reaksi reaksi kimia
TRANSCRIPT
I. Judul Percobaan : Reaksi-reaksi Kimia
II. Hari/Tanggal Percobaan : Kamis / 12 Desember 2013
III. Selesai Percobaan : Kamis / 12 Desember 2013
IV. Tujuan Percobaan : Mengamati perubahan yang terjadi pada suatu reaksi
V. Tinjauan Pustaka
Reaksi kimia adalah suatu proses alam yang selalu menghasilkan antarubahan
senyawa kimia. Senyawa ataupun senyawa-senyawa awal yang terlibat dalam reaksi
disebut reaktan. Dan hasil dari suatu reaksi kimia disebut hasil reaksi.
Menurut hukum penggabungan kimia, setiap zat dijelaskan oleh suatu rumus
kimia yang menyatakan jumlah relatif atom yang ada dalam zat itu. Rumus molekul
suatu zat menjelaskan jumlah atom setiap unsur dalam satu molekul zat. Rumus
empiris suatu senyawa adalah rumus paling sederhana yang memberikan jumlah atom
relatif yang betul untuk setiap jenis atom yang ada di dalam senyawa itu.
Reaksi kimia menggabungkan unsur-unsur menjadi senyawa, penguraian
senyawa menghasilkan unsur-unsurnya, dan transformasi mengubah senyawa yang
ada menjadi senyawa baru. Oleh karena atom tidak dapat dimunahkan dalam reaksi
kimia, maka jumlah atom (atau mol atom) dari setiap unsur sebelum dan sesudah
reaksi harus selalu sama. Kekekalan materi dalam perubahan kimia terlihat dari
persamaan kimia yang seimbang untuk proses tersebut.
Persamaan dapat disetarakan dengan menggunakan penalaran yang bertahap.
Contohnya :
NH4NO3 → N2O + H2O
Rumus-rumus disebelah kiri menyatakan reaktan dan yang disebelah kanan
adalah produknya. Persamaan tersebut tidak seimbang karena ada 3 mol atom O dan 4
mol atom H di sebelah kiri, tetapi hanya ada 2 mol atom O dan 2 mol atom H di
sebelah kanan. Untuk menyetarakan persamaan, mula-mula tetapkan 1 sebagai
koefisien salah satu spesies, biasanya yang mengandung paling banyak unsur dalam
hal ini NH4NO3. Kemudian carilah unsur-unsur yang hanya muncul satu kali di ruas
lainnya dan tetapkan koefisien untuk mengimbangkan jumlah atom mereka. Di
sininitrogen muncul hanya satu kali di ruas lain (N2O), dan koefisien 1 untuk N2O
menjamin bahwa ada 2 mol atom N di setiap ruas persamaan. Hidrogen muncul dalam
H2O, sehingga koefisien 2 akan mnyetarakan 4 mol atom H pada ruas kiri. Hal ini
menghasilkan :
NH4NO3 → N2O + 2 H2O
Reaksi asam-basa adalah reaksi yang mendonorkan proton dari sebuah
molekul asam ke molekul basa. Dalam reaksi tersebut asam berperan sebagai donor
proton dan basa berperan sebagai akseptor proton.
HA + B ↔ A- + HB+
Hasil dari transfer proton ini adalah asam konjugasi dan basa konjugasi.
Reaksi kesetimbangan (bolak-balik) juga ada, dan karena itu asam/basa dan
asam/basa konjugasinya selalu dalam kesetimbangan. Reaksi kesetimbangan ini
ditandai dengan adanya konstanta diasosiasi asam dan basa (Ka dan Kb) dari setiap
substansinya. Sebuah reaksi yang khusus dari reaksi asam-basa adalah netralisasi
dimana asam dan basa dalam jumlah yang sama akan membentuk garam yang
sifatnya netral.
Presipitasi adalah proses reaksi terbentuknya padatan (endapan) di dalam
sebuah larutan sebagai hasil dari reaksi kimia. Presipitasi ini biasanya terbentuk ketika
konsentrasi ion yang larut telah mencapai batas kelarutan dan hasilnya adalah
membentuk garam. Reaksi ini dapat dipercepat dengan menambahkan agen presipitasi
atau mengurangi pelarutnya. Reaksi presipitasi yang cepat akan menghasilkan residu
mikrokristalin dan proses yang lambat akan menghasilkan kristal tunggal. Kristal
tunggal juga dapat diperoleh dari rekristalisasi dari garam mikrokristalin.
