reksa dana syariah - makalah

Upload: muhammad-zaki

Post on 11-Jul-2015

3.023 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

1

REKSADANA SYARIAH:PELUANG DAN TANTANGANMakalah disusun untuk memenuhi tugas pada mata kuliah Perbankan Syariah

Oleh:

MUHAMMAD ZAKI NIM: 10 EKNI 2029

Dosen Pembimbing:

Prof. Dr. H. Viethzal Rivai, M.B.A

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM PROGRAM PASCA SARJANA IAIN SUMATERA UTARA MEDAN 2011

2

A. LATAR BELAKANG MASALAH Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (untuk selanjutnya disebut dengan UUPM) telah dapat memenuhi tingkat kebutuhan masyarakat khususnya untuk mendorong, mengarahkan, dan mengendalikan berbagai kegiatan pembangunan di bidang ekonomi. Selain itu dengan adanya UUPM, pasar modal dapat memberikan kontribusi yang lebih besar dalam rangka mencapai sasaran umum pembangunan di bidang ekonomi yang terkait dengan peningkatan kesejahteraan rakyat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, maka pasar modal memiliki peran strategis yaitu sebagai lembaga pembiayaan bagi dunia usaha dan sebagai wahana investasi bagi masyarakat termasuk investor kecil maupun menengah. Seiring dengan peran pasar modal tersebut, maka seringkali terdapat suatu persepsi, terutama dari calon investor yang berasal dari golongan menengah, bahwa untuk dapat berinvestasi di pasar modal memerlukan modal yang cukup besar dan keahlian khusus untuk menganalisis pergerakan harga saham termasuk instrumen pasar modal lainnya. Untuk menghilangkan persepsi yang demikian itu, maka UUPM telah mengintrodusir suatu lembaga investasi yang dikenal dengan nama Reksadana. Lembaga Reksadana telah dapat menciptakan persepsi baru bahwa untuk berinvestasi di pasar modal sangat mudah dan modal yang diperlukan tidak terlalu besar. Selain itu, munculnya lembaga Reksadana juga merupakan simbol yang mempertegas persepsi bahwa pasar modal bukan merupakan wadah yang didominasi dan dimonopoli oleh investor-investor yang memiliki modal besar saja. Melalui Reksadana, masyarakat strata menengah ke bawah dapat pula berpartisipasi untuk melakukan investasi dan juga menikmati keuntungan yang menjanjikan dari saham dan instrumen investasi lainnya. Hal tersebut juga seiring dengan tujuan utama pendirian Reksadana untuk memperluas basis pemodal lokal, sehingga semakin luas basis tersebut maka semakin berkembang pula pasar modal di Indonesia.1Felia Salim, Reksadana Perluas Basis Bermodal Lokal, dalam Tim Uang dan Efek, (ed.), Mengapa Harus Reksa Dana (Jakarta: Glory Offset Press, 1997), h. 113.1

3

Dalam perkembangannya, kemudian muncul bentuk inovatif dari lembaga Reksadana yang mekanismenya pengelolaannya didasarkan pada prinsip-prinsip syariah (Reksadana Syariah). Munculnya Reksadana Syariah tersebut didorong oleh adanya keinginan penerapan sistem bagi hasil dalam mekanisme pembagian keuntungannya.2 Selain itu, Reksadana Syariah juga didorong oleh adanya kebutuhan kelompok investor yang menginginkan keuntungan dari sumber dan mekanisme investasi yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara religius yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Secara faktual sejak dibentuk pertama kali pada tahun 1997, Reksadana Syariah berhasil menarik minat investor. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya kenaikan nilai investasi Reksadana Syariah sampai dengan tahun 2003 sebesar 17%. Kemudian untuk mendukung kegiatan operasional Reksadana Syariah maka dibentuk pula indeks syariah di bursa efek yang lebih dikenal dengan nama Jakarta Islamic Index (JII).3 Pangsa pasar Reksadana Syariah saat ini makin menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan dan terus mengalami kenaikan. Presdir Fortis Investment Eko Pratomo menyebutkan bahwa pada Maret 2007, dana yang dikelola Reksadana Syariah mencapai Rp. 700 miliar, sementara Reksadana konvensional mencapai Rp58,247 triliun. Jumlah tersebut diproyeksi akan terus meningkat dengan makin banyaknya investor yang kini mulai melirik berinvestasi di Reksadana Syariah yang dianggap lebih menguntungkan serta dipicu oleh makin diminatinya instrumen investasi syariah selama beberapa tahun belakangan. Jakarta Islamic Index (JII) dalam lima tahun terakhir mencatat pertumbuhan transaksi investasi syariah yang jauh lebih tinggi dibandingkan IHSG.4 Selain pertumbuhan Reksadana Syariah yang menjanjikan dan terus mengalami kenaikan, tentu juga menghadapi tantangan-tantangan untuk bersaing dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya. Bila dibandingkan dengan negaraAbdul Ghofur Anshori, Aspek Hukum Reksadana Syariah di Indonesia (Bandung: PT. Refika Aditama, 2008), h. 5. 3 Ibid, h. 6. 4 http://www.reksadanasyariah.net/2008/08/reksa-dana-syariah-kian-menawan_22.html, Diunduh pada tanggal 20 Juni 2011.2

4

lain, Amerika Serikat misalnya, yang jumlah penduduknya hampir sama dengan Indonesia, jumlah Reksadananya lebih dari 10.000 funds, dan dikelola oleh ribuan fund managers. Atau dibandingkan dengan negeri jiran Malaysia, dimana Reksadana adalah idola bagi ibu-ibu rumah tangga, pelajar/mahasiswa, serta pekerja golongan menengah ke bawah. Kondisi di negeri jiran ini disebabkan oleh kesadaran menabung masyarakat yang tinggi, sedikitnya modal yang diperlukan, jaringan pemasaran yang luas, mudah disetor dan ditarik, serta kadar keuntungannya yang jauh lebih besar dari menabung di bank (selisih antara 4-5% di bank dan 10-15% di Reksadana). Sedangkan di Indonesia baru mencapai sekitar 90 funds yang dikelola sekitar 70 fund managers.5 Reksadana Syariah di Indonesia dinilai hanya sebagai kelatahan penggiat ekonomi syariah dalam mensyariahkan berbagai produk konvensional, dengan hanya bermodalkan modifikasi yang sangat minim. Selain itu, faktor riba adalah penghalang utama enggannya sebagian investor muslim, yang puluhan juta jumlahnya, untuk memarkir duitnya dalam sektor ini. Fakta ini menggambarkan bahwa Reksadana Syariah di Indonesia masih menghadapi tantangan yang berat dan menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pihak-pihak terkait (stockholders). Berdasarkan pemaparan di atas, makalah ini bertujuan untuk membahas mengenai Reksadana Syariah dengan menitikberatkan pada aspek definisi Reksadana Syariah, legal operasionalnya, jenis-jenis Reksadana Syariah, perbedaan dengan Reksadana Konvensional, peluang dan tantangan Reksadana Syariah, serta hal-hal lain yang berkait dengan Reksadana Syariah di Indonesia. B. IDENTIFIKASI MASALAH Berangkat dari latar belakang di atas, maka terdapat beberapa masalah yang teridentifikasi untuk dianalisa dalam pembahasan makalah sederhana ini, yaitu: Definisi Reksadana Syariah, dasar hukum operasionalnya, jenis-jenis Reksadana Syariah, perbedaan dengan Reksadana konvensional, peluang serta tantangan Reksadana Syariah di Indonesia. C. RUMUSAN MASALAHhttp://ekisopini.blogspot.com/2009/08/memberdayakan-umat-lewat-reksadana.html. Diunduh pada tanggal 20 Juni 2011.5

