r mtz 1336620025

Upload: mias

Post on 04-Oct-2015

240 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

r Mtz 1336620025

TRANSCRIPT

  • 1

    PENGEMBANGAN MATERI AJAR BERBENTUK COMPACT DISC

    (CD) INTERAKTIF PADA PEMBELAJARAN DONGENG

    DI MADRASAH TSANAWIYAH (MTs) NEGERI I PALEMBANG

    Hodidjah

    WIDYAISWARA

    ABSTRAK

    Penelitian ini berjudul Pengembangan Materi Ajar Berbentuk Compact Dist (CD)

    Interaktif pada pembelajaran Dongeng di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Negeri I

    Palembang bertujuan untuk (1) menghasilkan bahan ajar berbentuk CD pembelajaran

    Bahasa Indonesia yang valid dan praktis dan (2) mengetahui hasil belajar peserta didik

    setelah menggunakan CD pembelajaran Bahasa Indonesia di kelas. Metode penelitian yang

    digunakan adalah metode penelitian pengembangan (development research) yang terdiri

    dari 3 tahap yaitu (1) self evaluation, meliputi tahap analisis dan desain CD pembelajaran

    yang meliputi desain paper based dan desain computer based; (2) prototyping, meliputi

    tahap evaluasi dan revisi; dan (3) field test. Pengumpulan data dilakukan dengan cara

    observasi tes, dan angket. Hasil observasi menunjukkan bahwa aktivitas siswa selama

    proses pembelajaran telah mencapai 86,78 atau termasuk kriteria sangat baik. Tes siswa

    diperoleh nilai rata-rata mencapai 70,82 sudah melampaui standar ketuntasan minimal

    66.00 sedangkan hasil angket menunjukkan bahwa penilaian rata-rata siswa terhadap CD

    pembelajaran adalah 3,29 termasuk kriteria sangat baik. Kesimpulan dari penelitian ini

    adalah (1) Melalui validasi dan Evaluasi oleh para expert dan one-to-one, serta small group

    maka dihasilkanlah CD pembelajaran yang dikategorikan valid dan praktis, (2) Dari hasil

    analisis hasil standar isi dongeng diketahui bahwa nilai rata-rata siswa telah mencapai

    70,82 dengan kata lain sudah melampaui Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu,

    66,00. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa materi ajar berbentuk CD pembelajaran

    mempunyai potensi efek erhadap hasil belajar siswa.

    Kata Kunci: Penelitian Pengembangan, CD Pembelajaran

    A. Latar Belakang

    Karya sastra merupakan refleksi dari kehidupan nyata sebagai hasil renungan dari

    realita kehidupan yang dilihat. Sastra juga menawarkan berbagai bentuk kisah yang

    merangsang pembaca untuk berbuat sesuatu (Nurgiyantoro, 2005:78). Karya sastra

    berusaha menyampaikan nilai-nilai kemanusiaan, mempertahankan, serta

    menyebarluaskannya, termasuk kepada peserta didik. Sastra memiliki fungsi utama sebagai

  • 2

    penghalus budi, peningkatan kepekaan, rasa kemanusiaan, dan kepedulian sosial,

    penumbuhan apresiasi secara kreatif dan konstruktif, baik secara lisan maupun tertulis.

    Melalui sastra peserta didik diajak untuk memahami, menikmati, dan menghayati karya

    sastra.

    Menurut Zuhdi (1996:84) sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak.

    Karya sastra, yang dibacakan kepada anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan

    pada kesempatan yang tepat, dapat merupakan wahana bagi mereka untuk mempelajari

    dunia sekitarnya.

    Karya sastra merupakan suatu bentuk karya seni yang memiliki sifat memuaskan

    (dulce) dan bermanfaat (utile). Karena sifatnya itulah maka karya sastra digemari oleh

    semua kalangan, termasuk anak-anak.

    Biasanya tema dongeng binatang diangkat dari masalah-masalah universal yang

    dapat dengan mudah diterima logika anak-anak secara universal pula. ( Sugihastuti,

    1996:62). Misalnya, pertentangan antara watak yang baik dan jahat, masalah kemalasan

    yang membawa penderitaan, masalah tolong-menolong antar sesama, dan lain-lain. Atau

    misalnya dongeng seorang putri, dongeng jenis ini biasanya digemari oleh anak

    perempuan. Ceritanya mampu memberikan inspirasi bagi mereka untuk memakai gaun

    seolah-olah mereka menjadi putri yang ada dalam dongeng tersebut.

