ع

عت ا ب ي رب

بفس ري ى حب

بم ب

بال د اللل

يبل دييع ب

د د يبرب ي ب

Diriwayatkan oleh ‘Abdullah bin ‘Utbah, disebutkan bahwa Ibn ‘Abba>s

memberitahu dia bahwa Rasulullah telah bersabda, Jibril telah membacakan

Syuhbah, Al-Madkhal,...hlm. 193. Hasanuddin AF, Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya Terhadap Istinbath Hukum dalam al-Qur’an (Jakarta: Raja Grafindo. 1995). Hlm. 224

9 Sebagaimana yang dikutip Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun

(Kairo: Maktabah al-Wahbah. 2000), cet. VII. Hlm. 33

10

Manna al-Qaththan, Maba>his\ fi ‘Ulum al-Qur’a>n, (Riyadh Mansyu>rat al-As}r al-Hadi>s\.

tth), cet. III. Hlm. 181

11

Dapat dipahami bahwa, salah satu hikmah diturunkannya al-Qur’an adalah fleksibilitas

bacaan dan hukum yang terkandung dalam teks al-Qur’an

Page 22: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

5

al-Qur’an kepadaku dengan satu huruf, maka aku terus meminta di tambahkan

(sistem qira’at yang lain) dan ia pun menambahkan sampai tujuh huruf.12

Keberadaan sistem qira’at tersebut memberikan kemudahan bagi siapa saja

yang ingin mendalami makna al-Qur’an, baik berupa hukum, hikmah dan juga

pemaknaan secara luas. Namun, tidak menutup kemungkinan bahwa, dengan

adanya perbedaan ragam qira’at yang berimplikasi pada perubahan penafsiran

tersebut menjadikan seorang untuk menafsirkan al-Qur’an sesuai kepentingan

pribadi atau golongan tertentu. Hal ini tidak bisa dinapikan, karena

bagaimanapun seorang mufassir adalah seorang manusia, yang hidup dalam

politik keberagamannya. Atas dasar asumsi tersebut, bisa dikatakan dalam

menafsirkan al-Qur’an, sang mufassir tidak mungkin bisa melepaskan prejudice-

prejudic atau latar belakang kehidupannya. Dengan kata lain bahwa, masih

sangat kuatnya ideologi-ideologi yang dibawa seorang mufassir ketika sudah

berinteraksi dengan al-Qur’an.13

\

Dalam pada itu, terkait dengan tokoh sentral yang menjadi fokus

penelitian, al-Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-Ra>zi> adalah mufassir yang hidup

pada masa abad pertengahan. Jika ditelaah, pada abad ini merupakan kejayaan

dalam bidang keilmuan,14

dan kemerosotan politik Islam pada waktu yang

12

Muslim Ibn Hajaj al-Naisaburi>, S}ahi>h Musli>m (Da>r Ihya>’ al-Tura>s\ al-‘Arabi>, t.th), Juz I,

bab Baya>n anna al-Qur’a>n ‘ala> Sab’atu Ahruf wabaya>n ma’nahu . no 1355

13

Baca lebih lengkap dalam Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: LKIS. 2012)

14

Dalam Sejarah peradaban Islam tercatat bahwa, ilmu pengetahuan dalam dunia Islam

mengalami perkembangan yang significant dengan sikap terbuka, akomodatif dan juga selektif

pada masa dinasti Abbasiyah (750 M -1258 M), dan masa ini lebih dikenal dengan masa

‘kejayaan Islam’. M. Fida Busyro Karim ‚Islam Masa Dinasti Abbasiyah‛ dalam Hanung

Hasbullah dkk, Mozaik Sejarah Islam (Yogyakarta: Nusantara Press. 2011), hlm. 132

Page 23: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

6

bersamaan. Selain keadaan tersebut, masa ini juga merupakan masa ‘perdebatan’

antara mazhab dan aliran dalam tubuh umat Islam. Masing-masing menganggap

bahwa aliran Islamnya-lah yang paling sesuai dengan kehendak Allah. Mu’tazilah

dengan aliran rasionalnya menjadi aliran yang lebih dominan, hal ini lebih

disebabkan karena ideologi Mu’tazilah merupakan mazhab resmi negara yang

telah diresmikan pada masa pemerintahan al-Makmun.15

Aliran lain seperti

Khawarij, Syi’ah, Sunni tentunya tetap memperlihatkan eksistensinya, meskipun

ajaran mereka tidak seirama dengan kepemerintahan ketika itu. Tidak bisa

dipungkiri, penguatan dan pembenaran ideologi tersebut, menggunakan al-

Qur’an sebagai senjata ampuh yang mereka ambil dengan tafsir.

Dengan keadaan ini, bisa dikatakan al-Qur’an sudah dialih-fungsikan

sebagai pembenar ideologi masing-masing. Terlebih jika sudah menyentuh ranah

penafsiran terhadap ayat-ayat teologis. Sampai di sini, penulis melihat

keragaman sistem qira’at yang ada juga menjadi rujukan penafsiran yang

dilakukan para mufassir pada masa tersebut. Al-Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-

Ra>zi> adalah contoh dua mufassir dari dua aliran yang berbeda. Keduanya

menafsirkan al-Qur’an meskipun dengan kecenderungan keilmuan dan ideologi

yang berbeda, namun penulis melihat kedua mufassir tersebut memiliki kesamaan

dalam merespon ragam qira’at yang ada. Dengan kata lain, al-Zamakhsyari> dan

15

Abdul Mustaqim lebih jauh melihat bahwa, dengan mazhab resmi negara yang bercorak

sangat rasional berimplikasi pada bentuk penafsiran al-Qur’an yang lahir pada masa itu, yakni

bentuk penafsiran yang lebih di tuntut untuk lebih rasional pula (tafsir bi al-Ra’yi), dengan kata

lain masa ini sudah menawarkan metode baru dalam tafsir al-Qur’an jika dilihat dari bentuk dan

model penafsiran sebelumnya yang lebih memilih tafsir bi al-ma’s\ur. Abdul Mustaqim, Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’an,..hlm. 97

Page 24: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

7

al-Ra>zi> sangat mungkin menjadikan al-Qur’an (qira’at) sebagai penyelamat aliran

Mu’tazilah dan Sunni.

Dalam pada itu penelitian ini bermaksud untuk melihat lebih jauh qira’at

dalam penafsiran al-Zamakhsyari> dalam al-Kasysya>f ‘an Ḥaqqa>’iq al-Tanzi>l wa

‘Uyu>n al-‘Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi>l dan al-Ra>zi> dalam Tafsi>r Mafa>ti>h}} al-Gaib

yang difokuskan ke dalam ayat-ayat teologis terutama yang berbicara tentang

kehendak Allah dan kebebasan manusia (af’a>l al-‘Iba>d). Dengan demikian penulis

tekankan lebih awal, dalam penulisan teologis, maka yang dimaksudkan adalah

teologi secara khusus terkait ira>dah Allah dan af’a>l al-‘iba>d.

Kedua tokoh tersebut dipilih dengan beberapa pertimbangan; pertama,

metodologi tafsir yang digunakan keduanya relatif sama, begitu juga dengan

corak yang diambil adalah corak teologis.16

Kedua, al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi>

merupakan dua tokoh yang memiliki posisi penting dalam sejarah perhelatan

keislaman, terutama terkait aliran keduanya. Keduanya tidak mengenal lelah

dalam membela ideologi yang dianut. Kenyataan tersebut, dapat dilihat dan

diidentifikasi lewat beberapa karya yang dihasilkan. Ketiga, keduanya memiliki

pengaruh besar dalam ilmu-ilmu keislaman, khususnya dalam bidang ilmu

16

Terkait corak penafsiran, al-Ra>zi> memiliki corak yang relatif lebih luas. Dalam

penelitian yang lain, penulis menemukan bahwa, al-Ra>zi> dalam menafsirkan al-Qur’an memiliki

corak falsafi, i’tiqa>di, fiqhiyah, dan laun al-‘Ilmi. Dengan keragaman corak tersbut, penulis

berkesimpulan –dengan menggunakan klasifikasi Nashruddin Baidan, bahwa corak tafsir al-Ra>zi>

adalah courak umum (laun al-‘Ammiyah). Dengan demikian jika tafsir al-Ra>zi> dilihat dari satu

sisi yakni telogi, maka corak tafsir al-Ra>zi dimasukkan ke dalam laun i’tiqa>di. Lihat, Salimudin,

Mengaji Tafsir Al-Kabir Karya Al-Razi, hlm. 8-10. Makalah tidak diterbitkan. Terkait penjelasan

klasifikasi corak dalam tafsir, baca Nashruddin Baidan, Nashruddin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 2011) cet II, hlm. 386-389

Page 25: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

8

tafsir.17

Keempat, al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi> sama-sama memberikan perhatian

yang cukup dalam qira’at. Dengan studi perbandingan, akan ditemukan lebih

jauh komentar dan sikap mereka terkait qira’at, ragam dan kualitas qira’at yang

digunakan dalam menafsirkan al-Qur’an. Begitu juga, penelitian ini lebih jauh

akan menganalisa implikasi qira’at yang digunakan dalam penafsiran.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang menjadi fokus kajian

penelitian ini adalah:

1. Bagaimana ragam qira’at dalam Kitab tafsir al-Kasysya>f dan Tafsi>r

Mafa>ti>h} al-Gaib ?

2. Apa pengaruh qira’at dalam penafsiran ayat-ayat teologis?

3. Apa kelebihan dan kekurangan penafsiran al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi>

terkait qira’at dalam ayat teologis?