Suatu reaksi kimia juga dapat menghasilkan gas. Reaksi kimia yang
menghasilkan gas disebut dengan reaksi pembentukan gas. Gas dapat terbentuk
apabila produk yang dihasilkan dari suatu reaksi tidak larut dalam air dan titik
didihnya rendah. Gas juga dapat terbentuk apabila produk dari suatu reaksi tidak
stabil hingga terurai menjadi gas dan zat lain. Contohnya :
Zn(s) + 2 HCl(aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)
Reaksi redoks dapat dipahami sebagai transfer elektron dari salah satu
senyawa (disebut reduktor) ke senyawa lainnya (disebut oksidator). Dalam proses ini,
senyawa yang satu akan teroksidasi dan senyawa lainnya akan tereduksi, oleh karena
itu disebut redoks. Oksidasi sendiri dimengerti sebagai kenaikan bilangan oksidasi,
dan reduksi adalah penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer dari
elektron ini akan selalu mengubah bilangan oksidasinya, tapi banyak reaksi yang
diklasifikasikan sebagai reaksi redoks walaupun sebenarnya tidak ada elektron yang
berpindah (seperti yang melibatkan ikatan kovalen).
Contoh reaksi redoks adalah:
2 S2O32−
(aq) + I2(aq) → S4O62−
(aq) + 2 I−(aq)
Yang mana I2 direduksi menjadi I- dan S2O32- (anion tiosulfat) dioksidasi menjadi
S4O62-.
Untuk mengetahui reaktan mana yang akan menjadi agen pereduksi dan mana
yang akan menjadi agen teroksidasi dapat diketahui dari keelektronegatifan elemen
tersebut. Elemen yang mempunyai nilai keelektronegatifan yang rendah, seperti
kebanyakan unsur logam, maka akan dengan mudah memberikan elektron mereka dan
teroksidasi - elemen ini menjadi reduktor. Kebalikannya, banyak ion mempunyai
bilangan oksidasi tinggi, seperti H2O2, MnO4-, CrO3, Cr2O72-, OsO4) dapat
memperoleh satu atau lebih tambahan elektron, sehingga disebut oksidator.
Jumlah elektron yang diberikan atau diterima pada reaksi redoks dapat
diketahui dari konfigurasi elektron elemen reaktannya. Setiap elemen akan berusaha
untuk menjadikan konfigurasi elektronnya sama seperti konfigurasi elemen gas mulia.
Logam alkali dan halogen akan memberikan dan menerima satu elektron. Elemen gas
alam sendiri sebenarnya tidak aktif secara kimiawi.
Salah satu bagian penting dalam reaksi redoks adalah reaksi elektrokimia,
dimana elektron dari sumber listrik digunakan sebagai reduktor. Reaksi ini penting
untuk pembuatan elemen-elemen kimia, seperti klorin atau aluminium. Proses
kebalikan dimana reaksi redoks digunakan untuk menghasilkan listrik juga ada dan
prinsip ini digunakan pada baterai.
Reaksi dehidrasi didefinisikan sebagai reaksi pelepasan air dari molekul yang
bereaksi. Reaksi dehidrasi sendiri merupakan subset dari reaksi eliminasi.
Indikator universal adalah gabungan dari beberapa indikator. Indikator punya
warna standar yang berbeda untuk setiap nilai pH 1-14. Fungsi indikator universal
adalah memeriksa derajat keasaman (pH) suatu zat secara akurat.
Ciri-ciri reaksi kimia
1. Terjadi Perubahan Warna
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi
dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom reaktan dan
pembentukan ikatan-ikatan bru yang membentuk produk. Untuk memutuskan
ikatan diperlukan energi. Untuk membentuk ikatan yang baru, dilepaskan
sejumlah energi. Jadi, pada reaksi kimia terjadi perubahan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan
reaksi eksotermis. Reaksi yang menyerap energi panas disebut dengan reaksi
endotermis.
