resensi novel laskar pelangi
DESCRIPTION
resensi novelTRANSCRIPT
Resensi Novel Laskar Pelangi Lengkap
Kata Pengantar
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan
Penyayang, karena berkat rahmatNya saya dapat
menyelesaikan Resensi dan Analisis Novel Laskar
Pelangi ini. Semoga dapat bermanfaat dan menjadi
inspirasi bagi yang membacanya.
Terima kasih kepada Bu Milaini sebagai guru
pembimbing saya karena dengan mengerjakan tugas
ini saya mendapatkan ilmu baru tentang meresensi
novel.
Batam, 25 Oktober 2011
Andre Nurrohman
Ringkasan Cerita Novel Laskar Pelangi
SD Muhammadiyah tampak begitu rapuh dan
menyedihkan dibandingkan dengan sekolah-sekolah PN
Timah (Perusahaan Negara Timah). Mereka tersudut
dalam ironi yang sangat besar karena kemiskinannya
justru berada di tengah-tengah gemah ripah kekayaan
PN Timah yang mengeksploitasi tanah ulayat mereka.
Kesulitan terus menerus membayangi sekolah
kampung itu. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas
dan kepeloporan dua orang guru, seorang kepala
sekolah yang sudah tua, Bapak Harfan Efendy Noor dan
ibu guru muda, Ibu Muslimah Hafsari, yang juga sangat
miskin, berusaha mempertahankan semangat besar
pendidikan dengan terseok-seok. Sekolah yang nyaris
dibubarkan oleh pengawas sekolah Depdikbud Sumsel
karena kekurangan murid itu, terselamatkan berkat
seorang anak idiot yang sepanjang masa bersekolah
tak pernah mendapatkan rapor.
Sekolah yang dihidupi lewat uluran tangan para
donatur di komunitas marjinal itu begitu miskin:
gedung sekolah bobrok, ruang kelas beralas tanah,
beratap bolong-bolong, berbangku seadanya, jika
malam dipakai untuk menyimpan ternak, bahkan kapur
tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah yang hanya
mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan
sekian kilo beras, sehingga para guru itu terpaksa
menafkahi keluarganya dengan cara lain. Sang kepala
sekolah mencangkul sebidang kebun dan sang ibu guru
menerima jahitan.
Kendati demikian, keajaiban seakan terjadi setiap hari
di sekolah yang dari jauh tampak seperti bangunan
yang akan roboh. Semuanya terjadi karena sejak hari
pertama kelas satu sang kepala sekolah dan sang ibu
guru muda yang hanya berijazah SKP (Sekolah
Kepandaian Putri) telah berhasil mengambil hati
sebelas anak-anak kecil miskin itu.
Dari waktu ke waktu mereka berdua bahu membahu
membesarkan hati kesebelas anak-anak
tadi agarpercaya diri, berani berkompetisi, agar
menghargai dan menempatkan pendidikan sebagai hal
yang sangat penting dalam hidup ini. Mereka mengajari
kesebelas muridnya agar tegar, tekun, tak mudah
menyerah, dan gagah berani menghadapi kesulitan
sebesar apapun. Kedua guru itu juga merupakan guru
yang ulung sehingga menghasilkan seorang murid
yang sangat pintar dan mereka mampu mengasah
bakat beberapa murid lainnya. Pak Harfan dan Bu Mus
juga mengajarkan cinta sesama dan mereka amat
menyayangi kesebelas muridnya. Kedua guru miskin itu
memberi julukan kesebelas murid itu sebagai para
Laskar Pelangi.
Keajaiban terjadi ketika sekolah Muhamaddiyah,
dipimpin oleh salah satu laskar pelangi mampu
menjuarai karnaval mengalahkan sekolah PN dan
keajaiban mencapai puncaknya ketika tiga orang anak
anggota laskar pelangi (Ikal, Lintang, dan Sahara)
berhasil menjuarai lomba cerdas tangkas mengalahkan
sekolah-sekolah PN dan sekolah-sekolah negeri. Suatu
prestasi yang puluhan tahun selalu digondol sekolah-
sekolah PN.
