STRATEGY MENGURANGI KENAIKAN TOTAL MOISTURE KARENA PENGARUH CUACA. STRATEGY TO REDUCE THE INCREASING OF TOTAL MOISTURE BECAUSE OF THE IMPACT OF WHEATHER Background Teori Teori Moisture Moisture yang terdapat dalam batubara pada prinsipnya terdiri dari dua jenis yaitu Inherent Moisture dan Extraneous Moisture. Inherent moisture nilainya relatif tetap, tidak fluktuatif dan tidak terpengaruh oleh humiditas dan juga tidak dapat dihilangkan dengan air drying pada ambient temperature. Inherent moisture ini hanya bisa dihilangkan dengan pemanasan dengan temperature diatas 100 derajart Celsius. Sedangkan Extraneous moisture adalah moisture yang berasal dari luar seperti dari air hujan, air siraman air genangan dan lain-lain. Moisture ini sering juga disebut surface moisture karena dianggap moisture ini hanya berada dipermukaan partikel batubara. Moisture ini ada di dalam batabara setelah batubara terbentuk. Nilai dari moisture ini berubah-ubah sesuai dengan perubahan humiditas dimana batubara tersebut berada. Adapun faktor lain yang mempengaruhi naik turunnya nilai moisture ini adalah ;

1. Luas permukaan batubara 2. Banyaknya air yang tercurah kedalam batubara tersebut.

Total moisture Moisture which is contain in coal principally consist of two types that is inherent moisture and extraneous moisture. Its Moisture has Inherent relative value, not fluctuate and not affect by humidity and also cannot be eliminated with air drying at ambient temperature. This Inherent Moisture can only eliminated by warm-up in temperature above 100 degree Celsius. While moisture extraneous is moisture which coming from outside like from rain, irrigate water, settling pond and others. This Moisture often called as surface moisture because assumed that this moisture only reside on surface of coal particle. This Moisture is existing in coal after coal formed. Value from this moisture is fluctuating according to changes of humidity where the coal reside in. For the other factor which fluctuate influence this moisture is : 1. Wide coal surface 2. The number of bulk water into the coal. Total Moisture adalah jumlah dari kedua jenis moisture tersebut. TM = IM + EM Istilah TM. IM dan EM diatas adalah merupakan istilah pengertian atau filosofi bukan merupakan istilah parameter. Metoda penentuan moisture bermacam-macam jenis parameternya tergantung dari interpretasi dari nilai moisture yang diinginkan. Beberapa contoh parameter dari moisture adalah sebagai berikut ;

• Total Moisture (disebut juga ; as received moisture, as sampled moisture) • Air dried moisture (disebut juga ; Inherent moisture (AS standard),

moisture in the analysis sample, as determined moisture, as analysed moisture)

• Equilibrium moisture (EQM) (disebut juga ; Inherent moisture(ASTM), in-situ moisture, bed moisture, Moisture Holding Ccapacity (MHC dalam ISO) )

• Transportable moisture / flow moisture.

Selain istilah-istilah moisture diatas yang merupakan parameter, ada juga istilah lain yang merupakan tahapan penentuan TM yaitu Air dry loss moisture, free moisture, dan residual moisture. Akan tetapi nilainya tidak biasa dilaporkan secara individual melainkan dilaporkan sebagai gabungan yaitu sebagai Total moisture. Total moisture is the amount of both types of the moisture. TM = IM + EM Term of TM, IM and EM above are to represent congeniality term or philosophy not such a parameter term. Determination method of moisture is has all kinds of its parameter type depends on interpretation from wanted moisture value. Some are the examples of parameter from moisture there are :

• Total moisture (also referred ; as received moisture, as sample moisture) • Air Dried Moisture ( also referred as ; Inherent moisture (AS standard),

moisture in the analysis sample, as determined moisture, as analysed moisture)

• Equilibrum moisture (EQM) also referred ; Inherent moisture (ASTM), in situ moisture, bed moisture, moisture holding capacity (MHC in ISO)

