referat jambi

27
BAB I PENDAHULUAN Ansietas merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak menyenangkan, tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan akan adanya kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya, dan seringkali disertai oleh gejala-gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik. 1 Menurut Diagnostic and Statistic Manual for Mental Disorder 4 th Edition (DSM-IV) yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang-kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi sosial, pekerjaan, dan fungsi-fungsi lainnya. Sedangkan menurut International Classification of Disease 10 th edition (ICD-10) gangguan ini merupakan bentuk kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menetap selama beberapa minggu atau bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan tentang masa depan, ketegangan motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan. 1,2,3 Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak dapat dibenarkan yang sering 1

Upload: anemiahemolytic

Post on 28-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

Obat

TRANSCRIPT

Page 1: Referat Jambi

BAB I

PENDAHULUAN

Ansietas merupakan pengalaman yang bersifat subjektif, tidak

menyenangkan, tidak menentu, menakutkan dan mengkhawatirkan akan adanya

kemungkinan bahaya atau ancaman bahaya, dan seringkali disertai oleh gejala-

gejala atau reaksi fisik tertentu akibat peningkatan aktifitas otonomik.1

Menurut Diagnostic and Statistic Manual for Mental Disorder 4th Edition

(DSM-IV) yang dimaksud gangguan cemas menyeluruh adalah suatu keadaan

ketakutan atau kecemasan yang berlebih-lebihan, dan menetap sekurang-

kurangnya selama enam bulan mengenai sejumlah kejadian atau aktivitas disertai

oleh berbagai gejala somatik yang menyebabkan gangguan bermakna pada fungsi

sosial, pekerjaan, dan fungsi-fungsi lainnya. Sedangkan menurut International

Classification of Disease 10th edition (ICD-10) gangguan ini merupakan bentuk

kecemasan yang sifatnya menyeluruh dan menetap selama beberapa minggu atau

bulan yang ditandai oleh adanya kecemasan tentang masa depan, ketegangan

motorik, dan aktivitas otonomik yang berlebihan.1,2,3

Ansietas adalah suatu perasaan takut yang tidak menyenangkan dan tidak

dapat dibenarkan yang sering disertai dengan gejala fisiologis, sedangkan pada

gangguan ansietas terkandung unsur penderita yang bermakna dan gangguan

fungsi yang disebabkan oleh kecemasan tersebut. Gangguan ansietas dapat

ditandai hanya dengan rasa cemas, atau dapat juga memperlihatkan gejala lain

seperti fobia atau obsesif dan kecemasan muncul bila gejala utama tersebut

dilawan.2,3

Ansietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir disertai

gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan saraf

otonom (SSO). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik yang

sering merupakan satu fungsi emosi.3

1

Page 2: Referat Jambi

Pada keadaan tertentu justru ansietas ini menjadi pendorong untuk

kemajuan. Ansietas ini dinamakan ansietas normal. Ansietas normal diistilahkan

dengan cemas atau kecemasan biasa. Perbedaan antara ansietas normal dan

patologik terletak pada kualitasnya. Dari seluruh pasien-pasien ansietas maka

faktor yang terpenting adalah kegelisahan yang terus-menerus, serta beratnya

gejala.4,5,6

Kecemasan berbeda dengan rasa takut, yang merupakan penilaian

intelektual terhadap sesuatu yang berbahaya. Menurut Alkinson, Ketakutan adalah

merasa gentar atau tidak berani terhadap suatu objek yang konkrit, misalnya: takut

akan harimau, polisi, sedangkan kecemasan merupakan emosi yang tidak

menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti kekhawatiran,

kepribadian dan rasa takut yang kadang-kadang kita alami dalam tingkat yang

berbeda-beda7,8

Ansietas cukup banyak didapatkan diberbagai kelompok penduduk.

Ansietas akan mempengaruhi fungsi sosial penderitanya, terutama pada pasien

dengan tingkat pendidikan tinggi, dimana terjadinya penurunan penampilan.

