resistansi dan sensitivity test

9
Resistansi dan Sensitivity Test A. Resistansi Bakteri Resistansi merupakan kemampuan mikroorganisme untuk kebal terhadap suatu zat tertentu. Terdapat berbagai mekanisme yang menyebabkan mikroorganisme bersifat resistan terhadap obat, yaitu: 1. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang menghancurkan obat aktif. Contoh: Staphylococcus yang resistan terhadap penisilin G menghasilkan β-laktamase yang dapat menghancurkan obat. 2. Mikroorganisme mengubah permeabilitas terhadap obat. Contoh: tetrasiklin menumpuk pada bakteri yang rentan, tetapi tidak menumpuk pada bakteri yang resistan. 3. Mikroorganisme menyebabkan perubahan target struktural untuk obat. 4. Mikroorganisme menyebabkan perubahan jalur metabolik yang melintasi reaksi yang dihambat oleh obat. Contoh: pada bakteri yang resistan terhadap sulfonamid tidak memerlukan PABA (Para-aminobenzoic acid) ekstrasel. 5. Mikroorganisme menyebabkan perubahan enzim yang masih dapat melakukan fungsi metabolik tetapi kurang dipengaruhi oleh obat. Contoh: pada bakteri yang resistan terhadap trimetoprin, asam hidrofolat reduktase dihambat kurang efisien disbanding bakteri yang rentan trimetoprin.

Upload: anastasya-desy-pratiwi

Post on 11-Nov-2015

5 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

Resistansi dan Sensitivity TestA. Resistansi Bakteri

Resistansi merupakan kemampuan mikroorganisme untuk kebal terhadap suatu zat tertentu. Terdapat berbagai mekanisme yang menyebabkan mikroorganisme bersifat resistan terhadap obat, yaitu:

1. Mikroorganisme menghasilkan enzim yang menghancurkan obat aktif. Contoh: Staphylococcus yang resistan terhadap penisilin G menghasilkan -laktamase yang dapat menghancurkan obat.

2. Mikroorganisme mengubah permeabilitas terhadap obat. Contoh: tetrasiklin menumpuk pada bakteri yang rentan, tetapi tidak menumpuk pada bakteri yang resistan.

3. Mikroorganisme menyebabkan perubahan target struktural untuk obat.

4. Mikroorganisme menyebabkan perubahan jalur metabolik yang melintasi reaksi yang dihambat oleh obat. Contoh: pada bakteri yang resistan terhadap sulfonamid tidak memerlukan PABA (Para-aminobenzoic acid) ekstrasel.

5. Mikroorganisme menyebabkan perubahan enzim yang masih dapat melakukan fungsi metabolik tetapi kurang dipengaruhi oleh obat. Contoh: pada bakteri yang resistan terhadap trimetoprin, asam hidrofolat reduktase dihambat kurang efisien disbanding bakteri yang rentan trimetoprin.

Asal resistansi obat1. Asal resistansi obat nongenetik

Mikroorganisme dapat kehilangan struktur target spesifik untuk suatu obat Selma beberapa generasi sehingga menjadi resistan. Contoh: organism yang rentan terhadap penisilin dapat berubah menjadi bentuk L yang tidak memiliki dinding sel selama pemberian penisilin.

Mikroorganisme dapat menginfeksi pejamu di tempat kerja antimikroba tidak aktif. Contoh: aminoglikosida seperti gentamisin tidak efektif untuk mengobati demam enterik salmonella.2. Asal resistansi obat genetika. Resistansi kromosom

terjadi akibat mutasi spontan pada lokus yang mengontrol kerentanan terhadap obat antimokroba tertentu. Mutasi pada gen yang mengontrol protein structural tersebut menyebabkan resistansi streptomisin.

b. Resistansi ekstra-kromosom

plasmid menentukan resistansi terhadap penisilin dan sefalosporin dengan membawa gen untuk pembentukan -laktamase.

c. Resistansi silang

mikroorganisme yang resistan terhadap obat tertentu dapat resistan terhadap obat lain yang memiliki mekanisme kerja yang sama.

Pembatasan resistansi obatResistansi obat pada infeksi dapat diminimalisasi dengan cara:

1) mempertahankan kadar obat yang cukup tinggi dalam jaringan untuk menghambat populasi asli maupun mutan yang pertama

2) dengan memberikan dua obat yang tidak memberikan resistansi silang

3) mencegah pajanan mikroorganisme ke obat tertentu

B. Sensitivity Test

Tujuan sensitivity test adalah memperkirakan potensi antibiotik dalam sampel maupun kerentanan mikroorganisme dengan menggunakan organisme uji standar yang tepat dan sampel obat tertentu untuk perbandingan. Sensitivity test terdiri dari 2 metode utama, yaitu metode dilusi dan metode difusi.

1) Metode Dilusi

Sejumlah zat antimikroba dimasukkan ke dalam edium akteriologi padat dan cair. Tujuan akhir untuk mengetahui jumlah zat antimikroba yang diperlukan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh bakteri yang diuji.

2) Metode Difusi

Cakram kertas filter yang mengandung sejumlah obat tertentu ditempatkn di atas permukaan medium padat yang telah diinokulasi pada permukaan dengan organisme uji. Metode ini dipengaruhi banyak faktor fisik dan kimia selain interaksi sederhana antara obat dan organisme.Sterilisasi dan Desinfeksi

Sterilisasi merupakan setiap proses secara kimia maupun fisis, yang dapat membunuh semua bentuk hidup terutama mikroorganisme. Desinfeksi merupakan membunuh kuman / organisme-organisme patogen (kecuali spora kuman) dengan cara fisis / kimia. Sterilisasi dan desinfeksi merupakan cara pengendalian mikroba. Pengendalian mikroba dapat dilakukan secara kimia dengan antiseptik dan fisis.1. Pengendalian mikroba secara kimia

Hal yang perlu diperhatikan pada disinfeksi secara kimia:

a) rongga yang cukup diantara alat-alat yang didisinfeksi

b) desinfektan bersifat membunuh

c) waktu disinfeksi harus tepat

d) memperhatikan ventilasi udara

e) memperhatikan pengenceran desinfektan

f) menyediakan hand lotion

Antiseptik KimiaAntiseptik adalah suatu produk yang menghancurkan atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang ada di dalam atau di atas jaringan hidup. Antiseptik tersebut terdiri dari:

1. Halogen

meliputi senyawa klorin dan yodium. Halogen membunuh sel karena mengoksidasi protein sehingga merusak membrane dan mengaktifkan enzim.

2. Yodium

efektif terhadap berbagai protozoa, misalnya amoeba yang menyebaban disentri.

3. Klorin

dipakai untuk mendesinfeksi ruangan rumah sakit serta alat-alat non bedah.

4. Alkohol

zat yang paling efektif untuk steriliasi dan desinfeksi.

5. Fenol

untuk mencegah timbul infeksi pasca bedah.

6. Peroksida

antiseptik yang efektif dan nontoksik.

7. Zat warnamemiliki sifat menghabat pertumbuhan kuman (bakteriostatik).

8. Deterjen

merupana senyawa organik yang dapat berikatan dengan air.

9. Logam berat

zat anti mikroba yang dapat digunakan antara lain Hg, Ag, As, Zn, Cu.

10. Aldehida

membunuh sel dengan mendenaturasi protein.2. Pengendalian mikroba secara fisisA. Terminologi thermal kill:

1. thermal death point: suhu suspensi organisme telah disterilkan setelah pemaparan selama 10 menit.

2. thermal death time

: waktu yang diperlukan bagi suhu tertentu untuk mensterilkan suspensi oganisme.

3. D value

: waktu yang diperlukan utuk membunuh 90% dari organisme dalam suatu suspensi pada suhu tertentu.

4. Z value

: jumlah derajat kenaikan suhu yang diperlukan untuk menurunkan D value sampai 1/10 nilai semula

B. Cara kerja panas:

*) Panas basah membunuh kuman karena mendenaturasi protein, terutama enzim-enzim membran sel.

*) Panas kering membunuh kuman karena oksidasi komponen-komponen sel. pansa kering tidak sebaik pemanasan basah dan memerlukan waktu yang lama untuk membunuh kuman.

Pemanasan Basah

1. Autoklaf

penggunaan uap air disertai tekanan hingga 1,5 atm dan suhu 121 C dalam waktu 10-12 menit, seua organisme / bentuk hidup beserta spora akan mati.

2. Boiling (merebus)

merupakan cara yang termudah dan termurah. Memerlukan waktu desinfeksi 15 menit setelah air mendidih.3. Pasteurisasi

cara desinfeksi pertama kali oleh Pasteur untuk mengurangi jumlah mikroorganisme dalam anggur dan susu, dengan suhu 65 C dalam waktu 30 menit.

Pemanasan Kering

1. Pembakaran

2. cara yang 100% efektif tetapi terbatas penggunaannya. Biasanya untuk mensterilkan alat penanam kuman (sengkelit/oese) dengan membakarnya hingga pijar.

3. Hot air sterilization ( Sterilisasi dengan uap panas)

memanaskan udara dalam oven paa suhu 160-180 C selama 1-2 jam. Cara ini digunakan untuk mensterilkan alat-alat gelas seperti piring petri, pipet, tabung reaksi, labu, dsb.

Radiasi Sinar UV

Panjang gelobang yang dapat membunuh mikroorganisme berkisar antara 220-290nm. Agar hasil lebih baik, maka bahan-bahan yang akan disterilkan (berupa cairan, gas, aerosol) harus dilewatkan / ditempatkan langsung di bawah sinar uv dalam lapisan-lapisan tipis.

Penyaringan

Dengan mengalirkan cairan / gas melalui suatu bahan penyaring yang memiliki pori cukup kecil untuk menahan mikroorganisme dengan ukuran tertentu. Digunakan untuk mensterilkan substansi yang peka terhadap panas seperti serum, solusi enzim, toksik kuman, ekstrak sel, dll.