recovery gangguan jiwa

42
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Recovery Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006 dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup, bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et al, 2008 dalam Stuart 2013). Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu menerima dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat

Upload: alfa-kidshop

Post on 14-Jul-2016

293 views

Category:

Documents


45 download

DESCRIPTION

Konsep recovery gangguan jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Recovery Gangguan Jiwa

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Recovery

Orang dengan gangguan jiwa berat yang mendapatkan dukungan tepat dan secara

individual, dapat pulih dari penyakitnya dan memiliki kehidupan yang memuaskan serta

produktif. Recovery merupakan suatu proses perjalanan mencapai kesembuhan dan

transformasi yang memampukan seseorang dengan gangguan jiwa untuk hidup bermakna

di komunitas yang dipilihnya untuk mencapai potensi yang dimilikinya (USDHHS, 2006

dalam Stuart, 2013). Recovery merupakan proses dimana seseorang mampu untuk hidup,

bekerja, belajar dan berpartisipasi secara penuh dalam komunitasnya. Recovery

berimplikasi terhadap penurunan atau pengurangan gejala secara keseluruhan (Ware et

al, 2008 dalam Stuart 2013).

Kekuatan diri merupakan pondasi dari dukungan dan sistem recovery yang

berpusat pada diri sendiri dan motivasi diri. Aspek terpenting dari recovery didefinisikan

oleh setiap individu dengan pertolongan dari pemberi layanan kesehatan jiwa dan orang-

orang yang sangat penting dalam kehidupannya (Stuart, 2010). Individu menerima

dukungan pemulihan melalui aktivitas yang didefinisikan sebagai rehabilitasi, yang

merupakan proses menolong seseorang kembali kepada level fungsi tertinggi yang dapat

dicapai. Recovery gangguan jiwa merupakan gabungan pelayanan sosial, edukasi,

okupasi, perilaku dan kognitif yang bertujuan pada pemulihan jangka panjang dan

memaksimalkan kecukupan diri (Stuart, 2013)

Sejumlah praktik berbasis bukti mendukung dan meningkatkan pemulihan

meliputi : tritmen asertif komunitas komunitas, dukungan bekerja, manajemen dan

pemulihan penyakit, tritmen terintegrasi untuk mendampingi kejadian berulang

gangguan jiwa dan penyalahgunaan zat, psikoedukasi keluarga, manajemen pengobatan.

Dukungan pemulihan dalam asuhan keperawatan jiwa meliputi bekerja dengan tim

tritmen multidisiplin yang meliputi psikiater, psikolog, pekerja sosial, konselor, terapis

okupasi, pakar konsumen dan teman sejawat,manajer kasus, pengacara keluarga, pakar

pengambil kebijakan. Dukungan ini juga membutuhkan perawat untuk berfokus pda tiga

elemen yaitu : individu, keluarga dan komunitas (Stuart, 2013)

Page 2: Recovery Gangguan Jiwa

B. Mental Health Recovery Model & The Recovery Model in Psychiatric Nursing

Selama ini kita mengetahui bahwa recovery sama halnya dengan kembali sehat

atau sembuh terhadap suatu penyakit, tetapi dalam kesehatan jiwa kita sepakati bahwa

recovery memiliki arti yang berbeda. Recover Model pada kesehatan jiwa tidak berfokus

pada pengobatan, tetapi sebagai gantinya lebih menekankan dapat hidup beradaptasi

dengan sakit jiwa yang sifatnya kronis. Pada model ini lebih menekankan kepada

hubungan sosial, pemberdayaan, strategi koping, dan makna hidup.

Peplau (1952 dalam Varcarolis 2013) menciptakan teori bahwa pentingnya

hubungan interpersonal terapeutik, model recovery berubah dari hubungan nurse-patient

menjadi nurse-partner. Berdasarkan penelitian Hanrahan et al (2011 dalam Varcarolis

2013) menyatakan pentingnya meningkatkan peran individu dan keluarga dalam proses

recovery. Caldwell et al (2010 dalam Varcarolis 2013) menegaskan perawat jiwa harus

mengajarkan tenaga kesehatan lain tentang konsep recovery dan menyarankan cara

memberdayakan pasien dan memajukan proses recovery.

Models, Theories, and Therapies in Current Practice

No Theorist Model/Theory Focus of Nursing

1 Dorothy Johnson Behavioral system Membantu pasien kembali

pada keadaan seimbang ketika

mengalami stess melalui

pengurangan atau

menghilangkan sumber stress

dan mendukung proses adaptif

(Johnson, 1980)

2 Imogene King Goal attainment Membangun hubungan

interpersonal dan membantu

pasien untuk mencapai tujuan

nya berdasakan peran nya

dalam konteks sosial (King,

1981)

4 Betty Neuman System Model Membangun hubungan

Page 3: Recovery Gangguan Jiwa

perawat-pasien untuk

membantu menghadapi respon

stres (1982)

5 Dorothes Orem Self-Care Deficit Mengatasi defisit perawatan

diri dan mendorong pasien

untuk terlibat secara aktif pada

perawatan diri mereka (Orem,

2001)

6 Hildegard Peplau Interpersonal

Relations

Menggunakan hubungan

interpersonal sebagai alat

terapeutik untuk

menyembuhkan dan

mengurangi kecemasan

(Peplau, 1992)

7 Jean Watson Transpersonal Caring Caring merupakan prosedur

dan tugas penting; membangun

hubungan perawat-pasien

sehingga menghasilkan

Therapeutic Outcome

(Watson, 2007)

C. Manfaat & Peran Perawat Pada Pemberian Terapi pada Proses Penyembuhan

Page 4: Recovery Gangguan Jiwa

Pemberian terapi adalah berbagai pendekatan penenganan klien

gangguan jiwa yang bervariasi, yang bertujuan untuk mengubah perilaku klien

dengan gangguan jiwa dengan perilaku mal adaptifnya menjadi perilaku yang

adaptif. Perawat sebagai terapis mendasarkan potensi yang dimiliki pasien sebagai

titik tolak terapi atau penyembuhan dengan memberikan berbagai macam terapi

Generalis maupun Spesialis.

Dalam pemberian terapi perawat seabagai terapis senantiasa

berdasarkan pada kompetensi yang dia miliki dan kondisi pasien yang menjadi titik

tolak terapi atau penyembuhan.

Efektivitas terapi komplementer dan alternatif (CAM) telah banyak dibuktikan

oleh klinisi yang merujuk klien ke praktisi CAM baik sebagai terapi tunggal ataupu

terapi tambahan dalam terapi konvensional. Terapi CAM dapat memberi dampak penting

dalam praktik keperawatan kesehatan jiwa. Terapi alternatif telah banyak dirasakan

bermanfaat, aman, hemat biaya, dan mudah dilaksanakan di tatanan kesehtan jiwa.

Terapi alternatif komplementer (CAM) dapat dilakukan oleh perawat (Stuart, 2013).

Keperawatan termasuk dalam posisi yang ideal dalam memberikan perawatan

dengan menggabungkan banyak terapi CAM untuk mengatasi gejala yang dialami oleh

klien dengan gangguan jiwa. Disamping itu terapi CAM yang memberdayakan klien

dapat memperkuat hubungan antar perawat dan klien dalam meningkatkan proses

pemulihan (Stuart, 2013).

D. Terapi Generalis

1. Terapi Psikofarmakologi

Psikofarmakologi merupakan sebuah standar yang telah ditetapkan dalam

menangani penyakik-penyakit neurobiologis. Namun, obat tidak dpat berjalan sendiri

dalam menangani masalah personal, social atau komponen lingkungan klien atau

respon terhadap penyakit. Kondisi-kondisi tersebut membutuhkan pendekatan yang

terintegrasi dan komperensif dalam merawat individudan gangguan jiwa.

Peran perawat dalam psikofarmakologi

a. Pengkajian Klien

Pada proses kolaborasi pemberian obat sangat penting melakukan pengkajian

dasar klien termvsuk riwayat, kondisi fisik dan asil laboratorium , evaluasi

Page 5: Recovery Gangguan Jiwa

kesehatan jiwa, pengkajian social budaya dan yang paling utama adalah riwayat

pengobatan untuk dilengkapi pada setiap klien sebelum diberikan pengobatan.

b. Kordinasi Tritmen Modalitas

Perawat memiliki peran penting dalam merancang program tritmen yang

komprehensif. Pilihan tritmen yang paling tepat pada setiap klien bersifat

individu dan merupakan gambaran dari rencana tritmen. Kordinasi dalam

melakukan perawatan merupakan tanggung jawab utama perawat yang bersama-

sama dengan klien dalam membina hubungan terapiutik sebagai bagian dari tim

pelayanan kesehatan.

c. Pemberian Obat

Perawat memiliki peran penting terhadap pengealaman klien dalam mendapatkan

pengobatan psikofarmakologi. Pada beberapa pelayanan perawat bertugas

menentukan jadwal dosis berdasarkan dosis kebutuhan obat seta kebutuhan klien,

mengatur pemberian obat dan selalu waspada terhadap efek serta penanganan

efek obat.

d. Monitor Efek Obat

Perawat berperan penting dalam memantau efek obat psikofarmaka. Peran dalam

memantau efek obat seperti membuat standarisasi pengukuran efek obat terhadap

target gejala, mengevaluasi dan meminimalisasi efek samping, mengatasi reaksi

berlawanan dan mencatat efek obat terhadap konsep diri klien, kepercayaan serta

keyakinannya terhadap perawatan. Obat harus diberikan sesuai dengan dosis

yang direnkomendasikan dan dalam jumlah yang tepat sebelum menentukan

apakah memiliki dampak terapiutik yang adekuat pada klien.

e. Edukasi Pengobatan

Perawat merupakan pemegan posisi utama dalam memberikan edukasi pada klien

dan keluarga tentang pengobatan. Edukasi meliputi pemberian informasi lengkap

kepada klien dan keluarga sehingga mereka dapat memahami, mendiskusikan

dan menerimanya. Edukasi tentang obat merupakan kunci penting agar efektif

dan aman dalam mengonsumsi obat-obat psikotropika, kolaborasi klien dalam

merencanakan tritmen dan kepatuhan klien terhadap regimen terapi obat.

2. Terapi Kejang Listrik (Elektroconvulsive Therapis)

Page 6: Recovery Gangguan Jiwa

Terapi kejang listrik (elektroconvulsive therapis / ECT) pertama kali

dilakukan pada tahun 1938 sbagai tritmen untuk klien skizofrenia, ketika diyakini

bahwa klien epilepsy jarang mengalami skizofrenia, dan dianggap bahwa pemberian

kejang biasa menyembuhkan skizofrenia.

Terapi Kejang listrik adalah pengobatan dengan pemberian kejang yang

cukup berat melalui alat yang diindukdi pada klien yang yang dibius dengan

memeberikan arus listrik melalui elektroda yang dipasang pada klien (Manked et

al,2010).

ECT merupakan tritmen gangguan jiwa yang efektif dan umumnya dapat

ditoleransi dengan baik oleh klien. Dalam beberapa kasus, stelah program awal

tritmen sukses, pemiliharaan ECT ditambah dengan pemberian obat antridepresan:

untuk bulan pertama setelah remisi program remisi trigmen dilakukan seminggu

sekali, kemudian berkurang secara bertahap menjadi sebulan sekali (perbulan) (APA,

2001).

Indikasi utama ECT adalah depresi berat (Weiner dan Falcone,2011).

Beberapa ahli menganggap terapi ini digunakan sebagai standar emas untuk

mengatasi kodisi depresi yang bertahan (Nahas dan Anderson,2011). Tingkat respon

terhadap ECT 80% atau lebih untuk sebagian besar klien lebih baik daripada tingkat

respon terhadap obat antidepresan, sehingga terapi dianggap sebai antidepresan yang

paling efektif (Keltner dan Boschini,2009).

Peran perawat

Perawat kesehatan jiwa memiliki peran penting dalam melakukan ECT. Peran

ini meliputi tindakan keperawatan mandiri dan kolaborasi. Dukungan Emosi dan

Pendidikan. Asuhan keperawatan diberikan kepada klien dan keluarga setelah

dijelaskan bahwa ECT merupakan pilihan program tritmen. Peran paling penting

perawat adalah memberikan kesempatan bagi klien untuk untuk mengespresikan

perasaan, termasuk masalah yang terkait dengan mitos atau yang berkaitan dengan

ECT. Perawat dapat mengajarkan klien dan keluarga, mempertimbangkan ansietas,

kesiapan untuk belajar, dan kemampuan untuk memahami penjelasan yang

diberikan.

Asuhan Keperawatan Sebelum Prosedur Tritmen, pemberian asuhan

keperawatan ini meliputi peninjauan kembali proses konsultasi, memastikan bahwa

Page 7: Recovery Gangguan Jiwa

setiap kelainan hasil tes laboratorium telah ditangani, dan memeriksa bahwa

peralatan dan perlengkapan yang diperlukan telah memadai dan berfungsi.

Asuhan keperawatan selama prosedur, klien harus dibawah ke ruan tritmen,

baik dengan berjalan kaki atau dibawah dengan menggunakan kursi roda, didampingi

seorang perwat dan dengan siapapun klien merasa nyaman. Perawat harus tetap

mendapingi klien selama pelaksanaan terapi untuk memberikan dukungan pada

klien.

Asuhan keperawatan setelah prosedur, ruang pemulihan harus berdekatan

dengan dengan ruang tritmen untuk memudahkan akses staf anastesi keluar masuk

dalam keadaan darurat. Setelah klien berada diruan pemulihan perawat harus harus

mengokservasi klien sampai benar-benar pulih. Perawat harus meyakinkan kodisi

klien dan secara periodic mengorentasikan klien. Pemberian penjelasan yang singkat,

sangat membantu klien dalam proses pemulihan. Perawat harus menjelaskan bahwa

sebagian besar masalah memori akan hilang dalam beberapa minggu.

3. Terapi Tindakan Pada Keluarga

Tindakan pada keluarga merupakan terapi yang ditujukan untuk melibatkan

keluarga dan mendorong mereka untuk menjadi peserta aktif dalam ritmen dan

pemulihan, sehingga meningkatkan keterampilan koping pada klien dan keluarga

mereka.

Peran Perawat dalam terapi keluarga yaitu untuk mendorong hubungan

keluarga yang sehat melalui psikoedukasi, penguatan kekuatan, konseling sportif,

dan rujukan untuk terapi dan dukungan. Perawat sudah dipersiapkan dengan baik

untuk meningkatkan fungsi keluarga dalam pengaturan klinis tradisional dan

nontradisional.

Perawat harus mengintegrasikan teori berbasis keluarga dengan ilmu

tindakan pada keluarga dalam program klinis, memberikan dan mempromosikan

tindakan pada keluarga berbasis-bukti, dan advokasi untuk keluarga dan

penggantian pihak ketiga untuk tindakan pada keluarga.

Advokasi Keluarga merupakan model bekerja dengan orang tua dan anggota

keluarga untuk membantu mereka bertindak sebagai advokat dengan dan atas

nama anggotakeluarga yang memiliki ketidakmampuan

Page 8: Recovery Gangguan Jiwa

Praktik yang berorientasi pada keluarga mengacu pada tindakan tertentu

pada keluarga dan kerangka konseptual yang lebih luas untuk tindakan yang

mencakup asuhan keperawatan yang berpusat pada keluarga.

Ilmu tindaka keluarga merupakan area keilmuan yang didefinisikan dengan

penelitian dalam mengubah perilaku keluarga.

4. Iktisas Terapi Kelompok

Kelompok menawarkan berbagai hubungan antara anggota karena setiap

anggota kelompok akan berinteraksi satu sama lain dengan pemimpin kelompok.

Anggota kelompok berasal dari berbagai latar belakang dan masing-masing memiliki

kesempatan untuk belajar dari orang lain diluar lingkaran sosialnya.mereka

dihadapkan dengan rasa iri hati, daya tarik, daya saing, dan banyak emosi lainnya dan

perasaan yang diungkapkan oleh orang lain (Yalom,2005).

Kelompok terapiutik memiliki tujuan bersama yaitu kelompok memiliki tujuan

kelompok untuk membantu anggota yang secara konsisten terlibat dalam

engidentifikasi hubungan destruktif dan mengubah perilaku maladaptive mereka.

Peran Perawat

Perawat sebagai pemimpin kelompok harus dapat mengkordinir dan

mempelajari kelompok dan berpartisipasi di dalamnya pada waktu bersamaan.

Pemimpin harus selalu memantau kelompok dan bila diperlukan, membantu

kelompok mencapai tujuannya.

Kualitas pemimpin perawat yang efektif merupakan kualitas yang sama

pentingnya dalam hubungan terapiutik, secara khusus kemampuan perawat meliputi

sikap responsive dan aktif berimpati, ketulusan, dan kemampuan konfrontasi.

E. Terapi Spesialis

1. Guided Imagery

Guided Imagery merupakan program yang mengarahkan pikiran dengan

memandu imajinasi seseorang terhadap situasi santai, fokus pada kondisi untuk

mengurangi stres dan meningkatkan kenyaman serta suasana hati (Stuart, 2013). Klien

Page 9: Recovery Gangguan Jiwa

yang menerima GI memiliki tingkat kenyamanan yang lebih tinggi dan tingkat

depresi, ansietas dan stres yang lebih rendah dibandingkan dengan klien yang tidak

menerima GI (Apostolo dan Kolcaba, 2009). Selain itu teknik imagery telah

digunakan dalam berbagai kondisi dan populasi. Nyeri dan kanker adalah dua kondisi

di mana teknik imagery telah membantu baik pada orang dewasa ataupun anak-anak

(Lindquist, 2014).

2. Music Intervention

Terapi musik digunakan dengan menerapkan unsur-unsur penyembuhan untuk

memenuhi kebutuhan spesifik pada individu. Di Amerika Serikat dan di seluruh

dunia, terapis musik bekerja di berbagai fasilitas dan perawatan kesehatan. Meskipun

terapis musik secara khusus dilatih untuk menggunakan musik dalam berbagai cara

terapi, ada banyak situasi di mana perawat dapat menerapkan intervensi musik ke

dalam rencana perawatan pasien (Lindquist, 2014).

Musik dan proses fisiologis (detak jantung, tekanan darah, gelombang otak,

suhu tubuh, pencernaan, dan hormon adrenal) melibatkan irama dan getaran yang

terjadi secara rutin, berkala dan terdiri dari osilasi (Crowe, 2004 dalam Lindquist,

2014). Intervensi musik memberikan pasien / klien stimulus menghibur yang dapat

membangkitkan sensasi menyenangkan sambil memfokuskan perhatian individu ke

musik bukan pada pikiran stres, nyeri, ketidaknyamanan, atau rangsangan lingkungan

lainnya (Lindquist, 2014).

3. Humor

Psikoterapis Steven Sultanoff menjelaskan bahwa perbedaan utama antara

komedi-klub humor dan humor terapi. Tujuan dari menggunakan humor terapi

sebagai terapi komplementer harus jelas untuk kepentingan klien atau pasien, bukan

untuk terapis/perawat sebagai kepuasan pribadi atau hanya untuk kesenangan

"(Steven Sultanoff, 2012 dalam Lindquist, 2014). Humor terapi telah didefinisikan

sebagai setiap intervensi yang mempromosikan kesehatan dan kesejahteraan dengan

merangsang ekspresi. Intervensi ini dapat meningkatkan kesehatan, sebagai terapi

komplementer, memfasilitasi penyembuhan atau mengatasi baik fisik, emosi, kognitif,

sosial, dan spiritual "(AATH, 2000 dalam Lindquist, 2014).

Page 10: Recovery Gangguan Jiwa

4. Yoga

Yoga merupakan kegiatan yang mengatur tubuh secara fisik dan emosional

dengan menggunakan berbagai posisi tubuh, latihan peregangan, kontrol nafas dan

meditasi. Teknik pernapasan yang digunakn dalam yoga dapat berhubungan dengan

stimulasi saraf vagus dan menyeimbangkan sistem saraf otonom. Kegiatan yoga dapat

ini dapat mengurangi agitasi dan aktivitas pada beberapa klien depresi saat berlatih

meditasi (Stuart, 2013).

Sebuah studi menunjukkan bahwa yoga dua kali seminggu selama 8 minggu

diberikan tritmen standar untuk gangguan makan lebih bermanfaat dalam mengurangi

gejala gangguan makan daripada tritmen standar saja. Setelah selesai yoga, klien

mengalami sedikit rangsangan terhadap makanan dan cara makan, sehingga hal ini

menunjukkan efektivitas yoga dalam memfokuskan pikiran dan tidak terokupasi pada

pemikiran obsesif patologis (Stuart, 2013).

5. Biofeedback

Biofeedback merupakan suatu tindakan dimana respon fisiologis, seperti detak

jantung, hantaran kulit, suhu kulit, dan aktivasi otot dipantau dengan tujuan

mengajarkan klien untuk secara sadar mengatur proses tersebut. EEG Biofeedback

dikenal juga sebagai neuroterapi/ neurofeedback adalah biofeedback tertentu yang

menstransmisikan sinyal electroencephalogram (EEG) dan memberikan informasi

tentang aktivitas neuron di korteks serebral. Melalui pengkondisian operan atau

belajar, klien diajarkan menggunakan informasi tentang otak untuk mengubah atau

meningkatkan fungsinya (Stuart, 2013).

Perawat profesional ideal untuk memberikan biofeedback karena

pengetahuannya tentang fisiologi, psikologi, kesehatan dan penyakit di negaranya.

Perawat menggunakan biofeedback harus disertifikasi oleh Sertifikasi Biofeedback

International Alliance (BCIA, www.bcia.org), yang menawarkan sertifikasi dalam

biofeedback umum, neurofeedback, dan biofeedback disfungsi otot panggul

(Lindquist, 2014).

6. Meditation

Meditasi kesadaran (Mindfulness meditation) mengajarkan klien berfokus

pada pengalaman mereka. Klien diajarkan untuk menyadari sensasi, pikiran dan

perasaan yang dialami saat ini yang bertujuan untuk memungkinkan diri mengamati

Page 11: Recovery Gangguan Jiwa

pengalaman membuat tujuan, tidak menghakimi, serta menerima cara dan

menemukan sifat yang lebih dalam dari pengalaman (Tusaie dan Edds, 2009 dalam

Stuart, 2013). Praktik meditasi harus diawasi pada klien dengan masalah kesehatan

jiwa tertentu karena terapi ini memiliki potensi untuk menginduksi tingkat kesadaran

tertentu. Pendekatan meditasi yang berbeda dapat menghasilkan efek merangsang

yang dapat membangkitkan mania pada klien bipolar (Stuart, 2013).

7. Prayer

Stabile (2013) mendefinisikan doa sebagai komunikasi antara manusia dan

Tuhan, komunikasi timbal balik yang meliputi berbicara kepada Tuhan (Lindquist,

2014). Banziger, Van Uden, dan Janssen (2008) mencatat bahwa orang dapat melihat

doa sebagai kerjasama dengan Tuhan di mana mereka berada dalam kontak dan

persekutuan dengan Tuhan. Doa dapat dilakukan secara individual, dalam suatu

kelompok, atau sebagai bagian dari iman atau komunitas agama (Lindquist, 2014).

Sejumlah penelitian telah mendokumentasikan efektivitas doa sebagai strategi koping.

Dari tinjauan studi tentang doa, Holywell dan Walker (2009) menyimpulkan bahwa

doa adalah strategi koping yang membantu untuk menengahi antara agama dan

kesejahteraan (Lindquist, 2014).

Perawat dapat menanyakan apakah pasien ingin perawat untuk bergabung

dengan mereka dalam doa. Membaca kitab suci atau membaca dari kitab suci adalah

salah satu cara untuk berdoa dengan seseorang. Perawat dapat menciptakan

lingkungan yang kondusif untuk berdoa: bermain musik meditasi, mencegah

interupsi, dan memperoleh buku atau perlengkapan yang dibutuhkan bagi orang untuk

berdoa seperti yarmulke untuk seorang Yahudi atau rosario bagi seseorang dari iman

Katolik. Pasien dari iman Yahudi mungkin ingin membaca Mazmur dan Muslim

dapat memilih untuk membaca doa dari Al-Qur'an (Al-Quran). Perawat perlu

menghormati bentuk apapun atau ritual doa yang dipilih pasien (Lindquist, 2014).

Doa telah digunakan orang yang mempunyai banyak penyakit, dari semua

kelompok usia, dan dari semua budaya. Literatur juga menunjukkan tentang

kemanjuran doa pada individu yang sakit. Dalam sejumlah survei, doa menjadi yang

paling sering digunakan sebagai pelengkap terapi (Brown, barner, Richards, &

Bohman, 2007; King & Pettigrew, 2004). Penelitian telah dilakukan pada penggunaan

doa dengan pasien yang memiliki kondisi kronis. Dalam sebuah studi dari orang

dewasa yang HIV-1-positif dan yang terlibat dalam kegiatan spiritual seperti doa,

Page 12: Recovery Gangguan Jiwa

subjek memiliki penurunan risiko kematian (Fitzpatrick et al., 2007). Demikian juga,

orang dengan depresi dan kecemasan yang telah berpartisipasi dalam enam sesi doa 1

jam mingguan menunjukkan perbaikan dalam depresi dan kecemasan dibandingkan

dengan subyek pada kelompok kontrol (Boelens, Reeves, Replogle, & Koenig, 2009).

8. Journaling

Istilah journal, buku harian, menulis reflektif, dan menulis ekspresif sering

digunakan secara bergantian. Diari lebih sering fokus pada rekaman peristiwa dan

pertemuan, sedangkan journal berfungsi sebagai alat untuk merekam proses

kehidupan seseorang (Cortright 2008 dalam Lindquist, 2014). Peristiwa dan

pengalaman yang dicatat dalam jurnal berisi refleksi seseorang tentang peristiwa dan

makna pribadi yang pernah dialami mereka. Dalam penulisan jurnal, interaksi antara

sadar dan tidak sadar sering terjadi. Bentuk penulisan ekspresif seperti puisi, cerita,

dan pesan memo adalah metode individu dapat menggunakan untuk mengeksplorasi

perasaan batin dan pikiran (Lindquist, 2014).

Pada mereka yang baru didiagnosis dengan penyakit kronis, journal tentang

perspektif mereka tentang bagaimana penyakit dapat mempengaruhi kehidupan

mereka serta dapat membantu mereka mengungkap kekhawatiran sehingga bisa

didiskusikan dengan profesional kesehatan. Perawat dan keluarga dapat menyiapkan

catatan pasien, Kemudian digunakan dalam program tindak lanjut untuk membantu

subjek memperoleh pemahaman tentang waktu mereka di unit perawatan intensif,

termasuk mimpi dan saat-saat ketika pasien bingung atau tidak sadar. Program ini

terbukti berguna bagi pasien dan staf. Menulis jurnal juga telah digunakan untuk

membantu orang mengembangkan spiritual. Journal juga dapat membantu dalam

berdoa. Tindakan menulis membantu menjaga seseorang berpusat pada percakapan

dengan Tuhan. Seperti yang disarankan oleh Chittister, sebuah bagian dari kitab suci

dapat menjadi stimulus untuk menggunakan journal untuk berdoa (Lindquist, 2014).

9. Storytelling

Mendongeng/bercerita didefinisikan sebagai seni atau tindakan bercerita

(Dictionary.com, 2013). Sebuah cerita adalah narasi, baik benar atau fiktif, dalam

bentuk prosa atau ayat yang dirancang untuk menarik, menghibur, atau

menginstruksikan pendengar atau pembaca. Penggunaan cerita di layanan kesehatan,

penelitian kesehatan, dan pendidikan tidak terbatas. Perawat dapat menggunakan

Page 13: Recovery Gangguan Jiwa

cerita dalam beberapa situasi di masa hidup untuk berbagai tujuan. Cerita dapat

digunakan dalam terapi keluarga dan dapat membantu anggota dalam memasuki

makna dari masa lalu, sekarang, dan masa depan serta membantu pasien untuk

"membuat makna" dan penyembuhan (Roberts, 1994 dalam Lindquist, 2014).

10. Animal- Assisted Therapy

Terapi dengan bantuan hewan didefinisikan sebagai intervensi yang diarahkan

pada tujuan yang menggunakan ikatan manusia-hewan sebagai bagian integral dari

proses pengobatan (American Veterinary Medical Association, 2012). Meskipun

berbagai spesies hewan dan keturunan, seperti kucing, burung, kelinci, kuda, dan

lumba-lumba, yang terlibat dalam AAT, anjing memiliki persentase tertinggi dari

hewan yang digunakan untuk AAT (Hart, 2000).

Beberapa kunci dari AAT adalah: (a) tujuan dan sasaran tertentu yang

ditetapkan untuk setiap pasien, (b) mengukur kemajuan, (c) interaksi

didokumentasikan. Tujuan dirancang oleh seorang perawat, terapis okupasi, terapi

fisik, konselor, dokter, atau profesional perawatan kesehatan lainnya yang

menggunakan AAT dalam proses pengobatan (American Veterinary Medical

Association, 2012). Sebuah tujuan fisik misalnya peningkatan mobilitas dengan

berjalan dengan anjing. Contoh tujuan kognitif termasuk peningkatan ekspresi verbal

(melalui interaksi normal dengan hewan) dan peningkatan memori jangka panjang

(melalui mengingat nama dan aktivitas hewan pada kunjungan terakhir). Tujuan sosial

bisa meliputi meningkatkan keterampilan sosial dan membangun hubungan dengan

orang lain melalui binatang. Hewan juga dapat membantu meningkatkan sosialisasi

dengan memfasilitasi diskusi piaraan di masa lalu. Disamping itu tujuan

emosionalnya adalah meningkatkan motivasi yang ditunjukkan oleh berpakaian atau

berjalan melihat hewan.

11. Massage

Pijat istilah berasal dari kata Yunani massein, yang berarti uleni (Calvert,

2002). Kata Arab massal atau mash, untuk menekan lembut, juga berarti pijat

(Goodall-Copestake, 1919). Keperawatan merupakan salah satu disiplin ilmu pertama

yang menggunakan pijat. Dokter, terapis fisik, terapis pijat, dan bahkan

cosmetologists juga menggunakan pijat. Orang-orang Yunani dan Romawi

dipengaruhi dokter untuk menggunakan pijat. Terapis fisik menggunakan pijat di

Page 14: Recovery Gangguan Jiwa

kedokteran olahraga untuk mengurangi rasa sakit, merehabilitasi, dan meningkatkan

kinerja fisik bagi para atlet (Brummitt 2008).

Perawat menggunakan pijat sebagai intervensi untuk menghilangkan stres

fisiologis dan psikologis dan mempromosikan relaksasi (Harris & Richards, 2010).

Dalam review dari 22 studi yang pijat telah digunakan, Richards, Gibson, dan

Overton-McCoy (2000) menemukan bahwa hasil yang paling sering dilaporkan

adalah pengurangan kecemasan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa

terapi pijat juga bermanfaat bagi klien depresi. Mekanisme terapi ini adalah menekan

sumbu HPA dengan berkurangnya hormon stres dan meningkatkan aktivasi sistem

saraf parasimpatis sehingga menurunkan denyut nadi, relaksasi serta menurunkan

nyeri (Stuart, 2013).

12. Tai Chi

Tai Chi yang berarti puncak tertinggi, adalah seni bela diri tradisional Cina

(Koh, 1981) dan latihan pikiran-tubuh. Teknik ini melibatkan serangkaian cairan,

terus menerus, anggun, postur yang menari, dan gerakan yang dikenal sebagai bentuk

(Yang, 2010 dalam Lindquist, 2014). Ada beberapa gaya Tai Chi yang saat ini

dipraktekkan; Chen (cepat dan lambat gerakan besar), Yang (memperlambat gerakan

besar), Wu (pertengahan mondar-mandir, gerakan kompak), dan Sun (cepat, gerakan

kompak) (Jou, 1983 dalam Lindquist, 2014). Setiap gaya memiliki protokol

karakteristik yang berbeda dari gaya lain dalam postur atau bentuk, urutan gerakan,

kecepatan, dan tingkat kesulitan.Namun memiliki prinsip-prinsip dasar yang sama

(Yang, 1991 dalam Lindquist, 2014). Tai Chi cocok untuk orang dewasa yang lebih

tua atau untuk pasien dengan penyakit kronis karena intensitas yang rendah, ritme

stabil, dan ketegangan fisik dan mental yang rendah (Greenspan, 2007 dalam

Lindquist, 2014).

13. Terapi Relaksasi (Terapi Pijat)

Teknik relaksasi adalah teknik untuk menurunkan respon relaksasi sebagai

mekanisme protektif terhadap stress yang menurunkan denyut nadi, metabolism laju

pernafasan dann tonus otot. Relaksasi adalah suatu kondisi untuk membebaskan fisik

dan mental dari tekanan atau stress. Teknik relaksasi memberikan kemapuan kepada

individu untuk dapat mengontrol dirinya sendiri ketika terjadi ketidak nyamanan atau

Page 15: Recovery Gangguan Jiwa

nyeri dan memperbaiki keadaan fisik dan stress emosional (Potter & Perry, 2002).

Salah satu teknik relaksasi adalah terapi pijat (Sharon et. All, 2000 dikutip dari

Wahyuni, 2002). Terapi pijat adalah terapi relaksasi dengan memberikan tekanan-

tekanan tertentu pada anggota badan.

Dalam terapi relaksasi, perawat menggunakan pijat sebagai intervensi untuk

menghilangkan stres fisiologis dan psikologis dan mempromosikan relaksasi (Harris

& Richards, 2010). Dalam review dari 22 studi yang pijat telah digunakan, Richards,

Gibson dan Overton-McCoy (2000) menemukan bahwa hasil yang paling sering

dilaporkan adalah pijat dapat pengurangan kecemasan.

Peran Perawat Dalam Terapi Pijat

Perawat dapat melakukan terapi pijat untuk mengatasi kondisi-kondisi ketidak

nyamanan yang dialami paien, diantaranya:

1. Rasa sakit

Pijat sering digunakan untuk mengurangi rasa sakit. Sejumlah penelitian telah

menemukan bahwa pijat dapat mengurangi rasa sakit . Dalam review penelitian

tentang penggunaan pijat dan aromaterapi pada penderita kanker, Wang dan Keck

(2004) melaporkan berkurangnya rasa sakit pada pasien pasca operasi, dan Mok dan

Woo (2004) menemukan bahwa pijat juga dapat mengurangi rasa sakit pada pasien

stroke

2.Mengatasi masalah istirahat tidur

Pada pasien dilakukan pijatan sebelum tidur sehingga meningkatkan relaksasi atau

rasa nyaman pada pasien, sehingga pasien dapat beristirahat dengan tenang

14. Exercise (Olah Raga)

Aktivitas fisik didefinisikan sebagai "mengerakan tubuh yang bertujuan untuk

pengeluaran kalori" (American College of Sports Medicine, 2006). Secara umum

pengertian olahraga adalah sebagai salah satu aktivitas fisik maupun psikis seseorang

yang berguna untuk menjaga dan meningkatkan kualitas kesehatan seseorang. Latihan

fisik sangat bermanfaat bagi kesehatan, diantaranya:

1. Mengurangi risiko kematian dini

2. Mengurangi risiko kematian dini akibat penyakit jantung

3. Mengurangi risiko diabetes tipe 2

4. Mengurangi risiko tekanan darah tinggi

Page 16: Recovery Gangguan Jiwa

5. Mengurangi tekanan darah tinggi pada individu hipertensi

6. Mengurangi risiko kanker usus

7. Mengurangi perasaan gelisah dan putus asa

8. membantu dalam mengontrol berat badan

9. Membantu dalam penguatan dan pemeliharaan otot, sendi, dan tulang

10. Membantu orang dewasa yang lebih tua dengan keseimbangan dan mobilitas

11. Memupuk perasaan kesejahteraan psikologis

Selain manfaat tersebut, ACSM (Garber et al., 2011) dan USDHHS-PAAC

(USDHHS-PAAC, 2008) telah menerbitkan laporan ilmiah yang menyatakan aktivitas

fisik sebagai faktor utama pencegahan primer dan sekunder penyakit kardiovaskular. Ada

hubungan antara kurangnya aktivitas fisik dan perkembangan penyakit arteri koroner dan

peningkatan mortalitas kardiovaskular (USDHHSPAAC, 2008; Garber et al, 2011.).

Peran Perawat

Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien tentang pentingnya berolahraga,

perawat juga dapat selalu memotivasi pasien untuk dapat melakukan olah raga rutin

sesuai kondisi pasien. Perawat dapat membantu pasien untuk berkonsultasi dengan

dokter untuk menentukan olahraga apa yang tepat dengan kondisi pasien dan dapat

pasien lakukan secara mandiri.

15. Aromaterapi

Styles (1997) mendefinisikan aromaterapi sebagai penggunaan minyak esensial

untuk tujuan terapi yang mencakup pikiran, tubuh, dan jiwa-luas, definisi yang konsisten

dengan praktik keperawatan holistik. Institute Cancer Nasional mendefinisikan

aromaterapi sebagai "penggunaan terapi menggunakan minyak dari bunga, tumbuh-

tumbuhan, dan pohon-pohon untuk perbaikan fisik, emosional, dan spiritual kesejahteraan

"(National Cancer Institute [NCI], 2012).

Peran Perawat

Perawat memiliki peran penting dalam membantu pasien untuk membedakan di

antara berbagai produk botani yang mudah tersedia. Pasien sering bingung dengan pilihan

yang dapat digunakan , dan yang terpenting adalah bahwa perawat memahami perbedaan

dari kandungan dari minyak yang digunakan, pemberian saran pada pasien bertujuan

untuk keselamatan pasien.

Perawat harus menyadari pedoman keselamatan umum untuk pendidikan pasien dan

dalam praktek. Ini termasuk:

Page 17: Recovery Gangguan Jiwa

1. Hindari minyak esensial dari nyala api langsung, minyak tersebut tidak stabil dan

sangat mudah terbakar.

2. Simpan minyak esensial di tempat yang sejuk jauh dari sinar matahari; menggunakan

wadah kaca berwarna biru atau gelap. Tutup wadah segera setelah digunakan. Minyak

atsiri dapat mengoksidasi pada suhu yang panas, cahaya, dan oksigen dan dapat

mengubah kandungan bahan kimianya

3. Sadarilah bahwa minyak esensial dapat menodai pakaian dan bahan tekstil, minyak

esensial murni juga dapat merusak bahan plastik. Lakukan tindakan pencegahan yang

tepat.

4. Jauhkan minyak esensial dari anak-anak dan hewan peliharaan kecuali kita yakin

bahwa minyak esensial tersebut memang aman untuk anak-anak dan hewan

peliharaan. Pelajari literatur berisi kasus efek samping atau kematian yang

berhubungan dengan penggunaan yang tidak benar atau tertelan pada anak-anak dan

hewan peliharaan (Halicioglu, Astarcioglu, Yaprak, & Aydinlioglu, 2011).

5. Gunakan minyak esensial dari pemasok terkemuka. Mencari nasihat dari aromaterapis

terlatih atau rekomendasi dari penyedia klinis aromaterapi. Jika menggunakan minyak

esensial dalam percobaan klinis atau penelitian, hasil tes verifikasi kandungan bahan

kimia harus diperoleh.

6. Perawatan khusus diperlukan bila menggunakan minyak esensial pada orang-orang

yang memiliki riwayat asma yang parah atau beberapa alergi.

7. Penggunaan minyak esensial relatif aman bila digunakan dengan benar, sensitifitas

dan iritasi kulit dapat terjadi. Dalam kasus ini, minyak esensial yang masih tersisa

harus dihapus dengan minyak atau susu, dibilas dengan air, dan penggunaannya harus

dihentikan. Kebanyakan reaksi seperti ini dapat mengatasi masalah tersebut; Namun,

penyedia layanan kesehatan harus berkonsultasi jika terjadi nyeri/gatal parah yang

berkelanjutan.

8. Jika minyak esensial masuk ke mata, bilas dengan susu atau pembawa minyak

pertama dan kemudian dengan air.

16. Obat herbal

Herbal dan produk-produk alami terkait seperti rempah-rempah, banyak digunakan

untuk pengobatan di dunia. Penggunaan herbal untuk pengobatan penyakit dan menjaga

kesehatan bisa digunakan pada banyak budaya didunia setidaknya sejak 2.500 tahun yang

lalu. Sebagai contoh, di sM abad ke-5, Hippocrates direkomendasikan daun dan kulit

Page 18: Recovery Gangguan Jiwa

kayu dari willow tree (genus Salix) untuk rasa sakit dan peradangan. obat-obatan herbal,

atau terapi nabati, terus menduduki tempat penting dalam banyak tradisi penyembuhan

dunia.

Peran Perawat

Perawat perlu mengkaji apakah pasien menggunakan ramuan herbal tertentu, selain

mengetahui jenis ramuan yang digunakan, dosis masing-masing ramuan, dan fungsi yang

dari ramuan tersebut, mengumpulkan informasi mengenai durasi penggunaan herbal juga

akan membantu dalam menilai pasien dan memberikan perawatan terbaik. Perawat juga

perlu untuk memberikan pemahaman pada pasien karena banyak kesalahan pemahaman

tentang obat herbal bahwa herbal tidak memiliki efek samping karena mereka alami.

Namun, herbal memang memiliki efek samping dan mungkin beracun atau beracun jika

tidak digunakan dengan tepat. Masalah lainnya adalah kebiasaan pasien menggunakan

tumbuh-tumbuhan sebagai pengganti obat yang sudah diberikan oleh dokter.

Peran keperawatan juga mencakup pemberian pendidikan kesehatan pada pasien,

agar pasien dapat memahami bahwa terapi herbal hanya aman jika herbal diracik dan

diproses dengan cara yang benar dan digunakan untuk indikasi yang tepat, dalam jumlah

yang benar, untuk durasi pasti, dan dengan pemantauan yang tepat.

17. Functional Foods and Nutraceuticals

Menurut Haller (2010), istilah nutraceutical diambil dari kata-kata nutrisi dan

farmasi. Awalnya diciptakan oleh Dr Stephen DeFelice, nutraceuticals didefinisikan

sebagai "makanan, atau bagian dari makanan, yang berfungsi untuk pengobatan atau

memiliki manfaat untuk kesehatan, termasuk pencegahan dan pengobatan penyakit

"(National Nutraceutical Pusat, 2012). Kategori nutraceutical termasuk suplemen

makanan seperti Ginkgo biloba, makanan fungsional seperti produk susu, dan makanan

makanan lainnya yang nantinya dapat di tambahkan dengan nutraceuticals (National

Nutraceutical Pusat, 2012). Nutraceuticals adalah makanan yang menawarkan manfaat

bagi kesehatan (Haller, 2010).

Sebagai contoh, banyak produk-produk makanan yang beredar dipasaran seperti

sereal yang diperkaya dengan omega-3 asam lemak, minuman kesehatan yang diperkaya

Ginseng, produk susu dengan tambahan probiotik, dan orange jus yang mengandung

kalsium tambahan. Makanan fungsional harus aman dan memberikan manfaat kesehatan

jangka panjang. Dengan demikian, makanan fungsional adalah salah satu dibawah ini:

a. Sebuah makanan fungsional yang ditambahkan makanan lain

Page 19: Recovery Gangguan Jiwa

b. Sebuah makanan fungsional di tambahkan bahan baru untuk makanan fungsional

c. Sebuah makanan baru yang berisi satu atau lebih bahan fungsional (Pariza, 1999)

Di Jepang, dimana merupakan negara pertama yang mempelopori makanan

fungsional, telah menyoroti tiga kondisi yang menentukan makanan fungsional:

a. Ini adalah makanan (bukan kapsul, tablet, atau bubuk) yang berasal dari bahan-

bahan alami.

b. Hal ini dapat dan harus dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari.

c. Memiliki fungsi tertentu ketika dikonsumsi, berfungsi untuk mengatur kondisi

tertentu, seperti: peningkatan mekanisme pertahanan biologis, pencegahan penyakit

tertentu, pemulihan dari penyakit tertentu, kontrol kondisi fisik dan mental, dan

memperlambat proses penuaan (PA Consulting Group, 1990).

Peran Perawat

Dikarenakan banyak orang yang menggunakan nutraceuticals. Oleh karena itu,

penting bagi perawat untuk dapat membantu menghitung dan mengatur jumlah

nutraceutical yang aman dikonsumsi oleh pasien dalam kondisi tertentu. Berikut adalah

pedoman bagi perawat untuk digunakan dalam menilai pasien:

a. Saat melakukan pengkajian, pastikan apakah pasien mengkonsumsi nutraceutical

secara rutin. Karena kemungkinan dapat menimbulkan komplikasi dari penggunaan

suplemen gizi, hentikan penggunaan suplemen beberapa minggu sebelum dilakukan

tindakan operasi.

b. Memberikan pengetahuan pada pasien tentang makanan fungsional dan nutraceuticals

mencakup manfaat, efek samping, biaya, dan kemungkinan kontraindikasi pada

penggunaan obat tertentu.

c. Mengembangkan strategi komunikasi yang efektif untuk memastikan bahwa semua

anggota tim perawatan kesehatan pasien memahami tentang nutraceutical mencakup

manfaat, efek samping, biaya, dan kemungkinan kontraindikasi pada penggunaan obat

pada pasien

d. Ketahui alasan pasien menggunakan suplemen gizi dan fungsional makanan. Ketahui

manfaat yang sama jika menggunakan produk lain yang lebih aman atau lebih murah.

e. Pertimbangkan kebutuhan perawatan kesehatan pasien dengan kondisi khusus, seperti

pada wanita hamil, anak-anak, lansia, dan populasi dengan kondisi medis tertentu,

mendiskusikan penggunaan suplemen gizi dengan tenaga layanan kesehatan lain.

f. Sediakan sumber informasi untuk pasien yang mudah untuk diakses, cepat,

berdasarkan bukti ilmiah dan mudah dimengerti.

Page 20: Recovery Gangguan Jiwa

g. Berkolaborasi dan berkonsultasi dengan merujuk pasien ke ahli gizi

18. Terapi Cahaya

Terapi cahaya didefinisikan sebagai paparan yang dilakukan dengan menggunakan

spektrum cahaya atau cahaya terang untuk mengobati kondisi seperti gangguan afektif

musiman atau seasonal affective disorder (SAD). Terapi ini berbeda dengan fototerapi ,

yang digunakan untuk mengobati kondisi seperti hiperbilirubinemia atau psoriasis (Lam,

1998). Gangguan afektif musiman (SAD) merupakan gangguan mood yang sering terjadi

pada saat musim dingin yang gelap dan biasanya menghilang dengan sendirinya saat

musim semi dan dapat terjadi berulang-ulang dari tahun ke tahun. Menurut Pedoman

Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental, edisi ke-5 (DSM - 5; American Psychiatric

Association, 2013), SAD dikategorikan dengan indikator depresi berat. Pasien dengan

SAD pengalaman episode utama

depresi yang cenderung berulang pada waktu tertentu dalam setahun (Amerika

Psychiatric Association, 2013).

Kondisi SAD dapat berupa depresi atau gangguan bipolar. Banyak gejala SAD yang

mirip dengan gejala depresi, seperti: kehilangan semangat, kehilangan minat, anhedonia,

anergia, tidak ada motivasi, libido rendah, kecemasan, mudah tersinggung, dan isolasi

sosial (Eagles, 2004). Lebih dari satu setengah dari pasien dengan pengalaman SAD

mengalami peningkatan durasi tidur dengan kualitas yang buruk. Selanjutnya, dari

beberapa pasien mengalami peningkatan nafsu makan dan berat badan dimana pasien

mengaku memiliki keinginan untuk mengkonsumsi banyak karbohidrat dan cokelat

(Eagles, 2004).

Peran Perawat

Kontradiksi utama dalam penggunaan terapi cahaya ini adalah gangguan pada retina

atau gangguan yang mungkin berhubungan dengan retina, seperti diabetes. Kontraindikasi

juga dapat terjadi bagi mereka yang mengkonsumsi obat--obatan photosensitizing, seperti

lithium, antipsikotik fenotiazin, melatonin, dan Wort St John (Reme, Rol, Grothmann,

Kaase, & Terman, 1996). Efek samping yang berhubungan dengan terapi cahaya sering

dikaitkan dengan faktor-faktor seperti parameter paparan cahaya, waktu, dosis (intensitas

atau durasi) dan metode paparan (menyebar, langsung, fokus). Misalnya, jika terapi

cahaya waktunya terlalu dini, pasien mengalami gangguan pola tidur, dengan kesulitan

jatuh tidur lagi. tetapi, di sisi lain, jika terapi cahaya dijadwalkan terlambat atau pada

Page 21: Recovery Gangguan Jiwa

waktu malam hari, pasien mengalami insomnia dan hiperaktivitas (Terman & Terman,

2005).

Karena alasan diatas itulah peran perawat menjadi sangat penting, dimana perawat

memiliki fungsi untuk mengatur kapan waktu yang tepat untuk pasien mendapatkan terapi

cahaya, waktu, dosis (intensitas atau durasi) dan metode paparan (menyebar, langsung,

fokus). Perawat juga memiliki kewajiban untuk menyampaikan informasi tentang fungsi

pemberian terapi cahaya juga kontrainikasi nya.

19. Healing Touch

Semua budaya, baik kuno dan modern, telah mengembangkan beberapa bentuk

terapi sentuh sebagai bagian dari keinginan masyarakat untuk menyembuhkan dan

perawatan untuk banyak kondisi kesehatan. Bukti tertulis tertua penggunaan sentuhan

untuk meningkatkan penyembuhan berasal dari Asia lebih dari 5.000 tahun yang lalu

(Hover-Kramer, Mentgen, & Scandrett-Hibdon, 1996; Jackson & Keegan, 2009; Krieger,

1979). Dunia keperawatan telah menggunakan sentuhan sepanjang sejarah dan perawat

hari ini mengintegrasikan banyak teknik sentuhan dalam prakteknya. Salah satu terapi ini

adalah Healing Touch, yang sekarang memiliki lebih dari 50.000 orang yang telah dilatih

di seluruh dunia, dengan hampir 2.000 praktisi bersertifikat dan 200 bersertifikat

instruktur selama 23 tahun terakhir (Healing Touch Internasional, 2012a).

Healing Touch (HT) adalah jenis terapi komplementer yang menggunakan sentuhan

lembut dan teknik untuk mempengaruhi komposisi energi berbasis sistem energi manusia

dalam tubuh (pusat energi) dan sekitarnya tubuh (bidang energi) mendukung kemampuan

alami tubuh untuk menyembuhkan (Healing Touch International, 2012b; Program

Healing Touch, 2012a). Berdasarkan pandangan holistik kesehatan dan penyakit, HT

berfokus pada menciptakan keseimbangan energi ke seluruh tubuh pada tingkat fisik,

emosional, mental, dan spiritual bukan pada bagian disfungsional tubuh. Melalui proses

ini menyeimbangkan sistem energi dan karena itu membuka energi penyumbatan,

lingkungan dibuat yang kondusif untuk penyembuhan diri.

HT berevolusi dari karya perintisnya yaitu terapi sentuhan atau Therapeutic Touch

(TT) yang dimulai pada tahun 1970 oleh seorang perawat, Dr. Dolores Krieger, dan Dora

Kunz, mengembangkan penyembuh intuitif alami, yang membantu banyak dokter dengan

kasus pasien yang membingungkan. Bersama-sama mereka mendirikan TT, dimana

digunakan sebagai "interpretasi kontemporer dari beberapa praktik penyembuhan kuno,

Page 22: Recovery Gangguan Jiwa

kemampuan untuk secara mandiri mengatur atau memodifikasi energi manusia "(Krieger,

1993, hal. 11).

Peran Perawat

Perawat dengan lisensi atau memiliki sertifikat HT menurut Umbreit (2000)

menjelaskan peran praktisi HT adalah melakukan observasi, penilaian, dan mengatur

kembali putaran energy dari medan energi pasien, yang terganggu ketika ada penyakit,

stres psikologis, dan rasa sakit. Praktisi dapat membantu mengatasi gangguan yang

disebabkan karena adanya penyumbatan, kebocoran, ketidakseimbangan, atau hambatan

energi. Tujuan dari praktisi HT adalah membuka penyumbatan ini, menutup kebocoran,

menyeimbangkan medan energi dan melepaskan hambatan yang ada.

20. Reiki

Reiki adalah metode energi penyembuhan yang dapat digunakan sebagai terapi

yang terintegrasi, terapi untuk berbagai masalah kesehatan akut dan kronis. Selain itu

Reiki dapat digunakan sebagai tambahan untuk pengelolaan kondisi kronis: manajemen

nyeri di rumah sakit, perawatan paliatif dan pengurangan stres. Reiki , Therapeutic Touch

(TT) dan Healing Touch (HT) semua terapi biofield yang digunakan untuk mendukung

proses penyembuhan. Fokusnya adalah pada balancing energi dari total orang dan

merangsang tubuh sendiri alam kemampuan penyembuhan , bukan pada pengobatan

penyakit fisik tertentu ( Anderson & Taylor , 2011b ; Macrae, 1987; RINGDAHL, 2010).

Kesamaan umum yang ada di antara terapi modalitas ini terletak pada kemampuan

mereka untuk mengurangi stres , meningkatkan relaksasi , dan mengurangi rasa sakit.

Kata Reiki terdiri dari dua kata, rei dan ki dalam bahasa Jepang. Rei biasanya

diterjemahkan secara luas, meskipun beberapa ahli manyatakan bahwa ia juga memiliki

konotasi yang lebih dalam, yaitu mengetahui kesadaran spiritual. Ki mengacu pada

kehidupan, kekuatan energi yang mengalir dalam tubuh semua makhluk hidup, yang

dikenal dibelahan dunia sebagai Chi, prana, atau mana. Ketika energi Ki tidak dibatasi,

ada kerentanan terhadap penyakit atau ketidakseimbangan pikiran, tubuh atau jiwa (Rand,

2000). Dalam bentuk gabungan, kata Reiki berarti gabungan rohani dan energi kekuatan

hidup atau energi kekuatan hidup secara menyeluruh.

Reiki tidak hanya teknik penyembuhan, tetapi filosofi hidup yang mencakup:

pikiran, tubuh, semangat persatuan dan hubungan manusia dengan alam sekitar. Filosofi

ini tercermin dalam prinsip-prinsip Reiki untuk hidup: "Hanya untuk hari ini jangan

Page 23: Recovery Gangguan Jiwa

khawatir. Hanya untuk hari ini tidak marah. Hormatilah guru Anda, orang tua. Mencari

nafkah dengan jujur. Menunjukkan rasa terima kasih untuk semua hal" (Mills, 2001).

