reaksi kimia

36
REAKSI KIMIA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA DASAR I Disusun oleh : Julita (14.I1.0160) Kelompok : A4 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATA SEMARANG 2014 Acara

Upload: julita

Post on 14-Jul-2016

48 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

laporan

TRANSCRIPT

Page 1: REAKSI KIMIA

0

REAKSI KIMIA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUMKIMIA DASAR I

Disusun oleh : Julita (14.I1.0160)Kelompok : A4

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PANGANFAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS KATOLIK SOEGIJAPRANATASEMARANG

2014

Acara III

Page 2: REAKSI KIMIA

1

1. TUJUAN PRAKTIKUM

1.1. Kecepatan Reaksi

Tujuan dilalukannya praktikum ini agar praktikan dapt mengetahui pengaruh

konsentrasi, temperature, dan katalisator terhadap kecepatan reaksi suatu zat.

1.2. Kenaikan Titik Didih

Tujuan dilakukannya praktikum ini agar praktikan mengetahui pengaruh

konsentrasi zat terlarut terhadap titik didih larutan.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kecepatan Reaksi

Kecepatan reaksi adalah bertambahnya konsentrasi molar zat hasil per satuan waktu

atau berkurangnya konsentrasi molar pereaksi per satuan waktu. Sering kali

kecepatan meningkat ketika konsentrasi reaktan meningkat (Ebbing, 1987).

Kecepatan reaksi dinyatakan sebagai perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil

reaksi tiap satuan waktu. Jika keadaaan setimbang tercapai dalam waktu singkat,

maka reaksi dapat berjalan dengan cepat. Selama reaksi berjalan, kecepatan reaksi

tidak tetap, melainkan berubah sesuai dengan waktu. Pada awal reaksi, kecepatan

relatif besar, semakin dekat pada keadan setimbang, makin kecil kecepatan reaksi

(Tupamahu, 1992).

Laju atau kecepatan menunjukkan sesuatu terjadi per satuan waktu. Jika dalam

reaksi kimia yang terjadi adalah perubahan jumlah pereaksi dan hasil pereaksi.

Perubahan ini biasanya dinyatakan dalam perubahan konsentrasi (Petrucci, 1985).

Faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan reaksi, antara lain konsentrasi zat yang

bereaksi, temperatur campuran, adanya katalisator positif, macam / jenis zat, dan

luas permukaan bidang sentuh. Jika konsentrasi suatu zat tinggi, maka kecepatan

1

Page 3: REAKSI KIMIA

2

reaksi juga makin tinggi. Jika temperatur semakin tinggi, pergerakan molekul-

molekul juga semakin cepat maka, kecepatan reaksi juga makin tinggi. Semakin

banyak katalisator positif, maka reaksi berlangsung lebih cepat. Bidang sentuh

adalah bidang batas campuran reaksi yang heterogen. (Graham & Cragg, 1959).

Reaksi kimia akan berlangsung cepat bila konsentrasi zat yang bereaksi semakin

besar. Karena makin pekat konsentrasi larutan, maka makin banyak jumlah partikel

yang terkandung dalam larutan tersebut. Hal itu dapat memperbesar timbulnya

tumbukan, jadi akan timbul banyak zat baru, yang berarti reaksi semakin cepat

(Hein, 1992).

Kenaikan suhu akan mempercepat reaksi. Ditinjau dari segi energi, kenaikan suhu

akan memeperbesar energi kinetik dari molekul-molekul pereaksi, sehingga akan

lebih mudah terjadinya tumbukan yang efektif. Pengaruh lain dari kenaikan suhu

adalah memperbesar harga tetapan kecepatan reaksinya (k), dan memperbesar harga

k berarti memperbesar kecepatan. Hubungan antara k dengan suhu (T) dinyatakan

doleh persamaan Archenius :

K = A. e-Ea/RT

dimana : k = tetapan kecepatan reaksi

A = tetapan Archenius

Ea = energi aktivasi

R = tetapan gas umum

T = suhu mutlak (Kelvin)

(Petrucci, 1992)

Biasanya kecepatan reaksi meningkat saat temperatur meningkat. Dibutuhkan lebih

sedikit waktu untuk memasak telur di daerah laut, daripada memasak telur di puncak

gunung, di mana air mendidih pada temperatur lebih rendah. Reaksi selama

pemasakan lebih cepat pada suhu tinggi ( Ebbing, 1987).

Katalis adalah suatu zat yang berfungsi untuk mempercepat suatu reaksi tetapi tidak

ikut bereaksi dan tidak dapat mengawali suatu reaksi. Jika katalisator semakin

Page 4: REAKSI KIMIA

3

banyak maka energi aktivasi berkurang sehingga kecepatan suatu reaksi bertambah.

