refka dermatitis venenata

8
I. Identitas pasien Nama : NN. R Jenis kelamin : perempuan Umur : 19 tahun Alamat : jl. kancil Agama : islam Pend.terakhir : SMA Pekerjaan : mahasiswa Status pernikahan: belum menikah II. Keluhan utama Perih pada leher kiri Riwayat penyakit sekarang Keluhan dirasakan sejak bangun tidur, pasien tiba-tiba merasa perih pada leher kiri, kulit tampak mengelupas berwarna putih dan tampak kemerahan pada bagian dasarnya namun tidak ada keluhan gatal, tidak ada penyebaran ke area tubuh yang lain. Pasien tidak mengetahui penyebab dari keluhannya, sebelum tidur pasien tidak merasakan

Upload: pushpa-aarthi

Post on 05-Feb-2016

10 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

penyakit kulit

TRANSCRIPT

Page 1: Refka Dermatitis Venenata

I. Identitas pasien

Nama : NN. R

Jenis kelamin : perempuan

Umur : 19 tahun

Alamat : jl. kancil

Agama : islam

Pend.terakhir : SMA

Pekerjaan : mahasiswa

Status pernikahan: belum menikah

II. Keluhan utama

Perih pada leher kiri

Riwayat penyakit sekarang

Keluhan dirasakan sejak bangun tidur, pasien tiba-tiba merasa

perih pada leher kiri, kulit tampak mengelupas berwarna putih dan tampak

kemerahan pada bagian dasarnya namun tidak ada keluhan gatal, tidak ada

penyebaran ke area tubuh yang lain. Pasien tidak mengetahui penyebab

dari keluhannya, sebelum tidur pasien tidak merasakan ada keluhan, tadak

ada gigitan serangga, juga tidak menggunakan kosmetik, maupun minyak

gosok.

III. Riwayat penyakit terdahulu

Tidak pernah mengalami keluhan yang sama

Page 2: Refka Dermatitis Venenata

IV. Riwayat penyakit keluarga

Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama

V. Status generalisata

Keadaan umum: SS/GB/CM

Tanda vital

TD: 120/80 mmHg

N: 80 x/mnt

R: 18x/mnt

Hygiene: baik

VI. Status dermatologis

Ujud Kelainan Kulit: eritema, squama, madidan

Lokalisasi

Kepala : -

Wajah : -

Leher : eritema, squama, madidan, edema

Dada : -

Punggung : -

Bokong : -

Perut : -

Genitalia : -

Page 3: Refka Dermatitis Venenata

Ekstremitas atas : -

Ekstremitas bawah : -

VII. Diagnosa banding

Dermatitis kontak iritan (dermatitis venenata)

Dermatitis kontak alergen

Herpes zoster

VIII. Pemeriksaan penunjang

IgE test

IX. Diagnosis kerja

Dermatitis venenata

X. Penatalaksanaan

medika mentosa

kompres larutan garam fisiologis selama 2-3 hari

krim hidrokortison 1% (bila lesi sudah mengering)

antibiotik  gentamicin dioleskan 3 kali sehari

Non medika mentosa

Menghindari iritan:

mengganti sprei dan selimut, menjemur kasur

Bila bepergian pada malam hari: gunakan pakaian yang dapat menutupi s

eluruh bagian tubuh

Page 4: Refka Dermatitis Venenata

XI. Prognosis

Bonam

Page 5: Refka Dermatitis Venenata

DISKUSI

Dermatitis kontak adalah respon peradangan kulit akut atau kronik

terhadap paparan bahan iritan eksternal yang mengenai kulit. Dermatitis kontak

(dermatitis venenata) merupakan reaksi inflamasi kulit terhadap unsure – unsure

fisik, kimia, atau biologi. Penyakit ini adalah kelainan inflamasi yang sering

bersifat ekzematosoa dan disebabkan oleh reaksi kulit terhadap sejumlah bahan

yang iritatif atau alergenik. Dermatitis kontak adalah peradangan oleh kontak

dengan suatu zat tertentu, ruamnya terbatas pada daerah tertentu dan seringkali

memiliki batas yang tegas.

