refka morbili very fix

28
PENDAHULUAN Morbili merupakan penyakit endemik dan sangat infeksius yang disebabkan oleh virus yang umumnya menyerang anak-anak. Virus ini merupakan virus RNA, termasuk dalam genus morbilivirus dan famili paramyxovirus. Penularan virus morbili terjadi secara droplet. (1,2) Morbili ditandai oleh tiga stadium yaitu ; (1) stadium prodromal/ kataral (2) stadium erupsi dan (3) stadium konvalensesi (2,3) Penyakit morbili di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang perlu ditangani, karena kasus morbili masih tinggi dan hampir disemua daerah masih melaporkan adanya wabah dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi. Di indonesia, menurut survei kesehatan rumah tangga campak menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada bayi dan pada anak umur 1-4 tahun. Morbili merupakan penyakit endemis terutama di negara sedang berkembang. Di indonesia campak sudah dikenal sejak lama dan epidemiologinya terjadi tidak teratur. Wabah rentan terjadi pada anak yang memiliki status gizi kurang baik. (3,4) 1

Upload: echa-ayiimm

Post on 14-Feb-2016

265 views

Category:

Documents


2 download

DESCRIPTION

dcd

TRANSCRIPT

Page 1: Refka Morbili Very Fix

PENDAHULUAN

Morbili merupakan penyakit endemik dan sangat infeksius yang

disebabkan oleh virus yang umumnya menyerang anak-anak. Virus ini merupakan

virus RNA, termasuk dalam genus morbilivirus dan famili paramyxovirus.

Penularan virus morbili terjadi secara droplet. (1,2)

Morbili ditandai oleh tiga stadium yaitu ; (1) stadium prodromal/ kataral

(2) stadium erupsi dan (3) stadium konvalensesi (2,3)

Penyakit morbili di Indonesia sampai saat ini masih merupakan masalah

kesehatan yang perlu ditangani, karena kasus morbili masih tinggi dan hampir

disemua daerah masih melaporkan adanya wabah dengan angka kesakitan dan

kematian yang cukup tinggi. Di indonesia, menurut survei kesehatan rumah tangga

campak menduduki tempat ke-5 dalam urutan 10 macam penyakit utama pada

bayi dan pada anak umur 1-4 tahun. Morbili merupakan penyakit endemis

terutama di negara sedang berkembang. Di indonesia campak sudah dikenal sejak

lama dan epidemiologinya terjadi tidak teratur. Wabah rentan terjadi pada anak

yang memiliki status gizi kurang baik. (3,4)

Penyakit morbili merupakan penyakit yang dapat sembuh sendiri dan

jarang menimbulkan kematian bagi penderitanya, tetapi bila terjadi komplikasi

maka angka kematian meningkat. Komplikasi dapat terjadi pada morbili adalah

bronkopneumonia, gastroenteritis, encepalitis, otitis media, mastoiditis, laringitis

akut dan gangguan gizi.(1)

Pencegahan morbili bisa dilakukan dengan imunisasi aktif, imunisasi

pasif, dan isolasi penderita.(2)

Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi

prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit

kronis atau bila ada komplikasi.7

1

Page 2: Refka Morbili Very Fix

STATUS PASIEN

Identitas Penderita : Tgl masuk : 08-10-14

Nama :By K

Kelamin : Perempuan

Umur : 11 bulan

Anamnesis

Keluhan Utama : Demam dan BAB cair

Riwayat penyakit sekarang :

Pasien masuk dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu, terus-

menerus, tidak turun dengan obat penurun panas, tidak ada kejang, tidak

menggigil, tidak sakit kepala. Pasien mengeluh mata terasa gatal,merah dan

merasa silau jika terkena cahaya sejak 4 hari yang lalu bersamaan dengan demam.