Katalis dapat berupa molekul atau ion pada larutan yang akan disebut katalis

homogen atau otokatalisator (Conley, 1987). Katalis mempunyai peran untuk

menurunkan energi aktivasi dengan memperbanyak tahap-tahap reaksi.. Katalis

mempercepat reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi (energi minimum yang

dimiliki partikel-pertikel agar tumbukan menghasilkan reaksi). Energi yang dimiliki

suatu molekul agar dapat bereaksi adalah energi aktivasi. Semakin tinggi energi

aktivasinya maka makin kecil fraksi molekul yang teraktif. Sehingga reaksi yang

berlangsung akan berjalan lambat (Petrucci, 1987). Dengan penambahan katalis,

energi aktivasi masih tetap dibutuhkan, tetapi jumlahnya jauh lebih kecil jika

dibandingkan reaksi yang tidak memiliki katalisator. Memperluas permukaan juga

mampu menambah kecepatan reaksi. Cahaya juga berpengaruh pada beberapa reaksi

fotokimia, seperti H2 ¬(g) + l2 (g) 2 HCl (g) (Rogers, 1986).

Macam-macam katalis adalah :

a) Katalis homogen

Katalis homogen terjadi bila fase katalisator sama dengan fase terkatalis

Contoh : 2 SO2 (g) + O2 (g) 2 SO3 (g)

Dengan penambahan NO2 (g) sebagai katalis, maka :

2 SO2 + 2 NO2 2 SO3 + 2 NO2 cepat

2 NO2 + O2 2 NO2 cepat

2 SO2 + O2 2 SO3 cepat

b) Katalis heterogen

Katalis heterogen bila katalis katalisator berada dengan fase zat yang terkatalisa.

Inti katalis heterogen adalah pereaksi fase gas atau larutan diadsorbsi ke

permukaan katalis. Dalam katalis heterogen tercakup :

- Adsorbsi

- Difusi reaksi sepanjang permukaan

Page 5: REAKSI KIMIA

4

- Reaksi pada sisi aktif membentuk hasil yang teradsorbsi

- Lepasnya hasil reaksi

c) Auto katalis

Auto katalis terjadi jika hasil reaksi akan mengkatalis reaksi selanjutnya.

Cirinya adalah reaksi awal berjalan lambat, tetapi lama-lama semakin cepat.

(Day & Underwood, 1992).

Katalis pada asam oksalat biasanya adalah KMnO4 yang bereaksi dengan H2SO4.Jika

dalam percobaan diteteskan maka muncul warna ungu di ion MnO4- dan kemudian

akan kembali ke warna yang semula dengan Mn+ yang terdapat di larutan (Graham &

Cragg, 1959).

2.2. Kenaikan Titik Didih

Titik didih yaitu suhu dimana tekanan uap sama dengan tekanan luar zat cair itu.

Perubahan titik didih didapat dari selisih titik didih pelarut murni denga titik didih

larutan. Titik didih sangat dipengaruhi tekanan uap, dimana jika tekanan uap

dinaikkan maka titik didih larutan juga meningkat. Menurut Roult kenaikkan titik

didih larutan berbanding lurus dengan molalitas larutan dengan faktor pengalinya

yaitu Kb, dimana Kb adalah kenaikan titik didih molal pelarut. Titik didih suatu

larutan juga dipengaruhi oleh banyak sedikitnya kadar yang terkandung dalam

larutan. Semakin banyak kadar maka akan semakin pekat dan kenaikan titik didih

juga akan semakin tinggi (Ebbing, 1987).

Molalitas adalah jumlah mol zat terlarut dalam 1000gram pelarut. Titik didih suatu

zat cair akan terjadi apabila tekanan uapnya sama dengan tekanan di luar. Hal ini

memyebabkan titik didih zat cair bergantung pada tekanan luarnya. Tekanan uap

akan seiring naik dengan kenaikan suhu (Busch et al., 1978).

Titik didih zat cair dapat diartikan sebagai temperatur tetap dimana tekanan uap zat

cair sama dengan tekanan atmosfer sebesar 1 atm (760 mmHg). Penurunan tekanan

uap zat cair akan terjadi bila ditambahkan zat terlarut yang sukar untuk menguap

Page 6: REAKSI KIMIA

5

sehingga perlu dipanaskan sampai temperatur yang lebih tinggi dibanding titik

didih pelarut murninya. Kadar tekanan uap larutan tersebut akan bernilai sama

dengan tekanan uap pelarut murni (Moechtar, 1989).

Pengaruh konsentrasi pada kenaikan titik didih tergantung pada jenis zat

pelarutnya. Jika suatu larutan memiliki konsentrasi yang sama, maka larutan

tersebut akan mendidih pada suhu yang sama, tetapi bila konsentrasi larutan

tersebut berbeda, maka kenaikan titik didih larutan sebanding dengan

konsentrasinya. Ada 4 sifat koligatif larutan yaitu penurunan titik beku, penurunan

tekanan uap, kenaikan titik didih, tekanan osmosis. (Rogers, 1987).

Tb = Tb – Tb0

Keterangan : Tb = kenaikan titik didih

Tb = Titik didih larutan

Tb0 = Titik didih pelarut

(Moechtar, 1989).

