case parkinson's syndrome (andriany chairunnisa - 03011026)

30
LAPORAN KASUS PARKINSON’S SYNDROME PEMBIMBING: dr. Julintari Bidramnanta, Sp.S DISUSUN OLEH: Andriany Chairunnisa NIM: 030.11.026 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

Upload: sasya-andriansyah

Post on 02-Feb-2016

232 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

k

TRANSCRIPT

Page 1: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

LAPORAN KASUS

PARKINSON’S SYNDROME

PEMBIMBING:

dr. Julintari Bidramnanta, Sp.S

DISUSUN OLEH:

Andriany Chairunnisa

NIM: 030.11.026

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BUDHI ASIH

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TRISAKTI

PERIODE 14 SEPTEMBER – 17 OKTOBER 2015

Page 2: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

LEMBAR PERSETUJUAN LAPORAN KASUS

Laporan kasus dibawah ini :

Judul : Parkinson’s Syndrome

Penyusun : Andriany Chairunnisa, S.Ked

NIM : 030.11.026

Universitas : Fakultas Kedokteran Trisakti

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan

klinik Ilmu Penyakit Saraf Rumah Sakit Umum Daerah Budhi Asih.

Jakarta, 5 Oktober 2015

dr. Julintari Bidramnanta, Sp.S Andriany Chairunnisa, S.Ked

2

Page 3: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

PENDAHULUAN

Penyakit Parkinson atau Parkinson Disease (PD) merupakan penyakit

neurodegeneratif sistem eksrapiramidal yang merupakan bagian dari

Parkinsonism yang secara patologis ditandai oleh degenerasi ganglia basalis

terutama di substansia nigra pars kompakta (SNc) yang disertai adanya inklusi

sitoplasmik eosinofilik (Lewy bodies). Sedangkan Parkinsonism atau sindroma

Parkinson adalah suatu sindroma yang ditandai oleh tremor waktu istirahat,

rigiditas, bradikinesia, dan hilangnya refleks postural akibat penurunan kadar

dopamin(1)

Penyakit Parkinson merupakan penyakit neurodegeneratif kedua paling

sering dijumpai setelah penyakit Alzheimer. Penyakit ini tersebar luas diseluruh

dunia, dan lebih sering mempengaruhi laki-laki daripada perempuan dengan

perbandingan 3:2. Prevalensi meningkat pada kisaran usia 65-90 tahun, dengan

perhitungan kurang lebih sebanyak 0,3% dari seluruh populasi dan 3% manusia

dengan usia diatas 65 tahun terkena penyakit Parkinson. Insidensi terendah dan

kulit hitam Afrika, sedangkan insidens tertinggi didapatkan pada kaum kulit putih.(2)

Parkinson’s syndrome dapat digolongkan atas tiga kategori yaitu primer

(idiopatik), sekunder akibat infeksi/pasca-infeksi, toksin, obat-obatan, vaskular,

multiinfark, trauma kapitis, dan kategori terakhir yaitu Parkinsonism Plus

(Multiple System Degeneration). Sejauh ini etiologi penyakit Parkinson belum

diketahui (idiopatik). Beberapa teori mengemukakan bahwa ada beberapa faktor

risiko yang telah diindentifikasi berperan dalam penyakit Parkinson yaitu usia

lanjut, ras kulit putih, genetik, lingkungan, penggunaan herbisida dan pestisida,

infeksi, cedera kranio serebral, dan stres emosional.(1)

Meskipun problem terbanyak pada penyakit Parkinson adalah gangguan

motorik (tremor, rigiditas, bradikinesia dan instabilitas postural), tetapi terdapat

komplikasi non-motorik pada stadium lanjut berupa gangguan kognitif dan

3

Page 4: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

demensia, psikosis, depresi, anxiety, gangguan tidur, serta gangguan otonom

berupa gejala gastrointestinal, hipotensi ortostatik, gangguan keringat, dan

gangguan urologi. Komplikasi inilah yang nantinya akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas penyakit Parkinson stadium lanjut sehingga perlu

penanganan jangka panjang untuk memperbaiki kualitas hidup pasien, dan

mencegah disabilitas yang berkepanjangan pada pasien.(3)

4

Page 5: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. T

No. Rekam Medik : 810281

Usia : 63 Tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Menikah

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Jatinegara, Jakarta Timur

Suku Bangsa : Betawi - Indonesia

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SD

Tanggal Masuk Poli : 15 September 2015

II. ANAMNESIS

Dilakukan secara autoanamnesis, pada tanggal 15 September 2015 jam

10.30 WIB di ruang poliklinik Neurologi RSUD Budhi Asih.

Keluhan Utama: Kedua tangan gemetar yang semakin memberat sejak ± 1 tahun sebelum

masuk Rumah Sakit.

