refleksi kasusnpinguicula putih.docx
TRANSCRIPT
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
1/25
REFLEKSI KASUS
OD PINGUECULA
OD MIOPIA
ODS PRESBIOPI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan melengkapi Salah Satu Syarat
Dalam Menempuh Program Pendidikan Profesi Dokter
Bagian Ilmu Penyakit Mata
Rumah Sakit Tentara Dr. Soedjono Magelang
Disusun Oleh :
Putih Nurani Hadianti
01.209.5983
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2013
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
2/25
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS PASIENNama lengkap : Tn. S
Umur : 42 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Pekerjaan : TNI
Alamat : Jl. Bonokeling 8. PAT Magelang
Tanggal pemeriksaan : 17 Juli 2013
II. ANAMNESISDilakukan secara Autoanamnesis pada tanggal 17 Juli 2013 jam 10.30.
Keluhan Utama :
Mata kanan terasa seperti ada yang mengganjal.
Riwayat Penyakit Sekarang:
Pasien datang dengan keluhan mata kanan seperti ada yang
mengganjal sejak satu bulan yang lalu, tidak gatal, kadang-kadang terasa
perih padahal tidak merasa kelilipan, dan tidak nerocos. Pasien merasa
penglihatannya tidak jelas sejak satu bulan yang lalu, dan apabila melihat
jauh tidak jelas dan pasien merasa enakan bila melihat dekat. Dan pasien
mengeluhkan ketika berkaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning
pada selaput mata kanan, . Keluhan sudah dirasakan oleh pasien sejak
satu bulan yang lalu. Pasien juga mengeluhkan sulit untuk membaca
dekat, lebih enak apabila jarak baca dijauhkan.
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
3/25
Pasien bekerja sebagai anggota TNI, pasien pergi ke tempat kerja
menggunakan kendaraan roda dua. Terkadang ketika naik motor kaca
helm tidak ditutup dan pasien tidak menggunakan kacamata saat
mengendarai kendaraan roda dua.
Sebelumnya penderita belum pernah menggunakan kacamata untuk
memperbaiki penglihatannya dan pasien mengakui adanya gangguan
dalam membaca.
Karena dirasakan sangat mengganggu aktifitas kemudian pasien
datang ke poli mata RST Magelang untuk memeriksakan diri.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat terpapar sinar matahari terus menerus, angin dan debu(+)
Riwayat penyakit mata sebelumnya disangkal Riwayat penyakit gula (DM) disangkal Riwayat memakai kacamata disangkal Riwayat Operasi yang berhubungan dengan mata disangkal Riwayat adanya trauma pada mata seperti mata terkena bahan-
bahan kimia, luka bakar, terbentur benda tumpul atau benda tajam
disangkal
Riwayat Penyakit Keluarga:
- Tidak ada anggota keluarga yang pernah menderita sakit sepertipasien.
- Ada anggota keluarga yang menggunakan kacamata.Riwayat Pengobatan
Pasien pernah mengobati matanya menggunakan obat tetes mata yang
dibeli di warung.
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
4/25
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien bekerja sebagai anggota TNI. Kesan ekonomi cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIKA. STATUS GENERALIS
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda Vital Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Pernapasan : 20 kali/menit
Suhu : 36,5C
Status gizi : Baik
B. STATUS OFTALMOLOGIGambar:
OD OS
pinguecula
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
5/25
OCULUS DEXTER (OD) PEMERIKSAAN OCULUSSINISTER (OS)
6/7,5
Dikoreksi dengan S (-) 0,25
6/6
Visus
Add S+1,25 Jaegger6
6/6
Gerak bola mata normal,
tidak ada enoftalmus, tidak
ada eksoftalmus ,tidak ada
strabismus
Bulbus okuli
Gerak bola mata
normal, tidak ada
enoftalmus, tidak ada
eksoftalmus, tidak
ada strabismus
Tidak Edema,
Tidak hiperemis,
Tidak nyeri tekan ,
Tidak ada blefarospasme,
tidak ada lagoftalmus,
Tidak ada ektropion,
Tidak ada entropion
Palpebra
Tidak Edema,
Tidak hiperemis,
Tidak nyeri tekan ,
Tidak ada
blefarospasme, tidak
ada lagoftalmus,
Tidak ada ektropion,
Tidak ada entropion
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
6/25
Tidak ada Edema, tidak
hiperemi, tidak ditemukan
sekret, tidak ada injeksi
konjungtiva, tidak ada