Tb = m . Kb . i

Tb =

gram terlarutAr / Mr

. 1000volume pelarut (ml )

. Kb .(1+( n-1)α )

Keterangan : m = molalitas

n = jumlah ion elektrolit

α = derajat ionisasi elektrolit

Ar / Mr = berat relatif atom / molekul

Kb = tetapan kenaikan titik didih molal pelarut

(Ebbing & Wrighton, 1987).

Page 7: REAKSI KIMIA

6

3. MATERI METODE

3.1. Materi

1.1. Alat-alat

3.1.1.Kecepatan Reaksi

3.1.1.1.1. Konsentrasi Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi.

Peralatan yang digunaan dalam praktikum percobaan pengaruh konsentrasi

sebagai factor kecepatan reaksi adalah tabung reaksi, pipet volume, pompa

pilleus, rak tabung reaksi dan stopwatch.

3.1.1.1.2. Temperatur Sebagai Faktor Keceaptan Reaksi.

Peralatan yang digunakan dalam praktikum percobaan temperature sebagi

factor kecepatan reaksi adalah tabng reaksi, pipet volume, pompa pilleus,

busen, kaki tiga, kasa asbes, thermometer, gelas piala 400 ml, pipet tetes, rak

tabung reaksi dan stopwatch.

3.1.1.1.3. Katalisator Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi.

Peralatan yang digunakna dalam praktikum percobaan katalisator sebagai

factor kecepatan reaksi adalah tabung reaksi, pipet volume, pompa pilleus dan

pipet tetes.

3.2. Kenaikan Titik Didih

Pada praktikum kenaikan titih, alat-alat yang digunakakan praktikan adalah

Erlenmeyer, thermometer, gelas arloji, timbangan analitik, pengaduk, busen, kaki

tiga, kasa asbes.

3.1.2.Bahan

3.1.2.1. Kecepatan Reaksi

3.1.2.1.1. Konsentrasi Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi

6

Page 8: REAKSI KIMIA

7

Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah larutan natrium tiosulfat

(Na2S2O3) 0,1 N, asam kloroda (HCl) 0,5 N, dan aquades.

3.1.2.1.2. Temperatur Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi

Pada percobaan ini bahan yang digunakan adalah larutan natrium tiosulfat

(Na2S2O3) 0,1 N, asam kloroda (HCl) 0,5 N, dan aquades.

3.1.2.1.3. Katalisator Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi

Pada percobaan ini bahanyanag digunakan adalah larutan (COOH)2 0,1 N,

H2SO4 6 N, MnSO4 1 N, dan aquades.

3.1.2.2. Kenaikan Titik Didih

Pada praktikum kenaikan titik didih, bahan yang digunakan praktikan adalah

aquadestilata, garam krosok, dan garam halus.

3.2. Metode

3.2.1. Kecepatan Reaksi

3.2.1.1. Konsentrasi Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi.

3.2.1.1.1. Percobaan I

Pada percobaan I larutan HCl 0,5 N dijadikan sebagai control, sedangkan

larutan Na2S2O3 0,1 N dijadikan sebagai variable. Kemudian ambil 6 tabung

reaksi dan diletakkan pada rak tabung reaksi,. 3 tabung pertama diisi masing-

masing dengan 4 ml larutan HCl 0,5 N, tabung ke-4 diisi dengan 5 ml

Na2S2O3 0,1 N, lalu tabung ke-5 diisi dengan 1 ml larutan tabung ke-4

ditambah dengan 4 ml aquades, dan tabung ke-6 diisi dengan 1 ml larutan

tabung ke-5 ditambah dengan 3 ml aquades. Setelah semua telah siap,isi

tabung ke-6 dituang ke dalam tabung 1, lalu dengan cepat dituang kembali ke

tabung ke-6. Isi tabung ke-5 dituang ke dalam tabung 2, lalu dengan cepat

dituang kembali ke tababung ke-5. Isi tabung ke-4 dituang kembali ke dalam

tabung ke-3, lalu dengan cepat dituang kembali ke dalam tabung ke-4.

Page 9: REAKSI KIMIA

8

Percobaan II

Pada percobaan II perosedur yang dilakukan sama denga percobaan I, namun

pada percobaan II larutan Na2S2O3 0,1 N dijadikan sebagi control, sedangkan

larutan HCl 0,5 N dijadikan sebagi variable.