Pasien juga mengeluh batuk berlendir dan beringus sejak 4 hari yang lalu

bersamaan dengan demam, lendir putih,tidak ada darah, tidak ada sesak. Pasien

tidak mengeluh mual dan muntah. mimisan tidak ada.Perdarahan dari gusi tidak

ada. BAB cair dialami sejak 3 hari yang lalu, frekuensi >5x, warna kuning

berlendir dan ada darah, volume kotoran sedikit, dan menangis saat BAB.BAK

biasa. Bercak kemerahan pada kulit timbul sejak hari ke 3 demam

Riwayat penyakit sebelumnya :

Pasien pernah mengalami campak dan diare akut sebelumnya

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit yang sama

Riwayat Sosial-ekonomi :

Menengah

2

Page 3: Refka Morbili Very Fix

Riwayat Kebiasaan dan Lingkungan :

Sering menghisap jari dan minum air es

Riwayat Kehamilan dan Persalinan :

Anak kedua dari dua bersaudara, lahir normal, cukup

bulan,langsung menangis, berat lahir: 3000 gr

Kemampuan dan kepandaian bayi :

Duduk: 9 bulan

Merangkak: 10 bulan

Anamnesis Makanan :

Tidak mendapatkan ASI ekslusif

Susu formula usia 0-sekarang

Bubur saring >10 bulan

Riwayat imunisasi :

Belum mendapatkan imunisasi campak

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : sakit berat Kesadaran: compos mentis

Berat Badan : 7,5 kg Tinggi/Panjang Badan: 67cm

Status Gizi : gizi baik

Tanda Vital

Denyut Nadi : 118kali/menit Suhu :380C

Tekanan Darah : 90/60 mmHg Respirasi :40kali/menit

Kulit : Sianosis tidak ada, turgor baik, Tampak ruam makulopapular eritema

pada belakang telinga, wajah, leher, dada, punggung, perut, tangan, dan kaki.

3

Page 4: Refka Morbili Very Fix

Kepala : Normochepal, konjungtiva hiperemis (+), kornea kemerahan (+),

sklera ikterik (-),rhinorrhea (+), faring hiperemis (+), Tonsil T1/T1, terdapat

bercak putih keabuan di depan gigi molar 3 atas

Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid

Dada

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris ka=ki

Palpasi : Nyeri tekan (-)

Perkusi : Sonor +/+

Auskultasi : Suara napas vesikular +/+, Ronkhi -/-, Whezing -/-

Jantung

Inspeksi : Iktus Cordis tidak tampak

Palpasi : Iktus kordis teraba pada SIC V midclavikula

sinistra.

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni reguler

Abdomen

Inspeksi : Abdomen datar

Auskultasi : Peristaltik (+), kesan meningkat

Perkusi : Timpani, organomegali (-)

Palpasi : Nyeri epigastrium (-)

Genitalia: Normal

Anggota gerak

Ekstremitas atas : Akral hangat, edema (-), Petekhie (-)

Ekstremitas bawah : Akral hangat, edema (-), Petekhie (-)

Punggung : Dalam Batas Normal

Otot-otot : Dalam Batas Normal

Refleks : Dalam Batas Normal

4

Page 5: Refka Morbili Very Fix

Derajat Dehidrasi: Dehidrasi Ringan Sedang

Penilaian Kasus

Lihat:

Keadaan Umum Rewel

Mata Cekung

Air Mata Tidak ada

Mulut dan Lidah Kering

Rasa Haus Haus, ingin minum banyak

Periksa

Turgor Kulit Kembali lambat

Rencana Pengobatan Rehidrasi: rawat inap

Pemeriksaan Penunjang

Laboratorium:

08-10-14

HCT : 38, 8 % (N)

PLT : 180 ribu/ul (N)

WBC : 3.4.103/mm ( )

RBC : 4,37.106/mm (N)

HGB : 11,9 g/dl (N)

Resume:

Pasien bayi perempuan umur 11 bulan , berat badan 7,5 kg, tinggi badan

67 cm, status gizi baik, datang dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu,

terus-menerus, tidak turun dengan obat penurun panas. Pasien mengeluh mata

terasa gatal, merah dan merasa silau jika terkena cahaya berlebihan sejak 4 hari

yang lalu bersamaan dengan demam. Pasien juga mengeluh batuk berlendir dan

beringus sejak 4 hari yang lalu bersamaan dengan demam. BAB cair dialami sejak

3 hari yang lalu,frekuensi >5x, warna kuning berlendir dan ada darah, volume

kotoran sedikit, dan menangis saat BAB. Bercak kemerahan pada kulit timbul

5

Page 6: Refka Morbili Very Fix

sejak hari ke 3 demam. Tidak pernah mendapatkan ASI ekslusif dan tidak

mendapatkan imunisasi campak saat berusia 9 bulan.

Pada pemeriksaan fisik didapatkan: Suhu 38° C, tampak ruam

makulopapular eritema di wajah, leher, dada, punggung, perut, tangan, dan kaki.