    Kegiatan belajar merupakan suatu proses kegiatan yang menyebabkan guru dan

    murid melakukan suatu kegiatan bersama-sama atau bekerja sama dan berinteraksi untuk

    mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan akhir pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

    yaitu penumbuhan dan peningkatan apresiasi sastra pada subjek didik. Aspek apresiasi ini

    merupakan aktivitas individu ketika terlibat kontak dengan karya sastra (Andayani,

    2008:15). Namun, tujuan pembelajaran apresiasi sastra ini belum tercapai. Belajar bahasa

    dan sastra Indonesia saat ini tak semenarik belajar bahasa Inggris dan Matematika. Apalagi

  • 3

    berbicara tentang sastra, pasti yang terbayang adalah karya-karya lama yang sudah tidak

    relevan dengan kehidupan zaman sekarang (Lailatul Rosida dalam

    http://malangnya.web.id/2008/10/30/belajar-bahasa-indonesia-tak-menarik-lagi/). Pendapat

    ini diperkuat oleh Taufik Ismail (2000:3) bahwa pembelajaran sastra di sekolah Indonesia

    pada enam dekade terakhir sejak 1945 hingga 2002 kurang membawa pencerahan bagi

    siswa. Tampaknya, pembelajaran sastra memang pembelajaran yang bermasalah sejak

    dahulu. Keluhan-keluhan para guru, siswa, dan sastrawan tentang rendahnya tingkat

    apresiasi sastra selama ini menjadi bukti kongkret adanya sesuatu yang tak beres dalam

    pembelajaran sastra di lembaga pendidikan formal.

    Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti mencoba untuk mendapatkan data

    empiris tentang pemanfaatan teknik mendongeng yang disertai dengan media dalam hal ini

    penggunaan CD untuk meningkatkan kemampuan pemahaman dan kemampuan

    mendongeng siswa.

    Untuk hal tersebut di atas penulis memilih dongeng fabel. Berdasarkan analisis

    kebutuhan siswa lebih menyenangi dongeng berbentuk fabel. Adapun dongeng yang

    dipilih berjudul Raja Serakah dan Buah Ketamakan Kedua dongeng ini merupakan

    dongeng yang cukup menarik dan dikenal oleh anak-anak.

    Penelitian ini dilatarbelakangi untuk menjadikan materi pembelajaran dongeng ini

    lebih bervariasi, mengingat kelemahan-kelemahan yang selama ini menjadi hambatan

    dalam proses pembelajaran. Misalnya metode mengajar yang diterapkan guru belum

    mampu menyulap siswa menjadi penikmat dan pengapresiasi sastra serta menampilkan

    gaya bercerita dengan cepat dan baik. Dengan menerapkan model mengajar yang

    konvensional siswa hanya mampu menceritakan kembali isi dongeng yang didengarnya,

    tapi belum mampu mengapresiasi cerita dengan mengungkapkan kembali dengan

    pemahaman dan bahasa sendiri. (verbal). Apalagi mampu mendongeng dengan baik.

  • 4

    A. Pengertian Dongeng, Hakikat Dongeng, Jenis Dongeng

    Pengertian Dongeng

    Dongeng adalah cerita tentang makhluk khayali. Makhluk khayali yang menjadi

    tokoh, cerita semacam itu, biasanya ditampilkan sebagai tokoh yang memiliki

    kebijaksanaan atau kekuatan untuk mengatur masalah manusia dengan segala

    macam cara.

    Jenis Dongeng

    Dongeng dalam kesusastraan Indonesia adalah bagian kesusastraan lama dalam

    bentuk cerita (prosa). Jenis prosa lama terdiri dari dongeng, cerita pelipur lara,

    hikayat, sejarah, epos, kitab-kitab. Danandjaya (2002 : 86) membagi jenis dongeng

    empat yaitu (1) dongeng binatang, (2) dongeng biasa, (3) anekdot dan lelucon, (4)

    dongeng berumus.

