rap individu

28
Lembar Kerja 5. Kuisioner (Daftar pertanyaan) untuk Kantor Proyek Sebagian besar pertanyaan dalam lembar kerja ini harus diisi oleh petugas Proyek Irigasi sebelum kunjungan, karena lembar kerja ini mencakup banyak nilai data sederhana seperti upah/gaji, jumlah pekerja, dan kebijakan proyek secara tertulis. Namun evaluator harus menjawab beberapa pertanyaan tersebut selama kunjungan. Lembar kerja ini mencakup pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kemungkinan kekacauan yang ada dalam proyek tersebut. “Kekacauan (chaos) ”terjadi ketika realitas proyek tidak sesuai dengan apa yang diyakini terjadi oleh otoritas proyek. Oleh karena itu, evaluator harus menanyakan pada otoritas proyek mengenai tingkat layanan penyaluran air dari saluran utama, apa yang dilakukan oleh para operator, dan bagaimana air tersebut tiba di tiap individu petani. Catatan-catatan mengenai seluruh kondisi ini kemudian dibandingkan dengan apa yang dilihat evaluator di lapangan. Lembar Kerja 6. Pekerja Proyek Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan penilaian kualitatif tentang kondisi dalam proyek, dengan

Upload: setiawan07

Post on 20-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

hjkvcvk

TRANSCRIPT

Lembar Kerja 5. Kuisioner (Daftar pertanyaan) untuk Kantor Proyek

Sebagian besar pertanyaan dalam lembar kerja ini harus diisi oleh petugas Proyek Irigasi sebelum kunjungan, karena lembar kerja ini mencakup banyak nilai data sederhana seperti upah/gaji, jumlah pekerja, dan kebijakan proyek secara tertulis.Namun evaluator harus menjawab beberapa pertanyaan tersebut selama kunjungan. Lembar kerja ini mencakup pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kemungkinan kekacauan yang ada dalam proyek tersebut. Kekacauan (chaos) terjadi ketika realitas proyek tidak sesuai dengan apa yang diyakini terjadi oleh otoritas proyek. Oleh karena itu, evaluator harus menanyakan pada otoritas proyek mengenai tingkat layanan penyaluran air dari saluran utama, apa yang dilakukan oleh para operator, dan bagaimana air tersebut tiba di tiap individu petani. Catatan-catatan mengenai seluruh kondisi ini kemudian dibandingkan dengan apa yang dilihat evaluator di lapangan.

Lembar Kerja 6. Pekerja Proyek

Sebagian besar pertanyaan-pertanyaan ini memerlukan penilaian kualitatif tentang kondisi dalam proyek, dengan pemberian nilai antara 0-4 untuk tiap pertanyaan. Topik yang ditanyakan meliputi:- Kecukupan pelatihan untuk pekerja- Ketersediaan aturan kinerja secara tertulis- Kemungkinan pekerja untuk mengambil keputusan secara mandiri- Kemampuan proyek untuk memecat pekerja dengan alasan.- Penghargaan kepada para pekerja atas kerja yang baik

Lembar Kerja 7. P3A

Dalam lembar kerja ini, P3A merupakan singkatan dari Perkumpulan Petani Pemakai Air. Beberapa proyek irigasi memiliki P3A besar yang mengoperasikan seluruh sistem saluran proyek, namun pendistribusian air akhir dilakukan oleh beberapa P3A yang lebih kecil. Dalam situasi semacam ini, pertanyaan-pertanyaan P3A hanya tentang P3A yang kecil tersebut.

Lembar Kerja 8. Saluran Utama

Lembar kerja ini dimulai dengan 6 pertanyaan mengenai kondisi-kondisi umum proyek. Jawaban-jawaban tersebut memiliki interval kepercayaan yang besar (telah didefinisikan sebelumnya, dalam bagian yang mencakup indikator-indikator eksternal), tetapi oleh karena terdapat perbedaan besar antara berbagai proyek, jawaban-jawaban tersebut adalah sangat berarti.

Waktu tempuh gelombang aliran.Ini adalah perbedaan waktu antar merubah debit aliran di satu pintu saluran sampai stabilnya perubahan tersebut pada titik lain bagian hilirnya (downstreams). 1. Ini adalah perbedaan waktu antar merubah debit aliran di satu pintu saluran sampai stabilnya perubahan tersebut pada titik lain bagian hilirnya (downstreams).

