repository

13
* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau **Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau GAMBARAN PENDERITA RABDOMIOSARKOMA DI BAGIAN BEDAH RSUD ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU PERIODE JANUARI 2007-DESEMBER 2012 Rizkha Novelin, Elfadri Abdah*, Tuti Restuastuti** ABSTRACT Malignant tumor (cancer) is a condition in which the cells have lost control and normal mechanism so that growth had not normal, fast and uncontrolled. Malignant tumor can grow anywhere one of the soft tissue. Rhabdomyosarcoma is a malignant solid tumor derived from the mesenchymal tissue which usually distinguished by the formation of striated muscle, and composed of cells that usually develop into skeletal muscle. This study aimed to investigate the characteristics of rhabdomyosarcoma pasients. This study was a retrospective descriptive study conducted at the RSUD Arifin Achmad Riau Province. Based on the research taking secondary data from the medical records obtained 31 patients with rhabdomyosarcoma. 18 people (58%) of the rhabdomyosarcoma patients were females and 13 patients (41,9%) males. Largest patients were the age group 25-44 years that was 15 cases (48.4%). Clinical symptoms are most often obtained was mass palpable in the lower leg, there is a mass in the neck, arms, back, eyes, axilla, shoulder and vulva. Investigations are common histopathologic examination of 21 cases (24.7%). Location was the most common tumor in rhabdomyosarcoma of the lower limb were 12 cases (38.7%). Management of postoperative chemotherapy was most often done 13 cases (41.9%). Key words: Rhabdomyosarcoma, overview of patients PENDAHULUAN Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan mesenkim yang terdapat pada kerangka tubuh, kepala, leher dan ekstremitas kecuali tulang dan tulang rawan. Dalam kategori jaringan lunak termasuk otot, tendon, fascia, ligament, lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf perifer, saraf autonom, ganglion, bursa, synovia, kartilago palpebra, kartilango telinga dan lain-lain, namun tidak termasuk tulang, kartilago, sumsum, kartilago hidung, mamae dan jaringan lunak dalam organ. 4 Rabdomiosarkoma merupakan tumor padat ganas yang berasal dari sel otot rangka normal, tidak diketahui penyebabnya karena sel otot rangka hampir dijumpai pada seluruh tubuh, hal ini merupakan suatu penyakit keganasan pada jaringan lunak yang mengenai otot serat lintang. 12 Data yang diperoleh dari sebuah perguruan tinggi National Cancer Institute didapatkan 26.758 kasus yang tersedia untuk dianalisis. Kasus rabdomiosarkoma didapatkan 5% dari kasus sarkoma jaringan lunak lainnya ditentukan 8% kasus. 4 Di Indonesia kasus rabdomiosarkoma periode Januari 1988 sampai dengan Desember 1992 di bagian anak RSUD dr. Soetomo/ FK Unair Surabaya, ditemukan 2 kasus rabdomiosarkoma dari 28 kasus tumor abdomen, sedangkan di bagian hemato- onkologi FK USU Medan sejak Januari 1987 sampai dengan Desember 1993 di dapatkan 4 kasus rabdomiosarkoma dari 11 kasus sarkoma dan jaringan lunak. 5,6

Upload: shofy-martiny

Post on 20-Oct-2015

35 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

bedah,bedah

TRANSCRIPT

Page 1: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

GAMBARAN PENDERITA RABDOMIOSARKOMA DI BAGIAN BEDAH RSUD

ARIFIN ACHMAD PROVINSI RIAU PERIODE JANUARI 2007-DESEMBER

2012

Rizkha Novelin, Elfadri Abdah*, Tuti Restuastuti**

ABSTRACT Malignant tumor (cancer) is a condition in which the cells have lost control and

normal mechanism so that growth had not normal, fast and uncontrolled. Malignant tumor

can grow anywhere one of the soft tissue. Rhabdomyosarcoma is a malignant solid tumor

derived from the mesenchymal tissue which usually distinguished by the formation of striated

muscle, and composed of cells that usually develop into skeletal muscle. This study aimed to

investigate the characteristics of rhabdomyosarcoma pasients. This study was a retrospective

descriptive study conducted at the RSUD Arifin Achmad Riau Province. Based on the

research taking secondary data from the medical records obtained 31 patients with

rhabdomyosarcoma. 18 people (58%) of the rhabdomyosarcoma patients were females and

