referat chez1

34
REFERAT MANAGEMENT LASIK Disusun oleh : Christiani / 406117020 KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KUDUS FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA

Upload: christiani

Post on 30-Jul-2015

150 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Referat chez1

REFERAT

MANAGEMENT LASIK

Disusun oleh :

Christiani / 406117020

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT MATARUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KUDUS

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARAJAKARTA

Page 2: Referat chez1

HALAMAN PENGESAHAN

Nama : Christiani

NIM : 406117020

Universitas : Tarumanagara

Fakultas : Kedokteran

Tingkat : Program Pendidikan Profesi Dokter

Diajukan : Juli 2012

Bagian : Ilmu Penyakit Mata

Judul : Management LASIK

Kudus, Juli 2012

Mengetahui dan Menyetujui

Pembimbing Bagian Ilmu Penyakit Mata RSUD Kudus

dr. Djoko Heru Santoso, Sp.M

i

Page 3: Referat chez1

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat-Nyalah maka referat ini

dapat diselesaikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada dr. Djoko Heru Santoso,

Sp.M dan dr. Rosalia Septiana, Sp.M dr selaku pembimbing Kepanitraan Klinik di bagian

ilmu penyakit mata RSUD Kudus, segenap paramedis di bagian poli mata RSUD Kudus,

serta teman-teman sejawat kepaniteraan ilmu penyakit mata dan teman-teman sejawat lain di

Rumah Sakit Umum Daerah Kudus yang telah membantu dalam penyelesaian referat ini.

Referat ini mengangkat tema tentang “Management LASIK”. Penulis mengharapkan

agar referat ini dapat membantu orang – orang yang ingin melalukan LASIK sehingga benar

– benar mengerti semua hal yang akan dihadapinya dari pesiapan sampai dengan koplikasi

yang akan terjadi. Penulis menyadari bahwa referat ini jauh dari kesempurnaan, sehingga

penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk

menyempurnakan referat ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih atas

kesediaannya untuk membaca referat ini.

Kudus, 5 Juli 2012

Penulis

ii

Page 4: Referat chez1

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .................................................................................................................ii

Daftar Isi ...........................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan .....................................................................................................1

A. Latar Belakang ............................................................................................1

B. Tujuan .......................................................................................................1

C. Manfaat ...............................................................................................2

BAB II Pembahasan.......................................................................................................3

A. Sejarah ......................................................................................................3

B. Dasar .......................................................................................................3

C. Gangguan Penglihatan ................................................................................4

D. Laser Excimer dan Perlengkapan Lainnya .................................................10

E. Syarat - Syarat ..........................................................................................11

F. Pemeriksaan Mata .......................................................................................12

G. Persiapan sebelum LASIK ........................................................................15

H. Tahapan Prosedur LASIK .........................................................................16

I. Pasca Operasi ...............................................................................................17

J. Efek Samping .............................................................................................19

K. Resiko .......................................................................................................19

BAB III Kesimpulan .......................................................................................................20

Daftar Pustaka .................................................................................................................21

iii

Page 5: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Bab I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Seiring perkembangan dan kemajuan teknologi, koreksi kelainan refraksi semakin

bervariasi. Di antaranya, kacamata, lensa kontak, dan terapi laser. Saat ini, kacamata sudah

mulai ditinggalkan sebab faktor kenyamanan, terutama ketika berolah raga. Selain itu, pada

penderita silinder tinggi, lapang pandang menjadi terbatas, membuat penderita kesulitan

mengemudi, terutama malam hari.

Kelainan refraksi dapat berupa miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat),

astigmatisma (silindris) dan presbiopia (>40 tahun). Penderita miopia tinggi biasanya akan

memakai kacamata berlensa tebal sehingga mengurangi penampilan dari segi kosmetika.

Dengan kata lain, aktivitas si pemakai sangat tergantung pada si kacamata tebal tadi.