2. Keberfungsian berbagai bangunan dan instruksinya. Seorang evaluator harus selalu mempertimbangkan operasi-operasi dari titik tinjau operator, dan menanyakan pada dirinya sendiri Jika saya berjalan sampai ke bangunan ini, bagaimana saya bias tahu apa yang harus dilakukan dan apakah itu akan mudah dilakukan? Sebagai contoh, jika tujuannya adalah untuk mempertahankan ketinggian muka air konstan dengan suatu bangunan, apa artinya konstan itu variasi dalam 1 centimeter, atau dalam 5 centimeters.

Oleh karena itu, evaluator jangan hanya mendengarkan penjelasan. Evaluator harus menempatkan dirinya sebagai seorang operator. Tidaklah cukup mengetahui bahwa operator menggerakkan sesuatu dan kemudian melihat sesuatu saja; evaluator harus memahami apakah sesuatu tersebut benar-benar memberi jawaban yang tepat, dan lain sebagainya..

Format lembar kerja 8. Saluran Utama adalah sebagai berikut:1.Pengamatan-pengamatan umum harus tercatat.2.peringkat penilaian diberikan pada berbagai aspek operasi, pemeliharaan, dan proses. Sebagian dari cabang ini tergantung pada pengamatan umum yang dicatat dalam lembar kerja yang sama. penilaian lainnya berdiri sendiri.

Untuk memperoleh efisiensi proyek yang tinggi, sistem saluran harus memiliki fleksibilitas untuk dapat mengubah aliran sebagai respon terhadap perubahan permintaan dan cuaca yang terus menerus terjadi.Tak diragukan lagi bahwa kebanyakan proyek irigasi sangat tidak fleksibel.Juga tidak diragukan lagi bahwa kebanyakan proyek irigasi mempunyai efisiensi proyek yang rendah.

Akhirnya, evaluator harus memperhatikan bahwa salah satu tujuan utama RAP adalah untuk mengidentifikasi apa yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kinerja proyek. Metode-metode irigasi lahan modern, seperti sprinkler dan drip, memerlukan tingkat flexibilitas dan reliabilitas jauh lebih tinggi daripada metode irigasi permukaan tradisional. Evaluator harus selalu bertanya pada dirinya sendiri selama RAP:

Tantangan-tantangan umumnya yang harus diatasi oleh evaluator meliputi :1.Otoritas proyek banyak menyita waktunya untuk waduk, membahas pemeliharaan waduk, daerah aliran sungai, dan politik. Sebenarnya, yang perlu diperhatikan tentang waduk adalah (a) daya tampungan (storage), dan (b) bagaimana debit aliran air dihitung ditentukan dan diukur.2.Evaluator akan diberitahu, semua saluran adalah sama saja. Kesimpulan eksplisit atau implisit dari ungkapan itu adalah bahwa evaluator hanya perlu memeriksa bagian saluran dekat bangunan utama (headworks). Meskipun itu berarti daerah sepanjang saluran mungkin identik, secara umum ada perbedaan secara signifikan dalam hal pemeliharaan, kemiringan, bangunan, dan lain-lain sepanjang saluran Hanya dengan melakukan penelusuran sepanjang saluran evaluator akan mengetahui tentang perbedaan-perbedaan tersebut .3.Operasi ini akan dijelaskan oleh otoritas proyek yang disertai dengan evaluator. Ini jelas sebuah tantangan yang sulit. Kunjungan kantor (lembar kerja 5) didesain untuk memperoleh perspektif mengenai petugas/staf, atasan kantor tersebut. Tujuan dari kunjungan lapangan adalah untuk berbicara dengan operator bangunan dan meninjau catatan mereka tanpa mengalami gangguan dari atasan mereka dan tanpa adanya jawaban resmi dari atasan mereka. Dalam banyak kasus, atasan dan operator perlu dipisahkan, agar operator tidak hati-hati dengan jawaban yang mereka berikan. Oleh karena itu, aturan main harus dipahami sebelum kunjungan lapangan dilakukan.

