ransum itik

Upload: iuy1254

Post on 30-May-2018

275 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

  • 8/14/2019 Ransum itik

    1/14

    PENYUSUNAN

    RANSUM UNTUK ITIK PETELUR

    BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN

    INSTALASI PENELITIAN DAN PENGKAJIAN TEKNOLOGI PERTANIAN

    JAKARTA

    2000

  • 8/14/2019 Ransum itik

    2/14

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur kita panjatkan kehadiran Allah S.W.T, yang telah memberikan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga selesainya pembuatan brosur ini.

    Brosur ini merupakan salah satu informasi hash pengkajian IP2TP Jakarta tentang

    pemberian pakan efisien untuk pemeliharaan itik petelur secara intensif.

    Penyediaan pakan merupakan salah sate hal yang sangat penting terutama pada

    pemeliharaan ternak yang dilakukan secara intensif, dimana ternak berada di dalam

    kandang secara terus menerus dan pakan harus disediakan dalam jumlah yang sesuai

    dengan kebutuhan ternak. Oleh sebab itu biaya pakan yang dikeluarkan dapat mencapai80% dari seluruh biaya yang diperlukan untuk pemeliharaan ternak.

    Salah satu usaha untuk menekan Maya pakan tersebut adalah dengan memakai

    bahan pakan yang murah harganya, mudah didapat dan tidak bersaing dengan makanan

    manusia, tanpa mengurangi kualitas atau berpengaruh negatif terhadap ternak.

    Semoga brosur ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam Penyusunan Ransum

    Itik Petelur. dan bermanfaat bagi semua pihak.

    Jakarta, Nopember 2000

    Kepala Instalasi,

    Dr, Ir. Mei Rochjat D., Med.Nip: 080 040 302

  • 8/14/2019 Ransum itik

    3/14

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI .

    I. PENDAHULUAN

    II. PERSYARATAN

    1. Air

    2. Protein Dan Energi

    3. Vitamin Dan Mineral

    III. BAHAN PAKAN ALTERNATIF UNTUK TERNAK ITIK

    1. Dedak Padi

    2. Singkong

    3. Bekicot

    4. Keong Mas

    5. Cangkang

    6. lkan Rucah

    IV PEMBERIAN PAKAN

    1. Macam Bahan yang Digunakan

    2. Cara Penyusunan Ransum

    3. Cara Pemberian Pakan

    V. ANALISIS USAHA

    VI. KESIMPULAN

    DAFTAR BACAAN

  • 8/14/2019 Ransum itik

    4/14

    I. PENDAHULUAN

    Di Indonesia, ternak itik merupakan ternak unggas penghasil telur yang cukuppotensial disamping ayam. Kelebihan dari ternak ini adalah lebih tahan penyakitdibandingkan dengan ayam ras sehingga pemeliharaannya mudah dan tidak banyakmengandung resiko.

    Umumnya, itik masih dipelihara secara tradisional dengan penggembalaan secaraberpindah-pindah dari sawah sate ke sawah yang lain. Dengan semakin sempitnya arealpenggembalaan dan banyaknya kasus kematian ternak akibat keracunan pestisida, makapemeliharaan cara ini makin terancam kelestariannya.

    Salah satu usaha yang dipandang mampu mengatasi masalah ini adalah dengan

    mengalihkan sistem pemeliharaannya dari sistem tradisional ke sistem intensif dengancara dikandangkan. Itik tidak lagi digembalakan di sawah untuk mencari makan sendiri,tetapi pakan dan minum disediakan dalam kandang (Gambar 1). Air untukberenang-renang tidak disediakan sehingga itik hanya memanfaatkan energinya untukproduksi telur.

    Keuntungan pemeliharaan itik secara intensif adalah produktivitas telur lebih tinggi,kesehatan dan keselamatan itik lebih terjamin serta biaya pemeliharaan lebih efisien.Produksi telur itik yang dipelihara dengan cara digembalakan rata-rata 124butir/ekor/tahun, sedangkan dengan sistem pemeliharaan intensif telurnya dapat mencapailebih dari 200 butir/ekor/tahun.