5

Page 6: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Neurologi RSUD Budhi Asih tanggal 15

September 2015 jam 10.30 dengan keluhan kedua tangan gemetar sejak ± 1 tahun

yang lalu. Keluhan pertama kali dirasakan sekitar bulan Oktober 2014, saat

sedang dirumah kemudian tiba-tiba tangan kanan terasa kaku dan nyeri saat

digerakkan dan semakin hari semakin berat. Kemudian tangan kanan mulai

bergetar, awalnya sedikit namun lama kelamaan bergetar sepanjang hari secara

terus-menerus. Setelah satu bulan kemudian, pasien mengeluh tangan kiri ikut

terasa nyeri dan kaku, dan kedua tangan mulai gemetar tanpa disadari oleh pasien.

Gemetar pada tangan dirasa makin hebat ketika tangan sedang beristirahat dan

tidak sedang digunakan untuk aktifitas. Gemetar pada tangan tidak dapat

dihentikan oleh pasien dan semakin hari bertambah berat sehingga pasien merasa

tangan terasa pegal. Pasien masih bisa melakukan aktifitas seperti mengancing

baju sendiri, tetapi mengalami kesulitan dalam menulis.

Selain itu pasien juga mengeluh nyeri pada kaki kiri di daerah atas lutut,

tetapi kaki tidak gemetar, hanya terasa pegal saja. Keluhan ini muncul sekitar 6

bulan SMRS dan diikuti dengan kaki kanan ikut terasa pegal seperti yang semakin

memberat, hingga pasien menyadari ketika berjalan menjadi sulit, langkah terasa

berat dan menjadi lebih lambat ketika berjalan. Pasien juga mengeluh sekarang

cepat lelah setelah beraktifitas. Pada awalnya pasien tidak berobat untuk

mengatasi keluhan, tetapi terkadang hanya minum jamu pegal linu saja. Pasien

menyangkal adanya riwayat jatuh dan riwayat mengangkat beban berat dengan

menggunakan tangan.

Pasien menyangkal adanya nyeri kepala, lemas satu sisi tubuh, mual,

muntah, kejang, gangguan tidur, gangguan pendengaran, gangguan penglihatan,

kesemutan, bicara pelo, batuk, sesak, nyeri dada dan demam. BAB dan BAK tidak

ada keluhan, makan dan minum baik.

6

Page 7: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Pasien pertama kali datang ke poli pada tanggal 2 September 2015 dan

mendapatkan terapi kombinasi Levodopa dan Benserazide 2x1, THP 2x2 mg, dan

Asam Folat 1x1. Kemudian pasien datang kembali untuk kontrol dan mengatakan

keluhan dirasa sudah membaik.

Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat konjungtivitis OD pada tahun 2012 dan riwayat pemakaian obat mata

Polydex, Cendolyteers dan Cataflam.

Riwayat stroke (-)

Riwayat Hipertensi (-)

Riwayat Diabetes (-)

Riwayat Penyakit Jantung (-)

Riwayat Cedera Kepala (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :

Riwayat keluhan yang sama di keluarga (-)

Riwayat Hipertensi pada keluarga (-)

Riwayat Diabetes pada keluarga (-)

Riwayat Alergi :

Pasien menyangkal adanya riwayat alergi makanan, ataupun obat.

Riwayat Kebiasaan :

Pola makan pasien sehari-hari baik, pasien tidak memiliki kebiasaan merokok,

tidak minum kopi dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol. Pasien memiliki

riwayat kebiasaan minum jamu pegal linu bila ada keluhan saja. Pasien rutin jalan

pagi setiap hari disekitar pekarangan rumah dengan durasi 30 menit perhari.

