readi.doc

60
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Keluarga merupakan kumpulan suatu yang memiliki hubungan darah, ikatan perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing- masing individu memiliki perannya masing-masing. Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja meliputi perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan. Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian, yakni: emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan norma-norma antara orang tua dan remaja). Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang dianggap penting 1

Upload: tjandra-riady-putra

Post on 21-Dec-2015

242 views

Category:

Documents


11 download

TRANSCRIPT

Page 1: READI.doc

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keluarga merupakan kumpulan suatu yang memiliki hubungan darah, ikatan

perkawinan,dan adopsi serta tinggal dalam satu rumah tangga, saling berinteraksi satu

sama lain dan saling ketergantungan. Dalam keluarga biasanya terdiri dari orang tua

yaitu ayah dan ibunya, serta anak-anaknya, dan masing- masing individu memiliki

perannya masing-masing. Tantangan utama bagi keluarga dengan anak remaja

meliputi perubahan perkembangan yang dialami oleh remaja dalam batasan

perubahan kognitif, pembentukan identitas, dan pembentukan biologis, serta konflik-

konflik dan krisis yang didasarkan perkembangan.

Ada tiga aspek proses perkembangan remaja yang menyita banyak perhatian,

yakni: emasipasi (otonomi yang meningkat), budaya orang muda (perkembangan

hubungan teman sebaya), kesenjangan antara generasi (perbedaan nilai-nilai dan

norma-norma antara orang tua dan remaja).

Banyak masalah yang sering timbul pada keluarga dengan tahap perkembangan

anak remaja karena pada tahap ini, anak berusaha mencari identitas diri, sehingga

mereka sering membantah orang tuanya, karena mulai mempunyai pendapat sendiri,

cita-cita dan nilai-nilai sendiri yang berbeda dengan orang tuanya. Orang yang

dianggap penting pada usia ini adalah teman sebaya, mereka berusaha untuk

mengikuti pendapat dan gaya teman-temannya karena dianggap memilki kesamaan

dengan dirinya, sehingga pada usia ini sering terlibat dalam geng-geng.

Masalah lain yang sering mengganggu anak remaja adalah masalah yang

berkaitan dengan organ reproduksi (seksual). Mereka memiliki dorongan untuk

pemuasan seksual. Oleh karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk

khayalan, membaca buku atau menonton film porno. Peran perawat dalam asuhan

keperawatan keluarga dengan tahap anak usia remaja adalah membantu keluarga

untuk menyelesaikan masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan

keluarga melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga, sehingga

1

Page 2: READI.doc

keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri, dan masalah

yang timbul bisa teratasi.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan umum

Mahasiswa dapat memahami konsep dasar keluarga dengan tahap

perkembangan usia remaja dan asuhan keperawatan pada keluarga dengan tahap

perkembangan usia remaja.

2. Tujuan khusus

Adapun tujuan khusus penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

a. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami konsep dasar keluarga dengan

tahap perkembangan usia remaja

b. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami asuhan keperawatan pada

keluarga dengan tahap perkembangan usia remaja

c. Metode penulisan Dalam pembuatan makalah ini tim penulis menggunakan

metode deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data-data yang diambil dari

sumber buku perpustakaan dan internet, diskusi kelompok, serta konsultasi

dengan dosen pembimbing.

d. Sistematika Penulisan Makalah ini disusun berdasarkan sistematika penulisan

dalam 4 BAB

2

Page 3: READI.doc

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adaptasi, dan kelahiran yang bertujuan untuk menciptakan dan

mempertahankan budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental,

dan emosional serta sosial individu- individu yang ada didalamnya dilihat dari

interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan hubungan

untuk mencapai tujuan umum ( Duval 1972, dalam Ali 1999, hal. 4 ).

Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan

darah perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga berinteraksi satu dengan

yang lainnya dalam peran dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya

( Bailon dan Magloya 1989, dalam Ali 1999, hal. 5 ).

2. Tipe Keluarga

a. Menurut Friedman (1986,dalam Ali, 1999, hal.8 ) terdapat 8 tipe keluarga :

1) Nuclear family Suatu keluarga yang terdiri dari orang tua dan anak yang

masih menjadi tanggungannya dan tinggal dalam satu rumah terpisah dari

sanak keluarga lainnya.

2) Extended family (keluarga besar) yakni satu keluarga yang terdiri dari satu

atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang

satu sama lainnya.

3) Single parent family Yakni satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala

keluarga dan hidup bersama dengan anak- anak yang masih bergantung

padanya.

4) Nuclear dyatd Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa

anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.

3

Page 4: READI.doc

5) Reconti tuened atau blended family Yakni suatu keluarga yang terbentuk dari

perkawinan pasangan yang masing-masing pernah menikah dan masing-

masing membawa anak hasil perkawinan terdahulu.

6) Three generation family Yakni keluarga yang terdiri dari tiga generasi yaitu

kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu rumah.

7) Single adult living alone Yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri dari

seorang dewasa yang hidup dalam rumahnya.

8) Midle age atau ederly couple Yakni keluarga yang terdiri dari sepasang suami

istri usia pertengahan.

b. Marilyn M. Friedmen (1998, dalam Ali, 1999, hal.9 ) Tipe keluarga :

1) Keluarga inti (konjugal) Adalah keluarga yang menikah sebagai orang tua,

atau pemberi nafkah. Keluarga inti terdiri dari suami, istri, dan anak (anak

kandung, anak adopsi).

2) Keluarga orientasi (keluarga asal) Adalah unit keluarga yang didalamnya

seseorang dilahirkan.

3) Keluarga besar Adalah keluarga inti dan orang- orang yang berhubungan

(oleh darah), yang paling lazim terjadi anggota keluarga, orientasi yaitu salah

satu teman keluarga inti, sanak keluarga, kakak, nenek, tante, paman dan

sepupu

3. Tugas Keluarga Di Bidang Kesehatan

Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga mempunyai tugas

di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan meliputi (Suprajitno

2004, hal 17 ) :

a. Mengenal masalah kesehatan keluarga

Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan

karena tanpa kesehatan, segala sesuatu tidak akan berarti dan karena

kesehatanlah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis.

Orang tua perlu mengenal keadaan kesehatan dan perubahan- perubahan yang

dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil apapun yang dialami anggota

keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang tua/keluarga. Apabila

4

Page 5: READI.doc

menyadari adaanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan terjadinya,

perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.

b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga

Tugas ini merupakan upaya keluarga yang utama untuk mencari

pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan pertimbangan

siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk

menentukan tindakan keluarga. Tindakan keehatan yang dilakukan oleh

keluarga diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau

bahkan teratasi. Jika keluarga mempunyai keterbatasan dapat meminta

bantuan kepada orang dilingkungan tinggal keluarga agar memperoleh

bantuan.

c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan

Sering kali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi

keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri.

Jika demikian, anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan perlu

memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih parah

tidak terjadi. Perawatan dapat dilakukan diinstitusi pelayanan kesehatan atau

dirumah apabila keluarga telah memiliki kemampuan melakukan tindakan

untuk pertolongan pertama.

d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.

1). Pengetuhan tentang sumber yang dimiliki sekitar rumah

2). Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan manfaatnya

3). Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara lingkungan rumah yang

menunjang kesehatan.

e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.

Menurut Effendi (1998), pada keluarga tertentu bila ada anggota

kelurga yang sakit jarang dibawa kepuskesmas tapi ke mantra atau dukun.

5

Page 6: READI.doc

Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam memanfaatkan sarana

kesehatan perlu dikaji tentang :

1). Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan keluarga yang dapat

dijangkau keluarga

2). Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan

3). Kepercayaan keluarga terhadapat fasilitas kesehatan yang ada

4). Apakah fasilitas kesehatan dapat dijangkau oleh keluarga. Tenaga kesehatan

dapat menjadi hambtan dalam usaha keluarga dalam memanfaatkan

fasilitas kesehatan yang ad. Hambatan yang biasa muncul terutama

komunikasi (bahasa) yang kurang dimengerti oleh keluarga ketika

berhadapan dengan petugas kesehatan.

4. Fungsi Keluarga Friedman (dalam Ali, 1999, hal.14) mengemukakan ada 5 fungsi

keluarga yaitu:

a. Fungsi afektif

Yaitu yang berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan

dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan

psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran dirinya yang positif,

peranan yang dimiliki dengan baik dan penuh rasa kasih sayang.

b. Fungsi sosialisasi

Yaitu proses perkembangan dan perubahan yang dimulai individu yang

menghasilkan interaksi sosial dan melaksanakan perannya dalam lingkungan

sosial. Keluarga merupakan tempat individu melaksanakan sosialisasi dimana

anggota keluarga belajar disiplin, norma budaya, perilaku, melalui interaksi

dalam keluarga selanjutnya individu maupun berperan didalam masyarakat.

6

Page 7: READI.doc

c. Fungsi reproduksi

Yaitu fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah

sumber daya manusia.

d. Fungsi ekonomi

Yaitu fungsi memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan, pakaian,

perumahan, dan lain-lain.

e. Fungsi perawatan keluarga

Yaitu keluarga menyediakan makanan, pakaian, pelindungan, dan

asuhan kesehatan/ keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan

asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi status

kesehatan keluarga dan individu.

5. Peran Perawat Keluarga

Perawatan kesehatan keluarga adalah pelayanan kesehatan yang

ditujukan pada keluarga sebagai unti pelayanan untuk mewujudkan

keluarga sehat. Fungsi perawat membantu keluarga untuk menyelesaikan

masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga

melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Peran perawat

dalam melakukan perawatan kesehatan keluarga adalah sebagai berikut :

a. Pendidik Perawat perlu melakukan pendidikan kesehatan keluarga agar :

1). Keluarga dapat melakukan program asuhan kesehatan secara mandiri.

2). Bertanggung jawab terhadap masalah kesehatan keluarga

b. Koordinator

7

Page 8: READI.doc

Koordinasi diperlukan pada perawatan agar pelayanan komperhensif

dapat dicapai. Koordianasi juga diperlukan untuk mengatur program

kegiatan atau terapi dari berbagai disiplin ilmu agar tidak terjadi

tumpang tindih dan pengulangan.

c. Pelaksana

Perawat dapat memberikan perawatan langsung kepada klien dan

keluarga dengan menggunakan metode keperawatan.

d. Pengawas kesehatan

Sebagai pengawas kesehatan harus melaksanakan hime visit yang

teratur untuk mengidentifikasi dan melakukan pengkajian tentang

kesehatan keluarga.

e. Konsultan

Perawat sebagai narasumber bagi keluarga dalam mengatasi masalah

kesehatan. Agar keluarga mau meminta nasehat kepada perawat,

hubungan perawat dan klien harus terbina dengan baik , kemampuan

perawat dalam menyampaikan informasi yang disampaikan secara

terbuka dapat dipercaya

f. Kolaborasi

Bekerja sama dengan pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan

anggota tim kesehatan lain untuk mencapai kesehatan keluarga yang

optimal.

g. Fasilisator

Membantu keluarga dalam menghadapi kendala seperti masalah

sosial ekonomi, sehingga perawat harus mengetahui sistem pelayanan

kesehatan seperti rujukan dan penggunaan dana sehat

8

Page 9: READI.doc

h. Penemu kasus

Menemukan dan mengidentifikasi masalah secar dini di masyrakat

sehingga menghindari dari ledakan kasus atau wabah

i. Modifikasi lingkungan

Mampu mmemodifikasi lingkungan baik lingkungan rumah maupun

masyarakat agar tercipta lingkungan sehat.

B. Konsep Perkembangan Anak Usia Remaja

1. Pengertian

Ketika anak pertama melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus

kehidupan keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,

meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan keluarga

lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal dirumah hingga berumur

19 atau 20 tahun ( Friedman, 1998, hal. 124).

Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak

berusia 19-20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi

dilematis, mengingat anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap

orang tua dibandingkan dengan teman sebayanya. Pada tahapan ini

seringkali ditemukan perbedaan pendapat antara orang tua dan anak

remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan berdampak pada hubungan

selanjutnya. ( diadaptasi dari Duval, dalam Setiawati & Dermawan, 2008, hal.

20).

Tahap ini dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan

biasanya berakhir sampai pada usia 19 sampai 20 tahun, pada saat anak

meninggalkan rumah orang tuanya. Tujuan keluarga adalah melepas anak

remaja dan memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa ( Mubarak, 2009, hal. 89 ).

9

Page 10: READI.doc

Berlangsung di usia 13-19 tahun (selama 6-7 tahun). Metamorfosis:

pergeseran yang luar biasa pada pola-pola hubungan antar generasi,

pergeseran dimulai dengan kematangan fisik remaja, sejalan dengan peran

orangtua memasuki pertengahan hidup (Preto, 1988, dalam

perawatindonesia.org, 2010).

2. Peran, Tanggung Jawab, dan Masalah Orang Tua

Tidak perlu dikatakan bahwa orang tua mengasuh remaja

merupakan tugas paling sulit saat ini. Namun demikian, orang tua perlu

tetap tegar menghadapi ujian batas- batas yang tidak masuk akal tersebut,

yang telah terbentuk dalam keluarga ketika keluarga mengalami proses

”melepaskan”. Duvall (1977) juga mengidentifikasi tugas- tugas

perkembangan yang penting karena masa ini yang menyelaraskan

kebebasan dengan bertanggung jawab ketika remaja menjadi matang dan

mengatur diri mereka sendiri. Friedman (1957) juga mendefinisikan bahwa

tugas orang tua selama tahap ini adalah belajar menerima penolakan tanpa

meninggalkan anak ( Friedman, 1988, hal. 125 ).

Ketika orang tua menerima remaja apa adanya, dengan segala

kelemahan dan kelebihan mereka, dan ketika mereka menerima sejumlah

peran mereka pada tahap perkembangan ini tanpa konflik atau sensitivitas

yang tidak pantas, mereka membentuk pola untuk semacam menerima diri

yang sama. Hubungan antara orang tua dan remaja seharusnya lebih mulus

bila orang tua merasa produktif, puas, dan dapat mengendalikan kehidupan

mereka sendiri ( Kidwell et al, 1983) dan orang tua/ keluarga berfungsi

secara fleksibel (Preto, 1988, dalam Friedman, 1988, hal. 125 ).

10

Page 11: READI.doc

Schultz (1972) dan lain-lain telah mengungkapkan pandangan

mereka bahwa kompleksitas kehidupan mereka yang meningkat telah

membuat peran orang tua tidak jelas. Orang tua merasa berkompetensi

dengan berbagai kekuatan sosial dan institusi mulai dari otoritas sekolah

dan konselor hingga keluarga berencana dan seks pra nikah dan pilihan

kumpul kebo. Faktor- faktor lain menambah pengaruh mereka yang

semakin berkurang tersebut. Karena adanya spesialisasi jabatan profesi,

orang tua tidak lagi bisa membantu anak- anak mereka dengan rencana-

rencana untuk bekerja. Mobilitas penduduk dan kurangnya hubungan

orang dewasa yang kontinu bagi remaja dan orang tua, selain

ketidakmampuan banyak orang tua untuk mendiskusikan masalah- maslah

pribadi, seks, dan masalah-masalah yang berkaitan dengan obat- obatan

secara terbuka dan tidak menghakimi bersama anak-anak mereka

memberikan kontribusi pada masalah- masalah orang tua-remaja

( Friedman, 1988, hal. 125 ).

3. Tugas Perkembangan Keluarga

11

Page 12: READI.doc

Tugas perkembangan yang pertama dan utama adalah

menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika remaja matur

dan semakin mandiri. Orang tua harus mengubah hubungan mereka dengan

remaja putri atau putranya secara progresif dari hubungan dependen yang

dibentuk sebelumnya kearah suatu hubungan yang makin mandiri.

Pergeseran yang terjadi dalam hubungan anak dan orang tua ini salah satu

hubungan khas yang penuh dengan konflik-konflik sepanjang jalan

( Friedman, 1998, hal. 126). Agar keluarga dapat beradaptasi dengan sukses

selama tahap ini, semua anggota keluarga, khususnya orang tua, harus

membuat “perubahan sistem” utama yaitu, membentuk peran-peran dan

norma- norma baru dan “membiarkan” remaja. Kidwell dan kawan-kawan

(1983) meringkas perubahan yang diperlukan ini “secara paradoks sistem

keluarga yang dapat membiarkan anggotanya adalah sistem yang akan

bertahan dan menghasil sistem itu sendiri secara efektif pada generasi-

generasi berikutnya” ( Friedman, 1998, hal. 126).

Menyangkut tiga tahap terakhir, hubungan perkawinan juga

merupakan pusat perhatian. Tugas perkembangan keluarga yang kedua bagi

pasangan suami istri adalah memfokuskan kembali hubungan perkawinan

(Willson, 1988). Banyak sekali pasangan suami istri yang telah begitu terikat

dengan berbagai tanggung jawab sebagai orang tua sehingga perkawinan

tidak lagi memainkan suatu peran utama dalam kehidupan mereka. suami

biasanya menghabiskan banyak waktu diluar rumah, karena bekerja dan

melanjutkan karirnya, sementara itu, istrinya juga bekerja sementara

mencoba meneruskan pekerjaan-pekerjaan rumah tangga dan tanggung

jawab sebagai orang tua. Dalam situasi seperti ini, hanya tersisa sedikit

waktu dan energy untuk hubungan perkawinan ( Friedman, 1998, hal. 126).

12

Page 13: READI.doc

Tugas perkembangan keluarga yang ketiga yang mendesak adalah

untuk para anggota keluarga, khususnya orang tua dan remaja, untuk

berkomunikasi secara terbuka. Karena adanya kesenjangan antara generasi,

komunikasi terbuka seringkali hanya merupakan suatu cita- cita, bukan

suatu realita. Orang tua yang berasal dari keluarga dengan berbagai

masalah terbukti seringkali menolak dan memisahkan diri dari anak mereka

paling tua, sehingga mengurangi saluran-saluran komunikasi terbuka yang

mungkin telah ada sebelumnya ( Friedman, 1998, hal. 126).

Mempertahankan etika dan standar keluarga merupakan tugas-tugas

perkembangan keluarga lainnya (Duvall dan Miller, 1985). Meskipun

aturan-aturan dalam keluarga belum diubah, etika dan standar moral

keluarga belum tetap dipertahankan oleh orang tua. Remaja sangat sensitive

terhadap ketidakcocokan antara apa dikatakan dengan apa yang

dipraktekkan. Namun demikian, orang tua dan anak-anak dapat belajar

dari satu sama lain dalam masyarakat yang majemuk dan berubah dengan

cepat saat ini. Transformasi nilai dari kaum muda juga mentransformasikan

keluarga. Adopsi gaya hidup yang lebih bebas dan sederhana melambangkan

transformasi nilai yang mempengaruhi setiap tahap kehidupan keluarga

(Yankelowich, 1975, dalam Friedman, 1998, hal. 126).

4. Masalah-Masalah yang Terjadi Pada Keluarga dengan Tahap

Perkembangan Anak Usia Remaja

Ketidakmatangan dalam hubungan keluarga seperti yang

ditunjukkan oleh adanya pertengkaran dengan anggota-anggota

keluarga,terus menerus mengritik atau buat komentar-komentar yang

merendahkan tentang penampilan atau perilaku anggota keluarga, sering

terjadi selama tahun- tahun awal masa remaja. Pada saat ini hubungan

keluarga biasanya berada pada titik rendah.

13

Page 14: READI.doc

Hubungan keluarga yang buruk merupakan bahaya psikologis pada

setiap usia, terlebih selama masa remaja karena pada saat ini anak laki-laki

dan perempuan sangat tidak percaya pada diri sendiri dan bergantung pada

keluarga untuk memperoleh rasa aman. Yang lebih penting lagi, mereka

memerlukan bimbingan atau bantuan dalam menguasai tugas

perkembangan masa remaja. Kalau hubungan- hubungan keluarga ditandai

dengan pertentangan, perasaan- perasaan tidak aman berlangsung lama,

dan remaja kurang memiliki kesempatan untuk mengembangkan pola

perilaku yang tenang dan lebih matang. Remaja yang hubungan

keluarganya kurang baik juga dapat mengembangkan hubungan yang

buruk dengan orang-orang diluar rumah. Meskipun semua hubungan, baik

dalam masa dewasa atau dalam masa kanak-kanak, kadang-kadang tegang

namun orang ang selalu mengalami kesulitan dalam bergaul dengan orang

lain dianggap tidak matang dan kurang menyenangkan. Hal ini

menghambat penyesuaian sosial yang baik.

Masa remaja dikenal banyak orang sebagai masa yang indah dan

penuh romantika, padahal sebenarnya masa ini merupakan masa yang

penuh dengan kesukaran. Bukan hanya bagi dirinya tetapi bagi keluarga

dan lingkungan sosial. Masa ini akan membuat remaja mengalami

kebingungan disatu pihak masih anak- anak, tetapi dilain pihak harus

bertingkah laku seperti orang dewasa. Situasi ini membuat mereka dalam

kondisi konflik, sehingga akan terlihat bertingkah laku aneh, canggung dan

kalau tidak dikontrol dengan baik dapat menyebabkan kenakalan. Dalam

usahanya mencari identitas diri, mereka sering membantah orang tuanya,

karena memulai mempunyai pendapat sendiri, cita-cita dan nilai-nilai

sendiri yang berbeda dengan orang tuanya.

14

Page 15: READI.doc

Pendapat orang tua tidak lagi dapat dijadikan pegangan, meskipun

sebenarnya mereka juga belum memiliki dasar pegangan yang kuat. Orang

yang dianggap penting dalam masa ini adalah teman sebaya. Mereka

berusaha untuk mengikitu pendapat dan gaya teman-temannya karena

dianggap memiliki kesamaan dengan dirinya. Karenanya sering kali remaja

terlibat dalam geng-geng, dengan menjadi anggota geng mereka akan saling

memberi dan mendapat dukungan mental. Beberapa kasus terakhir seperti

geng-geng motor yang terlibat kegiatan merupakan bentuk dari

kecenderungan tersebut. Mereka akan berani melakukan tindakan-

tindakan kejahatan ketika dilakukan dalam kelompok dan tidak akan berani

melakukannya secara individual. Masalah lain yang sering mengganggu

anak remaja adalah masalah yang berkaitan dengan organ reproduksi

(seksual). Satu sisi mereka sudah mencapai kematangan seksual, yang

menyebabkan mereka memiliki dorongan untuk pemuasan tetapi disisi lain

kebudayaan dan norma sosial melarang pemuasan kebutuhan seksual diluar

pernikahan. Padahal untuk menikah banyak persyaratan yang harus

dipenuhi, bukan hanya kemampuan dalam melakukan hubungan seksual,

tetapi diperlukan ekonomi, kematangan, psikologi, dan sebagainya.syarat-

syarat ini sangat berat dan mungkin belum dicapai pada usia remaja. Oleh

karena itu, para remaja mencari kepuasan dalam bentuk khayalan,

membaca buku atau menonton film porno. Meskipun tingkah laku ini

sebenarnya tetap melanggar norma masyarakat, tetapi mereka

melakukannya dengan sembunyi- sembunyi.

Untuk menghadapi situasi ini orang tua harus lebih bijaksana dalam

menyikapi, cara yang tepat dilakukan adalah dengan mengurangi control

secara bertahap terhadap anaknya, sehingga mereka dapat tumbuh menjadi

diri sendiri secara bertahap sampai akhirnya dewasa.

5. Masalah-Masalah Kesehatan pada Anak Remaja

15

Page 16: READI.doc

Pada tahap ini kesehatan fisik anggota keluarga biasanya baik. Tapi

promosi kesehatan tetap menjadi hal yang penting. Faktor-faktor resiko

harus diidentifikasi dan dibicarakan dengan keluarga, seperti pentingnya

gaya hidup keluarga yang sehat mulai dari usia 35 tahun, resiko penyakit

jantung koroner meningkat dikalangan pria dan pada usia ini anggota

keluarga yang dewasa mulai merasa lebih rentan terhadap penyakit sebagai

bagian dari perubahan-perubahan perkembangan dan biasanya mereka ini

lebih menerima strategi promosi kesehatan. Sedangkan pada remaja,

kecelakaan terutama kecelakaan mobil merupakan bahaya yang amat besar,

dan patah tulang dan cedera karena atletik juga umum terjadi (Friedman,

1998, hal. 127).

Penyalahguanaan obat-obatan dan alkohol, keluarga berencana,

kehamilan yang tidak dikehendaki, dan pendidikan dan konseling seks

merupakan bidang perhatian yang relevan. Dalam mendiskusikan topik ini

dengan keluarga, perawat dapat terjebak dalam perselisihan atau masalah

antara orang tua dan kaum muda, remaja biasanya mencari pelayanan

kesehatan mencakup uji kehamilan, menggunakan obat- obatan, uji AIDS,

keluarga berencana, dan aborsi, diagnosis dan perawatan penyakit kelamin.

Agaknya telah menjadi trend yang sah bagi remaja untuk menerima

perawatan kesehatan tanpa ijin orang tua. Bila orang tua diikutsertakan

maka dilakukan wawancara terpisah sebelum mereka dikumpulkan

(Friedman, 1998, hal. 127).

Kebutuhan kesehatan yantg lain adalah dalam bidang hubungan dan

bantuan untuk memperkokoh hubungan perkawinan dan hubungan remaja

dengan orang tua. Konseling langsung yang bersifat menunjang atau mulai

rujukan ke sumber-sumber dalam komunitas untuk konseling, dan juga

pendidikan yang bersifat rekreasional, dan pelayanan lainnya mungkin

diperlukan, pendidikan promosi kesehatan umum juga diindikasikan

(Friedman, 1998, hal. 127).

16

Page 17: READI.doc

6. Peran Perawat

Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga pada

peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit

kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat- obatan terlarang,

minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu

terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak

remajanya ( Mubarak, 2009, hal. 90 ).

Peran perawat dalam peningkatan kesehatan dan pencegahan

penyakit pada tahap keluarga dengan anak remaja menurut Stanhope (1998,

Hal. 52):

a. Guru tentang faktor-faktor kesehatan

b. Guru dalam isu-isu pemecahan masalah mengenai alkohol dan merokok,

diet dan gerak badan

c. Fasilitator keterampilan interpersonal dengan anak belasan tahun

bersama orang tua

d. Penolong langsung, konsultan atau pihak yang merujuk ke sumber-

sumber kesehatan mental

e. Konsultan keluarga berencana

f. Pihak yang merujuk ke bagian penyakit yang ditularkan melalui seksual

g. Peserta dalam organisasi masyarakat untuk pengendalian penyakit.

17

Page 18: READI.doc

C. Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Tahap Perkembangan Anak Usia Remaja

Secara Teoritis

1. Pengkajian

Tahap pertama pada asuhan keperawatan keluarga, yaitu perawat melakukan

pengkajian dengan menggunakan formulir yang dapat digunakan pada semua tahap

perkembangan keluarga ( Suprajitno, 2004, hal. 37 ).

Menurut Suprajitno ( 2004, hal. 38 ) meskipun demikian perawat perlu

melakukan pengkajian fokus pada tiap perkembangan yang didasarkan oleh:

a. Dalam tiap tahap perkembangan keluarga, karakteristik keluarga akan berbeda

karena adda perubahan anggota keluarga ( dapat bertambah atau berkurang )

b. Pada tiap tahap perkembangan, keluarga mempunyai tugas perkembangan

keluarga yang harus dilakukan.

c. Pada tiap tahap perkembangan keluarga, kewajiban keluarga berbeda.

Pengkajian data fokus keluarga dengan anak usia remaja dalam Suprajitno

( 2004, hal. 37 ) meliputi:

a. Bagaimana karakteristik teman disekolah atau di lingkungan rumah

b. Bagaimana kebiasaan anak menggunakan waktu luang

c. Bagaimana perilaku anak selama dirumah

d. Bagaimana hubungan antara anak remaja dengan adiknya, dengan teman sekolah

atau bermain

e. Siapa saja yang berada dirumah selama anak remaja dirumah

f. Bagaimana prestasi anak disekolah dan prestasi apa yang pernah diperoleh anak

g. Apa kegiatan diluar rumah selain disekolah, berapa kali, berapa lama, dan

dimana

h. Apa kebiasaan anak dirumah

i. Apa fasilitas yang digunakan anak secara bersamaan atau sendiri

j. Berapa lama waktu yang disediakan orang tua untuk anak

k. Siapa yang menjadi figur bagi anak

l. Seberapa peran yang menjadi figur bagi anak

m. Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga

18

Page 19: READI.doc

2. Diagnosa

Pada tahap ini ada beberapa kegiatan yang perlu dilakukan perawat sebagai

berikut (Suprajitno, 2004, Hal. 42-47) :

a. Pengelompokan Data Kegiatan ini tidak berbeda dengan analisis dan sintesis

pada asuhan keperawatan klinik. Perawat mengelompokan data hasil pengkajian

dalam data subjektif dan objektif setiap kelompok diagnosis keperawatan.

b. Perumusan Diagnosis Keperawatan Perumusan diagnosis keperawatan dapat

diarahkan kepada sasaran individu dan atau keluarga. Kompenen diagnosis

keperawatan meliputi masalah ( problem ), penyebab ( etiologi ), dan atau tanda (

sign ). Perumusan diagnosis keperawatan keluarga menggunakan aturan yang

sudah disepakati, terdiri dari:

1) Masalah (problem, P ) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan

dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota ( individu ) keluarga

2) Penyebab ( etiologi, E ) adalah suatu pernyataan yang dapat menyebabkan

masalah dengan mengacu kepada lima tugas keluarga, yaitu mengenal

masalah, mengambil keputusan yang tepat, merawat anggota keluarga,

memelihara lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan

3) Tanda ( sign, S ) adalah sekumpulan data objektif dan data subjektif yang

diperoleh perawat dari keluarga secara langsung atau tidak yang mendukung

masalah dan penyebab. Tipologi diagnosis keperawatan keluarga dibedakan

menjadi tiga kelompok yaitu:

1) Diagnosis aktual Diagnosis aktual yaitu masalah keperawatan yang sedang

dialami oleh keluarga dan memerlukan bantuan dari perawat dengan cepat

2) Diagnosis resiko Diagnosis resiko yaitu masalah keperawatan yang belum

terjadi, tetapi tanda untuk menjadi masalah keperawatan aktual dapat terjadi

dengan cepat apabila tidak segera mendapat bantuan perawat

3) Diagnosis potensial Diagnosis potensial yaitu suatu keadaaan sejahtera dari

keluarga ketika keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan

mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat

ditingkatkan.

19

Page 20: READI.doc

Masalah keperawatan sampai saat ini masih menggunakan daftar masalah

keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika ( NANDA ) yang

meliputi masalah aktual, resiko atau resiko tinggi, dan potensial. Penyebab

merujuk pada tugas keluarga dibidang kesehatan, yaitu mengenal masalah

kesehatan, mengambil keputusan untuk tindakan, merawat anggota keluarga,

memodifikasi lingkungan, atau memanfaatkan fasilitas layanan kesehatan sesuai

data yang telah dikumpulkan dalam pengkajian. Sedang tanda dapat dituliskan

atau tidak karena telah diidentifikasi pada angkah awal.

Daftar masalah keperawatan (NANDA) yang dapat digunakan sebagai

berikut:

1) Gangguan proses keluarga

2) Gangguan pemeliharaan kesehatan

3) Perubahan kebutuhan nutrisi: kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh

4) Gangguan peran menjadi orang tua

5) Gangguan pola eliminasi

6) Kondisi sanitasi yang tidak memenuhi syarat kesehatan

7) Gangguan penampilan peran

8) Gangguan pola seksual

9) Ketidakmampuan antisipasi dukungan berkepanjangan

10) Konflik pengambilan keputusan

11) Adaptasi kedukaan yang tidak fungsional

12) Potensial berkembanganya koping keluarga

13) Koping keluarga tidak efektif

14) Gangguan manajemen pemeliharaan rumah

15) Hambatan intraksi sosial

16) Defisit pengetahuan

17) Konflik peran keluarga

18) Resiko perubahan peran orang tua

19) Resiko terjadi trauma

20) Resiko tinggi perilaku kekerasan

20

Page 21: READI.doc

c. Penilaian ( skoring ) diagnosis keperawatan

Skoring dilakukan bila perawat merumuskan diagnosis keperawatan lebih dari

satu. Proses skoring menggunakan skala yang telah dirumuskan oleh Bailon dan

Maglaya ( 1978 ). Proses skoringnya dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan:

1) Tentukan skornya sesuai dengan kreteria yang dibuat perawat

2) Selanjutnya skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot Skor

yang diperoleh X bobot Skor tertinggi

3) Jumlah skor untuk semua kreteria ( skor maksimum sama dengan jumlah bobot,

yaitu 5 ) Penentuan prioritas sesuai dengan kreteria skala:

4) Untuk kreteria pertama, prioritas utama diberika pada tidak atau kurang sehat

karena perlu tindakan segera dan biasanya didasari oleh keluaraga

5) Untuk kreteria kedua perlu diperhatikan:

- Pengetahuan yang ada sekarang, tekhnologi, dan tindakan untuk menangani

masalah

- Sumber daya keluarga: fisik, keuangan, tenaga

- Sumber daya perawat: pengetahuan , keterampila n, waktu

- Sumber daya lingkungan: fasilitas, organisasi, dan dukungan

6) Untuk kreteria ketiga perlu diperhatikan:

- Kepelikan dari masalah yang berhubunga n dengan penyakit atau masalah

- Lamanya masalah yang berhububga n dengan jangka waktu

- Tindakan yang sedang dijalankan atau yang tepat untuk memperbaik i masalah

- Adanya kelompok yang berisiko untuk dicegah agar tidak aktual dan menjadi

parah.

7) Untuk kreteria keempat, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana keluarga

menilai masalah keperawatan tersebut.

d. Penyusunan prioritas diagnosis keperawatan Prioritas didasarkan pada diagnosa

keperawatan yang mempunyai skor tertinggi dan disusun berurutan sampai yang

mempunyai skor terendah. Namun, perawat perlu mempertimbangkan juga persepsi

keluarga terhadap masalah keperawatan mana yang perlu diatasi segera.

21

Page 22: READI.doc

3. Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan keperawatan mencakup tujuan umum dan khusus yang

didasarkan pada masalah yang dilengkapi dengan kreteria dan standar yang mengacu

pada penyebab. Selanjutnya merumuskan tindakan keperawatan yang berorientasi

pada kreteria dan standar ( Suprajitno, 2004, hal. 49 ). Rencana tindakan keperawatan

terhadap keluarga, meliputi kegiatan-kegiatan yang bertujuan ( Suprajitno, 2004, hal.

49 ) :

a. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai maslah dan kebutuhan

kesehatan dengan cara:

1) Memberi informasi yang tepat

2) Mengidentifikasi kebutuhan dan harapan keluarga tentang kesehatan

3) Mendorong sikap emosi yang mendukung upaya kesehatan

b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan cara :

1) Mengidentifikasi konsekuensinya bila tidak melakukan tindakan

2) Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki dan ada di sekitar keluarga

3) Mendiskusikan tentang konsekuensi tipe tindakan

c. Memberikan kepercayaan diri selama merawat keluarga yang sakit, dengan cara :

1) Mendemonstrasi kan cara perawatan

2) Menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah

3) Mengawasi keluarga melakukan perawatan

d. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi lingkungan) yang dapat

meningkatkan kesehatan keluarga dengan cara :

1) Menemukan seumber-sumber yang dapat digunakan keluarga

2) Melakukan perubahan lingkungan bersama keluargha seoptimal mungkin

e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada disekitarnya,

dengan cara :

1) Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada di sekitar lingkungan keluarga

2) Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada Hal penting

dalam penyusunan rencana asuhan keperawatan ( Suprajitno, 2004, hal. 50 ) :

a. Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka waktu yang

sesuai dengan kondisi klien

22

Page 23: READI.doc

b. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan diobservasi dengan

pancaindra perawat yang objektif

c. Rencana tindakan disesuaikan dengan sunber daya dan dana yang dimiliki oleh

keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga tingkat ketergantungan

dapat diminimalisasi

Rencana tindakan diarahkan untuk mengubah pengetahuan, sikap, dan

tindakan keluarganya (Calgary,1994) sehingga pada akhirnya keluarga mampu

memenuhi keebutuhan kesehatan anggota kelurganya dengan bantuan minimal

dari perawat. Saat menyusun rencana intervensi, sebaiknya perawat melibatkan

keluarga secara aktif karena keluarga memiliki tanggung jawab akhir dalam

mengatur hidup mereka sendiri, dan merupakan cara untuk menghormati dan

menghargai keluarga (Carey, 1989). Efektivitas yang akan diperoleh perawat,

yaitu ada efek positif terhadap interaksi dengan keluarga, keluarga tidak

menentang karena telah dilibatkan sebelumnya, dan keluarga cendrung

bertanggung jawab ( Suprajitno, 2004, hal.24 ).

23

Page 24: READI.doc

BAB III

Kasus

A. Identitas Umum Keluarga

1. Identitas Kepala Keluarga

Nama : Tn. S

Umur : 40 tahun

Agama : Islam

Suku : Melayu

Pendidikan : SLTP

Perkerjaan : Swasta

Alamat : Sungai purun kecil RT 14/ RW 07

No. Telpon : -

2. Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hub. Kel Pekerjaan Pendidikan1 Tn. S L 40 Ayah

kandung Sltp

2 Ny. S P 38 Ibu kandung

Irt Sltp

3 An .Y L 16 Anak kandung

Pelajar SMA

4 An .M P 12 Anak kandung

Pelajar Sd

3. Type Keluarga

a. Jenis Type Keluarga : Tipe Tradisional; Nuclear family/ Keluarga inti, dimana

terdiri dari Kepala keluarga, ibu dan anak.

b. Masalah Yang terjadi dg type tersebut : Tidak terjadi masalah pada keluarga

Tn. S dengan tipe keluarga ini.

4. Suku Bangsa

24

Page 25: READI.doc

a. Asal Suku Bangsa : Melayu

b. Tidak ada Budaya Yang bertentangan dengan Kesehatan

5. Agama dan Kepercayaan yang Mempengaruhi Kesehatan

Perempuan tidak boleh memotong kuku dan potong rambut pada saat

menstruasi.

6. Status Sosial Ekonomi Keluarga

a. Anggota yang keluarga yang mencari nafkah : Tn. S dan Ny. L

b. Penghasilan : Rp. 2.000.000,00/bulan

c. Upaya lain Membuka Toko Sembako dan bertani

d. Harta benda yang dimiliki - Motor 2 buah - Kulkas

e. Kebutuhan yang dikeluarkan tiap bulan Rp 1.500.000,00/ bulan

7. Aktifitas Rekreasi Keluarga

Setiap hari libur keluarga biasanya keluarga jalan-jalan ke pantai atau tempat

lain bersama-sama, dan menonton TV di rumah di waktu senggang.

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Keluarga dengan Anak Remaja (families

with teenagers)

2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya Keluarga

belum memberikan kebebasan secara penuh dan bertanggung jawab kepada anak

remajanya, keluarga belum membangun dengan efektif komunikasi terbuka antara

orang tua dan anaknya, serta keluarga belum melakukan secara penuh perubahan

sistemperan dan peraturan untung tumbuh kembang keluarga.

3. Riwayat kesehatan keluarga inti :

a. Riwayat kesehatan keluarga saat ini Keluarga mengatakan saat ini setiap anggota

keluarganya dalam keadaan sehat-sehat saja. Hanya ada beberapa anggota

keluarga yang sering terkena sakit seperti Tn. S yang menderita Hipertensi.

25

Page 26: READI.doc

b. Riwayat penyakit keturunan Keluarga mengatakan penyakit keturunan yang ada

pada anggota keluarganya yaitu Tekanan darah tinggi / Hipertensi yang dimiliki

oleh Tn. S dari keluarga sebelumnya.

c. Riwayat kesehatan masing – masing anggota keluarga

Nama BB Umur Keadaan kesehatan

Imunisasi BCG/ Polio

/DPT/HB/Campak

Masalah kesehatan

Tindakan yang telah dilakukan

Tn. S 60 kg 40 Hipertensi Berobat ke mantri swasta / Puskesmas

Ny. L 58 kg 38An. Y 47 kg 16 LengkapAn. 35 kg 12 Lengkap

d. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan Puskesmas dan Mantri swasta

e. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Keluarga mengatakan pada keluarga

sebelumnya tidak memiliki masalah kesehatan yang serius baik dari pihak Suami

maupun Istri. Hanya pada pihak keluarga Tn. S yang mempunyai riwayat

penyakit hipertensi.

C. Pengkajian Lingkungan

1. Karakteristik rumah

a. Luas rumah 8 X 12 meter persegi

b. Type rumah Rumah Konvensional

c. Kepemilikan Milik Sendiri

d. Jumlah dan ratio kamar/ruangan Terdapat 3 buah kamar tidur, 1 ruangan tamu, 1

ruangan keluarga, 1 ruangan dapur, dan 1 ruangan dapur.

e. Ventilasi/jendela Terdapat 13 ventilasi dan 10 Jendela yang berada di Rumah

keluarga Tn. S

f. Pemanfaatan ruangan Ruang tamu digunakan untuk apabila ada tamu yang

berkunjung, Ruang tengah/ keluarga digunakan keluarga untuk bersantai dan

menonton TV, Ruang Dapur digunakan untuk memasak dan makan bersama

keluarga.

26

Page 27: READI.doc

g. Septic tank : Ada, letak dibelakang rumah berjarak 1 meter dari rumah

h. Sumber air minum : air leiding, air hujan, atau air galon.

i. Kamar Mandi/ WC : Terdapat 1 buah kamar mandi, dan 1 buah Wc.

j. Sampah limbah RT : Sampah dibakar dibelakang rumah, jaraknya sekitar 6 meter

dari rumah.

k. Kebersihan lingkungan : Lingkungan didalam maupun dilingkungan luar rumah

tidak tampak kotor, dan terlihat bersih.

2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

a. Kebiasaan : Di lingkungan RW keluarga Tn. S selalu mengadakan kegiatan

Gotong royong setiap 1 bulan sekali, serta mengadakan yasinan setiap jumat

malam.

b. Aturan/ kesepakatan : Kesepekatan di lingkungan RW tersebut setiap kepala

keluarga atau anggota keluarga yang lainnya harus mengikuti kegiatan gotong

royong dilingkungan tersebut.

c. Budaya : Budaya yang berada di sekitar lingkungan keluarga Tn. S rata- rata

merupakan budaya melayu.

3. Mobilitas geografis keluarga : Sejak pertama kali menikah sudah tidak tinggal

dengan orang tua baik sebelah laki-laki maupun perempuan, dan sudah menetap

dipurun. Dan selama ini belum pernah berpindah rumah.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat Keluarga biasa berkumpul

di waktu senggang, dan interaksi dimasyarakat dilakukan setiap hari karena Tn. S

membuka Toko sembako untuk masyarakat disekitarnya.

5. System pendukung keluarga Disini keluarga memiliki jaminan pemeliharaan

kesehatan berupa Kartu Jamkesmas.

D. Stuktur Keluarga

1. Pola/cara komunikasi keluarga : Keluarga berkomunikasi secara terbuka,

menggunakan bahasa melayu, komunikasi secara langsung didalam rumah,

frekuensinya tergantung pertemuan setiap anggota keluarga.

27

Page 28: READI.doc

2. Struktur kekuatan keluarga : Kekuatan keluarga dipegang oleh Kepala keluarga.

Keputusan yang diambil dalam keluarga dipegang oleh Tn. S. Model kekuatan atau

kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan menggunakan

musyawarah dan kadang-kadang langsung diambil keputusan oleh kepala keluarga.

3. Struktur peran ( peran masng – masing anggota keluarga ) : Tn S : Sebagai kepala

keluarga bertanggung jawab dalam mengatur rumah tangga dan bekerja untuk

menafkahi setiap anggota keluarganya. Ny L : berperan sebagai ibu rumah tangga

didalam rumah, serta membantu kepala keluarga dalam bekerja. An. Y : Sebagai

anak pertama, sekarang sedang Sekolah dibangku kelas 2 SMA. An. M : sebagai

anak yang kedua atau bungsu, sekarang sedang sekolah dibangku kelas 6 SD.

4. Nilai dan norma keluarga Nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga

menyesuaikan dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat, serta nilai

dalam agama yang dianut oleh keluarga.

E. Fungsi Keluarga

1. Fungsi Afektif Keluarga merasakan perasaan saling memiliki setiap anggota

keluarga, serta berusaha mengembangkan sikap saling menghargai.

2. Fungsi sosialisasi

a. Kerukunan hidup dalam keluarga Keluarga cukup rukun dan perhatian dalam

membina hubungan rumah tangga.

b. Interaksi dan hubungan dalam keluarga Interaksi dalam keluarga cukup baik,

walaupun An. Y tidak terlalu sering berinteraksi dengan anggota keluarga

lainnya karena sering berada diluar rumah.

c. Anggota keluarga yang dominan dalam mengambil keputusan Keluarga yang

dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn. S

d. Kegiatan keluarga waktu senggang Menonton Tv di rumah, pergi kerumah

tetangga, atau bepergian ke tempat wisata.

e. Partisipasi dalam kegiatan sosial Kegiatan gotong royong setiap bulan dan

yasinan setiap minggu.

3. Fungsi reproduksi

a. Perencanaan jumlah anak 2 orang anak satu laki – laki dan satu perempuan

28

Page 29: READI.doc

b. Akseptor: ya, yang digunakan pil KB lamanya sekitar 3 bulan terakhir.

c. Keterangan lain : Sebelumnya Ny. L menggunakan menggunakan kontrasepsi

suntik selama 12 tahun mulai dari setelah kelahiran anak kedua.

4. Fungsi ekonomi

a. Upaya pemenuhan sandang pangan : upaya pemenuhan kebutuhan sandang

pangan dipenuhi oleh Tn. S sebagai kepala keluarga serta dibantu oleh Ny. L.

b. Pemanfaatan sumber dimasyarakat : Masyarakat lingkungan dan sekitar lainnya

sebagai pelanggan dalam membeli kebutuhan pokok dan lainnya di Toko

keluarga Tn. S.

F. Fungsi perawatan kesehatan

Disini keluarga sudah mengetahui masalah kesehatan yang terjadi pada salah satu

anggota keluarga. Keluarga sudah mengambil keputusan dalam masalah kesehatan

yang terjadi pada Tn. S dengan pergi ke puskesmas atau mantri untuk mengatasi

masalah kesehatannya. Keluarga kurang memperhatikan dalam merawat anggota

keluarga yang sakit, apalagi selama anggota keluarga yang sakit tidak mengganggu

aktivitas sehari- harinya. Keluarga sudah baik dalam memilihara lingkungan rumah

baik didalam rumah itu sendiri, maupun disekitar lingkungan luar rumah. Dalam

menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan keluarga lebih memilih pergi ke mantri

swasta, meskipun sudah memiliki kartu Jaminan pelayanan kesehatan. Karena di

puskesmas pelayanan serta hasil pengobatan yang diberikan kurang terasa memuaskan

oleh keluarga.

G. Stress dan Koping Kluarga

1. Stressor jangka pendek Keluarga merasa kecewa dengan prestasi anak An. Y yang

akhir- akhir ini menurun dari sebelumnya.

2. Sressor jangka panjang Penyakit hipertensi yang sering kali menganggu

produktivitas Tn. S.

3. Respons keluarga terhadap stressor Keluarga berharap anaknya yang pertama

prestasinya kembali meningkat.

29

Page 30: READI.doc

4. Strategi koping Keluarga biasanya berdiskusi dalam menghadapi masalah.

5. Strategi adaptasi disfungsional Tn. S menganggap penyakit hipertensi yang

dideritanya adalah penyakit biasa, karena merupakan keturunan.

H. Keadaan Gizi Keluarga

Pemenuhan gizi : Pemenuhan gizi keluarga dilakukan oleh Ny. L dengan menyediakan

pemenuhan kebutuhan makan 3 kali sehari.

Upaya lain : Tidak ada upaya lain yang dilakukan.

I. Harapan Keluarga

1. Terhadap masalah kesehatan Keluarga mengatakan harapan agar setiap anggota

keluarganya selalu sehat dan tidak pernah menderita sakit yang parah.

2. Terhadap petugas kesehatan yang ada Keluarga berharap pelayanan kesehatan

Puskesmas yang ada didaerahnya agar kualitasnya lebih baik dari sekarang, dan

dalam penggunaan pengobatan dengan menggunakan Jamkesmas agar lebih

dimudahkan.

J. Pemeriksaan Fisik

No Variabel Nama anggota keluargaTn. S Ny. L An. Y

1 Riwayat penyakit saat ini

Hipertensi - -

2 Keluhan yang dirasakan

- - -

3 Tanda dan gejala - - -4 Riwayat penyakit

sebelumnnyaHipertensi - -

5 Tanda – tanda vital 135/90 mmhg S=36,5 RR=21 N=95

120/80 mmhg S=36,5 RR=18 N=80

110/80 mmhg S=36,5 RR=19 N=80

6 Sistem kardiovaskuler Inspeksi : Pada bagian dada tidak terdapat lesi, jaringan parut, terlihat iktus kordis

30

Page 31: READI.doc

di mid klavikula iktus kordis ke 5 Palpasi : teraba iktus kordis di mid clavikula interkosta ke 5 JVP : 6 cm Perkusi : batas jantung interkosta ke 2-5 strenum kiri, interkosta 2-3 sternum kanan Auskultasi : terdengar bunyi S2 di intercosta 2 sternum kiri dan kanan. Dan terdengar bunyi S1 di intercosta ke-5 di samping sternum dan mid klavikula kiri.

7 Sistem Respirasi - - -8 System GI Tract - - -9 System Persyarafan - - -10 System

Muskulokeletal- - - -

11 Sistem Genetalia - - - -

K. Tipologi Masalah Kesehatan

No Daftar masalah Kesehatan1 Kurang/Tidak Sehat

-2 Ancaman

Penyakit keturunan Hipertensi Pada Tn. S3 Difisit

Kurang Pengetahuan tentang Tugas dan Perkembangan Keluarga

L. Daftar Masalah Pengkajian Khusus Berdasarkan 5 Tugas Keluarga

No Kriteria PengkajianMengenal Masalah Keluarga telah mengenal masalah kesehatan yang terjadi

pada anggota keluarga yang mempunya i masalah pada kesehatann ya. · Keluarga belum mengetahu i tentang tugas perkemban gan keluarga saat ini. · Keluarga belum

31

Page 32: READI.doc

memiliki pengetahu an yang benar tentang pertumbuh an dan perkemban gan serta masalah yang biasa terjadi pada anak remaja.

Mengambil Keputusan yang tepat

Keluarga mengambil keputusan dengan membawa anggota keluarga yang sakit ke Puskesmas atau Mantri. · Keluarga belum mengambil keputusan untuk meningkat kan proses keluarga · Keluarga belum bisa mengambil keputusan karena kurangnya pengetahu an tentang kondisi saat ini.

Merawat anggota keluarga yang sakit ataupun punya masalah

Keluarga belum mampu merawat anggota keluarga yang sakit, karena hanya beranggapa n harus merawat anggota keluarga yang sakit apabila anggota keluarga yang sakit tidak lagi mampu melakukan aktivitas dengan baik.

Memodifikasi lingkungan

Terkait masalah kesehatan yang terjadi sekarang keluarga belum melakukan modifikasi lingkungan , karena dirasakan keluarga tidak perlu. · Keluarga belum melakukan modifikasi lingkungan khususnya secara psikologis, terkait kesiapan untuk meningkat kan proses keluarga.

Memanfaatkan sarana kesehatan

Keluarga telah memanfaat kan fasilitas pelayanan kesehatan, baik berupa pergi ke Mantri maupun Puskesmas

M. Daftar Masalah

No Data Etiologi Problem

1. Ds : - Keluarga mengatakan didalam keluarganya ada yang memilki riwayat penyakit keturunan berupa hipertensi - Keluarga meng ataka n bahwa Tn.S sering mengalami hipertensi dan apabila gejalanya berat dibawa ke tenaga kesehatan. Do:-Penyakit Hipertensi Tn. S sering kambuh karena keluarga hanya melakukan perawatan kesehatan pada saat Tn.S sakitnya mengganggu aktivitasnya. TD= 135/ 90 mmhg S=36, 5 RR=21 N=95

Ketidak mampuan

Keluarga dalam

merawat anggota

keluarga yang sakit

Ketidakefektifan

Manajemen

Regimen Terapeutik

Keluarga Pada

Keluarga Tn.S

Ds : - Kekuatan keluarga dipegang oleh Kepala keluarga. Keputusan yang diambil dalam keluarga dipegang oleh Tn. S. - Model kekuatan atau kekuasaan yang digunakan keluarga dalam membuat keputusan menggunakan

Kesiapan

meningkatkan

proses keluarga

pada keluarga Tn. S

32

Page 33: READI.doc

musyawarah dan kadang- kadang langsung diambil keputusan oleh kepala keluarga. Do: -Saat ini keluarga berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja. - Interaksi dalam keluarga cukup baik, walaupun An. Y tidak terlalu sering berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya karena sering berada diluar rumah. - Anggota Keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan adalah Tn. SDs: keluarga tidak mengetahui secara pasti kegiatan anak remajanya. -Keluarga merasa kecewa dengan prestasi anak An. Y . yanga akhir akhir ini menurun dari sebelumnya. – pemenuhan gizi kelurga dilakukan oleh ny. L dengan menyediakan pemenuhan kebuthan makan 3 kali sehari tidk ada upaya lain yang dilakukan.Do : - saat ini keluarga sedang berada dalam tahap perkembangan keluarga dengan anak remaja

- Keluarga belum mengetahui secara baik mengenai pertumbuhan pada anak remaja

- Interaksi dalam keluarga cukup baik walaupun An. Y tidak terlalu sering berinteraksi dengan anggota keluarga lainnya karena sering berada diluar rumah.

Ketidak mampuan

keluarga mengenal

masalah

Defisiensi

pengetahuan tentang

tugas perkembangan

serta pertumbuhan

dan perkembangan

keluarga remaja ada

keluaraga Tn. S

N. Skoring

1. Ketidakefektifan Manajemen Regimen Terapeutik Keluarga

Krteria Skor Hasil PembenaranSifat masalah ( bobot = 1) o Tidak sehat o Ancaman

321

2/3x1=2/3 Pada Tn.s sering mengalami hipertensi

33

Page 34: READI.doc

kesehatan o Krisis atau

keadaan sejahtera

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot=2 ) o Dngan mudah o Hanya

sebagian o Tidak dapat

210

1/2x2=1 Karena kelurga mengatakan apabila sudah mengganggu aktiftas Tn.s keluarga baru membawa ketenaga kesehatan.

Potensial masalah dapat dicegah (bobot= 1)

o Tinggi o Cukup o Rendah

321

2/3x1-2/3 Karena keluarga sudah mampu mengenali masalah dan mampu mengambil keputusan tetapi belum mampu melakukan perawatan

Menonjolnya

masalah (bobot=1)

o Masalah berat

harus segera

ditangani

o Ada masalah

tapi tidak perlu

segera ditangani

o Masalah tidak

dirasakan

2

1

0

1/2x1=1/2 Tidak sedang

dalam keadaan

yang

mebahayakan

kesehatan Tn.s

2. Kesiapan meningkatkan proses keluarga

Criteria Skor Hasil PembenaranSifat masalah (bobot=1) -tidak sehat -ancaman kesehatan

321

1/3x1=1/3 Pengambilan keptusan dalam kelurga biasanya dilakukan oleh tn.s

34

Page 35: READI.doc

- krisis atau keadaan sejahtera

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot=2) -dengan mudah - hanya sebagian - tidak dapat

210

2/2x2=1 Karena keluhan keluaraga eperti nya bekeinginan untuk membangun keluraga menjadi lebh baik

Potensial masalah dapat dicegah (bobot=1) -tinggi -cukup -rendah

321

2/3x1=2/3 Keluara dalam keadaan baik untuk meningkatkan proses keluarga

Menonjolnya masalah (bobot=1) -masalah berat harus segera ditangani - ada maslah tapi tidak perlu segera ditangani -masalah tidak dirasakan

210

1/2x1=1/2 Keluarga berkeinginan meningnkatkan proses keluarga menjadi baik

3. Defisiensi pengetahuan

Criteria Skor Hasil PembenaranSifat masalah (bobot=1)

32

1/3x1=1/3 Keluraga harus diajarkan untuk

-tidak sehat -ancaman kesehatan - krisis atau keadaan sejahtera

1 meningkatkan tugas perkembangan kelurga

Kemungkinan masalah dapat diubah (bobot=2) -dengan mudah - hanya sebagian - tidak dapat

210

2/2x2=1 Latar belakang pendidikan keluarga padahala adalah sltp dan sma

Potensial masalah 3 2/3x1=2/3 Kelurga

35

Page 36: READI.doc

dapat dicegah (bobot=1) -tinggi -cukup -rendah

21

maudiajak dalam bekerjasama

Menonjolnya masalah (bobot=1) -masalah berat harus segera ditangani - ada maslah tapi tidak perlu segera ditangani -masalah tidak dirasakan

210

1/2x1=1/2 Klien belum mengetahui tentang proses dan tugas perkembangan keluraga saat ini

O. Rencana tindakan No Diagnose keperawatan Tujuan dan

criteria hasilIntervensi

keperawatanRasional

1 Ketidakefektifan managemen regimen terpeutik keluarga b.d kerumitan regimen tepaeutik

Managemen regimen terapeutik keluarga efektif dengan criteria hasil: - klien mengatakan sudah bisa menentukan keputusan yang diambilnya

- Kaji tingkat penegetahuan tentang penyakit hipertensi

- Berikan penkes tentang hipertensi

- Kaji tingkat pengetahuan setelah diberikan penkes

- Untuk mengetahui tingkat perkembangan

- Agar keluarga lebih mengetahui tentang hipertensi

2 Kesiapan peningkatan proses keluarga b.d perubahan fungsi setiap anggota keluaraga sesuai perkembangan tahapan keluarga

Peningkatan prose kelurga dengan criteria hasil: - kelurga menetahui setiap perubahan fungsi anggota keluarga sesuai tahap perkembangan

Kaji tingkat perkembangan keluaragaBeriakn penejelasan fungsi dan tugas tip anggota keluarga sesuai dengan tahapan perkembangan.

-Untuk mengetahui tingkat perkembangan - agar keluarag mengetahui fungsi dan tugas anggota keluarga

3 Defisiensi pengetahuan b.d kurang terpajannya

Pengetahuan keluarga

-kaji tingkat pengetahuan

- untuk mengetahui

36

Page 37: READI.doc

informasi mengenai pertubuhan dan perkembangan biopsikososial pada anak remaja serta masalahnya

meningkat dengan criteria hasil : -keluarga lebih mengetahui dan memahami petumbuhan dan perkembangan biopsikososial pada anak remaja serta masalahnya

keluarga mengenai pertumbuhan dan perkembangan biopsikososial pada anak remaja serta maslahnya - berikaan penkes

seberapa jauh penegtahuan keluarga mengenai maslah tesebut - agar keluarag menegtahui tentang perkembangan psikososial remaja

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pada saat anak beranjak usia menjadi tigabelas tahun, maka disinilah

dimulainya perkembangan keluarga pada tahap yang ke-lima, yaitu tahap

perkembangan keluarga dengan anak usia remaja. Pada tahap perkembangan

ini, keluarga mempunyai beberapa tugas perkembangan yang harus

dikerjakan, dan apabila beberapa tugas perkembangan keluarga ini tidak

37

Page 38: READI.doc

diselesaikan maka tentu saja akan mengakibatkan terganggunya

perkembangan keluarga pada tahap ini, baik untuk keluarga secara utuh

maupun kepada setiap- setiap individu di keluarga, terutama pada anak

remajanya. Adapun tugas perkembangan tersebut meliputi; memberikan

kebebasan tanggung jawab yang seimbang kepada remaja, mempertahankan

komunikasi terbuka didalam keluarga, membina hubungan intim, serta

melakukan perubahan proses peran didalam keluarga terkait dengan

perkembangan keluarga pada saat ini. Dari asuhan keperawatan kasus yang

kami lakukan pengkajian, disini kami menemukan beberapa data maupun

masalah yang berhubungan dengan perkembangan keluarga dengan anak usia

remaja, seperti disini kami menemukan bahwa orangtua masih memakai

pengambilan keputusan sepihak tanpa mengajak anak remajanya untuk

mendiskusikan apa yang ada dipikirannya. Disini juga tampak bahwa keluarga

belum mengetahui mengenai tugas dan perkembangan keluarga yang pada

saat ini berada pada tahap perkembangan keluarga denagan anak usia remaja.

Pada keluarga ini juga ditemukan penyakit yang berkaitan dengan masalah

kesehatan didalam keluarga pada tahap perkembangan anak usia remaja serta

tugas dan peran perawat didalamnya. Dari sini kami mencoba untuk

menyusun diagnosis keperawatan yang tepat serta merencanakan intervensi

yang akan dilakukan nanti untuk mengatasi masalah yang terjadi serta

meningkatkan keluarga dalam menyelesaikan tugas dan tahap perkembangan

keluarga saat ini. Peran perawat pada tahap ini adalah mengarahkan keluarga

pada peningkatan dan pencegahan penyakit. Penyuluhan tentang penyakit

kardiovaskuler pada usia lanjut, penyuluhan tentang obat- obatan terlarang,

minuman keras, seks, pencegahan kecelakaan pada remaja, serta membantu

terciptanya komunikasi yang lebih efektif antara orang tua dengan anak

remajanya.

B. Saran

1. Keluarga Kepada setiap keluarga diharapkan untuk mengetahui dan

memahami tahap perkembangan keluarga dengan anak usia remaja,

38

Page 39: READI.doc

memahami tugas-tugas perkembangan keluarga pada tahap ini,

permasalahan- permasalahan yang biasa terjadi pada tahap ini, peran dan

tanggung jawab orang tua, dan dapat memenuhi lima tugas perawatan

keluarganya. Serta dapat menyelesaikan dan mencapai tujuan tahap

perkembnagan keluarga dengan anak usia remaja.

2. Perawat Untuk perawat diharapkan dapat memahami dan mengerti tentang

konsep dan asuhan keperawatan keluarga dengan anak remaja agar dapat

menerapkan dan memberikan pelayanan yang efektif kepada anak dan

keluarga yang mungkin mengalami masalah yang ditimbulkan oleh

kebutuhan akan tugas dan perkembangan keluarga dengan anak usia remaja

ini.

3. Puskesmas Puskesmas sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang

paling sering dijadikan tempat oleh masyarakat khususnya keluarga dalam

membawa anggota keluarganya yang sakit, diharapkan untuk lebih

memahami dan memandang setiap individu adalah bagian dari keluarga

yang mempunyai tahap perkembangan keluarga tersendiri. Dan dapat lebih

ditekankan dalam pemberian pelayanan dan pendidikan kesehatan dirumah,

karena dirumah ada keluarga dimana tempat individu berada paling sering,

sehingga pemberian pelayanan kesehatan akan menjadi lebih baik dan

efektif.

DAFTAR PUSTAKA

Friedman Marilyn. 1998.Keperawatan Keluarga.EGC:Jakarta

Perry & potter.2005.Fundamental of nursing. EGC:Jakarta

Rahmad hidayat,Dede. 2009. Ilmu perilaku manusia.CV Trans Info Media:Jakarta

Suprajitno.2004. Asuhan keperawatan keluarga. EGC: Jakarta

39

Page 40: READI.doc

Hurlock B Elizabeth.1980. Psikologi Perkembangan.Erlangga:Jakarta

Mubarak Wahit Iqbal.2009.Ilmu Keperawatan Komunitas.Salimba Medika:Jakarta

40