repository.fisip-untirta.ac.idrepository.fisip-untirta.ac.id/461/1/skripsi reni indriyani -...
TRANSCRIPT
Jangan menyerah atas impianmu, impian memberimu tujuan hidup.
Ingatlah, sukses bukan kunci kebahagiaan, tapi kebahagiaan kunci kesuksesan.
Semangat!
Skripsi ini saya persembahkan untuk kedua orangtua, keluarga dan semua orang yang telah membantu dalam menyelesaikan penelitian.
ABSTRAK
RENI INDRIYANI, NIM. 6661111705. Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Program Studi Ilmu Administrasi Negara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Pembimbing I : Gandung Ismanto, M.M. Pembimbing II: Drs. Hasuri Waseh, M.Si.
Kata Kunci : Kinerja, Pengelolaan dan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA).
Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dalam penelitian ini ada beberapa permasalahan yaitu: masih adanya mahasiswa penerima yang tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan, selain itu kurang selektifnya pengelola pada calon penerima besiswa. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Ditinjau dari indikator masukan, proses, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif deskriptif. Data didapatakan dengan cara penyebaran kuesioner, teknik sampling yang digunakan adalah cluster sampling. Hasil penelitian ini adalah kinerja pengelolaan program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta sudah baik. Hal itu dapat dilihat dari nilai hasil pencapaian skor 70%. Jadi kesimpulannya adalah bahwa dari keenam indikator yang dapat dijadikan tolak ukur ada satu indikator yang memiliki skor rendah yaitu indikator proses sebesar 62%. Saran yang diajukan peneliti yaitu: kinerja pengelola beasiswa dan proses perekrutan calon penerima beasiswa perlu ditingkatkan lagi. Dimana, proses perekrutan yang dilakukan oleh pengelola harus lebih transparan dengan melakukan pengawasan dengan teliti.
ABSTRACT
RENI INDRIYANI. NIM. 6661111705. The Performance of Management and Cost Education Aid Program of Academic Achievement Upgrading (BBP-PPA) year 2014 at Untirta. Program Study Administration State of Science. Faculty Science of Social and Politic. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Advisor I: Ganduh Ismanto, M. M. Advisor II: Drs. Hasuri Waseh, M. Si.
Keywords: Performance, Management and Cost Education Aid Program of Academic Achievement Upgrading (BBP-PPA).
The Performance of management and cost education aid program of academic achievement upgrading (BBP-PPA) year 2014 at Untirta. In this research there are several problems such as: there are PPAs’ students receiver who unappropriate with the requirement and certainment, beside that the manager of PPAs’ students receiver candidates are less selective. The aim of this research is to find out the Performance of management and cost education aid program of academic achievement upgrading (BBP-PPA) year 2014 at Untirta. Observed from input, process, output, outcome, benefit and impact indicator. The method used in this research is quantitative descriptive method. The data was collected by using questionnaire distibuting, the sampling technique used in this research is simple random sampling. The result of this research is the Performance of management and cost education aid program of academic achievement upgrading (BBP-PPA) year 2014 at Untirta was already good. That case can be seen from the final result as much 70%. So, the conclusion is from six indicators which can be the benchmark, there is one indicator which has the lowest score is process indicator as much 62%. The suggestion that estimated by the researcher is the Performance of PPAs’ manager and the requirement process of PPA’s receiver candidates need to be more increased. Where the requirement process that done by the manager should be more transparent by monitoring.
KATA PENGANTAR
Bismillahir-Rahmanir-Rahim
Assalamu’alaikum warahmatullah wabarakatuh
Segala puji syukur kehadirat Allah SWT, sumber suara-suara hati, sumber
ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sumber segala kesuksesan, Sang
Kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta-Nya. Berkat hidayah, taufiq
dan inayah-Nya, akhirnya skripsi ini dapat penulis selesaikan dengan baik
meskipun tidak sempurna, karena kesempurnaan hanya milik sang Pencipta. Tak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpah kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarga berserta sahabatnya.
Hasil penelitian yang dinamakan “SKRIPSI” ini diajukan untuk memenuhi
salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dengan judul “Kinerja
Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) Tahun 2014 Di UNTIRTA”.
Pekerjaan akhir akademik yang relatif sulit dan melelahkan ini hampir
mustahil untuk dirampungkan tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai
pihak. Dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa selama penelitian
dan penulisan skripsi ini, peneliti telah banyak menerima bantuan baik moril
maupun materil dari berbagai pihak.
Maka dengan ketulusan hati, penulis ingin mengucapkan rasa terima kasih
yang tak terhingga kepada :
1. Yth. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
2. Yth. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan FISIP Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
3. Yth. Ibu Rahmawati, S.Sos, M.Si sebagai Dekan I FISIP Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.
4. Yth. Bapak Imam Mukhroman S.Sos, M.Si sebagai Wakil Dekan II FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
5. Yth. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos, M.Si, Wakil Dekan III FISIP
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, sekaligus Dosen penguji Seminar
Proposal Skripsi yang telah membantu dan memberikan masukan untuk
skripsi ini kepada peneliti.
6. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si, sebagai Ketua Program Studi Ilmu
Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
7. Yth. Bapak Riswanda, S.Sos, P.hd , sebagai Sekretaris Jurusan Program
Studi Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
8. Yth. Bapak Gandung Ismanto, S.Sos., M.M., sebagai Pembimbing I skripsi,
terima kasih atas bimbingan, masukan kritik dan sarannya kepada peneliti.
9. Yth. Bapak Drs. Hasuri Waseh, SE., M.Si., Pembimbing II skripsi, terima
kasih untuk nasihat dan motivasinya kepada peneliti, semoga menjadi modal
awal menuju kesuksesan.
10. Yth. Bapak Maulana Yusuf, M.Si, sebagai penguji sidang skripsi,
terimakasih atas kritik dan saran kepada peneliti.
11. Yth. Ibu Listyaningsih, S.Sos, M.Si., Dosen Pembimbing MPA peneliti,
mengucapkan terima kasih atas nasihat, pelajaran dan bimbingan dalam
menyusun sebuah penelitian.
12. Yth. Ibu Titi Stiawati, S.Sos., M.Si., Dosen Pembimbing Akademik peneliti,
mengucapkan terima kasih atas nasihat, pelajaran dan bimbingannya dalam
perkuliahan, serta motivasi dalam penyusunan skripsi yang dilakukan oleh
peneliti.
13. Kepada seluruh Dosen Program Studi Ilmu Administrasi Negara yang tidak
dapat peneliti sebutkan satu persatu, semoga ilmu yang telah disampaikan
dapat bermanfaat.
14. Para Staf Tata Usaha (TU) Program Studi Ilmu Administrasi Negara atas
segala sumbangsihnya.
15. Pengelola Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik atas segala
fasilitas yang telah diberikan kepada peneliti.
16. Terimakasih kepada staf Bidang Kemahasiswaan Untirta, Ibu Gina Fithria,
S.Pd yang sudah membantu saya dalam penelitian.
17. Terimakasih kepada penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 di Untirta, yang telah
membantu dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
18. Dukungan dan motivasi terbesar tentulah dari keluarga tercinta peneliti,
yaitu keluarga besar Wowo Suherman. Terima kasih untuk selalu memberi
dukungan dan semangat dalam bentuk apapun untuk segera menyelesaikan
skripsi ini.
19. Mahasiswa ANE Non Reguler dan ANE Reguler angkatan tahun 2011,
terima kasih untuk saling berbagi cerita mengenai perkuliahan, saling
mensupport untuk segera menyelesaikan skripsi dengan tepat waktu.
20. Terima kasih untuk teman-teman tercinta, Amelia Indrayani, Amelia Rizky,
Cikita Rahmawati, Hasanahtun, Ida Komala, Indri dwi putri, Jelita Amalia,
Khairinnisa, Verayana, Wida Riandani dalam bantuan yang sama-sama
berjuang untuk menyelesaikan tugas akhir mata perkuliahan, saling
mensupport, memberi masukan-masukan dan nasihat serta saling berbagi
cerita selama kurang lebih beberapa tahun ini. Untuk Nita Soraya L
(Mamih) terima kasih yang selalu menemani di kampus tercinta ini,
perpustakaan, penelitian, dan bimbingan skripsi, saling memberi nasihat dan
memberi motivasi satu sama lain. Dan untuk Randi Apriandi (om ran),
terima kasih banyak yang selalu mau direpotkan oleh penulis, yang saling
memberi motivasi satu sama lain dan memberi nasihat.
21. Keluarga besar Asih Kost tercinta, Mila Choirunnisa, Serly Nur Setiawati,
Siti Juhariah, Wazry Irham Marcella dan Yulisda Rahadi Pratiwi. Terima
kasih untuk motivasi kalian yang tiada hentinya agar peneliti segera
menyelesaikan tugas akhirnya ini dengan penuh semangat tanpa mengeluh
dan putus asa, semoga kita bersama-sama maju dengan kesuksesan yang
kita tempuh selama ini.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat
kekurang sempurnaan. Oleh karena itu peneliti sangat berharap adanya
saran dan kritik yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan skripsi ini
lebih lanjut.
Serang, Januari 2016
Peneliti
DAFTAR ISI
LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS
LEMBAR PERSETUJUAN
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR .......................................................................................... i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR DIAGRAM .......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................... 1
1.2 Identifikasi Masalah ..................................................... 14
1.3 Batasan Masalah .......................................................... 15
1.4 Rumusan Masalah ........................................................ 15
1.5 Tujuan Penelitian ......................................................... 15
1.6 Manfaat Penelitian ....................................................... 16
1.7 Sistematika Penulisan .................................................. 16
BAB II DESKRIPSI TEORI PENELITIAN
2.1 Landasan Teori ............................................................. 19
2.1.1 Konsep Kinerja.................................................. 20
2.1.1.1 Faktor-faktor yang memengaruhi kinerja 23
2.1.1.2 Manfaat penilaian kinerja…………… 25
2.1.2 Pengertian Organisasi……................................ 27
2.1.2.1 Prinsip-prinsip organisasi……………... 29
2.1.3 Pengertian Kinerja Organisasi………………….. 30
2.1.4 Definisi Pengelolaan…………………………… 32
2.1.4.1 Fungsi Manajemen…………………... 34
2.1.4.1.1 Planning…………………… 34
2.1.4.1.2 Organizing…………………. 35
2.1.4.1.3 Actuating…………………… 36
2.1.4.1.4 Controlling…………………. 37
2.2 Penelitian Terdahulu .................................................... 38
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian .................................... 39
2.4 Hipotesis Penelitian ..................................................... 42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Pendekatan dan Metode Penelitian ............................. 44
3.2 Ruang Lingkup dan Fokus Penelitian ......................... 45
3.3 Lokasi Penelitian ......................................................... 45
3.4 Variabel Penelitian ...................................................... 46
3.4.1 Definisi Konsep ............................................... 46
3.4.2 Definisi Operasional ......................................... 46
3.5 Instrument Penelitian ................................................... 48
3.5.1 Jenis Sumber Data Yang Diperlukan…………… 50
3.5.1.1 Jenis Data…………………………….. 51
3.5.1.2 Sumber Data…………………………. 52
3.5.1.3 Teknik Pengumpulan Data…………… 52
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ................................... 53
3.6.1 Populasi Penelitian .......................................... 53
3.6.2 Sampel Penelitian ............................................ 54
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data ....................... 55
3.7.1 Uji Validitas........................................................ 56
3.7.2 Uji Reliabilitas………………………………….. 57
3.7.3 Uji Normalitas…………………………………. 58
3.7.4 Uji t-Test………………………………………. 59
3.7.5 Uji Pihak Kanan……………………………….. 60
3.8 Jadwal Penelitian ........................................................ 62
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian…………………………….. ….. 64
4.1.1 Gambaran Umum Untirta.……………………. 64
4.1.2 Visi-Misi Untirta……………….……………… 68
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi………………………… 71
4.1.4 Struktur Organisasi Untirta………………………. 72
4.1.5 Uraian Tugas…………………………………….. 73
4.2 Deskripsi Data……………………………………………. 86
4.2.1 Validitas Insrumen……………………………….. 86
4.2.2 Identitas Responden………………………………. 88
4.2.3 Analisis Data………………………………………. 92
4.3 Pengujian Persyaratan Statistik…………………………….. 109
4.3.1 Uji Reliabilitas Instrumen………………………. 109
4.3.2 Uji Normalitas…………………………………… 110
4.4 Pengujian Hipotesis………………………………………… 111
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian……………………………….. 114
4.6 Pembahasan………………………………………………… 116
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan…………………………………………………. 123
5.2 Saran………………………………………………………. 125
DAFTAR TABEL
TABEL 1.1 Jumlah penerima beasiswa PPA dan BBM 2012-2014... 9
TABEL 1.2 Jumlah penerima BBP-PPA 2014………………………… 10
TABEL 1.3 Daftar nama penerima PPA yang menjadi BBP-PPA….. 12
TABEL 3.1 Skoring item instrument…………………………….. 49
TABEL 3.2 Kisi-kisi instrument penelitian…………………… 50
TABEL 3.3 Jadwal penelitian…………………………………….. 63
TABEL 4.1 Hasil uji validitas instrument………………………… 87
TABEL 4.2 Uji reliabilitas data…………………………………… 109
TABEL 4.3 Uji normalitas……………………………………….. 110
TABEL 4.4 Kategori hasil penelitian………………………………. 116
TABEL 4.5 Indikator skor hasil penelitian………………………… 117
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 2.1 Kerangka berfikir……………………………………… 41
GAMBAR 3.1 Uji pihak kanan……………………………………….. 61
GAMBAR 5.1 Hasil uji hipotesis……………………………………… 114
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM 4.1 Identitas responden berdasarkan jenis kelamin………. 89
DIAGRAM 4.2 Identitas responden berdasarkan usia……………….. 90
DIAGRAM 4.3 Identitas responden berdasarkan fakultas………….. 91
DIAGRAM 4.4 Tanggapan responden indikator masukan…………. 93
DIAGRAM 4.5 Tanggapan responden indikator proses……………. 96
DIAGRAM 4.6 Tanggapan responden indikator keluaran…………. 98
DIAGRAM 4.7 Tanggapan responden indikator hasil…………….. …… 101
DIAGRAM 4.8 Tanggapan responden indikator manfaat…………… 103
DIAGRAM 4.9 Tanggapan responden indikator dampak………….. 106
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Indonesia termasuk negara berkembang dengan sebuah negara dengan rata-
rata pendapatan yang rendah, infrastruktur yang relatif terbelakang dan indeks
perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kurang dibandingkan dengan
norma global. Sumber Daya Manusia atau human recources mengandung dua
pengertian. Pertama adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses
produksi. Dalam hal lain sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang
diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa.
Pengertian kedua adalah menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk
memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan
kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut
menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan. Selain itu, sumber daya
manusia merupakan faktor sentral dalam pengelolaan suatu organisasi. Dimana
menjadi penggerak roda organisasi dalam mencapai dan mewujudkan tujuan dan
sasaran yang ditetapkan. Oleh karena itu, produktivitas organisasi sangat ditentukan
oleh produktivitas sumber daya manusia yang bersangkutan. Untuk memberdayakan
sumber daya manusia yang bermutu agar tidak menjadi beban, melainkan jadi modal
perusahaan atau organisasi diperlukan dua kriteria, yakni sumber daya manusia yang
mempunyai motivasi kerja tinggi dan kemampuan unggul. Sumber daya manusia
yang mampu bekerja dan berkualitas didasari dengan tingkat pendidikan yang tinggi,
selain itu sumber daya manusia mempunyai peranan yang sangat penting dalam
pembangunan bangsa, sehingga untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
diperlukan pendidikan.
Pendidikan merupakan salah satu faktor dalam memajukan sebuah negara,
untuk itu pendidikan merupakan hal terpenting dalam kehidupan kita, ini berarti
bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang dalam
pendidikan, mulai dari sejak dini. Pendidikan adalah proses kehidupan dalam
mengembangkan diri setiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan
kehidupan, sehingga pendidikan disebut sebagai prioritas utama. Sesuai dengan yang
tertera dalam pasal 31 UUD 1945 yang menegaskan bahwa setiap warga negara
berhak mendapatkan pendidikan, sehingga Warga Negara Indonesia berhak untuk
mengenyam pendidikan. Selain itu, arah kebijakan pendidikan bangsa Indonesia
dirumuskan sebagai salah satu tujuan dibentuknya Negara Indonesia merdeka, seperti
yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945 yakni sebagai berikut:
"Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh
sebab itu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan
perikemanusiaan dan perikeadilan. Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan
Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa
mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara
Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat
Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur, supaya
berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintah negara
Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan
Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia, yang terbentuk
dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat”.
Terutama dalam pembukaan UUD 1945 aline ke empat yaitu: “mencerdaskan
kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Pola kebijakan pendidikan di
Indonesia telah didasarkan pada nilai-nilai luhur bangsa Indonesia seperti yang
tertuang pada Pancasila.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
Bab V pasal 12 (1.c), menyebutkan bahwa setiap peserta didik pada setiap satuan
pendidikan berhak mendapatkan beasiswa bagi yang berprestasi yang orang tuanya
tidak mampu membiayai pendidikannya. Pasal 12 (1.d), menyebutkan bahwa setiap
peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan biaya pendidikan
bagi mereka yang orang tuanya tidak mampu membiayai pendidikannya.
Masyarakat memiliki tingkat ekonomi yang berbeda, karena tingkat ekonomi
sangat berpengaruh besar terhadap pendidikan. Tidak semua masyarakat mampu
menempuh pendidikan yang diinginkan terutama untuk menempuh jenjang
pendidikan yang tinggi seperti Perguruan Tinggi Negeri atau Swasta. Oleh sebab itu
pemerintah memberikan solusi bagi masyarakat yang tidak bisa melanjutkan dalam
menempuh pendidikan, salah satunya yaitu dalam bentuk beasiswa. Beasiswa
merupakan pemberian berupa bantuan keuangan yang bertujuan untuk digunakan
demi keberlangsungannya pendidikan yang ditempuh. Beasiswa dapat diberikan oleh
lembaga pemerintah, perusahaan ataupun yayasan.
Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2008 tentang Pendanaan Pendidikan,
bagian kelima, Pasal 27 ayat (1), menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah sesuai kewenangannya memberi bantuan biaya pendidikan atau beasiswa
kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu membiayai
pendidikannya. Pasal 27 ayat (2), menyebutkan bahwa pemerintah dan pemerintah
daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi beasiswa kepada peserta didik
yang berprestasti. Menurut UU 2 tahun 1989, pasal 16, ayat 1: Perguruan tinggi
merupakan kelanjutan pendidikan menengah yang diselenggarakan untuk
mempersiapkan peserta didik untuk menjadi anggota masyarakat yang memiliki
kemampuan akademis dan profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan
menciptakan ilmu pengethauan, teknologi dan kesenian
Perguruan tinggi merupakan wahana tenaga ahli yang diharapkan mampu
mengembangkan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas dan memberi
sumbangan kepada pembangunan. Sebagai usaha sistematis untuk meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, maka Depdiknas (Departemen pendidikan nasional)
selama ini telah menetapkan empat kebijakan pokok di bidang pendidikan, yaitu:
pemerataan dan kesempatan belajar, relevansi pendidikan dengan pembangunan,
kualitas pendidikan dan efisiensi pendidikan. Khusus untuk perguruan tinggi akan
lebih mengutamakan membahas mengenai relevansi pendidikan dengan
pembangunan yang dalam langkah pelaksanaannya dikenal dengan istilah keterkaitan
dan kesepadaman.