C. Tujuan dan Kegunaan

Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditentukan, maka tujuan dari

penelitian ini adalah:

17

Al-Zamakhsyari> dengan karyanya al-Ksysya>f memiliki pengaruh yang tidak kecil dalam

keilmuan Islam, lebih khusus lagi dalam bidang tafsir kebahasaan. Quraish Shihab dalam

catatannya merekomendasikan bahwa al-Kasysya>f sangat bagus bagi kalangan mahasiswa karena

kitab tersebut sangat teliti dalam ilmu kebahasaan. Demikian juga dengan al-Ra>zi>, para ahli tafsir

al-Qur’an dan keilmuannya dewasa ini hampir semuanya merujuk kembali kepada tafsir al-Kabi>r, karena disamping menjadi rujuakan, karya ini sangat menarik dan kerap dijadikan objek

penelitian yang pada akhirnya menemukan temuan-temuan ilmiah lain. Diantara karya tafsir yang

merujuk pada pendapat-pendapat al-Ra>zi> adalah Tafsi>r al-Mana>r karya Muhammad Rasyid Ridha,

Ru>h al-Ma’a>ni> karya al-Alu>si. Sedikit gambaran tersebut memperlihatkan betapa besar pengaruh

al-Razi dalam dunia Islam, karena bagaimanapun, Islam (pemahaman) saat ini tidak bisa lepas

dari hasil temuan dan rumusan dari al-Razi. Aswadi, Konsep Syifa> dalam Tafsir Mafa>ti>h al-Gaib Karya Fakhruddin al-Ra>zi>. Tesis Pascasarjana UIN Syarif Haidayatullah Jakarta. 2007. Hlm. 72-

73

Page 26: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

9

1. Untuk mengidentifikasi ragam qira’at dan sekaligus bentuk serta

kualitasnya yang terdapat dalam tafsir al-Kasysya>f karya al-

Zamakhsyari> dan Tafsi>r Mafa>ti>h} al-Gaib karya Fakhruddi>n al-Ra>zi>.

Khususnya mengenai ayat-ayat terkait teologis

2. Mengetahui pengaruh qira’at dan fungsinya dalam penafsiran al-

Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-Ra>zi> khususnya pada ayat-ayat teologis.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing kitab tafsir

tersebut terkait dengan penafsirannya terhadap ayat-ayat teologis.

Adapun kegunaan dari penelitian ini antara lain:

1. Memberikan sumbangan keilmuan akademis terkait ilmu tafsir dan

‘ulu>m al-Qur’an, lebih khusus lagi terkai qira’at bagi pihak akademisi,

Mahasiswa, peneliti dan begitu juga kepada Program Pascasarjana UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta.

2. Membuktikan pentingnya pengaruh qira’at dalam penafsiran al-Qur’an,

begitu juga, penelitian ini akan membuktikan tesis Hasanuddin AF yang

menyatakan bahwa perbedaan qira’at sebagian berimplikasi kepada

penafsiran al-Qur’an.

Secara khusus, penelitian ini juga memberikan cara pandang baru dalam

menilai sebuah kitab tafsir seperti al-Kasysya>f dan Tafsi>r Mafa>ti>h} al-Gaib.

D. Telaah Pustaka

Berdasarkan tema pokok tesis ini, penulis dapat mengelompokkan telaah

kepustakaan ini dalam dua kategori; Pertama, kajian yang membahas tentang

Page 27: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

10

qira’at al-Qur’an baik terkait ilmu qira’at maupun yang terkait dengannya.

Kedua, kajian atau hasil penelitian baik terkait qira’at maupun tentang dua tokoh

dan kitab tafsir yang menjadi objek material. Kaitannya dengan kategori

pertama, penulis menemukan beberapa karya para ulama dan peneliti

diantaranya: al-Sab’ah Fi> al-Qira>’at li Ibnu Muja>hid karya Ibn Muja>hid. Dalam

kitab tersebut Ibnu Muja>hid memberikan banyak perhatian terkait ‘ulu>m al-

Qira’at, biografi dan historisitas para Imam qira’at yang tujuh, dan perbedaan

bacaan yang terdapat dalam qira’at tujuh. Lebih lanjut, Ibn Muja>hid membagi

qira’at dalam dua kategori, yakni qira>’at mutawa>tir dan qira>’at syaz\. Istilah

mutawa>tir menurut Ibn Mujahid adalah sesuatu yang diterima secara talaqqi dari

generasi ke generasi, dan sudah masyhur di kalangan ummat, sehingga banyak

sekali orang yang mengambil dan menisbatkan kepadanya. Qira’at jenis ini

sebagaimana lebih dikenal dengan qira>’at Sab’ah. Sedangkan istilah qira>’at syaz\

yang dimaksudkannya adalah qira’at yang kedudukannya di bawah qira’at tujuh.

Ini artinya bahwa, selain qira’at tujuh yang dikompilasikannya, masih

memungkinkan untuk di jadikan hujjah dalam penggunaannya.18

Kemudian karya Abdul S}abur Syahin yakni Dhifa>’ Dhidd Hujuma>t al-

Istisyra>q; Ta>rikh al-Qur’an > yang diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia oleh

Khaerul Amru Harahap dan Ahmad Faozan dengan redaksi ‚Saat al-Qur’an

Butuh Pembelaan‛. Karya ini banyak berbicara qira’at dilihat dalam kacamata

dan kritik sejarah, yang dimulai dengan pembahasan masalah hadis tentang

sab’atu ah}ruf, tanggapan terhadap kajian qira’at orientalis, Qira>’ah Syaz\ah, dan

18

Ibn Muja>hid, Ibn Mujahid, Kitab al-Sab’ah fi al-Qira’at. Kairo: Dar al-Ma’arif. 1119

Page 28: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

11

lainnya.19

Karya semacam ini, penulis gunakan sebagai pijak dalam membahas

qira’at baik sebagai ilmu dan/ataupun sejarah.

Dalam kitabnya Maba>hiṡ Fi> ‘Ulu>m al-Qur’an, Manna>’ al-Qaṭṭa>n

mendeskripsikan mengenai syarat-syarat suatu qira’at dinyatakan s}ahih yaitu:

pertama, qira’at tersebut sesuai dengan bahasa Arab serta pengambilannya

dengan sanad bukan dengan ra’yu semata, kedua, qira’at tersebut sesuai dengan

mus}af utsma>ni, sekalipun secara ihtima>l. Ketiga dalam qira’at tersebut harus

mengandung syarat yang sah, qira’at tersebut adalah sunnah muttabi’ah harus

berpedoman pada catatan yang valid dan riwayat yang sah.20

The History Of The Qur’anic Text From Revelation to Compilation; A

Comparative Study With The Old and new Testament merupakan hasil buah

tangan Musṭafa> al-A’ẓami dan sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia

oleh Shohirin Sholih dkk dengan judul Sejarah teks Al-Qur’an dari Wahyu

sampai Kompilasi, Kajian Perbandingan dengan Perjanjian lama dan perjanjian

baru. Dalam bukunya, al-A’ẓami> membahas keragaman bacaan yang ada sebagai

sunnah. Hal ini memang sangat diperlukann guna penyederhanaan bacaan bagi

mereka yang tak biasa dengan bahasa Arab (non Arab). Al-A’ẓami> juga

menuturkan faktor utama terjadinya keragaman qira’at baik yang disampaikan

oleh Ulama klasik dan kalangan orientalis seperti Goldziher.21

19

Abdul S}abur Syahin, Dhifa>’ Dhidd Hujuma>t al-Istisyra>q; Ta>rikh al-Qur’a>n terj. Khaerul

Amru Harahap dan Ahmad Faozan (Jakarta: Penerbit Erlangga. 2006)

20

Manna>’ Khalil al-Qaṭṭa>n, Pembahasan Ilmu-Ilmu al-Qur’a>n, terj: Halimuddin (Jakarta:

Rineka Cipta. 1975), hlm. 192-193.

21

Mustafa al-A‘ẓami>, The History Of The Qur’anic Text From Revelation to Compilation, terj. Ṣohirin Ṣolihin dkk. (Jakarta. Gema Insani. 2005), hlm. 172

Page 29: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

12

Hidayat Noor, dalam Ilmu Qira’at al-Qur’an: sebuah Pengantar

menjelaskan bahwa qira>’at sab’ah bukanlah sab’ah ahruf, tetapi qira>’at sab’ah

adalah qira’at yang diriwayatkan oleh para imam qira’at yang tujuh, dan

merupakan bagian dari sab’ah ahruf. Selain itu ia menyimpulkan bahwa qira’at

‘Asyrah adalah sahih dan sanadnya bersambung sampai kepada Rasulullah, maka

boleh membaca al-Qur’an dengan qira’at manapun diantara salah satu dari yang

sepuluh. Diluar itu adalah qira>‘at syaz\ah serta tidak boleh dipakai untuk

membaca al-Qur’an. Namun qira’at s}ahih maupun syaz\ah dapat dipakai untuk

menetapkan hukum syar’i.22

Ta>rikh al-Qur’an yang ditulis oleh M. Hadi Ma’rifat yang telah

diterjemahkan oleh Toha Musawa dengan judul Sejarah al-Qur’an. Dalam buku

ini beliau menguraikan dengan gamblang hal-hal yang berkaitan dengan qira’at

dimulai dari pembahasan mengenai faktor- faktor yang mempengaruhi

perbedaan qira’at serta penjelasan mengenai al-Qur’an yang diturunkan dengan

tujuh huruf.

Abd al-Fatta>h Abdul Ga>ni al-Qa>ḍi dalam karyanya, Orientalisme

Menggugat al-Qur’an mengemukakan bahwa sumber timbulnya permasalahan

dalam qira’at adalah adanya nas} berupa sabda Rasulullah dalam hadisnya yang

menyatakan bahwa al-Qur’an telah diturunkan dalam tujuh huruf. Perbedaan pola

bacaan bukan berarti pertentangan akan tetapi lebih kepada penunjukan akan

kemukjizatan al-Qur’an dan menunjukkan ketinggian dan keutamaan al-Qur’an

dan qira’at itu sendiri. Abd al-Fatta>h secara tangkas dan lugas dalam menolak

22

Muhammad Hidayat Noor. Ilmu Qira’at al-Qur’an: Sebuah Pengantar, Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadis, III, Juli 2002, hlm. 1-17

Page 30: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

13

argumentasi Ignaz Goldziher dan yang lain, yang dengan ‘sengaja’ membuat

tuduhan-tuduhan keji terhadap al-Qur’an serta berlaku sombong seolah-olah

telah melakukan pengkajian yang jujur dan benar terhadap al-Qur’an.23

Al-Taisi>r fi> al-Qira>‘at al-Sab’i karya al-Ima>m Abi> ‘Amru ‘Utsma>n ibn

Sa‘i>d al-Da>ni>. Karya ini dibagi menjadi dua bagian yakni; bagian pertama:

pembahasan mencakup perbedaan qira’at tujuh dan mazhab-mazhab mereka.