3.2.1.1.2. Temperatur Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi.

Sebanyak 6 buah tabung reaksi disiapkan dan diletakkan pada rak tabung

reaksi. Tabung ke 1-3 masing-masing diisi dengan 4 ml HCl 0,5 N, dan

tabung ke 4-6 masing-masing diisi dengan 4 ml Na2S2O3 0,1 N. Tabung1 dan

tabung 4 dicampurkan tanpa pemanasan, perhatikan perubahan reaksi yang

terjadi dan catat waktu lama reaksi tersebut. Kemudian gelas piala diisi

dengan air setinggi 6-7 cm dipanaskan sampai suhunya mencapai 50˚C ,lalu

tabung reaksi 2 dan 5 dimasukan kedalam gelas piala yang telah dipanaskan

sambil di goyang-goyang agar temperaturnya menjadi homogen setelah suhu

larutan mencapai 50˚C tabung ke-2 dan ke-5 dicampurkan, waktu kecepatan

reaksi sampai mencapai kekeruhan dicatat. Setelah itu air dalam gelas piala

dipanaskan lagi samai suhunya mencapai 80˚C, lalu tabung reaksi 3 dan 6

dimasukkan kedalam gelas piala yang dipanaskan tadi, setelah suhu mencapai

80˚C, tabung reaksi 3 dan 6 dicampur dan waktu kecepatan reaksi sampai

mencapai kekeruhan dicatat. Setelah semua tabung telah diisi dengan larutan

yang dicampur diamati kekeruhan atau endapan yang timbul dan

dibandingkan kekeruhan dengan tabung yang lain.

3.2.1.1.4. Katalisator Sebagi Faktor Kecepatan Reaksi.

Sebanyak 3 tabung reaksi disiapkan pada rak tabuung reaksi. Tabung 1 diisi

dengan 6 ml (COOH)2 0,1 N, kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 6 N, lalu

ditambahkan lagi dengan 4 ml H2O. Tabung 2 diisi dengan 6 ml (COOH)2 0,1

N, kemudian ditambahkan 2 ml H2SO4 6 N, lalu ditambahakan lagi 4 ml

MnSO4 1 N.Tabung 3 diisi dengan 6 ml (COOH)2 0,1 N, kemudian

ditambahkan 2 ml H2SO4 6 N, lalu ditambahkan lagi 1 ml MnSO4 1 N dan 3

ml H2O. setelah semua tabung telah diisi dengan larutan yang ditentukan,

masing-masing tabung reaksi ditetesi dengan 3 tetes KMnO4. Amati

Page 10: REAKSI KIMIA

9

perubahan warna yang terjadi kemudian dicatat waktu yang dibutuhkan untuk

perubahan reaksi dan dibandingkan dengan tabung reaksi yang lain.

3.2.2.Kenaikan Titik Didih

Pertama-tama Erlenmeyer diisi dengan 100 ml aquades, dan didihkan di atas api

busen. Kemudian ambil garam krosok dan garam halus masing-masing ditimbang

2,5 gram sebanyak 3 kali. Ketika air pada Eerlenmeyer telah mendidih, suhunya

diukur dengan termometer dan catat suhunya. Setelah itu, masukkan 2,5 gram

garam kedalam Eerlenmeyer, diaduk hingga larut dan tunggu sampai mendidih,

suhunya diukur dengan termometer dan dicatat. Selanjutnya, tambahkan lagi 2,5

gram ke dalam Erlenmeyer (2,5 gram + 2,5 gram) diaduk hingga larut, didihkan,

suhunya diukur dan dicatat. Tambahkan lagi 2,5 gram kedalam Erlenmeyer (2,5

gram + 2,5 gram + 2,5 gram) diaduk hinga larut, didihkan, suhunya diukur dan

dicatat. Perlakuan ini dilakukan terpisah antara garam krosok dan garam halus.

Page 11: REAKSI KIMIA

10

4. HASIL PENGAMATAN

4.1. Kecepatan Reaksi

4.1.1.Konsentrasi Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi.

Hasil pengamtan konsentrasi sebagai factor kecepatan reaksi dapat dilihat pada

Tabel 1.

Tabel 1. Konsentrasi Sebagai Faktor Kecepatan Reaksi

KelompokCara

Pengenceran

HCl 0,5 N Kontrol

Na2S2O3 0,1 N Kontrol

Waktu (s)

Warna + Ket

Waktu (s)

Warna + Ket

A1 6 dituang 1 922Keruh

99Keruh

5 dituang 2 164Keruh

67Keruh

4 dituang 3 34Sangat Keruh

51Sangat Keruh

A2 6 dituang 1 2757Tetap

176Keruh

5 dituang 2 74Keruh

87Keruh

4 dituang 3 1Sangat Keruh

56Sangat Keruh

Pada Tabel 1., dapat dilihat bahwa pada saat HCl 0,5 N menjadi kontrol mengalami perubahan kekeruhan yaitu pada tabung 6 dituang 1 menjadi keruh dan

10

Page 12: REAKSI KIMIA

11

tetap, 5 dituang 2 menjadi keruh, dan 4 dituang 3 menjadi sangat keruh. Ketika Na2S2O3 0,1 N menjadi control mengalami perubahan kekeruhan yaitu pada tabung 6 dituang 1 menjadi keruh, pada tabung 5 dituang 2 menjadi keruh pula, dan tabung 6 dituang 1 menjadi sangat keruh. Semakin tinggi konsentrasi maka akan semakin lama terjadi perubahan rekasi pada larutan .

4.1.2.Temperatur Sebagai Faktor Keceaptan Reaksi.