Peraturan Menteri nomor 30 tahun 2010 tentang pemberian bantuan biaya
pendidikan kepada peserta didik yang orang tua atau walinya tidak mampu
membiayai pendidikan. Banten merupakan Provinsi yang memiliki beberapa
perguruan tinggi negeri dan swasta, salah satunya ialah (UNTIRTA) Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa. UNTIRTA (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa) terdiri dari
3 (tiga) lokasi, lokasi utama yakni di Serang, lokasi kedua yakni di Ciwaru dan lokasi
ketiga khusus hanya untuk 1 (satu) fakultas yakni, Fakultas Teknik yang berlokasi di
Cilegon dan berada di pusat Kawasan Industri.
Kebijakan pendidikan wajib belajar, diharapkan bahwa setiap warga negara
Indonesia minimal berpendidikan sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA)
atau sederajat. Selain program Wajib Belajar 12 tahun, pemerintah memberikan
upaya meningkatkan angka partisipasi pendidikan yang terus dikembangkan. Upaya
yang dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan memberikan bantuan kepada siswa dan
sekolah, seperti Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Beasiswa Siswa Miskin
(BSM), Beasiswa Khusus Murid Miskin (BKMM). Sedangkan, di tingkat perguruan
tinggi pemerintah juga memberikan beasiswa berupa bantuan beasiswa terhadap
mahasiswa yang kurang mampu di perguruan tinggi, salah satunya termasuk Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang diprioritaskan
untuk golongan mahasiswa yang kurang mampu dalam segi ekonomi.
Beasiswa di Untirta terbagi menjadi beberapa macam beasiswa, yaitu
beasiswa yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan (DIKTI) dan beasiswa yang bersumber dari yayasan
atau perusahaan. Beasiswa yang bersumber dari Direktorat Jenderal Pendidikan
Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (DIKTI) terbagi menjadi 3 (tiga),
yang pertama yaitu beasiswa (BIDIK MISI), yang kedua yaitu Beasiswa Peningkatan
Prestasi Akademik (Beasiswa-PPA) dan yang ketiga yaitu Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA). Selain itu adapula beasiswa yang
bersumber dari yayasan atau perusahaan, misalnya seperti Supersemar (Supersemar
Regular dan Supersemar Unggulan), Bank Mandiri, Chandra Asri Petrochemical
(CAP) , Perusahaan Gas Negara (PGN), Djarum, Baznas Provinsi Banten (Regular
dan Prestasi), Bank Indonesia (BI) dan Krakatau Steel (KS).
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA),
merupakan bantuan beasiswa terhadap mahasiswa yang kurang mampu dan memiliki
prestasi. Beasiswa ini merupakan program beasiswa yang diberikan oleh pemerintah
melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan berupaya mengalokasikan dana untuk memberikan bantuan biaya
pendidikan kepada mahasiswa yang orang tuanya tidak mampu, dan untuk membiayai
pendidikannya dan memberikan beasiswa kepada mahasiswa yang mempunyai
prestasi tinggi, baik kurikuler maupun ekstrakulikuler. program bantuan biaya
pendidikan dan beasiswa dapat dilaksanakan sesuai dengan prinsip 3T, yaitu: Tepat
sasaran, Tepat Jumlah dan Tepat waktu.
Tahun 2012 istilah Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA) dan
Bantuan Belajar Mahasiswa (BBM) disesuaikan dengan istilah yang sejalan dengan
ketentuan yang ada yaitu menjadi Beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik
(Beasiswa-PPA) dan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA). Salah satunya adalah Perguruan Tinggi Negeri UNTIRTA (Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa) yang menjalankan program beasiswa tersebut. Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) diperuntukkan kepada
mahasiswa yang kurang mampu dengan memenuhi persyaratan yang sudah
ditentukan, diantaranya seperti: surat keterangan tidak mampu atau layak mendapat
bantuan yang dikeluarkan oleh Lurah/Kepala Desa, fotokopi transkrip nilai dengan
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 2,50 yang disahkan oleh pimpinan
perguruan tinggi dan fotokopi piagam atau bukti berprestasi lainnya (kurikuler dan
atau ekstra kurikuler) yang diselenggarakan oleh Kemdiknas dan atau organisasi lain
baik pada tingkat Nasional, Regional maupun Internasional. Selain itu ada pula
persyaratan lain seperti slip pembayaran terakhir, slip listrik, slip gaji orang tua, serta
fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM), Kartu Hasil Studi (KHS) dan Kartu
Rencana Studi (KRS).
Tabel 1.1
Perkembangan Jumlah Penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2012-2014
No Tahun Angkatan Jumlah Penerima
1 2012 649
2 2013 579
3 2014 475
Sumber: Data penerima Beasiswa PPA dan BBM tahun 2012-2014 Untirta
Tabel 1.1 di atas menjelaskan bahwa Untirta mendapat kuota penerima
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) dari tahun
2012-2014 sebanyak 1.701 mahasiswa penerima., terdiri dari angkatan tahun 2012
sebanyak 649 mahasiswa penerima, angkatan tahun 2013 sebanyak 579 mahasiswa
penerima dan tahun 2014 sebanyak 475 mahasiswa penerima. Jika dilihat dari jumlah
penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di
setiap tahunnya, jumlah tersebut mengalami penurunan kuota penerima. Hal ini tentu
mempermudah bagi para pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) dalam melaksanakan penyeleksian terhadap calon penerima
beasiswa tersebut. Selain itu, hal ini menyimpulkan bahwa adanya perubahan yang
baik dalam segi ekonomi dari mahasiswa Untirta itu sendiri.
Table 1.2
Jumlah mahasiswa penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta
No Fakultas Jumlah Penerima
1 Ilmu Hukum 29
2 FKIP 143
3 Teknik 51
4 Pertanian 53
5 Ekonomi 139
6 Fisip 60
Sumber: Data penerima Beasiswa PPA dan BBM tahun 2014 Untirta
Tabel 1.2 di atas menjelaskan bahwa Untirta mendapat jumlah penerima
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) dari tahun
2014 sebanyak 475 mahasiswa penerima.. Terdiri dari fakultas ilmu hukum sebanyak
29 penerima, FKIP sebanyak 143 penerima, fakultas teknik sebanyak 51 penerima,
fakultas pertanian sebanyak 53 penerima, fakultas ekonomi sebanyak 139 penerima
dan Fisip sebanyak 60 penerima.
Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan (observasi) peneliti menemukan
beberapa masalah dan kendala dalam proses perencanaan, pelaksanaan dan
pengawasan program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) di kampus Untirta. Pertama, tidak tepat sasaran pada penerima Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di kampus Untirta.
Dalam hal ini ditemukan adanya mahasiswa penerima Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang berasal dari kalangan menengah
atas, padahal berdasarkan syarat dari program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) ini diperuntukkan bagi kalangan tidak mampu.
Berikut hasil wawancara dengan salah satu mahasiswa Untirta angkatan 2011 jurusan
Ilmu Hukum yang mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA), 2 November 2014, pukul 12.00 WIB.
“Saya emang ngerasa mampu dalam hal ekonomi, apalagi buat bayaran kuliah. Awalnya saya dapet info dari senior saya kalo pembukaan beasiswa BBM lebih banyak kuotanya dibanding beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik (PPA). Jadi saya coba masukin pendaftaran beasiswa itu dan akhirnya dapet.”
Kedua, kurang selektifnya para pengelola dalam memilih calon mahasiswa
yang berhak mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA). Terlihat dari hasil observasi peneliti sebagai berikut:
“Kalo saya sih karena ngerasa ga punya surat keterangan tidak mampu, jadi coba-coba aja daftar beasiswa BBM. Akhirnya tembus juga.” (Hasil wawancara dengan mahasiswa Untirta jurusan Ilmu Hukum, 4 November 2014, pukul 20.00 WIB).
Ketiga yaitu, tidak tegasnya para pengelola Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) dalam penentuan pemberian beasiswa
tersebut. Dimana mahasiswa yang seharusnya tidak mendapatkan beasiswa Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tetapi pada
kenyataannya mendapatkan beasiswa tersebut
Tabel 1.3
Nama mahasiswa Untirta yang mendaftarkan dalam Beasiswa-PPA berubah mendapatkan BBP-PPA
No Nama NIM Fakultas Program Studi IPK
1 Nurlita Amaniyah 6661111919 FISIP Ilmu Adm.Negara 3.49
2 Rijqi Nurjanah 6661111897 FISIP Ilmu Adm.Negara 3.51
3 Silvia Rahma Haninda 5552110042 Ekonomi Akuntansi 3.37
4 Ismayanti Aditya 5552112016 Ekonomi Akuntansi 3.35
5 Anindia Dwi Pratiwi 5552111743 Ekonomi Akuntansi 3.32
6 Siti Haryanti 5552110121 Ekonomi Akuntansi 3.4
7 Bobby Aditya. D 3334110021 Teknik Metalurgi 3.18
Sumber: Peneliti, 2015
Keempat, kurangnya angka kesadaran mahasiswa dalam pencalonan dirinya
mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
karena dari hasil pengamatan peneliti di lapangan, terdapat beberapa mahasiswa yang
memang dengan sendirinya mencalonkan sebagai penerima beasiswa Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang sebenarnya tergolong
dalam keluarga yang tingkat ekonominya memadai dan tidak memiliki kartu
keterangan tidak mampu. Dimana dari hasil observasi peneliti di lapangan, peneliti
menemukan beberapa mahasiswa penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta yang memang tergolong dalam mahasiswa
tidak layak menjadi penerima. Peneliti menyimpulkan bahwa banyaknya mahasiswa
yang tergolong tidak layak sebagai penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) sebesar 20.6%.
Kelima, tidak tepatnya waktu dalam pemberian Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang seharusnya diberikan dalam tiap
semester atau 6 (enam) bulan sekali sesuai dengan pedoman. Akan tetapi pada
kenyataannya tekadang tidak tepat waktu. Dilihat dari pemberian Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) pada semester genap tahun
2014, sehingga hal ini berpengaruh bagi mahasiswa yang ingin melanjutkan
perkuliahan karena keterbatasan ekonomi yang hanya mengandalkan Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) untuk membayar uang
perkuliahan.
Jika dilihat dari beberapa masalah di atas, tentu diperlukan kinerja yang baik
dalam proses pengelolaan program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA). Sebab efektivitas program ini akan dapat dirasakan apabaila
adanya kierja yang optimal. Dengan demikian peran kinerja yang baik adalah hal
utama dalam pencapaian tujuan dalam suatu oranisasi. Untuk itu peneliti memilih
judul skripsi “Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta.”
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah, peneliti mengidentifikasi
masalah-masalah penelitian sebagai berikut:
1. Tidak tepat sasaran pada penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) 2014 di kampus Untirta.
2. Kurang selektifnya para pengelola dalam memilih calon mahasiswa yang
berhak mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA).
3. Kurang tegasnya para pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) dalam penentuan pemberian beasiswa
tersebut.
4. Banyaknya mahasiswa yang memanipulasi data diri untuk mendapatkan
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA).
5. Tidak tepatnya waktu dalam pemberian Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA).
1.3 Batasan Masalah
Dari uraian-uraian yang ada dalam latar belakang dan identifikasi masalah,
peneliti mempunyai keterbatasan kemampuan dan berfikir secara menyeluruh. Untuk
itu peneliti mencoba membatasi penelitiannya, dimana hasil dari Kinerja Pengelolaan
Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
Tahun 2014 di Untirta di lihat berdasarkan hasil penilaian penerima BBP-PPA.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dengan
demikian perumusan masalahnya yaitu Bagaimana Kinerja Pengelolaan Program
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di
Untirta?
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti dalam penelitian ini akan mendeskripsikan kondisi objektif
mengenai Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta.
1.6 Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian teoritis:
1) Dapat mengembangkan teori yang sudah ada sebelumnya.
2) Dapat menemukan atau menambah teori baru.
2. Manfaat penelitian praktis:
1) Dapat memecahkan masalah terhadap program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014
di Untirta.
2) Bagi pihak yang terkait yang berada di Kampus UNTIRTA
diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan dalam upaya
penanganan permasalahan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta.
1.7 Sistematika Penulisan
BAB I: PENDAHULUAN
Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II: DESKRIPSI TEORI PENELITIAN
Bab ini mengkaji beberapa teori dan konsep-konsep yang
berkaitan dengan penelitian. Selain itu terdapat pula penelitian
terdahulu, kerangka berfikir dan hipotesis penelitian yang
menggambarkan arah penelitian nantinya.
BAB III: METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menjelaskan tentang metode apa yang akan digunakan
dalam penelitian. Selain itu dalam bab ini juga akan dijelaskan
tentang pendekatan dan metode penelitian,, ruang lingkup atau
fokus penelitian, lokasi penelitian, variabel penelitian,
instrument penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik
pengelolaan dan analisis data dan jadual penelitian.
BAB IV: HASIL PENELTIAN
Hasil penelitian mencangkup deskripsi objek penelitian yang
meliputi lokasi penelitian secara jelas, struktur dari objek yang
diteiti, serta hal lain yang berhubungan dengan objek
penelitian. Selain itu juga mencangkup deskripsi data yang
menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dengan
menggunakan teknik analisa data yang relevan. Kemudian
dalam bab ini juga terdapat interpretasi hasil penelitian dan
pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.
BAB V: PENUTUP
Bab ini terbagi ke dalam dua bagian yaitu bagian kesimpulan
dan saran. Dalam bab ini akan dikemukakan kesimpulan dari
analisis dan pembahasan yang dikemukakan sebelumnya.
Sedangkan pada bagian saran akan dikemukakan saran demi
perbaikan dan pengembangan Program Beasiswa Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
Tahun 2014 Di UNTIRTA.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
19
BAB II
DESKRIPSI TEORI DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori
Teori adalah seperangkat konstruk (konsep), definisi dan proposisi yang
berfungsi untuk melihat fenomena secara sistematik, melalui spesifikasi hubungan
antara variabel, sehingga dapat berguna untuk menjelaskan dan meramalkan
fenomena. (Neumen dalam Sugiyono, 2009:80).
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori (bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil penelitian
yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok teori yang perlu
dikemukakan, akan tergantung pada luasnya permasalahan dan secara teknis
tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila dalam suatu penelitian terdapat 3
(tiga) variabel independen dan 1 (satu) dependen, maka kelompok teori yang perlu
dideskripsikan ada 4 (empat) kelompok teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan
dengan variabel independen dan satu dependen. Oleh karena itu, semakin banyak
variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang dikemukakan.
2.1.1 Konsep Kinerja
Menurut Miner (1992) dalam Umam (2010:187), mengatakan bahwa kinerja
sebagai perluasan dari bertemunya individu dan harapan tentang apa yang seharusnya
dilakukan individu terkait dengan suatu peran dan kinerja tersebut merupakan
evaluasi terhadap berbagai kebiasaan dalam organisasi yang membutuhkan
standardisasi yang jelas.
Menurut Hadipranata (1996) dalam Umam (2010:187), kinerja merupakan
suatu yang lazim digunakan untuk memantau produktivitas kerja sumber daya
manusia, baik yang berorientasi pada produksi barang, jasa maupun pelayanan.
Demikian pula, perwujudan kinerja yang membanggakan juga sebagai imbalan
intrinsik. Hal ini akan terus berlanjut dalam bentuk kinerja berikutnya dan seterusnya.
Agar dicapai kinerja yang professional, hal-hal seperti kesukarelaan, pengembangan
diri pribadi, pengembangan kerja sama yang saling menguntungkan, serta partisipasi
seutuhnya perlu dikembangkan.
Menurut Bastian (2001:329), kinerja ( performance ) sudah menjadi kata
popular yang sangat menarik dalam pembicaraan manajemen publik. Konsep kinerja
pada dasarnya dapat dilihat dari dua segi, yaitu kinerja pegawai (per-individu) dan
kinerja organisasi. Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian
pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi, dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan,
misi, dan visi organisasi tersebut.
Menurut Rue dan Byars (1980:376), diartikan sebagai tingkat pencapaian
hasil atau “the degree of accomplishmen atau dengan kata lain kinerja merupakan
tingkat pencapaian tujuan organisasi”. Definisi tersebut mengandung pengertian
bahwa melalui kinerja, tingkat pencapaian organisasi dapat diketahui. Pencapaian atas
tujuan-tujuan organisasi tersebut kemudian dijadikan sebagi tolak ukur untuk menilai
baik atau buruknya kinerja organisasi.
Konsep kinerja menurut Osborne dalam Quade (1990:1), berpendapat bahwa:
“Kinerja sebagai tingkat pencapaian misi organisasi. Dapat dikatakan bahwa misi organisasi merupakan langkah-langkah yang dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi (visi). Semakin banyak misi yang dilakukan, maka semakin bagus kinerja dari organisasi yang bersangkutan. Begitu juga sebaliknya, kinerja organisasi dikatakan buruk apabila hanya sedikit misi yang dilakukan oleh organisasi tersebut”.
Konsep kinerja berdasarkan Inpres RI No.7 Tahun 1999 berdasarkan Instruksi
Presiden Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah, yang dalam pelaksanaannya ditindak lanjuti dengan Keputusan
Kepala Lembaga Administrasi Negara Nomor 589/IX/6/1999 tentang Pedoman
Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, kinerja adalah
gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program atau
kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang
dalam perumusan perencanaan strategis (strategic planning) suatu organisasi.
Menurut Amstrong dan Baron (1998:15) dalam Wibowo (2011:7), kinerja
merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis
organisasi, kepuasan konsumen dan memberikan kontribusi pada ekonomi. August
W. Smith dalam suwanto dan Donni (2011:196), juga mengatakan bahwa
performance is output derives from processes, human otherwise (kinerja merupakan
hasil dari suatu proses yang dilakukan manusia).
Konsep kinerja merupakan singkatan dari “kinetika energi kerja” yang
padanannya dalam bahasa inggris adalah performance. Arti kata performance
merupakan kata benda dimana salah satu artinya “thing done” (sesuatu hasil yang
telah dikerjakan). Istilah performance sering diindonesiakan sebagai perform.
Menurut The Scribner Bantam English Dictionary tahun 1979, dalam Sedarmayanti
(2010:259) kinerja berasal dari kata “to perform” yang mempunyai beberapa
pengertian:
1. To do or carry out execute, melakukan, menjalankan dan melaksanakan. 2. To discharge of fulfill as a vow, memenuhi atau menjalankan suatu kewajiban
suatu nazar. 3. To portray, as character in a play, menggambarkan suatu karakter dalam
suatu permainan. 4. To render by the voice or musical instrument, menggambarkan dengan suatu
alat music. 5. To execute or complete an undertaking, melaksanakan atau menyempurnakan
tanggung jawab. 6. To act a part in a play, melakukan suatu kegiatan dalam suatu permainan. 7. To perform music, memainkan/pertunjukan music. 8. To do want to expected of a perform or machine, melakukan sesuatu yang
diharapkan seseorang atau mesin.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat diartikan bahwa kinerja merupakan
sesuatu hasil yang dikerjakan oleh seseorang atau kelompok dalam suatu organisasi
sesuai dengan tangggung jawab masing-masing. Secara terpisah Harmani Pasolong
dalam Irham Fahmi (2011:5), mengatakan bahwa kinerja mempunyai beberapa
elemen, yaitu:
1. Hasil kerja secara individual atau secara institusi yang berarti kinerja tersebut adalah hasil akhir yang diperoleh secara sendiri-sendiri atau kelompok.
2. Dalam melaksanakan tugas, orang atau lembaga diberikan wewenang dan tanggung jawab yang berarti orang atau lembaga diberikan hak dan kekuasaan untuk ditindaklanjuti, sehingga pekerjaannya dapat dilakukan dengan baik.
3. Pekerjaan haruslah dilakukan secara legal yang berarti dalam melaksanakan tugas individu atau lembaga saja harus mengikuti aturan yang telah ditetapkan.
4. Pekerjaan tidaklah bertentangan dengan moral atau etika, artinya selain mengikuti aturan yang telah diteapkan tentu saja pekerjaan tersebut haruslah sesuai moral dan etika yang berlaku umum.