    Dengan kata lain, itik yang dikandangkan mampu menghasilkan telur yang lebihbanyak dengan produksi yang lebih stabil dan lebih baik mutunya daripada yangdigembalakan. Pertimbangan ekonomis lainnya untuk memelihara ink secara intensif

  • 8/14/2019 Ransum itik

    5/14

    adalah dapat menghemat tenaga. Seorang peternak dalam sistem penggembalaan hanyamampu merawat paling banyak 100 ekor itik, sedangkan dengan cara dikandangkanmampu merawat 600-1.000 ekor itik sekaligus, dengan demikian biaya tenaga kerja lebihsedikit dan usaha ini cocok dijadikan usaha keluarga.

    Semakin meningkatnya pemeliharaan ink secara intensif (dikandangkan), makapengetahuan dan keterampilan tentang penyusunan ransum dan pemberian pakan sangatdiperlukan. Dalam upaya untuk membantu peternak itik dalam penyusunan ransum yangtepat guna, efisien dan hemat telah dilakukan beberapa kegiatan pengkajian di wilayahDKI Jakarta. Hasil yang diperoleh dalam pengkajian tersebut ditampilkan dalam brosur ini.

  • 8/14/2019 Ransum itik

    6/14

    II. PERSYARATAN KECUKUPAN GIZI

    Penyediaan pakan untuk itik yang dipelihara secara intensif wring menjadi kendaladalam peralihan cara pemeliharaan dari tradisional ke intensif, karma itik yang dipeliharasecara intensif biasanya diberi pakan produksi pabrik atau pakan komersial yangmenghabiskan 60-70% biaya produksi. Hal ini merupakan beban yang cukup berat apabilaitik yang dipelihara hanya berproduksi rata-rata kurang dari 60%. Keadaaan ini memacupeternak untuk menyusun ransum itik sendiri. Penggunaan pakan komersial hanyaterbatas untuk itik periode awal (umur 0-28 hari), hal ini berkaitan dengan alasan yangsifatnya ekonomis, disamping karma bahan baku pakan itik tidak mudah diperoleh.

    Pada pemeliharaan itik intensif semua kebutuhan zat gizi untuk pertumbuhan ataubertelur harus diberikan oleh peternak sehingga biaya yang dibutuhkan untuk pembelian

    pakan cukup tinggi. Oleh karma itu pemberian pakan yang murah dan memenuhikebutuhan zat gizi sangat perlu untuk menunjang keberhasilan usaha peternakan itik. Zatgizi yang dibutuhkan oleh itik untuk dapat hidup, bertumbuh dan bertelur adalah: air,protein, sumber energi (lemak dan karbohidrat), vitamin dan mineral. Adapun uraiannyasebagai berikut :

    1. Air.

    Air merupakan zat gizi yang penting terutama untuk proses metabolisme(pemecahan atau pembentukan zat gizi dalam tubuh), pengangkutan zat gizi dan zat

    khusus didalam darah serta untuk pengeluaran panas tubuh. Penyediaan air secara terusmenerus sangat diperlukan karma ternak itik tidak dapat minum air dalam jumlah banyakpada suatu saat. Kekurangan air akan menyebabkan ternak kerdil bahkan mati. Berbedadengan ayam, selain sebagai zat gizi (diminum), air juga dibutuhkan itik untuk membasahikepalanya. Oleh karma itu ke dalaman air pada tempat minum harus dapat membasahikepala itik.

    2. Protein dan Energi

    Protein adalah zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan, menggantikan jaringan

    tubuh yang sudah tua dan untuk pembentukan antibodi yang berguna untuk melawanpenyakit di dalam tubuh.

    Penentuan kebutuhan protein selalu dihubungkan dengan tingkat energi dalampakan karma protein dapat dijadikan sebagai sumber energi dan dibutuhkan dalampembentukan protein. Untuk itik periode bertelur, pemberian pakan dengan kadar proteintinggi (18%) dapat memproduksi telur lebih balk dibandingkan pakan dengan kadar proteinlebih rendah (16%), sedangkan energi metabolisme untuk itik yang sedang bertelur adalah2.700 Kkal/kg. Pemberian kadar protein yang lebih rendah menyebabkan telur yangdihasilkan lebih kecil, sedangkan bila kadar energi pakan yang lebih rendah akanmenyebabkan penurunan produksi telur, tetapi tidak mempengaruhi berat telur.