Tak ayal, kejadian yang paling menyedihkan melanda
sekolah Muhamaddiyah ketika Lintang, siswa paling
jenius anggota laskar pelangi itu harus berhenti sekolah
padahal cuma tinggal satu triwulan menyelesaikan
SMP. Ia harus berhenti karena ia anak laki-laki tertua
yang harus menghidupi keluarga, sebab ketika itu
ayahnya meninggal dunia.
Belitong kembali dilanda ironi yang besar karena
seorang anak jenius harus keluar sekolah karena alasan
biaya dan nafkah keluarga justru disekelilingnya PN
Timah menjadi semakin kaya raya dengan
mengekploitasi tanah leluhurnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah Muhamaddiyah itu
akhirnya ditutup karena sama sekali sudah tidak bisa
membiayai diri sendiri, tapi semangat, integritas,
keluruhan budi, dan ketekunan yang diajarkan Pak
Harfan dan Bu Muslimah tetap hidup dalam hati para
laskar pelangi. Akhirnya kedua guru itu bisa berbangga
karena diantara sebelas orang anggota laskar pelangi
sekarang ada yang menjadi wakil rakyat, ada yang
menjadi research and development manager di salah
satu perusahaan multi nasional paling penting di negeri
ini, ada yang mendapatkan bea siswa international
kemudian melakukan research di University de Paris,
Sorbonne dan lulus S2 dengan predikat with distinction
dari sebuah universitas terkemuka di Inggris.
Semua itu, buah dari pendidikan akhlak dan kecintaan
intelektual yang ditanamkan oleh Bu Mus dan Pak
Harfan. Kedua orang hebat yang mungkin bahkan
belum pernah keluar dari pulau mereka sendiri di ujung
paling Selatan Sumatera sana.
Contoh resensi
1. Identitas Novel Laskar Pelangi
Judul : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata
Penerbit : Bentang
Kota Tempat Terbit : Jl. Pandega Padma
19, Yogyakarta
Tahun Terbit : Cetakan III, Juli
2007
Tebal halaman : 533 halaman
termasuk juga tentang penulis
Harga : Rp.69.000,-
2. Tujuan Meresensi Novel
Banyak orang (teman-teman) yang telah mengatakan
bahwa buku ini bagus kepada saya, maka dari itu saya
menjadi penasaran dan ingin membacanya. Setelah
saya baca ternyata buku ini tidak hanya sekedar bagus
tetapi “sangat bagus”, karena di dalamnya banya
terdapat pelajaran yang dapat kita ambil tentang
keagamaan, persahabatan yang luar biasa, cinta
pertama yang indah, ketegaran hidup, bahkan makna
sebuah takdir yang tidak bisa kita tebak.
3. Pokok-pokok Isi Novel (Unsur Instrinsik)
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak yaitu Ikal, Mahar, Lintang,
Harun, Syahdan, A Kiong, Trapani, Borek, Kucai dan
satu-satunya wanita di kelas mereka, Sahara dari orang
kecil yang mempunyai cita-cita yang tinggi dengan
bersekolah di pendidikan rakyat kecil Sekolah
Muhamadiyah.
b. Tokoh dan Perwatakan
Kucai : benyak bicara.
Sahara : keras kepala, cerdas dan
baik hati.
A kiong : baik dan sedikit aneh.
Harun : baik.
Aku sebagai ikal : tidak mudah putus asa.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan
sabar.
Borek : nakal.
Ibu N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik.
Lintang : pantang menyerah.
Mahar : imajinatif dan cerdas.
Trapani : manja dan cerdas.
c. Alur
Di dalam novel ini memakai alur maju.
d. Sudut Pandang
Memakai kata ganti orang pertama tunggal atau
memakai akuan sertaan, karena dalam penceritaan
novel penulis menggunakan kata aku.
e. Gaya Bahasa
Di sini saya tidak mengetahui gaya bahasanya, karena
ada kata-kata yang sulit untuk dipahami atau dapat
kita mengerti. Hal ini dikarenakan untuk menyesuaikan
bahasa berdasarkan tempat yang diceritakan yaitu di
Bangka Belitong, daerah terpencil yang belum meluas
bahasanya.
f. Latar (Setting)
Tempat : di sekolah, di bawah pohon, di gua, dan di
rumah.
