reaksi reaksi kimia

31
I. Judul Percobaan : Reaksi-reaksi Kimia II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis / 12 Desember 2013 III. Selesai Percobaan : Kamis / 12 Desember 2013 IV. Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi V. Tinjauan Pustaka Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi disebut reaktan. Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil reaksi. Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat. Rumus empiris suatu senyawa adalah rumus paling sederhana yang memberikan jumlah atom relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam senyawa itu. Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian senyawa menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang ada menjadi senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimunahkan dalam reaksi kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah reaksi harus selalu sama. Kekekalan materi dalam perubahan kimia terlihat dari persamaan kimia yang seimbang untuk proses tersebut.

Upload: dita-issriza

Post on 27-Jun-2015

15.078 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: Reaksi reaksi kimia

I. Judul Percobaan : Reaksi-reaksi Kimia

II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis / 12 Desember 2013

III. Selesai Percobaan : Kamis / 12 Desember 2013

IV. Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi

V. Tinjauan Pustaka

Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan

senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi

disebut reaktan. Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil reaksi.

Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus

kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul

suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat. Rumus

empiris suatu senyawa adalah rumus paling sederhana yang memberikan jumlah atom

relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam senyawa itu.

Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian

senyawa menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang

ada menjadi senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimunahkan dalam reaksi

kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah

reaksi harus selalu sama. Kekekalan materi dalam perubahan kimia terlihat dari

persamaan kimia yang seimbang untuk proses tersebut.

Persamaan dapat disetarakan dengan menggunakan penalaran yang bertahap.

Contohnya :

NH4NO3 → N2O + H2O

Rumus-rumus disebelah kiri menyatakan reaktan dan yang disebelah kanan

adalah produknya. Persamaan tersebut tidak seimbang karena ada 3 mol atom O dan 4

mol atom H di sebelah kiri, tetapi hanya ada 2 mol atom O dan 2 mol atom H di

sebelah kanan. Untuk menyetarakan persamaan, mula-mula tetapkan 1 sebagai

koefisien salah satu spesies, biasanya yang mengandung paling banyak unsur dalam

hal ini NH4NO3. Kemudian carilah unsur-unsur yang hanya muncul satu kali di ruas

lainnya dan tetapkan koefisien untuk mengimbangkan jumlah atom mereka. Di

sininitrogen muncul hanya satu kali di ruas lain (N2O), dan koefisien 1 untuk N2O

menjamin bahwa ada 2 mol atom N di setiap ruas persamaan. Hidrogen muncul dalam

H2O, sehingga koefisien 2 akan mnyetarakan 4 mol atom H pada ruas kiri. Hal ini

menghasilkan :

NH4NO3 → N2O + 2 H2O

Page 2: Reaksi reaksi kimia

Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah

molekul asam ke molekul basa. Dalam reaksi tersebut asam berperan sebagai donor

proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.

HA + B ↔ A- + HB+

Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi.

Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan

asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini

ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari setiap

substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah netralisasi

dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam yang

sifatnya netral.

Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam

sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika

konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah

membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi

atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu

mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal

tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.

Suatu reaksi kimia juga dapat menghasilkan gas. Reaksi kimia yang

menghasilkan gas disebut dengan reaksi pembentukan gas. Gas dapat terbentuk

apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air dan titik

didihnya rendah. Gas juga dapat terbentuk apabila produk dari suatu reaksi tidak

stabil hingga terurai menjadi gas dan zat lain. Contohnya :

Zn(s) + 2 HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)

Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu

senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini,

senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena

itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi,

dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari

elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang

diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang

berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).

Contoh reaksi redoks adalah:

2 S2O32−

(aq) + I2(aq) → S4O62−

(aq) + 2 I−(aq)

Page 3: Reaksi reaksi kimia

Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi

S4O62-.

Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana

yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan elemen

tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti

kebanyakan unsur logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan

teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak ion mempunyai

bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat

memperoleh satu atau lebih tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.

Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat

diketahui dari konfigurasi elektron elemen reaktannya. Setiap elemen akan berusaha

untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia.

Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas

alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.

Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia,

dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor. Reaksi ini penting

untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin atau aluminium. Proses

kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan

prinsip ini digunakan pada baterai.

