rencana pembangunan perkebunan dan pabri mini kelapa sawit sebagai unit usaha teaching factory di...

8
Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 1 RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU Yusnedi 2 , Agatha Ayiek Sih Sayeti 1 , Harsawardana 1 1 Dosen Institut Pertanian Stiper Yogyakarta 2 Alumni Institut Pertanian Stiper Yogyakarta ABSTRACT The objectives of this reseach are to calculate the financial feasibility of the construction of palm oil plantation area of 50 acre and mini palm oil factory capacity 50 tons per day as busines unit in SMK Negeri I Pasir Penyu supportership Plantation (KKKS). The reseach was cinducted in SMK Negeri I Pasir Penyu, form march until june 2010. This study was conducted with library research method to find secondary data and unstructured interviews and taking picture for primary data. While the analysis of the data used are analysis discriptive qualitative to describe the condition of SMK Negeri I Pasis Penyu, development plan of teaching factory, construction site, and quantitative analysis to inventory projection TBS, financial feasibilyty analysis (IRR, NPV, PBP, Uji Sensitifity). The result consist of: (1) General description of SMK Negeri I Pasir Penyu, (2) General description of construction plan of the main plantation in SMK Negeri I Pasir Penyu, (3) Description Plan Of School Committee Partnership Plantation, (5) Management of Teaching Factory, (6) The location of plantation and mini palm oil factory, (7) Financial feasibility analysis. Financial feasibility analysis using the assumptions set shown the development of palm oil plantation area of 50 acre and mini palm oil factory capacity 50 tons per day as business unit in SMK Negeri I Pasir Penyu are feasible to doing (the benefit of project greater than cost project). This is indicated by the value of 18% IRR, and positive NPV value reachhed RP.2.019.482.782,29,- and the Pay Back period (PBP) of 6.80. PBP Value means the capital investment of Rp.8.135.694.150,- can pay back between 6 up to 7 years. Test sensitivity know the decrease of income (10% and 20%) influenced to feasibilyty of project (IRR smaller than 15% and NPV are negative). Mean while if we see from the increase cost of process are not influence to feasibility of project (IRR > 15% NPV is positive, and project are feasible to doing). Key word: Financial feasibility, Analysis, Mini palm oil factory, KKKS ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kelayakan finansial terhadap terhadap Pembangunan 50 ha kebun kelapa sawit dan pabrik mini pengolahan kelapa sawit kapasitas 15 ton perhari sebagai unit usaha teaching factory di SMK Negeri I Pasir Penyu, yang didukung oleh pengembangan pola “Kebun Kemitraan Komite Sekolah (KKKS). Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri I Pasir Penyu, dimulai Maret 2010 sampai Juni 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kepustakaan untuk mencari data sekunder dan wawancara tidak terstruktur serta pengambilan gambar untuk data primer. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menggambarkan kondisi SMK Negeri I Pasir Penyu, rencana kebun 50 ha SMK Negeri I Pasir Penyu, rancangan pola kemitraan, manajemen teaching factory, lokasi pembangunan, dan Analisis kuantitatif digunakan untuk

Upload: pihak-ketiga-blogger

Post on 19-Jul-2015

698 views

Category:

Data & Analytics


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 1

RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT

SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY

DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Yusnedi2, Agatha Ayiek Sih Sayeti

1, Harsawardana

1

1Dosen Institut Pertanian Stiper Yogyakarta

2Alumni Institut Pertanian Stiper Yogyakarta

ABSTRACT

The objectives of this reseach are to calculate the financial feasibility of the construction of

palm oil plantation area of 50 acre and mini palm oil factory capacity 50 tons per day as busines unit in

SMK Negeri I Pasir Penyu supportership Plantation (KKKS). The reseach was cinducted in SMK

Negeri I Pasir Penyu, form march until june 2010. This study was conducted with library research

method to find secondary data and unstructured interviews and taking picture for primary data. While

the analysis of the data used are analysis discriptive qualitative to describe the condition of SMK

Negeri I Pasis Penyu, development plan of teaching factory, construction site, and quantitative analysis

to inventory projection TBS, financial feasibilyty analysis (IRR, NPV, PBP, Uji Sensitifity). The result

consist of: (1) General description of SMK Negeri I Pasir Penyu, (2) General description of

construction plan of the main plantation in SMK Negeri I Pasir Penyu, (3) Description Plan Of School