    B. Pengertian Bahan Ajar (Materi Pelajaran)

    Pengertian bahan ajar (materi pelajaran) merupakan rincian spesifikasi isi

    yang memberikan panduan bagi guru dalam hal intensitas cakupan dan jumlah

    perhatian yang dituntut oleh isi tertentu atau tugas-tugas pedagogis (Trianto,

    2005:67).

    C. Media Pembelajaran

    Kata media berasal dari bahasa latin medium yang secara harfiah berarti

    tengah, perantara atau pengantar. Dalam bahasa Indonesia , media adalah perantara

    atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima.

    D. Pengembangan Bahan Ajar Dongeng

    Salah satu upaya untuk mengembangkan pembelajaran dongeng di sekolah adalah

    dengan melaksanakan perbaikan proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan

    ilmu pengetahuan dan teknologi. Untuk memenuhi hal tersebut, diperlukan adanya

  • 5

    perangkat pembelajaran dongeng yang dapat menciptakan sistem belajar menarik dan

    menyenangkan. ( http://karya.ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/artikel/view/968).

    Prosedur Pengembangan Bahan Ajar Dongeng Berbentuk CD

    Pelaksanaan pengembangan program pembelajaran dongeng berbentuk CD terdiri

    dari 2 tahap kegiatan, tugas fasilitator adalah untuk membantu mengembangkan program

    dalam hal desain program dan pemrogramannya ke dalam komputer.

    Sistematika Pengembangan Bahan Ajar Dongeng Berbentuk CD

    A. Petunjuk Siswa dalam Mengoprasikan CD Pembelajaran

    I. Pendahuluan

    a. Apersepsi: 1) Tampilan gambar berbentuk animasi yang disesuaikan dengan

    judul dongeng. Dan 2) mendengarkan dongeng

    b. Kompetens

    c. Penutup

    2. Petunjuk Keluar untuk mengakhiri proses pembelajaran dongeng dengan perintah /

    mengalihkan tombol keluar.

    E. Hasil Belajar Siswa

    Pengembangan bahan ajar dongeng yang sesuai dengan kebutuhan, kondisi dan

    situasi di sekolah akan meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar adalah perubahan

    yang mengakibatkan manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya..

    F. Keterkaitan antara CD Pembelajaran dengan Hasil Belajar

    Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang

    melibatkan proses mental dan fisik melalui interaksi antarsiswa, siswa dengan guru, dalam

    rangka pencapaian kompetensi dasar. Untuk menentukan tercapai tidaknya kompetensi

  • 6

    dasar dilihat dari hasil belajar. Dengan demikian sumber belajar sangat mempengaruhi

    hasil belajar.

    G. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Standar Kompetensi Dongeng

    Dalam KTSP mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP/MTs berupa cerita rakyat

    ,dongeng merupakan salah satu standar kompetensi dalam Standar Isi. Adapun Standar

    Kompetensi dan Kompetensi Dasar dari Pokok bahasan Cerita Rakyat/Dongeng adalah

    sebagai berikut:

    Standar Kompetesi : Mendengarkan

    5. Mengapresiasi dongeng yang diperdengarkan;

    Kompetensi dasar : 5.1 Menemukan hal-hal yang menarik dari dongeng yang

    diperdengarkan.l;

    5.2 Menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi

    sekarang. (Permendiknas RI. No:22 )

    METODOLOGI PENELITIAN

    Jenis Penelitian

    Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian dengan menggunakan metode penelitian

    pengembangan (research and development). Menurut Sugiyono (2007:213) research and

    development adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk

    tertentu, dan menguji keefektifan produk tersebut. (Borg dan Gall, 1983:772) mengatakan

    Educational research and development (R & D) dalam pendidikan merupakan suatu

    proses yang digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk pendidikan, maka

    serangkaian langkah penelitian dan pengembangan dilakukan secara siklis. Setiap langkah

  • 7

    yang akan dilalui atau dilakukan selalu mengacu pada hasil langkah sebelumnya sehingga

    pada akhirnya diperoleh suatu produk pendidikan yang baru.