2.1.1.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
Menurut McMann, Nanni dalam tangkilisan (2005:179) faktor yang
mempengaruhi kinerja organisasi yaitu:
1. Menelusuri kinerja organisasi terhadap harapan pelanggan sehingga akan membawa organisasi dekat dengan pelanggannya dan membuat seluruh anggota organisasi terlibat dalam upaya memberi kepuasan kepada pelanggan.
2. Memotivasi pegawai untuk melakukan pelayanan kepada para pelanggan secara maksimal.
3. Mengidentifikasi berbagai faktor yang ada, yang secara langsung mempengaruhi hasil kinerja organisasi yang dapat dicapai.
4. Membuat suatu tujuan strategis yang dapat dicapai untuk mempertinggi kepuasan pelanggan yang dapat dicapai.
5. Membangun kosensus bagi intervensi terencana untuk pengembangan organisasi.
Menurut Robert L. Mathis dan John G. Jackson dalam Umam (2010:189),
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu tenaga kerja, yaitu:
1. Kemampuan 2. Motivasi 3. Dukungan yang diterima 4. Keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan 5. Hubungan mereka dengan organisasi.
Berdasarkan pengertian di atas, kami menarik kesimpulan bahwa kinerja
merupakan kualitas dan kuantitas dari suatu hasil kerja (output) individu maupun
kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh kemampuan alami
atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta keinginan untuk berprestasi.
Sedangkan menurut Mangkunegara dalam Umam (2010:186), menyatakan bahwa
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, antara lain sebagai berikut:
1. Faktor kemampuan. Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri atas kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan realita (pendidikan). Oleh karena itu, pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya.
2. Faktor motivasi. Faktor ini terbentuk dari sikap (attitude) seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakan pegawai ke arah pencapaian tujuan kerja.
3. Sikap mental merupakan kondisi mental yang mendorong seseorang untuk berusaha mencapai potensi kerja secara maksimal.
Soesilo (2000) dalam tangkilisan (2005:180-181), bahwa faktor yang
mempengaruhi kinerja organisasi yaitu:
1. Struktur organisasi sebagai hubungan internal yang berkaitan dengan fungsi yang menjalankan aktivitas organisasi.
2. Kebijakan pengelola berupa visi dan misi organisasi. 3. Sumber daya manusia yang berkaitan dengan kualitas karyawan untuk
bekerja dan berkarya secara optimal. 4. System informasi manajemen yang berhubungan dengan pengelolaan
data base untuk digunakan dalm mempertinggi kinerja organisasi. 5. Sarana dan prasarana yang dimiliki yang berubungan dengan penggunaan
teknologi bagi penyelenggaraan organisasi pada setiap aktivitas organisasi.
Berdasarkan uraian di atas dari pendapat para ahli, maka dapat disimpulkan
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam kinerja atau pencapaian kinerja yaitu,
kualitas dan kuantitas pekerjaan, sistem informasi manajemen, sarana dan prasarana
serta sumber daya manusia yang baik guna mencapai tujuan organisasi yang
diinginkan sesuai dengan ketentuan yang ada.
2.1.1.2 Manfaat penilaian kinerja
Menurut Bastian dalam tangkilisan (2005:173), manfaat dari penilaian kinerja
organisasi yaitu akan mendorong pencapaian tujuan organisasi dan akan memberikan
umpan balik untuk upaya perbaikan secara terus menerus. Berikut peranan penilaian
kinerja organisasi:
1. Memastikan pemahaman para pelaksana dan ukuran yang digunakan untuk pencapaian prestasi.
2. Memastikan tercapainya skema prestasi yang disepakati.
3. Memonitor dan mengevaluasi kinerja dengan perbandingan antara skema kerja dan pelaksanaannya.
4. Memberikan penghargaan maupun hukuman yang objektif atas perprestasi pelaksanaan yang telah diukur, sesuai dengan system pengukuran yang telah disepakati.
5. Menjadikannya sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam upaya memperbaiki kinerja organisasi.
6. Mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Membantu proses kegiatan organisasi. 8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan telah dilakukan secara
objektif. 9. Menunjukan peningkatan yang perlu dilakukan. 10. Mengungkapkan permasalahan yang terjadi.
Menurut Larry D.Stout dalam Tangkilisan (2005:174), penilaian kinerja
merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan kegiatan dalam
arah pencapaian misi melalui hasil-hasil yang ditampilkan berupa produk, jasa
ataupun suatu proses. Sedangkan menurut James B. Whitaker dalam Tangkilisan
(2005:174), bahwa penilaian kinerja adalah suatu alat manajemen untuk
meningkatkan kualitas penegmbalian keputusan dan akuntabilitas. Menurut Ihyaul
(2009:21-22), manfaat penilaian kinerja yaitu:
1. Memberikan pemahaman mengenai ukuran yang digunakan untuk menilai kinerja manajemen.
2. Memberikan arah untuk mencapai target kinerja yang telah ditetapkan. 3. Untuk memonitor dan mengevaluasi pencapaian kinerja dengan
membandingkannya dengan target kinerja serta melakukan tindakan korektif untuk memperbaiki kinerja.
4. Sebagai dasar untuk memberikan penghargaan dan hukuman secara objektif atas pencapaian prestasti yang diukur sesuai dengan system pengukuran kinerja yang telah disepakati.
5. Sebagai alat komunikasi antara bawahan dan pimpinan dalam rangka memperbaiki kinerja organisasi.
6. Membantu mengidentifikasikan apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi. 7. Membantu memahami proses kegiatan instansi pemerintah. 8. Memastikan bahwa pengambilan keputusan dilakkan secara objektif.
Berdasarkan uraian di atas, maka manfaat penilaian kinerja yaitu
mengidentifikasi apakah kepuasan pelanggan sudah terpenuhi dengan baik, selain itu
mendorong pencapaian tujuan organisasi. Dengan adanya penilaian kinerja
diharapkan Pengelola Program Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) di UNTIRTA dapat mengidentifikasi masalah dan hambatan kinerja dari
pengelola beasiswa tersebut dalam proses pengelolaan terhadap program beasiswa
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) agar berjalan dengan
baik.
2.1.2 Pengertian Organisasi
Organisasi merupakan suatu struktur pembagian kerja dan struktur tata
hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara
tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu. Menurut Pradjudi Armosudiro
organisasi adalah struktur pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara
sekelompok orang pemegang posisi yang bekerjasama secara tertentu untuk bersama-
sama mencapai tujuan tertentu.
Menurut Armosudiro (2006:12), organisasi ialah setiap bentuk persekutuan
antara dua orang atau lebih yang bekerja bersama serta secara formal terikat dalam
rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan yang mana
terdapat seseorang/beberapa orang yang disebut atasan dan seorang/sekelompok
orang yang disebut dengan bawahan.” Menurut Dimock dalam Umam (2010:22),
“organization is the systematic bringing together of interdependent part to form a
unified whole through which authority, coordination and control may be exercised to
achive a given purpose”. (Organisasi adalah perpaduan secara sistematis bagian-
bagian yang saling bergantung/berkaitan untuk membentuk suatu kesatuan yang bulat
melalui kewenangan, koordinasi dan pengawasan dalam usaha mencapai tujuan yang
telah ditentukan).
Menurut Robbins, S.P (1986) dalam Umam (2010:22), “organization is a conciously coordinated social units, composed of two or more people, that function on a relatively continuous basis to achieve a common goal or set of goals”. Organisasi adalah suatu system yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan.
Sebuah organisasi dapat terbentuk karena dipengaruhi oleh beberapa aspek
seperti penyatuan visi dan misi serta tujuan yang sama dengan perwujudan eksistensi
sekelompok orang tersebut terhadap masyarakat. Organisasi yang dianggap baik
adalah organisasi yang dapat diakui keberadaannya oleh masyarakat disekitarnya,
karena memberikan kontribusi seperti pengambilan sumber daya manusia dalam
masyarakat sebagai anggota-anggotanya sehingga menekan angka pengangguran.
2.1.2.1 Prinsip-Prinsip Organisasi
Menurut A.M. Williams dalam bukunya “Organization of Canadian
Governtment Administration” (1965) dalam Umam (2010:24-26), yang menyebutkan
bahwa prinsip-prinsip organisasi meliputi hal berikut:
1) Organisasi harus mempunyai tujuan yang jelas Organisasi dibentuk atas dasar adanya tujuan yang ingin dicapai, dan tidak ada satu organisasi pun yang tidak memiliki tujuan.
2) Prinsip skala hierarki Dalam suatu organisasi harus ada garis kewenangan yang jelas dari pimpinan, pembantu pimpinan sampai pelaksana, sehingga mempertegas pendelegasian wewenang dan pertanggungjawaban dan menunjang efektivitas jalannya organisasi secara keseluruhan.
3) Prinsip kesatuan perintah Dalam hal ini, seseorang hanya menerima perintah atau bertanggung jawab kepada seorang atasan saja.
4) Prinsip pendelegasian wewenang Seorang pemimpin mempunyai kemampuan terbatas dalam menjalankan pekerjaannya, sehingga perlu dilakukan pendelegasian wewenang kepada bawahannya. Pejabat yang diberi wewenang harus dapat menjamin tercapainya hasil yang diharapkan. Dalam pendelegasian, wewenang yang dilimpahkan meliputi wewenang dalam pengambilan keputusan, melakukan hubungan dengan orang lain dan mengadakan tindakan tanpa minta persetujuan lebih dahulu kepada atasannya lagi.
5) Prinsip pertanggungjawaban Dalam menjalankan tugasnya, setiap pegawai harus bertanggung jawab sepenuhnya kepada atasan.
6) Prinsip pembagian pekerjaan Suatu organisasi, untuk mencapai tujuannya melaukn berbagai aktivitas atau kegiatan. Agar kegiatan tersebut berjalan optimal. Dilakukan pembagian tugas/pekerjaan yang didasarkan pada kemampuan dan keahlian masing-masing pegawai. Adanya kejelasan dalam pembagian tugas akan memperjelas dalam pendelegasian wewenang, pertanggung jawaban, serta menunjang efektivitas jalannya organisasi.
7) Prinsip rentang pengendalian Artinya bahwa jumlah bawahan atau staf yang harus dikendalikan oleh seorang atasan perlu dibatasi secara rasional. Rentang kendali ini sesuai
dengan bentuk dan tipe organisasi. Semakin besar suatu organisasi dengan jumlah pegawai yang cukup banyak, semakin kompleks rentang pengendaliannya.
8) Prinsip fungsional Seorang pegawai, dalam suatu organisasi secara fungsional, harus jelas tugas dan wewenangnya, kegiatannya, hubungan kerja serta tanggung jawab dari pekerjaannya.
9) Prinsip pemisahan Beban tugas pekerjaan seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain.
10) Prinsip keseimbangan Keseimbangan antara struktur organisasi yang efektif dengan tujuan organisasi. Dalam hal ini, penyusunan struktur organisasi harus sesuai dengan tujuan dari organisasi tersebut. Tujuan organisasi tersebut akan diwujudkan melalui aktivitas/kegiatan yang akan dilakukan.
11) Prinsip fleksibilitas Organisasi harus senantiasa melakukan pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan dinamika organisasi sendiri (internal factor) dan karena adanya pengaruh di luar organisasi (external factor), sehingga organisasi mampu menjalankan fungsi dalam mencapai tujuannya.
12) Prinsip kepemimpinan Dalam organisasi apapun bentuknyadiperlukan kepemimpin, atau dengan kata lain organisasi mampu menjalankan aktivitasnya karena adanya proses kepemimpinan yang digerakkan oleh pemimpin organisasi tersebut.
2.1.3 Pengertian Kinerja Organisasi
Kinerja organisasi merupakan indikator tingkatan prestasi yang dapat dicapai
dan mencerminkan keberhasilan suatu organisasi, serta merupakan hasil yang dicapai
dari anggota organisasi. Kinerja bisa juga dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari
suatu proses tertentu yang dilakukan oleh seluruh komponen organisasi terhadap
sumber-sumber tertentu yang digunakan (input). Kinerja juga merupakan hasil dari
serangkaian proses kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu
organisasi.
Menurut Surjadi (2009:7), kinerja organisasi adalah totalitas hasil kerja yang
dicapai suatu organisasi tercapainya tujuan organisasi berarti bahwa, kinerja suatu
organisasi itu dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai
tujuan yang didasarkan pada tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Menurut
Nawawi (2013:243-244), ada beberapa jenis indikator kinerja yang sering digunakan
dalam pelaksanaan pengukuran kinerja organisasi, yaitu: indikator masukan (input),
indikator proses (process),indikator keluaran (output), indikator hasil (outcome),
indikator manfaat (benefit) dan indikator dampak (impact).
1. Indikator masukan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,
kebijakan/peraturan perundang-undangan dan sebagainya.
2. Indikator proses adalah segala besaran yang menunjukkan upaya yang
dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi keluaran. Indikator
proses menggambarkan perkembangan atau aktivitas yang terjadi atau
dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung, khususnya dalam
proses mengolah masukan menjadi keluaran.
3. Indikator keluaran adalah sesuatu yang diharapkan lansgung dicapai dan
sesuatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau nonfisik,
4. Indikator hasil adalah segala sesuau yang mencerminkan berfunsginya
keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
5. Indikator manfaat adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan akhir dari
pelaksanaan kegiatan.
6. Indikator dampak adalah pengaruh yang ditimbulkan baik positif maupun
negatif pada setiap tingktan indikator berdasarkan asumsi yang telah
ditetapkan.
2.1.4 Definisi Pengelolaan
Kata “pengelolaan” dapat disamakan dengan manajemen, yang berarti pula
pengaturan atau pengurusan (Suharsimi Arikunto, 1933:31). Banyak orang yang
mengartikan manajemen sebagai pengaturan, pengelolaan, pengadministrasian, dan
memang itulah pengertian yang populer saat ini. Pengelolaan diartikan sebagai suatu
rangakian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh sekelompok orang untuk
melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan tertentu.
Handoko menyatakan bahwa, “Manajemen merupakan proses perencanan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi
dan pengguna sumber daya organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang
telah ditetapkan”. Stoner menekankan bahwa, manajemen dititik beratkan pada proses
dan sistem. Oleh karena itu, apabila dalam sistem dan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, penganggaran, dan sistem pengawasan tidak baik,
proses manajemen secara keseluruhan tidak lancar sehingga proses pencapaian tujuan
akan terganggu atau mengalami kegagalan.
Menurut Andrew F.Sikula dalam Hasibuan (2007:2), “Management is general refers to planning, organizing, controlling, staffing, leading, motivating, communicating and decision making activities performed by any organization in order to coordinate the varied resources of the enterprise so as to bring an efficient creation of some product or service”. (manajemen pada umumnya dikaitkan dengan aktivitas-aktivitas perencanaan, pengorganisasian, pengendalian, penempatan, pengarahan, pemotivasian, komunikasi dan pengambilan keputusan yang dilakukan oleh setiap organisasi dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.
Menurut Harold Koontz dan Cyril O’Donnel dalam Hasibuan (2007:3), “Management is getting things done through people. In bringing about this coordinating of group activity, the manager, as a manager plans, organizes, staffs, direct and control the activities other people”. (manajemen adalah usaha mencapai suatu tujuan tertentu melalui kegiatan orang lain. Dengan demikian manajer mengadakan koordinasi atas sejumlah aktivitas orang lain yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penempatan, pengarahan dan pengendalian.
Sedangkan menurut Terry dalam Hasibuan (2007:2), management is a distinct process consisting of plsnning, organizing, actuating and controlling performed to determine and accomplish stated objectives by the use of human being and other resources”. Manajemen adalah suatu proses yang khas yang terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian yang dilakukan untuk menentukan serta mencapai sasaran-sasaran yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya.
Menurut Luther Gulick manajemen didefinisikan sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan (science) yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa
dan bagaimana manusia bekerja bersama untuk mencapai tujuan dan membuat sistem
kerjasama ini lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. Definisi menurut Handoko
(manajemen personalia dan sumber daya manusia: 1985) menunjukan bahwa para
manajer menggunakan semua sumber daya organisasi-keuangan, peralatan dan
informasi seperti halnya orang dalam pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
Orang (atau sumber daya manusia) adalah sumber daya terpenting bagi setiap
organisasi.
2.1.4.1 Fungsi Manajemen
Menurut Terry (2008:17), manajemen dalam sebuah organisasi pada dasarnya
dimaksudkan sebagai suatu proses (aktivitas) penentuan dan pencapaian tujuan
organisasi melalui pelaksanaan empat fungsi dasar: planning, organizing, actuating
dan controlling dalam penggunaan suberdaya organisasi.
1) Planning (perencanaan)
Planning ialah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh
kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Planning mencakup
kegiatan pengambilan keputusan. Diperlukan kemampuan untuk mengadakan
visualisasi dan melihat ke depan guna merumuskan suatu pola dari himpunan
tindakan untuk masa mendatang. Menurut Hasibuan (2007:40), perencanaan
adalah proses penentuan tujuan dan pedoman pelaksanaan dengan memilih
yang terbaik dari alternatif-alternatif yang ada. Sedangkan perencanaan
menurut Harold Koontz and Cyril O’Donnel dalam Hasibuan (2007:40),
adalah :
“planning is the function of a manager which the selection from alternatives of objectives policies, procedures and programs”. (Perencanaan adalah fungsi seorang manajer yang berhubungan dengan memilih tujuan-tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan, prosedur-prosedur dan program-program dari alternatif-alternatif yang ada).
2) Organizing (Pengorganisasian)
Organizing yaitu proses pengelompokan kegiatan-kegiatan untuk
mencapai tujuan-tujuan dan penugasan setiap kelompok kepada
seorang manajer. Tujuan pengorganisasi adalah mencapai usaha
dengan cara menerapkan tugas dan hubungan wewenang.
Pengorganisasian fungsi manajemen dapat dilihat terdiri dari tiga
aktivitas berurutan, seperti membagi-bagi tugas menjadi pekerjaan
yang lebih sempit (spesialisasi pekerjaan), menggabungkan pekerjaan
untuk membentuk departemen (departementalisasi) dan
mendelegasikan wewenang.
Hasibuan (2007:40) mendefinisikan bahwa pengorganisasian yaitu:
“pengorganisasian adalah suatu proses penentuan, pengelempokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap aktivitas ini, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang yang secara relatif didelegasikan kepada setiap individu yang akan melakukan aktivitas-aktivitas tersebut”.
Sedangkan menurut G. R. terry dalam Hasibuan (2007:40) adalah:
“organizing is the establishing of effective behavioral relationship among persons so that they may work together efficiently and again personal satisfactions for the purpose of achieving some goal or objective”. (Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan kelakuan yang efektif antara orang-orang, sehingga mereka dapat bekerja sama secara efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam kondisi lingkungan tertentu guna mencapai tujuan atau sasaran).
3) Actuating (Pelaksanaan)
Pelaksanaan merupakan usaha menggerakkan anggota-anggota
kelompok sedemikian rupa, hingga berkeinginan dan berusaha untuk
mencapai tujuan yang telah direncanakan bersama. Dalam pembahasan
fungsi actuating, aspek kepemimpinan merupakan salah satu aspek yang
sangat penting. Sehingga definisi fungsi actuating selalu dimulai dan
dinilai cukup hanya dengan mendefinisikan kepemimpinan itu sendiri.
Artinya seorang pemimpin itu bertugas untuk memotivasi, mendorong dan
memberi keyakinan kepada orang yang dipimpinnya dalam suatu entitas
atau kelompok, baik itu individu sebagai entitas terkecil sebuah komunitas
ataupun hingga skala besar, untuk mencapai tujuan sesuai dengan kapasitas
kemampuan yang dimiliki. Pemimpin juga harus dapat memfasilitasi
anggotanya dalam mencapai tujuannya. Ketika pemimpin telah berhasil
membawa organisasinya mencapai tujuannya, maka saat itu dapat
dianalogikan bahwa ia telah berhasil menggerakkan organisasinya dalam
arah yang sama tanpa paksaan.