  • 8/14/2019 Ransum itik

    7/14

    3. Vitamin dan Mineral

    Vitamin adalah zat gizi yang dibutuhkan sebagai pernbantu (katalis) dalam prosespembentukan atau pemecahan zat gizi lain di dalam tubuh, jadi hanya dibutuhkan dalam

    jumlah sedikit. Mineral dibutuhkan untuk membentuk kerangka (tulang) tubuh, membantupencernaan dan metabolisme dalam sel serta untuk pembentukan kerabang (kulit) telur.Zat kapur atau (Calcium = Ca) dan fosfor (P) adalah zat mineral yang paling banyakdibutuhkan. Kedua zat ini mempunyai hubungan yang saling terkait. Untuk itik yangsedang bertelur dibutuhkan zat kapur dan fosfor yang cukup tinggi dalam pakannyaberkisar 3,0% Ca dan 0,60% P.

    Penurunan zat kapur hingga 1,25% dalam pakan menyebabkan penurunanproduksi telur dan kerabang telur yang lebih tipis. Kekurangan zat fosfor akan menurunkannafsu makan dan menyebabkan pertumbuhan yang terlambat, serta penurunan produksidan berat telur. Penambahan garam dapur 0,2% hingga 0,5% sudah dapat menunjang

    pertumbuhan dan produksi telur yang balk. Kebutuhan akan mineral lain (Mg, K, Zn, Fe, I,Mn, Mo, Se, Co, Cl) dan vitamin adalah dalam jumlah yang sangat sedikit.

    Dalam praktek sehari-hari digunakan campuran mineral dan vitamin (premix) yangtelah banyak diperdagangkan dengan komposisi yang telah disesuaikan, sehingga hanyaperlu diberikan sebanyak 0,25 - 0,5 Kg premix untuk tiap 100 Kg pakan. Secara ringkaskebutuhan zat gizi utama untuk itik yang disarankan disajikan dalam Tabel 1.

    Tabel 1. Kebutuhan Beberapa Zat Gizi Untuk Itik Petelur.

    ANAK (0-8)MINGGU

    DARA (9-20)MINGGU

    PETELUR(>20)

    MINGGUEnergi metabolis (KkaI/Kg) 3100 2700 2700

    Protein kasar (%) 17 - 20 15 - 18 17 - 19Ca (%) 0,6 - 1,0 0,6 - 1,0 2,9 - 3,25P (% 0.6 0,6 0,6

  • 8/14/2019 Ransum itik

    8/14

    III. BAHAN PAKAN ALTERNATIF UNTUKTERNAK ITIK

    Banyak bahan pakan alternatif (bahan pakan pilihan) yang bisa digunakan, namun dalammencari bahan yang akan dipakai hendaknya berpegang pada kadar protein dan energiyang diperlukan itik.

    Bahan pakan sumber energi untuk itik antara lain adalah dedak padi, jagung, menu,tepung singkong, polar, nasi keying, roti afkir dan mie afkir, namun dalam pemberiannyasebaiknya tidak dalam bentuk keying, tetapi agak basah atau jika terlalu keras perludirendam sebelum diberikan pada itik. Sebagai contoh perendaman diperlukan jika itikdiberi nasi keying, sehingga nasi tersebut menjadi agak lunak/lembek dan dapat ditelandengan mudah oleh itik.

    Bahan pakan sumber protein yang sangat disukai oleh itik dalam bentuk segaradalah ikan rucah, cangkang udang dan keong, namun pemberiannya haruslah dalamukuran yang cukup kecil untuk memudahkan itik menelannya. Selain itu berbagai jenisbahan pakan sumber protein yang berbentuk tepung yang dapat diberikan kepada itikantara lain bungkil kelapa, tepung ikan, bekicot dan sebagainya. Kandungan zat gizibeberapa bahan

    Tabel 2. Kandungan Nutrisi Beberapa Bahan Pakan.