    B. Lokasi dan Subjek Penelitian

    Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan materi ajar bahasa

    Indonesia tentang dongeng berbentuk Compact Disc (CD) , yang dilaksanakan di

    Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTs) Negeri I Palembang , kelas VII karena memiliki

    laboratorium yang lengkap, sedangkan untuk pemilihan kelas ditentukan adalah kelas yang

    belum mempelajari materi dongeng yaitu kelas VII A. Kelas VII di MTS Negeri I

    Palembang ada delapan kelas.

    C. Prosedur Penelitian

    Prosedur dalam penelitian pengembangan menurut Dick, Carey, dan Carey (2005:6--7),

    Langkah-langkah pengembangan ini dibagi adalah sebagai berikut:

    1. Analisis Kebutuhan

    Analisis merupakan langkah awal peneliti dalam mengembangkan CD Pembelajaran.

    (1) melakukan analisis tujuan instruksional, (2) mengidentifikasi keterampilan yang akan

    dicapai dalam pembelajaran dan mengidentifikasi perilaku siswa, (3) menganalisis pelajar

    dan kebutuhan, (4) menulis tujuan pembelajaran, (5) mengembangkan instrumen penilaian,

    (6) mengembangkan strtegi pembelajaran, (7) mengembangkan materi pembelajaran, (8)

    merancang melakukan evaluasi formatif, (9) merevisi materi pembelajaran, (10)

    merancang dan melakukan evaluasi sumatif.

    2. Desain

    Pada tahap desain ini, peneliti mendesain mahan ajar berbentuk CD Pembelajaran

    dengan cara merekam model mendongeng oleh pendongeng yang dilengkapi dengan LKS

  • 8

    yang berisi tugas-tugas yang akan dikerjakan oleh siswa . Pada tahap ini juga disiapkan

    lembar angket, lembar observasi dan soal tes.

    a. Paper Based

    Pokok bahasan dongeng materi didesain atau dirancang di atas kertas, baik rancangan

    berupa teks maupun gambar-gambar. Adapun menu utama dari desain produk adalah

    sebagai berikut.

    (1) Apersepsi

    Dalam CD Pembelajaran ini apersepsi yang ditampilkan adalah gambar-gambar yang

    disesuaikan dengan judul-judul sebuah dongeng. Misalnya animasi kancil dan buaya.

    Dari tampilan animasi tersebut siswa menebak judul dongeng sesuai dengan

    pemunculan gambar.

    (2) Kompetensi

    Kompetensi dalam CD Pembelajaran ini berturut-turut adalah tandar kompetensi,

    kompetensi dasar dan indikator kompetensi. Untuk standar kompetensi dan kompetensi

    dasar disalin dari Standar Isi 2006 sedangkan indikator kompetensi diturunkan dari

    kompetensi dasar.

    (3) Materi Pokok

    Dalam CD Pembelajaran yang menjadi materi pokok sesuai dengan penjabaran dari

    indikator yang akan dicapai dan menonton orang mendongeng sebagai model

    mendongeng yang baik.

    (4) Latihan

    Dalam CD pembelajaran ini berupa soal-soal interakt yang harus dikerjakan disertai

    dengan pilihan jawaban dan respon jawaban.

    (5) Petunjuk

    Petunjuk CD pembelajaran digunakan untuk membantu siswa dalam mengoperasikan

    CD Pembelajaran .

  • 9

    (6) Referensi

    Referensi berisi buku-buku yang menjadi rujukan dalam pembuatan materi ajar CD

    Pembelajaran sehingga apabila seorang siswa masih belum memahami materi ini dapat

    menambah wawasannya dengan membaca literatur-literatur yang diberikan.

    (7) Keluar;

    Untuk mengakhiri proses pembelajaran dengan CD Pembelajaran ini siswa dapat

    mengklik tombol keluar.

    b. Computer Based

    Desain produk yang telah dibuat dalam paper based dituangkan dalam bentuk

    computer based. Adapun program yang digunakan untuk desain produk computer based ini

    adalah microsoft powerpoint orang mendongeng yang dikaitkan dengan materi.

    3. Evaluasi

    Produk yang telah didesain sebagai prototipe pertama yang dikembangkan divalidasi

    oleh pakar , pendidik, serta praktisi pendidikan (expert).sbb:

    Pakar (expert judgement) dan one-to-one;

    Pada tahap uji coba pakar di sini atau biasanya disebut uji validitas, produk yang

    telah didesain akan dinilai dan dievaluasi oleh pakar. Pakar terdiri dari

    beberapa orang, yaitu pakar media komputer dan pakar pendidikan bahasa.