Hasibuan (2007:41) mendefinisikan pengarahan adalah
mengarahkan semua bawahan agar mau bekerja sama dan bekerja efektif
untuk mencapai tujuan. Sedangkan pengarahan menurut G. R. Terry
adalah:
“actuating is setting all members of the group to want to achieve and to strike to achieve the objective willingly and keeping with the managerial planning and organizing efforts”. (pengarahan adalah membuat semua anggota kelompok agar mau bekerja sama dan bekerja secara ikhlas serta bergairah untuk mencapai tujuan sesuai dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian).
4) Controlling (Pegendalian)
Controlling mencakup kelanjutan tugas untuk melihat apakah
kegiatan-kegiatan dilaksanakan sesuai rencana. Di aktualisasikan dengan
pelaksanaan kegiatan evaluasi. Sehingga penyimpangan-penyimpangan yang
terjadi dapat diperbaiki agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien.
Pengendalian menurut Earl P.Strong dalam Hasibuan (2007:41) adalah:
“controlling is the process of regulating the various factors in enterprise according to the requirement of its plans”. (Pengendalian adalah proses pengaturan berbagai factor dalam suatu perusahaan, agar sesuai dengan ketetapan-ketetapan dalam rencana).
Menurut Harold Koontz dalam Hasibuan (2007:41) adalah:
“control is th measurement and correcting of the performance of subordinates in order to make sure that enterprise objectives and the plans devised to attain then are accomplished”. (Pengendalian adalah pengukuran dan perbaikan terhadap pelaksanaan kerja bawahan, agar rencana-rencana yang telah dibuat untuk mencapai tujuan-tujuan dapat terselenggara).
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian
serta menjadi acuan dan pedoman bagi peneliti, dan peneliti menemukan jurnal
ilmiah yang serupa dengan judul peneliti. Sebagaimana dengan penelitian yang
dilakukan oleh Amala Nursyaamsi (2014) dengan judul skripsi : Manajemen Program
Beasiswa Bidik Misi (Studi Kasus di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa masalah yang ditemukan
dilapangan antara lain seperti, penetapan penerima beasiswa Bidik Misi yang tidak
tepat sasaran, misalnya adanya mahasiswa penerima Bidik Misi yang berasal dari
kalangan menengah ke atas, keterlambatan penyaluran dana beasiswa dalam batasan
waktu yang tidak bias ditentukan dan dipastikan, adanya mahasiswa Bidik Misi
pengganti yang tidak menerima hak living cost sepenuhnya, banyaknya penerima
Bidik Misi yang tidak lulus tepat waktu dan kurang berfungsinya peran pembinaan
terhadap mahasiswa penerima Bidik Misi dari pihak pengelola program Bidik Misi di
UNTIRTA. Skripsi dengan judul Manajemen program beasiswa bidik misi (studi
kasus di UNTIRTA) ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan indicator
dalam teori manajemen George R Terry (2008:17) yaitu Planning, Organizing,
Actuating dan Controlling.
Peneliti terdahulu selanjutnya adalah sebagaimana yang dilakukan oleh
Khadijah (2011) dengan judul skripsi: Pengembangan Sistem Informasi Seleksi
Beasiswa Unggulan P3SWOT Kemdiknas Online menggunakan Unified Proccess, di
Universitas Diponegoro.
Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa rumusan masalah yang
ditemukan dilapangan adalah, bagaimana mengembangkan Sistem Informasi Seleksi
Beasiswa Unggulan P3SWOT Kemdiknas Online menggunakan Unified Proccess?.
Skripsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teori Sistem Informasi.
2.3 Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
hubungan antara berbagai faktor yang telah didefinisikan sebagai masalah yang
penting. Berdasarkan judul penelitian, maka kerangka dalam penelitian ini membahas
mengenai kinerja pengelolaan program Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta. Penelitian ini diawali dengan melihat permasalahan
yang terdapat pada latar belakang masalah, yaitu: (1) Tidak tepat sasaran pada
penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
tahun 2014 di Untirta; (2) Kurang selektifnya para pengelola dalam memilih calon
mahasiswa yang berhak mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA); (3) Kurang tegasnya para pengelola Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) dalam penentuan pemberian
beasiswa tersebut; (4) Banyaknya mahasiswa yang manipulasi data diri untuk
mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA); (5) Tidak tepatnya waktu dalam pemberian Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA).
Untuk mengukur bagaimana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta, peneliti menggunakan teori kinerja
organisasi menurut Nawawi (2013: 243-244), yaitu terbagi menjadi 6 indikator yang
terdiri dari Indikator masukan (Input), Indikator proses (Process), Indikator keluaran
(Output), Indikator hasil (Outcome), Indikator manfaat (Benefit) dan Indikator
dampak (Impact).
Maka untuk mempermudah memahami alur berfikir, peneliti menggambarkan
kerangka berfikirnya sebagai berikut
Gambar 2.1
Kerangka Berfikir
1. Tidak tepat sasaran pada penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 Untirta.
2. Kurang selektifnya para pengelola dalam memilih calon mahasiswa yang berhak
mendapatkan Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA).
3. Kurang tegasnya para pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) dalam penentuan pemberian beasiswa tersebut.
4. Banyaknya mahasiswa yang memanipulasi data diri untuk mendapatkan Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA).
5. Tidak tepatnya waktu dalam pemberian Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA).
Menurut Nawawi (2013:243-244), kinerja organisasi terbagi menjadi 6 indikator:
1. Input 2. process 3. Output 4. Outcome 5. Benefit 6. Impact
Hasil (Output):
Peningkatan kinerja pengelolaan program
Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 di UNTIRTA
Dampak (Outcome):
Tujuan peneliti dalam penelitian ini akan mendeskripsikan kondisi objektif mengenai Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 di Untirta.
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah rumusan sementara terhadap rumusan masalah penelitian,
dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaann. Dikatakan sementara dikarenakan jawaban yang diberikan baru
didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang
diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.
(Sugiyono, 2012:64). Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris
yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2008:70).
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hipotesis deskriptif, yaitu jawaban
sementara terhadap rumusan masalah deskriptif, yaitu yang berkenaan dengan
variabel mandiri. Mengacu pada uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka
peneliti menetapkan hipotesis sebagai berikut: “Kinerja Pengelolaan Program
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014
Di Untirta” lebih kecil atau sama dengan 60% dari nilai ideal 100%”.
H0: “Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta kurang dari atau sama dengan 60%”
H0: µ < 60%
Ha: “Kinerja Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta lebih dari atau sama dengan
60%”.
Ha: µ > 60%
44
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Pendekatan Dan Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya adalah cara untuk mendapatkan data dengan
tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono, 2007 : 1). Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri – ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara – cara yang
masuk akal. Empiris berarti cara – cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera
manusia, sehingga orang lain dapat mengenali dan mengetahui cara – cara yang
digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah – langkah tertentu yang bersifat logis. Data yang diperoleh
melalui penelitian adalah data empiris yang mempunyai kriteria tertentu, yaitu valid.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kuantitatif dengan pendekatan kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif
menurut David Kline dalam sugiyono (2007:11) adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan
variabel yang lain. Karena penelitian ini hanya menggunakan satu Variabel dan tidak
45
untuk dibandingkan atau dihubungkan dengan variabel lain. Penelitian ini bertujuan
untuk melihat kinerja pengelolaan program Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) di UNTIRTA.
3.2 Ruang Lingkup / Fokus Penelitian
Dengan memperhatikan identifikasi masalah yang sudah dikemukakan
sebelumnya maka Fokus Penelitian ini adalah terhadap kinerja pengelolaan program
Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di
UNTIRTA, bagaimana kinerja pengelolaan program Bantuan Belajar Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di UNTIRTA, serta sejauh mana kinerja
pengelolaan program Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) di UNTIRTA.
3.3 Lokasi Penelitian
Dengan melihat tema atau judul penelitian ini mengenai kinerja pengelolaan
program Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di
UNTIRTA, maka peneliti menunjuk tempat penelitian atau yang menjadi lokus
penelitian ini adalah kampus UNTIRTA (Universitas Sultan Ageng Tirtayasa).
Kampus Untirta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri di Indonesia yang
terletak di daerah Provinsi Banten, Untirta memiliki kampus utama yang terletak di
Serang dan kampus Fakultas Teknik yang berada di Cilegon. Untirta terdiri dari 6
46
Fakultas yaitu Fakultas Hukum (FH), Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP), Fakultas Pertanian (Faperta), Fakultas Ekonomi (FE), Fakultas Ilmu Sosial
dan Ilmu Politik (FISIP) dan Fakultas Teknik (FT).
3.4 Variabel Penelitian
3.4.1 Definisi Konsep
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kinerja pengelolaan
program Beasiswa Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) di UNTIRTA. Dan Indikator teori yang digunakan untuk analisis
data dalam penelitian ini berdasarkan identifikasi masalah di atas yaitu teori
kinerja organisasi menurut Nawawi yang terbagi menjadi 6 (enam) indikator,
yaitu Indikator masukan (input), Indikator proses (process), Indikator keluaran
(output),Indikator hasil (outcome), Indikator manfaat (benefit) dan Indikator
dampak (impact) (2013:243-244).
3.4.2 Definisi Operasional
Berdasarkan teori yang melandasi variabel “kinerja pengelolaan
program Bantuan Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA) tahun 2014 di UNTIRTA” dan yang menjadi variabel indikator adalah
kinerja organisasi menurut Nawawi (2013:243-244), yaitu :
47
1. Indikator masukan (input) adalah segala sesuatu yang dibutuhkan agar
pelaksanaan kegiatan dapat berjalan untuk menghasilkan keluaran.
Indikator ini dapat berupa dana, sumber daya manusia, informasi,
kebijakan/peraturan perundang-undanga dan sebagainya.
2. Indikator proses (process) adalah segala besaran yang menunjukkan
upaya yang dilakukan dalam rangka mengolah masukan menjadi
keluaran. Indikator proses menggambarkan perkembangan atau aktivitas
yang terjadi atau dilakukan selama pelaksanaan kegiatan berlangsung,
khususnya dalam proses mengolah masukan menjadi keluaran.
3. Indikator keluaran (output) adalah sesuatu yang diharapkan langung
dicapai dan sesuatu kegiatan yang dapat berupa fisik dan/atau nonfisik.
4. Indikator hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan
berfunsginya keluaran kegiatan pada jangka menengah (efek langsung).
5. Indikator manfaat (benefit) adalah sesuatu yang terkait dengan tujuan
akhir dari pelaksanaan kegiatan.
6. Indikator dampak (impact) adalah pengaruh yang ditimbulkan baik
positif maupun negative pada setiap tingktan indikator berdasarkan
asumsi yang telah ditetapkan.
48
3.5 Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus ada alat
ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian.
Jadi instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati (Sugiyono, 2012:102), Secara spesifik
semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah berupa angket dengan jumlah variabel sebanyak satu variabel,
dan menggunakan skala likert dalam pengukuran jawaban dari para responden.
Dalam penelitian ini skala pengukuran instrumen yang digunakan adalah skala
likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap pendapat dan persepsi seorang
atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala likert mempunyai gradiasi dari sangat positif sampai sangat
negatif. Sehingga, untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item
instrumen diberi skor, yakni sebagai berikut:
49
Tabel 3.1 Skoring Item Instrumen
Pilihan Jawaban Skor
Sangat Setuju 4
Setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Peneliti 2015
Untuk mempermudah menemukan jawaban dari permasalahan yang telah
diuraikan sebelumnya, berikut peneliti uraikan kisi-kisi intrumen yang digunakan:
50
Tabel 3.2 Kisi-kisi instrumen Penelitian
Sumber : Peneliti, 2015
3.5.1 Jenis Sumber Data Yang diperlukan
Sumber data adalah objek atau tempat data yang kita inginkan. Sumber data
dapat berupa rekaman dan pengamatan, yang berkaitan dengan penelitan yang kita
lakukan. Seperti survey terhadap tempat-tempat yang kita akan teliti. Sumber data
juga bisa berasal dari masyarakat. Sumber mana yang sangat bergantung pada tujuan
Variabel Dimensi Indikator No item
Instrument
Kinerja
Organisasi
menurut
Nawawi
(2013:243-244)
Input 1) Ketersediaan dana
2) Ketersediaan Sumber Daya
Mansusia (SDM)
3) Informasi
4) Prosedur
1,2,3
4,5
6,7
8,9,10
Process 1) Kinerja pengelola
2) Pelayanan pengelola
11,12,13
14,15,16
Output
1) Tepat jumlah
2) Tepat waktu
3) Tepat sasaran
17,18,19
20,21
22,23
Outcome 1) Hasil dari program BBP-PPA
2) Perubahan yang ingin dicapai
24,25,26
27,28
Benefit 1) Manfaat yang dihasilkan
2) Tujuan yang ingin dicapai
29,30
31,32
Impact 1) Dampak positif
2) Dampak negatif
33,34,35,36
37,38.
51
penelitian. Pengetahuan tentang sumber data merupakan yang sangat penting untuk
diketahui. Hal ini di maksudkan agar tidak terjadi kesalahan dalam memilih sumber
data yang sesuai dengan tujuan penelitian. Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu:
3.5.1.1 Jenis data
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti
secara langsung dari sumber datanya. Data primer disebut juga sebagai data
asli atau data baru yang memiliki sifat up to date. Untuk mendapatkan data
primer, peneliti harus mengumpulkannya secara langsung. Teknik yang dapat
digunakan peneliti untuk mengumpulkan data primer antara lain observasi,
wawancara dan penyebaran kuesioner.
2. Data Skunder
Data Sekunder adalah data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti dari
berbagai sumber yang telah ada (peneliti sebagai tangan kedua). Data
sekunder dapat diperoleh dari berbagai sumber seperti, buku, laporan, jurnal,
dan lain-lain. Data skunder terbagi dua, yaitu studi dokumentasi dan studi
pustaka.
52
3.5.1.2 Sumber Data
1. Responden dalam penelitian ini yaitu penerima Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Di Untirta tahun 2014.
2. Literatur, yaitu data kepustakaan yang memiliki hubungan dengan penelitian.
3.5.1.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Hariwijaya (2005:61), untuk memperoleh data dan keterangan yang
diperlukan, digunakan teknik sebagai berikut :
1. Library Research atau studi kepustakaan, yaitu metode pengumpulan data dari
literatur yang secara langsung berhubungan dengan topik permasalahan yang
sedang diteliti, baik literatur yang bersumber dari referensi, maupun dari
buku-buku yang relevan.
2. Field Research yaitu penelitian yang dilakukan berdasarkan pengamatan
secara langsung pada objek yang diteliti, dengan melakukan :
1. Observasi
Yaitu teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan secara
langsung terhadap objek yang diteliti.
2. Kuesioner
Cara ini digunakan melalui pembuatan daftar pertanyaan tentang
masalah yang akan diteliti, yang kemudian dibagikan kepada responden.
53
3. Wawancara
Penelitian ini juga menggunakan wawancara sesuai dengan kebutuhan.
Tujuan dilakukan wawancara ini adalah memperkuat informasi yang
telah diperoleh dan hanya sebagai penguat data yang nanti disajikan
peneliti.
3.6 Populasi Dan Sampel Penelitian
3.6.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau
subyek yang mempunyai kualitas dan dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang tetapi juga obyek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek-subjek
yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
oleh subjek atau objek itu. (Sugiyono, 2009:80).
Penelitian ini yang menjadi populai adalah Penerima Program Bantuan
Belajar Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di
Untirta, yang berjumlah sebanyak 475 mahasiswa.
54
3.6.2 Sampel Penelitian
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Bila populasi besar, maka peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi. Misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di
ambil dari populasi itu.
Teknik sampling menurut Martono (2010:66) adalah anggota populasi
yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan
dapat mewakili populasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik
menentukan sampel penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan
sampel rumus dari Taro Yamane dengan rumus sebagai berikut:
N n= N. d2 + 1 Dimana : n = Jumlah Sampel N = Jumlah Populasi d2 = Jumlah presisi yang ditetapkan
Peneliti yang dalam hal ini menggunakan populasi sebesar 475 mahasiswa
penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
pengguna di Untirta yang mana jumlah tersebut mengambil dari jumlah mahasiswa
penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
55
tahun 2014 untuk mencari sampel. Taraf kesalahan yang peneliti gunakan adalah taraf
kesalahan 7%. Perhitungan adalah sebagai berikut:
N 475 475 475 n= = = = N.d2 + 1 475. 0.072 + 1 475. (0.0049) + 1 3.32
= 143.07 = 143 responden
Teknik sampling yang digunakan adalah Cluster Sampling (area sampling).
Teknik sampling daerah digunakana untuk menentukan sampel bila obyek yang akn
diteliti atau sumber data sangat luas. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen (Sugiyono, 2012: 83). Untuk itu peneliti menentukan
respondennya dengan cara memberikan angket atau kuesioner kepada penerima
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tersebut
sampai terkumpul 143 responden. Tetapi jumlah responden yang didapat di lapangan
berjumlah sebesar 151 responden.
3.7 Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data merupakan awal dari proses analisis data. Proses pengolahan
data merupakan tahapan dimana data dipersiapkan, diklarifikasikan dan diformat
menurut aturan tertentu untuk keperluan proses berikutnya yaitu analisis data. Data
56
yang telah terkumpul diolah dengan beberapa proses (Sugiyono, 2005 : 207) sebagai
berikut:
1. Coding, yaitu tahap mengklasifikasikan data berdasarkan kategori tertentu.
2. Editing, yaitu tahap mengoreksi kesalahan yang ada pada data yang harus
dilakukan secara berulang-ulang dan cermat.
3. Tabulating, yaitu tahap penyusunan data berdasarkan jenis-jenis data, serta
perhitungan kualitas dan frekuensi data yang disajikan dalam bentuk tabel-tabel.
3.7.1 Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur. Kevaliditasan instrument menggambarkan bahwa suatu
instrument benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur
dalam penelitian serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan
hasil pengukuran.
Pada penelitian ini, pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan rumus
product moment atau pearson (pearson’s Product Moment Coeffisient
Corelation). Adapun rumus product moment corelation adalah sebagai berikut:
r = (∑ ) (∑ )(∑ )[ (∑ ) (∑ ) ][ (∑ ) (∑ ) ]
57
Keterangan:
r = Koefisien korelasi product moment
∑X = Jumlah skor dalam sebaran X
∑Y = Jumlah skor dalam sebaran Y
∑XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y yang berpasangan
∑푋 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
∑푌 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y
n = Jumlah sampel
`3.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas berasal dari kata dalam bahasa Inggris rely, yang berarti
percaya dan reliable yang artinya dapat dipercaya (Purwanto, 2007:161). Dengan
demikian, reliabilitas menunjuk pada tingkat konsistensi atau kemampuan
instrument untuk digunakan sebagai alat ukur, sejauh mana alat pengukur
tersebut dapat dipercaya.
Pengujian reliabilitas instrument yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach, yaitu perhitungan yang
dilakukan dengan menghitung rata-rata interkorelasi diantara butir-butir
58
pertanyaan dalam angket atau kuesioner, variabel dikatan reliable jika nilai
alphanya lebih dari 0,30. Apabila koefisien reliabilitas instrument yang
dihasilkan lebih besar berarti instrument tersebut memiliki reliabilitas yang
cukup baik. Pengujian Reliabilitas kuesioner pada penelitian ini menggunakan
bantuan perangkat lunak Statistic Program For Social Sclence (SPSS) 16.