Sedangkan pada kelompok pasien dengan tingkat pendidikan rendah gangguan

fisik akibat ansietas merupakan alasan utama mereka mencari pengobatan.8

Pengobatan ansietas ialah menggunakan sedatif, atau obat-obat yang

secara umum memiliki sifat yang sama dengan sedatif. Antiansietas yg terutama

adalah golongan benzodiazepin.

BAB II2

Page 3: Referat Jambi

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Anti Ansietas

Obat anti ansietas adalah sekelompok psikofarmaka yang dapat

mengurangi atau menghilangkan gejala cemas.9 Pengobatan ansietas ialah

menggunakan sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat yang

sama dengan sedatif.10 Adapun jenis obat anti ansietas ditinjau dari jenis

gangguan cemas, sebagai berikut :13

Tabel 1. Efikasi pengobatan gangguan cemas

Gangguan Cemas

Menyeluruh

Gangguan Cemas Sosial

PanikGangguan

Cemas Post Trauma

First line

BenzodiazepinesBuspirone SSRIsVenlafaxineTrazodoneTCAs

Benzodiazepines SSRIBupropion-SRMAOIs

BenzodiazepinesSSRIVenlafaxineMAOIsTCAs

SSRIsTCAsMAOIsVenlafaxineLamotrigine

Second line

NefazodoneMirtazapine

VenlafaxineNefazodoneGabapentin

MirtazepineNefazodoneMirtazepineNefazodoneClonazepam + sertralineBuspirone+BenzodiazepineValproic AcidGabapentineTiagabinePagoclone

VenlafaxineLamotrigineValproateNefazodoneMirtazapineClonidine

Tidak Efektif

-TCAsBuspironePindolol +SSRI

TrazodoneBupropion

-

Tidak AdaData

MAOIsBupropion

TrazodoneMirtazapine

DuloxetineBupropion

Diambil dari : Essentials of Psychiatry

Tabel 2. Sediaan anti ansietas

3

Page 4: Referat Jambi

No Nama Generik

Nama Dagang Sediaan Dosis Anjuran

1. Diazepam Lovium (Pharos) Tab. 2-5 mg Oral = 10-30 mg/hari 2-3 x sehari

< 10 kg/bb = 5 mg> 10 kg/bb = 20 mg

Mentalium (Soho) Tab. 2-5-10 mgStesolid (Alpharma) Tab. 2-5 mg

Ampul 10 mg/2 ccRectal tube5 mg/2,5 cc10 mg/2,5 cc

Vaseline (Sanbe) Tab. 2-5 mg

Valium (Roche) Tab. 2-5 mgAmpul 10 mg/2 cc

2. Chlordiazepoxide

Cetabrium (Soho) Drg. 5-10 mg 15-30 mg/hari2-3 x sehari

Tensinyl (Medicham) Cap. 5 mg3. Lorazepam Ativan (Wyeth) Tab. 10 mg 2-3 x 1

mg/hRenaquil (Fahrenheit) Tab. 1 mgMerlopam (Mersifarma) Tab. 0,5-2 mg

4. Clobazam Frisium (Aventis-Ph) Tab. 10 mg 2-3 x 10 mg/hClobazam-DM (Dexa

Medica)Tab. 10 mg

5. Bromazepam Lexotan (Roche) Tab. 1,5-3-6 mg 3 x 1,5 mg/h

6. Alprazolam Xanax (Plizer-Pharmacia) Tab. 0,25-0,5-1 mg 3 x 0,25-0,5 mg/hAlganax (Guardian-Ph) Tab. 0,25-0,5-1 mg

Calmlet (Sunthi-Sepuri) Tab. 0,25-0,5-1 mgFeprax (Ferron) Tab. 0,25-0,5-1 mgFrixitas (Novell) Tab. 0,25-0,5-1 mgAlviz (Pharos) Tab. 0,25-0,5-1 mgZyprax (Kalbe Farma) Tab. 0,25-0,5-1 mg