Lembar Kerja 9. Saluran Sekunder (Second Level Canals)

Lihat diskusi mengenai Lembar Kerja 8. Saluran Sekunder adalah saluran-saluran yang menerima air dari Saluran Utama. Secara umum, Saluran Sekunder dioperasikan secara berbeda dengan Saluran Utama (primer).

Lembar Kerja 10. Saluran Tersier (Third Level Canals)

Lihat diskusi mengenai Lembar Kerja 8. Dalam banyak proyek berukuran menengah, Saluran Tersier tidak ada, jadi lembar kerja ini tak perlu diisi jika kasusnya demikian.

Lembar Kerja 11. Penyaluran Akhir (Final Deliveries)

Ada dua kemungkinan nilai yang dipertimbangkan dalam workshop ini. Nilai pertama adalah Satuan Petak Individu unit terkecil yang dimiliki oleh seorang individu (jika kepemilikan pribadi diakui) atau yang dikelola oleh seorang petani. Satuan Petak Kepemilikan Individual tersebut mungkin lebih besar dari satu petak lahan jika seorang petani menerima air dan kemudian mendistribusikan air tersebut ke beberapa lahan dari satu pintu penyadapan/turnout (sangat lazim di AS). Ciri terpenting Satuan Petak Kepemilikan adalah bahwa pada titik ini, tidak diperlukan kerja sama diantara para petani.

Lembar Kerja 12. Indikator Internal (Internal Indicators)

Lembar kerja ini berisi 3 tipe nilai:

1. Ringkasan beberapa sub-indikator internal yang dinilai dalam workshop sebelumnya yang kemudian dihitung bobot nilai untuk masing-masing Indikator Primer. Kolom berbayang (shaded) di sebelah kanan memberikan informasi mengenai nilai, faktor pembobotan, dan lokasi lembar kerja untuk rincian kriteria pemberian angka Sub-Indikator. Seluruh nilai ini diberi angka 0-4, dengan 4 sebagai tertinggi dan yang paling diinginkan.

2.Sub-Indikator dan Indikator Primer, nilai-nilai yang dimasukkan secara langsung ke lembar kerja ini (bukannya ditransfer dari lembar kerja sebelumnya). Nilai-nilai ini adalah Indikator I-32, I-33, dan I-34.Seluruh nilai ini memiliki angka 0-4.

3.Beberapa Indikator (I-35+) yang tidak sesuai dengan skala nilai 0-4.Umumnya indikator ini adalah perbandingan langsung nilai-nilai atau nilai-nilai individual yang memiliki makna signifikan dan khusus.

Lembar Kerja 13. Indikator IPTRID

Lembar kerja ini sudah jelas. Lembar kerja ini didesain untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk upaya dalam acuan (Benchmarking) IPTRID secara global. Upaya tersebut terfokus pada indikator-indikator eksternal perbandingan pemasukan (input) dan pengeluaran (output).

Definisi yang relevan disediakan di bawah ini.

1.Penyaluran air irigasi permukaan Tahunan per unit area pelayanan

=

= Total volume pemasukan air irigasi tahunan Total area pelayanan sistem

=

Di mana total annual volume of irrigation water (total volume air irigasi tahunan) meliputi air permukaan dan pemompaan dari equifer, namun tidak termasuk penyaluran dari drainase (internal).

2.Penyaluran air irigasi tahunan per unit area yang diirigasi

Hal ini sama dengan nilai sebelumnya, tetapi didasarkan pada area yang diairi (termasuk lahan yang ditanam dua kali), bukannya berdasar area pelayanan.

=

= Tolol volume pemasukan air irigasi tahunan Total area tanam yang teririgasi tahunan

=

3. Efisiensi penyaluran air, %Ini dikenal juga sebagai efisiensi penyaluran, dan merupakan sebuah nilai yang disediakan oleh otoritas proyek.Secara umum, terdapat interval kepercayaan yang besar di sekitar angka-angka tersebut (lihat lembar kerja 4. Indikator Eksternal).

4.Suplai Air Relatif Tahunan (RWS)

RWS Tahunan =

= Total volume tahunan dari suplai air Total volume kebutuhan air tanamansebagaimana didefinisikan oleh IPTRID,Pembilang dihitung sama dengan pengalihan/penyaluran permukaan ditambah abstraksi air tanah bersih, ditambah total curah hujan, tidak termasuk semua air drainase internal yang beresirkulasi dalam sistem (scheme).