Contoh: Api dapat menghangatkan tubuh yang kedinginan dan ketika bernafas
panas yang ada dalam tubuh akibat berolahraga dikeluarkan sehingga tubuh
menjadi dingin
2. Terjadi Perubahan Suhu
Pada reaksi kimia, reaktan diubah menjadi produk. Perubahan yang terjadi
dapat disebabkan adanya pemutusan ikatan-ikatan antaratom pereaksi dan
pembentukan ikatan-ikatan baru yang membentuk produk. Untuk memutuskan
ikatan diperlukan energi.
Reaksi kimia yang menghasilkan energi dalam bentuk panas disebut dengan
reaksi eksotermis, sedangkan reaksi yang menyerap energi panas disebut reaksi
endotermis.
Reaksi kimia terjadi pada suatu ruang yang kita sebut dengan sistem,
tempat di luar sistem disebut dengan lingkungan. Pada reaksi eksotermis, terjadi
perpindahan energi panas dari sisitem ke lingkungan. Pada reaksi endotermis
terjadi perpindahan energi panas dari lingkungan ke sistem.
3. Terjadi Pembentukan Endapan
Ketika mereaksikan dua larutan dalam sebuah tabung reaksi, kadang-
kadang terbentuk suatu sneyawa yang tidak larut, berbentuk padat, dan terpisah
dari larutannya. Padatan itu disebut dengan endapan (presipitat)
4. Terjadi Pembentukan Gas
Secara sederhana, dalam reaksi kimia adanya gas yang terbentuk
ditunjukkan dengan adanya gelembung- gelembung dalam larutan yang
direaksikan. Adanya gas dapat diketahui dari baunya yang khas, seperti asam
sulfida (H2S) dan amonia (NH3) yang berbau busuk.
Beberapa indikator asam-basa antara lain:
Lakmus
Lakmus adalah asam lemah. Lakmus memiliki molekul yang sungguh
rumit yang akan kita sederhanakan menjadi HLit. “H” adalah proton yang
dapat diberikan kepada yang lain. “Lit” adalah molekul asam lemah. Lakmus
yang tidak terionisasi adalah merah, ketika terionisasi adalah biru.
Jingga metil (methyl orange)
Jingga metil adalah salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
titrasi. Pada larutan yang bersifat basa, jingga metil berwarna kuning. Pada
kasus jingga metil, pada setengah tingkat dimana campuran merah dan kuning
menghasilkan warna jingga terjadi pada pH 3 – 4,5. Ini akan diekplorasi
dengan lebih lanjut pada bagian bawah halaman.
Fenolftalein
Fenolftalein adalah indikator titrasi yang lain yang sering digunakan, dan
fenolftalein ini merupakan bentuk asam lemah yang lain.Pada kasus ini, asam
lemah tidak berwarna dan ion-nya berwarna merah muda terang. Penambahan
ion hidrogen berlebih menggeser posisi kesetimbangan ke arah kiri, dan
mengubah indikator menjadi tak berwarna. Penambahan ion hidroksida
menghilangkan ion hidrogen dari kesetimbangan yang mengarah ke kanan
untuk menggantikannya – mengubah indikator menjadi merah muda. Range
pH berkisar antara 8-10.
g. Reaksi redoks, yang mana terjadi perubahan pada bilangan oksidasi atom
senyawa yang bereaksi. Reaksi ini dapat diinterpretasikan sebagai transfer
elektron.
h. Pembakaran, adalah sejenis reaksi redoks yang mana bahan-bahan yang dapat
terbakar bergabung dengan unsur-unsur oksidator, biasanya oksigen, untuk
menghasilkan panas dan membentuk produk yang teroksidasi. Istilah pembakaran
biasanya digunakan untuk merujuk hanya pada oksidasi skala besar pada
keseluruhan molekul. Oksidasi terkontrol hanya pada satu gugus fungsi tunggal
tidak termasuk dalam proses pembakaran.
C10 H 8+12 O2⟶10 C O2+4 H 2 O
CH 2 S+6 F2⟶CF 4+2 HF+SF6
i. Disproporsionasi, dengan satu reaktan membentuk dua jenis produk yang berbeda
hanya pada keadaan oksidasinya.
2 Sn2+¿⟶Sn+Sn4+¿¿¿
j. Reaksi organik, melingkupi berbagai jenis reaksi yang melibatkan senyawa-
senyawa yang memiliki karbon sebagai unsur utamanya. Berlangsungnya proses
ini dapat memerlukan energi (endotermal) atau melepaskan energi (eksotermal).