injeksi siliar, terdapat
bangunan patologis
penonj olan selaput put ih
kekuningan dari arah
nasalis masuk daerah
limbus
Konjungtiva
Tidak Edema,
Tidak hiperemi,
Tidak ada sekret
Tidak ada injeksi
konjungtiva, tidak
ada injeksi silier,
tidak terdapat
bangunan patologis
Jernih, tidak edema, tidak
ada infiltrat,tidak ada ulkus,
tidak ada sikatrik
Kornea Jernih, tidak edema,
tidak ada
infiltrat,tidak ada
ulkus, tidak ada
sikatrik
Jernih,Kedalaman cukup,
tidak ada hipopion,
tidak ada hifema
Camera OculiAnterior
(COA)
Jernih,Kedalaman cukup,
tidak ada hipopion,
tidak ada hifema
Kripta normal, warna coklat,
tidak ada edema, tidak ada
sinekia
Iris
Kripta normal, warna
coklat, tidak ada
edema, tidak ada
sinekia
Bentuk bulat, diameter
2mm, reflek pupil
langsung/tidak langsung
(+/+), isokhoris (+)
Pupil
Bentuk bulat,
diameter 2mm,
reflek pupil
langsung/tidak
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
7/25
langsung (+/+),
isokhoris (+)
Jernih, iris shadow (-), Lensa Jernih,
iris shadow (-),
+ cemerlang Fundus Refleks + cemerlang
Papil nervus opticus : merah
muda, batas tegas
Vasa : AVR 2:3
Makula lutea : cemerlang
Retina : dalam batas normal
Funduskopi
Papil nervus opticus :
merah muda,
batas tegas
Vasa : AVR 2:3
Makula lutea :
cemerlang
Retina : dalam batas
normal
Normal TIO Normal
IV.PEMERIKSAAN PENUNJANG :-
V.DIAGNOSA BANDINGOculus Dexter :
1. Pinguecula : dipertahankan karena ditemukan nodul berwarna putihkekuningan pada konjungtiva bulbi dari arah nasal masuk ke limbus kornea,
dan memiliki riwayat paparan sinar matahari, debu, dan angin.
2. Pterygium : disingkirkan karena tidak didapatkan lipatan konjungtivaberwarna merah berbentuk segitiga kearah kornea dari sisi nasal maupun
temporal
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
8/25
3. Pseudopterygium : disingkirkan karena tidak didapatkan adanya riwayattrauma pada kornea dan tidak ada perlekatan antara konjungtiva dan kornea
akibat ulkus di kornea yang menahun
4. Miopia ringan : dipertahankan, karena pasien mengeluh penglihatan kaburjika melihat jauh dan jelas ketika melihat dekat. Pada pemeriksaan visus,
didapatkan visus 6/7,5 lalu dikoreksi OD S-0,25 6/6
5. Presbiopia : Dipertahankan karena pasien mengeluhkan sulit untuk membacadekat, lebih enak apabila objek baca dijauhkan dan dilihat dari faktor usia
pasien 42 tahun dan sekarang dapat dikoreksi dengan lenda add S+1,25
6. Hipermetropia : Disingkirkan karena pada pasien tidak didapatkan keluhanmelihat jauh dan dekat kabur, disertai rasa pusing, mata cepat capai, nerocos.
Oculus Sinister:
1. Presbiopia : Dipertahankan karena pasien mengeluhkan sulit untuk membacadekat, lebih enak apabila objek baca dijauhkan dan dilihat dari faktor usia
pasien 42 tahun dan sekarang dapat dikoreksi dengan lenda add S+1,25.
2. Hipermetropia : Disingkirkan karena pada pasien tidak didapatkan keluhanmelihat jauh dan dekat kabur, disertai rasa pusing, mata cepat capai, nerocos.
VII. DIAGNOSA KERJA
OD Pinguecula
OD Miopia ringan
ODS Presbiopi
VIII. TERAPI
Terapi medikamentosa
1. Topical : Cendo polidex ED ( 4 gtt I OD)
2. Oral :
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
9/25
Amoxilin tab 500 mg (3x1) Dexamethason (3x1)
3. Parenteral : -4. Pemakaian kacamata S-0,25 dan kacamata baca S+1,25
IX. EDUKASI
o Pasien sebaiknya memakai helm yang kacanya tertutup rapat danmenggunakan kacamata saat mengendarai kendaraan roda dua untuk
mengurangi paparan terhadap sinar matahari, debu, dan angin yang
merupakan salah satu factor resiko pinguecula.
o Karena pekerjaan pasien sebagai anggota TNI, yang banyak menghabiskanwaktu di lapangan, sebaiknya saat bekerja menggunakan topi dan kacamata
untuk mengurangi paparan terhadap sinar matahari, debu dan angin.
o Menjelaskan pada pasien bahwa pinguecula merupakan benjolankekuningan pada selaput bening mata yang jarang membesar, dan
umumnya tidak memerlukan tindakan operatif. namun pada beberapa kasus
dapat berkembang menjadi pingueculitis dan pterygium. Namun apabilamengganggu kometika dapat dilakukan eksisi pinguecula.