13 patients (41,9%) males. Largest patients were the age group 25-44 years that was 15

cases (48.4%). Clinical symptoms are most often obtained was mass palpable in the lower

leg, there is a mass in the neck, arms, back, eyes, axilla, shoulder and vulva. Investigations

are common histopathologic examination of 21 cases (24.7%). Location was the most

common tumor in rhabdomyosarcoma of the lower limb were 12 cases (38.7%). Management

of postoperative chemotherapy was most often done 13 cases (41.9%).

Key words: Rhabdomyosarcoma, overview of patients

PENDAHULUAN

Sarkoma jaringan lunak adalah tumor ganas yang berasal dari jaringan

mesenkim yang terdapat pada kerangka tubuh, kepala, leher dan ekstremitas kecuali

tulang dan tulang rawan. Dalam kategori jaringan lunak termasuk otot, tendon, fascia,

ligament, lemak, pembuluh darah, pembuluh limfe, saraf perifer, saraf autonom,

ganglion, bursa, synovia, kartilago palpebra, kartilango telinga dan lain-lain, namun

tidak termasuk tulang, kartilago, sumsum, kartilago hidung, mamae dan jaringan

lunak dalam organ.4

Rabdomiosarkoma merupakan tumor padat ganas yang berasal dari sel otot

rangka normal, tidak diketahui penyebabnya karena sel otot rangka hampir dijumpai

pada seluruh tubuh, hal ini merupakan suatu penyakit keganasan pada jaringan lunak

yang mengenai otot serat lintang.12

Data yang diperoleh dari sebuah perguruan tinggi

National Cancer Institute didapatkan 26.758 kasus yang tersedia untuk dianalisis.

Kasus rabdomiosarkoma didapatkan 5% dari kasus sarkoma jaringan lunak lainnya

ditentukan 8% kasus.4

Di Indonesia kasus rabdomiosarkoma periode Januari 1988 sampai dengan

Desember 1992 di bagian anak RSUD dr. Soetomo/ FK Unair Surabaya, ditemukan 2

kasus rabdomiosarkoma dari 28 kasus tumor abdomen, sedangkan di bagian hemato-

onkologi FK USU Medan sejak Januari 1987 sampai dengan Desember 1993 di

dapatkan 4 kasus rabdomiosarkoma dari 11 kasus sarkoma dan jaringan lunak.5,6

Page 2: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Penelitian di negara lain, yaitu Amerika dengan pasien 36 pria dan 21 wanita berusia

22-87 tahun. Tumor terutama terletak di tungkai bawah (27 kasus), dinding batang

tubuh (15 kasus), dan anggota badan atas (10 kasus). Kasus ini diklasifikasikan dalam

3 kategori histologis yaitu sel spindle rabdomiosarkoma (25 kasus), pleomorfik

rabdomiosarkoma (16 kasus), dan tipe campuran (16 kasus).4

Penelitian di Turki

menyatakan rabdomiosarkoma adalah neoplasma yang jarang pada populasi orang

dewasa, juga merupakan tumor yang sangat ganas dengan kejadian kekambuhan yang

signifikan dan metastasis. Hasil penelitian ini didapatkan 18 pasien dewasa yang

usianya berkisar antara 17-70 tahun, dan jenis histopatologi embrional

rabdomiosarkoma adalah subtipe paling umum, sedangkan lokasi anatomi yang

terkena paling banyak adalah ekstremitas (33,3%).7

Rabdomiosarkoma pada dewasa dapat terjadi terutama pada lengan dan kaki

(ekstremitas), tetapi kanker ini juga dapat terjadi di semua bagian tubuh. Lokasi yang

terkena umumnya kepala dan leher (dekat mata, di dalam sinus hidung atau

tenggorokan, atau dekat tulang belakang leher), kandung kemih dan organ reproduksi