Committee Partnership Plantation, (5) Management of Teaching Factory, (6) The location of plantation

and mini palm oil factory, (7) Financial feasibility analysis. Financial feasibility analysis using the

assumptions set shown the development of palm oil plantation area of 50 acre and mini palm oil factory

capacity 50 tons per day as business unit in SMK Negeri I Pasir Penyu are feasible to doing (the benefit

of project greater than cost project). This is indicated by the value of 18% IRR, and positive NPV value

reachhed RP.2.019.482.782,29,- and the Pay Back period (PBP) of 6.80. PBP Value means the capital

investment of Rp.8.135.694.150,- can pay back between 6 up to 7 years. Test sensitivity know the

decrease of income (10% and 20%) influenced to feasibilyty of project (IRR smaller than 15% and

NPV are negative). Mean while if we see from the increase cost of process are not influence to

feasibility of project (IRR > 15% NPV is positive, and project are feasible to doing).

Key word: Financial feasibility, Analysis, Mini palm oil factory, KKKS

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menghitung kelayakan finansial terhadap terhadap Pembangunan

50 ha kebun kelapa sawit dan pabrik mini pengolahan kelapa sawit kapasitas 15 ton perhari sebagai

unit usaha teaching factory di SMK Negeri I Pasir Penyu, yang didukung oleh pengembangan pola

“Kebun Kemitraan Komite Sekolah (KKKS). Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri I Pasir Penyu,

dimulai Maret 2010 sampai Juni 2010. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kepustakaan untuk

mencari data sekunder dan wawancara tidak terstruktur serta pengambilan gambar untuk data primer.

Sedangkan analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif untuk menggambarkan

kondisi SMK Negeri I Pasir Penyu, rencana kebun 50 ha SMK Negeri I Pasir Penyu, rancangan pola

kemitraan, manajemen teaching factory, lokasi pembangunan, dan Analisis kuantitatif digunakan untuk

Page 2: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 2

proyeksi persediaan bahan baku TBS, Analisis kelayakan finansial (IRR,NPV,Uji Sensitifitas). Hasil

penelitian terdiri atas : (1) Deskripsi gambaran umum SMK Negeri I Pasir Penyu, (2) Deskripsi

gambaran umum rencana kebun inti 50 ha SMK Negeri I Pasir Penyu, (3) Deskripsi rancangan pola

Kebun Kemitraan Komite Sekolah (KKKS), (4) Proyeksi persediaan TBS Kebun Kemitraan Komite

Sekolah, (5) Manajemen Teaching Factory SMK Negeri I Pasir Penyu, (6) Rencana lokasi dan pabrik

mini pengolahan kelapa sawit. (7) Analisis kelayakan finansial. Analisis kelayakan finansial

menggunakan asumsi ditetapkan menunjukkan Pembangunan kebun kelapa sawit seluas 50ha dan

pabrik mini kelapa sawit kapasitas 15 ton per hari sebagai unit usaha teaching factory di SMK Negeri I

Pasir Penyu yang didukung pola Kebun Kemitraan Sekolah (KKKS) layak di laksanakan (manfaat

proyek lebih besar dari korbanan proyek), hal ini ditunjukkan oleh nilai IRR 18%. Dan nilai NPV yang

positif mencapai Rp.2.019.482.782,29.- serta Pay Back Periode (PBP) sebesar 6.80. Nilai PBP artinya

modal investasi sebesar Rp.8.135.694.150.- dapat kembali antara tahun ke 6 sampai dengan tahun ke 7.

Uji sensitivitas diketahui bahwa penurunan pendapatan (10% dan 20%) sensitive (berpengaruh)

terhadap kelayakan proyek (IRR < tingkat suku bunga 15% dan NPV menunjukkan nilai negative).

Sedangkan bila ditinjau dari kenaikan biaya pengolahan tidak sensitive terhadap kelayakan proyek

(IRR> tingkat suku bunga 15% Nilai NPV menunjukkan nilai positif yang berarti layak proyek

dilaksanakan).

Kata Kunci: Kebun Kelapa Sawit dan Pabrik mini, Analisa kelayakan, Pola KKKS

PENDAHULUAN

Sektor pertanian terutama sektor

perkebunan kelapa sawit di Propinsi Riau sejak

tahun 1990-an terus meningkat. Luas kebun

kelapa sawit di Riau saat ini telah mencapai

1.741.727,28 hektar. Kedepan akan diproyeksikan

mencapai 2 juta hektar. Sebab potensi lahan masih

tersedia luas diberbagai daerah di Riau (Tribun

Pekan Baru, 13 Januari 2010).