Hasil pengamtan temperature sebagi factor kecepatan reaksi dapat dilihat pada

Tabel 2.

Tabel 2. Temperatur Sebagi Faktor Kecepaatan Reaksi

Kelompok Jenis Tabung + Keterangan

Waktu (s) Warna Endapan dan Kekeruhan

A3 Tabung 1 (1+4) tanpa pemanasan

71Putih

Tabung 2 (2+5) dipanaskan 50˚C

47Putih

Tabung 3 (3+6) dipanaskan 80˚C

20Putih

A4 Tabung 1 (1+4) tanpa pemanasan

32Putih Keruh

Tabung 2 (2+5) dipanaskan 50˚C

25Putih Keruh

Tabung 3 (3+6) dipanaskan 80˚C

20Putih Keruh

Pada Tabel 2., dapat dilihat bahwa saat pencampuran larutan yang telah dipanaskan terjadi endapan berwarna putih dan putih keruh. Pada tabung 1 tanpa pemansan dimasing-masing percobaan mengalami perubahan warna endapan dan kekeruhan yaitu putih dan putih keruh, pada tabung 2 dengan pemanasan 50˚C mengalamai perubhan warna endapan dan kekeruhan yaitu putih dan putih keruh, dan pada tabung 3 dengan pemanasan 80˚C mengalami peruvahan warna endapan

Page 13: REAKSI KIMIA

12

dan kekeruhan yaitu putih dan putih keruh. Perubahan warna endapan dan kekeruhan pada larutan akan semakin cepat terjadi jika pencampuran antara larutan berada pada suhu yang panas, seperti yang kita lihat pada tabel pada saat tanpa pemanasan membutuhkan waktu 71 s dan 32 s untuk mengalami perubahan, pada saat dengan pemanasan 50˚C membutukan waktu 47s dan 25 s untuk mengalami perubahan, dan pada saat pemansan 80˚C membutuhkan waktu 20 s untuk mengalami perubahan.

4.1.3.Katalisator Sebagi Faktor Kecepatan Reaksi.

Hasil pengamatan katalisator sebagi factor kecepatan reaksi dapat dilihat pada

Tabel 3.

Tabel 3. Katalisator Sebagai Faktor ecepatan Reaksi.

Kelompok Jenis Tabung Waktu Perubahan Warna

A5 Tabung 1 (4 ml H2O)

123Kuning Coklat

Tabung 2 (4 ml MnSO4 1 N)

9

Bagian atas coklat, dasar tabung

kuning

Tabung 3 (1 ml MnSO4 1 N + 3 ml

H2O)11

coklat

A6 Tabung 1 (4 ml H2O)

286

Kuning Kecoklatan

Tabung 2 (4 ml MnSO4 1 N)

7

Coklat

Page 14: REAKSI KIMIA

13

Tabung 3 (1 ml MnSO4 1 N + 3 ml

H2O)89

Bagian atas cincin ungu, dasar tabung kuning kecoklatan

Pada Tabel 3., dapat dilihat bahwa setiap larutan yang telah di campur dengan KMnO4 mengalami perubahan yang berbeda-beda pada setiap masing-masing larutan yang ada pada tabung reaksi yang telah dicoba. Pada tabung 1 terjadi perubahan warna pada kelompok A5 dan A6 menjadi kuning kecolatan, pada tabung 2 terjadi perubahan warna pada kelompok A5 menjadi pada bagian atas berwarna coklat sedangkan bagian bawah berwarna kuning dan kelompok A6 coklat, pada tabung 3 mengalami perubahan warna pada kelompok A5 menjadi coklat dan kelompok A6 mengalami perubahan yang dimana pada bagian atas larutan terdapat cicin berwarna ungu sedangkan dasar tabung berwarna kuning kecoklatan. Perubahanyangterjadi akan semakin cepat jika larutan KMnO4 di reaksikan dengan MnSO4.

4.2. Kenaikan Titik Didih

Hasil pengamatan kenaikan titik didih dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kenaikan Titik Didih

Kelompok

Zat Terlarut Suhu (˚C) ΔT (˚C)

A1 Air mendidihAir + 2,5 gram garam kasarAir + 2,5 gram garam halusAir + 5,0 gram garam kasarAir + 5,0 gram garam halusAir + 7,5 gram garam kasarAir + 7,5 gram garam halus

98100101102102102104

0234446

A2 Air mendidihAir + 2,5 gram garam kasarAir + 2,5 gram garam halusAir + 5,0 gram garam kasarAir + 5,0 gram garam halusAir + 7,5 gram garam kasarAir + 7,5 gram garam halus

100101100101100101101

0101011

Page 15: REAKSI KIMIA

14

A3 Air mendidihAir + 2,5 gram garam kasarAir + 2,5 gram garam halusAir + 5,0 gram garam kasarAir + 5,0 gram garam halusAir + 7,5 gram garam kasarAir + 7,5 gram garam halus