o Pasien disarankan untuk kembali lagi berobat apabila masih terasa gejala-gejala
IX. PROGNOSIS
OCULUS DEXTER (OD) OCULUS SINISTER (OS)
Quo Ad Vitam : Ad bonam Ad bonamQuo Ad Sanam : Dubia ad bonam Ad bonam
Quo Ad Functionam : Ad bonam Ad bonam
Quo Ad Kosmetikam : Dubia ad bonam Ad bonam
Quo Ad Visam : Dubia ad bonam Dubia Ad bonam
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
10/25
X. KOMPLIKASI
Komplikasi pada pinguecula jarang terjadi, tetapi pinguecula iritans dapat
menyebabkan peradangan ( pingueculitis). Beberapa kejadian menerangkan
bahwa pinguecula juga dapat berkembang menjadi pterygium.
XI. RUJUKAN
Dalam kasus ini tidak dilakukan Rujukan ke Disiplin Ilmu Kedokteran
Lainnya, karena dari pemeriksaan klinis tidak ditemukan kelainan yang
berkaitan dengan Disiplin Ilmu Kedokteran lainnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
PINGUECULA
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
11/25
A. DEFINISIPinguecula merupakan benjolan pada konjungtiva bulbi yang
merupakan degenerasi hialin jaringan submukosa konjungtiva.
Keadaanya tampak berupa nodul putih kekuningan pada kedua sisi kornea
( lebih banyak pada sisi nasal) di daerah aperture palpebra. Nodul terdiri
atas jaringan hialin dan jaringan elastik kuning, jarang tumbuh menjadi
besar.
B. ETIOLOGIEtiologi dari pinguecula tidak diketahui dengan jelas dan
diduga merupakan suatu neoplasma, radang, dan degenerasi. Pinguecula
diduga merupakan suatu fenomena iritatif akibat sinar ultraviolet,
pengeringan dan lingkungan dengan angin banyak karena sering terdapat
pada orang yang sebagian besar hidupnya berada di lingkungan yang
berangin, penuh sinar matahari, berdebu dan berpasir.
C.
FAKTOR RISIKOFaktor risiko yang mempengaruhi terjadinya pinguecula adalah
lingkungan dengan paparan ultraviolet yang tinggi, iritasi kronik dari
bahan tertentu di udara dan faktor herditer.
1. Radiasi ultravioletFaktor resiko lingkungan yang utama sebagai penyebab
timbulnya pinguecula adalah terpapar sinar matahari. Sinar ultraviolet
diabsorbsi konjungtiva menghasilkan kerusakan sel proliferasi sel.
Paparan sinar ultraviolet ini dapat menyebabkan efek mutagenik pada sel.
Respon biologis pada sinar ini berefek akut dan kronis. Paparan
ultraviolet tertinggi terdapat biasanya pada daerah khatulistiwa dan pada
dataran tinggi. Efek ultraviolet ini menyebabkan mutasi gen p53 (
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
12/25
suppressor tumor gen) sehingga dapat menyebabkan pertumbuhan tumor
pada konjungtiva.
2. Iritasi kronikIritasi kronik atau inflamasi terjadi pada area konjungtiva
merupakan pendukung terjadinya pinguecula. Iritasiyang disebabkan oleh
debu mengakibatkan lisisnya lapisan lipid pada film air mata dan
prosesnya berlangsung terus menerus dan berlangsung lama sehingga
memepengaruhi permukaan konjungtiva. Kelembaban yang rendah, dan
trauma kecil dari bahan partikel tertentu, turut berperan mempengaruhi
kelembaban konjungtiva yang akhirnya dapat mengakibatkan timbulnya
pinguecula.
D. GEJALA KLINIKPinguecula biasanya tanpa disertai gejala khas, timbul nodul
kecil kemudian menjadi membran yang tipis berwarna putih kekuningan
dan stasioner. Bagian sentral melekat pada kornea dapat tumbuh
memasuki kornea dan menggantikan epitel, juga membran Bowman,
dengan jaringan elastis dan hialin. Pertumbuhan ini mendekati pupil.
Biasanya didapat pada orang-orang yang banyak berhubungan dengan
angin dan debu, terutama pelaut dan petani. Kelainan ini merupakan
kelainan degenerasi yang berlangsung lama. Bila mengenai kornea, dapat
menurunkan visus karena menimbulkan astigmat dan juga dapat menutupi
pupil, sehingga cahaya terganggu perjalanannya. pinguecula juga dapat
meradang dan berwarna merah, terasa mengganjal disertai mata yang
berair (Pingueculitis).