5

Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah terdahulu, maka rumusan masalah dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah yang dimaksud dengan Reksadana dan Reksadana Syariah serta perbedaan diantara keduanya? 2. Apa dasar hukum operasional serta jenis-jenis Reksadana Syariah? 3. Bagaimana peluang dan tantangan Reksadana Syariah di Indonesia? D. LANDASAN TEORI Menurut Hendy M. Fakhruddin, seorang praktisi dan konsultan keuangan pasar modal, serta kontributor pada Pusat Data Bisnis dan Keuangan (PDBK), Reksadana adalah merupakan suatu wadah berinvestasi secara kolektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh Manajer Investasi.6 Pengelolaan Reksadana telah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan diatur juga dalam keputusan Ketua BAPEPAM, yaitu Peraturan Nomor IV.A.3 Tahun 2002 tentang Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Perseroan dan Peraturan Nomor IV.B.1 tentang Pedoman Pengelolaan Reksadana Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif.7 Dari segi bentuk, Reksadana dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk:8 1. Reksadana berbentuk perseroan. 2. Reksadana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif. Sedangkan dari sifatnya, Reksadana dapat dibedakan menjadi:9 1. Reksadana bersifat tertutup. 2. Reksadana bersifat terbuka. Di samping Reksadana konvensional, telah hadir pula di Indonesia Reksadana Syariah. Kehadiran Reksadana Syariah bertujuan untuk menghindarkan umat Islam dari pelanggaran terhadap syariat Islam, karena Reksadana Syariah dalam operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah.Hendy M. Fakhruddin, Istilah Pasar Modal A-Z (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008), h. 161. 7 Anshori, Aspek, h. 64 dan 68. 8 Fakhruddin, Istilah, h. 161-162. 9 Ibid, h. 163.6

6

Definisi dari Reksadana Syariah adalah Reksadana yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam. Reksadana Syariah merupakan lembaga intermediasi yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk diinvestasikan. Salah satu tujuan dari Reksadana Syariah adalah memenuhi kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara agama serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah.10 Adapun prinsip dasar Reksadana Syariah adalah prinsip mudharabah atau qiradh yang berarti sebagai sebuah ikatan atau sistem dimana seseorang memberikan hartanya kepada orang lain untuk dikelola dengan ketentuan bahwa keuntugan yang diperoleh dari hasil pengelolaan tersebut dibagi antara kedua pihak sesuai dengan syarat-syarat yang disepakati oleh kedua belah pihak.11 Prinsip mudharabah atau qiradh di Reksadana Syariah ini memiliki beberapa karakteristik:12 1. Pemodal sebagai rab al-mal ikut menanggung resiko kerugian yang dialami Manajer Investasi sebagai amil. 2. Manajer Investasi sebagai amil tidak menanggung resiko kerugian atas investasi kalau kerugian tersebut bukan disebabkan karena kelalaian. 3. Keuntungan (ribh) dibagi antara pemodal dengan Manajer Investasi sesuai dengan proporsi yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Pengelolaan Reksadana Syariah diatur dalam Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan teknis berupa Peraturan Pemerintah dan keputusan menteri keuangan. Adapun ketentuan hukum secara syariah dijamin oleh lembaga Dewan Syariah, sebuah lembaga yang berperan dalam menjamin ke-Islaman keuangan syariah di seluruh dunia.13 Di Indonesia, peran ini dijalankan oleh Dewan Syariah Nasional (DSN) MUI yang bertugas untuk menangani masalah-masalah yang berhubungan dengan aktivitas lembaga10

Andri Soemitra, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah (Jakarta: Kencana, 2009), h.

168-169. A. Djazuli dan Yadi Janwari, Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002), h. 207-208. 12 Ibid, h. 208. 13 Hosen, Muhammad Nadratuzzaman, et.al., Lembaga Bisnis Syariah (Jakarta: pkes Publishing, 2008), Versi e-book, h. 4611

7

keuangan syariah. Oleh karena itu, DSN akan berperan secara proaktif dalam menanggapi perkembangan masyarakat Indonesia yang dinamis dalam bidang ekonomi dan keuangan.14 Dalam hal menjamin legalitas hukum Reksadana secara syariah, maka DSN MUI telah mengeluarkan fatwa No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah.15 Secara umum, Reksadana konvensional dan Reksadana Syariah memiliki kesamaan dalam banyak sisi, baik legalitas hukum maupun sisi operasional. Namun terdapat perbedaan yang prinsip dasar diantara keduanya, karena Reksadana Syariah selain diatur oleh Undang-undang hukum positif juga diatur oleh aturan-aturan syariah Islam melalui fatwa DSN MUI. Jumlah penduduk Muslim Indonesia adalah 182,570,000 orang, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di seluruh dunia. Jika dipersentasekan, maka jumlah penduduk Muslim Indonesia adalah 88% walaupun Indonesia bukanlah negara yang berdasarkan Islam.16 Dengan jumlah penduduk Muslim yang demikian itu, maka merupakan pasar yang sangat besar bagi lembaga-lembaga keuangan yang operasionalnya berdasarkan pada prinsip-prinsip syariah termasuk lembaga Reksadana Syariah. Selain karena jumlah penduduk Muslim yang besar, peluang Reksadana Syariah juga terbuka lebar dengan booming-nya bank dan lembaga-lembaga keuangan syariah di Indonesia. Kondisi ini menunjukkan bahwa meningkatnya kesadaran masyarakat Muslim Indonesia untuk ber-muamalah (bertransaksi) dengan prinsip syariah. Perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia sangat signifikan dari tahun ke tahun sebagaimana yang digambarkan oleh grafik berikut ini:17

Rahmani Timorita Yulianti, Pola Ijtihad Dewan Syariah Nasional MUI Tentang Produk Perbankan Syariah, dalam La-Raiba: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. I, No. 1, Juli 2007. 15 Anshori, Aspek, h. 71. 16 http://www.kaskus.us/showthread.php?t=7887869. Diunduh pada tanggal 12 Juli 2011. http://www.bapepam.go.id/syariah/statistik/pdf/2011/Statistik_Reksa_Dana_bulan_mar et_2011.pdf. Diunduh pada tanggal 10 Juli 2011.17

14

8

Sumber: http://www.bapepam.go.id/

Perkembangan yang signifikan ini tentu akan menambah besarnya peluang Reksadana Syariah untuk mendapatkan kepercayaan yang lebih besar dari masyarakat Indonesia serta menjadi bagian dari lembaga keuangan ini. Selain peluang yang besar terhadap berkembangnya Reksadana Syariah di Indonesia, lembaga Reksadana Syariah juga menghadapi tantangan-tantangan, baik internal lembaga maupun eksternal. Faktor internal diantaranya adalah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang memenuhi kualifikasi, tidak hanya kualifikasi dibidang keuangan namun juga kualifikasi di bidang syariah. Hal ini sangat penting agar operasional Reksadana Syariah betul-betul sesuai dengan aturan-aturan syariah yang telah digariskan oleh Islam. Adapun tantangan eksternal diantaranya adanya persaingan dengan lembaga-lembaga keuangan lainnya yang sudah lebih dahulu eksis dan dikenal luas oleh masyarakat. Selain itu, masih ada sebagian kalangan yang menilai bahwa Reksadana Syariah di Indonesia hanya sebagai kelatahan penggiat ekonomi syariah dalam mensyariahkan berbagai produk konvensional, dengan hanya bermodalkan modifikasi yang sangat minim. E. PEMBAHASAN 1. Definisi Reksadana dan Reksadana Syariah Produk-produk keuangan baru dikembangkan untuk menarik dana dari masyarakat. Salah satu produk yang tengah berkembang saat ini di Indonesia

9

adalah Reksadana, baik yang beroperasi secara konvensional maupun yang berdasarkan pada prinsip-prinsip Islam atau Reksadana Syariah. Reksadana di Inggris dikenal dengan sebutan unit trust yang berarti unit (saham) kepercayaan dan di Amerika dikenal dengan sebutan mutual fund yang berarti dana bersama dan di Jepang dikenal dengan sebutan investment fund yang berarti pengelolaan dana untuk investasi berdasarkan kepercayaan.18 Reksadana adalah sertifikat yang menyatakan bahwa pemiliknya menitipkan uang kepada pengelola Reksadana (disebut manajer investasi), untuk digunakan sebagai modal berinvestasi di pasar uang atau pasar modal. Dengan demikian, membeli Reksadana Syariah dapat disamakan dengan menabung. Perbedaannya adalah surat tanda menabung tidak dapat diperjualbelikan, sedangkan Reksadana bisa diperjualkan.19 Reksadana merupakan salah satu instrumen atau efek yang diperjualbelikan di bursa pasar modal atau institusi keuangan lainnya sebagaimana halnya asuransi syariah, tabungan/deposito, saham maupun sukuk.20 Pasar modal yang di dalamnya dijualbelikan instrumen Reksadana- merupakan salah satu tonggak penting dalam perekonomian dunia saat ini. Banyak industri dan perusahaan yang menggunakan institusi pasar modal sebagai media untuk menyerap investasi dan memperkuat posisi keuangannya. Definisi lain dari Reksadana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.21 Definisi yang sama juga tertuang dalam Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 pasal 1 ayat 27. Reksadana merupakan jalan keluar bagi para pemodal kecil yang ingin ikut serta dalam pasar modal dan diyakini memiliki andil yang amat besar dalamJaka E. Cahyono, Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000), h. 16. 19 Viethzal Rivai, et.al., Bank and Financial Institution Management: Conventional & Sharia System (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007), h. 945. 20 Sukuk adalah obligasi syariah, sertifikat investasi, surat berharga syariah. Biasanya berbentuk sertifikat investasi yang operasionalnya menggunakan prinsip syariah. Lihat: Ahmad Subagyo, Kamus Istilah Ekonomi Islam yang diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo halaman 401. Lihat juga Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah yang diterbitkan oleh pkes publishing versi e-book halaman 86. 21 Tim Penulis, Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah (Jakarta: pkes Publishing, 2007), Versi e-book, h. 80.18

10

perekonomian nasional karena dapat memobilisasi dana. Di sisi lain, Reksadana memberikan keuntungan kepada masyarakat berupa keamanan dan keuntungan peningkatan kesejahteraan material. Umat Islam sebagai penduduk mayoritas di Indonesia merupakan pasar penting bagi berkembangnya lembaga keuangan Reksadana. Namun bagi ummat Islam, produk-produk tersebut perlu dicermati agar ummat Islam terhindar dari keraguan untuk menggunakan produk-produk Reksadana yang telah ada selama ini. Untuk tujuan tersebut, sejak tahun 2003 telah hadir di Indonesia Reksadana yang beroperasi sesuai dengan ajaran-ajaran Islam yang lebih populer dengan Reksadana Syariah atau Islamic Invesment Fund. Kehadiran Reksadana Syariah bertujuan untuk menghindarkan umat Islam dari pelanggaran terhadap syariat Islam, karena Reksadana Syariah dalam operasionalnya menggunakan prinsipprinsip syariah. Reksadana islami pada dasarnya adalah islamisasi Reksadana konvensional. Reksadana islami adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal sebgai pemilik dana (shahibul maal), untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi sebagai wakil shahibul maal menurut ketentuan dan prinsip Islam.22 Fatwa Dewan Syariah Nasional (DSN) Nomor 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksadana Syariah mendefinisikan Reksadana Syariah sebagai Reksa Dana yang beroperasi menurut ketentuan dan prinsip syariah Islam, baik dalam bentuk akad antara pemodal sebagai pemilik harta (sahib al-mal/Rabb al-Mal) dengan manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal, maupun antara manajer investasi sebagai wakil shahib al-mal dengan pengguna investasi.23 Reksadana Syariah tidak diinvestasikan pada saham-saham atau obligasi dari perusahaan yang pengelolaan atau produknya bertentangan dengan syariat Islam.

22

Viethzal Rivai, et.al., Islamic Financial Management (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010),

h. 430. Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksa Dana Syariah, Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional (Jakarta: PT. Intermasa, 2003), h. 121.23

11

Dalam makalah ini penulis memberikan salah satu contoh Reksadana Syariah yaitu DANAREKSA SYARIAH BERIMBANG. Lembaga Danareksa Syariah Berimbang tidak akan membeli saham dan efek besifat ekuitas yang diterbitkan oleh perusahaan yang jenis dan ruang lingkup kegiatan usahanya tidak sesuai dengan prinsip syariah Islam. Adapun jenis kegiatan perusahaan yang bertentangan dengan syariah Islam menurut lembaga ini adalah:24 1. Usaha perjudian dan permainan yang tergolong judi atau perdagangan yang dilarang. 2. Usaha lembaga keuangan konvensional (ribawi) termasuk perbankan dan asuransi konvensional. 3. Usaha yang memproduksi, mendistribusi serta memperdagangkan makanan dan minuman yang tergolong haram. 4. Usaha yang memproduksi, mendistribusikan serta menyediakan barangbarang ataupun jasa yang merusak moral dan bersifat mudharat. Di Indonesia, Reksadana Syariah pertama kali dibentuk dengan nama Danareksa Syariah yang disahkan keberadaannya oleh Bapepam pada tanggal 12 Juni 1997. Reksadana Syariah yang didirikan itu berbentuk kontrak Investasi Kolektif (KIK) berdasarkan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal, yang dituangkan dalam Akta Nomor 24 tanggal 12 Juni 1997 yang dibuat di hadapan Notaris Djedjem Wijaya, S.H. di Jakarta antara PT Danareksa Fund Management sebagai manajer investasi dengan Citibank N.A Jakarta sebagai Bank Kustodian.25 PT Danareksa Fund Management sendiri, sebagai manajer investasi didirikan pada tanggal 1 Juli 1992, yang kemudian dilegitimasi oleh Menteri Kehakiman RI dengan surat keputusan nomor C2/7283.HT.01.TH.92 tanggal 3 September 1992.26Prospektus Pembaharuan Reksadana Danareksa Syariah Berimbang. Prospektus ini dibuat di Jakarta pada tahun 2010. h. 13. 25 Bank Kustodian adalah pihak yang kegiatan usahanya adalah memberikan jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lain, termasuk menerima deviden, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek, dan mewakili pemegang rekening yang menjadi nasabahnya. Lihat: Fatwa DSN-MUI Nomor:20/DSN-MUI/IV/2001 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah dalam HimpunanUndang-Undang dan Peraturan Pemerintah tentang Ekonomi Syariah yang diterbitkan oleh Pustaka Zeedny halaman 184. 26 A. Djazuli, Lembaga-Lembaga, h. 203.24

12

2. Perbedaan Reksadana Syariah dan Konvensional Kegiatan Reksadana yang ada sekarang masih banyak mengandung unsurunsur yang tidak sesuai dengan syariah Islam. Ada beberapa hal yang membedakan antara Reksadana konvensional dan Reksadana syariah. Dan tentunya ada beberapa hal yang juga harus diperhatikan dalam investasi syariah ini. Diantara perbedaan tersebut adalah: a) Kelembagaan Dalam syariah Islam belum dikenal lembaga badan hukum seperti sekarang. Tapi lembaga badan hukum ini sebenarnya mencerminkan kepemilikan saham dari perusahaan yang secara syariah diakui. Namun demikian, dalam hal Reksadana syariah, keputusan tertinggi dalam hal keabsahan produk adalah Dewan Pengawas Syariah yang beranggotakan beberapa alim ulama dan ahli ekonomi syariah yang direkomendasikan oleh Dewan Pengawas Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. Dengan begitu proses didalam akan terus diikuti perkembangannya agar tidak keluar dari jalur syariah yang menjadi prinsip investasinya.27 b) Hubungan Investor dengan Perusahaan Akad antara investor dengan lembaga hendaknya dilakukan dengan sistem mudharabah. Secara teknis, al-mudharabah adalah akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama menyediakan seluruh (100%) modal, sedangkan pihak lainnya menjadi pengelola. Keuntungan usaha secara mudharabah dibagi menurut kesepakatan yang dituangkan dalam kontrak, sedangkan apabila rugi, ditanggung oleh pemilik modal selama kerugian tersebut bukan akibat kelalaian di pengelola. Seandainya kerugian itu diakibatkan karena kecurangan atau kelalain si pengelola, maka pengelola harus bertanggung jawab atas kerugian tersebut. Dalam hal transaksi jual beli, saham-saham dalam Reksadana syariah dapat diperjual belikan. Saham-saham dalam Reksadana syariah merupakan27

Rivai, et.al., Islamic, h. 438

13

yang harta (mal) yang dibolehkan untuk diperjual belikan dalam syariah. Tidak adanya unsur penipuan (gharar) dalam transaksi saham karena nilai saham jelas. Harga saham terbentuk dengan adanya hukum supply and demand. Semua saham yang dikeluarkan Reksadana tercatat dalam administrasi yang rapi dan penyebutan harga harus dilakukan dengan jelas.28 c) Kegiatan Investasi Reksadana Dalam melakukan kegiatan investasi Reksadana syariah dapat melakukan apa saja sepanjang tidak bertentangan dengan syariah. diantara investasi tidak halal yang tidak boleh dilakukan adalah investasi dalam bidang perjudian, pelacuran, pornografi, makanan dan minuman yang diharamkan, lembaga keuangan ribawi dan lain-lain yang ditentukan oleh Dewan Pengawas Syariah. Dalam kaitannya dengan saham-saham yang diperjual belikan dibursa saham, BEJ sudah mengeluarkan daftar perusahaan yang tercantum dalam bursa yang sesuai dengan syariah Islam atau saham-saham yang tercatat di Jakarta Islamic Index (JII). Dimana saham-saham yang tercantum didalam indeks ini sudah ditentukan oleh Dewan Syariah. Dalam melakukan transaksi Reksadana Syariah tidak diperbolehkan lainnya.29 melakukan tindakan spekulasi, yang didalamnya mengandung gharar seperti penawaran palsu dan tindakan spekulasi

3. Dasar Hukum Operasional Reksadana di Indonesia a) Reksadana Konvensional Pada dasarnya pengaturan mengenai Reksadana dalam hukum positif, baik yang konvensional maupun yang berdasarkan prinsip syariah adalah sama yaitu diatur dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan teknis berupa Peraturan Pemerintah, keputusan Menteri Keuangan, dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Badan28 29

Ibid. Ibid.