100101102101103102103

0121323

A4 Air mendidihAir + 2,5 gram garam kasarAir + 2,5 gram garam halusAir + 5,0 gram garam kasarAir + 5,0 gram garam halusAir + 7,5 gram garam kasarAir + 7,5 gram garam halus

100101100101102102102

0101122

A5 Air mendidihAir + 2,5 gram garam kasarAir + 2,5 gram garam halusAir + 5,0 gram garam kasarAir + 5,0 gram garam halusAir + 7,5 gram garam kasarAir + 7,5 gram garam halus

100101101102101103102

0112132

A6 Air mendidihAir + 2,5 gram garam kasarAir + 2,5 gram garam halusAir + 5,0 gram garam kasarAir + 5,0 gram garam halusAir + 7,5 gram garam kasarAir + 7,5 gram garam halus

100101101102101102101

0112121

Pada Tabel 1., dapat dilihat bahwa air mendidih rata-rata pada suhu 100˚C. Pada saat penamanbahan garam pada air yang telah mendidih akan selalu terjadi penambahan suhu anta 1˚C-3˚C. Pada penambahan pertama kali larutan mengalami kenaikan titik didih 0˚C-1˚C, dan pada penambahan yang kedua dan ketiga larutan mengalami kenakan titik 1˚C-3˚C. semakin banyak garam yang dimasukkan maka akan semakin tinggi suhu larutannya.

ΔTd (˚C)Hasil pengamatan ΔTd(˚C) dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. ΔTd(˚C)

No Banyak Garam (gram) ΔTd (˚C)

Page 16: REAKSI KIMIA

15

1

2

3

2,5 gram (kasar)2,5 gram (halus)5,0 gram (kasar)5,0 gram (halus)7,5 gram (kasar)7,5 gram (halus)

0,0220,0220,0440,0440,0670,067

Pada Tabel 2., dapat dilihat bahwa setiap penambahan pada larutan berbeda yaitu garam kasar dan garam halus. Penamanhan dilakukan dengan cara bertahap sesuai dengna massa yang telah ditentukan. Pada penambahan garam kasar maupun halus nilai ΔTd (˚C) selalu sama dengan massa yang sama.

Page 17: REAKSI KIMIA

16

5. PEMBAHASAN

5.1. Kecepatan Reaksi

Semakin tinggi konsentrasi yang dimiliki larutan akan mengalami perubahan reaksi

yang lama, begitu juga sebaliknya semakin kecil konsentrasi yang dimiliki larutan

akan semakin cepat terjadi perubahan reaksi. Seperti yang dilihat pada tabel saat HCl

0,5 N menjadi control reaksi yang terjadi pada tabung 6 dituang ke 1 membutuhkan

waktu selama 922 s dan 2757 s, pada tabung 5 dituang ke 2 membutuhan waktu

selama 164 s dan 74 s, pad atabung ke 4 dituang 3 membuthan waktu 34s dan 1 s.

pada saat Na2S2O3 0,1 N menjadi control reaksi yang terjadi pada tabung 6 dituang ke

1 membuthkan waktu selama 99 s dan 176 s, pada tabung 5 dituang 2 membutuhan

waktu selama 67 s dan 87 s, pada tabung 4 dituang 1 membutuhkan waktu selama 51

s dan 56 s.

Pada percobaan konsentrasi sebagai faktor kecepatan reaksi pemilihan pencampuran

larutan dimulai dari tabung ke-6 dikarenakan proses perubahan reaksi endapan dan

warna kekeruhan membutuhkan waktu yang lama. Hal ini disebabkan semakin

banyak larutan yang dicampurkan, akan semakin banyak konsentrasi yang tercampur

maka akan semakin lama pula reaksi peubahan yang terjadi. Sedangkan pada tabung

4 proses perubahan reaksi warna dan endapan terjadi sangat cepat, hal ini disebakan

larutan yang dicampurkan pada tabung reaksi hanya memiliki 1 konsentrasi saja.

Perncampuran dilakukan dari tabung ke 6 agar waktu yang terpakai untuk praktikum

yang lain tidak terbuang sehingga tabung ke 6 dapat dibiarkan telebih dahulu dan

praktikan dapat melakukan percobaan yang lain.

Suhu atau temperature sangat berpengaruh terhadap factor kecepatan reaksi, hal ini

dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu larutan maka akan semakin cepat reaksi

yang terjadi. Seperti percobaan yang telah dilakukan praktikan ketika tabung 1 di

reaksikan tanpa pemasanan waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi adalah 71

s dan 32 s, pada tabung 2 dengan pemanasan 50˚C waktu yang dibutuhkan untuk

16

Page 18: REAKSI KIMIA

17

terjadinya reaksi adalah 47 s dan 25 s, dan pada tabung ke 3 dengan pemanasan 80˚C

waktu yang dibutuhkan untuk terjadinya reaksi adalah 20 s. pada ketiga tabung yang

telah direaksikan ini, semua tabung mengalami perubahan warna dan endapan

menjadi putih kekeruhan.