7

Page 8: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Inspeksi Cara Berjalan : Langkah kecil-kecil dan lambat, agak

sedikit membungkuk

Tanda Vital

Tekanan Darah : 110 / 80 mmHg

Nadi : 72x/menit

Suhu : 36,0oC

Pernafasaan : 24x/menit

Kepala

Rambut : Hitam merata

Bentuk : Normocephali, tidak ada memar dan jejas.

Ekspresi wajah: Baik

Mata

Konjungtiva : Anemis (-/-)

Sklera : Ikterik (-/-)

Kedudukan bola mata : ortoforia/ortoforia

Pupil : bulat isokor 3mm/3mm

8

Page 9: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Telinga

Selaput pendengaran : tidak dinilai

CAE : lapang, sekret -/-

Penyumbatan : -/-

Serumen : +/+

Perdarahan : -/-

Mulut

Bibir : Sianosis (-) luka (-)

Lidah : Oral higiene baik

Uvula : Simetris, letak di tengah

Tonsil : T1-T1

Leher

Trakhea terletak ditengah

Tidak teraba benjolan/KGB yang membesar

Kelenjar Tiroid: tidak teraba membesar

Kelenjar Limfe: tidak teraba membesar

Thoraks

Paru – Paru

Inspeksi : Gerak dada simetris

9

Page 10: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Palpasi : Tidak di lakukan pemeriksaan

Perkusi : Tidak dilakukan pemeriksaan

Auskultasi: Suara napas vesikular, ronkhi-/- wheezing -/-

Jantung

Inspeksi : Tidak di lakukan pemeriksaan

Palpasi : Tidak di lakukan pemeriksaan

Perkusi : Tidak di lakukan pemeriksaan

Auskultasi : Bunyi jantung I-II reguler, Gallop (-), Murmur (-).

Abdomen

Inspeksi : Datar, simetris, dilatasi vena (-)

Palpasi : Dinding perut : supel, nyeri tekan (-)

Hati : tidak dilakukan pemeriksaan

Limpa : tidak dilakukan pemeriksaan

Ginjal : tidak dilakukan pemeriksaan

Perkusi : Timpani di keempat kuadran abdomen

Auskultasi : bising usus (+) normal

Ekstremitas

Akral teraba hangat pada keempat ekstremitas

Oedem (-)

10

Page 11: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

IV. STATUS NEUROLOGIS

Kesadaran : Compos Mentis

Gerakan Abnormal : Resting tremor pada kedua tangan (+)

N.I ( Olfaktorius )

Subjektif Tidak Dilakukan

N. II ( Optikus )

Tajam penglihatan Normal Normal

Lapang penglihatan Normal Normal

Melihat warna Tidak Dilakukan Tidak Dilakukan

Ukuran Isokor, D 3mm Isokor, D 3mm

Fundus Okuli Tidak dilakukan

N.III, IV, VI ( Okulomotorik, Trochlearis, Abduscen )

Nistagmus - -

Pergerakan bola mata Baik ke

segala

arah

Baik ke

segala

arah

Kedudukan bola mata Ortofori

a

Ortoforia

Reflek Cahaya Langsung & Tidak Langsung + +

Diplopia - -

N.V (Trigeminus)

Membuka mulut +

Menggerakan Rahang +

11

Page 12: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Oftalmikus +

Maxillaris +

Mandibularis +

N. VII ( Fasialis )

Perasaan lidah ( 2/3 anterior ) Tidak Dilakukan

Motorik Oksipitofrontalis Baik Baik

Motorik Orbikularisokuli Baik Baik

Motorik Orbikularisoris Baik Baik

N.VIII ( Vestibulokoklearis )

Tes pendengaran Tidak dilakukan

Tes Keseimbangan Tidak dilakukan

N. IX,X ( Vagus )

Perasaan Lidah ( 1/3 belakang ) Tidak Dilakukan

Refleks Menelan Tidak Dilakukan

Refleks Muntah Tidak Dilakukan

N.XI (Assesorius)

Mengangkat bahu Tidak ada kelainan

Menoleh Tidak ada kelainan

N.XII ( Hipoglosus )

Pergerakan Lidah Baik

12

Page 13: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Disatria -

Sistem Motorik Tubuh

Ekstremitas Atas Kanan Kiri

Postur Tubuh Fleksi jari tangan (+) Fleksi jari tangan (+)