5.Suplai Air Irigasi Relatif Tahunan (Relative Irrigation Water Supply- RIS)

RIS Tahunan = Volume Pemasukan Air Irigasi Tahunan = Total volume kebutuhan irigasi tanaman tahunan

di mana Volume air irigasi pemasukan per tahun mencakup seluruh air yang dialihkan/ disalurkan atau dipompa, namun tidak termasuk penyaluran drainase internal.

Sekali lagi, kebutuhan irigasi tanaman sebagaimana yang dihitung di sini tidak termasuk perkolasi padi. Oleh karena itu,

RIS Tahunan =

6.Kapasitas Penyaluran Air (Water Delivery Capacity)

Kapasitas Penyaluran Air =

= Kapasitas saluran untuk menyalurkan air di sistim utama Puncak Kebutuhan konsumtif air irigasi puncak

=

di mana nilai-nilai tersebut adalah debit aliran.

7.Keamanan hak atas suplai (Security of Entitlement Supply), % yang diterima

Ini sama dengan DI 10a . Nilai diberikan di kantor untuk digunakan.

8.Rasio Pengembalian Biaya (Cost Recovery Ratio -CRR)

CRR =

= Pendapatan kotor dari penarikan biaya dari para pengguna (DI 12) Total biaya manajemen, operasi dan pemeliharaan (DI 13)9.Rasio biaya pemeliharaan dibanding pendapatan (Maintenance Cost to Revenue Ratio-MCRR)

MCRR =

= Total pengeluaran untuk pemeliharaan sistim (DI 14) Total pendapatan dari penarikan biaya para pengguna (DI 12)10. Total biaya MOM per unit area (US$/ha)

MOM/Area =

= Total biaya manajemen, operasi dan pemeliharaan (DI 13) Area pelayanan (DI 13)11. Total biaya per petugas dalam penyaluran air (US$/orang)

Total biaya/orang =

= Total biaya petugas Total jumlah petugas12. Kinerja pengumpulan pendapatan (Revenue Collection Performance-RCP)

RCP =

= Pendapatan kotor terkumpul Pendapatan kotor yang ditagihkan

13. Jumlah staf per unit area (orang/ha)

Jumlah staff/ha =

= Total jumlah petugas yang bekerja di pelayanan I & D (DI 16) Total area pelayanan (DI 3)

14. Pendapatan rata-rata per meter kubik suplai air irigasi (US$/m3)

US$/m3 =

= Pendapatan kotor yang ditarik Total volume penyaluran air irigasi tahunan

=

15. Total nilai tahunan produksi pertanian (US$)

Nilai ini merupakan rata-rata nilai yang dihitung dalam tiap Lembar Kerja 1, 2, dan 3.Nilai ini ditemukan sebagai DI 19.

16. Output per unit area yang dilayani (US$/ha)

Ini dihitung sebagai US$/ha =

17. Output per unit area yang diirigasi (US$/ha)

Ini dihitung sebagai US$/ha =

18. Output per unit suplai irigasi (US$/m3)

US$/m3 =

19. Output per unit air yang dikonsumsi (US$/m3)

US$/m3 =

Indikator IPTRID lainnya ditemukan sebagai DI 21 DI 38

Cara Mengartikan Hasil RAP

RAP, jika berdiri sendiri, hanyalah sebuah alat diagnosa. RAP memungkinkan orang yang mengevaluasi untuk memeriksa proyek irigasi secara sistematis untuk menentukan :1. Indikator Eksternal, dan2. Indikator Internal

Indikator Eksternal akan memberi indikasi apakah mungkin untuk mengkonservasi air dan meningkatkan lingkungan dengan memperbaiki pengelolaan air. Indikator Internal memberi perspektif yang detail tentang bagaimana sistem ini dioperasikan secara aktual dan bagaimana pelayanan penyaluran air yang disediakan pada semua tingkat.

Interpetasi hasil membutuhkan satu atau lebih spesialis irigasi yang secara jelas memahami pilihan-pilihan modernisasi.Tanpa pengetahuan mendalam mengenai pilihan-pilihan itu, rekomendasi-rekomendasi yang dibuat dapat tidak efektif.

Beberapa aturan dasar:1.Pada hampir semua proyek, modernisasi membutuhkan baik perangkat keras maupun perubahan manajemen.