7. Sulpiride Dogmatil (Soho) Cap. 50 mg 100-200 mg/h

8. Buspirone Buspar (Bristol-Myers) Tab. 10 mg 15-30 mg/hTran-Q (Guardian-Ph) Tab. 10 mg

Xiety (Lapi) Tab. 10 mg9. Hydroxyzine Iterax (UCB Pharma) Caplet 25 mg 3 x 25

mg/hDiambil dari : Penggunaan Klinis Obat Psikotropika

Untuk mencapai pengobatan optimal dibutuhkan pendekatan

psikofarmaka, pendekatan psikofarmaka adalah dengan obat-obatan anxiolitik

yang meliputi tranquilizer minor baik golongan benzodiazepin maupun non 4

Page 5: Referat Jambi

benzodiazepin, hipnotik, antidepresan trisiklik, monoamin inhibitor (MAOI),

dan specific serotonine reuptake inhibitor (SSRI).14

2.2. Indikasi Penggunaan

Penggunaan anti ansietas untuk menangani kasus gangguan cemas

memiliki beberapa indikasi, sebagai berikut :10,14

1. Sindrom anxietas

Butir-butir diagnostik sindrom anxietas:

Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik

terhadap 2 atau lebih hal yang dipersepsikan sebagai ancaman,

perasaan ini menyebabkan individu tidak dapat beristirahat

dengan tenang.

2. Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala-gejala berikut:

a. Ketegangan motorik:

1) Kedutan otot atau rasa gemetar

2) Otot tegang/kaku/pegel/linu

3) Tidak bisa diam

4) Mudah menjadi lelah

b. Hiperaktif motorik:

1) Napas pendek/ terasa berat

2) Jantung berdebar-debar

3) Telapak tangan basah-dingin

4) Mulut kering

5) Kepala pusing/rasa melayang

6) Mual, mencret, perut tak enak

7) Muka panas/ badan menggigil

8) Buang air kecil lebih sering

9) Sukar menelan/ rasa tersumbat

c. Kewaspadaan yang berlebihan dan penangkapan berkurang:

1) Perasaan jadi peka

2) Mudah terkejut

3) Sulit konsentrasi pikiran

5

Page 6: Referat Jambi

4) Sukar tidur

5) Mudah tersinggung

3. Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam

gejala; penurunan kemampuan bekerja, hubungan sosial, dan

melakukan kegiatan rutin.

Pada penelitian yang dilakukan di New Hampshire, Massachusetts,

Rhode Island menunjukkan bahwa hanya separuh dari pasien dengan

gangguan kecemasan yang menerima penanganan, baik oleh dokter umum

maupun psikiatri. Diantara pasien tersebut, 60,4% mendapat golongan SSRI,

34,5% mendapat benzodiazepine, 11,7% menerima antidepresan trisiklik,

14,7%, 3% mendapat trazadon, dan 3% mendapatkan buspiron. Obat

psikotropika lebih sering diberikan oleh psikiatri ketimbang dokter umum,

dimana pada pasien dengan gejala yang lebih berat dan skor GAF lebih kecil

atau dengan depresi yang menonjol lebih sering mendapatkan terapi. Pasien

yang tidak menerima farmakoterapi untuk gangguan kecemasannya biasanya

disebabkan karena memang tidak direkomendasikan oleh dokter yang

merawat (38,7%) atau karena pasien sendiri tidak percaya pada obat

gangguan jiwa (37%). 3

2.3. Obat-Obat Anti Anxietas

2.3.1. Benzodiazepin

Benzodiazepin bekerja pada reseptor GABA. Terdapat dua

jenis reseptor GABA, yaitu GABAA dan GABAB. Reseptor

GABAA (reseptor kanal ion klorida kompleks) terdiri atas lima sub

unit yaitu α1, α2, β1, β2 dan γ2. Benzodiazepin berikatan langsung pada

sisi spesifik subunit γ2, sehingga pengikatan ini menyebabkan

pembukaan kanal klorida, memungkinkan masuknya ion klorida ke

dalam sel menyebabkan peningkatan potensial elektrik sepanjang

membran sel dan menyebabkan sel sukar tereksitasi.9,10

Efek yg ditimbulkan benzodiazepin merupakan hasil kerja

golongan ini pada SSP dengan efek utama berupa sedasi, hipnosis,

pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas, relaksasi otot dan

6

Page 7: Referat Jambi

antikonvulsan. Sedangkan efek perifernya adalah vasodilatasi

koroner(pada pemberian IV) dan blokade neuromuskular (pada

pemberian dosis tinggi).10

Tabel 3. Obat benzodiazepin, nama dagang, dan dosis terapi14

Gol. Benzodiazepine Nama Dagang Dosis Terapi (mg)