Padahal, untuk beraktivitas lebih bebas dan faktor kosmetik yang lebih baik, Anda dapat

memilih lensa kontak. Namun, penggunaan lensa kontak dalam jangka panjang membuat

kornea mata kekurangan oksigen, hipoksia, dry eye, dan infeksi iritasi akibat kuman

pseudomonas (paling virulen) penyebab kebutaan. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan

terapi laser atau Laser Assisted In Situ Keratomileusis (LASIK).

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

1

Page 6: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

B. Tujuan

Tujuan penulisan referat ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat menempuh

program Pendidikan Kedokteran bagian Ilmu Penyakit Mata Universitas Tarumanagara di

Rumah sakit Umum Daerah Kudus.

C. Manfaat

Dengan penulisan referat ini diharapkan dapat bermanfaat bagi mahasiswa kedokteran

untuk mengetahui lebih rinci mengenai prosedur LASIK, dan bagi orang – orang yang mau

melakukan LASIK agar mendapatkan info mengenai perisiapan, prosedur, sampai dengan

komplikasi dari LASIK.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

2

Page 7: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Bab II

Pembahasan

A. Sejarah

LASIK adalah singkatan dari “ Laser Assisted In situ Keratomileusis ”. Teknik

LASIK pertama kali dilakukan oleh ahli mata Jose Barraquer, sekitar 1950 di klinik di

Bogota, Kolombia. Pengembangan pertama yaitu microkeratome, digunakan untuk

memotong tipis flap di kornea dan mengubah bentuk-nya, yang disebut

keratomileusis.

Hak paten pertama untuk LASIK diberikan oleh US Patent Office ke Dr Gholam

A. Peyman pada 20 Juni 1989, US Patent 4840175, "Metode untuk memodifikasi

pembungkukan corneal ", yang meliputi prosedur operasi di mana sebuah flap di

potong pada kornea dan diambil kembali. Permukaan yang terkena kemudian

dimanipulasi ke bentuk yang dikehendaki dengan laser Excimer, setelah mana flap

diganti.

B. Dasar

Pada umumnya ada dua langkah dasar dalam melakukan prosedur LASIK.

Langkah pertama dari operasi LASIK adalah membuat ‘kelopak penutup‘ LASIK

(flap). Flap ini adalah irisan tipis dari kornea, yang dipotong dan dapat dibuka seperti

sampul buku. Flap diperoleh dari alat mikrokeraton, yang memiliki mata pisau yang

bergerak amat cepat. Sehingga, untuk membuat flap hanya membutuhkan wktu 10

detik saja. Akhir – akhir ini dunia kedokteran telah mengembangkan Laser

Femtosecond agar mampu menghasilkan flap LASIK. Kegunaan sinar laser ini, dalam

beberapa hal lebih aman dibandingkan mikrokeratome

Langkah kedua ini kita sebut dengan ‘ zap ‘. Ketika flap sudah dibuat dan

terbuka, Laser Excimer memindahkan jaringan dari pusat kornea untuk

membentuknya kembali, sehingga mengoreksi refraksi penglihatan pasien.

Pengoreksian laser ini berlangsung antara 2 – 40 detik. Begitu kornea telah dikoreksi,

flap kornea kemudian diganti, mirip cover buku yang ditutup. Flap kornea kemudian

ditutup kembali ke posisi semula. Seluruh prosedur ini memakan waktu 8 – 10 menit.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

3

Page 8: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

C. Gangguan Penglihatan

Rabun Jauh (Miopia)