Ciri-ciri reaksi kimia, antara lain:
terbentuknya endapan
terbentuknya gas
terjadinya perubahan warna
terjadinya perubahan suhu atau temperature
VI.
VI. Cara Kerja
Alat : Tabung reaksi Pipa pengalir bersumbat Gelas kimia 100mL Pipet tetes Gelas ukur Rak tabung reaksi Label
Bahan :
HCl 0,05M / 0,5M CH3COOH 0,05M NaOH 0,05M / 0,5M ZnSO4 0,1M NH4OH 0,5M BaCl2 0,1M Ba(OH)2 0,2M K2CrO4 0,2M K2Cr2O7 0,1M (NH4)2SO4 0,5M H2SO4 pekat C12H22O11
Serbuk CaCO3
Indikator universal
Percobaan 1
Percobaan 2
Berwarna hijau
Berwarna unguBerwarna merah
- Dimasukkan dalam tabung reaksi B
- Ditambahkan 1 tetes indikator universal
- Diamati perubahannya
1 mL NaOH 0,05 M
- Dimasukkan dalam tabung reaksi A
- Ditambahkan 1 tetes indikator universal
- Diamati perubahannya
1 mL HCl 0,05 M
Berwarna biru
Berwarna unguBerwarna merah
- Dimasukkan dalam tabung reaksi D
- Ditambahkan 1 tetes indikator universal
- Diamati perubahannya
- Dimasukkan dalam tabung reaksi C
- Ditambahkan 2 tetes indikator universal
- Diamati perubahannya
1 mL CH3 COOH 0,05M1 mL CH3 COOH 0,05M
Endapan putih
1 mL ZnSO4 0,1 M
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 2A- Ditambahkan 2 tetes NaOH 0,5 M- Diamati perubahannya
Percobaan 3
Percobaan 4
Terbentuk
endapanTerbentuk gas CO2
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3B - Ditambahkan 3 mL HCL 0,1 M- Ditutup dengan pipa pengalir- Dimasukkan dalam larutan Ba(OH)2 10 mL 0,2
- Diamati perubahannya
Serbuk CaCO3 0,2 gram
Lakmus merah > biruLakmus biru > biru
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 3A- Ditambahkan 2mL NaOH 0,5M- Ditutup dengan pipa pengalir- Dikenakan kertas lakmus merah dan biru yang dibasahi air- Diamati perubahnnya
3 mL (NH4 )SO4 0,5 M
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C
1mL BaCl2 0,1M
Berwarna jingga + endapan
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4B- Ditambahkan 1 mL K2Cr2O 7 0,1 M
- Diamati perubahanya
1mL BaCl2 0,1M
Berwarna kuning + endapan
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4A- Ditambahkan 1 mL K2CrO 40,2 M
- Diamati perubahanya
1mL BaCl2 0,1M
Percobaan 5
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 4C
Berwarna hitam kecoklatan
C12H22O11
- Dimasukkan dalam tabung reaksi 5
- Ditambahkan 2 tetes H2SO4 pekat
- Ditetesi 1-3 tetes air- Dibiarkan beberapa menit- Diamati perubahannya
VIII. Analisis Data/Perhitungan/Persamaan Reaksi yang Terlibat
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama
kami isi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator universal, HCl yang
telah diberi indikator universal tersebut berubah warna menjadi merah lalu diberi
label A, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH 3COOH 0,05 M yang diberi 1
tetes indikator universal lalu diberi label B, CH 3COOH yang telah diberi indikator
universal tersebut, kemudian tabung A dan B berubah warna menjadi hijau. Pada
tabung ketiga diberi label C dan keempat diberi label D kami isi dengan 1 ml NaOH
0,05 M yang masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator universal, setelah NaOH
dicampur dengan indikator universal larutan berubah warna menjadi ungu.