    Sedangkan siswa satu per satu (one-to-one) juga melakukan penilaian dan evaluasi

    terhadap produk yang dibuat. Penilaian dan evaluasi ini dilaksanakan secara

    paralel

  • 10

    Kelompok Kecil (small group);

    Pada tahap ini diminta sekitar 5 orang siswa MTs Negeri I Palembang melakukan

    pembelajaran dengan CD pembelajaran yang telah didesain. Siswa-siswa tersebut

    memiliki karakteristik yang sama dengan karakteristik siswa yang akan dijadikan

    sasaran penelitian.

    Lapangan (Field Try One);

    Setelah direvisi, pada tahap ini diujicobakan kepada siswa MTS Negeri I

    Palembang kelas VII/A yang menjadi subjek penelitian. Produk yang telah

    diujicobakan di lapangan tadi adalah produk yang telah memenuhi kriteria

    yaitu: validitas, kepraktisan dan efektivitas, Suatu media memiliki validitas yang

    baik jika mampu mengukur penguasaan materi yang seharusnya dikuasai dengan

    konten pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum..

    Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah angket (kuesioner) dan teknik

    obsrvasi.

    1. Teknik Angket /Kuesioner

    Penelitian ini menggunakan angket jenis terbuka, bentuk kuesionernya adalah cek

    list. Audiens tinggal membubuhkan tanda cek list ( ) pada kolom yang sesuai, karena

    pengembang bukan peneliti tapi mengembangkan, jadi cek list diberikan alasan

    (komentar).

    Teknik Observasi

    Aktivitas peserta didik dalam penelitian ini merupakan perilaku atau aktivitas peserta didik

    selama pembelajaran yaitu dapat mengoperasikan komputer, bertanya, mengajukan

    pendapat, mengerjakan tugas - tugas, dapat menjawab pertanyaan guru dan bisa

  • 11

    bekerjasama dengan peserta didik lain, serta tanggung jawab terhadap tugas yang

    diberikan.

    Tekni Tes

    Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah melalui proses

    pembelajaran dengan menggunakan bahan ajar berbentuk CD. Tes ini dilakukan pada akhir

    pembelajaran dengan menggunakan CD Pembelajaran Bahasa Indonesia tentang sastra

    berupa cerita rakyat/dongeng, yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes esai. yaitu

    dengan memberikan delapan buah pertanyaan yang disesuaikan dengan indikator

    pencapaian dengan skor nilai keseluruhan 100.

    E. Teknik Analisis Data

    1. Lembar Validasi

    Hasil validasi dari validator terhadap seluruh aspek yang dinilai, disajikan dalam

    bentuk tabel. Selanjutnya dicari rerata skor tersebut dengan menggunakan rumus

    n

    V

    R

    n

    i

    i 1 (Modifikasi Isra, 2008:99)

    R = Rerata hasil penilaian semua aspek dari para validator

    Vi = Skor rerata hasil penilaian validator terhadap aspek validasi ke-i

    n = banyak validator

    2. Analisis Data Observasi

    Data hasil observasi yang diperoleh dihitung per-indikator, dengan cara menentukan

    besarnya frekwensi masing-masing aktivitas, kemudian menghitung persentasenya. Dari

    hasil observasi nanti dibuat interval menjadi selang kategori berdasarkan skor maksimal

    dan minimal.

  • 12

    1. Analisis Angket

    2. Angket dianalisis dengan menggunakan skala likert. Skala likert yang digunakan

    adalah dengan lima kategori yaitu sangat baik (SB), baik(B), cukup(C), tidak

    baik(TB), dan sangat tidak baik (STB) seperti terlihat dalam tabel berikut.