2. Umumnya, masih dimungkinkan menyediakan pelayanan penyaluran air yang baik ke pintu penyadapan (turnout) tanpa kontrol air yang baik, jika sistem sangat tidak efisien dan ada air sangat berlimpah. Bagaimanapun, jika sistem juga harus efisien, satu-satunya cara untuk memberikan pelayanan penyaluran air yang baik adalah dengan memiliki kontrol air yang sangat baik.

3.Pada hampir semua proyek, pelayanan penyaluran air perlu diperbaiki dalam rangka mencapai tujuan dasar yaitu biaya pekerja/petugas yang lebih rendah, lebih sedikit limpasan, meningkatkan hasil tanaman, dan mengurangi kerusakan lingkungan. Proses RAP memungkinkan evaluator untuk menargetkan tingkat yang tepat dalam rangka memulai modernisasi.

4.Umumnya, ada banyak perubahan sederhana yang bisa dilakukan dalam prosedur operasional dan sejumlah prosedur lain dengan hanya menanamkan modal berjumlah sedang untuk merubah perangkat keras.

5.Semua perubahan harus dibarengi dengan kontrol mutu dan pelatihan yang baik.

Umumnya, proses pembacaannya adalah sebagai berikut:

1.Efisiensi irigasi lahan diperiksa. Efisiensi lahan yang baik tergantung pada penerimaan pelayanan penyaluran air yang baik pada lahan (lahan usahatani).

2. Efisiensi irigasi proyek diperiksa. Ini sudah menjadi kebiasaan bahwa petugas proyek irigasi menghendaki debit aliran yang lebih tinggi meskipun inefisiensi mungkin cukup tinggi. Alternatif penting untuk meningkatkan suplai air adalah dengan memperbaiki efisiensi.

3.Efisiensi penyaluran dicatat, dan dibandingkan dengan efisiensi irigasi lahan. Keduanya dihitung dengan mempertimbangkan kemungkinan resirkulasi (air tanah atau permukaan) yang mungkin terjadi.Perbandingan ini membantu untuk menentukan upaya-upaya yang mungkin dilakukan.

4.Karakter pelayanan penyaluran air diperiksa pada tiap-tiap tingkat.

5.Kelayakan perangkat keras dan instruksi operator ditinjau kembali.

6.Keberadaan sistem resirkulasi dicatat. Dalam banyak proyek, meng-install sistem resirkulasi air permukaan dalam area strategis adalah cara sangat sederhana untuk memperbaiki kinerja dan pelayanan penyaluran air.

7. Tempat di mana para petugas menghabiskan waktunya untuk bekerja adalah indikasi penting di mana perubahan bisa dilakukan. Misalnya, dalam beberapa proyek ada sejumlah staf hidrografer yang banyak secara kontinyu membaca alat pengukur kecepatan di banyak lokasi disaluran utama.Biasanya pembacaan yang tidak akurat ini (karena sifat alami aliran yang tidak stabil dan pengukuran yang dilakukan saat itu juga-point-in-time) bisa benar-benar dikesampingkan jika strategi baru penyaluran air diterapkan.

Dengan modernisasi, beberapa kegiatan bisa dilakukan bersamaan, tetapi beberapa kegiatan memerlukan sebuah landasan. Misalnya, otomatisasi dengan PLC elektronik (Programmable Logic Controllers = Pengontrol Logika yang Bisa Diprogram) memerlukan akses ke lokasi yang sangat mudah, komunikasi yang sangat baik, dan infrastruktur yang kuat untuk perbaikan dan troubleshooting elektronik. PLC juga memerlukan adanya pemeliharaan dari proyek yang sangat baik. Dengan kata lain, otomatisasi PLC memerlukan landasan kokoh yang kadang tidak terdapat dalam proyek irigasi.dan penerapan PLC tanpa landasan tersebut bisa dipastikan akan gagal.

Biasanya, langkah utama untuk modernisasi adalah:1. Penghapusan ketidaksesuaian antara layanan yang aktual dengan yang dilaporkan. Jika manajer proyek menolak untuk menerima kenyataan di lapangan, lebih baik uang dan waktu dialihkan untuk proyek lain.

