rasionalitas penggunaan obat anti diabetes dan...

185
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN EVALUASI BEBAN BIAYA PERBEKALAN FARMASI PADA PASIEN RAWAT INAP KARTU JAKARTA SEHAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO SKRIPSI ISTIQOMATUNNISA 1110102000025 FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM STUDI FARMASI JAKARTA JUNI 2014

Upload: phambao

Post on 09-Mar-2019

230 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN EVALUASI BEBAN BIAYA

PERBEKALAN FARMASI PADA PASIEN RAWAT INAP KARTU JAKARTA SEHAT DI RUMAH SAKIT

TNI ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO

SKRIPSI

ISTIQOMATUNNISA

1110102000025

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2014

Page 2: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

ii

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN EVALUASI BEBAN BIAYA

PERBEKALAN FARMASI PADA PASIEN RAWAT INAP KARTU JAKARTA SEHAT DI RUMAH SAKIT

TNI ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi

ISTIQOMATUNNISA

1110102000025

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

PROGRAM STUDI FARMASI

JAKARTA

JUNI 2014

Page 3: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

iii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah benar hasil karya saya sendiri,

dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.

Nama : Istiqomatunnisa NIM : 1110102000025 Tanda tangan :

Tanggal : 10 Juli 2014

Page 4: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

iv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

NAMA : ISTIQOMATUNNISA NIM : 1110102000025 JUDUL : RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES

DAN EVALUASI BEBAN BIAYA PERBEKALAN FARMASI PADA PASIEN RAWAT INAP KARTU JAKARTA SEHAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO

Disetujui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Azrifitria, M. Si., Apt Siti Fauziyah, S.Si., M.Farm., Apt

NIP. 197211272005012004

Mengetahui,

Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt

Page 5: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

v

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : Istiqomatunnisa

NIM : 1110102000025

Program Studi : Farmasi

Judul Skripsi : Rasionalitas Obat Anti Diabetes dan Evaluasi Beban Biaya Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu jakarta sehat di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar

Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing 1 : Dr. Azrifitria, M.Si., Apt ( )

Pembimbing 2 : Siti Fauziyah, S.Si., M.Farm., Apt ( )

Penguji 1 : Yardi, Ph.D, Apt ( )

Penguji 2 : Drs. Umar Mansur, M.Sc, Apt ( )

Ditetapkan di : Ciputat Tanggal : 10 Juli 2014

Page 6: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

vi

ABSTRAK

Nama : Istiqomatunnisa Program Studi : Farmasi

Judul : Rasionalitas Obat Antidiabetes dan Evaluasi Beban Biaya Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu jakarta sehat di Rumah Sakit TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo

Diabetes merupakan suatu penyakit heterogen yang gejalanya ditandai dengan peningkatan gula darah yang disebabkan oleh defisiensi insulin relatif atau absolut. World Health Organization (WHO) memprediksi jumlah penderita diabetes melitus akan semakin meningkat pada tahun mendatang, termasuk Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran kerasionalan penggunaan obat antidiabetes pada pasien rawat inap RUMKITAL Dr. Mintohardjo yang merupakan pasien Kartu Jakarta Sehat (KJS) pada tahun 2013 serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi berupa obat-obatan dan bahan medis habis pakai. Adapun aspek kerasionalan obat meliputi penilaian ketepatan indikasi, ketepatan obat, ketepatan dosis, ketepatan pasien, ketepatan cara pemberian, minimal efek samping dan tidak adanya interaksi obat. Peneliti melakukan pengambilan data melalui data sekunder berupa rekam medis pasien periode April-Desember 2013 dengan desain cross-sectional. Teknik pengambilan data berupa total sampling, didapatkan 24 sampel yang sesuai dengan kriteria inklusi penelitian. Pada hasil penyajian data secara deskriptif, penilaian ketepatan berdasarkan pemberian obat antidiabetes pada pasien terdapat tepat dosis sebesar 100 %, tepat indikasi 68,89%, tepat obat 100%, tepat pasien 84,44%, tepat cara pemberian 100% dan tidak adanya interaksi obat 55,56%. Persentase beban biaya perbekalan farmasi obat Diabetes Melitus (DM) sebesar 10%, bahan medis habis pakai 27%, dan obat non DM 63% sedangkan persentase perbekalan farmasi secara keseluruhan (obat DM, obat non DM, dan BMHP) yang dikeluarkan untuk pengobatan pasien rawat inap dabetes melitus kartu jakarta sehat sebesar 25 % dari total pembiayaan yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI untuk pasien kartu jakarta sehat.

Kata Kunci : Obat antidiabetes, penggunaan rasional, biaya perbekalan farmasi, Kartu Jakarta Sehat (KJS)

Page 7: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

vii

ABSTRACT

Name : Istiqomatunnisa Program Study : Pharmacy Title :The Rational Use of Antidiabetic Drugs and Cost of

Pharmaceuticals Supplies Evaluation of Kartu Jakarta Sehat Hospitalized in Naval Hospital Dr. Mintoharjo

Diabetes is a heterogeneous disease characterized by an increase in blood sugar caused by a relative or absolute insulin deficiency. World Health Organization (WHO) predicts the number of people with diabetes will increase in the coming year, including Indonesia. This study aims to determine the rational use of antidiabetic drugs in hospitalized patients in Naval Hospital Dr. Mintohardjo of Kartu Jakarta Sehat patients (KJS) in 2013, and to determine the percentage of the cost of pharmaceutical drugs and medical disposable product. Certain stages have been analyzed are indicative valuation accuracy, precision medicine, dose accuracy, patient accuracy, precision mode of administration drug-giving, minimal side effects and no-drug interactions. Researcher perform data retrieval through secondary data from the medical records of patients the period April to December 2013. The method presented in this paper is a cross-sectional study. Data retrieval techniques using total sampling, 24 samples were obtained in accordance with the study inclusion criteria. In presenting the results of descriptive data, accuracy assessments based on the patient’s antidiabetic drug delivery are as follows: 100% for appropriate-drug-doses, 68.89% for appropriate-drug-indications, 100% for appropriate-drug, 84.44% for appropriate-patients, 100% for appropriate-drug-giving and 55.56% of drug interaction. The percentage of the costs of pharmaceutical Diabetes Mellitus (DM) drugs is 10%, 27% for Medical Disposable Product (MDP), and 63% for non-DM-drugs, while the percentage of the overall pharmaceutical (DM drugs, non-DM drugs, and MDP) incurred for the treatment of diabetes hospitalization of Kartu Jakarta Sehat patients is 25% from the total funding that has been set by the Minister of Health for Kartu Jakarta Sehat patients. Keywords : Antidiabetic drugs, rational use, cost of pharmaceutical, Kartu Jakarta Sehat (KJS)

Page 8: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan

rahmat, karunia serta nikmat Iman dan Islam yang tak terhingga. Shalawat serta

salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Syukur atas

limpahan cinta dan kasihNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan

skripsi yang berjudul “Rasionalitas Obat Antidiabetes dan Evaluasi Beban Biaya

Perbekalan Farmasi Pada Pasien Rawat Inap Kartu jakarta sehat di Rumah Sakit

TNI Angkatan Laut Dr. Mintohardjo” bertujuan untuk memenuhi persyaratan guna

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Pada kesempatan ini penulis menyadari bahwa, tanpa bantuan dan

bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan

skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena

itu, saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada :

1. Allah SWT. Ucap syukur tak hingga kepadaNya atas semua kebaikan dan

kemudahan yang telah diberikan kepada saya. Zat yang membuat saya

senantiasa bersemangat untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. TanpaMu

tak ada artinya dunia ini.

2. Ibu Dr. Azrifitria, M.Si., Apt dan Ibu Siti Fauziyah,S.SI, M.Farm., Apt selaku

dosen pembimbing yang telah banyak memberikan ilmu, waktu, tenaga,

dalam penelitian ini juga untuk kesabaran dalam membimbing, memberikan

saran, dukungan serta kepercayaannya selama penelitian berlangsung hingga

tersusunnya skripsi ini.

3. Prof. Dr. (hc) dr. M. K. Tadjudin, Sp. And., selaku Dekan Fakultas

Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Drs. Umar Mansur, M.Sc., Apt selaku ketua Program Studi Farmasi

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan banyak motivasi dan bantuan.

5. Seluruh pihak dosen pengajar Program Studi Farmasi Fakultas Kedokteran

dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

ix

yang telah banyak membantu selama perkuliahan saya di farmasi.

Terimakasih untuk ilmu pengetahuan yang telah diberikan kepada saya.

6. Seluruh civitas Departemen Farmasi RUMKITAL Dr. Mintohardjo yang

telah memberikan kesempatan dan kemudahan untuk melakukan penelitian

serta dukungan yang sangat besar.

7. Bapak Dwi, Bapak Ari, beserta seluruh pihak karyawan ruang administrasi

medik dan mas Rizki selaku karyawan apotek dan seluruh pihak karyawan

apotek lainnya yang telah banyak membantu kelancaran dalam pengambilan

data.

8. Kedua orang tua saya, abi tersayang Izzuddin, Ak., M.M dan ummi tercinta

Titing Irnawati yang selalu memberikan kasih sayang dan doa yang tidak

pernah henti serta dukungan baik moril maupun materil. Tidak ada yang

dapat membalas semua kebaikan dan ketulusan cinta umi dan abi. Semoga

Allah senantiasa memberikan kesehatan, keselamatan, perlindungan, dan

kasih sayang kepada umi dan abi.

9. Kedua mertua saya yang kini sudah menjadi orang tua saya, ayah Ahmad

Maksum, MM dan mama Ruchila Yusroyati yang selalu memberikan doa

serta dukungan kepada saya. Semoga Allah membalas kebaikan ayah dan

mama.

10. Suami saya yang sangat saya cintai, terimakasih atas kesetiaannya menemani

dan senantiasa memberikan dukungan moril serta doa yang tiada henti.

Terimakasih sayang atas semua kebaikan dan ketulusannya. Semoga Allah

membalasnya dengan sebaik-baik balasan.

11. Adik-adikku tersayang Ahmad Naufal Rabbani, M. Irfan Fadhillah, Amirah

Maulani, Sultan Fathani Abdullah, M.Azka, Alisha Syazana Nabilah yang

telah menjadi penyemangat saya untuk menjadi kakak teladan untuk kalian.

12. Yusna Fadliyyah Apriyanti, Julia Anggraini, Sri Wahyuni Lestari, Annisa

Alfira, Annisa Fitriana yang senantiasa menjadi sahabat penyemangat,

terimakasih atas dukungan dan doanya.

13. Ashabul kahfi (Anis, Ayun, Citra, dan Marsha) terimakasih telah menjadi

teman terbaik sejak SMP, selalu memberi support dan menjadi sahabat

terbaik di hidup saya.

Page 10: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

x

14. Teman-teman seperjuangan farmasi angkatan 2010 terimakasih atas

kebersamaan kita selama 4 tahun lebih ini.

15. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.

Kesempurnaan adalah milikNya, begitu pun skripsi ini. Tidak sedikit

hambatan yang saya dapatkan dalam menyusun skripsi ini. Penulis berharap

semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk banyak pihak dan tentunya

bermanfaat untuk ilmu pengetahuan. Akhir kata, penulis berharap Allah SWT

berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu saya

dalam penelitian ini.

Ciputat, 10 Juli 2014

Istiqomatunnisa

Page 11: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Istiqomatunnisa NIM : 11101020000525 Program Stud : Farmasi Fakultas : Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) Jenis Karya : Skripsi demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya menyetujui skripsi/karya ilmiah saya, dengan judul

RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN EVALUASI BEBAN BIAYA PERBEKALAN FARMASI PADA PASIEN

RAWAT INAP KARTU JAKARTA SEHAT DI RUMAH SAKIT TNI ANGKATAN LAUT Dr. MINTOHARDJO

untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta Dengan demikian persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Ciputat

Pada Tanggal : 10 Juli 2014 Yang menyatakan,

(Istiqomatunnisa)

Page 12: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xii

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS .............................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................... iv HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................ v ABSTRAK ...................................................................................................... vi ABSTRACT ..................................................................................................... vii KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ........................ xi DAFTAR ISI .................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ............................................................................................ xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xvii BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .......................................................................... 3 1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................... 3 1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................... 4 1.4.1 Bagi Penulis ........................................................................... 4 1.4.2 Bagi RUMKITAL Dr. Mintohardjo ........................................ 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 6 2.1 Rasionalitas Obat ........................................................................... 6 2.2 Interaksi Obat ................................................................................. 8 2.2.1 Mekanisme Interaksi Obat ...................................................... 9 2.2.2 Tingkat Keparahan Interaksi Obat ........................................ 10 2.3 Diabetes Melitus .......................................................................... 10 2.3.1 Definisi ................................................................................ 10 2.3.2 Etiologi & Klasifikasi Diabetes Melitus ............................... 11 2.3.3 Gejala Diabetes Melitus ....................................................... 12 2.3.4 Skrining Diabetes Melitus .................................................... 13 2.3.5 Diagnosis Diabetes Melitus .................................................. 14 2.3.6 Patofisiologi ......................................................................... 15 2.3.7 Penatalaksanaan ................................................................... 16 2.4 Penggolongan Obat Antidiabetes Oral .......................................... 19 2.4.1 Golongan Sulfonilurea ......................................................... 20 2.4.2 Golongan Meglitinid ............................................................ 22 2.4.3 Biguanid (Metformin) .......................................................... 24 2.4.4 Golongan Tiazolidindion ...................................................... 25 2.4.5 Penghambat Enzim α-Glikosidase ........................................ 26 2.4.6 Inhibitor Dipeptidyl Peptidase-4 ........................................... 27 2.4.7 Sekuestran Asam Empedu .................................................... 28 2.4.8 Bromokriptin ....................................................................... 28

Page 13: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xiii

2.4.9 Produk Kombinasi ............................................................... 29 2.5 Insulin .......................................................................................... 29 2.5.1 Terapi Insulin Untuk Pasien Rawat Inap ............................... 29 2.5.2 Kategori Insulin ................................................................... 29 2.5.3 Dosis Insulin ...................................................................... 30 2.6 Perbekalan Farmasi ...................................................................... 31 2.7 Kartu jakarta sehat (KJS) .............................................................. 31 2.7.1 Definisi Kartu Jakarta Sehat ................................................. 31 2.7.2 Tujuan KJS .......................................................................... 31 2.7.3 Sasaran Program KJS ........................................................... 31 2.7.4 Manfaat KJS ........................................................................ 32 2.8 Tarif Indonesia Case Based Groups (INA CBG’S) ....................... 32

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN .......................................................... 34 3.1 Desain Operasional ...................................................................... 34 3.1.1Variabel Bebas ...................................................................... 34 3.1.2 Variabel Terikat ................................................................... 34 3.1.2.1 Ketepatan Indikasi .................................................. 34 3.1.2.2 Ketepatan Pemilihan Obat ....................................... 35 3.1.2.3 Ketepatan Regimen Dosis ....................................... 35 3.1.2.4 Ketepatan Cara Pemberian ...................................... 35 3.1.2.5 Ketepatan Pasien ..................................................... 35 3.1.2.6 Efek Samping ......................................................... 36 3.1.2.7 Interaksi Obat ......................................................... 36 3.1.3 Demografi Pasien ................................................................. 36 3.1.3.1 Jenis Kelamin ......................................................... 36 3.1.3.2 Usia ........................................................................ 37 3.1.3.3 Jenis Diabetes ......................................................... 37 3.2 Desain Penelitian .......................................................................... 37 3.3 Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 38 3.3.1 Tempat Penelitian ................................................................ 38 3.3.2 Waktu Penelitian .................................................................. 38 3.4 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 38 3.4.1 Populasi ............................................................................... 38 3.4.2 Sampel ................................................................................. 38 3.4.2.1 Kriteria Inklusi Sampel ........................................... 39 3.4.2.2 Kriteria Eksklusi Sampel ......................................... 39 3.5 Prosedur Penelitian ....................................................................... 39 3.5.1 Persiapan (Permohonan Izin Penelitian) ............................... 39 3.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data ........................................... 39 3.5.2.1 Penelusuran Dokumen ............................................ 39 3.5.3 Manajemen Data .................................................................. 40 3.6 Pengolahan Data .......................................................................... 40

Page 14: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xiv

3.7 Analisa Data ................................................................................. 41 3.7.1 Analisis Univariat ................................................................ 42 3.7.2 Analisis Bivariat .................................................................. 42 3.7.3 Analisa Beban Biaya Perbekalan Farmasi............................. 43

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 45 4.1 Demografi Pasien ......................................................................... 45 4.1.1 Jenis Kelamin....................................................................... 45 4.1.2 Usia Pasien .......................................................................... 46 4.1.3 Jenis Diabetes ...................................................................... 47 4.2 Profil Obat Antidiabetes ............................................................... 49 4.2.1 Obat Antidiabetes Tunggal ................................................... 49 4.2.2 Kombinasi Obat Antidiabetes Oral dan Injeksi ..................... 50 4.3 Analisis Kerasionalan Obat Antidiabetes ...................................... 52 4.3.1 Tepat Indikasi ...................................................................... 54 4.3.2 Tepat Dosis .......................................................................... 56 4.3.3 Tepat Pasien ......................................................................... 57 4.3.4 Tepat Obat ........................................................................... 58 4.3.5 Tanpa Interaksi Obat ............................................................ 60 4.3.6 Tepat Cara Pemberian .......................................................... 62 4.3.7 Tanpa Efek Samping ............................................................ 63 4.4 Evaluasi Analisis Kerasionalan..................................................... 63 4.5 Evaluasi Biaya Perbekalan Farmasi ............................................. 64 4.5.1 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes ................................. 64 4.5.2 Profil Bahan Medis Habis Pakai ......................................... 65 4.6 Keterbatasan Penelitian ................................................................ 68 4.6.1 Kendala ................................................................................ 68 4.6.2 Kelemahan ........................................................................... 68 4.6.3 Kekuatan .............................................................................. 69

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 70 5.1 Kesimpulan .................................................................................. 70 5.2 Saran ............................................................................................ 71

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 72

Page 15: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 2.1 Kriteria Penegakkan Diagnosis DM .................................................... 13 Tabel 2.2 Target Pelaksanaan Diabetes Melitus .................................................. 17 Tabel 2.3 Dosis Sulfonilurea Generasi Kedua .................................................... 20 Tabel 2.4 Obat Antidiabetes Oral Golongan Sulfonilurea ................................... 21 Tabel 2.5 Obat Antidiabetes Oral Golongan Meglitinid ...................................... 23 Tabel 2.6 Obat Antidiabetes Oral Golongan Biguanid ........................................ 25 Tabel 2.7 Obat Antidiabetes Oral Golongan Inhibitor Enzim α-Glikosidase ....... 27 Tabel 2.8 Karakteristik Insulin ........................................................................... 30 Tabel 2.9 Pengkodean Jenis Antdiabetik ............................................................ 41 Tabel 2.10 Pengkodean Ketepatan ..................................................................... 41 Tabel 4.1 Demografi Pasien ............................................................................... 45 Tabel 4.2 Jumlah Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Diabetes .......... 48 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Indikasi Antidiabetik ............ 55 Tabel 4.4 Distribusi Analisis Ketepatan Dosis Antidiabetik Berdasarkan Frekuensi

Pemberian Antidiabetik ...................................................................... 56 Tabel 4.5 Distribusi Analisis Ketepatan Pasien Antidiabetik Berdasarkan

Frekuensi Pemberian Antidiabetik ...................................................... 58 Tabel 4.6 Distribusi Ketepatan Pemilihan Obat Berdasarkan Frekuensi Pemberian

Antidiabetik ....................................................................................... 60 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Analisis Interaksi Obat Berdasarkan Pemberian

Antidiabetik ....................................................................................... 61 Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Cara Pemberian Berdasarkan

Pemberian Antidiabetik ...................................................................... 62 Tabel 4.9 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes ................................................ 65 Tabel 4.10 Profil Penggunaan Bahan Medis Habis Pakai.................................... 65 Tabel 4.11 Total Biaya Perbekalan Farmasi ....................................................... 67

Page 16: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Algoritma Penatalaksanaan DM Tipe 2 (Dipiro et, al, 2009) ........... 18 Gambar 2.2 Algoritma Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 (American

Diabetes Association, 2009)........................................................... 19 Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin....46 Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan Usia Pasien (%)........................................................... 47 Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Melitus

Berdasarkan Jenis Diabetes ............................................................. 48 Gambar 4.4 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Tunggal (%) ................... 49 Gambar 4.5 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Oral Dengan Injeksi ....... 51 Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Berdasarkan Frekuensi

Pemberian Obat Antidiabetes .......................................................... 53

Page 17: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1. Surat Permohonan Data dan Izin Penelitian Dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Prodi Farmasi ................................................ 76 Lampiran 2. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian Dari RUMKITAL Dr.

Mintohardjo Jakarta Pusat .............................................................. 77 Lampiran 3. Rekapitulasi Data Sampel............................................................... 78 Lampiran 4. Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi ............................................. 94 Lampiran 5. Analisis Penilaian Ketepatan Dosis ................................................ 97 Lampiran 6. Analisis Penilaian Ketepatan Pasien ............................................... 99 Lampiran 7. Analisis Penilaian Ketepatan Obat ................................................ 106 Lampiran 8. Analisis Penilaian Interaksi Obat .................................................. 108 Lampiran 9. Analisis Penilaian Ketepatan Cara Pemberian .............................. 114 Lampiran 10.Hasil Analisis Ketepatan dan Kerasionalan Berdasarkan Pemberian

Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap ........................................... 116 Lampiran 11.Hasil Penilaian Kerasionalan Berdsarkan Jumlah Pasien Diabetes

Melitus ........................................................................................ 118 Lampiran 12.Hasil Analisis Ketepatan Indikasi Menggunakan Contingency

Coefficient ................................................................................... 120 Lampiran 13.Hasil Analisis Ketepatan Dosis Menggunakan Contingency

Coefficient ................................................................................... 121 Lampiran 14.Hasil Analisis Ketepatan Pasien Menggunakan Contingency

Coefficient ................................................................................... 122 Lampiran 15.Hasil Analisis Ketepatan Obat Menggunakan Contingency

Coefficient ................................................................................... 123 Lampiran 16.Hasil Analisis Ketepatan Cara Pemberian Menggunakan

Contingency Coefficient ............................................................... 124 Lampiran 17. Hasil Analisis Interaksi Obat Menggunakan Contingency

Coefficient ................................................................................... 125 Lampiran 18.Total Pembiayaan Perbekalan Farmasi Pasien Diabetes Melitus KJS

periode April-Desember 2013 ...................................................... 127 Lampiran 19. Rekapitulasi Biaya Perbekalan Farmasi ...................................... 128

Page 18: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diabetes melitus (DM) merupakan masalah kesehatan global yang

insidensinya semakin meningkat. Sebanyak 346 juta orang di dunia menderita

diabetes, dan diperkirakan mencapai 380 juta jiwa pada tahun 2025 (WHO, 2011).

Menurut WHO tahun 2000, Indonesia menempati peringkat keempat negara

dengan prevalensi diabetes terbanyak di dunia setelah India, Cina, dan Amerika

dengan jumlah penderita sebesar 8,4 juta orang. Jumlah ini diasumsikan akan

meningkat tiga kali lipat pada tahun 2030 (Hilary King et al, 2004).

Peningkatan terjadi akibat bertambahnya populasi penduduk usia lanjut

dan perubahan gaya hidup, mulai dari pola makan/jenis makanan yang dikonsumsi

sampai berkurangnya kegiatan jasmani. Hal ini terjadi terutama pada kelompok

usia dewasa ke atas pada seluruh status sosial-ekonomi (Zahtamal dkk, 2007).

Penyakit DM sering menimbulkan komplikasi berupa stroke, gagal ginjal,jantung,

nefropati, kebutaan dan bahkan harus menjalani amputasi jika anggota badan

menderita luka gangren (Annisa, 2004). Prevalensi penyakit diabetes melitus yang

terus menerus meningkat, mengharuskan pemerintah Indonesia untuk senantiasa

tanggap dalam penanganan dan pengobatan untuk pasien diabetes melitus.

Menurut Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 (UU No.23/1992) tentang

kesehatan, ditetapkan bahwa setiap individu, keluarga dan masyarakat berhak

memperoleh perlindungan terhadap kesehatannya, dan negara bertanggungjawab

mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi

masyarakat miskin dan tidak mampu. Pemerintah bertugas menggerakkan peran

serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan. Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta telah menerapkan UU No.23/1992 berupa pembiayaan

kesehatan yaitu dengan memantapkan penjaminan kesehatan melalui Kartu jakarta

sehat (KJS). Kartu jakarta sehat adalah suatu program jaminan pemeliharaan

kesehatan yang diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui UP

JAMKESDA (Unit Penyelenggara Jaminan Kesehatan Daerah) dinas kesehatan

Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat dalam bentuk bantuan

Page 19: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

2

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pengobatan(Jakarta.go.id). KJS yang dilakukan melalui kerja sama dengan PT

Askes (Persero) sebagai implementasi Jaminan Kesehatan Nasional melalui

Badan Pelaksana Jaminan Sosial (BPJS). Program KJS yang terdapat di

RUMKITAL Dr. Mintoharjo baru diberlakukan mulai April hingga Desember

2013.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

440/MENKES/SK/XII/2012, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan rumah

sakit perlu adanya sistem pembayaran yang efektif dan efisien. Maka telah

ditetapkan tarif rumah sakit berdasarkan Indonesia Case Base Group’s (INA-

CBG’s).INA-CBG’s merupakan sistem pembayaran kepada Pemberi Pelayanan

Kesehatan (PPK) yang dikelompokkan berdasarkan ciri klinis yang sama dan

pemakaian sumber daya (biaya perawatan) yang sama. Pembayaran per-kode INA

CBG’s meliputi biaya dari mulai pasien masuk rumah sakit sampai pasien

pulang/sembuh. Satu tarif dibayarkan sekaligus untuk seluruh komponen

pelayanan yang meliputi pemeriksaan dokter, penunjang diagnostik (laboratorium,

radiodiagnostik, elektromedik, dll), dan obat-obatan, serta akomodasi kelas rawat

untuk pasien rawat inap (www.bumn.go.id).

Salah satu komponen pelayanan yang termasuk dalam pembiayaan tarif

INA CBG’S adalah biaya perbekalan farmasi (obat-obatan, bahan kimia, bahan

radiologi, bahan alat kesehatan habis, alat kedokteran, dan gasmedik). Biaya

perbekalan farmasi merupakan 50 % dari seluruh pemasukan rumah sakit berasal

dari pengelolaan perbekalan farmasi (Yusmainita, 2005). Akibat besarnya

pembiayaan perbekalan farmasi yang harus dikeluarkan oleh rumah sakit, maka

sebaiknya rumah sakit perlu mengevaluasi pengeluaran yang mencakup

perbekalan farmasi.

Berdasarkan uraian diatas, prevalensi penyakit diabetes melitus yang

insidensinya semakin meningkat dan banyaknya kasus seperti polifarmasi serta

komplikasi yang diderita oleh pasien diabetes melitus, maka diperlukan evaluasi

mengenai rasionalitas penggunaan obat antidiabetes. Selain itu, beban biaya

perbekalan farmasi juga merupakan hal yang perlu dilakukan evaluasi, karena

hingga saat ini, belum ada yang melakukan penelitian mengenai evaluasi beban

biaya perbekalan farmasi. Oleh karena itu, peneliti hendak melakukan penelitian

Page 20: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

3

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pada pasien rawat inap diabetes melitus yang merupakan pasien KJS Rumah Sakit

TNI Angkatan Laut (RUMKITAL) Dr. Mintohardjo periode April hingga

Desember 2013, yaitu mengenai rasionalitas penggunaan obat antidiabetes dan

evaluasi beban biaya perbekalan farmasi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas maka dapat

diambil rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah rasionalitas penggunaan obat antidiabetes yang meliputi

ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat, ketepatan regimen dosis,

ketepatan pasien, ketepatan cara pemberian, interaksi obat, serta efek

samping pada pasien rawat inap diabetes melitus kartu jakarta sehat di

RUMKITAL Dr. Mintohardjo periode April - Desember 2013?

2. Berapakah persentase penggunaan perbekalan farmasi (obat-obatan dan

bahan medis habis pakai) pasien rawat inap diabetes melitus kartu jakarta

sehat di RUMKITAL Dr.Mintohardjo periode April - Desember 2013?

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai rasionalitas penggunaan obat antidiabetes dan

evaluasi beban biaya perbekalan farmasi pada pasien rawat inap diabetes melitus

kartu jakarta sehat di RUMKITAL Dr. Mintohardjo ini, bertujuan untuk :

1. Mengevaluasi rasionalitas penggunaan obat antidiabetes yang meliputi

ketepatan indikasi, ketepatan pemilihan obat, ketepatan regimen dosis,

ketepatan pasien, ketepatan cara pemberian, interaksi obat, serta efek

samping penggunaan obat antidiabetes pada pasien rawat inap diabetes

melitus kartu jakarta sehat di RUMKITAL Dr. Mintohardjo periode April

– Desember 2013.

2. Mengetahui persentase penggunaan pembiayaan perbekalan farmasi (obat-

obatan dan bahan medis habis pakai) pada pasien rawat inap diabetes

melitus kartu jakarta sehat. RUMKITAL Dr. Mintohardjo periode April –

Desember 2013.

Page 21: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

4

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Mengetahui dan menganalisa persentase pembiayaan perbekalan farmasi

(obat-obatan dan bahan medis habis pakai) pasien rawat inap diabetes

melitus terhadap tarif INA CBG’S yang telah ditetapkan oleh Menteri

Kesehatan Republik Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat bagi penulis,

bagi RUMKITAL Dr. Mintohardjo, dan ilmu pengetahuan.

1.4.1 Bagi Penulis

1. Dapat mengetahui rasionalitas obat antidiabetes, sehingga dapat

menerapkan materi yang di dapat selama mengikuti perkuliahan dan

mengaplikasikannya di lapangan.

2. Mendapatkan gambaran tentang perbekalan farmasi yang perlu

diperhatikan sebagai upaya untuk meningkatkan pelayanan mutu

kesehatan.

3. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan di bidang analisis biaya

perbekalan farmasi.

1.4.2 Bagi RUMKITAL Dr. Mintohardjo

1. Mendapatkan informasi mengenai biaya perbekalan farmasi yang

digunakan oleh pasien rawat inap diabetes melitus kartu jakarta sehat

periode April – Desember 2013.

2. Mengetahui persentase penggunaan perbekalan farmasi yang

digunakan oleh pasien rawat inap diabetes melitus kartu jakarta sehat

periode April – Desember 2013.

3. Menjadi gambaran bagi dokter dan tenaga farmasi mengenai

penggunaan obat antidiabetes pada pasien rawat inap diabetes

melitus kartu jakarta sehat periode April – Desember 2013.

4. Menjadi masukan bagi dokter dan tenaga farmasi dalam

meningkatkan ketepatan indikasi, pemilihan obat, regimen dosis, dan

lama penggunaan obat antidiabetes pada pasien rawat inap diabetes

Page 22: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

5

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

melitus kartu jakarta sehat sehingga diperoleh pengobatan yang

efektif, aman, dan efisien.

5. Menjadikan hasil penelitian ini sebagai bahan evaluasi dan masukan

bagi pihak RS dalam kebijakan untuk menentukan standar

pembiayaan perbekalan farmasi

Page 23: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

6

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Rasionalitas Obat

Penggunaan Obat secara Rasional (POR) atau Rational Use of Medicine

(RUM) merupakan suatu kampanye yang disebarkan ke seluruh dunia, juga di

Indonesia. Dalam situsnya, WHO menjelaskan bahwa definisi penggunaan obat

rasional adalah apabila pasien menerima pengobatan sesuai dengan kebutuhan

klinisnya, dalam dosis yang sesuai dengan kebutuhan, dalam periode waktu yang

sesuai dan dengan biaya yang terjangkau oleh dirinya dan kebanyakan

masyarakat. Dengan empat kata kunci yaitu kebutuhan klinis, dosis, waktu, dan

biaya yang sesuai, POR merupakan upaya intervensi untuk mencapai pengobatan

yang efektif.

Penggunaan obat dapat diidentifikasi rasionalitasnya dengan menggunakan

indikator 8 tepat dan 1 waspada. indikator 8 tepat dan 1 waspada tersebut adalah

tepat diagnosis, tepat pemilihan obat, tepat indikasi, tepat pasien, tepat dosis, tepat

cara dan lama pemberian, tepat harga, tepat informasi dan waspada terhadap efek

samping obat. Penggunaan obat yang dapat dianalisis adalah penggunaan obat

melalui bantuan tenaga kesehatan maupun swamedikasi oleh pasien. Berikut ini

adalah penjabaran dari Indikator rasionalisasi obat yaitu 8 tepat dan 1 waspada:

1. Tepat Diagnosis

Penggunaan obat harus berdasarkan penegakan diagnosis yang tepat.

Ketepatan diagnosis menjadi langkah awal dalam sebuah proses pengobatan

karena ketepatan pemilihan obat dan indikasi akan tergantung pada diagnosis

penyakit pasien. Contohnya misalnya pasien diare yang disebabkan Ameobiasis

maka akan diberikan Metronidazol. Jika dalam proses penegakkan diagnosisnya

tidak dikemukakan penyebabnya adalah Amoebiasis, terapi tidak akan

menggunakan metronidazol.

Pada pengobatan oleh tenaga kesehatan, diagnosis merupakan wilayah

kerja dokter. Sedangkan pada swamedikasi oleh pasien, apoteker mempunyai

peran sebagai second opinion untuk pasien yang telah memiliki self-diagnosis

Page 24: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

7

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Tepat pemilihan obat

Berdasarkan diagnosis yang tepat maka harus dilakukan pemilihan obat

yang tepat. Pemilihan obat yang tepat dapat ditimbang dari ketepatan kelas terapi

dan jenis obat yang sesuai dengan diagnosis. Selain itu, Obat juga harus terbukti

manfaat dan keamanannya. Obat juga harus merupakan jenis yang paling mudah

didapatkan. Jenis obat yang akan digunakan pasien juga seharusnya jumlahnya

seminimal mungkin.