Tampak mata hiperemi,gatal,dan silau ketika diberi cahaya, pada mukosa bukalis

di depan gigi molar 3 atas tampak adanya bercak koplik, dan faring tampak

hiperemi.Pasien juga mengalami dehidrasi ringan sedang. Hasil pemeriksaan

darah rutin ditemukan leukopeni.

Diagnosis : Morbili dan sindrom disentri + dehidrasi ringan-sedang

Terapi : IVFD RL 8 tpm

Oralit 825 cc dihabiskan dalam 3 jam

Zink 1x20 mg

Ceftriaxon 2x 150 mg IV

Paracemol syrup 3 x 1 cth (5 ml) (jika demam)

Vitamin A 100.000 IU

Puyer batuk 3 x 1 pulv (Ambroxol 11,25 mg)

6

Page 7: Refka Morbili Very Fix

FOLLOW UP

Follow up (09/10/2014, 07:00 WITA)

S

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Keluhan : Demam (+), masih BAB cair 3x, warna kuning, darah (+), sedikit

lendir (+), menangis saat BAB, peristaltik usus kesan meningkat, batuk (+),

beringus (+), mata gatal, merah ,silau terkena cahaya (+).

O

Tanda Vital :

Tekanan darah : 100/60 mmHg

Frekuensi nadi : 110/menit, regular

Frekuensi nafas : 44x/menit

Suhu tubuh : 37,9 0C

Kulit : Tampak ruam makulopapular eritem di wajah, leher, dada,

punggung, perut, tangan, dan kaki.

Derajat Dehidrasi: Diare tanpa dehidrasi

Penilaian Kasus

Lihat:

Keadaan Umum Baik, sadar

Mata Normal

Air Mata Ada

Mulut dan Lidah Basah

Rasa Haus Minum biasa

Periksa

Turgor Kulit Kembali Cepat

A : Morbili + sindrom disentri

7

Page 8: Refka Morbili Very Fix

P : IVFD RL 8 tpm

Oralit 50cc/x berak

Zink 1x20 mg

Ceftriaxon 2x 150 mg IV

Paracemol syrup 3 x 1 cth (5 ml) (jika demam)

Puyer batuk 3 x 1 pulv (Ambroxol 11,25 mg)

Follow up (10/10/2014, 07:00 WITA)

S

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Keluhan : demam (+), BAB cair 1 x berwarna kuning, darah (+), lendir (-), batuk

(+), beringus (+), mata gatal, merah dan silau bila terkena cahaya (+)

O

Tanda Vital :

Tekanan darah : 100/60 mmHg Frekuensi nadi : 120/menit,

Frekuensi nafas : 30x/menit Suhu tubuh : 37,9 0C

Kulit : Tampak ruam makulopapular eritem di wajah, leher, dada,

punggung, perut, tangan, dan kaki.

Derajat dehidrasi: Diare tanpa dehidrasi

Penilaian Kasus

Lihat:

Keadaan Umum Baik, sadar

Mata Normal

Air Mata Ada

Mulut dan Lidah Basah

Rasa Haus Minum biasa

Periksa

Turgor Kulit Kembali Cepat

8

Page 9: Refka Morbili Very Fix

A : Morbili + sindrom disentri

P : IVFD RL 8 tpm

Paracetamol 3x1 cth (5ml) (jika demam)

Oralit 50cc/x berak

Zink 1x20 mg

Ceftriaxon 2x 500 mg IV

Puyer batuk 3 x 1 pulv (Ambroxol 11,25 mg)

Follow up (11/10/2014, 07:00 WITA)

S

Keadaan Umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran : Compos mentis

Keluhan : Demam (-), BAB cair 5x warna kuning, darah (+), lendir (-),

batuk (+) mulai berkurang, beringus (+) mulai berkurang , mata gatal, merah, dan

silau bila terkena cahaya sudah mulai berkurang.