Chlordiazepoxide Diazepam Lorazepam Bromazepam Chlorazepate Clobazam Alprazolam Clonazepam

LibriumValiumAtivan

LexotanTranxeneFrisiumXanaxRivotril

15 -1004 - 802 - 102 - 18

1520 - 300,75 – 40,75 - 8

Diambil dari : Cermin Dunia Kedokteran 135, 2002

Berbagai efek yang menyerupai benzodiazepin:11

Agonis penuh adalah senyawa yang sepenuhnya serupa efek

benzodiazepine, misalnya: diazepam.

Agonis parsial adalah efek senyawa yang menghasilkan efek

maksimum yang kurang kuat dibandingkan dibandingkan diazepam

Inverse agonis adlaah senyawa yang menghasilkan kebalikan dari

efek diazepam pada saat tidak adanya senyawa yang mirip

benzodiazepin

Antagonis melalui persaingan ikatannya dengan reseptor

benzodiazepine, misalnya: flumazenil

Benzodiazepin diabsorpsi secara sempurna, kecuali

klorazepat (klorazepat baru diabsorpsi sempurna setelah

didekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-desmetil diazepam

(nordazepam).10

Benzodiazepin dan metabolitnya terikat pada protein plasma

(albumin) dengan kekuatan berkisar dari 70% (alprazolam) hingga

99% (diazepam) bergantung dengan sifat lipofiliknya. Kadar pada

CSF sama dengan kadar obat bebas dalam plasma. Vd (volume of

distribution) benzodiazepin besar. Pada pemberian IV atau per oral,

ambilan benzodiazepin ke otak dan organ dengan perfusi tinggi 7

Page 8: Referat Jambi

lainnya sangat cepat dibandingkan pada organ dengan perfusi rendah

(seperti otot dan lemak). Benzodiazepin dapat melewati sawar uri dan

disekresi ke dalam ASI.10,11

Metabolisme benzodiazepin di hati melalui kelompok enzim

CYP3A4 dan CYP2C19. Yang menghambat CYP3A4 a.l. eritromisin,

klaritromisin, ritonavir, itrakonazol, ketokonazol, nefazodon dan sari

buah grapefruit. Benzodiazepin tertentu seperti oksazepam langsung

dikonjugasi tanpa dimetabolisme sitokrom P. Secara garis besar,

metabolisme benzodiazepin terbagi dalam tiga tahap: desalkilasi,

hidroksilasi, dan konjugasi.11,12

Metabolisme di hati menghasilkan metabolit aktif yang

memiliki waktu paruh lebih panjang dibanding parent drug. Misalnya

diazepam (t1/220-80 jam) setelah dimetabolisme menjadi N-desmetil

dengan waktu paruh eliminasi 200 jam.

Golongan benzodizepin menurut lama kerjanya dibagi dalam 4

golongan:9

- Senyawa yang bekerja sangat cepat

- Senyawa bekerja cepat, t1/2 kurang dari 6 jam: triazolam, zolpidem,

zolpiklon

- Senyawa yang bekerja sedang, t1/2 antara 6-24 jam: estazolam,

temazepam

- Senyawa yang bekerja dengan t1/2 lebih dari 24 jam: flurazepam,

diazepam, quazepam.