• Transportable moisture / flow moisture. Besides moisture term above which representing parameter, there is also another term which represent step determination of TM that is air dry loss moisture, free moisture f, and residual moisture. However its value is not ordinary reported individually but reported as alliance that is as totalizing moisture. Teori Surfactant – Humactant-Emulsi Polimer Teori Surfactant Surfactant berfungsi untuk meningkatkan wetability dari batubara, karena seperti kita ketahui bahwa batubara adalah organik yang bersifat non polar sehingga tegangan permukaan pada batubara besar sekali akibatnya batubara susah sekali dibasahi dengan air. Dengan surfactant yang pada gugus molekulnya memiliki radikal-radikal hydrophilic dan hydrophobic mampu menurunkan tegangan permukaan sehingga batubara tersebut dapat terbasahi dengan air dengan baik, dan oleh karena itu partikel-partikel fine coal akan terikat dengan air yang sekaligus akan mengontrol debu batubara. Mekanisme fungsi dari surfactant dapat secara kimia dapat digambarkan sebagai berikut : Surfactant function to increase wetability from coal, because as we know that coal is an organic which have non polar character so that surface tension in coal is growing big and made coal is hard to wetted with water. With surfactant which is on its molecule bunch have hydrophilic radicals and hydrophobic can degrade surface tension so that the coal can wet with water better, and therefore fine coal particle will tied with water which at the same time will control coal dirt. Function mechanism from surfactant in chemically can be described as follows Pada waktu surfactant menyentuh permukaan batubara yang sulit terbasahi, radikal hydrophobic akan terserap dipermukaan batubara tersebut sedangkan radikal hydrophilicnya akan membentuk permukaan yang mudah dibasahi, sehingga permukaan batubara tersebut menjadi mudah dibasahi. When surfactant touch surface of coal which is difficult to wetted , hydrophobic radical will be permeated on the surface of the coal while hydrophilic radical will form surface which is easy to be wetted, so that surface of coal become easy to wetted

Radikal Radikal hydrophilic hydrophobic Permukaan Hydrophilic Gam. 1 Struktur surfactant Gam. 2 absorption of surfactant on coal Dengan permukaan yang menjadi hydrophilic, maka sudut kontak antara air dan batubara menjadi lebih kecil seperti digambarkan pada gambar 3 dan gambar 4. With surface becoming hydrophilic, then the angle of contact between coal and water become bigger like shown in picture 3 and picture 4 Water Partikel ( tetes air ) Partikel surfactant dilution Gambar- 3 Coal wetting with water Gambar-4 Coal wetting with water + Surfactant Teori Humectant Fungsi dari humectant adalah pendukung dari fungsi surfactant, dimana fungsi humectant adalah untuk mengkontrol penguapan air dan memperpanjang pembasahan dipermukaan batubara. Efek dari fungsi surfactant apabila tanpa humectant hanya akan ditunjukan selama air berada dipermukaan batubara, apabila air tersebut hilang karena penguapan dan permukaan menjadi kering, maka dengan mudah partikel partikel fine coal beterbangan kembali dan menimbulkan masalah debu kembali. Jadi fungsi humectant adalah sebagai pengontrol penguapan sekaligus untuk mendukung efek dan fungsi surfactant. Selain itu dikarenakan oleh lapisan air yang dihasilkan oleh larutan tersebut, maka oksidasi pada temperatur rendah dan penguapan air dapat terkontrol. Function of humectants is supporter of surfactant function, where humectants function is to control evaporation of water and lengthen drenching on coal surface. The effect from surfactant function if without humectants will only shown during water reside in coal surface, if the water lose because surface and evaporation become dry, then easily coal fine particle fly again and cause the problem of dirt return. So the humectants function is as evaporation controlling and also to support