3. Tepat indikasi

Pasien diberikan obat dengan indikasi yang benar sesuai diagnosa Dokter.

4. Tepat pasien

Obat yang akan digunakan oleh pasien mempertimbangkan kondisi

individu yang bersangkutan. Riwayat alergi, adanya penyakit penyerta seperti

kelainan ginjal atau kerusakan hati, serta kondisi khusus misalnya hamil, laktasi,

balita, dan lansia harus dipertimbangkan dalam pemilihan obat.

5. Tepat dosis

Dosis obat yang digunakan harus sesuai range terapi obat tersebut. Obat

mempunyai karakteristik farmakodinamik maupun farmakokinetik yang akan

mempengaruhi kadar obat di dalam darah dan efek terapi obat. Dosis juga harus

disesuaikan dengan kondisi pasien dari segi usia, bobot badan, maupun kelainan

tertentu.

6. Tepat cara dan Lama pemberian

Cara pemberian yang tepat harus mempertimbangkan mempertimbangkan

keamanan dan kondisi pasien. Hal ini juga akan berpengaruh pada bentuk sediaan

dan saat pemberian obat. Misalnya pasien anak yang tidak mampu menelan tablet

parasetamol dapat diganti dengan sirup. Lama pemberian meliputi frekuensi dan

lama pemberian yang harus sesuai karakteristik obat dan penyakit. Frekuensi

pemberian akan berkaitan dengan kadar obat dalam darah yang menghasilkan efek

Page 25: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

8

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

terapi. Contohnya penggunaan antibiotika Amoxicillin 500 mg dalam

penggunaannya diberikan tiga kali sehari selama 3-5 hari akan membunuh bakteri

patogen yang ada. Agar terapi berhasil dan tidak terjadi resistensi maka frekuensi

dan lama pemberian harus tepat.

7. Tepat harga

Penggunaan obat tanpa indikasi yang jelas atau untuk keadaan yang sama

sekali tidak memerlukan terapi obat merupakan pemborosan dan sangat

membebani pasien, termasuk peresepan obat yang mahal.

8. Tepat informasi

Informasi tentang obat yang harus diminum atau digunakan pasien akan

sangat mempengaruhi ketaatan pasien dan keberhasilan pengobatan. Misalnya

pada peresepan rifampisin harus diberi informasi bahwa urin dapat berubah

menjadi berwarna merah sehingga pasien tidak akan berhenti minum obat

walaupun urinnya berwarna merah.

9. Waspada efek samping

Pemberian obat potensial menimbulkan efek samping, yaitu efek tidak

diinginkan yang timbul pada pemberian obat dengan dosis terapi (Swestika,

2012).

2.2 Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan satu dari delapan kategori masalah terkait obat

(drug-related problem) yang diidentifikasi sebagai kejadian atau keadaan terapi

obat yang dapat mempengaruhi outcome klinis pasien. Sebuah interaksi obat

terjadi ketika farmakokinetika atau farmakodinamika obat dalam tubuh diubah

oleh kehadiran satu atau lebih zat yang berinteraksi (Piscitelli, 2005).

Interaksi obat dianggap penting secara klinik bila berakibat meningkatkan

toksisitas dan atau mengurangi efektivitas obat yang berinteraksi terutama bila

menyangkut obat dengan batas keamanan yang sempit (indeks terapi yang

Page 26: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

9

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rendah), misalnya glikosida jantung, antikoagulan, dan obat-obat sitostatik

(Setiawati, 2007).

2.2.1 Mekanisme Interaksi Obat

Secara umum, ada dua mekanisme interaksi obat :

1. Interaksi Farmakokinetik

Interaksi farmakokinetik terjadi ketika suatu obat mempengaruhi absorbsi,

distribusi, metabolisme dan ekskresi obat lainnya sehingga meningkatkan atau

mengurangi jumlah obat yang tersedia untuk menghasilkan efek farmakologisnya

(BNF 58, 2009).

Interaksi farmakokinetik terdiri dari beberapa tipe :

a. Interaksi pada absorbsi obat

b. Interaksi pada distribusi obat

c. Interaksi pada metabolisme obat

d. Interaksi pada ekskresi obat

(Stockley, 2008)

2. Interaksi Farmakodinamik

Interaksi farmakodinamik adalah interaksi yang terjadi antara obat yang

memiliki efek farmakologis, antagonis atau efek samping yang hampir sama.

Interaksi ini dapat terjadi karena kompetisi pada reseptor atau terjadi antara obat-

obat yang bekerja pada sistem fisiologis yang sama. Interaksi ini biasanya dapat

diprediksi dari pengetahuan tentang farmakologi obat-obat yang berinteraksi

(BNF 58, 2009).

Interaksi farmakodinamik terdiri dari beberapa tipe :

a. Interaksi aditif atau sinergis

b. Interaksi antagonis atau berlawanan

(Stockley, 2008)

Page 27: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

10

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.2.2 Tingkat Keparahan Interaksi Obat

Keparahan interaksi diberi tingkatan dan dapat diklasifikasikan ke dalam

tiga level : minor, moderate, atau major.

1. Keparahan minor

Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan minor jika interaksi

mungkin terjadi tetapi dipertimbangkan signifikan potensial berbahaya terhadap

pasien jika terjadi kelalaian. Contohnya adalah penurunan absorbsi ciprofloxacin

oleh antasida ketika dosis diberikan kurang dari dua jam setelahnya (Bailie, 2004).

2. Keparahan moderate

Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan moderate jika satu dari

bahaya potensial mungkin terjadi pada pasien, dan beberapa tipe

intervensi/monitor sering diperlukan. Efek interaksi moderate mungkin

menyebabkan perubahan status klinis pasien, menyebabkan perawatan tambahan,

perawatan di rumah sakit dan atau perpanjangan lama tinggal di rumah sakit.

Contohnya adalah dalam kombinasi vankomisin dan gentamisin perlu dilakukan

monitoring nefrotoksisitas (Bailie, 2004).

3. Keparahan major

Sebuah interaksi termasuk ke dalam keparahan major jika terdapat

probabilitas yang tinggi kejadian yang membahayakan pasien termasuk kejadian

yang menyangkut nyawa pasien dan terjadinya kerusakan permanen (Bailie,

2004).

2.3 Diabetes Melitus

2.3.1 Definisi

Berbagai pengertian diabetes melitus (DM) menurut banyak ahli :

1. Diabetes merupakan suatu penyakit heterogen yang gejalanya ditandai

dengan peningkatan gula darah yang disebabkan oleh defisiensi insulin

relatif atau absolut (Mycek, J. Mary, 2001).

Page 28: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

11

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2. Diabetes melitus adalah gangguan metabolisme yang secara genetik dan

klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi

karbohidrat. Jikatelah berkembang penuh secara klinis, maka diabetes

melitus ditandai oleh hiperglikemia puasa, aterosklerotik, mikroangiopati,

dan neuropati.Manifestasi klinis hiperglikemia biasanya sudah bertahun-

tahun mendahului timbulnya kelainan klinis dari penyakit vaskularnya

(Sylvia Anderson Price and Lorraine McCarty, 1995).

3. Diabetes melitus adalah keadaan hiperglikemik disertai berbagai kelainan

metabolik akibat gangguan hormonal, yang menimbulkan berbagai

komplikasi kronik pada mata, ginjal, saraf, dan pembuluh darah, disertai

lesi pada membran basalis dalam pemeriksaan dengan mikroskopik

elektron (Mansjoer, 2001).

2.3.2 Etiologi & Klasifikasi Diabetes Melitus

Penyebab diabetes melitus menurut American College of Clinical

Pharmacy berdasarkan klasifikasinya adalah :

1. Diabetes Melitus (DM) Tipe 1

i. Diakibatkan oleh hancurnya sel β pankreas sehingga menyebabkan

produksi insulin berkurang

ii. Hampir 5%-10% yang menderita DM tipe 1

iii. Dikenal sebagai insulin-dependent diabetes atau juvenile-onset

diabetes

iv. Prevalensi di Amerika: 0,12 % atau sekitar 340.000 penderita DM

v. Biasanya dideita oleh anak-anak atau orang dewasa muda

vi. Biasanya pada anak-anak gejala onsetnya lebih cepat dibandingkan

dengan orang dewasa tua

2. Diabetes Melitus Tipe 2

i. Diakibatkan karena adanya resistensi insulin akibat kerusakan sekresi

insulin

ii. Hampir 90%-95% yang menderita DM tipe 2

iii. Dikenal sebagai insulin non-insulin-dependent diabetes atau adult-onset

diabetes

Page 29: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

12

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iv. Prevalensi di Amerika : 7,8% atau sekitar 23,6 juta

v. Penderita DM tipe 2 ini biasanya menderita obesitas

3. MODY (Maturity-Onset Diabetes of the Young)

a. Diakibatkan karena penyakit genetik yang disebabkan karena

melemahnya aksi insulin

b. Biasanya diderita pada umur dibawah 25 tahun dan termasuk DM tipe

1 dan 2

4. Diabetes Gestational

a. Terjadi intoleransi glukosa selama masa kehamilan

b. Prevalensi : 1%-14% pada wanita hamil

c. Banyak terjadi pada trimester ketiga

5. Prediabetes

a. Lemahnya toleransi glukosa

b. Lemahnya glukosa puasa

6. Tipe DM Lain

a. Kerusakan genetik pada fungsi sel β atau aksi insulin

b. Penyakit pada pankreas (seperti pankreatitis, neoplasia, cyctic fibrosis)

c. Induksi kimia atau obat (seperti glukokortikoid, asam nikotinat,

penghambat protease, antipsikosis atipikal)

2.3.3 Gejala Diabetes Melitus

Diagnosis DM umumnya dikaitkan dengan adanya gejala khas berupa

poliuria, polidipsia, lemas dan berat badan menurun. Gejala lain yang mungkin

dikemukakan pasien adalah kesemutan, gatal, mata kabur, dan impotensia pada

pria, serta pruritus vulvae pada pasien wanita. Jika keluhan dan gejala khas,

ditemukan pemeriksaan glukosa darah sewaktu>200 mg/dl sudah cukup untuk

menegakkan diagnosis DM. Umumnya hasil pemeriksaan satu kali saja glukosa

darah sewaktu abnormal belum cukup kuat untuk diagnosis klinis DM (Persatuan

Endokrinologi Indonesia (PERKENI), 2002). Berikut adalah kriteria penegakan

diagnosis DM.

Page 30: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

13

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.1 Kriteria Penegakkan Diagnosis DM

2.3.4 Skrining Diabetes Melitus Berdasarkan American College of Clinical Pharmacy, terdapat beberapa

cara untuk menskrining penyakit diabetes melitus berdasarkan tipe DM, yaitu :

1. Diabetes melitus tipe 1

a. Pasien dengan gejala-gejala yang menunjukkan DM Tipe 1

b. Pasien yang tidak menunjukkan gejala dan beresiko tinggi, yaitu :

i. Memiliki riwayat keluarga penderita hiperglikemia atau DM

tipe 1

ii. Terdapat autoantibodi pada penderita DM tipe 1

2. Diabetes melitus tipe 2

a. Umur 45 tahun atau lebih, berulang setiap 3 tahun jika normal

b. Untuk orang muda yang memiliki BMI 25 kg/m2 atau lebih besar dan

terdapat salah satu faktor resiko tersebut :

i. Memiliki riwayat penyakit kardiovaskular

ii. Lemahnya glukosa puasa atau glukosa toleran

iii. Memiliki riwayat polycystic fibrosis

iv. HDL-C kurang dari 35 mg/dL dan atau trigliserida (TG) lebih

besar dari 250 mg/dL

v. Hipertensi

vi. Wanita dengan diagnosis diabetes gestational atau wanita yang

memiliki bayi dengan berat lebih dari 4,1 kg (9 lb)

vii. Etnis yang beresiko tinggi : African, Latino, American, Asian

American, Pulau Pasifik

viii. Inaktif fisik

Glukosa Plasma Puasa Glukosa Plasma Puasa

2 jam setelah makan

Normal < 100 mg/dl < 140 mg/dl

Pra-Diabetes 100 -125 mg/dl -

Diabetes ˃ 126 mg/dl ˃ 200 mg/dl

Page 31: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

14

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3. Diabetes gestational

a. Usia kehamilan 24-28 minggu dengan menggunakan 75 gram oral

glucose tolerance test(OGTT)

b. Jika DM gestational telah di diagnosis, selama 6-12 minggu sesudah

kelahiran

2.3.5 Diagnosis Diabetes Melitus

Berdasarkan American College of ClinicalPharmacy, terdapat beberapa

cara diagnosa untuk mendiagnosis DM berdasarkan tipe DM :

1. Diagnosa DM Tipe 1 dan 2

I.Parameter glikemik pada pasien yang tidak hamil

i. Fasting PlasmaGlucose (FPG)

(a) Metode termudah dan sering digunakan

(b) 126 mg/dL atau lebih

ii. Random Plasma Glucose

(a) 200 mg/dL atau lebih dengan gejala hiperglikemia

(b) Gejala hiperglikemia disertai dengan poliuria, polidipsia, dan

kehilangan berat badan

(c) Konsentrasi hemoglobin A1c (A1c) baik

iii. Test Toleran Glukosa Oral

(a) Konsentrasi glukosa plasma selama 2 jam proses pencernaan

dengan 75 gram glukosa oral

(b) 200 mg/dL atau lebih

(c) Lebih sensitif dan spesifik dibandingkan dengan FPG tetapi

tidak praktis bila digunakan

iv. Dengan hasil test yang abnormal, pasien sebaiknya di tes kembali

v. A1c (hemoglobin)

(a) 6,5% atau lebih

(b) Kurang sensitif dibandingkan dengan FPG tetapi tidak

mengharuskan untuk puasa dan hasilnya kurang bervariasi dari

hari ke hari

Page 32: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

15

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

(c) Nilai A1c tidak akurat pada pasien penderita anemia hemolitik,

malaria kronik, atau pasien yang baru saja menerima transfusi

darah atau kehilangan banyak darah

b. Test diagnosa lain

i. C-peptida (kadar sekresi insulin biasanya tidak teralu berarti pada

DM tipe 1 dan normal atau tinggi pada DM tipe2)

ii. Terdapat sel autoantibodi

2. Diagnosis diabetes gestational : parameter glikemik pada pasien hamil

a. 75 gram OGTT pada kehamilan 24-28 minggu

i. Puasa : 92 mg/dL atau lebih

ii. 1 jam setelah OGTT : 180 mg/dL atau lebih

iii. 2 jam setelah OGTT : 153 mg/dL atau lebih

3. Diagnosis prediabetes

a. Berkurangnya glukosa puasa : FPG diantara 100 – 125 mg/dL

b. Berkurangnya glukosa toleran : 2 jam glukosa plasma setelah OGTT (75

g diantara 140 dan 199 mg/dL)

2.3.6 Patofisiologi

Diabetes melitus merupakan suatu keadaan hiperglikemia yang bersifat

kronik yang dapat mempengaruhi metabolisme karbohidrat, protein dan lemak.

Diabetes melitus disebabkan oleh sebuah ketidakseimbangan atau ketidakadanya

persediaan insulin atau tak sempurnanya respon seluler terhadap insulin ditandai

dengan tidak teraturnya metabolisme.

Orang dengan metabolisme yang normal mampu mempertahankan kadar

glukosa darah antara 80-140 mg/dl dalam kondisiasupan makanan yang berbeda –

beda pada orang non diabetik kadar glukosa darah dapat meningkat antara 120-

140mg/dl setelah makan (post prandial) namun keadaan ini akan kembali menjadi

normal dengan cepat. Sedangkan kelebihan glukosa darah diambil dari darah dan

disimpan sebagai glikogen dalam hati dan sel-selotot (glikogenesis). Kadar

glukosa darah normal dipertahankan selama keadaan puasa, karena glukosa

dilepaskan dari cadangan-cadangan tubuh (glikogenolisis) dan glukosa yang baru

dibentuk dari trigliserida (glukoneogenesis). Glukoneogenesis menyebabkan

Page 33: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

16

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

metabolisme meningkat kemudian terjadi proses pembentukan keton (ketogenesis)

terjadi peningkatan keton didalam plasma akan menyebabkan ketonuria (keton

didalam urin) dan kadar natrium serta PH serum menurun yang menyebabkan

asidosis (Price, 2000).

Resistensi sel terhadap insulin menyebabkan penggunaan glukosa oleh sel

menjadi menurun sehingga kadar glukosa darah dalam plasma tinggi

(hiperglikemia). Jika hiperglikeminya parah dan melebihi ambang ginjal maka

timbul glikosuria. Glikosuria ini akan menyebabkan diuresis osmotik yang

meningkatkan pengeluaran kemih (poliuri) dan timbul rasa haus (polifagi)

sehingga terjadi dehidrasi. Glukosuria menyebabkan keseimbangan kalori negatif

sehingga menimbulkan rasa lapar (polifagi). Selain itu juga polifagi juga

disebabkan oleh starvasi (kelaparan sel). Pada pasien DM penggunaan glukosa

oleh sel juga menurun mengakibatkan produksi metabolisme energi menurun

sehingga tubuh menjadi lemah.

Hiperglikemia juga dapat mempengaruhi pembuluh darah kecil sehingga

suplai makanan dan oksigen ke perifer menjadi berkurang yang akan

menyebabkan luka tidak sembuh-sembuh. Karena suplai makanan dan oksigen

tidak adekuat mengakibatkan terjadinya infeksi dan terjadi gangren atau ulkus.

Gangguan pembuluh darah juga menyebabkan aliran ke retina menurun sehingga

suplai makanan dan oksigen berkurang akibatnya pandangan menjadi kabur.

Akibat perubahan mikrovaskular adalah perubahan pada struktur dan ginjal

sehingga terjadi nefropati. Diabetes juga mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem

saraf otonom dan sistem saraf pusat sehingga mengakibatkan neuropati (Price,

2000).

2.3.7 Penatalaksanaan

Menurut Persatuan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) terdapat dua

macam penatalaksanaan DM, yaitu :

a. Terapi Tanpa Obat

i. Pengaturan diet, diet yang baik merupakan kunci keberhasilan terapi

diabetes. Diet yang dianjurkan adalah makanan dengan komposisi

seimbang terkait dengan karbohidrat, protein, dan lemak. Jumlah kalori

Page 34: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

17

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

disesuaikan dengan pertumbuhan, status gizi, umur, stres akut, dan

kegiatan fisik yang pada dasarnya ditujukan untuk mencapai dan

mempertahankan berat badan ideal. Penurunan berat badan telah

dibuktikan dapat mengurangi resistensi insulin dan memperbaiki respon

sel-sel beta terhadap stimulus glukosa.

ii. Olahraga, berolah raga secara teratur akan menurunkan dan menjaga

kadar gula darah tetap normal. Olahraga yang disarankan adalah yang

bersifat Continuous, Rhymical,Interval, Progressive, Endurance

Training dan disesuaikandengan kemampuan serta kondisi penderita.

Beberapa olahraga yang disarankan antara lain jalan, lari, bersepeda dan

berenang, dengan latihan ringan teratur setiap hari, dapat memperbaiki

metabolisme glukosa, asam lemak, ketone bodies, dan merangsang

sintesis glikogen.

b. Terapi obat, apabila penatalaksanaan terapi tanpa obat belum berhasil

mengendalikan kadar glukosa darah penderita, maka perlu dilakukan langkah

berikutnya berupa penatalaksanaan terapi obat. Terapi obat dapat dilakukan

dengan antidiabetes oral, terapi insulin atau kombinasi keduanya (Anonim,

2006).

Menurut American College of Clinical Pharmacy merekomendasikan

beberapa parameter yang dapat digunakan untuk menilai keberhasilan

penatalaksanaan DM

Tabel 2.2 Target Pelaksanaan Diabetes Melitus

Parameter Kadar Ideal yang Diharapkan

Kadar plasma glukosa puasa 70-130 mg/dl

Kadar plasma glukosa setelah makam < 180 mg/dl

Kadar hemoglobin A1c < 7 %

Kadar HDL >45mg/dl untuk pria

>50 mg/dl untuk wanita

Kadar LDL 100 – 129 mg/dl

Page 35: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

18

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.1 Algoritma Penatalaksanaan DM Tipe 2 (Dipiro et, al, 2009)

Awal Intervensi

Edukasi/nutrisi/olahraga

Monoterapi/kombinasi awal sulfonilurea dan

atau metformin

Target : HbA1c < 6,5 -7,0 %

(Penurunan 0,5-1,0%) GDS : 110 – 130 mg/dl

GDPP : 140 - 180

Target tercapai

Di cek A1c tiap 3-6

Pilihan monoterapi lain: Pioglitazon Rosiglitazon Nateglinid Repaglinid Akarbose/insulin Insulin analog

Target tidak tercapai setelah 3

bulan

Kombinasi lain : Metformin/sulfonilurea dengan pioglitazon/rosiglitazon atau akarbose/miglitol Metformin dengan nateglinid /insulin/insulin analog (monoterapi/kombinasi)

Target tercapai Kombinasi sulfonilurea

Terapi dilanjutkan atau dicek A1c tiap

3-6 bulan

Target tercapai

Terapi dilanjutkan atau dicek A1c tiap

3-6 bulan

Target tidak tercapai setelah 3-6 bulan

Insulin kerja menengah atau 1x perhari glargin. Sebelum pemberian insulin kerja regular atau

lispro/aspart tambah 3 kombinasi antidiabetik oral atau ganti untuk memisah dosis insulin/insulim analaog terapi berkunjung ke endokrinologis.

Page 36: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

19

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 2.2 Algoritma Penatalaksanaan Diabetes Melitus Tipe 2 (American Diabetes Association, 2009)

Langkah 1 : Terapi tervalidasi baik

Langkah 2 : Terapi tidak tervalidasi baik

2.4 Penggolongan Obat Antidiabetes Oral

Menurut American College of Clinical Pharmacy, terdapat 9 golongan

antidiabetes oral (ADO) DM tipe 2 dan telah dipasarkan di Indonesia yakni

golongan: sulfonilurea, meglitinid, biguanid, penghambat α-glukosidase,

tiazolidindion, penghambat dipeptidyl peptidase-4, sekuestran asam empedu,

bromokriptin, dan produk kombinasi. Kesembilan golongan ini dapat diberikan

pada DM tipe 2 yang tidak dapat dikontrol hanya dengan diet dan latihan fisik

saja.

STEP 1

STEP 2

STEP 3

Awal intervensi Gaya hidup

+ Metformin

Gaya hidup + Metformin +

Insulin basal

Gaya hidup + Metformin +

Sulfonilurea*

Gaya hidup + Metformin +

Insulin intensif

Gaya hidup + Metformin +

Pioglitazon

Gaya hidup + Metformin +

Agonis GLP-1

Gaya hidup + Metformin +

Pioglitazon +

Sulfonilurea

Gaya hidup + Metformin +

Insulin Basal

Page 37: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

20

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.1 Golongan Sulfonilurea

a. Mekanisme Kerja

Mengikat reseptor pada sel β pankreas, membentuk membran depolarisasi

dengan stimulasi sekresi insulin.

b. Generasi pertama yaitu seperti tolbutamide, chlorpropamide

c. Generasi kedua sulfonilurea seperti gliburid, glipizid, glimepirid,

glibenklamid

Tabel 2.3 Dosis Sulfonilurea Generasi Kedua

d. Efek Merugikan

i. Umum : Hipoglikemia, penambahan berat badan

ii. Jarang terjadi : Ruam kulit, sakit kepala, nausea, vomiting,

fotosensitivitas.

e. Kontraindikasi

i. Hipersensitivitas dengan sulfonamide

ii. Pasien dengan tidak sadar menderita hipoglikemi

iii. Fungsi ginjal tidak berfungsi dengan baik (glipizid merupakan pilihan

yang lebih baik daripada gliburid atau glimepirid pada pasien yang

geriatri atau memiliki kelemahan pada ginjal karena obat atau

metabolit aktif tidak dapat dieliminasi di dalam ginjal).

Obat Dosis Maksimal Dosis per Hari

(mg)

Gliburid

(nonmicronized)

2,5 – 5,0 mg

1atau 2x sehari

20

Gliburid

(micronized)

1,5 – 3 mg

1 atau 2x sehari

12

Glipizid 5mg 1 atau 2x sehari

(extended release)

40

Glimepirid 1-2 mg 1x sehari 8

Glikuidon 15 mg/hari 60

Glibenklamid 2,5 -5 mg/hari 15

Page 38: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

21

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

f. Efikasi

i. Reduksi 1%-2% A1c

ii. Semua pengobatan untuk mengobati hiperglikemia

vii. Interaksi Obat

Banyak obat yang dapat berinteraksi dengan obat-obat sulfonilurea,

sehingga risiko terjadinya hipoglikemia harus diwaspadai.. Obat atau

senyawa-senyawa yang dapat meningkatkan risiko hipoglikemia sewaktu

pemberian obat-obat hipoglikemik sulfonilurea antara lain : alkohol,

fenformin, sulfonamida, salisilat, fenilbutazon, oksifenbutazon,

probenezide, dikumarol, kloramfenikol, penghambat MAO, guanetidin,

steroida anabolitik, fenfluramin, dan klofibrat.

Tabel 2.4 Obat Antidiabetes Oral Golongan Sulfonilurea

Obat Antidiabetes Oral Keterangan Gliburid (Glibenklamid) Contoh sediaan : • Glibenklamid (generik) • Abenon (Heroic) • Clamega • Condiabet • Daonil (Aventis)

Memiliki efek hipoglikemik yang poten sehingga pasien perlu diingatkan untuk melakukan jadwal makan yang ketat. Gliburid di metabolisme dalam hati, hanya 25 % metabolit di ekskresi melalui empedu dan dikeluarkan bersama tinja. Gliburid efektif dengan pemberian dosis tunggal. Bila pemberian dihentikan, obat akan bersih keluar dari serum setelah 36 jam. Diperkirakan mempunyai efek terhadap agregasi trombosit. Dalam batas-batas tertentu masih dapat diberikan pada pasien gangguan ginjal dan hati (Handoko dan Suharto, 1995)

Gliklazid Contoh sediaan : • Diamicron (Darya Varia) • Glibet (Dankos)

Mempunyai efek hipoglikemik sedang sehingga tidak begitu sering menyebabkan efek hipoglikemik. Mempunyai efek anti agregasi trombosit yang lebih poten. Dapat diberikan pada penderita gangguan

Page 39: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

22

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

• Glicab • Glidabet

fungsi hati dan ginjal (Soegondo, 1995b)

Glimepirid Contoh sediaan : • Amaryl

Memiliki waktu mula kerja yang pendek dan waktu kerja yang lama, sehingga umum diberikan dengan cara pemberian dosis tunggal. Untuk pasien yang berisiko tinggi, yaitu pasien usia lanjut, pasien dengan gangguan ginjal atau yang melakukan aktivitas berat dapat diberikan obat ini. Dibandingkan dengan glibenklamid, glimepirid lebih jarang menimbulkan efek hipoglikemik pada awal pengobatan (Soegondo, 1995b)

Glikuidon Contoh sediaan : • Gluronerm (Boehringer

ingelhem)

Mempunyai efek hipoglikemik sedang dan jarang menimbulkan serangan hipoglikemik. Karena hampir seluruhnya diekskresi melalui empedu dan usus, maka dapat diberikan pada pasien gangguan ginjal dan hati yang agak berat (Soegondo, 1995b)

2.4.2 Golongan Meglitinid

a. Mekanisme Kerja

Repaglinid dan nateglinid merupakan golongan meglitinid,

mekanisme kerjanya sama dengan sulfonilurea yaitu meningkatkan sekresi

insulin dari pankreas tetapi onset lebih cepat dan waktu durasi lama.

Pada pemberian oral absorpsinya cepat dan kadar puncaknya

dicapai dalamwaktu 1 jam. Masa paruhnya 1 jam, karena itu harus

diberikan beberapa kali sehari sebelum makan. Metabolisme utamanya di

hepar dan metabolitnya tidakaktif. Sekitar 10 % di metabolisme di ginjal.

Pada pasien dengan gangguan fungsi hepar atau ginjal harus diberikan

secara berhati-hati. Efek samping utamanya hipoglikemia dan gangguan

saluran cerna. Reaksi alergi juga pernah dilaporkan.

Page 40: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

23

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

b. Dosis

i. Repaglinid

(a) Dosis lazim : 0,5 – 1 mg 15 menit sebelum makan

(b) Dosis maksimum per hari :16 mg

ii. Nateglinid

(a) 120 mg sebelum makan

(b) 60 mg jika A1c mendekati tujuan yang diinginkan

c. Efek Merugikan

Hipoglikemia (lebih kecil dibandingkan dengan sulfonilurea), berat badan

berkurang, infeksi pernapasan meningkat.

d. Kontraindikasi

i. Hipersensitivitas

ii. Penggunaan repaglinid dengan gemfibrozil dapat meningkatn

konsentrasi repaglinid

e. Efikasi

i. Reduksi 0,5%-1,5% A1c (repaglinide menunjukkan penurunan A1c

lebih dari nateglinid

ii. Lebih efektif pada postprandial glukosa

Tabel 2.5 Obat Antidiabetes Oral Golongan Meglitinid

Obat Antidiabetes Oral Keterangan Repaglinid Contoh sediaan : • Prandin/NovoNorm/GlucoNorm

Merupakan turunan asam benzoat. Mempunyai efek hipoglikemik ringan sampai sedang. Diabsorpsi dengan cepat setelah pemberian per oral, dan diekskresi secara cepat melalui ginjal. Efek samping yang mungkin terjadi adalah keluhan saluran cerna (Soegondo, 1995b)

Nateglinid Contoh sediaan : • Starlix

Merupakan turunan fenilalanin, cara kerja mirip dengan repaglinid. Diabsorpsi cepat setelah pemberian per

Page 41: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

24

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

oral dan diekskresi trutama melalui ginjal. Efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan obat ini adalah keluhan infeksi saluran nafas atas (ISPA) (Soegondo, 1995b).

2.4.3 Biguanid (Metformin)

a. Mekanisme Kerja

Mereduksi glukoneogenesis hati, juga menimbulkan efek yang

menguntungkan sehingga meningkatkan sensitivitas insulin

b. Dosis

i. Dosis lazim : 500 mg 1 atau 2x sehari

ii. Dosis maksimal per hari : 2250 mg

iii. Dapat meningkatkan interval pemakaian mingguan

iv. Menurunkan dosis lazim dan titrasi lambat pada gastrointestinal (GI)

c. Efek Merugikan

i. Umum : Nausea, vomiting, diare

ii. Jarang terjadi : Menurunkan konsentrasi vitamin B12, asidosis laktat

iii. Gejala asidosis laktat termasuk nausea, vomiting, meningkatkan laju

respirasi, sakit perut, syok, takikardia.

d. Kontraindikasi

i. Kelemahan pada ginjal

ii. Usia 80 tahun atau lebih

iii. Resiko tinggi mengalami penyakit kardiovaskular

iv. Kelemahan hati

e. Efikasi

i. Reduksi 1%-2% A1c

ii. Mereduksi TG dan kehilangan berat badan

iii. Menjadi pertimbangan terapi lini pertama karena kontraindikasi yang

sedikit

Page 42: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

25

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

vi. Interaksi Obat

Mengganggu absorpsi vit B12, berinteraksi dengan simetidin dengan

menurunkan klirens metformin di ginjal.

Tabel 2.6 Obat Antidiabetes Oral Golongan Biguanid

2.4.4 Golongan Tiazolidindion

a. Mekanisme Kerja

i. Proliferator peroksisom mengaktifkan reseptor gamma antagonis

ii. Meningkatkan sensitivitas insulin dan produksi metabolisme glukosa

b. Dua golongan : Pioglitazon dan Rosiglitazon

c. Dosis

i. Pioglitazon

(a) Lazim: 15 mg 1x sehari

(b) Maksimal per hari : 45 mg

ii. Rosiglitazon

(a) Lazim : 1-2 mg 1x sehari

(b) Maksimal per hari : 8 mg

d. Efek Merugikan

i. Kehilangan berat badan

ii. Retensi cairna

Obat Antidiabetes Oral Keterangan

Metformin Contoh sediaan : • Metformin (generik) • Benoformin • Bestab

Satu-satunya golongan biguanid yang masih digunakan sebagai obat antidiabetes oral. Bekerja menurunkan kadar glukosa darah dengan memperbaiki transport glukosa ke dalam sel-sel otot. Obat ini dapat memperbaiki uptake glukosa sampai sebesar 10-40%. Menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis (Soegondo, 1995)

Page 43: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

26

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

iii. Fraktur tulang

iv. Meningkatkan resiko gagal jantung

v. Meningkatkan infark miokardia

e. Kontraindikasi

i. Kelemahan ginjal

ii. Gagal jantung

f. Efikasi

i. Reduksi 0,5-1,4% A1c

ii. Keduanya meningkatkan HDL-C, tetapi pioglitazon mempunyai efek

yang lebih baik untuk mereduksi LDL-C dan TG bila dibandingkan

dengan rosiglitazon

2.4.5 Penghambat Enzim α-Glikosidase

a. Mekanisme Kerja

Obat ini dapat memperlambat absorpsi polisakarida, dekstrin, dan

disakarida di intestin. Dengan menghambat kerja enzim α-glikosidase di

brush border intestin, dapat mencegah peningkatan glukosa plasma pada

orang normal dan pasien DM. Karena kerjanya tidak mempengaruhi

sekresi insulin, maka tidak akan menyebabkan efek samping hipoglikemia.

Akarbose dapat digunakan sebagai monoterapi pada DM usia lanjut atau

DM yang glukosa postprandialnya sangat tinggi. Obat golongan ini

diberikan pada waktu mulai makan dan absorpsi buruk.