    Jenis BahanEnergi metabolis

    metabolis(kkaI-Kg)

    Proteinkasar(%)

    Fosfortersedia

    (%)

    Calsiumtersedia

    (%)

    Metionin(%)

    Lisin(%)

    Dedak padi 2.400 12,0 1.0 0,20 0,25 0,45

    Menir 2.660 10,3 0,12 0,09 0,17 0,30

    Jagung 3.300 8,5 0,30 0,02 0,18 0,20

    Bungkil kelapa 1.410 18,6 0,60 0,10 0,30 0,55

    Tepung cangkang udang 2.000 30,0 1.15 7,86 0,57 1,50

    Udang segar 2.900 54,20 1,40 4,20 0,57 1,50

    Ikan rucah segar 3.122 64,33 3,37 4,15 1,79 5,07

    Tepung ikan 2.960 55,11 2,85 5,30 1,79 5,07

    Tepung bekicot 2.700 44.0 0,43 0,69 0,89 7,72

    Polar 1.300 15,50 1,17 0,14 0,20 0,30

    Limbah Roti - 10,50 0,13 0,17 - -

    Tepung Keong Mas - 46,20 0,35 2,98 0,30 1,37

    Tepung Singkong 3.200 2,00 0,40 0,33 0,01 0,07

  • 8/14/2019 Ransum itik

    9/14

    1. Dedak Padi

    Dedak path (bekatul) merupakan hash dari prows penggilingan path yang digiling, jumlahnya sekitar 10% dari total berat path. Pemanfaatan dedak sebagai bahan pakan

    ternak mempunyai kandungan karbohidrat atau sumber energi yang cukup tinggi.Penggunaan dedak path hingga 75% dalam ransum itik petelur tidak menggangguproduksi telur, asalkan kandungan nutrisi yang lainnya cukup.

    2. Singkong

    Singkong merupakan tanaman yang mudah dijumpai dart banyak dihasilkan diIndonesia. Bagian singkong yang dapat digunakan sebagai bahan pakan itik adalah umbigaplek. Tepung singkong/gaplek mempunyai kandungan karbohidat atau sumber energiyang tinggi, hampir menyamai jagung, tetapi miskin akan protein (sekitar 2%). Pada umbisingkong, sebagian besar sianida terdapat pada kulitnya. Pengupasan kulit umbi,

    perendaman dan pengeringan dapat menurunkan kadar sianida tersebut. Tepungsingkong dapat digunakan dalam pakan ink hingga 30%. Pemberian dalam jumlah yanglebih tinggi akan menyebabkan ternak mencret (diare).

    3. Bekicot

    Bekicot yang umumnya terdapat di pedesaan dapat digunakan sebagai sumberprotein untuk itik. Bekicot segar mengandung protein kasar sekitar 15%, kadar protein inidapat ditingkatkan dengan membuat tepung bekicot (dipisahkan dari kulit, dikeringkan laludigiling).

    Tepung bekicot yang dibuat dari bekicot mentah mengandung 52% protein, sedangkanyang dibuat dari bekicot rebus mengandung 32,7% protein. Tepung bekicot mentah dapatdicampurkan dalam pakan itik hingga 15%, sedangkan tepung bekicot rebus hingga 20%.

  • 8/14/2019 Ransum itik

    10/14

    4. Keong Emas

    Keong emas balk digunakan untuk campuran pakan itik karma hewan air inimengandung banyak protein dan kalsium. Pemberian dalam bentuk segar dapat

    menyebabkan pengaruh negatif terhadap ternak, yaitu dapat menyebabkan penurunanproduksi ternak karma di dalam lendir keong tersebut terdapat suatu zat anti nutrisi yangdapat menghambat pertumbuhan ternak, oleh sebab itu dianjurkan menggunakan keongEmas yang telah direbus, karma zat anti nutrisi yang ada akan berkurang atau bahkanhilang setelah proses perebusan selama 15-20 menu.