Miopia biasa dikenal sebagai gangguan rabun jauh. Rabun jauh terjadi karena

bola mata terlalu panjang atau kornea terlalu melengkung. Hal ini menyebabkan

cahaya yang masuk ke mata akan membentuk bayangan suatu benda pada titik

sebelum mencapai retina, dan sebagai hasilnya, otak akan menangkapnya sebagai

bayangan kabur.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

4

Page 9: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Semakin objek bergerak mendekati mata, objek itu menjadi lebih jelas dan lebih

terlihat. Hal ini karena gambar tersebut bergerak ke retina, sehingga menjadikannya

lebih fokus. Operasi LASIK dapat dilakukan untuk mengobati kelainan refraksi miopi

antara 0.50 hingga 20.00 dioptri

Prosedur pengoreksi miopi adalah dengan membuang sebuah lapisan tipis pada

jaringan di bagian tengah kornea. Hal ini membuat bagian tengah kornea lebih datar /

rata hingga memungkinkan titik fokus bergerak lebih dekat ke retina, sehingga

memperbaiki pengliatan seseorang.

Rabun Dekat (Hepermetropi)

Hipermetropi disebabkan karena panjang bola mata seseorang terlalu pendek,

kornea terlalu rata atau kombinasi keduanya. Pada kasus hipermetropi cahaya

difokuskan di belakang retina, dan hanya dengan menggerakkan objek lebih jauh

maka sebuah benda bisa terlihat dengan lebih jelas. Hal ini membuat si penderitanya

tak bisa melihat benda yang berjarak dekat.

Meski demikian, banyak orang bisa menyesuaikan dan ‘memfokuskan’

hipermetropi mereka. Caranya dengan menggunakan otot – otot mata untuk

menyesuaikan bentuk lensa mata agar mampu membawa titik fokus maju ke retina

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

5

Page 10: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

LASIK mampu memperbaiki masalah hipermetropi dengan kekuatan antara 0.50

hingga 6.00 dioptri

LASIK mengoreksi kornea mata yang terlampau rata pada penderita hipermetropi

dengan membuang bagian luar kornea mereka untuk membentuk salur lingkar. Saat

flap LASIK diangkat setelah prosedur operasi usai, kornea mata menjadi lebih

lengkung bentuknya sehingga menggerakkan titik fokus dari belakang mata menuju

retna, sehingga bisa memperbaiki penglihatan untuk dekat dan juga jauh.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

6

Page 11: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Presbiopi (Mata Tua)

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

7

Page 12: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Presbiopi atau mata tua adalah suatu kondisi yang akan diderita oleh setiap orang

apabila semakin tua. Presbiopi biasanya akan menyerang diusia 40 tahun keatas.

Semakin bertambahnya umur seseorang, lensa mata akan semakin keras dan kurang

elastis. Hal ini menulitkan mata untuk berfokus pada objek – objek yang jaraknya

dekat, sehingga membuat penderitanya hanya bisa fokus melihat objek dalam

jangkauan penglihatan yang sangat terbatas saja. Meski para penderita presbiopi

mengalami rabun dekat, namun jarak penglihatan mereka masih bagus jika tidak

mengidap miopi, hipermetropi, atau silindris.

Sayangnya hingga saat ini masih belum ditemukan cara yang jitu untuk

menyembuhkan prebiopi, meski berbagai penelitian telah dilakukan di seluruh dunia.

Belum ada suatu alat yang bisa menggantikan hilangnya kelenturan lensa mata alami

manusia. Meskipun ada beberapa pengakuan bahwa telah ditemukan suatu cara untuk

menyembuhkan presbiopi, namun semuanya masih bersifat terbatas, dan tidak mampu

menghilangkan kondisi penyakit mata ini.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

8

Page 13: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Astigmatisme (Silindris)

Mata yang normal memiliki permukaan bulat dengan lengkung regular yang

menyerupai permukaan bola bowling. Silindris terjadi ketika lengkung sudut mata

berbentuk tidak rata (irregular). Hal ini menyebabkan cahaya berfokus pada titik –

titik yang bebeda di mata secara tidak teratur, hingga menyebabkan penglihatan

terganggu.

Kebanyakan orang mengalami gangguan mata silindris regular. Hal ini berarti

mata memiliki 2 lengkungan yang berbeda. Cahaya berfokus pada satu titik dari

lengkung pertama ke titik lain dari lengkung kedua. Hal ini membuat gambar terlihat

berganda, sehingga seolah – olah terdapat bayangan atau gambar berganda.