Atrofi Otot Eutrofik Eutrofik

Tonus Otot Jari tangan dan

pergelangan tangan

Rigiditas (+)

Jari tangan dan

pergelangan tangan

Rigiditas (+)

Gerak involunter (+) (+)

Ekstremitas Bawah Kanan Kiri

Postur Tubuh Baik Baik

Atrofi Otot Eutrofik Eutrofik

Tonus Otot Pergelangan kaki

Rigiditas (+)

Pergelangan kaki

Rigiditas(+)

Gerak involunter (-) (-)

o Kekuatan motorik : Tidak ada paresis motorik

Refleks

13

Pemeriksaan Kanan Kiri

Refleks Fisiologis

Bisep + +

Trisep + +

Patela + +

Achiles + +

Pemeriksaan Kanan Kiri

Refleks Patologis

Babinski

Chaddok

-

-

-

-

Oppenheim

Gordon

-

-

-

-

Klonus - -

Hoffman Tromer - -

Page 14: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Tes Sensorik (sentuhan)

Regio Kanan Kiri

Brachii Baik Baik

Antebrachii Baik Baik

Femoralis Baik Baik

Gerakan Involunter

Resting tremor (+) pada kedua tangan (getaran berkurang saat pasien diminta

untuk memegang palu)

Keseimbangan dan koordinasi

Hasil

Tes disdiadokinesis Tidak terdapat kelainan

Tes tunjuk hidung dan jari Tidak terdapat kelainan

Tes Romberg Tidak terdapat kelainan

Tes tandem gait Tidak terdapat kelainan

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Anjuran lab darah lengkap

14

Page 15: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

VI. RESUME

Pasien seorang perempuan usia 59 tahun datang ke Poliklinik Neurologi

RSUD Budhi Asih pada tanggal 15 September 2015 pukul 10.30 WIB dengan

keluhan kedua tangan gemetar yang dirasa semakin memberat sejak ± 1 tahun

sebelum masuk Rumah Sakit. Ini merupakan kunjungan ke poli yang kedua kali,

setelah sebelumnya datang pada tanggal 2 September 2015. Awalnya tangan

terasa kaku dan nyeri kemudian mulai bergetar keluhan yang dirasakan semakin

memberat. Satu bulan kemudian, tangan kiri terasa nyeri dan kaku serta mulai

gemetar juga tanpa disadari oleh pasien. Gemetar pada tangan dirasa makin hebat

ketika tangan sedang tidak beraktifitas. Pasien mengeluh pegal pada daerah lutut

kiri sejak 6 bulan SMRS dan diikuti rasa pegal pada kaki kanan, kemudian kaki

terasa berat sehingga menjadi sulit berjalan. Pasien pernah konsumsi jamu pegal

linu untuk mengatasi keluhannya. Riwayat konjungtivitis OD pada tahun 2012.

Pemeriksaan Fisik : Compos Mentis, TD:110/80, Nadi : 72 x, Suhu: 36 derajat

celcius RR:24x. Pemeriksaan Neurologis: Motorik: Resting Tremor (+) pada

ekstremitas atas kanan dan kiri, dan Rigiditas (+) pada pergelangan tangan kanan

dan kiri, jari-jari tangan kanan dan kiri, serta pada pergelangan kaki kanan dan

kiri.

VII. DIAGNOSIS

Diagnosis klinis : Resting Tremor, Bradikinesia, Rigiditas

Diagnosis etiologi : Parkinson’s Syndrome

Diagnosis topis : Substansia Nigra

Diagnosis patologis : Degeneratif

VIII. TERAPI

1. Non Medikamentosa

15

Page 16: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

- Edukasi. Pasien diberi pemahaman mengenai penyakitnya,

pentingnya meminum obat teratur, dan menghindari jatuh.

- Latihan fisik seperti latihan kebugaran, melemaskan otot, cara

berjalan, latihan keseimbangan.

- Dukungan dari keluarga dan masyarakat agar pasien mendapat

dukungan fisik dan psikis.