Reaksi dehidrasi didefinisikan sebagai reaksi pelepasan air dari molekul yang

bereaksi. Reaksi dehidrasi sendiri merupakan subset dari reaksi eliminasi.

Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Indikator punya

warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Fungsi indikator universal

adalah memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat.

Ciri-ciri reaksi kimia

1. Terjadi Perubahan Warna

Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi

dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom reaktan dan

pembentukan ikatan-ikatan bru yang membentuk produk. Untuk memutuskan

ikatan diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang baru, dilepaskan

sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.

Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan

reaksi eksotermis. Reaksi yang menyerap energi panas disebut dengan reaksi

endotermis.

Page 4: Reaksi reaksi kimia

Contoh: Api dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan dan ketika bernafas

panas yang ada dalam tubuh akibat berolahraga dikeluarkan sehingga tubuh

menjadi dingin

2. Terjadi Perubahan Suhu

Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi

dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan

pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan

ikatan diperlukan energi.

Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan

reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi

endotermis.

Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dengan sistem,

tempat di luar sistem disebut dengan lingkungan. Pada reaksi eksotermis, terjadi

perpindahan energi panas dari sisitem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis

terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem.

3. Terjadi Pembentukan Endapan

Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang-

kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah

dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan (presipitat)

4. Terjadi Pembentukan Gas

Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk

ditunjukkan dengan adanya gelembung- gelembung dalam larutan yang

direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam

sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk.

Beberapa indikator asam-basa antara lain:

Lakmus

Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh

rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. “H” adalah proton yang

dapat diberikan kepada yang lain. “Lit” adalah molekul asam lemah. Lakmus

yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.

Jingga metil (methyl orange)

Page 5: Reaksi reaksi kimia

Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam

titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada

kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning

menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3 – 4,5. Ini akan diekplorasi

dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.

Fenolftalein

Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan

fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.Pada kasus ini, asam

lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan

ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan

mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida

menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan

untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah muda. Range

pH berkisar antara 8-10.

g. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom

senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer

elektron.

h. Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat

terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk

menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran

biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada

keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal

tidak termasuk dalam proses pembakaran.

C10 H 8+12 O2⟶10 C O2+4 H 2 O

CH 2 S+6 F2⟶CF 4+2 HF+SF6

i. Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda

hanya pada keadaan oksidasinya.

2 Sn2+¿⟶Sn+Sn4+¿¿¿

j. Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-

senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya. Berlangsungnya proses

Page 6: Reaksi reaksi kimia

ini dapat memerlukan energi (endotermal) atau melepaskan energi (eksotermal).

Ciri-ciri reaksi kimia, antara lain:

terbentuknya endapan

terbentuknya gas

terjadinya perubahan warna

terjadinya perubahan suhu atau temperature

VI.

Page 7: Reaksi reaksi kimia

VI. Cara Kerja

Alat : Tabung reaksi Pipa pengalir bersumbat Gelas kimia 100mL Pipet tetes Gelas ukur Rak tabung reaksi Label

Bahan :

HCl 0,05M / 0,5M CH3COOH 0,05M NaOH 0,05M / 0,5M ZnSO4 0,1M NH4OH 0,5M BaCl2 0,1M Ba(OH)2 0,2M K2CrO4 0,2M K2Cr2O7 0,1M (NH4)2SO4 0,5M H2SO4 pekat C12H22O11

Serbuk CaCO3

Indikator universal

Percobaan 1

Page 8: Reaksi reaksi kimia

Percobaan 2

Berwarna hijau

Berwarna unguBerwarna merah

- Dimasukkan dalam tabung reaksi B

- Ditambahkan 1 tetes indikator universal

- Diamati perubahannya

1 mL NaOH 0,05 M

- Dimasukkan dalam tabung reaksi A

- Ditambahkan 1 tetes indikator universal

- Diamati perubahannya

1 mL HCl 0,05 M

Berwarna biru

Berwarna unguBerwarna merah

- Dimasukkan dalam tabung reaksi D

- Ditambahkan 1 tetes indikator universal

- Diamati perubahannya

- Dimasukkan dalam tabung reaksi C

- Ditambahkan 2 tetes indikator universal

- Diamati perubahannya

1 mL CH3 COOH 0,05M1 mL CH3 COOH 0,05M

Endapan putih

1 mL ZnSO4 0,1 M

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 2A- Ditambahkan 2 tetes NaOH 0,5 M- Diamati perubahannya