Ekskresi metabolit benzodiazepin bersifat larut air melalui

ginjal Pada dosis hipnotik kadar puncak menimbulkan efek samping,

antara lain kepala ringan, malas, tidak bermotivasi, lamban,

inkoordinasi motorik, ataksia, gangguan fungsi mental dan

psikomotor, gangguan koordinasi berfikir, bingung, disartria, amnesia

anterogard. Interaksi dengan etanol (alkohol) menimbulkan efek

depresi yang berat.10,11

8

Page 9: Referat Jambi

Efek samping lain yang lebih umum berupa lemas, sakit

kepala, pandangan kabur, vertigo, mual/muntah, diare, nyeri

epigastrik, nyeri sendi, nyeri dada dan inkontinensia. Penggunaan

kronik benzodiazepin memiliki risiko terjadinya  ketergantungan dan

penyalahgunaan. Untuk menghindari efek tersebut disarankan

pemberian obat tidak lebih dari 3 minggu. Gejala putus obat berupa

insomnia dan ansietas. Pada penghentian penggunaan secara tiba-tiba,

dapat timbul disforia, mudah tersinggung, berkeringat, mimpi buruk,

tremor, anoreksi serta pusing kepala. Oleh karena itu penghentian

penggunaan obat sebaiknya secara bertahap.9,11

2.4.2. Non Benzodiazepin

2.4.2.1. Buspiron

Berbeda dengan benzodiazepin, buspiron tidak

memperlihatkan aktivitas GABAergik dan antikonvulsan.

buspiron merupakan antagonis selektif reseptor serotonin

postsinaps 5-HT1A di hipokampus; potensi antagonis

dopaminergiknya rendah sehingga risiko menimbulkan efek

samping ekstrapiramidal pada dosis pengobatan ansietas

kecil.9

Studi klinik menunjukkan buspiron merupakan

antiansietas efektif yang efek sedatifnya relatif ringan. Risiko

timbulnya toleransi dan ketergantungan kecil. Obat ini tidak

efektif pada panic disorder. Efek antiansietas baru timbul

pada penggunaan 10-15 hari (bukan untuk penggunaan akut).

Tidak ada toleransi silang dengan benzodiazepin sehingga

kedua obat tidak dapat saling menggantikan.11

Buspiron diabsorpsi secara cepat pada pemberian

peroral namun mengalami metabolisme lintas pertama secara

ekstensif, yaitu melalui proses hidroksilasi dan dealkilasi.

Bioavailabilitas 5% dan ikatan protein 95%. Waktu paruh

eliminasi buspiron adalah 2-4 jam, dan disfungsi hati dapat

9

Page 10: Referat Jambi

memperlambatnya. Rifampin (penginduksi sitokrom P450)

menurunkan waktu paruh buspiron, sedangkan inhibitor

CYP3A4 meningkatkan kadar plasmanya. buspiron

diekskresikan melalui urine dan feses.11

Buspiron hanya menyebabkan sedikit gangguan

psikomotor dibanding benzodiazepin. Efek samping berupa

takikardi, palpitasi, nervousness, keluhan gastrointestinal,

parastesia dan miosis. Pada pasien yang menerima MAO

inhibitor dapat terjadi peningkatan tekanan darah.10

Pemilihan antiansietas didasarkan pada pengalaman

klinik, berat ringannya penyakit serta tujuan khusus

pengobatan. Sebaiknya dimulai dengan obat paling efektif

dengan sedikit efek samping. Dosis harus disesuaikan dengan

kebutuhan pasien dan diberikan sebagai regimen terputus.

Seringkali sindrom ansietas diikuti gejalan depresi,

pada generalized anxiety disorder antiansietas kerap

digunakan bersama antidepresan golongan SSRI.11,12

2.4.2.2. Asam Valproat

Asam valproat selain sebagai antiepilepsi juga

menunjukkan efek antimania. Efikasinya pada minggu

pertama pengobatan seperti litium, tetapi asam valproat

ternyata efektif untuk pasien yang gagal dengan terapi litium.