(kandung kemih, kelenjar prostat, atau salah satu organ wanita), dan batang tubuh

(dada dan perut).9 Gejala yang ditimbulkan pada penyakit ini tergantung dari lokasi

jaringan yang terkena salah satu gejalanya adalah benjolan di mata, pada telinga dapat

menyebabkan nyeri atau keluarnya darah dari lubang telinga, pada tenggorokan dapat

menyebabkan sumbatan jalan napas, radang sinus ( rongga- rongga di sekitar hidung),

keluar darah dari hidung (mimisan) atau sulit menelan, sedangkan pada saluran

kemih dapat menyebabkan gangguan berkemih dan apabila menyerang otot anggota

gerak, akan menimbulkan massa tumor.10

Rabdomiosarkoma paling banyak terjadi pada anak-anak, tetapi dapat juga

terjadi pada orang dewasa. Pada dewasa lebih mungkin untuk memiliki jenis yang

lebih cepat tumbuh dan pada bagian-bagian tubuh yang sulit untuk diobati. Karena

itu, rabdomiosarkoma pada dewasa sulit untuk mengobatinya secara efektif.9

Sejak 1972, the Intergroup Rhabdomyosarcoma Study Group telah meneliti

dan menyempurnakan protokol pengobatan untuk rabdomiosarkoma. Menurut

kelompok ini, terapi utama bagi pasien berusia kurang dari 21 tahun adalah

pembedahan, kemoterapi, dan terapi radiasi.1 Hal ini sesuai dengan penelitian di

Turki yaitu pengobatannya terdiri dari terapi radiasi saja 6%, terapi radiasi dan

operasi 11%, terapi radiasi dan kemoterapi 44% dan ketiga modalitas tersebut

sebanyak 39%.7

METODE PENELITIAN

Penelitian ini telah lolos kaji etik dengan dikeluarkannya surat keterangan

lolos kaji etik (nomor: 172/UN19.1.28/UEPKK/2012) pada tanggal 17 Januari 2013

oleh Unit Etika Penelitian Kedokteran dan Kesehatan Fakultas Kedokteran

Universitas Riau. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2013 di RSUD Arifin

Achmad Provinsi Riau. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif, dengan melihat catatan rekam

medis pasien yang didiagnosis menderita penyakit rabdomiosarkoma periode Januari

Page 3: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

2007 – Desember 2012. Sampel pada penelitian ini adalah seluruh catatan rekam

medis penderita penyakit rabdomiosarkoma yang didiagnosis secara histopatologi di

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau periode Maret 2007 – Maret 2012 (total

sampling).

Variabel-variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah umur, jenis

kelamin,faktor risiko Rabdomiosarkoma, gejala klinis, dan penatalaksanaan. Data

yang dikumpulkan adalah data sekunder yang diperoleh dari catatan rekam medis.

Data yang diambil meliputi : Golongan usia, jenis Kelamin, faktor risiko,

pemeriksaan penunjang dan penatalaksanaan, gambaran histopatologi. Pengolahan

dan analisis data dilakukan dengan cara mengolah hasil data rekam medis pasien

secara komputerisasi dan disajikan dalam bentuk tabel/diagram.

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Angka kejadian penderita rabdomiosarkoma berdasarkan usia, jenis

kelamin serta faktor risiko di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan usia, jenis kelamin, dan

faktor risiko dapat dilihat pada Tabel 4.1 dan 4.2

Tabel 4.1 Distribusi umur dan jenis kelamin pasien dengan diagnosis klinis

penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Karakteristik pasien Total