2. Medikamentosa

- Kombinasi Levodopa dan Benserazide 3x1 tab

- Trihexyphenidyl 2x2mg

- Asam Folat 1x1

IX. PROGNOSIS

Ad Vitam : Ad Bonam

Ad Functionam : Dubia Ad Malam

Ad Sanationam : Dubia Ad Malam

ANALISA KASUS

16

Page 17: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Pasien seorang wanita berusia 63 tahun datang dengan keluhan gemetar

pada kedua tangan, serta datang dengan cara berjalan yang lambat dan langkah

kecil-kecil dan agak membungkuk. Dari inspeksi dapat mengarahkan

kemungkinan diagnosis Parkinson’s syndrome.

Berdasarkan usia pasien (63 tahun) dapat dilihat bahwa pasien sudah

memiliki faktor risiko untuk terkena penyakit neurodegeneratif seperti Parkinson.

Prevalensi penderita Parkinson lebih banyak pada usia 40-70 tahun dan jarang

timbul pada usia kurang dari 30 tahun.(1)

Keluhan gemetar pada kedua tangan dirasakan pasien sudah selama 1

tahun. Pada awalnya ditangan kanan, kemudian gemetar di tangan kiri dirasakan

satu bulan setelahnya. Pada hasil pemeriksaan, tremor timbul dan kemudian

hilang saat pasien diminta untuk memegang suatu benda, hal ini disebut dengan

tremor saat istirahat (Resting Tremor). Resting tremor merupakan gejala pada

pertama pada Parkinson’s syndrome dan bermula pada satu tangan kemudian

meluas pada tungkai sisi yang sama. Pada stadium lanjut, resting tremor dapat

timbul pada kepala, bibir, dan lidah. Selain itu bentuk gerakan khas dari resting

tremor pada parkinson dikenal dengan pill-rolling, yaitu seperti menggulung pil

atau menghitung uang logam. Frekuensi tremor berkisar antara 4-7 gerakan per

detik dan terutama timbul pada keadaan istirahat dan berkurang bila ekstremitas

digerakkan. Resting tremor akan bertambah pada keadaan emosi dan hilang pada

waktu tidur.(4)

Resting tremor adalah tremor yang timbul pada bagian tubuh yang

sepenuhnya ditopang melawan gravitasi dan tidak ada kontraksi otot volunter,

contohnya tangan yang diletakkan di pangkuan.(1)

Pada hasil pemeriksaan pasien ini, terdapat rigiditas pada pergelangan dan

jari-jari tangan kanan dan kiri, serta pada pergelangan kaki kanan dan kiri. Ketika

digerakkan fleksi dan ekstensi, terdapat kekakuan ketika digerakkan, dan pasien

tidak merasa nyeri. Rigiditas, atau adanya tahanan gerakan pasif pada persendian

17

Page 18: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

merupakan salah satu gejala dari Parkinson’s syndrome yang disebabkan oleh

peningkatan tonus otot secara involunter yang melibatkan seluruh kelompok otot,

yaitu otot-otot tubuh maupun anggota gerak, baik fleksor maupun ekstensor.(5)

Pasien juga mengeluh kaki terasa kaku dan pegal sehingga menyebabkan

kesulitan saat berjalan. Pada hasil observasi cara berjalan tampak lambat dengan

langkah kecil-kecil dan agak membungkuk. Cara berjalan ini dikenal dengan

istilah Parkinsonian Gait, yang disebabkan oleh bradikinesia atau perlambatan

dari gerak volunter. Karakteristik dari Parkinsonian Gait adalah langkah lambat,

kecil-kecil dan agak diseret dengan postur membungkuk, serta tangan cenderung

fleksi dikarenakan hilangnya gerakan ayunan tangan yang normalnya ada ketika

berjalan, serta sulit memulai, dan sulit berhenti ketika sedang berjalan. Ketika

pasien diminta untuk menulis di atas kertas dengan menggunakan tangan

dominannya yaitu tangan kanan, tulisan terlihat kecil-kecil dan rapat dan sulit

dibaca (mikrografia). Ekspresi wajah pada pasien ini masih baik, dimana tidak

tampak kelainan wajah yang umum pada parkinson yaitu muka topeng (masklike

face) dengan ciri-ciri berkurangnya ekspresi wajah, kedipan mata berkurang, dan

keluarnya ludah secara spontan.(6)

Keluhan tremor saat istirahat yang dirasakan pasien ini semakin memberat

dan hebat dari saat muncul gejala pertamakali pada 1 tahun yang lalu. Selain itu

gerakan pasien ketika berjalan juga semakin berat sejak 6 bulan yang lalu. Hal ini

menandakan gejala-gejala ini semakin buruk yang merupakan ciri dan Parkinson’s

Syndrome yang bersifat progresif.