    Tabel 5. Kategori Nilai Angket

    Kategori jawaban SB B C TB STB Pernyataan 4 3 2 1 0

    Rumus yang digunakan adalah : ( Modifikasi Arikunto, 2002:221)

    Keterangan : Ni = Nilai Angket

    V = Skor hasil penilaian responden

    n = Jumlah responden

    4. Analisis Data Hasil Tes

    Adapun sebagai acuan ketuntasan belajar siswa adalah Kriteria Ketuntasan Minimum

    (KKM). Untuk nilai KKM ini peneliti bekerja sama dengan guru Bahasa Indonesia untuk

    menentukannya adalah sebesar 66,00. Dengan demikian peserta didik telah mencapai

    kompetensi yang ditetapkan.

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Hasil Pengembangan Materi Ajar Berbentuk CD Pembelajaran Dongeng

    Proses pengembangan bahan ajat berbentuk CD pembelajaran melalui tahap-tahap

    analisis , desain dan evaluasi.

    n

    V

    Ni

    n

    i

    i 1

  • 13

    1. Analisis Kebutuhan

    Analisis ini dilakukan pada siswa kelas VII MTs Negeri I Palembang. Kemudian

    peneliti menganalisi kurikulum Bahasa Indonesia MTs/SMP yang terdapat dalam Standar

    Isi. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada satuan pendidikan MTs/SMP.

    Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi tersebut dikembangkan indikator-

    indikator yang akan dicapai selama proses pembelajaran berlangsung.

    Pertemuan pertama:

    Menjelaskan pengertian dongeng; tema, penokohan, fabel, latar, amanat

    Menjelaskan isi dongeng

    Pertemuan Kedua:

    Menjelaskan relevansi isi dongeng dengan kehidupan sekarang;

    Mampu mendongeng;

    Dari indikator-indikator di atas menjadi acuan penulis untuk menyusun materi ajar

    yang lebih praktis, bervariasi, serta menarik siswa untuk belajar dengan menggunakan

    media berbentuk CD pembelajaran. Rancangan ini dimulai dengan merekam dalam bentuk

    vidio model pendongeng yang akan dijadikan model oleh siswa dalam mendongeng.

    2. Desain

    Tahap desain produk ini terbagi dalam dua tahap, yaitu:

    a. Paper Based

    (1) Apersepsi; (2) Kompetensi; (3) Materi Dongeng; (4) Vidio Dongeng; (5)

    Latihan; (6) petunjuk; (7) Referensi; (8) Keluar

    b Computer Based

    Desain produk yang telah dibuat dalam paper based dituangkan dalam bentuk

    computer based. Program yang digunakan untuk desain ini adalah microsoft power

  • 14

    point dan macromedia flash. Produk yang didesain dalam computer based ini

    dinamakan prototipe pertama.

    3. Evaluasi

    Produk yang telah didesain sebagai prototipe pertama yang dikembangkan, divalidasi

    oleh pakar teknologi dan bahasa serta pendidikan.

    a. Expert dan One-to-one

    Evaluasi expert, one-to-one dan small group merupakan tahap untuk melihat

    validitas, praktikalitas, dan potensial efek mengenai CD pembelajaran yang

    dikembangkan. Adapun pakar (expert) yang melakukan validasi terhadap bahan ajar

    berbentuk CD pembelajaran yang telah didesain adalah:

    1. Prof. Dr. H. Zulkardi, M.Kom, M.Sc. Kaprodi S-2 Pendidikan Matematika PPs

    Unsri,

    2. Dr. Didi Suhendi, S.Pd., M.Hum.

    POWER PNT FILE

    GAMBAR,SUARA,

    DAN MOVIE. WARNA

    MENU DESAIN

    POWER POINT

    MENU ANIMASI

    SEDERHANA

    INSERT, TEXT

    LAYOUT

    HIPERLINK

  • 15

    Tabel 8. Komentar Expert terhadap Prototipe Pertama CD Pembelajaran

    Expert/validator Saran

    Prof. Dr. H. Zulkardi, M.Kom., M.Si. 1.Tambahkan option menu dongeng untuk

    siswa/guru,

    2. Tambahkan video clip (sebagai contoh

    dongeng),

    3. Atur agar lebih sedikit plihan menu,

    4. Yang lain sudah baik.

    Dr. Didi Suhendi, S.Pd., M.Hum. 1. Sesuaikan materi KD/Indikator,

    2. Sesuaikan soal-soal dengan indikator/

    tujuan pembelajaran,

    3. Soal sebaiknya disusun secara variatif,

    tidak hanya melengkapi.

    b. Small Group

    Dari angket yang diisi siswa maka diketahui bahwa penilaian siswa terhadap desain

    prototipe kedua rata-rata sebesar 3,52 dengan kategori sangat sangat baik, Adapun rincian

    siswa terhadap prototipe kedua terdapat dalam tabel berikut ini.

