referat-adhd

22
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Istilah ADHD cenderung belum dikenal secara luas dan mungkin merupakan istilah baru, tetapi anak yang memperlihatkan perilaku over aktif dan tidak terkendali telah terjadi sejak lama. Pada 1845, Heinrich Hoffman, seorang neurolog,untuk pertama kalinya menulis mengenai perilaku yang kemudian dikenal dengan hiperaktif dalam buku 'cerita anak' karangannya.150 tahun berikutnya, kejadian perilaku serupa diperlihatkan oleh seorang anak di Chicago, namanya Dusty. Meskipun terpisah waktu selama 150 tahun, simtom atau ciri yang mereka perlihatkan adalah serupa, yaitu simtom primer ADHD. Ada tiga jenis simtom, yaitu anak tidak konsentrasi dengan ciri tidak fokus terhadap ajakan; hiperaktif dengan ciri tidak pernah mau diam alias terus bergerak; dan impulsif dengan ciri bertindak tanpa berpikir (1) Diperkirakan kurang lebih 3% anak-anak uisa sekolah mengalami gangguan Pemusatan Perahtian. Anak laki-laki yang menderita gangguan ini sebanyak 5-10 kali lebih banyak dibandingkan anak perempuanDi kalangan usia remaja, angka kejadian ADHD menjadi menurun, baik pada perempuan maupun laki-laki, tetapi jumlah anak laki- laki tetap lebih banyak daripada perempuan dengan rasio perbandingan 3:1. Rasio ini bahkan lebih tinggi lagi 1

Upload: syahril-zainuddin

Post on 26-Dec-2015

42 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

kedokteran jiwa

TRANSCRIPT

Page 1: Referat-ADHD

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Istilah ADHD cenderung belum dikenal secara luas dan mungkin

merupakan istilah baru, tetapi anak yang memperlihatkan perilaku over aktif dan

tidak terkendali telah terjadi sejak lama. Pada 1845, Heinrich Hoffman, seorang

neurolog,untuk pertama kalinya menulis mengenai perilaku yang kemudian

dikenal dengan hiperaktif dalam buku 'cerita anak' karangannya.150 tahun

berikutnya, kejadian perilaku serupa diperlihatkan oleh seorang anak di Chicago,

namanya Dusty. Meskipun terpisah waktu selama 150 tahun, simtom atau ciri

yang mereka perlihatkan adalah serupa, yaitu simtom primer ADHD. Ada tiga

jenis simtom, yaitu anak tidak konsentrasi dengan ciri tidak fokus terhadap

ajakan; hiperaktif dengan ciri tidak pernah mau diam alias terus bergerak; dan

impulsif dengan ciri bertindak tanpa berpikir(1)

Diperkirakan kurang lebih 3% anak-anak uisa sekolah mengalami gangguan

Pemusatan Perahtian. Anak laki-laki yang menderita gangguan ini sebanyak 5-10

kali lebih banyak dibandingkan anak perempuanDi kalangan usia remaja, angka

kejadian ADHD menjadi menurun, baik pada perempuan maupun laki-laki, tetapi

jumlah anak laki-laki tetap lebih banyak daripada perempuan dengan rasio

perbandingan 3:1. Rasio ini bahkan lebih tinggi lagi dalam sampel klinis dimana

perbandingannya mencapai 6:1 atau bahkan lebih. (2)

Sebagian besar anak hiperaktif mengalami kesulitan akademik dan tingkah

laku. Problem tingkah laku pada anak hiperaktif merupakan akibat daripada

hiperaktivitas dan impulsnya, sehingga seringkali menimbulkan kesulitan bagi

orang tuan, guru, dan kawan-kawannya dalam mendidik dan bergaul dengan

mereka. Tingaka laku yang karakteristik untuk anak hiperaktifitas adalah:

bertindak sebelum berpikir, sulit menangkap pelajaran, tidsk mampu

menyelesaikan tugas dengan baik, emosi labil, sering melmun, suka mengatur

orang lain sedangkan dirinya sulit diatur, agresif, suka merusak dan sulit bergaul. (2)