E. DIAGNOSIS BANDING
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
13/25
a. PseudopterygiumApabila terjadi ulkus kornea atau kerusakan permukaan kornea,
dapat terjadi bahwa dalam proses penyembuhan, konjungtiva
menutupi luka kornea tersebut, sehingga terlihat seolah-olah
konjungtiva menjalar ke kornea. Pada pseudopterygium dapat
dimasukkan sonde di bawahnya, dan tidak bersifat progresif.
Pseudopterygium tidak memerlukan pengobatan, serta
pembedahan kecuali sangat mengganggu visus atau alasan
kosmetik.
b. PterygiumPterygium dapat berupa berbagai macam perubahan fibrovaskular
pada permukaan konjungtiva dan pada kornea. Penyakit ini lebih
sering menyerang konjungtiva nasal dan akan meluas ke kornea
bagian nasal. Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik sering
didapatkan berbagai macam keluhan, mulai dari tidak ada gejala
yang berarti sampai mata menjadi sangat merah, mata gatal, iritasi,
berair, dan pandangan kabur, disertai jejas pada konjungtiva yang
membesar.
F. PENATALAKSANAANKelainan ini juga terdapat pada konjungtiva bulbi, baik bagian
nasal maupun bagian temporal, di daerah celah kelopak mata. Pinguekula
terlihat sebagai penonjolan berwarna putih kekuning berupa hipertrofi,
yaitu penebalan selaput lendir.
Pada umumnya pinguekula tidak memerlukan pengobatan.
Pinguekula yang menunjukkan adanya peradangan, diobati dengan steroid
untuk mempercepat redanya peradangan. Dan apabila sangat menganggu
kosmetika dapat dilakukan eksisi pinguecula.
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
14/25
G. KOMPLIKASIKomplikasi pada pinguecula jarang terjadi, tetapi pinguecula iritans
dapat menyebabkan peradangan ( pingueculitis). Beberapa kejadian
menerangkan bahwa pinguecula juga dapat berkembang menjadi
pterygium.
H. PENCEGAHANSecara teoritis adalah dengan memperkecil terpaparnya radiasi UV
untuk mengurangi risiko berkembangnya pinguecula pada individu yang
mempunyai risiko lebih tinggi. Pasien disarankan untuk menggunakan
kacamata atau topi pelindung dari cahaya matahari.
Pencegahan ini bahkan lebih penting untuk pasien yang tinggal di
daerah tropis dan subtropik atau pada pasien yang memiliki aktivitas di
luar dengan suatu risiko tinggi terhadap cahaya ultraviolet, misalnya
memancing, berkebun, atau pekerja bangunan. Jadi sebaiknya untuk para
pekerja lapangan dianjurkan untuk menggunakan kacamata dan topi
pelindung
MIOPI
I. DEFINISI
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
15/25
Miopia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang masuk ke
mata jatuh di depan retina pada mata yang istirahat (tanpa akomodasi).
Gambaran kelainan pemfokusan cahaya di retina pada miopia, dimana cahayasejajar difokuskan didepan retina.
Gambar. Pembentukan fokus pada mata miopia
II. ETIOLOGIEtiologi miopia belum diketahui secara pasti. Ada beberapa keadaan
yang dapat menyebabkan timbulnya miopia seperti alergi, gangguan endokrin,
kekurangan makanan, herediter, kerja dekat yang berlebihan dan kekurangan
zat kimia (kekurangan kalsium, kekurangan vitamin) (Desvianita cit Slone,
1997).
Pada mata miopia fokus sistem optik mata terletak di depan retina,
sinar sejajar yang masuk ke dalam mata difokuskan di dalam badan kaca. Jika
penderita miopia tanpa koreksi melihat ke objek yang jauh, sinar divergenlah
yang akan mencapai retina sehingga bayangan menjadi kabur. Ada duapenyebab yaitu : daya refraksi terlalu kuat atau sumbu mata terlalu panjang
(Hoolwich, 1993).
Miopia yang sering dijumpai adalah miopia aksial. Miopia aksial
adalah bayangan jatuh di depan retina dapat terjadi jika bola mata terlalu
http://yayanakhyar.files.wordpress.com/2010/07/a17_miopia.jpg -
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
16/25
panjang. Penyebab dari miopia aksial adalah perkembangan yang
menyimpang dari normal yang di dapat secara kongenital pada waktu awal
kelahiran, yang dinamakan tipe herediter. Bila karena peningkatan kurvaturakornea atau lensa, kelainan ini disebut miopia kurvatura (desvianita citSlone,
1997).
Penyebab panjangnya bola mata dapat diakibatkan beberapa keadaan :
1. Tekanan dari otot ekstra okuler selama konvergensi yang berlebihan.2. Radang, pelunakan lapisan bola mata bersama-sama dengan peningkatan
tekanan yang dihasilkan oleh pembuluh darah dari kepala sebagai akibat dari
posisi tubuh yang membungkuk.