Page 9: Reaksi reaksi kimia

Percobaan 3

Percobaan 4

Terbentuk

endapanTerbentuk gas CO2

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B - Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 M- Ditutup dengan pipa pengalir- Dimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2

- Diamati perubahannya

Serbuk CaCO3 0,2 gram

Lakmus merah > biruLakmus biru > biru

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3A- Ditambahkan 2mL NaOH 0,5M- Ditutup dengan pipa pengalir- Dikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi air- Diamati perubahnnya

3 mL (NH4 )SO4 0,5 M

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C

1mL BaCl2 0,1M

Berwarna jingga + endapan

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4B- Ditambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 M

- Diamati perubahanya

1mL BaCl2 0,1M

Berwarna kuning + endapan

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4A- Ditambahkan 1 mL K2CrO 40,2 M

- Diamati perubahanya

1mL BaCl2 0,1M

Page 10: Reaksi reaksi kimia

Percobaan 5

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C

Berwarna hitam kecoklatan

C12H22O11

- Dimasukkan dalam tabung reaksi 5

- Ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat

- Ditetesi 1-3 tetes air- Dibiarkan beberapa menit- Diamati perubahannya

Page 11: Reaksi reaksi kimia

VIII. Analisis Data/Perhitungan/Persamaan Reaksi yang Terlibat

Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama

kami isi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal, HCl yang

telah diberi indikator universal tersebut berubah warna menjadi merah lalu diberi

label A, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH 3COOH 0,05 M yang diberi 1

tetes indikator universal lalu diberi label B, CH 3COOH yang telah diberi indikator

universal tersebut, kemudian tabung A dan B berubah warna menjadi hijau. Pada

tabung ketiga diberi label C dan keempat diberi label D kami isi dengan 1 ml NaOH

0,05 M yang masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator universal, setelah NaOH

dicampur dengan indikator universal larutan berubah warna menjadi ungu.

Selanjutnya dalam percobaan ini kami mencampurkan tabung B dan ketiga sehingga

menghasilkan warna hijau, dan tabung kedua dengan tabung keempat menghasilkan

warna biru, sesuai dengan persamaan:

HCl(aq)+NaOH (aq )⟶NaCl(aq)+H 2O(l)

CH 3COOH (aq)+NaOH (aq )CH 3COONa(aq)+H 2O(l)

Pada percobaan kedua kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami

menambahkan 2 tetes NaOH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi

putih dan terdapat endapan (+). Kemudian kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M yang

ditambah 2 tetes NH 4 OH 0,5 M kemudian dilanjutkan dengan 60 tetes NH 4 OH 0,5

M sehingga terjadi perubahan warna menjadi putih dan terdapat endapan (++), sesuai

dengan persamaan:

ZnSO4 (aq )+2 NaOH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+Na2 SO4 (aq)

ZnSO4 (aq )+2 NH 4 OH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+(NH 4)2 SO4 (aq)

Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama kami

mengisi dengan 3 ml (NH 4)2 SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml NaOH

0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa

pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi

Page 12: Reaksi reaksi kimia

air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna

menjadi biru kemerahan dan lakmus biru berubah warna menjadi biru. Pada tabung

kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi kemudian

kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga tabung yang berisi

larutan Ba(OH )2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung dengan sumbat

berpipa pengalir.hingga terdapat gele,bunggas. Pada percobaan ini sesuai dengan

persamaan :

(NH 4)2 SO4 (aq)+2 NaOH (aq)⟶Na2 SO4 (aq )+H 2O(l )+NH 3(g)

CaCO3 (s)+2 HCl(aq)⟶CaCl2 (aq )+CO2 ( g)+H 2 O (l )

CO2(g )+Ba(OH )2 (aq)⟶ BaCO3 (s)+2 H 2O(l )

Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-

masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah

dengan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml K2 Cr2 O7 0,1 M,

pada tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M. Setelah

itu kami membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing

tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning muda dan terdapat banyak endapan

(++). Pada tabung kedua menjadi berwarna jingga dan terdapat endapan (+++). pada

tabung ketiga menjadi berwarna kuning dan terdapat sedikit endapan (+). Sesuai

dengan persamaan :

BaCl2(aq)+K 2Cr O 4(aq)⟶2 KCl(aq)+BaCrO4 (s )

BaCl2(aq)+K 2Cr2O7 (aq)⟶2 KCl(aq )+BaCr2O7 (s)

BaCl2(aq)+HCl(aq)+K2 Cr O4 (aq)⟶2 KCl( aq)+BaCrO4 (s )+ HCl(aq)

Pada percobaan kelima, kami menyiapkan tabung reaksi. Sepertiga tabung

reaksi kami isi dengan gula kemudian ditetesi dengan air dan diaduk sampai rata.