Kategori bacaan ini terdapat qiya>s seperti perbedaan izha>r, idga>m, mad, qas}r,

hamzatain, ima>lah, waqaf dan yang lainnya. sementara sistematika disusun

dengan bab-bab dan pasal. Bagian kedua; adalah pembahasan seputar perbedaan

huruf yang ada pada al-Qur’an. Pembahasan ikhtila>f pada bagian kedua ini lebih

luas dibanding dengan bagian pertama karena menyangkut juga pada perbedaan

jamak, tunggal (mufrad) istifha>m, khabar, khitha>b, akhbar dan yang lainnya.

Terakhir, penulis melihat penting untuk ditelaah kitab Safha>t fi> ‘Ulu>m al-

Qira>‘at, karya Abd al-Qayyu>m bin Abd al-Gafu>r al-Sindi>. Dalam bukunya ini

Abd al-Qayyu>m secara gamblang memberikan pengantar mengenai ta’rif qira’at

beserta ilmu-ilmu yang berkaitan dengannya, juga di sini beliau jelaskan sejarah

dan perkembangan qira’at dari masa Nabi, Sahabat dan Tabi’in dan disertai

dengan pencantuman tarjamah dari para Imam qurra>.24

Sedangkan kategori yang kedua, penulis menemukan beberapa karya

dan/atau hasil penelitian terkait pembahasan pokok dalam penelitian ini.

Misalkan Muḥammad Husein al-Żahabi> dengan kitabnya al-Tafsi>r wa al-

23

Abdul Fatta>h Abdul Ga>ni al-Qa>ḍi, Orientalisme Mengguagat..., hlm. 5-7.

24

Abd al-Qayyūm bin Abd al-Gafūr al-Sindi, S}afh}a>t Fī Ulu<m al-Qira>’at (Makkah:

Maktabah al-Imdadiyah. 2001)

Page 31: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

14

Mufassiru>n telah mengklasifikasikan para mufassir dan kitabnya yang

berdasarkan priode. Di sini beliau memasukkan al-Kasysya>f dalam pembahasan

Tafsi>r fi> ‘Us}u>r al-Tadwi>n. Dalam pembahsannya al-Żahabi> memaparkan al-

Kasysya>f dari segi historisitasnya serta mu’allifnya, metode dan kerangka

penafsiran dalam kitab tersebut serta lebih jauh membahas pengaruh ideologi

mu’tazilah al-Zamakhsyari> dalam kitabnya. Setidaknya, dengan penjelasan al-

Żahabi> dalam kitabnya tersebut, penulis jadikan sumber sekunder dalam telaah

ideologis sang mufassir.25

Hasanuddin AF dengan disertasinya yang telah dibukukan dengan judul

Anatomi al-Qur’an; Perbedaan Qira’at dan Pengaruhnya terhadap Istinbath

Hukum al-Qur’an, mengkaji qira’at dari segi sejarah dan kualitasnya serta sejauh

mana pengaruh qira’at dalam istinbat hukum.26

Dalam tulisan ini juga

menyimpulkan bahwa qira>’at syaz\ juga dapat berpengaruh dalam penafsiran.

Penelitian tesis Ali Fahruddin dengan judul Pengaruh Perbedaan Qira’at

dalam ayat-ayat relasi gender. Dalam penelitian ini, Ali membahas pengaruh

perbedaan qira’at dalam penafsiran yang difokuskan dalam ayat-ayat gender

(fiqih perempuan), seperti permasalah perempuan tentang shalat, zakat,

perempuan dan publik, aurat, perceraian dan lainnya. Kesimpulan dalam

penelitian tersebut diantaranya adalah ayat-ayat tentang relasi gender yang

terdapat perbedaan qira’at memberikan pengaruh positif terhadap penafsiran al-

25

Muhammad Husain al-Dzahabi, al-Tafsir wa al-Mufassirun (Kairo: Maktabah al-

Wahbah. 2000)

26

Hasanuddin AF, Anatomi al-Qur’an (Jakarta: Raja Grafindo, 1995)

Page 32: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

15

Qur’an. Pengaruh tersebut tidak ada yang kontradiksi melainkan ‚pilihan

hukum‛ yang dapa dipakai sesuai dengan situasi dan kondisi.27

Skripsi yang ditulis oleh Zamam Suyuthi yang berjudul ‚Ragam Qira’at

dalam surat al-An’a >m (Studi atas Kitab Al-Kasysya>f ‘An Ḥaqqa>’iq Al-Tanzi>l wa

‘Uyu>n Al-‘Aqa>wi>l fi> Wuju>h Al-Ta’wi>l)‛. Dalam tulisannya ini, Zamam lebih

memfokuskan pada ragam qira’at yang dipakai al-Zamakhsyari> dalam menafsiri

al-Qur’an yang dikhususkan penelitiannya pada surat al-An’a>m. Lebih lanjut

dalam hasil penelitiannya, qira’at- qira’at yang digunakan al-Zamakhsyari> dalam

tafsir al-Kasysya>f-nya prosentase antara qira’at mutawa>tir dan syaz\ adalah (bisa

dikatakan) seimbang, hal ini menunjukkan bahwa dalam pemilihan jenis qira’at,

al-Zamakhsyari> lebih memilih qira’at yang menunjang terhadap penafsiran yang

dia kehendaki tanpa melihat sisi validitas qira’at tersebut. Hal ini tidak lain

dikarenakan karena dalam menafsirkan al-Qur’an, al-Zamakhsyari> sebisa

mungkin akan ikut membela ideologi kelompok atau aliran yang ia anut;

Mu’tazilah, bahkan lewat dan atau memanfaatkan ragam qira’at yang berbeda-

beda.28

Selain karya-karya yang membahas tentang qira’at, penulis juga

menjadikan karya-karya yang membahas tentang teologi pada umumnya sebagai

acuan dan bahan kajian dalam skripsi ini. Harun Nasution misalnya, dalam

karyanya yang berjudul Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah Analisa

27

Ali Fahruddin, Pengaruh Perbedaan Qira’at dalam Ayat-ayat Relasi Gender. Tesis UIN

Syarif Hidayatullah. Jakarta. 2006, hlm. 16

28

Zamam Suyuthi, ‚Ragam Qira’at dalam surat al-An’am Studi atas Kitab Al-Kasysyaf

‘An Haqqaiq Al-Tanzil Wa al-‘Uyun Al-‘Aqawil Fī Wuju>h Al-Ta’wi>l‛, skripsi, Fakultas

Ushuluddin Studi Agama dan Pemikiran Islam tahun 2008.

Page 33: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

16

Perbandingan. Dalam bukunya ini Harun Nasution mendeskrifsikan sejarah

timbulnya persoalan-persoalan teologi dalam Islam yang terdiri dari Khawarij,

Murji’ah, Qadariyah dan Jabariyah, Mu’tazilah serta Ahl al-Sunnah wa al-

Jama>’ah. Harun juga memaparkan perbandingan aliran-aliran tersebut dilihat dari

sisi teologis yang bermuara sekitar akal dan wahyu, fungsi wahyu, kekuasaan dan

kehendak mutlak Tuhan, keadilan Tuhan, perbuatan Tuhan, sifat-sifat Tuhan,

serta konsep iman.29

Buku Menyelami kebebasan manusia; Telaah Kritis terhadap Konsepsi al-

Qur’an yang ditulis oleh Machasin. Buku ini pada awalnya merupakan karya

ilmiah dalam jenjang Pascasarjana penulisnya (tesis), di dalamnya membahas

konsep al-Qur’an terkait kebebasan dan kekuasaan Allah serta kebebasan

manusia. Pada akhirnya buku ini menyimpulkan bahwa kebebasan manusia bukan

kebebasan yang tak memiliki batas sama sekali. Manusia hanya bebas dalam

melakukan perbuatan yang betul-betul bersifat ikhtiya>riyah (alternatif pilihan).

tidak semua aspek bebas dilakukan manusia, karenanya yang harus

dipertanggung jawabkan adalah yang benar-benar merupakan hasil pilihannya

dalam berbuat. sedangkan Allah mempunyai kebebasan yang tak terbatas atas

segala makhluk-Nya, namun Dia memberikan kebebasan kepada manusia untuk

memilih sendiri perbuatannya yang bersifat ikhtiariah.30 Kemdian buku yang

berjudul Pemahaman Syaikh Nawawi tentang ayat Qadar dan ayat Jabar dalam

29

Harun Nasution, Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan (Jakarta: UI

Press, 1986), hlm. 3-147.

30

Machasin, kebebasan manusia; Telaah Kritis terhadap Konsepsi al-Qur’an (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. tth) Cet I

Page 34: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

17

tafsirnya Mara>h} Labi>d (terbitan Litbang Depag RI). Dalam buku ini dijabarkan

pemahaman syaikh Nawawi dalam menafsirkan ayat-ayat yang terkait dengan

qadar dan Jabar. Menurutnya, Nawawi dalam memahami ayat al-Qur’an (baik

Qadar atau Jabar) ia lebih dekat kepada pemikiran Sunni Maturidi Samarkand

dan pemikiran kalangan Mu’tazilah, lebih-lebih terkait kebebasan manusia dalam

berkehendak.31

Kedua buku tersebut setidaknya membantu penulis dalam kajian

terkait kehendak Allah dan kebebasan manusia.