the effect and function of surfactant. Besides of water layer which resulted by those condensation, then the oxidation at low temperature and evaporation of water can be controlled. Teori Emulsi polymer Emulsi polymer ini berfungsi sebagai pengikat setiap partikel-partikel powder (fine coal) dan pembentuk lapisan mantel pada permukaan batubara, sehingga ini akan berfungsi mencegah terjadinya debu. Selain itu pemasukan udara ke dalam pile batubara dikontrol oleh emulsi polymer ini sehingga ini berfungsi untuk mengkontrol oksidasi pada temperatur rendah. Yang perlu dicatat bahwa dengan emulsi polymer ini menyebabkan larutan tsb menjadi resist terhadap air dan tidak larut dalam air pada waktu membentuk lapisa mantel oleh pengeringan diudara. Lihat gambar . 5 This polymer emulsion function as fastener of each powder particle ( fine coal) and form coat layer on coal surface, so that it will function to prevent the happening of dirt. Besides that the air supply into coal pile controlled by this polymer emulsion so that function to control oxidation at low temperature. Need to know that with this polymer emulsion cause the solution become resist toward water and insoluble in water when forming coat layer by draining on the air. See picture 5. Partikel Polymer Water evaporation

Chemical Coalescence partikel polymer Resin polymer Gambar. 5 Model adhesi powder batubara (fine coal) Dengan melihat fungsi dari larutan emulsi polimer, jelas sekali bahwa larutan tersebut membantu dalam penanggulangan masalah debu dan juga menghambat terjadinya oksidasi pada suhu rendah yang merupakan inisial dari terjadinya pemanasan sendiri ( self heating ) dan juga dapat menghambat penambahan extraneous moisture. Seen the function from polymer emulsion condensation, clearly that the condensation help in solving the problem of dirt and also pursuing the happening of oxidation at low temperature which represent initial from the happening of self warm-up ( self heating) and also can pursue in adding of extraneous moisture

Pembahasan Didalam industri perbatubaraan nilai moisture merupakan parameter yang pasti ada dalam transaksi jual beli batubara dan sangat diperhatikan dikarenakan oleh pengaruh negative dari nilai moisture ini. Pengaruh negative secara komersial adalah ;

1. Mengurangi volume batubara itu sendiri secara kuantitas 2. Menambah energy untuk menaikan temperature baik pada primary air

maupun secondary air pada saat injeksi PCI fuel dilakukan kedalam boiler. Biasanya hal ini terjadi apabila batubara yang digunakan di Power station dengan cara injection.

3. Moisture adalah non combustible material dalam batubara bahkan sebaliknya ikut mengkonsumsi panas pada saat batubara tersebut dibakar sehingga mengurangi panas yang dihasilkan dari pembakaran batubara tersebut.

Moisture value in coal industry is definitive parameter in coal sales transaction and very paid attention because of the negative influence from this moisture value. Negative influence commercially are ;

1. Decreasing self coal volume in quantity 2. Adding energy for increasing good temperature at primary air and

secondary air when injection of PCI fuel done into boiler. Usually this matter happened if coal used in power station by injection

3. Moisture is the non combustible material in coal even on the contrary follow to consume heat when coal burned so that decrease heat from coal burning.