3. Bentuk dari lingkaran wajah yang lebar yang menyebabkan konvergensi yangberlebihan (Desvianita citPerera, 1997).
Miopia dapat ditimbulkan oleh karena indeks bias yang tidak normal,
misalnya akibat kadar gula yang tinggi dalam cairan mata (diabetes mellitus)
atau kadar protein yang meninggi pada peradangan mata. Miopia bias juga
terjadi akibat spasme berkepanjangan dari otot siliaris (spasme akomodatif),
misalnya akibat terlalu lama melihat objek yang dekat. Keadaan ini
menimbulkan kelainan yang disebut pseudo miopia (Sastradiwiria, 1989).
III. FAKTOR RESIKOFaktor-faktor yang mempengaruhi progresifitas miopia antara lain :
(Mangunkusumo, 1986; Rahman, 1992) :
1. Usia, makin muda usia anak semakin besar pertumbuhan anatomis bolamatanya.
2. Penyakit pada mata.3. Kerja dekat.4. Intensitas cahaya.5. Posisi tubuh.
IV. KLASIFIKASIBerdasarkan penyebab miopia, menurut Sidarta Ilyas :
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
17/25
Miopia refraktif adalah bertambahnya indeks bias media penglihatan,seperti pada katarak.
Miopia aksial adalah akibat panjangnya sumbu bola mata, dengankelengkungan kornea dan lensa yang normal.
Berdasarkan ukuran derajat dapat dibagi atas (Ilyas, 2007):
Miopia ringan : lensa koreksinya 0,25 s/d 3,00 Dioptri Miopia sedang: koreksinya 3,25 s/d 6,00 Dioptri Miopia berat : lensa koreksinya > 6 dioptri
Klasifikasi miopia berdasarkan umur adalah (Ilyas, 2007):
1. Kongenital : sejak lahir dan menetap pada masa anak-anak.
2. Miopia onset anak-anak : di bawah umur 20 tahun.3. Miopia onset awal dewasa : di antara umur 20 sampai 40 tahun.
4. Miopia onset dewasa : di atas umur 40 tahun (> 40 tahun)
Secara klinik dan berdasarkan perkembangan patologi yang timbul pada
mata, maka miopia dibagi atas (Ilyas, 2003) :
Miopia simpleTerjadinya kelainan fundus ringan. Kelainan fundus yang ringan ini
berupa kresen miopia yang ringan dan berkembang sangat lambat.Biasanya tidak terjadi kelainan organik dan dengan koreksi yang
sesuai bisa mencapai tajam penglihatan yang normal. Berat kelainan
refraksi yang terjadi biasanya kurang dari-6D. Keadaan ini disebut
juga dengan miopia fisiologi.
Miopia patologiDisebut juga sebagai miopia degeneratif, miopia maligna atau miopia
progresif. Keadaan ini dapat ditemukan pada semua umur dan terjadi
sejak lahir. Tanda-tanda miopia maligna adalah adanya progresifitaskelainan fundus yang khas pada pemeriksaan oftalmoskopik. Padaanak-anak diagnosis ini sudah dapatdibuat jika terdapat peningkatantingkat keparahan miopia dengan waktu yang relatifpendek. Kelainanrefrasi yang terdapat pada miopia patologik biasanya melebihi -6 D
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
18/25
V. GEJALAPasien dengan miopia akan menyatakan melihat jelas bila dekat malahan
melihat terlalu dekat, sedangkan melihat jauh kabur atau disebut pasien adalahrabun jauh. Pasien dengan miopia akan memberikan keluhan sakit kepala,
sering disertai dengan juling dan celah kelopak yang sempit. Seseorang
miopia mempunyai kebiasaan memicingkan matanya untuk mencegah aberasi
sferis atau untuk mendapatkan efek lubang kecil.Pasien miopia mempunyai
pungtum remotum yang dekat sehingga mata selalu dalam atau berkedudukan
konvergensi yang akan menimbulkan keluhan astenopia konvergensi. Bila
kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan terlihat juling kedalam
atau esoptropia. Pada pemeriksaan funduskopi terdapat miopik kresen yaitu
gambaran bulan sabit yang terlihat pada polus posterior fundus mata miopia,
yang terdapat pada daerah papil saraf optik akibat tidak tertutupnya sklera
oleh koroid. Pada mata dengan miopia tinggi akan terdapat pula kelainan
pada fundus okuli seperti degenerasi makula dan degenerasi retina bagian
perifer ( Sidarta, 2007)
VI. DIAGNOSISPengujian atau test yang dapat dilakukan dengan pemeriksaan mata secara
umum atau standar pemeriksaan mata, (Sidarta, 2003) terdiri dari :
1) Uji ketajaman penglihatan pada kedua mata dari jarak jauh (Snellen)dan jarak dekat (Jaeger).
2) Uji pembiasan, untuk menentukan benarnya resep dokter dalampemakaian kaca mata.
3) Uji penglihatan terhadap warna, uji ini untuk membuktikankemungkinan ada atau tidaknya kebutaan.
4) Uji gerakan otot-otot mata.5) Pemeriksaan celah dan bentuk tepat di retina.6) Mengukur tekanan cairan di dalam mata.7) Pemeriksaan retina
VII. DIAGNOSIS BANDINGDalam menegakkan diagnosis miopia, terdapat beberapa penyakit yang
mempunyai gejala dan tanda mirip seperti pada miopia. Maka, seseorang
dokter harus berhati-hati dalam menegakkan diagnosis karena jika
diagnosisnya tidak benar, maka pengobatan yang diberikan terhadap pasien
tidak tepat dan seterusnya dapat merugikan pasien. Antara penyakit-penyakit
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
19/25
yang mirip dengan miopia seperti diplopia, dan degenerasi makula (macular
degeneration).
VIII. PENATALAKSANAANa) Kacamata
Meskipun masih sedikit bukti ilmiah untuk menyatakan bahwa pemakaian
kacamata koreksi secara terus menerus progresivitas miopia atau
mempertahankan visus namun dapat mengurangi kelelahan pada mata dan
melatih mata terutama pada anak-anak. Miopi dikoreksi dengan lensa konkaf
atau lensa negatif. Pada kasus dengan miopi tinggi koreksi yang penuh jarang
diberikan. Pengurangan koreksi dilakukan sampai tercapai penglihatanbinokuler yang masih nyaman. Jika sudah terdapat perubahan patologis pada
fundus maka sedikit sekali keuntungan yang didapat pada pemakaian
kacamata.Kacamata yang terbuat dari bahan kaca dan plastik dengan indeks
yang tinggi dan lensa polikarbonat cocok digunakan. Bahkan lensa
polikarbonat dapat memberikan derajat proteksi yang lebih tinggi.
b) Penggunaan Lensa kontakLensa kontak telah menjadi pilihan yang baik untuk miopia tinggi selama
bertahun-tahun karena disamping dapat mengurangi berat dan ketebalan lensa
pada kacamata, juga mengeliminasi kesulitan akibat pemakaian lensa yang
tebal tersebut. Pasien miopia biasanya akan memiliki mengatasi masalah yang
timbul pada pemakaian kacamata. Lensa kontak yang sering digunakan yaitu
lensa kontak yang soft dan lensa kontak gas-permeabel. Lensa kontak yang
soft dapat menimbulkan kenyamanan namun harus dimonitor pemakaiannya
karena dapat menyebabkan terjadinya hipoksia. Lensa gas-permeabel
memberikan optik yang penuh dan fisiologi yang baik.Lensa gas-permeabel
memberikan optik yang penuh dan fisiologi yang baik.
c) Bedah Refraktif /LASIK (Laser Assisted In-Situ Keratomileusis) LASIK(Laser Assisted In-situ Keratomileusis) adalah suatu prosedur
untuk mengubah bentuk lapisan kornea mata dengan menggunakan sinar
excimer laser. Prosedur LASIK dapat dilakukan untuk mengoreksi
miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat) maupun astigmatisme
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
20/25
(silinder). Tindakan ini bertujuan untuk membantu melepaskan diri dari
ketergantungan pada kacamata dan lensa kontak.
LASIKkonvensional menggunakan alat mikrokeratom untuk membukalapisan permukaan kornea mata. Kemudian dilakukan excimer laser
untuk menghilangkan sebagian lapisan kornea.
Lapisan permukaan kornea yang dibuka (flap), dikembalikan ke posisisemula. Karena prosedurLASIK hanya dikerjakan pada lapisan dalam
kornea saja (permukaan kornea sama sekali tidak disentuh), maka tidak
ada rasa sakit pasca tindakan. Flap akan secara alami melekat kembali
setelah beberapa menit tanpa perlu dijahit sama sekali.
d) Alternatif lain untuk pasien miopia adalah penanaman lensa intraokular yaitusuatu lensa yang ditanam bilik mata depan melalui insisi kecil sedangkan
lensa yang asli masih tetap ada terutama dilakukan untuk mengoreksi miopi
yang berat. Akan tetapi keamanan penggunaan pada beberapa kasus dapat
dilakukan ekstraksi lensa tapi lensa intraokular tidak dipasang. Dengan
mengangkat lensa maka sekitar 15 D dari miopi secara otomatis akan
terkoreksi. Namun harus diingat bahwa teknik ini dapat menimbulkan
komplikasi berupa ablasio retina sehingga jarang digunakan.
IX. KOMPLIKASIKomplikasi Miopia adalah :
a) Ablasio retinaResiko untuk terjadinya ablasio retina pada 0 sampai (- 4,75) D sekitar
1/6662.Sedangkan pada (- 5) sampai (-9,75) D risiko meningkat menjadi
1/1335.Lebih dari (-10) D risiko ini menjadi 1/148. Dengan kata lain
penambahan faktor risiko pada miopia lebih rendah tiga kali sedangkan
miopia tinggi meningkat menjadi 300 kali (Sidarta, 2003).
b) Vitreal Liquefaction dan DetachmentBadan vitreus yang berada di antara lensa dan retina mengandung 98%
air dan 2% serat kolagen yang seiring pertumbuhan usia akan mencairsecara perlahan-lahan, namun proses ini akan meningkat pada
penderita miopia tinggi. Hal ini berhubungan dengan hilangnya
struktur normal kolagen. Pada tahap awal, penderita akan melihat
bayangan-bayangan kecil (floaters). Pada keadaan lanjut, dapat terjadi
kolaps badan viterus sehingga kehilangan kontak dengan retina.
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
21/25
Keadaan ini nantinya akan menimbulkan risiko untuk terlepasnya
retina dan menyebabkan kerusakan retina.Vitreus detachment pada
miopia tinggi terjadi karena luasnya volume yang harus diisi akibatmemanjangnya bola mata (Sidarta,2003).
c) Miopik makulopatiDapat terjadi penipisan koroid dan retina serta hilangnya pembuluh
darah kapiler pada mata yang berakibat atrofi sel-sel retina sehingga
lapangan pandang berkurang. Dapat juga terjadi perdarahan retina dan
koroid yang bisa menyebabkan berkurangnya lapangan pandang.
Miopi vaskular koroid atau degenerasi makular miopia juga
merupakan konsekuensi dari degenerasi makular normal dan ini
disebabkan oleh pembuluh darah yang abnormal yang tumbuh di
bawah sentral retina (Sidarta, 2003).
d) GlaukomaRisiko terjadinya glaukoma pada mata normal adalah 1,2%, pada
miopia sedang 4,2%, dan pada miopia tinggi 4,4%. Glaukoma pada
miopia terjadi dikarenakan stres akomodasi dan konvergensi serta
kelainan struktur jaringan ikat penyambung pada trabekula (Sidarta,
2003).
e) KatarakLensa pada miopia kehilangan transparansi. Dilaporkan bahwa pada
orang dengan miopia, onset katarak muncul lebih cepat (Sidarta, 2003)
PRESBIOPI
I. DEFINISI
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
22/25
Presbiopi merupakan kondisi mata dimana lensa kristalin kehilangan
fleksibilitasnya sehingga membuatnya tidak dapat fokus pada benda yang
dekat.Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur.
Presbiopi merupakan bagian alami dari penuaan mata. Presbiopi ini bukan
merupakan penyakit dan tidak dapat dicegah.
Presbiopi adalah suatu bentuk gangguan refraksi, dimana makin berkurangnya
kemampuan akomodasi mata sesuai dengan makin meningkatnya umur. Daya
akomodasi adalah kemampuan lensa mata untuk mencembung dan memipih.
Biasanya terjadi diatas usia 40 tahun, dan setelah umur itu, umumnya seseorang
akan membutuhkan kaca mata baca untuk mengkoreksi presbiopinya.
II. ETIOLOGI
a) Terjadi gangguan akomodasi lensa pada usia lanjutb) Kelemahan otot-otot akomodasic) Lensa mata menjadi tidak kenyal, atau berkurang elastisitasnya akibat
kekakuan (sklerosis) lensa
III. PATOFISIOLOGI
Pada mekanisme akomodasi yang normal terjadi peningkatan daya refraksi
mata karenaadanya perubahan keseimbangan antara elastisitas matriks lensa
dan kapsul sehingga lensa menjadi cembung. Dengan meningkatnya umur
maka lensa menjadi lebih keras (sklerosis)dan kehilangan elastisitasnya untuk
menjadi cembung. Dengan demikian kemampuan melihat dekat makin
berkurang.
IV. KLASIFIKASI
a. Presbiopi Insipien tahap awal perkembangan presbiopi, darianamnesa didapati pasien memerlukan kaca mata untuk membaca
dekat, tapi tidak tampak kelainan bila dilakukan tes, dan pasien
biasanya akan menolak preskripsi kaca mata bacab. Presbiopi Fungsional Amplitud akomodasi yang semakin menurun
dan akan didapatkan kelainan ketika diperiksa
c. Presbiopi Absolut Peningkatan derajat presbiopi dari presbiopifungsional, dimana proses akomodasi sudah tidak terjadi sama sekali
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
23/25
d. Presbiopi Prematur Presbiopia yang terjadi dini sebelum usia 40tahun dan biasanya berhungan dengan lingkungan, nutrisi, penyakit,
atau obat-obatane. Presbiopi Nokturnal Kesulitan untuk membaca jarak dekat pada
kondisi gelap disebabkan oleh peningkatan diameter pupil
V. GEJALA
a. Kesulitan membaca tulisan dengan cetakan huruf yang halus / kecilb. Setelah membaca, mata menjadi merah, berair, dan sering terasa pedih.