E. Kerangka Teori

Istilah qira>’a>t merupakan bentuk plural dari kata qira>’ah yang tidak lain

adalah bentuk mas}dar dari fi’il qa-ra-‘a. Kata qira>‘at sendiri secara etimologi

berarti beberapa bacaan. Sedangkan secara terminologi, maka ada beberapa

pendapat ulama yang penting untuk diperhatikan. Di antaranya adalah yang

dikemukakan oleh Abu> Sya>mah al-Dimasyqi> (w. 665/1266)32

yakni ‚disiplin

ilmu yang mempelajari cara melafadzkan kosa kata al-Qur’an dan perbedaannya

yang disandarkan pada perawinya.‛ Sedangkan definisi yang tawarkan Ibn al-

Jaza>ri> adalah: ‚sebuah disiplin ilmu yang mempelajari tata cara melafadzkan

beberapa kosa kata al-Qur’an dan perbedaan kosa kata tersebut yang didasarkan

pada orang yang meriwayatkannya‛.33

Dalam pada itu, qira’at menurut al-Banna>

dalam kitabnya Itha>f Fud}ala>’ al-Basya>r bi al-Qira>’at al-Arba’ah ‘Asyar adalah

31

tn, Pemahaman Syaikh Nawawi tentang ayat Qadar dan ayat Jabar dalam tafsirnya Mara>h} Labi>d (Jakarta: Litbang Depag RI. 2006)

32

al-Dimasyqi>, Ibra>z al-Ma`a>ni> min Hirz al-‘Ama>ni> fi> al-Qira>’a>t al-Sab’ li al-Ima>m al-

Sya>thibi>, (Mesir: Maktabah Mus}thafa> Alba>niy al-Halabiy wa Aula>duhu, tth.), hlm. 12

33

Ibn al-Jazari>, Munjid al-Muqri’i>n wa Mursyi>d al-Tha>libi>n, (Bairut: Da>r al-Kutub al-

‘Ilmiyyah, 1980), hlm. 3. Lihat juga Muhammad Abdul Azhi>m al-Zarqa>ni>, Mana>hil,.., hlm. 284

Page 35: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

18

perbedaan lafadz-lafadz al-Qur’an, baik menyangkut huruf-hurufnya dalam al-

Qur’an maupun cara pengucapan huruf-huruf tersebut, seperti Takhfi>f, Tasydi>d,

dan yang lainnya.34

Pengertian qira’at yang diberikan para ulama’ di atas, dapat

diambil kesimpulan sebagaimana yang ditulis Abdul Jalal dalam karyanya ‘Ulu>m

al-Qur’an bahwa yang dimaksud dengan qira’at ialah cara membaca ayat-ayat al-

Qur’an yang berupa wahyu Allah, dipilih oleh salah satu imam ahli qira’at

berbeda dengan ulama lain, berdasarkan riwayat mutawa>tir sanadnya dan selaras

dengan kaidah-kaidah bahasa arab serta cocok dengan bacaan terhadap tulisan al-

Qur’an yang terdapat dalam salah satu mushaf usmani.35

Dalam membentengi keabsahan al-Qur’an dan bacaannya (qira>’at), para

ulama memiliki standar dan syarat-syarat yang berbeda satu sama lainnya dalam

menetapkan bacaan yang dapat diterima (ṣah}i>h) ataupun bacaan yang ditolak.

Hal ini dilakukan karena dalam perjalanannya, qira’at telah menngalami

perusakan dan pemalsuan. Ibn Al-Jazari> (w. 833 H) memberikan syarat sebagai

berikut: 1). صح اللنح , qira’at tersebut harus memiliki ketersambungan sanad

yang ṣahih, 2). م ا ق ال رب مطلقا , qira’at tersebut harus sesuai dengan kaidah

bahasa Arab secara mutlak. 3). مطا ق الر ل تقحيرا , qira’at tersebut sesuai dengan

rasm al-mus}h}a>f meskipun tidak harus sama.

Dari persyaratan di atas, para ulama mengklasifikasi macam-macam dan

tingkatan qira’at dipandang dari berbagai segi. Qira’at jika ditinjau dari kuantitas

34

Aḥmad bin Muḥammad Al-Banna, Itha>f Fudala>’i al-Basya>r bi al-Qira>’at al-Arba’ah ‘Asyar (Beirut: ‘Ilmul Kutub.1987), hlm. 69. Lihat juga Badr al-Dīn Muḥammad al-Zarkasyi> Al-Burha>n Fi Ulu>m al-Qur’a>n (Kairo: Isa al-Bab al-Halabi, tth ), Juz I, hlm. 318.

35

Abdul Jalal, ‘Ulum Al-Qur’a>n (Surabaya: Dunia Ilmu. 2000), cet II, hlm. 328-329.

Page 36: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

19

atau perawinya ulama mengklasifikasikannya menjadi enam macam:36

, املت اتر .(1

qira’at yang diriwayatkan oleh sekelompok besar perawi dan tidak mungkin

mereka sepakat untuk berbohong.37

Sebagai contoh, qira’at yang masuk dalam

kategori ini adalah qira>’at Sab’ah. 2). اململه , qira’at yang diriwayatkan orang

banyak dan s}ahih meskipun belum sampai kepada derajat mutawatir, disamping

iru bacaannya sesuai dengan kaidah bahasa Arab dan salah satu rasm utsmani.38

Adapun qira’at yang termasuk dalam kategori masyhur yakni qira’at yang

dinisbatkan kepada tiga imam qurra>’, yakni: Abu> Ja’far ibn Qa’qa>’ al-Madani> (w.

120 H), Ya’qu>b al-Haḍrami (w. 205 H), dan Khalaf al-Bazza>r (w. 229 H).39

3).

qira’at yang memiliki sanad s}ahih namun bacaannya menyalahi kaidah , الاحاد

bahasa Arab dan rasm al-mus}h}a>f. Para ulama tidak membolehkan membaca al-

Qur’an dengan qira’at semacam ini. 4). الملاذ , qira’at yang tidak memiliki sanad

s}ahih, bertentangan dengan rasm al-mus}h}a>f dan kaidah bahasa Arab.40

Sebagai

contoh dalam surat al-fa>tihah ayat 4, terdapat bacaan dengan versi ( يي دمب الح كب يب ي

بل (مب

dan selanjutnya dalam kalimat (ح اكب يع ي ب ي qira’at yang tidak memiliki , امل ض ع .(5 .( د

36

Hasanuddin AF, Anatomi al-Qur’an,..hlm. 141

37

Jalal al-Dīn al-Suyūṭi, Al-Itqa>n Fī ‘Ulu>m al-Qur’an..., jilid I hlm. 335. Manna>’ Khalīl al-

Qaṭṭa>n, Maba>hiṡ Fī ‘Ulu>m al-Qur’a>n..., hlm. 178.

38

Sya’ba>n Muḥammad Isma’il, Al-Madkhal Ila ‘Ilmi Al-Qira>’at (Mekkah: Maktabah

Sa>lim, 2001), hlm. 54. Jalal al-Dīn al-Suyūṭi, Al-Itqa>n Fī ‘Ulu>m al-Qur’a>n..., hlm. 335

39

Hasanuddin AF, Anatomi Al-Qur’an..., hlm. 141

40

Nabil ibn Muḥammad ibra>hīm al-Isma>’īl, ‘Ilm al-Qira>’at, Nasy’atuhu, Aṭwa>ruhu, As\aruhu fi> al-’Ulu>m al-Syar’iyyah..., hlm. 44

Page 37: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

20

sandaran dan tidak bersumber kepada Nabi. Sebagai contoh: ما لد ييكبس ب ت ب ب مع ي

للبك 41 ب

Qira’at tersebut merupakan versi lain dari firman Allah dalam surat An-Nisa,

ayat 164: ما لد ييكبس ب ت ب ع مع ي

للبك merupakan qira’at yang berfungsi sebagai ,املح ج .(6 < ب

tafsir atau penjelasan dalam suatu ayat tertentu. Sebagai contoh qira’at Sa’ad ibn

Abi waqa>s} yang dituangkan oleh Sa’i>d ibn Mansu>r dalam membaca firman Allah:

د م ع مس ي

ع يخع ي ب ع ب ع

بل . ب

Kemudian, qira’at hubungannya dengan penafsiran terbagi menjadi dua

wilayah, yakni yang qira’at yang berpengaruh terhadap penafsiran dan qira’at

yang tidak berpengaruh terhadap penafsiran. Bagian pertama yang dimaksudkan

adalah qira’at yang meliputi aspek bentuk dan bunyi. Aspek bentuk ini termasuk

dalam ranah kajian morfologi (s}arf).

Dalam kajian linguistik Arab, morfologi dikenal dengan disiplin ‘ilm al-

s}arf. Kata s}arf secara bahasa bermakna pengubahan. Ilm s}arf atau disebut juga

ilmu morfologi merupakan studi yang mengkaji tentang struktur dan bentuk kata

(isytiqa>q al-kalima>t), dengan kata lain ia memuat aturan-aturan pembentukan

kata dari satu wazan ke beberapa wazan, menentukan mana i’rab dan yang

mabni>.42Analisis morfologi akan menjelaskan perubahan-perubahan wazan dan

implikasinya terhadap makna kata atau bahkan kata tersebut menjadi tidak

bermakna.

41

Sebagaimana yang diungkapkan Labib al-Said bahwa qira’at ini merupakan salah satu

contoh qira’at ahli bid’ah dari sekelompok Mu’tazilah.

42

Must}afa> al-Gula>yaini, A Reference Grammar, (Cambridge: Cambridge University Press.