2.Semua petugas pada semua tingkat harus paham dan menerapkan mental melayani. Tentu saja ini tak dapat dicapai dalam semalam karena konsep modernisasi harus berakar dalam mental/sikap. Tanpa itu, upaya untuk memodernisasi proyek biasanya hanya akan membuahkan hasil minimal.

3.Periksa instruksi yang diberikan pada operator dan lakukan modifikasi jika perlu. Sebagai contoh klasik adalah banyak proyek Asia di mana tujuan dari bangunan pengatur (cross regulator) adalah untuk menjaga ketinggian muka air dibagian hulu (upstream), tapi operator pintu air harus mengoperasikan bangunan pengatur (cross regulator) persis sesuai instruksi (pengoperasian pintu yang spesifik) dari kantor berdasarkan program komputer atau kertas kerja. Pemeriksaan sederhana di lapangan akan menunjukkan bahwa ketinggian muka air tidak dijaga dengan baik. Instruksi untuk operator harus dirubah dan perubahannya sangat sederhana: Jaga agar ketinggian muka air dihulu (upstream) tetap dalam toleransi spesifik dari target yang ditetapkan. Penulis belum pernah menemukan operator yang tidak mampu menentukan perubahan pengoperasian bangunan pengatur (cross regulator) mencapai tujuan ini.

4.Tiga hal pertama adalah yang termudah, tetapi juga bisa yang tersulit dengan adanya staf senior. Jika ketiga hal pertama tidak tercapai, lebih baik pergi meninggalkan proyek, atau memecat staf senior. Tentu saja, perubahan dalam ketiga hal pertama akan memerlukan pelatihan, studi lapangan dan pembicaraan mendalam.

5. Langkah berikutnya, kurang lebih secara berurutan, adalah memperbaiki hal-hal berikut ini:a. Memahami apa yang sebenarnya terjadi dalam sistem. Seorang ahli mungkin dengan cepat dapat mengevaluasi proyek dan karena latar belakangnya hampir memahami hubungan sebab akibat dan tingkat taksiran pelayanan. Operator dan peninjau (supervisor) terkadang tidak sama dalam melihat sesuatu. Pemasangan datalogger (alat memasukkan data) dan sensor ketinggian muka air pada lokasi-lokasi penting untuk mencatat limpasan (spills), fluktuasi debit aliran, dan fluktuasi ketinggian muka air akan sangat membantu. Hal ini hampir selalu membuat operator yang hanya bisa mengunjungi lokasi sekali sehari menjadi lebih waspada.

b. Komunikasi di semua tingkat. Dimulai dengan komunikasi antar petugas seringkali dilakukan dengan radio.

c. Mobilitas staf. Pada umumnya, staf yang beranggota sedikit tapi dinamis justru lebih efisien daripada staf yang banyak tapi tidak dinamis. Ini karena staf yang sedikit tapi dinamis tidak hanya bertanggung jawab untuk satu atau dua bangunan saja, tapi juga harus memahami bagaimana bangunan-bangunan dan tindakannya akan berdampak pada bidang lain. Mobilitas bisa diperbaiki dengan infrastruktur jalan yang lebih baik, sepeda motor, truk, dan lain-lain

d. Kontrol dan pengukuran debit aliran pada titik pencabangan dua (bifurcation). Perhatikan bahwa pengukuran dan kontrol adalah tidak sama. Keduanya diperlukan. Ada banyak kombinasi bangunan dan teknik yang memungkinkan kontrol dan pengukuran debit aliran yang cepat dan akurat. Hal ini biasanya menjadi kelemahan di banyak proyek irigasi.

e. Adanya titik resirkulasi atau waduk penyangga (buffer reservoir) dalam sistem saluran utama. Kontrol air yang longgar mungkin sudah mencukupi untuk sistem utama asalkan ada ruang untuk mengatur ulang sekitar 70% sepanjang saluran.