Besarnya Potensi sumber daya yang ada

merupakan tantangan pembangunan tersendiri

dalam penanganan sumberdaya tersebut. Masalah

yang timbul saat tanaman kelapa sawit kebun

rakyat mulai memasuki usia produktif adalah

terjadinya kondisi full capasity. Sehingga TBS

kebun rakyat tidak tertampung oleh PKS yang

ada, sehingga petani merugi.

Atas dasar terciptanya sumberdaya

pertanian dan sumberdaya manusia SMK Negeri I

Pasir Penyu berniat mempunyai kebun yang

cukup memadai sebagai kebun inti dan pabrik

mini pengolahan kelapa sawit sendiri. Keinginan

ini akan berada dalam wadah unit usaha dalam

teaching factory. Disamping itu adanya sekolah,

tenaga kependidikan, wali murid serta masyarakat

peduli SMK yang mempunyai kebun kelapa sawit,

dapat berperan sebagai “ Kebun kemitraan komite

sekolah (KKKS)”. KKKS berfungsi sebagai

pemenuhan kekurangan posokan bahan dalam

pabrik mini yang akan di bangun.

Pembangunan kebun dan pabrik mini

pengolahan kelapa sawit dengan pola KKKS

memerlukan berbagai sumber daya dan dana yang

besar, oleh karena itu perlu penelitian yang

sistematis terutama dari segi kelayakan finansial

sebelum terlanjur menanam modal untuk

implementasi. Penelitian ini mencakup

identifikasi manfaat dalam bentuk penerimaan

dari hasil kegiatan produksi minyak kelapa sawit

(MKS dan IKS) dan identifikasi korbanan yang

dianggap sebagai biaya (Biaya investasi, biaya

operasi dan biaya lain), serta menilai

kelayakannya berdasarkan kriteria investasi yang

umum digunakan.

Rumusan masalah penelitian ini yaitu

apakah pembangunan kebun kelapa sawit 50 ha

dan pabrik mini kapasitas 15 ton perhari lebih

besar manfaatnya atau layak secara finansial jika

kondisi struktur modal sebagian dibiayai dari

pinjaman.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kelayakan finansial terhadap

rencana pembangunan kebun kelapa sawit 50 ha

Page 3: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 3

dan pabrik mini kapasitas 15 ton perhari yang

akan dibangun sebagai unit usaha teaching factory

di SMK Negeri I Pasir Penyu dengan struktur

modal jika pembangunan sebagian dibiayai dari

pinjaman. Selanjutnya adalah mengetahui

informasi mengenai berbagai biaya dalam

membangun kebun kelapa sawit dan pabrik mini

kelapa sawit, pola “Kebun Kemitraan Komite

Sekolah (KKKS) dan sistem pengelolaan unit

usaha dalam manajemen teaching factory.

Dengan penelitian ini akan dapat

memberikan manfaat bagi petani. Sekolah SMK

Negeri I Pasir Penyu, dan pemerintah Kabupaten

Indragiri Hulu dalam merencanakan

pembangunan kebun dan pabrik mini kelapa

sawit.

METODE PENELITIAN

Tempat dan Waktu

Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri I

Pasir Penyu Kabupaten Indragiri Hulu. Sedangkan

waktu Pelaksanaan dari Maret 2010 hingga Juni

2010 (Selama 4 bulan).

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian

ini adalah; Buku Indragiri Hulu dalam Angka,

Profil SMK Negeri I Pasir Penyu, Panduan

pengelolaan Kelapa Sawit, Teori Analisa

Kelayakan Finansial. Dengan alat yang

dibutuhkan seperangkat komputer sofware analisa

kelayakan finansial dan Corel draw, Alat tulis,

kamera.

Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan

metode studi pustaka dan wawancara. Oleh karena

data yang diperlukan lebih banyak menggunakan

data sekunder maka metode ini lebih dikatakan

sebagai metode penelitian keputusan. Data

sekunder yang banyak digunakan adalah data

kelayakan kelapa sawit (Pahan, I, 2008), yang

dijadikan dasar perhitungan untik membuat

kelayakan finansial pembangunan kebun 50 ha

dan pabrik mini kelapa sawit di SMK Negeri I

Pasir Penyu.

Prosedur Pengumpulan Data

Jenis data yang dibutuhkan adalah data

sekunder yang mencakup data kuantitatif dan

kualitatif. Untuk memperoleh data dan informasi

yang berkaitan dengan kelayakan finansial,

digunakan: Metode studi keputusan untuk mencari

data sekunder. Data ini diperoleh dengan mencari

referensi dan literatur untuk memperoleh data

mengenai pembangunan kebun dan pengolahan

kelapa sawit dan harga sarana pertanian serta

harga barang investasi. Studi kasus pustaka dapat

berasal dari berbagai sumber seperti buku, jurnal,

laopran Dinas/Instansi terkait dan internet.

Metode wawancara langsung tidak

terstruktur, pengambilan gambar untuk

memperoleh data primer. Wawancara dilakukan

dengan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan

SMK Negeri I Pasir Penyu, karyawan PT.

Tunggal Perkasa Plantation, serta pemilik kebun

di seitar wilayah kecamatan pasir penyu untuk

memperoleh data primer.

Rancangan Analisis Data

Membedakan data menjadi dua variable

yaitu variabel teknis terdiri dari luas lahan kebun

sawit, produktivitas lahan, input usaha kebun,

kwalitas TBS, kwalitas CPO, input output pabrik

mini kelapa sawit dan peralatan barang investasi.

Variabel ekonomi yang penting dan dilibatkan

dalam penelitian ini yaitu harga kelapa sawit,

harga minyak kelapa sawit (MKS dan IKS) dunia

dan domestik, harga barang investasi, hara input

usaha tani, harga input pabrik kelapa sawit, nilai

tukar (exchange rate) (Desai, 1997).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum SMKN 1 Pasir Penyu

SMK Negeri I Pasir Penyu dalam tatanan

pemerintah terletak di kelurahan Tanah Merah,

Kecamatan Pasir Penyu, Kabupaten Indragiri

Hulu. Termasuk SMK kategori teknis, yang

mempunyai SK pendirian tertanggal 14 maret

1989. Dan saat ini terakreditasi A, dimana sedang

dalam tahap rintisan bertaraf Internasional.

Jumlah siswa Th 2009/2010 berjumlah 1269

tersebar dalam 7 program keahlian yaitu

Agribisnis Tanaman Perkebunan, Agribisnis

Page 4: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 4

Tanaman Pangan, Hortikultura, Agribisnis

Ternak Unggas, Mekanisasi Pertanian, Agribisnis

Produksi Sumber daya Perairan, Agribisnis Hasil

Pertanian, dan Teknik Komputer dan jaringan.

Dalam rangka kerjasama, SMK telah

menjalin kerjasama dengan 25 perusahaan dalam

pengembangan siswa untuk praktek kerja industri

lapangan . dalam rangka menjalankan prinsip

berusaha sambil belajar, SMK membuat unit

usaha sesuai minat yang dikelola dibawah

manajemen yang di sebut dengan teaching

factory.

Gambaran Umum Rencana Kebun Kelapa

Sawit (50 Ha) SMKN I Pasir Penyu

Kebun inti adalah kebun kelapa sawit yang

ingin dibangun oleh unit usaha teaching factory

SMK Negeri I Pasir Penyu dengan luas lahan 50

ha. Lahan disediakan oleh pemerintah Kabupaten

Indragiri Hulu dengan status Hak Guna Usaha

(HGU). Lahan kebun ini terletak dekat dengan

SMK Negeri I Pasir Penyu dan mempunya

kondisi tanah mineral podzolik merah kuning,

serta termasuk kelas lahan S3 (Kesesuaian

terbatas). Lahan ini direncanakan dibangun kebun

kelapa sawit dengan bibit Legitim. Tahun ke 1

proyek dan diproyeksikan panen tahun ke 3. Biaya

pembangunan kebun diperoleh dari pinjaman

Bank dan dana sendiri (dana pemerintah).

Pelaksanaan pembangunan pembangunan kebun

dilakukan oleh tega teaching factory/sekolah yang

disupervisi oleh guru yang dibantu oleh

manajemen PT.Tunggal Perkasa Plantation.

Seluruh produksi TBS kebun inti di

tampung oleh unit pengolahan TBS teaching

factory berupa pabrik mini. Siklus pembangunan

kebun ini diproyeksikan selama 25 tahun.

Manajemen pengelolaan kebun dilakukan unit

usaha dalam manajemen teaching factory. Jumlah

hasil TBS dari kebun inti ini diprediksikan sebesar

25,025 ton/ siklus proyek. Disamping

mengharapkan TBS, kebun ini juga merupakan

sarana belajar bagi siswa SMK Negeri I Pasir

Penyu, sekaligus sebagai tempat praktek dan

magang. Sistem inilah diharapkan sebagai pola

pendidikan sistem ganda. Adanya pembangunan

kebun kelapa sawit ini merupakan sarat mutlak

untuk pengembangan pola kebun kemitraan

komite sekolah (KKKS). Jika kebun inti ini

berhasil maka dapat dijadikan percontohan bagi

sekolah-sekolah lain di Indonesia dalam

mengelola kebun kelapa sawit. Disamping itu juga

menjadi suatu kebanggaan kebupaten Indragiri

Hulu dimasa mendatang.

Rancangan Pola Kebun Kemitraan Komite

Sekolah (KKKS)

Kebun kemitraan Komite Sekolah (KKKS)

merupakan kebun kelapa sawit kemitraan yang

dimitrakan dalam rangka sebagai pemasok TBS

kepada unit usaha teaching factory SMKN I Pasir

Penyu. KKKS ini terdiri dari kebun sekolah,

kebun tenaga pendidik (guru) dan tenaga

kependidikan (Staf dan TU), kebun wali murid

dan kebun masyarakat yang memiliki kebun

swadaya murni di kecamatan Pasir Penyu,

Kecamatan Lirik dan Kecamatan Sei Lala yang

secara geografis dan historis layak dan mau

bekerja sama menjadi mitra pemasok tandan buah

segar.

Rancangan pengembangan Pola KKKS

dilakukan melalui internal dan eksternal sekolah.

Yang termasuk pengembangan internal sekolah

untuk KKKS adalah anggota tenaga pendidik dan

kependidikan serta wali murid. Untuk mengikat

pola KKKS pada wali murid dilakukan surat

pernyataan pada saat penerimaan siswa baru.

Dalam perjalanan kerjasama diadakan evaluasi

saat pengambilan rapor siswa oleh wali murid.

Hal ini harus dilakukan terus menerus selama

siklus proyek. Pengembangan pola KKKS

terhadap eksternal sekolah yaitu melalui Camat,

Kepala desa, Pemuka masyarakat, para mantan

wali murid, kerabat, guru, kepala desa dengan

himbauan, promosi dan surat resmi. Penetapan

harga TBS oleh teaching factory untuk suatu

perjanjian sesuai dengan harga TBS pasar

(bersaing). Pengembangan eksternal ini dapat

berjalan apabila masyarakat merasa

terpanggil/sadar serta ingin memajukan sekolah

untuk anak-anak bangsa dimasa depan. Pola

KKKS dirancang tetap mengacu pada prinsip-

prinsip bisnis dan saling menguntungkan, baik

oleh sekolah maupun anggota KKKS.

Pola KKKS merupakan rancangan pola

baru kemitraan dalam kebun kelapa sawit yang

pernah ada di Indonesia. Pola ini diharapkan dapat

Page 5: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 5

mempererat hubungan antara guru, sekolah,

masyarakat dan wali murid.

Proyeksi Persediaan TBS Kebun Kemitraan

Komite Sekolah

Untuk memenuhi kapasitas pabrik mini

diperlukan pasokan tandan buah segar dari kebun

kemitraan komite sekolah yang diproyeksikan

pada tebel 1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa

pabrik mini tetap terjamin pasokan bahan baku,

sebab kapasitas mesin hanya 4500 ton TBS/tahun

sedangkan proyeksi persediaan 43.007,8 Ton

TBS/tahun. Jumlah pemasok terbesar

direncanakan berasal dari masyarakat peduli

SMKN I Pasir Penyu, kemudian diikuti oleh wali

murid, tenaga pendidik dan kependidikan dan

sekolah. Direncanakan persediaan bahan baku

TBS dapat terpenuhi sesuai kapasitas mesin yang

dibangun yaitu 15 ton TBS per hari. Jika tidak

tepenuhi unit usaha dapat mencari TBS ke luar

KKKS.

Tabel 1. Proyeksi Tandan Buah Segar KKS

No Ket Jml

Anggota

Proyeksi

lahan

(ha)

Proyeksi

TBS

(Ton/th) 1 Sekolah 1 3 67,8

2

Pendidik +

Tenaga

Kependidikan

106 60 1.084,8

3 Wali Murid 1.289

siswa 650 7345

4 Masyarakat *

Peduli SMK 1212 5.090 34.510,2

5 Jumlah 93.605 43.007,8

*Swadaya murni di kec Pasir Penyu, Lirik, Sei lala

Manajemen Teaching Factory SMKN I Pasir

Penyu

Dari hasil studi diperoleh bahwa teaching

factory adalah suatu bagian organisasi di

lingkungan SMKN I Pasir Penyu yang

mempunyai beberapa kegiatan unit usaha

tergantung pada keinginan jurusan/guru yang

yang ada dilingkungan sekolah dan pasar yang

ada. Setiap unit usaha yang dirancang di buat

berdasarkan kriteria kelayakan usaha. Teaching

factory dipimpin oleh ketua teaching factory, yang

berwenang mengorganisasikan teaching factory.

Dalam mengelola teaching factory, ketua

bertanggung jawab terhadap pengelolaan teaching

factory yang dilaporkan kepada kepala sekolah.

Jika ketua teaching factory berhalangan/ absen

maka digantikan oleh staf yang ditunjuk.

Teaching factory sangat berhubungan terhadap

seluruh unit kerja di SMKN I Pasir Penyu. Agar

manajemen teaching factory berjalan dengan baik,

maka setiap unit usaha harus melaksanakan

petunjuk dan standar kerja. Standar kerja unit

usaha ini harus dilaksanakan oleh pelaksana unit

usaha.

Rencana Lokasi Kebun dan Pabrik Mini

Pengolahan Kelapa Sawit

Lokasi kebun kelapa sawit 50 ha sebagai

kebun inti direncanakan berlokasi dikabupaten

Indragiri Hulu., Kecamatan Pasir Penyu,

Kelurahan Tanah Merah atau Kelurahan Kembang

Harum, Desa Batu Gajah. Diharapkan lokasi ini

dekat dengan sekolah SMKN I Pasir penyu.

Sedangkan lokasi tanah untuk membangun pabrik

pengolahan kelapa sawit mini memerlukan lahan

minimal 300 m2 (Anonim, 2010). Walaupun

demikian lahan tersedia sekitar 700 m2. Posisi

lokasi pabrik berada didalam lahan sekolah

SMKN I Pasir Penyu.

Analisis Kelayakan Finansial

Asumsi yang digunakan merupakan unsur

penting dalam metodologi ekonomi, termasuk

dalam metode analisis kelayakan suatu proyek

bisnis. Rencana pembangunan kebun 50ha sebagai

kebun inti dan pabrik mini pengolahan kelapa

sawit kapasitas 15 ton per hari sebagai unit

teaching factory, dalam menganalisis kelayakan

finansialnya didasarkan pada asumsi pokok

seperti; nilai kurs rupiah terhadap dolar Amerika

Rp.9116 = 1$US, nilai tukar dianggap konstan

sepanjang proyek (25 Tahun). Harga MKS

dianggap tetap, yaitu USD 800/ton sepanjang

proyek, dan harga IKS dianggap tetap, yatu 55%

dari harga MKS. Harga TBS dari KKKS 1000/ Kg

dan harga input lain dianggap tetap. Jenis tanah

kebun adalah tanah mineral pedzolik merah

kuning di kecamatan Pasir Penyu dengan tingkat

produksi maksimum 28 ton TBS/ha/th persiklus.

Jadwal penanaman 50 ha diselesaikan dalam 1

tahun, yaitu n+1= 50ha. Lahan kebun 50 ha

Page 6: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 6

dengan status hak guna usaha dengan nilai

Rp.1000.000/ha persiklus. Ekstraksi minyak sawit

(OER) 20,00 – 23,75 % (rata-rata 23,45%).

Ekstraksi inti sawit (KER) 4,50 – 5,50% (rata-rata

5,42%). Waktu produksi 1bulan (25 hari kerja),

1tahun = 12bulan. Periode proyek 25 tahun.

Tingkat teknologi yang direfleksikan oleh rasio

input/output.Oportunity Cost Modal. Dalam

analisis kelayakan, direfleksikan oleh tingkat

discount factor (DF) sebesar 15%. Umur teknis,

penyusutan/ amortisasi dan nilai sisa barang

modal. Untuk investasi diluar tanaman umur

teknisnya 10 tahun sedangkan investasi tanaman

umurnya 25 tahun besarnya penyusutan barang

modal ditetapkan dengan mengikuti metode

penyusutan linier dengan nilai sisa 0.

Perencanaan Biaya Investasi

Setelah melakukan identifikasi proyeksi

korbanan proyek, maka dilakukan perencanaan

biaya investasi. Perencanaan biaya investasi

ditentkan oleh jadwal penanaman kelapa sawit

dilapangan serta periode pembelian dan/atau

pembuatan alat/mesin/ bangunan untuk digunakan

dilapangan. Secara garis besar perencanaan

investasi untuk kebun seluas 50 ha dan pabrik

mini pengolahan kelapa sawit kapasitas 15 ton per

hari tahun awal (RP.706.102.200), tahun ke-1

(Rp.151.308.550-), tahun ke-2(Rp.1.192.349.700)

tahun ke-3(Rp.163.379.200,-).

Kebutuhan dan Sumber Dana Investasi

Setelah menghitung perencanaan

kebutuhan investasi, maka diteruskan melakukan

kegiatan mencari sumber dana investasi. Besarnya

kebutuhan dana dalam pembangunan kebun dan

pabrik mini kelapa sawit sebesar

Rp.8.135.694.150,-. Dana ini terdiri atas

kebutuhan dana investasi dan dana operasional.

Dana investasi dibutuhkan sebesar

Rp.2.213.139.650.- dan dana operasional

Rp.5.922.554.500,-. Sumber dana untuk

pembangunan ini berasal dari modal pinjaman

sebesar 60% (Rp.4.881.416.490.-) dan modal

sendiri (Pemerintah dan SMKN I Pasir Penyu)

sebesar 40% (Rp.3.254.277.660).

Proyeksi Rugi Laba dan Cash Flow

Berdasarkan hasil identifikasi manfaat dan

korbanan proyek diatas dan disertai dengan

implementasi asumsi pada angka analisis, maka

dibuat proyeksi laba rugi dan cash flow. Laporan

laba rugi dari hasil proyek dapat menggambarkan

besarnya aba bersih dari unit usaha teaching

factory. Dari hasil studi diketahui bahwa pada

tahun 1 dan 2 masih belum menghasilkan laba

kerena belum melakukan pengolahan (pabrik mini

belum beroprasi), namun pada tahun ke-3 baru

menghasilkan laba sebesar Rp.919.886.928,- atau

dengan persentase laba bersih terhadap revenu

sebesar 12%. Persentase laba bersih tertinggi

terjadi pada tahun ke-13 yaitu 33.43%. hal ini

terjadi karena rendemen ekstraksi TBS pada tahun

tersebut paling tinggi. Cash flow yang dibuat

terdiri dari cash inflow , cash outflow dan net cash

flow sepanjang umur proyek kebun dan pabrik

mini. Hasil studi cash flow yang terjadi

menunjukan net Cash Flow proyek ini mengalami

defisit selama dua tahun pertama (tahun ke-0

sampai tahun ke-1). Namun peningkatan

akumulasi Cash setiap akhir tahun mulai terjadi

dari tahun ke-3 sampai akhir proyek, yang

menunjukan nilai positif akumulasi cash pada

akhir proyek, yang menunjukkan nilai positif.

Akumulasi cash pada akhir proyek mencapai

Rp.58.831.650.779,-.

Ukuran Kelayakan

Berdasarkan Net Cash Flow yang telah di

buat, dengan base analisis discount factor 15%,

menggunakan program excel diperoleh nilai IRR

18% dan nilai NPV yang positif mencapai

Rp.2.019.482.782,29,-. Dari hasil ini berarti

bahwa menurut Gray,C.,et al (1997) proyek layak

dilaksanakan atau masih menguntungkan.

Pay Back Periode menunjukan waktu yang

diperlukan proyek untuk mengembalikan

pengeluaran investasi dari pendapatan netto

proyek. Dengan menggunakan program excel

diperoleh PBD sebesar 6.80. yang artinya modal

investasi sebesar Rp.8.135.694.150,-. Dapat

kembali antara tahun ke 6 sampai tahun ke 7. Data

ini berarti proyek masih layak dilaksanakan

karena lebih kecil dari waktu pengembalian (25

tahun)

Page 7: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 7

Untuk menilai kemantapan studi

kelayakan proyek dilakukan uji sensitivitas

kelayakan proyek terhadap perubahan faktor

penentu utamanya, yaitu penurunan pendapatan

(revenue) sebesar 10% dan 20%, dan kenaikan

biaya pengolahan pabrik mini sebesar 10% dan

20%. Dari hasil perhitungan diperoleh

sebagaimana di sajikan pada tabel 2.

Dari hasil uji sensivitas diketahui bahwa

perubahan pendapatan sangat sensitive terhadap

kelayakan proyek, hal ini bisa terjadi bila harga

MKS dan IKS bergejolak kearah penurunan. Nilai

IRR yang diperoleh lebih rendah dari tingkat suku

bunga 15% dan NPV menunjukan nilai negative

(tidak layak dilaksanakan). Sedangkan bila

ditinjau dari perubahan biaya pengolahan tidak

sensitive terhadap kelayakan proyek. Hal ini

ditunjukka oleh nilai IRR untuk kedua perubahan

10% dan 20% menunjukan nilai IRR 17% dan

16% dan lebih tinggi dari suku bunga 15%. Nilai

NPV menunjukan nilai positif yang berarti layak

proyek dilaksanakan.

Dari segi Pay Back Periode (PBP) ke

empat faktor perubahan tidak mempengaruhi

tingkat kelayakan proyek. Artinya walau

pendapatan berubah atau biaya pengolahan

meningkat maka tingkat pengembalian masih

dibawah umur pengembalian proyek (25 tahun).

Akan tetapi penilaian tingkat pengembalian yang

cepat merupakan pilihan yang terbaik.

Tabel 2. Hasil Uji Sensitivitas

No Faktor

Perubahan

Nilai

IRR Nilai NPV

Pay

Back

Periode

1 Penurunan

pendapatan 10% 13% Rp.964.705.199.00 8.42 th

Keputusan NG NG G

2 Penurunan

pendapatan 20% 8% Rp.3.948.893.180.20 11.64 th

Keputusan NG NG G

3 Kenaikan biaya

pengolahan 10% 17% Rp.1.426.887.561.06 7.07 th

Keputusan G G G

4 Kenaikan biaya

pengolahan 20% 16% Rp.834.292.339.84 7.36 th

Keputusan G G G

Ket: G=Proyek layak dilaksanakan NG=tidak layak

KESIMPULAN DAN SARAN

Membangun kebun kelapa sawit seluas 50

ha sebagai kebun baru SMK Negeri I Pasir Penyu

dan Pola Kebun Kemitraan Komite Sekolah

(KKKS) sebagai kebun mitra merupakan sarat

mutlak untuk mendirikan pabrik mini kelapa sawit

kapasitas 15t on perhari.

Hasil analisa kelayakan finansial kebun

dan pabrik mini sebagai unit usaha teaching

factory dengan menggunakan asumsi-asumsi yang

ditetapkan menunjukkan nilai IRR 18%, nilai

NPV positif yaitu Rp. 2.019.482.782,29 serta Pay

Back Periode (PBD) 6.80 tahun. Dari nilai ini

diketahui bahwa pembangunan kebun kelapa

sawit 50 ha dan pabrik mini pengolahan kelapa

sawit 15 ton per hari layak untuk dilaksanakan.

Uji sensitivitas terhadap perubahan

pendapatan sangat berpengaruh (sensitive)

terhadap kelayakan proyek ini (IRR dibawah suku

bunga, NPV Negatif), sedangkan kenaikan biaya

pengolahan kurang berpengaruh (kurang

sensitive) terhadap kelayakan proyek (IRR diatas

suku bunga, NPV positif).

Dari penulis menyarankan perlu adanya

kajian porsi pendanaan oleh pemerintah yang

lebih besar dari pada pinjaman kepada pihak bank.

Sehingga revenue unit usaha teaching factory

lebih besar misalnya 80% dana pemerintah dan

20% dana bank. Selain itu perlu dilakukan kajian

analisa SWOT terhadap pembangunan kebun dan

pabrik mini pengolahan kelapa sawit di SMK

Negeri I Pasir Penyu dalam rangka pemantapan

realisasi penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2006. Kecamatan Pasir Penyu Barat

dalam Angka. Koordinator Statistik

Kecamatan Pasir Penyu.

BPS. 2009. Indragiri Hulu dalam Angka. Badan

Pusat Statistik Kabupaten Indragiri Hulu,

Rengat.

Indrian, Yovita Hetty. 1992. Pemilihan Tanaman

dan Lahan Sesuai Kondisi Lingkungan dan

Pasar. Jakarta: Penebar Swadaya.

Page 8: RENCANA PEMBANGUNAN PERKEBUNAN DAN PABRI MINI KELAPA SAWIT SEBAGAI UNIT USAHA TEACHING FACTORY DI SMK NEGERI PASIR PENYU

Copyright: Koko Setiawan, S.P. Page 8

Nazir, Moh. 2005. Metode Penelitian. Bogor:

Ghalia Indonesia.

Pahan, I. 2010. Panduan Lengkap Kelapa Sawit.

Manajemen Agribisnis Kelapa Sawit dari

Hulu hingga Hilir. Jakarta: Penebar

Swadaya.

Soekartawi. 1995. Analisis Usaha Tani. Jakarta:

UI-Press.

Syamsulbahri. 1996. Bercocok Tanam Tanaman

Perkebunan Tahunan. Yogyakarta: Gajah

Mada University Press