Berikut ini rumus Alpha Cronbach yang digunakan untuk menguji
reliabilitas:
Keterangan:
r = Reliabilitas instrument k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑휎푏 = Jumlah varians butir 휎퐼 = Varians total
3.7.3 Uji Normalitas
Guna memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang data hasil penelitian,
normalitas data digunakan untuk menjaga ketepatan metode statistik yang
digunakan, karena apabila data yang dihasilkan tidak normal maka statistika yang
digunakan adalah statistika non parametric sedangkan apabila data yang
dihasilkan adalah normal maka statistik yang digunakan adalah statistik
r푟 = 1 − ∑∑
59
parametric, dengan menggunakan Statistic Program For Social Sclence (SPSS)
16.
3.7.4 Uji t-Test
Adapun teknik analisis data yang akan dilakukan adalah menggunakan
statistic deskriptif dimana statistik ini merupakan statistik yang digunakan untuk
menganalisis data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi. Karena penguji
menggunakan teknik one sample dengan rumus (Sugiyono, 2005:207) sebagai
berikut:
t = X – 휇0 S √푛
Keterangan :
t = Nilai t yang dihitung
x = Nilai rata – rata
휇 = Nilaiyangdihipotesiskan
s = Simpangan baku sampel
n = Jumlah anggota sampel
60
3.7.5 Uji Pihak Kanan
Hipotesis peneliti dalam Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta
sebagai berikut :
Hipotesis nol : Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA) Tahun 2014 Di Untirta kurang dari atau sama
dengan 60% dari nilai ideal yaitu 100%”.
Hipotesis Alternatif : Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA) Tahun 2014 Di Untirta lebih dari 60%.
H0 :µ < 60%
Ha :µ > 60%
Dengan melihat hipotesis statistik tersebut, maka pengujian hipotesis dalam
penelitian Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Pestasi Akademik (BBP-PPA) Di Untirta adalah menggunakan Uji Pihak Kanan. Uji
61
Pihak Kanan digunakan jika Hipotesis nol (H0) berbunyi “lebih kecil atau sama
dengan (≤)”, sedangkan pada Hipotesis alternatif (Ha) berbunyi “lebih besar (>)”.
Gambar 3.1 Uji Pihak Kanan
62
3.8 Jadwal Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Adapun waktu
pelaksanaan penelitian ditunjukkan pada tabel 3.3 berikut:
64
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa adalah Perguruan Tinggi Negeri yang
terdapat di Provinsi Banten. Sejarah Universitas Sultan Ageng Tirtayasa dimulai dari
Yapenta (Yayasan Pendidikan Tirtayasa) yang didirikan pada tanggal 1 Oktober
1980. Kemudian, Yapenta berubah menjadi Lapenta (Lembaga Pendidikan
Tirtayasa). Kata Tirtayasa diambil dari nama pahlawan nasional yang berasal dari
Banten, yaitu Sultan Ageng Tirtayasa (Kepres RI Nomor 045/TK/1070).
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa merupakan penggabungan dari STIH,
STT dan STKIP didasarkan pada SK Mendikbud RI Nomor: 0596/0/1984, tanggal 28
November 1984, ditingkatkan statusnya menjadi Fakultas Ilmu Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Selanjutnya dengan SK Mendikbud RI Nomor: 0597/01/1984, tanggal 28
November 1984 ketiga Fakultas tersebut ditetapkan sebagai status terdaftar.
Untirta berkembang dengan berdirinya Fakulas Pertanian dan Fakultas
Ekonomi secara berturut-turut dengan SK Mendikbud RI Nomor: 0123/01/1989,
tanggal 8 Maret 1989 dan Nomor: 0331/01/1989, tanggal 30 Mei 1989, masing-
masing dengan status terdaftar. Selanjtnya pada tanggal 13 Oktober 1999 keluar
65
Keppres RI Nomor: 130/1999 tentang Persiapan Perguruan Tinggi Negeri Universitas
Sultan Ageng Tirtayasa menjadi Perguruan Tinggi Negeri, maka Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa beralih dari naungan Yayasan Pendidikan Tirtayasa masuk kedalam
lingkungan Departemen Pendidikan Nasional dan pengalihan aset serta pengelolaan
sumber daya dari Yapenta kepada Pemerintah telah dilaksanakan tahun 2002 berdiri
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Sampai saat ini Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa terdiri dari 6 Fakultas, yaitu:
1. Fakultas Hukum
Fakultas Hukum memiliki 1 bidang studi dengan 4 konsentrasi, yaitu:
1) Konsentrasi hukum tata Negara
2) Konsentrasi hukum pidana
3) Konsentrasi hukum perdata
4) Konsentrasi hukum perburuhan
2. Fakultas Teknik
Fakultas teknik memiliki 6 program studi S1 dan diploma D3, terdiri dari:
1) Jurusan teknik mesin (S1)
2) Jurusan teknik elektro (S1)
3) Jurusan teknik kimia (S1)
4) Jurusan teknik industry (S1)
5) Jurusan teknik metalurgi (S1)
66
6) Jurusan teknik sipil (S1)
7) Diploma teknik informatika (D3)
3. Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan
Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan memiliki 3 jurusan dengan 7
program studi S1, yaitu:
1) Jurusan Ilmu Pendidikan, terdiri dari 3 program studi:
1) Program studi pendidikan luar sekolah (S1)
2) Program studi pendidikan guru sekolah dasar (S1)
3) Program studi pendidikan anak usia dini (S1)
2) Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra, terdiri dari 2 program studi:
1) Program studi pendidikan sastra dan bahasa Indonesia (S1)
2) Program studi pendidikan bahasa inggris (S1)
3) Jurusan MIPA, terdiri dari 2 program studi:
1) Program studi pendidikan matematika (S1)
2) Program studi pendidikan biologi (S1)
4. Fakultas Pertanian
Fakultas Pertanian memiliki 3 jurusan, terdiri atas:
1) Jurusan Agribisnis (S1)
2) Jurusan Agrobisnis (S1)
3) Jurusan Perikanan (S1)
67
5. Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Fakultas Ekonomi dan Bisnis memiliki 3 jurusan S1 dan program D3, yaitu:
1) Jurusan Akuntansi (S1)
2) Jurusan Manajemen (S1)
3) Jurusan Ekonomi Pembangunan (S1)
4) Program Diploma Perbankan dan Keuangan (D3)
5) Program Diploma Perpajakan (D3)
6) Program Diploma Marketing/Manajemen Pemasaran (D3)
7) Program Diploma Akuntansi (D3)
6. Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik
Fakultas Imu Sosial dan Ilmu Politik memilik 3 jurusan S1, yaitu:
1) Jurusan Administrasi Negara (S1)
2) Jurusan Ilmu Komunikasi (S1)
3) Jurusan Ilmu Pemerintahan (S1)
Dalam pelaksanaan Tridharma Perguruan Tinggi, Untirta didukung oleh
lembaga dan UPT, yaitu Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat
(LPPM), Lembaga Peningkatan dan Pengembangan Program Akademik (LP3A) dan
beberapa Unit Pelaksana Teknis (UPT) seperti, Pusat Data dan Informasi
(PUSDAINFO), Perpustakaan, Humas dan Pusat Penjaminan Mutu (PPM).
68
4.1.2 Visi dan Misi Untirta
Terwujudnya universitas terbaik yang memiliki kemandirian, kreativitas,
inovasi, unggul dan kompetitif dalam bidang pendidikan, penelitian, serta
pengembangan ilmu pengetahuna, teknologi dan seni dalam rangka pengabdian
kepada masyarakat.
Visi operasional Rektor Untirta periode 2015-2019
Rektor Untirta periode 2015-2019 dalam menjalankan fungsi dan misi Tri
Dharma Perguruan Tinggi kepada visi operasional ang terdiri dari:
Visi :Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Maju, Bermutu, Berkarakter dan
Berdaya Saing dalam Kebersamaan Tahun 2025
Motto :Kerja keras dan cerdas yang dilandasi keikhlasan bernilai ibadah
Prinsip :Prestasi, komitemen, kebersamaan dan tanggung jawab
Filosopi :Memberikan layanan yang terbaik, amanah dan professional
Nilai :Jujur, adil, wibawa, amanah, religious dan akuntabel (JAWARA)
MISI UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
69
1. Menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan kulitas terbaik dan relevan
dengan kebutuhan masyarakat masa kini dan mendatang.
2. Meningkatkan kualitas dosen dan tenaga kependidikan lainnya dalam
melaksanakan berbagai program pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhan stakeholders.
3. Membangun dan mengembangkan jaringan kerja ( ) untuk
mendorong percepatan peningkatan kualitas pendidikan, penelitian dan
pengabdian kepada masyarakat dan erjasama.
4. Membangun dan mengembangkan sistem manajemen mutu menuju efisiensi
dan profesionalitas.
5. Mengembangkan Sistem Teknologi Informasi (STI) yang dapat memacu
terwujudnya perguruan tinggi yang unggul, mandiri, kreatif, inovatif dan
kompetitif.
6. Meningkatkan tanggung jawab sosial Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
bersama Pemerintah Daerah membawa modernisasi dan memelihara nilai
luhur (Banten).
TUJUAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
1. Menyiapkan dan menghasilkan enaga ahli yang berkemampuan akademik,
professional dan/atau vokasi yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa berahlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, inovatif, kompetitif,
70
mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab untuk kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia.
2. Mengembangkan Untirta sebagai pusat unggulan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni untuk kemaslahatan umat manusia.
PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI
1. Pengertian Program Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi dalam lingkungan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
berdasarkan Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi
meliputi pendidikan akademik yang terdiri atas Program Sarjana, Program
Magister dan Program Doctor. Pendidikan akademik adalah pendidikan yang
diarahkan terutama pada penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi dan
kesenian. Pendidikan vokasi adalah program pendidikan diploma yang
diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, sedangkan
pendidikan profesi adalah pendidikan tambahan setelah program sarjana untuk
memperoleh keahlian dan sebutan profesi dalam bidang tertentu.
2. Tujuan pendidikan.
71
TUJUAN PROGRAM SARJANA
1. Menguasai dasar-dasar ilmiah dan keterampilan dalam bidang keahlian
tertentu sehingga mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan
merumuskan cara penyelesaian masalah di dalam bidang keahliannya.
2. Mampu menerapkan ilmu pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki sesuai
dengan bidang keahliannya dalam kegiatan produktif dan pelayanan kepada
masyarakat sesuai dengan etika keilmuan dan tata kehidupan bermasyarakat.
3. Memiliki morlaitas yang tinggi dalam berkarya di bidang eahliannya dan
dalam kehidupan bermasyarakat.
4. Mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni di
bidang keahliannya.
TUJUAN PROGRAM DIPLOMA
Program diploma atau program non gelar, diploma adalah bentuk dari
program pendidikan okasi bertujuan agar para tulisan menguasai kemampuan dan
keterampilan dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni tertentu, mandiri
dalam pelaksanaan
4.1.3 Tugas Pokok dan Fungsi
Sesuai keputusna Menteri Pendidikan Nasional Nomor: 124/0/2004 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Untirta mempunyai
72
tugas menyelenggarakan pendidikan akademik dan vokasi dalam sejumlah disiplin
ilmu, teknologi dan seni.
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana di atas, Untirta menyelenggarakan
fungsi sebagai berikut:
1. Pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi.
2. Pelaksanaan penelitian dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.
3. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.
4. Pelaksanaan pembinaan civitas akademika dan hubungannya dengan
lingkungan.
5. Pelaksanaan kegiatan layanan administrative.
4.1.4 Struktur Organisasi Untirta
Susunan organisasi Untirta telah mendapat persetujuan dari Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara (Menpan) No. B-1893/M.PAN/9/2004 tanggal 16
September 2004 perihal Usul Penetapan Organisasi dan Tata Kerja Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa yang kemudian ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendidikan
Nasional RI No. 124/0/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Untirta yang
kemudian mengalami perubahan setelah ditetapkannya pola pengelolaan Badan
73
Layanan Umum. Dimana dengan menambah Dewan Pengawasan dan Satuan
Pengawasan Internal.
4.1.5 Uraian Tugas
1. Dewan Penyantun
Dewan penyantun merupakan forum yang terdiri dari unsur Gubernur,
Bupati/Walikota dan/atau masyarakat yang menaruh perhatian kepada
pengetahuan dan pembangunan di Indonesia. Dewan penyantun membantu rektor
dalam membina dan memelihara hubungan baik antara Untirta dengan masyarakat
dan pemerintah. Dewan penyantun terdiri atas seorang ketua, sekretaris dan
anggota-anggota yang pengangkatannya ditetapkan dengan Keputusan rektor atas
persetujuan Senat Untirta.
2. Senat Universitas
Senat universitas merupakan badan normatif dan perwakilan tertinggi pada
Untirta. Senat universitas mempunyai beberapa tugas, seperti:
1) Merumuskan kebijakan dasar menjadipedoman bagi pimpinan Untirta
dalam melaksanakan tugas-tugas kepemimpinannya.
2) Merumuskan kebijakan berkenaan dengan upaya pengembangan
Untirta serta satuan-satuan yang merupakan bagian-bagiannya.
3) Mengkaji, menyempurnakan dan kemudian menyetujui Rencana
Anggaran dan Belanja atau Rencana Bisnis Anggaran Untirta.
74
4) Merumuskan secara berkala dan meninjau kembali peraturan-
peraturan ekonomi keilmuan di lingkungan Untirta.
5) Mermuskan kebijakan berkenaan dengan penilaian akademik, dan
Professional para dosen, peneliti dan mahasiswa.
6) Merumuskan norma dan tolak ukur serta menilai pelaksanaan
program-program pendidikan tinggi, penelitian dan upaya-upaya
pemberian pelayanan kepada masyarakat.
7) Mempertimbangka usul dari suatu fakultas untuk membuka atau
menutup suatu fakultas, jurusan, program studi. Sebelum usul
diteruskan oleh Rektor kepada Direktur Jenderal Perguruan Tinggi
untuk memperoleh persetujuan.
8) Menilai pertanggungjawaban pimpinan Untirta atau pelaksanaan
kebijakan dan program yang telah ditetapkan.
9) Memberikan pertimabngan kepada Menteri berkenaan dengan calon-
calon yang diusulkan untuk diangkat menjadi rektor.
10) Merumuskan pedoman yang digunakan untuk menilai kegiatan-
kegiatan dosen, peneliti, tenaga administrasi, mahasiswa dan tokoh
masyarakat yang dianggap perlu mendapat penghargaan serta
mengatur tata cara pemberian penghargaan yang bersangkutan.
11) Mempertimbankan usul-usul pemberian gelar doktor kehormatan
(Doctor Honoris Causa) yang diajukan kepada senat. Bila usul
75
tersebut dapat disetujui senat, maka Rektor meneruskannya kepada
Menteri untuk memperoleh penetapan.
12) Memberi pertimbangan penyelesaian kasus-kasus pelanggaran etika
akademik, seperti melakukan plagiat dan pelanggaran aturan-aturan
lain yang dapat mencemarkan nama baik Untirta.
13) Menyelenggarakan upacara pengukuhan guru besar.
14) Menyelenggarkan ujian promosi Doktor.
15) Menyelenggarakan upacara wisuda dan peringatan hari jadi Untirta
(Dies Natalies).
3. Dewan Pengawas
Dewan pengawas adalah satuan fungsional yang bertugas melakukan
pengawasan pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum yang diatur dalam
Peraturan Menteri Keuangan RI No 109/PMK/05/2007.
1) Dewan pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap
pengelolaan BLU yang dilakukan oleh pejabat pengelola BLU
mengenai pelaksanaan Rencana Strategi Bisnis, Rencana Bisnis dan
Anggaran dan Peraturan Perundang-Undangan.
2) Melaporkan kepada Menteri Pendidikan Nasional dan Menteri
Keuangan apabila terjadi gejala menururnnya kepada BLU.
3) Mengikuti perkembangan kegiatan BLU, memberikan pendapat dan
mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi pengelola BLU.
76
4) Memberikan nasehat kepada pejabat pengelola BLU dalam
melaksanakan pengelola BLU.
5) Memberikan masukan, saran atau tanggapan atas laporan keuangan
dan laporan kinerja BLU kepada pejabat pengelola BLU.
6) Dewan pengawas melaporkan pelaksanaan tugasnya kepada Menteri
Pendidikan Nasional RI dan Menteri Keuangan secara berkala paling
sedikit 1 kali dalam satu semester dan sewaktu-waktu apabila
diperlukan.
4. Rektor dan Pembantu Rektor
Rektor adalah pembantu Menteri Pendidikan Nasional dibidang yang menjadi
tugas kewajibannya. Dalam melaksanakan tugasnya, Rektor bertanggung jawab
kepada Menteri dan Senat Untirta. Adapun yang menjadi tugas Rektor adalah:
1) Memimpin penyelenggaraan pendidikan, penelitian dan pengabdian
kepada masarakat.
2) Membina tugas kependidikan, mahasiswa, tenaga administrasi dan
hubungan dengan lingkungannya.
3) Menentukan kebijaksanaan tekinis yang secara fungsional menjadi
tanggug jawabnya sesuai dengan kebijaksanaan umum pemerintah dan
lembaga hirarkis pembinanya.
4) Membina dan melaksanakan kerjasama dengan instansi, badan swasta
dan masyarakat untuk memecahkan persoalan yang timbul terutama
yang menyagkut bidang tanggung jawabnya.
77
5) Melaksanakan pengawasan dan evaluasi kinerja penyelenggaraan
Universitas.
6) Melaksanakan penilaian prestasi dan pelaksanaan kegiatan dan
menyusun laporan secara periodik.
7) Menyusun rencana strategi Universitas yang merupakan rancangan
rencana jangka menengah yang membuat sasaran dan tujuan yang
hendak dicapai dalam jangka waktu 5 (lima) tahun.
8) Mewakili Universitas di dalam dan di luar pengadilan secara
melakukan segala tindakan dan perbuatan, baik mengenai pengelolaan
maupun pemilikan serta pengikatan Universitas dengan pihak lain
sesuai dengan batas kewenangannya.
9) Kegiatan atau aktivitas di bawha ini harus mendapat persetujuan
tertulis dari pejabat yang berwenang sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku:
1) Mengusulkan melepaskan dan menjual barang-barang tidak
bergerak milik Universitas dengan jenjang nilai dan jenis
barang tertentu.
2) Mengusulkan kontrak manajemen yang berlaku untuk jangka
waktu lebih dari 1 (satu tahun.
3) Memperhatikan dan segera mengambil langkah-langkah yang
diperlukan atas segala sesuatu yang dikemukakan dalam setiap
laporan hasil pemeriksaan yang dibuat oelh pemeriksa seperti
78
Badan Pemeriksa Keuangan, Satuan Pemeriksa Intern,
Inspektorat Jenderal Departemen Pendidikan Nasional dan
lain-lain.
10) Mengkoordinasikan monitoring dan evaluasi pengelolaan Universitas.
11) Menjalankan tugas pokok lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Sebagai pemimpin BLU, Rektor mempunyai tugas sebagaimana diuraikan
dalam pasal 32 ayat (2) PP No. 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan
BLU, yaitu:
1) Menyiapkan rencana strategis bisnis BLU.
2) Menyiapkan RBA tahunan.
3) Mengusulkan calon pejabat keuangan dan pejabat teknis sesuai dengan
ketentuan yang berlaku, dan
4) Menyampaikan pertanggungjawaban kinerja operasional dan keuangan
BLU.
Rektor dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh 4 (empat) orang Pembantu
Rektor. Yaitu:
1) Pembantu Rektor I Bidang Akademik
79
Pembantu Rektor I Bidang Akademik, mempunyai tugas membantu
Rektor dalam memimpin pelaksanaan pendidikan dan pengajarn,
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat dan bertindak sebagai
pelaksana harian Rektor, bilamana Rektor berhalangan tidak tetap.