Peran Perawat

Perawat yang sudah tersertifikasi dapat berperan sebagai praktisi dan bertindak

sebagai penyalur energi bertujuan untuk penyembuhan, dimana penyembuhan disini

dimaksudkan dapat digunakan untuk diri sendiri atau orang lain. Sebuah studi oleh Shore

(2004) memberikan bukti bahwa Reiki dapat mengurangi gejala depresi setelah dilakukan

terapi selama 1 tahun. Terapi energi sentuhan sudah diakui dalam lingkup praktik

keperawatan dan dalam Intervensi Keperawatan, sebagai salah satu intervensi

keperawatan (Wardell & Engebretson, 2001).

21. Akupresur

Akupresur didefinisikan oleh Gach (1990) sebagai "seni penyembuhan kuno yang

menggunakan jari-jari untuk menekan titik-titik tertentu pada tubuh untuk merangsang

kemampuan penyembuhan tubuh secara mandiri"

Peran Perawat

Perawat dapat menggabungkan akupresur pada metode perawatan pasien dengan

menggunakan beberapa poin umum yang memiliki tindakan spesifik untuk meredakan

gejala umum yang dialami pasien. Perawat dapat mengatasi masalah pasien dengan

tindakan akupresur atau mengajar pasien atau anggota keluarga bagaimana menggunakan

akupresur sebagai bagian dari rencana perawatan.

Fokus perawatan dalam sistem ini adalah untuk mengembalikan keseimbangan

dalam tubuh. Untuk melakukannya, yin dan yang harus seimbang. aspek Yin berhubungan

dengan dingin, pasif, interioritas, dan menurun, aspek Yang berhubungan dengan

kehangatan, aktivitas, kekuatan eksternal, dan meningkat. Yin dan Yang selalu terhubung

antara satu sama lain (Kaptchuk, 1983).

Sebuah proses diagnostik digunakan untuk memilih titik-titik yang tepat untuk

merangsang, proses meliputi sejarah panjang, mengamati pasien, baik penampilan dan

sikap, mengamati bau pasien, memeriksa lidah, meraba perut dan titik pada tubuh, dan

meraba nadi di lokasi radial pada pergelangan tangan. Kemudian diagnosis dirumuskan

dan membuat rencana keperawatan, yang didapat dengan menggunakan berbagai teknik

kemudian diimplementasikan.

22. Reflexology

Page 24: Recovery Gangguan Jiwa

Reflexology adalah terapi alternatif komplementer yang digunakan secara global

untuk mengatur gejala dan untuk meningkatkan kesejahteraan. Dalam refleksi, seluruh

tubuh telah dipetakan, baik di tangan dan di kaki dan dapat dimanipulasi secara langsung

menggunakan teknik pijat khusus. Daerah pada kaki lebih mudah dilakukan karena

mereka memiliki area yang lebih luas dan lebih spesifik, sehingga pada area tersebut lebih

mudah di lakukan dibandingkan pada area tangan.

Refleksologi didefinisikan sebagai suatu teknik penyembuhan holistik yang

bertujuan untuk mengobati individu sebagai entitas, menggabungkan tubuh, pikiran, dan

jiwa. Ini adalah terapi tekanan yang bekerja pada titik refleks yang tepat, diantaranya

pada kaki yang sesuai dengan bagian tubuh lainnya. Karena kaki merupakan

mikrokosmos dari tubuh, semua organ, kelenjar, dan bagian tubuh lainnya diletakkan

dalam pengaturan yang sama pada kaki (Dougans, 2005).

Kunz dan Kunz (2003) menyatakan bahwa tekanan teknik merangsang daerah

refleks tertentu pada kaki dan tangan dengan maksud meningkatkan manfaat di bagian

lain dari tubuh. Literatur juga menunjukkan bahwa refleksologi berguna untuk mencapai

dan menjaga kesehatan, meningkatkan kesejahteraan, dan menghilangkan gejala penyakit

dan penyakit (Tiran, 2002).

Perawat sebagai terpis dapat melakukan tindakan terapi pijat refleksi yang

tujuannya untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan kualitas tidur, meningkatkan

relaksasi dan mengurangi stres. Di Inggris, telah dilakukan penelitian di mana 34 pasien

kanker di bawah perawatan paliatif diminta untuk memberikan komentar tentang terapi

pijat refleksi yang telah mereka menerima (Gambles et al., 2002). Mereka berkomentar

tentang refleksologi sebagai terapi yang bermanfaat dalam mengurangi kecemasan dan

ketegangan, memperbaiki tidur, dan mengatasi efek samping dari obat-obatan

23. Magnet Terapi

Magnet telah digunakan untuk tujuan penyembuhan selama berabad-abad di banyak

negara-negara seperti Cina, Mesir, Yunani, dan India. Mereka disebutkan dalam teks

medis tertua yang pernah ditemukan, dalam kitab suci Hindu kuno, Veda (Whitaker &

Adderly, 1998). Di Eropa selama abad ke-16, Paracelsus, seorang dokter Jerman-Swiss,

berteori bahwa karena magnet menarik besi mereka mungkin menarik dan "menarik

keluar" penyakit dari tubuh.

Pusat Nasional Pelengkap dan Pengobatan Alternatif (NCCAM) mengklasifikasikan

terapi magnet di bawah domain energi terapi. Terapi energi beroperasi pada prinsip

Page 25: Recovery Gangguan Jiwa

bahwa kesehatan dapat dipengaruhi oleh penataan kembali "energi vital" seseorang,

energi yang dibawa oleh semua makhluk hidup, yang terbuka atau tertutup, dapat

membuat penyakit (Kaptchuk , 1996). Magnet Terapi melibatkan penggunaan magnet

dari berbagai ukuran dan kekuatan yang ditempatkan pada tubuh untuk menghilangkan

rasa sakit dan mengobati penyakit (New York Universitas, 2012).

Peran Perawat

Penggunaan elektromagnet untuk tujuan diagnostik dan intervensi membutuhkan

administrasi oleh profesional kesehatan, dalam hal ini perawat yang sudah tersertifikasi

dapat melakukannya, dimana perawat berperan sebagai terapis dapat melakukan terapi

magnet yang bertujuan untuk mengurangi nyeri kronis yang berhubungan dengan

gangguan muskuloskeletal. termasuk nyeri kaki dan nyeri akibat dari kondisi seperti

arthritis dan fibromyalgia, juga dapat membantu mengatasi gangguan pola istirahat pada

pasien

Page 26: Recovery Gangguan Jiwa

Daftar Pustaka

Caldwell, Barbara A,PhD., A.P.N.-B.C., Sclafani, Michael, MS,M.Ed, R.N., Swarbrick,

Margaret, PhD,O.T.R., C.P.R.P., & Piren, Karen, MSN,R.N., A.P.N. (2010).

Psychiatric nursing practice & the recovery model of care. Journal of Psychosocial

Nursing & Mental Health Services, 48(7), 42-48.

doi:http://dx.doi.org/10.3928/02793695-20100504-03

Davidson, L., O'Connell, M., Tondora, J., Styron, T., & Kangas, K. (2006). The top ten

concerns about recovery encountered in mental health system transformation.

Psychiatric Services, 57(5), 640-5.

Drake, R. E., Goldman, H. H., Leff, H. S., Lehman, A. F., Dixon, L., Mueser, K. T., &

Torrey, W. C. (2001). Implementing evidence-based practices in routine mental health

service settings. Psychiatric Services, 52, 179-182.

Linquist, R.,Snyder, M.,Tracy, F. Mary. (2014). Complementary & Alternative Therapies in

Nursing. Springer Publishing Company

O'Connell, M., Tondora, J., Croog, G., Evans, A., & Davidson, L. (2005). from rhetoric to

routine: assessing perceptions of recovery-oriented practices in a state mental health

and addiction system. Psychiatric Rehabilitation Journal, 28(4), 378-86.

Stuart, W. Gail. (2013). Principles of Psychiatric Nursing, 10 Edition. ELSEVIER

Varcarolis, M. Elizabeth. (2013). Essentials of Psychiatric Mental Health Nursing; A

Communication Approach to Evidence-Based Care Second Edition. ELSEVIER

WHO. (2001). The World Health Report: 2001 mental health : new undestanding, new hope