2005), hlm. 207

Page 38: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

21

Yang kedua adalah qira’at yang tidak berpengaruh pada penafsiran yakni

qira’at yang masuk dalam aspek bunyi atau fonologi. Aspek ini hanya merubah

cara pengucapan suatu kata atau kalimat. Kaitannya dengan ilmu qira’at,

termasuk dalam fonologi adalah ima>lah, isyma>m, tarqi>q, tafkhi>m, tashi>l, ibdal,

takhfif, gunnah, ikhfa’ dan lain sebagainya. Ibrahim al-Abyari> yang dikutip

Apriadi menuturkan fonologi ini terjadi karena perbedaan sistem artikulasi

bahasa yang digunakan oleh kabilah-kabilah Arab yang masing-masing dari

mereka tidak bisa mengucapkan seperti pengucapan kabilah lain.43

Lebih lanjut,

analisis fonologi ini lebih bertujuan kepada membedakan mana yang termasuk

dalam ruang lingkup qira’at dan mana yang termasuk bidang tajwid.

F. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan aspek yang tidak bisa dipisahkan dari sebuah

penelitian. Bahkan keberadaan metode tersebut akan membentuk karakter

keilmiahan dari penelitian, tentunya sesudah keberadaan objek, karena eksistensi

metode dalam penelitian ini berfungsi sebagai jalan bagaimana penelitian ini

diselesaikan.44

Terkait dengan metode dalam penelitian ini, ada beberapa poin

yang akan penulis tegaskan:

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

43

Apriadi Putra, Perbedaan Qira’at dan Implikasinya Terhadap Penafsiran al-Qur’an; Studi atas Kitab Tarjuma>n al-Mustafi>d Surat al-Baqarah. Tesis UIN Sunan Kalijaga. 2015, hlm.

16

44

M. Amin Abdullah, "Metodologi Penelitian Untuk Pengembangan Studi Islam:

Perspektif Delapan Poin Sudut Telaah," Makalah dalam Workshop Metodologi Penelitian Bagi Dosen Pengampu Mata Kuliah Metodologi Penelitian, diselenggarakan Pusat Penelitian IAIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta, 19 Februari 2004, hlm. 3

Page 39: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

22

Penelitian ini dapat dikategorikan ke dalam jenis penelitian library

research (penelitian kepustakaan), karena obyek penelitian yang

digunakan adalah kitab-kitab tafsir atau buku-buku. dalam hal ini

literatur yang menjadi kajian utama adalah kitab tafsir al-Kasysya>f ‘An

Ḥaqqa>’iq al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n Al-‘Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi>l karya al-

Zamakhsyari> dan Tafsir Mafa>ti>h} al-Gaib karya Fakhruddi>n al-Ra>zi>.

Sedangkan sifat penelitian ini adalah kualitatif karena tidak

menggunakan mekanisme statistika dan matematis untuk mengolah

data. Data dihadapi dengan jalan menguraikan dan menganalisisnya

dengan mekanisme verstehen (memahami), dan bukan erlebnis

(menjelaskan) ala ilmu-ilmu alam.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini terbagi menjadi dua kategori yaitu:

a. Data primer, yaitu kitab al-Kasysya>f karya al-Zamakhsyari> dan Tafsi>r

Mafa>ti>h} al-Gaib.

b. Data sekunder, yaitu meliputi berbagai macam kitab atau buku-buku

lainnya yang masih berkaitan dengan masalah yang dibahas dalam

penelitan ini baik karya al-Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-Ra>zi>

maupun karya orang lain yang masih terkait dengan tema kajian.

3. Metode Pengumpulan Data

Yang dimaksud dengan metode pengumpulan data adalah metode

atau cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang diperlukan

Page 40: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

23

dalam penelitian melalui prosedur yang sistematik dan standar. Adapun

yang dimaksudkan dengan data dalam penelitian adalah semua bahan

keterangan atau informasi mengenai suatu gejala atau fernomena yang

ada kaitannya dengan riset.45

Data yang dikumpulkan dalam suatu

penelitian harus relevan dengan pokok persoalan. Untuk mendapatkan

data yang dimaksud diperlukan suatu metode yang efektif dan efisien

dalam artian metode harus praktis, dan tepat dengan obyek penelitian.

Mengingat penelitian ini adalah library research maka teknik yang

digunakan adalah dokumentasi yaitu dengan mengumpulkan catatan-

catatan, buku-buku, surat kabar dan bahan-bahan tertulis lain yang

berkaitan dengan topik yang dibahas. Karena sumber primernya adalah

al-Kasysya>f dan Tafsi>r Mafa>ti>h} al-Gaib, maka sumber-sumber lain tetap

dijadikan rujukan guna untuk mempertajam analisis tesis ini. Setelah

data terkumpul kemudian dianalisa dan diklarifikasi data-data yang

ada.

4. Teknik Analisis Data

Adapaun metode yang digunakan dalam menganalisa data yang

diperoleh dari penelitian pustaka adalah sebagai berikut:

a. Deskriptif

Yaitu penelitian yang menuturkan, menganalisis, serta

mengklasifikasikan yang pelaksanaannya tidak hanya terbatas pada

45

Tatang M. Arifin, Menyusun Rencana Penelitian. (Jakarta: Rajawali Press, 1995), hlm. 3

Page 41: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

24

pengumpulan data, tetapi meliputi analisis dan interpretasi data.46

Dalam hal ini, peneliti bermaksud meneliti ragam-ragam qira’at yang

digunakan oleh al-Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-Ra>zi> dalam

menafsirkan al-Qur’an yang ia tuangkan dalam kitabnya al-Kasysya>f

‘An Ḥaqqa>’iq al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n Al-‘Aqa>wi>l fi Wuju>h al-Ta’wi>l dan

Tafsir Mafa>ti>h} al-Gaib. Namun objek penelitian di sini adalah

mengenai ayat-ayat teologis. Sedangkan langkah yang ditempuh

adalah memetakan qira’at-qira’at yang digunakan al-Zamakhsyari>

dan al-Fakhruddi>n al-Ra>zi> kemudian mengungkapkan status qira’at

tersebut dari segi kualitasnya disertai dengan alasan-alasan yang

melatarbelakangi penggunaan qira’at tersebut. Kemudian langkah

selanjutnya adalah analisis terhadap pengaruh qira’at yang digunakan

terhadap penafsiran dan pemaknaan ayat-ayat terkait.

Kemudian perlu dijelaskan lebih dini, dalam inventarisasi qira’at,

penulis menggunakan DVD Rom Maktabah al-Rawdhah. Ini digunakan

untuk mempermudah penelitian karena mempertimbangkan banyaknya ayat

yang menjadi bahasan penelitian. Sedangkan dalam penafsiran kajian, yang

digunakan adalah Tafsi>r Mafa>ti>h}} al-Gaib, cetakan 3, Beirut: Da>r al-Kutub

al-‘Ilmiyah. 2009. Begitu juga dengan Tafsi> al-Kasysya>f, yang digunakan

dalam analisa kajian adalah Tafsi>r al-Kasysya>f ‘an H{aqa>’iq Ghawa>mid} al-

Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi>l, Cetakan Riyadh: al-

‘Abi>ka>n. 1998.

46

Winarno Surahmad, Pengantar Penelitian Ilmiah D asar Metode Tehnik, (Bandung:

Tarsito, 1994), hlm. 45

Page 42: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

25

b. Pendekatan Historis dan Kebahasaan

Pendekatan historis digunakan untuk melihat kembali latar

belakang penulis kitab, al-Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-Razi. Yang

meliputi biografi, latar belakang sosial dan ataupun alirannya, serta

kiprahnya dalam bidang keagamaan. Selain hal tersebut pendekatan

ini juga akan membantu untuk menganalisa sejarah pertumbuhan dan

perkembangan dari qira’at. Hal ini terutama untuk mengetahui

konstruk pemikiran al-Zamakhsyari> dan Fakhruddi>n al-Ra>zi>, terutama

mengenai sikapnya dalam menggunakan suatu qira’at dalam

menafsirkan al-Qur’an.

Pendekatan kebahasaan digunakan untuk menganalisa lebih

dalam perbendaharaan kata dalam suatu ayat yang dilihat dalam

ranah nahwu s}araf dan ilmu qira’at secara langsung. Pendekatan

kebahasaan juga akan lebih berfungsi kepada penarikan makna dalam

penafsiran al-Qur’an.

G. Sistematika Pembahasan

Bab pertama sebagai pendahuluan akan memuat tentang latar belakang dan

rumusan masalah yang akan dikaji, dilanjutkan dengan manfaat dan tujuan

penelitian ini dilakukan. Metode penelitian, uraian tentang kajian pustaka

dimaksudkan untuk melihat kajian-kajian yang telah ada sebelumnya sekaligus

akan nampak orisinalitas kajian penulis yang membedakannya dengan sejumlah

penelitian sebelumnya. Dalam bab pertama ini juga dijelaskan metodologi

Page 43: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

26

penelitian yang ditempuh dan diakhiri dengan sistematika pembahasan untuk

melihat keseluruhan bab-bab dalam penelitian yang dikajinya.

Bab kedua selanjutnya merupakan pembahasan yang menitikberatkan

kepada pengantar ilmu qira’at yang dilihat dari segi historisitasnya mulai sejak

zaman nabi Muhammad sampai sekarang yang disertai dengan deskripsi singkat

tentang karya-karya ulama dalam bidang ilmu Qira’at. Pembahasan ini penulis

tekankan, sebagai pijakan analisis penelitian, terutama terkait kualifikasi qira’at

baik mutawa>tir, masyhur dan bahkan dha’if. Karena dalam penelitian ini, salah

satu rumusan masalah yang akan diidentifikasi adalah ragam dan kualitas qira’at

itu sendiri.