N %

Umur

5-14 tahun 2 6,5

15-24 tahun 5 16,1

25-44 tahun 15 48,4

45-64 tahun 7 22,6

≥65 tahun 2 6,5

Total 31 100,00

Page 4: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Tabel 4.2 Distribusi umur dan jenis kelamin pasien dengan diagnosis klinis

penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Angka kejadian berdasarkan umur pada pasien yang didiagnosis

rabdomiosarkoma paling banyak pada umur 25-44 tahun yaitu sebanyak 15 orang

(48,4%) (Tabel 4.1), sedangkan berdasarkan jenis kelamin, pasien paling banyak

ditemukan pada perempuan yaitu sebanyak 18 orang (58,1%), sedangkan pada laki-

laki sebanyak 13 orang (41,9%) (Tabel 4.2). Faktor risiko pada penelitian ini tidak

ditemukan. Secara umum, meningkatnya insidensi kejadian kanker diikuti dengan

pertambahan usia, salah satunya dapat diakibatkan karena terjadinya akumulasi

mutasi yang disebabkan berkembangnya karsinoma. Hal ini Berdasarkan penelitian

yang dilakukan Andrea Ferrrari tahun 2003 diketahui bahwa rabdomiosarkoma sering

tanpa gejala hingga tahap lanjut, ini dikarenakan pertumbuhannya yang lambat yaitu

5 hingga 15 tahun baru timbul gejala, sehingga hal inilah yang menyebabkan pada

penelitian ditemukan kejadian rabdomiosarkoma banyak pada usia 25-44 tahun,

dimana gejala klinis awal yang timbul tidak begitu disadari oleh pasien dan baru

disadari ketika tumor sudah menyebar. Penelitian berdasarkan jenis kelamin hal ini

dikaitkan dengan beberapa faktor resiko yang dapat memicu untuk terjadinya

rabdomiosarkoma diantaranya pola hidup yang tidak sehat seperti merokok, dan

minum alkohol yang banyak dilakukan laki-laki dari pada perempuan sehingga angka

kejadian rabdomiosarkoma pada laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, dan

angka yang didapatkan pada penelitian ini tidak terlalu jauh perbedaan antara laki-

laki dan perempuan, sesuai dengan penelitian Nestor F. Esnaola, MD, MPH, Brian P.

Rubin dan kawan-kawan pada tahun 2001 yang menemukan angka penderita

rabdomiosarkoma berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki (62%).30

Jenis Kelamin N %

Laki-laki 13 41,9

Perempuan 18 58,1

Total 31 100,00

Page 5: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.3 Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan gejala klinis di

Bagian Bedah RSUD Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-

Desember 2012.

Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan gejala klinis dapat dilihat

pada tabel 4.3.

Tabel 4.3 Distribusi penderita rabdomiosarkoma berdasarkan gejala klinis di

Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-

Desember 2012.

Gejala klinis Total

N %

Benjolan di mata 2 6,5

Benjolan di punggung 3 9,7

Benjolan di aksila 1 3,2

Benjolan di bahu 1 3,2

Benjolan di bawah perut 1 3,2

Benjolan di tungkai

bawah

12 38,7

Benjolan di leher 5 16,1

benjolan di lengan 4 13,0

Benjolan di payudara 1 3,2

Benjolan di vulva 1 3,2

Total 31 100

Hasil penelitian pada Tabel 4.3 didapatkan data bahwa pada gejala klinis

rabdomiosarkoma terbanyak adalah benjolan di kaki yaitu sebanyak 12 pasien

(38,7%). Menurut kepustakaan gejala-gejala yang berkaitan dengan

rabdomiosarkoma sangat bervariasi tergantung dimana tumor berkembang. Tumor

yang muncul di tungkai bawah atau lengan biasanya merupakan jenis

rabdomiosarkoma yang paling progresif. Tumor ini dapat tumbuh dari sebesar gigitan

nyamuk atau sebesar jeruk dalam beberapa minggu. Teraba massa di tungkai bawah

dan jarang terasa sakit kecuali sudah menekan saraf yang di dekat tumor tersebut.(12)

Page 6: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.4 Distribusi pemeriksaan penunjang dan Gambaran Histopatologi

penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Distribusi pemeriksaan penunjang penderita rabdomiosarkoma di Bagian

Bedah RSUD Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012

dapat dilihat pada Tabel 4.4 di bawah ini.

Tabel 4.4 Distribusi pemeriksaan penunjang penderita rabdomiosarkoma di

Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-

Desember 2012.

Pemeriksaan Penunjang Total

N %

Pemeriksaan lab

Darah 20 23,5

Patologi klinik 8 9,4

EKG 6 7,0

Radiologi 13 15,3

MRI 2 2,4

CT scan 13 15,3

Pemeriksaan

histopatologi

Tidak ditemukan data

21

2

24,7

2,4

Total 85 100,00

Dari Tabel 4.4 diatas didapatkan data pemeriksaan penunjang terbanyak yang

dipakai untuk menegakkan diagnosis rabdomiosarkoma ialah pemeriksaan

histopatologi berjumlah 21 (24,7%). Hal ini dikarenakan berhubungan dengan tindak

lanjut dari penatalaksanaan, yaitu diberikan kemoterapi, radiasi maupun keduanya.

Menurut kepustakaan pemeriksaan histopatologi merupakan Gold Standart untuk

menegakkan diagnosis rabdomiosarkoma, yaitu pemeriksaan pada jaringan tumor.5

Page 7: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Pemeriksaan penunjang berdasarkan jenis Histopatologi dapat dikelompokkan

menjadi embrional rabdomiosarkoma, pleimorfik rabdomiosarkoma, dan alveolar

rabdomiosarkoma dapat dilihat pada Tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Jenis histopatologi penderita rabdomiosarkoma di bagian Bedah

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012.

Berdasarkan Tabel 4.5 tidak didapatkan jenis histopatologi terbanyak dari

penderita rabdomiosarkoma di bagian bedah RSUD Arifin achmad periode januari

2007- desember 2012 karena data yang tidak lengkap berjumlah 21 (67,7%), jenis

embrional rabdomiosarkoma dan pleimorfik rabdomiosarkoma berjumlah 4 (12,9%),

dan alveolar rabdomiosarkoma berjumlah 2 (6,5%). Hasil penelitian ini seharusnya

ditemukan jenis histopatologi tersering pada kasus rabdomiosarkoma yaitu embrional

rabdomiosarkoma yang biasa muncul pada usia anak-anak, pleimorfik

rabdomiosarkoma muncul pada usia diatas 45 tahun, sedangkan alveolar

rabdomiosarkoma adalah jenis histopatologi yang dapat memburuk dengan

pertambahan usia. Hal ini sesuai dengan penelitian Nestor F. Esnaola, MD, MPH,

Brian P. Rubin dan kawan-kawan didapatkan gambaran histopatologi terbanyak

adalah jenis alveolar sebanyak 22 kasus (56%), dan jenis ini akan bertambah buruk

dengan meningkatnya usia penderita.30

Jenis Histopatologi Total

N %

Embrional rabdomiosarkoma 4 12,9

Pleimorfik rabdomiosarkoma 4 12,9

Alveolar rabdomiosarkoma 2 6,5

Data tidak lengkap 21 67,7

Total 31 100,00

Page 8: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.6 Distribusi lokasi tumor penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember

2012.

Distribusi lokasi tumor penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah RSUD

Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012 dapat dilihat

pada Tabel 4.6 di bawah ini.

Tabel 4.6 Distribusi lokasi tumor penderita rabdomiosarkoma di bagian Bedah

RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember

2012

Lokasi Tumor Total

N %

Kepala 2 6,5

Leher 5 16,1

Ekstremitas atas 6 19,4

Ekstremitas bawah 12 38,7

Tubuh 5 16,1

Vagina 1 3,2

Total 31 100,00

Berdasarkan Tabel 4.6 didapatkan bahwa lokasi terbanyak dari penderira

rabdomiosarkoma ialah di ekstremitas bawah yaitu sebanyak 12 kasus (38,7%), dan

paling sedikit terdapat pada vagina sebanyak 1 kasus (3,2%). Ditemukannya lokasi

tersering pada ektremitas pada kasus ini berhubungan dengan usia penderita yaitu

usia dewasa, yang mana pada usia dewasa kasus ini terdapat pada daerah yang sulit

untuk diobati dengan terdapatnya metastasis di daerah pangkal paha dan pangkal

lengan, serta pada usia dewasa juga ditemukan jenis histopatologi yang semakin

memburuk dengan bertambahnya usia. Penelitian ini dilakukan karena terdapatnya

hubungan lokasi tumor dengan prognosis yang terdapat pada pasien

rabdomiosarkoma, yaitu didapatkan prognosis yang buruk pada pasien dengan lokasi

tumor di ekstremitas. Hal ini sesuai dengan penelitian di Turki juga mendapatkan

distribusi rabdomiosarkoma terbanyak di daerah ekstremitas.(7)

Page 9: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

4.7 Distribusi penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma di Bagian

Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-

Desember 2012.

Distribusi penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma di Bagian Bedah

RSUD Arifin Ahcmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-Desember 2012 dapat

dilihat pada Tabel 4.7 di bawah ini.

Tabel 4.7 Distribusi penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma di bagian

Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau Periode Januari 2007-

Desember 2012

Penatalaksanaan Total

n %

Operatif

Biopsi insisional 6 19,4

Biopsi eksisional 8 25,8

Non Operatif

Kemoterapi 3 9,7

Kemoterapi post operatif 13 41,9

Lain-lain

Data tidak lengkap 1 3,2

Total 31 100,00

Berdasarkan Tabel 4.7 didapatkan bahwa penatalaksanaan terbanyak dari

penderita rabdomiosarkoma ialah tindakan non operatif (kemoterapi post operatif)

yaitu sebanyak 13 pasien (41,9%), diikuti tindakan operatif (biopsi eksisional) pada 8

pasien (25,8%). Hasil penelitian menunjukan tindakan yang dilakukan adalah

pembedahan hal ini dilakukan untuk mengetahui jenis histopatologi pada pasien

tersebut dan untuk memberikan penatalaksanaan selanjutnya setelah pembedahan,

yaitu kemoterapi maupun radiasi. Hasil penelitian yang dilakukan di Turki

menunjukkan pembedahan merupakan pilihan utama untuk penatalaksanaan

rabdomiosarkoma, sebelum dilakukannya kemoterapi.7

Page 10: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

SIMPULAN DAN SARAN

1. Jenis kelamin terbanyak penderita rabdomiosarkoma adalah pada perempuan

(58,1%), kemudian angka kejadian penderita rabdomiosarkoma terbanyak

pada kelompok umur 25-44 tahun (48,4%).

2. Gejala klinis yang paling sering terjadi adalah terdapat benjolan di kaki

(38,7%), benjolan di leher (16,1%), benjolan di lengan (13%), benjolan di

punggung (9,7%), benjolan di mata (6,5%), dan benjolan di aksila, bahu,

bawah perut, payudara, dan vulva masing-masing (3,2%).

3. Jenis histopatologi tidak didapatkan karena data yang ditemukan tidak

lengkap.

4. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan ialah pemeriksaan histopatologi

(24,7%), dengan jenis histopatologi tersering tidak ditemukan karena data

yang tidak lengkap.

5. Lokasi tumor ganas kolorektal terbanyak adalah ekstremitas bawah (38,7%).

6. Penatalaksanaan penderita rabdomiosarkoma tersering adalah berupa

kemoterapi post operatif (41,9%), diikuti biopsi eksisional (25,8%).

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad

Provinsi Riau dr. Elfadri Abdah, Sp.B(K)Onk, M.Kes dan Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Riau drg. Tuti Restuastuti, M.Kes juga dr. Effif Syofra

Tripriadi, Sp.B(K)Onk dr. Suyanto, MPH, dr. M. Yulis Hamidy, M. Kes, M. Pd.Ked yang

telah banyak memberikan waktu, ilmu dan saran selama penulis melaksanakan penelitian. Serta

semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu penulis dalam penyelesaian penelitian ini.

Page 11: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

DAFTAR PUSTAKA

1. Kumala P. komala S, Santoso A.H, Sulaiman J.R, Rienita Y. Kamus Saku

Kedokteran Dorlan. Edisi 25. Jakarta. EGC; 1996: 179.

2. Sitepu firman , Nara p. Metastasis Tumor di Otak. From

http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/09_MetastatisTumordiOtak.pdf/09_Met

astatisTumordiOtak.pdf diakses pada 19 april 2012.

3. Viswanatha borlingegowda. Embryonal rhabdomiosarcoma of the temporal

bone. FindArticles / Health / Ear, Nose & Throat Journal / April, 2007 .

Fromhttp://findarticles.com/p/articles/mi_m0BUM/is_4_86/ai_n27241077/

diakses pada 19 april 2012.

4. Susan S. devesa, Lois B. travis, Jorge toro, Kangmin zhu, Hongyu wu and

Christopher D. M. fletcher. Soft tissue sarcoma incidence trends and

demographic patterns by histologic type in the surveillance, epidemiology,

and End results (SEER) program, 1978-2001: An analysis of 26,758 cases

from http://www.aacrmeetingabstracts.org/cgi/content/abstract/2005/1/955

pada 7 juni 2012.

5. Lubis B. Rabdomiosarkoma Retroperitoneal. http://www.usu.com (pada 24

Mei 2012).

6. Rudolph. Buku ajar pediatri. Jakarta: EGC. 2007. 1423-1429.

7. Cuneyt Ulutin, B. Hakan Bakkal dan Okan Kuzhan. A Cohort Study of Adult

Rhabdomyosarcoma: A Single Institution Experience.

from http://idosi.org/wjms/3%282%2908/2.pdf diakses pada 7 juni 2012.

8. William Levin, MD. Presentation, Prognostic Factors and Patterns of Failure

in Adult Rhabdomiosarcoma. From

http://www.oncolink.org/conferences/article.cfm?id=430&ss=61 diakses pada

7 juni 2012.

9. American cancer society. What is rhabdomyosarcoma topics. From

http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy

osarcoma-what-is-rhabdomyosarcoma pada 7 juni 2012.

10. Crist WM. Sarkoma Jaringan Lunak. Dalam: Nelson WE(eds). Ilmu

Kesehatan Anak. Edisi ke-15. Jakarta: EGC, 2004.1786-1789.

11. Dict, MD. Medical Dictionary. From

http://de.dict.md/definition/rhabdomyosarcoma pada 7 juni 2012.

12. H Leonard, MD, Wexler. Rhabdomyosarcoma from

http://sarcomahelp.org/learning_center/rhabdomyosarcoma.html diakses pada

21 April 2012.

13. American cancer society. Causes, risk factor, and prevention topics of

rhabdomyosarcoma.

http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy

osarcoma-what-causes diakses pada 7 juni 2012.

Page 12: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

14. American cancer society. Causes, risk factor, and prevention of

rhabdomyosarcoma. From

http://www.cancer.org/Cancer/Rhabdomyosarcoma/DetailedGuide/rhabdomy

osarcoma-risk-factors pada 7 juni 2012.

15. Lubis B. Mewaspadai Kanker Pada Anak. http://khuntien.come/home.

(diakses pada 24 Mei 2012).

16. Ferguson MO. Pathology: Rhabdomyosarcoma.

http://www.emedicine.com. (diakses 24 Mei 2012).

17. Reksoprodjo S et al. Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa

Aksara, 1995. 402-405.

18. Cripe Timothy P, Coppes Max J. Pediatric Rhabdomyosarcoma. From

http://emedicine.medscape.com/article/988803-overview diakses pada 21

April 2012.

19. Robbins, Cotran, Kumar. Dasar Patologi Penyakit. Jakarta: EGC, 1999.761-

762.

20. Timothy PC. Rhabdomyosarcoma. http://www.emedicine.com. (diakses 24

Mei 2008).

21. Demartha Engga. Rabdomiosarkoma. From

http:///2010/07/rhabdomiosarcoma.html diakses pada 7 juni 2012

22. Chandrasoma Parakrama, Taylor C.R. Rinkasan Patologi Anatomi. Edisi 2.

Jakarta. EGC; 2006: 871.

23. Tjipta G. Dasa, Ali Muhammad, Lubis B. Mardina. Ragam pediatrik praktis

50 Tahun Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK USU. http://kes-

anak.usu.ac.id/files/Karya%20Ilmiah/Supv/Ragam_Pediatrik_Praktis.pdf

pada 19 april 2012.

24. Anonym. Patologi anatomi slide rabdomiosarkoma.pdf from

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=insidensi+rabdomiosarkoma&sou

rce=web&cd=2&ved=0CDAQFjAB&url=http%3A%2F%2Focw.usu.ac.id%2

Fcourse%2Fdownload%2F128-PATOLOGI-

ANATOMI%2Fpatologi_anatomi_slide_rabdomiosarkoma.pdf&ei=qBOPT-

zSOoforQfB5cykCQ&usg=AFQjCNF8mRv2zw9PPl8NbIYlDqFnk-

mRvw&cad=rja diakses pada 19 april 2012.

25. Parkin D M, Bray F I and Devesa. Cancer burden in the year 2000.The global

picture. Eur. J.Cancer (2001), 37 Suppl 8: pp. S4-66.

26. Allen Steven D, Moskovic Eleanor C, Fisher Cyril dan Thomas J. Meirion.

American Journal of Roentgenology. From www.ajronline.org pada 7 juli

2012.

27. Ogilvie, Christian M.MD; Crawford, Eileen A.MD; Slotcavage, Rachel

L.MD, dkk. Treatment of adult Rhabdomyosarcoma. From

http://journals.lww.com/amjclinicaloncology/Abstract/2010/04000/Treatment

_of_Adult_Rhabdomyosarcoma.5.aspx pada 7 juli 2012.

Page 13: Repository

* Bagian Bedah RSUD Arifin Achmad Provinsi Riau

**Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Riau

28. P. Lavaju, H Das, P Malla, A Tiwari, dkk. Orbital rhabdomyosarcoma in an

adult. Nepalese jurnal of ophtalmology. From

http://www.nepjol.info/index.php/NEPJOPH/article/view/3707 pada 7 juli

2012.

29. Hardaway, Christina A. M.D.; Graham, Bradley S. M.D.; Barnette, David J.

M.D.; Feldman, Bruce D. D.O. Embryonal Rhabdomyosarcoma Presenting in

an Adult: A Case Report and Discussion of Immunohistochemical Staining

from

http://journals.lww.com/amjdermatopathology/Fulltext/2003/02000/Embryon

al_Rhabdomyosarcoma_Presenting_in_an_Adult_.10.aspx pada 7 juli 2012.

30. Nestor F. Esnaola, MD, MPH, Brian P. Rubin, MD, PhD dkk. Response to

Chemotherapy and Predictors of Survival in Adult Rhabdomyosarcoma from

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC1422009/ pada 1 februari

2013.

31. Lee Helman, M.D., Pediatric Oncology Branch, National Cancer Institute.

Rhabdomyosarcoma: An Overview from

http://theoncologist.alphamedpress.org/content/4/1/34.full pada 1 februari

2013.

32. Ferrari andrea, Dileo palma dkk. Rhabdomyosarcoma in adults, a

retrospective analysis of 171 patients treated at a single institution from

http://www.aieop.org/files/files_htmlarea/pubblicazioni_tiziana/comitati/adole

scenti/articolo%20rhabdo.pdf pada 1 februari 2013.

33. W.F. Enneking, S.S. Spanier, M.A. Goodman. Current concepts review. The

surgical staging of musculoskeletal sarcoma. J Bone Joint Surg Am. 1980,

62:1027-1030.