    Tabel 12. Data Hasil Angket Penilaian Siswa terhadap CD Pembeajaran

    No Aspek yang dinilai Nilai

    Rata-Rata

    Kategori

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    8

    Daya tarik pembuka CD pembelajaran

    Kesesuaian materi dengan tujuan pembelajaran

    Kejelasan isi CD pembelajaran sehingga mudah

    dipahami

    Kesesuaian antara contoh, latihan dan soal ulangan

    dengan materi pelajaran

    Petunjuk penggunaan CD Pembelajaran

    Tampilan animasi gambar dengan materi pelajaran

    Komposisi warna pada CD pembelajaran

    Pemakaian musik sebagai latar belakang CD

    pembelajaran

    3,60

    3,40

    3,60

    3,40

    3,60

    3,60

    3,20

    3,80

    Sangar Baik

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Baik

    Sangat Baik

    Rata-rata 3,52 Sangat Baik

  • 16

    c. Field Test

    Setelah diperoleh prototipe ketiga yang valid, praktis, dan mempeunyai efek

    terhadap hasil belajar, selanjutnya prototipe ketiga ini diujicobakan di lapangan pada

    subjek penelitian sebenarnya yaitu siswa kelas VII/A MTs Negeri I Palembang sebanyak

    40 orang siswa.

    Berdasarkan hasil observasi selama dua kali pertemuan diperoleh rata-rata

    keaktivan siswa adalah 86,78 termasuk kategori sangat baik, dengan rincian yang terdapat

    dalam tabel di bawah ini.

    No Indikator Pertemuan (%) Rata-

    rata

    Kategori

    1 2

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

    Dapat mengoperasikan komputer

    Memperhatikan penjelasan guru

    Tidak gelisah selama proses

    pembelajaran berlangsung

    Tidak mengganggu teman

    Mencatat hal yang yang berhubungan

    dengan materi

    Mengerjakan tugas yang diberikan

    Tepat waktu dalam menyelesaikan

    tugas

    80,00

    90,00

    100,00

    92,50

    50,00

    100,00

    62,50

    95,00

    100.00

    100,00

    95,00

    62,50

    100,00

    87,50

    87,50

    95,00

    100,00

    93,75

    56,25

    100,00

    75,00

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Sangat Baik

    Cukup

    Sangat Baik

    Baik

    Rata-rata 82,14 91,42 86,78 Sangat Baik

  • 17

    Gambar:8 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Field Test

    n ajar, tidak ada yang termasuk kategori cukup, tidak bak dan sangat tidak baik.

    B. Hasil Belajar Siswa Menggunakan CD Pembelajaran

    Hasil tes menunjukkan nilai rata-rata siswa mencapai 70,82 dengan kata lain sudah

    melampaui KKM yaitu 66,00, Berarti siswa telah mencapai KKM ada 80% siswa yang

    belum tuntas, hanya ada 20%. Hal ini dikarenakan adanya siswa yang belum mampu

    mengoperasikan komputer dengan baik dan benar sehingga menjadi kendala dalam proses

    pembelajaran.

    C. Pembahasan

    1. Hasil Prototipe CD Pembelajaran

    Dari hasil validasi dan masukan siswa inilah desain produk dalam CD

    pembelajaran tadi diujicobakan kepada small group untuk melihat kepraktisan dan

    keefektifan prototipe tersebut. Berdasarkan hasil observasi pada uji coba small group saat

    proses pembelajaran berlangsung siswa memperhatikan penjelasan guru, tidak

    mengganggu teman dan mencatat hal-hal yang berhubungan dengan materi termasuk

    kategori sangat baik dan baik. Ketika diadakan ujian harian siswa mengerjakan soal tes dan

    ASPEK YANG DINILAI

    P

  • 18

    tepat waktu dalam menyelesaikannya. Secara umum dapat dikatakan bahwa CD

    pembelajaran (prototipe) sudah baik dan tergolong prototipe yang valid dan praktis.