Setelah itu kami menambahkan 1 ml H 2 SO4 pekat. Pada percobaan ini larutan

berubah warna menjadi hitam kecoklatan, gula menggumpal dan panas, Sesuai

dengan persamaan

C12 H 22O11(s)+H 2 SO4 (aq)⟶12C(s )+11H 2O(l )+ H 2 S O4 (aq)

Page 13: Reaksi reaksi kimia

IX. Pembahasan

Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama

diisi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator sehingga berubah warna

menjadi merah, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH 3COOH 0,05 M yang

diberi 1 tetes indikator, sehingga berubah warna menjadi merah. Hal ini dikarenakan

HCl dan CH 3COOH sama-sama bersifat asam, sehingga ketika ditetesi dengan

indikator universal, larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi

merah. Pada tabung ketiga dan keempat diisi dengan 1 ml NaOH 0,05 M, kemudian

pada masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator universal, sehingga larutan yang

mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi ungu, ini dikarenakan NaOH

bersifat basa, sehingga ketika ditetesi dengan indikator universal, larutan berubah

warna jadi ungu. Selanjutnya tabung pertama yang berisi HCl dicampur dengan

tabung ketiga yang berisi NaOH dan menghasilkan larutan berwarna hijau. Hal ini

dikarenakan reaksi ini merupakan reaksi netralisasi dimana ketika asam kuat (HCl)

dan basa kuat (NaOH ) direaksikan, maka akan terjadi reaksi netralisasi, sesuai dengan

persamaan :

HCl(aq)+NaOH (aq )⟶NaCl(aq)+H 2O(l)

Tabung kedua yang berisi CH 3COOH direaksikan dengan tabung keempat

yang berisi NaOH sehingga menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:

CH 3COOH (aq)+NaOH (aq )⟶CH 3COONa(aq )+H 2O(l )

Warna biru terjadi karena ketika asam lemah (CH 3COOH ) direaksikan

dengan basa kuat (NaOH ) maka reaksi yang terjadi disebut reaksi penyangga yang

bersifat basa. Berikut gambar trayek pH dari indikator universal

Page 14: Reaksi reaksi kimia

Pada percobaan kedua kami menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang

pertama diisi 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 2 tetes NaOH 0,5 M

sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi putih dan terdapat endapan,

kemudian dilanjutkan NaOH diteteskan hingga 60 tetes, larutannya menjadi jernih

dan sedikit endapan. Pada tabung kedua kami mengisi tabung dengan 1 ml ZnSO4 0,1

M kemudian kami menambahkan 2 tetes NH 4 OH 0,5 M sehingga larutan keruh dan

terdapat sedikit endapan, selanjtnya dilanjutkan tetesan NH 4 OH hingga 60 tetes.

Larutan berubah menjadi warna putih dan sedikit endapan. Larutannya berubah sesuai

dengan persamaan:

ZnSO4 (aq )+2 NaOH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+Na2 SO4 (aq)

ZnSO4 (aq )+2 NH 4 OH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+(NH 4)2 SO4 (aq)

Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama kami

mengisi dengan 3 ml (NH 4)2 SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml NaOH

0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa

pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi

air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna

menjadi biru kemerahan dan lakmus biru tetap menjadi biru. Hal ini dikarenakan

ketika (NH 4)2 SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas amonia (NH 3¿, dan

ketika gas NH 3 bertemu dengan lakmus merah yang telah dibasahi dengan air, maka

akan terbentuk NH 4 OH yang bersifat basa, sehingga lakmus berubah warna menjadi

biru.

Page 15: Reaksi reaksi kimia

(NH 4)2 SO4 (aq)+2 NaOH (aq)⟶Na2 SO4(aq)+2 NH 3(aq)+2 H 2O(l)

Pada tabung kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam

tabung reaksi kemudian kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga

tabung yang berisi larutan Ba(OH )2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung

dengan sumbat berpipa pengalir. Pada percobaan ini terdapat gelembung,namun

dikarenakan serbuk CaCO3 diberikan sedikit maka tidak ada endapan, sesuai dengan

persamaan :

CaCO3 (s)+2 HCl(aq)⟶CaCl2 (aq )+CO2 ( g)+H 2 O (l )

CO2(g )+Ba(OH )2 (aq)⟶ BaCO3 (s)+2 H 2O(l )

Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-

masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah

dengan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml K2 Cr2 O7 0,1 M,

pada tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M. Setelah

itu kami membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing

tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning muda dan terdapat banyak endapan

(++) , pada tabung kedua menjadi berwarna jingga, dan terdapat endapan yang sedang

(+++) , pada tabung ketiga menjadi berwarna kuning dan terdapat sedikit endapan (+).

Sesuai dengan persamaan

BaCl2(aq)+K 2Cr O 4(aq)⟶2 KCl(aq)+BaCrO4 (s )

BaCl2(aq)+K 2Cr2O7 (aq)⟶2 KCl(aq )+BaCr2O7 (s)

BaCl2(aq)+HCl(aq)+K2 Cr O4 (aq)⟶2 KCl(aq)+BaCrO4 (s)

Pada percobaan kelima, kami menyiapkan tabung reaksi. Sepertiga tabung

reaksi kami isi dengan gula kemudian ditetesi dengan air dan diaduk sampai rata.

Setelah itu kami menambahkan 2 tetes H 2 SO4 pekat. Pada percobaan ini larutan

berubah warna menjadi hitam kecoklatan, gula menggumpal dan panas. Hal ini

dikarenakan H 2 SO4 bersifat panas, sehingga ketika diteteskan pada gula, karbon

dalam gula terlepas seperti halnya ketika gula dipanaskan. Itu pulalah yang

menyebabkan gula menjadi hitam setelah ditetesi dengan H 2 SO4.

Page 16: Reaksi reaksi kimia

C12 H 22O11(s)+H 2 SO4 (aq)⟶12C(s )+11H 2O4 (l)+H 2 SO4 (aq)

X. Kesimpulan

Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa:

1. Pada percobaan 1

Setelah HCl dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna hijau

Setelah CH3COOH dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna biru

2. Pada percobaan 2

Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NaOH maka warna larutan berubah menjadi keruh

dan terdapat endapan putih (+).

Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NH4OH maka warna larutan berubah menjadi putih

dan terdapat endapan putih (++).

3. Pada percobaan 3

Setelah (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas NH3 sehingga

dapat mengubah warna lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap

berwarna biru. (Tabung 1)

Setelah CaCO3 direaksikan dengan HCl menghasilkan CaCl, CO2 dan H2O,

kemudian direaksikan dengan Ba(OH)2, sehingga larutan mnjadi keruh. (Tabung

2)

4. Pada percobaan 4

Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2CrO4 menghasilkan larutan BaCrO4 berwarna

kuning muda dan terdapat endapan (++). (Tabung 1)

Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 menghasilkan larutan BaCr2O7

berwarna jingga dan terdapat endapan (+++). (Tabung 2)

Page 17: Reaksi reaksi kimia

5. Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 dan HCl menghasilkan endapan BaCr2O7

berwarna kuning dan terdapat endapan Pada percobaan 5

Setelah C12H22O11 direaksikan dengan H2O dan H2SO4 pekat menghasilkan

endapan gula berwarna hitam kecoklatan.

Dari percobaan yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa reaksi kimia

merupakan suatu proses yang menghasilkan zat baru yaitu hasil reaksi. Suatu reaksi

kimia disertai dengan kejadian fisis diantaranya perubahan warna dan suhu,

pembentukan endapan, dan timbulnya gas. Banyak kejadian fisis yang terjadi pada

percobaan reaksi-reaksi kimia yang kami lakukan. Dan dapat disimpulkan bahwa ciri-

ciri reaksi kimia sebagai berikut :

Terbentuknya endapan pada percobaan 2, 3, 4 dan 5

Terbentuknya gas pada percobaan 3

Terjadinya perubahan warna pada percobaan 1, 4 dan 5

Terjadinya perubahan suhu atau temperatur pada percobaan 5

XI. Jawaban Pertanyaan

Persamaan reaksi pada percobaan diatas adalah

1. a) HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)

b) CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)