O

Tanda Vital :

Tekanan darah : 100/60 mmHg Frekuensi nadi : 100/menit,

Frekuensi nafas : 28x/menit Suhu tubuh : 36,7 0C

Kulit : Tampak ruam makulopapular eritem di wajah, leher, dada,

punggung, perut, tangan, dan kaki mulai berwarna hitam

Derajat dehidrasi: Diare tanpa dehidrasi

Penilaian Kasus

Lihat:

Keadaan Umum Baik, sadar

Mata Normal

Air Mata Ada

Mulut dan Lidah Basah

9

Page 10: Refka Morbili Very Fix

Rasa Haus Minum biasa

Periksa

Turgor Kulit Kembali Cepat

A : Morbili + sindrom disentri

P : IVFD RL 8 tpm

Oralit 50cc/x berak

Zink 1x20 mg

Ceftriaxon 2x 150 mg IV

Puyer batuk 3 x 1 pulv (Ambroxol 11,25 mg)

Follow up (12/10/2014, 07:00 WITA)

S

Keadaan Umum : Tampak sakit ringan

Kesadaran : Compos mentis

Keluhan : BAB 1x warna kuning, darah (-), berampas (+), batuk (+),

beringus (-), mata merah, gatal dan silau bila terkena cahaya (-)

O

Tanda Vital :

Tekanan darah : 100/80 mmHg Frekuensi nadi : 90/menit,

Frekuensi nafas : 32x/menit Suhu tubuh : 36,80C

Kulit : ruam makulopapular eritematosa berkurang

A : Morbili

P : Aff infus

Zink 1x20 mg

Puyer batuk 3 x 1 pulv (Ambroxol 11,25 mg)

Rawat jalan terapi dilanjutkan , kontrol setelah 5 hari apabila masih ada keluhan.

10

Page 11: Refka Morbili Very Fix

DISKUSI

Morbili/ campak merupakan penyakit akut yang sangat menular, yang

terutama menyerang anak. Biasanya penyakit ini timbul pada masa anak dan

kemudian menyebabkan kekebalan seumur hidup. Bayi yang dilahirkan oleh ibu

yang pernah menderita morbili akan mendapatkan kekebalan secara pasif (melalui

plasenta) sampai umur 4-6 bulan dan setelah umur tersebut kekebalan akan

berkurang sehingga si bayi dapat menderita morbili. Bila si ibu belum pernah

menderita menderita morbili ketika ia hamil 1 atau 2 bulan, maka 50%

kemungkinan akan mengalami abortus, bila ia menderita morbili pada trimester

pertama, kedua atau ketiga maka ia mungkin melahirkan seorang anak dengan

kelainan bawaan atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir

mati anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun.7

Morbili disebabkan oleh virus RNA dari famili Paramixofiridae, genus

Morbillivirus. Hanya satu tipe antigen yang diketahui. Selama masa prodromal

dan selama waktu singkat sesudah ruam tampak, virus ditemukan dalam sekresi

nasofaring, darah dan urin. Virus dapat tetap aktif selama sekurang-kurangnya 34

jam dalam suhu kamar.7

Masa inkubasi sekitar 10-12 hari jarang masa inkubasi dapat sependek 6-

10 hari. Kenaikan ringan pada suhu dapat terjadi 9-10 hari dari hari infeksi dan

11

Page 12: Refka Morbili Very Fix

kemudian menurun selama sekitar 24 jam. Penyakit ini dibagi dalam 3 stadium,

yaitu (1,2,3)

1. Stadium Kataral (Prodromal).

Biasanya stadium ini berlangsung selama 4- 5 hari disertai panas

(38,5 ºC),

Malaise, batuk, nasofaringitis, fotofobia, konjungtivitis dan koriza.

Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema,

timbul bercak koplik yang patognomonik bagi morbili, tetapi sangat jarang

dijumpai. Bercak koplik berwarna putih kelabu, sebesar ujung jarum dan

dikelilingi oleh eritema. Lokalisasinya di mukosa bukalis berhadapan

dengan molar bawah. Jarang ditemukan di bibir bawah tengah atau

palatum. Kadang-kadang terdapat makula halus yang kemudian

menghilang sebelum stadium erupsi. Gambaran darah tepi ialah

limfositosis dan leukopenia. Secara klinis, gambaran penyakit menyerupai

influenza dan sering didiagnosis sebagai influenza. Diagnosis perkiraan

yang besar dapat dibuat bila ada bercak koplik dan penderita pernah

kontak dengan penderita morbili dalam waktu 2 minggu terakhir.

2. Stadium Erupsi.

Koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul enantema atau titik

merah di palatum durum dan palatum mole. Kadang-kadang terlihat pula

bercak koplik. Terjadinya eritema yang berbentuk makula-papula disertai

menaiknya suhu badan. Diantara makula terdapat kulit yang normal.

Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga, di bagian atas lateral

tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang

terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka bengkak. Ruam

mencapai anggota bawah pada hari ketiga dan akan menghilang dengan

urutan seperti terjadinya. Tidak jarang disertai diare dan muntah. Variasi

dari morbili yang biasa ini adalah “black measles”, yaitu morbili yang

disertai perdarahan pada kulit, mulut, hidung dan traktus digestivus.

12

Page 13: Refka Morbili Very Fix

3. Stadium Konvalesensi.

Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua

(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan hilang sendiri. Selain

hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang

bersisik. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala patognomonik untuk

morbili. Pada penyakit-penyakit lain dengan eritema dan eksantema

ruam kulit menghilang tanpa hiperpigmentasi. Suhu menurun sampai

menjadi normal kecuali bila ada komplikasi.

Penularan terjadi secara droplet dari 1-2 hari sebelum timbul gejala. Virus

masuk ke dalam limfatik lokal, bebas maupun berhubungan dengan sel

mononuklear dan menuju kelenjar getah bening lokal. Disini virus memperbanyak

diri dengan perlahan dan menyebar ke sel jaringan limforetikuler. Sel

mononuklear yang terinfeksi menyebabkan terbentuknya sel raksasa berinti

banyak dan limfosit T aktif membelah. Pada hari ke 5-6 infeksi masuk ke dalam

pembuluh darah dan menyebar ke permukaan epitel orofaring, konjungtiva,

saluran nafas, kulit, kandung kemih dan usus. 3,4

Pada hari ke-9 dan ke-10, fokus infeksi berada di epitel saluran napas dan

konjungtiva sehingga muncul gejala seperti common cold dan selaput konjungtiva

tampak hiperemis. Proses peradangan diikuti dengan demam tinggi. Tampak suatu

ulseratif kecil pada mukosa pipi yang disebut bercak koplik yang merupakan

tanda pasti penegakan diagnosis. Pada hari ke 14 akan mulai muncul ruam

mukolopapular selanjutnya daya tahan tubuh menurun. Daerah epitel nasofaring

yang mengalami neksosis akan mudah terjadi infeksi sekunder sehingga dapat

memberikan komplikasi berupa bronkopneumonia dan otitis media.3,4,5

Diagnosis dibuat dari gambaran klinis, selama stadium prodormal, riwayat

kontak dengan penderita. Pada pemeriksaan penunjang, sel raksasa multinuklear

dapat ditemukan pada apusan mukosa hidung. Virus dapat diisolasi pada biakan

jaringan. Angka leukosit cenderung rendah dengan limfositosis relatif. Pungsi

lumbal pada penderita dengan ensefalitis campak biasanya menunjukkan kenaikan

13

Page 14: Refka Morbili Very Fix

protein dan sedikit kenaikan limfosit. Kadar glukosa normal. Bercak koplik

merupakan tanda patognomonis untuk campak.4,5

Penegakan diagnosis pada kasus ini didasarkan pada anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang. Pada kasus ini, pasien datang dengan