1

Page 2: Referat-ADHD

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

ADHD merupkan kependekan dari Attention Deficit Hyperactivity Disorder,

(Attention = perhatian, Deficit = berkurang, Hyperactivity = hiperaktif, dan

Disorder = gangguan). Atau dalam bahasa Indonesia, ADHD berarti gangguan

pemusatan perhatian disertai hiperaktif.(1)

Sebelumnya, pernah ada istilah ADD, kependekan dari Attention Deficit

Disorder yang berarti gangguan pemusatan perhatian. Pada saat ditambahkan

'hiper-activity/hiper-aktif’ penulisan istilahnya menjadi beragam. Ada yang ditulis

ADHD, AD-HD, ada pula yang menulis ADD/H. Tetapi, sebenarnya dari tiga

jenis penulisan istilah itu, maksudnya sama. (1)

Jika didefinisikan, secara umum ADHD menjelaskan kondisi anak-anak

yang memperlihatkan simtom-simtom (ciri atau gejala) kurang konsentrasi,

hiperaktif,dan impulsif yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan sebagian

besar aktivitas hidup mereka.

2.2 Epidemiologi

Diperkirakan sekitar 2-20% anak usia sekolah di Amerika Serikat

mengalami ADHD dan rasio anak laki-laki: perempuan berkisar antara 3-5

berbanding 1. Sedangkan menurut penelitian Breton tahun 1999, ADHD lebih

banyak dialami oleh anak laki-laki daripada anak perempuan dengan estimasi 2-4

% untuk anak perempuan dan 6-9 % untuk anak laki-laki. Di kalangan usia

remaja, angka kejadian ADHD menjadi menurun, baik pada perempuan maupun

laki-laki, tetapi jumlah anak laki-laki tetap lebih banyak daripada perempuan

dengan rasio perbandingan 3:1. Rasio ini bahkan lebih tinggi lagi dalam sampel

klinis dimana perbandingannya mencapai 6:1 atau bahkan lebih. Studi berbasis

populasi diperkirakan tingkat prevalensi dewasa ADHD pada 1-7,3%. Gender dan

usia rata-rata, berinteraksi satu sama lain, secara signifikan terkait dengan

prevalensi ADHD. Metaregression analisis menunjukkan bahwa proporsi peserta

dengan ADHD berkurang seiring dengan usia ketika laki-laki dan perempuan (1, 4)

Kebanyakan dari mereka yang mengalami gangguan ini mulai

membutuhkan bantuan pada usia 6-9 tahun, walaupun banyak orangtua yang

2

Page 3: Referat-ADHD

mengatakan bahwa masalah pada anaknya sebenarnya telah muncul sejak masa

anak-anak ini duduk di Taman Kanak-kanak. Namun demikian anak ADHD

selalu memiliki tiga komponen ciri utama yang sama yaitu inattention,

impulsivitas, dan hyperaktif.(1)

2.3 Etiologi dan Faktor Risiko

Penyebab gangguan ADHD tidak diketahui secara pasti. Sebagian besar

anak dengan ADHD tidak menunjukan tanda tanda cedera structural yang besar

pada sistem saraf pusat. Walaupun tidak adanya dasar neurofisiologis atau

neurokimiawi spesifik untuk gangguan, ganguan dapat diperkirakan berhubungan

dengan berbagai gangguan lain yang mempengaruhi fungsi otak. Faktor

penyumbang yang dianjurkan untuk ADHD adalah pemaparan toksin prenatal,

prematuritas, dsn kerusakan mekanis prenatal pada sisitem saraf janin. Bukti awal

menunjukkan bahwa stimulan jangka panjang penggunaan obat mungkin

berhubungan dengan lebih normal aktivasi di berekor tepat selama domain

perhatian (5, 6)