14

Pengawas Pasar Modal dan peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Bursa Efek selaku Self Organitation Regulator (SRO). Perbedaan antara Reksadana konvensional dengan Reksadana Syariah terletak pada pengaturan terhadap Reksadana Syariah oleh Dewan Syariah Nasional dalam bentuk fatwa, serta pengaturan mengenai akad-akad dalam penertiban efek syariah dan tata cara penerbitan efek syariah sebagaimana yang tertuang dalam Keputusan Bapepam yang dikeluarkan pada tahun 2006. b) Reksadana Syariah Dalam Reksadana syariah, selain berlaku ketentuan dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan teknis berupa peraturan pemerintah dan keputusan menteri keuangan, mengenai ketentuan hukumnya secara syariah juga diatur dalam Fatwa DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah. Adapun dalil-dalil yang menjadi dasar bagi DSN MUI dalam mengeluarkan fatwa sehingga membolehkan operasional Reksadana Syariah adalah sebagai berikut: 1) Firman Allah SWT, antara lain: . Artinya: .. Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba . .30

30

QS. Al-Baqarah [2]: 275.

15

Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.31 . .. Artinya: Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqadaqad itu32 .. Artinya: ... Kamu tidak menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.33 .... Artinya: Tidak ada dosa bagimu untuk mencari karunia (rezki hasil perniagaan) dari Tuhanmu...34 2) Hadits Nabi saw, antara lain:

)) Artinya: Perdamaian dapat dilakukan di antara kaum muslimin kecuali perdamaian yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram; dan kaum muslimin terikat dengan syarat-syarat mereka kecuali31 32

QS. An-Nisa [4]: 09. QS. Al-Maidah [5]: 1. 33 QS. Al-Baqarah [2]: 279. 34 QS. Al-Baqarah [2]: 198.

16

syarat yang mengharamkan yang halal atau menghalalkan yang haram (HR. Tirmidzi dari Amr bin Auf)

) ) Artinya: Tidak boleh membahayakan diri sendiri dan tidak boleh pula membahayakan orang lain (HR. Ibnu Majah dari Ubadah bin Shamit, Ahmad dari Ibn Abbas, dan Malik dari Yahya) 3) Kaidah Fiqh:

Artinya: Pada dasarnya segala bentuk muamalah boleh dilakukan sepanjang tidak ada dalil yang mengharamkan. 4) Pendapat Ulama Wahbah Az-Zuhaily dalam kitab Al-Fiqh al-Islamy Wa Adillatuhu berkata: Dan setiap syarat yang tidak bertentangan dengan dasar-dasar syariat dan dapat disamakan (diqiyaskan) dengan syarat-syarat yang sah. 4..Jenis-Jenis Reksadana Syariah Investor dalam berinvestasi dapat memilih empat jenis Reksadana Syariah, antara lain:35 1. Reksadana Syariah saham, jenis Reksadana ini menawarkan imbal hasil yang tertinggi jika dibandingkan Reksadana lainnya, imbal hasil yang tinggi ini juga diimbangi oleh tingkat resiko yang cukup tinggi. 2. Reksadana Syariah campuran, Reksadana ini menempatkan investasi dalam efek ekuitas serta hutang. Reksadana jenis ini lebih aman pada kondisi pasar dimana terjadi volatilitas yang cukup tinggi dikarenakan

Hariandy Hasbi, Kinerja Reksadana Syariah Tahun 2009 di Indonesia, dalam Jurnal Keuangan dan Perbankan, vol. 14, No. 1 Januari 2010, h. 64.

35

17

investasi ditempatkan diberbagai instrumen, baik itu saham, obligasi, maupun pasar uang. 3. Reksadana pendapatan tetap, jenis Reksadana ini menawarkan imbal hasil terendah jika dibandingkan beberapa Reksadana lainnya. Namun, tingkat resiko yang ditawarkan juga rendah. 4. Reksadana terproteksi, Reksadana ini memberikan proteksi sebesar 100% dari nilai invesatsi awal dengan syarat dan ketentuan khusus yang berlaku, Reksadana ini cenderung diinvesatsikan pada instrumen pasar modal dan pasar uang yang lebih aman. 5. Reksadana indeks, sekilas Reksadana indeks mirip dengan Reksadana saham, karena manajer investasi menginvestasikan dana investor ke dalam instrumen saham. Namun Reksadana ini memiliki beberapa keunikan yang tidak dimiliki Reksadana saham.36 5. Keuntungan Investasi melalui Reksadana37 1. Diversifikasi Investasi Divesifikasi yang terwujud dalam bentuk portofolio akan menurunkan tingkat risiko. Reksadana melakukan diversifikasi dalam berbagai instrumen efek, sehingga dapat menyebarkan risiko atau memperkecil risiko. Investor walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil risiko. Hal ini berbeda dengan pemodal individual yang misalnya hanya dapat membeli satu atau dua jenis efek saja. 2. Kemudahan Investasi Reksadana mempermudah investor untuk melakukan investasi di pasar modal. Kemudahan investasi tercermin dari kemudahan pelayanan administrasi dalam pembelian maupun penjualan kembali unit penyertaan. Kemudahan juga diperoleh investor dalam melakukan reinvestasi

http://www.keluargaplus.com/ keuangan/ produk-keuangan/383- beberapa -jenisreksadana? start=4. Diunduh pada tanggal 10 Juli 2011. 37 Anshori, Aspek, h. 57-58

36

18

pendapatan yang diperolehnya sehingga unit penyertaannya dapat terus bertambah. 3. Efisiensi biaya dan waktu Karena Reksadana merupakan kumpulan dana dari banyak investor, maka biaya investasinya akan lebih murah bila dibandingkan dengan jika investor melakukan transaksi secara individual di bursa. Pengelolaan yang dilakukan oleh manajer investasi secara profesional, tidak perlu bagi investor untuk memantau sendiri kinerja investasinya tersebut. 4. Likuiditas Pemodal dapat mencairkan kembali saham/unit penyertaan setiap saat sesuai ketetapan yang dibuat masing-masing Reksadana, sehingga memudahkan investor untuk mengelola kasnya. Reksadana wajib membeli kembali unit penyertaannya, sehingga sifatnya menjadi likuid. 5. Transparansi Informasi Reksadana diwajibkan memberikan informasi atas perkembangan portofolio dan biayanya, secara berkala dan kontinyu, sehingga pemegang unit penyertaan dapat memantau keuntungan, biaya dan risikonya. 6. Risiko Investasi dengan Reksadana38 1. Risiko berkurangnya nilai unit penyertaan Risiko ini dipengaruhi oleh turunnya harga dari efek (saham, obligasi, dan surat berharga lainnya) yang masuk dalam portofolia Reksadana tersebut. 2. Risiko Likuiditas Risiko ini menyangkut kesulitan yang dihadapi manajer investasi jika sebagian besar pemegang unit melakukan penjualan kembali (redemption) atas unit-unit yang dipegangnya. Manajer investasi akan mengalami kesulitan dalam menyediakan uang tunai atas redemption tersebut.

38

Soemitra, Bank, h. 181-182.

19

3. Risiko politik dan ekonomi Perubahan kebijakan ekonomi politik dapat mempengaruhi kinerja bursa dan perusahaan sekaligus. Dengan demikian harga sekuritas akan terpengaruh yang kemudian mempengaruhi portofolio yang dimiliki Reksadana. 4. Risiko Pasar Hal ini terjadi karena nilai sekuritas di pasar efek memang berfluktuasi sesuai dengan kondisi ekonomi secara umum. Terjadinya fluktuasi di pasar efek akan berpengaruh langsung pada nilai bersih portofolio, terutama jika terjadi koreksi atau pergerakan negatif. 5. Risiko Inflasi Terjadinya inflasi akan menyebabkan menurunnya total real return investasi. Pendapatan yang diterima dari investasi dalam reksa dana bisa jadi tidak dapat menutup kehilangan karena menurunnya daya beli (loss of purchasing power). 6. Risiko Nilai Tukar Risiko ini dapat terjadi jika terdapat sekuritas luar negeri dalam portofolio yang dimiliki. Pergerakan nilai tukar akan mempengaruhi nilai sekuritas yang termasuk foreign invesment setelah dilakukan konversi dalam mata uang domestik. 7. Risiko Spesifik Risiko ini adalah risiko dari setiap sekuritas yang dimiliki. Disamping dipengaruhi pasar secara keseluruhan, setiap sekuritas mempunyai risiko sendiri-sendiri. Setiap sekuritas dapat menurun nilainya jika kinerja perusahaannya sedang tidak bagus, atau juga adanya kemungkinan mengalami default, tidak dapat membayar kewajibannya. 8. Resiko Wanprestasi39 Wanprestasi (default) dapat terjadi akibat adanya kondisi luar biasa (force majeur) yang menyebabkan kegagalan emiten dalam memenuhi kewajibannya.39

Anshori, Aspek, h. 59.

20

7. Perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia Perkembangan Reksadana Syariah menurut Bapepam-LK sebagai badan pengawas pasar modal dan lembaga keuangan di Indonesia pada Januari 2005 berada di level Rp. 108 triliun, namun sempat anjlok atas aksi pencairan besarbesaran pada periode Agustus sampai September 2005, yang menyebabkan turunnya NAB Reksadana dan dana kelolaan Reksadana Syariah hingga sebesar Rp. 51 triliun di akhir 2006. Pada tahun 2007 NAB Reksadana Syariah sebesar Rp. 2,20 triliun dan di tahun 2008 NAB Reksadana Syariah turun hingga 17,72% menjadi Rp. 1,81 triliun, akibat krisis keuangan global.40 Selama 2008, Bapepam-LK mencatat terdapat 37 Reksadana Syariah, yang berarti meningkat dibandingkan 2007 yang hanya sebanyak 26 Reksadana Syariah. Di tahun 2009, Bapepam-LK mencatat 11 Reksadana Syariah baru yang memperoleh pernyataan efektif dari Bapepam-LK, sehingga total Reksadana Syariah yang beredar mencapai 46 Reksadana Syariah, atau naik 24,3% dari tahun 2008.41 Dan sampai Maret 20011 telah terdapat 49 Reksadana Syariah, sebagaimana tabel berikut ini: REKSADANA SYARIAH Per 31 Maret 2011 No 1 2 3 4 5 Total Jenis Reksa Dana Syariah Campuran Indeks Pendapatan Tetap Saham Terproteksi Jumlah Reksa Dana Syariah 16 1 8 10 14 49 Total NAB (Rp) 1.038.609.040.974,35 196.062.927.643,43 456.454.867.276,42 1.754.328.421.327,46 1.747.009.315.965,39 5.192.464.573.187,05

Sumber: http://www.bapepam.go.id/

Kinerja Reksadana Syariah dari tahun ke tahun menurut Bapepam-LK menunjukkan pertumbuhan yang signifikan. Pertumbuhan jumlah Reksadana Syariah yang terjual sebesar 72,9% sejak 2005 hingga 2009 dan tumbuh 7,6% selama tahun 2009. Jumlah pemegang Reksadana Syariah juga meningkat 37%40 41

Hasbi, Kinerja Reksadana, h. 62. Ibid, h. 63.

21

sejak 2005 dan 3,3% selama 2009, yang lebih menggembirakan adalah NAB yang meningkat 51,9% selama 2009 dan 152,8% sejak 2005. Sepanjang 2009, NAB Reksadana Syariah tumbuh 161% menjadi Rp. 4,63 triliun dari tahun lalu Rp. 1,77 triliun. Porsi NAB Reksadana Syariah terhadap toral industri Reksadana tumbuh 4,09% dibanding sebelumnya 2,42%.42 8. Peluang dan Tantangan Reksadana Syariah di Indonesia Sebagaimana halnya lembaga-lembaga keuangan, Reksadana Syariah memiliki peluang untuk berkembang menjadi lebih besar sehingga menjadi pilihan bagi masyarakat untuk berinvestasi. Diantara peluang tersebut adalah: 1. Jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang cukup besar, bahkan terbesar di dunia yakni 88%. Jumlah penduduk Muslim ini merupakan asset yang besar bagi berkembangnya Reksadana yang berbasis syariah di tanah air pada masa-masa yang akan datang. 2. Perkembangan Reksadana Syariah yang menunjukkan trend positif, hal ini akan menambah kepercayaan para calon investor untuk bergabung dan menggunakan instrumen keuangan ini. Secara kualitas, ternyata kinerja Reksadana Syariah Indonesia juga melampaui Malaysia. Data Bloomberg yang diolah oleh KBC menunjukkan Reksadana Danareksa Syariah dan PNM Syariah masuk dalam 15 besar Reksadana Syariah dunia berdasarkan returnnya selama 3 tahun terakhir. Danareksa Syariah memberi return 10,9 persen dalam tahun 2005, sedangkan PNM Syariah memberi return 13,3 persen. Return dalam 3 tahun terakhir (per 3 Februari 2006) dari Danareksa Syariah mencapai 24,9 persen, dan PNM Syariah mencapai 17,4 persen. Begitu pula kinerja Reksadana Syariah yang portofolionya obligasi syariah, Reksadana Batasa Syariah menduduki peringkat pertama dan kedua dari 15 besar Reksadana Syariah dunia42

Ibid.