Pada pasien Parkinson’s syndrome dapat ditemukan refleks postural yang

hilang. Tetapi berdasarkan hasil anamnesa pada pasien ini tidak terdapat adanya

instabilitas postural, dimana berdasarkan kriteria Hoehn dan Yahr, gejala

instabilitas postural belum timbul pada stadium awal. Instabilitas postural

disebabkan kegagalan integrasi dari saraf proprioseptif dan labirin dan sebagian

kecil impuls dari mata, pada level talamus dan ganglia basalis yang akan

18

Page 19: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

mengganggu kewaspadaan posisi tubuh. Keadaan ini yang menyebabkan pasien

mudah terjatuh.

Gejala yang dialami pasien meliputi tremor, rigiditas, dan bradikinesia

disebabkan oleh disfungsi dari Ganglia Basalis. Ganglia basalis memiliki peran

dalam mengontrol gerakan diseluruh tubuh dengan cara memodifikasi aktifitas

jalur motorik yang sedang berjalan. Secara khusus, ganglia basalis penting dalam

menghambat tonus otot di seluruh tubuh (tonus otot yang sesuai normalnya

dipertahankan oleh keseimbangan antara input eksitatorik dan inhibitorik ke

neuron-neuron yang mempersyarafi otot rangka). Selain itu ganglia basal

berfungsi untuk memilih dan mempertahankan aktivitas motorik yang bertujuan

dan menahan pola gerakan yang tidak diinginkan, serta berperan dalam koordinasi

kontraksi otot yang bersifat lambat yang menetap, terutama yang berkaitan dengan

postur dan penopangan. Pada penyakit Parkinson, disfungsi ganglia basalis

disebabkan oleh defisiansi dopamin, suatu neurotransmitter penting di ganglia

basalis.(7)

Secara umum dapat dikatakan bahwa penyakit Parkinson terjadi karena

penurunan kadar dopamin akibat kematian neuron di substansia nigra pars

compacta (SNc) sebesar 40-50% yang disertai dengan inklusi sitoplasmik

eosinofilik (Lewy bodies) dengan penyebab multifaktor. Substansia nigra adalah

suatu regio kecil di otak yang terletak sedikit di atas medula spinalis. Sel-selnya

menghasilkan dopamin, neurotransmiter yang berfungsi untuk komunikasi

elektrokimia antara sel-sel neuron di otak terutama dalam mengatur pergerakan,

keseimbangan dan refleks postural. Hipotesis proses patologi yang mendasari

proses degenerasi neuron SNc adalah stres oksidatif. Stres oksidatif menyebabkan

terbentuknya formasi oksiradikal yang menumpuk akan menyebabkan kematian

sel-sel SNc. Selain dopamin, asetilkolin juga merupakan neurotransmiter yang

berperan dalam timbulnya gejala kardinal gangguan motorik. Pada Parkinson

idiopatik, keseimbangan dari kedua neurotransmiter yang bersifat antagonis ini

terganggu akibat menurunnya kadar dopamin.(8)

19

Page 20: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

Diagnosa dari Parkinson’s syndrome dapat ditegakkan dengan

menggunakan kriteria diagnosis Hughes, dimana pada pasien ini masuk ke dalam

kriteria Definite yaitu terdapat kombinasi tiga dari empat gejala atau dua gejala

dengan satu gejala lain yang tidak simetris. Pada pasien ini ditemukan kombinasi

dari tiga gejala yaitu tremor, rigiditas, dan bradikinesia

Berdasarkan kriteria Hoehn dan Yahr, perjalanan penyakit yang dialami

pasien ini masuk kedalam stadium II, dimana terdapat tremor dan kekakuan pada

kedua ekstremitas kanan dan kiri, serta gangguan dari sikap dan cara berjalan

yang menjadi lambat, agak terseret dengan langkah kecil-kecil. Tetapi pasien

masih bisa berjalan dan masih bisa melakukan aktifitas secara mandiri. Pada

pasien juga tidak terdapat gangguan non-motorik berdasarkan dari hasil anamnesa

pasien yaitu tidak adanya gangguan tidur, dan gangguan gastrointestinal.