Dermatitis kontak terbagi 2 yaitu :

1. Dermatitis kontak iritan (mekanisme non imunologik)

Dermatitis yang terjadi akibat kontak dengan bahan yang secara kimiawi

atau fisik merusak kulit tanpa dasar imunologik, biasanya terjadi sesudah

kontak pertama dengan iritan.

2. Dermatitis kontak alergik (mekanisme imunologik spesifik)

Merupakan reaksi hipersensitivitas tipe IV yang terjadi akibat kontak kulit

dengan bahan alergik.

Pada dermatitis kontak iritan kelainan kulit timbul akibat kerusakan sel

yang disebabkan oleh bahan iritan melalui kerja kimiawi maupun fisik. Bahan

iritan merusak lapisan tanduk, dalam beberapa menit atau beberapa jam bahan-

bahan iritan tersebut akan berdifusi melalui membran untuk merusak lisosom,

mitokondria dan komponen-komponen inti sel. Dengan rusaknya membran lipid

keratinosit maka fosfolipase akan diaktifkan dan membebaskan asam arakidonik

akan membebaskan prostaglandin dan leukotrin yang akan menyebabkan dilatasi

pembuluh darah dan transudasi dari faktor sirkulasi dari komplemen dan sistem

kinin. Juga akan menarik neutrofil dan limfosit serta mengaktifkan sel mast yang

akan membebaskan histamin, prostaglandin dan leukotrin. PAF akan

mengaktivasi platelets yang akan menyebabkan perubahan vaskuler. Diacil

Page 6: Refka Dermatitis Venenata

gliserida akan merangsang ekspresi gen dan sintesis protein. Pada dermatitis

kontak iritan terjadi kerusakan keratinosit dan keluarnya mediator- mediator.

Sehingga perbedaan mekanismenya dengan dermatis kontak alergik sangat tipis

yaitu dermatitis. Kontak iritan tidak melalui fase sensitisasi.

Ada dua jenis bahan iritan yaitu : iritan kuat dan iritan lemah. Iritan kuat

akan menimbulkan kelainan kulit pada pajanan pertama pada hampir semua

orang, sedang iritan lemah hanya pada mereka yang paling rawan atau mengalami

kontak berulang-ulang.

Pada prinsipnya penatalaksanaan dermatitis kontak iritan dan kontak

alergik yang baik adalah mengidentifikasi penyebab dan menyarankan pasien

untuk menghindarinya, terapi individual yang sesuai dengan tahap penyakitnya

dan perlindungan pada kulit. Pengobatan yang diberikan dapat berupa pengobatan

topikal dan sistemik.

Pemberian steroid topikal pada kulit menyebabkan hilangnya molekul

CD1 dan HLA-DR sel Langerhans, sehingga sel Langerhans kehilangan fungsi

penyaji antigennya. Juga menghalangi pelepasan IL-2 oleh sel T, dengan

demikian profilerasi sel T dihambat. Efek imunomodulator ini meniadakan respon

imun yang terjadi dalam proses dermatitis kontak. Jenis yang dapat diberikan

adalah hidrokortison 1-2,5 %, halcinonid dan triamsinolon asetonid. Cara

pemakaian topikal dengan menggosok secara lembut. Untuk meningkatan

penetrasi obat dan mempercepat penyembuhan, dapat dilakukan secara tertutup

dengan film plastik selama 6-10 jam setiap hari.

Superinfeksi dapat ditimbulkan oleh S. aureus, S. beta dan alfa

hemolitikus, E. coli, Proteus dan Candida sp. Pada keadaan superinfeksi tersebut

dapat diberikan antibiotika (misalnya gentamisin) dan antimikotika (misalnya

clotrimazole) dalam bentuk topikal.