LASIK mampu mengoreksi gangguan silindris dengan jangkauan dari -0.25

hingga -6.50 dioptri.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

9

Page 14: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

D. Laser Excimer dan Perlengkapan lainnya

Kata “LASER” adalah akronim dari Light Amplification by Stimulated Emision

of Radiation yang berarti ‘sinar yang diperkuat oleh emisi radiasi yang distimulasi’.

Laser adalah jenis sinar khusus yang mengandung medan gelombang (wavelength)

dan sifatnya sinkron (koheren). Hal ini membuat laser bisa memotong dengan sangat

akurat dan memiliki tingkat energy yang sangat besar.

Laser Excimer

Laser yang paling sering digunakan dalam operasi LASIK adalah Laser Excimer.

Laser ini diproduksi oleh kombinasi Gas Argon dan Gas Fluorine. Sinar Laser

Excimer ini tingkatnya jauh dari sinar ultraviolet dan tidak bisa dilihat oleh mata.

Laser Excimer ini sangat unik, karena kemampuannya untuk memindahkan

jaringan kornea tanpa melukai atau membakar kornea mata. Laser Excimer memotong

dengan sangat akurat, dan mampu mengukir serta membentuk kornea menjadi bentuk

atau formasi apapun.

Laser Excimer secara literal menguapi kornea dan ‘mengeluarkan’ molekul

kornea tanpa membakar kornea. Hal ini mengurangi peradangan dan membantu

proses penyembuhan di permukaan. Pada saat yang sama, Laser Excimer mencegah

‘penyembuhan’ sentral yang dalam pada kornea, sehingga membuat kornea tetap

berada dalam bentuk yang diinginkan.

Perkembangan teknologi membuat Laser Excimer lebih aman dan lebih akurat.

Laser sebelumnya (dari generasi pertama dan kedua) kurang akurat dan menimbulkan

risiko yang lebihbesar kepada para pasien. Saat ini, sinar laser terbaik yang ada sangat

cepat dan dapat memindai dengan ukuran – ukuran cahaya yang sangat kecil (kurang

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

10

Page 15: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

dari 1mm dalam diameter). Sinar – sinar laser ini dengan halus menyebarkan cahaya

energy laser yang murni dalam tegangan – tegangan sangat kecil di sekeliling kornea,

sehingga menciptakan permukaan yang halus.

Laser Femtosecond

Laser Femtosecond adalah sinar infra merah yang digunakan untuk membuat flap

LASIK. Sekarang ini, Intralase (AMO Corp., USA) adalah perusahaan yang paling

terkenal dalam memproduksi Laser Femtosecond untuk membuat flap LASIK

Memotong flap di kornea seperti yang dilakukan mikrokeratome, dengan Laser

Femtosecond dapat menciptakan gelmbung – gelembung kecil dalam kornea untuk

memisahkan lapisan – lapisan jaringan kornea. Laser bersama gelembung –

gelembung itu bersatu ke dalam lapisan yangberdampinganuntuk membuat flap,

menjadikan ukuran dan kontur flap lebih rata. Hal iini terutama sangat bermanfaat

bagi kornea mata yang sangat datar atau kornea yang bentuknya sangat melengkung.

E. Syarat – Syarat

Beberapa syarat seorang pasien bisa di lakukan tindakan LASIK adalah:

Ukuran/Refraksinya harus sudah stabil

Usia Pasien 18 tahun keatas

Kesehatan secara umum baik

Tidak ditemukan penyakit mata ( misal: Glaukoma, Retina)

Kornea yang akan ditreatment cukup tebalnya

Pupil size masih bisa diterima oleh jangkauan laser

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

11

Page 16: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Tidak sedang hamil dan menyusui

F. Pemeriksaan Mata

Sebelum melakukan operasi LASIK, Anda harus menjalani serangkaian ujian untuk

menentukan prosedur yang paling sesuai bagi Anda. Ujian – ujian ini penting bagi

yang ingin melakukan LASIK, untuk memahami tujuan dan jangkauan prosedur –

prosedur itu agar lebih paham dan dapat bekerjasama.

a) Riwayat Kesehatan

Kondisi – Kondisi umum yang membuat seseorang tidak diperbolehkan melakukan

LASIK adalah :

1. Penyakit Autoimmune

2. Hamil

3. Penyakit DM

Beberapa penyakit parah berkaitan dengan mata yang membuat seseorang tidak

bisa melakukan LASIK, yaitu :

1. Keratokonus

2. Katarak

3. Glaukoma

4. Uveitis

b) Ketajaman Penglihatan

Adalah merupakan suatu indicator menegnai seberapa jelas penglihatan seseorang.

Alat ukur yang biasa dipergunakan adalah Carta Snellen

c) Refraksi subjektif dan cycloplegic

Refraksi yang tidak tepat akan mengakibatkan penggunaan laser dengan tidak

tepat, sehingga pengobatan seseorang juga tidak akan tepat. Cara yang paling tepat

untuk memastikan refraksi mata adalah dengan refraksi cycloplegic. Efek samping

ini adalah pembesaran pada pupil. Setelah dilakukan uji refraksi cycloplegic, pupil

akan tetap membesar untuk sekurang – kurangnya selama 2 hari.

d) Pemeriksaan slit lamp

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

12

Page 17: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Pemeriksaan ini digunakan menjalani pemeriksaan secara lebih terperinci pada

kornea, kelopak, konjungitva, iris, dan lensa mata. Pemeriksaan ini akan

memeriksa kornea danbentuknya, juga untuk mengetahui jika ada penyakit pada

kornea yang mengakibatkan seseorang tidak bisa menjalani LASIK.

e) Tonometri

Ujian ini menunjukkan jika pasien memiliki glaukoma. LASIK tidak bermanfaat

untuk pasien yang menderita glaukoma.

f) Pemeriksaan retina

Kebanyakan pasien yang ingin menjalani LASIK adalah mereka yang mempunyai

miopi. Sayangnya, penderita miopi lebih mudah mengalami :

i. Ablasio Retina

ii. Katarak

iii. Degenerasi

Kondisi tersebut dapat menurunkan daya penglihatan dan dalam kasus tertentu bisa

menyebabka kebutaan. LASIK mampu menghilangkan atau mengurangi masalah

refraktif, namun LASIK tidak akan membuat mata lebih tahan dari penyakit –

penyakit di atas

g) Topografi kornea

Dilakukan dengan sebuah mesin berkomputer yang akan memfoto kornea, dengan

cincin cahaya yang merefleksikan permukaan kornea yang akan memperlihatkan

peta topografi dari seluruh kornea. Peta yang ditampilkan ini membantu diagnose

penyakit kornea dengan terperinci. Topografi kornea juga bisa mengindikasikan

seberapa baik dan efektif pengobatan LASIK telah dilakukan.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

13

Page 18: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

h) Pachynetry kornea

Adalah sebuah ujian yang mengukur ketebalan kornea. Tingkat ketebalan kornea

berkisar antara 500 – 550 mikron (0.50 – 0.55 mm)

LASIK membuka lapisan tipis dipermukaan kornea sebagai flap. Bagian dasar

sisanya kemudian disinari laser dan beberapa jaringan tertentu diangkat. Ketebalan

kornea yang harus dibuang tidak boleh lebih dr 60% dan ketebalan kornea di

bagian dalam yang tetap dipertahankan harus mencapai sekurang – kurangnya 250

mikron

Pengukuran ketebalan sangat dihasukan, jika terlalu banyak jaringan yang

dibuang maka kornea akan menjadi lemah, yang bisa menyebabkan distorsi dan

penonjolan kornea (ektasia)

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

14

Page 19: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

i) Pupillometry

Pupillometry adalah suatu prosedur untuk mengukur ukuran pupil dalam keadaan

gelap. Pasien yang memiliki pupil sangat besar, memiliki kemungkinan yang lebih

besar untuk mengalami masalah kesilauan dan lingkaran halo.

G. Persiapan Sebelum LASIK

Beberapa petunjuk dasar tentang persiapan sebelum operasi meliputi : tidak

diperbolehkan menggunakan make up, bedak, atau parfum jenis apapun, karena

dikhawatirkan akan mempengaruhi jalannya operasi.

Ada kemungkinan serpihan – serpihan kosmetika, terutama bedak, masuk dan

tersimpan dalam flap LASIK. Serpihan dibawah kelopak mata ini bisa menyebabkan

peradangan dan luka. Sementara itu, pelarangan menggunakan parfum, karena

kandungan alkoholnya bisa tersimpan pada bagian optis Laser Excimer yang bisa

mengurangi daya kemampuannya. Hal ini bisa menyebabkan kesalahan koreksi.

Salah satu hal paling penting yang harus dilakukan oleh para pasien dalam

persiapan sebelum LASIK adalah melatih fiksasi mereka. Memilki fiksasi mata

sangatlah penting agar prosedur LASIK berjalan mulus. Pemusatan yang baik bisa

mengurangi resiko terjadinya lingkaran halo dan kesilauan pada mata.

Persiapan khusus juga dibutuhkan bagi para pasien yang menggunakan jenis lensa

kontak yang berbeda.

Bagi pasien yang menggunakan soft lens, sangat penting untuk tidak memakainya

paling tidak selama 2 hari sebelum operasi LASIK dilakukan. Para pengguna soft lens

toric (silindris), sebaiknya tidak menggunakannya sekurang – kurangnya 4 hari

sebelum operasi. Jika pasien menggunakan hard lens, maka paien harus menghindari

pemakaiannya sekurang – kurangnya 2 minggu atau lebih sebelum operasi. Hard lens

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

15

Page 20: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

memiliki efek pembentukan yang lebih pada kornea, sehingga mempengaruhi hasil

prosedur LASIK.

Pasien yang menggunakan kacamata tidak perlu melakukan persiapan khusus

apapun sebelum menjalani LASIK.

H. Tahapan Prosedur LASIK

Prosedur LASIK umumnya membutuhkan waktu 10 menit. Pasien akan tetap tesadar

selama prosedur berlangsung.

1. Mata ditetesi dengan obat bius mata yang akan memastikan pasien tidak

merasakan sakit selama operasi

2. Pasien ditempatkan di bawah mesin laser dan kepala berada tepat di bawah

Laser Excimer

3. Seluruh wajah ditutup dengan duk steril, dan terbuka hanya pada bagian mata

saja yang dibiarkan

4. Untuk menahan bulu mata, akan ditempatkan sehelai plastic jernih di atasnya.

Dokter akan menempatkan alat ‘spekulum’ di antara kelopak mata, sebagai

penahan agar mata terus terbuka dan memastikan agar mata tidak berkedip.

5. Kornea mata akan dilingkari pelekap yang melingkarinya sebagai penahan.

6. Anda akan diminta untuk tetap fokus pada lampu berkedip di atas kepala.

Lampu ini disebut sebagai lampu fiksasi.

7. Ketika dokter sudah memastikan fiksasi, maka flap LASIK akan segera dibuat

8. Setelah flap terbentuk, dokter akan mengangkatnya untuk menyiapkan

pembentukan kornea dengan Laser Excimer. Pasien harus fokus pada pusat

fiksasi cahaya untuk memastikan pemusatan laser yang baik.

9. Saat laser mengarah pada mata, pasien akan melihat cahaya kebiruan saat

kornea mata dibentuk kembali. Meskipun kemungkinan pasien tidak melihat

cahaya fiksasi selama operasi berlangsung, tetapkanlah fokus pasien pada

posisi semula

10. Ketika pembentukan semula kornea selesai, dokter akan membasahi mata

pasien, mengembalikan flap pada posisinya dan dengan lembut menekan

ujung kelopak dengan spons kecil. Selama proses berlangsung, pasien harus

fokus pada fiksasi cahaya.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

16

Page 21: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

11. Setelah semua alat – alat operasi diangkat dari mata pasien, dokter akan

menempelkan pelindung plastic di atasnya.

12. Setelah itu, pasien akan dibawa ke ruang utnggu istirahat. Tutuplah mata terus

mata pasien untuk mempercepat proses penyembuhan. Setelah 1 jam mata

pasien akan diperiksa, untuk memastiakn kelopak telah direposisi dengan

tepat.

I. Pasca Operasi

Penyembuhan Penglihatan

Penyembuhan penglihatan pasca-LASIK sangat cepat dan pasien dapat segera

melihat setelah hari pertama. Alasan kenapa penyembuhannya begitu cepat dan rasa

sakit yang hanya sedikit setelah operasi karena LASIK tidak menyentuh lapisan luar

kornea. Satu – satunya lapisan yang diambil terletak di tengah kornea (stroma).

Pasien akan merasakan tidak nyaman dalam jangka waktu 2 – 3 jam sesudah

operasi. Sensasi ini rasanya sama seperti ada benda asing yang masuk ke dalam mata

dan hal ini disebabkan karena terbentuknya flap kornea untuk prosedur LASIK. Untuk

meredakan ketidaknyamanan ini pasien dianjurkan untuk dengan lembut menutup

mata mereka setelah operasi. Hal ini akan mengurangi rasa sakit.

Pasien LASIK akan mengalami penglihata ‘vaseline’ 1 hingga 6 hari setelah

operasi. Hal ini adalah sesuatu yang normal karena kornea mata akan membengkak.

Penglihatan akan terlihat kabur, biasanya tergantung pada berapa besar pembentukan

refraksi yang dilakukan. Semakin tinggi tingkat refraksi yang dikoreksi, semakin

kabur penglihatan dan pasien akan mengalami penglihatan Vaseline semakin lama.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

17

Page 22: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Terkadang pasien akan mengalami matanya merah karena darah setelah operasi

LASIK. Biasanya hal ini terjadi karena mata bergerak terlalu banyak ketika proses

pembentukan flap. Perdarahan hanya berlangsung sementara dn akan segera hilang 1

hari hingga seminggu

Yang Harus Diperhatikan

Sangat dianjurkan untuk tidak menyentuh mata pasien yang baru saja dioperasi

selama seminggu. Menggosok – gosok mata harus dihindari sekurang – kurangnya

selama sebulan. Karena gosokan mata yang terlalu keras dapat menyebabkan kerutan

dari flap kornea.

Sesudah LASIK, pasien dianjurkan untuk menghindari debu dan kotoran, untuk

mencegah agar tidak terjadi infeksi. Tidak dianjurkan untuk melakukan olah raga air

selama sebulan, dan olah raga keras yang dapat menyebabkan trauma mata selama 6

bulan.

Kontrol Pasca Operasi

Untuk mengetahui dan meyakinkan bahwa mata dalam keadaan normal akan

dilakukan 4 kali jadwal kontrol.

Yang pertama dilakukan sehari setelah dilakukan operasi. Untuk memastikan flap

kornea berada di posisi yang betul dan mata si pasien memberikan respon untuk

proses penyembuhan yang normal.

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

18

Page 23: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

Yang kedua dilakukan seminggu setelah operasi. Biasanya akan dinilai jumlah

koreksi yang dicapai setelah prosedur LASIK.

Yang ketiga dilakukan setelah sebulan setelah operasi. Dokter akan menilai

ketepatan koreksi yang dicapai. Semakin tinggi koreksi yang dilakukan, semakin lama

waktu yang diperlukan untuk mencapai hasil yg tetap.