Untuk mengurangi kerugian yang diakibatkan oleh berkurang atau bertambahnya volume batubara yang diakibatkan oleh naik turunnya moisture (no. 1), didalam kontrak jual beli batubara biasanya selalu ada price adjusment yang seiring dengan naik turunya nilai moisture. Adjustmentnya ada yang langsung ke kuantitas yaitu dengan mengkalkulasi pertambahan moisture sebagai volume batubara yang hilang, sehingga dengan suatu formula akan didapat adjustment tonnase actual yang akan dijadikan dasar pada paymentnya. Ada pula adjustment langsung dengan pengurangan atau penambahan dasar harga per ton batubara seiring dengan naik turunya moisture tersebut. Bahkan banyak juga yang menempatkan nilai moisture ini dalam term rejection limit. Sedangkan untuk megurangi kesalahan perkiraan nilai kalori yang dihasilkan didalam penggunaannya (no. 3), biasanya Buyer juga membuat spesifikasi nilai kalorinya dalam basis NAR (Net as received) Karena nilai kalori dalam basis inilah yang lebih mendekati ke actual kalori yang dihasilkan pada saat batubara tersebut dibakar. Jadi jelaslah bahwa betapa berartinya nilai moisture dalam batubara terutama untuk tujuan komersial. Tentu saja baik Seller maupun Buyer tidak ada yang mau dirugikan atas akibat negatif dari nilai moisture ini. Kalau Buyer berusaha dengan membuat suatu spesifikasi yang ketat, sebaliknya bagi Seller harus mengupayakan bagaimana caranya untuk mengurangi akibat dari moisture ini, baik untuk mengkatrol harga dasar maupun untuk mencegah rejection yang akibatnya sangat fatal bagi Seller. Selain itu juga untuk menjaga kesan yang baik dan kepuasan bagi Customer dengan memberikan kualitas yang sama atau paling tidak mendekati guarantee specification secara konsisten. To reduce loss which is caused from decrease or increasing coal volume which is caused by fluctuating of moisture ( no. 1), in coal sales contract usually there is an adjustment price which is follows with fluctuating moisture. There is an adjustment which directly to quantity it is with calculating increasing moisture as missing coal

volume, so that with a formula will got an actual tonnage adjustment which will be made as base for payment. There is also direct adjustment with elementary addition or reduction of price/ ton of coal follows with fluctuating the moisture. Even some of placing this moisture value in term of rejection limit rejection. While to reduce mistake of calorie value estimation which is result in its use ( no. 3), usually buyer also make the specification of its calorie value in NAR bases ( Net Ace Received) because its calorie value in this bases more close to actual calorie which produce when the coal burned. So its clear that so important moisture value in coal especially for purpose of commercial. Whether buyer and also seller no one want to be harmed toward negative effect from this moisture value. If buyer try by making tight specification, on the contrary to the seller have to strive how to reduce the effect of this moisture, whether to mark up base price even to prevent rejection which has fatality result to seller and to keep of good impression and customer satisfaction by giving the same quality or at least close to guarantee specification consistently. Di tambang lain telah diupayakan untuk mengurangi nilai moisture batubara terutama pada musim hujan seperti sekarang ini, adalah dengan penutupan plastik pada batubara yang sudah berada di tongkang juga pernah dilakukan diatas stockpile. Mungkin banyak orang yang masih bertanya-tanya dalam hatinya atau bahkan langsung menanyakan mengenai efektivitas dari penutupan tersebut, bahkan ada juga yang masih meragukan efektivitasnya walaupun tidak secara langsung. Menghadapi hal tersebut kami dapat memaklumi karena mungkin ada diantaranya yang belum mengerti betul mengenai dasar pemikiran dengan diputuskannya penutupan plastik. Untuk itulah kami mencoba menjelaskan tentang dasar pemikiran tersebut yang akan sekaligus menjelaskan bahwa upaya tersebut sudah diperhitungkan dan dianggap yang terbaik untuk saat ini. Kecuali ada ide lain yang secara teoritis dan praktis lebih baik dari upaya ini, dan hal tersebut sangat diharapkan sekali. In other mine have been strived to reduce coal moisture value especially when rains like this time, is with closing of plastic at coal which have resided in lighter also have been done above stockpile. Its possible if many people still ask themselves or even directly ask about effectiveness from it closing, even there also still doubt of its effectiveness although not directly. Facing this problem, we can tolerate because possible if there is others which not yet understood correctly about rationale decided of closing the plastic. So that we try to explain about the rationale and also explain that the effort have been reckoned and assumed best at this time. Except if there is any other idea which theoretically and practical more than this effort, and it very expected. Sesuai dengan teori diatas, bahwa batubara mengandung moisture dengan dua type atau sumber yaitu Inherent moisture dengan extraneous moisture. Untuk inherent moisture saat ini kita tidak bisa merubah atau menurunkannya karena merubah nilai inherent moisture tidak bisa dengan cara konvensional sebab sifat inheren moisture tidak bisa dihilangkan dengan air drying pada temperature ruang sedangkan kita menjual batubara pada temperature ruang, jadi jelas hal ini tidak mungkin. Inherent moisture hanya bisa dirubah atau diturunkan dengan suatu teknologi misalkan dengan pressing (pemadatan) untuk memperkecil kapiler atau pori-pori renik dalam struktur batubara tersebut. Atau dengan konversi ke bentuk product lain selain sebagai batubara curah. Yang masih memungkinkan dengan upaya konvensional adalah extraneous moisture karena sifatnya yang fluktuatif dan berubah-ubah tergantung