a) Faktor Genetik

Bukti-bukti dasar genetik untuk gangguan deficit-atensi/hiperaktivitas

adalah lebih besar angka kesesuaian dalam kembar monozigot dibandingkan

dengan kembar dizigotik. Juga, sanak saudara anak-anak hiperaktivitas memiliki

resiko dua kali menderita dibandingkan populasi pada umumnya. Attention deficit

hyperactivity disorder (ADHD) adalah tidak hanya sangat menonjol, menetap dan

merusak tetapi juga salah satu yang paling diwariskan dari semua gangguan

kejiwaan. Hasil studi genetik terbaru ditinjau dengan gambar yang muncul dan

tren masa depan. ADHD tampaknya menjadi gangguan yang kompleks di mana

beberapa genetic dan risiko lingkungan berkontribusi terhadap sifat kuantitatif (5,

7)

b) Cedera Otak

Telah lama diperkirakan bahwa anak yng terkena ADHD mendapatkan

cedera otak yang minimal dan samar-samar pada sistem saraf pusat selama

periode janin dan perinatalnya atau cedera otak mungkin disebabkan oleh efek

sirkulasi, toksik, metabolic, mekanik, dan efek lain ynag merugikan dan oleh

stress dan kerusakan fisik pada otak selama bayi yng disebabkan oleh infeksi,

3

Page 4: Referat-ADHD

peradangan dan trauma. Pasien dengan ADHD memiliki konsisten fungsional

kelainan pada 2 berbeda domain-dipisahkan kanan hemispherik jaringan ganglia

fronto-basal, termasuk inferiorfrontalcortex, supplementarymotorarea, dan

anterior korteks cingulate untuk penghambatan dan prefrontal dorsolateral

korteks, parietal, dan daerah serebelum perhatian.. (5, 6)

c) Faktor Neurokimiawi

Banyak neurotransmitter yang telah dihubungkan dengan gejala ADHD.

Sebagaian, temuan adalah berasal dari pemakaian banyak medikasi yang

menimbulkan efek positif pada gangguan. Obat yang paling banyak diteliti dalm

terapi ADHD, stimulant, mempengaruhi dopamine maupun norepineprin, yang

menghasilkan hipotesis neurotansmiter yang menyatakan bahwa kemungkinan

disfungsi pada system adrenergic dan dopaminergik.Pada Positron Emission

Tomography menunjukan daerah hypoperfusi di daerah lobus frontalis dan basal

ganglia dan hypoperfusi daerah striatal otak serta dengan hiperperfusi area

sensoris dan somatosensoris (5, 8)

d) Faktor Neurologis

Otak manusia normalnya menjalani kecepatan pertumbuhan utama pada

beberapa usia : usia 3 sampai 10 bulan, 2 sampai 4 tahun, 6-8 tahun, 10-12 tahun

dan 14-16 tahun.beberapa anak mengalami maturasi pertumbuhan secara

berurutan dan menunjukan gejala ADHD yang tampaknya sementara.(5)

e) Faktor Psikososial

Kejadian fisik yang menimbulakan stress, suatu gangguan dalam

keseimbangan keluarga, dan factor yang menyebabkan kecemasan berperan dalam

awal terbentuknya ADHD. Factor presdiposisi mungkin termasuk temperamen

anak, factor genetic familial, dan tuntutan social untuk mamatuhi cara

berkelakuan dan bertindak yang rutin. (5)

2.4 Gejala Klinis dan Penegakan Diagnosis

Gejala ADHD lebih jelas terlihat pada aktivitas-aktivitas yang

membutuhkan usaha mental yang terfokus. Agar dapat didiagnosa dengan ADHD,

tanda dan gejalanya harus muncul sebelum usia 7 tahun dan kadang sampai usia 2

-3 tahun. Gejala ADHD terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kurang perhatian,

4

Page 5: Referat-ADHD

hiperaktivitas dan perilaku impulsif. Gejala akan meringan seiiring pertumbuhan

anak, tetapi tidak akan menghilang semuanya.(1)

Adapun tanda dan gejala inatensi, yaitu :

1) Seringkala gagal memperhatikan perincian atau membuat kecerobohan

dalam mengerjakan tugas dari sekolah ataupun aktivitas lainnya, serta

berganti-ganti kegiatan dengan cepat.

2) Sering mengalami kesulitan untuk menjaga tingkat atensi yang sama selama

mengerjakan tugas atau bermain atau kesulitan berkonsentrasi pada satu

kegiatan saya.

3) Terlihat seperti tidak mendengar walaupun diajak berbicara langsung

4) Mengalami kesulitan untuk mengikuti perintah dan sering gagal

menyelesaikan tugas dari sekolah, pekerjaan rumah ataupun tugas-tugas

lainnya

5) Menghindari atau tidak menyukai atau mengalami kesulitan tugas-tugas

yang membutuhkan usaha mental yang lama, seperti tugas dari sekolah atau

pekerjaan rumah

6) Seringkali kehilangan barang yang diperlukan seperti buku, pensil, mainan

atau peralatan

7) Mudah bosan pada suatu tugas atau kegiatan kecuali melakukan sesuatu

yang disukai

8) Kesulitan untuk mengikuti instruksi

9) Seperti tidak mendengar ketika diajak berbicara

10) Pelupa

Tanda dan gejala perilaku yang hiperaktivitas

1) Gelisah, tidak bisa diam ditempat duduk, selalu bergerak ditempat duduk

2) Berbicara tidak bisa berhenti

3) Seringkali berdiri dan meninggalkan bangkunya dikelas atau situasi lainnya

dimana seharusnya tetap duduk

4) Sulit untuk bermain dengan tenang

5) Selalu siap bergerak

5

Page 6: Referat-ADHD

Tanda dan gejala impulsivitas

1) Berbicara berlebihan

2) Menjawab pertanyaan sebelum pertanyaannya selesai dikatakan

3) Seringkali sulit menunggu gilirannya

4) Seringkali menyela atau mengganggu pembicaraan orang lain

Jika ditemukan perilaku-perilaku diatas dapat digolongkan dengan ADHD.

1) Berlangsung lebih dari enam bulan

2) Muncul sebelum berusia 7 tahun

3) Terjadi pada lebih dari satu setting (sekolah dan rumah)

4) Menganggu aktivitas sekolah, bermain dan aktivitas sehari-hari lainnya

secara regular

5) Menyebabkan masalah dalam hubungannya dengan orang dewasa dan anak-

anak lainnya

6) Pada bayi, adapun perilaku yang dapat digolongkan dengan ADHD, yaitu:

7) Sensitif terhadap bunyi, cahaya, suhu dan perubahan lingkungan

8) Aktif biasanya saat di buaian dan tidur sangat sedikit

9) Sering menangis

10) Bahkan perilaku bias sebaliknya, tenang dan lemas, tidur berlebihan dan

berkembangannya sangat lambat pada bulan pertama. (1) (9)

Berdasarkan PPDGJ III, gangguan ini dapat ditegakkan dengan memenuhi

kriteria umum mengenai gangguan hiperkinetik (F90).

F90. Gangguan Hiperkinetik

Pedoman diagnostik

Ciri-ciri utama ialah berkurangnya perhatian dan aktivitas berlebihan.

Kedua ciri ini menjadi syarat mutlak untuk diagnosis dan haruslah nyata

ada pada lebih dari satu situasi (misalnya di rumah, di kelas, di klinik)

Berkurangnya perhatian tampak jelas dari terlalu dini dihentikannya tugas

dan ditinggalkannya suatu kegiatan sebelum tuntas selesai. Anak-anak ini

sering kali beralih dari satu kegiatan ke kegiatan lain, rupanya kehilangan

minatnya terhadap tugas yang satu karena perhatiannya tertarik pada hal

lain. Berkurangnya ketekunan dan perhatian ini seharunya hanya

6

Page 7: Referat-ADHD

didiagnosis bila sifatnya berlebihan bagi anak dengan usia atau IQ yang

sama.

Hiperaktivitas dinyatakan dalam kegelisahan yang berlebihan, khususnya

dalam situasi yang menuntut keadaan relatif tenang. Hal ini tergantung

pada situasinya, mencakup anak itu berlari-lari atau melompat-lompat

sekeliling ruangan, ataupun bangun dari duduk/kursi dalam situasi yang

menghendaki anak itu tetap duduk, terlalu banyak bicara dan ribut, atau

kegugupan/kegelisahan dan berputar-putar atau berbelit-belit. Tolok ukur

untuk penilaiannya ialah bahwa suatu aktivitas disebut berlebihan dalam

konteks apa yang diharapkan pada suatu situasi dalam konteks apa yang

diharapkan pada suatu situasi dan dibandingkan dengan anak-anak-anak

yang sama umur dan nilai IQ-nya. Ciri khas perilaku ini paling nyata di

dalam suatu situasi yang berstruktur dan diatur yang menuntun suatu

tingkat sikap pengendalian diri yang tinggi.

Gambaran penyerta tidaklah cukup bahkan tidak diperlukan bagi suatu

diagnosis, namun demikian ia ia dapat mendukung. Kecerobohan dalam

hubungan-hubungan sosial, kesembronoan dalam situasi yang berbahaya

dan sikap yang secara impulsif melanggar tata tertib sosial (yang

diperlihatkan dengan mencampuri urusan atau mengganggu kegiatan

orang lain, terlampau cepat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang belum

lengkap diucapkan orang, atau tidak sabar menunggu gilirannya),

kesemuanya merupakan ciri khas dari anak-anak dengan gangguan ini.

Gangguan belajar serta kekakuan motorik sangat sering terjadi dan

haruslah di catat secara terpisah bila ada; namun demikian tidak boleh

dijadikan bagian dari diagnosis aktual mengenai gangguan hiperkinetik

yang sesungguhnya.

Gejala-gejala dari gangguan tingkah laku bukan merupakan kriteria

eksklusi ataupun kriteria iklusi untuk diagnosis utamanya,tetapi ada

tidaknya gejala-gejala itu dijadikan dasar untuk subdivisi utama dari

gangguan tersebut.(10)

7

Page 8: Referat-ADHD

Tabel 2.1 Kriteria DSM-V untuk Atenttion Deficit Hyperactivity

Disorder (ADHD) (11)

A. Salah satu (1) atau (2)

1. Gangguan pemusatan perhatian (inatensi) : enam atau lebih gejala in atensi

berikut telah menetap sekurang – kurangnya 6 bulan bahkan sampai tingkat yang

maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan

a. Sering gagal dalam memberikan perhatian pada hal yang detail dan tidak

teliti dalam mengerjakan tugas sekolah, pekerjaan atau aktivitas lainnya

b. Sering mengalami kesulitan dalam mempertahankan perhatian terhadap tugas

atau aktivitas bermain

c. Sering tidak tampak mendengarkan apabila berbicara secara langsung

d. Sering tidak mengikuti instruksi dan gagal penyelesaian tugas sekolah,

pekerjaan atau kewajiban di tempat kerja (bukan karena perilaku menentang

atau tidak dapat mengikuti instruksi)

e. Sering mengalami kesulitan dalam menyusun tugas dan aktivitas

f. Sering menghindari, membenci atau enggan untuk terlibat dalam tugasyang

memiliki usaha mental yang lama

g. Sering menghilangkan atau ketinggalan hal – hal yang perlu untuk tugas dan

aktivitas

h. Sering mudah teralihkan perhatiannya oleh stimulasi dari luar

i. Sering lupa dalam aktivitas sehari-hari

2. Hiperaktivitas impulsivita senam (atau lebih) gejala hiperaktivitas impulsivitas

berikut telah menetap selama sekurang-kurangnya enam bulan sampai tingkat

yang maladaptive dan tidak konsisten dengan tingkat perkembangan

Hiperaktivitas

a. Sering gelisah dengan tangan dan kaki atau sering mengeliat-ngeliatkan tubuh di

tempat duduk

b. Sering meninggalkan tempat duduk dikelas atau didalam situasi yang

diharapkan anak untuk tetap tenang

c. Sering berlari –lariatau memanjat secara berlebihandalam situasi yang tidak tepat

