refsus ba

27
Oleh : Desire B. Palada Pembimbing : Dr. Santi Rini, Sp. BA. REFLEKSI KASUS

Upload: bocahbritpop

Post on 23-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

tes

TRANSCRIPT

Oleh :Desire B. Palada

Pembimbing :Dr. Santi Rini, Sp. BA.

REFLEKSI KASUS

Anamnesis Identitas Orang tuaAyah

Nama : Tn. K Usia : 30 tahunPekerjaan : WiraswastaAlamat : Dusun Separi RT.17 Muara Kaman

IbuNama : Ny. EUsia : 24 tahunPekerjaan : IRTAlamat : Desa Separi RT.17 Muara Kaman

Identitas pasien Nama : An. CMUmur : 3 tahunJenis Kelamin : PerempuanBB Lahir : 3700 gramBB Sekarang : 12 kgAnak ke- : 1 dari 1 bersaudara

Anamnesis dilakukan pada hari Kamis, 19 Maret 2015 oleh ibu kandung pasien.

Keluhan Utama : Benjolan pada selangkangan

Keluhan Sekarang :Pasien datang dengan keluhan terdapat benjolan pada selangkangan sejak usia pasien 2 tahun. Benjolan tersebut hilang timbul, benjolan akan timbul pada saat pasien kelelahan habis bermain dan akan hilang saat pasien berbaring. Benjolan semakin lama semakin membesar, awalnya sebesar gigitan nyamuk dan semakin lama semakin besar sebesar telur puyuh. Pasien merasakan nyeri pada saat benjolan tersebut muncul dan akan menghilang seiring hilangnya benjolan tersebut. Demam (+) saat benjolan tersebut timbul, mual (-), muntah (-), BAK dan BAB dbn.

Riwayat Penyakit Dahulu :Pasien tidak pernah mengalami hal seperti ini sebelumnya.

Riwayat Penyakit Keluarga : Di dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit yang serupa.Riwayat DM, Jantung, Asma, Hipertensi disangkal

Riwayat ImunisasiRiwayat Imunisasi

I II III IV Booster I

BCG (+) ///////////

///////////

///////////

///////////

Polio (+) (+) (+) (+) -

Campak (+) - ///////////

///////////

///////////

DPT (+) (+) (+) ///////////

-

Hepatitis B (+) (+) (+) //////////

-

Pemeriksaan FisikDilakukan pada tanggal 19 Maret 2015

Kesan umum : tampak sakit ringanKesadaran : Composmentis

Tanda Vital Frekuensi nadi : 96 x/menit, reguler, kuat angkatFrekuensi napas : 22 x/menitTemperatur : 36,7o C

Pemeriksaan FisikKepala Rambut : Warna hitam, tidak mudah dicabut Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sclera ikterik (-/-), pupil

isokor diameter 3mm/3mm, reflex cahaya (+/+), mata cowong (-/-)

Hidung : Sekret hidung (-), pernafasan cuping hidung (-)

Mulut: Mukosa bibir tampak basah, sianosis (-), lidah bersih, faring hiperemis (-), pembesaran tonsil (-), soft palatum menutup sempurna

Leher : Kaku kuduk (-), pembesaran kelenjar getah bening (-)

Thoraks

Pulmo Inspeksi : Bentuk dan pergerakan simetris, retraksi subcostal (-) retraksi suprasternal (-) Palpasi : Fremitus raba sulit dievaluasi Perkusi : Sonor di semua lapangan paru Auskultasi : Rhonki (-/-), wheezing (-/-), ekspirasi memanjang

Cor: Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak Palpasi : Ictus cordis tidak teraba Perkusi : Batas jantung

Kanan : ICS III right parasternal line

Kiri : ICS V left midclavicular line Auskultasi : S1,S2 tunggal reguler, gallop (-), murmur (-)

Abdomen Inspeksi : Flat Palpasi : Soefl, nyeri tekan (-), hepatomegali (-),

splenomegali (-), turgor kulit baik. Perkusi : Timpani Auskultasi : Bising usus (+) kesan normal

Ekstremitas : Akral hangat (+), oedem (-)

St. Lokalis Reg. Inguinalis SinistraI : tampak ada benjolan dengan ukuran sebesar ..... . Warna kulit di atas benjolan sama dengan daerah sekitar.P : Teraba benjolan dengan bantuan mengejan dengan ukuran ... x ..., NT (-), mobile, batas tegas, reponible (+)

Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan 22/01/2015 (Poli) Pemeriksaan 18/03/2015

(Melati)

Leukosit uL Leukosit 10.200/uL

Haemoglobin gr/dl Haemoglobin 12,8 gr/dl

Hematokrit % Hematokrit 36,9 %

Platelet /uL Platelet 410.000/uL

Natrium 134 mmol/L CT 3'

Kalium 4,4 mmol/L BT 8'

Chloride 105 mmol/L

GDS 74 mg/dl

Ur 30,5 mg/dl

Cr 0,5 mg/dl

Diagnosis :Hernia Inguinalis Sinistra Reponible

Penatalaksanaan :Post Op Hernia Ligasi Tinggi H-1

Infus RL 40 tpmInj Cefotaxime 300mg/ 8 jamInj Paracetamol 100mg/8 jamGV tiap hari

Tinjauan Pustaka Definisi

Hernia merupakan penonjolan isi rongga melalui defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan.

Penyebab hernia pada anak bisa disebabkan karena kelainan perkembangan embriologi pada anak.

Epidemiologi Insiden hernia pada bayi dan anak antara 1 dan 2%. Keungkinan yang

terjadi hernia pada sisi kanan 60%, sisi kiri 20-25% dan bilateral 15%. Insiden hernia meningkat dengan bertambahnya umur yang

disebabkan karena adanya meningkatknya tekanan intraabdomen dan berkurangnya kekuatan jaringan.

Embriologi Mayoritas hernia inguinalis hernia inguinalis pada anak

adalah hernia lateralis akibat pros. vaginalis yang patent. Secara embriologi penurunan proc. vaginalis bersama

dengan testis terjadi pada bulan ke3 kehidupan fetus. Pada perkembangan lebih lanjut bagian distal proc.

vaginalis bersatu dan menutupi testis yag disebut dengan proc. vaginalis peritoneal dan bagian proximal berobliterasi.

Kegagalan obliterasi mengakibatkan berbagai anomali kongenital dan organ intraperitoneal dapat masuk ke dalam kantong hernia.

KlasifikasiA. Berdasarkan terjadinya

Hernia kongenital Hernia auista

B. Berdasarkan Letak Hernia ingunal Hernia umbilikal Hernia scrotalis Hernia Diafragama Hernia Femoral

C. Berdasarkan sifat Reponible Irreponible

Patofisiologi

Manifestasi KlinikTerdapat benjolan dilipat paha yang timbul pada waktu

mengedan, batuk, bersin, berdiri, mengangkat berat dan hilang setelah berbaring (apabila masih reponibel)

Keluhan nyeri jarang dijumpai, kalau ada biasanya dirasakan di daerah epigastrium atau paraumbilikal berupa nyeri viseral karena regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen usus halus masuk ke dalam kantong hernia.

Gejala dari adanya komplikasi adalah :Obstruksi usus : nyeri kolik, muntah, distensi, konstipasi.Strangulasi : tambahan dari gejala obstruksi, rasa nyeri yang menetap pada hernia, demam, takikardi.

Diagnosis Anamnesis Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan FisikInspeksi

Pembengkakan yang timbul mulai dari regio inguinalis dan mencapai labium majus atau sampai dasar skrotum

Kalau tidak ada pembengkakan yang dapat kila lihat, penderita disuruh batuk.

PalpasiDapat untuk menentukan macam hernianya. Untuk

memeriksa pelipatan paha kiri digunakan tangan kiri, pelipatan paha kanan dipakai tangan kanan.

Pemeriksaan Finger Test :Menggunakan jari ke 2

atau jari ke 5.Dimasukkan lewat

skrortum melalui anulus eksternus ke kanal inguinal.

Penderita disuruh batuk:Bila impuls diujung jari

berarti Hernia Inguinalis Lateralis.

Bila impuls disamping jari Hernia Inguinnalis Medialis.

Pemeriksaan Zieman Test :1. Posisi berbaring, bila ada

benjolan masukkan dulu (biasanya oleh penderita).

2. Hernia kanan diperiksa dengan tangan kanan.

3. Penderita disuruh batuk bila rangsangan pada :

jari ke 2 : Hernia Inguinalis Lateralis.

jari ke 3 : Hernia Ingunalis Medialis.

jari ke 4 : Hernia Femoralis.

Pemeriksaan Thumb Test :

• Anulus internus ditekan dengan ibu jari dan penderita disuruh mengejan

• Bila keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis medialis.

• Bila tidak keluar benjolan berarti Hernia Inguinalis Lateralis

PerkusiBila isinya gas pada usus akan terdengar bunyi timpani. Bila didapatkan perkusi hipertimpani maka harus dipikirkan kemungkinan herniastrangulata.

AuskultasiTerdengar suara usus, bila auskultasi negatif maka kemungkinan isi hernia berupa omentum. Auskultasi juga bisa untuk mengetahui derajat obstruksi usus.

Pemeriksaan PenunjangRadiologi- Herniografi

Pada teknik ini, medium kontras diinjeksikan ke dalam kavum peritoneal dan kemudian dilakukan X-ray, namun sekarang jarang dilakukan pada bayi

- USG- CT dan MRI

Berguna untuk menentukan hernia yang jarang terjadi (misalnya : hernia obturator)

Laparaskopi

Hernia yang tidak diperkirakan terkadang ditemukan saat laparaskopi untuk nyeri perut yang tidak dapat didiagnosa.

Diagnosis Banding Varikokel Hidrokel Kanalis nuck cyst

Penatalaksanaan Konservatif : Reposisi Operatif :

Herniotomi : Pembebasan kantong hernia dengan perlengketan kemudian direposisi

Hernioplasti : tindakan memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.

Pada anak-anak dilakukan herniotomi tanpa hernioraphy karena masalahnya pada kantong hernia sedangkan keadaan otot-otot abdomen masih kuat (tidak lemah), maka dilakukan pembebasan kantong hernia sampai dengan lehernya, dibuka dan dibebaskan isi hernia, jika ada perlekatan lakukan reposisi, kemudian kantong hernia dijahit setinggi-tinggi mungkin lalu dipotong.

Komplikasi

Bila hernia tidak ditangani dengan cepat, maka dapat menyebabkan:

Meningkatnya keparahan (Clinical Grading) herniaObstruksi saluran pencernaanInfeksiPerforasi Abses lokal