Bab tiga menguraikan biografi intelektual dari al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi>

sekaligus gambaran tentang masing-masing kitab tafsir yang menjadi sumber

primer. Biografi intelektual dimaksudkan meliputi riwayat hidup, kondisi sosial

politik dan aktifitas keilmuannya, dan karya-karya beliau. Pembahasan ini

penting karena bagaimanapun latar belakang kehidupan sangat mempengaruhi

intelektualitas seseorang, terlebih lagi dengan tafsir. dengan cara ini, penulis

menganalisa keterpengaruhan ideologi yang dibawa ke dalam ranah tafsir al-

Qur’an. Dalam bab ini juga akan dijelaskan gambaran umum tentang kitab al-

Tafsi>r al-Kasysya>f dan Mafa>ti>h} al-Gaib yang meliputi setting historis penulisan,

bentuk dan metode tafsir yang digunakan. dalam pada itu pembahasan kitab ini

akan diakhiri dengan komentar para ulama.

Bab keempat, merupakan inti dari peneltian. Dalam bab ini penulis

berusaha memetakan ragam-ragam qira’at yang digunakan dalam menafsirkan

Page 44: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

27

ayat-ayat al-Qur’an yang penulis spesifikasi dalam ayat-ayat teologis (kehendak

Allah dan perbuatan manusia). Dengan ini dimaksudkan akan dapat diketahui

sikap al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi> terhadap perbedaan qira’at yang ada.

Kemudian pada sub selanjutnya, dari hasil penelitian penggunaan qira’at tersebut

akan dianalisis bentuk dan fungsional qira’at yang kemudian dilanjutkan dengan

pengaruh qira’at dalam penafsiran dan diakhiri dengan analisa kritik kajian

Qira’at dan perbandingan antar kedua kitab tafsir.

Bab kelima merupakan bab terakhir sebagai penutup skripsi ini. Bab ini

berisi kesimpulan yang dibuat oleh penulis dari pembahasan telah yang dilakukan

disertai saran-saran dari penulis.

Page 45: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

226

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pembahasan di atas menjabarkan secara umum bahwa al-Qur’an memiliki

varian makna yang sangat fleksibel nan luas. Perbedaan qira’at juga sangat

berpengaruh dalam menentukan ragam makna tersebut. Beberapa poin yang

menjadi kesimpulan dalam penelitian ini antara lain:

Pertama, ragam qira’at yang digunakan dalam menafsirkan al-Qur’an tidak

lepas dari pemahaman al-Zamakhsyari> dan al-Ra>zi> terhadap keberadaan qira’at.

Sebagaimana halnya ulama Ahlussunnah, al-Ra>zi> memahami qira’at bersifat

tauqi>fi sedangkan al-Zamakhsyari> berpandangan qira’at masuk dalam ranah

ijtiha>di, karena merupakan hasil ijtihad dari para Qurra>. Implikasinya, dengan

pandangannya al-Zamakhsyari> tidak mengikutkan ketersambungan sanad dalam

syarat maqbul nya sebuah qiraat.

Kedua, ragam qira’at yang terdapat dalam kedua kitab tafsir terbagi dalam

ranah us}u>l dan farsy. Kemudian jika dilihat dari kualiatas qira’at, keduanya

sama-sama memberikan porsi terhadap qira’at yang di luar riwayat mutawa>tir

baik yang tergolong dalam ‘Asyrah, Arba’a ‘asyrah begitu juga selainnya seperti

qira’at Ibn Mas’u>d, Ibn ‘Abba>s, ‘A<isyah, Ubay dan lainnya. Tidak adanya

filterisasi dalam qira’at tersebut, penulis melihatnya sebagai kritikan disatu sisi

dan menjadi kelebihan dalam sisi yang lain karena dengan riwayat-riwayat

tersebut lebih memudahkan dan memperluas wawasan dan pemaknaan al-Qur’an.

Page 46: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

227

Ketiga, tidak semua perbedaan qira’at berpengaruh dalam penafsiran.

Qira’at mempunyai implikasi dalam penafsiran jika perbedaan itu terletak pada:

1). Perbedaan i’ra>b (kedudukan kalimat), 2). Perbedaan sharaf (asal kata), 3).

Perbedaan khita>b, 4). Penambahan dalam kalimat (Ziya>dah al-Kalima>t), 5).

Perbedaan harakat yang memungkinkan terjadinya perbedaan makna.

Keempat, fungsi qira’at dalam tafsir al-Kasysya>f dan Tafsi>r Mafa>ti>h} al-

Ghaib memiliki kesamaan yakni: sebagai sumber penafsiran al-Qur’an, alternatif

pencarian makna, dan sebagai pembelaan terhadap mazhab. Fungsi terakhir yang

terlihat lebih banyak dalam kedua kitab tafsir kajian. Dengan kesimpulan ini

berimplikasi pada adanya dua model tali rantai antara al-Qur’an dengan mazhab

yakni, perbedaan pemahaman al-Qur’an berimplikasi kepada perbedaan mazhab

atau aliran. Atau bisa juga perbedaan mazhab akan berimplikasi pada perbedaan

pemahaman terhadap al-Qur’an. Kedua kitab tafsir lebih mencerminkan kepada

model kedua atas dasar keduanya hadir sama-sama dalam rangka membela

masing-masing mazhab. Dan tidak bisa dinafikan, qira’at sebagai salah satu

‘alat’ tersebut.

Kelima, masing-masing kitab tafsir memiliki kelebihan dan kekurangan

terkait bahasan qira’atnya. al-Zamakhsyari> dalam menampilkan dan mengkaji

qira’at sangat konsen dengan bahasan qawa>’id nahwiyah. Kinerja ini pada

akhirnya akan menentukan penilaian al-Zamakhsyari> pada sebuah qira’at. kajian

nahwiyah ini pada prinsipnya sangat bermanfaat dan menjadi panduan banyak

ulama belakangan terkait kajian pemaknaan qira’at. Namun pada sisi yang lain

Page 47: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

228

al-Zamakhsyari> seringkali melewati kajian dan kritik riwayat sebuah qira’at, di

samping al-Zamakhsyari juga sedikit pasif dalam membahas perbedaan qiraat.

Sedangkan kelebihan dalam tafsir Mafa>ti>h} al-Gaib yakni penyajian

informasi yang lebih luas terkait periwayatan. Selain menampilkan ragam qira’at,

al-Ra>zi> seringkali menjelaskan perbandingan antar ragam qira’at yang ada. Di

samping itu, al-Ra>zi> dalam banyak tempat lebih aktif dan kritis jika

dibandingkan dengan al-Zamakhsyari> dalam merespon ayat yang ada perbedaan

qira’atnya. Meskipun demikian, penafsiran yang dilakukan al-Ra>zi> kadang terlalu

luas dan bertele-tele sehingga makna yang dikandung suatu ayat menjadi kabur.

Keempat, dalam ranah teologis kajian, penulis menyimpulkna bahwa Allah

mempunyai kebebasan kekuasaan yang tak terbatas atas segala yang diciptakan-

Nya. Namun, ia memberikan kebebasan kepada manusia untuk memilih sendiri

perbuatannya yang bersifat ikhtiya>riyah sebagai ujian bagiannya. Sehubungan

dengan itu, Ia memberikan janji-janji dan ancaman yang akan dilaksanakannya

sepanjang Ia menghendakinya. Hukum-hukum alam (sunnatulla>h) diadakan-Nya

sebagai landasan perbuatan manusia didunia. ‘ala kulli ha>l Allah Maha berkuasa

dengan segala sifat Kebijaksanaan-Nya.

B. Saran

a. Peneltian ini hanyalah satu bagian saja dari kajian qira’at secara umum.

Karenanya diperlukan kajian-kajian terkait qira’at serta pengaruhnya

dalam penafsiran dengan tema-tema lainnya, hal ini untuk menunjukkan

keluasan makna yang terkandung dalam al-Qur’an. Begitu juga terkait

Page 48: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

229

kajian qira’at jika dilihat dari berbagai sisi; sejarah, pengaruh, dan masa

depan ilmu Qira’at sangat perlu dilakukan penelitian lebih mendalam.

b. Disarankan kepada pihak Perpustakaan untuk mengadakan penambahan

literatur yang lebih terkait kepada semua bentuk literatur kajian, dalam

hal ini literatur terkait ilmu Qira’at dan pemikiran Mu’tazilah yang

menjadi kajian dalam tesis ini. Beberapa kitab yang perlu ditambah

seperti al-Kasysya>f, al-Kasyf fi> al-Qira>’a>t karya al-Zamakhsyari> dan al-

Burha>n fi> al-Qira>’a>t karya al-Ra>zi> dan karya-karya qira’at lainnya.

c. Kepada pihak Pascasarjana untuk memberikan kuliah yang lebih spesifik

kepada qira’at terkait ilmu dan pengaruhnya dalam penafsiran. Karena hal

ini akan sangat bermanfaat dalam penafsiran guna memunculkan Tafsir

Indonesia yang lebih berorientasi kepada mukjizat makna al-Qur’an.

Page 49: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

230

DAFTAR PUSTAKA

‘Abdillah, Abi> al-Baqa>’. Al-Tibya>n Fi> I’ra>b al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr,

1997

Afrizal M, Ibn Rusyd; 7 Perdebatan dalam Teologi Islam. Jakarta: Pnerbit

Erlangga. 2006.

Ahmad, Muhammad. Tauhid Ilmu Kalam Untuk IAIN, STAIN, PTAIS, Semua Fakultas dan Jurusan Komponen MKDU (Bandung: CV. Pustaka Setia.

1998)

Akaha, Abdul Zulfikar. Al-Qur’an dan Qira>’at. Jakarta: Pustaka Al-Kaus\ar.

1996.

Amin, Ahmad. Fajr al-Isla>m. Kairo: An-Nahdhah. 1965

___________. Zuhr al-Isla>m. Kairo: al-Nahdhah. T.tp

Al-Andalu>si>, Ibn ‘Athiyyah. Al-Muharrar al-Wajiz fi tafsir al-Kitab al-‘aziz. tkp: Dar Ibn Hazm. t.th.

Al-A‘ẓami>, Mustafa. The History Of The Qur’anic Text From Revelation to Compilation, terj. Ṣohirin Ṣolihin dkk. Jakarta. Gema Insani. 2005.