pada humiditas, musim, dan sedikit banyaknya air yang tercurah pada batubara tersebut. According to the theory above, coal is consist of moisture with two source or type that is inherent moisture and extraneous moisture. For inherent moisture at this time we cannot change or degrading it because changing the moisture inherent value cannot done conventionally because characteristic of inherent moisture cannot be eliminated with air drying at room temperature while we sell coal at room temperature, so its clear that this matter is impossible. Inherent Moisture can only change or degraded with a technology for example with pressing to minimize capillary or renic pore in the coal structure, or with conversion to other product besides as bulk coal. Which is still possible with conventional effort is extraneous moisture because the characters which is fluctuative and fluctuate depend on humidity, season, and more or less bulk of water into the coal. Untuk hal ini marilah kita meninjau kembali teori moisture dalam batubara dan sifat-sifatnya; Nilai extraneous moisture dalam batubara dipengaruhi oleh beberapa faktor dan salah satu faktor tersebut adalah luas permukaan. Sejak batubara ditambang dari Pit, sejak itu pulalah luas permukaan batubara tersebut bertambah besar dibanding dengan in-situnya atau coal in bednya seiring mengecilnya ukuran partikel batubara tersebut. Apalagi setelah batubara tersebut digiling ke ukuran 50 mm, luas permukaanya semakin besar. Seperti kita ketahui bahwa ukuran partikel berbanding terbalik dengan luas permukaannya pada massa yang sama. Oleh sebab itu typical moisture dari suatu batubara dalam bulk adalah fungsi dari size distribusi dari partikel batubara tersebut. Mengenai size distribusi ini berkanaan dengan type crusher, dan sifat dari batubara tersebut. Hal ini memerlukan penelitian yang lebih lanjut karena sehubungan dengan masalah crusher yang tidak bisa dengan mudah dapat ditemukan jenis atupun sistem dari crusher tersebut. Dan saat ini memang yang paling cocok untuk crushing batubara adalah typpe Double Roll Crusher. Extraneous moisture value in coal influenced by some factor and one of those factors is wide of surface. Since coal mined from pit, wide of surface of coal is growing larger compared with in-situ or in coal in-bed condition follows with minimizing of coal particle size. It be more after the coal milled to 50 mm size, wide of surface become bigger. As we know that particle size inversely proportional with surface wide in same mass. So that moisture typical of coal from bulk is function from distribution size from coal particle. This matter need furthermore research because referring to crusher problem which cannot easily can be found the type and or even the system from the crusher. And at this time it is most suited for coal crushing is Double Roll Crusher type. Karena nilai extraneous moisture ini adalah fungsi dari luas permukaan, maka nilainya akan semakin naik seiring dengan waktu atau umur batubara tersebut berada di storage pile. Karena seperti kita ketahui semakin lama umur di stockpile maka akan semakin rapuh batubara tersebut yang disebabkan oleh pengaruh weathered kemudian pecah dan membuat luas permukaan baru. Didalam kenyataanya di lapangan yang dihubungkan dengan sistem sampling batubara, extraneous moisture dapat dibagi lagi menjadi dua yaitu surface moisture dan excess water. Surface moisture adalah maksimum air yang dapat diadsorpsi oleh permukaan partikel batubara pada saat air tersebut membasahi atau melewati permukaan batubara tersebut. Sedangkan excess water adalah air yang pada saat lewat di antara partikel batubara dalam perjalananya menuju dasar (drain ) atau lebih