Valproat menyebabkan hiperpolarisasi potensial istirahat

membran neuron akibat peningkatan daya konduksi membran

untuk kalium.12

Pemberian valproat peroral cepat diabsorpsi dan

kadar maksimal serum tercapai setelah 1-3 jam. Bersifat asam

dan diikat protein sebesar 90%. Vd 10,5L/70 kg .Masa paruh

8-10 jam, kadar darah stabil setelah 48 jam terapi. Keceptana

klirens 0,5-2,1 L/jam, kira-kira 70% dari dosis valproat

diekskresi di urin dalam 24 jam.12

10

Page 11: Referat Jambi

Efek samping tersering adalah: mual. Efek pada SSP

berupa kantuk, ataksia, tremor. Toksisitas valproat berupa

ganggan saluran cerna, sistem saraf, hati, ruam kulit, dan

alopesia.12

2.4.2.3. Antidepresan Trisiklik (TCA)

Mekanisme kerja TCA adalah menghambat ambilan

neurotransmiter, norepinefrin dan serotonin neuron masuk ke

terminal saraf pra sinaps, dengan menghambat jalan utama

pengeluaran neurotransmiter , TCA akan meningkatkan

konsentrasi monoamin dalam celah sinaps, menimbulkan

efek antidepresan.10

Efek TCA adalah meningkatkan pikiran,

memperbaiki kewaspadaan mental, meningkatkan aktifitas

fisik, mengurangi angka kesakitan pada depresi.9,10

Efek timbul memerlukan waktu 2 minggu atau lebih.

Indikasi untuk Depresi, gangguan panik, dan dapat digunakan

untuk mengontrol ngompol bagi anak diatas 6 tahun.10

Obat golongan ini mengurangi seluruh gangguan

cemas, terutama obsesif-kompulsif. Obat golongan ini tidak

direkomendasikan sebagai terapi lini utama karena efek

samping berupa efek kolinergik, gangguan jantung, dan

menyebabkan kematian dengan penggunaan berlebihan.

Contoh obat golongan ini adalah imioramine, nortyptaline, an

clomipramine.12

2.4.2.4. Selective Serotonin Reuptake Inhibitors

Mekanisme kerjanya sama seperti TCA tetapi lebih

selektif menghambat ambilan neurotransmitter serotonin

dibanding yang lain (dopamin).

Indikasi SSRI Untuk depresi (lebih unggul dari golongan

TCA), penderita Bulimia nevrosa, anoreksia nevrosa,

11

Page 12: Referat Jambi

gangguan panik, nyeri neuropati diabetik, dan sindrom

premenstrual.11,12

Ada lima jenis obat golongan SSRIs yang dapat

berperan sebagai anti ansietas, yaitu citalopram, escitalopram,

paroxetine, sertraline, dan venlafaxine. Paroxetine digunakan

terutama untuk gangguan panik. SSRIs memiliki tingkat

keamanan yang lebih baik dibandingkan dengan golongan

trisiklik. Hal ini disebabkan karena efek antikolinergik yang

lebih rendah dan tidak menyebabkan kematian jika terjadi

overdosis. Efek samping obat yang sering muncul adalah

nausea, sakit kepala, disfungsi seksual. Penggunaan pada

anak-anak perlu perhatian khusus, karena dapat menyebabkan

agitasi dan impulsive suicidal.11,12

2.4.2.5. Monoamine Oxidase Inhibitors

Monoamin oksidase adalah suatu enzim mitokondria

yang ditemukan dalam jaringan saraf dan jaringan lain,

seperti usus dan hati. Dalam neuron, MAO berfungsi sebagai

katup penyelamat (menonaktifkan neurotransmiter monoamin

( NE, dopamin, serotonin).

Mekanisme kerja MAOI dengan cara menginaktifasi

monoamin (NE,serotonin,dopamin) yang keluar dari vesikel

sehingga monoamin dalam neuron berkurang, serta

menghambat inaktivasi monoamin oleh MAO, sehingga

monoamin tetap aktif dan berdifusi kedalam ruang sinaps.11

Indikasi MAOI, yaitu depresi pada pasien yang

tidak responsif atau alergi oleh antidepresan trisiklik, a

nsietas hebat, aktivitas psikomotorik lemah, pengobatan

fobia, dan depresi atipikal (pikiran labil, menolak kebenaran,

gangguan napsu makan).12

2.4.2.6. Adrenegic Receptor Antagonist

12

Page 13: Referat Jambi

Obat yang termasuk golongan ini adalah propanolol

dan atenolol, yang memiliki aksi menekan gejala somatik dari

cemas dan panik. Obat ini tidak terlalu berpengaruh pada

gangguan cemas kronis.15

2.5. Efek Samping Anti Ansietas Secara Umum14

Efek samping obat anti ansietas dapat berupa :

- Sedasi (rasa mengantuk, kewaspadaan berkurang, kinerja

psikomotor menurun, kemampuan kognitif berkurang).