f. Perbaikan kontrol muka air sepanjang proyek. Kontrol dan pengukuran debit aliran dan (poin d) hanya relevan untuk bangunan di saluran dan pipa. Pada bagian hulu bangunan, hal penting dengan mudahnya menjaga ketinggian muka air agar cukup konstan sehingga debit aliran air penyadapan (turnout) tidak berubah-ubah, dan juga agar tanggul saluran tidak rusak. Dengan jenis bangunan yang tepat, hal ini mudah dilakukan tanpa banyak memakai tenaga manusia.g.Pengaturan kembali prosedur untuk penyaluran dan penyebaran air. Dalam sebagian besar proyek modern, satu kelompok bertanggung jawab mengoperasikan saluran utama, kelompok lain bertanggung jawab mengoperasikan saluran sekunder, dan demikian seterusnya. Maka tiap kelompok memiliki tujuan pelayanan yang sangat spesifik. Jika saluran utama terbagi ke dalam berbagai zona dengan kantor yang mengatur masing-masing zona, maka akan selalu ada konflik antar zona. Pengaturan kembali operator biasanya diperlukan.Demikian juga, prosedur lengkap untuk menerima informasi yang tepat waktu (real-time) dari lapangan dan merespon permintaan dengan cepat biasanya harus diperbarui bagi kebanyakan proyek.h.Pemantauan jarak jauh untuk lokasi strategis. Lokasi yang seperti itu biasanya adalah waduk penyangga (buffer reservoir), drainase dan ujung bagian hilir saluran (tail end).i.Kontrol manual jarak jauh debit aliran di lokasi strategis. Ini adalah bangunan saluran utama dan bangunan pengambilan utama (off takes/turnout) dari saluran utama. j.Penempatan pelimpah (spill) dan pengembalian limpasan, dari hilir saluran dari semua saluran-saluran kecil.

Yang mungkin mengejutkan bagi para pembaca adalah tidak adanya pembahasan yang cukup tentang lining (pelapisan) saluran dan alat pemeliharaan.Tak diragukan lagi bahwa alat pemeliharaan harus mencukupi.Lining saluran dapat mengurangi pemeliharaan (maintemance) dan rembesan (seepage). Tetapi hal ini telah dibahas selama beberapa dekade, dan miliaran dolar telah dihabiskan yang secara umum tidak membawa ke modernisasi. Hal ini karena modernisasi tidak hanya satu tindakan/action saja.Poin a-j menunjukkan peralihan dari pemikiran tradisional yang terfokus pada Ahli Sipil Beban ke pemikiran yang lebih terfokus pada hal-hal operasi.

Hal lain yang terlewatkan adalah pembahasan tentang kontrol bagian hilir (downstream) dan algoritma kontrol saluran yang rumit. Hal ini karena proyek irigasi harus diawali dengan baik sebelum benar-benar dijalankan, dan teknologi di atas bisa dianggap berisiko tinggi (high risk).Meskipun penulis menghabiskan cukup banyak waktu untuk menerapkan kedua hal tersebut secara profesional, kontrol yang rumit dipilih hanya setelah alternatif lain dikesampingkan.dan sebelumnya memang tak pernah ada dukungan infrastruktur yang cukup.Tak ada obat ajaib untuk memodernisasi dan memperbaiki kinerja irigasi, dan pilihan sering memberikan hasil yang sangat memuaskan.

Adalah hal yang baik untuk mendengarkan para operator dan berusaha menemukan beberapa hal yang bisa meringankan beban mereka.Persoalan tersebut terkadang bisa dipecahkan dengan cepat. Dengan memecahkan masalah operator tersebut, mereka akan menjadi penganjur upaya modernisasi lebih lanjut.

Kesimpulan

RAP apabila dilaksanakan dan dianalisa oleh insinyur irigasi yang bermutu, menghasilkan indikator yang menjelaskan hasil dan proses suatu proyek irigasi. Banyak indikator ini yang dapat digunakan untuk tujuan acuan standarisasi (benchmarking), memungkinkan adanya perbandingan antar proyek dan kinerja pra/paska modernisasi.Dalam waktu hanya beberapa minggu, RAP mampu menghasilkan informasi yang cukup untuk menentukan tindakan penting yang harus diambil untuk modernisasi. Oleh karena itu ini bisa menjadi alat berharga bagi negara-negara untuk memprioritaskan investasi pada proyek yang berbeda-beda, dan untuk memprioritaskan tindakan spesifik dalam proyek irigasi.

TUGAS KULIAHIRIGASI DAN DRAINASERapid Appraisal Process (RAP)

Disusun Oleh:Nama : Yurike Dewi IsmawatiNIM : 135040200111018Kelas : K

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG2015