Selanjutnya dalam percobaan ini kami mencampurkan tabung B dan ketiga sehingga
menghasilkan warna hijau, dan tabung kedua dengan tabung keempat menghasilkan
warna biru, sesuai dengan persamaan:
HCl(aq)+NaOH (aq )⟶NaCl(aq)+H 2O(l)
CH 3COOH (aq)+NaOH (aq )CH 3COONa(aq)+H 2O(l)
Pada percobaan kedua kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami
menambahkan 2 tetes NaOH 0,5 M sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi
putih dan terdapat endapan (+). Kemudian kami menyiapkan 1 ml ZnSO4 0,1 M yang
ditambah 2 tetes NH 4 OH 0,5 M kemudian dilanjutkan dengan 60 tetes NH 4 OH 0,5
M sehingga terjadi perubahan warna menjadi putih dan terdapat endapan (++), sesuai
dengan persamaan:
ZnSO4 (aq )+2 NaOH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+Na2 SO4 (aq)
ZnSO4 (aq )+2 NH 4 OH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+(NH 4)2 SO4 (aq)
Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama kami
mengisi dengan 3 ml (NH 4)2 SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml NaOH
0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa
pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi
air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna
menjadi biru kemerahan dan lakmus biru berubah warna menjadi biru. Pada tabung
kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam tabung reaksi kemudian
kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga tabung yang berisi
larutan Ba(OH )2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung dengan sumbat
berpipa pengalir.hingga terdapat gele,bunggas. Pada percobaan ini sesuai dengan
persamaan :
(NH 4)2 SO4 (aq)+2 NaOH (aq)⟶Na2 SO4 (aq )+H 2O(l )+NH 3(g)
CaCO3 (s)+2 HCl(aq)⟶CaCl2 (aq )+CO2 ( g)+H 2 O (l )
CO2(g )+Ba(OH )2 (aq)⟶ BaCO3 (s)+2 H 2O(l )
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-
masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah
dengan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml K2 Cr2 O7 0,1 M,
pada tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M. Setelah
itu kami membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing
tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning muda dan terdapat banyak endapan
(++). Pada tabung kedua menjadi berwarna jingga dan terdapat endapan (+++). pada
tabung ketiga menjadi berwarna kuning dan terdapat sedikit endapan (+). Sesuai
dengan persamaan :
BaCl2(aq)+K 2Cr O 4(aq)⟶2 KCl(aq)+BaCrO4 (s )
BaCl2(aq)+K 2Cr2O7 (aq)⟶2 KCl(aq )+BaCr2O7 (s)
BaCl2(aq)+HCl(aq)+K2 Cr O4 (aq)⟶2 KCl( aq)+BaCrO4 (s )+ HCl(aq)
Pada percobaan kelima, kami menyiapkan tabung reaksi. Sepertiga tabung
reaksi kami isi dengan gula kemudian ditetesi dengan air dan diaduk sampai rata.
Setelah itu kami menambahkan 1 ml H 2 SO4 pekat. Pada percobaan ini larutan
berubah warna menjadi hitam kecoklatan, gula menggumpal dan panas, Sesuai
dengan persamaan
C12 H 22O11(s)+H 2 SO4 (aq)⟶12C(s )+11H 2O(l )+ H 2 S O4 (aq)
IX. Pembahasan
Pada percobaan pertama kami menyiapkan 4 tabung reaksi, tabung pertama
diisi dengan 1 ml HCl 0,05 M yang diberi 1 tetes indikator sehingga berubah warna
menjadi merah, pada tabung kedua kami isi dengan 1 ml CH 3COOH 0,05 M yang
diberi 1 tetes indikator, sehingga berubah warna menjadi merah. Hal ini dikarenakan
HCl dan CH 3COOH sama-sama bersifat asam, sehingga ketika ditetesi dengan
indikator universal, larutan yang mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi
merah. Pada tabung ketiga dan keempat diisi dengan 1 ml NaOH 0,05 M, kemudian
pada masing-masing tabung diberi 1 tetes indikator universal, sehingga larutan yang
mula-mula tak berwarna berubah warna menjadi ungu, ini dikarenakan NaOH