    2. Hasil Belajar Siswa Setelah Menggunakan CD Pembelajaran

    Pada akhirnya pertemuan dilaksanakan tes berupa ulangan harian untuk mengukur

    hasil belajar siswa dan melihat efek CD Pembelajaran terhadap hasil belajar. Dari hasil tes

    diperoleh nilai rata-rata siswa 70,82, dengan kata lain sudah melampaui Kriteria

    Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu, 66,00.

    D. Kelemahan Penelitian

    Penelitian ini memiliki beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut.

    1. Belum semua siswa dapat mengoperasikan komputer,

    2. Perlu ditambahkan materi pelajaran agar lebih luas dan mendalam.

    3. Ada siswa yang belum terbiasa mengoperasikan komputer, sehingga terpengaruh

    dalam memahami dan mengemukakan pendapat mereka, sehingga terpengaruh

    dalam menyelesaikan soal.

    KESIMPULAN DAN SARAN

    A. Kesimpulan

    1. Melalui validasi dan dan evaluasi oleh para expert dan one-to-one, serta small

    group maka dihasilkan CD pembelajaran yang diktegorikan valid.

    2. Dari hasil analisis belajar pokok bahasan dongeng diketahui bahwa nilai rata-

    rata siswa mencapai 70,82. dengan kata lain sudah melampaui ketuntasan minimal

    (KKM) yaitu 66.00. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa materi ajar

    berbentuk CD pembelajaran mempunyai potensial efek terhadap hasil belajar siswa.

    B. Saran

    1. Siswa dapat mempelajari CD pembelajaran ini sebagai sumber bahan alternatif

  • 19

    untuk memahami teori tentang dongeng dalam rangka meningkatkan hasil

    belajar,

    2. CD pembelajaran ini dapat digunakan oleh siswa di sekolah maupun di rumah.

    3. Guru dapat menjadikan contoh untuk mengembangkan materi ajar.

  • 20

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Putra.

    Arsyad. 2007. Media Pengajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

    Bakrowi. 2006. Microsoft Office PowerPoint Sebagai Media Pembelajaran Materi Unsur,

    Senyawa, dan Campuran Berbasis STAD.Jurnal pendidikan

    Inovatif.(http://jurnaljpi.wordpress.com/2008/01/22/bakrowi/diakses1 Januari

    2009)

    Bandono, 2009, Pengembangan Bahan Ajar. http://bandono.web.id.diakses 12 Januari 2010

    Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Sastra Ana; Pengantar Pemahaman Dunia Anak.

    Yokyakarta: Gadjah Mada University Press.

    Button, Asri La. 2009. Pengembangan Model Pembelajaran. (http://hobri.blog.unej.ac.id

    /files/2009/03/03-kualitas.pdf)

    Chaeruman, Uwes A, 2007. Evaluasi Formatif. FakultasLuarKampus.Net. 5 Juli 2007

    (http://fakultasluarkampus.net/media-pembelajaran-vs-alat-bantu-pembelajaran/,

    diakses 1 Januari 2010).

    Chaeruman, Uwes A. 2008. Media Pembelajaran VS Alat Bantu Pembelajaran.

    FakultasLuarKampus.Net. 20 November 2008 (http://fakultasluarkampus. net/

    media-pembelajaran-vs-alat-bantu-pembelajaran/, diakses 29 Februari 2009).

    Direktorat Ketenagaan Ditjen Dikti. 2008. Pengembangan Dan Peningkatan Kualitas

    Pembelajaran. Direktorat Ketenagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.

    Jakarta.

    Direktorat Pembina SMA.2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar, Direktorat Jedral

    Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina SMA. Jakarta.

    Direktorat Pembina SMA.2008. Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal, Direktorat Jedral

    Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina SMA. Jakarta.

    Direktorat Pembina SMA.2008. Rancangan Penilaian Hasil Belajar, Direktorat Jedral

    Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembina SMA. Jakarta.

    Hakisya, A. 2007. Istilah-Istilah Komputer. Ahakisya Yeyeb. 1 Juni 2007 (http://yeyeb.

    wordpress.com/2007/06/01/istilah-istilah-komputer/, diakses 29 Februari 2009).

  • 21