d. Sering mengalami kesulitan bermain dan terlibat dalam aktivitas waktu luang

secara tenang

8

Page 9: Referat-ADHD

e. Sering “siap-siap pergi” atau seakan –akan “didorong oleh sebuah gerakan”

f. Sering berbicara berlebihan impulsivitas

g. Sering menjawab pertanyaan tanpa berfikir lebih dahulu sebelum pertanyaan

selesai

h. Sering sulit menunggu gilirannya

i. Sering menyela atau menggangu orang lain

B. Beberapa gejala hiperaktivitas-impusif yang menyebabkan gangguan telah ada

sebelum usia 12 tahun

C. Beberapa gangguan akibat gejala terdapat dalam dua atau lebih situasi

D. Harus terdapat bukti yang jelas adanya gangguan yang bermakna secara klinis

dalam fungsi sosial, akademik dan fungsi pekerjaan

E. Gejala tidak semata-mata sekama gangguan perkembangan pervasif, skizofrenia

atau gangguan psikotik lain dan bukan merupakan gangguan mental lain

2.5 Penatalaksanaan

Terapi standar anak dengan ADHD terdiri dari medikasi (farmakologi) dan

konseling (non farmakologi). Farmakoterapi untuk AD / HD mungkin

diindikasikan ketika akademik, perilaku, atau fungsi sosial adalah terganggu

secara signifikan Terapi lainnya adalah untuk meringankan efeksi gejala ADHD.

Mengobati ADHD merupakan gabungan dari kerjasama antara pemberi pelayanan

kesahatan, orang tua atau pengasuh dengan anak itu sendiri. (3)

1) Terapi farmakologis

Terdapat tiga obat untuk terapi ADHD yang biasa digunakan di Amerika

Serikat yaitu methylphenidate hydrochloride, dexamphetamine sulfat dan

atomoxetine. Obat – obatan di gunakan biasanya untuk anak usia 6 tahun atau

lebih sedangkan utuk dexamphetamine untuk usia 3 tahun atau lebih. Medikasi

tidak direkomendasikan pada anak untuk usia pre sekolah. Terapi farmakologis

untuk ADHD dibagi dua obat pskiostimulan dan non psikostimulan.

a) Obat Psikostimulan

9

Page 10: Referat-ADHD

Obat psikostimulan merupakan obat yang sering digunakan untuk

mengobati ADHD. Obat ini bekerja dengan meningkatkan dan menyeimbangkan

keadaan neurotransmitter otak, sehingga dapat memperbaiki gejala-gejala inti.

Obat ini hanya bekerja dengan waktu terbatas, dapat bekerja dalam jangka waktu

panjang dan waktu pendek. Penggunaan obat psikostimulan jangka panjang dapat

berfungsi 6-12 jam sedangkan jangka pendek kurang lebih 4 jam. Selain itu untuk

dosis sangat diberikan berbeda pada tiap anak, sehingga membutuhkan waktu

yang lama untuk mendapatkan dosis yang optimal. Adapun contoh obat

psikostimulan ini adalah Amfetamin-dekstroamfetamin, Deksmetilfenidat,

Dekstroamfetamin, Lisdeksamfetamin dan Metilfenidat. Obat – obatan yang

terdapat di Indonesia adalah Metilfenidat dan Dekstroamfetamin.(3, 12)

b) Obat Non Psikostimulan

Obat ini diberikan pada anak- anak yang tidak memiliki respon pada obat

psikostimulan atau memiliki efek samping pada penggunaan obat psikostimulan.

Salah satu contoh golongan obat non psikostimulan ada Atomoksetine dengan

cara kerja sebagai stimulant tetapi kemungkinan penyalahgunaannya rendah,

sayangnya obat ini tidak terdapat di Indonesia.(3)

c) Antidepressan trisiklik

Penggunaan obat ini diberikan pada gejala behavioral ADHD dan gangguan

hiperkinetik, Pada penggunaan terapi ini tidak boleh diberikan sebagai obat rutin

untuk terapi ADHD karena obat ini memiliki efek samping seperti anoreksia,

letargi, insomnia. Adapun obat – obat yang termasuk golongan ini yaitu

imipramine, desipramine, amitriptiline, noretriptiline dan clomipramine.(3)

Untuk menemukan kriteria diagnosisnya, penting untuk mengetahui gejala

dibwah ini :

2) Terapi non farmakologis

a) Intervensi Psikososial

Intervensi psikososial berdasarkan klinis

b) Intervensi psikososial keluarga

10

Page 11: Referat-ADHD

Salah satu cara dengan menggunakan terapi keluarga yang dapat membantu

orang tua agar dapat mengembangkan cara untuk mengarahkan dan

memahani perilaku anaknya

c) Intervensi individual

- Intervensi psikososial berdasarkan sekolah

- Intervensi Diet(9)

Suplementasi asam lemak omega-3 dan omega-6)

Suplementasi besi, seng, magnesium

Antioksidan

- Intervensi Sosial dan Komunitas (3)

2.6 Prognosis

Diantara anak-anak dengan ADHD, 15%-20% mempunyai gangguan

perassan, 20-25% dengan gangguan anxietas dan 6-20% ketidakmampuan dalam

belajar. Hasil sangat ditentukan oleh ada atau tidak adanya gangguan bersamaan,

seperti gangguan perilaku. Kegelisahan dan mengurangi rentang perhatian yang

rata-rata membaik dengan pembangunan, tetapi harga diri yang buruk sekunder

untuk kegagalan berulang-ulang dan hubungan keluarga terganggu, terutama jika

ada dikaitkan gangguan perilaku, tetap memberikan dampak negatif potensial

pada pengembangan kepribadian. ini menekankan kebutuhan semua masalah ini

dalam manajemen, bukan sekadar gejala hiperkinetik. beberapa individu

melanjutkan simtomatologi menjadi dewasa. tingkat cacat atau gangguan terkait

kurang karena kemungkinan untuk menemukan yang cocok, dan kemungkinan

besar atau pelatihan individu atau kelompok kecil. Attention-deficit hyperactivity

disorder merupakan faktor risiko serius bagi komorbiditas gangguan kejiwaan

(gangguan kepribadian antisosial, substansi penyalahgunaan dan gangguan

afektif) (8) (4) (13)

Perjalanan ADHD itu bervariasi, ada yang mengalami remisi dan menetap.

1) Persisten atau menetap. Pada 40-50% kasus, gejala akan persisten hingga

masa remaja atau dewasa. Gejala akan lebih cenderung menetap jika

terdapat riwayat keluarga,  peristiwa negatif dalam hidupnya, komobiditas

dengan gejala-gejala perilaku, depresi dan gangguan cemas. Dalam

11

Page 12: Referat-ADHD

beberapa kasus, hiperaktivitasnya akan menghilang, tetapi tetap mengalami

inatensi dan kesulitan mengontrol impuls (tidak hiperaktif, tetapi impulsif

dan ceroboh). Anak ini rentan dengan penyalahgunaan alkohol dan narkoba,

kegagalan disekolah, sulit mempertahankan pekerjaan, serta pelanggaran

hukum.

2) Remisi. Pada 50% kasus, gejalanya akan meringan atau menghilang pada

masa remaja atau dewasa muda. Biasanya remisi terjadi antara usia 12

hingga 20 tahun. Gejala yang pertama kali memudar adalah hiperaktivitas

dan yang paling terakhir adalah distractibility.

a. Remisi total. Anak yang mengalami remisi total akan memiliki masa remaja

dan dewasa yang produktif, hubungan interpersonal yang memuaskan, dan

memiliki gejala sisa yang sedikit.

b. Remisi parsial. Pada masa dewasanya, anak dengan remisi parsial mudah

menjadi antisosial, mengalami gangguan mood, sulit mempertahankan

pekerjaan, mengalami kegagalan disekolah, melanggar hukum, dan

menyalahgunakan alkohol dan narkoba.

Prognosa anak dengan ADHD tergantung dari derajat persistensi

psikopatologi komorbidnya, terutama gangguan perilaku, disabilitas sosial, serta

faktor-faktor keluarga. Prognosa yang optimal dapat didukung dengan cara

memperbaiki fungsi sosial anak, mengurangi agresivitas anak, dan memperbaiki

keadaan keluarganya secepat mungkin(5)

BAB III

12

Page 13: Referat-ADHD

PENUTUP

1.1 Kesimpulan

Adapun kesimpulan referat ini adalah

1) Gejala inti Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) meliputi

tingkat aktivitas dan impulsivitas yang tidak sesuai perkembangan serta

kemampuan mengumpulkan perhatian yang terganggu.

2) Penyebab ADHD dipahami sebagai disregulasi neurotransmiter tertentu

didalam otak yang membuat seseorang lebih sulit untuk memiliki atau

mengatur stimulus-stimulus internal dan eksternal. Beberapa

neuorotransmiter, termasuk dopamine dan norepinephrine, mempengaruhi

produksi, pemakaian, pengaturan neurotransmiter lain juga beberapa

struktur otak.

3) Gejala ADHD terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu kurang perhatian,

hiperaktivitas dan perilaku impulsif.

4) Terapi standar anak dengan ADHD terdiri dari medikasi (farmakologi) dan

konseling (non farmakologi).

1.2 Saran

1) Perlunya pemahaman orang tua dan guru terhadap anak dengan Attention

Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD).

2) Pada petuga medis diharapakan memberikan terapi yang bersifat holistic

dan menyeluruh. Modifikasi perilaku merupakan pola penanganan yang

paling efektif dengan pendekatan positif dan dapat menghindarkan anak dari

perasaan frustasi, marah, dan berkecil hati menjadi suatu perasaan yang

penuh percaya diri.

DAFTAR PUSTAKA

13

Page 14: Referat-ADHD

1. Sugiarmin M. BAHAN AJAR ANAK DENGAN ADHD. Medan: USU; 2007.

2. Saputro D. Terapi dan Manajemen Anak Hiperaktif. JIWA 1987 4 desember 1987:1.

3. Karen J. Miller MaFXC, MD†. Attention Deficit/Hyperactivity Disorders. American Academy of Pediatrics. 1998.

4. Vikto´ ria Simon PlC, Sa´ ra Ba´ lint, A´ gnes Me´ sza´ ros and Istva´ n Bitter. Prevalence and correlates of adult attention-deficit hyperactivity disorder: meta-analysis. The British Journal Of Psychiatri. 2009.

5. Harold Kaplan MD. Sinopsis Psikiatri. Wiguna DIM, editor. Jakarta: Binarupa Aksara; 1997.

6. Heledd Hart PJR, MD; Tomohiro Nakao, MD, PhD; David Mataix-Cols, PhD; Katya Rubia, PhD. Meta-analysis of Functional Magnetic Resonance Imaging Studies of Inhibition and Attention in Attention-deficit/Hyperactivity Disorder. Jama Psychiatry. 2013.

7. Schachar R. Genetics of Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD):

Recent Updates and Future Prospects. Springer International Publishing AG 2013. 2014.

8. Kay ATaJ. Psychiatry. Philadelphia: W.B Saunders Cmpany; 2000.

9. Maslim R. Buku Saku Diagnostik Gangguan Jiwa Rujukan dari PPDGJ. Jakarta: EGC PENERBIT BUKU KEDOKTERAN; 2002.

10. Maslim R. PPDGJ III. Jakarta: Bagian Kedokteran Jiwa Atmajaya; 2003.

11. Diagnosa And Statical Manual Of Mental Disorders. Washintong: American Psychiatric Association; 1987.

12. Maramis WF. Ilmu kedokteran jiwa. Malang: Airlangga University Press.

13. BasantK.puri PJLaIHT. Textbook Of Psychiatry. London: Churchill Livingstone; 2002.

14

Page 15: Referat-ADHD

15