    5. Cangkang Udang

    Cangkang udang (terdiri dari kepala dan kulit) merupakan limbah yang banyakditemui di daerah pantai terutama di daerah yang mempunyai pabrik kerupuk udang danpenampungan (pengolahan) udang untuk ekspor. Cangkang udang basah mempunyai

    kadar air 60-65% dan apabila dikeringkan mengandung 50% protein kasar, 11% calciumdan 1,95% fosfor. Pemberian cangkang udang kering hingga 30,% dapat meningkatkanproduksi telur itik cukup tinggi.

    6. Ikan Rucah

    Ikan rucah yang banyak dihasilkan di berbagai daerah dapat digunakan sebagaisumber protein bagi itik. Pemberian ikan rucah akan Baling melengkapi kebutuhan proteinjika diberikan bersamaan dengan cangkang udang.

  • 8/14/2019 Ransum itik

    11/14

    IV. PEMBERIAN PAKAN

    Berdasarkan hash survei yang dilakukan terhadap peternak itik di Jakarta Timurdiketahui bahwa jumlah pakan yang digunakan oleh peternak terbukti sangat berlebihan,yaitu rata-rata sebanyak 380 gr/ekor/hari, jauh melebihi jumlah yang dianjurkan yaituhanya sebanyak 150 gr/ekor/hari. Kelebihan dalam jumlah pemberian pakan tersebutmengakibatkan terjadinya kelebihan dalam jumlah energi metabolis dan protein kasar.Jumlah energi metabolic dan protein kasar yang diberikan masing-masing 4.800 Kkal/kgdan 40,95%, jauh melebihi kebutuhan itik petelur yang hanya 2.500 Kkal/kg dan 18,28%.Melalui penghematan jumlah pakan yang diberikan akan dapat dilakukan penghematandalam biaya pakan yang dikeluarkan.

    1. Macam bahan pakan yang digunakan

    Bagi peternak skala kecil dengan jumlah itik puluhan ekor sampai ratusan ekor,dianjurkan untuk mengusahakan pakan alternatif Pakan ini dapat dibuat sendiri denganalternatif bahan paling murah dan mudah didapat di sekitar lokasi usaha.Berbagai bahan pakan yang dapat digunakan antara lain adalah: dedak, menir, cangkangudang, ikan rucah, seng (ZnSo4), kapur dan Top Mix. Untuk dapat digunakan sebagaibahan pakan terlebih dahulu perlu dilakukan analisis terhadap bahan pakan tersebut,apalagi wring dilaporkan bahwa kandungan gizi suatu bahan pakan dapat berubahtergantung kepada asal bahan tersebut, ada atau tidak adanya pemalsuan, lama/barukondisi penyimpanan dan prows produksinya.

    2. Cara penyusunan Ransum

    Setelah diketahui kebutuhan gizi serta kandungan gizi bahan pakan yang tersedia,selanjutnya dapat disusun pakan yang tepat agar campuran pakan tersebut dapatmemenuhi kebutuhan itik untuk berproduksi dengan baik. Contoh susunan pakan itikpetelur adalah sebagai berikut:1. Dedak = 54,64 %2. Menir = 13,66 %3. Cangkang Udang Segar = 19,58 %4. Ikan Rucah Segar = 9,11 %5. Seng (ZnSo4) = 0.05 %

    6. Kapur = 2,73 %7. Top Mix = 0,23 %

    3. Cara Pemberian Pakan

    Semua bahan selain cangkang udang dan ikan rucah segar ditimbang untukkeperluan satu minggu. Kemudian dicampur secara merata lalu dibagi menjadi 7 bagiandan masing-masing bagian dimasukkan kedalam kantong plastik yang berbeda.Masing-masing kantong plastik berisi 10,70 kg campuran perhari untuk 100 ekor. Ikanrucah segar (1,37 kg) dan setengah bagian dari pakan campuran dalam kantong plastik

  • 8/14/2019 Ransum itik

    12/14

    (5,40 kg) diberikan dalam bentuk agak basah pada jam 07.00 (pagi), kemudian cangkangudang segar (2,94 kg) dan setengah bagian dari pakan campuran tadi (5,40 kg) diberikan jam 15.00 (sore hari) dalam bentuk agak basah yaitu dengan jalan menambahkan sedikitair supaya tidak mudah ditiup angin dan memudahkan itik untuk mengkonsumsinya.