2) Pembantu Rektor II Bidang Administrasi Umum
Pembantu Rektor II Bidang Adinistrasi Umum dan Keuangan
mempunyai tugas membantu Rektor dalam memimpin pelaksanaan
kegiatan dalam bidang keuangan administrasi umum.
3) Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan
Pembantu Rektor III Bidang Kemahasiswaan, mempunyai tugas
membantu Rektor dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan minat,
penalaran serta pelayanan kesejahteraan mahasiswa.
4) Pembantu Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Komunikasi
Pembantu Rektor IV Bidang Kerja Sama dan Komunikasi, membnatu
Rektor dalam rangka upaya kerja sama dengan Perguruan Tinggi
lainnya atau lembaga-lembaga lainnya. Baik di dalam maupun di luar
negeri dalam mengembankan kemampuan masing-masing di bidang
sumber daya mansuia dan sumber daya alam.
80
5. Satuan Pengawasan Internal
Dalam rangka mewujudkan praktik bisnis yang sehat dan system
pengendalian intern yang memadai pada setiap aktivitas di lingkungan
Universitas, maka dapat dibentuk Satuan Pengawasan Internal.
Satuan Pengawasan Internal membantu Rektor dalam menerapkan pola
pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum yang berprinsip pada ekonomi dan
produktivitas. Aktivitas yang dilakukan Satuan Pengawasan Internal meliputi
pemeriksaan, penilaian, pengujian, evaluasi serta saran dan perbaikan secara
independen terhadap pengelolaan Universitas yang bertujuan membantu biro fakultas,
lembaga dan unit pelaksana teknis untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya secara efektif dan efisien, sesuai dengan kebijakan yang ditentukan
Universitas. Adapun tugas Satuan Pengawasan Internal dapat diuraikan sebagai
berikut:
1) Mengkoordinasikan aktifitas pemeriksaan terhadap jalannya system
pengendalian ekonomi da produktivitas serta merumsukan program kerja
internal audit.
2) Melakukan analisis dan evaluasi terhadap hasil-hasil temuan serta
menyampaikan saran-saran perbaikan terhadap penyelenggaranaan
kegiatan Universitas dan sistem atau kebijakan atau peraturan yang sudah
tidak sesuai dengan perkembangan Universitas.
81
3) Melakukan pengkajian terhadap tingkat efisiensi dan efektifitas egiatan
Universitas.
4) Melakukan penilaian yang akurat terhadap akuntabilitas pelaksanaan
kebijakan Universitas dalam rangka menegakkan transparansi dan
akuntabilitas.
5) Melakukan penilaian dan evaluasi untuk memastikan bahwa ketentuan
Universitas baik tertulis maupun tidak tertulis, prosedur yang berlaku dan
kebijakan yang digariskan dapat dilaksanakan secara efektif oleh seluruh
tingkat pejabat pengelola dan meminimalisasi risiko Universitas.
6) Memberikan konsultasi terhadap masalah-masalah yang timbul atau yang
dihadapi oleh Universitas agar dapat memberikan nilai tambah pada
Universitas dalam mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
7) Melakukan evaluasi laporan triwulan biro, fakultas, lembaga dan unit
pelaksana teknis serta memberikan rekomendasi terhadap laporan tersebut
yang hasilnya disampaikan kepada Rektor dengan tembusan kepada
Kepala Bior, Dekan, Ketua Lembaga dan Kepala Unit.
8) Membantu dan menjadi partner pemeriksaan eksternal dalam melakukan
pemeriksaan. Dalam melakukan tugas ini sebelumnya dapat melakukan uji
petik pemeriksaan yang lazim dilakukan oleh pemeriksaan eksternal.
9) Merumuskan sasaran standar pelayanan Biro atauFakultas atau Lembaga
atau Unit yang merupakan penjabaran standar pelayanan inimal
Universitas yang telah ditetapkan.
82
6. Biro Administrasi Umum dan Keuangan
Biro Administrasi Umum dan Keuangan, mempunyai tugas memberikan
layanan administrasi umum dan keuangan di lingkungan Universitas. Dalam
melaksanakan tugas-tugasnya, Biro Administrasi Umum dan Keuangan
menyelenggarakan fungsi seperti:
1) Pelaksanaan urusan ketatusahaan, kerumahtangaan dan perlengkapan.
2) Pelaksanaan urusan kepegawaian.
3) Pelaksanaan urusan keuangan.
4) Pelaksanaan urusan hokum dan ketatalaksanaan.
Selain melaksanakan tugas-tugas tersebut, Kepala Biro Administrasi Umum
dan Keuangan sebagai pejabat keuangan. Sebagaimana diamksud dalam pasal 32
ayat (3) PP No. 23 Tahun 2005 berfungsi sebagai penanggung jawab keuangan
yang berkewajiban:
1) Mengkoordinasikan penyusunan RBA.
2) Menyiapkan dokumen pelaksanaan anggaran BLU.
3) Melakukan pengelolaan pendapatan dan belanja.
4) Menyelenggarakan pengelolaan kas.
5) Melakukan pengelolaan utang piutang.
6) Menyusun kebijakan pengelolaan barang, aset tetap dan investasi
BLU.
83
7) Menyelenggarakan sistem informasimanajemen keuangan, dan
8) Menyelenggarakan akuntansi dan penyusunan laporan keuangan.
7. Biro Administrasi Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem
Informasi
Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi,
mempunyai tugas memberikan layanan administrasi di bidang akademik,
kemahasiswaan, perencanaan dan sistem informasi di lingkungan Untirta.
Dalam melaksanakan tugas-tugasnya, Biro Adminisrasi Akademik,
Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi mempunyai fungsi:
1) Pelaksanaan administrasi pendidikan.
2) Pelaksanaan administrasi kemahasiswaan.
3) Pelaksanaan administrasi perencanaan dan sistem informasi.
4) Pelaksanaan administrasi kerjasama.
Di samping melaksanakan tugas-tugas tersebut, Kepala Biro Akademik,
Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi, sebagai Pejabat Teknis.
Sebagaimana dimaksud dalam pasal 32 ayat (4) PP No. 23 Tahun 2005
berkewajiban:
1) Menyusun kegiatan teknis di bidang Akademik, Kemahasiswaan,
Perencanaan dan Sistem Informasi.
2) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA, dan
84
3) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang Akademik,
Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi.
Biro Akademik, Kemahasiswaan, Perencanaan dan Sistem Informasi, terdiri atas:
1) Bagian Administrasi Akademik dan Kerjasama.
2) Bagian Administrasi Kemahasiswaan dan Perencanaan.
8. Fakultas
Fakultas dipimpin oleh seorang Dekan, yang mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran dalam suatu kelompok
bidang ilmu, teknologi dan seni untuk semua program pendidikan.
2) Mengembangkan penelitian baik untuk kepentingan perkembangan
ilmu pengetahuan amupun untuk memecahkan masalah-masalah
kemasyarakatan.
3) Melaksanakan dan menyelenggarakan pengabdian kepada masyarakat.
4) Melaksanakan pembinaan civitas akademik.
5) Melaksanakan kegiatan layanan administrasi.
6) Menjaga, memelihara dan berusaha untuk mencapai segala sesuatu
yang terkandung dalam visi, misi dan tujuan Untirta.
7) Tugas-tugas lain yang menunjang Untirta dan fungsi Fakultas sebagai
ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau seni.
85
Selain melaksanakan tugas-tugas tersebut di atas, Dekan sebagai Pejabat
Teknis. Sebagaimana di maksud dalam pasal 32 ayat (4) PP No. 23 Tahun 2005
berfungsi sebagai penanggung jawab teknis di bidang pendidikan dan pengajaran
yang berkewajiban:
1) Menyusun perencanaan kegiatan teknis di bidang pendidikan dan
pengajaran.
2) Melaksanakan kegiatan teknis sesuai RBA, dan
3) Mempertanggungjawabkan kinerja operasional di bidang pendidikan
dan pengajaran.
Dalam melaksanakan tugas, Dekan diabntu oleh 3 (tiga) orang Pembantu
Dekan, yang terdiri atas:
1) Pembantu Dekan I, pembantu dekan bidang akademik.
2) Pembantu Dekan II, pembantu dekan bidang administrasi umum.
3) Pembantu Dekan III, pembantu dekan bidang kemahasiswaan.
4) Bagian Tata Usaha.
86
4.2 Deskripsi Data
4.2.1 Uji Validitas Instrumen
Analisis data penlitian yang dilakukan pertama kali adalah dengan melakukan
uji validitas instrumen guna menjaga ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam
melaksanakan fungsi ukurnya. Uji validitas digunakan untuk sah atau valid tidaknya
suatu kuesioner. Kevaliditasan instrumen menggambarkan bahwa suatu instrumen
benar-benar mampu mengukur variabel-variabel yang akan diukur dalam penelitian
serta mampu menunjukan tingkat kesesuaian antar konsep dan hasil pengukuran.
Adapun rumus yang digunakan adalah menggunakan product momen dengan hasil
sebagai berikut:
87
Tabel 4.1
Hasil Uji Validitas Instrumen
No Item R Hitung R Tabel Keputusan
1 -0.2139 0.361 tidak valid 2 0.42063 0.361 valid 3 0.46697 0.361 valid 4 0.41709 0.361 valid 5 0.41576 0.361 valid 6 0.53732 0.361 valid 7 0.36292 0.361 valid 8 0.41576 0.361 valid 9 0.56304 0.361 valid
10 0.28158 0.361 tidak valid 11 0.38685 0.361 valid 12 0.48236 0.361 valid 13 0.56304 0.361 valid 14 0.61733 0.361 valid 15 0.60248 0.361 valid 16 0.49129 0.361 valid 17 0.23583 0.361 tidak valid 18 0.29534 0.361 tidak valid 19 0.3978 0.361 valid 20 0.37624 0.361 valid 21 0.40399 0.361 valid 22 0.36849 0.361 valid 23 36792 0.361 valid 24 0.39411 0.361 valid 25 0.52878 0.361 valid 26 0.41709 0.361 valid 27 0.4899 0.361 valid 28 0.36217 0.361 valid 29 0.44293 0.361 valid
88
30 0.52878 0.361 valid 31 0.41554 0.361 valid 32 0.40073 0.361 valid 33 -0.0214 0.361 tidak valid 34 0.36792 0.361 valid 35 0.46697 0.361 valid 36 0.47493 0.361 valid 37 0.2596 0.361 tidak valid 38 0.40957 0.361 valid
Sumber: Peneliti, Output Mc. Excel yang diolah, 2015
Adapun kriteria item/butir instrumen yang digunakan adalah dimana jika r
hitung > r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan valid, dan jika r hitung ≤
r tabel, berarti item/butir instrumen bisa dinyatakan tidak valid. Berdasarkan tabel
diatas dapat diketahui bahwa instrumen nomor 1, 10, 17, 18, 33 dan 37 adalah tidak
valid dengan dibuktikan dari nilai r hitung ≤ r tabel pada taraf signifikan 5 persen.
4.2.2 Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah penerima Bantaun Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Di Untirta tahun 2014, yaitu dengan
jumlah 143 penerima.
Dalam rangka memudahkan penelitian, peneliti mengelompokan dan
mengolah data hasil penelitian, maka peneliti membagi pertanyaan-pertanyaan dalam
kuesioner sesuai dengan indikator-indikator yang akan diukur berdasarkan teori yang
peneliti anggap sesuai dengan tujuan penelitian yang peneliti lakukan. Dalam
89
pengisian kuesioner peneliti meminta responden untuk memberikan data identitas
dirinya sebagai penunjang data. Adapun data identitas diri responden yang diminta
adalah jenis kelamin dan usia responden. Berikut pemaparan data identitas diri
responden yang terdapat dalam kuesioner.
Diagram 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan diagram 4.1 terlihat bahwa responden sebagian besar berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 57%, dan responden yang berjenis kelamin
perempuan sebanyak 43% atau sebanyak responden. Hal ini menunjukan bahwa
mayoritas responden dari penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 di Untirta adalah laki-laki.
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
LAKI-LAKIPEREMPUAN
57%
43%
90
Diagram 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015
Berdasarkan diagram 4.2 identitas responden berdasarkan usia yaitu 21 tahun
sebanyak 29% atau sebanyak 49 responden, 22 tahun sebanyak 50% atau 72
responden, 23 tahun sebanyak 20% atau sebanyak 28 responden, dan 24 tahun
sebanyak 1% atau sebanyak 2 responden. Jadi, terlihat bahwa responden sebagian
besar berusia 22 tahun dan sebagian kecil berusia 24 tahun.
29%
50%
20%
1%0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
21 22 23 24
91
Diagram 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Fakultas
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan, 2015
Berdasarkan diagram 4.3 identitas responden berdasarkan fakultas yaitu,
fakultas ilmu hokum sebanyak 5% atau sebanyak 9 responden, FKIP sebanyak 24%
atau 35 responden, fakultas teknik sebanyak 23% atau sebanyak 33 responden,
fakultas pertanian sebanyak 10% atau sebanyak 15 responden, fakultas ekonomi
sebanyak 26% atau sebanyak 41 responden dan Fisip sebanyak 12% atau sebanyak 18
responden. Jadi, terlihat bahwa responden sebagian besar dari fakultas ekonomi dan
sebagian kecil dari fakultas ilmu hukum.
5%
24%23%
10%
26%
12%
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
IlmuHukum
FKIP Teknik Pertanian Ekonomi Fisip
92
4.2.3 Analisis Data
Dalam tahap ini peneliti akan mendeskripsikan data dari hasil penelitian yang
dilakukan melalui metode penyebaran kuesioner. Kuesioner ini disebarkan kepada
143 penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
tahun 2014 di Untirta. Dalam melakukan analisis data, peneliti menggunakan
beberapa indikator kinerja organisasi menurut Nawawi, yaitu untuk dijadikan
pedoman dalam menilai kinerja pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta, antara lain: Indikator masukan
(input), Indikator proses (process), Indikator keluaran (output),Indikator hasil
(outcome), Indikator manfaat (benefit) dan Indikator dampak (impact).
Skala yang dipakai dalam kuesioner adalah skala likert. Pilihan jawaban
dalam kuesioner terdiri dari 4 item yaitu sangat setuju dengan nilai 4, setuju dengan
nilai 3, tidak setuju dengan nilai 2, dan sangat tidak setuju dengan nilai 1. Terkait
dengan nilai jawaban, peneliti menggunakan kuesioner berbentuk pernyataan.
Pemaparan tanggapan responden atas kuesioner ini akan digambarkan dalam bentuk
diagram batang disertai pemaparan dan kesimpulan hasil jawaban dari pernyataan
yang diajukan melalui kuesioner tersebut adalah sebagai berikut:
93
Diagram 4.4
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Masukan (Input)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Nomor 1-10, 2015
Berdasarkan diagram 4.4 di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator
masukan yang terdiri dari ketersediaan dana sebesar 66%, dengan pernyataan di
antara lain seperti: dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) yang di terima oleh penerima harus tepat waktu yaitu berdasarkan
periode tahun anggaran selama 6 bulan atau tiap persemester, dana Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) mampu mencukupi bagi
mahasiswa yang mencalonkan sebagai penerima Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA). Ketersediaan Sumber Daya Manusia
66%
65%
64%
71%
66%
60% 62% 64% 66% 68% 70% 72%
Rata-Rata
Prosedur
Informasi
Ketersediaan SDM
Ketersediaan Dana
94
(SDM) sebesar 71%, dengan pernyataan antara lain seperti: ketersediaan sumber daya
manusia yang berkualitas dalam mengelola program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta sudah memadai,sumber daya
manusia yang berkualitas mempengaruhi program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta berjalan dengan baik.
Informasi sebesar 64%, dengan pernyataan antara lain seperti: informasi mengenai
program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di
Untirta disosialisasikan dengan baik, informasi mengenai Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mudah didapat. Prosedur
sebesar 65%, dengan pernyataan antara ain seperti: kuota penerima Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta sesuai dengan
jumlah calon penerima pendaftar, calon penerima beasiswa Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta sesuai dengan kriteria syarat
yang ditentukan dalam pedoman. Sehingga didapatkan rata-rata dari indikator
masukan ini sebesar 66%.
Dari hasil jawaban tersebut dapat dilihat bahwa, ada 2 (dua) sub indikator
yang nilai persentasenya di bawah rata-rata. Yaitu pertama, sub indikator informasi
sebesar 64%. Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari sub indikator
informasi yang sudah dipaparkan di atas adalah informasi mengenai Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tidak disosialisasikan dengan
baik, dimana beberapa responden mendapat informasi dari mahasiswa lain, bahkan
95
informasi program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA) terkadang sulit didapat. Hal ini karena kurang update –nya informasi mengenai
beasiswa di fakultas atau di web fakultas yang memang seharusnya mudah diketahui
oleh mahasiswa calon penerima.
Kedua yaitu, sub indikator mengenai prosedur sebesar 65%. Berdasarkan
pendapat responden, pernyataan dari sub indikator prosedur yang sudah dipaparkan di
atas adalah prosedur mengenai calon penerima Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tidak sesuai dengan pedoman yang
ditentukann. Hal ini dikarenakan, adanya beberapa mahasiswa yang mendaftarkan
diri sebagai calon penerima tidak sesuai dengan syarat dan kriteria yang ada.
Di sisi lain, nilai persentase dari sub indikator Ketersediaan dana sebesar 66%
dan ketersediaan sumber daya manusia sebesar 71%, nilainya sama dengan dan di
atas nilai rata-rata 66%. Dimana jika dilihat dari sub indikator ketersediaan dana,
dengan pernyataan yang sudah dipaparkan di atas adalah dana Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang di terima oleh penerima
harus tepat waktu. Dimana hal ini berdasarkan periode tahun anggaran selama 6 bulan
atau tiap per semester, dan dana beasiswa tersebut harus mampu mencukupi bagi
penerima sesuai dengan apa yang di cantumkan pada pedoman Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA). Selain itu dari sub indikator
ketersediaan sumber daya manusia, dengan pernyataan yang sudah dipaparkan di atas
96
62%
62%
63%
61% 62% 62% 62% 62% 62% 63% 63% 63% 63%
Rata-Rata
Pelayanan Pengelola
Kinerja Pengelola
adalah ketersediaan sumber daya manusia dalam mengelola Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) harus memadai dan
berkualitas, dimana hal ini mempengaruhi program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) agar berjalan dengan baik.
Diagram 4.5
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Proses (Process)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Nomor 11-16, 2015
Berdasarkan diagram 4.5 di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator
proses yang terdiri dari kinerja pengelola sebesar 63%, dengan pernyataan antara lain
seperti: kinerja para pengelola program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah tepat sasaran, kinerja para pengelola
program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di
Untirta telah tepat jumlah, Kinerja para pengelola program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah tepat waktu. Pelayanan
97
pengelola sebesar 62%, dengan pernyataan antara lain seperti: pengelola Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah
memberikan pelayanan dengan baik, proses perekrutan calon penerima Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta dilakukan
secara transparan, pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta melakukan pengawasan dengan teliti terhadap
mahasiswa yang mencalonkan dirinya sebagai penerima. Sehingga didapatkan rata-
rata sebesar 62%.
Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa terdapat sub indikator yang nilainya
sama dengan rata-rata yaitu sub indikator pelayanan pengelola sebesar 62%.
Berdasarkan pendapat resonden, pernyataan dari sub indikator pelayanan pengelola
dengan pernyatan yang sudah dipaparkan di atas adalah pengelola dalam memberikan
pelayanan sudah baik, walaupun dalam proses perekrutan calon penerima tidak
dilakukan transparan. Dimana hal ini terlihat dari ketidaktelitian pengelola terhadap
mahasiswa yang mencalonkan dirinya sebagai penerima. Karena dari hasil penelitian
dilapangan, peneliti menemukan adaya calon penerima beasiswa yang tidak
melengkapi syarat yang sudah ditentukan, misalnya tidak mencantumkannya surat
keterangan tidak mampu.