Pada percobaan katalisator sebagi faktor kecepatan reaksi, setiap tabung yang berisi

larutan terntentu dengan MnSO4 sebagai katalisator dicampurkan dengan 3 tetes

KMnO4. Setiap tabung yang telah dicampurkan mengalami perubahan reaksi dengna

waktuyang berbeda-beda. Pada tabung ke 1 reaksi yang terjadi membutuhkan waktu

yang lama karena tidak adanya pencampuran dengan larutan katalisator, pada tabung

ke 2 reaksi yang terjadi sangat cepat karena hanya ada laruran katalisator saja, dan

pada tabung ke 3 proses reaksi yang terjadi tidak selama tabung ke 1 karena pada

tabung ke 3 ada pencampuran larutan katalisator dan H2O. semakin sedikit

pencampuran larutan katalosator dengan larutan yang lain maka reaksi akan semakin

cepat.

Reaksi kimia merupakan perubahan yang terjadi pada suatu campuran antara dua zat

atau lebih pereaksi dan menghasilkan suatu produk reaksi. Reaksi kimia selalu

melibatkan terbentuk dan terputusnya suatu ikatan kimia. Reaksi kimia adalah

perubahan yang melibatkan perubahan sifat dengan membentuk zat baru, biasanya

melibatkan perubahan sifat fisik seperti, perubahan suhu, perubahan warna, bau,

terbentuknya endapan, dan timbulnya gelembung gas.

Reaksi kimia juga sangat erat hubungannya dengan persamaan reaksi. Persmaan

reaksi merupakan bahasa ilmu kimia. Persamaan reaksi menjelaskan secara kualitatif

peristiwa yang terjadi jika dua pereaksi atau lebih bergabung dan secara kuantitatif

menyatakan jumlah zat yang bereaksi serta jumlah produk reaksi. Menuliskan

persamaan reaksi harus diketahui dengan benar rumus pereaksidan rumus produk

reaksinya.

5.2. Kenaikan Titik Didih

Pada percobaan kenaikan titik didih rata-rata air mendidih pada suhu 100˚C. Pada

saat penambahan garam baik yang kasar maupun halus yang dilakukan secar

Page 19: REAKSI KIMIA

18

bertahap, larutan yang dipanaskan selalu mengalami kenaikan titik didih. Titik

didih yang naik berkisarkan antara 1 ˚C- 3˚C.

Titik didih pada larutan selalu mengalami peningkatan saat massa garam

ditambahkan secara bertahap. Seperti pada percobaan di kelompok A4 pada saat

massa garam kasar dimasukkan sebanyak 2,5 gram suhu mengalami kenaikan 1 ˚C

dan pada 2,5 gram garam halus suhu pada larutan tetap sama dengan titik diidh

larutan. Kemudian ditambahkan lagi 2,5 gram (2,5 gram + 2,5 gram) garam kasar

dan suhu tetap sama di 101˚C, dan pada garam halus saat ditambahkan 2,5 (2,5gram

+ 2,5 gram) gram lagi mengalami kenaikan suhu 1˚C. Setelah itu garam

ditambahkan lagi 2,5 gram (2,5 gram + 2,5 gram + 2,5 gram) dan pada tabung

garam kasar maupun halus mengalami kenaikan suhu 1˚C. maka dapat disimpulkan,

semakin banyak zat yang terlalrut maka akan mengalami kenaikan titik didih.

Pada percobaan ini saat terjainya kenaikan titik didih yang disebabkan oleh

penambahan garam maka tingkat konsentrasi larutan juga akan semakin meningkat.

Hal ini terjadi dikarenakan semakin banyak zat yang terkarut maka akan semakin

besar juga konsentrasi larutan tersebut.

Pengaruh penambahan garam kasar pada larutan terlihat saat kita memakukkannya

pada air mendidih, ketika dimasukan larutan yang ada di dalam Erlenmeyer

langsung menguap dengan cepat dan ketika meunggu mendidih kembali tidak

terlalu lama. Sedangkanpada larutan yang di campurkan dengan garam halus.

Apabila massa garam yang ditambahkan pada air mendidih semakin banyak maka

konsentrasi larutan juga semakin tinggi pula. Jika konsentrasi tinggi maka kenaikan

titik didihnya juga semakin tinggi juga. Hal ini sesuai dengan teori dari Rogers

(1987), yang menyatakan bahwa Titik didih suatu larutan tinggi maka

konsentrasinya juga semakin tinggi.

Dalam reaksi yang telah dilakukan tadi, ada suhu yang tidak naik atau teteap saat

telah ditambahkan garam kedalam larutan, seperti yang ada pada data kelompok

A4. Hal tersebut dapat dikarenakan garam sebagai zat terlarut menghambat

Page 20: REAKSI KIMIA

19

jalannya uap yang keluar sehingga air tidak dapat mendidih sampai suhu

maksimum. Sehingga setelah penambahan garam, maka air mendidih tidak secara

maksimum karena molekul-molekul garam (Na Cl) menghambat penguapan dari

air. Hal ini sesuai teori yang diungkapkan oleh Sastrawijaya (1990), yang

menyatakan bahwa pada air yang bersuhu 100oC jika ditambahkan dengan zat

terlarut maka pada suhu tersebut tidak mendidih karena molekul-molekul dari

garam menghalangi proses penguapan.

Page 21: REAKSI KIMIA

20

6. KESIMPULAN

6.1. Kecepatan Reaksi

Saat menggunakan larutan natrium tiosulfat sabagai konstan, laju reaksi umumnya

lebih cepat dibandingkan dengan larutan HCl yang dibuat konstan.

Temperatur yang semakin tinggi akan mempercepat reaksi kimia saat

berlangsung.

Semakin tinggi suhunya maka akan semakin cepat suatu larutan bereaksi.

Penambahan katalis mempengaruhi kecepatan reaksi sehingga waktu yang

dibutuhkan untuk bereaksi akan semakin cepat.

Penambahan katalisator yang semakin banyak akan mengurangi energi

aktivasinya, sehingga kecepatan suatu reaksi kimia semakin cepat.

6.2. Kenaiakan titik Didih

Titik didih zat cair adalah temperatur tetap pada saat zat cair mendidih.

Kenaikan titik didih zat cair dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tekanan dari

luar lingkungan maupun tekanan uap zat itu sendiri.

Kenaikan titik didih tidak bergantung pada jenis zat pelarut, tetapi hanya

bergantung pada jumlah atau konsentrasi partikel dalam larutan tersebut.

Jika suatu larutan memiliki konsentrasi yang sama, maka larutan tersebut akan

mendidih pada suhu yang sama, dan sebaliknya.

Semakin banyak garam kasar atau pun garam halus yang ditambahkan, maka akan

semakin tinggi titik didih larutan tersebut.

Kenaikan titik didih dipengaruhi oleh massa dan konsentrasi zat terlarut.

Titik didih air murni adalah pada suhu 100oC dan pada tekanan 1 atm (760

mmHg).

20

Page 22: REAKSI KIMIA

21

Semarang, 15 September 2014 Asisten Praktikum :

- Angela Irena W

- Lukas Terry B

Praktikan,

Julita

14.I1.0160

Page 23: REAKSI KIMIA

22

7. DAFTAR PUSTAKA

Busch, D.H ; H. Shull dan R.T. Conley. (1978) . Chemistry second edition. Ally and Bacon Inc. Boston

Conley, B.S. (1987). General Chemistry. Haughton Mifflin Company. Boston.

Day, R.A. & A.L. Underwood. (1992). Analisa Kimia Kuantitatif edisi kelima. Erlangga. Jakarta.

Ebbing, D.D. (1987). General Chemistry second edition. Houghton Mifflin Company. USA.

Ebbing, D.D. & M.S. Wrighton. (1987) . General Chemistry 2nd ed. Houghton Miffing Company. Boston.

Graham, R.P. & L.H. Cragg. (1959). The Essential of Chemistry. Holt, Reinhart & Winston, Inc. USA.

Hein, M. (1992). An Introduction to General Organic and Biochemistry Fifth Edition. Cole Publishing Company. California.

Moechtar, A. (1989) . Farmasi Fisika . Gadjah Mada University Press. Yogyakarta

Petrucci,R.H dan Suminar. (1992). Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta.

Petrucci,R. H. (1987). Kimia Dasar. Erlangga. Jakarta

Petrucci,R.H. ( 1985 ). Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid II. PT. Grafindo. Bogor

Rogers, Elizabeth P. (1986). Fundamentals of Chemistry. Brooks Cole Publishing Company. California.

Sastrawijaya. (1990). Larutan. Universitas Terbuka. Jakarta

Tupamahu. (1992). Kinetika. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta.

22

Page 24: REAKSI KIMIA

23

8. LAMPIRAN

8.1. Perhitungan

8.1.1.Kenaikan Titik Didih

Perhitungan ΔTd menggunakan rumus :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

Untuk massa 2,5 gram garam kasar :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

= 2,5

58,5× 1000

100× 0,0521

= 0,022 ˚C

Untuk massa 2,5 gram garam halus :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

= 2,5

58,5× 1000

100× 0,0521

= 0,022 ˚C

Untuk massa 5,0 gram garam kasar :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

= 5,0

58,5× 1000

100× 0,0521

= 0,044 ˚C

Untuk massa 5,0 gram garam halus :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

Page 25: REAKSI KIMIA

24

= 5,0

58,5× 1000

100× 0,0521

= 0,044 ˚C

Untuk massa 7,5 gram garam kasar :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

= 7,5

58,5× 1000

100× 0,0521

= 0,066 ˚C

Untuk massa 7,5 gram garam halus :

ΔTd =massa

Mr× 1000

100× 0,0521

= 7,5

58,5× 1000

100× 0,0521

= 0,066 ˚C

8.2. Laporan Sementara

8.2.1.Kecepatan Reaksi

8.2.2.Kenaikan Titik Didih

23