22

berdasarkan returnnya selama 1 tahun terakhir.43 Kinerja Reksadana Syariah dari tahun ke tahun menurut Bapepam-LK juga menunjukkan pertumbuhan yang signifikan sejak 2005 hingga 2009 dan tumbuh 7,6% selama tahun 2009. Jumlah pemegang Reksadana Syariah juga meningkat 37% sejak 2005 dan 3,3% selama 2009. Peningkatan NAB sebesar 51,9% pada tahun 2009 dan 152,8% sejak 2005. Sepanjang 2009, NAB Reksadana Syariah tumbuh 161%. Porsi NAB Reksadana Syariah terhadap toral industri Reksadana tumbuh 4,09% dibanding sebelumnya 2,42%.44 Angka-angka pertumbuhan tersebut merupakan gambaran betapa besarnya peluang Reksadana Syariah untuk berkompetisi dengan lembaga-lembaga Reksadana konvensional lainnya. 3. Perkembangan lembaga-lembaga keuangan berbasis syariah yang semakin baik dan booming serta dapat diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat termasuk lembaga Reksadana Syariah. 4. Perkembangan pasar modal syariah saat ini ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII), penawaran umum Obligasi Syariah dan juga Reksadana Syariah. Kinerja saham syariah yang terdaftar dalam JII mengalami perkembangan yang cukup mengembirakan. Dari sisi pertumbuhan produk pasar modal syariah, pada tahun 2005 tercatat sebanyak 3 (tiga) emiten yang mendapatkan pernyataan efektif dari Bapepam untuk menawarkan obligasi syariah ijarah dengan nilai emisi sebesar Rp. 585 miliar. Secara kumulatif sampai dengan tahun 2005 total emiten telah mendapat efektif dari Bapepam untuk dapat menerbitkan obligasi syariah mencapai 16 emiten (10% dari total Emiten) dengan total nilai emisi Rp. 2 triliun (2% dari total nilai emisi obligasi). Reksadana Syariah pada tahun 2005Aziz Budi Setiawan, Perbankan Syariah; Challenges dan Opportunity untuk Pengembangan di Indonesia, dalam Jurnal Kordinat, Edisi: vol. VIII, No. 1 April 2006. 44 Hasbi, Kinerja Reksadana, h. 62.43

23

tetap

mengalami

pertumbuhan yang

yaitu

dengan skema

diluncurkannya 6 Reksadana Syariah baru, termasuk 2 diantaranya Reksadana menggunakan proteksi. Hal ini berarti secara kumulatif hingga akhir tahun ini terdapat 16 Reksadana Syariah sampai pada akhir 2005. Saham-saham yang termasuk dalam Jakarta Islamic Index (JII) juga mencatat kinerja yang cukup menggembirakan. Indeks JII pada akhir tahun mencapai 200,93 (per 21 Des 2005) dengan kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp. 397,97 trliun (per 21 Des 2005). Perkembangan pasar modal syariah ini tentu membawa angin segar bagi berkembangnya Reksadana Syariah sebagai salah satu instrumennya.45 5. Lahirnya Reksadana Perbankan berbagai Syariah, pasal 6 Undang-undang seperti huruf UU m, dan Perturantentang dapat peraturan yang berdampak positif bagi perkembangan No.10/1998 bank syariah

menyediakan pembiayaan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kaitan dengan Reksadana, bank syariah dapat bertindak sebagai: (a) (b) (c) (d) (e) Investor/pembeli produk Reksadana. Penyertaan (sponsorship) bank pada perusahaan Reksadana. Bank kustodian. Manajer investasi dan Agen penjual. Selain memiliki peluang yang besar bagi berkembangnya Reksadana Syariah, lembaga keuangan ini juga menghadapi beberapa kaendala atau tantangan-tantangan, diantara tantangan tersebut adalah:45

Setiawan, Perbankan Syariah.

24

1. Tidak bisa dipungkiri bahwa Reksadana Syariah adalah lembaga keuangan yang hadir kurang lebih 8 tahun yang lalu. Usia yang muda ini tentu belum mampu untuk menyaingi keberadaan lembaga-lembaga Reksadana konvensional yang telah lebih dahulu lahir. 2. Masih lemahnya kesadaran menabung masyarakat, sehingga jaringan pemasaran Reksadana Syariah tidak begitu luas. Hal ini tidak lepas dari tingkat penghasilan sebagian besar penduduk Indonesia yang masih rendah. 3. Masih sedikitnya jumlah lembaga Reksadana Syariah di Indonesia, yakni baru mencapai sekitar 90 funds yang dikelola sekitar 70 fund managers. Jumlah yang sedikit ini tentu membuat akses terhadap masyarakat luas juga menjadi terhambat. 4. Reksadana Syariah di Indonesia dinilai oleh sebagian kalangan hanya sebagai kelatahan penggiat ekonomi syariah dalam mensyariahkan berbagai produk konvensional, dengan hanya bermodalkan modifikasi yang sangat minim. Penilaian ini membuat sebagaian masyarakat masih ragu untuk berinvestasi dalam lembaga keuangan ini dan menganggap bahwa Reksadana Syariah tidak terlepas dari praktek riba. Inilah yang menjadi penghalang utama bagi sebagian investor muslim -yang puluhan juta jumlahnya- untuk memarkir dananya dalam instrumen keuangan ini. Fakta ini menggambarkan bahwa Reksadana Syariah di Indonesia masih menghadapi tantangan yang berat dan menjadi pekerjaan rumah bagi seluruh pihak-pihak terkait (stockholders). F. KESIMPULAN Dari pemaparan diatas, maka penulis menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut: 1. Reksadana Syariah merupakan lembaga intermediasi yang membantu surplus unit melakukan penempatan dana untuk diinvestasikan yang pengelolaan dan kebijakan investasinya mengacu kepada syariah Islam.

25

Reksadana Syariah bertujuan untuk memenuhi kelompok investor yang ingin memperoleh pendapatan investasi dari sumber dan cara yang bersih dan dapat dipertanggungjawabkan secara agama serta sejalan dengan prinsip-prinsip syariah. 2. Secara umum, Reksadana konvensional dan Reksadana Syariah memiliki kesamaan dalam banyak sisi, baik legalitas hukum maupun sisi operasional. Namun terdapat perbedaan yang prinsip dasar diantara keduanya, karena Reksadana Syariah selain diatur oleh Undang-undang hukum positif juga diatur oleh aturan-aturan syariah Islam melalui fatwa DSN MUI. 3. Dasar hukum Reksadana syariah adalah ketentuan dalam UndangUndang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan teknis berupa peraturan pemerintah dan keputusan menteri keuangan, serta Fatwa DSN MUI No. 20/DSN-MUI/IX/2000 tentang Pedoman Pelaksanaan Investasi untuk Reksadana Syariah. 4. Ada empat jenis Reksadana Syariah, yaitu: Reksadana Syariah saham, Reksadana Syariah campuran, Reksadana Syariah pendapatan tetap, Reksadana Syariah indeks, dan Reksadana Syariah terproteksi. 5. Beberapa peluang bagi berkembangnya Reksadana Syariah di Indonesia adalah: (1) Jumlah penduduk Muslim di Indonesia yang cukup besar di dunia yakni 88%. (2) Perkembangan Reksadana Syariah yang menunjukkan trend positif dari tahun ke tahun. (3) Perkembangan lembaga-lembaga keuangan berbasis syariah yang semakin baik dan booming serta dapat diterima dengan baik oleh seluruh lapisan masyarakat. (4) Perkembangan pasar modal syariah yang cukup baik yang ditandai dengan maraknya perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index (JII). (5) Lahirnya berbagai Undang-undang dan Perturan-peraturan yang berdampak Syariah. positif bagi perkembangan Reksadana

26

6. Selain

peluang,

Reksadana

Syariah

juga

memiliki

beberapa tantangan untuk berkembang di Indonesia pada saat ini, diantaranya adalah: (1) Kehadirannya yang masih sangat baru sehingga belum mampu untuk menyaingi keberadaan lembaga-lembaga Reksadana konvensional yang telah lebih dahulu ada. (2) Lemahnya kesadaran masyarakat untuk menabung sehingga jaringan pemasaran Reksadana Syariah tidak begitu luas. (3) Jumlah lembaga Reksadana Syariah di Indonesia yang masih minim. (4) Reksadana Syariah dinilai oleh sebagian kalangan hanya sebagai kelatahan penggiat ekonomi syariah dalam mensyariahkan berbagai produk konvensional dengan modal modifikasi yang sangat minim. G. IMPLIKASI BAHASAN Pembahasan topik ini memiliki implikasi baik bagi penulis, masyarakat umum maupun bagi lembaga Reksadana Syariah. Bagi penulis dan masyarakat umum, pembahasan ini akan memperluas wawasan dan khazanah keilmuan terutama seputar Reksadana Syariah. Pengetahuan ini akan menjadi titik awal bagi masyarakat untuk menjadi bagian dari investor Reksadana Syariah. Adapun bagi lembaga Reksadana Syariah, pembahasan ini membantu lembaga tersebut untuk mengidentifikasi beberapa peluang dan tantangan bagi perkembangan Reksadana Syariah di Indonesia. Dengan demikian lembaga Reksadana Syariah melalui pembahasan ini dapat mengambil kebijakan-kebijakan bagi perkembangannya dan mengantisipasi tantangan-tantangan yang telah penulis paparkan dalam tulisan ini. H. SARAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan pemaparan diatas, maka penulis memberikan saran dan rekomendasi sebagai berikut: 1. Kepada umat Islam di Indonesia untuk lebih selektif dalam memilih lembaga keuangan agar terhindar dari keraguan akan kehalalan dalam

27

bertransaksi dalam bidang ekonomi. Kehadiran Reksadana Syariah merupakan salah satu jalan keluar bagi umat Islam yang ingin berinvestasi. 2. Reksadana Syariah harus mampu membuktikan bahwa lembaga ini bukan hanya sebagai kelatahan penggiat ekonomi syariah dalam mensyariahkan berbagai produk konvensional dengan modal modifikasi yang sangat minim, namun merupakan salah satu produk orisinil dari sistem ekonomi Islam. Dengan demikian keraguan terhadap lembaga ini akan hilang dengan sendirinya bagi umat Islam. 3. Pemerintah melalui lembaga terkait dan MUI harus bersinergi untuk menguatkan kehadiran Reksadana Syariah melalui kewenangan masing-masing lembaga tersebut. 4. Sumber Daya Manusia (SDM) lembaga Reksadana Syariah harus ditingkatkan agar dalam praktek operasionalnya terhindar dari penyimpangan-penyimpangan dari aturan-aturan syariah Islam. DAFTAR PUSTAKA A. BUKU: Alquran dan Terjemahannya. Anshori, Abdul Ghofur. Aspek Hukum Reksa Dana Syariah di Indonesia. Bandung: PT. Refika Aditama, 2008. Cahyono, Jaka E. Cara Jitu Memilih Untung dari Reksa Dana. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2000. Djazuli, A dan Yadi Janwari. Lembaga-Lembaga Perekonomian Umat: Sebuah Pengenalan. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2002. Fakhruddin, Hendy M. Istilah Pasar Modal A-Z. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2008. Himpunan Fatwa Dewan Syariah Nasional. Jakarta: PT. Intermasa, 2003.

28

Himpunan Undang-Undang & Peraturan Pemerintah tentang Ekonomi Syariah dilengkapi 44 Fatwa Dewan Syariah Nasional MUI tentang Produk Perbankan Syariah. Yogyakarta: Pustaka Zeedny, 2009. Hosen, Muhammad Nadratuzzaman, et.al. Lembaga Bisnis Syariah. Jakarta: pkes Publishing, Versi e-book, 2008. Rivai, Viethzal et.al. Bank and Financial Institution Management: Conventional & Sharia System. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2007. _______________. Islamic Financial Management. Bogor: Ghalia Indonesia, 2010. Salim Felia, Reksa Dana Perluas Basis Bermodal Lokal, dalam Tim Uang dan Efek, (ed.). Mengapa Harus Reksa Dana. Jakarta: Glory Offset Press, 1997. Soemitra, Andri. Bank dan Lembaga Keuangan Syariah. Jakarta: Kencana, 2009. Subagyo, Ahmad. Kamus Istilah Ekonomi Islam. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2009. Tim Penulis. Kamus Populer Keuangan dan Ekonomi Syariah. Jakarta: pkes Publishing, Versi e-book, 2007. B. JURNAL: La-Raiba: Jurnal Ekonomi Islam, Vol. I, No. 1, Juli 2007. Prospektus Pembaharuan Reksadana DANAREKSA SYARIAH BERIMBANG tahun 2010. Jurnal Keuangan dan Perbankan, vol. 14, No. 1, Januari 2010. Jurnal Kordinat, vol. VIII, No. 1, April 2006. C. WEBSITE http://www.reksadanasyariah.net/ http://ekisopini.blogspot.com/ http://www.kaskus.us/ http://www.bapepam.go.id/ http://www.keluargaplus.com/

29