  • 8/14/2019 Ransum itik

    13/14

    V. ANALISIS USAHA

    Jika dibandingkan dengan penggunaan pakan tradisional, pakan hasil ramuandapat meningkatkan produksi telur rata-rata sebesar 42,86%, dengan berat telur 68,57gram, dan kekentalan putih telur (Naught-Unit) 82,54. Selain itu pakan tersebut dapatmeningkatkan warm kuning telur sebesar 12,17% yang menimbulkan warm kuning telurcukup baik yaitu warm kuning kemerahan sebagai akibat adanya pigmen astaxanthindidalam cangkang udang.

    Biaya pakan harian yang diperlukan untuk pemeliharaan 100 ekor itik denganpemberian pakan tersebut adalah sebesar Rp. 11.048,- jauh lebih murah dibandingkanbiaya pakan yang biasa dilakukan petani yaitu Rp. 21.138,-. Sedangkan pendapatanharian yang diperoleh dari hasil penjualan telur itik, jika diumpamakan harga jual telur itik

    Rp. 600/butir adalah sebesar Rp. 25.716,- Dengan demikian pemeliharaan itik denganpemberian pakan tersebut mempunyai nilai ekonomis sebesar 2,33% jauh lebih tinggidibandingkan dengan cara petani (1,08%). Selain itu pendapatan harian yang diperolehdari pemeliharaan 100 ekor itik dengan menggunakan pakan tersebut sebesar Rp. 14.668,sedangkan dengan cara petani hanya sebesar Rp. 1.614,- jadi akan diperoleh tambahanpendapatan kotor sebesar Rp. 13.054/ 100 ekor/hari untuk penggunaan pakan perbaikan.

  • 8/14/2019 Ransum itik

    14/14

    VI. KESIMPULAN

    Penggunaan pakan perbaikan selain terbukti lebih hemat, juga dapat meningkatkanproduksi telur itik sebanyak 4,94 butir/ 100 ekor/hari dan mempunyai nilai efisien ekonomilebih tinggi dari pada pakan tradisional.

    Tambahan pendapatan kotor yang diperoleh dengan menggunakan pakanperbaikan apabila dibandingkan dengan pakan tradisional adalah sebesar Rp. 13.054/100ekor/hari.

    DAFTAR BACAAN

    Andayani, D. Muflihani, Y. Y.C.Rahardjo, B.Wibowo dan B.Bakrie, 1999.LaporanAkhirPenelitian AdaptifTeknologi Pakan dari Cangkang Udang Ikan Rucahuntuk Itik Petelur. Instalasi Penelitian dan Pengkajian Teknologi Pertanian Jakarta.

    BPT, 1990 Potensi Pengembangan Ink dengan Pemeliharaan Terkurung . Balai PenelitianTernak Ciawi.

    Rahardjo, 1985. Nilai Gizi Cangkang Udang dan Pemanfaatannya untuk Ink. ProsidingsSeminar Peternakan dan Forum

    Peternakan Unggas dan Aneka Ternak. Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan,Bogor

    Rasyaf, M.1984. Beternak Itik Petelur. Yayasan Kanisius, Yogyakarta.

    Sandhy, S.W.2000. Beternak Itik Tanpa Air. Penebar Swadaya Jakarta.

    Sinurat, A. P.2000. Penyusunan Ransum Ayam Buras dan Itik. Balai Penelitian TernakCiawi.

    Whendrato, I dan Madyana, LM, 1986. Beternak Itik Tegal Secara Populer. Eka Offset,Semarang.

    Nomor : O1/Bros/IPPTP JKT/2000Oplag : 1000 eksemplarSumber dana : Proyek Pengkajian Teknologi Pertanian

    Partisipatif (PAATP) DKI JakartaProduksi : Instalasi Penelitian dan Pengkajian

    Teknologi Pertanian Jakarta

    TIDAK DIPERDAGANGKAN