2. a) ZnSO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)

b) ZnSO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)

3. a) (NH4)2SO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + 2 NH3(g) + 2 H2O(l)

2 NH3(g) + 2 H2O(l) → 2 NO(g) + 5 H2(g)

b) CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) +CO2(g)

CO2(g) + Ba(OH)2(aq) → BaCO3(s) + 2 H2O(l)

4. a) BaCl2(aq) + K2CrO4 → BaCrO4(s) + 2 KCl(aq)

b) BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq) → BaCr2O7(s) + 2 KCl(aq)

c) BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) + HCl(aq) → BaCrO4(s) + 2 KCl(aq) + HCl(l)

5. C12H22O11(s) + H2SO4(aq) → 12 C(s) + 11 H2O(l) + H2SO4(aq)

XII. Daftar Pustaka

Page 18: Reaksi reaksi kimia

Mengetahui,

Dosen/Asisten Pembimbing

(……………………………….……)

Praktikan,

(……………………………….……)

Chang, Raymond. 2007. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Kimia Dasar

Konsep-Konsep Inti Jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.

Oxtoby, David W. 2001. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Prinsip-Prinsip

Kimia Modern Jilid 1, Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. 39,42.

Supeno, Minto. 2009. Interaksi Asam Basa : Kimia Anorganik, Cetakan 1. Medan:

USU Press. 82-84.

Surabaya,.……..……………….

LAMPIRAN

REAKSI ASAM BASA

PERCOBAN 1

HCl H+ + Cl-

0,05 0,05 0,05

¿

¿5. 10−2× 1

¿5. 10−2

pH=−log¿

¿−log(5. 10−2)¿2 – log5¿2 – 0,69¿1,31

NaOH Na+ + OH-

0,05 0,05 0,05

¿¿5. 10−2× 1

¿5. 10−2

pOH=−log ¿¿−log (5. 10−2)¿2 – log5

pH=14 – pOH¿14 – (2−log 5)¿12+log 5

Page 19: Reaksi reaksi kimia

¿12+0,69¿12,69

CH3COOH CH3COO- + H+

0.05 0,05 0,05

¿

¿√1,8.10−5 x 5.10−2 x 1

¿√9.10−7

¿√0,9.10−6

¿0,94.10−3

pH=−log¿

¿−log (0,94.10−3) ¿3 – log0,94

¿3 – (−0,03) ¿3.03

NaCl Na+ + Cl-

HCl + NaOH NaCl + H2O

M 0,05 0,05

R 0,05 0,05 0,05 0,05

S - - 0,05 0,05

Karena NaCl (garam) terbentuk dari asam kuat dan basa kuat maka tidak terhodrolisis dan pH = 7.

NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O

M 0,05 0,05

R 0,05 0,05 0,05 0,05

S - - 0,05 0,05

[C H 3COONa ]=5. 10−2

2

¿2,5. 10−2

¿

¿√ 10−14

1,8.10−52,5. 10−2

Page 20: Reaksi reaksi kimia

¿√ 2,5. 10−16

1,8.10−9

¿√1,38.10−11

¿√13,8.10−12

¿3,7. 10−6

pOH=−log ¿

¿−log(3,7. 10−6)

¿6 – log 3,7

pH=14 – pOH

¿14 – (6 – log 3,7)

¿8+ log3,7 ¿8+0,57=8,57

Percobaan 1

a. Sebelum ditetesi indikator universal

b. HCl sudah ditetesi indikator universal dan NaOH sudah ditetesi indikator universal

c. Hasil campuran HCl dan NaOH

Page 21: Reaksi reaksi kimia

d. CH3COOH sudah ditetesi indikator universal dan NaOH sudah ditetesi indikator universal

e. Hasil campuran CH3COOH dan NaOH

Percobaan 2ZnSO4

Perbandingan tabung 2a dan 2b

Page 22: Reaksi reaksi kimia

Percobaan 3(NH4)2SO4

Proses reaksi

Kertas lakmus yang sudah berubah warna

Gelembung pada percobaan 3b

Percobaan 4BaCl2

Page 23: Reaksi reaksi kimia

Perbandingan semua tabung percobaan 4

Percobaan 5

Endapan karbon mulai terbentuk

Endapan terbentuk