keluhan demam terus menerus sejak 4 hari sebelum masuk rumah sakit dan saat

datang telah timbul ruam merah 3 hari sebelum masuk rumah sakit, ruam merah

muncul di bagian telinga, menyebar ke seluruh wajah, kemudian ke badan,

punggung, tangan dan kaki, mata pasien selalu berair selama demam, dan pasien

juga mengalami batuk berlendir dan beringus 4 hari sebelumnya bersamaan

dengan demam. Berdasarkan kepustakaan, morbilli diawali dengan timbulnya

demam yang mendadak, diikuti dengan batuk, coryza, konjungtivitis,anoreksia

dan adanya bercak koplik pada mukosa bukalis. Adanya bercak koplik menjadi

tanda patognomonik dari morbilli.2

Berdasarkan kepustakaan, faktor resiko terjadinya morbili yaitu kontak

dengan penderita 1-2 minggu sebelumnya, tidak mendapatkan vaksin campak saat

usia 9 bulan dan imunosupresi.1,3Yang merupakan faktor resiko dari pasien ini

adalah tidak mendapatkan imunisasi campak dan tidak mengkonsumsi ASI

ekslusif sehingga imunitas rendah

Pada pemeriksaan fisik didapatkan adanya mata merah, gatal dan silau bila

terkena cahaya, dan ditemukan bercak koplik pada mukosa pipi. Bercak koplik

yang timbul multipel sebesar pasir,dengan sekelilingnya kemerahan. Pada kulit

wajah, dada, abdomen, punggung, kaki dan tangan tampak ruam eritema

makulopapular.Adanya tanda patogomonik berupa bercak koplik, yang mendasari

ditegakkan diagnosis sebagai campak/ Morbilli.1,2

Pada kasus ini, saat pasien datang kerumah sakit, kemungkinan pasien

sudah dalam stadium erupsi karena ruam makulopapular sudah timbul. Bercak

koplik sebagai tanda patognomonik morbilli biasanya didapatkan pada akhir

14

Page 15: Refka Morbili Very Fix

stadium prodromal dan menghilang dalam 24 jam sampai hari kedua setelah

timbulnya rash.3,4

Morbili bersifat self limiting diseases sehingga pengobatannya hanya

bersifat simptomatik, yaitu untuk mengurangi gejala yang muncul dan mencegah

komplikasi yang dapat terjadi. Dapat diberikan antipiretik untuk menurunkan

demam dan antibiotik untuk mencegah bronkopneumonia. Diberikan ekspektoran

atau mukolitik atau untuk mengurangi batuk. vitamin A dosis tunggal untuk

mencegah terjadinya gangguan ophtalmologi. Dosis vitamin A untuk kurang 6

bulan 50.000 IU, usia 6 bulan-1 tahun 100.000 IU, 1 tahun-5 tahun 200.000 IU.3,4

Jika pasien mengalami konjungtivitis ringan dengan cairan mata jernih,

maka tidak perlu diberikan terapi. Sedangkan apabila pasien mengalami

konjungtivitis berat berupa banyaknya sekret pada mata, maka dapat diberikan

tetrasiclin 1% atau Kloramphenicol 0,25% dan apabila terdapat kekeruhan kornea,

kapsul vitamin A di berikan pada hari ke-1, ke-2, dan ke-14. Pada pasien ini tidak

diberikan untuk pengobatan mata karena hanya mengalami konjungtivitis ringan

dengan cairan mata yang jernih.2,6

Pada morbilli biasanya memberikan komplikasi seperti sebagai berikut :

1. Bronkopnemonia

Bronkopneumonia dapat disebabkan oleh virus campak atau oleh

infeksi sekunder oleh bakteri pneumococcus, streptococcus atau

staphylococcus. Bronkopneumonia ini dapat menyebabkan kematian bayi

yang masih muda, anak dengan malnutrisi energi protein, penderita

penyakit menahun seperti tuberkulosis, leukemia dan lain-lain. Oleh

karena itu pada keadaan tertentu perlu dilakukan pencegahan.2,3

2. . Encephalitis morbili akut

Encephalitis morbili akut ini timbul pada stadium eksantem, angka

kematian rendah. Angka kejadian ensefalitis setelah infeksi morbili ialah

15

Page 16: Refka Morbili Very Fix

1:1000 kasus, sedangkan ensefalitis setelah vaksinasi dengan virus morbili

hidup adalah 1,16 tiap 1.000.000 dosis.2

3. SSPE (Subacute Scleroting panencephalitis)

SSPE yaitu suatu penyakit degenerasi yang jarang dari susunan saraf

pusat. Ditandai oleh gejala yang terjadi secara tiba-tiba seperti kekacauan

mental, disfungsi motorik, kejang, dan koma. Perjalan klinis lambat,

biasanya meninggal dalam 6 bulan sampai 3 tahun setelah timbul gejala

spontan. Meskipun demikian, remisi spontan masih dapat terjadi. Biasanya

terjadi pada anak yang menderita morbili sebelum usia 2 tahun. SSPE

timbul setelah 7 tahun terkena morbili, sedang SSPE setelah vaksinasi

morbili terjadi 3 tahun kemudian.Penyebab SSPE tidak jelas tetapi ada

bukti-bukti bahwa virus morbilli memegang peranan dalam

patogenesisnya. Anak menderita penyakit campak sebelum umur 2 tahun,

sedangkan SSPE bisa timbul sampai 7 tahun kemudian SSPE yang terjadi

setelah vaksinasi campak didapatkan kira-kira 3 tahun kemudian.