Suasana : menyenangkan, menyedihkan, dan
menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan malam hari.
4. Keunggulan Novel
a. Organisasi
Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara satu
bagian dengan bagian yang lain harmonis dan dapat
menimbulkan rasa penasaran pembaca. Karena dalam
penceritaan isi novel tidak berbelit-belit.
b. Isi
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam
kemiskinan yang membelit dan cita-cita yang gagah
berani dalam kisah tokoh utama buku ini Ikal, akan
menuntun kita dengan semacam keanggunan dan daya
tarik agar kita dapat melihat ke dalam diri sendiri
dengan penuh pengharapan, agar kita menolak semua
keputusasaan dan ketakberdayaan kita sendiri.
c. Bahasa
Bahasa yang digunakan tidak berbelit-belit walaupun
ada kata-kata yang kita tidak tahu maknanya dan yang
belum dapat kita pahami, dikarenakan cerita
menyesuaikan tempat daerah Belitong.
5. Nilai-nilai Novel (Unsur Ekstrinsik)
Kita dapat mengambil pelajaran bahwa bagaimanapun
hidup yang kita jalani, kita harus senantiasa bersyukur.
Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup dalam
kemiskinan yang membelit cita-cita yang tingggi. Pada
dasarnya kemiskinan tidak berkorelasi/berinteraksi
langsung dengan kebodohan atau kegeniusan. Banyak
sekali pelajaran yang dapat kita teladani dari novel
tersebut seperti keagamaan, moral, cinta pertama yang
indah, ketegaran hidup, bahkan makna sebuah takdir
yang tidak bisa kita tebak. Selain itu kita dapat
mencontoh tokoh-tokoh yang dapat diteladani seperti
tokoh-tokoh manusia sederhana, jujur, tulus, gigih,
penuh dedikasi, ulet, sabar, tawakal, takwa, dan
sebagainya.
6.Sinopsis
Diawali saat SD Muhammadiyah, sekolah kampung di
Belitong dengan fasilitas yang sangat terbatas bahkan
minus, membuka pendaftaran untuk murid baru kelas
satu. Hingga saat2 terakhir pendaftaran hanya 9 orang
anak yang mendaftar dan siap masuk kelas di hari
pertama. Padahal sekolah reot ini sudah diancam untuk
membubarkan diri jika murid barunya kurang dari 10
orang.
Di kalangan bawah, menyekolahkan anak berarti
mengikatkan diri pada beban biaya yang harus
ditanggung selama bertahun2. Dan tertutupnya
kesempatan untuk mempekerjakan si anak secara
penuh waktu demi membantu mengurangi beban hidup
yang semakin berat.
Jika tak ada Harun, seorang anak berusia 15 tahun
dengan keterbelakangan mental, yang disekolahkan
oleh ibunya agar tidak cuma mengejar anak ayam di
rumah, tentu tidak pernah terjadi kisah ini. Ikal tidak
akan pernah bertemu, berteman satu kelas dengan
Lintang, Mahar, Syahdan, A Kiong, Kucai, Borek alias
Samson, Sahara, Trapani, dan Harun. Tidak akan
pernah bertemu Bu Muslimah, guru penuh kasih namun
penuh komitmen untuk mencerdaskan anak didiknya.
Dan tidak akan pernah ada Laskar Pelangi, yang di
musim hujan selalu melakukan ritual melihat pelangi
sore hari dengan bertengger di dahan2 pohon filicium
yang ada di depan kelas mereka.
Selanjutnya dikisahkan ragam kejadian yang penuh
suka dan duka dari kesepuluh anak anggota Laskar
Pelangi. Nantinya di tengah cerita Laskar Pelangi
mendapat anggota kesebelas, anggota wanita kedua,
Flo.
Berkisah tentang Lintang, anak super genius didikan
alam, yang rumahnya berjarak 40 km dari sekolah dan
dilaluinya dengan bersepeda setiap hari tanpa
mengeluh. Bahkan ketika suatu hari rantai sepedanya
putus, dia rela berjalan kaki menuntun sepedanya ke
sekolah. Dan merasa bahagia karena masih mendapat
kesempatan ikut menyanyikan Padamu Negeri di jam
pelajaran terakhir…. *merinding*… (jaman SMP aku
sempat kagum dengan teman2 yang setiap harinya
mengayuh sepeda dari rumahnya yang berjarak 10 km
dari sekolah, demi bisa menuntut ilmu di SMP Negeri
yang baru ada di kota kecamatan… tapi ternyata itu
belum ada apa2nya).
Berkisah tentang Mahar anak genius berikutnya, tapi
yang satu ini genius dalam bakat seni. Berkisah
tentang rutinitas membeli kapur tulis di toko yang jauh
dari sekolah dan berbau busuk, menggiring ke kisah
cinta pertama Ikal kepada A Ling yang berkuku indah.
Tentang keberhasilan mereka mengangkat nama SD
Muhammadiyah yang selama ini selalu dianggap remeh
dalam acara karnaval 17 Agustus dan lomba cerdas-
cermat. Tentang cita-cita Ikal. Tentang hilangnya Flo.
Tentang petualangan mistis ke Pulau Lanun menemui
Tuk Bayan Tula bersama Flo dan Mahar. Dan bagian
pertama ini ditutup dengan kesedihan mendalam yang
sangat mengharukan saat Laskar Pelangi harus
merelakan perginya seorang teman yang kurang
beruntung…
Bagian pertama itu mengambil rentang waktu dari hari
pertama Laskar Pelangi masuk kelas satu Sekolah
Dasar Muhammadiyah hingga empat bulan menjelang
Ebtanas SMP di gedung sekolah yang sama dengan
orang2 yang sama (tambah Flo tentunya).
Pada bagian kedua, kisah ini melompat dua belas tahun
kemudian saat Laskar Pelangi telah menjadi sosok2
dewasa yang harus berjuang menggapai
peruntungannya dalam kehidupan nyata. Masing2
menjalani suratan hidupnya yang sudah ditetapkan.
Ada yang berjalan sesuai cita2nya, ada yang tidak
terduga lompatannya, ada juga yang menyerah pada
nasib yang sudah tergambar jelas sejak dahulu.
Dan akhirnya pun mereka semua dengan perjuangan
yang keras dan gigih dapat mendapatkan apa yang
mereka cita-citakan.
7. Biografi Penulis
Andrea Hirata Seman Said Harun lahir di pulau Belitung
24 Oktober 1982, Andrea Hirata sendiri merupakan
anak keempat dari pasangan Seman Said Harunayah
dan NA Masturah. Ia dilahirkan di sebuah desa yang
termasuk desa miskin dan letaknya yang cukup
terpelosok di pulau Belitong. Tinggal di sebuah desa
dengan segala keterbatasan memang cukup
mempengaruhi pribadi Andrea sedari kecil. Ia mengaku
lebih banyak mendapatkan motivasi dari keadaan di
sekelilingnya yang banyak memperlihatkan
keperihatinan. Nama Andrea Hirata sebenarnya
bukanlah nama pemberian dari kedua orang tuanya.
Sejak lahir ia diberi nama Aqil Barraq Badruddin.
Merasa tak cocok dengan nama tersebut, Andrea pun
menggantinya dengan Wadhud. Akan tetapi, ia masih
merasa terbebani dengan nama itu. Alhasil, ia kembali
mengganti namanya dengan Andrea Hirata Seman Said
Harun sejak ia remaja.
Sumber:
http://id.shvoong.com/books/novel-novella/1965955-
resensi-laskar-pelangi/#ixzz1U18phqfm
http://www.untukku.com/review-untukku/resensi-laskar-
pelangi-2-untukku.htm
Resensi Novel
Judul Resensi : PERJUANGAN ANAK PULAU
BELITONG
Identitas Novel
Judul Novel : Laskar Pelangi
Penulis : Andrea Hirata Seman Said
Harun
Penerbit : Bentang Pustaka
Kota Terbit : Yogyakarta
Tahun Terbit : 2007
Tebal halaman : 533 halaman
Latar Belakang Penulis
Andrea Hirata, lahir di Belitong. Meskipun studi
mayornya ekonomi, ia amat menggemari sains dan
sastra. Edensor adalah novel ketiganya setelah novel-
novel best seller Laskar Pelangi dan Sang Pemimpi.
Andrea lebih mengidentikkan dirinya sebagai akademisi
dan backpacker. Ia mendapat beasiswa untuk kuliah di
Paris, Perancis. Saat ini Andre tinggal di Bandung dan
masih bekerja di kantor pusat PT. Telkom. Hobinya naik
komidi putar. Komunikasi dengan Andrea dapat
melaluihttp://www.Andrea-Hirata.com.
Pokok-pokok Isi Novel (Unsur Instrinsik)
a. Tema
Persahabatan sepuluh anak Belitong
b. Tokoh dan Perwatakan
Aku sebagai ikal : tidak mudah putus asa
dan tegar.
Ayah ku/ayah ikal : baik hati dan
bijaksana.
Pak K.A. Harpan Noor : baik hati, ramah dan
sabar.
Ibu N.A. muslimah Hafsari : sabar, baik hati dan
penyayang.
Lintang : pantang menyerah dan
cerdas.
Mahar : kreatif, imajinatif dan
cerdas.
Trapani : manja dan cerdas.
Kucai : hiperaktif, susah diatur
dan benyak bicara
Sahara : keras kepala, cerdas
dan baik hati.
A kiong : baik dan sedikit aneh.
Harun : baik tetapi agak
keterbelakangan mental.
Borek : nakal dan susah diatur.
c. Alur
Novel ini memakai alur maju, karena dalam ceritanya
tidak terdapat kilas balik sehingga membuat pembaca
penasaran apa yang akan terjadi di kisah selanjutnya.
d. Sudut Pandang
Orang pertama tunggal sebagai tokoh utama.
e. Latar
Tempat : di sekolah, di bawah pohon,
di gua, dan di rumah.
Suasana : menyenangkan,
menyedihkan, dan menegangkan.
Kapan : siang hari, sore hari, dan
malam hari.
Keunggulan Novel
1. Dalam hal organisasi novel ini, hubungan antara
satu bagian dengan bagian yang lain harmonis dan
dapat menimbulkan rasa penasaran pembaca.
Karena dalam penceritaan isi novel tidak berbelit-
belit.
2. Kita dapat mengetahui arti perjuangan hidup
dalam kemiskinan yang membelit dan cita-cita
yang gagah berani dalam kisah tokoh utama buku
ini
Kelemahan Novel
Namun ada satu kelemahan penting yang harus
diwaspadai oleh para pembaca. Hal ini agar mereka
tidak terpengaruh oleh satu ide yang ada di dalamnya.
Ide itu adalah ide tentang teori kreasionisme
(penciptaan). Ide teori kreasionisme (penciptaan)
merupakan kebalikan dari teori Evolusionisme. Ide itu
sungguh antik karena meski demikian minim bukti
tetapi pemujanya demikian militan. mereka diamini
oleh kelompok-kelompok puritan religius yang merasa
terancam oleh keberadaan teori Evolusi.
Bahasa
Bahasa yang digunakan tetap bahasa Indonesia tetapi
tidak jarang kita jumpai bahasa daerah yang dimana
tempat kejadiannya adalah Belitung, yaitu pulau
terpencil yang ada di Sumatra.
Sinopsis
Begitu banyak hal menakjubkan yang terjadi dalam
masa kecil para anggota Laskar Pelangi, sebelas orang
anak Melayu Belitong yang luar biasa ini tak menyerah
waktu keadaan tak bersimpati pada mereka. Lihatlah
Lintang, seorang kuli opera cilik yang genius dan
dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang
pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu-ilmu.
Dan juga sembilan orang Laskar Pelangi Lainnya yang
begitu bersemangat dalam menjalani hidup dan
berjuang meraih cita-cita.
Selami kehidupan ironis dan haru 10 anak Belitong
tersebut, indahnya petualangan dan temukan diri Anda
tertawa,menangis,dan tersentuh saat membaca tiap
lembarnya.
Amanat Novel
Janganlah menyerah, hiraukan orang yang
menggangumu, teruslah berjalan jika menurutmu
itu benar.
Dari bersekolah dengan sungguh-sungguh cita-cita
akan tercapai walaupun dengan usaha dan
perjuangan yang sulit