resume blended learning bab 1 2 3-libre
DESCRIPTION
.TRANSCRIPT
RESUM BELAJAR dan PEMBELAJARAN
BLINDED LEARNING
( Untuk memenuhi tugas mata kuliah belajar dan pembelajaran yang dibimbing oleh
Bpk.Husamah,S.Pd )
MASFADILAH
201310070311161
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULITAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
ANGKATAN 2013/2014
BAB 1
MENGENAL BLENDED LEARNING
A. Mengapa Harus Blended Learning?
Bagaimana pun juga, belajar merupakan proses dua arah. Peserta didik memerlukan
umpan balik (feedback) dari pengajar dan sebaliknya sang pengajar juga memerlukan umpan
balik dari peserta didik. TPACK mendiskripsikan titik temu (intersection) yang penting dari
ketiga macam pengetahuan yang harus dimiliki pengajar/pendidik sebagai tempat dimana
pembelajaran yang efektif dapat berlangsung. Oleh karena itu, pendidik perlu terus-menerus
belajar sepanjang hayat agar dapat meningkatkan layanannya terhadap peserta didik yang
dipercayakan kepadanya untuk dibelajarkan. Salh satu cara yaitu dengan mengembangkan
Blended Learning. Blended Learning ini menggabungkan ciri-ciri terbaik dari pembelajaran
di kelas (tatap muka) dan ciri-ciri terbaik pembelajaran online untuk meningkatkan
pembelajaran mendiri secara aktif oleh peserta didik dan mengurangi jumlah waktu tatap
muka di kelas.
B. Konsep Blende Learning
Karakteristik Blended Learning adalah sebagai berikut:
a) Pembelajaran yang menggabungkan berbagai cara penyampaian, model
pengajaran, gaya pembelajaran, serta berbagai media berbasis teknologi yang
beragam.
b) Sebagai sebuah kombinasi pengajaran langsung atau tatap muka (face-to-face),
belajar mandiri, dan belajar via online.
c) Pembelajaran yang didekung oleh kombinasi efektif dari cara penyampaian, cara
mengajar dan gaya pembelajaran.
d) Pengajar dan orang tua peserta belajar memiliki peran yang sama penting,
pengajar sebagai fasilitator dan orang tua sebagai pendukung.
Prinsip dasar Blended Learning adalah komunikasi. Kegiatan pembelajaran
melalui kelas konvensional dan kelas virtual atau online memiliki kelebihan dan
kekurangan sehingga ketika digabungkan, diharapkan dapat saling melengkapi.
C. Tujuan dan Kategori Blended Learning
Tujuan dari penerapan Blended Learning dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Membantu peserta didik untuk berkembang lebih baik didalam proses balajar
sesuai dengan gaya belajar dan preferensi dalam belajar.
b) Menyediakan peluang yang praktis-realistis bagi pengajar dan peserta didik untuk
pembelajaran secara mandiri, bermanfaat dan terus berkembang.
c) Peningkatan penjadwalan fleksibelitas bagi ppeserta didik, dengan
menggabungkan aspek terbia dari tatap muka dan pembelajaran online.
Blended Learning memiliki dua kategori utama, yaitu:
a) Peningkatan bentuk aktivitas tatap muka (face-to-face), untuk merujuk pada
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam aktifitas tatap muka.
b) Pembelajaran campuran (hybrid learning), mengurangi aktivitas tatap muka tetepi
tdak menghilangkannya, serta memungkinkan peserta didik untuk belajar secara
online.
D. Implementasi Blended Learning
Blended Learning dibutuhkan pada saat:
1. Proses belajar-mengajar tidak hanya tatap muka, namun dengan menambahkan waktu
pembelajaran dengan memanfaatkan teknologi dunia maya.
2. Membuat proses komunikasi non-stop antara pengajar dan peserta didik menjadi
mudah dan cepat.