bersifat basa, sehingga ketika ditetesi dengan indikator universal, larutan berubah
warna jadi ungu. Selanjutnya tabung pertama yang berisi HCl dicampur dengan
tabung ketiga yang berisi NaOH dan menghasilkan larutan berwarna hijau. Hal ini
dikarenakan reaksi ini merupakan reaksi netralisasi dimana ketika asam kuat (HCl)
dan basa kuat (NaOH ) direaksikan, maka akan terjadi reaksi netralisasi, sesuai dengan
persamaan :
HCl(aq)+NaOH (aq )⟶NaCl(aq)+H 2O(l)
Tabung kedua yang berisi CH 3COOH direaksikan dengan tabung keempat
yang berisi NaOH sehingga menghasilkan warna biru, sesuai dengan persamaan:
CH 3COOH (aq)+NaOH (aq )⟶CH 3COONa(aq )+H 2O(l )
Warna biru terjadi karena ketika asam lemah (CH 3COOH ) direaksikan
dengan basa kuat (NaOH ) maka reaksi yang terjadi disebut reaksi penyangga yang
bersifat basa. Berikut gambar trayek pH dari indikator universal
Pada percobaan kedua kami menyiapkan dua tabung reaksi, tabung yang
pertama diisi 1 ml ZnSO4 0,1 M kemudian kami menambahkan 2 tetes NaOH 0,5 M
sehingga terjadi perubahan yaitu warna menjadi putih dan terdapat endapan,
kemudian dilanjutkan NaOH diteteskan hingga 60 tetes, larutannya menjadi jernih
dan sedikit endapan. Pada tabung kedua kami mengisi tabung dengan 1 ml ZnSO4 0,1
M kemudian kami menambahkan 2 tetes NH 4 OH 0,5 M sehingga larutan keruh dan
terdapat sedikit endapan, selanjtnya dilanjutkan tetesan NH 4 OH hingga 60 tetes.
Larutan berubah menjadi warna putih dan sedikit endapan. Larutannya berubah sesuai
dengan persamaan:
ZnSO4 (aq )+2 NaOH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+Na2 SO4 (aq)
ZnSO4 (aq )+2 NH 4 OH (aq)⟶Zn(OH )2 (s)+(NH 4)2 SO4 (aq)
Pada percobaan ketiga kami menyiapkan 2 tabung, tabung yang pertama kami
mengisi dengan 3 ml (NH 4)2 SO4 0,5 M kemudian kami menambahkan 2 ml NaOH
0,5 M. Setelah larutan dicampur, kami segera menutup tabung dengan sumbat berpipa
pengalir, ujung yang lain kami beri dengan kertas lakmus merah yang telah dibasahi
air, pada percobaan ini kertas lakmus merah yang ditaruh di ujung pipa berubah warna
menjadi biru kemerahan dan lakmus biru tetap menjadi biru. Hal ini dikarenakan
ketika (NH 4)2 SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas amonia (NH 3¿, dan
ketika gas NH 3 bertemu dengan lakmus merah yang telah dibasahi dengan air, maka
akan terbentuk NH 4 OH yang bersifat basa, sehingga lakmus berubah warna menjadi
biru.
(NH 4)2 SO4 (aq)+2 NaOH (aq)⟶Na2 SO4(aq)+2 NH 3(aq)+2 H 2O(l)
Pada tabung kedua kami memasukkan 0,2 gram serbuk CaCO3 kedalam
tabung reaksi kemudian kami menambahkan 3 ml HCl 0,5 M. Kami menyiapkan juga
tabung yang berisi larutan Ba(OH )2 0,2 M. Setelah itu kami menutup kedua tabung
dengan sumbat berpipa pengalir. Pada percobaan ini terdapat gelembung,namun
dikarenakan serbuk CaCO3 diberikan sedikit maka tidak ada endapan, sesuai dengan
persamaan :
CaCO3 (s)+2 HCl(aq)⟶CaCl2 (aq )+CO2 ( g)+H 2 O (l )
CO2(g )+Ba(OH )2 (aq)⟶ BaCO3 (s)+2 H 2O(l )
Pada percobaan keempat kami menyiapkan tiga tabung reaksi, pada masing-
masing tabung reaksi dimasukkan 1 ml BaCl2 0,1 M. Pada tabung pertama ditambah
dengan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M, pada tabung kedua ditambahkan 1 ml K2 Cr2 O7 0,1 M,
pada tabung yang ketiga ditambahkan 1 ml HCl 0,5 dan 1 ml K2 Cr O4 0,1 M. Setelah
itu kami membandingkan hasil dari perubahan yang terjadi pada masing-masing
tabung. Tabung pertama menjadi berwarna kuning muda dan terdapat banyak endapan
(++) , pada tabung kedua menjadi berwarna jingga, dan terdapat endapan yang sedang
(+++) , pada tabung ketiga menjadi berwarna kuning dan terdapat sedikit endapan (+).
Sesuai dengan persamaan
BaCl2(aq)+K 2Cr O 4(aq)⟶2 KCl(aq)+BaCrO4 (s )
BaCl2(aq)+K 2Cr2O7 (aq)⟶2 KCl(aq )+BaCr2O7 (s)
BaCl2(aq)+HCl(aq)+K2 Cr O4 (aq)⟶2 KCl(aq)+BaCrO4 (s)
Pada percobaan kelima, kami menyiapkan tabung reaksi. Sepertiga tabung
reaksi kami isi dengan gula kemudian ditetesi dengan air dan diaduk sampai rata.
Setelah itu kami menambahkan 2 tetes H 2 SO4 pekat. Pada percobaan ini larutan
berubah warna menjadi hitam kecoklatan, gula menggumpal dan panas. Hal ini
dikarenakan H 2 SO4 bersifat panas, sehingga ketika diteteskan pada gula, karbon
dalam gula terlepas seperti halnya ketika gula dipanaskan. Itu pulalah yang
menyebabkan gula menjadi hitam setelah ditetesi dengan H 2 SO4.
C12 H 22O11(s)+H 2 SO4 (aq)⟶12C(s )+11H 2O4 (l)+H 2 SO4 (aq)
X. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah kami lakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa:
1. Pada percobaan 1
Setelah HCl dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna hijau
Setelah CH3COOH dicampur dengan NaOH maka larutan berwarna biru
2. Pada percobaan 2
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NaOH maka warna larutan berubah menjadi keruh
dan terdapat endapan putih (+).
Setelah ZnSO4 ditetesi dengan NH4OH maka warna larutan berubah menjadi putih
dan terdapat endapan putih (++).
3. Pada percobaan 3
Setelah (NH4)2SO4 direaksikan dengan NaOH menghasilkan gas NH3 sehingga
dapat mengubah warna lakmus merah menjadi biru dan lakmus biru tetap
berwarna biru. (Tabung 1)
Setelah CaCO3 direaksikan dengan HCl menghasilkan CaCl, CO2 dan H2O,
kemudian direaksikan dengan Ba(OH)2, sehingga larutan mnjadi keruh. (Tabung
2)
4. Pada percobaan 4
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2CrO4 menghasilkan larutan BaCrO4 berwarna
kuning muda dan terdapat endapan (++). (Tabung 1)
Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 menghasilkan larutan BaCr2O7
berwarna jingga dan terdapat endapan (+++). (Tabung 2)
5. Setelah BaCl2 direaksikan dengan K2Cr2O7 dan HCl menghasilkan endapan BaCr2O7
berwarna kuning dan terdapat endapan Pada percobaan 5
Setelah C12H22O11 direaksikan dengan H2O dan H2SO4 pekat menghasilkan
endapan gula berwarna hitam kecoklatan.
Dari percobaan yang kami lakukan, dapat kami simpulkan bahwa reaksi kimia
merupakan suatu proses yang menghasilkan zat baru yaitu hasil reaksi. Suatu reaksi
kimia disertai dengan kejadian fisis diantaranya perubahan warna dan suhu,
pembentukan endapan, dan timbulnya gas. Banyak kejadian fisis yang terjadi pada
percobaan reaksi-reaksi kimia yang kami lakukan. Dan dapat disimpulkan bahwa ciri-
ciri reaksi kimia sebagai berikut :
Terbentuknya endapan pada percobaan 2, 3, 4 dan 5
Terbentuknya gas pada percobaan 3
Terjadinya perubahan warna pada percobaan 1, 4 dan 5
Terjadinya perubahan suhu atau temperatur pada percobaan 5
XI. Jawaban Pertanyaan
Persamaan reaksi pada percobaan diatas adalah
1. a) HCl(aq) + NaOH(aq) → NaCl(aq) + H2O(l)
b) CH3COOH(aq) + NaOH(aq) → CH3COONa(aq) + H2O(l)
2. a) ZnSO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
b) ZnSO4(aq) + 2 NH4OH(aq) → (NH4)2SO4(aq) + Zn(OH)2(s)
3. a) (NH4)2SO4(aq) + 2 NaOH(aq) → Na2SO4(aq) + 2 NH3(g) + 2 H2O(l)
2 NH3(g) + 2 H2O(l) → 2 NO(g) + 5 H2(g)
b) CaCO3(s) + 2 HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O(l) +CO2(g)
CO2(g) + Ba(OH)2(aq) → BaCO3(s) + 2 H2O(l)
4. a) BaCl2(aq) + K2CrO4 → BaCrO4(s) + 2 KCl(aq)
b) BaCl2(aq) + K2Cr2O7(aq) → BaCr2O7(s) + 2 KCl(aq)
c) BaCl2(aq) + K2CrO4(aq) + HCl(aq) → BaCrO4(s) + 2 KCl(aq) + HCl(l)
5. C12H22O11(s) + H2SO4(aq) → 12 C(s) + 11 H2O(l) + H2SO4(aq)
XII. Daftar Pustaka
Mengetahui,
Dosen/Asisten Pembimbing
(……………………………….……)
Praktikan,
(……………………………….……)
Chang, Raymond. 2007. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Kimia Dasar
Konsep-Konsep Inti Jilid 1, Edisi ketiga. Jakarta: Erlangga.
Oxtoby, David W. 2001. (Alih Bahasa: Suminar Setiati Achmadi). Prinsip-Prinsip
Kimia Modern Jilid 1, Edisi keempat. Jakarta: Erlangga. 39,42.
Supeno, Minto. 2009. Interaksi Asam Basa : Kimia Anorganik, Cetakan 1. Medan:
USU Press. 82-84.
Surabaya,.……..……………….
LAMPIRAN
REAKSI ASAM BASA
PERCOBAN 1
HCl H+ + Cl-
0,05 0,05 0,05
¿
¿5. 10−2× 1
¿5. 10−2
pH=−log¿
¿−log(5. 10−2)¿2 – log5¿2 – 0,69¿1,31
NaOH Na+ + OH-
0,05 0,05 0,05
¿¿5. 10−2× 1
¿5. 10−2
pOH=−log ¿¿−log (5. 10−2)¿2 – log5
pH=14 – pOH¿14 – (2−log 5)¿12+log 5
¿12+0,69¿12,69
CH3COOH CH3COO- + H+
0.05 0,05 0,05
¿
¿√1,8.10−5 x 5.10−2 x 1
¿√9.10−7
¿√0,9.10−6
¿0,94.10−3
pH=−log¿
¿−log (0,94.10−3) ¿3 – log0,94
¿3 – (−0,03) ¿3.03
NaCl Na+ + Cl-
HCl + NaOH NaCl + H2O
M 0,05 0,05
R 0,05 0,05 0,05 0,05
S - - 0,05 0,05
Karena NaCl (garam) terbentuk dari asam kuat dan basa kuat maka tidak terhodrolisis dan pH = 7.
NaOH + CH3COOH CH3COONa + H2O
M 0,05 0,05
R 0,05 0,05 0,05 0,05
S - - 0,05 0,05
[C H 3COONa ]=5. 10−2
2
¿2,5. 10−2
¿
¿√ 10−14
1,8.10−52,5. 10−2
¿√ 2,5. 10−16
1,8.10−9
¿√1,38.10−11
¿√13,8.10−12
¿3,7. 10−6
pOH=−log ¿
¿−log(3,7. 10−6)
¿6 – log 3,7
pH=14 – pOH
¿14 – (6 – log 3,7)
¿8+ log3,7 ¿8+0,57=8,57
Percobaan 1
a. Sebelum ditetesi indikator universal
b. HCl sudah ditetesi indikator universal dan NaOH sudah ditetesi indikator universal
c. Hasil campuran HCl dan NaOH
d. CH3COOH sudah ditetesi indikator universal dan NaOH sudah ditetesi indikator universal
e. Hasil campuran CH3COOH dan NaOH
Percobaan 2ZnSO4
Perbandingan tabung 2a dan 2b
Percobaan 3(NH4)2SO4
Proses reaksi
Kertas lakmus yang sudah berubah warna
Gelembung pada percobaan 3b
Percobaan 4BaCl2
Perbandingan semua tabung percobaan 4
Percobaan 5
Endapan karbon mulai terbentuk
Endapan terbentuk