Di sisi lain, nilai persentase dari sub indikator kinerja pengelola sebesar 63%
sudah di atas rata-rata yaitu 62%. Berdasarkan pendapat resonden, pernyataan dari
98
75%
72%
72%
81%
66% 68% 70% 72% 74% 76% 78% 80% 82%
Rata-Rata
Tepat Sasaran
Tepat Waktu
Tepat Jumlah
sub indikator kinerja pengelola dengan pernyatan yang sudah dipaparkan di atas
adalah kinerja pengelola program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) belum tepat sasaran, dimana hal ini berkaitan dengan
pemaparan di atas mengenai ketidaktelitian pengelola terhadap calon penerima yang
tidak sesuai dengan syarat dan ketentuan. Selain itu, kinerja pengelola program
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) terkadang
tidak tepatnya waktu dalam pengumpulan berkas calon penerima beasiswa, dari
pengelola fakultas yang akan diberikan pada bidang kemahasiswaan universitas.
Diagram 4.6
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Keluaran (Output)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Nomor 17-23, 2015
Berdasarkan diagram 4. di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator
keluaran yang terdiri dari sub indikator tepat jumlah sebesar 81%, dengan pernyataan
99
antara lain seperti: dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) di Untirta yang diterima oleh penerima besarnya adalah Rp. 350.000
setiap mahasiswa -/ bulan atau Rp. 2.100.000 per-semester. Tepat waktu sebesar
72%. Dengan pernyataan antara lain seperti: dana Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta yang diterima oleh penerima
tepat waktu yaitu berdasarkan periode tahun anggaran selama 6 bulan atau per
semester, keterlambatan dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta akan mempengaruhi pembayaran kuliah bagi
penerima. Tepat sasaran sebesar 72%, dengan pernyataan antara lain seperti:
pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di
Untirta menerima mahasiswa calon penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) telah tepat sasaran, Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu para
mahasiswa yang kurang mampu. Sehingga didapatkan rata-rata sebesar 75%.
Dari hasil jawaban tersebut dapat dilihat bahwa, ada 2 (dua) sub indikator
yang nilai persentasenya di bawah rata-rata. Yaitu pertama, sub indikator tepat waktu
sebesar 72%. Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari sub indikator
informasi yang sudah dipaparkan di atas adalah dana Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang seharusnya diberikan tepat waktu
pada 6 bulan atau per semester, tetapi jika dilihat dari hasil penelitian di lapangan
tidak sesuai dengan pedoman. Dimana, tahun 2014 semester genap terjadi
100
keterlambatan penerimaan dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA). Hal ini pun terjadi kembali pada tahun 2015 semester ganjil,
dimana adanya keterlambatan terhadap penerimaan dana beasiswa. Hal ini
mempengaruhi pembayarn kuliah bagi penerima, dimana dana Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) memang diperuntukkan
dalam membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Kedua yaitu, sub indikator mengenai tepat sasaran sebesar 72%. Berdasarkan
pendapat responden, pernyataan dari sub indikator tepat sasaran yang sudah
dipaparkan di atas adalah tidak tepatnya sasaran pada penerima Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA), dimana terlihat dari
beberapa calon yang memang tidak memiliki syarat lengkap untuk mencaonkan
sebagai penerima, selain itu banyaknya mahasiswa yang tergolong mampu yang
mendaftarkan diri. Karena program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) ini untuk membantu mahasiswa yang kurang mampu dalam
segi ekonomi.
Di sisi lain, nilai persentase dari sub indikator tepat jumlah sebesar 81% sudah
di atas rata-rata yaitu 75%. Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari sub
indikator tepat jumlah dengan pernyatan yang sudah dipaparkan di atas adalah dana
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang diterima
oleh penerima sebesar Rp. 2.100.000 per-semester. Dimana dri hasil observasi
101
peneliti di lapangan, responden menjawab memang dana Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang diterima sesuai dengan ketentuan
yang berada dalam pedoman.
Diagram 4.7
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Hasil (Outcome)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Nomor 24-28, 2015
Berdasarkan diagram 4.7 di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator
hasil yang terdiri dari sub indikator hasil dari program BBP-PPA sebesar 75%,
dengan pernyataan antara lain seperti: Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mengurangi pengeluaran biaya pendidikan,
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta
membantu perekonomian keluarga, Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
75%
76%
75%
74% 75% 75% 75% 75% 75% 76% 76% 76% 76%
Rata-Rata
Perubahan yang ingin di capai
Hasil dari Program BBP-PPA
102
Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu mahasiswa agar bisa mencari ilmu tanpa
adanya hambatan dalam hal pembiayaan. Perubahan yang ingin dicapai sebesar 76%,
dengan pernyataan antara lain seperti: program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta meningkatkan kemampuan
ekonomi bagi penerima, program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu meringankan beban ekonomi bagi
penerima. Sehingga didapatkan rata-rata sebesar 75%.
Dari hasil jawaban tersebut dapat dilihat bahwa, ada sub indikator yang nilai
persentasenya sama dengan rata-rata. Yaitu sub indikator hasil dari program BBP-
PPA sebesar 75%. Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari sub indikator
hasil dari program BBP-PPA yang sudah dipaparkan di atas adalah Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tidak sepenuhnya
mengurangi biaya pendidikan, dimana dari beberapa responden menyatakan bahwa
karena adanya penerima yang memang tergolong dari kalangan ekonomi yang
mampu, dan tidak tergolong dalam ketgori tidak mampu. Jadi, beberapa penerima
menggunakan dana beasiswa tersebut tidak untuk kepentingan pendidikan terutama
dalam pembayaran SPP. Maka dapat disimpulkan dari jawaban di atas, karena adanya
penerima yang tergolong mampu jadi tidak semua dana beasiswa bisa membantu
perekonomian keluarga.
103
77%
78%
77%
77% 77% 78% 78% 79%
Rata-Rata
Tujuan yang ingindicapai
Manfaat yang dihasilkan
Di sisi lain, nilai persentase dari sub indikator perubahan yang ingin dicapai
sebesar 76% sudah di atas rata-rata yaitu 75%. Berdasarkan pendapat responden,
pernyataan dari sub indikator perubahan yang ingin dicapai, dengan pernyatan yang
sudah dipaparkan di atas adalah program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) dirasa sudah meningkatkan perekonomian bagi
mahasiswa penerima dan meringankan beban ekonomi bagi mereka. Karena hasil
observasi peneliti di lapangan, responden mengakui bahwa dengan adanya dana
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) menambah
pemasukan keuangan bagi penerima.
Diagram 4.8
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Manfaat (Benefit)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Nomor 29-32, 2015
104
Berdasarkan diagram 4.8 di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator
manfaat yang terdiri dari sub indikator manfaat yang dihasilkan sebesar 77%, dengan
pernyataan antara lain seperti: Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta yang diterima bermanfaat untuk melunasi
pembayaran pendidikan, Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) di Untirta memberi kelancaran dalam studi mahasiswa yang kesulitan
membayar perkuliahan. Sub indikator tujuan yang ingin dicapai sebesar 78%, dengan
pernyataan antara lain seperti: Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah
atau cuti kuliah, karena tidak mampu membiayai pendidikan, Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu
mengurangi beban orangtua dalam membiayai biaya pendidikan. Sehingga
didapatkan rata-rata sebesar 77%.
Dari hasil jawaban tersebut dapat dilihat bahwa, ada sub indikator yang nilai
persentasenya sama dengan rata-rata. Yaitu sub indikator manfaat yang dihasilkan
sebesar 77%. Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari sub indikator manfaat
yang dihasilkan yang sudah dipaparkan di atas adalah Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang diterima tidak semua dikatakan
mampu melunasi pembayaran pendidikan, karena penerima beasiswa tersebut
memiliki jumlah yang berbeda-beda dalam pembayaran Sumbangan Pembinaan
105
Pendidikan (SPP). Terutama pada mahasiswa angkatan tahun 2011 dan 2012 jumlah
pembayaran SPP di atas jumlah dana beasiswa yang diterima.
Di sisi lain, nilai persentase dari sub indikator tujuan yang ingin dicapai
sebesar 78% sudah di atas rata-rata yaitu 77%. Berdasarkan pendapat responden,
pernyataan dari sub indikator tujuan yang ingin dicapai, dengan pernyatan yang sudah
dipaparkan di atas adalah Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik
(BBP-PPA) mampu mengurangi jumlah mahsiswa yang putus kuliah ataua cuti
kuliah, dimana adanya mahasiswa yang memang sangat membutuhkan dana Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA). Karena adanya
mahasiswa yang memang tergolong tidak mampu, dan hanya menggunakan dana dari
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) untuk
membayar perkuliahan agar bisa meneruskan kuliah semester berikutnya. Selain itu,
dimana program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA), salah satu manfaatnya adalah mengurangi beban orangtua dalam pembiayaan
perkuliaha. Terutama untuk mahasiswa yang memang tidak memiliki pekerjaan yang
masih menjadi tanggung jawab orangtua mahasiswa.
106
70%
69%
72%
67% 68% 69% 70% 71% 72% 73%
Rata-Rata
Dampak Negatif
Dampak Positif
Diagram 4.9
Tanggapan Responden Terhadap Indikator Dampak (Impact)
Sumber: Hasil Penelitian Lapangan dari Kuesioner Nomor 33-38, 2015
Berdasarkan diagram 4.9 di atas, hasil jawaban responden terhadap indikator
dampak yang terdiri dari sub indikator dampak positif sebesar 72%, dengan
pernyataan antara lain seperti: Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu meningkatkan motivasi mahasiswa
penerima maupun lainnya, Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu menciptakan pemerataan suatu ilmu
pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan, Program Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta meningkatkan kesejahteraan
social. Sub indikator dampak negative sebesar 69%, dengan pernyataan antara lain
seperti: Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
107
di Untirta, disalahgunakan oleh penerima yang tergolong mampu dalam segi
ekonomi. Seingga didapatkan rata-rata sebesar 70%.
Dari hasil jawaban tersebut dapat dilihat bahwa, ada sub indikator yang nilai
persentasenya di bawah rata-rata. Yaitu sub indikator dampak negatif sebesar 69%.
Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari sub indikator dampak negatif yang
sudah dipaparkan di atas adalah dana Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA), disalahgunakan oleh penerima yang tergolong mampu dalam
segi ekonomi. dimana memang ada beberapa penerima Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang tergolong mampu, misalnya tidak
mempunyai surat keterangan tidak mampu. Tetapi mereka tetap mencalonkan dirinya
sebagai penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA). Sehingga yang seharusnya dana ini digunakan untuk kepentingan perkuliahan,
tetapi dana yang diterima dipergunakan untuk hal di luar kepentingan pendidikan.
Misalnya saja dari hasil observasi di lapangan, peneliti menemukan adanya penerima
yang mengaku dana tersebut dipergunkan untuk kepentingan pribadi.
Di sisi lain, nilai persentase dari sub indikator dampak positif sebesar 72%
sudah di atas rata-rata yaitu 70%. Berdasarkan pendapat responden, pernyataan dari
sub indikator dampak positif, dengan pernyatan yang sudah dipaparkan di atas adalah
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) mampu
meningkatkan motivasi bagi mahasiswa penerima maupun lainnya. dimana dengan
108
adanya program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA), membuat mahasiswa penerima dan mahasiswa yang bukan penerima beasiswa
termotivasi dalam perkuliahan untuk meningkatkan Indeks Prestasi (IP) mahasiswa.
Karena setiap tahun ajaran baru aka nada perekrutan baru untuk calon penerima
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA), baik yang
sudah pernah menjadi penerima, maupun yang baru mencalonkan sebagai penerima.
Selain itu, mampu menciptakan pemerataan suatu ilmu pendidikan kepada setiap
orang yang membutuhkan. Artinya, dimana dengan adanya program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA), salah satu dampak postif
nya adalah mampu memberikan peluang bagi individu yang tidak mampu
melanjutkan perkuliahan, lain halnya seperti mahasiswa yang memang tergolong
dalam membayar Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP). Jadi dengan adanya
program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA),
semua mahasiswa tidak perlu khawatir akan tertinggalnya bangku perkuliahan.
Kemudian, program ini pun mampu mensejahterakan sosial bagi penerima. dimana
tujuan dari adanya program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA), misalnya dapat mengurangi beban orangtua dengan
meminimalkan biaya pendidikan.
109
4.3 Pengujian Prasyaratan Statistik
4.3.1 Uji Reliabilitas Instrumen
Guna menjaga kehandalan dari sebuah instrumen atau alat ukur maka peneliti
melakukan uji reliabilitas, dimana instrumen yang dilakukan uji reliabilitas adalah
instrumen yang dinyatakan valid, sedangkan instrumen yang dinyatakan tidak valid
maka tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam pengukuran reliabilitas
menggunakan alpha cronbach dengan bantuan SPSS 19. Adapun hasil dari uji
reliabilitas yang telah dilakukan dalam penelitian adalah nilai alpha cronbach sebesar
0,737. Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai alphanya lebih dari 0,30
(Sugiyono,2008:126) maka hal ini dapat diartikan bahwa 0,737 > 0,30 sehingga
instrumen yang diuji bisa reliabel. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel
dibawah ini.
Tabel 4.2
Uji Reliabilitas Data
Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items
,737 32
Sumber: Peneliti, Output SPSS 16,0, 2015
110
4.3.2 Uji Normalitas
Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang data hasil penelitian ini maka
peneliti mencoba untuk mengetahui nilai mean, median, modus, dan nilai normalitas
data guna menjaga ketepatan metode statistik yang digunakan, karena apabila data
yang dihasilkan untuk normal maka statistik yang digunakan adalah statistik non
parametric sedangkan apabila data yang dihasilkan adalah normal maka statistik yang
digunakan adalah statistik parametric. Pengolahan data dalam penelitian ini
menggunakan bantuan SPSS statistic 19.
Tabel 4.3
Uji Normalitas Data
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .071 151 .063 .987 151 .177
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Peneliti, Output SPSS 19,0, 2015
Dari hasil uji normalitas diatas dengan menggunakan uji normalitas
komogorov-smirnov, dengan hasil nilai sig sebesar 0.063. Dimana jika nilai sig >
0.05, maka berarti data berdistribusi normal. Sehingga dapat dijelaskan bahwa nilai
111
sig dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa data dalam penelitian ini normal dan
menggunakan statistik parametric
4.4 Pengujian Hipotesis
Dalam penelitian mengenai Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta,
peneliti memiliki hipotesis sebagai berikut:
“Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta lebih kecil atau sama dengan 60%
dari nilai ideal 100%”.
Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk mengetahui tingkat signifikan dari
hipotesis yang diajukan. Berdasarkan metode penelitian, maka pada tahap pengujian
hipotesis ini peneliti mengunakan rumus t-test satu sampel. Adapun perhitungan
pengujian hipotesis tersebut yaitu sebagai berikut:
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh, maka skor ideal yang diperoleh
adalah 4 x 32 x 151 = 19,328 (4 = nilai tertinggi dari item pernyataan yang ada
menurut skala likert, 32 = jumlah item pernyataan yang ada, dan 151 = jumlah
responden yang ada). Sehingga mean atau rata-rata pada skor ideal instrument adalah
19,328 : 151 = 128. Sehingga untuk kinerja Balai Perlindungan Sosial dalam
Pelayanan dan Perlindungan Sosial lanjut usia terlantar di Provinsi Banten, nilai yang
112
di hipotesiskan tertinggi mencapai 60% dari yang diharapkan, ini berarti bahwa 60%
= 0,6 x 128 = 76.8. Hipotesis statistiknya dapat ditulis dengan rumus:
H0 = µ < 60% < 0,6 x 19,328 : 151 = 76.8
Ha = µ > 60% > 0,6 x 19,328 : 151 = 76.8
Diketahui:
Χ = 13,656 : 151 = 90.43
µ0 = 76.8
S = ∑(푋푖 − 푋)2
n-1
= ∑ 1231015
151-1
= √1231015
150
= √8206.76 = 90.59
Ditanya: t?
Jawab: t = X – 휇0
S √푛
113
= 90.43 – 76.8 90.59 √151
= 90.43 – 76.8
90.59
12.28
= 13.63
7.37
t = 1.84
Nilai thitung tersebut selanjutnya dibandingkan dengan nilai ttabel dengan derajat
kebebasan (dk) = (n-1) = (151 - 1) = 150 dan taraf kesalahan α = 5% untuk uji satu
pihak (one tail test) uji pihak kanan, didapat nilai ttabel yaitu 1.645. Karena nilai thitung
lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (1.84 > 1.645) dan jatuh pada daerah
penerimaan Ha. Maka hipotesis (H0) ditolak dan (Ha) diterima.
Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal, ditemukan
bahwa Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta adalah:
X 100% = 70%
114
Jadi, telah diketahui bahwa Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta
adalah sebesar 70%.
Gambar 5.1
4.5 Interprestasi Hasil Penelitian
Penelitian dengan berjudul Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta,
bahwa hal yang paling penting dan utama adalah rumusan masalah tersebut adalah
“Bagaimana Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta”
Daerah Penerimaan H0 Daearah Penerimaan Ha
0 1.645 1.84
115
Untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, kita dapat melihat
dari pembahasan yang memaparkan pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus
t-test satu sampel dengan menguji pihak kanan bahwa nilai t-hitung lebih besar (>)
dari nilai t-tabel, dalam hal ini dapat diberikan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima.
Karena menghasilkan 70% dari angka yang dihipotesiskan yaitu 60%.
Sehingga dari data pengujian hipotesis tersebut dapat dijelaskan bahwa,
“Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta mencapai angka 70%” dari angka
minimal yang dihipotesiskan 60%, hal ini dapat diartikan bahwa tingkat kualitas
Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta sudah baik, hal itu dapat dilihat pada
kategori berikut:
Kategori Instrumen:
0 4832 9664 14496 19328
Tidak baik Kurang baik 13656 Baik Sangat baik
Nilai 13005 termasuk dalam kategori kurang baik dan baik, tetapi lebih
mendekati kategori baik. Dapat dilihat dari ketentuannya sebagai berikut:
116
Tabel 4.4
Kategori hasil penelitian
Nilai Kategori
4X151X32 = 19328 Sangat Baik
3X151X32 = 14496 Baik
2X151X32 = 9664 Kurang Baik
1X1151X32 = 4832 Tidak Baik
(Sumber : Peneliti 2015)
4.6 Pembahasan
Kinerja Pengelolaan Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta, menunjukan hasil perhitungan yang
variatif. Dilihat dari teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan
menurut Nawawi (2013:243:244), kinerja organisasi yang terbagi menjadi 6 (enam)
indikator. Yaitu, Indikator masukan (input), indikator prosees (process), indikator
keluaran (output), indikator masukan (outcome), indicator manfaat (benefit), indicator
dampak (impact). Adapun presentase indikator skor hasil penelitian dapat dilihat pada
tabel berikut:
117
Tabel 4.5
Indikator Skor Hasil Penelitian
No Nilai Keterangan
1 0%-24,99% Tidak Baik
2 25%-49,99% Kurang Baik
3 50%-74,99% Baik
4 75%-100% Sangat Baik
Sumber : Skala Likert, Pengolahan Data, 2015
1. Indikator Masukan (Input)
Merupakan hal yang berkenaan dengan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dimana yaitu
mengenai tentang, ketersediaan dana, ketersediaan sumber daya manusia, informasi
pendaftaran beasiswa, waktu yang ditentukan dalam pendaftaran dan kuota calon
penerima beasiswa. Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini, memuat 10
instrumen pernyataan untuk indikator masukan. Didapatkan hasil tersebut dan
diperoleh dari skor ideal dari indikator masukan adalah 4 x 151 x 8 = 4832 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala likert, 151 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 8 =
jumlah pernyataan yang valid pada indikator masukan). Setelah menemukan skor
ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 3240 :
4832 = 0,67 x 100% = 67%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja program
118
Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014
Di Untirta baik dilihat dari indikator masukan.