Al-‘Arid}, Ali Hasan. Ta>rikh Ilm al-Tafsi>r wa Mana>hij al-Mufassiri>n, terj.

Ahmad Akrom. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994.

Akhḍori>, Imam. Jauhar al-Maknu>n, terj: Abdul Qadi>r Hami>d. Surabaya: al–

Hida>yah, t.th.

Anwar, Abdul Rozak dan Rosihon. Ilmu Kalam Edisi Revisi. Bandung:

Pustaka Setia. 2012.

Aswadi. Konsep Syifa>’ dalam Tafsir Mafa>ti>h} al-Ghaib, Disertasi UIN

Syarif Hidayatullah. 2007.

As\ir, Ibn. Asad al-Gha>bah fi> Ma’rifat al-Shaha>bah. Kairo: Da>r al-Kutub al-

‘Ilmiyah. 1995.

A Jeffery, (ed) Al-Maba>ni>, Muaqaddimatan Fi> Ulu>m al-Qur’a>n. Kairo: t.tp.

1954.

Al-Baghda>di>, al-Farq bayn al-Firaq. Kairo: Muhammad Ali> Shubhi wa

Awla>duh. Tth.

Page 50: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

231

Al-Banna>, Ah}mad bin Muh}ammad. Ith}a>f Fud}ala>’i al-Basyr bi al-Qiara>’a>ti Arba’ata ‘Asyar, Tahqi>q: Sya’ba>n Muh}ammad Isma>’i>l. tkp: ‘A<lam al-Kutub.

1987.

Al-Ba>qi>, Muh}ammad Fu’a>d ‘Abd, Tafs}i>l A<ya>ti al-Qur’a>ni al-H{aki>m. ttp.

Da>r Ihya>’ al-Kutub al-‘arabiyyah. tth.

___________________________, Al-Mu’jam Mufahras li Alfa>z \ al-Qur’a>ni al-Kari>m karya Muhammad Fu’a>d ‘Abd al-Ba>qi. Beirut: Da>r al-Fikr. 1981.

Baidan, Nashruddin. Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar. 2011.

________________. Metodologi Penafsiran al-Qur’an (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar. 2005.

Al-Bu>t}i, Muhammad Sa’i>d Ramadha>n. Min Rawa>’i al-Qur’a>n. Syiria:

Maktabat al-Farabi>. 1972.

Al-Da>ni>, Abi> ‘Amr ‘Us \ma>n bin Sa’i>d. Kita>b al-Taisi>r Fi> al-Qira>’at al-Sab’i.. Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah. 2005.

Darra>z, Abdulla>h. al-Naba’ al-‘Az}i>m: Naz}rah Jadi>dah fi> al-Qur’a>n. Qatar:

Dar al-Saqafah, 1985.

Al-Dimasyqi>, Ibra>z al-Ma’a>ni> min Hirz al-‘Ama>ni> fi> al-Qira>’a>t al-Sab’ li al-Ima>m al-Sya>thibi>. Mesir: Maktabah Mushthafa> Alba>ni> al-Halabi> wa Aula>duhu,

tth.

Esha, Muhammad In’am. Teologi Islam Isu-Isu Kontemporer. Malang: UIN

Malang Press. 2008.

Al-Fadali>, Abd al-Ha>di>. al-Qira>’at Wa al-Qur’a>niyyah. Beirut: Dar al-

Majma’ al-‘Ilmi, 1979Abdul Jalal, ‘Ulum Al-Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu.

2000.

Al-Farmawi>, Abdul Hayy Husain. Rasm al-Musha>f wa Naqthuhu. Jedah :

Dar Nur al-Maktabah, 2004.

Al-Fa>risi>, Abi> ‘Ali> al-Hasan bin ‘Abd al-Gaffa>r. Al-Hujjah li al-Qira>’at al-Sab’ah. Beirut: Da>r al-Makmu>n Littura>s\. 1992.

Al-Farra>’, Abi> Zakariya> Yah}ya> Ibn Ziya>d. Ma’a>ni al-Qur’a>n. Ed: Ah}mad

Yu>suf Najati>. tkp. tp. t.th

Page 51: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

232

Al-Ga>midi>, S|a>lih ibn Garmi Allah. Al-Masa>’il al-I’tiza>liyyah fi> Tafsi >>r al-Kasysya>f Li al-Zamakhsyari>. Andalusia: Da>r al-Andalu>si> li An-Nasyr wa at-

Tawzi>’. 1998.

Al-Ghazali>, Jawa>hir al-Qur’a>n. Beirut: Da>r Ihya>’ al-‘Ulu>m. 1985.

Goldziher, Ignaz. Maza>hib al-Tafsi>r al-Isla>mi>, Terj: Alaika Salamullah.

Yogyakarta: Elsaq Press. 2006.

Ghofur, Saiful Amin. Profil Para Mufassir al-Qur’a>n. Yogyakarta: Pustaka

Insan Madani. 2007.

Al-Hama>wi>, Syiha>b al-Di>n Ibn Abd Alla>h Ya>qu>t. Mu’jam al-Bulda>n. Beirut: Da>r Sa>dir, t.th.

Haryono, Yudi. Bahasa Politik al-Qur’an; Mencurigai Makna Tersembunyi di Balik Teks. Jakarta: Gugus Press. 2002.

Hasbullah, Hanung dkk. Mozaik Sejarah Islam. Yogyakarta: Nusantara

Press. 2011.

Hasanuddin AF, Anatomi al-Qur’an. Jakarta: Raja Grafindo, 1995

Hayya>n, Abu>. Bah}r al-Muhi>t Juz 4, hlm. 447. dalam DVD ROM. Maktabah

al-Sya>milah.

Housma, M. et.al (ed), First Ensiclopedia of Islam 1913-1936. Leiden: EJ.

Brill. 1993.

Al-Isma>’i>l, Nabil bin Muhammad Ibrahim. ‘Ilm al-Qiraat Nasy’atuhu, Atwaruhu, atsaruhu fi al-‘Ulum al-syar’iyyah. Riyadh: Maktabah al-Taubah,

2000.

‘Iya>zi>, Sayyid Muhammad Ali. Al-Mufassiru>n, Haya>tuhum wa Manhajuhum. Teheran: Mu’assasat al-Thiba’ah wa al-Nasyr Wizarat al-Saqafat

al-Irsyad al-Islami. 1373.

Ismail, Ahmad Qusyairi. Trilogi Ahlusunah Akidah Syariah dan Tasawuf. Sidogiri: Pustaka Sidogiri. 2012.

Al-Jabiri, Muhammad Abid. Madkhal ila al-Qur’a>n al-Kari>m. Beirut:

Markaz Dirasat al-Wihdah al-‘Arabiah. 2006.

Jahja, HM. Zurkani. Teologi Al-Ghazali; Pendekatan Metodologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 1996.

Page 52: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

233

Jalal, Abdul. Ulum Al-Qur’an. Surabaya: Dunia Ilmu. 2000.

Al-Jazari>, Ibn. Munjid al-Muqri’i>n wa Mursyid al-Tha>libi>n. Bairut: Da>r al-

Kutub al-‘Ilmiyyah, 1980.

___________. Al-Nasyr fi al-Qira>’at al-‘Asyr. Mesir: Da>r a-Fikr, T.th.

___________. Tah}bi>r al-Taisi>r. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiah. 1983.

___________. Taqri>b al-Nasyr fi> al-Qira>’a> al-‘Asyr, tahqi>q: Jamaluddi>n

Muhammad Syaraf. Kairo: Da>r al-Tura>s\: 2002.

Jubaedah, Siti. Qira>’at dalam Tafsir Muqa>til bin Sulaima>n. Tesis UIN

Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2015.

Al-Juwaini, Mus}t}afa> al-Sa>wi>. Manhaj al-Zamakhsyari> fi> Tafsi>r al-Qur’a>n.

Kairo: Da>r al-Ma’a>rif, t.th.

Junaidi, Jujun. Filsafat Ilmu; Sebuah Pengantar Populer. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan. 1996.

Karman, Supiana dan M. Ulum al-Qur’a>n dan Pengenalan Metodologi Tafsir. Bandung : Pustaka Islamika. 2002.

Khallika>n, Ibn. Wafa>yat al-A’ya>n wa Anba’ Abna>’ al-Zama>n. Beirut; Dār

al-Sādir. t.th.

Khalawayh, Ibn. al-H{ujjah fi> al-Qira>’a>t al-Sab’. Kairo: Da>r al-Shuruq.

1977.

Khaldu>n, Ibn. al-Muqaddimah. Beirut: Da>r al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1993.

Khalil al-Mys ‚Mashadir al-Mafa>ti>h al-Ghaib‛ dalam Muqaddimah Tafsir al-Fakhr al-Ra>zi>. Beirut: Dar al-Fikr. t.th.

King, Richard. Agama, Orientalisme, dan Poskolonialisme, terj. Agung

Prihantoro. Yogyakarta: Qalam. 2001.

Lahin, Mu>sa> Sya>hin. Al-La’a>li al-Hisan Fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Kairo: Da>r al-

Syuru>q. 2002.

Ma>jah, Ibn. Sunan Ibn Majah, Bab Iftira>q al-Umam, Dalam Maktabah al-

Sya>milah.

Page 53: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

234

Majid, Nurcholis. Islam Indonesia Menatap Masa Depan. Jakarta: P3M.

1989.

Matdawam, Noor. Aqidah dan Ilmu Pengetahuan Dalam Lintasan Sejarah Dinamika Budaya Manusia. Yogyakarta: Bina Karier. 1990.

Ma’rifat, Muḥammad Hadi. Ta>rikh al-Qur’a>n, terj: Toha Musawa. Jakarta:

Al-Huda. 2007.

Muhsin, Imam. Tafsir Rasional al-Zamakhsyari; Telaah terhadap Tafsir Al-Kasysya>f .Yogyakarta: Adab Press. 2012.

Muja>hid, Ibn. Kita>b al-Sab’ah fi al-Qira’at. Kairo: Dar al-Ma’arif. 1119.

Musaddad, Endad. Munasabah dalam Tafsir Mafa>tih al-Ghaib. Skripsi UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta. 2005.

Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKIS.

2012

______________. Dinamika Sejarah Tafsir al-Qur’a>n Dari Periode Klasik,

Pertengahan, Hingga Modern-Kontemporer. Yogyakarta: Pondok LSQ. 2012.

______________, Mazahibut Tafsir; Peta Metodologi Penafsiran Al-Qur’an Priode Klasik Hingga Kontemporer. Yogyakarta: Nun Pustaka. 2003.

Al-Naisaburi>, Muslim Ibn Hajaj. Shahi>h Musli>m. Da>r Ihya>’ al-Tura>ts al-

‘Arabi>, t.th.

Nasution, Harun. Teologi Islam; Aliran-aliran Sejarah Analisa Perbandingan. Jakarta: UI Press. 1986.

_______________. Ensiklopedi Islam Indonesia. Jakarta: Djambatan. 1992.

_______________. Islam Rasional Gagasan dan Pemikiran. Bandung:

Mizan. 1995.

Noor, Muhammad Hidayat. Ilmu Qira>’at al-Qur’a>n: Sebuah Pengantar, Studi Ilmu-ilmu al-Qur’a>n dan Hadis, III, Juli 2002.

Al-Nuh}a>s, Abi> Ja’far. I’ra>b al-Qur’a>n. Beirut: ‘A>lim al-Kita>b. 1988.

Nur, Muḥammad Hidayat. ‚Ilmu Qira>’at al-Qur’a>n: Sebuah Pengantar‛.

Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadis, III, Juli 2002.

Page 54: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

235

Al-Qa>di>, Abd al-Fatta>h. Al-Qira>’at al-Syazzah. Beirut: Da>r al-Kita>b al-

‘Arabi. 1981.

Al-Qaṣṭala>ni>, Syiha>bu al-Di>n. Lata>if Al-Isya>ra>t Li funu>n al-Qira>’at. Mesir:

al-Majelis al-A’la>li al-Syu’u>n al-Isla>miyyah, 1972.

Al-Qat}t}a>n, Manna. Maba>his\ fi> ‘Ulu >m al-Qur’a>n. Riyadh Mansyurat al-Ashr

al-Hadis. Tth.

Al-Qurt}u>bi>, Muhammad Ibn Ahmad. Al-Ja>mi’ li Ahka>m al-Qur’a>n. Kairo:

Da>r al-Syu’b. 1372 H.

Qutb, Sayyid. Tafsir Fi Zhilal al-Qur’an. Terj. As’ad Yasin dkk. Jakarta:

Gema Insani Press. 2003.

Raya, Ahmad Thib. Fungsi al-Baya>n dalam Tafsir al-Kasysya>f. Jakarta:

SPS UIN Jakarta. 1999.

Rauf, Hasan Abdul M. el. Badawiy dan Dr. Abdurrahman Ghirah.

Orientalisme dan Misionarisme, terj. H. Andi Subarkah. Bandung: Rosdakarya,

2007

Al-Ra>zi>, Fakhruddin. Roh itu Misterius, Ed: Muhammad Abd al-Aziz al-

Hillawi. Terj.Muhammad Abdul Qadiral-Kaf. Jakarta: Cendekia Sentra Muslim.

2001.

_______________, Tafsi>r Mafa>ti>h} al-Ghaib. Beirut: Dar al-Fikr. 1981

_______________,Khalq al-Qur’a>n wa Ahlissunnah. Tahqi>q: Ah}mad Hija>zi>

(Beirut: Da >r al-Ji>l. 1993

Ridha, Rasyid. Tafsi>r al-Mana>r. Cairo: Dar al-Manar, 1947.

Al-Rumi, Abdurrahman, Ulum al-Qur’an, Studi Kompleksitas al-Qur’an.

t.tp: Titian Ilahi Press. 1977.

Said, Edward. Orientalisme. Terj. Asep Hikmat. Bandung: Pustaka. 1985.

Salam, Abu ‘Ubaid al-Qasim bin. Fada’il al-Qur’an. Beirut: Dar Ibn Kasir.

tth.

S}a>lih}, Subh}i>. Maba>h}is\ Fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-‘Ilmi li al-

Mala>yin. 1997.

Page 55: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

236

Al-Sa>mi’ra>’i>, Fa>d}il Sha>lih. al-Dira>sa>t al-nahwiyah wa al-Lughawiyah ‘inda al-Zamakhsyari>. Bagdhad, Da>r al-Nazhi>r. 1970.

Shihab, Muhammad Quraish. Membumikan al-Qur’an. Bandung: Mizan.

2009.

_______________________. Studi Kritis Tafsir Al-Manar Karya Muhammad Abduh dan M. Rasyid Ridha. Bandung: Pustka Hidayah. 1994.

_______________________. Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. 2003.

Volume 1

_______________, Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Volume 2

_______________, Al-Mishbah. Jakarta: Lentera Hati. Volume 7

As-Shiddiqi, M Hasbi. Sejarah Pengantar Ilmu al-Qur’a>n. Jakarta: Bulan

Bintang. 1989.

Shiddiqi, Nourouzzaman. Sunni Dalam Perspektif Sejarah. Dalam

Aljami’ah: Journal Of Islamic Studies. No 57. 1994.

Sirajuddin, Ensiklopedi Islam. Jakarta: PT. Ikhtiar Baru Van Howe. 1993.

Smith, Wilfred Cantwell. Kitab Suci Agama-agama terj. Dede Iswadi.

Jakarta: Teraju, 2005.

Al-Sindi>, Abd al-Qayyūm bin Abd al-Gafūr. S}afha>t fī Ulu>m al-Qira>’at. Makkah: Maktabah al-Imdadiyah. 2001

Al-Suyu>ṭi, Jala>l al-Di>n. Al-Itqa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-Fikr.

1979.

Sya>hin, Abdul Shabur. Dhifa>’ Dhidd Hujuma>t al-Istisyra>q; Ta>rikh al-Qur’a>n. terj. Khaerul Amru Harahap dan Ahmad Faozan. Jakarta: Penerbit

Erlangga. 2006.

Syuhbah, Muhammad Abu. Al-Madkhal Lidira>sah al-Qur’a>n. Kairo:

Maktabah al-Sunnah. 1992.

Syahrur, Muhammad. Metodologi Fiqih Islam Kontemporer, terj. Sahiron

Syamsuddin. Yogyakarta: Elsaq Press. 2004.

Syukri, Ahmad Khalid. Muqaddimah fi> ‘Ilm-al-Qira>’a>t. Oman: Da>r

Amman. 2001.

Page 56: QIRA’AT DALAM KITAB TAFSIR - digilib.uin-suka.ac.iddigilib.uin-suka.ac.id/19880/1/1320510004_BAB-I_IV-atau-V_DAFTAR-PUSTAKA.pdf · sebuah qira’at, di samping ia terlihat pasif

237

Al-Tammi>mi, Muhammad bin Khali>fah bin ‘Ali. Mu’taqad Ahlussunnah Waljama’ah Fi> Tauhid al-Asma>’ wa al-Sifa>t. Maktabah al-Sya>milah. 2007.

Al-Ṭabari>, Ibn Jari>r. Ja>mi’ al-Baya>n Fi> Tafsi>r al-Qur’a>n. Beirut: Da>r al-

Ma’a>rif. 1978.

T{aba’t}aba>’i>, al-Mi>za>n fi> Tafsi>r al-Qur’a>n. Tkp: Mu’assasah nas}r al-Isla>mi>.

Ttp.

Ṭa>lib, Makki bin Abi>. Musykil I’ra>b Al-Qur’a>n. Damaskus: Majma’

Lughah Al-ArAbi>yah. 1974.

Al-‘Umari, ‘Ali Muhammad Hasan. Al-Ima>m Fakhruddi>n al-Ra>zi> Haya>tuhu wa As\aruhu. Saudi: Lajnah al-Qur’a>n Walhadi >s\. 1969.

Us\ma>n, Husni Syaikh. Haqq al-Tila>wah. Urdun: Maktabah al-Mana>r.

1988.

‘Umar, Ahmad Mukhtar. Mu’jam al-Qira>’a>t al-Qur’a>niyyah. ttp: ‘A<lam al-

Kutub. tth.

Yusuf, Muḥammad (dkk). Studi Kitab Tafsir Menyuarakan Teks Yang

Bisu. Yogyakarta: Teras. 2004.

Al-Zamakhsyarī, Mahmu>d bin ‘Umar. Al-Kasysya>f ‘An Ḥaqqa>’iq al-Tanzi>l wa ‘Uyu>n al-‘Aqa>wi>l fi> Wuju>h al-Ta’wi >l. Teheran: Intisyarat Aftab. t.th

Al-Zarqa>ni>, Abdul ‘Azhi>m. Mana>hril al-‘Irfa>n fi> ‘Ulu>m al-Qur’a>n. Mesir:

Isa> al-Ba>bi al-Halabi, t.th.

Al-Z|ahabi>, Muhammad Husain. Al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n. Kairo:

Maktabah al-Wahbah. 2000.

___________________________. Al-Tafsi>r wa al-Mufassiru>n. Beirut: Da>r

al-Fikr al-Kutub al-Hadi>s\ah. 1976.

Zahrah, Abu>. Ta>rikh al-Mazahib al-Islamiyyah. Beirut: Da>r al-Fikr. tth.

Zarkasyi, Hamid Fahmy. Liberalisasi Pemikiran Isam: Gerakan bersama

Missionaris, Orientalis dan Kolonialis, Ponorogo: CIOS, 2007

Al-Zuhaili, Wahbah. al-Tasfi>r al-Muni>r fi> al-‘Aqi>dah wa al-Syari>’ah wa al-Manhaj terj. Abdul Hayyie. Jakarta: Gema Insani. 2013.