3. Peserta didik dan pengajar dapat diposisikan sebagai pihak yang belajar (bukan hanya
peserta didik saja yang belajar)
Carmen menyebutkan lima kunci sebagai pedoman untuk meramu resep yang tepat bagi
Blended Learning yaitu:
1. Live Event, yaitu pembelajaran langsung atau tatap muka yang berlangsung scara
singkron dalam waktu dan tempat yang sama ataupun waktu sama tempatnya
berbeda.
2. Pembelajaran mandiri (self-paced-learning), mengombinasikan pembelajaran
mandiri yangmemungkinkan peserta belajar kapan saja dan dimana saja dengan
menggunakan berbagai konten yang dirancang khusus untuk belajar mandiri baik
berdasarkan teks maupun multimedia.
3. Kolaborasi (collaboration), kolaborasi pengajar maupun kolaborasi antar peserta
beljar yang kedua-duanya bersifat lintas sekolah.
4. Asesmen, yakni cara untuk mengukur keberhasilan belajar (teknik asesmen)
dalam proses pembelajaran.
5. Materi pendudkung kinerja (performance support materials), yakni memastikan
sumber daya untuk mengombinasikan pembelajaran tatap muka dalam kelas dan
virtual.
E. Penelitian Terkait Blended Learning
Hasil penelitia Faizal, mendapatkan kesimpulan bahwa implementasi Blended Learning
mampu:
1. Meningkatkan keaktifan
2. Meningkatkan sikap kemandirian belajar
3. Meningkatkan hasil belajar peserta didik
Dalam penelitian pembelajaran biologi dengan mengimplementasikan Blended Learning
pada pembelajaran biologi di kelas XI IPA putra SMA Islam terpadu Nur Hidayah
Kartasura.
F. Kelebihan dan Kekurangan Blended Learning
1. Kelebihan Blended Learning
a) Peserta didik leluasa untuk mempelajari materi pelajaran secara mandiri
dengan memanfaatkan materi-materi yang tersedia secara online.
b) Peserta didik dapat melakukan diskusi dengan pengajar atau peserta didik lain
di luar jam tatap muka
c) Kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik di luar jam tatap muka
dapat dikelola dan dikontrol dg baik oleh pengajar.
d) Pengajar dapat menambahkan materi pengayaan melalui fasilitas internet.
e) Pengajar dapat meminta peserta didik membaca materi sebelum pembelajaran
f) Pengajar dapat melaksanakan kuis, memberikan balikan dan memanfaatkan
hasil tes dengan efektif.
g) Peserta didik dapat berbagi file dengan peserta didik lain
2. Kekurangan Blended Learning
a) Media yang dibutuhkan beragam, sehingga sulit diterapkan apabila saran dan
prasarana tidak mendukung.
b) Tidak meratanya fasilitas yang dimilki peserta didik, seperti halnya computer
dan akses internet
c) Kurangnya pengetahuan sumber daya pembelajaran (pengajar, peserta didik
dan orang tua) terhadap penggunaan teknologi.
G. Kedudukan Masing-Masing Komponen dalam Blended Learning
1. Face-to-Face (tatap muka)
Pembelajaran tatap muka ini dimaksudkan untuk memberikan rambu-rambu
dalam pelaksanaan pembelajaran serta mendekatkan hubungan emosional antara
peserta didik dan pengajar.
2. E-learning
Pembelajaran berbasis teknologi internet memainkan peran penting dalam
pelaksanaan pembelajaran berbasis Blended Learning. Untuk menghasilkan E-
learning ada tiga syarat yang harus dipenuhi yaitu bersifat sedrhana, personal dan
cepat.
3. M-learning
Yaitu pembelajaran dengan menggunakan teknolgi yang mudah dibawa
(portable), yang terfokus pada teknologi, sehingga pembelajaran dapat dilakukan
dilokasi yang tidak tetap.