Yang keempat dilakukan tiga bulan setelah operasi. Biasanya penglihatan pasien

telah kembali stabil. Ujian refraksi akhir akan dilakukan dan dilaporkan sebagai

laporan akhir yang akan diterima oleh pasien.

J. Efek Samping

Mata kering

Masalah penglihatan di malam hari

Kekurangan kepekaan kontras

K. Resiko

Beberapa resiko yang dapat terjadi :

Infeksi

Bentuk flap yang tidak sempurna

Tumbuhnya sel epitel

Flap kornea yang lepas atau hilang

Ektasi kornea

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

19

Page 24: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

BAB III

Kesimpulan

LASIK adalah singkatan dari “ Laser Assisted In situ Keratomileusis”. Teknik LASIK

pertama kali dilakukan oleh ahli mata Jose Barraquer, sekitar 1950 di klinik di Bogota,

Kolombia. LASIK merupakan sebuah prosedur yang digunakan untuk memperbaiki refraksi

seperti miopi (rabun jauh), hipermetropi (rabun dekat), dan astigmatisme (silindris).

Tujuan utama LASIK adalah mengurangi kertergantungan seseorang akan penggunaan

kacamata atau kontak lens. Pasien yang menginginkan penglihatan sempurna atau 6/6

mungkin akan kecewa. Tidak semua orang dapat mencapai hasil sempurna. Terkadang pasien

teteap harus menggunakan kacamata untuk mengendarai mobil di malam hari. Namun banyak

juga yang mencapai penglihatan sempurna. Untuk melakukan LASIK seseorang harus

menjalani pemeriksaan mata secara lengkap.

LASIK dapat dilakukan pada pasien miopi yang mempunyai kekuatan 0.50 – 20.00

dioptri, untuk pasien hipermetropi 0.50 – 6.00 dioptri, dan untuk penderita astigmatisme 0.25

– 6.50 dioptri. LASIK tidak dapat menyembuhkan prebiopi, yang terjadi akibat karena

berkurangnya akomodasi untuk melihat jelas jarak dekat, yang berakibat pada berkurangnya

elastisitas lensa. Biasanya, kondisi ini terjadi dengan bertambahnya usia seseorang.

Dalam pelaksanaan operasi LASIK ada 2 hal dasar yang penting, yaitu pembuatan ‘flap’

dan ‘zap’. Proses dilakukan operasi LASIK sangatlah cepat.

Tidak aka nada efek yang timbul dari operasi LASIK. Beberapa pasien akan mengalami

pembengkakan di kelopak mata, tapi ini hanya sementara saja dan akan hilang dalam

seminggu. Dengan prosedur LASIK yang sempurna, tidak aka nada bekas luka yang terlihat

di kornea mata pasien.

DAFTAR PUSTAKAKepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

20

Page 25: Referat chez1

Management LASIK Christiani 406117020

1. Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2008.

2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata. Yogyakarta : Bagian Ilmu Penyakit Mata

Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada, 2007.

3. Vaughan DG, Eva RP. Glaukoma. Dalam: Vaughan DG, Asbury T, Eva PR. Oftalmologi

Umum. Ed 14th. Jakarta: Widya Medika, 2000.

4. Tan, Jerry. LASIK Surgery : Penglihatan yang lebih sempurna dengan cara laser, Edisi 3.

Jakarta : Bella Donna Publisher. 2011.

5. http://www.news-medical.net/health/LASIK-What-is-LASIK-%28Indonesian%29.aspx

6. http://www.northerneye.co.uk/new_page_16.htm

7. http://www.youtube.com/watch?v=MzD9kpkMXhQ&feature=related

8. http://icareLASIK.co.id/prosedur-LASIK/indikasi-LASIK

Kepaniteraan Klinik Ilmu MataRumah Sakit Umum Daerah KudusFakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara

21