Akarbosa paling efektif bila diberikan bersama makanan yang

berserat mengandung polisakarida, dengan sedikit kandungan glukosa dan

sukrosa. Bila akarbosa diberikan bersama insulin, atau dengan golongan

sulfonilurea, dan menimbulkan hipoglikemia, pemberian glukosa akan

lebih baik daripada pemberian sukrosa, polisakarida, dan maltosa

(Departemen Farmakologi dan Terapi Universitas Indonesia).

b. Dua obat : Akarbosa dan miglitol

c. Dosis

i. Lazim : 25 mg 3x sehari, bersamaan dengan makanan

ii. Maksimal per hari : 300 mg

Page 44: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

27

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Efek Merugikan

i. Diare, sakit perut

ii. Meningkatkan enzim di hati dengan meningkatnya dosis akarbosa

e. Kontraindikasi : Inflamasi pada perut, ulserasi usus kecil, obstruksi

pencernaan

f. Efikasi :

i. Reduksi 0,5%-0,8% A1c

ii. Tidak efektif pada pasien dengan diet karbohidrat rendah

vii. Interaksi Obat

Acarbose : Diperlemah oleh kolestiramin, absorben usus, enzim

pencernaan

Tabel 2.7 Obat Antidiabetes Oral Golongan Inhibitor Enzim α-Glikosidase

Obat Antidiabetes Oral Keterangan Akarbosa Contoh sediaan : • Glucobay (Bayer) • Precose

Akarbosa dapat diberikan dalam terapi kombinasi dengan sulfonilurea, metformin, atau insulin.

Miglitol Contoh sediaan : • Glycet

Miglitol biasanya diberikan dalam etrapi kombinai dengan obat-obat antidiabetik oral golongan sulfonilurea

2.4.6 Inhibitor Dipeptidyl Peptidase-4

a. Mekanisme Kerja : Menghambat kerusakan glukagon-like-peptide-1 (GLP

1), dapat meningkatkan sekresi insulin 1

b. Dua golongan : Sitagliptin dan saxagliptin

c. Dosis

iii. Sitagliptin : 100 mg 1x sehari

iv. Saxagliptin : 5 mg 1x sehari

Page 45: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

28

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. Efek Merugikan

i. Infeksi saluran urin,s akit kepala

ii. Hipoglikemia

v. Sitagliptin pada beberapakondisi dapat menyebabkan pankreatitis

akut, angioderma, sindrom steven-johnson dan anafilaksis.

e. Kontraindikasi

iii. Hipersensitivitas

iv. Memiliki riwayat pankreatitis

f. Efikasi : Reduksi 0,5-0,8% A1c

2.4.7 Sekuestran Asam Empedu

a. Mekanisme Kerja

i. Menurunkan konsentrasi glukosa belum diketahui

ii. Asam empedu digunakan untuk managemen kolesterol

b. Dosis 625 mg 1x sehari atau 625 mg 2x sehari

c. Efek Merugikan : Konstipasi, dispepsia, nausea,vomiting

d. Efikasi : Reduksi 0,3%-0,5% A1

e. Kontraindikasi

i. Pada pasien obstruksi perut, serum TG lebih besar dari 500 mg/dL

ii. Pasien dengan keadaan tidak dapat menelan, disfasia, serum TG dengan

konsentrasi lebih dari 300 mg/dL

2.4.8 Bromokriptin

a. Mekanisme Kerja: Belum diketahui

b. Dosis

i. Lazim : 0,8 mg 1x sehari, bersamaan dengan makanan

ii. Maksimal per hari : 4,8 mg

c. Efek Merugikan : Nausea, vomiting, malas, sakit kepala, hipotensi,

kelaparan

d. Kontraindikasi

i. Sebaiknya tidak digunakan pada pasien migrain

e. Efikasi :Reduksi 0,1 % - 0,6% A1c

Page 46: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

29

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.4.9 Produk Kombinasi

a. Metformin dengan : Gliburid, glipizid, sitagliptin, repaglinid,

pioglitazon, rosiglitazon

b. Glimepirid dengan : Pioglitazon atau rosiglitazon

2.5 Insulin

2.5.1 Terapi Insulin Untuk Pasien Rawat Inap

Pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dibagi ke dalam dua kelompok.

Kelompok pertama pasien yang memerlukan perawatan di ruang intensif,

misalnya pasien ketoasidosis, pasca operasi, atau pasien penyakit gawat seperti

sepsis. Kelompok kedua adalah pasien yang tidak memerlukan perawatan di ruang

intensif, misalnya pasien praoperatif atau pasien dengan penyakit yang tidak

gawat.

Secara umum, cara pemberian terapi insulin bagi kedua kelompok di atas

memiliki perbedaan. Pasien yang dirawat di ruang intensif umumnya memerlukan

terapi intensif dengan cara pemberian insulin infus (drip) intravena atau secara

intramuskular. Cara intramuskular jarang dilakukan dan hanya dilakukan bila

fasilitas insulin drip intravena tidak tersedia. Pasien yang dirawat di ruang biasa

umumnya tidak memerlukan terapi insulin infus intravena. Terapi untuk pasien ini

cukup dengan pemberian subkutan atau dengan pompa insulin (CSII). Bahkan

pada kasus yang ringan, terapi dengan obat antidiabetik oral masih dapat

diberikan untuk pasien DM, terutama pasien DM tipe 2 (PERKENI, 2007).

2.5.2 Kategori Insulin

Berdasarkan durasi terapi setelah injeksi,insulin dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

a. insulin kerja cepat/short acting : insulin regular

b. insulin kerja sangat cepat/rapid acting : insulin aspart, lispro, dan

glulisin

c. insulin kerja menengah /intermediate acting : Neutral Protamine

Hagedone (NPH)

Page 47: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

30

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

d. insulin kerja panjang/long acting : Insulin glargine dan detemir, tidak

dapat dikombinasikan dengan insulin lain.

Tabel 2.8 Karakteristik Insulin

Kategori Nama Obat Onset

Waktu Injeksi Sebelum Makan (menit)

Puncak (jam)

Durasi (jam)

Kerja cepat

Regular 30-60 menit

30 2-3 4-6

Kerja sangat cepat

Aspart/lispro/glulisin 5-20 menit

15 1-3 3-5

Kerja menengah

NPH Lente

1-2 jam

Tidak tersedia 4-8 10-20

Kerja panjang

Detemir, Glargine

2-4 jam 1-2 jam

Tidak tersedia 6-8

(Peakless) 6-24

(sumber : American College of Clinical Pharmacy dan Farmakologi & Terapi)

2.5.3 Dosis Insulin

Kebutuhan insulin pada pasien DM umumnya berkisar antara 5-150 U

sehari, tergantung keadaan pasien. Selain faktor tersebut, untuk penetapan dosis

perlu diketahui kadar glukosa darah puasa dan dua jam sesudah makan serta kadar

glukosa dalam urin empat porsi, yaitu antara jam 7-11, jam 12-16, jam 16-21, dan

jam 21-7.

Dosis terbagi insulin digunakan pada DM :

a. tidak stabil dan sukar dikontrol

b. bila hiperglikemi berat sebelum makan pagi tidak dapat dikoreksi dengan

insulin dosis tunggal per hari

c. pasien yang membutuhkan insulin lebih dari 1000 U per hari. Pada pasien

ini diet karbohidrat sebaiknya dibagi emnjadi 6-7kali pemberian.

Page 48: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

31

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dosis awal pasien DM muda 0,7-1,5 U/kg berat badan. Untuk terapi awal,

regular insulin dan insulin kerja sedang merupakan pilihan dan diberikan 2 kali

sehari. Untuk DM dewasa yang kurus 8-10 U insulin kerja sedang diberikan 20-30

menit sbeelum makan pagi dan 4-5 U sebelum makan malam, DM dewasa gemuk

20 U pagi hari dan 10 U sebelum makan malam. Dosis ditingkatkan secara

bertahap sesuai hasil pemeriksaan glukosa darah dan urin (Departemen

Farmakologi dan Terapeutik FK UI, 2007).

2.6 Perbekalan Farmasi

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Farmasi di Rumah Sakit,

perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan obat, alat

kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis.

2.7 Kartu jakarta sehat (KJS)

2.7.1 Definisi Kartu Jakarta Sehat

KJS merupakan suatu program jaminan pemeliharaan kesehatan yang

diberikan oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui UP. Jamkesda Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta kepada masyarakat dalam bentuk bantuan

pengobatan (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2012).

2.7.2 Tujuan KJS

Tujuan dibuatnya KJS adalah memberikan jaminan pemeliharaan

kesehatan bagi penduduk Provinsi DKI Jakarta terutama bagi keluarga miskin dan

kurang mampu dengan sistem rujukan berjenjang (Dinas Kesehatan Provinsi DKI

Jakarta, 2012).

2.7.3 Sasaran Program KJS

Kartu jakarta sehat ini berlaku untuk semua penduduk DKI Jakarta yang

mempunyai KTP / Kartu Keluarga DKI Jakarta yang belum memiliki jaminan

Page 49: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

32

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

kesehatan, diluar program Askes, atau asuransi kesehatan lainnya (Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2012).

2.7.4 Manfaat KJS

Adapun manfaat diberlakukannya KJS adalah :

1. Rawat Jalan diseluruh Puskesmas Kecamatan / Kelurahan di Provinsi DKI

Jakarta.

2. Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) di Pemberi Pelayanan Kesehatan

(PPK) tingkat II, (RSUD, RS vertikal dan RS Swasta yang bekerjasama

dengan UP. Jamkesda) wajib dengan rujukan dari Puskesmas.

3. Rawat Inap (RI) di Puskesmas dan Rumah Sakit yang bekerjasama dengan

UP. Jamkesda (Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, 2012).

2.8 Tarif Indonesia Case Based Groups (INA CBG’S)

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 69 tahun 2013,

tarif Indonesian - Case Based Groups yang selanjutnya disebut Tarif INA-CBG’s

adalah besaran pembayaran klaim oleh BPJS Kesehatan kepada fasilitas kesehatan

tingkat lanjutan atas paket layanan yang didasarkan kepada pengelompokan

diagnosis penyakit. Sistem INA CBG’s digunakan sebagai aplikasi pengajuan

klaim rumah sakit, puskesmas dan semua Penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK)

bagi masyarakat miskin Indonesia.

Sistem Casemix INA CBG’s adalah suatu pengklasifikasian dari episode

perawatan pasien yang dirancang untuk menciptakan kelas-kelas yang relatif

homogen dalam hal sumber daya yang digunakan dan berisikan pasien dengan

karakteristik klinik yang sejenis (George Palmer, Beth Reid).

Case Base Groups (CBG), yaitu cara pembayaran perawatan pasien

berdasarkan diagnosis-diagnosis atau kasus-kasus yang relatif sama. Rumah sakit

akan mendapatkan pembayaran berdasarkan rata-rata biaya yang dihabiskan oleh

untuk suatu kelompok diagnosis.

Dalam pembayaran menggunakan sistem INA CBG’S baik rumah sakit

maupun pihak pembayar tidak lagi merinci tagihan berdasarkan rincian pelayanan

yang diberikan, melainkan hanya dengan menyampaikan diagnosis keluar pasien

Page 50: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

33

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dan kode DRG (DiseaseRelated Group). Besarnya penggantian biaya untuk

diagnosis tersebut telah disepakati bersama antara provider/asuransi atau

ditetapkan oleh pemerintah sebelumnya. Perkiraan waktu lama perawatan (length

ofstay) yang akan dijalani oleh pasien juga sudah diperkirakan sebelumnya

disesuikan dengan jenis diagnosis maupun kasus penyakitnya (Permana, 2012).

Page 51: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

34

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Operasional

3.1.1 Variabel Bebas

3.1.1.1 Penggolongan Obat Antidiabetes Pada Pasien Diabetes Melitus

Definisi : Penggolongan obat antidiabetes yang digunakan untuk

pengobatan diabetes melitus.

Skala : Nominal

Kategori :

a. Sulfonilurea

b. Biguanid

c. Tiazolidindion

d. Meglitinid

e. Penghambat α-glukosidase

f. Penghambat dipeptidil peptidase-4

g. Sekuestran asam empedu

h. Bromokriptin

i. Obat Antidiabetes Injeksi

j. Produk kombinasi

3.1.2 Variabel Terikat

3.1.2.1 Ketepatan Indikasi

Definisi : ketepatan pemilihan obat antidiabetes yang sesuai dengan

indikasi berdasarkan pedoman pengobatan.

Skala : Nominal

Kategori :

i. Tepat

ii. TidakTepat

Page 52: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

35

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.1.2.2 Ketepatan Pemilihan Obat

Definisi : ketepatan pemilihan obat antidiabetes pada pasien yang di rawat

di ruang rawat inap berdasarkan algoritma pengobatan diabetes melitus yang

disesuaikan dengan pengobatan yang telah diberikan sebelumnya.

Skala : Nominal

Kategori :

i. Tepat

ii. Tidak Tepat

3.1.2.3 Ketepatan Regimen Dosis

Definisi : ketepatan pemberian regimen dosis obat antidiabetes pada pasien

yang di rawat di ruang rawat inap berdasarkan pedoman pengobatan.

Skala : Nominal

Kategori :

i. Tepat

ii. Tidak Tepat

3.1.2.4 Ketepatan Cara Pemberian

Definisi : ketepatan cara dan lama pemberian regimen dosis yaitu aturan

pemakaian obat antidiabetes pada pasien yang di rawat di ruang rawat inap

berdasarkan pedoman pengobatan.

Skala : Nominal

Kategori :

i. Tepat

ii. Tidak Tepat

3.1.2.5 Ketepatan Pasien

Definisi : ketepatan pemberian obat sesuai kondisi patofisiologis pada

pasien diabetes melitus yang di rawat di ruang rawat inap berdasarkan pedoman

pengobatan.

Skala : Nominal

Page 53: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

36

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kategori :

i. Tepat

ii. Tidak Tepat

3.1.2.6 Efek Samping

Definisi : efek samping yang ditimbulkan akibat pemberian obat

antidiabetes pada pasien yang di rawat di ruang rawat inap berdasarkan Drug

Information Handbook.

Skala : Nominal

Kategori :

i. Ada

ii. Tidak Ada

3.1.2.7 Interaksi Obat

Definisi : Interaksi obat yang terjadi pada penggunaan obat antidiabetes

dengan obat antidiabetes atau obat antidiabetes dengan obat lainnya berdasarkan

Drug Information Handbook.

Skala : Nominal

Kategori :

i. Ada

ii. Tidak Ada

3.1.3 Demografi Pasien

Demografi pasien adalah penyebaran pasien yang dapat dilihat dari karakteristik pasien (jenis kelamin, usia, dan jenis diabetes).

3.1.3.1 Jenis Kelamin

Skala : Nominal

Kategori : i. Laki-laki

ii. Perempuan

Page 54: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

37

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.1.3.2 Usia

Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI (DEPKES RI,

2009). DEPKES RI mengklasifikasikan usia manusia menjadi 8 kategori, yaitu :

i. 5-11 tahun : Masa kanak-kanak

ii. 12-16 tahun : Masa remaja awal

iii. 17-25 tahun : Masa remaja akhir

iv. 25-35 tahun : Masa dewasa awal

v. 36-45 tahun : Masa dewasa akhir

vi. 46-55 tahun : Masa lansia awal

vii. 55-65 tahun : Masa lansia akhir

viii. 65-sampai di atas : Manula

3.1.3.3 Jenis Diabetes

Bila kadar glukosa darah tidak dapat terkontrol, maka pasien diabetes

melitus dapat mengalami komplikasi. Maka jenis diabetes ini dapat dibagi ke

dalam dua kelompok :

i. Diabetes melitus tanpa komplikasi

ii. Diabete melitus disertai komplikasi

3.2 Desain Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder, yakni

berupa catatan rekam medis pasien penderita diabetes melitus sebagai pasien KJS

yang dirawat di ruang rawat inap diabetes melitus Rumah Sakit TNI Angkatan

Laut (RUMKITAL) Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat selama periode April –

Desember 2013.

Penelitian ini berupa penelitian survei (observasional) dengan metode

retrospektif yaitu penelitian berdasarkan rekam medis pasien, melihat ke

belakang peristiwa yang terjadi di masa lalu, dalam hal ini dilihat dari rekam

medis pasien periode April – Desember 2013. Desain yang digunakan adalah

cross sectional, yaitu pengumpulan data variabel untuk mendapatkan gambaran

Page 55: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

38

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

rasionalitas penggunaan obat antidiabetes dan evaluasi beban biaya perbekalan

farmasi (obat-obatan dan bahan medis habis pakai) pada pasien KJS yang dirawat

di ruang rawat inap sebagai variabel terikat pada suatu waktu tertentu.

Analisa dilakukan secara deskriptif yaitu dengan menggambarkan

frekuensi ketepatan indikasi, jenis obat, regimen dosis, pasien, cara pemberian,

efek samping, serta interaksi obat antidiabetes pada pasien.

3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

3.3.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TNI

Angkatan Laut Dr. Mintohardjo dengan alamat Jl. Bendungan Hilir No.17 Jakarta

Pusat 10210.

3.3.2 Waktu Penelitian

Pengambilan data penelitian dilaksanakan pada bulan Maret 2014. Analisa

data dilaksanakan pada bulan Maret hingga Juni 2014.

3.4 Populasi dan Sampel Penelitian

3.4.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien dewasa diabetes

melitus yang dirawat di Ruang Rawat Inap yang memiliki kartu jakarta sehat

(KJS) RUMKITAL Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat pada periode April sampai

dengan Desember 2013. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 31 pasien.

3.4.2 Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah populasi yang memenuhi kriteria

inklusi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, yaitu

semua pasien yang memenuhi kriteria diambil sebagai sampel penelitian. Sampel

dalam penelitian ini terdapat 24 pasien.

Page 56: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

39

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.4.2.1 Kriteria Inklusi Sampel

Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian dapat mewakili

dalam sampel penelitian,memenuhi syarat sebagai sampel. Kriteria inklusi untuk

sampel kasus dalam penelitian ini ialah :

a. Pasien rawat inap diabetes melitus seluruh tipe yang merupakan pasien

KJS pada bulan April – Desember 2013

b. Pasien diabetes melitus seluruh tipe yang menerima perbekalan farmasi

(obat-obatan dan bahan medis habis pakai) periode April – Desember

2013.

3.4.2.2 Kriteria Eksklusi Sampel

Kriteria eksklusi merupakan keadaan yang menyebabkan subjek yang

memenuhi kriteria inklusi tidak dapat diikusertakan. Adapun yang termasuk

kriteria eksklusi adalah pasien dengan rekam medis yang tidak lengkap dan

hilang.

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Persiapan (Permohonan Izin Penelitian)

a. Pembuatan dan penyerahan surat permohonan izin pelaksaan penelitian

dari Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi Farmasi

Universitas Islam Negeri Jakarta kepada RUMKITAL Dr. Mintohardjo

Jakarta Pusat

b. Penyerahan surat persetujuan penelitian dari RUMKITAL Dr.

Mintohardjo Jakarta Pusat kepada Fakultas Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Program Studi Farmasi Universitas Islam Negeri Jakarta

3.5.2 Pelaksanaan Pengumpulan Data

3.5.2.1 Penelusuran Dokumen

a. Penelusuran data pasien di ruang rawat inap pasien diabetes melitus

Kartu jakarta sehat RUMKITAL Dr. Mintohardjo Jakarta Pusat

periode April – Desember 2013

b. Proses pemilihan pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi

Page 57: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

40

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

c. Pengambilan data dan pencatatan data hasil rekam medis di ruang

administrasi medis berupa :

i. Nomor rekam medis

ii. Identitas pasien (nama, jenis kelamin, dan umur)

iii. Tanggal perawatan

iv. Diagnosa

v. Kadar gula darah pasien dan kadar kreatinin

vi. Data penggunaan obat (Jenis, regimen dosis, dan aturan

penggunaan)

vii. Biaya obat antidiabetes diambil dari apotek

viii.Biaya obat lain yang digunakan diambil dari apotek

ix. Biaya perbekalan farmasi yang digunakan diambil dari apotek

d. Penelusuran dokumen standar biaya perbekalan farmasi sesuai

dengan tarif INA CBG’sdi RUMKITAL Dr. Mintohardjo Jakarta

Pusat

3.5.3 Manajemen Data

Pelaksanaan verifikasi data rekam medis dan pola terapi pengobatan

diabetes melitus yang dilanjutkan dengan transkrip data yang dikumpulkan ke

dalam logbook dan komputer.

3.6 Pengolahan Data

a. Editing

Sebelum melakukan penilaian terhadap data mentah, terlebih dahulu

dilakukan pemeriksaan kembali kebenaran data yang diperoleh dan mengeluarkan

data yang tidak memenuhi kriteria penelitian.

b. Coding

Peneliti melakukan coding terhadap data yang terpilih dari proses seleksi

untuk mempermudah analisis di program Microsoft Excel. Coding merupakan

kegiatan kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori,

seperti :

i. Pengkodean jenis antidiabetik

Page 58: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

41

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 2.1 Pengkodean Jenis Antdiabetik

Jenis Antidiabetik Kode Obat

Metformin 1

Glimepirid 2

Gliklazid 3

Glikuidon 4

Glibenklamid 5

Akarbosa 6

Novorapid 7

Lantus 8

Levemir 9

Actrapid 10

ii. Pengkodean kategori ketepatan

Tabel 2.2 Pengkodean Ketepatan

Ketepatan Kode

Tepat 1

Tidak Tepat 0

c. Entry data

Peneliti memasukkan data yang telah dilakukan proses coding ke dalam

program Microsoft Excel dalam bentuk tabel.

d. Cleaning data

Data yang sudah diinput diperiksa kembali untuk memastikan data bersih

dari kesalahan dan siap untuk dianalisis.

3.7 Analisa Data

Analisis data dilakukan menggunakan program Microsoft Excel 2010 dan

program SPSS (Statistical Package for the Social Sciences) 17.0. Confidence

interval yang digunakan sebesar 95% dengan nilai α = 0,05. Pengolahan data

yang dilakukan meliputi :

Page 59: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

42

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.7.1 Analisis Univariat

Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk menganalisis

setiap variabel yang ada secara deskriptif (Notoatmodjo, 2003). Data yang telah di

kategorikan ditampilkan sebagai frekuensi kejadian.

Adapun pengolahan data dengan menggunakan analisis univariat ialah :

1. Karakteristik pasien

a. Jenis Kelamin

b. Usia Pasien

c. Jenis diabetes (tunggal atau komplikasi)

2. Penggunaan antidiabetik tunggal

3. Penggunaan kombinasi antidiabetik oral dan injeksi

3.7.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang

diduga berhubungan/berkolerasi. Analisis data sampel dilakukan secara deskriptif

statistik, yaitu dengan analisis kai kuadrat. Uji kai kuadrat adalah uji yang

digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara dua variabel yang bersifat

kategorik. Cara pengambilan keputusannya adalah dengan melihat nilai

probabilitas (p) pada kolom Asymp Sig. (2 sided) dari hasil perhitungan dengan

SPSS Statictic 17.0.

Dasar pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

H0 : tidak ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

H1 : ada hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

Nilai p pada tingkat kepercayaan 95% adalah sebagai berikut (Trihendradi, 2011):

a. Probabilitas < 0,05 berarti H0 ditolak. Uji statistik menunjukkan hubungan

yang bermakna.

b. Probabilitas ≥ 0,05 berarti H0 diterima. Uji statistik menunjukkan tidak ada

hubungan yang bermakna.

Page 60: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

43

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Uji kai kuadrat ini dinyatakan sahih apabila memenuhi persyaratan tidak

lebih dari 20% sel mempunyai nilai harapan lebih kecil dari 5 (Sabri & Hastono,

2006). Apabia tidak memenuhi persyaratan tersebut, maka dilakukan uji mutlak

Fisher. Analisis koefisien kontingensi digunakan untuk mengetahui kekuatan

hubungan antar variabel yang bersifat nominal. Adapun pengolahan data yang

menggunakan analisis bivariat ialah identifikasi Gambaran Rasionalitas

Penggunaan Obat Antidiabetes.

Parameter rasionalitas obat antidibaetes yang diamati dalam

pengidentifikasian gambaran penggunaan obat antidiabetes antara lain :

a. ketepatan indikasi

b. ketepatan pemilihan obat

c. ketepatan regimen dosis

d. ketepatan pasien

e. ketepatan cara dan lama pemberian

f. efek samping

g. interaksi obat

3.7.3 Analisa Beban Biaya Perbekalan Farmasi

Biaya perbekalan farmasi yang didapatkan dari hasil pengumpulan data,

dibuat rekapitulasi berupa tabel rekapitulasi biaya. Cara untuk menghitung biaya

perbekalan farmasi (obat-obatan dan bahan medis habis pakai) adalah sebagai

berikut :

a) Biaya perbekalan farmasi (obat-obatan dan bahan medis habis pakai) :

Jumlah total dari penggunaan perbekalan farmasi (obat-obatan dan

bahan medis habis pakai) seluruh pasien rawat inap DM KJS

dibandingkan dengan jumlah total tarif INA CBG’s yang diberikan

kepada pasien DM.

b) Biaya obat diabetes melitus : Jumlah total dari penggunaan obat-obat

diabetes melitus pasien rawat inap KJS RUMKITAL Dr. Mintohardjo

dibandingkan dengan total biaya perbekalan farmasi secara

Page 61: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

44

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

keseluruhan, maka didapatkan besar persentase biaya yang dikeluarkan

untuk obat DM.

c) Biaya obat non diabetes melitus : Jumlah total dari penggunaan obat-

obat non diabetes melitus pasien rawat inap KJS RUMKITAL Dr.

Mintohardjo dibandingkan dengan total biaya perbekalan farmasi

secara keseluruhan, maka didapatkan besar persentase biaya yang

dikeluarkan untuk obat non DM.

d) Biaya bahan medis habis pakai : Jumlah total biaya dari penggunaan

bahan medis habis pakai pasien rawat inap KJS RUMKITAL Dr.

Mintohardjo dibandingkan dengan total biaya perbekalan farmasi

secara keseluruhan, maka didapatkan besar persentase biaya yang

dikeluarkan untuk bahan medis habis pakai.

Page 62: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

45

BAB 4

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Demografi Pasien

Demografi pasien meliputi jenis kelamin, usia, dan jenis penyakit diabetes.

Penggunaan obat antidiabetes pada pasien yang digambarkan secara deskriptif

dalam bentuk persentase. Jumlah pasien diabetes melitus di RUMKITAL Dr.

Mintohardjo dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1 Demografi Pasien

Pasien Jumlah

Diabetes melitus Januari –

Desember 2013 274

KJS rawat inap penderita

diabetes melitus 31

KJS rawat inap penderita

diabetes melitus yang

memenuhi kriteria inklusi

24

Pasien yang memenuhi kriteria inklusi adalah pasien rawat inap diabetes

melitus sebanyak 24 pasien yang memiliki rekam medis yang lengkap.

4.1.1 Jenis Kelamin

Dapat dilihat dari data yang didapat bahwa pasien diabetes melitus yang

merupakan pasien KJS lebih banyak terjadi pada pasien perempuan dibanding

pada pasien laki-laki, seperti ditunjukkan pada Gambar 4.1.

Page 63: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

46

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Frekuensi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah pasien KJS yang terdiagnosa diabetes melitus pada periode April-

Desember 2013 di RUMKITAL Dr. Mintohardjo sebanyak 15 orang (63%) ialah

perempuan, sementara jumlah laki-laki sebanyak 9 orang (37%). Berdasarkan data

tersebut perempuan memiliki tingkat resiko lebih tinggi terdiagnosis penyakit

diabetes melitus dibandingkan dengan laki-laki. Prevalensi DM pada perempuan

cenderung lebih tinggi dari pada laki-laki, di perkotaan cenderung lebih tinggi dari

pada di perdesaan, serta cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan tingkat

pendidikan tinggi dan dengan kuintil indeks kepemilikan tinggi (Kemenkes, 2013)

4.1.2 Usia Pasien

Penggolongan usia pasien berdasarkan Departemen Kesehatan RI

(DEPKES) 2009. DEPKES RI mengklasifikasikan usia manusia menjadi 8

kategori, yaitu balita, kanak-kanak, remaja awal, remaja akhir, dewasa awal,

dewasa akhir, lansia awal, lansia akhir, dan manula. Berdasarkan usia tersebut,

dapat diketahui bahwa usia 46 sampai 55 tahun (masa lansia awal) adalah usia

yang paling banyak menderita penyakit diabetes melitus.

Persentase jumlah penderita diabetes melitus pada usia 46 sampai 55 tahun

ialah sebesar 45,99 %. Distribusi dari 24 pasien penderita diabetes melitus

berdasarkan usia dapat dilihat pada Gambar 4.2

Page 64: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

47

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Gambar 4.2 Diagram Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Usia Pasien (%)

Terlihat bahwa penderita diabetes melitus mulai rentan dan sering terjadi

pada usia 46 tahun ke atas hingga usia 65 tahun. Pada usia ini, umur sangat erat

kaitannya dengan terjadinya kenaikan kadar glukosa darah, sehingga semakin

meningkat usia maka prevalensi diabetes dan gangguan toleransi glukosa semakin

tinggi. Proses menua yang berlangsung setelah usia 30 tahun mengakibatkan

perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia. Perubahan dimulai dari tingkat sel,

berlanjut pada tingkat jaringan dan akhirnya pada tingkat organ yang dapat

mempengaruhi fungsi homeostasis. Komponen tubuh yang dapat mengalami

perubahan adalah sel beta pankreas yang menghasilkan hormon insulin, sel-sel

jaringan target yang menghasilkan glukosa, sistem saraf, dan hormon lain yang

mempengaruhi kadar glukosa (Goldberg dan Coon dalam Rochman, 2006).

4.1.3 Jenis Diabetes

Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol pada pasien diabetes melitus

akan menyebabkan berbagai komplikasi, baik yang bersifat akut maupun yang

kronik. Dari keseluruhan pasien yang masuk ke dalam kriteria inklusi tersebut,

penderita diabetes melitus banyak yang mengalami komplikasi penyakit seperti

Page 65: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

48

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Chronic Kidney Disease (CKD), hipertensi, TB, stroke, nefropati, anemia, dan

ulkus diabetikum. Seperti yang terlihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2 Jumlah Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Diabetes

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Frekuensi Penderita Diabetes Melitus Berdasarkan Jenis Diabetes

Banyaknya pasien diabetes yang mengalami komplikasi disebabkan karena

umumnya komplikasi diabetes berhubungan dengan kerusakan pembuluh darah.

Diabetes dalam jangka panjang ,dapat menyebabkan pembuluh darah menyempit

dan mengurangi volume aliran darah ke berbagai bagian tubuh seperti mata,

ginjal, jaringan saraf, dan lain sebagainya sehingga bagian-bagian tubuh

mengalami kerusakan fungsi yangs serius bahkan mengancam jiwa.

Jumlah Persentase

Jumlah penderita diabetes

melitus tanpa komplikasi

3 12,5 %

Jumlah penderita diabetes

melitus dengan komplikasi

21 87,5 %

Page 66: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

49

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.2 Profil Obat Antidiabetes

4.2.1 Obat Antidiabetes Tunggal

Pemakaian obat antidiabetes tunggal (monoterapi) banyak diberikan

kepada pasien, baik diberikan secara oral maupun injeksi. Pemakaian obat

antidiabetes tunggal yang paling banyak digunakan adalah glikuidon (33%) dan

injeksi novorapid (23%). Jika dibagi dalam lima golongan obat antidiabetes oral

yang banyak dipakai di Indonesia dan empat kategori insulin berdasarkan sifat

farmakokinetiknya, maka ditemukan di lapangan bahwasanya golongan obat

antidiabetes oral terbanyak yang digunakan adalah sulfonilurea (55,6%) dan

pemakaian insulin terbanyak yang digunakan adalah kategori insulin rapid acting

(kerja cepat) sebesar 22,2 %.

Gambar 4.4 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Tunggal (%)

Antidiabetes oral yang paling banyak digunakan adalah golongan

sulfonilurea terutama glikuidon. Tingginya penggunaan golongan sulfonilurea ini

kemungkinan disebabkan karena obat antidiabetes oral golongan sulfonilurea

merupakan obat pilihan (drug of choice) untuk penderita diabetes dewasa baru

dengan berat badan normal dan kurang serta tidak pernah mengalami ketoasidosis

sebelumnya, selain itu efek samping obat golongan sulfonilurea yang umumnya

ringan dan frekuensi rendah, antara lain gangguan saluran cerna serta gangguan

susunan syaraf pusat (Handoko dan Suharto, IONI 2000) serta mempunyai efek

hipoglikemia yang jarang dan rendah. Mekanisme kerja glikuidon hampir

Page 67: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

50

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

seluruhnya diekskresi melalui empedu dan usus, sehingga dapat diberikan pada

pasien gangguan ginjal dan hati yang agak berat. Beberapa pasien penderita

diabetes RUMKITAL Dr. Mintohardjo banyak yang mengalami komplikasi

berupa gangguan fungsi ginjal, maka obat glikuidon menjadi obat pilihan karena

pasien dengan gangguan fungsi ginjal masih dapat menggunakan obat tersebut

(Soegondo, 1995). Pemilihan obat golongan sulfoniurea juga bisa disebabkan

karena sulfonilurea adalah pilihan obat utama setelah metformin yang dapat

diberikan secara monoterapi (Dipiro, 2008). Obat golongan sulfonilurea

tergolong memiliki harga yang relatif murah. RUMKITAL Dr. Mintohardjo

menerima pasien dari mulai TNI AL/PNS keluarga anggota KEMHAN (TNI AD,

TNI AU/PNS) dan keluarga purnawiraan (Askes Hankam) dan non hankam,

hingga masyarakat umum. Masyarakat yang dirawat juga berasal dari segala

kalangan termasuk pasien dengan status ekonomi bawah, yaitu pasien dengan

status jaminan kesehatan dari Kartu jakarta sehat (KJS).