2. Indikator Proses (Process).
Merupakan hal yang berkenaan dengan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dimana yaitu
mengenai tentang, pengelola beasiswa dalam segi pelayanan, kinerja pengelola yang
telah tepat sasaran dalam menentukan calon penerima, proses perekrutan yang
transaparan dan pengawasan dari pengelola terhadap calon penerima sesuai atau tidak
dengan syarat dan ketentuan program beasiswa tersebut. Dari hasil pengolahan data
dalam penelitian ini, memuat 6 instrumen pernyataan untuk indikator proses.
Didapatkan hasil tersebut dan diperoleh dari skor ideal dari indikator masukan adalah
4 x 151 x 6 = 3624 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan
pada responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 151 = jumlah sampel
yang dijadikan responden, 6 = jumlah pernyataan yang valid pada indikator proses).
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh
responden, yaitu sebesar 2272 : 3624 = 0,62 x 100% = 62%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kinerja program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta baik dilihat dari indikator proses.
119
3. Indikator Keluaran (Output)
Merupakan hal yang berkenaan dengan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dimana yaitu
mengenai tentang, dana beasiswa mencukupi bagi penerima, dana yang diterima
untuk keperluan kuliah, dana yang diterima sesuai dengan pedoman beasiswa, dana
yang diterima tepat waktu, pengelola memilih calon penerima tepat sasaran seuai
dengan syarat yang ada, keterlambatan penerimaan dana beasiswa mempengaruhi
pembayaran kuliah bagi penerima dan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) membantu mahasiswa yang kurang
mampu. Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini, memuat 7 instrumen
pernyataan untuk indikator keluaran. Didapatkan hasil tersebut dan diperoleh dari
skor ideal dari indikator keluaran adalah 4 x 151 x 5 = 3020 (4 = nilai tertinggi dari
setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor berdasarkan
pada skala likert, 151 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 5 = jumlah
pernyataan yang valid pada indikator keluaran). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 2242 : 3020
= 0,74 x 100% = 74%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja program Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta
baik dilihat dari indikator keluaran.
120
4. Indikator Hasil (Outcome)
Merupakan hal yang berkenaan dengan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dimana yaitu
mengenai tentang, program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) mengurangi pengeluaran biaya pendidikan, membantu
perekonomian keluarga, meningkatkan kemampuan ekonomi bagi penerima dan
meringankan beban ekonomi bagi penerima. Dari hasil pengolahan data dalam
penelitian ini, memuat 5 instrumen pernyataan untuk indikator hasil. Didapatkan hasil
tersebut dan diperoleh dari skor ideal dari indikator hasil adalah 4 x 151 x 5 = 3020
(4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden,
kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 151 = jumlah sampel yang dijadikan
responden, 5 = jumlah pernyataan yang valid pada indikator hasil). Setelah
menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh responden,
yaitu sebesar 2284 : 3020 = 0,75 x 100% = 75%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa
kinerja program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-
PPA) Tahun 2014 Di Untirta sangat baik dilihat dari indikator hasil.
5. Indikator Manfaat (Benefit)
Merupakan hal yang berkenaan dengan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dimana yaitu
mengenai tentang, manfaat dari adanya program Bantuan Biaya Pendidikan
121
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) untuk melunasi pembayaran pendidikan,
untuk memberi kelancaran belajar akibat sulitnya membayar SUmbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP), untuk mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah atau cuti
kuliah karena tidak mampu membiayai pendidikan dan mampu mengurangi beban
orangtua dalam membiayai pendidikan. Dari hasil pengolahan data dalam penelitian
ini, memuat 4 instrumen pernyataan untuk indikator manfaat. Didapatkan hasil
tersebut dan diperoleh dari skor ideal dari indikator manfaat adalah 4 x 151 x 4 =
2416 (4 = nilai tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada
responden, kriteria skor berdasarkan pada skala likert, 151 = jumlah sampel yang
dijadikan responden, 4 = jumlah pernyataan yang valid pada indikator manfaat).
Setelah menemukan skor ideal kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh
responden, yaitu sebesar 1886 : 2416 = 0,78 x 100% = 78%. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa kinerja program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta sangat baik dilihat dari indikator
manfaat.
6. Indikator Dampak (Impact)
Merupakan hal yang berkenaan dengan program Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta. Dimana yaitu
mengenai tentang, memberikan motivasi mahasiswa maupun mahasiswa lainnya
dalam perkuliahan, mampu menciptakan pemeratan suatu ilmu pendidikan kepada
122
setiap orang yang membutuhkan terutama bagi mahasiswa yang memnag kesulitan
dalam hal ekonomi, meningkatkan kesejahteraan bagi penerima dan menarik minat
mahasiswa baik yang tergolong layak ataupun tidak untuk mencalonkan dirinya
sebagai penerima beasiswa. Dari hasil pengolahan data dalam penelitian ini, memuat
6 instrumen pernyataan untuk indikator dampak. Didapatkan hasil tersebut dan
diperoleh dari skor ideal dari indikator dampak adalah 4 x 151 x 4 = 2416 (4 = nilai
tertinggi dari setiap jawaban pernyataan yang diajukan pada responden, kriteria skor
berdasarkan pada skala likert, 151 = jumlah sampel yang dijadikan responden, 4 =
jumlah pernyataan yang valid pada indikator dampak). Setelah menemukan skor ideal
kemudian dibagikan dengan rill yang diisi oleh responden, yaitu sebesar 1730 : 2416
= 0,71 x 100% = 71%. Hal ini dapat disimpulkan bahwa kinerja program Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) Tahun 2014 Di Untirta
baik dilihat dari indikator dampak.
123
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan yang sudah dilakukan pada penelitian yang
berjudul kinerja pengelolaan program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta dapat ditarik kesimpulan
bahwa nilai thitung lebih besar dibandingkan dengan nilai ttabel (1.84 > 1.645) dan
jatuh pada daerah penerimaan Ha. Maka hipotesis (H0) ditolak dan (Ha) diterima.
Jadi dapat disimpulkan bahwa berjudul kinerja pengelolaan program Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di
Untirta sudah baik.
Berdasarkan perbandingan antara skor yang terkumpul dengan skor yang
ditetapkan bahwa berjudul kinerja pengelolaan program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) tahun 2014 di Untirta
sebesar 70% dan telah diperkuat dengan teori Kinerja Organisasi menurut
Nawawi, yang terbagi 6 (enam) indikator. Indikator masukan (Input) sebesar 67%,
ini menunjukan bahwa ketersediaan dana, ketersediaan sumber daya manusia,
informasi mengenai beasiswa dan waktu yang diberikan ole pengelola dirasa ckup
untuk mendaftarkan diri sebagai calon penerima beasiswa sudah baik. Kemudian
indikator proses (Process) sebesar 62% ini menunjukan bahwa kinerja pengelola
124
dan proses perekrutan calon penerima beasiswa sudah baik. Indikator keluaran
(Output) sebesar 74% ini menunjukan bahwa dana bantuan yang diterima oleh
mahasiswa sesuai dengan yang tercantum pada pedoman beasiswa, selain itu
mengenai waktu keterlambatan dana yang diterima mempengarui pembayaran
kuliah bagi penerima dan sebagian besar mahasiswa penerima telah tepat sasaran
sesuai syarat dan kriteria, sehingga indikator keluaran dirasa sudah baik. Indikator
hasil (Outcome) sebesar 75% ini menunjukan bahwa Bantuan Biaya Pendidikan
Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu mengurangi
pengeluaran biaya pendidikan dan meningkatkan kemampuan ekonomi bagi
penerima beasiswa, sehingga indikator hasil termasuk dalam kategori sudah
sangat baik.
Indikator manfaat (Benefit) sebesar 78% ini menunjukan bahwa Bantuan
Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta dirasa
sangat bermanfaat untuk pembayaran kuliah, sehingga mengurangi beban
orangtua dan mengurangi jumlah mahasiswa sehingga tidak ada cuti kulia akibat
tidak mampu membiayai pendidikan, sehingga indikator manfaat termasuk dalam
kategori sangat baik. Kemudian indikator dampak (Impact) sebesar 71%, ini
menunjukan bahwa dengan adanya Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan
Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu meningkatkan motivasi bagi
mahasiswa penerima maupun lainnya, seingga indikator dampak masuk dalam
kategori suda baik. Maka bila melihat dari teori tersebut, kinerja pengelolaan
program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
125
taun 2014 di Untirta sudah baik karena sudah mencapai hasil sebesar 70% dari
angka minimal 60%.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil dari penelitian yang berjudul “Kinerja Pengelolaan
Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
Taun 2014 Di Untirta” ini maka peneliti dapat memberikan saran yaitu dilihat dari
indikator yang paling rendah yaitu indikator proses (proses) sebesar 62% ini
menunjukan bahwa kinerja pengelola beasiswa dan proses perekrutan calon
penerima beasiswa perlu ditingkatkan lagi. Dimana, proses perekrutan yang
dilakukan oleh pengelola harus lebih transparan.
DAFTAR PUSTAKA
Umam, Khaerul. 2010. Perilaku Organisasi. Bandung: Pustaka Setia.
Handoko, T Hani. 2009. Manajemen. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu. 2007. Manajmen, Dasar, Pengertian & Masalah. Jakarta: Bumi Aksara.
Nawawi, Ismail. 2013. Budaya Organisasi Kepemimpinan & Kinerja. Jakarta: Kencana Prenadamedia Group.
Sugiyono, 2005. Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.
. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D. Bandung: CV Alfabeta.
2011. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Fahmi, Irham. 2011. Manajemen Kinerja.. Bandung: Alfabeta.
Wibowo. 2011. Manajemen Kinerja. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Sedarmayanti. 2010. Manajemen Sumber Daya Manusia.. Bandung: PT Refika Aditama.
Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Prasetya, Irawan. 2006. Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta: DIA FISIP UI.
Terry R, George. 2008. Prinsip-Prinsip Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Data Sekunder. Jakarta: PT R aja Grafindo Persada.
Surjadi. 2009. Pengembangan Kinerja Pelayanan Publik. Bandung: Refika Aditama.
Tangkilisan, Nogi Hessel. 2005. Manajemen Publik. Bandung: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hariwijaya, M. 2005. Metodologi dan Teknik Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi. Yogyakarta: Elematera Publishing.
Sumber lain:
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/535/jbptunikompp-gdl-herinugrah-26743-6.pdf
http://eprints.uny.ac.id/8628/3/bab%202%20-%2008417141012.pdf
http://id.m.wikipedia.org/wiki/konsep
SK Penetapan Penerima Beasiswa Beasiswa PPA dan BBM Tahun 2014
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
I. Petunjuk
1. Berikanlah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih. 2. Untuk memudahkan dalam mengisi data, mohon diisi sesuai dengan keadaan dan
kondisi yang terjadi di lapangan. 3. Keterangan dari jawaban
Sangat Setuju (SS) = Skornya 4 Setuju (S) = Skornya 3 Tidak Setuju (TS) = Skornya 2
Sangat Tidak Setuju (STS) = Skornya 1 II. Identitas responden
1. Nama Responden : 2. Jenis kelamin : 3. Umur : 4. Fakultas : 5. Jurusan :
Berilah tanda ceklis (√) pada jawaban yang anda pilih! Ket: SS = Sangat Setuju S = Setuju TS = Tidak Setuju STS = Sangat Tidak Setuju
No Pernyataan SS S TS STS Input 1 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta mencukupi bagi penerima
2 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) yang diterima oleh penerima harus tepat waktu yaitu berdasarkan periode tahun anggaran selama 6 bulan atau tiap per semester
3 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) yang diterima oleh penerima sesuai jumlahnya dengan ketentuan pedoman
4 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) mampu mencukupi bagi mahasiswa yang mencalonkan sebagai penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA)
5 Ketersediaan sumber daya manusia yang berkualitas
dalam mengelola program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta sudah memadai
6 Sumber daya manusia yang berkualitas mempengaruhi program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta berjalan dengan baik.
7 Informasi mengenai program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta disosialisasikan dengan baik
8 Informasi mengenai Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mudah didapat
9 Calon penerima beasiswa Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta sesuai dengan kriteria syarat yang ditentukan dalam pedoman
10 Waktu yang ditentukan dari informasi pendaftaran Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta sampai penyerahan persyaratan dirasa cukup.
Process 11 Kinerja para pengelola program Bantuan Biaya
Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah tepat sasaran dalam merekrut calon penerima
12 Kinerja para pengelola program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah tepat jumlah sesuai dengan pedoman
13 Kinerja para pengelola program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah tepat waktu dalam penyerahan berkas dari fakultas ke rektorat terkait data calon penerima beasiswa
14 Pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta telah memberikan pelayanan dengan baik
15 Proses perekrutan calon penerima Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta dilakukan secara transparan
16 Pengelola Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta melakukan pengawasan dengan teliti terhadap mahasiswa yang mencalonkan dirinya sebagai penerima
Output
17 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mencukup bagi calon penerima
18 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mencukup bagi calon penerima
19 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) hanya dipergunakan untuk keperluan kuliah bagi mahasiswa penerima
20 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta yang diterima oleh penerima besarnya adalah Rp. 350.000 setiap mahasiswa -/ bulan atau Rp. 2.100.000 per-semester
21 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta yang diterima oleh penerima tepat waktu yaitu berdasarkan periode tahun anggaran selama 6 bulan atau per semester
22 Keterlambatan dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta akan mempengaruhi pembayaran kuliah bagi penerima
23 Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu para mahasiswa yang kurang mampu
Outcome 24 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta mengurangi pengeluaran biaya pendidikan
25 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu perekonomian keluarga
26 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu mahasiswa agar bisa mencari ilmu tanpa adanya hambatan dalam hal pembiayaan
27 Program Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta meningkatkan kemampuan ekonomi bagi penerima
28 Program Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta membantu meringankan beban ekonomi bagi penerima
Benefit 29 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta yang diterima bermanfaat untuk melunasi pembayaran pendidikan
30 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta memberi kelancaran dalam studi mahasiswa yang kesulitan membayar perkuliahan
31 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mengurangi jumlah mahasiswa yang putus kuliah atau cuti kuliah, karena tidak mampu membiayai pendidikan
32 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu mengurangi beban orangtua dalam membiayai biaya pendidikan
Impact 33 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi
Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu meningkatkan prestasi mahasiswa penerima maupun mahasiswa lainnya
34 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu meningkatkan motivasi mahasiswa penerima maupun lainnya
35 Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta mampu menciptakan pemerataan suatu ilmu pendidikan kepada setiap orang yang membutuhkan
36 Program Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta meningkatkan kesejahteraan sosial
37 Program Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta menarik minat mahasiswa baik yang tergolong layak ataupun untuk mencalonkan diri sebagai penerima beasiswa.
38 Dana Bantuan Biaya Pendidikan Peningkatan Prestasi Akademik (BBP-PPA) di Untirta, disalahgunakan oleh penerima yang tergolong mampu dalam segi ekonomi.
Q19 Q20 Q21 Q22 Q23 Q24 Q25 Q26 Q27 Q28 Q29 Q30 Q31 Q32 TOTAL 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 103 4 3 3 3 3 4 4 3 2 3 4 3 2 4 93 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 98 4 4 3 2 3 4 2 3 3 4 4 3 3 3 95 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 77 3 3 2 3 2 3 2 2 3 4 3 2 4 3 79 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 97 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 3 89 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 85 3 3 2 2 2 4 1 2 4 3 3 2 2 2 70 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 92 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 79 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 83 3 3 2 2 2 3 2 2 2 2 3 1 2 3 83 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 2 1 91 4 4 4 2 4 4 4 4 4 3 4 2 2 4 98 3 3 2 2 2 4 2 2 3 3 3 3 3 2 83 3 3 2 3 2 4 2 2 4 3 3 3 3 4 91 3 3 2 3 2 4 3 2 3 3 3 3 2 3 92 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 2 4 81 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 3 3 3 3 92 3 3 4 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 91 3 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 102 3 3 3 3 3 3 1 3 2 3 3 2 3 2 83 4 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 101 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 80 3 3 1 2 1 3 2 1 2 3 3 2 2 3 71 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 94 4 3 4 2 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 98 3 3 3 2 3 3 3 3 1 3 3 2 2 1 64
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 64 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 72 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 96 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 95 3 3 4 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 93 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 94 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 92 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 3 85 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 88 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 4 93 3 3 4 4 4 4 2 3 3 3 4 2 2 3 94 4 3 2 4 4 4 4 3 3 4 3 4 2 3 93 4 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 87 3 3 2 2 2 3 3 4 2 3 3 2 2 4 87 3 3 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 4 3 90 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 98 2 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 1 86 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 2 3 95 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 90 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 2 4 100 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 3 95 3 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 2 4 89 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 3 2 93 3 3 3 4 2 2 3 3 4 3 3 2 3 3 91 4 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 88 3 3 2 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2 94 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 2 89 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 86
4 4 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 91 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 4 3 86 3 3 2 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 1 2 3 89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 2 3 89 4 3 3 3 2 4 3 3 3 3 3 2 3 3 92 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 95 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 2 90 3 4 3 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 94 3 4 2 4 3 4 3 3 2 3 3 3 3 2 92 3 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 93 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 3 91 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 3 2 2 3 92 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 91 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 90 3 4 2 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 94 4 3 2 3 3 4 3 4 4 4 3 3 2 3 92 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 97 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 87 3 4 2 2 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 86 4 4 2 3 2 3 4 3 4 3 3 3 2 4 95 3 3 2 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 92 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 2 3 2 3 92 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 90 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 89 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 2 92 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 2 2 93 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 92 4 4 2 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 93
3 3 3 3 2 4 3 3 3 4 4 3 3 2 92 4 3 2 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 93 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 2 95 3 3 2 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 89 4 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 2 2 3 91 3 3 3 3 2 3 2 4 4 3 3 3 3 2 91 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 3 2 94 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 97 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 2 2 3 90 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 92 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 97 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 92 4 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 100 3 3 4 3 3 3 2 3 4 3 4 3 3 3 95 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 2 97 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 2 97 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 2 91 3 3 3 3 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 93 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 92 4 4 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 93 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 94 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 92 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 92 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 93 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 92 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 93 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 94 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 90 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 94
3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 86 4 4 3 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 1 90 3 3 3 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 2 93 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 91 3 4 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 91 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 91 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 95 4 3 2 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 101 4 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 95 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 91 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 93 4 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 2 3 93 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 93 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 94 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 96 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 92 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 88 3 4 4 2 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 95 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 90 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 2 1 79 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 73 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 2 2 2 4 80 3 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 76 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 2 4 75 4 4 2 4 2 4 2 4 2 4 4 2 2 4 89 3 3 4 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 4 92 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 87
490 482 427 451 429 495 462 471 473 480 479 424 408 419 13656
Uji Reliabilitas Data
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
,737 32
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
VAR00001 .071 151 .063 .987 151 .177
a. Lilliefors Significance Correction
Dokumentasi penyebaran kuesioner
CURRICULUM VITAE
DATA PRIBADI
Nama : Reni Indriyani
NIM : 6661111705
Program Study : Ilmu Administrasi Negara
Tempat, Tanggal lahir : Lebak, 10 April 1993
Gol.Darah : A
Alamat Rumah : Desa Cibungur, Leuwidamar-Rangkasbitung
Tel/Hp : 085693333217
Agama : Islam
RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1999 - 2005 : SD Negeri 2 Cibungur
Tahun 2005 - 2008 : SMP Negeri 1 Leuwidamar
Tahun 2008 - 2011 : SMA Negeri 1 Leuwidamar
Tahun 2011 - 2016 : Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA)