reproduksi jamur

3
Reproduksi Jamur (Fungi)| Reproduksi jamur terjadi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual). A. Reproduksi secara Vegetatif Reproduksi vegetatif (aseksual) terjadi ketika - sel-sel hifa berpisah dari jamur dan mulai tumbuh sendiri. Beberapa jamur juga menghasilkan spora. - biasanya melibatkan dua perkawinan yang berbeda jenis. Bukan jantan dan betina, tetapi (+) dan (-) karena kedua jenis mempunyai ukuran yang sama. - Ketika dua jenis kawin ini bertemu, mereka melebur dan setelah masa pertumbuhan dan perkembangan, mereka membentuk zigot diploid yang memasuki meiosis. Hal ini menghasilkan spora haploid yang mampu tumbuh, dengan putaran berulang mitosis, menjadi organsims baru. - Reproduksi pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuhan menjadi sebuah individu baru. - Pada jamur multiseluler yang dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut... 1. Fragmentasi (pemutusan) hifa. Potongan hifa yang terpisah kemudian akan tumbuhan menjadi jamur baru 2. Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidospora. Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air. Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut : a. Konidiospora - merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa.

Upload: lee-auliea

Post on 01-Oct-2015

8 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

here!!!

TRANSCRIPT

Reproduksi Jamur (Fungi)| Reproduksi jamur terjadi secara vegetatif (aseksual) dan generatif (seksual).

A. Reproduksi secara Vegetatif Reproduksi vegetatif (aseksual) terjadi ketika sel-sel hifa berpisah dari jamur dan mulai tumbuh sendiri. Beberapa jamur juga menghasilkan spora. biasanya melibatkan dua perkawinan yang berbeda jenis. Bukan jantan dan betina, tetapi (+) dan (-) karena kedua jenis mempunyai ukuran yang sama. Ketika dua jenis kawin ini bertemu, mereka melebur dan setelah masa pertumbuhan dan perkembangan, mereka membentuk zigot diploid yang memasuki meiosis. Hal ini menghasilkan spora haploid yang mampu tumbuh, dengan putaran berulang mitosis, menjadi organsims baru.

Reproduksi pada jamur bersel satu dilakukan dengan cara pembentukan tunas yang akan tumbuhan menjadi sebuah individu baru. Pada jamur multiseluler yang dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut...1. Fragmentasi (pemutusan) hifa.Potongan hifa yang terpisah kemudian akan tumbuhan menjadi jamur baru2. Pembentukan spora aseksual. Spora aseksual dapat berupa sporangiospora atau konidospora.

Spora aseksual ini berfungsi untuk menyebarkan speciesnya dalam jumlah yang besar dengan melalui perantara angin atau air.

Ada beberapa macam spora aseksual, di antaranya seperti berikut :

a. Konidiospora merupakan konidium yang terbentuk di ujung atau di sisi hifa. Ada yang berukuran kecil, bersel satu yang disebut mikrokonidium , sebaliknya konidium yang berukuran besar dan bersel banyak disebut makrokonidium .

b. Sporangiospora merupakan spora bersel satu yang terbentuk dalam kantung yang disebut sporangium, pada ujung hifa khusus. Ada dua macam sporangiospora yang tidak bergerak disebut aplanospora dan sporangiospora yang dapat bergerak karena mempunyai flagela yang disebut zoospora .

c. Oidium / artrospora yaitu spora bersel tunggal yang terbentuk karena terputusnya sel-sel hifa.

d. Klamidospora merupakan spora bersel satu, berdinding tebal, dan sangat resisten terhadap keadaan yang buruk. Spora ini terbentuk dari sel-sel hifa yang somatik.

e. Blatospora merupakan tunas/kuncup pada sel-sel khamir.B. Reproduksi Secara Generatif

Dilakukan dengan peleburan inti sel/nucleus dari dua sel induknya. Reproduksi secara seksual ini lebih jarang dilakukan dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan secara aseksual. Perkembangbiakan ini terjadi apabila berada dalam keadaan tertentu. merupakan reproduksi darurat yang dilakukan jika terjadi perubahan pada kondisi lingkungannya. menghasilkan keturunan yang memiliki beragam genetik yang lebih tinggi dibandingkan reproduksi yang dilakukan secara vegetatif. Dari adanya variasi genetik tersebut memungkinkan akan menghasilkan keturunan yang lebih adaptif jika terjadi perubahan kondisi pada lingkungannya.

Mekanisme secara generatif:1. Hifa (+) dan hifa (-), masing-masing berkromosom haploid (n), berdekatan membentuk gametangium. Gametangium merupakan perluasan hifa.2. Gametangium mengalami plasmogami (peleburan sitoplasma) membentuk zigosporangium dikariotik (heterokariotik) dengan pasangan nukleus haploid yang belum bersatu. Zigosporangium memiliki lapisan dinding sel yang tebal dan kasar untuk bertahan pada kondisi buruk atau kering.3. Bila kondisi lingkungan membaik akan terjadi kariogami (peleburan inti) sehingga zigosporangium memiliki inti yang diploid (2n).4. Inti diploid zigosporangium segera mengalami pembelahan secara meiosis menghasilkan zigospora haploid (n) di dalam zigosporangium.5. Zigospora haploid (n) akan berkecambah membentuk sporangium bertangkai pendek dengan kromosom haploid (n).6. Sporangium haploid (n) akan menghasilkan spora spora yang haploid (n). Spora-spora ini memiliki keanekaragaman genetik.7. Bila spora-spora haploid (n) jatuh di tempat yang cocok, maka akan berkecambah (germinasi) menjadi hifa jamur yang haploid (n). Hifa akan tumbuh membentuk jaringan miselium yang semuanya haploid (n).