Antidiabetes injeksi berupa insulin yang paling banyak digunakan ialah

injeksi novorapid atau insulin aspart. Penggunaan insulin diberikan jika kondisi

pasien DM telah drop atau memiliki kadar glukosa darah yang sangat tinggi.

Pasien dengan kadar glukosa yang tinggi biasanya telah mengalami komplikasi.

Jika kadar glukosa darah sudah relatif stabil, maka dapat dilakukan evaluasi

erhadap penyakit komplikasi yang diderita oleh pasien DM. Banyaknya

penggunaan injeksi novorapid disebabkan karena memiliki kerja yang cepat

(rapid acting) serta memiliki keunggulan dalam hal penyuntikannya. Insulin

aspart dapat disuntikkan 15 menit sebelum makan dibandingkan dengan insulin

reguler yang harus disuntikkan 30 menit sebelum makan. Selain itu, insulin kerja

cepat dapat memberikan efek penurunan kadar glukosa postprandial yang lebih

cepat dibandingkan insulin reguler (ACCP, 2013).

4.2.2 Kombinasi Obat Antidiabetes Oral dan Injeksi

Pada keadaan tertentu diperlukan terapi kombinasi dari beberapa obat

antidiabetes oral atau obat antidiabetes oral dengan insulin. Pemakaian kombinasi

beberapa obat antidiabetes oral yang paling banyak digunakan ialah kombinasi

antara metformin dengan glimepirid sebanyak 21,5%. Kombinasi obat

Page 68: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

51

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

antidiabetes oral dengan insulin sebanyak 21,5% dan penggunaan beberapa obat

antidiabetes insulin sebanyak 14,3%. Seperti yang terlihat pada Gambar 4.5.

Gambar 4.5 Distribusi Penggunaan Obat Antidiabetes Oral Dengan Injeksi

Glimepirid merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan

sulfonilurea. Mekanisme kerja glimepirid yaitu dengan menstimulasi eksreksi

insulin dan metformin pun bekerja untuk mengurangi glukoneogenesis hepatik,

meningkatkan sensitifitas insulin, serta mengurangi absorbsi glukosa pada saluran

cerna. Berdasarkan mekanisme kerjanya, kombinasi kedua obat tersebut

merupakan kombinasi yang rasional karena mempunyai cara kerja yang sinergis

sehingga kombinasi ini dapat menurunkan glukosa darah lebih banyak daripada

pengobatan tunggal masing-masing, baik pada dosis maksimal keduanya maupun

pada kombinasi dosis rendah. Kombinasi dengan dosis maksimal dapat

menurunkan glukosa darah yang lebih banyak. Pemakaian kombinasi dengan

sulfonilurea sudah dapat dianjurkan sejak awal pengelolaan diabetes, berdasarkan

hasil penelitian UKPDS (United Kingdom Prospective Diabetes Study) hanya

50% pasien DM tipe 2 yang kemudian dapat dikendalikan dengan pengobatan

tunggal metformin atau sulfonilurea sampai dosis maksimal (Soegondo, 2005).

Selain penggunaan beberapa obat antidiabetes oral, pemakaian obat

antidiabetes oral dengan injeksi juga banyak digunakan oleh pasien diabetes yang

Page 69: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

52

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

tidak berhasil dikelola dengan obat antidiabetes oral dosis maksimal atau terdapat

kontraindikasi dari obat tersebut. Pemakaian obat antidiabetes oral dengan insulin

yang paling banyak digunakan adalah kombinasi antara metformin-glimepirid

dengan injeksi novorapid-injeksi lantus dengan persentase sebesar 14,3%.

Kombinasi obat antidiabetes oral dengan insulin diberikan bila sasaran kadar

glukosa darah belum tercapai. Kombinasi obat antidiabetes oral dengan insulin

yang banyak dipergunakan adalah kombinasi antidiabetes oral dengan insulin

basal (insulin kerja cepat atau insulin kerja panjang) yang diberikan pada malam

hari menjelang tidur.

Kombinasi beberapa obat antidiabetes insulin juga sering diberikan,

pemakaian kombinasi obat tersebut paling banyak digunakan adalah injeksi

novorapid dan injeksi lantus sebanyak 25,1%. Injeksi novorapid termasuk ke

dalam golongan insulin rapid acting (kerja cepat) dan injeksi lantus termasuk ke

dalam golongan insulin long acting (kerja panjang). Penggunaan insulin kerja

cepat dikarenakan efeknya yang dapat bekerja cepat, seringkali mulai menurunkan

kadar glukosa darah 20 menit setelah penyuntikan. Namun efek insulin kerja cepat

hanya sebentar, karena itu diperlukan insulin kerja panjang untuk membuat kadar

glukosa darah menjadi stabil sepanjang hari. Dengan pendekatan terapi tersebut

pada umumnya dapat diperoleh kendali glukosa darah yang baik dengan dosis

insulin yang cukup kecil (Sudoyo, 2006).

4.3 Analisis Kerasionalan Obat Antidiabetes

Pemberian obat antidiabetes yang tepat merupakan hal yang sangat penting

Mengingat begitu tingginya angka kejadian serta pentingnya penanganan secara

tepat terhadap penyakit diabetes melitus dan komplikasi yang ditimbulkannya,

maka terapi diabetes melitus harus dilakukan secara rasional baik secara

farmakologi maupun non farmakologi. Ketepatan terapi dipengaruhi proses

diagnosis, pemilihan terapi, pemberian terapi, serta evaluasi terapi. Evaluasi

penggunaan obat merupakan suatu proses jaminan mutu yang terstruktur dan

dilakukan secara terus menerus untuk menjamin agar obat-obat yang digunakan

tepat, aman, dan efisien (Kumolosari, dkk, 2001).

Page 70: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

53

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Rasionalitas obat merupakan penilaian yang sesuai dengan beberapa aspek

ketepatan, yaitu tepat indikasi, tepat dosis, tepat obat, tepat pasien, tepat cara

pemberian, minimal efek samping, dan tidak terdapat interaksi obat. Pasien bisa

dikatakan sudah mencapai terapi pengobatan diabetes melitus secara rasional bila

memenuhi evaluasi penilaian ketepatan tersebut. Jika terdapat salah satu yang

tidak tepat diantaranya, maka pasien tidak dapat memenuhi evaluasi ketepatan.

Sehingga pasien dapat dikatakan tidak mendapatkan pengobatan diabetes melitus

secara rasional. Jika didapatkan pasien dengan penggunaan obat antidiabetes dua

atau lebih, namun salah satu pemberian obat antidiabetes tidak memenuhi evaluasi

ketepatan maka pasien tidak dapat dikatakan telah mendapatkan terapi pengobatan

diabetes melitus secara rasional. Pasien dapat dikatakan telah mendapatkan obat

antidiabetes secara rasional jika telah memenuhi evaluasi ketepatan dan tidak ada

satupun dari obat antidiabetes yang diberikan tidak memenuhi evaluasi ketepatan

pemberian obat antidiabetes. Berikut, pada Gambar 4.6 terdapat gambaran

penilaian evaluasi ketepatan berdasarkan pemberian obat antidiabetes pada pasien

rawat inap RUMKITAL Dr. Mintohardjo.

Gambar 4.6 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Berdasarkan Frekuensi Pemberian Obat Antidiabetes

Persentase analisis ketepatan didapatkan dari 45 penggunaan obat

antidiabetes dengan 10 jenis obat antidiabetes berbeda yang diberikan pada 24

100

68,69

100 100

55,56

84,44

Page 71: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

54

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

pasien. Pada diagram tersebut terlihat bahwa angka ketepatan paling tinggi

terdapat pada ketepatan dosis dan obat sebesar 100%. Kemudian tepat pasien

menunjukkan persentase 84,44%, tepat indikasi menunjukkan persentase 68,89%

dan angka terkecil terdapat pada tanpa interaksi obat, yaitu 55,56%. Hal ini

menggambarkan bahwa banyaknya obat antidiabetes yang berinteraksi. Interaksi

obat ini dilihat dari adanya obat yang berinteraksi satu atau lebih, baik obat

antdiabetes dengan obat antidiabetes lain atau pun obat antidiabetes dengan obat

lain.

4.3.1 Tepat Indikasi

Tepat indikasi adalah ketepatan penggunaan antidiabetik atas dasar

diagnosis yang ditegakkan, sesuai dengan diagnosis yang tercantum di rekam

medik yang memiliki kadar gula darah sewaktu >200 mg/dl. Diagnosis diabetes

melitus dapat ditegakkan melalui tiga cara. Pertama, jika keluhan klasik

ditemukan, maka pemeriksaan glukosa darah sewaktu > 200mg/dl sudah cukup

untuk menegakkan diagnosis diabetes melitus. Kedua dengan TTGO, meskipun

TTGO dengan beban 75 g glukosa lebih sensitif dan spesifik dibanding dengan

pemeriksaan glukosa darah puasa, namun memiliki keterbatasan tersendiri. TTGO

sulit untuk dilakukan berulang-ulang dan dalam praktek sangat jarang dilakukan.

Ketiga, dengan pemeriksaan glukosa darah puasa yang lebih mudah dilakukan,

mudah diterima oleh pasien serta murah sehingga pemeriksaan ini dianjurkan

untuk diagnosis diabetes melitus (PERKENI, 2006).

Terdapat jumlah pemberian antidiabetik tepat indikasi sebesar 68,89%.

Ketidaktepatan indikasi obat antidiabetes terhadap pasien dapat terjadi apabila

antidiabetik yang diberikan tidak sesuai dengan diagnosis yang dialami pasien.

Sementara itu terdapat 15 dari 24 pasien (62,50%) yang sudah mendapatkan terapi

antibiotik tepat indikasi. Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 4.

Pada contoh ketepatan indikasi dikarenakan obat yang diberikan telah

sesuai dengan diagnosis pasien. Contohnya pada pasien nomor 9, pasien diberikan

injeksi novorapid dan injeksi lantus, hal ini disebbakan karena kadar glukosa

darah pasien yang sangat tinggi (567 mg/dl) sehingga diperlukan penanganan

Page 72: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

55

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

yang cepat untuk menurunkan kadar glukosa darah. Maka, diberikan obat

antidiabetik berupa insulin dengan keja yang sangat cepat.

Pada contoh kasus ketidaktepatan indikasi disebabkan karena tidak

sesuainya diagnosis yang dialami oleh pasien, yaitu kadar gula darah sewaktu

yang belum melebihi >200 mg/dl. Berikut pada Tabel 4.3 dapat digambarkan

jumlah ketepatan indikasi setiap obat antidiabetes.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Indikasi Antidiabetik

Berdasarkan data hasil analisis, ketepatan indikasi pemberian antidiabetik

pada pasien rawat inap diabetes melitus, terdapat beberapa pemberian antidiabetik

yang memiliki ketepatan sebanyak 100%, yaitu glikuidon, lantus, dan levemir, hal

ini dikarenakan pemakaian antidiabetik tersebut sudah sesuai dengan diagnosis

yang dialami oleh pasien.

Obat Antidiabetes Penilaian Ketepatan Indikasi Total Obat

Tidak Tepat Indikasi

Tepat Indikasi

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Anti

Diabetik

Metformin 3 33,33% 6 66,67% 9

Glimepirid 3 37,50% 5 62,50% 8

Gliclazid 1 50,00% 1 50,00% 2

Glikuidon 0 0,00% 3 100,00% 3

Glibenklamid 1 100,00% 0 0,00% 1

Acarbose 1 100,00% 0 0,00% 1

Novorapid 4 33,33% 8 66,67% 12

Lantus 0 0,00% 5 100,00% 5

Levemir 0 0,00% 2 100,00% 2

Actrapid 1 50,00% 1 50,00% 2

Total 14 31,11% 31 68,89% 45

Page 73: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

56

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.2 Tepat Dosis

Dosis merupakan salah satu hal yang menjadi pertimbangan pada penilaian

ketepatan. Dosis yang diberikan harus sesuai dengan keadaan pasien, dan dosis

yang sudah ditetapkan pada literatur (Drug Information Handbook). Hasil analisis

penilaian ketepatan dosis antidiabetik berdasarkan jumlah pasien dapat dilihat

pada lampiran 5. Dari hasil penilaian ketepatan dosis berdasarkan jumlah

pemberian antidiabetik pada pasien, terdapat jumlah pemberian antidiabetik yang

sudah tepat dosis sebanyak 100%. Penilaian ketepatan dosis pada pasien

didasarkan pada dosis regimen yang diberikan. Seluruh pasien diabetes melitus

rawat inap RUMKITAL Dr. Mintohardjo telah mendapatkan dosis yang sesuai

dengan persyaratan yang sudah ditetapkan literatur. Dari penilaian ketepatan dosis

ini maka didapatkan gambaran penggunaaan antidiabetik yang sudah tepat dosis

terlihat pada Tabel 4.4 berikut.

Tabel 4.4 Distribusi Analisis Ketepatan Dosis Antidiabetik Berdasarkan Frekuensi Pemberian Antidiabetik

Obat Antidiabetes Penilaian Ketepatan Dosis Total Obat

Tidak Tepat Dosis Tepat Dosis

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Anti

Diabetik

Metformin 0 0,00% 9 100,00% 9

Glimepirid 0 0,00% 8 100,00% 8

Gliclazid 0 0,00% 2 100,00% 2

Glikuidon 0 0,00% 3 100,00% 3

Glibenklamid 0 0,00% 1 100,00% 1

Acarbose 0 0,00% 1 100,00% 1

Novorapid 0 0,00% 12 100,00% 12

Lantus 0 0,00% 5 100,00% 5

Levemir 0 0,00% 2 100,00% 2

Actrapid 0 0,00% 2 100,00% 2

Total 0 0,00% 45 100,00% 45

Page 74: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

57

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari hasil analisis deskriptif dapat terlihat bahwa seluruh obat antidiabetes

telah memenuhi ketepatan pemberian dosis antidiabetik sebesar 100 % pada

pasien rawat inap diabetes melitus RUMKITAL Dr. Mintohardjo.

4.3.3 Tepat Pasien

Tepat pasien merupakan pemberian obat antidiabetik harus disesuaikan

dengan keadaan masing-masing pasien. Ketepatan pasien dapat dilihat dari

kesesuaian dengan kondisi pasien. Maka, didapatkan 84,44 % pemberian

antidiabetik yang tepat pasien. Pada lampiran 6 dapat terlihat hasil dari analisis

penilaian tepat pasien.

Pada contoh kasus nomor 10, terdapat pemberian 1 jenis antidiabetik yaitu

glikuidon. Obat antidiabetik glikuidon termasuk golongan sulfonilurea telah

memenuhi kriteria tepat pasien dikarenakan pada penggunaan glikuidon sudah

sesuai dengan diagnosis dan keadaan pasien. Pasien mengalami gangguan fungsi

ginjal karena memiliki kadar ureum dan kreatinin yang melebihi batas normal

(ureum : > 43 mg/dl dan kreatinin : > 1,3 mg/dl untuk wanita dan 1,2 mg/dl untuk

pria), sehingga antidiabetik glikuidon sudah tepat diberikan karena boleh

diberikan untuk penderita gangguan ginjal. Pada kasus nomor13 terdapat

pemberian 2 jenis antidiabetik, yaitu antidiabetik oral (metformin) dan insulin

(injeksi novorapid). Metformin tidak dapat memenuhi kriteria tepat pasien karena

pasien mengalami gangguan fungsi ginjal. Menurut literatur (Pharmacotherapy

Review Program for Advanced Clinical Pharmasy, ACCP), metformin tidak boleh

diberikan pada penderita gangguan ginjal yaitu ditandai dengan kreatinin serum

1,4 mg/dl atau lebih, sehingga pada pasien tersebut dikatakan tidak memenuhi

kriteria ketepatan pasien. Berikut dibawah ini ialah tabel hasil analisis frekuensi

pemberian antidiabetik tepat pasien.

Page 75: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

58

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.5 Distribusi Analisis Ketepatan Pasien Antidiabetik Berdasarkan Frekuensi Pemberian Antidiabetik

Obat Antidiabetes Penilaian Ketepatan Pasien Total Obat

Tidak Tepat Pasien Tepat Pasien

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Anti

Diabetik

Metformin 3 33,33% 6 66,67% 9

Glimepirid 0 0,00% 8 100,00% 8

Gliclazid 1 50,00% 1 50,00% 2

Glikuidon 1 33,33% 2 66,67% 3

Glibenklamid 0 0,00% 1 100,00% 1

Acarbose 1 100,00% 0 0,00% 1

Novorapid 1 8,33% 11 91,67% 12

Lantus 0 0,00% 5 100,00% 5

Levemir 0 0,00% 2 100,00% 2

Actrapid 0 0,00% 2 100,00% 2

Total 7 15,56% 38 84,44% 45

Dari hasil analisis deskriptif dapat terlihat bahwa hanya 15,56 % terjadi

ketidaktepatan pasien pada pasien rawat inap diabetes melitus RUMKITAL Dr.

Mintohardjo.

4.3.4 Tepat Obat

Ketepatan obat adalah kesesuaian pemilihan suatu obat diantara beberapa

jenis obat yang mempunyai indikasi untuk penyakit diabetes melitus yang telah

ditetapkan pada literatur standar dan disesuaikan dengan riwayat pengobatan

pasien yang telah digunakan sebelumnya. Berdasarkan Pharmacotheraphy A

Pathophysiologic Approach dan American Diabetes Association terdapat

guideline atau algoritma terapi DM tipe 2 dan terapi DM tipe 1 berdasarkan

Joslin’s Diabetes Melitus. Dalam guideline tersebut, disebutkan bahwa :

Page 76: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

59

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

1. Metformin dipilih pada awal terapi (kecuali ada kontraindikasi) karena

mempunyai efek glikemik, tidak menyebabkan peningkatan berat badan

dan hipoglikemia, efek samping ringan, dapat diterima dengan baik, dan

murah.

2. Bila belum mencapai perubahan kadar glukosa darah, maka dilakukan

terapi kombinasi antara metformin dengan obat antidiabetes oral lainnya.

Medikasi yang lain juga dapat diberikan jika metformin merupakan kontra

indikasi. Dalam konsensus ini dapat ditambahkan insulin atau sulfonilurea.

Insulin diberikan pasien dengan gejala sekunder akibat hyperglikemia,

dapat diberikan insulin agar lebih efektif. Insulin dapat dimulai dengan

insulin basal. Namun demikian banyak penderita masih memberikan

respons dengan obat oral.

3. Jika perubahan gaya hidup, metformin, dan sulfonilurea atau insulin basal

tidak menghasilkan kadar glukosa darah yang diinginkan, langkah

selanjutnya harus dimulai dengan intensifikasi terapi insulin. Intensifikasi

terapin insulin biasanya terdiri dari injeksi tambahan yaitu insulin kerja

pendek dan cepat yang diberikan sebelum makan untuk menurunkan kadar

glukosa darah postprandial. Jika insulin intensif telah dimulai, obat-obatan

secretagok insulin (sulfonilurea atau glinid) harus dihentikan atau

diturunkan secara perlahan sampai dihentikan, dengan pertimbangan tidak

bersifat sinergik.

Dari hasil data deskriptif tersebut, didapatkan seluruh pasien (100%)

diberikan obat antidiabetes yang sesuai riwayat pengobatan dan algoritma

pemilihan obat antidiabetes. Berikut pada Tabel 4.6 gambaran distribusi ketepatan

pemilihan obat berdasarkan frekuensi pemberian obat antidiabetes.

Page 77: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

60

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Tabel 4.6 Distribusi Ketepatan Pemilihan Obat Berdasarkan Frekuensi

Pemberian Antidiabetik

Obat Antidiabetes Penilaian Ketepatan Obat Total Obat

Tidak Tepat Obat Tepat Obat

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Anti

Diabetik

Metformin 0 0,00% 9 100,00% 9

Glimepirid 0 0,00% 8 100,00% 8

Gliclazid 0 0,00% 2 100,00% 2

Glikuidon 0 0,00% 3 100,00% 3

Glibenklamid 0 0,00% 1 100,00% 1

Akarbosa 0 0,00% 1 100,00% 1

Novorapid 0 0,00% 12 100,00% 12

Lantus 0 0,00% 5 100,00% 5

Levemir 0 0,00% 2 100,00% 2

Actrapid 0 0,00% 2 100,00% 2

Total 0 0,00% 45 100,00% 45

4.3.5 Tanpa Interaksi Obat

Interaksi obat merupakan hal yang sangat dihindari dari pemberian obat.

Interaksi antar sesama obat antidiabetes dan interaksi obat antidiabetes dengan

obat lain dapat mempengaruhi efek dari obat antidiabetes dan akan mempengaruhi

kadar glukosa darah. Hal ini dapat menyebabkan kadar glukosa darah yang

menurun secara drastis (hipoglikemia) atau dapat menyebabkan keadaan kadar

glukosa darah yang melebih batas normal, gula darah sewaktu > 200 mg/dl

(hiperglikemia). Hasil analisis dapat dilihat pada Lampiran 8. Pada contoh kasus

nomor 4, penggunaan antidiabetik glikuidon dengan amlodipine secara bersamaan

akan menyebabkan kdar glukosa darah meningkat karena amlodipin dapat

menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, sehingga terjadi

Page 78: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

61

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain. Berikut pada Tabel 4.7

digambarkan hasil analisis pemberian antidiabetik tanpa interaksi obat.

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Analisis Interaksi Obat Berdasarkan Pemberian

Antidiabetik

Obat Antidiabetes Penilaian Interaksi Obat Total Obat

Terdapat Interaksi Obat

Tanpa Interaksi Obat

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Anti

Diabetik

Metformin 0 0,00% 9 100,00% 9

Glimepirid 7 87,50% 1 12,50% 8

Gliclazid 0 0,00% 2 100,00% 2

Glikuidon 1 33,33% 2 66,67% 3

Glibenklamid 1 100,00% 0 0,00% 1

Akarbosa 1 100,00% 0 0,00% 1

Novorapid 6 50,00% 6 50,00% 12

Lantus 3 60,00% 2 40,00% 5

Levemir 0 0,00% 2 100,00% 2

Actrapid 1 50,00% 1 50,00% 2

Total 20 44,44% 25 55,56% 45

Berdasarkan data penilaian analisis interaksi obat, pasien yang tidak

mengalami interaksi obat sebanyak 55,56 %, yaitu 12 dari 24 pasien (50%) yang

tidak mengalami interaksi obat antara antidiabetik yang diberikan dengan obat-

obatan terapi yang diberikan lainnya. Pada contoh kasus nomor 9 penggunaan

antidiabetik novorapid dan lantus secara bersamaan serta penggunaan ascardia

secara bersamaan dapat menimbulkan efek aditif (ascardia / fibrat salisilat dalam

dosis yang besar dapat menurunkan kadar gula darah) yang menyebabkan

hipoglikemia.

Page 79: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

62

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.6 Tepat Cara Pemberian

Cara pemberian merupakan aturan pemakaian obat yang harus

diperhatikan oleh pasien diabetes melitus. Setiap obat memiliki aturan pakai yang

berbeda-beda. Aturan pemakaian obat ini meliputi waktu penggunaan obat

(sebelum atau sesudah makan), frekuensi pemberian, dan rute pemberian obat.

Berikut hasil analisis ketepatan cara pemberian dalam Tabel 4.8.

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Analisis Ketepatan Cara Pemberian Berdasarkan Pemberian Antidiabetik

Obat Antidiabetes Penilaian Ketepatan Cara Pemberian Total Obat

Tidak Tepat Cara Pemberian

Tepat Cara Pemberian

Frekuensi (%) Frekuensi (%)

Anti

Diabetik

Metformin 0 0,00% 9 100,00% 9

Glimepirid 0 0,00% 8 100,00% 8

Gliclazid 0 0,00% 2 100,00% 2

Glikuidon 0 0,00% 3 100,00% 3

Glibenklamid 0 0,00% 1 100,00% 1

Akarbosa 0 0,00% 1 100,00% 1

Novorapid 0 0,00% 12 100,00% 12

Lantus 0 0,00% 5 100,00% 5

Levemir 0 0,00% 2 100,00% 2

Actrapid 0 0,00% 2 100,00% 2

Total 0 0,00% 45 100,00% 45

Dari data deskriptif tersebut menunjukkan bahwa cara pemberian obat

kepada pasien diabetes melitus telah tepat yaitu sebesar 100%. Namun, aturan

penggunaan obat (sebelum/sesudah makan) tidak tertera pada rekam medis

sehingga tidak dapat dicantumkan dan dianalisis dalam ketepatan cara pemberian

obat.

Page 80: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

63

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.3.7 Tanpa Efek Samping

Perubahan kondisi fisik pada pasien diabetes melitus seringkali terjadi,

namun hal ini belum dapat dipastikan akibat dari efek samping obat. Perubahan

kondisi fisik pasien kemungkinan dapat disebabkan karena penggunaan obat lain

atau kondisi fisiologi pasien itu sendiri. Selain itu, karena penelitian ini bersifat

retrospektif, yaitu hanya dapat melihat data dari kejadian yang sudah terjadi maka

mengharuskan peneliti hanya dapat melihat kondisi pasien melalui rekam medis,

tidak dapat melihat dan memantau perkembangan pasien secara langsung untuk

melihat apakah telah terjadi efek samping.

4.4 Evaluasi Analisis Kerasionalan

Analisis evaluasi kerasionalan dilakukan dengan memperhatikan evaluasi

hasil tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, tepat cara pemberian, dan

tanpa interaksi oba. Kelima aspek ketepatan ini harus dapat memberikan nilai

tepat hingga hasil akhir evaluasi dinyatakan tepat seluruhnya. Sehingga dapat

diambil keputusan bahwa pemberian antidiabetik sudah dinyatakan rasional jika

sudah dinyatakan tepat pada setiap lima aspek ketepatan pada setiap pemberian

antidiabetik pada pasien. Hasil penilaian kerasionalan dapat dilihat pada Lampiran

9 berdasarkan jumlah pemberian antidiabetik. Analisis kerasionalan berdasarkan

individu setiap pasien dapat dilihat pada Lampiran 10. Evaluasi ketepatan pasien

dikatakan rasional jika semua kelima aspek memenuhi kriteria. Jika terdapat salah

satu dari kelima aspek yang tidak memenuhi kriteria maka dikatakan pasien

mendapatkan terapi antidiabetik yang tidak rasional.

Pada contoh kasus nomor 1, pemberian glimepirid pada pasien sudah

mendapatkan ketepatan pasien, ketepatan dosis, ketepatan obat, dan ketepatan

indikasi. Namun, terjadi interaksi obat sehingga pada evaluasi ketepatan tidak

memenuhi syarat evaluasi ketepatan pemberian antidiabetik, maka pada kasus

nomor 1 dapat dikatakan tidak rasional.

Pada kelima aspek penilaian ketepatan dilakukan uji Contingency

Coefficient untuk mengetahui aspek ketepatan yang paling berpengaruh terhadap

pemberian jenis antidiabetik. Maka hasil yang diuji dapat dilihat pada Lampiran

11 – Lampiran 15. Pada lampiran terlihat bahwa hanya interaksi obat yang dapat

Page 81: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

64

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

dilakukan uji Contingency Coefficient. Angka Contingency Coefficient interaksi

obata adalah 0,552 (<0,700). Sehingga dapat dikatakan interaksi obat memiliki

pengaruh yang lemah terhadap penggunaan obat antidiabetes terhadap pasien.

Pada ketepatan indikasi dan ketepatan pasien menunjukkan angka H0 > 0,05, yang

menyebabkan nilai H0 diterima, sehingga tidak ada pengaruh dengan penggunaan

antidiabetik. Hal ini menyebabkan ketepatan tersebut tidak dapat dilakukan uji

Contingency Coefficient. Pada ketepatan obat, ketepatan cara pemberian dan

ketepatan dosis tidak terdapat hasil dari uji kai kuadrat dikarenakan hasil analisis

yang sudah mencapai angka yang konstan. Maka dari hasil analisis tersebut, dapat

disimpulkan bahwa pemberian obat antidiabetes kepada pasien rawat inap

RUMKITAL Dr. Mintohardjo telah mencapai angka 100% untuk ketepatan dosis,

ketepatan obat, dan ketepatan cara pemberian, namun jika dilihat dari keseluruhan

kerasionalan obat pada pasien, hanya 5 pasien yang telah memenuhi kerasionalan

obat.

4.5 Evaluasi Biaya Perbekalan Farmasi

Perbekalan farmasi adalah sediaan farmasi yang terdiri dari obat, bahan

obat alat kesehatan, reagensia, radiofarmasi, dan gas medis (Kemenkes, 2004).

Biaya perbekalan farmasi merupakan 50 % dari seluruh pemasukan rumah sakit

berasal dari pengelolaan perbekalan farmasi (Yusmainita, 2005). Akibat besarnya

pembiayaan perbekalan farmasi, maka RUMKITAL Dr. Mintohardjo

mengevaluasi pengeluaran yang mencakup perbekalan farmasi, dalam hal ini

peneliti hanya mengevaluasi pengeluaran biaya obat dan bahan medis habis pakai

dikarenakan banyaknya pasien yang tidak menggunakan perbekalan farmasi

seperti gas medis dan radiofarmasi, selain itu karena keterbatasan peneliti, dan

keterbatasan data biaya perbekalan farmasi lainnya (gas medis, ragensia, alat

kesehatan, bahan obat, dan radiofarmasi) yang tersedia di RUMKITAL Dr.

Mintohardjo.

4.5.1 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes

Peneliti melakukan penelusuran dokumen resep ke apotek RUMKITAL

Dr. Mintohardjo untuk mengetahui jumlah penggunaan obat antidiabetes yang

Page 82: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

65

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

digunakan oleh pasien rawat inap yang merupakan pasien KJS RUMKITAL Dr.

Mintohardjo. Adapun profil penggunaan obat antidiabetes tersebut dapat dilihat

pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9 Profil Penggunaan Obat Antidiabetes

4.5.2 Profil Bahan Medis Habis Pakai

Bahan medis habis pakai merupakan salah satu dari perbekalan farmasi

sebagai penunjang dalam pengobatan diabetes melitus. Berikut profil penggunaan

bahan medis habis pakai pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10 Profil Penggunaan Bahan Medis Habis Pakai

Bahan Medis Habis Pakai Jumlah Penggunaan Vasofix No 20 20 Infuset 33 Spuit 1 cc (insulin) 15 Spuit 2,5 cc 159 Spuit 3 cc 55 Spuit 5 cc 144 Spuit 10 cc 125 Spuit 20 cc 9

No Obat Antidiabetes Jumlah Pemberian Persentase

1 Metformin 9 20%

2 Glimepirid 8 17,78 %

3 Gliklazid 2 4,44 %

4 Glibenklamid 1 2,22 %

5 Glikuidon 3 6,67 %

6 Akarbosa 1 2,22%

7 Novorapid 12 26,67 %

8 Lantus 5 11,11 %

9 Levemir 2 4,44 %

10 Actrapid 2 4,44 %

Total 45 100,00%

Page 83: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

66

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Bloodset 16 Vasofix No 18 1 Silk 1 Tap 1 Spinocan 26 1 Buvanest Spnal 1 Hansaplast Plester 1 Handscoen No 7,5 3 Handscoen No 8 1 Kasa Gulung 40 x 80 1 Topi Operasi Sigma 3 Masker 3 Mess No 20 1 Folly Catheter 11 Vasofix No 22 3 Vasofix No 24 1 Urine Bag 13 Nedle No 23 19 Kanul O2 7 Cathy 2 Microdrip 2 Feeding Tube (NGT) 4 Catheter Tip 2 Pumpitor Injeksi 2 Mask Non Breathing 4 Threeway Catheter 3 Venflon 20 1

Peneliti mengevaluasi biaya perbekalan farmasi yang digunakan sesuai

dengan kriteria inklusi yaitu pasien rawat inap penderita diabetes melitus yang

memiliki Kartu jakarta sehat. Terdapat 24 pasien yang termasuk ke dalam kriteria

inklusi tersebut. Namun, terdapat 1 pasien yang tidak memiliki dokumen biaya

pengeluaran pengobatan selama rawat inap, hal ini dikarenakan pasien KJS

tersebut sudah beralih ke jaminan kesehatan BPJS sehinga data pasien sulit untuk

ditemukan. Biaya perbekalan farmasi (obat dan BMHP) yang dikeluarkan oleh

masing-masing pasien dapat dilihat pada Lampiran 16.

Page 84: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

67

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Dari lampiran tersebut dapat terlihat bahwa biaya yang dikeluarkan oleh

RUMKITAL Dr. Mintohardjo untuk persediaan perbekalan farmasi pada pasien

diabetes melitus seperti yang telah dirangkum dalam Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Total Biaya Perbekalan Farmasi

Dari data tersebut maka dapat disimpulkan bahwa persentase biaya obat

diabetes melitus yang dikeluarkan oleh 23 pasien ialah sebanyak 10% dan

pemakaian bahan medis habis pakai sebanyak 27% dari total biaya perbekalan

farmasi (obat dan BMHP). Sedangkan penggunaan obat non DM sebanyak 63%.

Sehingga dari keseluruhan total biaya yang dikeluarkan untuk perbekalan farmasi

pasien rawat inap diabetes melitus KJS, dapat dihitung persentase biaya

perbekalan farmasi (obat dan BMHP). Total biaya perbekalan farmasi yang

dikeluarkan oleh seluruh pasien dibandingkan dengan total biaya yang telah

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI khusus untuk pasien yang memiliki KJS.

Maka hasil yang diperoleh ialah sebesar 25 % biaya perbekalan farmasi yang

harus dikeluarkan oleh rumah sakit, yaitu untuk pembiayaan obat DM, obat non

DM, dan bahan medis habis pakai.

Total Biaya Obat

Diabetes Melitus

Total Obat Non

Diabetes Melitus

Total Biaya Bahan Medis

Habis Pakai (BMHP)

Total Biaya Perbekalan

Farmasi (Obat dan BMHP)

Total Tarif INA CBG’s

Total Rp

2,209,770

13.171.344 Rp

5,770,140

Rp

21.151.254

Rp

85,380,276

Persentase 10% dari total biaya perbekalan

farmasi secara

keseluruhan

63 % dari total biaya perbekalan

farmasi secara

keseluruhan

27% dari total biaya perbekalan

farmasi secara

keseluruhan

25% dari total tarif

INA CBG’s yang

dikeluarkan untuk pasien KJS diabetes

melitus

Page 85: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

68

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6 Keterbatasan Penelitian

4.6.1 Kendala

1. Pengambilan data dan jumlah sampel

Pada proses pengambilan data ada beberapa data pasien yang kurang

lengkap, sehingga tidak dapat diambil sebagai data. Selain itu

banyaknya data yang tidak ada dan hilang karena banjir dan

perubahan pasien KJS ke BPJS sehingga menyebabkan sampel

menjadi semakin sedikit.

2. Diagnosis data

Diagnosis yang diberikan oleh dokter dan catatan perawat diberikan

secara umum sehingga data yang didapatkan tidak lengkap.

4.6.2 Kelemahan

Penelitian ini memiliki kekurangan, diantaranya :

1. Penelitian deskriptif retrospektif-cross sectional

Pada penelitian secara deskriptif hanya dapat dilakukan demografi

berupa hasil analisis ketepatan untuk mengetahui kerasionalan

penggunaannya. Selain itu dengan metode retrospektif, dimana waktu

kejadian sudah terjadi, tidak dapat dilakukan pertanyaan secara

langsung pada pasien.

2. Jumlah sampel

Jumlah sampel yang memenuhi kriteria inklusi sangat sedikit karena

ada beberapa data yang tidak terdapat pada rekam medik dan kurang

lengkap.

3. Penelitian ini tidak dapat dikatakan seutuhnya rasional, dikarenakan

penilaian diagnosis pasien tidak dilakukan secara langsung,

melainkan menarik kesimpulan dari diagnosis yang tercatat di rekam

medis.

Page 86: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

69

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

4.6.3 Kekuatan

Penelitian ini sebelumnya belum pernah dilakukan di RUMKITAL Dr.

Mintohardjo. Maka, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi dan

gambaran kerasionalan penggunan obat antidiabetes yang tepat serta mendapatkan

gambaran mengenai biaya perbekalan farmasi yang dikeluarkan oleh pasien rawat

inap diabetes melitus yang merupakan pasien kartu jakarta sehat.

Page 87: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

70

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan jumlah pasien rawat inap penderita diabetes melitus kartu

jakarta sehat, maka dapat dilihat aspek ketepatan sebagai berikut :

a. Ketepatan dosis didapatkan 100 % pasien mendapatkan dosis yang

tepat.

b. Ketepatan indikasi, didapatkan 68,89 % pasien mendapatkan terapi

antidiabetik yang sesuai dengan indikasi.

c. Ketepatan obat, didapatkan 100 % pasien mendapatkan obat yang

tepat.

d. Ketepatan pasien, didapatkan 84,44 % pasien mendapatkan terapi

antidiabetik yang sesuai dengan masing-masing kondisi pasien.

e. Ketepatan cara pemberian obat, didapatkan 100% pasien

mendapatkan terapi antidiabetik sesuai dengan cara pemberian.

f. Selain itu, terdapat 56,66 % pasien tidak mengalami interaksi obat

antidiabetik dengan obat antidiabeatik ataupun dengan obat lainnya

yang diberikan.

2. Dari jumlah total sampel 24 pasien, yang memenuhi keenam aspek

ketepatan hanya berjumlah 5 pasien. Maka dapat disimpulkan hanya 5

pasien rawat inap DM KJS RUMKITAL Dr. Mintohardjo yang

mendapatkan terapi pengobatan antidiabetik yang rasional.

3. Persentase beban biaya perbekalan farmasi obat DM sebesar 10%, bahan

medis habis pakai 27%, dan obat non DM 63%, sedangkan persentase

perbekalan farmasi secara keseluruhan (obat DM, obat non DM, dan

BMHP) yang dikeluarkan untuk pengobatan pasien rawat inap dabetes

melitus kartu jakarta sehat sebesar 25 % dari total pembiayaan yang telah

ditetapkan oleh Menteri Kesehatan RI untuk pasien kartu jakarta sehat.

Page 88: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

71

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

5.2 Saran

1. Perlu adanya monitoring dan evaluasi penggunaan antidiabetik secara

sistematis yang dilaksanakan secara teratur untuk mengatasi penggunaan

antidiabetik yang kurang tepat.

2. Perlu adanya kerjasama dan kolaborasi yang tepat antara dokter, apoteker,

dan tenaga kesehatan lainnya untuk meningkatkan kualitas pelayanan

kefarmasian dan pengobatan pada pasien, sehingga didapatkan terapi

yang tepat, efektif, dan aman.

Page 89: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

72

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

DAFTAR PUSTAKA

American College of Clinical Pharmacy. 2013. Pharmacotherapy Review

Programfor Advanced Clinical Pharmacy Practice.and Impaired Glucose

Tolerance in Indonesia.

Andayani, Tri Murti. 2006. Analisis Biaya Terapi Diabetes melitus di Rumah

Sakit Dr. Sardjito Yogyakarta. Majalah Farmasi Indonesia 17 (3) 2006.

Annisa. 2004. Komplikasi Diabetes. Terdapat dalam

http:/annisalaboratories.com/komplikasi/diabetes

Arifin, Ibrahim, Prasetyaningrum, Erna, Murti, Tri. Evaluasi Kerasionalan

Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah

Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 2006. Jurnal Ilmu Farmasi

dan Farmasi Klinik Vol . 4 No. 1 Juni 2007. Hal 23-29.

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan,

Republik Indonesia. 2008. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS)

Laporan Nasional 2007. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8. Jakarta : EGC.

Chandra, Budiman. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Penerbit

Buku Kedokteran EGC.

Cheng AYY, Zinman B, han CR. 2005. Joslin’s Diabetes Melitus. 4 th. Lipincott

Williams & Wilimns. Philadelphia.

Davis, N. Stephen et al. Exploring the Substitution of Exenatide for Insulin in

Patients With Type 2 Diabetes Treated With Insulin in Combination With

Oral Antidiabetes Agents. Diabetes Care Volume 30 Number 11.

November 2007.

Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas

Indonesia. 2007. Farmakologi dan Terapi. Jakarta : Gaya Baru.

Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik Direktorat Jenderal

BinaKefarmasian dan Alat Kesehatan Departemen Kesehatan RI 2005

Handoko, T., dan Suharto B. 1995. Insulin Glukagon dan Antidiabetik Dalam

Farmakologi dan Terapi, edisi IV, editor: Sulistia G. Ganiswara, Jakarta,

Gaya Baru. Halaman 469, 471-472.

Page 90: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

73

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Hardman, Joel G, Lee E. Limbird. Goodman & Gilman Dasar Farmakologi

Terapi. Edisi 10 Volume 4. Jakarta : EGC.

Hilary, King, Sicree Richard, Green Anders, Roglic Gojka, Wild Sarah. 2004.

Global Prevalence of Diabetes: Estimates for the year 2000 and

projections for 2030. Diabetes care vol 27 number 5 : 1047 –

1053

http://binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/PC_DM.pdf diakses

pada 24 Juni 2014 jam 14.45

http://binfar.kemkes.go.id/v2/wp-content/uploads/2014/02/PC_DM.pdf diakses

pada 25 juni 2014 pukul 20.06

http://eprints.undip.ac.id/7467/1/FARMAKOLOGI_%26_TERAPEUTIK_1_FK_UNDIP_SEM_IV.pdf diakses pada 24 Juni 2014 jam 14.53

http://webkesehatan.com/komplikasi-diabetes-melitus/# diakses pada 25 Juni

2014 pukul 17.14

http://www.academia.edu/4053787/Revisi_final_KONSENSUS_DM_Tipe_2_Ind

onesia_2011 diakses pada 21 Januari 2014 pukul 15.03 WIB.

http://www.tanyadok.com/kesehatan/komplikasi-diabetes-melitus diakses pada 25

Juni 2014 pukul 17.19

http://www.who.int/medicines/publications/responsible_use/en/index.html diakses

pada 17 Februari 2014 pukul 23.05 WIB.

International Diabetes Federation. 2013. IDF Diabetes Atlas Sixth Edition. Belgia

: IDF. Hal 13.

Joseph, T. Dipiro, Robert L. Talbert, Gary C. Yee, Gry R. Matzkee, Barbara G.

Wells, L. Michael Polsey (Eds.). 2008. Pharmacotherapy A

Pathophysiologic Approach. Edisi ke-7, New York : Mc Graw-Hill

Medical Publishing Division.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

1197/MENKES/SK/X/2004 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

440/MENKES/SK/XII/2012.

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 312/MENKES/SK/IX/

2013. Tentang Daftar Esensial Obat Nasional 2013.

Page 91: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

74

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

King H, Aubert RE, Herman WH. 1998. Global Burden of Diabetes, 1995–2025:

Prevalence, Numerical Estimates, and Projections.Diabetes Care vol.

21:1414–1431..

Kurniawan,Indra. 2010. Diabetes Melitus Tipe 2 Pada Usia Lanjut. Majalah

Kedokteran Indonesia Vol 60.

Mansjoer, arief, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi ketiga Jilid Pertama.

Jakarta. Media Aesculapius Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Mihardja, Laurentia dkk. 2009. Prevalence and Determinants of Diabetes Melitus

(A Part of Basic Health Research/Riskesdas). Acta Med Indones-

Indones J. Intern Med.

Mycek, M.J., Harvey, R.A., dan Champe C.C. 2001. Farmakologi Ulasan

Bergambar. Lippincottt’s Illustrated Reviews: Farmacology. Penerjemah

Azwar Agoes. Edisi II. Jakarta. Widya Medika. H

Mycek, Mary J. 2001. Farmakologi Ulasan Bergambar. Jakarta : Widya Medika.

Naditha Arun, Ramachandran Ambady, Snehalatha Chamukuttan, Shetty Ananth

Samith. 2012. Trends In Prevalence of Diabetes In Asian CountriesWorld

Journal of Diabetes vol 3 issue 6. Baishideng.

Nita Yunita, Yuda Ana, Nugraheni Gesnita. 2012. Pengetahuan Pasien Tentang

Diabetes dan Obat Anti Diabetes Oral.Jurnal Farmasi Indonesia Vol. 6

No.1 Januari 2012: 38-47.

PERKENI. 2007. Petunjuk Praktis Terapi Insulin Pada Pasien Diabetes Melitus.

Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI). 2011. Konsensus

Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus Tipe 2 di Indonesia.

Jakarta: PERKENI.

Permatasari, Rezky. 2012. Kualitas Pelayanan Kesehatan DalamTinjauan

Pengguna JAMKESMAS (Studi Mengenai Persepsi Pengguna

Jamkesmas di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang). Palembang

: Universitas Sriwijaya.

Price, Sylvia A. 1995. Edisi 4. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit. Jakarta : EGC.

Page 92: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

75

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. 2011. Data dan

Informasi.Jakarta : Kementerian Kesehatan RI.

Soegondo S. 2005. Prinsip Pengobatan Diabetes, Obat Hipoglikemik Oral dan

Insulin. Balai Penerbit FKUI.

Sudoyo, Aru W, Dr.dr. 2006.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Edisi IV.

Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Surat Edaran Pelaksanaan Program JAMKESMAS 2013 tentang INA-CBG nomor

JP.01.01/I.1/1994/2013.

Suryabrata, S. 2010. Metodologi Penelitian. Jakarta : Rajawali Pers.

Swandari, Swestika. 2013. Penggunaan Obat Rasional (POR) 8 Tepat 1 Waspada

Efek Samping. http:bppkmalang.com diakses pada 12 Februari 2014 pukul

02.03 WIB.

Tatro, David S. 2009. Drugs Interaction Facts. Wolters Kluwer Health, Inc. San

Carlos, California.

Undang-Undang Republik Indonesia No 23 tahun 1992 tentang Kesehatan.

www.bumn.go.id diakses pada 24 November 2013 jam 11.22.

www.jakarta.go.id diakses pada 24 November 2013 jam 11.30.

www.ptaskes.com diakses pada 24 November 2013 jam 11.22.

Yusmainita. 2005. Pemberdayaan Instalasi Farmasi Rumah Sakit Pemerintah

(Bagian I), Medika, No 12 tahun ke XXVIII,Desember 2002, ISSN. 0216-

0910,799-801

Zahtamal, Chandra, F., Suyanto, dan Restuastuti, T. 2007. Faktor-Faktor

Risiko Pasien Diabetes Melitus. Berita Kedokteran Masyarakat, Vol. 23,

No. 3. Hal. 142-147.

Page 93: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

76

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 1. Surat Permohonan Data dan Izin Penelitian Dari UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Prodi Farmasi

Page 94: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

77

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 2. Surat Persetujuan Pelaksanaan Penelitian Dari RUMKITAL Dr.

Mintohardjo Jakarta Pusat

Page 95: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

78

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Lampiran 3. Rekapitulasi Data Sampel

No L/P Usia Tanggal Masuk

Tanggal Keluar

Lama Inap (hari)

Riwayat Penyakit Diagnosis Lain Jenis Diabetes Tindakan

Tambahan Tanggal

Tindakan Obat yang Digunakan Nama Generik Ket Rute

Obat Dosis Obat

Waktu Penggunaan

Rentang Waktu (hari)

Hasil Laboratorium

Status Pasien Laboratorium

Darah

Analisis

Fungsi hati

dan ginjal

Tanggal

1 L 60 3/9/2013 10/9/20

13

8 DM Orchitis

Dextra.

Hernia sejak 3

hari yang lalu.

Bengkak di

leher hingga

bahu > 2

minggu. Nyeri

leher dan tidak

bisa

ditegakkan.

Demam.

Pasien tidak

makan selama

4 hari

DM Orchiditis 8/9/2013 Glimepirid Glimepirid Antiabetik

oral

Oral 1x2 mg

(pagi)

3/9/2013 –

10/9/2013

8 L : 14.500 Ureum : 33

Kreatinin :

1,2

1/9/2013 SEMBUH

TD masuk : 120/70

E : 3,89 TD keluar : 120/70 Hb : 10,4 Ht : 35 T : 736.000 GDS : 320

Ranitidin Ranitidin Lambung Oral 2x1

100 mg

3/9/2013-

3/9/2013

1 GDH : 255 3/9/2013

Novorapid Insulin Insulin SC 3x12 ui 3/9/2013-

8/9/2013

6 L : 8200 4/9/2013

E : 3,16

Hb : 7,8

Ht : 27

T : 167.000

GDS : 121

Lantus Insulin Insulin Iv 1x12 ui 3/9/2013-

8/9/2013

6 L : 8700 5/9/2013

E : 3,43

Hb : 9,6

Ht : 30

T : 150.000

Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Oral 2x1 gr 3/9/2013 –

3/9/2013

1 GDS : 125 6/9/2013

Gentamisin Gentamisin Antibiotik SC 2x80

gr

3/9/2013 –

3/9/2013

1 GDS : 103 8/9/2013

Novalgin Antalgin Analgesik/

NSAID

Oral 2x1 3/9/2013 –

3/3/2013

1 GDS : 199 9/9/2013

Metformin Metformin Antiabetik

oral

Oral 3x500

mg

3/9/2013 –

10/9/2013

8

2 P 57 18/11/13 25/11/1

3

8 DM

Tipe

Hiperten

si,

Lemas, tidak

kuat berjalan,

BAB cair,

badan keringat

DM Tipe 2.

Hiperglikem

ik

Amlodipin Amlodipin Antihipertens

i

Oral 1x10

mg

18/11/13 –

25/11/13

8 GDS : 293

Ureum : 57

Kreatinin :

1,7

18/11/13 BELUM SEMBUH

L : 16.400

E : 3,81

Page 96: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

79

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Asma,

Alergi

dingin dan

gemetaran.

Hb : 10,6

Ht : 33

T : 313.000 TD masuk : 200/110

TD keluar: 140/80 GDS :235 19/11/13

Neulin PS Neulin Neuroprotekt

an

SC 2x1 18/11/25 –

21/11/25

(Stop)

Lsnjut >

24/11/13 –

25/11/13

6 GDS : 120 20/11/13

Glaucon Glaucon Antiglaukom

a

Oral 3x500

mg

18/11/13 –

25/11/13

8 GDS : 159 21/11/13

L : 9.100

E : 3,48

Hb : 9,6

Ht : 31

T : 255.000

Clobazam Clobazam Antiansietas Oral 1x10

mg

18/11/13 –

25/11/13

8 GDS : 85 22/11/13

Metformin Metformin Antiabetik

oral

Oral 3x500

mg

18/11/13 –

25/11/13

8 GDS : 184 24/11/13

Diaversa Glimepirid Antiabetik

oral

Oral 1x2 mg 18/11/13 –

25/11/13

8

Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 23/11/13 –

25/11/13

3

Citicolin Citicolin Neuroprotekt

if

Iv 2x500

mg

23/11/13 –

25/11/13

3

3. L 43 7/5/13 28/5/13 22 DM,

Hiperten

si

Luka di

telapak kaki

dirasakan

sudah 1 bulan,

bengkak di

kaki kiri sudah

berlangsung 6

bulan.

DM

Gangren +

Pedis

sinistra

Ro

THorax

9/5/13 Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 13/5/13 –

20/5/13

8 L : 17.500 8/5/13 TD Masuk : 120/80

TD Keluar : 130/90 E : 3,80

Hb :9,4

Ht : 31

T : 568.000

Ro Pedis

Bilatera

9/5/13

Ketorolac Ketorolac NSAID,

analgesik

Orsl 3x1 13/5/13 –

20/5/13

8 GDS : 204 Kreatinin

darah : 2,76

Kreatinin

Urin : 39,8

11/5/13

Amlodipin Amlodipin Antihipertens

i

Oral 1x10

mg

13/5/13 –

20/5/13

8 L : 9.500 Ureum : 48

Kreatinin :

1,1

13/5/13

E : 3,55

Hb : 9,6

Ht : 29

Page 97: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

80

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

T : 400.000

Novorapid Insulin Insulin SC 3x4 ui 21/5/13 –

28/5/13

8 GD : 168 14/5/13

Levofloxacin Levofloxacin Antibiotik Oral 2x100

mg

21/5/13 –

28/5/13

8 GD : 153 15/5/13

Glucodex Gliclazid Antiabetik

oral

Oral 3x 100

mg

21/5/13 –

28/5/13

8

Cilostazol Cilostazol Inhibitor

phosphodies

terase tipe 3,

dengan

memperlamb

at arteri,

menyuplai

darah ke

kaki,

mengurangi

kemampuan

platelet.

Oral 2x100

mg

21/5/13 –

28/5/13

8

4. P 53 18/6/13 1/7/13 15 DM

Tipe 2,

Jantung,

Maag

Sesak nafas

sejak 3 hari

yang lalu,

sakit dada

yang menjalar

ke punggung,

sakit perut jika

telat makan.

DM Tipe 2

+ CKD +

Hipertensi

Valsartan Valsartan Angiotensin

reseptor

blocker

Oral 1x160

mg

15/6/13 -

1/7/13

18 GDS : 235 Ureum : 126

Kreatinin :

5,7

18/6/13 SEMBUH

TD Masuk : 150/90

TD Keluar : 140/80

L : 6200

E : 2,82

Hb : 8,1

Ht : 26

T : 242..000

ISDN Isorbid

Dinitrat

Anti angina Oral 3x10

mg

18/6/13 -

1/7/13

15 GDS : 132 19/6/13

Inj Lasix Furosemide Anti diuretik Iv 2x1

amp

18/6/13 –

1/7/13

15 GDS : 137 21/6/13

Inj

Omeprazole

Omeprazole Lambung

(Proton

Pump

Inhibitor)

Iv 1x1

amp

18/6/13 –

18/6/13

1 Ureum : 95

Kreatinin :

3,9

24/6/13

Tanapress Imidapril Anti

hipertensi

Oral 1x5 mg 18.6.13 –

25/6/13

8 Ureum : 100

Kreatinin :

3,9

27/6/13

Furosemide Furosemide Antihipertens

i

Oral 3x10

mg

18/6/13 -

18/6/13

1

Aldacton Spironolakton Antihipertens

i

Oral 1x2 18/6/13 –

18/6/13

1

Asam Folat Asam Folat Vitamin Oral 3x100 19/6/13 – 14

Page 98: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

81

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

mg 1/7/13

Gliquidone Gliquidone Antidiabetk

Oral

Oral 2x15

mg

19/6/13 -

1/7/13

14

Letonal Spironolakton Anti

hipertensi

Oral 1x50

mg

21/6/13 -

1/7/13

11

Concor Bisopronol

Kumarat

Obat jantung

dan

antihipertensi

Oral 1x25

mg

24/6/13 –

1/7/13

9

Amlodipine Amlodipine Antihipertens

i

Oral 1x5 mg 26/6/13 -

1/7/13

6

Hydralazine Hydralazine Antihipertens

i

oral 3x12,5

mg

26/6/13 –

26/6/13

4

Bicnat Natrium

Bikarbonat

Obat gagal

ginjal

Oral 3x1 23/6/13 –

1/7/13

10

Mestigo Betahistin Obat vertigo Oral 3x1 30/6/13 –

1/7/13

3

Ondansetron Ondancetron Antiemetik Oral 3x1 30/6/13 –

1/7/13

3

Ranitidin Ranitidin Lambung Oral 2x1 30/6/13 –

1/7/13

3

Enzyplex Enzyplex Enxim

Pencernaan

Oral 3x1 27/6/13 –

1/7/13

6

Rhynatiol

syrup

Karbosistein Mukolitik,

obat mual

Oral 3x1 23/6/13 –

23/6/13

10

5. P 65 25/5/13 28/5/13 4 DM Muntah

75x/hari,

pusing seperti

diremas-

remas,

dispepsia

DM Tipe 2 Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1am

p

25/5/13 –

28/5/13

4 GDS : 124 Ureum : 53

Kreatinin :

0,8

25/5/13 SEMBUH

TD Masuk : 120/80

TD Keluar :

L : 7.800

E : 4,11

Hb : 11,9

Ht : 34

T : 455.000

Glibenclamid Glibenclamid Antidiabetik

Oral

Oral 1x2,5

mg

28/5/13 –

28/5/13

1

Primperon Metoclopropa

mid

Antiemetik Iv 3x1am

p

25/5/13 –

28/5/13

4

Antasida Antasida Obat

lambung

Oral 3x1

Sendok

25/5/13 –

28/5/13

4

6. P 57 7/8/13 15/8/13 9 DM ,

Asma

Merasa lemas,

adanya rasa

gemetar yang

sulit

dikendalikan,

sulit berjalan.

DM

Hiperglikem

ia

Inj Novorapid Insulin Insulin SC 3x20 iu 7/8/13 –

13/8/13

7 GDS : 542 Ureum : 114

Kreatinin : 4

7/8/13 TD Masuk : 160/60

TD Keluar : 140/80

Inj. Lantus Insulin Insulin Iv 1x12 iu 7/8/13 –

13/8/13

7 L : 20.700 8/8/13

Hb : 9,4

Ht : 30

Page 99: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

82

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

E : 3,41

T : 290.000

Inj.

Cefoperazon

Cefoperazone Antibiotik Iv 2x1 gr 7/8/13 –

11/8/13

5 GDS : 205 10/8/13

Omeprazole Omeprazole Lambung

(Proton

Pump

Inibitor)

Oral 2x1 15/08/13 –

15/08/13

1 GDS : 201 11/8/13

Novalgin Analgin Analgetik Oral 2x1 12/8/13 –

13/8/13

2 GDS : 175 12/8/13

Neurodex Neurodex Multivitamin Oral 1x1 12/8/13 –

13/8/13

2 GDS : 133 13/8/13

Inj. Ceftriaxon Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 12/8/13 –

13/8/13

2 E :3,24 Ureum : 20

Kreatinin :

2,2

15/8/13

L : 15.400

Hb : 8,1

Ht : 28

T :490.000

Alprazolam Alprazolam Anti ansietas Oral 1x1 13/8/13 –

14/8/13

2

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1 13/8/13 –

14/8/13

2

Dexanda

Syrup

Lambung Oral 3x1 15/8/13 –

15/08 /13

1

7. P 51 27/12/13 30/12/1

3

4 DM,

Hiperten

si,

Vertigo

Kesulitan

BAB sejak 3

hari yang lalu,

badan lemas,

kaki kanan

berat diangkat,

pusing

berputar.

DM Tipe 2 IVFD RL Iv 20 tpm 27/12/13 –

28/12/13

2 L : 7.500 27/12/13 SEMBUH

TD Masuk : 140/80

TD Keluar : 170/110

E : 4,18

Hb ; 12,4

Ht : 133

T : 167.000

Ranitidin Ranitidin Lambung Oral 2x1 29/12/13 -

30/12/13

2 GP : 109 Ureum : 14

Kreatinin:

0,6

28/12/13 Pengobatan Lanjutan :

• Valsartan 160 mg 2x1

• Amlodipin 2x10 mg

• Metformin 2x500 mg

• Glimepirid 1x2 mg

Mecobalamine Mecobalamin Anemia Oral 2x1 29/12/13 -

30/12/13

2

Metilprednisol

one

Metilpredinos

lon

Anti

inflamasi

Oral 2x1 29/12/13 -

30/12/13

2

Curcuma Curcums Suplemen

Menambah

energi

Oral 3x1 29/12/13 -

30/12/13

2

Metformin Metformin Antidiabetik Oral 3x500 29/12/13 - 2

Page 100: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

83

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Oral mg 30/12/13

KSR Kalium

Chlorida

Obat

Hipokalemia

Oral 2x1 29/12/13 -

30/12/13

2

Glimepirid Glimepirid Antidiabetik

Oral

Oral 2x2 mg 29/12/13 –

30/12/13

2

8. P 53 4/6/13 10/6/13 7 DM Pusing

berputar dan

mengalami

pingsan.

Mual, muntah

dan batuk.

DM Inj. Teracef Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 4/6/13 - GDS : 166 Ureum : 25

Kreatinin :

0,7

4/6/13 MENINGGAL

TD Masuk : 100/70

L : 19.900

E : 3,73

Hb : 10,2

Ht : 2,1

T : 116.000

Inj Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1

amp

4/6/13 –

10/6/13

7 GDS : 165 5/6/13

Inj

Ondansetron

Ondansetron Antiemetik Iv 3x1

amp

4/6/13 -

10/6/13

7 GDS : 147 7/613

Sukralfat Sukralfat Lambung Oral 3x1 C 4/6/13 -

10/6/13

7 GDS : 219 9/6/13

Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x4 iu 8/6/13 -

10/6/13

3

Lasix Furosemide Antihipertens

i

8/6/13 -

10/6/13

3

Liver care Suplemen

hati

3x1 8/6/13 -

10/6/13

3

9. L 65 28/11/13 2/12/13 6 DM,

Hiperten

si,

Stroke

Penurunan

kesadaran

tiba-tiba,

pusing

berputar,

terjadi

kelemahan

pada tubuh

sisi sebelah

kanan.

DM Tipe 2,

Hpertensi

Grade I,

SNH

Inj. Neulin Neulin Neuroprotekt

an

Iv 2x500

mg

28/11/13 –

29/12/13

2 GDS : 567 30/11/13 MENINGGAL

TD Masuk : 150/110 Kolesterol :

331

Amlodipine Amlodipine Antihipertens

i

Oral 1x10

mg

28/11/13 –

29/12/13

2 GDS : 225 2/12/13

L : 21.400

E : 4,49

Hb : 12,5

Ht : 41

T : 350.000

Manitol Oral 4x25

mg

28/11/13 –

28/12/13

1 L : 13.800 Ureum : 28

Kreatinin :

2,4

29/12/13

E : 4,66

Hb : 13,3

Ht : 40

T : 413.000

Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x10 iu 28/11/13 –

2/12/13

6

Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotk Iv 2x1 gr 28/11/13 –

2/12/13

6

Page 101: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

84

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Livercare Suplemen

hati

Oral 3x1 28/11/13 –

29/12/13

2

Inj. Transamin Asam

traksenamat

Menghentika

n pendarahan

Obat

Iv

3x1 28/11/13 –

29/12/13

2

Inj. Vit K Vit K Menghentuk

an

pendarahan

Iv 3x1 28/11/13 –

29/12/13

2

Parasetamol Parasetamol Antipiretik Oral 3x1 29/11/13 –

30/12/13

2

Simvastatin Simvastatin Antikolestero

l

Oral 1x10

mg

30/11/13 –

2/12/13

4

Prorenal Prorenal Insufisiensi

ginjal

Oral 1x1 30/11/13 -

1/12/13

3

Hepabalance Memelihara

kesehatan

fugsi hati

Oral 2x1 30/11/13 –

2/12/13

4

Ascardia Aspirin Antiplatelet Oral 1x80

mg

30/11/13 -

1/12/13

3

Placta Ckopidogrel Anti platelet Oral 1x75

mg

30/11/13 –

1/12/13

3

Dobutamin Dobutamin Obat jantung 1x7,5

meq

2/12/12 –

2/12/13

1

Lantus Insulin

glargine

Insulin Iv 1x10 ui 2/12/13 –

2/12/13

1

KSR KCL Obat

Hipokalemia

Oral 3x1 2/12/13 –

2/12/13

1

10. P 76 3/12/13 4/12/13 2 DM,

Hiperten

si

Pasien tidak

sadar SMRS,

BAB cair,

tidak mau

makan dan

minum.

DM Tipe 2

ensefalopati

Glurenorm Gluronerm Antidiabetik

Oral

Oral 1x15

mg

3/12/13 –

4/12/13

2 GDS : 280 Ureum : 162

Kreatinin :

4,3

2/12/13 MENINGGAL < 48 Jam

Cefoperazone Cefoperazone Antibiotik Inj 2x1 3/12/13 -

4/12/13

2 GDS : 40 3/12/13

Omeprazole Omeprazole Lambung

(PPI)

Inj 2x1 3/12/13 -

4/12/13

2

Inj Transamin Asam

traksenamat

Menghentika

n pendarahan

Iv 3x1 3/12/13 -

4/12/13

2

Inj Vit K VIt K Menghentika

n pendarahan

Iv 3x1 3/12/13 -

4/12/13

2

Inj Citicolin Citicolin Neuroprotekt

if

Iv 2x500

mg

3/12/13 -

4/12/13

2

11 P 54 26/6/13 30/6/13 5 Krisis

Hiperten

si

Sesak sudah 3

hari, lemas,

DM

DM Tipe 2/

Hiperglikem

ia Reaktif

Inj Lasix Furosemide Antihipertens

i

Iv 2 x1

amp

26/6/13 –

28/6/13

3 GDS : 389 Ureum : 65

Kreatinin :

2,3

26/6/13 SEMBUH

TD Masuk : 190/100

L : 13.100

Hb : 8,8

Ht : 28

Page 102: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

85

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

T : 297.000 TD Keluar :

140/110 E : 3,23

Amlodipin Amlodipine Antipertensi Oral 1x10

mg

26/6/13 –

30/6/13

5 GDS : 261 27/6/13

L : 9.300

E : 3,8

Hb : 10,1

Ht : 33

T : 268.000

Valsartan Valsartan Angiotensin

reseptor

locker

Oral 1x160

mg

26/6/13 –

30/6/13

5 GDS : 208 28/6/13

Aldosteron Aldosteron Obat diuretik Oral 1x25

mg

26/6/13 –

30/6/13

5 GD : 120 29/6/13

ISDN Isorbid

Dinitrat

Anti angina Iv 3x10

ug

26/6/13 –

26/6/13

1

Inj Novorapid Novorapid Insulin SC 3x12 iu 27/6/13 –

30/6/13

4

Inj. Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1

amp

29/6/13 –

30/6/13

2

Inj.

Ceftriaxone

Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 29/6/13 –

30/6/13

2

Inj. Levemir Insulin

detemir

Insulin Iv 1x10 ui 29/6/13 –

30/6/`13

2

Laxadin Syrup Laxadin Pencahar Oral 1x1 27/6/13 –

30/6/14

4

12 P 69 4/9/13 17/9/13 19 HIperten

si,

Stroke

Ringan

Lemas sudah

1 bulan

SMRS, susah

BAB, hanya

bisa berbaring

dengan

punggung

korengan,

perut

membesar,

bengkak pada

tangan kanan

dan kaki kiri,

perut

kembung, sulit

menelan,

BAK seperti

DM Tipe 2,

Hipoalbumi

nemia,

Hipokalemi

a, Distensi

Abdomen,

Ulkus

Dekubitus

Foto

Abdomen

Infus Lasix Furosemide Anti

hipertensi

Iv 1x1

amp

4/9/13 –

17/9/13

19 GDS : 134

L : 11.800

E : 4,06

Hb : 11,2

Ht : 35

T : 189.000

Ureum : 88

Kreatinin :

1,4

4/9/13 TD Masuk : 90/70

TD Keluar : 100/70 Foto

Thorax

9/9/13

EKG

Glucodex Glicazide Antidiabetik

Oral

Oral 1x40

mg

4/9/13 –

5/9/13

2 GD : 96 5/9/13

L : 12.800

E : 4

Hb : 10,3

Ht : 36

Kolesterol :

Page 103: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

86

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

air teh. 115

Glucobay Acarbose Terapi diet

utk penderita

diabetes

Oral 2x100

mg

4/9/13 –

5/9/13

2 L : 8.100 10/9/13

E : 2,87

Hb : 7,4

Ht : 25

KSR KCL Obat

hipokalemia

Oral 3x1 4/9/13 –

17/9/13

19 L : 10.200 Ureum : 230

Kreatinin :

2,1

12/9/13

Hb : 9,4

Ht : 31

E : 3,67

T : 208.000

Heptasan Heptasan Antialergi Oral 1x1 4/9/13 –

12/9/13

9 L : 11.000 13/9/13

E : 3,98

Hb : 10,3

Ht : 34

T : 212.000

Cefixime Cefixime Antibiotik Oral 2x100

mg

4/9/13 –

4/9/13

1 E : 3,99 14/9/13

L : 10.600

Hb : 11

Ht ; 32

T : 220.000

Inj Bifotik Cefoperazone Antibiotik Iv 2x1 6/9/13 -

17/9/13

12 L : 11.600 15/9/13

E : 3,80

Hb : 9,5

Ht : 33

T : 184.000

Pankreoflat Pankreoflat Kolelitolitik

Hepatoprotek

tif

3x1 7/9/13 -

17/9/13

11 L : 10.200 16/9/13

E : 3,67

Hb : 9,3

Ht : 31

T : 219.000

Kalnex Asam

traksenamat

Menghentika

n pendarahan

3x1 7/9/13 -

17/9/13

11 L : 10.400 17/9/13

E : 3,43

Hb : 9,6

Ht : 28

T : 159.000

Alinamin Alinamin Suplemen Iv 2x1

amp

9/9/13 -

17/9/13

9

Inj. Vit K Vit K Menghentika

n pendarahan

Iv 2x1

amp

12/9/13 -

17/9/13

6

Inj.

