read this later

2
Read This Later Kita semua suka menunda-nunda pekerjaan dengan cara kita masing-masing. 1 Ellis & Knaus (1977) berkata bahwa ada sekitar 95 mahasiswa !ang melakukan tindakan ini. "ermasuk #imas$ dia memilih untuk berselancar di halaman 9%ag daripada belajar$ wal tahu bahwa ini tidak akan berakhir baik bagi studin!a. ambil tertawa-tawa melihat -an 9%ag !ang lucu nan jenaka$ #imas berkata dalam hati 'tenang$ belajarn!a bes k aja$ santai ka!ak di pantai dulu br * +un jika bes k datang$ #imas masih pun!a lusa menunda belajarn!a lagi. +erilaku menunda-nunda atau dalam ,ahasa nggris pr crastinati n adala sangat amiliar bagi kita semua. "etapi$ apa sebenarn!a !ang menjadi lat tindakan ini/ ,an!ak sekali penjelasan !ang bisa diterima. 0isaln!a$ penelitian dar of Colorado Boulder !ang menemukan bahwa secara genetis$ beberapa rang cenderung untu meninggalkan akti itas untuk dikerjakan di lain waktu. 2gar lebih me!akinkan$ uji dilakukan dan hasiln!a kedua hal tersebut memiliki k relasi. elain itu$ secara bi l gis$ pr crastinati n terjadi akibat kurangn!a kesadaran dan perhatian kita akan lakukan. 2kibatn!a Limbic System (struktur tak !ang mendukung em si dan perilak mengambil alih diri kita.3asiln!a adalah kita melakukan akti itas !ang memicu keluarn!a dopamine (h rm n dalam tak !ang meng ntr l perasaan puas dan nikmat) !a biasan!a datang saat kita melakukan procrastination. Procrastination$ terutama dalam akti itas !ang memiliki tenggat waktu ( deadl sebuah perilaku tidak rasi nal manusia !ang men!ebabkan k ndisi maximum utility tidak terpenuhi. K ndisi tersebut terjadi akibat adan!a kekeliruan dalam pengambi akibat bias atas keadaan sekarang. impangan (bias) tersebut adalah significant ps lump sum cost !ang dimiliki leh procrastinator . Lump sum cost ini muncul apabila procrastinator memutuskan untuk melakukan pekerjaann!asekarang daripada menundan!a. Cost !ang signi ikan men!ebabkan ia mengambil keputusan untuk mela pekerjaann!a di lain waktu. 2kan tetapi$ pada saat waktu lain tersebut tiba$ keputusan !ang sudah diambil menjadi masa lalu dan pr ses pengambilan keputusan ditentukan lagi leh keadaan se leh diri sekerang. 2kibatn!a adalah terjadi ink nsistensi dalam pengambilan keput hari$ procrastinator tersebut akan memutuskan untuk mengerjakan kewajibann!a bes k. a t memiliki rational expectations sebab a tidak tahu bahwa pada saat bes k a datang$ ia akan terus menunda kewajibann!a. 1 Ellis$ 2.$ and Knaus$ 4. . (1977). Overcoming procrastination. 6ew rk8 ignet , ks

Upload: reza-adji

Post on 01-Nov-2015

215 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

scientefic explanation about why we procrastinate

TRANSCRIPT

Read This LaterKita semua suka menunda-nunda pekerjaan dengan cara kita masing-masing. [footnoteRef:2]Ellis & Knaus (1977) berkata bahwa ada sekitar 95% mahasiswa yang melakukan tindakan ini. Termasuk Dimas, dia memilih untuk berselancar di halaman 9Gag daripada belajar, walaupun dia tahu bahwa ini tidak akan berakhir baik bagi studinya. Sambil tertawa-tawa melihat posting-an 9Gag yang lucu nan jenaka, Dimas berkata dalam hati tenang, belajarnya besok aja, hari ini santai kayak di pantai dulu broo!! Pun jika besok datang, Dimas masih punya lusa dan dia akan menunda belajarnya lagi. [2: Ellis, A., and Knaus, W. J. (1977). Overcoming procrastination. New York: Signet Books]

Perilaku menunda-nunda atau dalam Bahasa Inggris procrastination adalah hal yang sangat familiar bagi kita semua. Tetapi, apa sebenarnya yang menjadi latar belakang dari tindakan ini? Banyak sekali penjelasan yang bisa diterima. Misalnya, penelitian dariUniversity of ColoradoBoulderyang menemukan bahwa secara genetis, beberapa orang cenderung untuk meninggalkan aktivitas untuk dikerjakan di lain waktu. Agar lebih meyakinkan, uji statistik dilakukan dan hasilnya kedua hal tersebut memiliki korelasi. Selain itu, secara biologis, procrastination terjadi akibat kurangnya kesadaran dan perhatian kita akan aktivitas yang kita lakukan. AkibatnyaLimbic System(struktur otak yang mendukung emosi dan perilaku)mulai mengambil alih diri kita. Hasilnya adalah kita melakukan aktivitas yang memicu keluarnyadopamine(hormon dalam otak yang mengontrol perasaan puas dan nikmat) yang biasanya datang saat kita melakukan procrastination.Procrastination, terutama dalam aktivitas yang memiliki tenggat waktu (deadline) adalah sebuah perilaku tidak rasional manusia yang menyebabkan kondisimaximum utilitytidak terpenuhi. Kondisi tersebut terjadi akibat adanya kekeliruan dalam pengambilan keputusan akibat bias atas keadaan sekarang. Simpangan (bias) tersebut adalahsignificant psychological lump sum costyang dimiliki olehprocrastinator.Lump sum costini muncul apabilaprocrastinatormemutuskan untuk melakukan pekerjaannya sekarang daripada menundanya.Costyang signifikan menyebabkan ia mengambil keputusan untuk melakukan pekerjaannya di lain waktu.Akan tetapi, pada saat waktu lain tersebut tiba, keputusan yang sudah diambil telah menjadi masa lalu dan proses pengambilan keputusan ditentukan lagi oleh keadaan sekarang, oleh diri sekerang. Akibatnya adalah terjadi inkonsistensi dalam pengambilan keputusan. Setiap hari,procrastinatortersebut akan memutuskan untuk mengerjakan kewajibannya besok. Ia tidak memilikirational expectationssebab Ia tidak tahu bahwa pada saat besok atau lain waktu datang, ia akan terus menunda kewajibannya.Setiap saat ketika terjadi penundaan, muncul disutilitas yang ditanggung olehprocrastinator. Disutilitas tersebut relatif kecil nilainya dan sangat mungkin sekali untuk tidak dapat dirasakan oleh pelaku. Pasalnya, pada saatprocrastinatormemutuskan untuk menunda pekerjan, pada saat itu pula ia mendapatkaninstant gratificationatauimmediate satisfaction. Namun dalam jangka waktu yang lama disutilitas akan terakumulasi dan bernilai cukup besar. Misalnya, beban yang harus ditanggung untuk mahasiswa yang suka menunda tugasnya begadang supaya kewajibannya dapat diselesaikan tepat waktu.

Referensi: Alena Hall. "The Science Behind Our Urge To Procrastinate." Http://www.huffingtonpost.com/2014/07/15/science-of-procrastination_n_5585440.html. N.p., 15 July 2014. Web. 5 Aug. 2015. . Akerlof, George A. "Procrastination and Obedience." The American Economic Review 81.2, Papers and Proceedings of the Hundred and Third Annual Meeting of the American Economic Association (1991)