H. Relevansi Blended Learning dalam Membentuk SDM Berkarakter (Analisis Khusus
Perguruan Tinggi)
Terbentuknya suatu masyarakat berbasis sains (science-based-society), kegiatan bisnis
berbasis ilmu penegetahuan (knowledge-based business enterprises) dan terwujudnya suatu
budaya baru berlandaskan IPTEK terutama teknologi informasi yangwujud utamanya adalah
internet. Oleh karena itu penggabungan berbagai keunggulan pembelajaran berbasis internet
dengan tatap muka pada akhirnya dapat meningkatakan kreativitas peserta didik. Melalui
cara ini , peserta didik mesti memiliki daya saing yang tinggi. Pada akhirnya akan mencetak
putera-puteri bangsa yangcerdas, kreatif, inovatif dan tangguh (SDM Berkarakter).
BAB II
KOMPONEN PERTAMA BLENDED LEARNING FACE-TO-FACE LEARNING
A. Memahami Konsep Pendekatan, Strategi, Model dan Metode Pembelajaran Sebagai
Face-to-face
1. Pendekatan Pembelajaran
a. Pendekatan Berbasis Konsep
Pendekatan dimana peserta didik dibimbing memahami sesuatu melalui
pemahaman konsep yang tekandung di dalamnya. Ciri-ciri suatu konsep adalah:
a. Konsep memiliki gejala-gejala tertentu;
b. Konsep diperoleh melalui pengamatan dan pengalaman langsung;
c. Konsep berbeda dalam isi dan luasnya;
d. Konsep yang diperoleh berguna untuk menafsirkan pengalamn-pengalaman;
e. Konsep yang benar berbentuk pengertian.
b. Pendekatan Keterampilan Proses
Kemampuan peserta didik untuk mengelola (memperoleh) apa yang
didapat dalam kegiatan belajar-mengajar (KBM), yang memberikan kesempatan
seluas-luasnya kepada peserta didik untuk mengamati, menggolongkan,
menafsirkan, meramalkan, menerapkan, merencanakan penelitian, mengomuni-
kasikan hasil perolehan tersebut.
c. Pendekatan Konstruktivitas
Pengajar didalam kelas lebih banyak berurusan dengan strategi, bukan
sekedar memberikan informasi. Tugas pengajar adalah mengelola kelas sebagai
sebuah tim yang bekerja sama untuk menemukan sesuatu yang baru bagi peserta
didik.
d. Pendekatan Multikultural
Sebuah kebijakan sosial yang didasarkan kepada prinsip-prinsip
pemeliharan budaya dan saling memiliki rasa hormat antara seluruh kelompok
budaya dalam masyarakat.
e. Pendekatan Kooperatif
Pembelajaran komperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran
berdasarkan paham konstruktivis. Pembelajran kooperatif merupakan strategi
belajar dengan sejumlah peserta didik sebagai anggota kelompok kecil yang
tingkat kemampuannya berbeda.
f. Pendekatan Salingtemas
Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan
lingkungan. Lingkungan menyediakan rangsangan (stimulus) terhadap individu
dan sebaliknya.
Suatu lingkungan pendidikan atau pengajaran memiliki fungsi-fungsi
sebagai beriku:
1. Fungsi psikologis;
2. Fungsi pedagogis;
3. Fungsi intruksional.
g. Pendekatan PAIKEM
PAIKEM merupakan singkatan dari pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Efektif, dan Menyenangkan. Selanjutnya, PAIKEM dapat didefinisikan sebagai:
pendekatan mengajar (approach to teaching) yang digunakan bersama metode
tertentu dan berbagai media pengajaran yang disertai penataan lingkungan
sedemikian rupa agar proses pembelajaran menjadi aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.
2. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran merupakan sebagai rencana, metode atau serangkaian
aktivitas yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
3. Model Pembelajaran
Beberapa model pembelajaran yang relavan untuk pembelajaran biologi;
a. Pengajaran dan Pembelajaran Kontekstual (contextual Teaching and Learning)
b. Pembelajaran Kooperatif (cooperative learning)
c. Pembelajaran Langsung (direct Learning)
d. Pembelajaran Berbasis-Masalah (Problem-Based Learning)
e. Pembelajaran Berbasis Proyek (Projrct-Based Learning).
f. Siklus Belajar (learning Cycle)
g. Model Pembelajaran Perubahan Konseptual
1. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran dapat diartikan cara yang digunakan untuk
mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan
praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
B. Hakikat Metode Pembelajaran Tatap Muka (face-to-face)
Pembelajaran formal yang umumnya dilakukan disekolah berlangsung melalui
metode pembelajaran tatap muka (face-to-face). Kegiatan pembelajaran yang berupa
proses interaksi langsung antara peserta didik dan pendidik. Metode pembelajaran
merupakan teknik pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
C. hubungan Metode Pembelajaran Tatap Muka dengan Hasil Pembelajaran
penggunaan metode pembelajaran yang sesuai akan membuat materi yang sulit
menjadi lebih mudah, serta materi yang kurang menarik bias menjadi lebih mudah, serta
materi yang kurang menarik bisa menjadi lebih menarik. Oleh sebab itu, pengajar harus
berupaya merancang metode pembelajaran yang baik dan menyenangkan dalam
pembelajaran tatap muka.
D. Metode-metode Pembelajaran Tetap Muka (face-to-face) serta implikasinya dalam
Pembelajaran Biologi.
Berikut ini akan dibahas beberapa metode pembelajaran yang digunakan pada
pembelajaran tatap muka, antara lain:
1. Metode ceramah;
2. Metode tanya jawab;
3. Metode diskusi;
4. Metode demonstrasi;
5. Metode eksperimen;
6. Metode pemberian tugas;
7. Metode latihan;
8. Metode bercerita;
9. Metode karyawisata;
10. Metode bermain peran;
11. Metode studi kasus.
E. Kelebihan Metode Pembelajaran Tatap Muka
Secara umum, pemebelajaran tatap muka memiliki berbagai kelebihan terhadap
pengajar maupun peserta didik, antara lain:
1. Disiplin formal yang diterapkan pada pembelajaran tatap muka dapat membentuk
disiplin mental;
2. Memudahkan pemberian penguatan (reinforcement) dengan segera;
3. Memudahkan proses penilaian oleh pengajar;
4. Menjadi wahana belajar berinteraksi terhadap peserta didik.
F. Kekurangan Metode Pembelajaran Tatap Muka
Di balik kelebihan, secara umum metode pembelajaran tatap muka ini juga memiliki
beberapa kekurangan, seperti:
1. Membuat kekakuan dalam pembelajaran, karena anak dipaksa untuk belajar
dengan cara pengajar;
2. Pembelajaran tatap muka yang dilakukan secara klasikal sering kali tidak dapat
mengakomodasi gaya belajar peserta didik yang bervariasi.
3. Pembelajaran yang menoton membuat semakin menurunnya inisiatif dan
kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.
BAB III
KOMPONEN KEDUA BLENDED LEARNING E-LEARING OFFLINE
A. Pengertian E-Learning
Perkembangan ICT yang sangat pesat membawa dampak yang begitu besar bagi
pola hubungan antar individu, antar komunitas, bahkan antar Negara atau bangsa. Tujuan
pemanfaatan ICT yaitu 1. Memperluas sikap kompetitif (competitive positioning); 2.
Meningkatkan cetra merek (brand image); 3. Meningkatkan kualitas pembelajaran dan
pengajaran; 4. Meningkatkan kepuasan peserta didik; 5. Meningkatkan pendapatan; 6.
Memperluas basis peserta didik; 7. Meningkatkan kuaitas pelayanan; 8. Mengurangi
biaya operasi; 9. Mengembangkan produk dan layanan baru.
B. Pengertian Pembelajaran Berbasis E-Learning Offline
Pembelajaran berbasis e-learning offline dalam pelaksanaannya tidak
menggunakan jaringan penghubung atau LAN. Biasanya, system ini hanya menggunakan
komputer sebagai alat bantu belajar.
C. Pembelajaran Berbasis Komputer Sebagai Wujud Aplikasi Pembelajaran E-
Learning Offline
Komputer merupakan jenis media yang secara virtual dapat menyediakan respons
yang segera terhadap hasil belajar yang dilakukan oleh peserta didik. Lebih dari itu,
komputer memiliki kemampuan menyimpan dan memanipulasi informasi sesuai dengan
kebutuhan. Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah memungkinkan komputer
memuat dan menayangkan beragam bentuk media di dalamnya. Multimedia berbasis
komputer dapat pula dimanfaatkan sebagai sarana dalam melakukan simulasi untuk
melatih keterampilan dan kompetensi tertentu.
Beberapa istilah yang sering digunakan dalam pembelajaran berbasis komputer antara
lain:
1. Computer-Assited Instructional (CAI)
2. Computer-Management Instruction (CMI)
3. Computer-Assited Learning (CAL)
4. Computer-Mediated Learning (CML)
5. Computer-Based Learning (CBL)
6. Computer-Based Instruction (CBI)
D. Media dalam Pembelajaran Berbasis E-Learning Offline
Media dalam pembelajaran memiliki fungsi sebagai alat bantu untuk memperjelas
pesan yang disampaiakan pengajar. Media juga berfungsi untuk pembelajaran individual
dimana kedudukan media sepenuhnya melayani kebutuhan belajar peserta didik (pola
bermedia). Bentuk penggunaan media pembelajaran computer (e-learning offline) yang
dapat digunakan dalam pembelajaran meliputi:
1. Multimedia Persentasi
2. CD Multimedia Interaktif
3. Video Pembelajaran
E. Kelebihan Pembelajaran E-Learning Offline
Multemedia interaktif adalah 1. Mampu menampilkan multimedia dengan file
lebih besar, 2. Jauh lebih hemat disbanding dengan pemanfaatan media secara online, 3.
Tingkat interaktivitasnya tinggi karena memiliki lebih banyak pengalaman belajar
melalui teks, audio, video, hingga animasi yang dikemas dengan tayangan gambar yang
ditampilkan bersamaan dengan judul dan narasi suara dan juga menampilkan tingkah
laku manusia atau pekerjaan yang kompleks.
F. Kelemahan Pembelajaran E-Learning Offline
Kelemahan pertama adalah tingginya biaya pengadaan dan pengembangan
program komputer. Di samping itu, pengadaan, pemeliharaan, dan perawatan komputer
yang meliputi perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) memerlukan
biaya relative tinggi. Selain itu, merancang dan memproduksi program pembeajaran yang
berbasis komputer merupakan pekerjaan yang tidak mudah.
G. Pelaksanaan Pembelajaran Berbasi E-Learning Offline
Penggunaan komputer sebagai media pengajaran ini dikenal dengan nama pengajaran
dengan bantuan komputer atau Computer-Assisted (CAL). Berbasis komputer memiliki 3
unsur, yaitu urut-urutan yang dapat disesuaikan, jawaban, respon atau pekerjaan dari
peserta didik, umpan balik tepat yang disesuaikan. Proses intrusional sebagai berikut:
1. Merencanakan, mengatur dan mengorganisasikan, dan menjadwalkan pengajaran;
2. Mengevaluasi peserta didik (tes);
3. Mengumpulkan data mengenai peserta didik;
4. Melakukan analisis statistic mengenai data yang didapatkan pembelajaran;
5. Membuat catatan perkembangan pembelajaran (kelompok atau perseorangan).
Prinsip-prinsip perancangan CAi, yaitu:
1. Belajara harus menyenangkan;
2. Interaktivitas;
3. Kesempatan berlatih harus memotivasi, cocok, dan umpan baliknya tersedia;
4. Menuntun dan melatih peserta didik dengan lingkungan informal.