Omeprazole

Omeprazole Lambung

(PPI)

Iv 2x1

amp

12/9/13 -

17/9/13

6

Page 104: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

87

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Musyn Syrup Musyn Obat

pencernaan

Oral 3x1 C 12/9/13 -

17/9/13

6

13 P 55 3/6/13 7/6/13 5 DM Luka yang

tidak sembuh,

sekitar pedis

merasa

kesemutan

Diabetes

Nefropati,

Diabetes

Gangren

Pedis

Sinistra

Inj Novorapid Novorapid Insulin SC 3x10 iu 3/6/13 -

7/6/13

Ureum : 152

Kreatinin :

7,9

3/6/13 BELUM SEMBUH

TD Masuk : 160/90

TD Keluar : 160/90 Metformin Metformin Antii

diabetik Oral

Oral 3x500

mg

3/6/13 –

7/6/13

5 GDS : 145 4/6/13

Ambroxol Ambroxol Obat asma,

batuk

Oral 3x1 3/6/13 -

7/6/13

5 GD :182 5/6/13

Inj. Ceftriaxon Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 3/6/13 -

7/6/13

5 GDS : 214 6/6/13

Inj. Tramadol Tramadol Analgesik Iv 2x100

mg

3/6/13 -

7/6/13

5 GDS : 214 7/6/13

Captopril Captopril Anti

hipertensi

Oral 2x12,5

mg

4/6/13 -

7/6/13

4

Aminoral Aminoral Insufisiensi

ginjal

Oral 3x2 4/6/13 -

7/6/13

4

Asam Folat Asam folat Vitamin Oral 3x1 4/6/13 -

7/6/13

4

Bicnat Natrium

Bikarbonat

Obat gagal

ginjal

Oral 3x1 4/6/13 -

7/6/13

4

Ketorolac Ketorolac NSAID Iv 2x1 4/6/13 -

7/6/13

4

14 P 47 27/9/13 3/10/13 7 DM Lemas SMRS DM Tipe 2 Metformin Metformin Antidiabteik

Oral

Oral 3x500

mg

27/9/13 –

30/9/13

4 GDS : 86 27/9/13 TD Masuk : 130/90

Cefriaxone Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 30/9/13 –

30/9/13

1 GDS : 91 1/10/13

Tramadol Tramadol Analgesik Oral 3x1 30/9/13 –

30/9/13

1 GDS : 94 Ureum : 36

Kreatinin :

1,6

2/10/13

Cefadroxil Cefadrocil Antibiotik Oral 3x500

mg

2/10/13 -

3/10/13

2 GDS: 163 3/10/13

Asam

Mefenamat

Asam

mefenamat

Analgesik Oral 3x500

mg

3/12/13 –

3/10/13

1 L : 8.500 4/10/13

E : 3,56

Hb : 10,6

Ht : 23

T : 435.000

15 P 51 26/6/13 28/6/13 3 DM,

Maag

Sesak nafas,

batuk, pusing,

mual, sulit

tidur.

DM

Nefropati

Inj. Primperan Metoclopropa

mide

Antiemetik Iv 3x1 26/6/13 - GDS : 104 Ureum : 79

Kreatinin :

2,7

26/6/13 SEMBUH

TD Masuk : 120/80

TD Keluar :110/60

L : 10.800

E : 2,72

Hb : 8,1

Ht : 25

Page 105: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

88

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

T : 196.000

Inj. Cefotaxim Cefotaxime Antibiotik Iv 2x1 gr 26/6/13 –

28/6/13

3 L : 9.600 27/6/13

E : 2,82

Hb : 8,0

Ht : 26

T : 196.000

Amdixal Amdixal Anti angina Oral 1x5 mg 26/6/13 -

28/6/13

3

Inj.

Ondansetron

Ondansetron Anti emetik Iv 1x1

amp

26/6/13 -

28/6/13

3

Glimepirid Glimepirid Anti diabetik

Oral

Oral 1x2 mg 27/6/13 -

28/6/13

2

OBH Syrup OBH Antibatuk Oral 3x1 27/6/13 -

28/6/13

2

Bicnat Na

Bikarbonat

Obat gagal

ginjal

Oral 3x1 27/6/13 -

28/6/13

2

Asam Folat Asam folat Vitamin Oral 3x1 27/6/13 -

28/6/13

2

Cardicap Cardicap Antihipertens

i

Oral 1x20

mg

27/6/13 -

28/6/13

2

Letonal Spironolakton Antihipertens

i

Oral 1x25

mg

27/6/13 -

28/6/13

2

16 P 58 14/4/13 26/4/13 13 DM,

Hiperten

si

Penurunan

kesadaran,

mual dan

muntah

DM

Hipoglikemi

Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x20 iu 14/4/13 –

26/4/13

13 GDS : 11 14/4/13 TD Masuk : 163/93

TD Keluar : 130/60 L : 20.200

E : 4,29

Hb : 13,2

Ht :37

T : 521.000

Amlodipin Amlodipin Antihipetensi Oral 1x5 mg 14/4/13 –

26/4/13

13 GDS : 261 15/4/13

L : 24.300

E :3,52

Hb : 11,5

Ht : 33

T : 152.000

Valsartan Valsartan Angiotensin

respetor

blocker

Oral 1x8 mg 14/4/13 -

25/4/13

12 GDS : 174 16/4/13

L : 16.900

E : 3,94

Hb : 11,2

Ht : 34

T : 505.000

GD : 94 19/4/13

Page 106: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

89

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Inj, Vit K Vit K Menghentika

n Pendarahn

Iv 3x1

amp

16/4/13 –

20/4/13

5 GDS : 139 17/4/13

L : 20.600

E : 3,81

Hb : 11,5

T : 484.000

Ht : 33

Transamin Asama

traksenamat

Menghentika

n pendarahan

Iv 3x1

amp

16/4/13 –

20/4/13

5 GDS : 161 20/4/13

Musin Syrup Musyn Obat

pencernaan

Oral 3x1 C 16/4/13 –

20/4/13

5 GDS : 229 23/4/13

Ceftriaxone Ceftriaxone Antibiotik Oral 2x1 gr 17/4/13 –

25/4/13

9 GDS : 207 Ureum : 39

Kreatinin :

1,2

24/4/13

Lactulac

Syrup

Lactulac Konstipasi,

pencahar

Oral 3x1 C 23/4/13 –

25/4/13

3 GDS : 161 25/4/13

Neulin PS Neulin Neuroprotekt

if

Oral 2x1 26/6/13 –

26/6/13

2 GDS : 180 26/4/13

L ; 11,700

E : 299

Hb : 8,0

Ht : 26

T : 443.000

Metformin Metformin Anti diabetik

Oral

Oral 3x500

mg

26/6/13 –

26/6/13

1 GDS : 261

L : 24.300

E : 3,52

Hb : 11,5

Ht : 33

T : 182.000

Glimepirid Glimepirid Anti diabetik

oral

Oral 1x2 mg 26/6/13 –

26/6/13

1 GDS : 125 18/4/13

L : 14.200

E : 3,90

Hb : 11,2

Ht : 35

T : 534.000

GDS : 241 22/4/13

L : 12.000

E : 3,74

Hb : 10,3

Ht : 32

T : 374.000

17 P 42 14/5/13 17/5/13 4 - Bengkak dan DM Tipe 2 Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x12 iu 14/5/13 – 4 GDS : 496 Ureum : 50 15/5/13 BELUM SMEBUH

Page 107: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

90

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

nyeri di

punggung

kanan atas.

Tidak dapat

mennengok

post

Debridemen

t

17/5/13 L : 15.800

Kreatinin :

1,4

TD Masuk : 90/60 E : 3,66

Hb : 9,8

Ht : 29

T : 399.000

Inj. Lavemir Insulin

detemir

Insulin Iv 1x12 iu 14/5/13 -

17/5/13

4 GDS : 233 16/5/13

Inj.

Ceftriaxone

Ceftriaxone Antibiotik Iv 2x1 gr 14/5/13 -

17/5/13

4 GD : 193 17/5/13

Tramadol Tramadol Analgesik Oral 2x1 15/5/13 -

17/5/13

3 L : 13.100 14/5/13

E : 4

Hb : 10,6

Ht :33

T : 506.000

18 P 51 16/12/13 19/12/1

3

4 DM,

Hiperten

si

Lemah

tungkai kiri

bawah, susah

bicara, kedua

kaki

kesemutan

dan terasa

kebas

SNH + DM

Hiperglikem

ia

Inj. Novorapid Novorapide Insulin SC 3x20 iu 16/12/13 –

18/12/13

3 GDS : 422 16/12/13 BELUM SEMBUH

TD Masku : 210/110

TD Keluar : 130/80

L : 8,300

E : 5

Hb : 13,9

Ht : 40

T : 218.000

Lantus Insulin

Glargine

Insulin Iv 1x12 iu 16/12/13 –

18/12/13

3 GDS : 174 17/12/13

Amlodipine Amlodipine Anti

hipertensi

Oral 1x5 mg 16/12/13 –

18/12/13

3 GDS : 225 18/12/13

Neulin Neulin Neuroprotekt

an

Iv 2x500

mg

16/12/13 -

16/12/13

1 GDS : 204 19/12/13

Clopidogrel Clopidogrel Pengencer

darah

Oral 1x75

mg

1612/13-

18/12/13

3

Miniaspi Asam asetil

salisilat

Anti

koagulan

Oral 2x80

mg

16/12/13 –

18/12/13

3

Glimepirid Glimepirid Antidiabetik

oral

Oral 1x2 mg 19/12/13 -

19/12/13

1

Metformin Metformin Antidiabetik

oral

Oral 3x500

mg

19/12/13 -

19/12/13

1

Gemfibrozil Gemfibrozil Anti

kolesterol

Oral 1x20

mg

18/12/13 –

18/12/13

1

19 L 55 17/6/13 21/6/13 5 DM.

Hiperten

si, TB

Kejang

Sesak nafas,

batuk, pilek,

merasa tubuh

bengkak.

DM Tipe 2 Gluronerm Gluronerm Antidiabetik

oral

Oral 1x15

mg

18/6/13 –

21/6/13

4 GDS :239 17/6/13 SEMBUH

TD Masuk : 130/80

TD Keluar : 150/90

GDS : 137 18/6/13

Concor Bisopronol

kumarat

Antihipertens

i

Oral 1x2,5 g 18/6/13 –

21/6/13

4 GDS : 186 19/6/13

Letonal Spironolakton Antihipertens Oral 1x50 18/6/13 – 4 GDS : 166 20/6/13

Page 108: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

91

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

i mg 21/6/13

Lasix Furosemid Anti diuretik Iv 1x1

amp

18/6/13 –

21/6/13

4 GDS : 170 21/6/13

L : 5.000 Ureum : 48

Kreatinin :

2,1

17/6/13

E : 3,36

Hb : 9,9

Ht : 30

T : 247.000

20 L 52 20/4/13 3/5/13 13 DM Lemas, pucat,

sesak nafas,

lidah penuh

jamur dan

berat badan

turun tanpa

disadari

DM Tipe 2 ,

Anemia

Cefotaxime Cefotaxime Antibiotik Iv 2x1 gr 20/4/13 –

20/4/13

1 GDS : 257 20/4/13

23/4/13

TD Masuk : 200/112

TD keluar : 130/80 GDS : 142

L : 26.800

E : 3,51

Hb : 9,8

Ht : 30

T : 697.000

Ranitidine Ranitidin Lambung Iv 2x1 gr 20/4/13 –

29/4/13

10 GDS : 104 24/4/13

Dramamin Dymenhydrat Antiemetik Oral 2x1 25/4/13 –

29/4/13

5 GDS : 122 25/4/13

L : 18.400

E : 3,39

Hb : 9,3

Ht : 29

T : 618.000

Inj.

Ceftriaxone

Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 gr 23/4/13 –

3/5/13

13 GDS : 86 26/4/13

L ; 27.50E :

3,650

Hb : 10

Ht : 31

T : 559.000

Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x8 iu 23/4/13 –

3/5/13

13 GDS : 106 27/4/13

Betahistine Betahistine Vertigo Oral 3x1 25/4/13 –

29/4/13

5 GDS: 192 29/4/13

Omeprazole Omeprazole Lambung Oral 2x20

mg

25/4/13 –

29/4/13

5 GDS : 211 28/64/13

L : 19.100

E : 4,14

Hb : 11,2

Ht : 31

T : 591.000

GDS : 257 20/4/13

L : 24.100

Page 109: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

92

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

E : 2,28

Hb : 6,2

Ht : 12

T : 837.000

L : 28.100 22/4/13

GDS : 98

E : 2,85

Hb: 7,8

Ht : 24

T : 648.000

GDS : 87 1/5/13

L : 17.600

E : 4

Hb : 11

Ht : 35

T : 682.000

21 L 58 10/5/13 14/5/13 5 DM,

Hiperten

si

Pusing,

muntah, tidak

bisa bicara,

pingsan

DM Tipe 2,

Stroke

Hemoragik

Ranitidin Ranitidine Lambung Iv 2x1

Amp

10/5/13 –

10/5/13

1 GD : 254 Ureum : 44

11/5/13 MENINGGAL

TD Masuk : 140/80

TD Keluar : 150/80

Citicolin Citicolin Neuroprotekt

if

Iv 2x500

mg

10/5/13 -

11/5/13

2 GD : 339 12/5/13

Ceftriaxon Ceftriaxon Antibiotik Iv 2x1 gr 11/5/13 –

14/5/13

4 GD : 235 14/5/13

L : 13.100

E : 4,93

Hb : 15,6

Ht : 48

T : 260.000

Inj. Novorapid Novorapid Insulin SC 3x4 iu 11/5/13 -

14/5/13

4

Inj. Sanmol Parasetamol Antipiretik Iv 3x500

mg

12/5/13 -

14/5/13

3

Inj. Lantus Insulin

glargin

Insulin Iv 1x16 iu 12/5/13 -

14/5/13

3

Simvastatin Simvastatin Anti

kolesterol

Oral 1x10

mg

12/5/13 –

13/5/13

2

22 L 41 27/8/13 30/8/13 4 - Mual, batuk

kerimg, berat

badan

menurun

DM dengan

vomitus

Rontgen

Thorax

Ciprofloxaxin Ciprofloxaxin Antibiotik Oral 2x500

mg

27/8/13 –

28/8/13

2 GD : 283 30/8/13 TD Masuk : 110/80

TD Keluar : 120/80 L : 11.400

E : 5,32

Hb : 14

Ht : 45

T : 268.000

Ondancetron Ondansetron Antiemetik Iv 3x1 27/8/13 – 2

Page 110: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

93

UIN

Syarif HIdayatullah Jakarta

Amp 28/8/13

Ranitidin Ranitidin Lambung Iv 2x1

Amp

27/8/13 –

28/8/13

2

Domperidon Domperidone Dispepsia Oral 3x1 29/8/13 –

29/8/13

1

Glimepirid Glimepirid Antidiabetik

Oral

Oral 1x2 mg 29/8/13 –

30/8/13

2

Glumin Metformin Antidiabetik

oral

Oral 3x 500

mg

30/8/13 –

30/8/13

1

23 L 59 2/8/13 3/8/13 2 DM,

Alergi

Lemas,

pusing, mual,

muntah,

demam, mata

kunang-

kunang, badan

menggigil.

Anemia,

DM Tipe 2

Hiperglikem

ia

Inj. Ranitidin Ranitiidin Lambung Iv 2x1 2/8/13 –

3/8/13

2 GD : 174 3/8/13 TD Masuk : 90/60

TD keluar : 100/60 L : 14.700

E : 1,39

Hb : 3,9

Ht : 13

T : 233.000

Inj.

Domperidon

Domperidone Obat mjual,

muntah,

dispepsia

Iv 3x1 2/8/13 –

2/8/13

1 L : 16.600 Ureum : 59

Kreatinin :

1,1

2/8/13

E : 1,61

Hb : 4,7

Ht : 15

T : 321.000

Inj. Ceftriaxon Ceftrixone Antibiotik Iv 2x1 2/8/13 –

3/8/13

2

Inj. Actrapid Insulin Insulin SC 4 iu 2/8/13 –

3/8/13

2

24 L 50 7/12/13 13/12/1

3

7 DM, TB Sesak nafas,

Berkeringat

pada malam

hari

Efusi Pleura

Dextra +

DM Tipe 2

Inj. Actrapid Insulin Insulin SC 3x12 iu 7/12/13 –

9/12/13

3 GD : 480 7/12/13 SEMBUH

TD Masuk : 110/70

TD Keluar : 120/80

As.

Mefenamat

Asam

mefenamat

Analgesik Oral 3x500

mg

9/12/13 –

10/12/13

2 GD : 211 8/12/13

Glimepirid Glimepirid Antidiabetik

Oral

Oral 1x2 mg 12/12/13 –

13/12/13

2 GD : 104 10/12/13

Metformin Metformin Antidiabetik

Oral

Oral 3x500

mg

12/12/13 –

13/12/13

2 GD : 218 13/12/13

GDP : 457

Levofloxacin Levofloksasin Anibiotik Oral 1x500

mg

12/12/13 –

13/12/13

2 GDP : 289 9/12/13

GDP : 457 11/12/13

Page 111: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

78

Page 112: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

94

Lampiran 4. Analisis Penilaian Ketepatan Indikasi

No Kasus

Jenis Diabetes Diagnosis

Kadar Gula Darah Obat

Antidiabetes Tepat

Indikasi

Penilaian Per

Pasien Awal Akhir

1 DM Tipe 2 Orchitis Dextra. Hernia sejak 3 hari yang lalu. Bengkak di leher hingga bahu > 2 minggu. Nyeri leher dan tidak bisa ditegakkan. Demam. Pasien tidak makan selama 4 hari

320 199 Glimepirid Inj.Novorapid Inj. Lantus Metformin

1 1 1 1

1

2 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Lemas, tidak kuat berjalan, BAB cair, badan keringat dingin dan gemetaran.

293 184 Metformin Glimepirid

1 1

1

3 DM Gangren + Pedis sinistra

Luka di telapak kaki dirasakan sudah 1 bulan, bengkak di kaki kiri sudah berlangsung 6 bulan.

204 155 Inj.Novorapid Gliklazid

1 1

1

4 DM Tipe 2 Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, sakit dada yang menjalar ke punggung, sakit perut jika telat makan.

235 137 Glikuidon 1 1

5 DM Tipe 2 Muntah 75x/hari, pusing seperti diremas-remas, dispepsia

124 Glibenklamid 0 0

6 DM Tipe 1 Merasa lemas, adanya rasa gemetar yang sulit dikendalikan, sulit berjalan

542 133 Inj.Novorapid Inj. Lantus

1 1

1

7 DM Tipe 2 Kesulitan BAB sejak 3 hari yang lalu, badan lemas, kaki kanan berat diangkat,

109 Metformin Glimepirid

0 0

0

Page 113: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

95

8 DM Tipe 1 Pusing berputar dan mengalami pingsan. Mual, muntah dan batuk

166 219 Inj.Novorapid 0 0

9 DM Tipe 2 Penurunan kesadaran tiba-tiba, pusing berputar, terjadi kelemahan pada tubuh sisi sebelah kanan.

567 225 Inj.Novorapid Inj. Lantus

1 1

1

10 DM Tipe 2 Pasien tidak sadar SMRS, BAB cair, tidak mau makan dan minum.

280 40 Glikuidon 1 1

11 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Sesak sudah 3 hari, lemas, DM

389 120 Inj.Novorapid Inj. Levemir

1 1

1

12 DM Tipe 2 Lemas sudah 1 bulan SMRS, susah BAB, hanya bisa berbaring dengan punggung korengan, perut membesar, bengkak pada tangan kanan dan kaki kiri, perut kembung, sulit menelan, BAK seperti air teh

134 96 Gliklazid Acarbose

0 0

0

13 DM Nefropati Luka yang tidak sembuh, sekitar pedis merasa kesemutan

145 214 Inj.Novorapid Metformin

0 0

0

14 DM Tipe 2 Lemas SMRS 86 163 Metformin 1 1

15 DM Nefropati Sesak nafas, batuk, pusing, mual, sulit tidur.

104 Glimepirid 0 0

16 DM Hipoglikemia

Penurunan kesadaran, mual dan muntah

11 180 Inj.Novorapid Metformin Glimepirid

0 0 0

0

17 DM Tipe 2 Bengkak dan nyeri di punggung kanan atas. Tidak dapat menengok

496 193 Inj.Novorapid Inj. Levemir

1 1

1

18 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Lemah tungkai kiri bawah, susah bicara, kedua kaki

422 174 Inj.Novorapid Inj. Lantus Metformin

1 1 1

1

Page 114: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

96

kesemutan dan terasa kebas

Glimepirid 1

19 DM Tipe 2 Sesak nafas, batuk, pilek, merasa tubuh bengkak.

239 170 Glikuidon 1 1

20 DM Tipe 2 Lemas, pucat, sesak nafas, lidah penuh jamur dan berat badan turun tanpa disadari

142 87 Inj.Novorapid 0 0

21 DM Tipe 2 Pusing, muntah, tidak bisa bicara, pingsan

254 239 Inj.Novorapid Inj. Lantus

1 1

1

22 DM Tipe 2 Mual, batuk kerimg, berat badan menurun

283 Glimepirid Metformin

1 1

1

23 DM Tipe 2 Lemas, pusing, mual, muntah, demam, mata kunang-kunang, badan menggigil

174 Inj. Actrapid 0 0

24 DM Tipe 2 Sesak nafas, Berkeringat pada malam hari

480 214 Inj. Actrapid Metformin Glimepirid

1 1 1

1

Penilaian Ketepatan Indikasi : 1 = Tepat Indikasi 0 = Tidak Tepat Indikasi Penilaian Ketepatan Indikasi Per Pasien : 1 = Sudah mendapatkan obat anti diabetes yang tepat indikasi 0 = Tidak mendapatkan obat anti diabetes yang tepat indikasi

Page 115: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

97

Lampiran 5. Analisis Penilaian Ketepatan Dosis

No Kasus

Obat Antidiabetes

Dosis Standar

Dosis Pemberian

Rute Tepat Dosis

Penilaian Ketepatan

Dosis 1 Metformin

Glimepirid Novorapid Lantus

500 -2250 mg/hr 1-2 mg/hr 0,5-1 U/kg BB/hr 1x/hr

3x500 mg 1x2 mg 3x12 iu 1x12 iu

Oral Oral SC IV

1 1 1 1

1

2 Metformin Glimepirid

500-2250 mg/hr 1-2 mg/hr

3x500 mg 1x2 mg

Oral Oral

1 1

1

3 Novorapid Gliklazid

0,5 – 1 U/kg BB/hr 40-80 mg Max 320 mg (dosis terbagi)

3x4 iu 3x100 mg

SC Oral

1 1

1

4 Glikuidon 15mg/hr , 45-60 mg (dosis terbagi)

2x15 mg Oral 1 1

5 Glibenklamid 2,5-5 mg/hr 1x2,5 mg Oral 1 1 6 Novorapid

Lantus 0,5-1 U/kg BB/hr 1x/hr

3x20 iu 1x12 iu

SC IV

1 1

1

7 Metformin Glimepirid

500-2250 mg/hr 1-2 mg/hr

3x500 mg 2x2 mg

Oral Oral

1 1

1

8 Novorapid 0,5-1 U/kg BB/hr

3x4 iu SC 1 1

9 Novorapid Lantus

0,5-1 U/kg BB/hr 1x/hr

3x10 iu 1x10 iu

SC IV

1 1

1

10 Glikuidon 15mg/hr , 45-60 mg (dosis terbagi)

1x15 mg IV 1 1

11 Novorapid Levemir

0,5-1 U/kg BB/hr 0,2-1 U/kg BB/hr

3x12 iu 1x10 iu

SC IV

1 1

1

12 Gliklazid Akarbosa

40-80 mg Max 320 mg (dosis terbagi) 50 mg, dapat ditingkatkan 100-200 mg/hr

1x40 mg 2x100 mg

Oral Oral

1 1

1

13 Novorapid Metformin

0,5-1 U/kg BB/hr

3x10 iu 3x500 mg

SC Oral

1 1

1

Page 116: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

98

500 -2250 mg/hr

14 Metformin 500 -2250 mg/hr

3x500 mg Oral 1 1

15 Glimepirid 1-2 mg/hr 1x2 mg Oral 1 1 16 Metformin

Glimepirid Novorapid

500 -2250 mg/hr 1-2 mg/hr 0,5-1 U/kg BB/hr

3x500 mg 1x2 mg 3x20 iu

Oral Oral SC

1 1 1

1

17 Novorapid Levemir

0,5-1 U/kg BB/hr 0,2-1 U/kg BB/hr

3x12 iu 1x12 iu

SC IV

1 1

1

18 Metformin Glimepirid Novorapid Lantus

500 -2250 mg/hr 1-2 mg/hr 0,5-1 U/kg BB/hr 1x/hr

3x500 mg 1x2 mg 3x20 iu 1x12 iu

Oral Oral SC IV

1 1 1 1

1

19 Glikuidon 15mg/hr , 45-60 mg (dosis terbagi)

1x15 mg Oral 1 1

20 Novorapid 0,5-1 U/kg BB/hr

3x8 iu Oral 1 1

21 Novorapid Lantus

0,5-1 U/kg BB/hr 1x/hr

3x4 iu 1x16 iu

SC IV

1 1

1

22 Metformin Glimepirid

500 -2250 mg/hr 1-2 mg/hr

3x500 mg 1x2 mg

Oral Oral

1 1

1

23 Actrapid 0,5-1 U/kg BB/hr

1x4 iu IV 1 1

24 Actrapid Metformin Glimepirid

0,5-1 U/kg BB/hr 500 -2250 mg/hr 1-2 mg/hr

3x12 iu 3x500 mg 1x2 mg

IV Oral Oral

1 1 1

1

Penilaian Ketepatan Dosis :

1 = Tepat Dosis 0 = Tidak Tepat Dosis Penilaian Ketepatan Dosis Per Pasien

1 = Sudah mendapatkan terapi obat anti diabetes tepat dosis 0 = Tidak mendapatkan terapi obat anti diabetes tepat dosis

Page 117: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi
Page 118: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

99

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 6. Analisis Penilaian Ketepatan Pasien

No L/P Usia Jenis

Diabetes Diagnosis Lain Riwayat Penyakit

Data Laboratorium

Kontraindikasi Obat Anti Diabetes Rute Tepat

Pasien

Penilaian Per

Pasien

Kadar Gula

Darah

Fungsi Ginjal

Tekanan Darah

1 L 60 DM Tipe 2 Orchitis Dextra. Hernia sejak 3 hari yang lalu. Bengkak di leher hingga bahu > 2 minggu. Nyeri leher dan tidak bisa ditegakkan. Demam. Pasien tidak makan selama 4 hari

DM Awal : 320 Akhir : 129

Ureum :33 Kreatinin : 1,2

120/70 – 120/70

Hipoglikemia, DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan ginjal berat. Hamil dan laktasi.

Novorapid Lantus Metformin Glimepirid

SC IV

Oral Oral

1 1 1 1

1

2 P 57 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Lemas, tidak kuat berjalan, BAB cair, badan keringat dingin dan gemetaran.

DM, Hipertensi, Asma, Alergi

Awal : 293 Akhir : 184

Ureum : 57 Kreatinin : 1,7

200/110 – 140/80

DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan fungsi ginjal. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Metformin Glimepirid

Oral Oral

0 0

0

3 L 43 DM Gangren + Pedis Sinistra

Luka di telapak kaki dirasakan sudah 1 bulan, bengkak di kaki kiri sudah berlangsung 6 bulan.

DM, Hipertensi

Awal : 204 Akhir : 155

Ureum : 48 Kreatiin : 1,1

120/80 – 130/90

Hipoglikemia, DM Tipe 1. Diabetes ketosis dan asidosis, pasien diabetes yang menjalani operasi atau infeksi atau luka parah, hipersensitif, hamil, laktasi, neonatus, anak.

Novorapid Gliclazid

SC Oral

1 1

1

Page 119: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

100

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

4 P 53 DM Tipe 2 CKD + Hipertensi, Sesak nafas sejak 3 hari yang lalu, sakit dada yang menjalar ke punggung, sakit perut jika telat makan.

DM Tipe 2, jantung, maag

Awal : 235 Akhir : 137

Ureum : 126 Kreatinin : 5,7

150/90 – 140/80

DM Tipe 1, koma, prekoma diabetes & gangguan keseimbangan metabolik yang ekstrim dengan kecenderungan terjadi asidosis. Diabetes dengan komplikasi asidosis, ketosis, atau stres akibat pembedahan atau infkesi akut. Hamil dan laktasi.

Gliquidone Oral 1 1

5 P 65 DM Tipe 2 Muntah 75x/hari, pusing seperti diremas-remas, dispepsia

DM Awal : 124

Ureum : 53 Kreatinin : 0,8

120/80 Ketoasidosis diabetik, gangguan ginjal dan hati atau adrenokortikal. Hamil, laktasi, IDDM. DM dengan komplikasi, bedah.

Glibenclamide Oral 1 1

6 P 57 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Merasa lemas, adanya rasa gemetar yang sulit dikendalikan, sulit berjalan.

DM, Asma Awal : 542 Akhir: 133

Ureum : 114 Kreatinin : 4

160/60 – 140/80

Hipoglikemia Novorapid Lantus

SC IV

1 1

1

7 P 51 DM Tipe 2 Kesulitan BAB sejak 3 hari yang lalu, badan lemas, kaki kanan berat diangkat,

DM, Hipertensi, Vertigo

Awal : 109

Ureum : 14 Kreatinin : 0,6

140/80 – 170/110

DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan ginjal fungsi ginjal. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Metformin Glimepirid

Oral Oral

1 1

1

8 P 53 DM Tipe 2 Pusing berputar DM Awal : Ureum : 100/70 Hipoglikemia Novorapid SC 1 1

Page 120: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

101

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

dan mengalami pingsan. Mual, muntah dan batuk

166 Akhir : 219

25 Kreatinin : 0,7

9 L 63 DM Tipe 2 SNH, Hipertensi grade 1, Penurunan kesadaran tiba-tiba, pusing berputar, terjadi kelemahan pada tubuh sisi sebelah kanan.

DM, Hipertensi, Stroke

Awal : 567 Akhir : 225

Ureum : 28 Kreatinin : 2,4

150/110 Hipoglikemia Novorapid Lantus

SC IV

1 1

1

10 P 76 DM Tipe 2 Pasien tidak sadar SMRS, BAB cair, tidak mau makan dan minum.

DM, Hipertensi

Awal ; 280 Akhir : 40

Ureum : 162 Kreatinin : 4,3

DM Tipe 1, koma, prekoma diabetes & gangguan keseimbangan metabolik yang ekstrim dengan kecenderungan terjadi asidosis. Diabetes dengan komplikasi asidosis, ketosis, atau stres akibat pembedahan atau infkesi akut.. Hamil dan laktasi.

Gliquidone Oral 1 1

11 P 54 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Sesak sudah 3 hari, lemas, DM

Hipertensi Awal : 389 Akhir : 120

Ureum : 65 Kreatinin : 2,3

190/100– 140/110

Hipoglikemia, Hamil, laktasi, hipoalbuminemia berat.

Novorapid Levemir

SC IV

1 1

1

12 P 69 DM Tipe 2 Hipoalbunemia, Hipokalemia, ulkus dekubitus, distensi abdomen. Lemas sudah 1 bulan SMRS, susah BAB, hanya bisa berbaring

Hipertensi, Stroke ringan

Awal : 134 Akhir : 96

Ureum : 88 Kreatinin : 1,4

90/70 – 110/70

DM Tipe 1. Diabetes ketosis dan asidosis, pasien diabetes yang menjalani operasi atau infeksi atau luka parah, hipersensitif, hamil, laktasi, neonatus, anak.

Gliclazide Acarbose

Oral Oral

0 0

0

Page 121: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

102

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

dengan punggung korengan, perut membesar, bengkak pada tangan kanan dan kaki kiri, perut kembung, sulit menelan, BAK seperti air teh

Gangguan intestinal kronik yang berhubungan dengan gangguan pencernan dan asorpsi, kembhung. Gangguan ginjal berat.

13 P 55 DM Tipe 2, gangren pedis sinistra

Luka yang tidak sembuh, sekitar pedis merasa kesemutan

DM Awal : 145 Akhir : 214

Ureum : 152 Kreatinin : 7,9

160/90 – 160/70

Hipoglikema. Gangguan fungsi hati dan fungsi ginjal. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Metformin Novorapid

Oral SC

0 1

0

14 P 47 DM Tipe 2 Lemas SMRS DM Awal : 86 Akhir : 163

Ureum : 36 Kreatinin : 1,6

130/90 Gangguan fungsi hati dan fungsi ginjal. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Metformin Oral 0 0

15 P 51 DM Tipe 2 Nefropati

Sesak nafas, batuk, pusing, mual, sulit tidur.

DM, Maag Awal : 104

Ureum : 79 Kreatinin : 2,7

120/80 -110/70

DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan fungsi ginjal. Hamil dan laktasi.

Glimepirid Oral 0 0

16 P 58 DM Tipe 2 Hipoglikemia

Penurunan kesadaran, mual dan muntah

DM, Hipertensi

Awal : 11 Akhir : 180

Ureum : 39 Kreatinin : 1,2

163/93 – 130/60

Hipoglikemia, DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan ginjal

Novorapid Metformin Glimepirid

SC Oral Oral

0 1 1

0

Page 122: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

103

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

berat. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

17 P 42 DM Tipe 2 Bengkak dan nyeri di punggung kanan atas. Tidak dapat menengok

Awal : 496 Akhir : 193

Ureum : 50 Kreatinin : 1,4

90/60 Hipoglikemia, Hamil, laktasi, hipoalbuminemia berat

Novorapid Levemir

SC IV

1 1

1

18 P 51 DM Tipe 2 Hiperglikemia

SNH, Lemah tungkai kiri bawah, susah bicara, kedua kaki kesemutan dan terasa kebas

DM, Hipertensi

Awal : 422 Akhir : 174

210/110 – 130/80

Hipoglikemia, DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan ginjal berat. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Novorapid Lantus Gimepirid Metformin

SC IV

Oral Oral

1 1 1 1

1

19 L 55 DM Tipe 2 Sesak nafas, batuk, pilek, merasa tubuh bengkak.

DM, Hipertensi, TB Kejang

Awal : 239 Akhir : 170

Ureum : 48 Kreatinin : 2,1

130/80 – 150/90

DM Tipe 1, koma, prekoma diabetes & gangguan keseimbangan metabolik yang ekstrim dengan kecenderungan terjadi asidosis. Diabetes dengan komplikasi asidosis, ketosis, atau stres akibat pembedahan atau infkesi akut. Gagal hati atau ginjal berat, porfiria. Hamil dan laktasi.

Gliquidone Oral 0 0

20 L 52 DM Tipe 2 Lemas, pucat, sesak nafas, lidah

DM Awal : 142

200/112 – 130/80

Hipoglikemia Novorapid SC 1 1

Page 123: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

104

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

penuh jamur dan berat badan turun tanpa disadari

Akhir : 87

21 L 58 DM Tipe 2 Stroke Hemoragik, Pusing, muntah, tidak bisa bicara, pingsan

DM, Hipertensi

Awal : 254 Akhir : 239

Ureum : 44

140/80 – 150/80

Hipoglikemia Novorapid Lantus

SC IV

1 1

1

22 L 41 DM Tipe 2 Mual, batuk kerimg, berat badan menurun

Awal : 285

110/80-120/80

DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan ginjal fungsi ginjal. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Glimepirid Metformin

Oral Oral

1 1

1

23 L 59 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Anemia, Lemas, pusing, mual, muntah, demam, mata kunang-kunang, badan menggigil

DM, Alergi

Awal : 174

Ureum : 59 Kreatinin : 1,1

90/60-110/60

Hipoglikemia Actrapid IV 1 1

24 L 50 DM Tipe 2 Sesak nafas, Berkeringat pada malam hari

DM, TB Awal : 480 Akhir : 214

120/70-120/80

Hipoglikemia, DM Tipe 1, diabetik ketoasidosis, prekoma atau koma diabetikum. Gangguan fungsi hati dan ginjal fungsi ginjal. Hamil dan laktasi. Gagal jantung, infark miokardium, alkoholisme, hipoksia

Actrapid Glimepirid Metformin

IV Oral Oral

1 1 1

1

Page 124: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

105

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Penilaian Ketepatan Pasien :

1 = Tepat Pasien

0 = Tidak Tepat Pasien

Penilaian Per Pasien :

1 = Sudah mendapatkan terapi obat anti diabetes yang tepat

0 = Tidak mendapatkan terapi obat anti diabetes yang tepat

Page 125: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

106

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

106

Lampiran 7. Analisis Penilaian Ketepatan Obat

No Kasus

Jenis Diabetes

Obat Anti Diabetes

Rute Pemberian

Status Pasien

Ketepatan Obat

Penilaian Per-Pasien

1 DM Tipe 2 Novorapid Lantus Metformin Glimepirid

SC IV Oral Oral

Sembuh 1 1 1 1

1

2 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Metformin Glimepirid

Oral Oral

Belum Sembuh

1 1

1

3 DM Tipe 2 Gangren + Pedis Sinistra

Novorapid Gliclazid

SC Oral

- 1 1

1

4 DM Tipe 2 Glikuidon Oral Sembuh 1 1 5 DM Tipe 2 Glibenklamid Oral Sembuh 1 1 6 DM Tipe 2

Hiperglikemia Novorapid Lantus

SC IV

- 1 1

1

7 DM Tipe 2 Metformin Glimepirid

Oral Oral

Sembuh 1 1

1

8 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Novorapid SC Meninggal 1 1

9 DM Tipe 2 Novorapid Lantus

SC Oral

Meninggal 1 1

1

10 DM Tipe 2 Glikuidon Oral Meninggal 1 1 11 DM Tipe 2

Hiperglikemia Novorapid Levemir

SC IV

Sembuh 1 1

1

12 DM Tipe 2 Gliklazid Acarbose

Oral Oral

- 1 1

1

13 DM Nefropati, Gangren + Pedis Sinistra

Metformin Novorapid

Oral SC

Belum Sembuh

1 1

1

14 DM Tipe 2 Metfromin Oral - 1 1 15 DM Tipe 2 Glimepirid Oral Sembuh 1 1 16 DM Tipe 2

Hipoglikemia Novorapid Metformin Glimepirid

SC Oral Oral

- 1 1 1

1

17 DM Tipe 2 Novorapid Levemir

IV SC

Belum Sembuh

1 1

1

18 DM Tipe 2 Hiperglikemia

Glimepirid Metformin Lantus Novorapid

Oral Oral

Belum Sembuh

1 1 1 1

1

19 DM Tipe 2 Glikuidon Oral Sembuh 1 1 20 DM Tipe 2 Novorapid SC - 1 1 21 DM Tipe 2 Novorapid

Lantus SC IV

Meninggal 1 1

1

22 DM Tipe 2 Metformin Glimepirid

Oral Oral

- 1 1

1

23 DM Tipe 2 Actrapid IV - 1 1

Page 126: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

107

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

107

Analisis Ketepatan Obat : 1 = Tepat Obat 0 = Tidak Tepat Obat Penilaian Per Pasien : 1 = Sudah Mendapatkan Terapi Obat Anti Diabetes Tepat Obat 0 = Tidak Mendapatkan Terapi Obat Anti Diabetes Tepat Obat

24 DM Tipe 2 Actrapid Glimepirid Metformin

IV Oral Oral

Sembuh 1 1 1

1

Page 127: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

108

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

108

Lampiran 8. Analisis Penilaian Interaksi Obat

No Kasus

Obat Antidiabetes Obat Lain

Nilai Interaksi

Obat

Penilaian Interaksi

Obat per-

pasien

Interaksi Obat

Mekanisme Interaksi Obat

1

Glimepirid Lantus Novorapid Metformin

Ranitidin Ceftriaxone Gentamisin Novalgin

0 0 0 1

0 • Glimepirid + Novalgin

• Lantus +

Glimepirid + Metformin + Novorapid

• Metformin

+ Ranitidin

• Efek antagonis novalgin dapat menurunkan efek glimepirid (minor)

• Kombinasi keempat

obat tersebut dapat meningkatkan penurunan gula darah.

• Ranitidin mengurangi

pembersihan ginjal metformin dengan menghambat sekresi metformin di tubular ginjal sehingga kadar plasma metformin dapat meningkat dan dapat meningkatkan efek farmakologisnya

2 Glimepirid Metformin

Amlodipin Neulin Glaucon Clobazam Citicolin Ceftriaxone

0 1

0 • Glimepirid + Metformin

• Amlodipin

+ Glimepirid

• Efek aditif (glimepirid dan metformin) dapat meningkatkan efek hipoglikemia..

• Amlodipin dapat

menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat

3 Novorapid Gliclazid

Ceftriaxone Ketorolac Amlodipin Levofloxacin Cilostazol

0 1

0 • Novorapid + Gliclazid

• Penggunaan novorapid dan gliclazid dapat menyebabkan peningkatan kadar glukosa darah

Page 128: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

109

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

109

• Amlodipin + Giclazid

• Amlodipin dapat menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat

4 Glikuidon Valsartan ISDN Lasix Omeprazole Tanapress Furosemide Aldacton Asam FOlat Letonal Concor Hydralazine Bicnat Mestigo Ondansetron

0 0 • Glikuidon + Amlodipin

• Amlodipin dapat menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat.

5 Glibenklamid Ranitidin Primperon Antasida

0 0 • Glibenklamid + Ranitidin

• Glibenkla

mid + Antasida

• Ranitidin dapat menghambat metabolisme hepatik sulfonilurea dengan menghambat enzim sitokrom P450 hati. sehingga meningkatkan efek sulfonilurea.

• Peningkatan pH

lambung yang disebabkan oleh antasida dapat meningkatkan kelarutan sulfonilurea dan karenanya dapat meningkatkan absorpsi sulonilurea.

6 Novorapid

Lantus Cefoperazone Omeprazole Novalgin Neurodex Ceftriaxoen Alprazolam Ranitidn Dexanda syrup

1 1

1

7 Metformin Ranitidin 1 0

Page 129: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

110

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

110

Glimepirid Mecobalamine Metilprednisolon Curcuma KSR

0 • Glimepirid + Metformin

• Glimepirid + Metilprednisolon

• Glimepirid

+ Ranitidin

• Efek aditif (glimepirid dan metformin) dapat meningkatkan efek hipoglikemia.

• Efek antagonis metilprednisolon dapat menurunkan efek glimepirid (minor)

• Ranitidin dapat

menghambat metabolism hepatik sulfonilurea dengan menghambat enzim sitokrom P450 hati. sehingga meningkatkan efek sulfonilurea.

8 Novorapid Teracef Ranitidin Ondancetron Sukralfat Lasix Liver Care

1 1

9 Novorapid Lantus

Neulin Amlodipine Ascardia Ceftriaxone Liver Care Transamin Vit K Parasetamol Simvastatin Proreal Hepabalance Plasta Dobutamin KSR

0 0

0 • Novorapid + Lantus + Ascardia

• Efek aditif (Ascardia / Fibrat salisilat dalam dosis yang besar dapat menurunkan kadar gula darah) yang menyebabkan hipoglikemia.

10 Glikuidon Cefoperazone Omeprazole Transamin Vit K Citicolin

1 1

11 Novorapid Levemir

Lasix Amlodipin Valsartan Aldosteron ISDN Novorapid Ranitidin Ceftriaxone Laxadin Syrup

1 1

1

12 Gliklazid Acarbose

Lasix KSR

1 0

1 • Gliklazid + Acarbose

• Adanya acarbose, akan memperlambat

Page 130: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

111

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

111

Heptasan Cefixime Bifotik Pankreoflat Kalnex Alinamin Vit K Omeprazole Musyn Syrup

absorpsi dan penguraian disakarida menjadi monosakarida sehingga meningkatkan efek hipoglikemi.

13 Novorapid Metformin

Ambroxol Ceftriaxone Tramadol Captopril Aminoral Asam Folat Bicnat

0 1

0 • Novorapid + Metformin

• Novorapid + Captopril

• Penggunaan bersama novorapid dan metformin dapat meningkatkan efek penurunan kadar gula darah

• Captopril dapat meningkatksn efek novorapid yaitu dapat meningkatkan penurunan kadar gula darah

14 Metformin Ceftriaxone Tramadol Cefadroxil Asam Mefenamat

1 1

15 Glimepiride Primperas Cefotaxim Amdixal Ondansetron OBH Bisnat Asam Folat Cardicap Letonal

1 1

16 Novorapid Metformin Glimepiride

Amlodipin Valsartan Vit K Transamin Musyn Syrup Ceftriaxone Lactulac Neulin

0 1 0

0 • Novorapid + Glimepirid + Metformin

• Glimepirid

+ Amlodipin

• Kombinasi ketiga obat tersebut dapat menyebabkan efek yang sinergis yaitu dapat meningkatkan penurunan kadar gula darah

• Amlodipin dapat menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat

17 Novorapid Levemir

Ceftriaxone Tramadol

1 1

1

Page 131: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

112

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

112

18 Novorapid Lantus Glimepiride Metformin

Amlodipin Neulin Clopidogrel Miniaspi Gemfibrozil

0 0 0 1

0 • Glimepirid + Metformin + Lantus + Metformin

• Glimepirid

+ Novalgin

• Glimepirid + Amlodipin

• Novorapid +

Lantus + Miniaspi

• Kombinasi keempat obat tersebut dapat meningkatkan penurunan gula darah.

• Efek antagonis novalgin menyebabkan penurunan efek glimepirid

• Amlodipin dapat

menginhibisi sekresi insulin dan menghambat sekresi glukagon, terjadi perubahan ambilan glukosa dari hati dan sel-sel lain, menyebabkan kadar glukosa dalam darah meningkat

• Efek aditif (Miniaspi/

Fibrat salisilat dalam dosis yang besar dapat menurunkan kadar gula darah) yang menyebabkan hipoglikemia

19

Glikuidon

Concor Letonal Lasix

1

1

20 Novorapid Cefotaxim Ranitidin Dramamine Ceftriaxone Betahistine

1 1

21 Novorapid Lantus

Ranitidin Citicolin Ceftriaxone Sanmol Simvastatin

1 1

1

22 Glimepirid Metformin

Ciprofloxacin Ranitidin Ondancetron Domperidone

0 1

1 • Glimepirid + Metformin

• Glimepirid

+ Ranitidin

• Kombinasi glimepirid dan metformin dapat meningkatkan efek hipoglikemia

• Ranitidin dapat menghambat metabolism hepatik sulfonilurea dengan menghambat enzim sitokrom P450 hati.

Page 132: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

113

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

113

Penilaian Interaksi Obat :

1 = Tanpa interaksi obat 0 = Terdapat interaksi obat

Penilaian Interaksi Obat Per Pasien

1 = Mendapatkan obat anti diabetes tanpa interaksi obat 0 = Mendapatkan obat anti diabetes yang terdapat interaksi obat

• Glimepirid

+ Ciprofloxacin

sehingga meningkatkan efek sulfonilurea.

• Ciprofloxacin dapat meningkatkan efek glimepirid dengan berinteraksi secara farmakodinamik dan bersifat sinergi

23 Actrapid Ranitidin

Domperidone Ceftriaxone

1 1

24 Actrapid Glimepirid Metformin

Asam Mefenamat Levofloxacin

0 0 1

0 • Actrapid + Glimepirid + Metformin

• Glimepirid

+ Levofloxacin

• Kombinasi ketiga obat tersebut dapat menurunkan kebutuhan insulin

• Levofloxacin dapat meningkatkan efek glimepirid dengan berinteraksi secara farmakodinamik dan bersifat sinergi.

Page 133: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

114

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

114

Lampiran 9. Analisis Penilaian Ketepatan Cara Pemberian

No Kasus

Obat Antidiabetes

Aturan Standar

Aturan Pemberian Rute

Tepat Cara

Penilaian Ketepatan

Cara Pemberian

1 Metformin Glimepirid Novorapid Lantus

3x /hr 1x /hr 3x12 iu 1x12 iu

3x/hr 1x/hr 3x/hr 1x/hr

Oral Oral SC IV

1 1 1 1

1

2 Metformin Glimepirid

3xhr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

Oral Oral

1 1

1

3 Novorapid Gliklazid

3x/hr 3x/hr

3x/hr 1x/hr

SC Oral

1 1

1

4 Glikuidon 1-2x/hr, dapat ditingkatkan 3-4x/hr

2x/hr Oral 1 1

5 Glibenklamid 1-2x/hr 1x/hr Oral 1 1 6 Novorapid

Lantus 3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

SC IV

1 1

1

7 Metformin Glimepirid

3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

Oral Oral

1 1

1

8 Novorapid 3x/hr 3x/hr SC 1 1 9 Novorapid

Lantus 3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

SC IV

1 1

1

10 Glikuidon 1x/hr 1x/hr IV 1 1 11 Novorapid

Levemir 3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

SC IV

1 1

1

12 Gliklazid Akarbosa

1x/hr 2-3x/hr

1x/hr 3x/hr

Oral Oral

1 1

1

13 Novorapid Metformin

3x/hr 3x/hr

3x/hr 1x/hr

SC Oral

1 1

1

14 Metformin 3x/hr 3x/hr Oral 1 1 15 Glimepirid 1x/hr 1x/hr Oral 1 1 16 Metformin

Glimepirid Novorapid

3x/hr 1x/hr 3x/hr

3x/hr 1x/hr 3x/hr

Oral Oral SC

1 1 1

1

17 Novorapid Levemir

3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

SC IV

1 1

1

18 Metformin Glimepirid Novorapid Lantus

3x/hr 1x/hr 3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr 3x/hr 1x/hr

Oral Oral SC IV

1 1 1 1

1

19 Glikuidon 1-2x/hr, dapat ditingkatkan 3-4x/hr

2x/hr Oral 1 1

20 Novorapid 3x/hr 3x/hr Oral 1 1 21 Novorapid

Lantus 3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

SC IV

1 1

1

22 Metformin Glimepirid

3x/hr 1x/hr

3x/hr 1x/hr

Oral Oral

1 1

1

Page 134: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

115

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

115

23 Actrapid 1x/hr 1x/hr IV 1 1 24 Actrapid

Metformin Glimepirid

3x/hr 3x/hr 1x/hr

3x/hr 3x/hr 1x/hr

IV Oral Oral

1 1 1

1

Penilaian Ketepatan Cara Pemberian :

1 = Tepat Cara Pemberian 0 = Tidak Tepat Cara Pemberian Penilaian Ketepatan Dosis Per Pasien 1 = Sudah mendapatkan terapi obat anti diabetes tepat cara pemberian 0 = Tidak mendapatkan terapi obat anti diabetes tepat cara pemberian

Page 135: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

116

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

116

Lampiran 10. Hasil Analisis Ketepatan dan Kerasionalan Berdasarkan Pemberian

Antidiabetik pada Pasien Rawat Inap

No

L/P Usia Antidiabetik Tepat Dosis

Tepat Obat

Tepat Indikasi

Tepat Pasien

Tepat Cara

Pemberian

Interaksi Obat

Evaluasi Kerasionalan

Kerasionalan

1 L 60 Novorapid

Lantus

Metformin

Glimepirid

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

0

0

0

2 P 57 Metformin

Glimepirid

1

1

1

1

1

1

0

0

1

1

1

0

0

0

0

0

3 L 47 Novorapid

Gliklazid

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

0

4 P 53 Glikuidon 1 1 1 1 1 0 0 0

5 P 65 Glibenklamid 1 1 0 1 1 0 0 0

6 P 57 Novorapid

Lantus

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

7 P 51 Metformin

Glimepirid

1

1

1

1

0

0

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

8 P 53 Novorapid 1 1 0 1 1 1 0 0

9 L 63 Novorapid

Lantus

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

0

0

10 P 76 Glikuidon 1 1 1 1 1 1 1 1

11 P 54 Novorapid

Levemir

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

12 P 69 Gliklazid

Acarbose

1

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

0

0

0

0

0

13 P 55 Novorapid

Metformin

1

1

1

1

0

0

1

0

1

1

0

1

0

0

0

0

14 P 47 Metformin 1 1 1 0 1 1 0 0

Page 136: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

117

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

117

15 P 51 Glimepirid 1 1 0 0 1 1 0 0

16 P 56 Novorapid

25Glimepirid

Metformin

1

1

1

1

1

1

0

0

0

0

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

17 P 42 Novorapid

Levemir

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

18 P 51 Glimepirid

Metformin

Lantus

Novorapid

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

0

0

1

0

0

0

1

0

0

19 L 55 Glikuidon 1 1 1 0 1 1 0 0

20 L 57 Novorapid 1 1 0 1 1 1 0 0

21 L 56 Novorapid

Lantus

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

22 L 41 Metformin

Glimepirid

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

1

0

1

0

23 L 59 Actrapid 1 1 0 1 1 1 0 0

24 L 50 Actrapid

Glimepirid

Metformin

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

1

0

0

1

0

0

0

0

0

0

TOTAL 45 45 31 36 45 25 11 11

Penilaian Ketepatan : 1 = Tepat 0 = Tidak Tepat Penilaian Evaluasi Ketepatan : 1 = Memenuhi penilaian ketepatan 0 = Tidak memenuhi penilaian ketepatan Tanpa Interaksi Obat : 1 = Tanpat Interaksi Obat

0 = Terdapat Interaksi Obat Kerasionalan : 1 = Rasional 0 = Tidak Rasional

Page 137: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

118

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 11. Hasil Penilaian Kerasionalan Berdsarkan Jumlah Pasien Diabetes

Melitus

No L/P

Usia Tepat dosis

Tepat indikasi

Tepat pasien

Tepat obat

Tepat cara pemberian

Interaksi obat

Evaluasi Kerasionalan

1 L 60 1 1 1 1 1 0 0 0

2 P 57 1 1 0 1 1 0 0 0

3 L 47 1 1 1 1 1 0 0 0

4 P 53 1 1 1 1 1 0 0 0

5 P 65 1 0 1 1 1 0 0 0

6 P 57 1 1 1 1 1 1 1 1

7 P 51 1 0 1 1 1 0 0 0

8 P 53 1 0 1 1 1 1 0 0

9 L 63 1 1 1 1 1 0 0 0

10 P 76 1 1 1 1 1 1 1 1

11 P 54 1 1 1 1 1 1 1 1

12 P 69 1 0 0 1 1 0 0 0

13 P 55 1 0 0 1 1 0 0 0

14 P 47 1 1 1 1 1 0 0 0

15 P 51 1 1 0 1 1 0 0 0

16 P 56 1 0 0 1 1 0 0 0

17 P 42 1 1 1 1 1 1 1 1

18 P 51 1 1 1 1 1 0 0 0

19 L 55 1 1 0 1 1 1 0 0

20 L 57 1 0 1 1 1 1 0 0

21 L 56 1 1 1 1 1 1 1 1

22 L 41 1 1 1 1 1 0 0 0

Page 138: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

119

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

23 L 59 1 0 1 1 1 1 0 0

24 L 50 1 1 1 1 1 0 0 0

TOTAL 5

Penilaian Ketepatan : 1 = Tepat 0 = Tidak Tepat Penilaian Evaluasi Ketepatan : 1 = Memenuhi penilaian ketepatan 0 = Tidak memenuhi penilaian ketepatan Tanpa Interaksi Obat : 1 = TanpaInteraksi Obat 0 = Terdapat Interaksi Obat Kerasionalan : 1 = Rasional 0 = Tidak Rasional

Page 139: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

120

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 12. Hasil Analisis Ketepatan Indikasi Menggunakan Contingency

Coefficient

Tujuan : Mengetahui pengaruh ketepatan indikasi terhadap pemberian antidiabetik

pada pasien diabetes melitus

Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0

< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada

hubungan berpengaruh antara tepat indikasi dan pemberian antidiabetik. Untuk itu

tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,

jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency

Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan

indikasi terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square

9.811a 9 .366 .384

Likelihood Ratio 12.935 9 .166 .297

Fisher's Exact Test 9.166 .382

Linear-by-Linear Association

.698b 1 .403 .427 .219 .030

N of Valid Cases 45

a. 17 cells (85.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .31. b. The standardized statistic is .835.

Kesimpulan : Tidak lebih dari 17 % sel atau sebanyak 85,0 % yang mempunyai

nilai harapan kurang dari 5. Dengan demikian hasil uji kai kuadrat ini dapat

dinyatakan sahih. Nilai probabilitas yang diperoleh = 0,366. Hal ini berarti p >

0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan pengaruh bermakna

antara jenis antidiabetik dengan ketepatan indikasi.

Page 140: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

121

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 13. Hasil Analisis Ketepatan Dosis Menggunakan Contingency

Coefficient

Tujuan : Mengetahui pengaruh ketepatan dosis terhadap pemberian

antidiabetik pada pasien diabetes melitus

Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0

< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada

hubungan berpengaruh antara ketepatan dosis dan pemberian antidiabetik. Untuk

itu tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,

jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency

Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan

dosis terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.

Chi-Square Tests Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 45 a. No statistics are computed because Ketepatan_Dosis is a constant.

Kesimpulan :

Tidak terdapat hasil uji kai kuadrat, karena hasil ketepatan dosis sudah konstan

mencapai 100 %

Page 141: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

122

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 14. Hasil Analisis Ketepatan Pasien Menggunakan Contingency

Coefficient

Tujuan : Mengetahui pengaruh ketepatan pasien terhadap pemberian antidiabetik

pada pasien diabetes melitus

Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0

< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada

hubungan berpengaruh antara tepat pasien dan pemberian antidiabetik. Untuk itu

tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,

jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency

Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan

pasien terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square

13.914a 9 .125 .134

Likelihood Ratio 13.967 9 .123 .124

Fisher's Exact Test 11.831 .123

Linear-by-Linear Association

1.828b 1 .176 .200 .103 .022

N of Valid Cases 45

a. 17 cells (85.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .16. b. The standardized statistic is 1.352.

Kesimpulan : Tidak lebih dari 17 % sel atau sebanyak 85,0 % yang mempunyai

nilai harapan kurang dari 5. Dengan demikian hasil uji kai kuadrat ini dapat

dinyatakan sahih. Nilai probabilitas yang diperoleh = 0,134. Hal ini berarti p >

0,05, maka H0 diterima yang berarti tidak ada hubungan pengaruh bermakna

antara jenis antidiabetik dengan ketepatan pasien

Page 142: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

123

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 15. Hasil Analisis Ketepatan Obat Menggunakan Contingency

Coefficient

Tujuan : Mengetahui pengaruh ketepatan obat terhadap pemberian antidiabetik

pada pasien diabetes melitus

Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0

< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada

hubungan berpengaruh antara ketepatan obat dan pemberian antidiabetik. Untuk

itu tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,

jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency

Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara ketepatan obat

terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.

Kesimpulan :

Tidak terdapat hasil uji kai kuadrat, karena hasil ketepatan obat sudah konstan

mencapai 100 %.

Chi-Square Tests Value

Pearson Chi-Square .a

N of Valid Cases 45

a. No statistics are computed because Ketepatan_Obat is a constant.

Page 143: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

124

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 16. Hasil Analisis Ketepatan Cara Pemberian Menggunakan

Contingency Coefficient

Tujuan : Mengetahui pengaruh ketepatan cara pemberian terhadap pemberian

antidiabetik pada pasien diabetes melitus

Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0

< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada

hubungan berpengaruh antara ketepatan cara pemberian dan pemberian

antidiabetik. Untuk itu tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency

Coefficient. Namun, jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji

Contingency Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara

ketepatan cara pemberian terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value >

0,700.

Kesimpulan :

Tidak terdapat hasil uji kai kuadrat, karena hasil ketepatan cara pemberian sudah

konstan mencapai 100 %.

Chi-Square Tests Value

Pearson Chi-Square .a N of Valid Cases 45 a.statistics are computed because Ketepatan_Cara pemberian is a constant.

Page 144: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

125

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 17. Hasil Analisis Interaksi Obat Menggunakan Contingency

Coefficient

Tujuan : Mengetahui pengaruh interaksi obat terhadap pemberian antidiabetik

pada pasien diabetes melitus

Analisis : Peneliti harus melihat dari hasil kai kuadrat, apakah H0 > 0,05 atau H0

< 0,05. Jika H0 hasil kai kuadrat > 0,05 maka H0 diterima sehingga tidak ada

hubungan berpengaruh antara interaksi obat dan pemberian antidiabetik. Untuk itu

tidak dapat dilakukan uji kekuatan pengaruh Contingency Coefficient. Namun,

jika H0 < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga dapat dilakukan uji Contingency

Coefficient . Uji ini dikatakan memiliki pengaruh yang kuat antara tanpa interaksi

obat terhadap pemberian antidiabetik jika hasil dari value > 0,700.

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Point Probability

Pearson Chi-Square

19.721a 9 .020 .004

Likelihood Ratio 25.841 9 .002 .003

Fisher's Exact Test 19.870 .002

Linear-by-Linear Association

.651b 1 .420 .429 .226 .029

N of Valid Cases 45

a. 17 cells (85.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is .44. b. The standardized statistic is -.807.

Page 145: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

126

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Kesimpulan :

Tidak lebih dari 17 % sel atau sebanyak 85,0 % yang mempunyai nilai harapan

kurang dari 5. Dengan demikian hasil uji kai kuadrat ini dapat dinyatakan sahih.

Nilai probabilitas yang diperoleh = 0,020. Hal ini berarti p < 0,05, sehingga H0

ditolak. Maka, terdapat hubungan yang bermakna antara jenis antidiabetik dengan

interaksi obat, sehingga dapat dilakukan uji Contingency Coefficent. Dari hasil

value nominal uji didapatkan angka 0,552 (< 0,700). Sehingga interaksi obat

memiliki pengaruh yang tidak begitu kuat terhadap penggunaan obat antidiabetik

terhadap pasien.

Symmetric Measures Value Approx. Sig. Exact Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient

.552 .020 .004

N of Valid Cases 45

Page 146: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

127

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Lampiran 18. Total Pembiayaan Perbekalan Farmasi Pasien Diabetes Melitus

KJS periode April-Desember 2013

Keterangan : • Biaya obat DM : Biaya yang dikeluarkan hanya untuk penggunaan obat

diabetes melitus • Biaya BMHP : Biaya yang dikeluarkan hanya untuk penggunaan bahan medis

habis pakai • Total penggunaan obat & BMHP : Biaya keseluruhan (obat DM, obat lain, dan

BMHP) • Tarif INA CBG’s : tarif standar yang telah ditentukan MENKES RI untuk

pasien KJS • Persentase : Perbandingan total biaya yang dikeluarkan terhadap tarif INA

CBG’

No Biaya Obat

DM Biaya

BMHP Total Penggunaan

Obat & BMHP Tarif INA

CBG's Persentase 1 178,000 254,795 742,700 3,460,527 21% 2 3,000 226,319 553,500 2,259,199 24% 3 177,000 169,957 589,000 5,869,671 10% 4 16,000 159,699 292,000 2,259,199 13% 5 2,800 132,242 177,000 5,869,671 3% 6 4,100 95,487 314,000 2,259,199 14% 7 0 384,000 561,000 3,460,527 16% 8 381,000 386,294 1,037,550 2,259,199 46% 9 10,000 1,038,120 7,089,700 5,869,671 121% 10 1,400 474,260 815,500 2,259,199 36% 11 12,400 21,780 91,500 2,259,199 4% 12 0 65,899 143,000 1,670,142 9% 13 399,000 389,359 1,080,700 8,199,906 13% 14 19,600 0 124,000 6,579,238 2% 15 66,700 161,466 398,200 3,857,272 10% 16 17,200 289,806 1,034,304 5,366,225 19% 17 16,000 238,806 1,023,900 5,325,357 19% 18 381,000 438,237 862,000 2,004,736 43% 19 7,900 95,400 109,600 3,137,344 3% 20 47,200 331,355 2,623,000 2,785,456 94% 21 270 139,616 206,500 1,940,223 11% 22 47,200 86,526 549,600 2,968,589 19% 23 422,000 190,717 733,000 3,460,527 21%

TOTAL 2,209,770 5,770,140 21,151,254 85,380,276 25%

Page 147: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

128

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

No No RM Tanggal Perbekalan Farmasi Obat/BMHP Jumlah Biaya Obat/BMHP Total Obat/BMHP Subtotal Obat Total

1 92027 12/5/2013 Vasofix No 18 1 30,250 30,250

Blood Set (TERUMO) 1 25,410 25,410

Ceftriaxone 2 11,344 22,689

Spuit 10 Cc 2 5,022 10,043 88,392 88,400

13/5/13 Ceftriaxone 2 11,344 22,689

Spuit 10 Cc 2 5,022 10,043

Candesartan 8 Mg 2 4,840 9,680

Bloodset 1 25,410 25,410

Asam Mefenamat 9 232 2,089

Amlodipine 3 1,760 5,280 75,191 76,000

14/5/13 Cefadroxil 4 1,109 4,435

Asam Mefenamat 4 232 928

Ceftriaxone

2

11,344 22,689

Tramadol 100 Mg 2 8,450 16,900

Silk 1 Tap 1 58,564 58,564

Ketesse Inj 50 Mg 1 50,820 50,820

RL (Euromed) 1 10,980 10,980

NACL 500 Cc 1 10,010 10,010

Spinocan 26 1 37,510 37,510

Buvanest Spnal 0,5% 1 65,340 65,340

Hansaplast Plester 1 220 220

Lampiran 19. Rekapitulasi Biaya Perbekalan Farmasi

Page 148: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

129

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Spuit 2,5 Cc 1 3,207 3,207

Spuit 5 Cc 1 4,259 4,259

Spuit 10 Cc 1 5,022 5,022

Hibiscrub 5 L 1 306 306

Betadine 1 L 4,538 4,538

Handscoen No 7,5 3 16,335 49,005

Handscoen No 8 1 16,335 16,335

Kasa Gulung 40 X 80 16,940 16,940

Topi Operasi Sigma 3 1,331 3,993

Masker 3 1,331 3,993

Mess No 20 1 2,778 2,778 388,772 388,800

15/5/13 Ceftriaxone 2 11,344 22,688

Spuit 10 Cc 2 5,022 10,044

Tramadol 100 Mg 3 8,450 25,350

Aminoral 6 6,655 39,930 98,012 98,000

16/5/13 Aminoral 6 6,655 39,930

Amlodipin 5 Mg 2 1,760 3,520 43,450 43,500

21/5/13 Acarbose 50 Mg Tab 9 1,186 10,674

Cilostazol 100 Mg 6 4,034 24,204

Levofloxacin 500 Mg 3 2,115 6,345 41,223 41,300

28/5/13 Cefadroxil 5 1,109 5,545

Page 149: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

130

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Asam Mefenamat 5 232 1,160 6,705 6,700

742,700 2 93627 3/6/2013 Infuset Terumo 18 17,303 17,303

Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296

Ringer Dextrose(Rd) Infus 1 12,013 12,013

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Tramadol 100 Mg Inj 2 8,450 16,900

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,417 4,417

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Metformin 500 6 240 1,439

Ambroxol 30 Mg 6 165 990 111,978 112,000

4/6/2013 Stesolid 5 Mg 8 1,910 15,277 15,277 15,500

4/6/2013 Vasofix No. 22 1 30,250 30,250

Vasofix No.24 1 30,250 30,250 60,500 61,000

5/6/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Ambroxol Syrup 1 9,075 9,075

Metformin 500 6 240 1,439

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 4 10,890 43,560

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 4 5,022 20,086 119,537 120,000

6/6/2013 Ketorolac Inj 30 Mg 6 17,642 105,851

Page 150: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

131

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Prorenal 6 7,260 43,560

Asam Folat 1 Mg(Anelat) 6 174 1,043

Bic. Natric 500 Mg 6 275 1,650

Caco3 500mg 6 507 3,043

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239 174,385 175,000

6/6/2013 Vasofix No. 22 1 30,250 30,250 30,250 31,000

7/6/2013 Folly Catheter Fr16 1 27,225 27,225

Urine Bag 1 6,050 6,050

Spuit 10 Cc 1 5,022 5,022 38,297 39,000

3 93555 4/6/2013 Ondansentron Inj 4 Mg 6 8,470 50,820 553,500 Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239

Ambroxol Syrup 1 9,075 9,075 79,134 80,000

5/6/2013 Rl Widatra 500 Ml 4 5,720 22,880

Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840

Ranitidin injeksi 4 3,392 13,570

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826

Vasofix No 20 1 30,250 30,250 146,780 147,000

7/6/2013 Dextrose 10%500ml 3 11,369 34,106

Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Page 151: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

132

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Ondansentron Inj 4 Mg 6 8,470 50,820

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826 192,974 193,000

8/6/2013 Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Spironolactone 25 Mg Tab 2 382 763

Captopril 12,5 Mg 3 99 297

Digoxin 0.25 Mg 2 157 315 12,628 13,000

9/6/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Vasofix No 20 1 30,250 30,250 92,664 93,000

9/6/2013 Azithromycin 500 Mg Tab 2 12,100 24,200

Laktulosa 120 Ml 1 38,720 38,720 62,920 63,000

589,000 4 94357 17/6/13 Dextrose 10 % 3 5,700 17,100

Spuit 3 Cc 3 3,233 9,699

Ondancetron 2 12,700 25,400

Ranitidine 2 3,400 6,800

Spuit 3 Cc 2 3,500 7,000

Infus Dekstrose 10 % 3 11,666 35,000

Page 152: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

133

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Ondansetron Inj 4 8,250 33,000

Ranitidin Inj 3 3,666 10,998

Ceftriaxone Inj 2 11,500 23,000

Aquadest 2 1,500 3,000

Infus D 40 2 2,000 4,000

Spuit 3 Cc 5 3,200 16,000

Spuit 5 Cc 5 4,400 22,000

Infus Set 1 18,000 18,000

Cathy 1 30,000 30,000

Kanul O2 1 19,000 19,000 279,997 280,000

18/6/13 OBH Syr 1 7,000 7,000

Ranitidin 2 300 600

Amlodipin 2 2,200 4,400 12,000 12,000

292,000 5 94422 17/6/13 Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410

Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 1 5,720 5,720

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Lodem 30 Tab (Bpjs) 2 1,210 2,420

Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Bisoprolol Fumarat 1 2,688 2,688

Spironolactone 25 Mg Tab 2 382 763 95,808 96,000

Page 153: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

134

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

18/6/13 Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 2 5,720 11,440

Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413 22,693 23,000

20/6/13 Rl Widatra 500 Ml 4 5,720 22,880

Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Bisoprolol Fumarat 1 2,688 2,688

Spironolakton 100 Mg Tab 1 1,161 1,161 37,982 38,000

20/6/13 Inh 300 Mg 3 94 281

Rifampicin 450 Mg 3 871 2,614

Pyrazinamide 500 Mg 6 257 1,544 4,439 5,000

21/6/13 Inh 300 Mg 10 935

Rifampicin 450 Mg 10 8,712

Pyrazinamide 500 Mg 20 5,148 14,795 15,000

177,000 6 44331 2013/6/12 Gliquidone 30 Mg 3 711 2,132

Bic. Natric 500 Mg 9 275 2,475

Caco3 500mg 9 507 4,564

Asam Folat 1 Mg(Anelat) 9 174 1,564

Ondansentron 4 Mg Tab 9 1,694 15,246

Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 6 290 1,742

Spironolactone 25 Mg Tab 3 382 1,145

Page 154: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

135

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Valsartan 80 3 4,400 13,200 42,068 43,000

2013/6/26 Rl(Euromed/Otsuka)500ml 1 10,890 10,890

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Ondansentron Inj 4 Mg 1 8,470 8,470

Piralen Inj 2 6,655 13,310

Cefotaxim 1 Gr Inj 2 9,149 18,297

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,417 4,417

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,207 9,620

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Amlodipin 5 Mg 5 1,760 8,800 129,875 130,000

2013/6/27 Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 2 5,720 11,440

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239

Cefotaxim 1 Gr Inj 4 9,149 36,595

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Hyperil 2.5 Mg 2 5,344 10,688

Spironolactone 25 Mg Tab 2 382 763 95,762 96,000

2013/6/27 Obh 100 Ml Syr 1 6,050 6,050

Glimepiride 1 Mg 2 956 1,912

Bic. Natric 500 Mg 6 275 1,650

Asam Folat 1 Mg(Anelat)

6

174

1,043

10,655

11,000

Page 155: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

136

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2013/6/28 Hyperil 2.5 Mg 3 5,344 16,031 16,031 17,000

2013/6/28 Amlodipin 5 Mg 3 1,760 5,280 5,280 6,000

2013/6/28 Ondansentron 4 Mg Tab 6 1,694 10,164 10,164 11,000

314,000 7 96941 3/8/2013 Adrenalin 1 Mg 3 3,666 10,998

SA 1 4,000 4,000

Spuit 4 3,250 13,000

Threeway 1 28,000 28,000

Nacl 0.9 % 4 5,500 22,000

Microdrip 1 94,000 94,000

Catheter 1 28,000 28,000

Aquadest 2 2,500 5,000

Spuit 1 5,000 5,000

Xilocain 1 73,000 73,000

Urine Bag 1 4,000 4,000

Dextrose 5 % 5 10,200 51,000

Spuit 3 Cc

3

3,333 9,999

Ranitidine 4 3,500 14,000

Spuit 3 Cc 4 3,250 13,000

Ceftriaxone 4 11,500 46,000

Spuit 5 Cc 2 9,000 18,000

Paracetamol 6 166 996

Ranitidine Inj 2 3,500 7,000

Page 156: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

137

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Ceftriaxone Inj 2 11,500 23,000

Aquadest 1 3,000 3,000

Nacl Infus 3 5,666 17,000

Venflon No 20 1 30,000 30,000

Infus Set 1 18,000 18,000

Spuit 1 Cc 1 5,000 5,000

Spuit 3 Cc 2 7,000 7,000

Spuit 5 Cc 2 9,000 9,000

Domperidone Tab 5 400 2,000

560,993 561,000 8 97110 8/8/2013 Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780

Sod Chlor (Nacl) 500cc Eur/Ots 3 10,010 30,030

Cefoperazone+Sulbactam Inj 2 133,100 266,200

Urine Bag 1 6,050 6,050

Xylocain Gel 30 Gr 1 72,600 72,600

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,022 5,022

Aquabidest 25 Cc Inj 1 2,420 2,420

Selang O2 Dws (Nasal Canula) C0205/1161 1 19,360 19,360

Aminoral 6 7,260 43,560

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,417 4,417

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518 542,029 543,000

Page 157: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

138

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2013/8/8 Folly Catheter Fr16 1 27,225 27,225 27,225 28,000

2013/8/8 Rl(Euromed/Otsuka)500ml 3 10,890 32,670

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689 62,143 63,000

2013/8/8 Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043

Spuit 1 Cc Insulin 1 4,417 4,417 25,713 26,000

2013/8/9 Novalgin Inj 2 13,915 27,830 27,830 28,000

2013/8/10 Rl(Euromed/Otsuka)500ml 4 10,890 43,560

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037 132,370 133,000

2013/8/10 Aminoral 6 7,260 43,560 43,560 44,000

2013/8/12 Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 4 5,720 22,880

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826

Page 158: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

139

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Aminoral 6 7,260 43,560 155,250 156,000

2013/8/12 Alprazolam 0,5 Mg 1 644 644 644 650

2013/8/13 Omeprazole 20 Mg 4 483 1,932

Antasida Syr 1 4,235 4,235 6,167 6,200

2013/8/16 Meloxicam 7.5 10 913 9,130

Paracetamol 500 Mg 5 77 385

1,037,550 Diazepam 2 Mg 5 29 143 9,658 9,700

9 98571 2013/9/4 Aminofluid Infus 500 Ml 1 131,769 131,769

Furosemida Inj 1 2,420 2,420

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 1 3,207 3,207

Pedab 80 Mg 3 1,634 4,901

Acarbose 100 Mg Tab 4 1,912 7,647

Ksr 3 2,948 8,844

Heptasan 3 224 673

Cefixime 100 Mg 4 3,161 12,646

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780 241,439 242,000

Page 159: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

140

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2013/9/5 Rl(Euromed/Otsuka)500ml 3 10,890 32,670

Kcl 25meg 6 2,640 15,840

Sod Chlor (Nacl) 100cc 3 11,011 33,033

Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043

Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Aminofluid Infus 500 Ml 1 131,769 131,769 443,456 444,000

2013/9/5 Ksr 4 2,948 11,792

Pronicy 2 212 425

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410 37,627 38,000

2013/9/5 Albuman 20% 100 Ml (Gakin) 1 990,000 990,000 990,000 990,000

2013/9/6 Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 4 5,022 20,086

Pankreonflat 6 3,158 18,949

Dexamethason 0.5 Mg 6 55 330 256,731 257,000

2013/9/7 Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 10 Cc 2 5,022 10,043

Spuit 10 Cc 2 5,022 10,043

Asam Traneksamat 500 Mg 6 1,150 6,897 235,831 236,000

Page 160: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

141

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2013/9/8 Antasida Syr 1 4,235 4,235 4,235 5,000

2013/9/8 Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518 217,367 218,000

2013/9/8 Aminofluid Infus 500 Ml 1 131,769 131,769

Bifotik 1 Gram (Bpjs 4 104,424 417,696

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Pankreonflat 6 3,158 18,949

Asam Traneksamat 500 Mg 6 1,150 6,897

58,922

2013/9/8 Kcl 25meg 3 2,640 7,920

Spuit 20 Cc (Terumo ) 3 9,680 29,040

Feeding Tube [Ngt] Fr20 1 21,962 21,962 710,191 711,000

2013/9/10 Antasida Syr 1 4,235 4,235

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,509 14,036

Feeding Tube [Ngt] Fr16 1 21,780 21,780

Catheter Tip 1 39,930 39,930 93,551 94,000

2013/9/10 Albuman 20% 100 Ml (Gakin) 1 990,000 990,000 990,000 990,000

2013/9/11 Ulsicral 100ml Syr 1 45,375 45,375

Page 161: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

142

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Haenostop 250 Mg/Ml Inj (Bpjs) 3 3,377 10,131

Spuit 5 Cc (Terumo) 3 4,259 12,778

Vit K3 Inj 3 3,449 10,346

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,509 10,527

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410

Sod Chlor (Nacl) 500cc Eur/Ots 1 10,010 10,010

Vasofix No 20 1 30,250 30,250 154,826 155,000

2013/9/12 Spuit 10 Cc ( Terumo ) 4 5,627 22,506

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,509 7,018

Ksr 6 2,948 17,688

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,509 14,036 297,024 298,000

2013/9/12 Enzyplex Tab 6 902 5,412 5,412 5,500

2013/9/12 Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 2 5,720 11,440

Haenostop 250 Mg/Ml Inj (Bpjs) 6 3,377 20,262

Spuit 5 Cc (Terumo) 6 4,259 25,555

Vit K3 Inj 6 3,449 20,691

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,509 21,054

Page 162: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

143

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Omeprazole Inj 2 96,800 193,600

Spuit 10 Cc 2 5,627 11,253 303,855 304,000

2013/9/13 Vitazym 6 486 2,917 2,917 3,000

2013/9/14 Kcl 25meg 3 2,640 7,920

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,627 16,880

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 3 10,890 32,670

Aminofluid Infus 500 Ml 1 131,769 131,769

Asam Traneksamat 250 Injeksi 3 7,260 21,780

Spuit 5 Cc (Terumo) 3 4,259 12,778

Omeprazole Inj 2 96,800 193,600

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,627 11,253 428,649 429,000

2013/9/14 Spuit 10 Cc ( Terumo ) 4 5,627 22,506

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,509 14,036

Bifotik 1 Gram 2 174,041 348,082

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,627 11,253

Furosemida Inj 2 2,420 4,840

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,509 7,018 421,304 422,000

2013/9/15 Urine Bag 2 6,050 12,100

Folly Catheter Fr16 1 27,225 27,225

Xylocain Gel 30 Gr 1 72,600 72,600

Page 163: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

144

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627

Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Kcl 25meg 2 2,640 5,280

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410 183,332 184,000

2013/9/15 Pumpitor Injeksi (Kjs) 2 86,321 172,643

Spuit 10 Cc 2 5,627 11,253

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,509 7,018

Kcl 25meg 1 2,640 2,640

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627

Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 10 Cc 3 5,627 16,880 431,693 432,000

2013/9/16 Enzymplex Tab 50 9 902 8,118 8,118 8,200

2013/9/16 Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 3 5,720 17,160

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Haenostop 250 Mg/Ml Inj (Bpjs) 9 3,377 30,393

Spuit 5 Cc (Terumo) 9 4,259 38,333

Vit K3 Inj 9 3,449 31,037

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 9 3,509 31,581

Pumpitor Injeksi 2 86,321 172,643

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,627 11,253 362,649 363,000

Page 164: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

145

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

2013/9/16 Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,627 16,880

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,509 7,018

Bifotik 1 Gram (Bpjs 2 104,424 208,848

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Furosemida Inj 1 2,420 2,420

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,509 10,527 260,996 261,000

7,089,700 10 103243 2013/12/2 Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Dextrose 40% 2 1,980 3,960

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780

Dextrose 10%500ml 1 11,369 11,369

Feeding Tube [Ngt] Fr16 1 23,958 23,958

Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296

Urine Bag 1 7,744 7,744

Xylocain Gel 30 Gr 1 72,600 72,600

Selang O2 Dws (Nasal Canula) C0205/1161 1 19,360 19,360

Mask Non Rebrething [1059] 1 78,650 78,650

Dextrose 500cc Euromed 1 10,010 10,010

Aquabidest 25 Cc Inj 1 2,420 2,420 320,700 321,000

2013/12/2 Asam Traneksamat 250 Injeksi 1 7,260 7,260

Vit K3 Inj 1 3,449 3,449

Page 165: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

146

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Ranitidin Injeksi 1 3,392 3,392

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 1 3,509 3,509

Spuit 5 Cc (Terumo) 1 4,259 4,259

Dopamin Guilini 200 Mg 1 67,397 67,397

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627

Microdrip 1 93,533 93,533

Threeway Catheter Stop Cock 1 27,951 27,951 216,377 217,000

2013/12/3 Asam Traneksamat 250 Injeksi 1 7,260 7,260

Vit K3 Inj 1 3,449 3,449

Ranitidin Injeksi 1 3,392 3,392

Omeprazole Inj 1 96,800 96,800

Cefoperazone+Sulbactam Inj 1 133,100 133,100

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,840 4,840

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 3 3,509 10,527 276,405 277,000

815,500 11 104519 28/12/13 Metformin 500 Mg 2 240 480 480 500

29/12/13 Ranitidin 150 Mg 2 290 581

Mecobalamin 250 Mg 2 635 1,269

Methyl Prednisolon 2 646 1,291

KSR 6 2,948 17,688

Metformin 500 Mg 6 240 1,439

RL (Buromed) 2 10,890 21,780

Page 166: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

147

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Glimepiride 2 Mg 3 1,896 5,689 49,738 50,000

Valsartan 160 Mg 4 6,710 26,840

Amlodipin 10 Mg 4 2,329 9,315

Metformin 500 Mg 4 240 959

Glimepiride 2 Mg 2 1,896 3,793 40,907 41,000

91,500 12 91103 2/5/2013 Cefotaxim 2 9,150 18,300

Disposable Set 2 4,300 8,600

Ranitidine Tab 4 300 1,200

Betahistin 6 1,150 6,900

Omeprazole 4 500 2,000

Dramamin 6 1,100 6,600

Dextrose 5% 3 3,800 11,400

55,000 55,000

1/5/2013 Cefotaxim 2 9,150 18,300

Spuit 5 Cc 2 4,300 8,600

Aquades 25 Ml Vial 1 6,100 6,100

RL 3 5,733 17,199

NACL 500 Ml 1 5,400 5,400

Bloodset 1 25,400 25,400 80,999 81,000

3/5/2013 Asam Mefenamat 6 333 1,998

Dramamin 6 500 3,000 4,998 5,000

Page 167: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

148

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

5/5/2013 Ciprofloxacin 10 200 2,000 2,000 2,000

143,000 13 94952 26/6/13 Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296

Xylocain Gel 30 Gr 1 72,600 72,600

Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,022 5,022

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 3 10,890 32,670

Amlodipin 10 Mg 1 2,329 2,329

Valsartan 160 Mg Tab 1 6,710 6,710

Isosorbid Dinitrat 5 Mg 6 107 640

Spironolactone 25 Mg Tab 1 382 382

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 5 3,207 16,033

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Novorapid Flexpen Inj 1 176,091 176,091

Novopen Nedle 3 2,420 7,260

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Selang O2 Dws (Nasal Canula) C0205/1161 1 19,360 19,360

Urine Bag 1 6,050 6,050

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Furosemida Inj 3 2,420 7,260 464,087 465,000

26/6/13 Laxadine 110 Ml Syr 1 41,745 41,745 41,745 42,000

Page 168: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

149

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

26/6/13 Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410

Sod Chlorida 500 Ml (Widatra) 2 5,390 10,780 36,190 37,000

27/6/13 Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840 67,254 68,000

27/6/13 Novopen Nedle 4 2,420 9,680

Spironolactone 25 Mg Tab 2 382 763

Valsartan 80 2 4,400 8,800

Furosemida Inj 4 2,420 9,680

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 4 3,207 12,826

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826 68,145 69,000

27/6/13 Novopen Nedle 1 2,728 2,728 2,728 3,000

27/6/13 Levemir Flex Phen Inj 1 213,163 213,163 213,163 214,000

28/6/13 Amlodipin 10 Mg 2 2,329 4,657 4,657 4,700

28/6/13 Rl(Euromed/Otsuka)500ml 4 10,890 43,560

Vasofix No 20 1 30,250 30,250 73,810 74,000

29/6/13 Furosemide 40 Mg 2 72 143

Page 169: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

150

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Amlodipin 10 Mg 2 2,329 4,657 4,800 5,000

30/6/13 Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 4 290 1,162

Amlodipin 10 Mg 2 2,329 4,657

Valsartan 80 2 4,400 8,800

Spironolactone 25 Mg Tab 2 382 763

Furosemide 40 Mg 3 72 215 14,597 15,000

5/7/2013 Valsartan 80 5 4,400 22,000

Bisoprolol Fumarat 4 2,688 10,754

Spironolactone 25 Mg Tab 5 382 1,909

Glimepiride 2 Mg 5 1,896 9,482 44,145 45,000

8/7/2013 Candesartan 16mg Tab 5 7,260 36,300

Furosemide 40 Mg 5 72 358

Isosorbid Dinitrat 5 Mg 15 107 1,601 38,259 39,000

1,080,700 14 65535 1/7/2013 Lodem 30 Tab (Bpjs) 4 1,210 4,840

Amlodipin 5 Mg 4 1,760 7,040

Asam Folat 1 Mg(Anelat) 9 174 1,564

Isosorbid Dinitrat 5 Mg 24 107 2,561

Valsartan 80 4 4,400 17,600 33605 34,000

1/7/2013 Spironolakton 100 Mg Tab 3 1,161 3,482

Bisoprolol Fumarat 4 2,688 10,754

Page 170: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

151

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Bic. Natric 500 Mg 9 275 2,475

Noverty Tab (Bpjs) 9 418 3,762 20833 21,000

1/7/2013 Ondansentron 8 Mg Tab 9 6,050 54,450

Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 6 290 1,742

Furosemide 40 Mg 4 72 286 56478 57,000

2/7/2013 Lansoprazole 2 1,982 3,964 3964 4,000

5/9/2013 Furosemide 40 Mg 20 72 1,430

Isosorbid Dinitrat 5 Mg 60 107 6,402 7832 8,000

124,000 15 098124 27/8/2013 Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Rl 500ml 1 10,890 10,890

Ondansentron 8 Mg Inj 1 8,800 8,800

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 5 3,207 16,033 90,060 91,000

26/8/2013 Selang O2 Dws 1 19,360 19,360

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410

Rl 500ml 2 10,890 21,780 96,800 97,000

28/8/2013 Glimepiride 2 Mg 2 1,896 3,793

Page 171: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

152

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Metformin 500 4 240 959

Domperidon 10 Mg 6 458 2,746

Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 4 290 1,162 8,659 8,700

28/8/2013 Ambroxol 30 Mg 6 165 990 990 1,000

30/8/2013 Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 4 290 1,162

Domperidon 10 Mg 6 458 2,746 3,907 4,000

30/8/2013 Rifampicin 450 Mg 10 871 8,712

Pyrazinamide 500 Mg 20 257 5,148

Vit B6 10mg 10 11 110

Metformin 500 20 240 4,796

Inh 100 Mg 30 107 3,201 21,967 22,000

6/9/2013 Rifampicin 450 Mg 10 871 8,712

Inh 300 Mg 10 94 935

Pyrazinamide 500 Mg 20 257 5,148

Glimepiride 2 Mg 10 1,896 18,964

Metformin 500 20 240 4,796

Domperidon 10 Mg 9 458 4,118 42,673 43,000

18/9/2013 Rifampicin 450 Mg 10 871 8,712

Inh 300 Mg 10 94 935

Pyrazinamide 500 Mg 15 257 3,861

Page 172: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

153

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Metformin 500 20 240 4,796

Glimepiride 1 Mg 10 956 9,559 27,863 28,000

4/10/2013 Rifampicin 450 Mg 28 871 24,394

Inh 300 Mg 28 94 2,618

Pyrazinamide 500 Mg 42 257 10,811

Asam Mefenamat 9 232 2,089 39,911 40,000

4/10/2013 Glimepiride 1 Mg 4 956 3,824

Glumin Xr 500 Mg 8 1,876 15,004 18,828 19,000

8/10/2013 Asam Mefenamat 500 15 232 3,482 3,482 3,500

8/11/2013 Rifampicin 600 Mg 15 1,023 15,345

Inha 400 Mg 15 666 9,983 25,328 26,000

29/11/13 Rifampicin 600 Mg 10 1,023 10,230

Inh 300 Mg 10 94 935

Inh 100 Mg 10 107 1,067

Asam Mefenamat 10 232 2,321 14,553 15,000

398,200 16 082417 1/9/2013 Trichodazole Inf 500 2 99,811 199,623

Ketesse Inj 50mg 3 57,288 171,864

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 2 4,979 9,957

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,661 16,982

Page 173: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

154

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Nonflamin 10 4,592 45,917 444,343 445,000

2/9/2013 Rl 500ml 4 12,276 49,104 49,104 49,104

2/9/2013 Glimepiride 3 Mg 3 2,586 7,758

Metformin 500 9 240 2,158 9,917 10,000

2/9/2013 Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,022 15,065

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,207 9,620

Omeprazole Inj 1 96,800 96,800

Nedle 23g 3 1,331 3,993

Rl 500ml 2 10,890 21,780

Sod Chlor (Nacl) 2 10,010 20,020

Ketesse Inj 50mg 3 50,820 152,460 319,737 32,000

3/9/2013 Novopen Nedle 5 2,420 12,100 12,100 12,100

3/9/2013 Ketesse Inj 50mg 3 50,820 152,460

Metronidazole Inf 3 38,843 116,530

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,022 15,065

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,207 9,620

Spuit 5 Cc (Terumo) 3 4,259 12,778

Rl 500ml 3 10,890 32,670

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410 394,781 395,000

Page 174: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

155

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

4/9/2013 Ketesse 25 Mg 6 7,865 47,190 47,190 48,000

7/9/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Trichodazole 500mg 2 34,508 69,016

Ketorolac Inj 30 Mg 3 17,642 52,925

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,207 9,620

Nedle 23g 3 1,331 3,993 168,286 169,000

8/9/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Metformin 500 9 240 2,158

Trichodazole 500 2 34,508 69,016 93,863 94,000

8/9/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,627 11,253

Asam Mefenamat 500 9 232 2,089 36,031 37,000

10/9/2013 Metformin 500 6 240 1,439

Glimepiride 2 Mg 3 1,896 5,689 7,128 7,200

10/9/2013 Asam Mefenamat 500 9 232 2,089 2,089 2,100

12/9/2013 Ciprofloxacin 500 6 399 2,396

Viliron 6 230 1,379 3,775 3,800

Page 175: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

156

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

1,034,304 17 98419 11/9/2013 Glimepiride 2 Mg 5 1,896 9,482

Metformin 500 15 240 3,597 13,079 13,100

23/9/13 Diazepam 2 Mg 5 34 171 171 200

27/9/13 Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Levofloxacin Infus 4 99,825 399,300

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 4 5,627 22,506

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780

Metformin 500 2 240 480 491,619 492,000

29/9/13 Metformin 500 10 240 2,398 2,398 2,400

29/9/13 Ciprofloxacin Inf 2 75,240 150,480

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Bloodset (Terumo) 1 25,410 25,410 206,140 207,000

30/9/13 Ceftriaxone 1 Gr Inj 4 11,344 45,377

Asam Traneksamat 250 Injeksi 3 7,260 21,780

Pronalges Supp 6 12,705 76,230 67,157 68,000

30/9/13 Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,840 4,840

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 4 5,627 22,506

Page 176: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

157

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Spuit 5 Cc (Terumo) 3 4,259 12,778

Dextrose 500cc Euromed 2 10,010 20,020

Sod Chlorida 500 Ml (Widatra) 2 5,390 10,780 70,924 71,000

1/10/2013 Haenostop 500mg/5ml (Bpjs) 3 4,719 14,157

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,627 16,880

Spuit 5 Cc (Terumo) 3 4,259 12,778

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,840 4,840

Vasofix No 20 1 30,250 30,250 78,904 79,000

2/10/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,627 11,253

Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840 38,782 39,000

3/10/2013 Cefadroxil 500 Mg 6 1,109 6,653

Asam Mefenamat 500 Mg Gen 6 232 1,393 8,045 8,100

7/10/2013 Ciprofloxacin 500 Mg 6 399 2,396

Asam Mefenamat 500 Mg Gen 6 232 1,393

Dulcolax 4 1,076 4,303 8,092 8,100

11/10/2013 Ciprofloxacin 500 Mg 10 399 3,993

Ketesse 25 Mg 4 7,865 31,460 35,453 36,000

1,023,900 18 088616 28/11/2013 Citicholin Inj 250 Mg 2 18,150 36,300

Page 177: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

158

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Rl(Euromed/Otsuka)500ml 2 10,890 21,780

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

Selang O2 Dws (Nasal Canula) C0205/1161 1 19,360 19,360

Feeding Tube [Ngt] Fr18 1 21,962 21,962

Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296

Urine Bag 1 7,744 7,744

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 1 5,627 5,627

Aquabidest 25 Cc Inj 1 2,420 2,420

Manitol 20% Inf (Ots) 1 83,331 83,331

Asam Tranexamat 500 Mg Inj 1 8,470 8,470

Vit K3 Inj 1 3,449 3,449

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc ( Terumo ) 2 3,509 7,018

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518 294,826 295,000

29/11/2013 Ceftriaxone 1 Gr Inj 5 11,344 56,722

Spuit 1 Cc Insulin 100 Iu(Trm) 1 4,840 4,840

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Novopen Nedle 5 2,892 14,460

Citicholin Inj 250 Mg 4 18,150 72,600

Catheter Tip 1 39,930 39,930

Manitol 20% Inf 1 79,541 79,541

Paracetamol 500 Mg 6 182 1,089

Amlodipin 10 Mg 2 2,329 4,657 290,875 291,000

Page 178: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

159

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

29/13/2013 Rl 500ml 3 10,890 32,670

Vasofix No 20 1 30,250 30,250 62,920 63,000

30/11/2013 Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,627 11,253

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Simvastatin 10 Mg 2 678 1,355 21,127 22,000

30/11/2013 Meylon Inj 25 Ml 3 6,820 20,460

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 3 5,627 16,880

Rl 500ml 3 10,890 32,670 70,010 71,000

30/11/2013 Simvastatin 10 Mg 6 678 4,066

Ketosteril 6 7,986 47,916

Microdrip (Hospira) 1 64,372 64,372 116,354 117,000

30/11/2013 Ascardia 80 Mg 2 908 1,815

Paracetamol 500 6 182 1,089 2,904 3,000

862,000 19 103496 10/12/2013 Rl 500ml 6 10,890 65,340

Dextrose 500cc 3 10,010 30,030 95370 95,400

Levofloxacin 500 3 2,115 6,346

Glimepiride 2 Mg 3 1,896 5,689

Metformin 500 9 240 2,158 14,193 14,200

109,600

Page 179: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

160

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

20 92265 10/5/2013 Citicholin Inj 250 Mg 4 18,150 72,600

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518 81,118 82,000

Piracetam Inj 3 Gr 2 22,579 45,157

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043 55,200 56,000

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Spuit 1 Cc Insulin 100 1 4,417 4,417

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043

Paracetamol 500 Mg 9 77 693 44,626 45,000

Novorapid Flexpen Inj 1 176,091 176,091

Novopen Nedle 2 2,420 4,840 180,931 181,000

Rl Widatra 500 Ml 1 5,720 5,720

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Vasofix No 20 1 27,830 27,830

Xylocain Gel 30 Gr 1 72,600 72,600

Folly Catheter Fr18 1 21,296 21,296

Urine Bag 1 6,050 6,050 150,799 151,000

Citicholin Inj 250 Mg 2 18,150 36,300

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Page 180: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

161

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Piracetam Inj 3 Gr 4 22,579 90,314

Rl Widatra 500 Ml (Bpjs) 3 5,720 17,160

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 2 3,207 6,413

Spuit 20 Cc (Terumo ) 4 9,650 38,601

Nedle 23g 4 1,331 5,324 240,623 241,000

Folavit 400 10 774 7,744

Novorapid Flexpen Inj 1 176,091 176,091

Lantus Solostar 1 204,522 204,522

Novopen Nedle 10 2,420 24,200 412,557 413,000

Paracetamol Infus 3 54,450 163,350 163,350 164,000

Ulsicral 100ml Syr 1 45,375 45,375 45,375 46,000

Rl Widatra 500 Ml 3 5,720 17,160

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Paracetamol Infus 3 54,450 163,350 203,199 204,000

Furosemida Inj 2 2,420 4,840 4,840 4,900

Simvastatin 10 Mg 3 678 2,033 2,033 2,100

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Page 181: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

162

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Paracetamol Infus 4 54,450 217,800

Citicholin Inj 250 Mg 8 18,150 145,200

Spuit 10 Cc ( Terumo ) 2 5,022 10,043

Spuit 5 Cc (Terumo) 4 4,259 17,037

Aquabidest 25 Cc Inj 2 2,420 4,840

Rl Widatra 500 Ml 3 5,720 17,160 434,768 435,000

Sanmol Infus 2 69,850 139,700 139,700 140,000

Ceftriaxone 1 Gr Inj 2 11,344 22,689

Citicholin Inj 250 Mg 8 18,150 145,200

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 3 3,207 9,620 177,508 178,000

Sanmol Infus 4 69,850 279,400 279,400 280,000

2,623,000

21 8422 25/5/2013 Rl Widatra 500 Ml 3 5,720 17,160

Ranitidin Injeksi 2 3,392 6,785

Piralen Inj 3 6,655 19,965

Spuit 5 Cc (Terumo) 2 4,259 8,518

Antasida Syr 1 4,235 4,235

Infuset Terumo 1 17,303 17,303

Vasofix No 20 1 30,250 30,250

104,216 105,000

Rl Widatra 500 Ml 6 5,720 34,320

Ranitidin Injeksi 4 3,392 13,570

Page 182: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

163

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 4 3,207 12,826

Clopramel 10mg Inj 6 2,530 15,180

Spuit 2,5 Cc / 3 Cc 6 3,207 19,239

Antasida Syr 1 4,235 4,235 99,370 100,000

Glibenclamid 5 Mg 4 65 260

Ranitidin 150 Mg (Bpjs) 4 290 1,162 1,421 1,500

206,500

Page 183: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

164

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 184: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

165

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 185: RASIONALITAS PENGGUNAAN OBAT ANTI DIABETES DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25562/1... · serta untuk mengetahui persentase penggunaan biaya perbekalan farmasi

166

UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta