referat floaters
TRANSCRIPT
![Page 1: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Mata bagian dalam sebagian besar di isi oleh vitreus. Vitreus memiliki substansi
seperti gel yang kental dan juga jernih. Seiring bertambahnya usia inti vitreus perlahan-
lahan akan mengalami pencairan. Hal ini dapat menyebabkan terjadinya pelepasan
vitreus dengan retina. Saat terjadinya pelepasan ini serat-serat kolagen vitreus akan
menjadi tebal dan dapat terlihat.
Serat-serat kolagen yang tebal dan terlihat itu disebut sebagai floaters, atau sering
juga dideskripsikan sebagai bintik-bintik hitam atau jaring laba-laba yang akan muncul
dan terlihat dalam penglihatan. Orang yang mengalami floaters biasanya juga dapat
mengalami fotopsia (kilatan sinar).
Sebagian besar orang pernah mengalami floaters pada suatu saat dalam
kehidupannya. Pelepasan vitreus posterior terjadi sedikitnya pada 70% populasi dan
menjadi penyebab sebagian besar keluhan floaters. Untungnya, kebanyakan floaters
terbukti tidak bermakna secara klinis setelah pemeriksaan retina tidak ditemukan
adanya suatu robekan retina atau kondisi patologis lainnya.
Floaters sendiri sering terjadi pada orang yang berusia antara 40-70 tahun.
Floaters tidak memerlukan terapi khusus selama tidak terlalu mengganggu penglihatan
dan tidak ada kelainan pada retina. Tetapi pada keadaan tertentu dimana sudah
mengganggu penglihatan secara signifikan dapat dilakukan prosedur operasi yang di
sebut virektomi.
1
![Page 2: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB II
FLOATERS
2.1 Anatomi Vitreus
Vitreus
Vitreus mengisi ruangan antar lensa dan retina, terdiri atas matriks serat kolagen tiga-
dimensi dan gel asam hialuronat. Sembilan puluh delapan persen dari vitreus tersusun
atas air. Permukaan luar vitreus, dikenal sebagai korteks, berkontak dengan lensa
(korteks vitreus anterior) dan memiliki daya lekat yang berbeda-beda kepermukaan
retina (korteks vitreus posterior). Pengaliran keluar cairan bilik mata (aquos humor)
melalui sudut bilik mata depan.
Sudut bilik mata depan yang dibentuk jaringan korneosklera dengan pangkal iris.
Berdekatan dengan sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schelmm, baji
sklera, garis Schwalbe dan jonjot iris. Anyaman trabekula mengisi kelengkungan sudut
2
![Page 3: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/3.jpg)
filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan uvea. Pada sudut filtrasi
terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel dan membrana
Descemet, dan kanal Schelmm yang menampung cairan mata keluar ke salurannya.
2.2 Definisi
Floaters dipersepsikan sebagai bintik hitam yang bergerak bebas (singel ataupun
multipel) di vitreus yang terlihat dalam lapang pandang seseorang. Floaters juga
disebut suatu gejala yang digambarkan sebagai benang-benang, jaring laba-laba, objek-
objek serupa piring kecil, atau sebuah cincin tembus pandang. 1,6
Fotopsia merupakan gejala kilatan cahaya yang berasal dari dalam mata dan
terlihat dalam lapang pandang seseorang. Biasanya floaters sering diikuti dengan gejala
fotopsia.6
2.3 Epidemiologi
Floaters terjadi pada 70% populasi yang mengalami pelepasan vitreus posterior
atau Posterior Vitreous Detachment (PVD). Pelepasan vitreus posterior sendiri
biasanya terjadi pada usia antar 40-70 tahun.6
2.4 Patofisiologi
Vitreus mengisi ruang antar lensa dan retina, dan terdiri atas matriks serat
kolagen tiga-dimensi dan gel asam hialuronat. Permukaan luar vitreus memiliki daya
rekat yang berbeda-beda ke permukaan retina.1
Proses penuaan, perdarahan, peradangan, trauma, miopia, dan proses-proses
lain sering menyebabkan kontraksi matriks kolagen vitreus. Sebagian besar floaters
terjadi oleh karena proses penuaan. Proses penuaan ini menyebabkan vitreus
mengalami sineresis yaitu proses terbentukanya kavitas oleh vitreus yang pada akhirnya
menimbulkan kolaps vitreus, opacification yaitu terjadinya kekeruhan pada vitreus
yang awalnya jernih dan merupakan suatu proses alami dan penyusutan dari vitreus.
Hal ini menyebabkan terdorongnya vitreus dari dinding bola mata dimana tempatnya
menepel dengan retina, sehingga terjadi pelepasan vitreus dari retina yang di sebut
pelepasan vitreus posterior atau Posterior Vitreous Detachment (PVD) dan pada
3
![Page 4: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/4.jpg)
sebagian besar orang yang berusia antara 40-70 tahun ini merupakan kejadian yang
biasa terjadi.2,6
Posterior Vitreous Detachment (PVD) merupakan penyebab utama terjadinya
floaters. Pelepasan ini menyebabkan sedikit perdarahan dari pembuluh darah retina
yang akan menyebabkan floaters. Floaters juga dapat muncul pada infeksi mata, cedera
mata dan bila adanya protein atau material lain yang terperangkap di dalam mata
maupun yang terbentuk di dalam vitreus.6
Posterior Vitreous Detachment (PVD) juga menyebabkan rangsangan mekanis
pada retina, biasanya terjadi sekunder setelah pemisahan vitreus dari retina dan
menimbulkan kilatan cahaya yang juga disebut fotopsia. Skotoma bilateral berkilau,
seperti-kilat, bergerigi yang terjadi sekunder pada migrain (50% tidak disertai dengan
sakit kepala) sering disalah artikan dengan fotopsia. Sebagian besar pasien yang vitreus
posteriornya terlepas akan mengalami kilatan sinar, terutama saat melakukan gerakan
sakadik, sampai pemisahannya sempurna.2
2.5 Manifestasi Klinis
4
![Page 5: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/5.jpg)
Sebagian besar orang pernah mengalami floaters pada suatu saat dalam
kehidupannya. Gejala ini mungkin digambarkan sebagai benang-benang, jaring laba-laba,
objek-objek serupa piring kecil, atau sebuah cincin tembus pandang. Floaters merupakan
suatu gejala dari pelepasan vitreus posterior yang biasanya diikuti oleh kilatan cahaya atau
fotopsia. Ada pula tanda-tanda yang timbul pada orang yang mengalami gelaja floaters
adalah 4:
Adanya benda yang berbentuk seperti bintik-bintik hitam, jaring laba-laba atau
lingkarang yang bergerak bebas dan terlihat dalam lapang pandang.
Bayangan benda tersebut dapat bergerak mengikuti arah pandangan atau menetap
pada satu titik.
Floaters lebih jelas terlihat bila seseorang melihat dengan latar belakang yang cerah
ataupun polos, seperti ketika melihat ke langit.
Kebanyakan floaters tidak terbukti bermakna klinis. Meskipun demikian ada beberapa
tanda yang terlihat pada floaters yang dapat menjadi indikasi dari suatu penyakit yang
serius dan perlu pemeriksaan dan penangan lebih lanjut.3
Floaters dan fotopsia yang diikuti oleh penurunan penglihatan secara mendadak.
Kaburnya pandangan pada seluruh atau sebagian lapang pandang.
Bertambahnya floaters yang terlihat dalam lapang pandang secara cepat dan
signifikan.
2.6 Diagnosis
Floaters hampir pernah dialami oleh kebanyakan orang, terutama orang yang berusia
40-70 tahun. Pelepasan vitreus posterior terjadi sedikitnya pada 70 % populasi dan
menjadi penyebab sebagian besar keluhan floaters. Untungnya, kebanyakan floaters
terbukti tidak bermakna klinis. Meskipun demikian pemeriksaan lebih lanjut untuk
floaters merupakan hal yang penting dilakukan untuk menentukan apakah floaters dan
fotopsia yang terjadi merupakan gejala dari kerusakan retina maupun kelainan lain pada
mata.2
5
![Page 6: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/6.jpg)
Pemeriksaan retina perifer lanjutan yang cermat dengan menggunakan oftalmoskop
indirek melalui pupil yang didilatasi lebar harus dilakukan setiap kali pasien
mengeluhkan terjadinya floaters. Perubahan sifat floaters juga merupakan indikasi
dilakukannya pemeriksaan retina perifer dalam beberapa hari. Adanya eritrosit, dan
sesekali, sel-sel radang dalam vitreus dapat menyebabkan pasien melihat floaters, yang
sering digambarkan sebagai objek mirip piring. Floaters seperti cincin biasanya terlihat
saat memvisualisasikan daerah korteks vitreus posterior yang sebelumnya melekat pada
nervus optikus. Perdarahan vitreus mengindikasikan pemeriksaan yang teliti untuk
menentukan ada tidaknya penyakit vaskular, seperti retinopati diabetik, penyakit oklusi
vena, hemoglobinopati, atau leukimia. Objek-objek keemasan bulat, kecil, seragam, yang
dikenal sebagai hialosis asteroid sering sering timbul di vitreus. Objek-objek tersebut
hampir tidak pernah mempengaruhi pengelihatan dan tidak memerlukan pengobatan.
Hialosis asteroid diduga berhubungan dengan diabetes, tetapi hal ini tidak terbukti
demikian.5,6
Kilatan cahaya atau fotopsia biasanya muncul berdampingan dengan floaters.
Kilatan sinar yang muncul pada lapang pandang ini akan tetap terlihat walaupun dalam
keadaan mata tertutup, dikarenakan asal sinar tersebut bukan dari luar melainkan dari
dalam mata. Setiap pasien yang baru mengalami fotopsia harus menjalani pemeriksaan
cermat lanjutan retina perifer dengan menggunakan oftalmoskop indirek melalui pupil
yang dilebarkan.4
2.7 Diagnosis Banding
Proses penuaan dapat menimbulkan floaters karenan proses alami. Namun
floaters tersendiripun harus dideskripsikan bentuk dan gerakan dari floater dapat
menjadi sebuah indikasi dari kelaian mata. Diagnosis banding floaters adalah hialosis
asteroid, skotoma, glukoma, renitis pigmentosa, degenerasi makula, ablasio retina, atau
katarak.5,6
2.8 Penatalaksanaan
6
![Page 7: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/7.jpg)
Floaters dan fotopsia yang terjadi karena pelepasan vitreus posterior dapat
menghilang secara perlahan dalam waktu 3 bulan, setelah dipastikan bahwa tidak ada
kelainan pada retina seperti robekan retina maupun ablasio retina maka floaters
dikatakan mengganggu namun tidak berbahaya. Seiring berjalannya waktu
kebanyakan dari gejala floaters akan membaik hingga menghilang. Jika terjadi
floaters yang berulang maka diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.2,6
Operasi hampir tidak pernah diindikasika untuk pelepasan vitreus posterior,
kecuali bila floaters sangat mengganggu lapang pandang seseorang. Dalam kasus ini,
operasi pengangkatan vitreus (virektomi) dapat dipertimbangkan. Virektomi dilakukan
untuk mengeluarkan vitreus yang sudah keruh dan digantikan olah cairan fisiologis,
karena memiliki kejernihan yang sama maka pasien tidak akan merasakan dampak yang
berarti. Namun jika floater dan fotopsia terjadi bukan karena hanya pelepasan vitreus
posterior dan melibatkan pelepasan dari retina maka menjadi indikasi dilakukannya
terapi laser dan NEODYMIUM-YAG LASER.2,6
2.9 Pencegahan
Kita tidak bisa mencegah terjadinya floaters maupun fotopsia karena ikatan
molekular vitreus tidak bisa diperbaiki setelah terjadinya pelepasan vitreus. Tetapi, kita
dapat mencegah terjadi hilangnya penglihatan dengan mengenal tanda-tanda dari
robekan retina atau ablasio retina. Penggunaan antioksidan dapat memperlambat
denaturasi protein.1,4
2.10 Prognosis
Prognosis dari floaters dan fotopsia ditentukan dari penyebab terjadinya gejala
tersebut. Apabila terjadi karena pelepasan vitreus posterior akibat faktor penuaan tanpa
adanya gangguan pada retina maka prognosisnya baik karena dapat menghilang dengan
sendirinya. Namun bila telah terjadi kelainan pada retina seperti robekan retina atau
ablasio retina maka prognosis tergantung dari bagaimana dan kapan
penatalaksanaannya. Prognosis bagi pasien yang mendapat terapi laser tergantung pada
bentuk tipe floaters itu sediri.6
2.11 Komplikasi
7
![Page 8: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/8.jpg)
Selama terjadinya pelepasan vitreus posterior akan terjadi proses sineresis
yang akan memberikan dorongan pada retina yang dapat menyebabkan robekan pada
retina, cairan vitreus dapat masuk ke dalam robekan retina dan mengisi ruangan retina
yang menempel pada koroid dan menyebabkan lepasnya retina atau ablasio retina.
Komplikasi lain dari floaters dan fotopsia adalah peningkatan tekanan bola mata,
pendarahan koroid, dan katarak.4,6
BAB III
8
![Page 9: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/9.jpg)
KESIMPULAN
Vitreus mengisi ruangan antar lensa dan retina, terdiri atas matriks serat kolagen
tiga-dimensi dan gel asam hialuronat.
Floaters juga disebut suatu gejala yang digambarkan sebagai benang-benang,
jaring laba-laba, objek-objek serupa piring kecil, atau sebuah cincin tembus
pandang.
Fotopsia merupakan gejala kilatan cahaya yang berasal dari dalam mata dan
terlihat dalam lapang pandang seseorang. Biasanya floaters sering diikuti
dengan gejala fotopsia.
Floaters dan fotopsia biasanya terjadi karena pelepasan vitreus posterior akibat
dari proses penuaan.
Selama gejala ini tidak terlalu mengganggu penglihatan dan tidak melibatkan
kelainan pada retina maka penanganan khusus tidak diperlukan.
Apabila terjadi gangguan penglihatan yang berarti maupun kerusakan pada
retina maka tindakan virektomi dan laser di anjurkan.
Penyebab terjadinya floaters dan penanganan yang cepat dapat memperbaiki
prognosis dan tidak menimbulkan komplikasi lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
9
![Page 10: Referat Floaters](https://reader035.vdocuments.net/reader035/viewer/2022081719/55721116497959fc0b8e4f7a/html5/thumbnails/10.jpg)
1. Asbury Taylor, Sanitato James J. Trauma, dalam Vaughan Daniel G, Abury
Taylor, Eva Paul Riordan. Oftalmologi Umum. Edisi 17. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2007. Hal: 178-183
2. Dhingra N et al: Early virectomy for fundus-obscuring dense vitreous
haemorrhage from presumptive retinal tears. Greafes Arch Clin Exp Ophthalmol
2006; Jun 27 [PMID: 16802133]
3. Entopic phenomenon-normal & pathological, avalaible from URL :
http://ohiolionseyeresearch.com
4. Ilyas Sidharta, Prof, dr, DSM. Ilmu Penyakit Mata. Edisi 3. Cetakan I.
Jakarta:Balai Penerbit FKUI; 2005. hal: 61
5. Karickhoff JR : YAG laser offers safe option for floaters. PloS Med 2009, 2(2).
6. Margo CE et al: Posterior vireous detachment: How to approach sudden-onset
floaters and flashing lights. Postgrad Med 2005;117:37. [PMID: 15782672]
10