- Relaksasi otot (rasa lemas, cepat lelah, dll)

Potensi menimbulkan ketergantungan lebih rendah dari narkotika,

oleh karena “at therapeutic dose they have low re-inforcing properties”.

Potensi menimbulkan ketergantungan obat disebabkan oleh efek obat yang

masih dapat dipertahankan setelah dosis terakhir, berlangsung sangat singat.14

Penghentian obat secara mendadak akan menimbulkan gejala putus

obat (rebound phenomena). Pasien menjadi iritabel, bingun, gelisah,

insomnia, tremor, palpitasi, keringat dingin, dan konvulsi.14

Hal ini berkaitan dengan penurunan kadar obat dalam plasma. Untuk

obat Benzodiazepine dengan waktu paruh pendek lebih cepat dan hebat gejala

putu obat dibangdingkan dengan obat Benzodiazepine dengan waktu paruh

panjang (misalnya : Clobazam sangat minimal dalam menimbulkan gejala

putus obat).14

Ketergantungan relatif lebih sering terjadi pada individu dengan

riwayat peminum alkohol, penyalahgunaan obat (drug abusers) atau unstable

personalities. Oleh karena itu, obat Benzodiazepine tidak dianjurkan

diberikan pada pasien tersebut.14

Untuk mengurangi risiko ketergantungan obat, maksimum lama

pmeberian 3 bulan (100 hari) dalam rentang dosis terapeutik.14

2.6. Cara Penggunaan Anti Ansietas14

13

Page 14: Referat Jambi

Golongan Benzodiazepine sebagai obat anti ansietas mempunyai ratio

terapeutik lebih tinggi dan lebih kurang menimbulkan adiksi dengan

toksisitas yang rendah, dibandingkan dengan meprobamate atau

phenobarbital. Disamping itu phenobarbital menginduksi ensim mikrosomal

di hepar, sedangkan golongan benzodiazepine tidak.14

Golongan benzodiazepine merupakan “drug of choice” dari semua

obat yang mempunyi efek anti ansietas, disebabkan spesifisitas, potensi, dan

keamanannya.

Spektrum klinis benzodiazepine meliputi efek anti ansietas,

antikonvulsan, anti-insomnia, premedikasi tindakan operatif :

Diazepam/Chlordiazepoxide: “broadspectrum”

Nitrazepam/Flurazepam : dosis anti ansietas dan anti

insomnia berdekatan (non dose-related), lebih efektif sebagai

anti-insomia.

Midazolam : onset cepat dan kerja singkat, sesuai

kebutuhan untuk premedikasi tindakan operatif.

Bromazepam, Lorazepam, Clobazam : dosis anti-anxietas

dan anti-insomnia berjauhan (dose-related), lebih efektif sebagai

anti-anxietas.

Pengaturan dosis penggunaan anti asietas :

- “Steady state” (keadaan dengan jumlah obat yang masuk ke dalam

badan sama dengan jumlah obat yang keluar dari badan) dicapai

setelah 5-7 hari dengan dosis 2-3 kali sehari (half life = < 24 jam).

“onset of action” cepat dan langsung memberikan efek.

- Efek klinis terlihat bila kadar obat dalam darah telah mencapai

“steady state”.

- Pengaturan dosis tidak perlu seperti neurolpetika dan antidepresan.

- Mulai dengan dosis awal (dosis anjuran) naikkan dosis setiap 3-

5 hari sampai mencapai dosis optimal dipertahankan 2-3

minggu diturunkan 1/8 x setiap 2-4 minggu dosis minimal

yang masih efektif (maintenance dose) bila kambuh dinaikkan

14

Page 15: Referat Jambi

lagi dan bila tetap efektif pertahankan 4-8 minggu tapering

off.

Lama pemberian anti ansietas :

- Pada sindrom anxietas yang disebabkan faktor situasi eksternal,

pemberian obat tidak lebih dari 1-3 bulan.

- Pemberian yang sewaktu-waktu dapat dilakukan apabila sindrom

anxietas dapat diramalkan waktu datangnya dan hanya pada situasi

tertentu (anticipatory anxiety), serta terjadinya tidak sering.

- Penghentian selalu secara bertahap (stepwise) agar tidak

menimbulkan gejala lepas obat (withdrawal symptoms).

BAB III

SIMPULAN

Ansietas merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh rasa khawatir

disertai gejala somatik yang menandakan suatu kegiatan berlebihan dari susunan

saraf otonom (SSO). Ansietas merupakan gejala yang umum tetapi non-spesifik

yang sering merupakan satu fungsi emosi. Pengobatan ansietas ialah

menggunakan sedatif, atau obat-obat yang secara umum memiliki sifat yang sama

dengan sedatif. Antiansietas yg terutama adalah golongan benzodiazepin.

15

Page 16: Referat Jambi

Untuk mencapai pengobatan optimal dibutuhkan pendekatan

psikofarmaka, pendekatan psikofarmaka adalah dengan obat-obatan anxiolitik

yang meliputi tranquilizer minor baik golongan Benzodiazepin maupun non

Benzodiazepin, Antidepresan Trisiklik, Monoamin Oxidase Inhibitor (MAOI),

Adrenegic Receptor Antagonist, Asam Valproat, dan Specific Serotonine

Reuptake Inhibitor (SSRI).

Golongan benzodiazepine merupakan “drug of choice” dari semua obat

yang mempunyi efek anti ansietas, disebabkan spesifisitas, potensi, dan

keamanannya. Untuk mencapai pengobatan yang rasional perlu diperhatikan

indikasi, lama pemberian, cara pemberian, dosis, dan efek samping dari

penggunaan anti ansietas.

DAFTAR PUSTAKA

1. Kaplan H.I, Saddock B.J, Grebb J.A. Sinopsis Psikiatri. Binarupa Aksara, Jakarta.1997;1-62.

2. Wibisono S. Simposium Anxietas Konsep Diagnosis dan Terapi Mutakhir. Jakarta. 1990; 1-10.

3. Maramis W.F, Nerosa. Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlangga University Press, Surabaya. 2004; 250-262.

16

Page 17: Referat Jambi

4. Departemen Kesehatan R.I.. Gangguan Anxietas. DirektoratKesehatan Jiwa Masyarakat , Direktorat Jenderal Bina KesehatanMasyarakat.2007; 98-102.

5. Sadock B.J, Sadock V.A. Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. 10th

edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2007; 579- 633.

6. Setyonegoro K.R, Iskandar Y. Anxietas. Yayasan Drama Usada, Jakarta. 1980; 2-4.

7. Stahl S.M. Essential Psychopharmacology Neuroscientific Basis and Practical Applications. 2nd edition. Cambridge University Press. 2002; 300.

8. Iskandar Y. Stres, Anxietas dan Penampilan. Yayasan Dharma Graha, Jakarta. 1984; 1-10.

9. Katzung B, Masters S, Trevor A. Basic and Clinical Pharmacology. 10th

ed. USA, The McGraw-Hill Companies.2006.

10. Syarif A et.al. Farmakologi dan Terapi. 5th ed. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2007.

11. Granger, P. et al. Modulation of The Gamma-Aminobutyric Acid Type a Receptor by The Antiepileptic Drugs Carbamazepine and Phenytoin. Mol. Pharmacol. 47. 1995; 1189–1196.

12. Gelder, M., Mayou, R. and Geddes, J.. Psychiatry. 3rd ed. New York: Oxford. 2005; 250.

13. Kay J and Allan Tasman. Essentials of Psychiatry. Wiley, USA. 2006; 984.

14. Maslim, Rusdi. Penggunaan Klinis Obat Psikotropika. Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa FK Unika Atma Jaya, Jakarta, 2007; 36-42.

15. Sadock B.J, Sadock V.A. Pocket Handbook of Clinical Psychiatry Kaplan & Sadock’s Synopsis of Psychiatry. 4th edition. Lippincott Williams & Wilkins. 2005; 390- 440.

17