Bisa juga disertai kelelahan mata dan sakit kepala jika membaca terlalu
lama
c. Membaca dengan menjauhkan kertas yang dibaca atau menegakkanpunggungnya karena tulisan tampak kabur pada jarak baca yang biasa (titikdekat mata makin menjauh)
d. Sukar mengerjakan pekerjaan dengan melihat dekat, terutama di malamhari
e. Memerlukan sinar yang lebih terang untuk membacaf. Terganggu secara emosional dan fisikg. Sulit membedakan warna
VI. DIAGNOSIS PRESBIOPI1.Anamnesa gejala-gejala dan tanda-tanda presbiopi
2.Pemeriksaan Oftalmologi
a. Visus Pemeriksaan dasar untuk mengevaluasi presbiopi denganmenggunakan Snellen Chart
b. Refraksi Periksa mata satu per satu, mulai dengan mata kanan.Pasien diminta untuk memperhatikan kartu Jaeger dan menentukan
kalimat terkecil yang bisa dibaca pada kartu. Target koreksi pada huruf
sebesar 20/30.
VII. DIAGNOSIS BANDINGDiagnosis banding adalah hipermetropi dan low vision jika hipermetropinya
lebih dari 3 dioptri.
VIII. PENATALAKSANAAN PRESBIOPI
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
24/25
i. Digunakan lensa positif untuk koreksi presbiopi. Tujuan koreksi adalahuntuk mengkompensasi ketidakmampuan mata untuk memfokuskan
objek-objek yang dekatii. Kekuatan lensa mata yang berkurang ditambahan dengan lensa positif
sesuai usia dan hasil pemeriksaan subjektif sehingga pasien mampu
membaca tulisan pada kartu Jaeger
iii. Karena jarak baca biasanya 33 cm, maka adisi +3.00 D adalah lensapositif terkuat yang dapat diberikan pada pasien. Pada kekuatan ini,
mata tidak melakukan akomodasi bila membaca pada jarak 33 cm,
karena tulisan yang dibaca terletak pada titik fokus lensa +3.00 D
Usia
(tahun)
Kekuatan Lensa Positif yang dibutuhkan
40 +1.00 D
45 +1.50 D
50 +2.00 D
55 +2.50 D
60 +3.00 D
iv. Selain kaca mata untuk kelainan presbiopi saja, ada beberapa jenislensa lain yang digunakan untuk mengkoreksi berbagai kelainan
refraksi yang ada bersamaan dengan presbiopia. Ini termasuk:
a. Bifokal untuk mengkoreksi penglihatan jauh dan dekat.Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang progresif
b. Trifokal untuk mengkoreksi penglihatan dekat, sedang, danjauh. Bisa yang mempunyai garis horizontal atau yang
progresif
c. Bifokal kontak - untuk mengkoreksi penglihatan jauh dandekat. Bagian bawah adalah untuk membaca. Sulit dipasang
dan kurang memuaskan hasil koreksinya
d. Monovision kontak lensa kontak untuk melihat jauh dimata dominan, dan lensa kontak untuk melihat dekat pada
mata non-dominan. Mata yang dominan umumnya adalah
-
7/30/2019 REFLEKSI KASUSnpinguicula putih.docx
25/25
mata yang digunakan untuk fokus pada kamera untuk
mengambil foto
e. Monovision modified lensa kontak bifokal pada mata non-dominan, dan lensa kontak untuk melihat jauh pada mata
dominan. Kedua mata digunakan untuk melihat jauh dan satu
mata digunakan untuk membaca.
f. Pembedahan refraktif seperti keratoplasti konduktif, LASIK,LASEK, dan keratektomi fotorefraktif
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas S. 2003.Ilmu Penyakit Mata, Edisi kedua. Jakarta: Balai Penelitian FKUI.
Perhimpunan Dokter Spesialis Mata Indonesia (PERDAMI). 2006. Editor Tahjono.
Dalam panduan manajermen klinik PERDAMI. CV Ondo Jakarta
Tan, D.T.H.2002. Ocular Surface Diseases Medical and Surgical Management. New
York: Springer. 65 83
Vaughan, D.G., 2009, Oftalmologi Umum, Widya Medika: Jakarta.