sederhana dapat disebut sebagai air lewat. Total moisture real sebenarnya adalah hanya inherent moisture dengan surface moisture, akan tetapi karena excess water ini juga tersampling pada saat batubara tersebut diambil samplenya maka air ini pun menjadi bagian dari TM karena sesuai dengan filosofinya “as sampled moisture”. Air apapun yang terambil pada saat sample itu diambil termasuk air hujan yang masuk pada sekop sample apabila sampling dilakukan pada saat hujan akan dianggap bagian dari total moisture. Because of this extraneous moisture value is wide of surface function, so its value will progressively go up follows with coal age or time reside in storage pile. Because as we know longer old age in stockpile so coal will be brittle progressively which cause of weathered influence then break and make wide of new surface. In reality, reference to field which is according to coal sampling system, extraneous moisture can be divided again become two that is surface moisture and excess water. Surface moisture is maximum of water able to adsorption by coal surface particle when the water wetting or passing the coal surface. While excess water is water which is when it pass among coal particle on the way to go to base ( drain) or more simple can be said as pass water . Totalize of real moisture in fact is only inherent moisture with surface moisture, however because of this excess water is also sampling when coal taken by its sample then this water is also become the part of TM because according to its philosophy " as sampled moisture". Any water which is taken when that sample taken including rainwater which is enter at sample spade if sampling done when raining will be assumed as the part of total moisture. Sumber excess water yang jelas adalah hujan dan air dari sprayer misalnya dari dust supression. Sifat excess water dalam partikel batubara adalah mengalir seiring dengan drainage yang ada. Cepat atau lambatnya aliran excess water dalam tumpukan batubara tergantung kepada bagus tidaknya drainage didasar tumpukan batubara. Apabila drainage didasar tumpukan sangat bagus dan lancar, maka makin cepat pula excess water tersebut meninggalkan batubara bahkan ada akselerasi aliran yang disebabkan efek aliran dalam kapiler atau seperti halnya prinsip dari Jet pump. Tapi sebaliknya apabila drainage tidak bagus atau bahkan mampat, maka air akan tergenang didasar tumpukan bahkan ada kecenderungan menghambat turunnya excess water yang ada didalam tumpukan bagian atas. Bahkan pada saat permukaan tumpukan terjadi penguapan excess water tersebut ada kecenderungan merambat keatas dan membasahi batubara diatasnya. Sesuai dengan sifat air dalam tumpukan partikel material. Source of excess water is rain and water from sprayer for example from dust suppression. Characteristic of excess water in coal particle is to flow along with existing drainage. Sooner or later of excess water stream in coal stockpile depended to nicely or not the drainage in source of coal stockpile. If drainage in stockpile is good and fluent, then it make more quickly those water excess to leave coal and may even caused of stream acceleration which is cause by stream effect in capillary or as like the principal of jet pump. But on the contrary if drainage doesn’t function well or stuff up, so that water will be suffused in base of stockpile may even cause tendency of stuffing the flow of excess water which is inside of upper stockpile. Even when surface of pile happened evaporation of excess water there is tendency to creep up and wet coal on it. Refers on nature of water in material particle pile Excess water inilah yang sedang diupayakan dikurangi yaitu dengan penutupan plastik. Tentu saja hal ini harus diimbangi dengan drainage yang cukup

