rekontruksionisme
DESCRIPTION
filsafatTRANSCRIPT
FILSAFAT PENDIDIKAN REKONTRUKSIONISME
Fathia Namira
Fahri Fadillah
Firda Iswari
Friska Sidabutar
Medisya Ulfa Sari Hasibuan
Reinhard Chandra Malau
FILSAFAT PENDIDIKAN REKONTRUKSIONISME
Rekonstruksionisme berasal dari bahasa inggris Reconstruct yang berarti menyusun kembali. Aliran rekonstruksionisme merupakan suatu aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bercorak modern.
Menurut Brameld teori pendidikan rekonstruksionisme terdiridari lima tesis yakni ; Pendidikan yang berlangsung saat ini untuk
menciptakan tata sosial baru Demokrasi sejati merupakan dasar dari
kehidupan masyarakat baru Anak, sekolah dan pendidikan diatur oleh
kekuatan budaya dan sosial. Guru memegang peranan penting dalam
pendidikan disekolah akan tetapi harus memperhatikan prosedur yang demokratis.
Meninjau kembali penyusunan kurikulum, isi pelajaran, metode yang dipakai, struktur administrasi, dan cara bagaiman guru dilatih
PANDANGAN REKONTRUKSIONALISME DAN PENERAPAN DALAM BIDANG PENDIDIKAN
1 pandangan secara ontology Aliran rekontuksionalisme
memandang realita bersifat Universal, yang mana realita itu ada di mana dan sama tempat-tempat. Untuk mengerti suatu realita harus beranjak dari sesuatu yang kongkrit dan menuju kearah yang khusus penampakan diri dalam perwujudan
2. pandangan ontologis
Aliran rekontruksionisme memandang masalah nilai berdasarkan asas-asas supernatural yakni menerima nilai natural yang universal, yang abadi berdasarkan prinsip nilai eologis
3 pandangan epistemology
Dalam rekontruksionisme tugas guru yaitu memberikan kesadaran kepada peserta didik terhadap masalah yang dihadapi , membantu peserta didik agar dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya dengan baik.
CONTOH PROSES PEMBELAJARAN REKONTRUKSIONISME
Proses pembelajaran di kelas, metode yang digunakan adalah metode ceramah karena kurang efektif dimana pembelajaran berpusat pada guru maka terjadi rekontruksionisme menjadi metode tutor sebaya, dengan metode tutor sebaya maka peserta didik dapat berlatih untuk mengemukakan pendapatnya, dengan begitu maka pembelajaran akan efektif dan peserta didik dapat aktif dalam belajar