Pasien disarankan untuk menjalani terapi rehabilitasi medik agar tidak

kehilangan kemampuan aktifitas fungsional sehari-hari. Latihan yang diperlukan

penderita mulai dari fisioterapi, terapi okupasi dan psikoterapi untuk

meminimalkan disabilitas fungsional dan menghambat progresifitas penyakit.

Pada pasien ini diberikan terapi kombinasi dari dopaminergik dan

dekarboksilase inhibitor yaitu Levodopa dan Benserazid dengan dosis 50/100mg

per hari. Levodopa akan masuk melewati blood-brain-barrier, masuk ke otak dan

berubah menjadi dopamin. Levodopa cepat mengalami dekarboksilasi sehingga

hanya sedikit obat yang dapat melewati sawar darah otak, karena itu biasanya

dikombinasi dengan beserazide. Benserazide adalah suatu inhibitor dekarboksilase

perifer (yang tidak melewati sawar darah otak) yang akan menghambat

biotransformasi levodopa menjadi dopamin di perifer, meningkatkan jumlah

levodopa yang mencapai sawar darah otak, sehingga kerja levodopa lebih efektif.

Selain itu terapi kombinasi ini juga mengurangi efek fluktuasi yang sering

ditimbulkan levodopa yang dikenal dengan fenomena on-off.

Pasien dengan terapi levodopa harus selalu dilakukan pemantauan untuk

penyesuaian dosis, maupun apakah dibutuhkan obat-obatan lain seperti Dopamin

20

Page 21: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

agonis, MAOB inhibitor, COMT inhibitor, atau Dopa-dekarboksilase inhibitor

yang akan menaikkan kadar dopamin dan membuat terapi Levodopa semakin

meningkat efeknya. Efek samping pada pemberian Levodopa jangka panjang ialah

munculnya diskinesia atau gerakan involunter yang tidak dikehendaki seperti

korea, mioklonus, distonia, akatisia). Gejala ini muncul bila kadar dopamin sudah

lebih tinggi dibanding asetilkolin.(3)

Pemberian antikolinergik yaitu Triheksifenidil (THP) dengan dosis 3-15

mg per hari bertujuan untuk menurunkan asetilkolin sehingga kadar dopamin dan

asetilkolin menjadi seimbang, sehingga akan mengurangi gejala tremor. Efek

samping obat ini antara lain mulut kering, dan mata kabur.

Pemberian asam folat digunakan untuk penatalaksanaan dari

hiperhomosisteinemia yang terjadi oleh karena metilasi levodopa dan dopamin

oleh COMT yang menghasilkan S-adenohomosistein yang diubah menjadi

homosistein. Homosistein meningkat 32-88% dibandingkan dengan pasien yang

tidak menggunakan levodopa. Dapat diberikan asam folat dengan dosis 5 mg

perhari.(3)

DAFTAR PUSTAKA

21

Page 22: Case Parkinson's Syndrome (Andriany Chairunnisa - 03011026)

1. Joesoef A, Agoes A, Purnomo H, et al. Konsensus Tatalaksana Penyakit

Parkinson. Kelompok Studi Movement Disorder PERDOSSI.

Jakarta:2001.p.1-13

2. Siderowf A, Stern M. Update on Parkinson Disease. Annals of Internal

Medicine, 2003;vol138.p.651-9

3. Sjahrir H, Nasution D, Gofir A. Parkinson’s Disease & Other Movement

Disorders. Pustaka Cedekia Press. Medan. 2007.p. 4-53.

4. Alarcon, F, Zijlmans JCM, Duerias G, Cevallos N. (2004). Post-Stroke

Movement Disorders : report of 65 patients. J. NeurolNeurosurg

Psychiatry (75) : 1568-1574.

5. Aminoff M, Greenberg D, Simon R. Clinical Neurology. 6th Ed.

Lange:2015. P.233-47

6. Jankovic J. Parkinson’s disease: clinical features and diagnosis. J

Neurosurg Psychiatry 2008;79:p.368-76.

7. Sherwood L. Fisiologi Manusia: Dari Sel Ke Sistem. 2nd edition. Jakarta:

EGC; 2001. P.166-7

22