dibawahnya yaitu pada lubang-lubang drainage tongkang. Apabila tidak, maka efektivitas penutupan plastik kurang sempurna karena apabila batubara tersebut kehujanan pada saat di stockpile, apabila batubara tersebut dimuat ke tongkang air tersebut terkurung dalam tumpukan batubara. Dengan begitu efektivitas tutup plastik hanya pada pencegahan air yang masuk kedalam tumpukan batubara sedangkan excess water yang sudah ada dalam batubara sebelum diloading tidak bisa dikeluarkan setelah masuk ke kedalam tongkang. Penutupan dengan plastik dalam rangka mencegah naiknya nilai TM, hanya efektif pada musim hujan, sedangkan pada musim kemarau atau panas yang lebih berperan adalah penguapan. Sehingga penutupan plastik tidak diperlukan pada musim panas. Bahkan secara teoritis makin banyaknya permukaan yang diakibatkan oleh umur batubara di stockpile maka makin besar pula daerah “embarkasi” penguapan sehingga pengeringan akan semakin cepat. However, dalam hal ini masalah moisture mungkin tidak dirisaukan tapi ancaman yang lain perlu dicermati dan diperhatikan yaitu masalah debu dan sponcomb.This excess water is striving to be lessened that is with closing of plastic. Of course this matter have to balance with drainage which enough under it that is at lighter of drainage hole. If it not, then effectiveness closing of plastic less perfect because if the coal is watering by rain when in stockpile, if the coal loaded to the water lighter will be shut-in in coal pile. So that effectiveness of closing plastic only at prevention of water which enter into coal pile while excess water which have there in coal before loaded cannot be released after entering into lighter. Closing with plastic in order to preventing the increasing of TM, only effective at the rains, while at dry season or summer which more share is evaporation. So that closing of plastic do not needed at summer. Even theoretically if the surface of coal being more as a result of coal age in stockpile so that it also make bigger area of evaporation "embarkation" so that draining will faster. However, in this case the problem of moisture might not be apprehended but other threat need careful and paid attention that is problem of sponcomb and dust. Kesimpulan Dengan melihat basa-basi teori yang digabungkan dengan hasil observasi dan evaluasi di lapangan, maka dapat ditarik kesimpulan ataupun “sari” dari masalah Total Moisture diatas yaitu ; • Prinsip penutupan plastik adalah “Cover and Drainage” sehingga dalam

pelaksanaanya kedua prinsip tersebut harus betul-betul dilaksanakan untuk meningkatkan efektivitasnya.

• Khusus mengenai drainage, yang perlu diperhatikan bukan hanya diatas tongkang melainkan di storage pile area. Daya serap di base stockyard kurang sekali karena padatnya base stockpile tersebut. Ini bisa dilihat apabila sudah turun hujan dan tidak ada tumpukan batubara air akan tergenang cukup lama didaerah cekungan-cekungan. Jadi drainage di stockpile harus dibuat dengan pembuatan base stockpile dengan permukaan agak cembung atau dengan contur yang cocok sehingga excess water dari batubara dapat mengalir ke setling pond sehingga tidak tergenang di stockpile dan juga tidak menyebabkan erosi yang kuat pada coal bedding-nya. Untuk itu maintenance stockpile atau pembuatan contur base yang sesuai serta maintenance yang konsisten juga sangat berperan dalam improving kualitas batubara khususnya moisture. Hampir disemua literature merekomendasikan bahwa drainage yang bagus dari stockpile merupakan hal

yang terpenting dalam penyimpanan batubara termasuk hubungannya dengan masalah sponcomb.

• Evaluasi dari efektivitas dengan cara ini harus terus dievaluasi dengan data-data yang real selain nilai TM itu sendiri. Yaitu dengan menempatkan alat ukur curah hujan di tiap stockpile, dan kalau perlu dan ada setiap transhipment membawa alat ukur curah hujan portable yang praktis dibawanya sehingga data hujan di areal transhipment dapat terecord sebagai bahan acuan evaluasi tersebut.

• Penutupan plastik secara manual masih belum sempurna karena masih ada pengaruh cuaca pada saat unloading. Pada saat hujan di transhipment point Barge yang sedang sandar di lambung kapal dan sedang diunload akan tetap terkena hujan karena tidak mungkin untuk ditutup lagi. Dalam keadaan ini lagi-lagi drainase tongkang memegang peranan penting dalam mengurangi efek air hujan tersebut. Dan untuk menyempurnakannya perlu teknologi khusus yang membuat lebih praktis.

• Penambahan Emulsi Polimer mempunyai efek yang sama dengan penutupan plastic dimana dalam beberapa detik kandungan air dalam akan segera menguap sehingga yg tersisa adalah efek plastic dari larutan emulsi polimer yang melapisi bagian permukaan batubara sehingga dapat mencegah air masuk.

• Penerapan teknis ini harus disesuaikan dengan keperluannya. Jadi bukan merupakan reguler whole season. Yang pasti pada musim hujan penerapan upaya ini perlu dilakukan sampai ditemukan cara yang lebih praktis, ekonomis dan lebih efektive.

• Kata Kunci: • COAL COVER • BARGE’S DRAINAGE

Conclusion Seen platitude theory which is combined with result of evaluation and observation in field, so it can take conclusion or " essence" from problem of total moisture above that is;

• Principle of plastic closing is "Cover and Drainage" so that in practice it both of the principle have really done to improve its effectiveness

• Specially for drainage, what the most important not merely above the lighter but in storage pile area. Absorption in stockyard base is mostly less because the stockpile base denseness. It can be seen if rain come and there is no water coal pile will be suffused for long in hollows area. So the drainage in stockpile have to be made with making of stockpile base with surface rather convex or with compatible contour so that excess water from coal can flow into settling pond so that not be suffused in stockpile as and also not cause strong erosion at it coal bedding. So that stockpile maintenance or making of appropriate base contour and also consistent maintenance also so important in improving of coal quality specially moisture. Almost all literature recommend that good drainage from stockpile represent all important matter in saving coal including its relation with problem of sponcomb.

• Evaluation from effectiveness in this way have to continued evaluated with data which is real besides TM value itself. That is by placing rainfall measuring instrument in every stockpile, and if it necessary and exist in every

transhipment bringing practical portable rainfall measuring instrument so that rain data in transhipment area can record as a reference of evaluation.

• Closing of plastic manually still not perfect because there still happen weather influence when unloading. When rain in barge point transhipment which is leaning to the vessel and is being unload but watering by rain because impossible to be closed again. In this condition again lighter drainage take an important part in lessening the rainwater effect. And to completing it need special technology which make more practical.

• Addition of polymer emulsion have a same effect closing of plastic where in a few second inside water content will immediately condense so that which remain is plastic effect from polymer emulsion condensation which is layering in part of coal surface so that can prevent the entering water.

• This technical applying have to accommodated with its need. So that it not such a regular whole season. Surely when rain comes then this applying effort need to be done until found more practical way, economic and more effective.

• Key Word: COAL COVER and BARGE’S DRAINAGE

Review Kondisi Tongkang Kita (Review our Barge condition)

Foto-foto dilakukan pada Barge Steven 282 / BG Sun Flower 02 tanggal 19 Januari 2006 The photographs has taken on BG Staven 282 / BG Sun Flower 02 at 19 January

2006

Samping Kanan bagian Belakang S g Kiri Belakang ampin

Samping bagian Depan Bagian Belakang

Rekomendasi drainage Tongkang:

3 cm

30 cm

Head Stern

One of Coal Coating Agent

Calculation:

Chemical Agent calculation for TPC shipment Debit Spayer - Tunnel-2 = 40.00 Liter per minute - Chute = Liter per minute TOTAL = 40.00 Liter per minute Chemical Concentation = 2.5% Sprayer debit = 1.00 Militer per detik = 60.00 Militer per detik = 60.00 Liter per Hour Barge Cap = 8,000.00 Ton Loading Rate = 750.00 Ton per Jam Loading Time = 10.67 Jam Chemical Need = 640.00 Liter Shipment TPC 2 times per month - Chemical Agent/ton Coal = 0.080 Liter per ton - Cargo for a Month = 126,000.00 Ton - Total Chemical Need = 10,080.00 Liter 50 Drum Cost/ton Chemical = 6,500 Rp/Ltr Total Cost = 65,520,000 Rupiah Cost/ton = 520 Rp/Ton 1 USD = Rp 10,000 = 0.052 US/ton