Kemungkinan menderita SSPE setelah vaksinasi morbili adalah 0,5-1,1

tiap 10.000.000, sedangkan setelah infeksi campak sebesar 5,2-9,7 tiap

10.000.000.2,3

4. Immunosuppresive measles encephalopathy

Didapatkan pada anak dengan morbili yang sedang menderita

defisiensi imunologik karena keganasan atau karena pemakaian obat-

obatan imunosupresif.2

Pencegahan penyakit morbilli dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

1. Imunisasi aktif.

Pencegahan utama dengan melakukan imunisasi campak, imunisasi

campak termasuk yang wajib diberikan terhadap anak usia 9 bulan yang

dapat diulang saat anak berusia dan termasuk ke dalam program

16

Page 17: Refka Morbili Very Fix

pengembangan imunisasi (PPI). Imunisasi dapat pula diberikan bersama

Mumps dan Rubela (MMR) pada usia 12-15 bulan. Anak yang telah

mendapat MMR tidak perlu mendapat imunisasi campak ulangan pada

usia 6 tahun.2

2. Imunisasi pasif.

Campak dapat dicegah dengan menggunakan imunoglobulin serum

dengan dosis 0,25 mL/kgBB diberikan secara intramuskuler dalam 5 hari

sesudah pemajanan tetapi lebih baik sesegera mungkin. Namun tidak

banyak dianjurkan karena beresiko terjadinya ensefalitis dan aktivasi

tuberkulosis.1,2,3

3. Isolasi

Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang terkena

penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian pula bagi

penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna menghindari

penularan lingkungan sekitar.2

Morbilli merupakan penyakit self limiting disease dan berlangsung 7-10 hari

sehingga bila tanpa disertai dengan komplikasi maka prognosisnya baik.

Morbiditas morbili dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti:1,2

- Kesadaran dan pengetahuan yang rendah dari orangtua penderita

- Penggunaan fasilitas kesehatan yang kurang.

Diagnosis Banding7

1. German Measles.

Pada penyakit ini tidak ada bercak koplik, tetapi ada pembesaran

kelenjar di daerah suboksipital, servikal bagian posterior, belakang telinga.

2. Eksantema Subitum.

17

Page 18: Refka Morbili Very Fix

Ruam akan muncul bila suhu badan menjadi normal. Rubeola

infantum (eksantema subitum) dibedakan dari campak dimana ruam

dari roseola infantum tampak ketika demam menghilang. Ruam rubella

dan infeksi enterovirus cenderung untuk kurang mencolok daripada

ruam campak, sebagaimana tingkat demam dan keparahan penyakit.

Walaupun batuk ada pada banyak infeksi ricketsia, ruam biasanya tidak

melibatkan muka, yang pada campak khas terlibat.

Tidak adanya batuk atau riwayat injeksi serum atau pemberian obat

biasanya membantu mengenali penyakit serum atau ruam karena obat.

Meningokoksemia dapat disertai dengan ruam yang agak serupa dengan

ruam campak, tetapi batuk dan konjungtivitis biasanya tidak ada. Pada

meningokoksemia akut ruam khas purpura petekie.

Prognosis baik pada anak dengan keadaan umum yang baik, tetapi

prognosis buruk bila keadaan umum buruk, anak yang sedang menderita penyakit

kronis atau bila ada komplikasi.7

DAFTAR PUSTAKA

18

Page 19: Refka Morbili Very Fix

1. Soedarma SP. Garna H. Hadinegoro SR. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak:

Infeksi dan Penyakit Tropis .Edisi 1. IDAI: Jakarta; 2002.

2. TH, Tampengan, IR, Laurent. Penyakit Infeksi Tropik Pada Anak.EGC.

Jakarta;2007.

3. Widagdo. Masalah Dan Tatalaksana Penyakit Infeksi Pada Anak. Sagung

Seto;2002.

4. Hasan R. dkk.Buku Kuliah 2, Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia : Jakarta. 2005.

5. Arvin. Behrman. Kliegman. Nelson Ilmu Kesehatan Anak volume 2 Edisi

15. EGC: Jakarta; 2000.

6. Permana, Adhy, dkk. The Disease: Diagnosis & Terapi. Fakultas

Kedokteran Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta; 2010.

7. Haryowidjojo. Demam Campak. Htttp://www.Pediatrik.com. [diakses 20

Oktober 2014]

19