rencana penataan permukiman bab 4 tlogolele
TRANSCRIPT
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
BAB IV
ANALISA POTENSI, MASALAH DAN RESIKO
4.1. KAJIAN TINGKAT DESA
Sebelum mengetahui permasalahan yang ada pada desa perlu diadakan suatu analisis yang bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis hasil pemetaan swadaya yang berupa data potensi dan permasalahan yang dimiliki desa. Metode yang digunakan untuk menganalisis potensi masalah adalah analisa SWOT (strength, weakness, opportunity, treatment), sedangkan untuk menganalisis resiko bencana digunakan analisis 5 W + 1 H (What ?,When ?, Where ?, Why ?, Which?, How ?). Pada dasarnya penggunaan metode analisa SWOT dan 5W +1H ini untuk memudahkan dalam mengenali kekuatan (potensi) desa, kelemahan, peluang pengembangan selanjutnya dan kebijakan-kebijakan yang diambil bila kegiatan rencana pembangunan permukiman telah ditetapkan. rencana pembangunan permukiman telah ditetapkan. Potensi Desa Tlogolele jelasnya dapat dilihat di tabel 4.1:
Tabel 4.1 Potensi Desa Tlogolele
NO POTENSI LOKASI KETERANGAN 1 Sumber Daya Alam
- Wisata Alam - Agrowisata
Di semua wilayah desa
- Pemandangan alam gunung merapi yang indah, sejuk.
- Agrowisata dengan memanen sayuran langsung dari ladang yang dipupuk dengan pupuk organik
2 Sumber Daya Ekonomi - Peternakan - Pertanian
Di semua wilayah desa
- Penghasil susu sapi, juga pupuk organik
- Terdapat banyak sayuran yang dihasilkan seperti wortel, kubis, seledri dan lain-lain. Sehingga bisa menjadi produsen sayuran yang di salurkan ke pasar Muntilan.
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
4.1.1.Kajian Sumber Daya Alam Sumber daya alam yang terdapat di Desa Tlogolele adalah lahan pertanian. Tapi untuk lahan pertanian yang ada di Desa Tlogolele mengalami kekurangan air (kekeringan) di musim kemarau. Sehingga sering terjadi gagal panen di musim peralihan dari musim hujan ke musim kemarau. Dan dalam realitanya petani sering hanya bisa melakukan musim tanam hanya dua
kali dalam setahun. Daya dukung ekonomi yang ada di Desa Tlogolele antara lain adalah hasil tani, hasil ternak, perdagangan. Permasalahan yang umum terjadi untuk daya dukung ekonomi yang ada adalah kurangnya modal dan belum terkelompok (terorganisir). Untuk kajian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut:
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Tabel 4.2 Kajian Sumber Daya Alam Desa Tlogolele
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
1. SDA Lahan Pertanian
- Kekeringan dan hama - Gagal panen akibat dari
kekeringan - Teknologi pengelolaan tanah
rendah - Pupuk mahal - Harga tidak stabil
- Pembuatan sumur artetis - Penyediaan pompa air - Pemberantasan hama - Pola tanam yang sesuai - Pengolahan pupuk organik - Pembuatan koperasi - Kelompok tani - Pelatihan-pelatihan
Hasil pertanian
- Kurangnya modal untuk menggarap lahan pertanian
- Kesulitan pemilihan dan penyediaan bibit, pupuk & obat-obatan
- Penambahan modal dengan bantuan kredit dari pihak-pihak terkait
- Pelatihan-pelatihan
Hasil Peternakan - Kurangnya modal untuk
pengelolaandan pemanfaatan hasil ternak
- Bantuan ternak dengan bibit unggul
- Penambahan modal dengan bantuan kredit dari pihak-pihak terkait
- Pelatihan-pelatihan 2 SDE
Toko Warung
- Kurangnya modal - Kurangnya pengetahuan tentang
manajemen pemasaran yang baik - Daya beli masyarakat turun - Banyak persaingan
- Penambahan modal dengan bantuan kredit dari pihak terkait
- Pelatihan tentang pemasaran dan pengelolaan keuangan dengan baik
- Kesepakatan tentang persaingan yang sehat dalam berdagang
- Pelatihan-pelatihan
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.2.Kajian Sumber Daya Manusia Desa Tlogolele mempunyai banyak lembaga desa yang bergerak dalam berbagai bidang yaitu antara lain kesehatan, pemberdayaan, ekonomi. Untuk lebih jelas tentang lembaga-lembaga yang ada di Desa Tlogolele dapat dilihat di tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3.
Kelembagaan Desa Tlogolele NO LEMBAGA KETERANGAN
1 BPD (Badan Permusyawaratan Desa) Suatu badan legislatif desa, juga mitra pemerintahan desa
2 PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
Suatu badan untuk menampung kegiatan wanita di desa dalam rangka pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga
3 Posyandu Suatu badan untuk menampung kegiatan ibu-ibu dalam hal kesehatan anak dan ibu
4 Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
Suatu badan untuk persatuan kelompok tani yang berfungsi juga untuk menangkap program-program yang diberikan oleh pemerintah dalam hal pertanian.
5 KarangTaruna Suatu badan untuk menampung aspirasi juga kebersamaan, kekreatifan kaum pemuda pemudi di desa
6 Keluarga Yassin Suatu badan yang menampung kegiatan agama Islam di desa Sumber: Monografi Desa Tlogolele
Tabel 4.4. Kajian Kelembagaan Desa Tlogolele
NO BIDANG POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
1 Legislatif BPD (Badan Permusyawaratan Desa)
- Keaktifan anggota kurang begitu baik
- Pelatihan-pelatihan tentang hukum
- Selalu mengadakan kegiatan rutin tiap bulan
2 Pemberdayaan PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga
- Kreatifitas kurang - Pemasaran hasil usaha
kurang
- Pelatihan ketrampilan - Pelatihan manajemen
pemasaran
3 Kesehatan Posyandu - Sarana prasarana kurang memadai
- Pengadaan/perbaikan saran prasarana kesehatan
- Penambahan tenaga medis
4 Pertanian Gapoktan (Gabungan Kelompok Tani)
- Modal kurang - Keahlian kurang
- Pelatihan pertanian - Pinjaman modal usaha
pertanian
5 Keagamaan Keluarga Yassin
- Kemauan masyarakat kurang
- Belum punya tempat khusus untuk kegiatan keagamaan (pondok pesantren)
- Terus menagadakan pengajian-pengajian di RW
- Pengadaan tempat/pondok pesantren
6 Kepemudaan KarangTaruna - Kreatifitas kurang - Pelatihan-pelatihan bagi
kaum muda mudi yang berkelanjutan tentang berbagai hal
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tarubatang, Tahun 2010
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.3. Kajian Pelayanan Sosial Budaya, Pendidikan, Kesehatan Untuk sumber daya manusia yang ada di Desa Tlogolele secara umum masih sedang, mayoritas penduduk berpendidikan SD. Akibatnya kesadaran masyarakat Desa Tlogolele dalam kehidupan bermasyarakat dan hidup sehat masih sangat rendah. Di samping itu bidang pertanian, dan peternakan, secara umum ketrampilan (skill) masyarakat dalam pengelolaannya masih sangat kurang, sehingga tingkat keberhasilannya masih jauh dari harapan. Dalam kegiatan sosial kependudukan warga Desa secara umum memiliki sifat gotong – royong yang masih kuat. Hanya beberapa wilayah secara individu masih memiliki sifat yang egois (belum mementingkan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi). Untuk kajian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut:
Tabel 4.5 Kajian Sumber Daya Sosial, Pendidikan, Kesehatan Desa Tlogolele
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
1 SDSos Konflik - Kepentingan pribadi masih diatas
kepentingan umum (dalam pembangunan saluran air)
- Musyawarah untuk mufakat dengan warga
- Jalur alternatif yang tidak menimbulkan konflik warga
2 Pendidikan
Penduduk desa Samiran beraneka ragam tingkat pendiikannya kebanyakan lulusan SD, ada juga yang lulusan SLTP, sebagian ada yang SMU dan perguruan tinggi
- Biaya sekolah yang mahal, masyarakat yang kurang memahami tentang pentingnya pendidikan. Kurangnya pendidikan anak usia dini
- Beasiswa bagi yang berprestasi
- Kejar paket A, B,C - Pelatihan-pelatihan
ketrampilan - Pendirian dan penambahan
TK, PAUD
3 Kesehatan Polindes Posyandu
- Fasilitas kurang - Pola hidup sehat masyarakat masih
rendah - Tenaga kesehatan kurang
- Perbaikan, penambahan sarana prasarana kesehatan
- Penambahan tenaga medis - Pelatihan dan penyuluhan
tentang kesehatan Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.4.Kajian Distribusi Penduduk a. Perkiraan Jumlah Penduduk
Rencana Pembangunan Permukiman (RPP) merupakan Rencana Pembangunan Jangka Menengah yaitu 5 Tahun (2010-2015), untuk itu perlu diperhitungkan juga jumlah penduduk untuk 5 tahun ke depan, dengan tujuan agar perencanaan dapat diproyeksikan untuk segala bidang aspek kehidupan seperti cakupan kebutuhan sarana umum, fasilitas umum, fasilitas sosial, sarana peribadatan dan lain sebagainya. Untuk menghitung jumlah penduduk 5 tahun kedepan, dapat digunakan pendekatan sebagai berikut :
Pn =Po (1 + r) n
Keterangan : Pn : Jumlah penduduk tahun ke n Po : Jumlah penduduk saat ini = 2513 Jiwa r : Rata – rata pertumbuhan penduduk (%) n : Tahun ke........... Proyeksi Penduduk Desa Tlogolele Tahun 2015 (Sumber : data monografi Desa tahun 2010)
r : 0,1%
P2015 = 2513 (1 + 0, 1 )5
P2015 = 2513 (1,1)5
P2015 = 2513 (1,615 ) = 4047 Jiwa
Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa perkiraan jumlah penduduk Desa Tlogolele tahun 2015 mencapai 4047 jiwa , dengan kapasitas Desa yang memiliki luas 585,3960 Hektar, maka untuk 5 tahun ke depan Desa Tlogolele masih mampu menampung penduduknya .
b. Arahan Kepadatan Penduduk
Arahan distribusi kepadatan penduduk diarahkan untuk menjaga keseimbangan antara daya dukung alam setempat dengan perubahan ruang bagi aktivitas. Pertumbuhan tertinggi secara linier akan terjadi di RW 1, RW 2,. Sedangkan pertumbuhan terendah terjadi di RW 5. Beberapa skenario penyebaran penduduk akan dikembangkan melalui langkah-langkah berikut: 1. Pengaturan secara ketat bagi daerah berkepadatan tinggi dalam hal penyediaan
infrastruktur permukiman sehingga tetap terjaga keseimbangan antara tuntutan kebutuhan dengan kemampuan penyediaan
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
2. Berbagai instrumen kependudukan dapat diterapkan dalam rangka menjaga konsistensi antara arahan pemanfaatan ruang dengan pertumbuhan penduduk yang terjadi. Termasuk arahan penyebaran penduduk melalui instrumen kependudukan dalam rangka membatasi tingkat pertumbuhna penduduk
3. Bagi daerah yang memiliki fungsi kawasan lindung dominan perlu diatur dengan skenario pengembangan secara efisien dalam rangka menjaga fungsi lindung kawasan
4. Pertumbuhan penduduk yang tinggi di atas perlu diantisipasi dengan menjaga pertumbuhan penduduk melalui pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) sebagai salah satu upaya pengendalian pertumbuhan penduduk. Dengan semakin terbatasnya anggaran pemerintah pusat dan belum optimalnya penggalian sumber-sumber pembiayaan pembangunan dari pendapatan asli daerah (PAD) maka upaya pengendalian pertumbuhan penduduk lebih ditekankan pada upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh masyarakat secara mandiri atau swadaya.
5. Untuk spesifik arah kepadatan penduduk untuk Desa Tlogolele adalah sebagai berikut: a. Secara linier semua wilayah desa Tlogolele (RW1,2,3,4,5) untuk lima tahun
mendatang masih mampu menampung pertumbuhan penduduknya b. Khusus untuk RW 5 (dukuh Stabelan) dikarenakan berada di ring 1 (dengan jarak
dari Gunung Merapi + 4 km) maka diharapkan untuk pertumbuhan pemukimannya diarahkan ke RW 3 yang masih luas wilayah.
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.5.Kajian Jaringan Prasarana dan Utilitas a. Kajian Jalan Desa dan jembatan
Hampir rata-rata semua jalan di Desa Tlogolele dalam kondisi aspal dan beton mengalami kerusakan karena faktor usia yang sudah lama, terutama di wilayah RW 3 dan RW 5. Kajian untuk jalan lebih jelas dapat dilihat di tabel 4.6 berikut :
Tabel 4.6 Kajian Prasarana Jalan Desa Tlogolele
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Jalan - Kerusakan jalan disebabkan oleh
genangan air, tonase berlebih, usia jalan, kualitas jalan
- Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fungsi jalan
- Perbaikan jaringan jalan sesuai dengan kualitas dan fungsi jalan
Sarana
Prasarana Jalan dan Jembatan
Jembatan
- Kerusakan jembatan disebabkan oleh terjangan lahar dingin dari gunung merapi
- Kerusakan karena usia jembatan, dan karena struktur jembatan yang masih semi permanen (bambu)
- Perbaikan dan pembuatan jembatan agar lalulintas lancar
- Perbaikan pagar jembatan kali apu
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010 b. Kajian Jaringan Drainase, Irigasi dan Listrik
1. Prasarana Drainase Untuk Drainase di Desa Tlogolele karena kondisi kemiringan tanahnya yang cukup tajam dan sebagian besar jalan-jalannya menggunakan jaringan drainase dengan kontruksi semi permanen dan non permanen. Dan drainase ini banyak yang mengalami kerusakan akibat terkikis air hujan akibat dari kontruksi yang masih banyak menggunakan tanah. Kajian untuk drainase lebih jelas dapat dilihat di tabel 4.7 berikut
Tabel 4.7 Kajian Prasarana Drainase
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Sarana
Prasarana Drainase
Drainase
- Kesadaran masyarakat kurang tentang fungsi drainase
- Rusaknya drainase karena kurang perawatan
- Drainase belum permanen
- Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang fungsi drainase
- Perbaikan drainase yang rusak
- Perbaikan drainase yang belum permanen menjadi permanen
- Pemeliharaan drainase secara berkala dan secara swadaya masyarakat
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
2. Prasarana Irigasi Desa Tlogolele untuk lahan pertaniannya masih merupakan lahan pertanian tadah hujan maka untuk irigasinya minim. Adanya irigasi yang melewati persawahan dengan kontruksi masih non-permanen berupa tanah. Kajian untuk irigasi lebih jelas dapat dilihat di tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.8 Kajian Prasarana Irigasi Desa Tlogolele
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Prasarana
Irigasi Irigasi
- Arus air sangat kuat dari arah pegunungan Gunung Merapi
- Rusak karena belum permanent - Belum adanya bendung tangkapan air
untuk irigasi yang cukup memadai yang dapat menangkap air secara maksimal
- Pembuatan talud irigasi yang permanent
- Pembuatan bendung tangkapan air untuk irigasi
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
3. Jaringan Listrik
Di semua wilayah Desa Tlogolele masih kekurangan tiang listrik ( jarak antar tiang sangat jauh) sehingga masyarakat terpaksa memakai tiang dari kayu yang sebenarnya sangat berbahaya dapat menimbulkan konsleting, sehingga perlu penambahan tiang listrik di setiap wilayah Desa Tlogolele. Kajian untuk irigasi lebih jelas dapat dilihat di tabel 4.8 berikut :
Tabel 4.9 Kajian Prasarana Jaringan Listrik Desa Tlogolele
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Prasar
ana jaringan listrik
Jaringan Listrik - Jarak antar rumah jauh - Tiang listrik kurang - Penambahan tiang listrik
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
c. Kajian Sarana Prasarana Permukiman (Air Bersih, Sanitasi, Persampahan)
1. Air Bersih Hasil dari pemetaan swadaya, air bersih yang digunakan semua masyarakat Desa Tlogolele yaitu air tanah/mata air. Dan dimusim kemarau mengalami kekeringan di wilayah RW 3, 4 dan 5, sehingga perlu adanya penyuluhan mengenai air bersih dan diadakan pembuatan bak penampungan air hujan sehingga kebutuhan air bersih untuk wilayah tersebut dapat terpenuhi. Untuk kajian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut :
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Tabel 4.10 Kajian Sarana Air Bersih Desa Tlogolele
NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Prasar
ana Permukiman
Air Bersih - Kurangnya air bersih di musim kemarau
- Mencari sumber air bersih kemudian dialirkan ke daerah yang kurang air
- Pembuatan tempat penampungan air bersih umum.
- Pelatihan pengadaan dan penggunaan air bersih
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
2. Persampahan
Berdasarkan pemetaan swadaya persampahan yang ada di Desa Tlogolele bagi sebagian warga masih bukan hal yang penting disebabkan masih luasnya lahan/ pekarangan kosong warga yang dapat digunakan untuk membuang sampah. Kondisi nyata di Desa Tlogolele, sampah warga biasanya hanya ditumpuk di pekarangan rumah dan kemudian dibakar bahkan ada juga yang di biarkan berserakan di sekitar pekarangan rumah . Padahal dengan potensi lahan pertanian yang luas, sampah dapat diolah menjadi pupuk kompos (organik) dan dapat digunakan warga Desa Tlogolele untuk meningkatkan kesuburan tanah dan meningkatkan hasil pertanian. Dari kajian ini, penanganan yang menurut warga Desa Tlogolele dapat dilakukan adalah kegiatan komposting sampah dan kotoran ternak. Serta pembuatan bak sampah sementara di setiap wilayah Desa Tlogolele. Untuk kajian lebih lanjut dapat dilihat pada tabel 4.11 berikut :
Tabel 4.11
Kajian Persampahan Desa Tlogolele NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Prasar
ana Permukiman
Sampah - Sampah berserakan dan hanya ditumpuk kemudian dibakar
- Penyuluhan tentang hidup sehat
- Pembuatan tempat sampah sementara
- Pelatihan pembuatan kompos
- Pembuatan tempatpengelolaan sampah
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
3. Sanitasi
Dari hasil peta awal sanitasi Desa Tlogolele kondisi belum baik. Disebabkan masih 75 % warga menggunakan jamban pribadi dengan cubluk/cemplung hal ini sangat
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
berpotensi timbulnya penyakit diare, pencemaran tanah dan air tanah. Penanganan yang diharapkan warga secara lebih jelas dapat dilihat dalam tabel 4.12 berikut :
Tabel 4.12
Kajian Sarana Sanitasi Desa Tlogolele NO ITEM POTENSI PERMASALAHAN SOLUSI
Prasar
ana Permukiman
Sanitasi
- Kotoran hewan/manusia masih dibuang ditempat terbuka
- Banyak warga yang belum punya MCK yang memadai, bahkan ada yang masih memakai cubluk, sehingga rawan menimbulkan penyakit, sebagai sarang lalat.
- Kotoran ternak di letakkan di tempat terbuka (pinggir jalan), rawan penyakit
- Penyuluhan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang hidup sehat
- Pembuatan MCK umum dengan IPAL untuk daerah tertentu
- Pembuatan tempat pengelolaan limbah ternak
- Pembuatan biogas Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
d. Perkiraan Kebutuhan Fasilitas Fasilitas Pendidikan Kebutuhan fasilitas pendidikan di Desa Tlogolele disesuaikan dengan arah penyediaan fasilitas pendidikan dari TK sampai dengan SMP. Yang perlu diperhatikan dalam penyediaan sarana pendidikan ini adalah bahwa masyarakat Desa Tlogolele cenderung untuk menempuh pendidikan SMP maupun SMU di Kecamatan Selo. 1) Taman Kanak – kanak (TK)
Saat ini (tahun 2010), di Desa Tlogolele terdapat 2 unit TK letaknya antara satu dengan yang lainnya berjauhan.1 unit fasilitas ini akan melayani 1200 penduduk pendukung. Pada tahun 2015 diperkirakan penduduk Desa Tlogolele akan mencapai 4047 jiwa, yang berarti semestinya di Desa Tlogolele terdapat 5 unit TK, dengan demikian diperlukan penambahan fasilitas TK sebanyak 4 unit.
2) SD (Sekolah Dasar) Fasilitas SD yang sudah ada di Desa Tlogolele adalah 2 unit. 1 unit fasilitas ini diperuntukan bagi 1600 penduduk pendukung. Pada tahun 2015 diperkirakan penduduk Desa Tlogolele akan mencapai 4047 jiwa. Dengan demikian SD yang ada saat ini masih kurang menampung siswa untuk 5 tahun kedepan, sehingga diperlukan penambahan 1 fasilitas SD, dan kedepannya terus dilakukan peningkatan kualitasnya baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
3) SMP (Sekolah Menengah Pertama) Pada tahun 2010 ini fasilitas SMP di Desa Tlogolele terdapat 1 unit dengan kondisi yang masih numpang di gedung SD, tiap 1 unit fasilitas SMP diperuntukkan melayani 4800 jiwa. Pada tahun 2015 diperkirakan penduduk Desa Tlogolele akan mencapai 4047 jiwa. Yang berarti untuk 5 tahun kedepan Desa Tlogolele belum perlu menambah gedung untuk fasilitas SMP akan tetapi SMP yang ada harus dibenahi terlebih dahulu atau dibuatkan gedung tersendiri.
Fasilitas Kesehatan Fasilitas kesehatan yang sudah ada di Desa Tlogolele baru sebuah Poliklinik Desa (Polindes) yang terletak di pedukuhan Ngadirojo (RW 3) yang melayani 2513 jiwa. Berdasarkan standard 1 unit puskesmas akan melayani 30.000 jiwa. Apabila 5 tahun kedepan penduduk Desa Tlogolele berkembang mencapai 4047 jiwa, maka tidak diperlukan tambahan fasilitas kesehatan untuk jenis puskesmas. Dan untuk fasilitas Posyandu di Desa Tlogolele yang saat ini berjumlah 7 unit, dan untuk tiap kadus telah memilikinya. Akan tetapi agar pelayanan kesehatan dapat terpenuhi dengan baik perlu
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
perbaikan atau penambahan sarana prasana puskesmas, juga penambahan tenaga medis.
Fasilitas Peribadatan
Untuk sarana ibadah di Desa Tlogolele, terdapat 8 masjid, dan 1 langgar/mushola yang tersebar di seluruh pedukuhan. 1 unit masjid akan melayani 775 jiwa, dan 2 Mushola akan melayani 250 jiwa, menurut standard kebutuhan fasilitas, maka angka tersebut sudah sangat memenuhi kebutuhan fasilitas hingga tahun 2015 mendatang. Hanya saja perlu peningkatan dalam kegiatan keagamaan.
Fasilitas Pelayanan Umum
Pemenuhan terhadap kebutuhan fasilitas pemerintahan ini tidak didasarkan pada jumlah penduduk yang mendukung fasilitas tersebut, akan tetapi pada kebutuhan pelayanan tiap unit administrasi pemerintahan baik yang bersifat formal maupun informal. Sampai tahun 2015 diperkiraan Desa Tlogolele belum akan membutuhkan penambahan fasilitas pelayanan umum. Secara jelas dapat kita lihat di tabel 4.13:
Tabel 4.13
Kebutuhan Fasilitas Tahun 2010 Desa Tlogolele
NO JENIS FASILITAS SKALA
LAYANAN
STANDAR
KEBUTUHAN JUMLAH
PENDUDUK JUMLAH
KEBUTUHAN
YANG TELAH
TERSEDIA
(UNIT)
YANG BELUM
TERSEDIA
(UNIT)
STANDAR LUAS
LAHAN PER UNIT
RADIUS
LAYANAN
A SARANA PEMERINTAHAN DAN PELAYANAN 1 balai pertemuan RW 2.500 2513 1 1 300 2 pos hansip RW 2.500 2513 1 1 12 500m B SARANA PENDIDIKAN 1 TK RW 1.000 2513 2 1 1 500 500 m 2 SD RW 1.600 2513 2 2 1000 m 3 SMP RW 4800 2513 1 1 2000 m 4 taman baca RW 2.500 2513 1 1 150 1000 m C SARANA KESEHATAN
1 Tempat praktek dokter 5000 2513 0 0 1500 m
2 Balai pengobatan 2.500 2513 1 1 300 1000 m 3 posyandu 1.250 2513 2 7 60 500 m C SARANA PERIBADATAN 1 Mesjid RW 2.500 2513 1 8 600 1000 m 2 Mushola RT 250 2513 10 1 9 100 100 m 3 sarana ibadah lain kesepakatan 2513
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
NO JENIS FASILITAS SKALA
LAYANAN
STANDAR
KEBUTUHAN
JUMLAH PENDUDUK
JUMLAH KEBUTUHAN
YANG TELAH
TERSEDIA
(UNIT)
YANG BELUM
TERSEDIA
(UNIT)
STANDAR LUAS
LAHAN PER UNIT
RADIUS
LAYANAN
D SARANA NIAGA 1 toko/warung RT 250 2513 10 35 100 300 m E RUANG PUBLIK, SARANA AKTIVITAS 1 taman lingkungan RW 2.500 2513 1 1 1.250 1000 m 2 taman bermain RT 250 2513 16 16 250 1000 m F SARANA PERSAMPAHAN
1 Bak+ gerobak sampah kecil RW 2.500 2513 1 1 6
2 Tong sampah rumah 5 2513 250 250 G SARANA TRANSPORTASI LOKAL 1 pangkalan ojek RW 2.500 2513 1 1 200 400 m Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Sarana Prasarana Air Bersih Perkiraan kebutuhan air bersih ditentukan oleh jumlah penduduk pada tahun 2015 yang dihitung berdasarkan proyeksi, sumber air yang tersedia, serta tingkat dan jenis pelayanan yang akan diberikan oleh pengelola air bersih pada konsumen. Disamping itu juga dipertimbangkan jumlah sumber yang ada, yang berarti bahwa tidak semua penduduk akan mendapatkan pelayanan air bersih melalui sistem penyediaan air minum desa. Jenis – jenis pelayanan yang dapat diberikan terdiri atas: - Pelayanan Kebutuhan air bersih untuk masyarakat, Pemerintah Desa Tlogolele
mengusahakan akses jaringan air bersih dari sumber air menuju wilayah pemukiman penduduk dengan sistem grafitasi, dan pompa air (hidram). Sampai dengan saat ini sudah tesedia 6 (enam) titik sumber air yang dapat di akses dengan jarak tempuh mulai dari 2,5 km s/d 8 km dan 3 (tiga) pompa air (hidram), dengan jarak tempuh 100 meter s/d 250 meter. Target dari pelayanan ini dapat di upayakan dapat melayani semua penduduk, dengan standart kebutuhan air 100 lt/orang/hari
- Untuk sambungan kerumah setelah air ditampung di bak pembagi masyarakat dapat mengakse sambungan dari bak pembagi ke rumah masing-masing secara swadaya dengan jarak maksimal 40 meter. Jml yang dapat mengakses sambungan ini mencapai 350 kk dari jumlah kk seluruhnya 705, dan sisanya dengan cara mengambil air dari bak umum menggunakan jerigen yang kemudian ditampung di tempayan yang ada di rumah
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
masing-masing, hal ini karena di samping air yang tidak mencukupi juga karena letak rumah berada lebih tinggi dari bak umum.
Jangkauan dan sasaran pemenuhan kebutuhan air bersih terdiri atas: - Rumah Tangga, jumlah rumah tangga yang dapat mendapatkan pemenuhan kebutuhan
air bersih adalah 50% melalui sambungan kerumah dan 50 %nya dengan bak umum - Non Rumah Tangga, yaitu perkantoran, tempat ibadah, puskesmas, dll. - Berdasarkan jenis pelayanan dan pengelompokkan konsumen, maka besarnya perkiraan
kebutuhan air bersih untuk tiap tahapan perencanaan dapat dilihat sebagai berikut : Sarana Prasarana Sanitasi Dalam penggunaan MCK, terdapat 19 % yang menggunakan jamban pribadi dengan septictank, 48 % menggunakan jamban pribadi dengan cubluk, dan 2% menggunakan MCK umum sedangkan 30 % masih membuang kotoran di tempat terbuka. Dari hasil diatas bisa kita simpulkan bahwa Desa Tlogolele masih sangat memerlukan penambahan sarana MCK.
Sarana Prasarana Persampahan Sampah di Desa Tlogolele hampir seluruhnya adalah sampah Rumah Tangga, tetapi karena belum adanya managemen pengelolaan sampah, dan tidak semua masyarakat memiliki tempat sampah atau tempat untuk pembuangan sampah, maka masih banyak masyarakat yang membuang sampah hanya dibakar/ ditimbun di pekarangan rumah dan sebagian kecil dibuang ke saluran air/ sungai. Idealnya setiap KK memiliki tempat sampah tetapi saat ini hampir 626 KK membuang sampah dibakar/ ditimbun di halaman rumah, sedangkan sekitar 75 KK membuang sampah ke saluran drainase/ sungai, maka untuk kedepannya direncanakan untuk mengadakan tempat sampah sementara di tiap-tiap RW, yang rencananya akan dikelola menjadi pupuk kompos dan biogas. Hal ini untuk mengubah potensi negatif sampah menjadi potensi yang positif dan untuk menghindari bahaya kesehatan yang akan ditimbulkan oleh sampah yang tidak terkelola dengan baik.
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.6. Kajian Alokasi Peruntukan Lahan (kecenderungan) Diwilayah Desa Tlogolele terbagi menjadi 3 area: 1. Area Komersil
- Pusat perkantoran/pemerintahan (Balai Desa) yang berada di RW 3, - Perdagangan warung/toko tersebar di wilayah RW 1– RW 3 sedangkan RW 4 – RW
5 hanya beberapa warung saja, diharapkan terjadi penyebaran kearah permukimannya
2. Area Permukiman - RW 1, RW 2, RW 3 topografinya relatif agak datar - RW 4, RW 5 topografinya berbukit - RW 5 berada di Ring 1 (Kawasan Rawan Bencana) letusan Gunung Merapi
sehigga sangat rawan terhadap bencana, 3. Area Terbuka Hijau
Untuk wilayah terbuka hijau terdiri dari:
Ladang terletak di semua RW di Desa Tlogolele
Sawah terletak di RW 1
Kawasan Nasional (Hutan)
Lapangan di RW 3 (belakang balai desa) sebagai area evakuasi
Lapangan voli di RW 1 sebagai area evakuasi khusus RW 1 dan RW 2 karena luasannya kecil.
Untuk lebih jelasnya dapat di lihat di peta 4.6
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.7.Kajian Pemanfaatan Bangunan Kajian Kepemilikan Lahan Desa
Lahan Desa Tlogolele terbagi menjadi 3 hal yaitu: 1. Tanah Kas Desa (tanah milik Desa) 2. Tanah hak milik/patok (tanah milik perseorangan) 3. Tanah OO (oro – oro) (tanah milik desa) Lebih jelas tentang letak kepemilikan lahan dapat dilihat di peta 4.7 sebagai berikut:
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.1.8.Kajian Preservasi dan Konservasi Situs dan Bangunan Bersejarah
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.2. KAJIAN TINGKAT KAWASAN 4.2.1. Kajian Kawasan Sekitar Area Evakuasi
A. Karakteristik Area Evakuasi
1. Lapangan Desa Tlogolele - Terletak di dukuh Ngadirojo (RW 3) belakang Balai Desa Tlogolele
disampingnya terdapat SDN 1 Tlogolele, lapangan ini sebagai area evakuasi untuk wilayah dk. Ngadirojo, dk. Karang, dk. Belang, dk. Takeran, dk. Stabelan.
- Luasan dari area evakuasi 3500 m2 dengan daya tampung 1000 jiwa, area tersebut berdekatan dengan lahan pertanian.
- Untuk penyediaan air bersih dan MCK umum menggunakan fasilitas yang ada di Balai Desa dan pemukiman sekitar berupa air bersih yang digunakan dari mata air.
- Untuk layanan kesehatan menggunakan polindes yang berada di balai Desa. - Belum ada posko pusat komunikasi bencana atau posko koordinasi - Kondisi lapangan kurang tertata dengan baik bahkan sebagian lahan dipakai
untuk bercocok tanam, lapangan kurang rata, drainase tidak ada sehingga saat hujan air menggenangi beberap tempat di lapangan.
2. Lapangan Volly Terletak di dukuh Tlogolele, digunakan sebagai area evakuasi untuk wilayah dk. Tlogomulyo dan dukuh Tlogolele. Untuk penyediaan air bersih dan MCK umum menggunakan fasilitas yang ada di pemukiman sekitarnya
B. Karakteristik Jalur Evakuasi (Escape Route)
Untuk wilayah yang ada di Desa Tlogolele pembagian arah jalur evakuasi semua ke area evakuasi yang telah disepakati, dengan konstruksi jalur evakuasi jalan aspal, beton, dan tanah. Untuk kondisi jalan jalur evakuasi ada beberapa ruas yang rusak sehingga perlu perbaikan/ peningkatan jalan. Penambahan rambu penunjuk arah sangat penting sekali sebab di Desa Tlogolele penunjuk arah evakuasi belum ada sama sekali, untuk rambu dapat di letakkan di setiap pertigaan maupun perempatan arah ke jalur evakuasi. Sedangkan infomasi lainnya yang berupa peta skenario mitigasi bencana dapat ditaruh di tempat strategis seperti pos ronda, tempat posyandu dan lain-lain.
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
4.2.2. Kajian Kawasan Rawan Bencana (Resiko Bencana) Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu
kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau
faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis. (UU No 24 Tahun 2007). Dari kajian kawasan bencana, di Desa Tlogolele potensi bencana yaitu gunung meletus, longsor, penyakit, angin puting beliung dan angin ribut, serta kekeringan Untuk lebih jelas tentang kajian bencana yang ada di Desa Tlogolele dapat dilihat pada tabel 4. 10 berikut :
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Tabel 4.14 Kajian Ancaman Bencana Desa Tlogolele
DAMPAK BENCANA PENANGANAN NO BENCANA PERMASALAHAN KAPAN TERJADI
WILAYAH JIWA INSTANSI SWADAYA SOLUSI
PMI Pemda,
- Pelatihan penanganan Bencana
SAR Tim siaga Desa Solo peduli 1 Gunung
meletus
Faktor alam Keluarnya magma dr perut bumi Terjadinya pergeseran lempeng bumi
Setiap 2 sampai 4 th 1 Desa 2513
LSM JRF
Masyarakat
- Pembangunan sarana prasarana pengurangan resiko bencana Gunung Merapi (bunker)
- Perbaikan sarana prasarana jalur evakuasi
- BMG,community center,EWS
- Rambu jalur evakuasi Pemda
PMI SAR Tim siaga Desa Solo peduli
2 Angin
Faktor kondisi letak wilayah Faktor alam (perbedaan suhu tinggi ke rendah yg drastis dan tiba-tiba
Musim pancaroba 1 Desa 2513
LSM JRF
Masyarakat
- Pelatihan penanganan Bencana
- Pembuatan tempat evakuasi
- Perbaikan jalur evakuasi - Reboisasi
Pemda PMI LSM Tim siaga Desa Solo peduli
3 Longsor
Faktor kondisi letak wilayah Penggundulan hutan Faktor alam (gerakan massa tanah atau batuan ataupun campuran keduanya menuruni bukit atau lereng akibat terganggunya kestabilan tanah)
Musim hujan RW 3,4,5 1517
JRF
Masyarakat
- Penghijauan - Pelatihan ttg
penanganan longsor - Pembuatan sumur
resapan - Pembangunan
permukiman jauh dari lereng
Lahan Pertanian DPU - Pembuatan embung air
RW2 PEMDA - Perbaikan irigasi RW3 775 LSM - Penghijauan RW4 522 JRF RW5 432
- Sosialiasi penghematan air
Pemukiman - Bantuan supply air
bersih
RW3 775 - Pembuatan
penampungan air hujan
4 Kekeringan Hutan rusak Berkurangnya sumber mata air Musim kemarau
RW4 522
Masyarakat
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
DAMPAK BENCANA PENANGANAN NO BENCANA PERMASALAHAN KAPAN TERJADI WILAYAH JIWA INSTANSI SWADAYA
SOLUSI
RW5 432
5 Diare Pola hidup tidak sehat Sanitasi buruk Lingkungan kumuh
Setiap saat 1 Desa 2513
Pemda PMI SaR Tim siaga Desa Solo peduli LSM JRF
Masyarakat
- Penyadaran masyarakat akan pola
- hidup sehat dengan sosialisasi
- Kebersihan lingkungan secara
- berkala
6 Flu Burung
Potensi unggas tinggi Kesadaran masyarakat akan kebersihan kandang unggas kurang, dan masih di biarkannya unggas berkeliaran kemana-mana Lingkungan yang kurang bersih
Setiap saat 1Desa 2513
Pemda PMI SaR Tim siaga Desa Solo peduli LSM JRF
Masyarakat
- Sosialisasi tentang penyakit Flu
- Burung - Pelatihan tanggap Flu
Burung - Vaksin unggas - Pembuatan tempat
peternakan khusus
7 Pes
Potensi tikus banyak Kesadaran masyarakat akan kebersihan masih kurang Lingkungan yang kurang bersih Padatnya pemukiman penduduk
Setiap saat 1Desa 2513
Pemda PMI SaR Tim siaga Desa Solo peduli LSM JRF
Masyarakat
- Sosialisasi tentang penyakit pes
- Pelatihan tanggap pes - Pemberantasan tikus
8 Gempa Tektonik Vulkanik
Pergeseran alam lempeng bumi Faktor alam Meletusnya gunung berapi
27 mei 2006 2 sampai 4th 1 Desa 2513
2513
Pemda PMI SaR Tim siaga Desa Solo peduli LSM JRF
Masyarakat
- Pelatihan tangap gempa - Sosialisasi tentang
gempa - Pelatihan tentang
pembuatan rumah tahan gempa
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
TIPOLOGI KAWASAN RAWAN LETUSAN GUNUNG BERAPI BERDASARKAN PEDOMAN.
A. Tipe A a. Kawasan yang berpotensi terlanda banjir lahar dan tidak menutup kemungkinan dapat terkena perluasan
awan panas dan aliran lava. Selama letusan membesar, kawasan ini berpotensi tertimpa material jatuhan berupa hujan abu lebat dan lontaran batu pijar.
b. Kawasan yang memiliki tingkat risiko rendah (berjarak cukup jauh dari sumber letusan, melanda kawasan sepanjang aliran sungai yang dilaluinya, pada saat terjadi bencana letusan, masih memungkinkan manusia untuk menyelamatkan diri, sehingga risiko terlanda bencana masih dapat dihindari).
b. Tipe B a. Kawasan yang berpotensi terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran atau guguran batu pijar,
hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas beracun. b. Kawasan yang memiliki tingkat risiko sedang (berjarak cukup dekat dengan sumber letusan, risiko
manusia untuk menyelamatkan diri pada saat letusan cukup sulit, kemungkinan untuk terlanda bencana sangat besar)
c. Tipe C a. Kawasan yang sering terlanda awan panas, aliran lahar dan lava, lontaran atau guguran batu (pijar),
hujan abu lebat, hujan lumpur (panas), aliran panas dan gas beracun. Hanya diperuntukkan bagi kawasan rawan letusan gunung berapi yang sangat giat atau sering meletus.
b. Kawasan yang memilki risiko tinggi (sangat dekat dengan sumber letusan. Pada saat terjadi aktivitas magmatis, kawasan ini akan dengan cepat terlanda bencana, makhluk hidup yang ada disekitarnya tidak mungkin untuk menyelamatkan diri )
Tipologi Kawasan Rawan Bencana Dari data karakteristik Desa Tlogolele serta informasi kebencanaan yang ada serta tipologi kawasan rawan bencana (Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Letusan Gunung Berapi) maka Desa Tlogolele termasuk kedalam Kawasan Tipe B.
.
Tabel 4.15. Kerentanan Bencana Erupsi Di Kawasan Pedesaan
NO JENIS
PEMANFAATAN RUANG
TINGKAT KERENTANAN
KERENTANAN TINGGI (KTP)
KERENTANAN SEDANG (KSP)
KERENTANAN RENDAH (KRP)
1 Permukiman
konstruksi bangunan beton tak bertulang dengan pola permukiman mengelompok dan menyebar.
konstruksi bangunan beton bertulang dengan pola permukiman mengelompok.
konstruksi bangunan beton bertulang dengan pola permukiman menyebar.
konstruksi bangunan semi permanen dengan pola permukiman mengelompok dan menyebar.
konstruksi bangunan tradisional dengan pola permukiman mengelompok.
konstruksi bangunan tradisional dengan pola permukiman menyebar.
KERENTANAN TINGGI (KTPD)
KERENTANAN SEDANG (KSPD)
KERENTANAN RENDAH (KRPD)
2 Perkantoran Dan Fasilitas Umum (Pusat Desa)
konstruksi bangunan beton bertulang dan beton tidak bertulang
konstruksi bangunan semi permanen
konstruksi bangunan tradisional.
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
NO JENIS
PEMANFAATAN RUANG
TINGKAT KERENTANAN
KERENTANAN TINGGI (KTLH)
KERENTANAN SEDANG (KSLH)
KERENTANAN RENDAH (KRLH)
3
Lahan Usaha, Tingkat Kerentanan Lahan Usaha Ditentukan Oleh Jenis Lahan Usaha Pertanian Yang Mempunyai Karakteristik Berbeda
sawah yang beririgasi jenis usaha ladang perkebunan
4 Pariwisata
Wisata/Atraksi Geofisik (Kawasan puncak gunung berapi),dengan jenis atraksi fenomena vulkanis dengan semburan laharpanas dan dingin, keragaman flora fauna, sosiosistem yang khas dan bernuansa vulkan (wg).
Wisata/Atraksi Biotis yang meliputi: ekosistem hutan alam tropika pengunungan (Tropical Mountain Forest) yangmempunyai struktur tajuk yang bernuansa vulkan; model suksesi alami dari hutan alam tropika pegunungan yang dipengaruhi oleh adanya aktivitas gunung berapi. Selain itu juga dapat berupa atraksi seperti: tracking, air terjun, dan lainlain(wb)
Wisata/Atraksi Abiotis, yaitu berbagai atraksi yang sangat berinteraksi dengan kawasan vulkan tersebut, seperti petualangan dan kepencintaalaman atau wisata dengan “minat khusus” (wa)
Wisata/Atraksi Sosio-Kultural, kondisi alam dan masyarakat yang percaya akan supranatural telah membentuk budaya yang khas (ws)
Wisata/Atraksi Agro-Kultural, seperti agrowisata, hutan rakyat dan berbagai macam pola agroforestry (wak)
Sumber: Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Bencana
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Analisis Pengurangan Resiko Bencana
Logika/Rumus Pengurangan Resiko Bencana Resiko Bencana = Bahaya X Kerentanan 1. Identifikasi Bahaya (Hazard) No. Jenis
Bahaya/Ancaman Data Pendukung Keterangan 1. Banjir Lokasi dan Luasan wilayah
banjir/genangan Yang terkena dampak:
permukiman atau sawah Kejadian masa lalu (waktu,
kerusakan, lama genangan, tinggi genangan, korban)
Penyebab banjir
Membuat peta lokasi atau kawasan rawan banjir. Cara menentukan tingkatan bahaya adalah dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika mengancam lebih 100 jiwa jiwa
(banjir pada kawasan pemukiman), waktu genangan lebih dari 3 hari
b. sedang : 2, jika mengancam kurang dari 100 jiwa (banjir pada kawasan pemukiman), waktu genangan kurang dari 2 hari
c. rendah : 1, jika lebih rendah dari point b atau genangan pada kawasan pertanian
2. Tanah longsor Lokasi dan Luasan wilayah longsor
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
penyebab longsor
Membuat peta lokasi atau kawasan rawan longsor Cara menentukan tingkatan bahaya adalah dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika mengancam lebih 50 jiwa (longsor
pada kawasan pemukiman) b. sedang : 2, jika mengancam kurang dari 25-50 jiwa
(longsor pada kawasan pemukiman) c. rendah : 1, jika mengancam hanya mengancam
kawasan non pemukiman (sawah/ladang, hutan, jalan)
3. Kebakaran kawasan pemukiman
Tingkat kepadatan penduduk dan bangunan
Lokasi dan Luasan kepadatan
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
penyebab kebakaran
Membuat peta lokasi atau kawasan rawan kebakaran Cara menentukan tingkatan bahaya adalah dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika mengancam penduduk > 50
jiwa/ha) b. sedang : 2, jika mengancam penduduk 25-50 c. rendah : 1, jika mengancam penduduk kurang 25
4. Gempa bumi Lokasi dan Luasan wilayah gempa
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
Membuat peta lokasi atau kawasan rawan gempa Cara menentukan tingkatan bahaya adalah dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika mengancam lebih 100 jiwa b. sedang : 2, jika mengancam kurang dari 50-100 c. rendah : 1, mengancam kurang dari 50 jiwa
5. Tsunami Lokasi atau sebaran pemukiman penduduk atau bangunan umum yang berada pada gasris sempadan pantai
Jumlah penduduk dan
Membuat peta lokasi atau kawasan rawan tsunami berdasarkan zona Cara menentukan tingkatan bahaya adalah dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika jarak pemukiman kurang dari
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
No. Jenis Bahaya/Ancaman Data Pendukung Keterangan
rumah yang teranam Kejadian masa lalu
(jauhnya limpasan air laut dan tinggi gelombang yang sampai daratan, jumlah pemukiman dan jiwa yang terkena bencana)
peta zona ancaman bahaya jaringan jalan (lebar,
panjang, kondisi) area / bangunan evakuasi
500 meter dari garis pantai b. sedang : 2, jika jarak pemukiman antara 500-
1.000 meter dari garis pantai c. rendah : 1, jika jarak pemukiman lebih dari 1.000
meter dari garis pantai
6. Letusan gunung berapi
Lokasi dan Luasan wilayah ancaman gunung berapi
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
jumlah tempat evakuasi, dan jarak area evakuasi dengan area pemukiman
Membuat peta lokasi atau kawasan rawan erupsi gunung berapi Cara menentukan tingkatan bahaya adalah dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika wilayah atau area masuk dalam
kawasan bahaya 1 (ring 1) b. sedang : 2, jika wilayah atau area masuk dalam
kawasan bahaya 2 (ring 2) c. rendah : 1, jika wilayah atau area masuk dalam
kawasan bahaya 3 (ring 3)
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
2. Identifikasi Kerentanan (Vurnerability)
No. Jenis Bahaya/Ancaman Kerentanan Faktor
Kerentanan Keterangan
(i) Wilayah sungai
jarak sungai Membuat peta lokasi kerentanan banjir Cara menentukan tingkatan kerentanan dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jarak pemukiman dengan sungai
kurang dari 20 meter (pemukiman pada garis sempadan sungai)
b. sedang : 2, jarak pemukiman lebih dari 20-30 meter
c. rendah : 1, jarak pemukiman lebih dari 30 meter
1. Banjir
(ii) Saluran drainase
ketersediaan dan kondisi saluran
Asumsi : c. tinggi : 3, tidak ada saluran drainase d. sedang : 2, ada saluran tetapi rusak d. rendah : 1, ada saluran kurang dirawat
(i) Wilayah tebing/ lereng
Kemiringan lahan Membuat peta lokasi kerentanan longsor Cara menentukan tingkatan kerentanan dengan menggunakan skor. Asumsi : e. tinggi : 3, lokasi atau area pemukiman berada
pada kemiringan lahan > 60o f. sedang : 2, lokasi atau area pemukiman berada
pada kemiringan lahan 15 o - 60o e. rendah : 1, lokasi atau area pemukiman pada
kemiringan lahan < 15o
2. Tanah Longsor
(ii) Wilayah bantaran sungai
Jarak Asumsi : g. tinggi : 3, jarak pemukiman dengan tepi sungai
kurang dari 5 meter h. sedang : 2, jarak pemukiman dengan tepi sungai
antara 5-10 meter c. rendah : 1, jarak pemukiman dengan tepi sungai
lebih dari 10 meter Jenis Bangunan Membuat peta lokasi kerentanan kebakaran
Cara menentukan tingkatan kerentanan dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika jenis bangunan temporer
(dominasi bahan bangunan dari kayu) b. sedang : 2, jika jenis bangunan semi permanen c. rendah : 1, jika jenis bangunan permanen
3. Kebakaran Kawasan Pemukiman
Wilayah padat bangunan
Ketersediaan prasarana
Asumsi : a. tinggi : 3, jika dimensi jalan sempit (tidak bisa
dilalui mobil pemadam) dan kondisi jelek b. sedang : 2, kondisi dimensi jalan sempit (tidak
bisa dilalui mobil pemadam) dan kondisi baik c. rendah : 1, jika dimensi jalan bisa dilalui oleh
mobil pemadam 4. Gempa bumi Wilayah
Pemukiman penduduk
Konstruksi bangunan
Membuat peta lokasi kerentanan gempa bumi Cara menentukan tingkatan kerentanan dengan menggunakan skor. Asumsi : c. tinggi : 3, jika suatu kawasan > 60% konstruksi
bangunannya tidak tahan gempa
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
No. Jenis Bahaya/Ancaman Kerentanan Faktor
Kerentanan Keterangan
d. sedang : 2, jika suatu kawasan 30-60 % kontruksi bangunannya tidak tahan gempa
c. rendah : 1, jika suatu kawasan < 30% kontruksi bangunnnya tidak tahan gempa
Ketersediaan area evakuasi
Asumsi : a. tinggi : 3, area evakuasi tidak mampu
penampung 70% dari jumlah penduduk b. sedang : 2, area evakuasi mampu menampung
50-70% dari jumlah penduduk c. rendah : 1, area evakuasi mampu
menampung lebih dari 70% dari jumlah penduduk
Ketersediaan area evakuasi
Membuat peta lokasi kerentanan tsunami Cara menentukan tingkatan kerentanan dengan menggunakan skor. Asumsi : a. tinggi : 3, jika kawasan /lokasi bahaya tsunami
tidak terdapat area/bangunan yang tinggi b. sedang : 2, jika kawasan/area bahaya tsunami
tersedia area/bangunan cukup tinggi tetapi masih dalam jarak bahaya (kurang dari 500 m dari pantai)
c. rendah : 1, jika kawasan/area bahaya tsunami tersedia area/bangunan yang tinggi dengan jarak lebih dari 500 m dari pantai
5. Tsunami Wilayah pantai
Ketersediaan jaringan jalan
Asumsi : a. tinggi : 3, kurang jalan alternatif untuk
penyelamatan (1-2 jalur alternatif) b. sedang : 2, ada jalur penyelamatan ( > 2 jalur
alternatif) c. rendah : 1, ada jalur penyelamatan ( > 2 jalur
alternatif) dan dapat dilalui oleh angkutan roda 4 6. Letusan gunung
berapi Wilayah pegunungan
Ketersediaan area evakuasi
Asumsi : a. tinggi : 3, tidak ada area evakuasi b. sedang : 2, ada area evakuasi tapi tidak
mencukupi c. rendah : 1, ada area evakuasi
Ketersediaan jaringan jalan
Asumsi : a. tinggi : 3, kurang jalan alternatif untuk
penyelamatan (1-2 jalur alternatif) b. sedang : 2, ada jalur penyelamatan ( > 2 jalur
alternatif) c. rendah : 1, ada jalur penyelamatan ( > 2 jalur
alternatif) dan dapat dilalui oleh angkutan roda 4
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Tabel 4.16. Identifikasi Resiko Bencana Erupsi Merapi Desa Tlogolele
RESIKO BENCANA KETERANGAN NO JENIS
ANCAMAN LOKASI BAHAYA KERENTANAN 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah) DATA PENDUKUNG ANALISIS
Lokasi dan Luasan wilayah ancaman gunung berapi
Semua wilayah RW 1 rawan ancaman Gunung Merapi
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan harta benda, bangunan infrastruktur)
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban) Tahun 1962, 1977, 1982,1988, 27 Mei 2006
jumlah tempat evakuasi, dan jarak area evakuasi dengan area pemukiman
RW 1 mempunyai area evakuasi sementara yaitu lapangan voli, akan tetapi tidak mencukupi
RW 1 2 2 V
jalur evakuasi Hanya mempunyai satu jalur evakuasi akan tetapi dekat dengan desa sengi yang jalurnya lebar dan bagus untuk menuju area evakuasi akhir
Lokasi dan Luasan wilayah ancaman
gunung berapi Semua wilayah RW 2 rawan ancaman Gunung Merapi
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan harta benda, bangunan infrastruktur)
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban) Tahun 1962, 1977, 1982,1988, 27 Mei 2006
jumlah tempat evakuasi, dan jarak area evakuasi dengan area pemukiman
RW 2 tidak mempunyai area evakuasi, jarak dengan area evakuasi RW 1 + 500 meter
RW 2 2 2 V
jalur evakuasi Mempunyai beberapa jalur evakuasi menuju area evakuasi sementara RW 1, akan tetapi menuju area evakuasi akhir hanya ada satu jalur evakuasi
Lokasi dan Luasan wilayah ancaman
gunung berapi Semua wilayah RW 3 rawan ancaman Gunung Merapi
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan harta benda, bangunan infrastruktur)
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban) Tahun 1962, 1977, 1982,1988, 27 Mei 2006
1 LETUSAN GUNUNG BERAPI
RW 3 2 2 V
jumlah tempat evakuasi, dan jarak area evakuasi dengan area pemukiman
RW 3 mempunyai area evakuasi sementara, jarak dengan area evakuasi RW 1 + 400 – 800 meter (karena wilayah RW 3 menyebar)
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
RESIKO BENCANA KETERANGAN NO JENIS
ANCAMAN LOKASI BAHAYA KERENTANAN 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah) DATA PENDUKUNG ANALISIS
jalur evakuasi Mempunyai beberapa jalur evakuasi menuju area evakuasi sementara RW 3, untuk menuju area evakuasi akhir ada dua jalur evakuasi yaitu melalu RW 1 dan RW 3.
Lokasi dan Luasan wilayah ancaman
gunung berapi Semua wilayah RW 4 rawan ancaman Gunung Merapi
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan harta benda, bangunan infrastruktur)
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban) Tahun 1962, 1977, 1982,1988, 27 Mei 2006
jumlah tempat evakuasi, dan jarak area evakuasi dengan area pemukiman
RW 4 tidak mempunyai area evakuasi sementara, jarak dengan area evakuasi sementara RW 3 + 1500 meter
RW 4 3 3 V
jalur evakuasi Hanya mempunyai satu jalur evakuasi
Lokasi dan Luasan wilayah ancaman gunung berapi
Semua wilayah RW 5 rawan ancaman Gunung Merapi
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan harta benda, bangunan infrastruktur)
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban) Tahun 1962, 1977, 1982,1988, 27 Mei 2006
jumlah tempat evakuasi, dan jarak area evakuasi dengan area pemukiman
RW 5 tidak mempunyai area evakuasi sementara, jarak dengan area evakuasi sementara RW 3 + 2500 meter
RW 5 3 3 V
jalur evakuasi Hanya mempunyai satu jalur evakuasi Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Untuk wilayah Desa Tlogolele RW 5 sangat rawan ancaman gunung merapi karena jaraknya hanya + 4 km (Ring 1/KRB 3), dan juga untuk RW 4 berjarak + 5 Km dari puncak gunung merapi. Kesimpulan: Untuk mengurangi Resiko di Desa Tlogolele perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Penyediaan Area Evakuasi dan gedung evakuasi dengan fasilitas sanitasi dan Air bersih; Perbaikan Jaringan Jalan yang digunakan sebagai jalur evakuasi Sosialisasi mengenai bangunan permukiman dan fasilitas umum lainnya yang tidak memiliki kerentanan terhadap bencana erupsi dan bencana lainya. Arah kepadatan pemukiman RW 4, dan RW 5 diarahkan ke RW 3 atau RW 1 dan RW 2. sehingga menjauhi puncak Gunung Merapi.
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Tabel 4.17 Identifikasi Resiko Bencana Longsor Desa Tlogolele
RESIKO BENCANA KETERANGAN NO JENIS
ANCAMAN LOKASI BAHAYA KERENTANAN 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah) DATA PENDUKUNG ANALISIS
Lokasi dan Luasan wilayah longsor Semua wilayah RW 1 rawan longsor Yang terkena dampak: permukiman atau
sawah Dampak terhadap Lahan tegalan dan pertanian warga
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
Terjadi ketika musim penghujan
Penyebab longsor Aliran air yang tidak teratur, tidak penyerapan air, sehingga mengakibatkan erosi yang akirnya menjadi longsor
RW 1 1 2 V
Kemiringan lahan Lokasi atau area pemukiman berada pada kemiringanlahan 15o – 60o
Lokasi dan Luasan wilayah longsor Semua wilayah RW 2 rawan longsor Yang terkena dampak: permukiman atau
sawah Dampak terhadap Lahan tegalan dan pertanian warga
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
Terjadi ketika musim penghujan
Penyebab longsor Aliran air yang tidak teratur, tidak penyerapan air, sehingga mengakibatkan erosi yang akirnya menjadi longsor
RW 2 1 2 V
Kemiringan lahan Lokasi atau area pemukiman berada pada kemiringanlahan 15o – 60o
Lokasi dan Luasan wilayah longsor Semua wilayah RW 3 rawan longsor Yang terkena dampak: permukiman atau
sawah Dampak terhadap permukiman Lahan tegalan dan pertanian warga
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
Terjadi ketika musim penghujan
Penyebab longsor Aliran air yang tidak teratur, tidak penyerapan air, sehingga mengakibatkan erosi yang akirnya menjadi longsor
RW 3 2 2 V
Kemiringan lahan Lokasi atau area pemukiman berada pada kemiringanlahan 15o – 60o
Lokasi dan Luasan wilayah longsor Semua wilayah RW 3 rawan longsor
2 LONGSOR
RW 4 2 2 V Yang terkena dampak: permukiman atau
sawah Dampak terhadap permukiman Lahan tegalan dan permukiman warga
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
RESIKO BENCANA KETERANGAN NO JENIS
ANCAMAN LOKASI BAHAYA KERENTANAN 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah) DATA PENDUKUNG ANALISIS
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
Terjadi ketika musim penghujan, tahun 2010 meninggal 1 orang, luka 1 orang
Penyebab longsor Aliran air yang tidak teratur, tidak penyerapan air, sehingga mengakibatkan erosi yang akirnya menjadi longsor
Kemiringan lahan Lokasi atau area pemukiman berada pada kemiringanlahan 15o – 60o
RW 5 2 2 V Lokasi dan Luasan wilayah longsor Semua wilayah RW 3 rawan longsor
Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Dampak terhadap permukiman Lahan tegalan dan pertanian serta permukiman warga
Kejadian masa lalu (waktu, kerusakan, korban)
Terjadi ketika musim penghujan
Penyebab longsor Aliran air yang tidak teratur, tidak penyerapan air, sehingga mengakibatkan erosi yang akirnya menjadi longsor
Kemiringan lahan Lokasi atau area pemukiman berada pada kemiringanlahan 15o – 60o
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele, Tahun 2010
Kesimpulan: Untuk mengurangi Resiko Longsor di Desa Tlogolele perlu dilakukan adalah sebagai berikut: Penghijauan Pelatihan tentang penanganan longsor Pembuatan sumur resapan Pembangunan permukiman jauh dari lereng Pembuangan air dari atap untuk dialirkan ke saluran drainase langsung dengan menggunakan talang dan pipa. Pembenahan/pengecekan talud penahan setiap tahun Penataan permukiman menjauhi lereng dengan kemiringan diatas 60o
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Tabel 4.18. Identifikasi Resiko Bencana Lainnya Desa Tlogolele
Identifikasi Bahaya Identifikasi Kerentanan Assesment Resiko No Jenis Bahaya/
Ancaman Aspek Penilaian Kondisi Desa Tlogolele
Assesment Bahaya (Skor)
Aspek Penilaian Kondisi Desa Tlogolele
Assesment Kerentanan
(Skor) 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah)
a. Lokasi dan Luasan wilayah kekeringan
Ancaman Kekeringan dikarenakan kurangnya sumber air bersih. Selama ini warga mengandalkan mata air
a. Ketersediaan Sumber Air Bersih
Sumber Air bersih di peroleh dari dukuh Sepi desa Jrakah akan tetapi menurut perkiraan debit yang ada tidak mencukupi.
2 V
b Yang terkena dampak
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan binatang ternak, dan lahan pertanian)
b. Persediaan Air Bersih Warga
Warga memperoleh air bersih dengan jaringan perpipaan dari mata air. .
2 V
3 Kekeringan
c. Kejadian masa lalu
Terjadi ketika musim kemarau (tiap tahun)
1
Kesimpulan : Resiko kekeringan di Desa Tlogolele berada pada tingkat rendah, akan tetapi apabila penggundulan dan penanaman pohon tidak dilakukan efeknya akan sangat besar bagi Desa Tlogolele dan sekitarnya karena hal tersebut akan mengurangi debit air
a. Lokasi dan Luasan wilayah kekeringan
Ancaman Angin ribut kemungkinan terjadi di seluruh wilayah desa Tlogolele
a. Konstruksi Bangunan
Konstruksi bangunan belum mempersyaratkan penahan angin (persyaratan beban angin dalam peraturan bangunan)
2 V 4 Angin Ribut
b Yang terkena dampak
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia dan binatang ternak, bangunan rumah, infrastruktur dan lahan pertanian)
1
b. Pohon penahan Angin
Keberadaan pohon kurang, terjadi penggundulan hutan
2 V
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Identifikasi Bahaya Identifikasi Kerentanan Assesment Resiko No Jenis Bahaya/
Ancaman Aspek Penilaian Kondisi Desa Tlogolele
Assesment Bahaya (Skor)
Aspek Penilaian Kondisi Desa Tlogolele
Assesment Kerentanan
(Skor) 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah)
yang ada di desa Tlogolele
c. Kejadian masa lalu
Terjadi ketika musim penghujan (tiap tahun), bulan Januari dan Maret
Kesimpulan : Resiko bencana angin ribut masuk dalam tingkat resiko rendah dikarenakan kepadatan pemukiman rendah
a. Lokasi dan Luasan wilayah
Lokasi di setiap satuan wilayah permukiman Desa Tlogolele
a. Lingkungan Permukiman
Lingkungan Permukiman menjadi satu dengan perternakan dan limbahnya langsung ke drainase dengan penggunaan sanitasi dengan cubluk, serta persampahan masih dibuang ke sungai/sembarang tempat, masyarakat punya kebiasaan memupuk tanaman dengan kotoran ternak yang masih basah dan ditaruh dipinggir jalan
2
V
b Yang terkena dampak: permukiman atau sawah
Yang terkena dampak bencana adalah seluruh objek (manusia) yang ada di desa Tlogolele
b. Kepadatan Permukiman
Kepadatan Permukiman rendah 1
V
5 Penyakit
c. Kejadian masa lalu
Pada tahun 2008 flu burung pada ayam dan terdapat penyakit Demam Berdarah,
3
Kesimpulan : Resiko penyakit di Desa Tlogolele sedang dikarenakan permukiman yang ada berdekatan dengan sumber penyakit, sampah dibuang sembarangan, warga meletakkan kotoran ternak dipinggir jalan, bak penampung air masih terbuka.
Rencana Penataan Permukiman (RPP) Desa Tlogolele Kecamatan Selo
Kabupaten Boyolali
Identifikasi Bahaya Identifikasi Kerentanan Assesment Resiko No Jenis Bahaya/
Ancaman Aspek Penilaian Kondisi Desa Tlogolele
Assesment Bahaya (Skor)
Aspek Penilaian Kondisi Desa Tlogolele
Assesment Kerentanan
(Skor) 7 s/d 9 (Tinggi)
4 s/d 6 (Sedang)
1 s/d 3 (Rendah)
d. penyebab Sanitasi yang buruk, jadi satunya peternakan dengan permukiman, dan sampah yang masih on site.
Sumber : Hasil Analisis TIP,TPK dan Relawan Desa Tlogolele , Tahun 2010